Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa faktor menjadi penyebab timbulnya kekerasan kian meningkat,
khususnya di dalam kondisi pandemi sekarang ini. Ekonomi menjadi salah satu
problem paling signifikan dalam rumah tangga, dikarenakan banyaknya perusahaan
yang mengurangi jumlah karyawannya, lalu berdampak pada karyawan yang
terkena PHK ataupun dirumahkan. Kurangnya ekonomi menjadi faktor tidak
terbendungnya emosi, ketika kurangnya sebuah penghasilan menjadikan tekanan
emosi yang semakin tinggi, tentunya akan berujung kepada tindak kekerasan
terhadap keluarga ataupun lingkungan sekitar. Para orangtua bingung harus
melakukan apa ketika tidak adanya pekerjaan, sedangkan kebutuhan tiap hari harus
selalu terpenuhi. Segala bentuk kekerasan terhadap anak perlu dicegah dan diatasi
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, bahwa anak harus mendapatkan
perlindungan dan dipenuhi hak-haknya untuk tumbuh dan berkembang secara
normal, dan anak diberikan kesempatan berpartisipasi secara optimal serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Harjosumantri, 2003).
Anak bisa kita analogikan sebagai sebuah kertas kosong yang tidak tau harus
berbuat dan melakukan apa kelak nanti. Maka pendidikan utama bisa dibentuk dari
sebuah lingkungan yang disebut keluarga. Menurut Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota Sukabumi ada sebanyak 134 kasus
ditahun 2020 dari mulai kekerasan terhadap anak sampai kejahatan terhadap anak.
Daerah cikole menjadi salah satu tempat kasus terbanyak yang ada di Kota
Sukabumi. Kenakalan anak pada usia 3 sampai 6 tahun merupakan hal yang wajar,
dengan cara seperti itu anak mempelajari lingkungan secara kreatif, tetapi kadang
orangtua melihat hal itu sebagai suatu hal yang mengganggu, dan orangtua tidak
segan-segan untuk melakukan kekerasan verbal seperti membentak dan
mengabaikan anak (Wong, 2008).
Kekerasan terhadap anak menjadikan anak tidak berdaya sehingga memiliki
dampak negatif terhadap perkembangan psikologisnya. Beberapa bentuk kekerasan
yang biasanya dilakukan pada anak seperti kekerasan fisik dan kekerasan
psikologis. Kekerasan fisik dalam hal ini adalah segala bentuk kontak fisik yang
dilakukan untuk melukai dan menyakiti orang lain. Sedangkan kekerasan
emosional apabila orang tua mengabaikan anak ketika meminta perhatian (Putri &
Santoso, 2012). Semua bergantung kepada apa yang orangtua ajarkan sedari kecil.
Orangtua menjadi sosok paling penting yang bertanggung jawab atas perilaku,
perlindungan, dan optimalnya pertumbuhan kembang anak.
Adapun perlakuan orangtua terhadap anak yang belum jelas batasannya, seperti
berteriak kepada anak, memukuli anak, dan membanding-bandingkan anak dengan
tetangga atau teman kelasnya. Sebuah ekspektasi dari orang tua juga bisa
menyebabkan kekerasan, dengan harapan yang terlalu tinggi tanpa memikirkan
keterbatasan seorang anak dari sebuah perilaku ataupun pelajaran. Penyebab
orangtua melakukan kekerasan verbal pada anak terjadi karena dua hal, yang
pertama karena faktor orangtua dan yang kedua faktor dari karakteristik anak.
Faktor pertama dari orangtua itu sendiri adalah kurangnya pemahaman orangtua
tentang perkembangan anak dan karena karakter orangtua yang keras. Orang tua
yang memiliki karakter keras mudah melakukan kekerasan verbal terhadap anak,
biasanya dikarenakan didikan dari orangtua sebelumnya.
Kekerasan terhadap anak menjadikan anak tidak berdaya sehingga memiliki
dampak negatif terhadap pertumbuhannya. Banyak orangtua yang mengabaikan
perihal tersebut, dari dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu
upaya pencegahan kekerasan terhadap anak, bisa segera diminimalisir, dengan
pemberian informasi tentang dampak kekerasan harus dilakukan secara intens, agar
orang tua lebih memahami untuk mempersiapkan masa depan anak yang
membahagiakan. Berdasarkan temuan riset tersebut, bahwa perlunya sebuah
edukasi dini kepada pelaku menjadikan salah satu cara untuk mengurangi kasus
yang sedang meningkat di masa pandemi seperti ini. Dengan cara memberikan
sebuah informasi yang informatif melalui media rancangan motion graphic yang
lebih tepat dimasa pandemi saat ini, dikarenakan sekarang semua kegiatan serba
terbatas. Motion graphic menjadi salah satu media yang mudah dilihat tanpa harus
berkegiatan diluar rumah, dengan begitu memudahkan audiens dalam melihat
media yang di sajikan. Media tersebut menjelaskan tentang keresahan yang sedang
terjadi. Membahas tentang psikologis anak yang mengalami kekerasan oleh orang
tua, ataupun guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa rumusan masalah pada skripsi ini yaitu :
1. Bagaimana konsep penciptaan motion graphic tentang dampak kekerasan
terhadap anak di kota sukabumi?
2. Bagaimana proses penciptaan motion graphic tentang dampak kekerasan
terhadap anak di kota sukabumi?
3. Bagaimana analisis penciptaan motion graphic tentang dampak kekerasan
terhadap anak dikota sukabumi ?
C. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini yaitu:
1. Menciptakan media informasi sebagai sarana edukasi.
2. Menganalisa dampak kekerasan pada sikologis anak yang akan terjadi.
3. Media kreatif yang bisa membantu memberi informasi yang lebih mudah
dipahami.
