You are on page 1of 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Rumah Sehat

Sub Pokok Bahasan : Rumah Yang Memiliki Ventilasi

Tempat : Rumah Warga

Sasaran : Individu

Waktu : 08.00 – 08.40 WIB (40 menit)

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Februari 2020

Penyuluh : Sity Maryatul Kudriah

A. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang Ventilasi selama 40 menit, diharapkan
sasaran dapat memahami tentang Ventilasi.

B. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang imunisasi, sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian rumah sehat dengan benar.
2. Menyebutkan penyakit yang dapat timbul
3. Menyebutkan Syarat-syarat rumah sehat dengan benar
4. Menyebutkan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah.

C. Materi
1. Pencahayaan rumah terpenuhi
2. pengertian rumah sehat dengan benar.
3. penyakit yang dapat timbul
4. Syarat-syarat rumah sehat dengan benar
5. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah.
D. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media :
1. Leaflet

F. Kegiatan :
Waktu Kegiatan
No Tahap
(Menit) Penyuluh Peserta
1. Perkenalan dan 5 1) Membuka pertemuan 1) Menjawab salam
Pembukaan dengan mengucap
salam
2) Perkenalan diri 2) Mendengarkan

3) Menjelaskan tujuan 3) Menyimak

penyuluhan
2. Inti 25 1) Penyampaian materi : 1) Menyimak dan
 Pencahayaan rumah mencatatat
terpenuhi
 pengertian rumah sehat
dengan benar.
 penyakit yang dapat timbul
 Syarat-syarat rumah sehat
dengan benar
 Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam
membangun suatu rumah.
2) Menjawab
2) Tanya jawab danbertanya
3. Penutup 10 1) Simpulan 1) Menyimak
2) Evaluasi 2) Menjawab pertanyaan
3) Menutuppertemuan dan 3) Menjawab salam
memberi salam

G. Sumber Bacaan
H.
1. Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat Promosi CSR PDAM TIRTA PAKUAN.
http://csrpdamkotabogor.wordpress.com/phbs tanggal 28 November 2014
2. Depkes. 2008. Informasi Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan. Jakarta: Depkes RI.
3. Ekasari, dkk. 2008. Keperawat Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk
Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.
4. Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

I. Evaluasi
Jenis : formatif
Cara : lisan
Waktu : setelah dilakukan penyuluhan

Soal :

1. Menyebutkan pengertian rumah sehat dengan benar.


2. Menyebutkan penyakit yang diakibatkan oleh rumah yang tidak sehat dengan benar.
3. Menyebutkan Syarat-syarat rumah sehat dengan benar
4. Menyebutkan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah
Lampiran

A. Pengertian Rumah Sehat


Rumah sehat adalah tempat untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat, sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun social. Yang memenuhi syarat-syarat rumah
sehat seperti adanya ventilasi, pencahayaan yang cukup, bangunan yang sesuai dengan penghuni rumah dan di
dukung oleh kesehatan lingkungan sekitar.
B. Penyakit Yang Ditimbulkan oleh Rumah Yang Tidak Sehat
Adapun salah satu penyakit yang dapat timbul akibat Rumah yang tidak sehat, diantaranya adalah
penyakit saluran pernafasan. Jenis penyakit saluran pernafasan ada dua, yaitu:
1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), misalnya influenza, batuk, pneumonia,
2. .Infeksi Saluran Pernafasan Kronis, misalnya TBC Penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya penyakit saluan pernafasan, yaitu: Penyebab : Bakteri Pneumococcus Faktor pendukung : - lingkungan
yang tidak sehat (rumahyang kotor)- kurang gizi- tertular oleh orang lain.

C. Syarat-syarat Rumah Sehat


1. Bahan bangunan
a. Bahan Bangunan Lantai : ubin atau semen adalah baik namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan.Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan, dan ini pun
mahal. Oleh karena itu lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang didapatkan. Syarat-syarat
penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Untuk
memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian di
padatkan dengan benda yang sangat berat dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu
merupakan sarang penyakit.
b. Dinding : tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah
tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah didaerah tropis khususnya di pedesaan,
lebih baik dindingnya atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang lubang pada
dinding atau pada papan tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat menambah penerangan alamiah.
c. Atap : genteng adalah umum dipakai baik di pedesaan ataupun di perkotaan. Disamping atap genteng
cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat
membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu,
maka atap daun rumbai atau kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok
untuk rumah pedesaan disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.
d. Lain-lain : (tiang, kaca, reng) kayu untuk tiang, bambu untuk kasa dan reng adalah umum di pedesaan.
Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang ini
merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menuruti ruas
bambu tersebut. Apabila tidak pada ruas, maka lubang pada ujung-ujung yang digunakan untuk kasa
tersebut ditutup dengan kayu.

