Professional Documents
Culture Documents
Modul Ajar Kenali Budayaku
Modul Ajar Kenali Budayaku
KENALI BUDAYAKU
Disusun oleh,
Sri Mulyani, S.Pd.
Raja Mangara Surya Sejahtera Negara
“KENALI BUDAYAKU”
TUJUAN, ALUR DAN TARGET PENCAPAIAN PROYEK
Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan ikuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal
masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.
1. Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/daerah berkembang seperti yang
ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan
internasional), serta memahami apa yang berubah dari waktu ke waktu apa saja yang tetap sama.
2. Peserta didik juga mempelajarai konsep dan nilai- nilai dibalik kesenian dan tradisional lokal, serta
merefleksikan nilai- nilai apa yang dapt diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka.
3. Peserta didik juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-
nilai luhur yang dipelajarinya.
Beberapa bentuk kearifan lokal seperti sastra lisan (pantun, cerita rakyat, peribahasa), tradisi, artefak
budaya, produk kesenian dan kerajinan merupakan warisan leluhur yang sangat bernilai. Kearifan lokal ini
sudah ada sejak ribuan tahun dan diciptakan untuk beragam tujuan, di antaranya untuk menjaga sumber daya
alam dan sumber daya lokal. Namun, generasi yang hidpu di masa sekarang umumnya kurang memahami
makna kearifan lokal seolah datang begitu saja tanpa ancang- ancang. Padahal beberapa nilai kearifan lokal
sendiri memiliki potensi untuk mencegah masalah yang terjadi (preventif).
Projek ini dimulai dengan tahap temukan, peserta didik diajak untuk mengenali bentuk dan fungsi
kearifan lokal yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan
menemukan hubungan antara identitas diri, identitas budayanya, dan belajar untuk memahami bahwa
identitas adalah sebuah konsepsi yang dinamis dan selalu berubah. Berangkat dari pemahaman tentang
identitas ini, peserta didik membongkar asumsinya terhadap identitas budaya yang ada diwilayahnya maupun
budaya orang lain. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapar menumbuhkan apresiasi terhadap
budaya dan kearifan lokal sebuah kelompok masyarakat. Tahap ini ditutup dengan menemukan masalah atau
tantangan yang terjadi di sekitaarnya yang memiliki kait dengan sumber daya alam atau sumber daya lokal.
Setelah itu projek dilanjutkan dengan tahap bayangkan, dimana pada tahap ini peserta didik diajak
untuk melihat langsung bagaimana bentuk kearifan lokal yang ada di wilayahnya. Dari sini peserta didik
diminta untuk mengkritisi hubungan antara bentuk kearifan lokal yang ditemukan dan fungsinya bagi
masyarakat. Tahap ini diakhiri dengan membayangkan kondisi impian yang peserta didik harapkan terjadi
pada lingkungannya dan kearifan lokal yang ada diwilayahnya.
Projek dilanjutkkan dengan tahap lakukan yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk
menggaungkan kearifan lokal yang ditemui dan bermakna bagi peserta didiksesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang ia miliki. Lalu, projek diakhiri dengan tahap bagikan, di mana seluruh peserta didik
membagikan pengetahuannya akan kearifan lokal kepada warga sekolah, guru, dan perwakilan masyarakat.
Melalu projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan tiga dimensi Profil Pelajar
Pancasila, yaitu Bergotong royong, Beriman dan Bertakwa Terhadap Tuhan YME, dan Kreatif.
ALUR KEGIATAN PROJEK
TAHAPAN MATERI PENCAPAIAN PROJEK
TEMUKAN 1. Pengantar Materi Peserta didik diajak untuk mengenali bentuk dan
Mengenali dan membangun Kearifan Lokal fungsi kearifan lokal yang ada di beberapa daerah di
kesadaran peserta didik
2. Bentuk dan Indonesia
terhadap pengetahuan lokal Fungsi Kearifan
Lokal
3. Pengaruh 1. Peserta didik belajar untuk memahami bahwa identitas
Identitas adalah sebuah konsepsi yang dinamis dan selalu
Kelompok pada berubah
Identitas Diri 2. Peserta didik membongkar asumsinya terhadap
4. Identitas Diri identitas budaya yang ada di wilayahnya maupun
dan Kelompok budaya orang lain
3. Peserta didik dapat menumbuhkan apresiasi terhadap
budaya dan kearifan lokal sebuah kelompok
masyarakat
5. Tantangan di Peserta didik menemukan masalah atau tantangan yang
Sekitarku terjadi di sekitarnya yang memiliki kaitan dengan
sumber daya alam atau sumber daya lokal.