D. Batasan Lingkup Perancangan
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi pembahasan
masalah agar tidak keluar dari pembahasan utama, berikut permasalahan yang
dibatasi :
1. Motion Graphic tentang dampak kekerasan terhadap anak.
2. Motion Graphic berdurasi 1-2 menit.
3. Batasan wilayah kota sukabumi dan daerah cikole.
4. Segmentasi usia 25-30 tahun.
E. Manfaat Perancangan
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Menjadi bahan dan juga referensi bagi mahasiswa jurusan Desain
Komunikasi Visual tentang dampak dari peristiwa kekerasan terhadap
anak yang terjadi.
b. Dapat memberikan pengetahuan baru mengenai cara menuangkan solusi
kreatif dalam meminimalisir kejadian kekerasan terhadap anak
khususnya di wilayah Sukabumi.
2. Bagi Institusi
a. Dapat menjadi sumber pembelajaran dan pengetahuan khususnya untuk
mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual.
b. Dapat mengembangkan ide dan kreatifitas dalam menciptakan konsep
baru yang dituangkan dalam bentuk media kreatif.
3. Bagi Lembaga
a. Membantu memberikan informasi lebih terperinci mengenai dampak
kekerasan terhadap anak.
b. Mempermudah dalam memberikan media edukasi yang lebih efektif
bagi masyarakat.
c. Memudahkan dalam penyampaian kepada masyarakat umum tentang
kekerasan terhadap anak
F. Definisi Operasional
Tindak kekerasan adalah suatu bentuk hubungan sosial, cara hidup, atau dari
meniru model-model tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan sosialnya.
Dalam hal ini, hubungan interpersonal antara anak dan orangtua atau orang
dewasa lainnya, dimana salah satunya memiliki kemampuan sosial yang lebih
atau adanya kekuasaan (power), tetapi melakukan kekerasan
(Azevedo&Viviane, 2008:21). Dari definisi yang sudah dijabarkan, penulis
memiliki beberapa variabel kekerasan, sebagai berikut;
a. Dampak yang disebabkan dari kekerasan terhadap anak
b. Psikologis ataupun perilaku yang berubah ketika mendapatkan tidak
kekerasan.
G. Metode Perancangan
Analisis data menurut Herbert L.Searles dalam Sari (2016), analisis data
induktif dalam bidang ilmiah yang bertitik tolak dari sejumlah hal khusus untuk
sampai pada suatu rumusan umum sebagai hukum ilmiah. Pada penelitian ini,
penulis menganalisa dalam berbagai aspek, mulai dari observasi sampai dengan
wawancara, agar memiliki gambaran terhadap perilaku dan dampak kekerasan
terhadap anak. Lalu memiliki bukti pendukung dan diakhiri dengan kesimpulan.
I. Konsep Perancangan
Media kreatif motion graphic ini dibuat bertujuan untuk memberikan edukasi
dengan tujuan meminimalisir peristiwa kekerasan terhadap anak yang terus
meningkat di kota sukabumi. Dimana peristiwa ini memberi dampak negatif
bagi perkembangan seorang anak, serta masyarakat yang belum menyadari hal
tersebut.
Informasi dan edukasi tersebut antara lain berupa :
1. Dampak negatif dari kekerasan terhadap anak
2. Gambaran perilaku dan sikap anak ketika mendapat perilaku keras dari
kedua orangtua.
Pesan yang ingin penulis sampaikan adalah agar masyarakat lebih memahami
kondisi anak, tentang bagaimana dampak yang akan terjadi dikemudian hari.
Setelah penulis analisis, target audiens yaitu pria dan wanita berkisar usia 20-
35 tahun. Lalu format penyajian file video .mp4
J. Skematika Perancangan
BAB II
KAJIAN TEORI
B. Landasan Teori
2.1 Desain
Desain menurut P.J. Booker (inggris, 1964). Melakukan simulasi atas
sesuatu yang ingin diciptakan atau dilakukan sebelum benar-benar
menciptakan atau melakukan sesuatu yang diinginkan. Simulasi dilakukan
secara berulang-ulang, sesering yang dianggap perlu sehingga dirasa yakin
akan hasil akhirnya. Desain dikategorikan sebagai berikut;
2.1.1 Desain Komunikasi Visual
Menurut Kusrianto, Adi dalam buku Pengantar Desain Komunikasi
Visual (2007:2), mengatakan bahwa Desain Komunikasi Visual
merupakan suatu disiplin ilmu yang bertujuan untuk mempelajari konsep-
konsep komunikasi dan ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk
menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola
elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf,
komposisi warna dan layout (tata letak/perwajahan). Dengan demikian
gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran
penerima pesan.
Ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya
kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komukasi visual dengan
mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar ilustrasi, huruf
tipografi, warna, komposisi, dan layout. Semua itu dilakukan guna
menyampaikan pesan secara visual, audio, dan/atau audio visual kepada
target audiens.
9
2.2 Komunikasi
Menurut Wursaso (2001:31), komunikasi adalah proses kegiatan
pengoperan atau penyampaian informasi yang mengandung arti dari satu pihak
(seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain dalam usaha
mendapatkan saling pengertian. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan
bahwa komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih dengan cara tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami.
