You are on page 1of 50

MODUL PROJEK TEMA 3 KEARIFAN LOKAL

KENALI BUDAYAKU

Disusun oleh,
Sri Mulyani, S.Pd.
Raja Mangara Surya Sejahtera Negara

SMP PGRI 10 Jakarta


Jalan Tebet Timur Dalam IIG
2023/2024
INFORMASI UMUM
NAMA SEKOLAH : SMP PGRI 10 JAKARTA
TEMA : TEMA 2 KEARIFAN LOKAL
ALOKASI WAKTU : 62 JP
FASE : D
Tahun pelajaran : 2023/2024

“KENALI BUDAYAKU”
TUJUAN, ALUR DAN TARGET PENCAPAIAN PROYEK
Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan ikuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal
masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.
1. Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/daerah berkembang seperti yang
ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan
internasional), serta memahami apa yang berubah dari waktu ke waktu apa saja yang tetap sama.
2. Peserta didik juga mempelajarai konsep dan nilai- nilai dibalik kesenian dan tradisional lokal, serta
merefleksikan nilai- nilai apa yang dapt diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka.
3. Peserta didik juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-
nilai luhur yang dipelajarinya.
Beberapa bentuk kearifan lokal seperti sastra lisan (pantun, cerita rakyat, peribahasa), tradisi, artefak
budaya, produk kesenian dan kerajinan merupakan warisan leluhur yang sangat bernilai. Kearifan lokal ini
sudah ada sejak ribuan tahun dan diciptakan untuk beragam tujuan, di antaranya untuk menjaga sumber daya
alam dan sumber daya lokal. Namun, generasi yang hidpu di masa sekarang umumnya kurang memahami
makna kearifan lokal seolah datang begitu saja tanpa ancang- ancang. Padahal beberapa nilai kearifan lokal
sendiri memiliki potensi untuk mencegah masalah yang terjadi (preventif).
Projek ini dimulai dengan tahap temukan, peserta didik diajak untuk mengenali bentuk dan fungsi
kearifan lokal yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan
menemukan hubungan antara identitas diri, identitas budayanya, dan belajar untuk memahami bahwa
identitas adalah sebuah konsepsi yang dinamis dan selalu berubah. Berangkat dari pemahaman tentang
identitas ini, peserta didik membongkar asumsinya terhadap identitas budaya yang ada diwilayahnya maupun
budaya orang lain. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapar menumbuhkan apresiasi terhadap
budaya dan kearifan lokal sebuah kelompok masyarakat. Tahap ini ditutup dengan menemukan masalah atau
tantangan yang terjadi di sekitaarnya yang memiliki kait dengan sumber daya alam atau sumber daya lokal.
Setelah itu projek dilanjutkan dengan tahap bayangkan, dimana pada tahap ini peserta didik diajak
untuk melihat langsung bagaimana bentuk kearifan lokal yang ada di wilayahnya. Dari sini peserta didik
diminta untuk mengkritisi hubungan antara bentuk kearifan lokal yang ditemukan dan fungsinya bagi
masyarakat. Tahap ini diakhiri dengan membayangkan kondisi impian yang peserta didik harapkan terjadi
pada lingkungannya dan kearifan lokal yang ada diwilayahnya.
Projek dilanjutkkan dengan tahap lakukan yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk
menggaungkan kearifan lokal yang ditemui dan bermakna bagi peserta didiksesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang ia miliki. Lalu, projek diakhiri dengan tahap bagikan, di mana seluruh peserta didik
membagikan pengetahuannya akan kearifan lokal kepada warga sekolah, guru, dan perwakilan masyarakat.
Melalu projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan tiga dimensi Profil Pelajar
Pancasila, yaitu Bergotong royong, Beriman dan Bertakwa Terhadap Tuhan YME, dan Kreatif.
ALUR KEGIATAN PROJEK
TAHAPAN MATERI PENCAPAIAN PROJEK
TEMUKAN 1. Pengantar Materi Peserta didik diajak untuk mengenali bentuk dan
Mengenali dan membangun Kearifan Lokal fungsi kearifan lokal yang ada di beberapa daerah di
kesadaran peserta didik
2. Bentuk dan Indonesia
terhadap pengetahuan lokal Fungsi Kearifan
Lokal
3. Pengaruh 1. Peserta didik belajar untuk memahami bahwa identitas
Identitas adalah sebuah konsepsi yang dinamis dan selalu
Kelompok pada berubah
Identitas Diri 2. Peserta didik membongkar asumsinya terhadap
4. Identitas Diri identitas budaya yang ada di wilayahnya maupun
dan Kelompok budaya orang lain
3. Peserta didik dapat menumbuhkan apresiasi terhadap
budaya dan kearifan lokal sebuah kelompok
masyarakat
5. Tantangan di Peserta didik menemukan masalah atau tantangan yang
Sekitarku terjadi di sekitarnya yang memiliki kaitan dengan
sumber daya alam atau sumber daya lokal.
BAYANGKAN 1. Menelusur 1. Peserta didik diajak untuk melihat langsung bagaimana
Mengenali bentuk-bentuk Warisan Masa bentuk kearifan lokal yang ada di wilayahnya.
kearifan lokal yang ada di Lampau 2. Peserta didik diminta untuk mengkritisi hubungan
wilayah masing- masing 2. Benang Merah antara bentuk kearifan lokal yang ditemukan dan
Keberlanjutan fungsinya bagi masyarakat
3. Kondisi Impian Peserta didik diharapkan terjadi pada lingkungannya
dan kearifan lokal yang ada di wilayahnya.
TAHAP LAKUKAN Identifikasi Peserta didik menggaungkan kearifan lokal yang
Mewujudkan pelajaran yang Potensi Diri dan ditemu dan bermakna bagi peserta didik sesuai dengan
mereka dapat mealui bentuk Kelompok kemampuan dan keterampilan yang ia miliki.
aksi pelestarian budaya lokal Peserta didik dan kelompok mengidentifikasi potensi
yang paling mungkin diri dan kelompok untuk menggaungkan kearifan lokal
dilakukan yang ditemui dan bermakna bagi peserta didik sesuai
dengan kemampuan dan keterampilan yang ia miliki.
LESTARIKAN BUDAYA Menentukan Peserta didik dan kelompok menentukan bentuk aksi
LOKALKU Bentuk Aksi untuk emnggaungkan kearifan lokal yang ditemui dan
bermakna bagi oeserta didik sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang ia miliki.
Persiapan Aksi Peserta didik dan kelompok mempersiapkan aksi untuk
menggaungkan kearifan lokal yang ditemu dan
bermakna bagi peserta didik sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang ia miliki
Simulasi Aksi Peserta didik dan kelompok melakukan aksi untuk
menggaungkan kearifan lokal yang ditemu dan
bermakna bagi peserta didik sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang ia miliki
TAHAP BAGIKAN Evaluasi Aksi Peserta didik mengevaluasi hasil simulasi yang sudah
Menanggapi/ melengkapi dilakukan pada tahap sebelumnya tentang kearifan
proses dengan aksi pelestarian lokal daerahnya.
budaya lokal serta melakukan Refleksi Peserta didik dan fasilitator merefleksi hasil simulasi
evaluasi dan refleksi yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya tentang
kearifan lokal daerahnya.
Cerita Perjalanan Peserta didik membagikan pengetahuannya akan
Aksiku kearfian lokal kepada warga sekolah, guru, dan
perwakilan masyarakat.
TARGET PENCAPAIAN PROJEK P5BK
Melalui projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan tiga dimensi Profil Pelajar
Pancasila, yaitu Bergotong royong, Beriman dan Bertakwa Terhadap Tuhan YME, dan Kreatif yang
diimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari.

RELEVANSI PROJEK BAGI GURU DAN SEKOLAH


Statistik kebudayaan tahun 2017 mencatat bahwa jumlah kesenian yang akan punah mencapai angka
143, terdiri atas seni rupa, seni musik, seni teater, seni tari, sastra dan kesenian lainnya. Di sisi lain, statistic
kebudayaan tahun 2018 juga mencatat ada 34 bahasa daerah yang akan punah, hal ini penting untuk menjadi
perhatian kita bersama karena beberapa ragam seni dan bahasa daerah merupakan hasil untuk akumulasi
pengetahuan lokal masyarakat Indonesia dalam jangka waktu yang panjang. Belum lagi ditambah beberapa
budaya lokal tersebut mengandung makna mendalam untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan
sumber daya lokal dengan mencerminkan relasi antar manusia, relasi manusia dengan Tuhan, dan relasi
manysia dengan alam semesta. nilai-nilai pengetahuan lokal yang terwujud dalam berbagai bentuk budaya
lokal ini penting untuk terus digaungkan dan diwariskan pada generasi selanjutnya agar tetap lestari.
Pendidikan merupakan sarana untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki karakter positif terkait
dengan Projek Pengutan Profil Pelajar Pancasila pada SMP PGRI 10 Jakarta. Sehingga Kearifan lokal yang
merupakan produk budaya masa lalu patut secara terus- menerus dijadikan pegangan hidup. Budaya Palang
Pintu saat pembukaan acara adat, tarian daerah betawi yang sarat akan nilai- nilai sosial, lenong betawi yang
perlu dilestarikan.
Sejalan dengan hal tersebut, sekolah sebagai salah satu institusi budaya memiliki peran untuk ambil
bagian dari upaya pelestarian budaya lokal khususnya yang ada di daerah Jakarta yang kini keadaannya
semakin terancam dari waktu ke waktu. Seperti yang tertuang dalam judul projek ini “KENALI
BUDAYAKU”.
Selain itu, sekolah juga dapat memberikan pengalaman akan keberagaman budaya yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk dapat merawat atau memelihara budaya lokal agar tidak punah, kemudian diikuti
dengan refleksi pada tahapannya akan membentuk masukan dan pengalaman positif dari keberagaman itu
sendiri.
Di mana hal ini akan menghasilkan peserta didik yang mampu mengelola perbedaan secara
konstruktif, beradaptasi dengan baik, membangun sinergi atas perbedaan sehingga sekolah dapat mendorong
peserta didik lebih mudah dan siap menjadi bagian dari masyarakat global.
Bagaimanapun, sebagai kompas kehidupan, budaya dapat mengarahkan kita untuk berpikir, merasa,
bertindak, dan berkarya ke arah benar salah, baik buruk, pantas tidak pantas.
KEGIATAN 1 P5BK PENGANTAR MATERI KEARIFAN LOKAL

Palang Pintu dan Rumah Adat Tari daerah Lenong

MODUL PROJEK FASE D TUJUAN


Peserta didik diajak untuk mengenali bentuk dan fungsi kearifan
TEMA: lokal yang ada di beberapa daerah di Indonesia khususnya di daerah
KEARIFAN LOKAL Jakarta
TOPIK PERSIAPAN
KENALI BUDAYAKU 1. Guru membekali diri dengan pengetahuan akan definisi dan
berbagai bentuk kearifan lokal yang memiliki hubungan dengan
MATERI PENGANTAR budaya.
MATERI KEARIFAN 2. Guru menyiapkan lembar kerja K-W-L chart. K – W – L Chart
LOKAL K: What do you know about the topic?
W: What do you want to know about the topic?
DURASI: 2 JP L: What did you learn?
K: What do you know about the topic?
BAHAN W: What do you want to know about the topic?
L: What did you learn?
3. Guru menyiapkan artikel tentang ‘Kearifan Lokal yang ada di
Jakarta’ terkait dengan budaya yang ada di daerah sekitar.
Materi Video tentang kearifan PELAKSANAAN
lokal yang ada di Luar negeri  Guru mengawali projek dengan meminta peserta didik untuk
dan Indonesia menuliskan pepatah / peribahasa / nasihat-nasihat orang tua atau
 Barongsai : orang dewasa yang masih diingat sampai saat ini.
https://www.youtube.com/  Setelah peserta didik selesai menulis, guru bersama dengan
watch?v=Azj7LharzMI peserta didik membahas hasil tulisan peserta didik dan
 Teater Tradisional Kyogen: menanyakan jika ada peserta didik lain yang menuliskan hal
https://youtu.be/ serupa.
oKfriCzdjSg  Guru menggali lebih dalam apakah peserta didik tahu arti dari
 Tari daerah : pepatah / peribahasa / nasihat-nasihat tersebut. Kemudian guru
https://www.youtube.com/ memberi pengantar bahwa pepatah / peribahasa / nasihat-nasihat
watch?v=ppyAHZv8uTM merupakan salah satu bentuk kearifan lokal.
 Medley Indonesia:  Setelah itu, guru bertanya kepada peserta didik tentang
https://www.youtube.com/ pengertian dan bentuk kearifan lokal yang diketahui. Beberapa
watch?v=XCM54pKkQSE pertanyaan pemantik yang bisa dipakai:
1. Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata
Artikel tentang kearifan lokal: kearifan lokal?
“Kearifan Lokal adalah 2. Menurutmu, apa itu kearifan lokal?
Aspek Kebudayaan, Kenali 3. Seperti apa bentuknya?
Ciri-Ciri, Fungsi, dan 4. Kearifan lokal apa yang kamu ketahui?
Bentuknya” 5. Berasal dari daerah mana kearifan lokal tersebut?
https://www.gramedia.com/lite 6. Bagaimana kamu bisa mengetahui bentuk kearifan lokal
rasi/kearifan-lokal/
tersebut?
https://id.berita.yahoo.com/
7. Apakah kamu tahu atau pernah mencari tahu makna dibalik
kearifan-lokal-adalah-aspek-
kearifan lokal tersebut?
kebudayaan-063034544.html
1. Dengan topik “Kenali Budayaku” dari Kearifan Lokal Jakarta yang
Proyektor, Laptop
dibuat dalam bentuk gambar/ foto
PERAN GURU  Guru bertanya kepada peserta didik apa yang mereka ketahui
Narasumber, Fasilitator tentang Kearifan Lokal tersebut.
 Peserta didik mengisi K-W-L chart (kolom pertama dan kedua).
DIMENSI PROFIL  Peserta didik membaca sebuah artikel tentang yang terjadi di
PELAJAR PANCASILA Indonesia “Kearifan Lokal adalah Aspek Kebudayaan”
Beriman dan Bertakwa  Peserta didik dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 3-4 orang
kepada Tuhan Yang Mahaesa untuk membahas K-W-L Chart dan membahas pertanyaan guru:
1. Apa isi dari artikel tersebut?
2. Apa definisi kearifan lokal menurut kata-katamu sendiri?
 Di dalam kelompok, peserta didik secara bergantian
menyampaikan apa yang mereka tulis dalam K-W-L chart dan
menjawab pertanyaan guru.
 Kemudian, setiap kelompok akan membagikan hasil diskusinya.
 Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dari presentasi yang
dilakukan oleh masing-masing kelompok.

