You are on page 1of 153

BAB I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Penyelenggaraan pemerintahan yang efesien dan efektif menjdi tuntutan di era
globalisasi yang sarat dengan persaingan dan keterbatasan disegala bidang. Kenyataan
tersebut menuntut profesionalisme sumber daya manusia aparatur dalam pelaksanaan
tugas-tugas dan fungsinya yang pada saat ini belum sepenuhnya terwujud.
Salah satu penyebab utamanya karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi
pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian itu disebabkan oleh
komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang belum proporsional. Demikian pula
pendistribusian pegawai masih belum mengacu pada kebutuhan nyata organisasi dan
belum didasarkan pula pada beban kerja organisasi. Menumpuknya pegawai di satu unit
tanpa pekerjaan yang jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan kenyataan dari
permasalahan tersebut.
Sumber Daya Manusia atau yang sering disebut dengan Personalia adalah suatu
bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan pemenuhan sumber daya manusia
khususnya Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang sesuai dengan standar profesi dan
mempunyai kompetensi yang dapat dipertanggung jawabkan. Seleksi Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) tersebut harus dapat memenuhi permintaan atau kebutuhan dari
setiap Satuan Kerja yang ada di rumah sakit.
Untuk dapat menunjang pencapaian dalam hal pelayanan maka proses
Manajemen Sumber Daya Manusia (Sumber Daya Manusia) diperlukan sebuah pedoman
kerja sehingga didapatkan hasil yang baik dan bermutu. Pelayanan yang bermutu di
rumah sakit akan membantu setiap staf untuk dapat berkarya sesuai dengan profesi,
pendidikan serta kemampuan yang dimiliki, membantu proses pelayanan pada pasien di
rumah sakit sehingga pasien yang datang berobat ke rumah sakit merasa puas terhadap
pelayanan yang diberikan, yang berarti pula customer tersebut nantinya akan menjadi
sebagai sarana dalam mempromosikan rumah sakit.

1
I.2. Tujuan dan Sasaran
A. Tujuan Umum
Tindakan yang diambil untuk membantu memastikan efesiensi organisasi
meliputi memberikan pelatihan, mempekerjakan jumlah pegawai yang tepat untuk
tugas tertentu atau mempertahankan tingkat retensi pegawai yang tinggi.
B. Tujuan Khusus
- Membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menyediakan dan
mempertahankan karyawanyang produktif
- Sebagai pedoman pemanfaatan keterampilan dan kemampuan setiap pegawai
secara efesien
- Memastikan pegawai memiliki atau menerima pelatuhan yang tepat
- Membangun serta memelihara pengalaman karyawan yang positif dengan tingkat
kepuasan dan kualitas hidup yang tinggi, sehingga karyawan dapat memberikan
konstribusi yang terbaik dalam pekerjaannya
- Mengkomunikasikan secara efektif kebijakan, prosedur, aturan dan peraturan-
peraturan yang berlaku dan relevan kepaa pegawai

2
BAB II.
GAMBARAN UMUM UPT RSUD SAYANG RAKYAT

II.1. PROFIL
Nama Rumah Sakit : UPT RSUD SAYANG RAKYAT
Izin Operasional : Nomor 503/00006/DPMP&PTSP/KES/X/2018
Tipe Rumah Sakit : Kelas C
Dasar Penetapan Kelas : Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
K.03.05/I/2467/11 Dasar Pendirian : Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
Nomor: 134 Tahun 2009
Status Kepemilikan: Pemerintah : Provinsi Sulawesi
Selatan Luas Lahan : 28600 M2
Akreditasi : Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit
Nomor: KARS- SERT/415/IV/2019
Nama Direktur : dr. ST. Haeriyah Bohari, Sp.S.
Alamat : Jl. Pahlawan No. 1000 Kel, bulurokeng Kec,
Biringknaya Makassar SulawesiSelatan
Website : rsudsr@sulselprov.go.id
Email : rssayangrakyat@sulselprov.go.id
/humas@rsudsayangrakyat.com