2.2.1 Proses Komunikasi
Menurut Harold D. Laswell (dalam Uchjana, 1993 : 301), menyatakan,
bahwa dalam proses komunikasi harus dapat menjawab pertanyaan “who say
what, in wich channel to whom and with effect”. yaitu :
a. Who (Siapa), berarti siapa yang menjadi komunikator.
b. Say what (apa yang dikatakan), berarti isi pesan yang disampaikan
harus diikuti atau dilaksanakan
c. In wich channel (saluran yang dipakai), saluran media yang dipakai
dalam proses komunikasi adalah langsung atau tatap muka.
d. To whom (kepada siapa), ini berati sasaran atau komunikan.
11
e. With what effect (efek yang timbul), akibat yang timbul setelah pesan
itu disampaikan yaitu timbulnya suatu tindakan.
Menurut Sunarto (2003 : 16-17) terdapat tiga unsur penting dalam proses
komunikasi yang dilakukan dalam komunikasi, yaitu :
a. Sumber (source), disini sumber atau komunikator adalah bagian
pelayanan santunan.
b. Pesan (massage), dapat berupa ucapan atau pesan-pesan
c. Sasaran (destination), adalah korban atau ahli waris korban (Klaimen).
a. Sumber (source)
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai
pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia,
sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk
kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering juga
disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut
source, sender atau encode.
b. Pesan (Messege)
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan
dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa
berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata
massage, content atau information.
c. Media (Channel)
Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa
pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media
12
Sumber : https://www.sebutkan.com/2016/05/sebutkan-warna-
primer.html
2.4 Animasi
Menurut Prakosa (2010) Animasi merupakan sekumpulan gambar baik 2
dimensi atau 3 dimensi yang tersusun dari sekumpulan gambar baik 2 dimensi
atau 3 dimensi yang tersusun dari sekumpulan objek atau gambar yang disusun
sesuai alur cerita sehingga menghasilkan gambar yang dapat bergerak. Animasi
berupa sebuah gambar atau bisa kita sebut sebagai ilustrasi yang kemudian
digerakkan, dengan memiliki alur cerita yang sudah disediakan.
2.4.1 Jenis-Jenis Animasi
1. Animasi Tradisional
Animasi tradisional adalah salah satu bentuk yang paling tua, di
dalamnya animator menggambar setiap frame by frame untuk membuat
urutan animasi. Pembuatan animasi tradisional yaitu manual dengan
menggunakan selembar kertas transparan yang dipasang menggunakan
pensil berwarna, dengan frame lain secara bergantian.
2. Animasi 2D (2 Dimensi)
Animasi dua dimensi atau dwi matra-dikenal dengan nama flat
animation. Perkembangan animasi dua dimensi yang cukup revolusioner
berupa film-film kartun, atau bisa kita sebut alur cerita/gambar lucu.
Contohnya seperti Scobby Doo, Tom and Jerry, Charlie Chaplin.
16
3. Animasi 3D (3 Dimensi)
Animasi 3D merupakan pengembangan dari animasi 2D. Animasi 3D
menyajikan gambar yang lebih nyata dan hidup, baik dari karakternya
ataupun background dari karakter tersebut.
4. Motion Graphic
Tidak seperti animasi pada umumunya. Motion Graphic adalah seni
elemen berupa sebuah ilustrasi/ karakter dan juga teks grafis yang tidak
memiliki cerita. Biasanya bertujuan untuk komersial atau promosi.
5. Stop Motion
Animasi ini bisa bisa dikenal sebagai clay motion yaitu (tanah liat) yang
digunakan sebagai objek yang digerakkan. Teknik ini pertama kali
diperkenalkan oleh Stuart Blakson pada tahun 1906. Animasi ini
menggunakan plasticin, yaitu bahan lentur seperti permen karet. Tokoh-
tokoh dalam animasi clay dibuat menggunakan kerangka khusus untuk
membuat tubuhnya.
3. Shifting/Rack Focus
Dalam sebuah film, tidak hanya subjek/aktor yang bergerak,
melain kamerapun mengalami pergerakan. Ketika
subjek/kamera bergerak, titik fokus akan berubah. Oleh
karenanya, ada isitilah rack focus, yaitu merubah lensa fokus
secara manual seiring berjalannya proses pengambilan
gambar (Coodman & McGrath, 2003 : 170).
2.6 Tipograpi
Tipograpi berasal dari kata Yunani tupos (yang diguratkan) dan graphoo
(tulisan). Dulu tipograpi hanya diartikan sebagai ilmu cetak-mencetak. Orang
yang memiliki keahlian mencetak disebut tipografer. Dalam
perkembangannya, istilah tipografi lebih dikaitkan dengan gaya atau model
huruf cetak. Bahkan saat ini pengertian tipografi sudah berkembang lebih luas
lagi, yaitu mengarah pada disiplin ilmu yang mempelajari spesifikasi dan
karakteristik huruf, bagaimana memilih dan mengelola huruf untuk tujuan-
tujuan tertentu (Sumbo Sinarbuko, 2015 : 20)
2.6.1 Memilih dan Mengelola Huruf
Memilih dan mengelola huruf dalam desain grafis sudah menjadi
disiplin ilmu tersendiri, disebut Tipograpi. Sejarah tipografi dapat
dikatakan seumur hidup dengan sejarah seni mencetak buku.
1. Memilih Huruf
Dikomputer tersedia berbagai bentuk font yang semuanya sudah
bisa digunakan sesuai kebutuhan. Jika dirasa kurang, masih bisa
ditambahkan. Munculnya ratusan bahkan ribuan font ini menjadi
sulit untuk di klasifikasikan. Cara mengenali huruf antara lain dapat
dilihat dari periode pembuatannya. Berdasarkan sejarah
pembuatannya.
a. Huruf Klasik (Classical Typefaces)
Huruf yang memiliki kait (serif) lengkung ini juga
disebut Old Style Roman, banyak digunakan untuk desain-
desain media cetak di Inggris, Italia, dan Belanda pada awal
teknologi cetak (1617). Bentuknya cukup menarik dan
sampai sekarang masih banyak digunakan untuk teks karena
memiliki kemudahakan baca (readability) cukup tinggi.
b. Huruf Transisi
Hampir sama dengan huruf Old Style Roman, hanya
berbeda pada ujung kaitnya yang runcing dan memiliki
sedikit perbedaan tebal-tipis pada tubuh huruf (garis vertikal
tebal).
