You are on page 1of 26

lOMoARcPSD|28650792

DAMPAK KEPERILAKUAN PADA PERSYARATAN


PELAPORAN
Akuntansi Keperilakuan (Universitas Udayana)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)
RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)
“KONSEP KEPERILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN”

Oleh:
Kelompok 2
Anggota Kelompok:
Putu Wulan Pradnya Wirasasti (2007531149)
Anak Agung Istri Maha Iswari Pemayun (2007531236)
Made Mutiara (2007531237)

Dosen Pengampu:
Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


PEMBAHASAN
1. SYARAT-SYARAT PELAPORAN
Kegagalan dalam organisasi banyak disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi
yang dilakukan para pelaku dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang tidak efektif adalah
akar utama permasalahan dalam organisasi. Komunikasi yang efektif antara atasan dan
bawahan menjadi faktor penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Pace dan Faules
(2005, 170) mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam komunikasi organisasi adalah
bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima
informasi dari seluruh bagian organisasi.
Menurut Effendy (2006), strategi komunikasi adalah metode atau langkah-langkah
yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung (lisan)
maupun tidak langsung melalui media. Jadi, dapat dikatakan bahwa strategi komunikasi
adalah metode atau langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat
dan perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media untuk
mencapai suatu tujuan.
Dari konteks akuntansi, intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi atas
informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen. Oleh karena pengumpulan dan
pelaporan informasi menggunakan sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara
sukarela kecuali pelapor yakin bahwa hal ini akan memengaruhi penerima untuk berperilaku
sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor. Menentukan strategi komunikasi perlu adanya
rasa saling percaya yang diciptakan antara komunikator dan komunikan. Kalau tidak ada
unsur saling memercayai, komunikasi tidak akan berhasil. Tidak adanya rasa saling percaya
akan menghambat komunikasi (Ulbert, 2007). Sebelum melancarkan proses komunikasi, hal
yang harus dilakukan adalah mempelajari siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi.
Adapun hal-hal yang perlu diketahui dari komunikan adalah kerangka referensi dan situasi
serta kondisi mereka.
Persyaratan pelaporan dikenakan dan dipaksakan oleh beraneka ragam orang dan
organisasi dengan cara yang beraneka ragam pula. Dalam organisasi, manajer biasanya

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


memiliki hak untuk mengharuskan bawahannya melaporkan aspek mana pun dari kinerja
pekerjaan mereka. Apakah mereka dapat memaksakan persyaratan semacam itu dengan
pekerjaan mereka. Apakah mereka dapat memaksakan persyaratan semacam itu dengan
efektif adalah kurang jelas dan bergantung pada sejumlah faktor organisasional dan mungkin
pribadi. Setiap orang yang terlibat dalam perancangan atau penggunaan terhadap penggunaan
sistem informasi perlu memahami dampak yang mungkin dari persyaratan pelaporan
terhadap pengirim informasi, serta bagaimana memprediksikan dan mengidentifikasi dampak
tersebut.

2. PERSYARATAN PELAPORAN MEMENGARUHI PERILAKU


Persyaratan pelaporan dapat memengaruhi perilaku pelapor dalam beberapa cara.
Bentuk lain dari pengukuran yang digunakan dalam organisasi, seperti audit dan pengamatan
langsung, juga memiliki banyak dampak yang sama terhadap persyaratan pelaporan, selain
dampak spesifiknya sendiri.
 Antisipasi Penggunaan Informasi
Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri, bersama-sama dengan
informasi lainnya, untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan bereaksi terhadap
informasi yang dilaporkan. Karena orang pada umumnya bereaksi dengan cara-cara yang
mereka yakini akan mengarah pada hasil yang diinginkan, pengirim informasi tersebut
mencoba untuk menyimpulkan bagaimana penerima informasi akan menggunakan dan
bereaksi terhadap informasi yang disediakan. Jika pengirim mengantisipasi adanya suatu
reaksi yang tidak menyenangkan terhadap informasi mengenai perilaku mereka saat ini,
mereka mungkin akan memodifikasi perilakunya sedemikian rupa sehingga informasi
yang dilaporkan akan menimbulkan reaksi yang lebih diinginkan.
Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan memengaruhi perilaku pengirim
ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilaku pengirim atau
sesuatu yang dipengaruhi oleh pengirim atau sesuatu di mana pengirim bertanggung
jawab. Bagaimana informasi yang dilaporkan berkaitan dengan perilaku pengirim adalah
hal yang penting. Informasi yang dilaporkan semakin mencerminkan sesuatu yang dapat
dikendalikan oleh pengirim, semakin besar kemungkinan bahwa perilaku pengirim akan
dimodifikasi. Pengirim dapat merasa cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan
mengarah pada perubahan yang diinginkan dalam informasi yang dilaporkan.