BAYANGKAN 1. Menelusur 1. Peserta didik diajak untuk melihat langsung bagaimana
Mengenali bentuk-bentuk Warisan Masa bentuk kearifan lokal yang ada di wilayahnya.
kearifan lokal yang ada di Lampau 2. Peserta didik diminta untuk mengkritisi hubungan
wilayah masing- masing 2. Benang Merah antara bentuk kearifan lokal yang ditemukan dan
Keberlanjutan fungsinya bagi masyarakat
3. Kondisi Impian Peserta didik diharapkan terjadi pada lingkungannya
dan kearifan lokal yang ada di wilayahnya.
TAHAP LAKUKAN Identifikasi Peserta didik menggaungkan kearifan lokal yang
Mewujudkan pelajaran yang Potensi Diri dan ditemu dan bermakna bagi peserta didik sesuai dengan
mereka dapat mealui bentuk Kelompok kemampuan dan keterampilan yang ia miliki.
aksi pelestarian budaya lokal Peserta didik dan kelompok mengidentifikasi potensi
yang paling mungkin diri dan kelompok untuk menggaungkan kearifan lokal
dilakukan yang ditemui dan bermakna bagi peserta didik sesuai
dengan kemampuan dan keterampilan yang ia miliki.
LESTARIKAN BUDAYA Menentukan Peserta didik dan kelompok menentukan bentuk aksi
LOKALKU Bentuk Aksi untuk emnggaungkan kearifan lokal yang ditemui dan
bermakna bagi oeserta didik sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang ia miliki.
Persiapan Aksi Peserta didik dan kelompok mempersiapkan aksi untuk
menggaungkan kearifan lokal yang ditemu dan
bermakna bagi peserta didik sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang ia miliki
Simulasi Aksi Peserta didik dan kelompok melakukan aksi untuk
menggaungkan kearifan lokal yang ditemu dan
bermakna bagi peserta didik sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang ia miliki
TAHAP BAGIKAN Evaluasi Aksi Peserta didik mengevaluasi hasil simulasi yang sudah
Menanggapi/ melengkapi dilakukan pada tahap sebelumnya tentang kearifan
proses dengan aksi pelestarian lokal daerahnya.
budaya lokal serta melakukan Refleksi Peserta didik dan fasilitator merefleksi hasil simulasi
evaluasi dan refleksi yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya tentang
kearifan lokal daerahnya.
Cerita Perjalanan Peserta didik membagikan pengetahuannya akan
Aksiku kearfian lokal kepada warga sekolah, guru, dan
perwakilan masyarakat.
TARGET PENCAPAIAN PROJEK P5BK
Melalui projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan tiga dimensi Profil Pelajar
Pancasila, yaitu Bergotong royong, Beriman dan Bertakwa Terhadap Tuhan YME, dan Kreatif yang
diimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari.
TUGAS
Peserta didik diminta untuk mencari tahu salah satu bentuk kearifan
lokal terkait dengan nilai nilai nasehat leluhur yang ada Jakarta dari
para ahli, budayawan atau sumber yang lainnya
TUGAS
Guru meminta peserta didik untuk memetakan identitas dirinya dan
identitas sosial yang melekat padanya dengan melengkapi lembar
kerja pemetaan identitas diri “Siapakah Aku?”
KEGIATAN 4 P5BK IDENTITAS DIRI DAN KELOMPOK
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
TEMA: 1. Peserta didik belajar untuk memahami bahwa identitas adalah
KEARIFAN LOKAL sebuah konsepsi yang dinamis dan selalu berubah. Peserta didik
membongkar asumsinya terhadap identitas budaya yang ada di
TOPIK wilayahnya maupun budaya orang lain.
KENALI BUDAYAKU 2. peserta didik dapat menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan
kearifan lokal sebuah kelompok masyarakat.
PERSIAPAN
MATERI Guru mempersiapkan dan membekali diri dengan pengetahuan tentang
IDENTITAS DIRI DAN identitas diri dan minat peserta didik.
KELOMPOK PELAKSANAAN
Guru melihat dan memberi masukan atas lembar kerja peserta
Waktu: 180 menit/ 4 JP didik, kemudian menceritakan bahwa identitas diri dapat
dipengaruhi oleh orang terdekat, seperti keluarga, teman, tetangga,
Bahan: dlsb.
Lembar kerja pemetaan Setelah selesai, peserta didik diminta untuk menyimpan lembar
identitas diri, alat tulis, alat kerja dengan baik atau mendokumentasikan lembar kerja tersebut
warna agar dapat dipakai kembali pada kegiatan berikutnya.
Guru mengajak peserta didik untuk memetakan identitas kelompok
Peran Guru: di mana ia bergabung, misalnya: setiap tim bermain dan
Narasumber dan Fasilitator mengerjakan tugas bersama, bahkan teman yang sering kumpul
bersama di warung depan sekolah (peserta didik memilih satu
kelompok saja)
Di dalam lembar kerja terdapat pertanyaan pemantik, seperti:
1) Siapa saja anggota dalam kelompok tersebut?
