)
i
i
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
— Jl. Angkasa | No. 2, Jakarta 10610 Telp : (62) 21 4246321 Fax : (62) 4246703
BMKG P. O. BOX 3540 JKT, Website : htto://www.bmka.ao.id
Nomor TIKL.00.02/035/PIt. DK/VI/2023 Jakarta, 16 Juni 2023
Sifat Segera
Lampiran 1 (satu) berkas
Perihal —_ : Pemantauan EI Nino 2023 dan perkembangan Musim Kemarau
(Update Awal Juni 2023)
Yth. Gubernur Provinsi Sulawesi Barat
di
Tempat
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan perkembangan hasil pemantauan fenomena El Nino
dan pemutakhiran prediksi iklim pada semester kedua tahun 2023, sebagaimana
terangkum dalam ringkasan berikut ini
1. Sesuai hasil prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada
bulan Februari 2022 yang lalu, saat ini di awal Juni 2023 ENSO (EI Nino Southern
Oscillation) mulai menunjukkan kenaikan intensitas E/ Nino Lemah menuju El
Nino Moderat, dengan nilai indeks sebesar 0.99 (Lampiran halaman 1), yang
berarti mulai terjadi gangguan iklim dari Samudera Pasifik. Fenomena El Nino
diprediksi akan berlangsung setidaknya hingga akhir tahun 2023 (Lampiran
halaman 2). Berdasarkan catatan iklim masa lalu, secara umum EI Nino akan
mengakibatkan iklim lebih kering di Indonesia, terutama pada periode bulan Juni
hingga Oktober 2023.
2. Sementara itu, di Samudera Hindia juga terdeteksi terjadi gangguan iklim IOD
(Indian Ocean Dipole) yang berada pada fase positif, dengan nilai indeks
sebesar 0.54 (Lampiran halaman 1), yang diprediksi akan berlangsung hingga
bulan Oktober 2023 (Lampiran halaman 2). Seperti halnya E/ Nino, fenomena |OD
positif juga dapat menyebabkan iklim kering di Indonesia, Kombinasi fenomena EI
‘Nino dengan fenomena IOD positif dapat menyebabkan kekeringan yang lebih kuat
terhadap iklim Indonesia, seperti yang pernah terjadi pada tahun 2019.
3. BMKG memprediksi curah hujan bulanan pada bulan Juli hingga Oktober 2023
akan berada pada kategori rendah (0 - 100 mm/bulan). Wilayah-wilayah yang akan
mengalami curah hujan pada kategori rendah (Lampiran halaman 3) meliputi
2
Dokumen ini telah dtandatangani secara elektronk menggunakan sertfikat elektronk yang diterbtkan oleh
Balai Sertitat Elektronik (BSrE), Badan Siber dan Sandi Negarsee
a. Juni 2023: Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan
bagian selatan, sebagian kecil Sulawesi dan sebagian Papua
b. Juli 2023: Sumatera bagian tengah dan selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT,
Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi dan sebagian Papua.
c. Agustus - September 2023: sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, NTB,
NTT, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, sebagian
Maluku, Maluku Utara dan sebagian besar Papua.
d. Oktober 2023: Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan
bagian selatan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan sebagian besar Papua.
e. November 2023: Lampung, sebagian besar Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian
besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan sebagian besar Papua
4. Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi mulai bulan Juli hingga September
2023 di mana sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami kondisi
kering dengan curah hujan berkisar hanya antara 0 — 20 mm/bulan (Lampiran
halaman 3). Wilayah — wilayah tersebut meliputi Sumatera bagian selatan, Jawa,
Bali, NTB, NTT dan sebagian Sulawesi
Untuk mengantisipasi dan memitigasi potensi kemarau dengan iklim kering
tersebut di atas, sejak bulan Februari 2023 yang lalu, BMKG bersama Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Pertanian dan pihak
terkait lainnya, serta Pimpinan Daerah di kawasan rawan Kebakaran Hutan dan Lahan
(Karhutla) telah melakukan koordinasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan Keamanan, juga oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi. Beberapa langkah antisipasi telah dilakukan, antara lain meningkatkan
kesiapsiagaan terjadinya kekeringan dan kathutla, menerapkan Teknologi Modifikasi
Cuaca (TMC) untuk pembasahan lahan gambut serta lahan yang rawan kekeringan
dan karhutla, penyiapan infrastruktur Sumber Daya Air dan penambahan sumur-sumur
bor, serta mensosialisasikan langkah adaptasi terhadap kekeringan bagi para petani
melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) BMKG.