TUGAS
Peserta didik diminta untuk mencari tahu salah satu bentuk kearifan
lokal terkait dengan nilai nilai nasehat leluhur yang ada Jakarta dari
para ahli, budayawan atau sumber yang lainnya

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


1. Isilah tabel K-W-L berikut berdasarkan informasi yang kalian dapat setelah membaca sebuah artikel
terkait tentang kearifan lokal yang ada di Jakarta.
Topik: Kenali Budayaku
K: What do you know about W: What do you want to L: What did you learn?
the topic? (apa yang kalian know about the topic?
ketahui dari topic?)
…………………………………………… ………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………… ………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………… ………………………………………… ………………………………………………….
2. Presentasikan hasil tabel K-W-L!
KEGIATAN 2 P5BK
BENTUK DAN FUNGSI KEARIFAN LOKAL
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
Peserta didik diajak untuk mengenali bentuk dan fungsi kearifan
TEMA: lokal yang ada di beberapa daerah di Indonesia khususnya di
KEARIFAN LOKAL daerah Jakarta
TOPIK PERSIAPAN
KENALI BUDAYAKU 1. Guru membekali diri dengan pengetahuan akan salah satu bentuk
kearifan lokal : “Kenali budayakku” dan bagaimana dampaknya
MATERI terhadap Pembelajaran Projek Penguat Profil Pelajar Pencasila dan
BENTUK DAN FUNGSI Budaya Kerja di SMP PGRI 10 Jakarta
KEARIFAN LOKAL PELAKSANAAN
1. Guru meminta peserta didik untuk menceritakan hasil temuan
Durasi: 2 JP mereka dari tugas aktivitas 1 tentang “Kenali Budayaku”
2. Guru memutar video budaya jakarta untuk penguatan dan berjaga-jaga jika
Bahan: Materi Video tentang ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas
kearifan lokal yang ada di Jakarta3. Guru menggali lebih dalam pengetahuan peserta didik akan “Kenali
Jakarta Budayaku” di Jakarta. Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat
 Palang pintu : dipakai adalah sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?  Menurutmu, mengapa “Kenali Budayaku” dijadikan pusat
v=ZoXVs97LG0c wisata di Jakarta?
 Lenong Betawi:  Di manakah letak DKI Jakarta?
https://www.youtube.com/watch?  Guru lalu menceritakan bentuk kearifan lokal yang
v=tgoXuP0irzU beragam, mulai dari cerita rakyat, legenda, lagu daerah,
 Tari daerah: nasihat, tarian, makanan atau jajanan khas Jakarta yang
https://www.youtube.com/watch? memiliki fungsi beragam pula.
v=Ss6pR2XNRYc /
https://youtu.be/bZ5TBX-PL0w / TUGAS
https://www.youtube.com/watch? Dengan menggunakan metode wawancara atau literasi dari
v=RM4I7ificso berbagai sumber, peserta didik diminta untuk mencari tahu kearifan
Proyektor, Laptop lokal dari Jakarta terkait dengan “Kenali Budayaku” yang ada di
Jakarta
Peran guru: narasumber, fasilitator

Dimensi Profil Pelajar Pancasila:


Kebhinekaan Global
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
1. Bentuklah sebuah kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik
2. Tentukan salah satu bentuk kearifan lokal yang akan di jadikan objek dalam aktivitas projek
3. Buatlah daftar pertanyaan yang akan di gunakan sebagai eksplorasi di Sumber belajar seperti internet
atau buku terkait bentuk kearifan lokal yang ada di daerah Jakarta.
4. Lakukan eksplorasi di internet atau buku tentang kearifan lokal yang ada di Jakarta
5. Catat dan presentasikan hasil eksplorasi kalian
KEGIATAN 3 P5BK PENGARUH IDENTITAS KELOMPOK
PADA IDENTITAS DIRI
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
TEMA: Peserta didik dapat mengenali identitas suatu kelompok lewat apa yang
KEARIFAN LOKAL melekat pada kelompok tersebut
TOPIK PERSIAPAN
KENALI BUDAYAKU Guru mempersiapkan kartu bemain peran dan memahami cara bermain
peran
MATERI PELAKSANAAN
PENGARUH IDENTITAS 1. Guru membagi peserta didik menjadi 4-5 kelompok. Setiap
KELOMPOK PADA kelompok akan diberi satu kartu role play yang tidak boleh
IDENTITAS DIRI diketahui oleh kelompok lainnya. (Penjelasan cara bermain ada di
halaman selanjutnya)
Waktu: 90 menit/ 2 JP 2. Setelah selesai bermain peran, guru merangkum seluruh tebakan
Bahan: Kartu bermain peserta didik pada saat bermain, misalnya pada peran kelompok
peran, lembar kerja “Gandrung” dapat ditebak dari simbol tangan, gaya bernyanyi, dan
“Siapakah aku?” lagu yang dibawakan. Ciri khas setiap kelompok yang dimainkan
oleh setiap anggota dapat membuat orang lain mengenali kelompok
Peran Guru: Narasumber tersebut. Ini merupakan analogi bahwa identitas kelompok atau
dan Fasilitator identitas budaya dapat mempengaruhi identitas diri tiap orang di
dalam kelompok tersebut, sebaliknya identitas diri juga dapat
Dimensi Profil Pelajar mencerminkan identitas kelompok yang melekat padanya.
Pancasila: Kebhinekaan Contoh Kartu untuk bermain peran
Global

3. Guru kemudian mengantar peserta didik untuk mengenali


identitas kelompok yang melekat pada diri dengan beberapa
pertanyaan berikut:
a. Hal apa yang melekat pada dirimu yang mencerminkan
identitas kelompokmu? (jika terkait kelompok suku maka
bisa jadi logat bicara, aksesoris yang dipakai, dsb. Jika terkait
kelompok agama bisa jadi yang muncul adalah simbol
keagamaan seperti tasbih, salib, atau gaya berpakaian, seperti
kerudung, dsb. Jika terkait kelompok olahraga atau hobi
tertentu tercermin pada sepatu yang digunakan, dsb.)
b. Ceritakan bagaimana proses identitas kelompok itu dapat
melekat pada dirimu. (Apakah kebiasaan di rumah atau
terinspirasi kelompok tertentu)
CARA BERMAIN
Bagi peserta didik menjadi 4 - 5 kelompok
Setiap kelompok mendapat satu kartu peran kelompok yang akan
dimainkan, kartu ini tidak boleh diketahui oleh kelompok lain
Peserta didik diberi waktu + 15 menit untuk mempersiapkan
kelompok untuk memainkan peran kelompok yang didapat. peserta
didik dibebaskan untuk mengekspresikan peran dengan mengatur
gaya rambut, gaya berpakaian, tarian, atau nyanyian yang
menunjukkan ciri khas dari peran tersebut Setelah waktu persiapan
selesai, setiap kelompok menampilkan peran mereka di depan
kelas. Setelah selesai, kelompok lain menebak peran apa yang baru
saja dimainkan disertai dengan alasannya
Setelah seluruh kelompok tampil, guru bersama peserta didik
mengapresiasi seluruh penampilan dengan tepuk tangan bersama
HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Ketika kelompok lain menebak peran kelompok yang tampil
beserta alasannya, guru sebagai fasilitator bertanya kembali apakah
betul alasan yang diberikan sudah pasti menjadi ciri khas / identitas
kelompok tertentu, misal:
1) “Apa benar jika gaya menggoyangkan tangan ke kiri ke kanan
mengikuti instrumen music sudah pasti kelompok ondel
ondel?”
2) Ada tidak orang yang menikmati musik dengan
menggoyangkan tangan ke kiri ke kanan tapi bukan kelompok
ondel ondel?
3) Apakah semua anggota kelompok ondel ondel selalu
menggoyangkan tangan ke kiri ke kanan?
4) Bagaimana tanggapan kelompok lain?

4. Guru menutup kegiatan dengan penguatan bahwa prasangka


bisa terbentuk dari ciri khas / citra yang dibawakan. Untuk itu,
demi menghindari diri dari prasangka atau bias, yang perlu
dilakukan adalah menanyakan langsung dari sumbernya
bukan menciptakan asumsi atau prasangka.

TUGAS
Guru meminta peserta didik untuk memetakan identitas dirinya dan
identitas sosial yang melekat padanya dengan melengkapi lembar
kerja pemetaan identitas diri “Siapakah Aku?”
KEGIATAN 4 P5BK IDENTITAS DIRI DAN KELOMPOK
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
TEMA: 1. Peserta didik belajar untuk memahami bahwa identitas adalah
KEARIFAN LOKAL sebuah konsepsi yang dinamis dan selalu berubah. Peserta didik
membongkar asumsinya terhadap identitas budaya yang ada di
TOPIK wilayahnya maupun budaya orang lain.
KENALI BUDAYAKU 2. peserta didik dapat menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan
kearifan lokal sebuah kelompok masyarakat.
PERSIAPAN
MATERI Guru mempersiapkan dan membekali diri dengan pengetahuan tentang
IDENTITAS DIRI DAN identitas diri dan minat peserta didik.
KELOMPOK PELAKSANAAN
 Guru melihat dan memberi masukan atas lembar kerja peserta
Waktu: 180 menit/ 4 JP didik, kemudian menceritakan bahwa identitas diri dapat
dipengaruhi oleh orang terdekat, seperti keluarga, teman, tetangga,
Bahan: dlsb.
Lembar kerja pemetaan  Setelah selesai, peserta didik diminta untuk menyimpan lembar
identitas diri, alat tulis, alat kerja dengan baik atau mendokumentasikan lembar kerja tersebut
warna agar dapat dipakai kembali pada kegiatan berikutnya.
 Guru mengajak peserta didik untuk memetakan identitas kelompok
Peran Guru: di mana ia bergabung, misalnya: setiap tim bermain dan
Narasumber dan Fasilitator mengerjakan tugas bersama, bahkan teman yang sering kumpul
bersama di warung depan sekolah (peserta didik memilih satu
kelompok saja)
 Di dalam lembar kerja terdapat pertanyaan pemantik, seperti:
1) Siapa saja anggota dalam kelompok tersebut?
2) Apa kekuatan / potensi / kelebihan yang dimiliki teman
3) Bahasa apa yang sering digunakan? Jargon apa yang sering
muncul?
4) Kegiatan apa yang sering dilakukan bersama-sama, relasi seperti
apa yang dibangun?
5) Apakah ada tantangan yang pernah dihadapi bersama- sama?
Misalnya lomba, pertandingan, mengerjakan tugas bersama
dlsb.
 Setelah selesai, guru kemudian menceritakan bahwa sebuah
kelompok dapat membentuk budaya yang dibutuhkan oleh
kelompok itu sendiri, lalu mengajak peserta didik untuk melihat
identitas kelompok masyarakat adat di wilayah Jakarta yang kental
dengan budaya betawi.
 Guru bersama dengan peserta didik merefleksikan video yang telah
ditonton

TUGAS
Membuat pemetaan identitas kelompok berdasarkan pada hobi atau
ekstrakurikuler yang di ikuti oleh peserta didik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Mengidentifikasi identitas kelompok berdasarkan pada kelompok yang diikuti oleh peserta didik Berdasarkan
gambar/ foto kegiatan kelompok yang diikuti oleh peserta didik diskusikan pertanyaan pertanyaan berikut:
a. Siapa saja anggota dalam kelompok tersebut?
b. Apa kekuatan / potensi / kelebihan yang dimiliki teman
c. Bahasa apa yang sering digunakan? Jargon apa yang sering muncul?
d. Kegiatan apa yang sering dilakukan bersama-sama, relasi seperti apa yang dibangun?
e. Apakah ada tantangan yang pernah dihadapi bersama-sama?
KEGIATAN 5 P5BK TANTANGAN DI SEKITARKU
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
TEMA: Peserta didik merasakan atau mengalami langsung tantangan /
KEARIFAN LOKAL masalah yang terjadi di sekitarnya
PERSIAPAN
SUB-TEMA Guru wajib mempunyai pengetahuan tentang bagaimana melakukan
MENELUSURI WARISAN observasi
MASA LAMPAU Guru mempersiapkan lembar observasi pengamatan
PELAKSANAAN
TOPIK 1. Di dalam kelas, guru mengajak peserta didik untuk mengingat
TANTANGAN DISEKITARKU kembali masalah apa yang terjadi di sekitarnya yang paling
meresahkan baginya.
Waktu: 90 menit / 2 JP Bahan: 2. Peserta didik diminta menuliskannya pada lembar kerja.
Alat tulis, gawai 3. Setelah itu, guru membentuk kelompok berjumlah 4-5 peserta
Peran Guru: Pendamping dan didik di tiap kelompok, kemudian mengajak peserta didik untuk
Fasilitator pergi ke area luar sekolah untuk merasakan tantangan atau
masalah yang terjadi di lingkungan sekitar sekolah dengan
Catatan menggunakan inderanya.
Ketika melakukan pengamatan di 4. Peserta didik diminta untuk mendokumentasikan tantangan atau
luar sekolah ajak peserta didik masalah yang dirasakan.
untuk fokus pada inderanya, 5. Setelah selesai, seluruh peserta didik kembali ke kelas,
misalnya: saat ingin fokus pada melengkapi catatan lembar kerja, lalu perwakilan tiap kelompok
indera pendengaran, tutuplah mata diminta untuk menceritakan masalah yang paling dirasa
dan fokus pada apa yang meresahkan.
terdengar. Minta teman kelompok 6. Guru mengingatkan peserta didik untuk menyimpan lembar kerja
untuk menemani proses ini agar tersebut agar dapat dipakai pada kegiatan berikutnya
tidak membahayakan diri di jalan Tugas:
sekitar sekolah Guru meminta peserta didik untuk melakukan refleksi pada lembar
“Sungai Rasa”

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


1) Ceritakan bagaimana perasaanmu di tiap kelokan sungai.
2) Hal apa yang membantu dan menghambat kamu selama proses mengarungi sungai belajar ini? Apa yang
kamu lakukan ketika menemui hambatan tersebut?
3) Hal baru apa yang kamu dapatkan?
4) Di bagian mana yang paling mudah dan paling menantang untukmu?
5) Apa harapanmu pada perjalanan selanjutnya?
SUNGAI RASA
SEBERAPA PUAS AKU DENGAN USAHAKU
(Beri tanda / lingkari / arsir kotak yang sesuai dengan refleksimu!)
Tidak puas Kurang puas Puas Sangat puas

HASIL TEMUAN Hal yang paling membuatku resah dan


Hasil tidak nyaman
Temuan yang Membuatku
Resah dan Tidak Nyaman

LEMBAR PENGAMATAN TEMAN 1


Teman yang membantuku Bentuk bantuan yang aku Kata-kata positif untuk teman
saat belajar terima atau rasakan
LEMBAR PENGAMATAN TEMAN 2
Teman yang menghambatku Bentuk hambatan yang aku Harapanku pada teman tersebut
saat belajar alami atau rasakan

LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK


Kontrak Belajar atau Komitmen Belajar
1) Menurut Anda, apa manfaat Kontrak Belajar atau Komitmen Belajar?
2) Setelah Anda menandatangani kontrak belajar atau komitmen belajar, apa konsekuensinya bagi Anda
pada saat menjalani proses belajar di sekolah sampai dengan lulus?