2) Apa kekuatan / potensi / kelebihan yang dimiliki teman
3) Bahasa apa yang sering digunakan? Jargon apa yang sering
muncul?
4) Kegiatan apa yang sering dilakukan bersama-sama, relasi seperti
apa yang dibangun?
5) Apakah ada tantangan yang pernah dihadapi bersama- sama?
Misalnya lomba, pertandingan, mengerjakan tugas bersama
dlsb.
Setelah selesai, guru kemudian menceritakan bahwa sebuah
kelompok dapat membentuk budaya yang dibutuhkan oleh
kelompok itu sendiri, lalu mengajak peserta didik untuk melihat
identitas kelompok masyarakat adat di wilayah Jakarta yang kental
dengan budaya betawi.
Guru bersama dengan peserta didik merefleksikan video yang telah
ditonton
TUGAS
Membuat pemetaan identitas kelompok berdasarkan pada hobi atau
ekstrakurikuler yang di ikuti oleh peserta didik
TUGAS
Kunjungan lapangan: Di Jakarta yang budaya Betawi nya masih ada
KEGIATAN 7 P5BK
KENALI BUDAYAKU BENANG MERAH BERKELANJUTAN
MODUL PROJEK FASE TUJUAN
D - peserta didik mampu mengidentifikasi bentuk kearifan lokal yang ada di
TEMA: wilayahnya beserta fungsinya bagi masyarakat
KEARIFAN LOKAL - peserta didik mampu menganalisis bentuk kearifan lokal yang ada dan
bagaimana hubungannya dengan struktur geografi, demografi, dan
SUB-TEMA psikografis di sekitarnya
MENELUSURI WARISAN- peserta didik mampu mengkritisi kekuatan atau potensi masyarakat
MASA LAMPAU
TOPIK PERSIAPAN
KENALI BUDAYAKU Guru mempersiapkan materi terkait dengan kearifan lokal yang ada di
daerah Kemiren
POKOK BAHASAN PELAKSANAAN
BENANG MERAH Guru meminta peserta didik untuk mengidentifikasi bentuk kearifan
BERLANJUTAN lokal yang ditemukan dan hubungannya dengan kondisi masyarakat,
kondisi sumber daya alam, dan sumber daya lokal. Beberapa
Waktu: 180 menit / 4 JP pertanyaan yang dapat dipakai:
Temukan apakah bentuk kearifan lokal tersebut bersifat ritual dan
Bahan: alat tulis, lembar spritual?
kerja, benang merah / Apakah bentuk kearifan lokal tersebut merupakan cara berinteraksi
spidol merah antar masyarakat atau menunjukkan klasifikasi di masyarakat?
Peran Guru: Fasilitator Apakah bentuk kearifan lokal tersebut bertujuan untuk menjaga
sumber daya alam atau sumber daya lokal yang tersedia?
Bagaimana kearifan lokal ini dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduk lokal?
Apa nilai-nilai yang ingin dibangun dari kearifan local tersebut
2. Peserta didik diminta melakukan identifikasi selengkap- lengkapnya
berdasarkan hasil wawancara dan temuan langsung di lapangan
3. Setelah menuliskan seluruh temuan pada lembar kerja, guru mengajak
peserta didik untuk membuka lembar kerja kegiatan 4 “Tantangan di
Sekitarku”
4. Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi apakah ada keterkaitan
antara kearifan lokal yang ditemui dan masalah yang dirasakan oleh
peserta didik saat ini. Adakah bentuk kearifan lokal yang mampu
menjawab tantangan atau masalah yang ada saat ini?
TUGAS
Jika tidak selesai di sekolah, peserta didik dapat melanjutkannya di
luar sekolah bersama teman kelompok
KEGIATAN 8 P5BK
KENALI BUDAYAKU KONDISI IMPIAN
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
Peserta didik mampu menuliskan / menggambarkan kondisi ideal / harapan
TEMA: terkait tantangan / masalah yang mereka temui
KEARIFAN LOKAL PERSIAPAN
Mereview pengetahuan yang telah mereka dapat pada topik Merawat
SUB-TEMA Tradisi Mewarisi Budaya
MENELUSURI WARISAN PELAKSANAAN
MASA LAMPAU 1. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali kegiatan sebelumnya
dengan beberapa pertanyaan pemantik seperti berikut:
TOPIK Bagaimana perasaanmu setelah menemukan bentuk kearifan lokal yang
KENALI BUDAYAKU ada di wilayahmu?
Pikiran apa yang muncul setelah melihat hubungan antara kearifan
MATERI lokal dan fungsinya terhadap masyarakat?