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


 Prediksi Pengirim Mengenai Penggunaan Pemakai
Kadang kala penerima menyatakan secara jelas bagaimana mereka menginginkan
pengirim untuk berperilaku. Akan tetapi, sering kali mereka tidak menginginkan atau
mungkin menginginkan banyak hal-hal lain yang sulit untuk dicapai secara simultan,
seperti laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang yang baik atau citra
publik yang bagus.
Kadang kala, seseorang merasa pasti mengenai bagaimana penerima akan
menggunakan informasi, sementara pada waktu-waktu lain seseorang tidak merasa pasti
mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Jika setiap orang selalu jelas
dan jujur mengenai bagaimana mereka akan menggunakan informasi yang dilaporkan,
maka akan terdapat lebih sedikit masalah, tetapi tetap masih ada kemungkinan bahwa
informasi tersebut akan digunakan dengan cara yang tidak dimaksudkan ketika pertama
kali informasi tersebut diminta.
Kadang kala, bahkan ketika orang menyatakan dengan jelas mengenai bagaimana
mereka berencana untuk menggunakan informasi yang dilaporkan, mereka secara aktual
menggunakan informasi tersebut dengan cara-cara yang mereka indikasikan atau janjikan
tidak akan digunakan. Dalam kasus-kasus lain, jelas dari respons penerima atau
kurangnya respons penerima, bahwa mereka tidak menggunakan informasi yang
dilaporkan seperti yang mereka katakan.
 Insentif/Sanksi
Kekuatan dan sifat dari kekuasaan penerima terhadap pengirim adalah penentu
yang penting mengenai seberapa besar kemungkinan bahwa pengirim akan mengubah
perilakunya. Semakin besar potensi yang ada bagi penerima untuk memberikan
penghargaan atau sanksi kepada pengirim, semakin hati-hati pengirim akan bertindak
dalam memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima oleh penerima.
Misalnya, mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas
tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingkan jika tidak, meskipun manfaat
pembelajaran adalah sama dalam kedua kasus.
 Penentuan Waktu
Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan
akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pengirim atau tidak. Supaya
persyaratan

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilaku pengirim, ia harus mengetahui
persyaratan pelaporan tersebut sebelum bertindak. Jika persyaratan pelaporan hanya
terjadi setelah pengirim bertindak, maka tidak ada peluang untuk mengubah perilaku
masa lalu. Akan tetapi, kebanyakan persyaratan pelaporan bersifat repetitif dalam
konteks manajemen, sehingga jika persyaratan pelaporan yang pertama dikenakan setelah
perilaku yang dilaporkan terjadi maka pelapor akan mengetahui di depan bahwa laporan
berikutnya harus dibuat. Oleh karena data biasanya tidak dikumpulkan kecuali seseorang
bermaksud menggunakannya, maka persyaratan pelaporan yang baru sering kali
memerlukan data baru untuk dikumpulkan, yang memberikan peluang untuk mengubah
perilaku sebelum pelaporan.
 Strategi Respons Iteratif
Kemungkinan pelapor mengubah perilakunya dalam menanggapi persyaratan
pelaporan saja bergantung pada paling tidak sebagian hal berikut :
1. Seberapa jelas apa yang diinginkan oleh penerima untuk terjadi.
2. Seberapa jelas untuk apa informasi yang dilaporkan tersebut akan digunakan oleh
penerima.
3. Penghargaan atau sanksi apa yang dapat diberikan oleh penerima kepada pengirim.
4. Penghargaan atau sanksi manakah yang mungkin digunakan oleh penerima.
5. Seberapa besar perubahan dalam perilaku pada suatu dimensi dapat memengaruhi
kinerja pada dimensi penting lainnya.
 Pengarah Perhatian
Persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah perilakunya
bahkan tidak mengharapkan penerima bereaksi terhadap informasi yang dilaporkan. Hal
ini mungkin dikarenakan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian
pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya yang dapat mengarah pada perubahan
perilaku. Meskipun dampak mengarahkan perhatian mungkin kurang ampuh dan kurang
rentan terhadap prediksi dibandingkan dengan dampak antisipasi di mana dampak
tersebut dapat memengaruhi perilaku dalam beberapa situasi. Dampak tersebut
kemungkinan besar akan terjadi dalam situasi di mana perilaku yang dilaporkan adalah
penting bagi pengirim karena beberapa alasan dan terdapat cukup banyak kelonggaran
(slack) dalam sistem yang memungkinkan pengirim mengubah perilakunya tanpa
dampak negatif terhadap aspek-

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


aspek lain dari kinerja. Hal ini pada umumnya lebih lemah dibandingkan dengan dampak
antisipasi.