II.2. SEJARAH RUMAH SAKIT


Berangkat dari niat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang
mampu di Sulawesi Selatan, Pemerintah Provinsi sebagai pemilik mengupayakan adanya
sarana dan fasilitas yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Sulawesi Selatan, terutama bagi pasien kurang
mampu yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan kelas III di rumah sakit lain . Mulai
beroperasi tanggal 1 Juli 2010 telah mewujudkan mimpi Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan dengan mendirikan Rumah Sakit Sayang Rakyat yang peruntukkannya diprioritaskan
bagi masyarakat kurang mampu yang mendapatkan fasilitas pelayanan kelas III (Pelayanan
Kesehatan Gratis).
Pada tanggal 1 Januari 2014 Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat
bekerjasama dengan BPJS kesehatan dan mengembangkan fasilitas pelayanan kelas I, II, III
dan tahun 2016 Rumah Sakit mengembangkan pelayanan rehabilitasi pengguna narkoba
bagi
3
masyarakat Sulawesi Selatan. dengan menyiapkan gedung dan fasilitasnya yang diberi nama
Rumah Sayang Anak Bangsa (MAYANG ASA), program unggulan ini bekerjasama dengan
Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan.
Rumah Sakit Beroperasi berdasarkan Izin penyelenggaraan Dinas Kesehatan Kota
MakassarNomor 440/07.II/RSU/PSDK-DKK/VI/2012, Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor HK 03.05/I/2467/II tentang Penetapan Kelas C serta terakreditasi 5 Standar
Pelayanan oleh KARS Nomor KARS- SERT/858/VI/012 dan pada tahun 2016 telah
terakreditasi program khusus dengan nomor KARS- SERT/95/IV/2016.
Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2013 rumah sakit telah meningkatkan statusnya
dari Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Menjadi Lembaga Teknis Daerah (LTD). Pada
Tahun 2019 terakreditasi dengan memenuhi Standar Akreditasi Rumah Sakit dan dinyatakan
lulus tingkat PARIPURNA Tahun 2019 juga dinyatakan sebagai Unit Pelayanan Teknis Pada
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam perjalanannya mewujudkan Visi dan Misi “ Terwujudnya Rumah Sakit Umum
Daerah Sayang Rakyat yang unggul dan berbudaya dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Sulawesi Selataan Tahun 2020” berbagai upaya telah dilakukan rumah sakit
agar pelayanan yang diberikan dapat dirasakan oleh masyarakat Sulawesi Selatan pada
umumnya dan masyarakat kota Makassar pada khususnya dengan membawa budaya dan
nilai sipakatau yang memberikan kepuasan bagi masyarakat.

4
Gambar 1. Sejarah Singkat Pengembangan UPT RSUD Sayang Rakyat

II.3. VISI,MISI, MOTTO dan NILAI


a. VISI
“Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Unggul dan berbudaya
dalammemberikan pelayanan kesehatan di Sulawesi Selatan Tahun 2020”.
b. MISI
- Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang pelayanan
kesehatanterpadu
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang professional
- Menciptakan tata kelola yang berbudaya
- Meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit
c. MOTTO
“Melayani dengan hati, bekerja secara professional”.
d. NILAI
1. Tabe
T :Tanggap
A : Akurat
B : Berbudaya
E : Empati
2. Salama’ki : Siap melayani Anda Yang Menjadi Amal Kami

5
II.4. STRUKTUR ORANISASI UPT RSUD SAYANG RAKYAT
Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2013
Tentang perubahan ketiga atas peraturan daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun
2008 Tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan perencanaan pembangunan
Daerah, Lembaga TeknisDaerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulwesi Selatan :

DIREKTUR

SMF KOMITE PI

BIDANG TATA USAHA


KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUB.BAGIAN UMUM SUB.BAGIN SUB.BAGIN


KEUANGAN KEUANGAN

BIDANG PENUNJANG
PEMELIHARAAN

SEKSI PELAYANAN MEDIK SEKSI PENUNJANG MEDIK DAN NON SEKSI PENGEMBANGAN
MEDIK SDM DAN DIKLAT

SEKSI PELAYANAN SEKSI LOGISTIK MEDIK DAN NON SEKSI PEMELIHARAAN


KEPERAWATAN MEDIK SARANA DAN PRASARANA

INSTALASI-INSTALASI

STRUKTUR ORGANISASI UPT RSUD SAYANG RAKYAT


(PERGUB NOMOR 110 TAHUN 2018)