LEMBAR REFLEKSI GURU


Kontrak Belajar
1) Menurut Anda, apa manfaat dari kontrak belajar atau komitmen belajar?
2) Setelah peserta didik, orang tua, dan pimpinan sekolah menandatangani kontrak belajar atau komitmen
belajar, apa konsekuensinya bagi guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran di sekolah?
KEGIATAN 6 P5BK MENELUSUR WARISAN MASA LAMPAU
KENALI BUDAYAKU
MODUL PROJEK TUJUAN
FASE D - peserta didik mampu mengidentifikasi bentuk kearifan lokal yang ada di
TEMA: wilayahnya
KEARIFAN LOKAL - peserta didik mengalami langsung bentuk kearifan lokal yang ada dan
SUB-TEMA bagaimana struktur geografi, demografi, dan psikografis di sekitarnya
MENELUSURI - peserta didik menemukan kekuatan atau potensi masyarakat
WARISAN MASA- peserta didik menemukan fungsi kearifan lokal yang ada bagi
LAMPAU masyarakat tersebut
TOPIK
KENALI BUDAYAKU PERSIAPAN
Guru mempersiapkan perjalanan menuju destinasi yang lekat dengan
Waktu: 25 JP (21 JP budaya lokal di wilayah tersebut dengan virtual. Persiapan ini dimulai
Kegiatan: kunjungan dari pencarian data melalui daring, narasumber lokal yang dapat
lapangan langsung + 4 JP membantu peserta didik, dlsb.
melengkapi lembar kerja PELAKSANAAN
1. Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok dan memberi arahan
Bahan: alat tulis, kamera, apa saja yang perlu dipersiapkan peserta didik sebelum memulai
perekam suara, lembar perjalanan.
kerja 2. Peserta didik diminta untuk menuliskan asumsi tentang identitas
kelompok masyarakat Betawi di Wilayah Jakarta yang dituju sebelum
Peran Guru: mencari di internet.
Pendamping dan3. Peserta didik diminta untuk menelusur dan mengalami langsung bentuk-
Fasilitator bentuk kearifan lokal yang ada di wilayah Jakarta yang mereka pilih
terkait dengan kearifan lokal apa saja yang ada pada daerah tersebut
dan melakukan wawancara/ observasi pada narasumber terkait
4. Peserta didik diminta untuk mencari tahu tujuan atau manfaat dari
kearifan lokal yang ditemukan, mengonfirmasi asumsi di awal, dan
mendokumentasikannya dengan lengkap.
CATATAN
- Destinasi yang dipilih merupakan destinasi yang memiliki beragam
budaya lokal / pengetahuan lokal yang mengatur hubungan antar
sesama manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan
semesta. Mulai dari pepatah, lagu, tarian, ritual adat, struktur
bangunan adat, hasil karya berupa tenun, atau seni lukis, dlsb.
- Alternatif lain, peserta didik bisa juga mengunjungi secara langsung di
wilayah tersebut agar bisa mewawancarai dan mengobservasi secara
langsung kegiatan masyarakat
- Perspektif terhadap budaya seringkali bias karena masing-masing orang
memiliki asumsinya sendiri. Untuk itu, perlu ditekankan bagi peserta
didik mengambil data apa adanya langsung dari narasumber (pelaku
budaya lokal) dan didokumentasikan dengan baik (menggunakan alat
perekam, dlsb) agar terhindar dari informasi yang salah kaprah
- Tips:
- Saat menggambarkan kondisi ideal, peserta didik diperbolehkan
memilih media yang diinginkan, seperti gambar, kolase, atau bentuk
bangunan 3D

TUGAS
Kunjungan lapangan: Di Jakarta yang budaya Betawi nya masih ada
KEGIATAN 7 P5BK
KENALI BUDAYAKU BENANG MERAH BERKELANJUTAN
MODUL PROJEK FASE TUJUAN
D - peserta didik mampu mengidentifikasi bentuk kearifan lokal yang ada di
TEMA: wilayahnya beserta fungsinya bagi masyarakat
KEARIFAN LOKAL - peserta didik mampu menganalisis bentuk kearifan lokal yang ada dan
bagaimana hubungannya dengan struktur geografi, demografi, dan
SUB-TEMA psikografis di sekitarnya
MENELUSURI WARISAN- peserta didik mampu mengkritisi kekuatan atau potensi masyarakat
MASA LAMPAU
TOPIK PERSIAPAN
KENALI BUDAYAKU Guru mempersiapkan materi terkait dengan kearifan lokal yang ada di
daerah Kemiren
POKOK BAHASAN PELAKSANAAN
BENANG MERAH Guru meminta peserta didik untuk mengidentifikasi bentuk kearifan
BERLANJUTAN lokal yang ditemukan dan hubungannya dengan kondisi masyarakat,
kondisi sumber daya alam, dan sumber daya lokal. Beberapa
Waktu: 180 menit / 4 JP pertanyaan yang dapat dipakai:
 Temukan apakah bentuk kearifan lokal tersebut bersifat ritual dan
Bahan: alat tulis, lembar spritual?
kerja, benang merah /  Apakah bentuk kearifan lokal tersebut merupakan cara berinteraksi
spidol merah antar masyarakat atau menunjukkan klasifikasi di masyarakat?
Peran Guru: Fasilitator  Apakah bentuk kearifan lokal tersebut bertujuan untuk menjaga
sumber daya alam atau sumber daya lokal yang tersedia?
Bagaimana kearifan lokal ini dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduk lokal?
 Apa nilai-nilai yang ingin dibangun dari kearifan local tersebut
2. Peserta didik diminta melakukan identifikasi selengkap- lengkapnya
berdasarkan hasil wawancara dan temuan langsung di lapangan
3. Setelah menuliskan seluruh temuan pada lembar kerja, guru mengajak
peserta didik untuk membuka lembar kerja kegiatan 4 “Tantangan di
Sekitarku”
4. Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi apakah ada keterkaitan
antara kearifan lokal yang ditemui dan masalah yang dirasakan oleh
peserta didik saat ini. Adakah bentuk kearifan lokal yang mampu
menjawab tantangan atau masalah yang ada saat ini?

TUGAS
Jika tidak selesai di sekolah, peserta didik dapat melanjutkannya di
luar sekolah bersama teman kelompok
KEGIATAN 8 P5BK
KENALI BUDAYAKU KONDISI IMPIAN
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
Peserta didik mampu menuliskan / menggambarkan kondisi ideal / harapan
TEMA: terkait tantangan / masalah yang mereka temui
KEARIFAN LOKAL PERSIAPAN
Mereview pengetahuan yang telah mereka dapat pada topik Merawat
SUB-TEMA Tradisi Mewarisi Budaya
MENELUSURI WARISAN PELAKSANAAN
MASA LAMPAU 1. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali kegiatan sebelumnya
dengan beberapa pertanyaan pemantik seperti berikut:
TOPIK  Bagaimana perasaanmu setelah menemukan bentuk kearifan lokal yang
KENALI BUDAYAKU ada di wilayahmu?
 Pikiran apa yang muncul setelah melihat hubungan antara kearifan
MATERI lokal dan fungsinya terhadap masyarakat?
KONDISI IMPIAN Setelah itu, peserta didik diminta untuk membayangkan dan
menggambarkan kondisi ideal atau harapan terkait tantangan yang pernah
Waktu: 90 Menit / 2 JP ia rasakan dan bentuk kearifan lokal yang ditemui.
Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat dipakai:
Bahan: alat tulis, alat warna,  Bagaimana kondisi ideal atau impian yang kamu harapkan terjadi baik
blok kayu, lego, potongan untuk dirimu, kelompokmu, ataupun wilayahmu?
gambar, lembar visi  Coba bayangkan bagaimana ekspresi wajah masyarakat dalam
Peran Guru: Fasilitator mimpimu tersebut? Bagaimana interaksi antar makhluk hidup yang
terjadi?
 Lalu, bagaimana keadaan sumber daya alam (udara, air, tanah,
tumbuhan, hewan, dsb) dan sumber daya lokal (budaya, sistem
masyarakat, dlsb.) pada kondisi ideal itu?
TUGAS
Membuat deskrisi/ ilustrasi terkait salah satu bentuk kearifan lokal yang ada
di daerah DKI Jakarta (bangunan, seni tari, mocoan dll)
Tips:
Saat menggambarkan kondisi ideal, peserta didik diperbolehkan memilih
media yang diinginkan, seperti gambar, kolase, atau bentuk bangunan 3D
KEGIATAN 9 P5BK
KENALI BUDAYAKU SESI BERBAGI
MODUL PROJEK FASE TUJUAN
D Peserta didik dan kelompok dapat menggaungkan kearifan lokal yang
TEMA: ditemui dan bermakna bagi peserta didik sesuai dengan kemampuan dan
KEARIFAN LOKAL keterampilan yang mereka miliki
SUB-TEMA PERSIAPAN
MENELUSURI WARISAN Mereview pengetahuan yang telah mereka dapat pada topik Kenali
MASA LAMPAU Budayaku
PELAKSANAAN
TOPIK 1. Guru mengajak peserta didik untuk duduk dalam posisi setengah
KENALI BUDAYAKU lingkaran.
2. Setiap kelompok peserta didik membawa hasil karya visi tiap kelompok
POKOK BAHASAN dan menceritakannya kepada teman lainnya.
SESI BERBAGI 3. Setelah berbagi cerita, guru meminta kelompok lain untuk memberikan
umpan balik dengan memakai kartu kategori berikut ini dan menuliskan
Waktu: 90 Menit alasan mengapa kartu tersebut yang diberikan
/ 2 JP
AYO WUJUDKAN BERSAMA!
Bahan: Lembar visi peserta Kartu ini diberikan jika ada mimpi / kondisi yang
didik Peran Guru: mirip atau beririsan dengan kelompok penanggap
Moderator
KAMI SETUJU!
Kartu ini diberikan ketika ada mimpi yang
beresonansi positif pada kelompok penanggap namun
tidak tertuang dalam mimpi mereka

TANTANGAN
Kartu ini diberikan ketika kelompok penanggap ingin
memberikan argumen kritis dan membangun terhadap
cerita mimpi yang disampaikan

Tips untuk Guru:


Ingatkan peserta didik bahwa kartu tantangan bukan bertujuan untuk
menjegal atau merubah mimpi kelompok, melainkan untuk membangun
kesadaran kritis akan kondisi ideal yang diharapkan.
Dokumentasikan hasil karya peserta didik untuk dipakai pada kegiatan
berikutnya

TUGAS
Guru meminta peserta didik untuk melakukan refleksi pada lembar
“Sungai Rasa”
KONSEP SUNGAI RASA

Menelusur warisan masa lampau

Benang Merah Keberlanjutan


Kondisi impian

Sesi berbagi

SEBERAPA PUAS AKU DENGAN USAHAKU


(Beri tanda / lingkari / arsir kotak yang sesuai dengan refleksimu!)
Tidak puas Kurang puas Puas Sangat puas
SUNGAI RASA
1) Ceritakan bagaimana perasaanmu di tiap kelokan sungai.
2) Hal apa yang membantu dan menghambat kamu selama proses mengarungi sungai belajar ini? Apa
yang kamu lakukan ketika menemui hambatan tersebut?
3) Hal baru apa yang kamu dapatkan?
4) Di bagian mana yang paling mudah dan paling menantang untukmu?
5) Apa harapanmu pada perjalanan selanjutnya?

Hal yang paling membuatku resah dan tidak


nyaman
HASIL TEMUAN Hasil Temuan yang Membuatku
Resah dan Tidak Nyaman

LEMBAR PENGAMATAN TEMAN 1


Teman yang Bentuk bantuan yang aku Kata-kata positif untuk teman
membantuku saat belajar terima atau rasakan

LEMBAR PENGAMATAN TEMAN 2


Teman yang menghambatku Bentuk hambatan yang aku Harapanku pada teman tersebut
saat belajar alami atau rasakan

LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK


Kontrak Belajar atau Komitmen Belajar
1) Menurut Anda, apa manfaat Kontrak Belajar atau Komitmen Belajar?
2) Setelah Anda menandatangani kontrak belajar atau komitmen belajar, apa konsekuensinya bagi Anda
pada saat menjalani proses belajar di sekolah sampai dengan lulus?