KONDISI IMPIAN Setelah itu, peserta didik diminta untuk membayangkan dan
menggambarkan kondisi ideal atau harapan terkait tantangan yang pernah
Waktu: 90 Menit / 2 JP ia rasakan dan bentuk kearifan lokal yang ditemui.
Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat dipakai:
Bahan: alat tulis, alat warna, Bagaimana kondisi ideal atau impian yang kamu harapkan terjadi baik
blok kayu, lego, potongan untuk dirimu, kelompokmu, ataupun wilayahmu?
gambar, lembar visi Coba bayangkan bagaimana ekspresi wajah masyarakat dalam
Peran Guru: Fasilitator mimpimu tersebut? Bagaimana interaksi antar makhluk hidup yang
terjadi?
Lalu, bagaimana keadaan sumber daya alam (udara, air, tanah,
tumbuhan, hewan, dsb) dan sumber daya lokal (budaya, sistem
masyarakat, dlsb.) pada kondisi ideal itu?
TUGAS
Membuat deskrisi/ ilustrasi terkait salah satu bentuk kearifan lokal yang ada
di daerah DKI Jakarta (bangunan, seni tari, mocoan dll)
Tips:
Saat menggambarkan kondisi ideal, peserta didik diperbolehkan memilih
media yang diinginkan, seperti gambar, kolase, atau bentuk bangunan 3D
KEGIATAN 9 P5BK
KENALI BUDAYAKU SESI BERBAGI
MODUL PROJEK FASE TUJUAN
D Peserta didik dan kelompok dapat menggaungkan kearifan lokal yang
TEMA: ditemui dan bermakna bagi peserta didik sesuai dengan kemampuan dan
KEARIFAN LOKAL keterampilan yang mereka miliki
SUB-TEMA PERSIAPAN
MENELUSURI WARISAN Mereview pengetahuan yang telah mereka dapat pada topik Kenali
MASA LAMPAU Budayaku
PELAKSANAAN
TOPIK 1. Guru mengajak peserta didik untuk duduk dalam posisi setengah
KENALI BUDAYAKU lingkaran.
2. Setiap kelompok peserta didik membawa hasil karya visi tiap kelompok
POKOK BAHASAN dan menceritakannya kepada teman lainnya.
SESI BERBAGI 3. Setelah berbagi cerita, guru meminta kelompok lain untuk memberikan
umpan balik dengan memakai kartu kategori berikut ini dan menuliskan
Waktu: 90 Menit alasan mengapa kartu tersebut yang diberikan
/ 2 JP
AYO WUJUDKAN BERSAMA!
Bahan: Lembar visi peserta Kartu ini diberikan jika ada mimpi / kondisi yang
didik Peran Guru: mirip atau beririsan dengan kelompok penanggap
Moderator
KAMI SETUJU!
Kartu ini diberikan ketika ada mimpi yang
beresonansi positif pada kelompok penanggap namun
tidak tertuang dalam mimpi mereka
TANTANGAN
Kartu ini diberikan ketika kelompok penanggap ingin
memberikan argumen kritis dan membangun terhadap
cerita mimpi yang disampaikan
TUGAS
Guru meminta peserta didik untuk melakukan refleksi pada lembar
“Sungai Rasa”
KONSEP SUNGAI RASA
Sesi berbagi
KELOMPOK
bermain gitar, membuat kopi dengan teknik manual brew POTENSI
Hobi bermain basket, baca komik, mencoba rasa kopi dari berbagai daerah
Fahrani:
- Jago gambar dan melukis
Edo
: Suka mengulik data dan fakta seru
-
KEGIATAN 11 P5BK LESTARIKAN BUDAYA LOKALKU: MENENTUKAN BENTUK
AKSI
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
TEMA: Peserta didik mampu menyadari/menentukan aksi apa yang paling
KEARIFAN LOKAL mungkin ia lakukan saat ini dengan melihat potensi diri dan kelompok
(aksi tersebut mendukung harapan/kondisi idealnya terwujud
SUB-TEMA
MENELUSURI WARISAN PERSIAPAN
MASA LAMPAU Guru mempersiapkan bentuk-bentuk aksi yang dapat dilakukan oleh
peserta didik, misalnya merancang drama pertunjukan, poster, membuat
TOPIK lagu, membuat video, membuat galeri foto, membuat komik, atau
KENALI BUDAYAKU membuat produk
PELAKSANAAN
POKOK BAHASAN
1) Guru menceritakan bentuk-bentuk aksi atau advokasi yang pernah
Lestari Budaya Lokalku:
dilakukan pemuda di Indonesia ataupun dunia
Menentukan Bentuk Aksi
2) Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan ide aksi
sebanyak-banyaknya dalam upaya melestarikan kearifan lokal
Waktu: 90 Menit / 2 JP
dengan cara yang paling mungkin ia lakukan berdasarkan
Bahan: Alat tulis
kemampuan kelompok
Peran Guru: Narasumber dan
3) Peserta didik melakukan voting terhadap ide-ide yang dihasilkan
Fasilitator
dan memilih 1-2 ide aksi yang paling mungkin diwujudkan dalam 1
bulan ke depan
Referensi:
Daftar 5 Atlet Indonesia Peraih
Medali Olimpiade Tokyo 2020
TUGAS
Artikel ini telah tayang di Peserta didik diskusi untuk menentukan bentuk aksi apa yang akan
Kompas.com dengan judul dipilih guna Kenali Budayaku, seperti yang sudah dicontohkan oleh
"Daftar 5 Atlet Indonesia Peraih fasilitator
Medali Olimpiade Tokyo
2020", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/sports
/read/2021/0
8/02/20400018/daftar-5-atlet-
indonesia- peraih-medali-
olimpiade-tokyo-2020.