3. DAMPAK DARI PERSYARATAN PELAPORAN


Persyaratan pelaporan dapat memengaruhi perilaku di semua bidang akuntansi, baik
itu keuangan, perpajakan, manajerial dan sosial. Kompleksitas dari lingkungan akuntansi
adalah penghalang terhadap penilaian dampak dari persyaratan pelaporan.
 Akuntansi Keuangan
Badan-badan berwenang dalam akuntansi keuangan di Amerika Serikat, termasuk
Security Exchange Commission (SEC), Financial Accounting Standards Board (FASB)
dan Financial Executives Research Foundation (FERF) telah mengakui dampak potensial
yang dimiliki oleh persyaratan pelaporan terhadap perilaku korporat. FASB dan FERF
baru-baru ini mulai mendorong dan mendukung investigasi mengenai dampak semacam
itu dan mempertimbangkannya secara eksplisit dalam proses penetapan standar.
Beberapa prinsip akuntansi kemudian diterapkan setelah diperdebatkan terlebih
dahulu mengenai dampak yang akan ditimbulkannya. Beberapa hal yang kontroversial
dari pernyataan standar akuntansi tersebut merupakan contoh mengenai bagaimana
prinsip akuntansi memengaruhi perilaku. Prinsip akuntansi yang kontroversial lainnya
termasuk perlakuan atas biaya penelitian dan pengembangan, serta persyaratan pelaporan
akuntansi atas inflasi yang mengharuskan dibuatnya penyesuaian dalam laporan
keuangan. Demikian pula halnya dengan akuntansi minyak dan gas bumi.
 Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan keperilakuan merupakan bidang yang relatif masih belum
dieksplorasi. Akan tetapi, bidang tersebut tentu saja merupakan bidang yang sensitif
dalam kaitannya dengan persyaratan pelaporan. Beberapa orang bahkan percaya bahwa
persyaratan pelaporan pajak yang sekarang melanggar hak konstitusional. Umumnya
dipandang bahwa persyaratan pelaporan pajak adalah rumit dan sulit bagi banyak
pembayar pajak.
Beberapa persyaratan pelaporan telah dikenakan tidak hanya kepada pembayar
pajak, tetapi juga pada pihak lain seperti karyawan, dengan maksud untuk membuat
hukum pajak lebih dipatuhi. Pengetahuan bahwa informasi tersebut akan dilaporkan
kepada kantor

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


pajak oleh orang lain diharapkan akan membuat pembayar pajak kemungkinan kecil akan
mencoba untuk menghindari pajak. Perhatikan bahwa hukum pajak tidak berubah,
persyaratan pelaporan menurunkan peluang untuk berbuat curang tanpa mendapatkan
hukuman.
 Akuntansi Sosial
Terdapat relatif sedikit akuntansi sosial bagi publik dan kebanyakan riset
mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari informasi yang
dilaporkan. Oleh karena akuntansi sosial eksternal masih bersifat sukarela, maka tidak
terdapat dampak apa pun terhadap persyaratan pelaporan, meskipun masih terdapat
dampak terhadap pelaporan secara sukarela. Oleh karena akuntansi sosial adalah bidang
perhatian yang relatif baru dan sering kali mengalami konflik dengan kriteria kinerja
yang sudah lebih mapan, maka terutama adalah sangat penting untuk menggabungkan
persyaratan pelaporan dengan pedoman keperilakuan dan sanksi untuk ketidakpatuhan
yang sangat eksplisit.
 Akuntansi Manajemen
Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan internal apa pun yang
diinginkannya kepada bawahan. Pos-pos yang dilaporkan secara internal dapat bersifat
keuangan, operasional, sosial atau suatu kombinasi. Akan tetapi, hanya terdapat sedikit
data akuntansi manajemen yang tersedia bagi publik karena data tersebut jarang
dilaporkan di luar organisasi. Sangat sulit untuk digeneralisasikan karena organisasi
memiliki sistem akuntansi manajemen, sekelompok persyaratan pelaporan dan hubungan
organisasi yang unik.
Kombinasi dari hasil riset dalam bidang ini menunjukkan proses yang sangat
kompleks di mana persyaratan pelaporan berinteraksi dengan sejumah variabel dan
proses organisasi lainnya. Kesimpulan yang paling masuk akal yang dapat ditarik dari
hasil riset yang tersedia adalah bahwa kadang kala persyaratan pelaporan menghasilkan
dampak yang dapat diamati terhadap perilaku pelapor dan kadang kala tidak.
Keanekaragaman faktor- faktor yang mungkin yang harus dipertimbangkan membuatnya
menjadi sangat sulit untuk memprediksikan kapan dan dampak apa yang akan terjadi.

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


4. PENILAIAN DAMPAK TERHADAP PENGIRIM INFORMASI
Terdapat banyak cara untuk menilai dampak dari persyaratan pelaporan terhadap
pengirim informasi. Cara yang paling tersedia adalah pengambilan keputusan deduktif yang
melibatkan pemikiran secara hati-hati mengenai bagaimana persyaratan pelaporan akan
berinteraksi dengan kekuatan motivasi lainnya guna membentuk perilaku manajer. Teknik ini
sebaiknya selalu digunakan sebelum memberlakukan suatu persyaratan pelaporan.
Metode lain adalah dengan menanyakan kepada para pelapor mengenai perilaku
mereka. Suatu cara formal untuk melakukan hal ini adalah dengan survei, yang terdiri atas
pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan, pertanyaan-
pertanyaan luas dengan kemungkinan jawaban yang terbuka, atau atas gabungan dari
keduanya.
Metode tersebut adalah metode yang paling mendekati eksperimen laboratorium
dalam hal pengendalian dan memberikan suatu pengujian atas kausalitas. Ketika pengirim
hanya dapat diamati, yaitu tidak ada variabel relevan yang dapat dikendalikan atau
dimanipulasi, maka hal itu merupakan suatu studi kasus. Dalam beberapa konteks akuntansi,
terutama keuangan, tidak ada pengendalian yang tersedia, sehingga seseorang harus
menggunakan data apa pun yang tersedia mengenai perilaku dari pengirim. Hal ini disebut
dengan analisis post hoc atas data sekunder.
Masalah dalam kondisi alamiah adalah bahwa banyak hal-hal lain yang kemungkinan
akan berubah pada saat yang bersamaan dengan persyaratan pelaporan. Hal ini menyulitkan
untuk menentukan apakah penyebab dari perilaku yang diamati adalah karena persyaratan
pelaporan atau karena satu atau lebih faktor lainnya. Selain itu, terutama ketika analisis post
hoc yang terdapat data sekunder digunakan, ukuran-ukuran langsung dari perilaku yang
diminati mungkin tidak tersedia.
Meskipun terdapat kesulitan-kesulitan tersebut, penting untuk mencoba menentukan
bagaimana persyaratan pelaporan telah memengaruhi perilaku pelapor dalam cara yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan dapat diprediksi atau tidak dapat diprediksi.
Sebagaimana dengan kebanyakan tugas evaluasi kinerja, kombinasi dari beberapa metode
penilaian kemungkinan besar akan memberikan hasil yang paling andal.

