Professional Documents
Culture Documents
Abstract: The research was carried out at Aisyiyah Bojonegoro Hospital with the aim of being able
to separate hospital B3 waste according to its characteristics, find out the process of handling B3
waste at Aisyiyah Bojonegoro Hospital, and find out how to make a B3 waste management report.
In research using the method of direct observation or observation. In addition, interviews were
also conducted with employees related to environmental management issues, especially the
handling of Hazardous and Toxic Material (B3) waste. Observations were carried out for 30 days in
order to obtain data related to the process of handling Hazardous and Toxic Materials (B3) waste
at Aisyiyah Bojonegoro Hospital. For the handling of B3 waste at Aisyiyah Hospital, it has been
adjusted to Standard Operating Procedures (SPO), has implemented the installation of the B3
symbol at the waste collection site, B3 waste storage has been adjusted to government regulations,
and in the process of transporting B3 waste, Aisyiyah Bojonegoro Hospital cooperates with PT.
Wahana Pamunah Waste Industry (PT. WPLI) and PT. Sarana Bumi Lestari (PT. SBL), as well as B3
waste reporting internally and externally.
Keywords: Aisyiyah Bojonegoro Hospital, Hazardous and Toxic Waste (B3), Environmental
Management
Abstrak: Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro dengan tujuan agar dapat
memisahkan limbah B3 rumah sakit sesuai dengan karakteristik, mengetahui proses penanganan
limbah B3 di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro, dan mengetahui cara pembuatan laporan limbah
pengelolaan B3. Dalam penelitian menggunakan metode pengamatan langsung atau observasi.
Selain itu, dilakukan juga wawancara kepada para pegawai atau karyawan yang terkait dengan
masalah pengelolaan lingkungan, terutama penanganan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3). Kegiatan observasi dilakukan selama 30 hari sehingga memperoleh data terkait proses
penanganan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro. Untuk
penanganan limbah B3 di Rumah Sakit Aisyiyah sudah disesuaikan dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO), sudah menerapkan pemasangan simbol B3 pada tempat pengumpulan limbah,
penyimpanan limbah B3 sudah disesuaikan dengan aturan pemerintah, serta dalam proses
pengangkutan limbah B3 Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro bekerja sama dengan PT. Wahana
Pamunah Limbah Industri (PT. WPLI) dan PT. Sarana Bumi Lestari (PT. SBL), serta pelaporan limbah
B3 secara internal dan eksternal
Kata kunci: Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),
Pengelolaan Lingkungan
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan akan mendatangi rumah sakit
agar mendapatkan tindakan penanganan yang optimal. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1204/Menkes/SK/X/2004 menjelaskan bahwa Rumah Sakit adalah tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, rumah sakit yang sering dimanfaatkan masyarakat sebagai salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan juga memungkinkan terjadinya penularan penyakit, pencemaran
https://doi.org/10.56071/chemviro.v1i1.558
CHEMVIRO: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, 1 (1), 2023, 1-6
Salma Najwa, Nindy Callista Elvania
lingkungan, dan gangguan kesehatan. Dari banyaknya kegiatan tindakan terhadap pasien, tentu tidak
lepas dari adanya limbah yang dihasilkan. Pengertian limbah adalah bahan pembuangan tidak terpakai
yang berdampak negatif bagi masyarakat jika tidak dikelola dengan baik (Muhammad Huda, 2020).
Limbah memiliki beberapa jenis, salah satunya yaitu limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ialah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun karena sifat dan/atau kosentrasinya dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,keberlangsungan hidup makhluk hidup lainnya
(Anggraini, Rahardjo, & Setiani, 2017).
Hasil analisis timbulan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit Aisyiyah
Bojonegoro berasal dari beberapa ruangan yang terdiri dari ruangan logistik farmasi, rekam medis,
radiologi, logistik umum, IGD, kantor keuangan, laboratorium klinik, UPF rawat jalan, UPF rawat inap,
IBS (ruang operasi), kantor IPSRS, neonatus (ruangan bayi), kantor administrasi, arofah 1, arofah 2,
arofah 3, ICU, ruang bersalin, bir ali 1, instalazi gizi, ruang anak, ruang laundry, muzdalifah, dan instalasi
rawat jalan. Dari beberapa ruangan tersebut, telah diketahui bahwa Rumah Sakit Aisyiyah melakukan
penanganan terhadap Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan baik dan sesuai dengan
prosedur. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro agar
dapat mengetahui proses penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) rumah sakit.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan langsung atau observasi. Selain
itu, dilakukan juga wawancara kepada para pegawai atau karyawan yang terkait dengan masalah
pengelolaan lingkungan, terutama penanganan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Kegiatan
observasi dilakukan selama 30 hari sehingga memperoleh data terkait proses penanganan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.