LEMBAR REFLEKSI GURU


Kontrak Belajar
1) Menurut Anda, apa manfaat dari kontrak belajar atau komitmen belajar?
2) Setelah peserta didik, orang tua, dan pimpinan sekolah menandatangani kontrak belajar atau komitmen
belajar, apa konsekuensinya bagi guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran di sekolah?
LAKUKAN AKSI PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL
KEGIATAN 10 P5BK LESTARI BUDAYA LOKALKU:
IDENTIFIKASI POTENSI DIRI & KELOMPOK
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
TEMA: Pada kegiatan Lestari Budaya Lokalku, peserta didik mampu
KEARIFAN LOKAL mengidentifikasi potensi diri dan kelompok di sekolah
PERSIAPAN
SUB-TEMA Mereview kegiatan yang ada pada Lembar Kerja Peserta didik pada
MENELUSURI WARISAN kegiatan 2 ‘Identitas Diri dan Sosial’
MASA LAMPAU
PELAKSANAAN
TOPIK 1. Guru mengajak peserta didik untuk membuka kembali lembar
KENALI BUDAYAKU kerja kegiatan 2 “Identitas Diri dan Sosial”
2. Dari lembar tersebut guru meminta peserta didik di dalam
POKOK BAHASAN kelompok untuk menuliskan kembali kemampuan /
Lestari Budaya Lokalku: keterampilan/ kebisaan / hobi diri setiap anggota kelompok pada
Identifikasi Potensi Diri & lembar kerja yang baru
Kelompok 3. Peserta didik diminta untuk merajut identitas anggota kelompok
menjadi potensi kelompok
Waktu: 90 menit TUGAS
/ 2 JP Peserta didik menidentifikasi potensi teman dalam kelompok
mereka masing masing
Bahan: Alat tulis, lembar
kerja kegiatan 4: “Identitas Diri
dan Sosial”, lembar kerja Peran
Guru: Fasilitator

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


MENGENAL POTENSI TEMAN DALAM KELOMPOK
Anjani:
jago biologi dan kimia

KELOMPOK
bermain gitar, membuat kopi dengan teknik manual brew POTENSI
Hobi bermain basket, baca komik, mencoba rasa kopi dari berbagai daerah
Fahrani:
- Jago gambar dan melukis
Edo
: Suka mengulik data dan fakta seru
-
KEGIATAN 11 P5BK LESTARIKAN BUDAYA LOKALKU: MENENTUKAN BENTUK
AKSI
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
TEMA: Peserta didik mampu menyadari/menentukan aksi apa yang paling
KEARIFAN LOKAL mungkin ia lakukan saat ini dengan melihat potensi diri dan kelompok
(aksi tersebut mendukung harapan/kondisi idealnya terwujud
SUB-TEMA
MENELUSURI WARISAN PERSIAPAN
MASA LAMPAU Guru mempersiapkan bentuk-bentuk aksi yang dapat dilakukan oleh
peserta didik, misalnya merancang drama pertunjukan, poster, membuat
TOPIK lagu, membuat video, membuat galeri foto, membuat komik, atau
KENALI BUDAYAKU membuat produk

PELAKSANAAN
POKOK BAHASAN
1) Guru menceritakan bentuk-bentuk aksi atau advokasi yang pernah
Lestari Budaya Lokalku:
dilakukan pemuda di Indonesia ataupun dunia
Menentukan Bentuk Aksi
2) Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan ide aksi
sebanyak-banyaknya dalam upaya melestarikan kearifan lokal
Waktu: 90 Menit / 2 JP
dengan cara yang paling mungkin ia lakukan berdasarkan
Bahan: Alat tulis
kemampuan kelompok
Peran Guru: Narasumber dan
3) Peserta didik melakukan voting terhadap ide-ide yang dihasilkan
Fasilitator
dan memilih 1-2 ide aksi yang paling mungkin diwujudkan dalam 1
bulan ke depan
Referensi:
Daftar 5 Atlet Indonesia Peraih
Medali Olimpiade Tokyo 2020
TUGAS
Artikel ini telah tayang di Peserta didik diskusi untuk menentukan bentuk aksi apa yang akan
Kompas.com dengan judul dipilih guna Kenali Budayaku, seperti yang sudah dicontohkan oleh
"Daftar 5 Atlet Indonesia Peraih fasilitator
Medali Olimpiade Tokyo
2020", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/sports
/read/2021/0
8/02/20400018/daftar-5-atlet-
indonesia- peraih-medali-
olimpiade-tokyo-2020.
Penulis : Mochamad Sadheli
Editor : Mochamad Sadheli
KEGIATAN 12 P5BK LESTARIKAN BUDAYA LOKALKU: PERSIAPAN AKSI
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
Peserta didik mampu menyadari/menentukan aksi apa yang
TEMA: paling mungkin ia lakukan saat ini dengan melihat potensi diri
KEARIFAN LOKAL dan kelompok (aksi tersebut mendukung harapan/kondisi
idealnya terwujud
SUB-TEMA PERSIAPAN
MENELUSURI WARISAN MASA Guru mempersiapkan bentuk-bentuk aksi yang dapat dilakukan
LAMPAU oleh peserta didik, misalnya merancang drama pertunjukan,
poster, membuat lagu, membuat video, membuat galeri foto,
TOPIK membuat komik, atau membuat produk terkait kearifan lokal
KENALI BUDAYAKU yang ada di daerah Jakarta

POKOK BAHASAN PELAKSANAAN


Lestari Budaya Lokalku: Persiapan Guru mengajak peserta didik untuk mempersiapkan aksi
Aksi pelestarian budaya lokal dengan mempertimbangkan:
Waktu: 90 menit / 2 JP a. Bahan atau alat yang diperlukan (jika ada)
b. Rancangan strategi aksi pelestarian kebudayaan lokal
Peran Guru: Fasilitator dan Monitor c. Lama waktu yang dibutuhkan
Kemajuan Aksi Peserta didik diajak untuk membuat kesepakatan akan
rancangan tahapan pengerjaan dan timeline aksi
TIPS
Guru dapat menghadirkan narasumber TUGAS
terkait atau memberikan kontak Peserta didik mengerjakan persiapan aksi pelestarian budaya
narasumber (atas persetujuan lokal secara mandiri dengan teman kelompok, guru bertugas
narasumber) jika peserta didik mengecek laju aksi peserta didik.
membutuhkan materi lebih terkait
bentuk kearifan lokal yang ingin
digaungkan.
KEGIATAN 13 P5BK LESTARIKAN BUDAYA LOKALKU: SIMULASI AKSI
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
TEMA: Peserta didik mampu menyadari/menentukan aksi apa yang paling
KEARIFAN LOKAL mungkin ia lakukan saat ini dengan melihat potensi diri dan
kelompok (aksi tersebut mendukung harapan/kondisi idealnya
terwujud)
SUB-TEMA PERSIAPAN
MENELUSURI WARISAN Guru mempersiapkan bentuk-bentuk aksi yang dapat dilakukan
MASA LAMPAU oleh peserta didik, misalnya merancang drama pertunjukan, poster,
membuat lagu, membuat video, membuat galeri foto, membuat
TOPIK komik, atau membuat produk, memandu dan membimbing peserta
KENALI BUDAYAKU didik dalam melakukan simulasi aksi
PELAKSANAAN
POKOK BAHASAN 1) Tiap kelompok peserta didik bergantian melakukan simulasi
Lestari Budaya Lokalku: aksi mereka dan menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada
Simulasi Aksi mereka dalam sesi tanya jawab
2) Guru memberikan umpan balik tertulis atas simulasi kelompok
Waktu: 90 Menit / 2 JP di akhir sesi sebagai bagian dari asesmen formatif (terlampir
contoh umpan balik)
Bahan: Galeri foto, komik 3) Guru sebagai moderator dapat meminta setiap kelompok untuk
budaya, poster, video memberikan umpan balik dari simulasi yang dilakukan
4) Guru menegaskan kembali bentuk dan fungsi kearifan lokal
Peran Guru: yang ingin dilestarikan
Fasilitator dan Moderator Poin Penilaian Simulasi (Asesmen Formatif) :
1. Kejelasan Ide
a. Menceritakan informasi, temuan, dan argumen dengan
bukti pendukung yang kuat.
b. Penjelasan mudah dimengerti
c. Memilih informasi, mengembangkan ide sesuai dengan
kebutuhan.
2. Melengkapi alternatif solusi atau memberikan pandangan lain
sebagai pelengkap
3. Pengaturan Informasi
a. Memenuhi semua informasi yang diminta (termasuk
sumber referensi)
b. Memberikan pendahuluan yang menarik, dan kesimpulan
yang tajam
c. Bisa mengelola waktu simulasi dengan baik Gestur dan
Penampilan
d. Menjaga kontak mata dengan pendengar,
e. Menjaga gestur dengan baik
f. Percaya diri
g. Baju rapi Penyampaian
h. Bicara jelas, tidak terlalu cepat/lambat, dengan suara
lantang, intonasi yang menarik pendengar, jarang
menggunakan “err”, “emm”
i. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik Kelengkapan
Simulasi
j. Menggunakan media pelengkap untuk mempermudah
atau memperkuat informasi / pemahaman serta menarik
pendengar Respon Pertanyaan Pendengar
k. Bisa menanggapi pertanyaan dengan jelas dan lengkap.
4. Mengkonfirmasi pertanyaan dari peserta, mengakui kalau tidak
tahu, atau menjelaskan bagaimana akan mencari jawabannya.
5. Partisipasi dalam presentasi kelompok
Semua anggota berkontribusi dengan waktu/materi yang
proporsional
6. Semua anggota bisa menjawab pertanyaan secara
keseluruhan, tidak hanya bagian tertentu saja

TUGAS
Guru meminta peserta didik untuk melakukan refleksi pada lembar
“Sungai Rasa
SUNGAI RASA

Identifikasi Potensi Diri dan Kelompok

Persiapan aksi

Menemukan
bentuk aksi

Simulasi Aksi

LEMBAR PENGAMATAN TEMAN 1


Teman yang Bentuk bantuan yang aku Kata-kata positif untuk teman
membantuku saat belajar terima atau rasakan

LEMBAR PENGAMATAN TEMAN 2


Teman yang menghambatku Bentuk hambatan yang Harapanku pada teman
saat belajar aku alami atau rasakan tersebut
BAGIKAN
Pameran Aksi Pelestarian Kearifan Lokal
KEGIATAN 14 P5BK KENALI BUDAYAKU ASESMEN SUMATIF
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
TEMA: Dalam kegiatan asesmen, peserta didik mampu menunjukkan hasil
KEARIFAN LOKAL kerja mereka dalam bentuk pameran dalam ruang pameran

PERSIAPAN
SUB-TEMA Guru bersama dengan peserta didik mempersiapkan artefak-artefak
MENELUSURI WARISAN hasil kerja peserta didik selama satu semester dan mengatur ruangan
MASA LAMPAU untuk pameran
PELAKSANAAN
TOPIK 1. Peserta didik siap siaga berdiri di samping hasil kerja selama satu
KENALI BUDAYAKU semester dan aksi pelestarian kearifan lokal. (Jika ada aksi berupa
penampilan drama, lagu, atau dongeng, maka akan ditampilkan
POKOK BAHASAN setelah pengunjung selesai berkeliling atau aksi tersebut dapat
Asesmen Sumatif direkam kemudian ditampilkan pada pada stand/meja kelompok
Kenali Budayaku! peserta didik
Waktu: 180 Menit / 4 JP 2. Pengunjung yang terdiri dari pimpinan sekolah, guru, orang tua
Bahan: Hasil Projek dan/atau komunitas sekitar sekolah berkeliling dari satu tim ke
Peran Guru: Pengunjung tim lain untuk mendengarkan presentasi singkat dari tiap tim dan
memberikan pertanyaan atau umpan balik. Setiap umpan balik
ditulis dalam satu post it atau ditulis pada lembar umpan balik
3. Setelah proses presentasi dan penilaian selesai dilakukan,
pengunjung mengisi formulir penilaian
4. Jika ingin mengadakan pemenang, maka kategori dan jumlah
pemenang dapat ditentukan oleh sekolah
TUGAS
Peserta didik menyiapkan semua hasil kerja merekan dalam
ruang pameran yang akan mereka gunakan dalam berbagi
pengetahuan