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


5. TEORI KOMUNIKASI

Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pertukaran informasi atau proses


penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut
jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang dalam prosesnya. Komunikasi
memiliki empat fungsi utama dalam kelompok yaitu: pengendalian, motivasi,
pengungkapan emosional dan informasi. Komunikasi bertindak untuk mengendalikan
perilaku anggota dengan beberapa cara, komunikasi juga membantu perkembangan
motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang seharusnya dilakukan, seberapa
baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja. Selain
itu, komunikasi dalam kelompok juga merupakan mekanisme fundamental yang
menunjukan ungkapan emosional dan perasaan seseorang seperti kekecewaan dan rasa
puas. Terakhir, komunikasi memberikan informasi untuk mempermudah pengambilan
keputusan.
Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk adalah sumber dari konflik
interpersonal yang paling sering disebutkan. Oleh karena individu menghabiskan hampir
70% dari waktu aktifnya untuk berkomunikasi sehingga wajar untuk menyimpulkan
bahwa salah satu kekuatan yang paling menghambar keberhasilan kinerja kelompok
adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Tidak ada kelompok yang dapat tetap ada
tanpa komunikasi. Hanya lewat komunikasi yang merupakan transfer makna dari satu
orang ke orang lain, informasi dan gagasan dapat dihantarkan.
Oleh karena itu, untuk menjadi seorang akuntan yang efektif, seseorang harus
menjadi komunikator yang efektif. Informasi bisnis harus diajikan oleh para akuntan
untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Informasi tersebut harus disampaikan dengan
jelas, ringkas dan akurat.

6. MODEL KOMUNIKASI

Model adalah penyajian abstrak dari beberapa aspek teori dan sistem klasifikasi
yang memungkinkan seseorang untuk mengambil serta mengategorikan bagian yang
potensial menjadi relevan dari suatu proses. Model-model tersebut membantu
menetapkan batasan terhadap pertanyaan, “Apa saja yang menjadi bagian dari
komunikasi?” dan memberikan

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


struktur bagi komponen-komponen dari proses tersebut.
Model-model komunikasi terdiri dari sebagai berikut :
 Model Lasswell
Model ini sangat sederhana, tetapi kurang memiliki sejumah elemen yang diperlukan
untuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks akuntansi, akuntan menyajikan
informasi keuangan yang pada umumnya dalam bentuk laporan tertulis kepada
pihak pengguna internal dan eksternal dengan tujuan untuk menyediakan data yang
andal, relevan dan tepat waktu untuk mengambil keputusan bisnis berdasarkan
informasi.

 Model Shannon-Weaver
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model matematis dari
komunikasi yang diilustrasikan pada gambar. Model tersebut dikembangkan untuk
menjelaskan komunikasi melaui alat perantara seperti telepon atau korespondensi
tertulis. Model ini merupakan suatu kemajuan dibandingkan dengan model Lasswell,
karena model tersebut membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi,
penerima informasi dan tujuan. Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan
ke dalam proses komunikasi. Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan
kontribusi terhadap distorsi dari proses transfer informasi. Hal tersebut dapat
mengarah pada hancurnya komunikasi

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


 Model SCMR Berlo
Model komunikasi sumber, pesan, saluran dan penerima (source, message, channel,
receiver – SCMR) yang diajukan oleh David Berlo yang disajikan dalam gambar
2mempunyai beberapa kesalahan yang sama seperti model-model sebelumnya.
Model inimenyarankan arus informasi satu arah dari suatu sumber kepada penerima
tanpa umpan balik dan model ini juga tidak memasukkan konsep gangguan. Akan
tetapi, Berlo menspesifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kebenaran komunikasi
dan pada tahap dalam proses dari faktor-faktor tersebut beroperasi.

 Model Westley-MacLean

Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan suatu model untuk
riset komunikasi sebagaimana ditampilkan pada gambar berikut. Model tersebut
memiliki sejumlah implikasi penting. Model tersebut menjelaskan cara-cara yang

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


mana individu dan organisasi memutuskan pesan apa yang akan dikomunikasikan
dan bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus dalam proses tersebut.