Penulis : Mochamad Sadheli
Editor : Mochamad Sadheli
KEGIATAN 12 P5BK LESTARIKAN BUDAYA LOKALKU: PERSIAPAN AKSI
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
Peserta didik mampu menyadari/menentukan aksi apa yang
TEMA: paling mungkin ia lakukan saat ini dengan melihat potensi diri
KEARIFAN LOKAL dan kelompok (aksi tersebut mendukung harapan/kondisi
idealnya terwujud
SUB-TEMA PERSIAPAN
MENELUSURI WARISAN MASA Guru mempersiapkan bentuk-bentuk aksi yang dapat dilakukan
LAMPAU oleh peserta didik, misalnya merancang drama pertunjukan,
poster, membuat lagu, membuat video, membuat galeri foto,
TOPIK membuat komik, atau membuat produk terkait kearifan lokal
KENALI BUDAYAKU yang ada di daerah Jakarta
TUGAS
Guru meminta peserta didik untuk melakukan refleksi pada lembar
“Sungai Rasa
SUNGAI RASA
Persiapan aksi
Menemukan
bentuk aksi
Simulasi Aksi
PERSIAPAN
SUB-TEMA Guru bersama dengan peserta didik mempersiapkan artefak-artefak
MENELUSURI WARISAN hasil kerja peserta didik selama satu semester dan mengatur ruangan
MASA LAMPAU untuk pameran
PELAKSANAAN
TOPIK 1. Peserta didik siap siaga berdiri di samping hasil kerja selama satu
KENALI BUDAYAKU semester dan aksi pelestarian kearifan lokal. (Jika ada aksi berupa
penampilan drama, lagu, atau dongeng, maka akan ditampilkan
POKOK BAHASAN setelah pengunjung selesai berkeliling atau aksi tersebut dapat
Asesmen Sumatif direkam kemudian ditampilkan pada pada stand/meja kelompok
Kenali Budayaku! peserta didik
Waktu: 180 Menit / 4 JP 2. Pengunjung yang terdiri dari pimpinan sekolah, guru, orang tua
Bahan: Hasil Projek dan/atau komunitas sekitar sekolah berkeliling dari satu tim ke
Peran Guru: Pengunjung tim lain untuk mendengarkan presentasi singkat dari tiap tim dan
memberikan pertanyaan atau umpan balik. Setiap umpan balik
ditulis dalam satu post it atau ditulis pada lembar umpan balik
3. Setelah proses presentasi dan penilaian selesai dilakukan,
pengunjung mengisi formulir penilaian
4. Jika ingin mengadakan pemenang, maka kategori dan jumlah
pemenang dapat ditentukan oleh sekolah
TUGAS
Peserta didik menyiapkan semua hasil kerja merekan dalam
ruang pameran yang akan mereka gunakan dalam berbagi
pengetahuan
Hal yang sudah berjalan baik Hal yang dapat menjadi pengembangan ke
depan
Hal yang sudah berjalan baik Hal yang dapat menjadi pengembangan ke depan
Di akhir lompatan, peserta didik lingkaran luar dan lingkaran dalam akan
berhadapan, kemudian melakukan suit, dan pemenang akan menceritakan
terlebih dahulu hal yang paling diingat di sepanjang projek, setelah itu
yang kalah suit gantian bercerita
Guru memberi waktu sekitar 2 - 3 menit untuk sesama peserta didik saling
bercerita
Permainan dapat diulang tiga hingga lima kali, sehingga seluruh peserta
didik dapat mendengar tiga hingga lima kisah berkesan milik teman
sepanjang projek
KEGIATAN 17 P5BK CERITA PERJALANAN AKSIKU
MODUL PROJEK FASE D TUJUAN
Peserta didik mampu menceritakan dan berbagi pengetahuan apa saja
TEMA: yang telah mereka lakukan dalam perjalanan aksi “Kenali Budayaku”
KEARIFAN LOKAL PERSIAPAN
Gurumemfasilitasi dokumen yang diperlukan
SUB-TEMA Peserta didik menyiapkan dokumen-dokumen selama perjalanan aksi
MENELUSURI WARISAN mereka
MASA LAMPAU PELAKSANAAN
1. Guru meminta peserta didik untuk memilih beberapa foto atau video
TOPIK dokumentasi perjalanan satu semester dari awal hingga akhir
KENALI BUDAYAKU 2. Peserta didik diajak untuk memberikan keterangan penjelasan dari foto
atau video tersebut untuk menjadi konten di media sosial pribadi milik
POKOK BAHASAN peserta didik
Cerita Perjalanan Aksiku
CERITA PERJALANAN AKSIKU
Waktu: 90 menit / 2 JP
Peserta didik mengunggah foto dan keterangan projek di media sosial
Peran Guru: Fasilitator
pribadi dengan menambahkan tagar dan menandai akun media sosial lain
yang terkait
ASESMEN
Asesmen merupakan bagian penting dari pembelajaran dalam projek. Oleh karena itu dalam
merencanakan projek, termasuk dalam menyusun modul projek, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam merancang asesmen projek:
1. Keberagaman kondisi peserta didik dan sesuaikan metode asesmen.
2. Tujuan pencapaian projek
3. Pembuatan indikator perkembangan sub-elemen antarfase di awal projek
4. Bangun keterkaitan antara asesmen diagnostik, formatif, dan sumatif
5. Penentuan jenis asesmen dan libatkan peserta didik dalam proses asesmen. Misalnya, peserta didik dapat
memilih topik yang akan dinilai, metode asesmen (tertulis/tidak tertulis, presentasi/pembuatan poster), dan
pengembangan rubrik
ASESMEN DIAGNOSTIK ASESMEN FORMATIF ASESMEN SUMATIF
Waktu 1. Pada awal perencanaan projek (identifikasi kesiapan sekolah), Berkala, berkelanjutan selama projek 1. Biasanya dilakukan pada akhir projek
penggunaan jika membuat sendiri modul projek 2. Dapat dilakukan di akhir tahap kegiatan jika
2. Pada saat penentuan dimensi, elemen, dan sub- elemen, jika diperlukan (terutama di projek dengan
menggunakan modul projek sudah ada jangka waktu yang panjang)
Pihak yang Guru Guru, peserta didik secara pribadi (selfassessment), sesama Guiru
memberikan peserta didik (peer-assessment), mitra sekolah dalam projek
asesmen (misalnya: orang tua, narasumber projek)
Contoh Rubrik, observasi, kuesioner, refleksi, esai Rubrik, umpan balik (dari guru dan sesama peserta didik) Rubrik, presentasi, poster, diorama, produk
bentuk baik secara lisan maupun tertulis, observasi, diskusi, teknologi atau seni, esai, kolase, drama
asesmen presentasi, jurnal, refleksi, esa
Manfaat 1. Menciptakan baseline (garis dasar) untuk menilai kemampuan 1. Mengawasi pembelajaran peserta didik selama projek 1. Mengukur apakah peserta didik sudah
untuk tim awal peserta didik. Informasi ini dipakai untuk merencanakan Memastikan perkembangan kompetensi peserta didik mengembangkan kompetensidari sub-
fasilitasi kegiatan projek yang efektif dan bermakna untuk peserta sesuai dengan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang elemen dari elemen dan dimensi Profil
projek didik, untuk mencapaikonsep learning at the right level. disasar Pelajar Pancasila sesuai fase yang disasar
Menentukan subelemen yang sesuai dengan fasenya. 2. Mengecek pemahaman peserta didik mengenai isu projek 2. Menyusun projek selanjutnya
2. Mengetahui perkembangan peserta didik di akhir projek
Manfaat Memahami performa di awal projek 1. Membantu peserta didik memperbaiki dan 1. Memahami performa di akhir projek
untuk peserta mengembangkan diri. 2. Memahami apakah mereka sudah memenuhi
didik 2. Membantu peserta didik mendapatkan hasil belajar yang capaian projek dan sejauh mana sudah
lebih baik dalam asesmen sumatif di akhir mencapai fase perkembangan sub- elemen
3. Mengoptimalkan dampak projek dari dimensi Profil Pelajar Pancasila yang
disasar.
MATERI KEARIFAN LOKAL
Menurut wikipedia Kearifan lokal adalah
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa
masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita
rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan
oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan
pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.[1][2][3] Beberapa Bentuk Kearifan Lokal di
Indonesia[sunting | sunting sumber]
Indonesia memiliki berbagai macam kearifan lokal yang sangat berperan strategis dalam membangun
peradaban suatu masyarakat. Bentuk kearifan lokal ini diantaranya dapat dilihat dalam bentuk sebagai
berikut.
1.