Belum Berkembang Mulai Berkembang Berkembang Sesuai Sangat Berkembang


Harapan
Perencanaan Masih berupa curah Perencanaan memiliki Perencanaan yang Perencanaan yang jelas dan
pendapat dan ide-ide tujuan yang jelas jelas: tujuan dan lini matang: tujuan, tahapan-
aksi yang belum masa yang tahapan penting
beraturan realistis (milestones) serta lini masa
yang realistis
Pelaksanaan Siswa melaksanakan Siswa mengidentifikasi Siswa mengidentifikasi Siswa mengidentifikasi jalur
aktivitas-aktivitas satu jalur untuk satu jalur untuk yang berbeda untuk
secara sporadis menjalankan rencana. menjalankan rencana. menjalankan rencana. Mereka
Mereka dapat Mereka dapat dapat melaksanakan rencana
melaksanakan proses melaksanakan rencana dengan roses yang
runtut dan meminta dengan proses yang terkoordinasi, bervariasi dan
bantuan pada pihak- terkoordinasi bekerja secara adaptif
pihak yangsesuai
Ketepatan Masih dalam Solusi/aksi yang Solusi/ aksi yang Solusi/aksi yang ditawarkan
Sasaran tahapan identifikasi ditawarkan berupa ide ditawarkan menyasar menyasar inti permasalahan,
factor yang yang masih di faktor- faktor yang realistis dan memberikan
menyebabkan permukaan terkait dengan dampak yang
permasalahan dan permasalahan dan/atau permasalahan dan berkesinambungan
akibat yang kurang realistis memberikan dampak
ditimbulkan positif sementara
Profil Pelajar Pancasila
Belum Berkembang Mulai Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Sangat Berkembang
Mengidentifikasi, Mengumpulkan, Mengidentifikasi, mengklarifikasi, Secara kritis mengklarifikasi serta Secara kritis mengklarifikasi serta
mengklarifikasi, dan mengklasifikasikan, dan menganalisis informasi yang menganalisis gagasan dan informasi menganalisis gagasan dan informasi
mengolah informasi dan membandingkan, dan memilih relevan serta memprioritaskan yang kompleks dan abstrak dari yang kompleks dan abstrak dari
gagasan informasi dari berbagai sumber, beberapa gagasan tertentu. berbagai sumber. berbagai sumber. Memprioritaskan
serta memperjelas informasi Memprioritaskan suatu gagasan yang suatu gagasan yang paling relevan
dengan bimbingan orang paling relevan dari hasil klarifikasi dan dari hasil klarifikasi dan analisis.
dewasa. analisis. Menghasilkan narasi berupa
artikel / jurnal / karya ilmiah dari
gagasan tersebut.
Menganalisis dan Menjelaskan alasan yang Membuktikan penalaran dengan Menganalisis dan mengevaluasi Mengambil keputusan berdasarkan
mengevaluasi penalaran relevan dan akurat dalam berbagai argumen dalam mengambil penalaran yang digunakannya dalam hasil analisis dan evaluasi yang
penyelesaian masalah dan suatu simpulan atau keputusan. menemukan dan mencari solusi serta telah melalui tahap uji coba,
pengambilan keputusan mengambil keputusan. mendapat umpan balik dari
berbagai ahli, dan melakukan
pengembangan
terus menerus.
Merefleksi dan Memberikan alasan dari hal Menjelaskan asumsi yang digunakan, Menjelaskan alasan untuk mendukung Menjelaskan alasan disertai data
mengevaluasi yang dipikirkan, serta menyadari kecenderungan dan pemikirannya dan memikirkan faktual dari berbagai sumber yang
pemikirannya sendiri menyadari kemungkinan konsekuensi bias pada pemikirannya, pandangan yang mungkin berlawanan kredibel untuk mendukung
adanya bias pada pemikirannya serta berusaha mempertimban dengan pemikirannya dan mengubah pemikirannya sekaligus
sendiri gkan perspektif yang berbeda. pemikirannya jika diperlukan. menganalisis dan menerima
pandangan yang Mungkin
berlawanan dengan pemikirannya.
Mengubah pemikirannya jika
diperlukan.
Mendalami budaya dan Mengidentifikasi dan Menjelaskan perubahan budaya Menganalisis pengaruh Keanggotaan Menginternalisasi identitas diri
identitas budaya mendeskripsikan keragaman seiring waktu dan sesuai konteks, kelompok lokal, regional, nasional, sebagai bagian dari budaya
budaya di sekitarnya; serta baik dalam skala lokal, regional, dan dan global terhadap pembentukan kemudian mengeksternalisasi
menjelaskan peran budaya dan nasional. Menjelaskan identitas diri identitas, termasuk identitas dirinya. kapasitas diri yang dimiliki sebagai
Bahasa dalam membentuk yang terbentuk dari budaya bangsa. Mulai menginternalisasi identitas diri upaya melestarikan
identitas dirinya. sebagai bagian dari budaya bangsa. budaya bangsa
Mengeksplorasi dan Mendeskripsikan dan Memahami dinamika budaya yang Menganalisis dinamika budaya yang Menemukan hubungan sebab akibat
membandingkan membandingkan pengetahuan, mencakup pemahaman, kepercayaan, mencakup pemahaman, kepercayaan, dari hasil analisis dinamika budaya
pengetahuan budaya, kepercayaan, dan praktik dari dan praktik keseharian dalam konteks dan praktik keseharian dalam rentang yang kompleks dalam rentang
kepercayaan, serta berbagai kelompok budaya. personal dan sosial. waktu yang panjang dan konteks yang waktu yang panjang dan konteks
praktiknya luas. yang luas, kemudian menemukan
pola berulang yang terjadi.
Menumbuhkan rasa Mengidentifikasi peluang dan Memahami pentingnya melestarikan Memahami pentingnya saling Mampu mengelola perbedaan
menghormati terhadap tantangan yang muncul dari dan merayakan tradisi budaya untuk menghormati dalam mempromosikan secara koknstruktif sehingga dapat
keanekaragaman budaya keragaman budaya mengembangkan identitas pribadi, pertukaran budaya dan kolaborasi beradaptasi di tengah perbedaan dan
di Indonesia. sosial, dan bangsa Indonesia serta dalam dunia yang saling terhubung melakukan advokasi dalam rangka
mulai berupaya melestarikan budaya serta menunjukkannya dalam perilaku. mewujudkan toleransi budaya
dalam kehidupan multikultural
sehari-hari.
Aktif membangun Membandingkan beberapa Mengidentifikasi masalah yang ada di Berinisiatif melakukan suatu tindakan Berinisiatif melakukan berbagai
masyarakat yang tindakan dan praktik perbaikan sekitarnya sebagai akibat berdasarkan tindakan strategis dalam jangka
inklusif, adil, dan lingkungan sekolah yang dari pilihan yang dilakukan oleh identifikasi masalah untuk waktu panjang dan terukur
berkelanjutan inklusif, adil, dan manusia, serta dampak masalah mempromosikan keadilan, keamanan berdasarkan
berkelanjutan, dengan tersebut terhadap sistem ekonomi, ekonomi, menopang ekologi dan identifikasi masalah untuk
mempertimbangkan sosial dan lingkungan, serta mencari demokrasi sambil menghindari mempromosikan keadilan,
dampaknya secara jangka solusi yang memperhatikan prinsip- kerugian jangka panjang terhadap keamanan ekonomi, menopang
panjang terhadap manusia, prinsip keadilan terhadap manusia, manusia, alam ataupun masyarakat. ekologi dan demokrasi sambil
alam, dan masyarakat alam dan masyarakat menghindari kerugian jangka
panjang terhadap manusia, alam
ataupun
masyarakat.
Memiliki keluwesan Menghasilkan solusi alternatif Menghasilkan solusi alternatif Bereksperimen dengan berbagai Memodifikasi gagasan sesuai
berpikir dalam mencari dengan mengadaptasi berbagai dengan mengadaptasi berbagai pilihan secara kreatif untuk dengan perubahan situasi dan
alternatif solusi gagasan dan umpan balik untuk gagasan dan umpan balik untuk memodifikasi gagasan sesuai dengan umpan balik yang diterima,
permasalahan menghadapi situasi dan menghadapi situasi dan permasalahan perubahan situasi. kemudian melakukan siklus
permasalahan pengembangan Eksperimen secara
terus menerus.
Diisi oleh pengunjung:
Pimpinan sekolah, guru, orang tua dan/atau komunitas

Hal yang sudah berjalan baik Hal yang dapat menjadi pengembangan ke
depan

Pertanyaan yang didapat Ide baru yang muncul


KEGIATAN 15 P5BK
KENALI BUDAYAKU EVALUASI AKSI
MODUL PROJEK FASE TUJUAN
D Peserta didik mampu memberikan tanggapan dan umpan balik terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh pengunjung terkait pameran mereka
TEMA:
KEARIFAN LOKAL
PERSIAPAN
SUB-TEMA Mempersiapkan pernyataan pernyataan berupa tanggapan atau umpan balik
MENELUSURI WARISAN yang diajukan pengunjung pada ruang pameran
MASA LAMPAU PELAKSANAAN
Peserta didik mengumpulkan umpan balik yang diberikan oleh pengunjung
TOPIK Peserta didik di dalam kelompok bersama-sama mendiskusikan umpan balik
KENALI BUDAYAKU tersebut dan memberi kategori pada setiap umpan balik:
Hal yang sudah berjalan baik
POKOK BAHASAN Hal yang dapat menjadi pengembangan ke depan
EVALUASI AKSI Pertanyaan yang didapat
Ide baru yang muncul
Evaluasi Aksi Waktu: 45 EVALUASI AKSI
Menit Memberikan tanggapan/ umpan balik terhadap hasil dari kerja dalam ruang
/ 1 JP pameran
Bahan: Peran Guru:
Fasilitator

Hal yang sudah berjalan baik Hal yang dapat menjadi pengembangan ke depan

Pertanyaan yang didapat Ide baru yang muncul


KEGIATAN 16 P5BK REFLEKSI
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
- peserta didik mampu merefleksikan seluruh proses dari awal
TEMA: sampai akhir
KEARIFAN LOKAL - peserta didik mampu mengidentifikasi hal yang paling berkesan,
menantang, hal baru yang ia dapat, dlsb
SUB-TEMA - peserta didik mampu mengungkapan perasaan dan pikiran yang
MENELUSURI WARISAN terjadi di sepanjang projek
MASA
LAMPAU
PERSIAPAN
TOPIK PELAKSANAAN
KENALI BUDAYAKU 1. Guru bersama dengan peserta didik mengingat kembali proses
projek melalui permainan yang melibatkan olah tubuh. (Panduan
POKOK BAHASAN bermain ada di halaman berikutnya)
REFLEKSI 2. Setelah selesai bermain, guru meminta peserta didik untuk
menuliskan refleksi pribadi akan perjalanan projek dari awal
Refleksi hingga akhir. Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat
Waktu: 90 menit ditanyakan
/ 2 JP a. Hal yang paling berkesan
Peran Guru: Fasilitator b. Hal yang paling menantang sepanjang projek, kendala saat
melakukan aksi
c. Hal baru yang kamu dapat
d. Hal yang membantu kamu berproses
e. Perubahan cara pikir, perilaku, hubungan dengan
lingkungan, kebiasaan sehari-hari yang dialami
f. Perasaan yang paling dominan muncul selama projek
3. Peserta didik diajak untuk mengembangkan ide pelestarian
kearifan lokal:
a. Kira-kira aksi pelestarian budaya lokal ini apakah akan
berlanjut di masa mendatang?
b. Jika ya, bagaimana bentuknya? Jika tidak, mengapa?
REFLEKSI
Cara Bermain:
1. Bagi peserta didik menjadi dua kelompok besar dengan jumlah
yang sama banyak, jika jumlah peserta didik ganjil maka guru
dapat ikut bermain bersama
2. Atur posisi peserta didik seperti ilustrasi di samping, dua
lingkaran besar, satu lingkaran dalam dan satu lagi lingkaran
luar
3. Anggota kelompok lingkaran luar dan lingkaran dalam
saling berhadapan
4. Jika guru menyebut arah kiri atau kanan, maka peserta didik
akan melompat ke arah tersebut satu langkah, sehingga terlihat
dua lingkaran ini akan melompat ke arah yang berbeda karena
saling berhadapan.
5. Guru boleh menyebutkan arah secara berulang, misal: kiri, kiri,
kanan, kiri. Maka peserta didik akan melompat sebanyak 4 kali
sesuai instruksi.

Di akhir lompatan, peserta didik lingkaran luar dan lingkaran dalam akan
berhadapan, kemudian melakukan suit, dan pemenang akan menceritakan
terlebih dahulu hal yang paling diingat di sepanjang projek, setelah itu
yang kalah suit gantian bercerita
Guru memberi waktu sekitar 2 - 3 menit untuk sesama peserta didik saling
bercerita
Permainan dapat diulang tiga hingga lima kali, sehingga seluruh peserta
didik dapat mendengar tiga hingga lima kisah berkesan milik teman
sepanjang projek
KEGIATAN 17 P5BK CERITA PERJALANAN AKSIKU
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
Peserta didik mampu menceritakan dan berbagi pengetahuan apa saja
TEMA: yang telah mereka lakukan dalam perjalanan aksi “Kenali Budayaku”
KEARIFAN LOKAL PERSIAPAN
Gurumemfasilitasi dokumen yang diperlukan
SUB-TEMA Peserta didik menyiapkan dokumen-dokumen selama perjalanan aksi
MENELUSURI WARISAN mereka
MASA LAMPAU PELAKSANAAN
1. Guru meminta peserta didik untuk memilih beberapa foto atau video
TOPIK dokumentasi perjalanan satu semester dari awal hingga akhir
KENALI BUDAYAKU 2. Peserta didik diajak untuk memberikan keterangan penjelasan dari foto
atau video tersebut untuk menjadi konten di media sosial pribadi milik
POKOK BAHASAN peserta didik
Cerita Perjalanan Aksiku
CERITA PERJALANAN AKSIKU
Waktu: 90 menit / 2 JP
Peserta didik mengunggah foto dan keterangan projek di media sosial
Peran Guru: Fasilitator
pribadi dengan menambahkan tagar dan menandai akun media sosial lain
yang terkait
ASESMEN
Asesmen merupakan bagian penting dari pembelajaran dalam projek. Oleh karena itu dalam
merencanakan projek, termasuk dalam menyusun modul projek, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam merancang asesmen projek:
1. Keberagaman kondisi peserta didik dan sesuaikan metode asesmen.
2. Tujuan pencapaian projek
3. Pembuatan indikator perkembangan sub-elemen antarfase di awal projek
4. Bangun keterkaitan antara asesmen diagnostik, formatif, dan sumatif
5. Penentuan jenis asesmen dan libatkan peserta didik dalam proses asesmen. Misalnya, peserta didik dapat
memilih topik yang akan dinilai, metode asesmen (tertulis/tidak tertulis, presentasi/pembuatan poster), dan
pengembangan rubrik
ASESMEN DIAGNOSTIK ASESMEN FORMATIF ASESMEN SUMATIF
Waktu 1. Pada awal perencanaan projek (identifikasi kesiapan sekolah), Berkala, berkelanjutan selama projek 1. Biasanya dilakukan pada akhir projek
penggunaan jika membuat sendiri modul projek 2. Dapat dilakukan di akhir tahap kegiatan jika
2. Pada saat penentuan dimensi, elemen, dan sub- elemen, jika diperlukan (terutama di projek dengan
menggunakan modul projek sudah ada jangka waktu yang panjang)
Pihak yang Guru Guru, peserta didik secara pribadi (selfassessment), sesama Guiru
memberikan peserta didik (peer-assessment), mitra sekolah dalam projek
asesmen (misalnya: orang tua, narasumber projek)
Contoh Rubrik, observasi, kuesioner, refleksi, esai Rubrik, umpan balik (dari guru dan sesama peserta didik) Rubrik, presentasi, poster, diorama, produk
bentuk baik secara lisan maupun tertulis, observasi, diskusi, teknologi atau seni, esai, kolase, drama
asesmen presentasi, jurnal, refleksi, esa