 Model Pemusatan Komunikasi


Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model terdahulu karena model-model
tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi. Ketujuh bias tersebut
meliputi:
a) Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang linier dan
bukan proses dua arah yang memiliki siklus di mana informasi dipertukarkan
sejalan dengan berlalunya waktu.
b) Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan dan bukan
pada hubungan dari mereka yang melakukan komunikasi dan saling
ketergantungannya yang mendasar. Dalam model tradisional, penerima
biasanya bergantung pada informasi yang ditransfer dari sumber. Tidak ada
kebutuhan untuk berinteraksi.
c) Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi dengan mengorbankkan
konteks di mana objek tersebut berada. Dalam hal akuntansi, fokus tersebut
adalahpada laporan itu sendiri dan bukan pada interaksi yang
menghasilkannya.
d) Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sendiri dengan mengorbankan
aspek waktu dari pesan itu.
e) Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


persuasi dan bukan pemahaman, consensus dan tindakan kolektif yang
menguntungkan. Dalam konteks bisnis, fokus tersebut adalah pada penerapan
kebijakan dan bukan pada pengambilan keputusan secara partisipatif.
f) Kecenderungan untuk berkonsentrasi pada dampak psikologis dari komunikasi
terhadap individu yang terpisah dan bukan pada dampak sosial dan hubungan
antar individu dalam suatu komunitas.
g) Suatu keyakinan dalam hubungan sebab-akibat mekanistik satu arah dan bukan
hubungan sebab-akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari sistem
informasi manusia, yang pada dasarnya bersifat sibernetik.
 Satu Model Komunikasi
Sebelum terjadinya komunikasi, perlu adanya pengngkapan atas suatu maksud
sebagai pesan yang akan disampaikan. Maksud ini bergerak antara suatu sumber
(pengirim) dengan penerima. Pesan itu dikodekan (diubah ke dalam bentuk simbolis)
dan diteruskan oleh suatu medium (saluran) kepada penerima yang menguraikan kode
pesan yang akan dimulai oleh pengirim. Hasilnya adalah suatu transfer makna dari satu
orang ke orang lain.Berikut menggambarkan tentang proses komunikasi. Model ini
terdiri atas tujuah bagian, yaitu 1) sumber komunikasi, 2) pengodean, 3) pesan, 4)
saluran, 5) penguraian, 6) penerima dan 7) umpan balik. Sumber mengawali suatu pesan
dengan “pengodean” suatu pikiran. Empat kondisi yang memengaruhi pengodean pesan
antara lain, keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistemsosial budaya

Pesan merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari pengodean sumber. Jika
seseorang berbicara, pembicaraan itu adalah pesan. Jika seseorang menulis, maka
tulisan itu adalah pesan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pesan seseorang
dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk mentransfer makna,

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


isi dari pesan itu sendiri, serta keputusan yang diambil dalam memilih dan menata kode
dan isi.
Saluran adalah medium lewat mana pesan itu berjalan. Medium dipilih oleh sumber
yang harus menentukan mana saluran yang formal dan mana yang informal. Saluran
formal ditetapkan oleh organisasi. Saluran tersebut yang meneruskan pesan mengikuti
jaringan wewenang di dalam organisasi. Bentuk pesan lain, seperti pesan pribadi atau
sosial, mengikuti saluran informal dalam organisasi itu.
Penguraian adalah proses penerimaan pesan oleh pihak yang menjadi sasaran dari
pesan tersebut. Akan tetapi, sebelum pesan dapat diterima, simbol yang digunakan harus
diterjemahkan ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh penerima.
Bagian terakhir dalam proses komunikasi adalah umpan balik. Jika penerima
menguraikan pesan yang dikodekan oleh sumber dan mengembalikan pesan itu ke
dalam sistem, maka akan diperoleh umpan balik. Umpan balik merupakan pengecekan
mengenai seberapa berhasilnya seseorang dalam mentransfer pesan sebagaimana
dmaksudkannya. Umpan balik menentukan apakah pesan itu telah dipahami atau tidak.
7. VARIABEL YANG BERPENGARUH PADA KOMUNIKASI AKUNTANSI
Tinjauan berikut ini membahas variabel dan hubungannya dengan kebenaran pertukaran
informasi.

 Sumber
Ada dua aspek yang dapat memengaruhi proses komunikasi, yaitu :
a) Kredibilitas Sumber. Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang
multidimensional. Riset empiris mengindikasikan bahwa kredibilitas sumber
terdiri atas tiga faktor, yaitu kewenangan, kejujuran dan kedinamisan.
b) Kesamaan Antara Penerima dan Sumber. Komunikasi yang efektif akan
lebih mudah terjadi ketika sumber dan penerima adalah serupa. Tingkat
kesamaan atau perbedaan tersebut ditentukan oleh dua faktor, yaitu kesamaan
demografi (usia, pendidikan, jenis kelamin, negara, dll) dan kesamaan kognitif
(kesamaan dalam sikap, nilai, budaya, keyakinan, dll).
 Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