35
2. Mengelola Huruf
Jenis huruf yangtelah dipilih dengan tepat belum tentu
menghasilkan teks yang nyaman dan menyenangkan untuk dibaca.
Huruf-huruf tersebut masih harus anda kelola dengan tepat agar
potensi kemudahan baca dapat dioptimalkan. Beberapa
pertimbangan dalam memainkan huruf, antara lain ukuran (point-
size), variasi (style), panjang baris (line-length), spasi (character
space, word space, line space), dan bentuk susunan (alignment).
Masing-masing dapat dijelaskan sebagai bentuk (Sumbo
Sinarbuko, 2015 : 22)
a. Ukuran huruf
Nilai keterbacaan (readability) ditentukan oleh besar-kecilnya
huruf. Huruf yang besar cenderung lebih mudah dibaca,
sebaliknya huruf yang berukurang kecil (dibawah 8 point)
cenderung tidak mudah dibaca. Namun tidak berarti semua
huruf dalam desain komunikasi visual dibuat besar agar
semuanya mudah dibaca. Desainer harus jeli dan bijaksana
dalam menentukan mana huruf yang perlu dibuat besar, mana
yang agak besar, dan informasi mana yang boleh menggunakan
huruf lebih kecil dan lipis.
b. Memahami bobot dan variasi huruf
Selain jenis huruf dan ukuran huruf, kenyamanan baca sangat
dipengaruhi oleh gaya (style) dan tebal-tipisnya huruf dan bobot
huruf secara visual (type weight). Huruf tebal (bold) sering
digunakan untuk display atau dijadikan eye-catcher. Huruf
semacam ini efektif dipakai untuk judul pada poster, iklan
leaflet, dan publikasi lainnya. Meskipun demikian, tidak semua
37
sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang bisa mendukung anak
untuk menjadi pribadi yang baik bagi masyarakat.
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku inter personal,
sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.8.2 Pengertian Psikologi Keluarga
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa psikologi adalah ilmu
mempelajari perilaku individu hubungannya dengan lingkungan
(lingkungan fisik dan sosial), baik yang dapat dilihat secara langsung
maupun tidak langsung, yang tampak maupun tersembunyi, tingkah laku
yang disadari maupun tidak disadari. Terkait dengan prilaku individu
semacam ini, terdapat fakta yang relevan, sebagaimana yang ditunjukkan
dalam setting keluarga.
Terdapat berbagai definisi tentang psikologi keluarga. Menurut Kamus
Psychology APA (2007), psikologi keluarga adalah psikologi terapan yang
fokus pada interaksi antar anggota keluarga dan konteks yang turut
mempengaruhi keluarga seperti lingkungan keluarga. Selanjutnya, psikologi
keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau mental, berupa
tingkah laku dan proses mental dalam keluarga.
Menurut Faza (2013), psikologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari
tentang gejala jiwa dalam sebuah rumah tangga atau keluarga.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa,
psikologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari karakter atau situasi yang
ada dalam lingkungan keluarga yang berhubungan dengan fisik dan gejala
jiwa. Oleh karena itu, psikologi keluarga pada hakekatnya mengupas
perilaku individu dan juga mengupas perilaku-perilaku kehidupan
berkeluarga yang tidak lepas dari masalah-masalah yang muncul.
2.8.3 Latar Belakang Perlunya Mempelajari Psikologi Keluarga
Banyak kita jumpai perilaku generasi muda yang terlihat kurang sopan,
bahkan lebih ironis lagi sudah tidak menghormati orangtua dan gurunya,
serta tidak menghargai teman sebayanya. Banyak kalangan yang
42
bebas dari tekanan. Hal ini akan memberikan rasa saling memiliki dan
kedekatan antara tiap anggota keluarga.
8. Fungsi biologis
Fungsi biologis keluarga yaitu berhubungan dengan kebutuhan-
kebutuhan biologis anggota keluarga. Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan sandang, pangan, papan serta kebutuhan akan
keterlindungan fisik termasuk di dalamnya yaitu kehidupan seksual.
2.9.1 Kekerasan Terhadap Anak
World Report on Violence and Healty (WRVH, 2015), mendefinisikan
bentuk kekerasan terdiri dari 4, yakni fisik; seksual; psychologis; dan
penelantaran. Berdasarkan subtype, dibagi menjadi kekerasan
interpersonal dan komunitas. Kekerasan interpersonal, mengacu pada
kekerasan antar individu, dan dibagi lagi menjadi kekerasan keluarga dan
pasangan intim. Kategori kekerasan keluarga diantaranya adalah
penganiyaan terhadap anak. Perlakuan tersebut menggambarkan kualitas
attachment antara anak dengan pengasuh (Terr, 1991). Sebagaimana
dikatakan oleh kwako dkk. (2012) bahwa sumber terjadinya kekerasan
terhadap anak, muncul sebagai perilaku psikopatologi dan kerusakan
attachment di masa kecil. Artinya buruknya hubungan interpersonal
antara anak dan orang tua atau pengasuh dan tidak terbangunnya
attachment dengan anak, dapat mempengaruhi kehidupan anak.
