You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Untuk Memenuhi Nilai Tugas Praktikum Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar 1

Dosen Pengampu :Bapak Dr. Agus Suyudi, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Nama : Islamiyah

NIM : 220321603118

Kelompok : 3

Offering :D

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2022
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

A. Tujuan
1. Menerapkan teori ralat dengan benar
2. Menentukan momentum sistem sebelum tumbukan dan sesudah
tumbukan
3. Membuktikan hukum kekekalan momentum
4. Mampu menggunakan ticker-timer dengan benar
5. Menggunakan neraca teknis dengan benar,
6. Menggunakan set alat dengan baik dan benar sesuai prosedur yang ada.
B. Dasar Teori

Momentum linier pada suatu partikel didefinisikan sebagai besaran yang


berhubungan dengan kecepatan (v) dan massa (m) suatu benda (Kanginan,
Marthen,2006). Momentum linier merupakan besaran vektor yang searah
dengan kecepatan benda (Supiyanto, 2005). Momentum dapat diartikan
sebagai ukuran kesulitan untuk memberhentikan suatu benda. Momentum
diperoleh dari hasil kali besaran skalar massa dan besaran vektor kecepatan,
yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

P=mxv

Dengan keterangan:

(1) p adalah momentum dalam kilogram meter per detik (Kg,m/s),

(2) m adalah massa benda (Kg),

(3) v adalah kecepatan benda (m/s)

Momentum merupakan besaran dinamik yang lebih informatif daripada


kecepatan. Contoh truk dan sedaan yang sedang melaju dengan kecepatan
yang sama, momentum truk lebih besar dibandingkan momentum sedan.
(serway, 2004:384)

Hukum kekekalan momentum merupakan hukum yang sangat pening


dalam fisika. Namun, konsep esensial dari momentum tersebut secara
eksperimen sulit dibuktikan dalam pembelajaran dikelas. Hal tersebut
dikarenakan untuk mebuktikan gerak dari benda pada suatu sistem harus
dapat terukur, sedangkan sulit untuk menentukan metode yang tepat untuk
mengukur gerak suatu benda secara tepat dengan tingkat presisi yang relatif
rendah. (Prima dkk., 2016)

Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa "Jika tidak ada gaya


luar yang bekerja pada suatu sistem, momentum total sesaat sebelum
tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan". Hukum
kekekalan momentum berlaku untuk setiap sistem yang terdiri dari dua atau
lebih objek yang berinteraksi. Oleh karena itu, hukum ini tidak berlaku untuk
pergerakan balok di permukaan kasar atau pergerakan mobil yang dipercepat
atau diperlambat. Fisika momentum dalam kehidupan sehari-hari dapat
diibaratkan seperti kendaraan yang bertabrakan dengan suatu benda.

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
1. Papan luncur
2. Pita Kertas
3. Ticker-timer
4. Powersupply
5. Trolley benda 1 dan benda 2
6. Massa beban
7. Kertas karbon
8. Stopwatch
9. Palukayu
10. Selotip
11. Gunting
12. Mistar
D. Gambar Set Alat Percobaan

E. Prosedur Percobaan
1. Menimbang beban 1 dan beban 2, dan
2. Mencatat datanya pada lembar data sebagai m 1Danm2.
3. Menyusun nilai skala terkecil (nst) alat yang digunakan.
4. Menyusun set alat dengan baik dan benar.
5. Meluncurkan trolley 1 (benda 1) hingga trolley 1 menumbuk dan
menempel pada trolley 2 (benda 2) dan keduanya bergerak bersama-
sama.
6. Mengamati titik-titik ketukan pada pita.
7. Memberi tanda pada titik sebelum tumbukan.
8. Mengukur jarak 10 ketukan sebelum tumbukan ( S0) dan jarak 10 ketukan
setelah tumbukan (S).
9. Mencatat data dan nst alat yang digunakan pada lembar data.
10. Menghitung waktu yang diperlukan untuk 10 ketukan.
11. Melakukan variasi beban dan mengulangi percobaan hingga terkumpul 4
data percobaan.
F. Data Pengamatan

Perc Benda 1 Benda 2 Jarak


t
obaa m1 m2 s0 s
nst nst nst nst (s)
n (kg) (kg) (m) (m)
1 0,75 0,005 0,5 0,005 0,144 0,001 0,078 0,001 0,5
2 0,75 0,005 0,75 0,005 0,151 0,001 0,071 0,001 0,5
3 1,00 0,005 0,75 0,005 0,122 0,001 0,062 0,001 0,6