seharusnya mempunyai inti pesan atau tema sebagai pengaruh di dalam usaha
mencoba untuk mengubah sikap dan tingkah aku komunikan. Pesan dapat
disampaikan panjang lebar, tetapi yang perlu diperhatikan adaah tujuan akhir dari
pesan itu sendiri. Pesan (message) terdiri dari dua aspek, yaitu isi pesan (content of
message) dan lambang/simbol untuk mengekspresikannya.
 Organisasi Pesan
Cara terbaik untuk mengorganisasikan pesan bergantung pada budaya di mana
informasi tersebut digunakan. Dalam masyarakat Barat, pola pemikiran bersifat
linier atau berurutan. Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari semua
pemrosesan bahasa (membaca dan mendengarkan) dan juga banyak aktivitas
pemecahan masalah dan berpikir.
 Perlakuan Pesan
Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan pemahaman
atas materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta dan ide yang
penting. Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti atau mengorientasikan pembaca
terhadap fakta- fakta penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi pembaca.
Pengulangan lintas saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca semakin
meningkat ketika fakta-fakta dalam penyajian verbal disoroti dengan penarik
perhatian seperti garis bawah, huruf besar, bagan dan warna.
 Saluran
Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi. Schramm
(1973) mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi:
 Pancaindra yand dipengaruhi ; komunikasi tatap muka membuatnya
mungkin untuk menggunakan seluruh pancaindra, sementara media
yang berbeda menggunakan subkelompok dari pancaindra ini dalam
kombinasi untuk menghasilkan dampak diferensial terhadap penerima.
 Peluang untuk umpan balik; peluang pertukaran informasi dua arah
maksimal dalam komunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik
dibutuhkan untuk memastikan komunikasi yang efektif dan untuk
memahami informasi yang disampaikan. Dengan demikian, dalam
penyajian laporan keuangan harus terkandung di dalamnya metode

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


umpan balik.
 Besarnya kendali penerima ; terdapat sejumlah besar kendali dalam
interaksi interpersonal. Ketika menggunakan media cetak, penerima
dapat membaca dengan kecepatan mereka sendiri dan membacakembali
bagian-bagian yang penting atau terperinci. Penerima memiliki sedikit
kendali terhadap media siaran, kecuali mereka merekam program
tersebut, semakin besar kendali pengguna, semakin besar pembelajaran.
 Jenis pengodean pesan; interaksi tatap muka memungkinkan
penggunaan petunjuk-petunjuk non verbal. Hal ini tidak terlalu berlaku
untuk media video, film, dan terutama media cetak. Akan tetapi, media
cetak lebih baik dalam menyampaikan ide-ide abstrak seperti kebijakan
manajemen. Media audiovisual adalah media yang lebih kuat untuk
menyajikan informasi konkret.
 Kekuatan multiplikatif ; system komunikasi massa dapat dengan efesien
dancepat mencapai banyak penerima yang tersebar. Saluran-saluran
interpersonal dapat mencapai peneriima ini hanya dengan usaha yang
besar dan periode waktu yang relatip lama.
 Pelestarian pesan ; keunggulan dari media massa adalah catatan
permanen yang tidak ada dalam interaksi tatap muka. Secara tradisional,
keunggulan inihanya terbatas pada media cetak. Tetapi, dengan pita dan
pirinngan audio dan video serta system manajemen informasi yang
berbasis komputer, kapasitasini telah diperluas ke media elektronik.
 Penerima
Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu
mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar belakang
demografis dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, pola perilaku dan
sistem atau lingkungan sosial di mana mereka akan menggunakan informasi
tersebut. Pada umumnya, semakin serupapenerima dan sumber mengenai faktor
ini, maka semakin mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.
 Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


dalam menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya
pertukaran ide. Dengan demikian, tujuan komunikasi adalah pemahaman dan
bukannya arus penyebaran informasi satu arah dari sumber kepada
penerima.Umpan balik memastikan komunikasi yang efektif yaitu, pemahaman
ide diantara individu dalam jaringan sosial atau organisasi formal.

Barnett (1979) menyarankan bahwa pendekatan sibernetik digunakan untuk


komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak mekanisme umpan balik kedalam
proses komunikasi dan mengubah peran pengguna dari pembaca pasif menjadi
individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen yang akan memenuhi
kebutuhan mereka. Umpan balik dari pengguna pada tahap perencanaan akan
membantu menentukan fungsi, isi, dan perlakuan dari laporan tertentu. Ketika
menyebarkan laporan tersebut, penerima sebaiknya dimintai umpan balik. Jika
penyimpangan antara tujuan laporan dan penggunaannya signifikan, maka
modifikasi sebaiknya dibuat untuk mengoreksi masalah- masalah ini. Proses ini
dapat dimurnikan dan diulang dengan berjalannyawaktu sampai laporan tersebut
memenuhi kebutuhan pengguna. Dengan cara ini, focus komunikasi bergeser dari
arus satu arah yang berkosentrasi pada penghasilan pesan ke pertukaran ide antara
akuntan dan pengguna laporan.Dengan perubahan fokus ini akan terjadi perubahan
dalam dokumen tersebut

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


CASE STUDY: REVIEW ARTIKEL TERBARU TERKAIT TOPIK

Link Jurnal: https://stiealwashliyahsibolga.ac.id/jurnal/index.php/jesya/article/view/657