2.9.1.1Tipologi Kekerasan dan Dampaknya
Kekerasan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan
menggunakan tenaga ataupun kekuatan jasmani. Atau bisa dibilang
membuat orang tidak berdaya. Misalnya memukul dengan tangan atau
segala macam senjata, menyepak, menendang, dan sebagainya.
Kekerasan tersebut disebut child abuse yaitu kekerasan fisik yang
dilakukan kepada anak.
46
Setiap anak merupakan subjek aktif, yang bebas menentukan sebuah tujuan
dalam hidupnya sendiri, yaitu kebahagiaan lahir batin di dunia mauoun di
akhirat, walaupun kebahagiaan itu sendiri berlainan arti dan bentuknya bagi
setiap pribadi. Demikian pula cara untuk mencapai kebahagiaan itu pastilah
berbeda. Sehingga bisa dikatakan bahwa tujuan akhir dari hidup setiap orang
itu pasti berbeda juga. Dengan demikian tugas utama orang tua adalah :
Beberapa bentuk perilaku anak sebagai akibat perlakuan salah dari orangtua
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Bersikap permisif, atau bisa dibilang merasa tidak beguna, karena adanya
perasaan tidak bermanfaat, mengakibatkan perilaku menjadi pendiam,
mengisolasi diri, dan tidak mampu bergaul, sebagai perilaku yang nyaman bagi
dirinya. Anak menjadi kurang berhasil dalam mengembangkan hubungan
dengan sebayanya (Balger & Patterson, 2001 dalam Santrock, 2002). Pada saat
dewasa nanti, anak akan mengalami masalah pada relasi intim (Robinson,
2007). Kesulitan dalam menjalin dan mempertahankan hubungan intim yang
sehat (Colman & Widom, 2004 dalam Santrock 2007).
2. Bersikap depressif, seperti selalu murung; karena adanya masalah yang selama
ini sulit untuk dihilangkan. Anak menjadi pendiam, mudah menangis,
walaupun dalam keadaan dan situasi yang menyenangkan sekalipun. Anak
50
dapat menjadi ketakutan terhadap objek yang tidak jelas, lalu mengalami
kecemasan. Kondisi ini ada kesempatan atau mengalami kesulitan untuk
berinisiatif, dalam memecahkan masalah. Bahkan dapat mengalami traumatic
pada beberapa hal yang berhubungan dengan pelaku tau figur otoritas (guru
atau orang dewasa lainnya) yang selama ini melakukan kekerasan.
3. Bersikap agresif, berontak namun tidak mampu melawan pada pelaku, maka ia
akan berperilaku negatif, untuk menunjukkan bahwa dirinya sebagai orang
yang kuat, memiliki kekuasaan. Selanjutnya anak akan berprilaku buruk,
seperti menggunakan obat-obatan, minum alkohol, bergail dengan teman-
teman antisosial, perilaku seks bebas sejak dini. Hal ini menunjukkan ketidak
percayaan diri yang berlebihan, juga pengendalian emosi yang buruk, akan
berkelanjutan pada kesulitan beradaptasi bahkan akan mengalami masalah
psikologis yanglain (Cicciheti & Toth, 2006)
4. Bersikap deskruktif, seperti adanya keinginan untuk menyakiti diri sendiri,
karena ketidakmampuan membela diri atau mencari pertolongan. Perasaan
kesal, marah dan putus asa yang memuncak mendorong untuk menyakiti
dirinya sendiri, sampai akhirnya ada keinginan untuk melakukan percobaan
bunuh diri. Semua ini bisa berawal dari beban pikiran yang menyebabkan stress
yang tidak memperoleh penyelesaian, kemudian melakukan kompensasi atau
mengalihkan perilakunya pada hal-hal lain agar mendapat perhatian orang lain.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis penggunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metodologi
adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem
dan mencari jawaban (Mulyana, 2008:145).
Menurut Sugiyono (2007:1), metode penelitian kualitatif merupakan suatu
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
Dengan menggunakan metode kualitatif ini, diharapkan data yang akan
didapatkan pada saat observasi akan sesuai, terperinci, dan dapat menunjang dalam
proses perancangan media kampanye tentang kekerasan terhadap anak.
B. Objek Penelitian
Menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati (2011:29) menyatakan bahwa
objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan
dengan hal-hal lain jika dianggap perlu.
Menurut Sugiyono (2017:39) pengertian objek penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan definisi yang sudah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa objek
penelitian yaitu suatu sasaran yang akan menjadi pokok peneliti untuk mempelajari
lebih lanjut permasalahan tentang kekerasan terhadap anak.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah tempat variabel melekat. Subjek penelitian adalah
tempat di mana data untuk variabel penelitian diperoleh (Arikunto, 2010). Maka
penulis menentukan subjek penelitian sebagai berikut.
1. Polres Kota Sukabumi sebagai media untuk mengetahui informasi tentang
permasalahan yang ada di Kota Sukabumi, dengan melakukan wawancara
52
D. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat yang akan digunakan untuk proses
penelitian yang dilakukan. Lokasi tersebut berhubungan dengan aspek penelitian
dan menentukan perancangan media kampanye kekerasan terhadap anak yang akan
dilakukan di wilayah Kota Sukabumi.
E. Teknik pengumpulan data
Dalam perancangan ini motode pengumpulan data yang digunakan ialah :
a. Observasi
Obsevasi merupakan kegiatan ilmiah empires yang berdasarkan pada fakta-
fakta lapangan maupun teks. Observasi merupakan kegiatan yang melibatkan
seluruh kekuatan indera seperti pendengaran, penglihatan, perasa, sentuhan, dan
cita rasa berdasarkan pada fakta-fakta peristiwa empires (Adler & Adler, 1987:78).