4 1,00 0,005 1, 00 0,005 0,116 0,001 0,046 0,001 0,6

Keterangan :
m 1= massa benda 1
m2= massa benda 2
S0 = jarak 10 ketukan sebelum tumbukan
S = jarak 10 ketukan setelah tumbukan
nst = nilai satuan terkecil
t = waktu yang dibutuhkan trolley 1 untuk bertubrukan dengan trolley 2
G. Analisis Data

Metode yang digunakan dalam percobaan hukum kekekalan momentum


adalah metode kualitatif. Pada percobaan hukum kekekalan momentum ini
juga diterapkan teori ralat mutlak dan ralat relatif. Persamaan – persamaan
yang digunakan dalam hukum kekekalan momentum sebagai berikut :

1. Massa sebelum tumbukan :


m 1 = (m1 ± ∆ m )
2. Massa setelah tumbukan :
m1 = (mtotal ± ∆ m)
3. Jarak sebelum tumbukan :
S0 =( S0 ± ∆ s )
4. Jarak sesudah tumbukan :
S= ( S ± ∆ S )
S0
5. P0=m1 .
t
S
6. P=( m1 +m2 )
t
7. Ralat mutlak merupakan deviasi standar dari variabel x yang telah
diukur sebanyak k kali.

√| | √| |
2 2
8. Ralat mutlak : ∆ P0 = ∂ P ∙ 2 ∙ ∆ m + ∂ P ∙ 2 ∙ ∆ So
∂m 3 ∂ So 3

√| √ ∂ m ∙ 3 ∙ ∆ S|
∙ ∙ ∆ m| + |
2 2
9. Ralat mutlak : ∆ P= ∂P 2 ∂P 2
∂m 3
10. Ralat Relatif merupakan hasil bagi ralat mutlak dengan rata – rata
yang disebut dengan deviasi standar relatif yang dinyatakan dalam
persen (%)
∆P
Ralat relatif ¿ ×100 %
P

Hasil ralat dan momentum sebelum dan sesudah tumbukan

Perco Momentum Awal Momentum Akhir


baan Momentum Ralat Momentum Ralat
Relatif Relatif
1 0,2160± 0,00098 0,4537% 0,1950± 0,001093 0,5605%
2 0,2265± 0,001003 0,4430 % 0,2130 ± 0,0003367 0,1581%
3 0,2033± 0,0008945 0,4399% 0,18083±0,001144 0,6326%
4 0,1933± 0,0008778 0,4540% 0,1533± 0,001238 0,8074%

H. Pembahasan

Momentum linier suatu partikel dapat didefinisikan sebagai perkalian


antara massa dan kecepatannya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut.
P=m.v
Pada percobaan hukum kekekalan momentum ini telah dilakukan
sebanyak 4 kali percobaan dengan massa yang berbeda-beda.Tumbukan
antara 2 benda ini adalah tumbukan tidak lenting sama sekali karena setelah
kedua benda bertumbukan, kedua benda menempel dan bergerak bersama-
sama.Oleh karena itu, momentum setelah tumbukan dapat dihitung dengan
menggabungkan kedua massa antara benda 1 dan benda 2.
Pada percobaan 1 massa yang digunakan pada benda 1 dan 2 masing-
masing adalah 0,75 kg dan 0,50 kg, dengan massa total sebesar 1,25 kg.
Setelah kedua benda bertumbukan, pada pita terbentuk titik-titik dengan
So=0,144 mdan S=0,078 m. Sehingga, diperoleh momentum sebelum
tumbukan Po=( 0,2160± 0,0098 ) kgm s−1dan ralat relatif 0,4537% (4AP).
Setelah tumbukan diperoleh P = (0,1950± 0,001093 ¿ kg . ms−1 dan ralat relatif
sebesar 0,5605 % (4 AP).
Pada percobaan 2 massa yang digunakan pada benda 1 dan 2 masing-
masing adalah 0,75 kg dan 0,75 kg, dengan massa total sebesar 1,50 kg.
Setelah kedua benda bertumbukan, pada pita terbentuk titik-titik dengan
So=0,151mdan S=0,071m . Sehingga, diperoleh momentum sebelum
tumbukan Po=( 0,2265± 0,001003 ) kgms−1 dan ralat relatif sebesar
0,4430 % ( 4 AP ) . Setelah tumbukan diperoleh P =(0,2130±0,003367) kgm s−1
dan ralat relatif sebesar 0,1581 % (4 AP).
Pada percobaan 3 massa yang digunakan pada benda 1 dan 2 masing-
masing adalah 1,00 kg dan 0,75 kg, dengan massa total sebesar 1,75 kg.
Setelah kedua benda bertumbukan, pada pita terbentuk titik-titik dengan
So=0,122mdan S=0,062m . Sehingga, diperoleh momentum sebelum
tumbukan Po=( 0,2033± 0,0008945 ) kgm s−1dan ralat relatif sebesar 0,4399%
(4AP). Setelah tumbukan diperoleh P = (0,18083 ± 0,001144 kgm s−1 dan ralat
relatif sebesar 0,6326% (4AP)
Pada percobaan 4 massa yang digunakan pada benda 1 dan 2 masing-
masing adalah 1,00 kg dan 1,00 kg, dengan massa total sebesar 2,00 kg.
Setelah kedua benda bertumbukan, pada pita terbentuk titik-titik dengan
So=0,116 mdan S=0,046 m. Sehingga, diperoleh momentum sebelum
tumbukan Po=( 0,1933± 0,008778 ) kgms−1dan ralat relatif sebesar 0,4540%
(4AP). Setelah tumbukan diperoleh P = (0,1533 ± 0,001238)kgm s−1 dan
ralat relatif sebesar 0,8074 % (4AP).
Dari data di atas, kita dapat melihat bahwa momentum sebelum dan
sesudah tumbukan berbeda. Perbedaan pulsa sebelum dan sesudah dapat
disebabkan oleh beberapa kesalahan seperti kesalahan perhitungan jarak pada
ticker timer, kurang baik dalam set alat saat praktikum, serta kesalahan
perhitungan waktu saat terjadi tumbukan.
I. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan dan pengolahan data hukum kekekalan
momentum dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Mahasiswa mampu
menerapkan teori ralat dengan benar yakni, teori ralat yang digunakan pada
percobaan ini adalah teori ralat mutlak dan relatif, yang secara matematis
dirumuskan sebagai berikut.