6
STRUKTUR ORGANISASI UPT RSUD SAYANG RAKYAT
(PERGUB NOMOR 110 TAHUN 2018)

PROFIL BIROKRASI PEJABAT STRUKTURAL UPT RSUD SAYANG RAKYAT


Direktur : dr. ST. Haeriyah B., Sp.S.
Kepala Bagian Tata Usaha : Jumrah, SKM, Mars
Kasubag Umum & Kepegawaian : Nuryasin, SKM
Kasubag Program : Moh. Trie Arie Zaputra Z, S.IP.,M.A
Kasubag Keuangan : Muslim, SE
Kepala Bidang Pelayanan : dr. Andi Hermin Boto, Mars
Kasie Pelayanan Medik : Jasaduddin,S.Ft.Physio
Kasie Pelayanan Keperawatan : Dwi Isyani, SKM, M.Kes
Kepala Bidang Penunjang : Umar, A.Md.Rad
Kasie Penunjang Medik & Non Medik : Winda Adriana, SKM
Kasie Logistik Medik & Non Medik : Kamarudin, S.Kep
Kepala Bidang Pengembangan & Pemeliharaan: Oktapina Ruru, S.Sos, MM
Kasie Pengembangan SDM & Diklat : Risdawati, S.Farm
Kasie Pemeliharaan Sarana & Prasarana : Cornelius Nu, A.M.K.L

II.5. TUGAS, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS


A. DIREKTUR

(1) Direktur melaksanakan tugas dalam jabatan fungsionla dokter atau dokter
gigi sesuai dengan ketentuan peraturan peundang-undangan yang berlaku,
serta melaksanakan urusan di bidang penyelengaraan upaya penyembuhan
dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan
berkesinambungan dengan upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan dan fasilitasi
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

7
(2) Direktur dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan, penunjang pelayanan,
pengembangandan pemeliharaan;
b. Penyelenggaraan urusan pelayanan, penunjang pelayanan,
pengembangan dan pemeliharaan;
c. Pembinaan dan penyelenggaraan di bidang pelayanan, penunjang
pelayanan,pengembangan dan pemeliharaan, dan
d. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan gubernur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
(3) Uraian tugas meliputi :
a. Menyusun rencana kegiatan UPT sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan
sehinggapelaksanaan tugas berjalan lancer;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahanuntuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belu dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. Melaksanakan tugas dalam jabatan fungsional dokter atau dokter gigi sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Merumuskan kebijakan teknis operasional kegiatan UPT di bidang pelayanan,
penunjangpelayanan, pengembangan dan pemeliharaan serta ketatausahaan;
h. Menyelengarakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
penyelengaraan pelayanan administrasi, medik, keperawatan, pendidikan,
pelatihan dan penelitian;
i. Menyelenggarakan dan mengoordinasikan pelayanan kepada masyarakat
khususnya di bidang promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif di bidang
kesehatan;
j. Menyelenggarakan pembinaan kepada masyarakatberkaitan dengan
pengelolaan danpelayanan UPT;
k. Menyelenggarakan urusan pelayanan administrasi, medik, keperawatan,
pendidikan,pelatihan dan penelitian UPT;
l. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pembinaan
kepadamasyarakat berkaitan dengan pengelolaan dan pelayanan UPT;

8
m. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
pengembanganpelayanan, Sumber Daya Manusia dan Sarana dan Prasarana;
n. Menyelenggarakan pembinaan pelaksanaan tugas dalam bidang pelayanan,
penunjangpelayanan, dan pengembangan dan pemeliharaan;
o. Menyelenggarakan upaya rujukan di sektor kesehatan serta pelayanan
kesehatan penujang lainnya;
p. Menyelenggarakan kebijakan umum dan kepegawaian, keuangan dan program
dalamlingkungan UPT;
q. Menyelenggarakan urusan pelayanan administrasi, medik dan keperawatan UPT;
r. Menyelenggarakan dan mengoordinasikan pelayanan kepada masyarakat
khususnya di bidang promotif, pencegaha, pemulihan, rehabilitasi di bidang
kesehatan;
s. Menyelenggarakan pembinaan komite-komite, Satuan Medis Fungsional (SMF-
SMF), Satuan Pengawas Internal (SPI), Komite Medik (KM), Komite
Keperawatan (KP), Komite Farmasi (KF), dan jabatan fungsinal lainnya;
t. Menyelenggarakan pembinaan terhadap penanggung jawab instalasi dan
ruang/bangsal;

u. Menyusun laporan kerja hasil pelaksanaan tugas UPT dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan: dan
v. Menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