Setiap orang dapat melakukan observasi, dari bentuk sederhana sampai pada
tingkatan observasi paling komplek. Metode observasi yang digunakan pada setiap
kegiatan penelitian bervariasi, tergantung pada setting, keutuhan dan tujuan
penelitian (Santana, 2007:127)
53
Berdasarkan hasil dari observasi yang telah penulis dapat, penulis mengambil
data dari beberapa tempat untuk memenuhi data yang akan dijadikan dasar dan
landasan mengapa harus dilakukannya penelitian mengenai kekerasan terhadap
anak di Kota Sukabumi.
Tempat pertama yang menjadi objek observasi penelitian yaitu ke Dinas
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak, di tempat tersebut penulis menanyakan bagaimana kasus
kekerasan terhadap anak di kota sukabumi, lalu faktor apa saja yang menyebabkan
kekerasan terhadap anak bisa terjadi. Ibu Sri Lena. S.Psi,.MM selaku Ketua
Pemberdayaan Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak menjelaskan bahwa
semenjak pandemi kekerasan terhadap anak di kota sukabumi kasusnya kian
meningkat, bahkan bukan kota sukabumi saja, di beberapa kota pun memiliki
permasalahan yang sama, lalu mengenai penyebab faktor bisa terjadi biasanya
karena kenakalan anak itu sendiri, hanya saja tidak seharusnya memperlakukan
anak seperti itu, tapi semenjak pandemi dari tahun kemaren, banyak kasus yang
disebabkan oleh pegawai yang terkena phk atau bisa dibilang (dirumahkan) secara
paksa dengan dan tanpa alasan.
Observasi kedua dilakukan dengan mewawancarai para orangtua yang ada di
Kota Sukabumi khususnya daerah Cikole, dengan tambahan penulis memberikan
kuisioner yang telah penulis sediakan. Berisikan tentang dampak kekerasan bagi
seorang anak yang terkena kekerasan. Berdasarkan pengamatan tersebut pada
tanggal 2 Juni 2021 penulis menemukan bahwasannya :
1) Pernikahan rentan usia 22-26 tahun, menyebabkan emosi yang belum
terkontrol secara emosional.
2) Beberapa orangtua tahu tentang dampak terhadap anak, namun tidak tau
dampak apa saja yang akan terjadi.
3) Banyaknya kepala keluarga yang kehilangan pekerjaannya dikarenakan dampak
dari pandemi (Covid-19).
54
Dari hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian orangtua paham
akan efek yang akan terjadi terhadap anaknya, namun tidak secara spesifik tentang
efek apa saja yang akan terjadi terutama psikologis si anak. Begitu pula dengan
penghasilan kepala keluarga yang berkurang, bahkan ada yang belum mendapat
pekerjaan sampai sekarang.
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dan
narasumber atau subjek penelitian (Raharjo, 2011). Agar wawancara berjalan
dengan efektif maka terdapat beberapa tahapan yang perlu diperhatikan, seperti
diawali dengan mengenalkan diri, menjelaskan maksud kedatangan,
menjelaskan materi wawancara, kemudian mengajukan pertanyaan (Yunus,
2010).
Pengumpulan data dengan cara wawancara ini dilakukan kepada orang-orang
yang dianggap bisa menjadi narasumber berkaitan dengan objek yang akan
diteliti yaitu Aksara Sunda. Berikut nama-nama yang menjadi narasumber pada
penelitian ini : Ibu Sri Lena,. S.Psi,.MM selaku Kepala seksi perlindungan
perempuan dan anak, Bapak Surya Fadhillah selaku Pelaksana bidang
perlindungan perempuan dan anak, Bripka Falahudin Alhudri M.Pd selaku
SATBINMAS (Satuan Pembinaan Masyarakat), Rika Mustikawati S.Sos selaku
Sub bidang kesehatan dan sosial di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Sukabumi, dan juga masyarakat yang ada di kota Sukabumi khususnya
daerah cikole.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Falahudin Alhudri M.Pd
menyatakan bahwa semenjak pandemi kasus kekerasan pada anak meningkat
dalam segi kekerasan berupa verbal, kekerasan seksual dan kekerasan fisik dan
juga yang sedang hangat sekarang yaitu covid-19 yang menyebabkan banyak
orang meninggal, dan banyak orang juga yang tidak mematuhi peraturan, seperti
memakai masker dan lain-lain. Setelah wawancara kepada kepolisian, penulis
pun mempunyai 2 opsi yang harus diteliti, keesokan hari penulis mencari info
mengenai permasalahan tersebut, dan memutuskan untuk meneliti kekerasan
terhadap anak.
55
Lalu dilanjutkan dengan wawancara dengan Ibu Sri Lena, S.Psi,. MM selaku
Ketua Perlindungan Perempuan dan Anak yang membenarkan bahwa kekerasan
kepada anak memang kian meningkat setelah adanya pandemi, bahkan beliau
menyatakan bukan hanya kota sukabumi saja, di beberapa kota pun memiliki
permasalahan yang sama, lalu mengenai penyebab faktor yang signifikan yaitu
kepala keluarga atau pencari nafkah yang kehilangan pekerjaannya, dan juga
bisa terjadi karena kenakalan anak itu sendiri.