2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar
aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang
diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya
menjadi meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban
udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan
penyerapan. Kelembaban ini merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen
(bakteri¬bakteri penyebab penyakit).
Fungsi kedua dari pada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri,
terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri
yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar
ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humudity) yang optimum.

Ada 2 macam ventilasi, yakni:


a) Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah
melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di
pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena juga merupakan jalan
masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-
usaha lain untuk melindungi kita dari ganguan-ganguan tersebut. usaha mendapatkan
ventilasi alamiah bisa diperoleh. Oleh karena itu perlu diketahui bahwa ventilasi
mendasarkan diri pada dua prinsip, yaitu :
a. Ventilasi Horisontal
Ventilasi horizontal timbul karena udara dari sumber yang datang secara
horizontal. Kondisi ini bisa terjadi bila ada satu sisi (bagian rumah) yang sengaja
dibuat panas sementara di sisi lain kondisinya lebih sejuk. Kondisi sejuk ini dapat
diperoleh bila bagian tersebut kita tanami pohon yang cukup rindang atau bagian
tersebut sering terkena bayangan (ingat prinsip dasar udara yang mengalir dari
daerah bertekanan tinggi /dingin ke daerah bertekanan rendah/panas).
b. Ventilasi Vertikal
Prinsip dasar ventilasi vertikal adalah memanfaatkan perbedaan lapisan-lapisan
udara, baik di dalam maupun di luar yang memiliki perbedaan berat jenis.
Ventilasi vertikal ini akan sangat bermanfaat untuk bangunan rumah 2 lantai atau
lebih.
b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara
tersebut, misalnya mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi
rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus
dijaga agar udara tidak berhenti atau membalik lagi, intinya harus mengalir. Artinya di
dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
3. pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya mata hari di
samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik
untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam
rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan
menjadi 2, yakni:
a) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh
bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah
yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. jalan masuk cahaya
luasnya sekurang¬kurangnya 15 % sampai 20% dari luas lantai yang terdapat di dalam
ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar
matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain.
Fungsi jendela disini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari
lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus di
tengah-tengah tinggi dinding (tembok). Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan
dengan genteng kaca. Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan
melubangi genteng biasa waktu pembuatannya,kemudian menutupnya dengan pecahan
kaca. memperhitungkan besar cahaya yang masuk melalui bukaan atau jendela dapat
dilakukan dengan dua metode, yakni cara direktorat penyelidikan masalah bangunan
(DPMB) dan building coverage ratio (BCR).
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya
matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk
hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di
dalam rumah akan menyebabkan panas dan silau akhirnya dapat merusakkan mata.
b) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu
minyak tanah, listrik, api dan sebagainya. Kualitas dari cahaya buatan tergantung dari
terangnya sumber cahaya (brightness of the source). Pencahayaan buatan bisa terjadi
dengan 3 cara, yaitu direct, indirect, semi direct atau general diffusing.
Kentungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari ventilasi dam pencahayaan
yang baik adalah Evisiensi terhadap pengunaan listrik, Lingkungan akan menjadi sehat
karena dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dapat membunuh kuman yang
berbahaya bagi kesehatan dan juga dapat memaksimalkan potensi alam.

D. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah


a. Faktor Lingkungan Membangunan suatu rumah harus memperhatikan baik lingkungan fisik, biologis
maupun lingkungan sosial dimana rumah itu didirikan dipegunungan atau di tepi pantai, di desa, ataukah
di kota-didaerah dingin atau di daerah panas, di daerah dekat gunung berapi (daerah gempa), ataudi
daerah bekas gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan sudah tentu disesuaikan dengan kondisi
sosial budaya pedesaan misalnya bahannya, bentuknya, menghadapnya dan sebagainya.
b. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat Rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuni untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misalnya bambu, kayu dan sebagainya
adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah.
c. Teknologi Yang Dimiliki oleh Masyarakat Teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu
modern. Akan tetapi teknologi modern itu saat mahal dan bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh
masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimana pun sederhananya sudah mempunyai teknologi perumahan
sendiri yang dipunyai turun-temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna, maka teknologi
yang sudah dipunyai oleh masyarakat tersebut dimodifikasi. Segi-segii yang merugikan kesehatan
dikurangi, dan memperhatikan segi-segi yang sudah positif.
d. Kebijakan (Peraturan-peraturan) Pemerintahan yang Menyangkut Tata Guna Tanah Untuk hal ini, bagi
perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem, namun di kota sudah menjadi masalah
yang besar.

You might also like