Motif Batik Parang memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah. Hal ini terlihat dari motifnya
yang berisi jalunan yang tidak terputus.
Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat, bentuk kearifakan lokal seperti ini misalnya dapat kita temui
dalam seni batik yang motifnya tidak hanya indah, tetapi juga menyimpan makna yang mendalam dalam tiap
motifnya.
2. Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam, bentuk kearifan lokal seperti ini dapat kita jumpai
dalam konsep Tana' Ulen pada masyarakat Dayak di Kalimantan. Pada wilayah Tana' Ulen, penduduk
dilarang menebang pohon, membakar hutan, membuat ladang , serta melakukan aktivitas lain yang dapat
menimbulkan kerusakan hutan.
3. Kearifan lokal dalam bidang pertanian , bentuk kearifan lokal seperti ini dapat kita temui dalam sistem
pertanian Nyabuk Gunung di daerah Jawa . Sistem pertanian ini dilakukan di dataran tinggi tanpa harus
mengubah kontur tanah. Jadi ketika lahan diubah menjadi area pertanian, kontur tanah tetap dipertahankan
sebagaimana aslinya.[4]
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Ahmad Baedowi (2 Maret 2015). Calak Edu 4: Esai-esai Pendidikan 2012-2014. Pustaka Alvabet. hlm. 61.
ISBN 978-602-9193-65-7. Diakses tanggal 2 April 2016.
2. ^ A.S.Padmanugraha, ‘Common Sense Outlook on Local Wisdom and Identity: A Contemporary Javanese
Natives’ Experience’ Paper Presented in International Conference on “Local Wisdom for Character Building”,
(Yogyakarta: 2010), h. 12
3. ^ Damanik, Rado (2018-09-01). "Membangun Manajemen Kearifan Lokal (Studi pada Kearifan Lokal
Orang Banjar)". Jurnal Riset Inspirasi Manajemen dan Kewirausahaan. 2 (2): 120–
129. doi:10.35130/jrimk.v2i2.33. ISSN 2623-1077.
4. ^ Maryati, Kun,. Sosiologi : Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA. 3, [Schülerband] Kelas
XII. Suryawati, Juju, (edisi ke-Kurikulum 2013, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah). Jakarta. ISBN
978-602-254-135-6. OCLC 958874412., hlm. 132-133: Motif Batik Parang memiliki makna petuah untuk
tidak pernah menyerah. Hal ini terlihat dari motifnya yang berisi jalunan yang tidak terputus.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (20/4/2021) tentang kearifan lokal adalah.
Kearifan lokal adalah salah satu aspek yang sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Kearifan lokal adalah
cara hidup suatu masyarakat dan berhubungan secara spesifik dengan budaya tertentu. Setiap suku bangsa
memiliki kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai sosial budaya yang harus dijaga. Hal ini termasuk
pendidikan, kesehatan, serta nasehat-nasehat leluhur untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia,
bahkan alam tempat tinggalnya.
Kearifan lokal biasanya tercermin dalam nilai-nilai kelompok masyarakat tersebut, seperti pada nyanyian,
pepatah, tarian, atau bahkan semboyan. Nilai-nilai kearifan lokal yang tertanam di dalam kelompok
masyarakat, akan menjadi bagian hidup yang tidak dapat terpisahkan. Kamu bisa melihatnya melalui perilaku
sehari-sehari masyarakat tersebut.
S. Swars
Menurut Swars, kearifan lokal adalah kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika,
cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai yang dianggap baik
dan benar sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan melembaga.
Phongphit dan Nantasuwan
Kearifan lokal adalah pengetahuan yang berdasarkan pengalaman masyarakat turun-temurun antargenerasi.
Pengetahuan ini menjadi aturan bagi kegiatan sehari-hari masyarakat ketika berhubungan dengan keluarga,
tetangga, masyarakat lain, dan lingkungan sekitar.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
Menurut UU, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara
lain untuk melindungi dan mengolah lingkungan hidup secara lestari.
Ciri-Ciri Kearifan Lokal
Bentuk kearifan lokal dalam masyarakat bisa berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum
adat, dan aturan-aturan khusus. Selain bentuk, kearifan lokal juga memiliki ciri-ciri. Adapun ciri- ciri
kearifan lokal sebagai berikut: Sanggup bertahan terhadap budaya luar. Mempunyai kemampuan
mengakomodasi unsur-unsur budaya luar. Memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke
dalam budaya asli. Memiliki kemapuan mengendalikan. Sanggup memberi petunjuk pada perkembangan
budaya.