9
B. KEPALA BAGIAN TATA USAHA

(1) Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengoordinasikan kegiatan


memberikan pelayanan teknis dan administrasi urusan umum dan kepegawaian,
keuangan serta penyusunanprogram dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah.
(2) Kepala Bagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas, mempunyai fungsi:
a. pengoordinasiam pelaksanaan kegiatan;
b. pengelolaan urusan umum dan administrasi kepegawaian;
c. pengelolaan administrasi keuangan;

d. pengoordinasian dan penyusunan program serta pengolahan dan penyajian data:


e. pengelolaan dan pembinaan organisasi dan tatalaksana; dan
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Uraian tugas, meliputi:


a. menyusun rencana kegiatan Bagian Tata Usaha sebagai pedoman dalam
pelaksanaantugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan
sehinggapelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah, sedang, dan akan
dilaksanakan;
d. membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan koordinasi kepada seluruh bidang serta menyiapkan bahan
penyusunanprogram UPT;
g. melaksanakan koordinasi perencanaan dan perumusan keb-jakan teknis di
lingkunganUPT;
h. melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan dalam lingkup UPT sehingga
terwujudkoordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan kegiatan;
i. mengoordinasikan pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi
penyusunan laporanakuntabilitas kinerja UPT;
j. mengoordinasikan dan melaksanakan pengolahan dan penyajian data dan
informasi;

1
k. melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan ketatausahaan;

l. melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan administrasi umum dan


kepegawaian;

m. melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan administrasi keuangan;


n. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan organisasi dan tatalaksana
dalamlingkup UPT;
o. mengoordinasikan dan melaksanakan urusan rumah tangga UPT;
p. melaksanakan dan mengoordinasikan kegiatan kehumasan;
q. melaksanakan dan mengoordinasikan administrasi pengadaan
barang/jasa serta administrasi penghapusan barang;
r. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Bagian Tata Usaha dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
s. melaksanakan tugas kedinasan Iain yang diperintahkan atasan sesuai bidang
tugasnyauntuk mendukung kelancaran tugas.

1
C. KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
(1) Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tuga melakukan urusan
ketatausahaan, administrasi pengadaan barang/jasa serta penghapusan barang,
urusan rumahtangga serta mengelola administrasi kepegawaian;
(2) Uraian tugas meliputi :
a. Menyusun rencana kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian sebagai
pedoman dalampelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugasbawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah, sedang, dan akan
dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf, dan/atau menandatangani naskah
dinas;

e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;


f. Melakukan pengldasifikasian surat menurut jenisnya;
g. Melakukan administrasi dan pendistribusian naskah dinas masuk dan keluar;
h. Menata dan melakukan pengarsipan naskah dinas dan pengelolaan
perpustakaan;

i. Mempersiapkan pelaksanaan rapat dinas, upacara bendera,


kehumasan dan keprotokolan;
j. Melakukan urusan kerumahtanggaan UPT;
k. Mengoordinasikan dan melakukan pemeliharaan kebersihan dan pengelolaan
keamananlingkungan UPT;
l. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan barang;
m. Menyiapkan bahan dan menyusun administrasi pengadaan, pendistribusian,
inventarisasidan penghapusan barang;
n. Menyiapkan bahan dan menyusun daftar inventarisasi barang serta
menyusun laporanbarang inventaris;
o. Menyiapkan bahan, mengelola dan menghimpun daftar hadir pegawai.
p. Menyiapkan bahan dan mengelola administrasi surat tugas dan perjalanan
dinas pegawaiserta mendokumentasikan laporan pelaksanaan tugas
perjalanan

1
dinas;
q. Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan organisasi
dantatalaksana;
r. Melakukan penatausahaan dan tertib penggunaan kendaraan dinas;
s. Melakukan koordinasi kegiatan penghapusan arsip UPT;
t. Melakukan perencanaan serta pengelolaan pegawai tidak tetap atau tenaga
outsourching;
u. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait terhadap pengelolaan sampah
dilingkungan UPT;
v. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana formasi, informasi jabatan dan
bezzeting Pegawai:
w. Menyiapkan bahan dan mengelola administrasi kepegawaian meliputi usul
kenaikan pangkat, mutasi jabatan, perpindahan, pensiun, penilaian
pelaksanaan pekerjaan, kenaikan gaji berkala, cuti, izin, masa kerja, peralihan
status, dan layanan administrasi kepegawaian lainnya;
x. Menyiapkan bahan pengusulan penetapan angka kredit pegawai untuk bahan
pertimbangan kenaikan pangkat;
y. Menyiapkan bahan usulan pemberian tanda penghargaan dan tanda jasa
pegawai negeri sipil;