Perilaku Dalam Pemanfaatan Communication Technology Pada UMKM


Judul
di Kota Boyolali Dengan Pendekatan UTAUT

Jurnal Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah

Volume Vol.5 No.1

Tahun 2022

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


1. Fanny Hendro Aryo Putro

Penulis 2. Fera Tri Wulandari


3. Donna Setiawati

Kelompok 2:
1. Putu Wulan Pradnya Wirasasti (2007531149)
Reviewer
2. Anak Agung Istri Maha Iswari Pemayun (2007531236)
3. Made Mutiara (2007531237)

Tanggal Review Senin, 31 Oktober 2022

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penggunaan


teknologi komunikasi dengan pendekatan UTAUT (Unified Theory Of

Tujuan Penelitian Acceptance And Use Of Technology) pada UMKM khususnya yang
mengolah produk dari bahan sapi. UTAUT merupakan sebuah model
untuk menjelaskan perilaku pengguna terhadap teknologi informasi.
Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dari key
informant. Tahapan penelitiannya antara lain perencanaan, pengumpulan

Metode Penelitian data, analisa serta kesimpulan dan rekomendasi. Analisa dalam penelitian
ini menggunakan Model UTAUT untuk mengidentifikasi berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pengguna dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


Dari penelitian ini, didapatkan beberapa hasil terkait dengan perilaku
pengguna media komunikasi yaitu:
 Performance Expectancy (PE) yaitu tingkat seberapa individu
percaya atau menyakini bahwa dengan menggunakan sebuah
sistem akan membantu meningkatkan kinerjanya.
 Effort Expectancy (EE) yaitu tingkat kemudahan terkait dengan
penggunaan sistem atau tingkat seberapa individu merasakan
kemudahan berkaitan dengan penggunaan sistem.
 Social Influence (SI) yaitu tingkat seberapa individu merasa
orang lain yang dianggapnya penting, percaya menggunakan
sistem baru. Aspek ini untuk mengetahui tingkat dimana individu
merasa dipengaruhi oleh lingkungan sosial dalam menggunakan
teknologi
 Facilitating Condition (FC) yaitu tingkat seberapa individu
percaya bahwa infrastruktur organisasi dan teknis tersedia untuk
mendukung penggunaan sistem.
Hasil Penelitian
 Behavioral Intention (BI) yaitu niat individu melakukan adopsi
teknologi atau kekuatan niat seseorang untuk melakukan perilaku
tertentu, meliputi keinginan untuk menggunakan di kesempatan
selanjutnya, keinginan untuk memberikan komentar positif,
keinginan untuk merekomendasikan teknologi pada orang lain
Hasil keseluruhan menyatakan pemanfaatan media komunikasi seperti
WA dan IG sangat berperan dalam peningkatan kinerja UMKM
khususnya bidang promosi yang menjadikan produk dikenal lebih luas.
Pelaku usaha tetap memanfaatkan media WA dan IG karena mudah
digunakan dan merasa yakin untuk terus menerus memanfaatkan media
tersebut. Hal ini karena adanya bantuan dari pihak ketiga serta adanya
dukungan dari internal perusahaan dalam menyiapkan baik perangkat
keras maupun jaringan internetnya Hasil penelitian ini berkontribusi
bahwa dengan memanfaatkan teknologi dan meningkatkan komunikasi
akan dapat meningkatkan omset penjualan.

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


Karena dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif,
Kekuatan penelitian ini mampu mendeskripsikan keadaan yang akan diamati di
Penelitian
lapangan dengan lebih spesifik, dan mendalam.
1) Penelitian ini tidak signifikan secara statistik.
Kelemahan 2) Penelitian ini juga rentan terhadap bias karena menggunakan
Penelitian
metode deskriptif yang nuansa pendapatnya subyektif.
Kesimpulan:
 Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa media WA dan IG yang telah digunakan saat ini
membantu dalam kegiatan promosi produk Abon Gajah Inggil.
Implikasi penelitian ini adalah produk semakin dikenal luas dan
dapat meningkatkan omset penjualan. Media komunikasi WA dan IG
tetap dimanfaatkan karena mudah digunakan. Perusahaan merasa
Kesimpulan dan
Saran Untuk yakin dan akan terus menerus memanfaatkan media komunikasi
Kedepannya tersebut karena adanya bantuan dari pihak ketiga serta adanya
dukungan dari internal perusahaan dalam menyiapkan baik
perangkat maupun jaringan.
Saran:
 Penelitian lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang
dimungkinkan lebih baik dari metode yang digunakan dalam
penelitian ini dan dapat dijelaskan secara statistik.

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


PEMBAHASAN PERTANYAAN

1. Apakah yang dimaksud dengan persyaratan pelaporan? Jenis manakah dari informasi
yang dilaporkan yang umumnyabukanlah respons terhadap persyaratan pelaporan ?
Jawab:
Persyaratan Pelaporan melaporkan informasi kepada orang lain tentang siapa (apa)
kita ini, bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita mengerjakan
pekerjaan kita, bagaimana keadaan dari orang dan benda untuk mana kita
bertanggungjawab, dan seterusnya. Inti dari proses akuntansi adalah komunikasi atas
informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen. Karena pengumpulan
dan pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak
dilakukan untuk berperilaku sebagai mana yang diinginkan oleh para pelapor.