√| | √| |
2 2
∂P 2 ∂P 2
∆ P= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So dan
∂m 3 ∂ So 3

Ralat relatif :

∆P
×100 %
P

Pada percobaan 1 diperoleh momentum sebelum tumbukan Po (


0,2160 ± 0,00098) kgm/s dan ralat relatif 0,4537% (4 AP). Setelah tumbukan
diperoleh P (0,1950 ± 0,001093)kgm/s dan ralat relatif sebesar 0,5605% (4
AP). Pada percobaan 2 diperoleh momentum sebelum tumbukan Po (
0,2265 ± 0,001003) kgm/s dan ralat relatif 0,4430% (4 AP). Setelah
tumbukan diperoleh P (0,2130 ± 0,003367)kgm/s dan ralat relatif sebesar
0,1581% (4AP). Pada percobaan 3 diperoleh momentum sebelum tumbukan
Po (0,2033 ± 0,0008945) kgm/s dan ralat relatif 0,4399% (4 AP). Setelah
tumbukan diperoleh P (0,18083± 0,001144 ) kgm/s dan ralat relatif sebesar
0,6326% (4 AP). Pada percobaan 4 diperoleh momentum sebelum tumbukan
Po (0,1933± 0,0008778) kgm/s dan ralat relatif 0,4540% (4 AP). Setelah
tumbukan diperoleh P (0,1533± 0,001238) kgm/s dan ralat relatif sebesar
0,8074% (4 AP).
Melalui percobaan ini juga, mahasiswa dapat menentukan momentum
sistem sebelum tumbukan dan sesudah tumbukan, dan mampu membuktikan
hukum kekekalan momentum. Mahasiswa juga mampu menggunakan Ticker-
timer dengan benar, dapat menggunakan neraca teknis dengan benar, serta
dapat menggunakan set alat dengan baik dan benar sesuai prosedur yang ada.

J. Daftar Rujukan
Kanginan, Marthen 2006, Fisika untuk SMA kelas XI Jakarta, Erlangga
Prima, E.C., Setiya Utari (2019). Analisis Hukum Kekekalan Momentum
Model Tumbukan Kelereng dengan Gantungan Ganda Menggunakan
Analisis Video Tracker. Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuwan, 85
Prima, E. C., Mawaddah, M., Winarno,N., & Sriwulan, W. (2016).
Kinematics investigations of cylinders eolling down a ramp using
tracker. AIP Conference Proceedings.
Serway, Raymond A&Jewett,John W..2014, Physics for Scientists and
Engineers with Modern Physics, Ninth Edition
Supriyanto,2005, Fisika SMA, Jakarta, Erlangga
K. Lampiran