1
z. menyiapkan bahan perumusan kebijakan pembinaan, peningkatan kompetensi,
disiplindan kesejahteraan pegawai negeri sipil;
aa. mengembangkan penerapan sistem informasi kepegawaian berbasis teknologi
informasi:
bb. Menghimpun dan mensosialisasikan peraturan perundang-undangan
dibidang kepegawaian;
cc. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Subbagian Umum dan
Kepegawaian dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan perumusan kebijakan; dan melakukan tugas kedinasan lain yang
diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas.
D. KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN
(1) Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas menghimpun bahan dan
mengelola adminstrasi kenangan meliputi penyusunan anggaran penggunaaan,
pernoukuan, pertanggnngjawabandan pelaporan.
(2) Uraian tugas, meliputi :
a. Menyusun rencana kegiatan Subbagian Keuangan sebagai pedoman dalam
pelaksanaantugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugasbawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar:
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah, sedang, dan akan
dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah
dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya:
f. Menyiapkan bahan dan menyusun dokumen pelaksanaan kegiatan dan
anggaran;
g. Menyiapkan bahan atau data untuk perhitungan anggaran dan perubahan
anggaran;
h. Melakukan verifikasi kelengkapan administrasi permintaan pembayaran;
i. Meneliti kelengkapan uang persediaan, ganti uang, tambahan uang,
pembayaran gaji, tunjangan, dan penghasilan lainnya untuk menjadi bahan

1
proses lebih lanjut;
j. Mengoordinasikan dan menyusun rencana kerja anggaran;
k. Mengelola pembayaran gaji pegawai;
l. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan keuangan;
m. Melakukan akuntansi pengeluaran dan penerimaan keuangan;
n. Melakukan verifikasi pertanggungjawaban keuangan;
o. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan keuangan;
p. Menyusun realisasi perhitungan anggaran;
q. Menyetorkan penerimaan pendapatan UPT sebagai penerimaan Rumah
Sakit ke kas Daerah;
r. Menerima dana dari klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), Asuransi Kesehatan (Askes) atau
jaminan kesehatan lainnya dan pasien umum untuk disetor ke kas Daerah;
s. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bendaharawan;
t. Meniventarisasi sumber-sumber penerimaan keuangan;
u. Menggali sumber-sumber penerimaan baru yang potensial;
v. Melakukan pencatatan pemunqutan dan pelaporan pendapatan asli daerah;
w. Mengumpulkanbahan. Mengoordinasikan dan menindaklanjuti

x. Laporan hasil pemeriksaan;

1
y. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugs Subbagian Keuangan dan
memberikan saranpenimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
z. Melakukan tugas kedinaaan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnyauntuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
E. KEPALA SUB BAGIAN PROGRAM
(1) Kepala Subbagian Program mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan
mengelolapenyusunan program, penyajian data dan penyusunan laporan kinerja.
(2) Uraian tugas, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan Subbagian p1ogram sebagai pedoman dalam
pelaksanaantugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi perunjuk pelaksanaan
tugasbawahan sehingga pelaksanaan tugas beban lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah
dinas;

e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;


f. Mengooordinasikan, menyiapkan bahan dan melakukan penyusunan
perencanaanprogram, kegiatan, dan anggaran;
g. Menyiapkan bahan dan menyosialisasikan peraturan perundang-undangan,
petunjukpelaksanaan dan petunjuk teknis di bidang penyusunan program;
h. Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan menyusun rancangan rencana
stratejik;

i. Mengumpulkan bahan dan menyusun pengusulan rencana anggaran


pendapatan danbelanja UPT;
j. Menghimpun rlan menyajikan data dam informasi program dan kegiatan UPT;

k. Mengelola dan melakukan pengembangan sistem penyajian data berbasis


teknologiinformasi;
l. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan kinerja UPT;

m. Menyiapkan bahan dan melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja;

1
n. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan kegiatan tahunan;
o. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Subbagian Program dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
p. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugas yangmendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
F. KEPALA BIDANG PELAYANAN
(1) Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,
pengelolaan, dan pengembangan, serta monitoring dan evaluasi di bidang
pelayanan medik, dan pelayanan keperawatan dan kebidanan.
(2) Kepala Bidang Pelayanan dalam melaksanakan tugas, mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana dan pengembangan pelayanan medik dan pelayanan
keperawatanserta kebidanan;
b. Pengoordinasian pelaksanaan pelayanan medik, dan pelayanan
keperawatan sertakebidanan;
c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanaan medik dan
pelayanankeperawatan serta kebidanan; dan
d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.
(3) Uraian tugas, meliputi:

a. Menyusun renrana kegiatan Bidang Pelayanan sebagai pedoman dalam


pelaksanaantugas;
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan sehinggapelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bewahanuntuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf, dan/atau menandatangani naskah
dinas;

e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;


f. Melaksanakan pelayanan medik dan keperawatan serta kebidanan;
g. Mengoordinasikan,melaksanakan clan mengendalikan perumusan
kebijakan danpengelolaan pelayanan medik;