Berdasarkan uraian di atas, BMKG menyampaikan beberapa rekomendasi
lanjutan untuk daerah dan sektor-sektor yang berpotensi terdampak oleh kondisi iklim
tersebut, agar terus menggalakkan secara lebih intensif
a) Langkah antisipatif pada wilayah/zona yang berpotensi mengalami curah hujan
dengan kategori rendah yang dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya,
b) Upaya optimalisasi fungsi infrastruktur Sumber Daya Air untuk memastikan
keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air
buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan dan penggunaannya di saat musim
kemarau.
c) Menguatkan kesiapsiagaan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Dokumen ini telah dtandatangani secara elektronk menggunakan sertfikat elekronk yang diterbtkan oleh
Balal Sertifkat Eiektronk (BS'E), Badan Siber dan Sardi Negara4) Melakukan antisipasi untuk adaptasi pola tanam, untuk wilayah-wilayah yang
berpotensi terdampak oleh kekeringan atau wilayah yang mengalami mundumya
awal Musim Hujan 2023.
e) Melakukan efisiensi dalam pemanfaatan air bersih, dimana ketahanan pada kondisi
kering di masyarakat hingga level rumah tangga akan terdampak oleh pola
penggunaan air bersih.
Kami berharap informasi terkait potensi E! Nino dan 1OD positif 2023 ini dapat
digunakan Pimpinan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan semua pihak
terkait, sebagai salah satu acuan untuk adaptasi dan mitigasi dampak yang
ditimbulkan.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.
Pit. Deputi Bidang Klimatologi
Ardhasena Sopaheluwakan
Tembusan
1. Kepala BMKG
2. Kepala Balai Besar MKG Wilayah |
3. Kepala Stasiun Klimatologi Aceh
Dokumen inl telah dtandatangani secara elekronk menggunakan sertfikat elekronk yang diterbitkan oleh
Balal Sertifkat Eiektronk (BSVE), Badan Siber dan Sarl NegaraPERKENMBANGAN El NING
wa MUSIM KEMARAU 2023
—Anomali Suhu Muka Laut Dasarian | Juni 2023 |
Due!
1206 140E BOE 1600
Keterangan + ‘SSTA Nino34 + 0,985 Dipole Mode
3-2 1 08 0.25 0.25 05 1 2 3
OL
EEE CCU UPA UES LF (GES LAU CUM EU PLC LCC ECU Ce OLD
Ee SSL RIC Ie CCC UCAS Ree Meer ee USS RS cd
eee eee el Octet cee ir)as1 3) Tomy fe] 2)
Model Pree 100
a
DM(+] ‘f o™
Fo Se : +
DME] '
t
IOD positif diprediksi akan terjadi hingga Oktober 2023Pada awal Juni 2023, ENSO (EI Nino Southern Oscillation) mulai menunjukkan trend dari
intensitas El Nino Lemah menuju El Nino Moderat, dengan nilai indeks sebesar 0.99, yang
berarti mulai terjadi ganguan iklim dari Samudera Pasifik. Sementara itu, di Samudera Hindia juga
terdeteksi terjadi gangguan iklim, karena IOD (Indian Ocean Dipole) yang berada pada fase
positif, dengan nilai indeks sebesar 0.54.
EI Nino berdampak pada berkurangnya curah hujan, begitu pula dengan fenomena IOD
positif. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan kekeringan yang lebih kuat sebagaimana pernah
terjadi pada tahun 2019.
Curah hujan pada Juli hingga Oktober 2023 secara umum berada pada kategori rendah (0-100
mm/bulan). Bahkan pada puncak musim kemarau (Juli, Agustus dan September) sebagian
wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami kondisi kering dengan curah hujan hanya
sebesar 0 — 20 mm/bulan.@infoBMKG
=> -*S8r a
BMKG
J. Angkaso 1 No.2 Kemayoran Jakarta Pusat, Indonesia
‘wrww.bmkg,g0.id
Terima kasih
Info Iklim : 021 4246321 ext. 1707
Info Cuaca : 021 6546315/18
Info Gempabumi : 021 6546316