Dalam jurnal Makna Komunikasi Simbolik Hukum Adat Sasi (2017) karya Casparina Yulita, Hafied
Cangara, dan Muhadar, dijelaskan bahwa hukum sasi adalah ketentuan hukum tentang larangan memasuki,
mengambil atau melakukan sesuatu dalam kawasan teretentu dan dalam jangka waktu tertentu pula. Pada
dasarnya, hukum sasi merupakan kaidah hukum yang didasarkan pada asas pelestarian dan keseimbangan
hubungan alam dengan ekosistem Dasar filosofis hukum sasi menekankan adanya hubungan antara
kehidupan manusia dengan alam. Alam merupakan bagian penting dari manusia. Kehancuran alam berarti
kehancuran manusia juga. Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa kearifan lokal hukum sasi tepat
digunakan untuk pembangunan masyarakat karena memuat upaya pelestarian dan keseimbangan alam. Selain
hukum sasi, Indonesia masih banyak memiliki kearifan lokal lainnya, seperti Awig-Awig di Lombok Barat
dan Bali, Bebie di Sumatera Selatan, Cingcowong di Jawa Barat, Hompongan di Jambi, Balingkea di
Sulawesi Tengah, Ke-Kean di Sumatera Selatan, Pahomba di NTT, dan sebagainya.
Sumber:
Kearifan Lokal: Definisi, Ciri-Ciri, dan Contohnya Kompas.com - 25/11/2020, 15:04 WIB
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kearifan Lokal: Definisi, Ciri-Ciri, dan Contohnya",
Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/25/150459069/kearifan-lokal-definisi- ciri-
ciri-dan-contohnya.
Penulis : Cahya Dicky Pratama Editor : Serafica Gischa
Berdasarkan literatur yang berkembang, kearifan lokal berasal dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom) dan
lokal (local). Local artinya setempat, sementara wisdom artinya bijaksana. Jadi, kearifan lokal dapat
dikatakan sebagai gagasan atau pandangan yang bersumber dari sebuah tempat, yang di dalamnya terdapat
sifat bijaksana atau nilai-nilai baik yang tertanam, diyakini, dan dianut oleh suatu masyarakat secara turun-
temurun.
Penjelasan singkatnya, kearifan lokal di Indonesia merupakan suatu hal atau tindakan yang dianggap baik
oleh masyarakat setempat. Makna kearifan lokal bisa terbentuk dan tercermin dari etika dan nilai- nilai luhur
yang diyakini. Nilai yang tertanam dalam kearifan lokal bisa menjadi modal utama dalam membangun
masyarakat tanpa merusak atau mengubah tatanan sosial yang berkaitan dengan lingkungan alam sekitar.
Kearifan lokal bisa dikatakan sebagai budaya unggul dari masyarakat setempat, karena nilai-nilai yang
dipegang masih berhubungan erat dengan kondisi geografis dan lingkungan alam sekitar. Uniknya, meskipun
dari bernilai lokal, nilai yang diyakini bersifat universal. Artinya, nilai tersebut bisa mengatur seluruh aspek
dalam kehidupan masyarakat.
Ciri-ciri Kearifan Lokal di Indonesia
Adapun ciri-ciri kearifan lokal yang perlu kamu ketahui adalah sebagai berikut:
1. Menjadi benteng yang menjaga eksistensi kebudayaan asli dari pengaruh perkembangan zaman maupun
terpaan budaya luar.
2. Mampu mengakomodasi unsur-unsur budaya luar. Artinya, kearifan lokal mampu memilih mana budaya luar
yang cocok dan masih sesuai dengan budaya asli. Ciri ini menunjukkan bahwa kearifan lokal tidak selalu
bersifat tradisional, tapi juga adaptif terhadap perkembangan budaya.
3. Mampu mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli. Kearifan lokal mampu menyatukan
budaya luar dan budaya asli dalam komunitas masyarakat sehingga berpotensi menciptakan kebudayaan
nasional.
4. Kearifan lokal sebagai alat kontrol sosial, berarti kearifan lokal menjadi alat yang mampu menjaga agar
masyarakat memiliki tanggung jawab atas keberlangsungan hidupnya dan agar hubungan sosial di
masyarakat tidak hilang.
5. Pemberi arah perkembangan budaya. Artinya, kearifan lokal mampu menjadi alat untuk Menjadi benteng
pertahanan masyarakat dari terpaan budaya luar. Artinya, kearifan lokal mengarahkan masyarakat agar tetap
berperilaku sesuai budayanya.
Bebie
Bebie merupakan contoh kearifan lokal yang berkembang di wilayah Muara Enim, Sumatera Selatan.
Kearifan lokal ini berupa kegiatan menanam dan memanen padi secara bersama-sama dengan tujuan agar
panen cepat selesai.
Sumber: Pengertian Kearifan Lokal Kajian Pustaka dalam sebuah Penelitian Oleh IS PURWANTO · 2017
http://eprints.umm.ac.id/35955/3/jiptummpp-gdl-irawansatr-48429-3-babiip-f.pdf
REFERENSI