1
h. Mengoordinasikan,melaksanakan dan mengendalikan perumusan
kebijakan danpengelolaan pelayanan keperawatan serta kebidanan;
i. Mengoordinasikan, melaksanaan dan mengendalikan penyusunan rencana
kebutuhan dalam rangka pengelolaan pelayanan medik dan pelayanan
keperawatan serta kebidanan;
j. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka pelaksanaan
pelayanan medikdan pelayanan keperawatan serta kebidanan;
k. Mengoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan dan penyajian data
pelayanan medikdan pelayanan keperawatan serta kebidanan;
l. Mengoordinasikan dan melaksanakan monitoring clan evaluasi pelaksanaan
kegiatanpelayanan medik dan pelayanan keperawatan serta kebidanan;
m. Menyusun laporan hasil pelalusanaan tugas Bidang Pelayanan dan
memberikan arahanpertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidangtugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
G. KEPALA SEKSI PELAYANAN MEDIK
(1) Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan serta monitoring dan evaluasi
pelayanan medik.
(2) Uraian tugas, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pelayanan Medik sebagai pedoman
dalam pelaksanaantugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas kepadabawahan sehingga tugas berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahanuntuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf, dan/atau menandatangani naskah
dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. Menyiapkan bahan-bahan kerja dengan cara mengumpulkan semua
ketentuan, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pelayanan medik;
g. Menyusun konsep perencanaan program dan kegiatan pelaksanaan

1
pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, perawatan intensif, kamar
operasi & Pelayanan Obstetric Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK);
h. Menyusun konsep system prosedur operasional pelayanan medik pada
instalasi pelayanan rawat jalan, instalasi pelayanan rawat inap, instalasi
pelayanan rawat darurat, instalasi pelayanan rawat intensif, instalasi
pelayanan kamar operasi dar instalasi Pelayanan Obstetrik Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK);
i. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan surveilans;
j. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan ambulans;
k. Mengoordinasikan penyusunan jadwal jaga tenaga medis pada instalasi
pelayanan;

l. Melakukan fasilitasi dan pengelolaan administrasi yang berkaitan dengan


pelayananmedik;
m. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait serta pihak lainnya dalam
rangkapelaksanaan kegiatan pelayanan medik;
n. Melakukan moniitoring dan evaluasi pelaksanaan program pelayanan medik;
o. Menghimpun laporan kegiatan pelayanan setiap instalasi yang
dikoordinasikan untukbahan penyempurnaan kegiatan yang akan datang;
p. Menyusun standar pelayanan medik untuk pedoman pelaksanaan dan
pengawasan;

q. Mengajukan usul peserta pelatihan pelayanan medis:


r. Menyusun konsep kebutuhan tenaga medis sesuai standar ketenagaan yang
ditetapkan;

s. Menyusun laporan hasil pelaksanakan tugas Seksi Pelayanan Medik dan


memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan;
t. Dan melaksakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidangtugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

1
u. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan surveilans;
v. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan ambulans;
w. Mengoordinasikan penyusunan jadwal jaga tenaga medis pada instalasi
pelayanan;

x. Melakukan fasilitasi dan pengelolaan administrasi yang berkaitan dengan


pelayananmedik;
y. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait serta pihak lainnya dalam
rangkapelaksanaan kegiatan pelayanan medik;
z. Melakukan moniitoring dan evaluasi pelaksanaan program pelayanan medik;
aa. Menghimpun laporan kegiatan pelayanan setiap instalasi yang
dikoordinasikan untukbahan penyempurnaan kegiatan yang akan datang;
bb. Menyusun standar pelayanan medik untuk pedoman pelaksanaan dan
pengawasan;

cc. Mengajukan usul peserta pelatihan pelayanan medis:


dd. Menyusun konsep kebutuhan tenaga medis sesuai standar ketenagaan yang
ditetapkan;

ee. Menyusun laporan hasil pelaksanakan tugas Seksi Pelayanan Medik dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan;
ff. Dan melaksakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidangtugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
H. KEPALA SEKSI PELAYANAN KEPERAWATAN
(1) Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan, perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan serta moitoring dan
evaluasi keperawatan dan kebidanan.
(2) Uraian tugas, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pelayanan Keperawatan sebagai
pedoman dalampelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas kepadabawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahanuntuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;