Copyright © 2023, Chemviro: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, ISSN 2986-5255
CHEMVIRO: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, 1 (1), 2023, 1-6
Salma Najwa, Nindy Callista Elvania
4. Limbah B3 Beracun
5. Limbah B3 Korosif
6. Limbah B3 Infeksius
8. Limbah B3 Reaktif
Copyright © 2023, Chemviro: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, ISSN 2986-5255
CHEMVIRO: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, 1 (1), 2023, 1-6
Salma Najwa, Nindy Callista Elvania
Sedangkan pada tiap ruangan yang ada di Rumah Sakit Aisyiyah disediakan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) yang berbeda, contohnya seperti pada beberapa ruangan berikut:
a. Ruang rekam medis terdapat bahan B3 berupa cling, cairan handrub, tinta computer,
hit/baygon spray, batu baterai, dan tinta stempel dengan kategori B3 beracun, cairan mudah
terbakar, dan berbahaya bagi lingkungan.
b. Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) terdapat bahan B3 berupa Alkohol 70%, cairan handrub,
H202 3%, ethylchloride, stela spray, baygon/hit spray, povidone iodin, anisyme, cling, tinta
printer, presept, terraline, glycerine, dan baterei dengan kategori B3 mudah terbakar, korosif,
bahan oksidator, beracun, bahaya bagi lingkungan, mudah terbakar, gas bertekanan, dan
iritan.
c. Pada ruangan rawat inap, disediakan bahan B3 berupa handsoap, cairan handrub, cling,
povidone iodine, alcohol 70%, baerei, stela spray, sabun pencuci piring, dan tinta printer
dengan kategori B3 beracun, bahaya bagi lingkungan, mudah terbakar, iritan, dan korosif.
d. Pada ruangan IBS atau ruangan tindakan bedah, disediakan bahan B3 berupa chlorhexidinyme
4% DD1, presept 2,5 G, mildex, H2O2 3%, paraformaldehida, alcohol 70%, povidon iodine,
chlorhexidin 4%, paraffin liq, softnolime, glycerin, cairan handrub, WPC atau pembersih toilet,
sabun pencuci piring, handwash, dan alcohol 96% dengan kategori B3 korosif, bahaya bagi
lingkungan, iritan, bahan oksidator, mudah terbakar, karsinogenik, dan beracun.
3. Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Setelah melalui tahap pengumpulan limbah berdasarkan sumbernya, hal yang dilakukan
selanjutnya adalah penyimpanan limbah. Penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) atau yang bisa disebut dengan tempat penyimpanan sementara (TPS) yang dapat dilihat pada
Gambar 1 dimana diletakkan di ruangan yang berada jauh dari ruang lingkup penanganan pasien.
Ruang penyimpanan limbah B3 ini juga memiliki titik koordinat 7° 15' 08.892" LS 111° 87' 91.42"
BT. Penetapan titik koordinat tersebut dilakukan agar tidak mengganggu kenyamanan pengguna
rumah sakit. Penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dilakukan kurang lebih
selama 2-3 hari. Di sekitar tempat penyimpanan limbah B3 juga terdapat fasilitas penunjang
lainnya, seperti tempat untuk cuci tangan dan juga alat pemadam api ringan (APAR).
Gambar 1. Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Terdapat beberapa simbol yang ditempelkan pada pintu tempat penyimpanan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3). Beberapa simbol tersebut adalah simbol infeksius, cairan
mudah meledak, korosif, padatan mudah menyala, mudah meledak, reaktif, beracun, dan
berbahaya terhadap lingkungan.
Copyright © 2023, Chemviro: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, ISSN 2986-5255
CHEMVIRO: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, 1 (1), 2023, 1-6
Salma Najwa, Nindy Callista Elvania
KESIMPULAN
Penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) pada Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro
sudah dilakukan sesuai dengan prosedur penangana limbah B3 yaitu :
1. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dipisahkan sesuai dengan karakteristiknya;
2. Proses penanganan limbah dilakukan dengan berbagai tahap, yaitu pengumpulan berdasarkan
sumbernya, penyimpanan, pengangkutan, dan pelaporan;
3. Pelaporan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sudah dilakukan dengan melakukan
pelaporan dengan menggunakan dokumen manifest limbah berupa limbah infeksius dan benda
tajam dimana laporan tersebut dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara eksternal dan internal.
Laporan eksternal untuk diserahkan pada Bapedda atau Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setiap 3
bulan, sedangkan pelaporan internal dilakukan harian dan mingguan yang diserahkan kepada
Direktur Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, F., Rahardjo, M., & Setiani, O. (2017). Sistem Pengelolaan Limbah B3 terhadap Indeks Proper
di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 3(3), 723-731;
Arumsari, T., Srisantyorini, T., & Ernyasih, E. (2020). Gambaran Umum Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit Umum Daerah Tebet Tahun 2018. Environmental
Occupational Health And Safety Journal, 1(1), 101-117;
Buah, S. D. K. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah;
Hanako, A., & Trihadiningrum, Y. (2021). Kajian Pengelolaan Limbah Padat B3 di Rumah Sakit X
Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 9(2), C133-C138;
Novitasari, E. S. Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Pendidikan Pembangunan
Berkelanjutan (PPB) pada Isu Limbah B3. Bachelor's thesis. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta;
Permana, A. (2016). Fungsi Sosial Rumah Sakit Berdasarkan Ketentuan Pasal 29 Ayat 1 Huruf F Undang
Undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Dikaitkan Dengan Undang Undang No 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Doctoral dissertation, Fakultas Hukum (UNISBA));
Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro. 2018. Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Beserta Limbahnya Rumah Sakit ‘Aisyiyah Bojonegoro;
Copyright © 2023, Chemviro: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, ISSN 2986-5255
CHEMVIRO: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, 1 (1), 2023, 1-6
Salma Najwa, Nindy Callista Elvania
Sakit, P. S. R. 1.1 Pengertian Rumah Sakit. Buku Ajar Statistik Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, 1;
Sharon, L. G., & Santosa, S. B. (2017). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Fasilitas, Citra Rumah Sakit,
Kepuasan Pasien Dalam Rangka Meningkatkan Loyalitas Pasien (Studi Pada Pasien Rawat Inap
RSUD Tugurejo Semarang) (Doctoral Dissertation, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis);
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.56 Tahun 2015 Tentang
Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Copyright © 2023, Chemviro: Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan, ISSN 2986-5255