Manfaat 1. Menciptakan baseline (garis dasar) untuk menilai kemampuan 1. Mengawasi pembelajaran peserta didik selama projek 1. Mengukur apakah peserta didik sudah
untuk tim awal peserta didik. Informasi ini dipakai untuk merencanakan Memastikan perkembangan kompetensi peserta didik mengembangkan kompetensidari sub-
fasilitasi kegiatan projek yang efektif dan bermakna untuk peserta sesuai dengan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang elemen dari elemen dan dimensi Profil
projek didik, untuk mencapaikonsep learning at the right level. disasar Pelajar Pancasila sesuai fase yang disasar
Menentukan subelemen yang sesuai dengan fasenya. 2. Mengecek pemahaman peserta didik mengenai isu projek 2. Menyusun projek selanjutnya
2. Mengetahui perkembangan peserta didik di akhir projek
Manfaat Memahami performa di awal projek 1. Membantu peserta didik memperbaiki dan 1. Memahami performa di akhir projek
untuk peserta mengembangkan diri. 2. Memahami apakah mereka sudah memenuhi
didik 2. Membantu peserta didik mendapatkan hasil belajar yang capaian projek dan sejauh mana sudah
lebih baik dalam asesmen sumatif di akhir mencapai fase perkembangan sub- elemen
3. Mengoptimalkan dampak projek dari dimensi Profil Pelajar Pancasila yang
disasar.
MATERI KEARIFAN LOKAL
Menurut wikipedia Kearifan lokal adalah
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa
masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita
rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan
oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan
pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.[1][2][3] Beberapa Bentuk Kearifan Lokal di
Indonesia[sunting | sunting sumber]
Indonesia memiliki berbagai macam kearifan lokal yang sangat berperan strategis dalam membangun
peradaban suatu masyarakat. Bentuk kearifan lokal ini diantaranya dapat dilihat dalam bentuk sebagai
berikut.

1.
Motif Batik Parang memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah. Hal ini terlihat dari motifnya
yang berisi jalunan yang tidak terputus.
Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat, bentuk kearifakan lokal seperti ini misalnya dapat kita temui
dalam seni batik yang motifnya tidak hanya indah, tetapi juga menyimpan makna yang mendalam dalam tiap
motifnya.
2. Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam, bentuk kearifan lokal seperti ini dapat kita jumpai
dalam konsep Tana' Ulen pada masyarakat Dayak di Kalimantan. Pada wilayah Tana' Ulen, penduduk
dilarang menebang pohon, membakar hutan, membuat ladang , serta melakukan aktivitas lain yang dapat
menimbulkan kerusakan hutan.
3. Kearifan lokal dalam bidang pertanian , bentuk kearifan lokal seperti ini dapat kita temui dalam sistem
pertanian Nyabuk Gunung di daerah Jawa . Sistem pertanian ini dilakukan di dataran tinggi tanpa harus
mengubah kontur tanah. Jadi ketika lahan diubah menjadi area pertanian, kontur tanah tetap dipertahankan
sebagaimana aslinya.[4]
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Ahmad Baedowi (2 Maret 2015). Calak Edu 4: Esai-esai Pendidikan 2012-2014. Pustaka Alvabet. hlm. 61.
ISBN 978-602-9193-65-7. Diakses tanggal 2 April 2016.
2. ^ A.S.Padmanugraha, ‘Common Sense Outlook on Local Wisdom and Identity: A Contemporary Javanese
Natives’ Experience’ Paper Presented in International Conference on “Local Wisdom for Character Building”,
(Yogyakarta: 2010), h. 12
3. ^ Damanik, Rado (2018-09-01). "Membangun Manajemen Kearifan Lokal (Studi pada Kearifan Lokal
Orang Banjar)". Jurnal Riset Inspirasi Manajemen dan Kewirausahaan. 2 (2): 120–
129. doi:10.35130/jrimk.v2i2.33. ISSN 2623-1077.
4. ^ Maryati, Kun,. Sosiologi : Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA. 3, [Schülerband] Kelas
XII. Suryawati, Juju, (edisi ke-Kurikulum 2013, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah). Jakarta. ISBN
978-602-254-135-6. OCLC 958874412., hlm. 132-133: Motif Batik Parang memiliki makna petuah untuk
tidak pernah menyerah. Hal ini terlihat dari motifnya yang berisi jalunan yang tidak terputus.

PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL: FUNGSI, KARAKTERISTIK, DAN CIRI-CIRINYA


Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut
mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan
kemampuan sendiri.
Kearifan lokal juga merupakan ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Di Indonesia, Kesadaran akan kearifan lokal mulai tumbuh subur pasca jatuhnya rezim
Presiden Soeharto pada tahun 1998. Lebih lanjut kearifan lokal juga didefinisikan sebagai kemampuan
beradaptasi, menata, dan menumbuhkan pengaruh alam serta budaya lain yang menjadi motor penggerak
transformasi dan penciptaan keanekaragaman budaya Indonesia yang luar biasa.
Ini juga bisa menjadi suatu bentuk pengetahuan, kepercayaan, pemahaman atau persepsi beserta kebiasaan
atau etika adat yang menjadi pedoman perilaku manusia dalam kehidupan ekologis dan sistemik. Nilai-nilai
yang mengakar dalam suatu budaya jelas bukan objek material yang konkret, tetapi cenderung menjadi
semacam pedoman bagi perilaku manusia.
Dalam pengertian itu, untuk mempelajarinya kita harus memperhatikan bagaimana manusia bertindak dalam
konteks lokal. Dalam keadaan normal, perilaku orang terungkap dalam batas-batas norma, etiket, dan hukum
yang terkait dengan wilayah tertentu.
Namun, dalam situasi tertentu di mana budaya menghadapi tantangan dari dalam atau dari luar, respons
dalam bentuk reaksi dapat terjadi. Tanggapan dan tantangan adalah cara normal untuk melihat bagaimana
perubahan terjadi dalam budaya. Struktur dan nilai sosial, serta tata krama, norma dan hukum setempat akan
berubah sesuai dengan kebutuhan situasi sosial.
Tantangan dalam suatu budaya dapat terjadi karena umpan balik yang terjadi dalam jaringan kehidupan suatu
sistem sosial. Hal ini menandakan sedang berlangsungnya autopoesis yang menandakan bahwa suatu sistem
sosial dalam suatu budaya mengatur dirinya sendiri, suatu tanda bahwa suatu masyarakat dapat dikatakan
sebagai suatu sistem yang hidup. Dalam menghadapi perubahan inilah kearifan lokal memainkan peran dan
fungsinya. Berikut paparan mengenai fungsi, karkateristik, dan ciri-ciri dari kearifan lokal.
Fungsi kearifan lokal Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam. Berfungsi untuk
pengembangan sumber daya manusia. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan. Bermakna sosial, misalnya upacara integrasi
komunal atau kekerabatan dan pada upacara pertanian. Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam
upacara Ngaben dan selametan roh. Bermakna politik atau hubungan kekuasaan patro-client, dsb.
Karakteristik kearifan lokal Harus menggabungkan pengetahuan kebajikan yang mengajarkan orang tentang
etika dan nilai-nilai moral;
Kearifan lokal harus mengajar orang untuk mencintai alam, bukan untuk menghancurkannya; Kearifan lokal
harus berasal dari anggota komunitas yang lebih tua;
Kearifan lokal dapat berbentuk nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum, adat, aturan- aturan
khusus.
Ciri-ciri kearifan lokal Mampu bertahan di tengah gempuran budaya luar yang semakin masif Memiliki
kemampuan menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan unsur-unsur dari budaya luar Mempunyai
kemampuan penggabungan atau pembauran terhadap unsur budaya luar ke dalam budaya asli. Mempunyai
kemampuan mengendalikan, memberi arah pada perkembangan budaya.

Sumber: artikel "Pengertian Kearifan Lokal: Fungsi, Karakteristik, dan Ciri-Cirinya"


https://tirto.id/pengertian-kearifan-lokal-fungsi-karakteristik-dan-ciri-cirinya-f9mi

Liputan6.com, Jakarta PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL


Kearifan lokal adalah cerminan cara hidup suatu masyarakat. Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya
suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Hal ini merupakan warisan
dari orang terdahulu.
Kearifan lokal atau local wisdom ini biasanya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi
melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal bisanya terdapat pada cerita rakyat, peribasahasa, lagu,
hingga permainan rakyat.
Kearifan lokal adalah suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan
pengalaman dalam mencoba. Hal ini selanjutnya diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan
keadaan alam suatu tempat.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (20/4/2021) tentang kearifan lokal adalah.
Kearifan lokal adalah salah satu aspek yang sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Kearifan lokal adalah
cara hidup suatu masyarakat dan berhubungan secara spesifik dengan budaya tertentu. Setiap suku bangsa
memiliki kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai sosial budaya yang harus dijaga. Hal ini termasuk
pendidikan, kesehatan, serta nasehat-nasehat leluhur untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia,
bahkan alam tempat tinggalnya.
Kearifan lokal biasanya tercermin dalam nilai-nilai kelompok masyarakat tersebut, seperti pada nyanyian,
pepatah, tarian, atau bahkan semboyan. Nilai-nilai kearifan lokal yang tertanam di dalam kelompok
masyarakat, akan menjadi bagian hidup yang tidak dapat terpisahkan. Kamu bisa melihatnya melalui perilaku
sehari-sehari masyarakat tersebut.

Pengertian Kearifan Lokal Menurut Para Ahli I Ketut Gobyah


Menurut I Ketut Gobyah, kearifan lokal adalah suatu kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah.
Kearifan lokal adalah perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada. Kearifan
lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti yang
luas. Kearifan lokal adalah produk budaya masa lalu yang patut dijadikan pegangan hidup secara terus-
menerus. Meskipun bernilai lokal, tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.

S. Swars
Menurut Swars, kearifan lokal adalah kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika,
cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai yang dianggap baik
dan benar sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan melembaga.
Phongphit dan Nantasuwan
Kearifan lokal adalah pengetahuan yang berdasarkan pengalaman masyarakat turun-temurun antargenerasi.
Pengetahuan ini menjadi aturan bagi kegiatan sehari-hari masyarakat ketika berhubungan dengan keluarga,
tetangga, masyarakat lain, dan lingkungan sekitar.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
Menurut UU, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara
lain untuk melindungi dan mengolah lingkungan hidup secara lestari.
Ciri-Ciri Kearifan Lokal

ilustrasi/copyright unsplash.com/Artem Bali


Kearifan lokal adalah adalah ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Berikut beberapa ciri-ciri kearifan lokal yang bisa kamu kenali:
- Mampu bertahan dari pengaruh budaya luar.
- Memiliki kemampuan mengakomodasi budaya luar.
- Memiliki kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar dan budaya asli.
- Memiliki kemampuan mengendalikan.
- Memiliki kemampuan memberi arah dan petunjuk perkembangan budaya.
Fungsi Kearifan Lokal
Kearifan lokal tentunya juga memiliki berbagai fungsi yang baik untuk masyarakat. Berikut fungsi kearifan
lokal yang perlu kamu kenali:
- Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
- Untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
- Untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya berkaitan dengan upacara daur hidup,
konsep kanda pat rate.
- Untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, misalnya pada upacara saraswati,
kepercayaan dan pemujaan pada pura Panji.
- Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur.
- Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.
- Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client.
Bentuk Kearifan Lokal di Indonesia

Ilustrasi Kebudayaan Indonesia Credit: pexels.com/Deviska


Bangsa Indonesia mempunyai berbagai macam kearifan lokal yang berperan strategis dalam membangun
peradaban masyarakat. Bentuk kearifan lokal ini diantaranya dapat dilihat dalam bentuk sebagai berikut.
- Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat, bentuk kearifakan lokal seperti ini misalnya
dapat ditemui dalam seni batik yang motifnya tidak hanya indah, tetapi juga menyimpan makna yang
mendalam dalam tiap motifnya.
- Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam, bentuk kearifan lokal seperti ini dapat
dijumpai dalam konsep Tana' Ulen pada masyarakat Dayak di Kalimantan. Pada wilayah Tana' Ulen,
penduduk dilarang menebang pohon, membakar hutan, membuat ladang , serta melakukan aktivitas lain yang
dapat menimbulkan kerusakan hutan.
- Kearifan lokal dalam bidang pertanian dapat ditemui dalam sistem pertanian Nyabuk Gunung di
daerah Jawa . Sistem pertanian ini dilakukan di dataran tinggi tanpa harus mengubah kontur tanah. Jadi
ketika lahan diubah menjadi area pertanian, kontur tanah tetap dipertahankan sebagaimana aslinya.
Sumber: artikel “Kearifan Lokal adalah Aspek Kebudayaan, Kenali Ciri-Ciri, Fungsi, dan Bentuknya”
Oleh Husnul Abdi https://hot.liputan6.com/read/4536990/kearifan-lokal-adalah-aspek-kebudayaan- kenali-
ciri-ciri-fungsi-dan-bentuknya

KEARIFAN LOKAL: DEFINISI, CIRI CIRI DAN CONTOHNYA


OMPAS.com – Ruang lingkup kebudayaan memang begitu luas. Namun, salah satu aspek yang berkaitan
erat dengan kebudayaan adalah kearifan lokal. Kearifan lokal berhubungan secara spesifik dengan budaya
tertentu dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu. Dilansir dari buku Manusia dalam
Kebudayaan dan Masyarakat (2015) karya Eko A. Meinarno, Bambang Widianto, dan Rizka Halida, kearifan
lokal adalah cara dan praktik yang dikembangkan oleh sekelompok masyarakat yang berasal dari pemahaman
mendalam mereka akan lingkungan setempat yang terbentuk dari tinggal di tempat tersebut secara turun-
menurun. Kearifan lokal muncul dari dalam masyarakat sendiri, disebarluaskan secara non-formal, dan
dimiliki secara kolektif oleh masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, kearifan
lokal juga dikembangkan selama beberapa generasi dan tertanam di dalam cara hidup masyarakat yang
bersangkutan sebagai sarana untuk mempertahankan hidup.