2
d. Membuat konsep, mengoreksi. Memaraf, dan/atau menandatangani naskah
dinas;

e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;


f. Menyiapkan bahan-bahan kerja dengan cara mengumpulkan semua
ketentuan, peraturan- peraturan yang berkaitan dengan pelayanan
keperawatan dan kebidanan;
g. Melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan dan kebidanan:
h. Melakukan administrasi pengelolaan pelayanan keperawatan dan kebidanan;
i. Melakukan penyusunan standar-standar pelayanan keperawatan
dan kebidanan;

j. Menyusun instrument serta melaksanakan monitoring dan evaluasi


pelaksanaan pelayanan keperawatan clan kebidanan;
k. Mengoordinasikan dan menyusun konsep perencanaan program dan
kegiatan pelaksanaan pengembangan pelayanan keperawatan pada instalasi
pelayanan rawat jalan, instalasi pelayanan rawat inap, instalasi pelayanan
rawat darurat, instalasipelayanan rawat intensif, instalasi pelayanan kamar
bedah, instalasi pelayanan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) dan instalasi
Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK);
l. Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP), pelayanan
keperawatan pada instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi rawat
darurat, instalasi rawat intensif, instalasi kamar bedah, bank Darah Rumah
Sakit (BDRS). Dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK);
m. Melakukan koordinasi yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan dan
kebidanan pada instalasi farmasi, instalasi laboratorium, instalasi gizi, dan
instalasi terkait lainnya;
n. Mengoordinasikan penyusunan jadwal jaga tenaga medis pada instalasi
pelayanan;

o. Melakukan pelayanan administrasi yang berkaitan dengan perencanaan dan


pengembangan pelayanan keperawatan dan kebidanan;
p. Mengoordinasikan pelaksana program perencanaan dan pengembangan
pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan unit terkait agar diperoleh

2
sinkronisasi dalam pelaksanaan programnya;
q. Menghimpun laporan kegiatan pelayanan setiap instansi yang
dikoordinasikan untuk bahan penyempurnaan kegiatan yang akan datang;
r. Mengajukan usul peserta pelatihan bidang pelayanan keperawatan dan
kebidanan;
s. Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP), pelayanan
keperawatan pada instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi rawat
darurat, instalasi rawat intensif, instalasi kamar bedah, bank Darah Rumah
Sakit (BDRS). Dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK);
t. Melakukan koordinasi yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan dan
kebidanan pada instalasi farmasi, instalasi laboratorium, instalasi gizi, dan
instalasi terkait lainnya;
u. Mengoordinasikan penyusunan jadwal jaga tenaga medis pada instalasi
pelayanan;
v. Melakukan pelayanan administrasi yang berkaitan dengan perencanaan dan
pengembangan pelayanan keperawatan dan kebidanan;
w. Mengoordinasikan pelaksana program perencanaan dan pengembangan
pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan unit terkait agar diperoleh
sinkronisasi dalam pelaksanaan programnya;

2
x. menghimpun laporan kegiatan pelayanan setiap instansi yang dikoordinasikan
untuk bahan penyempurnaan kegiatan yang akan datang;
y. mengajukan usul peserta pelatihan bidang pelayanan keperawatan dan kebidanan;
z. menyusun konsep kebutuhan tenaga keperawatan sesuai standar ketenagaan
yang ditetapkan ;
aa. melakukan pemantauan dan melakukan kegiatan registrasi, sertifikasi, dan lisensi
tenaga pelayanan keperawatan melakukan evaluasi mutu pelayanan keperawatan
dan kebidanan:
bb. melakukan kegiatan monitoring aan evaluasi terhadap kegiatan di bidang
pelayanan keperawatan dan kebidanan;
cc. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Pelayanan Keperawatan dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
dd. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

I. KEPALA BIDANG PENUNJANG PELAYANAN


(1) Kepala Bidang Penunjang Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan, serta monitoring dan evaluasi di
bidang penunjang medik dan non medik serta logistik medik dan non medik.
(2) Kepala Bidang Penunjang Pelayanan dalam melaksanakan tugas, mempunyai
fungsi:

a. penyusunan perencanaan pelayanan penunjang medik dan non medik;


b. pengoordinasian pelaksanaan pelayanan penunjang medik dan non medik
sertapelayanan logistik medik dan non medik;
c. pelaksanaan kegiatan pelayanan penunjang medik dan non medik serta
pelayanan logistikmedik dan non medik;
d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penunjang pelayanan
medik dan nonmedik, serta logistik medik dan non medik; dan
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