Lalu penulis pun menanyakan perihal data mengenai kekerasan terhadap anak
yang ada di sukabumi, hanya saja Ibu Sri Lena, S.Psi,. MM tidak memberikan
data tersebut. Dia menjawab bahwa; untuk data kamu bisa cari di internet,
fasilitas internet pun sudah memadai sekarang. Keesokan harinya penulis
mencari data dari berbagai website yang ada di sukabumi seperti JDIH
SUKABUMI dan website lain, lalu pada tanggal 07 Juli 2021 penulis
menemukan data yang ditulis oleh tim jurnalsukabumi.com, dengan
mendapatkan data tersebut penulis langsung mengkonfirmasi data langsung ke
dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak Kota Sukabumi, ketika sudah di lokasi ternyata
Ibu Sri Lena sedang berhalangan dan tidak ada ditempat, lalu penulis diantarkan
oleh salah satu pegawai yang bernama bapak Barkah untuk menanyakan
langsung kepada bapak Surya Fadhillah selaku pelaksana bidang perlindungan
perempuan dan anak. Beliau juga menyatakan bahwa apa yang ditulis oleh jurnal
sukabumi benar atau valid.
Kemudian dari hasil wawancara dengan bappeda kota sukabumi menyatakan
bahwa Sukabumi termasuk salah satu kota yang terpilih menjadi kota layak anak
di Indonesia, dengan memperlihatkan rencana apa saja yang akan dilakukan oleh
walikota sukabumi dekat-dekat ini, salah satunya kunjungan ke desa-desa yang
ada di kabupaten dan kota sukabumi, hanya saja terhalang dikarenakan masa
pandemi (Covid-19).
Berdasarkan hasil dari wawancara salah satu warga di cikole yang bernama
bapak Budi Januarudin yang berlokasi di Kp.Sukasirna rt007/007 BBAT
menyatakan bahwa kekerasan sering terjadi, bahkan beliau pernah melihat
tetangganya yang melakukan kekerasan terhadap anaknya, padahal dengan
56
masalah yang sepele. Bapak Budi juga mengatakan bahwa dirinya juga pernah
melakukan hal tersebut kepada anaknya dikarenakan ekonomi yang tidak
terpenuhi dalam keluarganya, apalagi semenjak masa pandemi bapak Budi
belum mendapatkan pekerjaan yang tentu, pekerjaan beliau sekarang yaitu jasa
service hp.
c. Dokumentasi
Dokumen adalah Fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia berbentuk surat- surat, catatan
harian, cinderamata, artefak dan foto. (Sugiono, 2011:139)
Dokumentasi dilakukan sebagai buktikan dilakukannya kegiatan dalam
proses pengambilan data, tujuannya agar penelitian ini dapat dipercaya dan
memberikan data yang valid.
Pada gambar 3.3 penulis melakukan Wawancara dengan bapak Surya pada
tanggal 6 Juli 2021 menanyakan tentang validasi data yang di tulis oleh jurnal
sukabumi.
58
Pada gambar 3.5 wawancara dengan bapak Budi Januarudin yang ber-alamat
di Kp.Sukasirna rt 007/007 belakang BBAT, dilakukan dengan tujuan
mengetahui tentang kekerasan yang ada di daerah cikole Kota Sukabumi
e. Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan daftar pertanyaan mengenai suatu hal atau
suatu bidang yang harus diisi oleh responden, yakni orang merespon pertanyaan.
Pada prinsipnya kuesioner adalah cara untuk mendapatkan data dengan waktu
59
dikemudian hari, bahkan bisa terbawa sampai dia dewasa. Baik itu dari
kepribadian dan juga kegiatan sehari-hari yang mereka jalani. Pentingnya
mengetahui dampak apa saja yang akan terjadi ketika para orangtua/guru
melakukan kekerasan kepada anak, dengan begitu para orangtua ataupun guru
lebih paham kondisi dan juga posisi seorang anak yang diperlakukan dengan
kekerasan. Karena melalui hal itu menjadi salah satu usaha agar kekerasan
terhadap anak bisa diminimalisir.
Informasi dan edukasi yang akan disampaikan melalui kampanye ini yaitu:
1. Menyampaikan bahwa dampak apa saja yang akan terjadi, terutama dari
psikologis si anak.
2. Memberikan sebuah informasi bahwasannya Kota Sukabumi menjadi salah
satu kota yang terpilih menjadi kota layak anak di Indonesia
3. Memberikan informasi tentang resiko yang akan terjadi dikemudian hari.
4. Memberikan edukasi dan juga solusi mengenai kekerasan terhadap anak
I. Strategi Kreatif
Dalam upaya perancangan media kampanye kekerasan terhadap anak ini,
dibutuhkan strategi kreatif dalam proses pembuatan perancangan. Strategi
kreatif yang digunakan untuk merancangan media utama yaitu video motion
graphic dengan unsur-unsur visual yang akan digunakan antara lain adalah
Illustrasi Vector, Typography, Tagline, Warna, Instrumen Musik, dan Pengisi
Suara (Dubber).
J. Alat dan Perangkat yang Digunakan
1. Alat-alat
a. Pensil Faber Castel 5B
b. Penghapus
d. Penggaris
e. Kertas
b. Mouse
ACT 4
INFORMASI
Scene 1 : Tahukah kamu ?
Scene 2 : Sukabumi termasuk salah satu kota yang terpilih menjadi kota layak
anak di Indonesia.
Scene 3 : Sesuai keputusan Walikota Sukabumi tentang pembentukan
pengurus gugus tugas pengembangan kota layak anak di Sukabumi.
Scene 4 : Undang-Undang Nomer 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomer 32)
Scene 5 : Ayo kita hentikan kekerasan terhadap anak!!
e. Sketsa
Sketsa merupakan langkah pertama untuk membuat karakter ataupun icon
apa saja yang dibutuhkan dalam pebuatan storyboard.
f. Storyboard
Pada tahap ini penulis menggabungkan narasi dengan aset animasi yang
sudah penulis buat, bertujuan sebagai acuan ketika proses animating
berlangsung.