Perhitungan Ralat

1.) Percobaan 1
- Sebelum tumbukan
m 1= (m2 ± ∆ m)
m 1= (0,75 ± 0,0025)kg
S = (s0 ± ∆ s )
S = (0,144 ± 0,0005)m
s
P=m1 .
t
0,144
P=0,75.
0,5
−1
P=0,216 kg . ms

Ralat mutlak

√| | √| |
2 2
∂P 2 ∂P 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
∂m 3 ∂ So 3

√| | √| |
2 2
s0 2 m 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
t 3 t 3

√| | √| |
2 2
0,144 2 0,75 2
∆ Po= ∙ ∙0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,5 3 0,5 3

√( ) √( )
2 2
0,144 2 0,75 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,5 3 0,5 3

∆ Po= ( 0,144
0,5 3
∙ ∙ 0,0025 ) +(
2
∙ ∙ 0,0005)
0,75 2
0,5 3

∆ Po=0,00048+0,0005

∆ Po=0,00098 (2AP)

Ralat relatif :
∆P
×100 %
P

0,00098
×100 %=0,4537 % (4 AP)
0,216

- Setelah tumbukan
m 1= (mtotal ± ∆ m)
m 1= (1,25 ± 0,0025)kg
S = (S ± ∆ s )
S = (0,078 ± 0,0005)m
s
P=m1 .
t
0,078
P=1,25 .
0,5
−1
P=0,195 kg . ms

Ralat mutlak

√| | √| |
2 2
∂P 2 ∂P 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
∂m 3 ∂ So 3

√| | √| |
2 2
s 2 m 2
∆ Po= 0 ∙ ∙ ∆ m + ∙ ∙ ∆ So
t 3 t 3

√| | √| |
2 2
0,078 2 1,25 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙0,0005
0,5 3 0,5 3

√( ) √( )
2 2
0,078 2 1,25 2
∆ Po= ∙ ∙0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,5 3 0,5 3

∆ Po= ( 0,078
0,5 3
∙ ∙ 0,0025) + (
2
∙ ∙ 0,0005 )
1,25 2
0,5 3

∆ Po=0,00026+0,00083 3

∆ Po=0,001093(4 AP )

Ralat relatif :
∆P
×100 %
P

0,001093
×100 %=0,5605% (4 AP)
0,195

2.) Percobaan 2
- Sebelum tumbukan
m 1= (m2 ± ∆ m)
m 1= (0,75 ± 0,0025)kg
S = (s0 ± ∆ s )
S = (0,151 ± 0,0005)m
s
P=m1 .
t
0,151
P=0,75.
0,5
−1
P=0,2265 kg . ms

Ralat mutlak

√| | √| |
2 2
∂P 2 ∂P 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
∂m 3 ∂ So 3

√| | √| |
2 2
s0 2 m 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
t 3 t 3

√| | √| |
2 2
0,151 2 0,75 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙0,0005
0,5 3 0,5 3

√( ) √( )
2 2
0,151 2 0,75 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,5 3 0,5 3

∆ Po= ( 0,151
0,5 3
∙ ∙0,0025 )+ (
2
∙ ∙ 0,0005 )
0,75 2
0,5 3

∆ Po=0,000503+0,0005

∆ Po=0,001003 (4AP)

Ralat relatif :
∆P
×100 %
P

0,001003
×100 %=0,4430% (4 AP)
0,2265

- Setelah tumbukan
m 1= (mtotal ± ∆ m)
m 1= (1,50 ± 0,0025)kg
S = (S ± ∆ s )
S = (0,071 ± 0,0005)m
s
P=m1 .
t
0,071
P=1,50 .
0,5
−1
P=0,213 kg . ms

Ralat mutlak

√| | √| |
2 2
∂P 2 ∂P 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
∂m 3 ∂ So 3

√| | √| |
2 2
s 2 m 2
∆ Po= 0 ∙ ∙ ∆ m + ∙ ∙ ∆ So
t 3 t 3

√| | √| |
2 2
0,071 2 1,50 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,5 3 0,5 3

√( ) √( )
2 2
0,071 2 1,50 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙0,0005
0,5 3 0,5 3

∆ Po= ( 0,071
0,5 3
∙ ∙0,0025 )+ (
2
∙ ∙ 0,0005 )
1,50 2
0,5 3

∆ Po=0,0002367+0,0001

∆ Po=0,0003367 (4AP)