Bentuk kearifan lokal dalam masyarakat bisa berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum
adat, dan aturan-aturan khusus. Selain bentuk, kearifan lokal juga memiliki ciri-ciri. Adapun ciri- ciri
kearifan lokal sebagai berikut: Sanggup bertahan terhadap budaya luar. Mempunyai kemampuan
mengakomodasi unsur-unsur budaya luar. Memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke
dalam budaya asli. Memiliki kemapuan mengendalikan. Sanggup memberi petunjuk pada perkembangan
budaya.

Contoh Kearifan Lokal di Indonesia


Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai macam suku dan budaya sehingga Indonesia memiliki jumlah
kearifan lokal yang cukup banyak. Hal tersebut bisa menjadi kekuatan sekaligus tantangan dalam upaya
mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Kearifan lokal bisa menjadi kekuatan apabila pengetahuan dan
praktiknya dilaksanakan secara selaras dengan usaha pembangunan masyarakat. Salah satu contoh kearifan
lokal yang bisa digunakan untuk pembangunan masyarakat adalah hukum sasi yang ada di Maluku.

Dalam jurnal Makna Komunikasi Simbolik Hukum Adat Sasi (2017) karya Casparina Yulita, Hafied
Cangara, dan Muhadar, dijelaskan bahwa hukum sasi adalah ketentuan hukum tentang larangan memasuki,
mengambil atau melakukan sesuatu dalam kawasan teretentu dan dalam jangka waktu tertentu pula. Pada
dasarnya, hukum sasi merupakan kaidah hukum yang didasarkan pada asas pelestarian dan keseimbangan
hubungan alam dengan ekosistem Dasar filosofis hukum sasi menekankan adanya hubungan antara
kehidupan manusia dengan alam. Alam merupakan bagian penting dari manusia. Kehancuran alam berarti
kehancuran manusia juga. Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa kearifan lokal hukum sasi tepat
digunakan untuk pembangunan masyarakat karena memuat upaya pelestarian dan keseimbangan alam. Selain
hukum sasi, Indonesia masih banyak memiliki kearifan lokal lainnya, seperti Awig-Awig di Lombok Barat
dan Bali, Bebie di Sumatera Selatan, Cingcowong di Jawa Barat, Hompongan di Jambi, Balingkea di
Sulawesi Tengah, Ke-Kean di Sumatera Selatan, Pahomba di NTT, dan sebagainya.

Sumber:
Kearifan Lokal: Definisi, Ciri-Ciri, dan Contohnya Kompas.com - 25/11/2020, 15:04 WIB
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kearifan Lokal: Definisi, Ciri-Ciri, dan Contohnya",
Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/25/150459069/kearifan-lokal-definisi- ciri-
ciri-dan-contohnya.
Penulis : Cahya Dicky Pratama Editor : Serafica Gischa

Sosiologi Kelas 12: Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas di Indonesia


https://pahamify.com/blog/kearifan-lokal-di-indonesia-dan-pemberdayaan-komunitas/
Pahamifren, seperti yang kamu tahu, negeri Indonesia tercinta ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
yang diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi. Nilai-nilai budaya luhur yang ada di negeri kita ini
termasuk salah satu bentuk kearifan lokal di Indonesia, lho.
Kearifan lokal di Indonesia mengandung banyak nilai yang patut kita teladani, Pahamifren. Contohnya,
kecintaan terhadap tanah air, mengutamakan kebersamaan, saling menghormati hingga tolong- menolong.
Hal ini terbukti, di masa pandemi seperti sekarang, walaupun pergerakan kita dibatasi, masih ada saja
gerakan sosial atau tindakan untuk saling menolong satu sama lain di Indonesia.
Nah sebelum lebih jauh, di antara kamu ada yang tahu nggak, apa sih pengertian kearifan lokal itu sendiri?
Biar kamu semakin paham, pada Materi Sosiologi Kelas 12 ini, Mipi mau mengajak kamu membahas tentang
Kearifan Lokal di Indonesia dan mari kita bahas materi Sosiologi kelas 12 tentang Kearifan Lokal di
Indonesia dan Pemberdayaan Komunitas. Simak artikel ini sampai selesai ya!
Pengertian Kearifan Lokal di Indonesia

Berdasarkan literatur yang berkembang, kearifan lokal berasal dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom) dan
lokal (local). Local artinya setempat, sementara wisdom artinya bijaksana. Jadi, kearifan lokal dapat
dikatakan sebagai gagasan atau pandangan yang bersumber dari sebuah tempat, yang di dalamnya terdapat
sifat bijaksana atau nilai-nilai baik yang tertanam, diyakini, dan dianut oleh suatu masyarakat secara turun-
temurun.
Penjelasan singkatnya, kearifan lokal di Indonesia merupakan suatu hal atau tindakan yang dianggap baik
oleh masyarakat setempat. Makna kearifan lokal bisa terbentuk dan tercermin dari etika dan nilai- nilai luhur
yang diyakini. Nilai yang tertanam dalam kearifan lokal bisa menjadi modal utama dalam membangun
masyarakat tanpa merusak atau mengubah tatanan sosial yang berkaitan dengan lingkungan alam sekitar.
Kearifan lokal bisa dikatakan sebagai budaya unggul dari masyarakat setempat, karena nilai-nilai yang
dipegang masih berhubungan erat dengan kondisi geografis dan lingkungan alam sekitar. Uniknya, meskipun
dari bernilai lokal, nilai yang diyakini bersifat universal. Artinya, nilai tersebut bisa mengatur seluruh aspek
dalam kehidupan masyarakat.
Ciri-ciri Kearifan Lokal di Indonesia
Adapun ciri-ciri kearifan lokal yang perlu kamu ketahui adalah sebagai berikut:
1. Menjadi benteng yang menjaga eksistensi kebudayaan asli dari pengaruh perkembangan zaman maupun
terpaan budaya luar.
2. Mampu mengakomodasi unsur-unsur budaya luar. Artinya, kearifan lokal mampu memilih mana budaya luar
yang cocok dan masih sesuai dengan budaya asli. Ciri ini menunjukkan bahwa kearifan lokal tidak selalu
bersifat tradisional, tapi juga adaptif terhadap perkembangan budaya.
3. Mampu mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli. Kearifan lokal mampu menyatukan
budaya luar dan budaya asli dalam komunitas masyarakat sehingga berpotensi menciptakan kebudayaan
nasional.
4. Kearifan lokal sebagai alat kontrol sosial, berarti kearifan lokal menjadi alat yang mampu menjaga agar
masyarakat memiliki tanggung jawab atas keberlangsungan hidupnya dan agar hubungan sosial di
masyarakat tidak hilang.
5. Pemberi arah perkembangan budaya. Artinya, kearifan lokal mampu menjadi alat untuk Menjadi benteng
pertahanan masyarakat dari terpaan budaya luar. Artinya, kearifan lokal mengarahkan masyarakat agar tetap
berperilaku sesuai budayanya.

Fungsi Kearifan Lokal


Secara mendasar kearifan lokal bersifat dinamis, yaitu bisa menyesuaikan dengan perubahan zaman. Jadi,
meskipun kehidupan masyarakat telah masuk era modernisasi, nilai-nilai kearifan lokal tetap ada karena
menyimpan nilai-nilai yang sudah mengakar di masyarakat luas.
Dalam perkembanganya, kearifan lokal secara terus menerus menjadi pedoman dalam kehidupan agar
masyarakat dapat bertahan hidup dengan aman, nyaman dan sejahtera. Hal tersebut dilakukan atas dasar
fungsi-fungsi kearifan lokal berikut ini:
1. Sebagai pengembangan sumber daya manusia, misalnya berkaitan dengan upacara daur hidup, konsep Kanda
Pat Rate.
2. Pemberdayaan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, misalnya upacara Saraswati, kepercayaan dan pemujaan
pada Pura Panji.
3. Sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan.
4. Sebagai integrasi komunitas atau kerabat serta upacara daur pertanian.
5. Sebagai makna etika dan moral, misalnya dalam upacara ngaben dan penyucian roh leluhur.
6. Sebagai makna politik, misalnya dalam upacara adat nangluk merana di Bali.
Dari fungsi di atas, kamu bisa tahu bahwa pelestarian kearifan lokal sangat penting untuk dilakukan agar
masyarakat dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya secara aman, damai dan sejahtera.
Fungsi kearifan lokal tersebut juga menjaga masyarakat agar terhindar dari pengaruh negatif perkembangan
zaman maupun budaya luar, Pahamifren.
Contoh Kearifan Lokal di Indonesia
Kearifan lokal sangat banyak dijumpai di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang masih kental adat-
istiadatnya. Biasanya, daerah-daerah tersebut masih melestarikan kuat nilai-nilai para leluhur. Contoh-
contoh kearifan lokal di Indonesia yang bisa kamu temukan, di antaranya:
Hutan Larangan adat di Riau
Kearifan lokal ini berlaku di daerah Riau. Tujuannya, agar masyarakat sekitar bersama-sama melestarikan
hutan di daerah tersebut dengan melarang menebang hutan secara liar atau sembarangan.
Awig-Awig di Lombok Barat dan Bali
Awig-Awig merupakan kearifan lokal yang melekat dan menjadi pedoman dalam berperilaku, terutama dalam
hal berinteraksi dan mengolah sumber daya alam di lingkungan sekitar Lombok Barat dan Bali.
Di Bali misalnya, Awig-Awig bahkan dianggap sakral dan memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan
hukum yang berlaku. Contoh penerapan Awig-Awig di Bali terlihat dari sikap masyarakat terhadap seseorang
yang melanggar aturan lokal, misalnya melakukan pencurian, penipuan, pemanfaatan sumber daya alam,
bahkan hingga penyalahgunaan narkoba.
Orang yang kedapatan melanggar, akan diberikan sanksi berupa Mengaksama (minta
maaf), Dedosaan (denda uang), Kerampang (disita harta bendanya), Kasepekang (dikucilkan atau tidak
diajak bersosialisasi dalam kurun waktu tertentu), Kaselong (pengusiran dari desanya), Upacara Prayascita
(ritual pembersihan desa secara spiritual).

Cingcowong di Jawa Barat


Cingcowong merupakan upacara adat suku Sunda yang bertujuan meminta hujan dan berlangsung secara
turun temurun sebagai wujud pelestarian budaya. Hingga saat ini, ritual Cingcowong masih sering dilakukan
oleh masyarakat di Jawa Barat.

Bebie
Bebie merupakan contoh kearifan lokal yang berkembang di wilayah Muara Enim, Sumatera Selatan.
Kearifan lokal ini berupa kegiatan menanam dan memanen padi secara bersama-sama dengan tujuan agar
panen cepat selesai.

Hukum Sasi di Maluku


Sasi adalah suatu adat istiadat yang menjadi suatu pedoman bagi masyarakat Maluku dalam mengelola
lingkungan untuk mengoptimalkan pemanfaatan dari sumber daya alam.

Upaya Pemberdayaan Komunitas


Kearifan lokal di Indonesia biasanya terbentuk dan berkembang pada suatu komunitas masyarakat. Jadi,
selain mengetahui materi kearifan lokal, kamu pun harus paham mengenai upaya pemberdayaan komunitas
di Indonesia. Tujuannya, agar kamu lebih tahu seberapa besar kearifan lokal diperlukan pada perkembangan
komunitas masyarakat, Pahamifren.
Komunitas di sii bisa diartikan sebagai sekelompok masyarakat yang terkait dalam suatu identitas yang sama.
Komunitas biasanya memegang teguh kearifan lokal sebagai pedoman hidup untuk melaksanakan aktivitas
sehari-hari. Contoh komunitas yang ada di Indonesia, seperti komunitas suku Baduy, komunitas masyarakat
Kampung Naga, komunitas suku Kajang, dan lain-lain.
Sementara itu, pemberdayaan komunitas diartikan sebagai proses pembangunan di mana masyarakat
mulai berinisiatif untuk melakukan kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi dari komunitas itu
sendiri.
Adanya pemberdayaan ini mampu memunculkan potensi masing-masing individu pada komunitas tersebut.
Potensi itu bisa berupa kreativitas atau kemampuan lain yang menunjang kesejahteraan hidup mereka.
Dalam pemberdayaan komunitas, kearifan lokal tentu sangat diperlukan karena memiliki peran strategis
dalam perkembangan budaya dan peradaban suatu masyarakat. Nilai-nilai kearifan lokal yang dianut akan
menjadi ciri khas komunitas sehingga individu dalam komunitas tersebut bisa mengembangkan potensi diri
sesuai dengan akar dan karakteristik komunitasnya.
Kearifan lokal juga berperan untuk mengantisipasi ancaman dan hambatan dari luar yang bisa mengubah
tatanan nilai yang dianut oleh suatu komunitas. Jadi, kearifan lokal ini sangat berperan dalam upaya
pemberdayaan komunitas ya, Pahamifren.
Upaya pemberdayaan komunitas tidak hanya sekadar mengandalkan peran kearifan lokal saja. Ada upaya-
upaya lain yang diperlukan untuk memaksimalkan pemberdayaan komunitas, antara lain:
 Membangun kembali struktur dari lembaga yang memberikan akses kesetaraan terhadap sumber daya
pelayanan dan partisipasi masyarakat.
 Upaya membangun sistem pemerintahan yang efektif dan efisien untuk menguatkan kesadaran masyarakat
tentang isu sosial.
 Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidup tiap anggota komunitas.
Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Kalau pembahasan sebelumnya lebih berfokus pada komunitas, kali ini pemberdayaannya mencakup skala
yang lebih luas, yaitu masyarakat. Upaya pemberdayaan masyarakat mengutamakan proses pembangunan
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu mengembangkan
potensi keahlian di masyarakat setempat menjadi lebih berkualitas dan berdaya saing global.
Contohnya, pada beberapa lokasi atau daerah yang masyarakatnya sudah memiliki keahlian, maka keahlian
tersebut dapat dikembangkan sebagai sumber penghasilan mereka. Di daerah Pekalongan, masyarakatnya
memiliki potensi keahlian dalam membuat batik, maka keahlian tersebut dapat dikembangkan menjadi
kerajinan yang bernilai jual.
Pemerintah bisa memberikan pelatihan, seperti menjahit dan melukis batik, agar mereka mampu membuat
produk batik yang berkualitas. Tidak hanya mengembangkan keahlian di bidang batik, mereka juga perlu
diberikan pengetahuan untuk memasarkan produk batik tersebut sehingga dapat bersaing dengan pasar
global.
Pemberdayaan Masyarakat Indonesia
Pada upadaya pemberdayaan masyarakat Indonesia sendiri, pemerintah sebenarnya sudah membuat
program bernama Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Program ini memberikan bantuan
dan pembekalan berbagai pelatihan kepada masyarakat agar mereka lebih produktif dan mandiri dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
PNPM menjadi satu di antara wujud tindakan pemerintah dalam upaya melestarikan Millenium Development
Goals yang ditandatangani oleh Indonesia bersama 189 negara lain pada Deklarasi PBB tentang upaya,
sasaran, dan target pemberdayaan pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Mudah-mudahan,
program ini bisa mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia,
ya.
Sumber:
Sosiologi Kelas 12: Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas di Indonesia
https://pahamify.com/blog/kearifan-lokal-di-indonesia-dan-pemberdayaan-komunitas/

PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL


Pengertian kearifan lokal Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari
luar/bangsa lai menjadi watak dan kemampuan sendiri Wibowo (2015:17). Identitas dan Kepribadian
tersebut tentunya menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat sekitar agar tidak terjadi pergesaran
nilai-nilai.
Kearifan lokal adalah salah satu sarana dalam mengolah kebudayaan dan mempertahankan diri dari
kebudayaan asing yang tidak baik. Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta
berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab
berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga
dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan setempat “local knowledge” atau
kecerdasan setempat local genious Fajarini (2014:123). Berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat
setempat untuk menjaga kebudayaannya. Hal senada juga diungkapkan oleh Alfian (2013: 428) Kearifan
lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi kehidupan yang berwujud
aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Berdasarkan pendapat Alfian itu dapat diartikan 14 bahwa kearifan lokal merupakan adat dan kebiasan yang
telah mentradisi dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun yang hingga saat ini masih
dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat hukum adat tertentu di daerah tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa local wisdom (kearifan lokal) dapat dipahami sebagai
gagasan-gagasan setempat local yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan
diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Selanjutnya Istiawati (2016:5) berpandangan bahwa kearifan lokal merupakan cara orang bersikap dan
bertindak dalam menanggapi perubahan dalam lingkungan fisik dan budaya. Suatu gagasan konseptual yang
hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat dari
yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari
hidup dan sifatnya biasa-biasa saja). Kearifan lokal atau local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-
gagasan setempat local yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal menurut (Ratna,2011:94) adalah semen pengikat dalam bentuk kebudayaan yang sudah
ada sehingga didasari keberadaan. Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu budaya yang diciptakan
oleh aktor-aktor lokal melalui proses yang berulang-ulang, melalui internalisasi dan interpretasi ajaran agama
dan budaya yang disosialisasikan dalam bentuk norma-norma dan dijadikan pedoman dalam kehidupan
sehari-hari bagi masyarakat. 15 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat mengambil benang
merah bahwa kearifan lokal merupakan gagasan yang timbul dan berkembang secara terus-menerus di dalam
sebuah masyarakat berupa adat istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan
seharihari. 2.1.2 Bentuk-bentuk Kearifan Lokal Haryanto ( 2014:212) menyatakan bentuk-bentuk kearifan
lokal adalah Kerukunan beragaman dalam wujud praktik sosial yang dilandasi suatu kearifan dari budaya.
Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa budaya (nilai, norma, etika, kepercayaan, adat
istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus). Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal meliputi Cinta kepada
Tuhan, alam semester beserta isinya,Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri, Jujur, Hormat dan santun, Kasih
sayang dan peduli, Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, Keadilan dan kepemimpinan,
Baik dan rendah hati,Toleransi,cinta damai, dan persatuan.
Hal hampir serupa dikemukakan oleh Wahyudi (2014: 13) kearifan lokal merupakan tata aturan tak
tertulis yang menjadi acuan masyarakat yang meliputi seluruh aspek kehidupan, berupa Tata aturan yang
menyangkut hubungan antar sesama manusia, misalnya dalam interaksi sosial baik antar individu maupun
kelompok, yang berkaitan dengan hirarkhi dalam kepemerintahan dan adat, aturan perkawinan antar klan,
tata karma dalam kehidupan sehari-hari 16 Tata aturan menyangkut hubungan manusia dengan alam,
binatang, tumbuh-tumbuhan yang lebih bertujuan pada upaya konservasi alam.Tata aturan yang menyangkut
hubungan manusia dengan yang gaib, misalnya Tuhan dan rohroh gaib.
Kearifan lokal dapat berupa adat istiadat, institusi, kata-kata bijak, pepatah (Jawa: parian, paribasan, bebasan
dan saloka).
Dalam karya sastra kearifan lokal jelas merupakan bahasa, baik lisan maupun tulisan Ratna (2011- 95).
Dalam masyarakat, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam cerita rakyat, nyayian, pepatah, sasanti,
petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari-hari. Kearifan lokal ini akan
mewujud menjadi budaya tradisi, kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam
kelompok masyarakat tertentu.
Kearifan lokal diungkapkan dalam bentuk kata-kata bijak (falsafah) berupa nasehat, pepatah, pantun, syair,
folklore (cerita lisan) dan sebagainya; aturan, prinsip, norma dan tata aturan sosial dan moral yang menjadi
sistem sosial; ritus, seremonial atau upacara tradisi dan ritual; serta kebiasaan yang terlihat dalam perilaku
sehari-hari dalam pergaulan sosial (Haryanto, 2013: 368).
Cerita rakyat banyak mengandung amanat-amanat kepada Selain berupa nilai dan kebiasaan kearifan lokal
juga dapat berwujud benda-benda nyata salah contohya adalah wayang. Wayang kulit diakui sebagai
kekayaan budaya dunia karena paling tidak memiliki nilai edipeni (estetis) adiluhung (etis) yang melahirkan
kearifan masyarakat, terutama masyarakat Jawa. Bahkan cerita wayang merupakan pencerminan kehidupan
masyarakat Jawa 17 sehingga tidak aneh bila wayang disebut sebagai agamanya orang Jawa. Dengan
wayang, orang Jawa mencari jawab atas permasalahan kehidupan mereka (Sutarso, 2012 : 507).
Dalam pertunjukan wayang bergabung keindahan seni sastra, seni musik, seni suara, seni sungging
dan ajaran mistik Jawa yang bersumber dari agama-agama besar yang ada dan hidup dalam masyarakat Jawa.
Bentuk kearifan lokal yang terdapat pada masyarakat jawa selain wayang adalah joglo ( rumah tradisional
jawa ). Selain kearifan lokal di atas, Bali merupakan salah satu daerah yang masih kental nilai kearifan
lokalnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih tingginya antusias masyarakat terhadap budaya-budaya
maupun ritual keagamaan yang ada di Bali. Masih banyak lagi daerah yang mempunyai kearifan lokal untuk
menunjang perekonomiannya seperti masyarakat Bantul yang terkenal dengan kesenian kearamiknya, Garut
yang terkenal dengan dodolnya, Kebumen dengan genteng sokka dan mash banyak lagi. Hal tersebut
merupakan bagian dari budaya kita yang berbentuk kaerifan lokal.
Masyarakat Bali contoh implementasi kearifan lokal rasa syukur kepada tuhan adalah dengan jalan dengan
khidmat dan sujud bhakti menghaturkan yadnya dan persembahyangan kepada tuhan yang maha esa),
berziarah atau berkunjung ketempat-tempat suci atau tirta yatra untuk memohon kesucian lahir dan bhatin
dan mempelajari dengan sungguh-sungguh ajaran-ajaran mengenai ketuhanan, mengamalkan serta menuruti
dengan teliti segala ajaran-ajaran kerohanian atau pendidikan mental spiritual. 18 Implementasi Tri Hita
Karana Dalam masyarakat Bali dapat diterapkan dimana dan kapan saja dan idealnya dalam setiap aspek
kehidupan manusia dapat menerapkan dan mempraktekan tri hita karana ini yang sangat sarat dengan ajaran
etika yakni tidak saja bagaimana masyarakat Bali diajarkan bertuhan dan mengagungkan tuhan namun
bagaimana srada dan bhakti kita kepada tuhan melalaui praktik kita dalam kehidupan sehari-hari seperti
mengahargai antara manusia dan alam semesta ini yang telah memberikan kehidupan bagi kita. Dalam
kehidupan sehari-hari setiap manusia selalu mencari kebahagiaan dan selalu mengharapkan agar dapat hidup
secara damai dan tentram baik antara manusia dalam hal ini tetangga yang ada dilingkungan tersebut maupun
dengan alam sekitarya. Hubungan tersebut biasanya terjalin dengan tidak sengaja atau secara mengalir saja
terutama dengan manusia namun ada juga yang tidak memperdulikan hal tersebut dan cenderung melupakan
hakekatnya sebagai manusia sosial yang tak dapat hidup sendiri.
Dalam kehidupan manusia, segala sesuatu berawal dari diri sendiri dan kemudian berlanjut pada
keluarganya. Dalam keluarga, manusia akan diberikan pengetahuan dan pelajaran tentang hidup baik tentang
ketuhanan ataupun etika oleh orang tua atau pengasuh kita (wali), dan beranjak dari hal tersebut pula orang
tua secara perlahan menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam tubuh dan pikiran setiap anak-anaknya melalui
praktik maupun teori. Begitu pula halnya dengan pendidikan atau pemahaman tentang tri hita karana itu
sendiri, secara sadar maupun tidak sadar hal tersebut atau nilai-nilai ajaran tersebut sudah ditanamkan oleh
orang tua melalui praktik kepada anak-anaknya seperti mengajarkan anaknya 19 untuk mebanten saiban.
Memang hal ini manpak sepele namun jika kita mampu mengkaji lebih dalam sesungguhnya hal ini
mengandung nilai pendidikan yang sangat tinggi meskipun orang tua kebanyakan tidak mampu menjelaskan
secara logika dan benar makna dari tindakan tersebut. Selain hal tersebut diatas masih banyak hal terkait
implementasi Tri Hita Karana yang dapat dilakukan dalam kehidupak keluarga, seperti mebanten ketika
hendak melakukan suatu kegiatan seperi membuka lahan perkebunan yang baru.
Interaksi manusia dengan alam dan Tuhan yang nampak pada kegiatan tersebut hampir tidak pernah
diperbincangkan oleh manusia dan menganggap hal tersebut sebagi hal yang biasa, namun demikianlah umat
hindu mengimani ajaran Tri Hita Karana yang mana implementasinya sendiri terkadang dilakukan secara
tidak sengaja namun mengena pada sasaran.

Sumber: Pengertian Kearifan Lokal Kajian Pustaka dalam sebuah Penelitian Oleh IS PURWANTO · 2017
http://eprints.umm.ac.id/35955/3/jiptummpp-gdl-irawansatr-48429-3-babiip-f.pdf
REFERENSI

1. https://www.aman.or.id/ Aliansi masyarakat Adat Nusantara


2. PD AMAN OSING TERUS MENDORONG LAHIRNYA PERDA MASYARAKAT ADAT DI KAB.
JAKARTA 17 February 2021 Berita https://using.aman.or.id/2017/02/02/memperkuat-peran-pemuda-adat-
di-Jakarta/
3. Memperkuat Peran Pemuda Adat di Jakarta FEBRUARI 2, 2017 USING BUDAYA
https://using.aman.or.id/2017/02/02/memperkuat-peran-pemuda-adat-di-Jakarta/
4. KEARIFAN LOKAL JAKARTA. SEMANGAT PELAKU USAHA
MIKROhttps://youtu.be/s7VGFK6aymU
5. Agar nilai nilai luhur dan kearifan lokal tetap
lestarihttps://radarJakarta.jawapos.com/read/2021/01/26/237558/agar-nilai-nilai-luhur- dan-kearifan-lokal-
tetap-lestari
6. Kearifan lokal sebagai daya tarik pariwisata Jakarta. Antara News Jakarta.
https://jatim.antaranews.com/berita/131259/kearifan-lokal-sebagai-daya-tarik-pariwisata- Jakarta
7. Pasinaunan Sekolah Adat di Jakarta untuk merawat kerifan lokalhttps://jatim.idntimes.com/news/jatim/dida-
tenola/merawat-kearifan-lokal-pemuda- Jakarta-dirikan-sekolah-adat-regional-jatim
8. Berwisata ke Desa Adat Osing Jakarta https://youtu.be/nHNB85tCbgE
9. Kearifan Lokal, Pengertian, Sejarah, Ciri – ciri dan sumber https://youtu.be/lAnzhY23cGk
10. Kearifan Lokal https://youtu.be/Pdn79iAK19w
11. Film Pendek Profil Pelajar pancasila. https://youtu.be/Ta1efA28gso
12. Kikan Namara dan Eka Gusiwaba. Lagu Profil Pelajar Pancasilahttps://youtu.be/Lz7Drdz-vLg

You might also like