Professional Documents
Culture Documents
Makalah Penerapan Program Perpustakaan
Makalah Penerapan Program Perpustakaan
DISUSUN
OLEH:
Nama Anggota:
1. Fajrina Novita (190503049)
2. Ghani Maghfira (190503061)
3. Inaiya Azrari (190503115)
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
D. Pengalaman....................................................................................................
12
1. Cakupan Otomasi.....................................................................................
12
2. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Sistem Otomasi......................
13
BAB III: PENUTUP.................................................................................................
14
A. Kesimpulan ...................................................................................................
14
B. Saran ..............................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan program perpustakaan sekolah
2. Apa kendala dalam penerapan program perpustakaan ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan program perpustakaan sekolah
2. Untuk kendala dalam penerapan program perpustakaan sekolah
Oleh karena itu, dalam usaha mengembangkan perpustakaan sekolah
sebagai media pembelajaran, perlu ada kerja sama antara pustakawan dan guru.
1 Pawit, Y & Suhendar, Y. 2007. Petunjuk Praktis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group., hal 104.
2 Admin Prodi Perpusinfo, Kurikulum dan Pembelajaran di Perpustakaan,
(http://pspi.upi.edu/kurikulum-dan-pembelajaran-di-perpustakaan/, 25 Juni 2013) diakses pada 03
mei 2022.
1
Sehingga, keberadaan perpustakaan sebagai media pembelajaran dapat digunakan
secara maksimal.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Penerapan Otomasi Perpustakaan
Penerapan teknologi informasi saat ini telah menyebar hampir di semua
bidang tidak terkecuali di perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu institusi
pengelola informasi terdorong untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut
untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam menelusuri dan meminjam koleksi.
Pemanfaatan teknologi informasi tersebut diharapkan dapat memperbaiki kinerja
perpustakaan dan meningkatkan kepuasaan penggunanya. Ukuran perkembangan
perpustakaan lebih banyak diukur dari penerapan teknologi informasi yang
digunakan bukan dari skala ukuran yang lain seperti bersar dan luasnya gedung
perpustakaan, jumlah koleksi yang disediakan, maupun banyaknya pengunjung
perpustakaan. Kebutuhan akan teknologi informasi bagi perpustakaan sangat
berhubungan denngan peran dan fungsi perpustakaan sebagai kekuatan dalam
pelestarian dan penyebaran informasi, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
berkembang seiring dengan kemajuan dalam hal menulis, mencetak, mendidik,
dan kebutuhan manusia akan informasi.
Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengelola, dan menyediakannya untuk pengguna. Penerapan
teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk,
antara lain:
1) Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi
manajemen perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat
diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen perpustakaan
adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan
pustaka, pengelolaan anggota, data statistik dan sebagainya. Fungsi
ini sering diistilahkan sebagai bentuk otomasi perpustakaan.
2) Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan,
mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan
dalam format digital. Bentuk penerapan teknologi informasi ini
sering dikenal dengan perpustakaan digital.
Perkembangan dunia perpustakaan, dari segi data dan dokumen yang
disimpan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan
3
koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang
menggunakan katalog (index). Perkembangan yang mutakhir adalah munculnya
perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan
pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer
(internet).
Di sisi lain, dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin
kompleksnya perpustakaan saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi
informasi untuk otomatisasi business procees di perpustakaan. Sistem ini
kemudian dikenal dengan sebutan system otomasi perpustakaan (Library
Automation System). Otomasi perpustakaan dalam arti sebenarnya adalah
dipakainya komputer dalam setiap tahap pekerjaan perpustakaan secara
terintegrasi dengan menggunakan system tertentu. Hal ini berrarti bahwa mulai
dari tahap pengembangan, pengolahan, penelusuran sampai denngan peminjaman
dan pengembalian koleksi perpustakaan dikerjakan dengan system komputer yang
sama.4
4
Khusus murid yang belum lancar membaca, dikenalkan buku
bergambar penuh dengan tulisan teks yang lebih sedikit kemudian
minta murid menceritakan buku tersebut berdasarkan gambar dengan
bahasa mereka sendiri. “saya membaca, saya berpikir”.
Membuat ringkasan cerita/ sinopsis singkat, 2-3 kalimat pendek
berdasarkan buku bacaan yang disukainya. Murid dipersilakan
meminjam satu buah buku di perpustakaan sekolah, kemudian
minta murid menuliskan inti cerita yang dibaca.
Program laporan peminjaman koleksi murid yang dilaporkan
wali kelas setiap bulan. Sehingga wali kelas wajib memantau
perkembangan peminjaman murid di kelasnya.
Penghargaan bagi murid peminjam buku terbanyak (reward),
dalam bentuk hadiah buku ataupun piagam penghargaan
5
A. Kendala dalam penerapan Sistem Otomasi di perpustakaan sekolah
kendala-kendala yang dihadapi secara garis besar adalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan pustakawan Indonesia akan computer dan
aplikasinya, banyak kalangan pustakawan yang masih gagap teknologi
(Gaptek) khususnya pemahaman tentang Otomasi dan Teknlogi Informasi.
2. Kurangnya SDM yang menguasai komputer sekaligus menguasai masalah
perpustakaan.
3. Belum adanya format baku sehingga masing-masing perpustakaan
menggunakan format berlainan. Akibatnya pertukaran data tidak bisa
dilakukan karena format tidak seragam. Indomarc telah membahas dari
awal tahun 1990-an namun sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang
keseragaman sistem yang dipakai. Hal ini yang mengakibatkan
perpustakaan membuat data sesuai dengan keinginan masing-masing.
4. Belum adanya peraturan pengkatalogan yang berstandar nasional yang
diterima oleh semua pihak. Otomasi perpustakaan khususnya otomasi
katalog, bertujuan antara lain memudahkan pertukaran data antar
perpustakan. Pertukaran data ini memerlukan keseragaman peraturan
pengkatalogan. Namun praktik pengkatalogan di Indonesia belumlah
seragam (khususnya untuk penentuan tajuk entri utama nama pengarang).
5. Keterbatasan dana untuk pengadaan software. Lazimnya perpustakaan
menyediakan dana khusus untuk software, seperti halnya dana yang
disediakan untuk perangkat kerasnya (membeli komputer, ATK, bahan
habis pakai dll.) akibatnya perpustakaan membeli software di pasaran yang
belum tentu cocok untuk aplikasi yang dibutuhkan. 5
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Solusi untuk membenahi internal dan mengatasi kendala perpustakaan,
adalah dengan penerapan atau implementasi knowledge management.
DAFTAR PUSTAKA
7
Muhammad Rifky Nurpratama, 2018. Menjawab Kendala Perpustakaan dengan
Implementasi Knowledge Management. JURNAL PUBLIS. Vol 2 No.1.16: 24.