Ralat relatif :
∆P
×100 %
P

0,0003367
×100 %=0,1581% (4 AP)
0,213

3.) Percobaan 3
- Sebelum tumbukan
m 1= (m2 ± ∆ m)
m 1= (1,00 ± 0,0025)kg
S = (s0 ± ∆ s )
S = (0,122 ± 0,0005)m
s
P=m1 .
t
0,122
P=1,00 .
0,6
−1
P=0,2033 kg . ms

Ralat mutlak

√| | √| |
2 2
∂P 2 ∂P 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
∂m 3 ∂ So 3

√| | √| |
2 2
s0 2 m 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
t 3 t 3

√| | √| |
2 2
0,122 2 1,00 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,6 3 0,6 3

√( ) √( )
2 2
0,122 2 1,00 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙0,0005
0,6 3 0,6 3

∆ Po= ( 0,122
0,6 3
∙ ∙0,0025 )+ (
2
∙ ∙ 0,0005 )
1,00 2
0,6 3

∆ Po=0,0003389+0,0005556

∆ Po=0,0008945 (4AP)

Ralat relatif :
∆P
×100 %
P

0,0008945
×100 %=0,4399 % (4 AP)
0,20333333333

- Setelah tumbukan
m 1= (mtotal ± ∆ m)
m 1= (1,75 ± 0,0025)kg
S = (S ± ∆ s )
S = (0,062 ± 0,0005)m
s
P=m1 .
t
0,062
P=1,75 .
0,6
−1
P=0,18083333333kg .m

Ralat mutlak

√| | √| |
2 2
∂P 2 ∂P 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
∂m 3 ∂ So 3

√| | √| |
2 2
s 2 m 2
∆ Po= 0 ∙ ∙ ∆ m + ∙ ∙ ∆ So
t 3 t 3

√| | √| |
2 2
0,062 2 1,75 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,6 3 0,6 3

√( ) √( )
2 2
0,062 2 1,75 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙0,0005
0,6 3 0,6 3

∆ Po= ( 0,062
0,6 3
∙ ∙0,0025 ) + (
2
∙ ∙ 0,0005 )
1,75 2
0,6 3

∆ Po=0,000172+ 0,000972

∆ Po=0,001144( 4 AP)

Ralat relatif :
∆P
×100 %
P

0,001144
×100 %=0,6326 % (4AP)
0,18083333333

4.) Percobaan 4
- Sebelum tumbukan
m 1= (m2 ± ∆ m)
m 1= (1,00 ± 0,0025)kg
S = (s0 ± ∆ s )
S = (0,116 ± 0,0005)m
s
P=m1 .
t
0,116
P=1,00.
0,6
−1
P=0,19333333333kg .ms

Ralat mutlak

√| | √| |
2 2
∂P 2 ∂P 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
∂m 3 ∂ So 3

√| | √| |
2 2
s0 2 m 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
t 3 t 3

√| | √| |
2 2
0,116 2 1,00 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙0,0005
0,6 3 0,6 3

√( ) √( )
2 2
0,116 2 1,00 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,6 3 0,6 3

∆ Po= ( 0,116
0,6 3
∙ ∙ 0,0025) + (
2
∙ ∙0,0005 )
1,00 2
0,6 3

∆ Po=0,0003222+ 0,0005556

∆ Po=0,0008778 (4AP)

Ralat relatif :
∆P
×100 %
P

0,0008778
×100 %=0,4540 % (4 AP)
0,19333333333

- Setelah tumbukan
m 1= (mtotal ± ∆ m)
m 1= (2 ± 0,0025)kg
S = (S ± ∆ s )
S = (0,046 ± 0,0005)m
s
P=m1 .
t
0,046
P=2 .
0,6
−1
P=0,15333333333kg .ms

Ralat mutlak

√| | √| |
2 2
∂P 2 ∂P 2
∆ Po= ∙ ∙∆m + ∙ ∙ ∆ So
∂m 3 ∂ So 3

√| | √| |
2 2
s 2 m 2
∆ Po= 0 ∙ ∙ ∆ m + ∙ ∙ ∆ So
t 3 t 3

√| | √| |
2 2
0,046 2 2 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,6 3 0,6 3

√( ) √( )
2 2
0,046 2 2 2
∆ Po= ∙ ∙ 0,0025 + ∙ ∙ 0,0005
0,6 3 0,6 3

∆ Po= ( 0,046
0,6 3
∙ ∙ 0,0025) + (
2
∙ ∙ 0,0005)
2 2
0,6 3

∆ Po=0,000128+0,00111

∆ Po=0,001238(4 AP )

Ralat relatif :
∆P
×100 %
P

0,001238
×100 %=0,8074 % (4AP)
0,15333333333
Lampiran kegiatan

You might also like