70
ACT 2 menjelaskan tentang dampak apa saja yang akan terjadi kepada anak
g. Dubber
Pengisi dari karya yang akan dibuat, dengan menggunakan voice recorder
sebagai medianya, agar karya yang sudah dibuat lebih mudah tersampaikan
kepada audiens.
2. Produksi
Pada tahap produksi, aset animasi yang sudah penulis buat seperti narasi,
storyboard dan juga dubber dijadikan sebuah animating video, sebagai acuan
animator dalam tahap produksi. Berikut penjelasan mengenai proses
animating pada animasi motion grafis :
a. Animating
Penulis menggunakan aplikasi Adobe After Effect 2018 :
Pada tahap ini penulis membuka adobe after effect terlebih dahulu, sebagai
awal proses penulis membuat animating video.
Lalu atur composition setting agar animating video sesuai dengan karya
yang akan kita buat.
Pada tahap pembuatan animating video import file ilustrasi yang akan
dijadikan motion graphic lalu selanjutnya animasikan
76
b. Rendering
Rendering adalah tahap akhir dari pembuatan animating video, dari
compositing, scoring dan finishing, dengan karya yang sudah disatukan dari
komponan efek suara, ataupun ilustrasi.
L. Referensi Karya
Perancangan motion graphic ini, sebelum penulis menentukan video yang
dibuat, penulis melakukan riset terlebih dahulu serta melakukan referensi karya
dari platform youtube. Berikut referensi visual dalam perancangan karya :
BAB IV
ANALISIS VISUAL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1
Sumber : dokumentasi pribadi
a. Bentuk
Bentuk bumi menggambarkan bahwa covid-19 tersebar di berbagai
belahan dunia tidak hanya ada di satu negara, maka pemilihan
bentuk tersebut berdasarkan keadaan yang sedang terjadi saat ini di
seluruh dunia.
b. Warna
Pada ilustrasi bumi menggunakan warna biru yang memiliki arti
keharmonisan, kesatuan, kepercayaan dan juga keamanan. Warna
biru ini berdasarkan dunia yang memiliki 70% air. Lalu warna hijau
memiliki arti keabadian, keseimbangan, dan keselarasan. Warna
hijau menggambarkan hijaunya alam, tumbuhan atau sesuatu
kehidupan yang dihuni oleh manusia.
Warna background dan juga font menggunakan warna netral yaitu
warna putih dan juga hitam.
c. Tipografi
81
Gambar 4.2
Sumber : dokumentasi pribadi
d. Layout
Prinsip keseimbangan simetris adalah prinsip tata letak dimana
objek yang digunakan diletakkan tepat pada posisi tengah dan juga
seimbang.
4.1.2 Scene 2
a. Bentuk
Anak kecil dengan telapak tangan didepan menggambarkan
hentikan kekerasan terhadap anak, lalu ada bagan yang terus naik,
menggambarkan bahwa kasus makin melonjak naik.
b. Warna
82
Pada ilustrasi ini bagan berwarna merah yang memiliki arti bahaya,
energik dan juga agresif, menggambarkan bahwa betapa daruratnya
kondisi kekerasan terhadap sekarang ini, khususnya kota sukabumi.
Warna biru memiliki arti keharmonisan, kehangatan, menyatakan
bahwa anak memerlukan keharmonisan dalam rumah tangga yaitu
rumah. Kuning memiliki karakter terang, gembira dan riang,
menandakan bahwa pada dasarnya anak mempunyai sifat seperti itu,
maka jangan merebut kebahagiaan anak dengan melakukan
kekerasan. Cream yaitu warna hangat atau pastel, yang mudah
dipadukan dengan warna apapun, maka pemilihan warna cream
memadukan warna kulit dasar orang indonesia.
c. Layout
Penempatan karakter dan juga icon memiliki keseimbangan formal,
tidak semetris karena membagi berat antara bagian kiri dan juga
kanan, hanya saja keseimbangan antara kiri dan juga kanan berkesan
kokoh dan juga stabil.
4.1.3 Scene 3
a. Bentuk
Bentuk rumah beedasarkan model bangunan dari dinas
pemberdayaan perempuan dan anak kota sukabumi, lalu ornamen
yang ada didepan rumah juga berdasarkan dari letak lokasi yang
berdekatan dengan pepohonan.
b. Warna
83
a. Bentuk
Pada gambar terlihat anak seorang anak dan juga seorang orangtua
yang menandakan bahwa orangtua akan melakukan kekerasan
terhadap anaknya.
b. Warna
Warna memiliki watak dingin, mendalam, dan juga tenang.
Menggambarkan bahwa kekerasan terhadap anak karena sikap
dingin orangtua terhadap anaknya, dengan begitu anak memiliki
luka terdalam ketika mendapatkan kekerasan tersebut.
Warna putih dan juga hitam adalah warna netral yang dimana target
audiens yaitu orangtua, maka ketika pembukaan video target audiens
tidak lelah untuk meneruskan ke slide selanjutnya.
84
c. Typografi
Jenis huruf termasuk jenis San Serif Version 1.001, dengan ukuran
100px. Bertujuan agar target audiens lebih mudah terbaca dan juga
menyesuaikan dengan ilustrasi.
d. Layout
elemen pada gambar ini memiliki tekanan (emphasis) dimana
penonjolan dalam salah satu elemen dengan menekankan slogan,
atau elemen lainnya yang dianggap mendesak untuk disampaikan.
4.1.5 ACT 2 Scene 1
a. Bentuk
b. Warna
c. T
4.1.6 Scene 6
85
4.2.1.4 Pin
4.2.1.5