2. Apakah karakteristik dari persyaratan pelaporan yang kemungkinan besar akan


menyebabkan pengirim untuk memodifikasi perilaku ?
Jawab :
Menurut para psikolog ada 2 pendapat terhadap perilaku pelapor dan penerima
laporan:
1. Para psikolog mengakui bahwa perilaku orang lain tidak dapat dipaksakan sesual
dengan keinginan seseorang atau kelompok.
2. Psikolog eksperimental bersama manajer dan badan regulasi berpendapat sesuai
riset mereka bahwa secara aktif mereka mencoba untuk mempengaruhi perilaku
orang lain agar berjalan sesuai keinginan mereka.

Terdapat pula kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh pembuat laporan dalam
membuat serta menyajikan pelaporan, yaitu:
1. Kesalahan yang disengaja
Dalam hal ini, laporan yang disusun oleh pembuat laporan terdapat kebohongan
dan dilakukan dengan sengaja untuk memenuhi kepentingan pribadi dan atau
golongan.
2. Kesalahan yang tidak disengaja

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


Terdapatnya kesalahan akibat kurang akuratnya input informasi dan ketidakhati-
hatian pelapor dalam melaporkannya. Hal ini dikarenakan system informasi
perusahaan yang tidak memadai.

3. Bagaimana pelapor menentukan tujuan untuk manainformasi yang dilaporkan akan


digunakan ?
Jawab :
 Antisipasi penggunaan informasi.
Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat
dikendalikan oleh pembuat, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa
perilku pembuat akan dimodifikasi. Pembuat dapat merasa cukup pasti bahwa
perubahan dalam perilaku akan mengarah pada perubahan yang diinginkan
dalam informasi yang dilaporkan.
 Prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi.
Apabila pembuat laporan bertanggungjawab kepada penerima maka ia akan
berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan mengenai apa yang harus
dilaporkan, mengenai tindakan dan hasil yang manakah yang penting bagi
penerima. Namun ketika orang tidak merasa pasti mengenai bagaimana
informasi tersebut akan digunakan, maka pembuat laporan memiliki pekerjaan
sulit untuk memprediksi kapan dan bagaimana informasi tersebut akan
digunakan.
4. Bagaimana umpan balik, insentif, dan sanksi berinteraksi dengan dampak-dampak
dari persyaratan pelaporan ?
Jawab :
Feedback dalam :
1. Akuntansi Keuangan berfokus kepada laporan keuangan untuk mengetahui
apakah laporan tersebut sesuai dengan SAK.
2. Akuntansi Perpajakan berfokus pada pembayaran pajak perusahaan untuk
mengetahui apakah pembayaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan sudah
sesuai dengan peraturan pajak.
3. Akuntansi Sosial berfokus pada lingkungan sekitarnya, apakah perusahaan

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


sudah beroperasi secara eco friendly.
4. Akuntansi Manajemen berfokus pada kinerja perusahaan, apakah tingkat
produktivitas perusahaan sudah efektif dan efisien.

Insentif dan sanksi dalam :


1. Akuntansi Keuangan pengirim harus berhati-hati dalam membuat laporan
keuangan karena jika laporan keuangan tersebut tidak bebas dari salah saji
material maka bisa kena sanksi, namun jika pengirim dapat memberikan laba
yang besar, maka dapat diberikan penghargaan dari perusahaan.
2. Akuntansi Perpajakan pengirim harus membayar dan melaporkan pajaknya
secara jujur dan tepat waktu.
3. Akuntansi Sosial pengirim harus memperhatikan lingkungan di sekitar
perusahaan, karena jika perusahaan menyebabkan kerusakan lingkungan atau
polusi udara sehingga berdampak buruk pada kesehatan masyarakat, maka
perusahaan akan mencemarkan nama baik perusahaan itu sendiri, jika
lingkungan perusahaan bersih maka masyarakat akan lebih percaya pada
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
4. Akuntansi Manajemen pengirim harus bisa meningkatkan kinerja
perusahaannya untuk bisa mendapatkan penghargaan dari atasannya, namun
jika kinerja perusahaan menjadi sangat menurun maka pihak manajemen dapat
diberikan sanksi berupa penggantian jabatan atau penurunan jabatan.

5. Bagaimana penentuan waktu dari persyaratan pelaporan memengaruhi dampak-


dampaknya ?
Jawab :
Penentuan waktu dari persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi keputusan-
keputusan yang akan diambil oleh decision maker perusahaan karena dalam sebelum
keputusan tersebut diambil kita masih dapat mempengaruhi hasil putusan pelaporan
tersebut, tetapi jika putusan tersebut telah diputuskan maka pihak pengirim harus
mencari data-data baru yang memiliki peluang untuk mengembalikan putusan yang
telah diputuskan tersebut menjadi pada putusan yang diinginkan pengirim.

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)


DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Keperilakuan; Akuntansi Multiparadigma Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat

Downloaded by 127_Ratih Wulandari (ratihwulandari3003@gmail.com)

You might also like