2
(3) Uraian tugas, meliputi:
a. menyusun rencana kegiatan Bidang Penunjang Pelayanan sebagai
pedoman dalampelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan sehinggapelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahanuntuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;

d. membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah


dinas;

e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;


f. melaksanakan pelayanan penunjang medik dan non medik serta pelayanan
logistik medikdan non medik;
g. mengoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan perumusan
kebijakan dan pengelolaan pelayanan penunjang medik dan non medik;
h. mengoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan perumusan
kebijakan danpengelolaan pelayanan logistik medik dan non medik;
i. mengoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan penyusunan rencana
kebutuhandalam rangka pelayanan penunjang medik dan non medik, logistik
medik dan non medik;
j. mengoordinasikan dan melaksanakan monitoring dlan evaluasi pelaksanaan
kegiatanpelayanan penunjang medik dan non medik, logistik medik dan non
medik;
k. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Penunjang Pelayanan
kepada atasansebagai bahan perumusan kebijakan; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
dengan bidangtugasnya untuk mendukung kelancaran pclaksanakan tugas

2
J. KEPALA SEKSI PENUNJANG MEDIK DAN NON MEDIK
1) Kepala Seksi Penunjang medik dan Non Medik mempunyai tugas melakukan tugas
perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan serta monitoring dan evaluasi
pelayanan medik dan non medlk.
2) Uraian tugas, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Penunjang Medik dan Non Medik sebagai
pedomandalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepadabawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untukmengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf, dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. Mengikuti rapat -rapat sesuai bidang tugasnya;
f. Menyiapkan bahan bahan kerja dengan cara mengumpulkan semua ketentuan,
peraturan- peraturan yang berkaitan dengan pelayanan penunjang medik dan
nonmedik;
g. Mengoordinasikan dan menyusun konsep perencanaan program dan kegiatan
pelaksanaan pelayanan instalasi farmasi, instalasi laboratorium, instalasi
radiologi, instalasi fisioterapi, instalasi gizi, instalasi Bank Darah Rumah Sakit
(BDRS), instalasi rekam medik, kamar jenazah, laundry, dan sistem Insformasi
Manajemen Rumah Sakit (SIM RS);
h. Mengkoordinasikan dan menyusun konsep Standar Operasional Prosedur
pelayanan penunjang medik dan non medik pada pelayanan instalasi farmasi,
instalasi laboratorium, instalasi radiologi, instalasi fisioterapi, instalasi gizi,
instalasi Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), instalasi rekam medik, kamar
jenazah, laundry, dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS);
i. Mengkoordinasikan penyusunan jadwal jaga tenaga penunjang medik dan non
medikpada pelayanan instalasi farmasi, instalasi laboratorium, instalasi
radiologi, instalasi fisioterapi, instalasi gizi, instalasi Bank Darah Rumah Sakit
(BDRS), instalasi rekam medik, kamar jenazah, laundry, dan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIM RS);

2
j. Melakukan fasilitasi dan pengelolaan administrasi yang berkaitan dengan
penunjangmedik dan non medik;
k. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait serta pihak lainnya dalam rangka
pelaksanaan kegiatan penunjang medik dan non medik;
l. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program penunjang medik dan
nonmedik;
m. Menghimpun laporan kegiatan pelayanan setiap instalasi yang dikordinasikan
untuk bahanpenyempurnaan kegiatan yang akan datang;
n. Menyusun standar penunjang medik dan non medik unuk pedoman
pelaksanaan danpengawasan;
o. Mengajukan usul peserta pelatihan penunjang medik dan non medik;
p. Menyusun konsep kebutuhan tenaga penunjang medik dan non medik sesuai
standarketenagaan yang ditetapkan;
q. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Penunjang Medik dan Non
Medik dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan; dan
r. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang
tugasnyauntuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

K. KEPALA SEKSI LOGISTIK MEDIK DAN NON MEDIK


1) Kepala Seksi Logistik Medik dan Non Medik mempunyai tugas melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan, serta monitoring dan evaluasi
pelayanan logistik medik dan non medik.
2) Urain tugas, meliputi :
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Logistik Medik dan Non Medik sebagai
pedoman dalampelaksanaan kegiatan;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberikan petunjuk pelaksanaan
tugaskepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untukmengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf, dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai bidang tugasnya;
f. Menyiapkan bahan-bahan kerja dengan cara mengumpulkan semua ketentuan

2
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan logistik medik dan non medik;
g. Menyusun Konsep Standar Operasional Prosedur Logistik Medik dan Non
Medik padainstalasi terkait tentang pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pengendalian;
h. Menyusun perencanaan program dan kegiatan pelaksanaan pelayanan logistik
medik dannon medik pada instansi terkait;
i. Melakukan penyimpanan, pendistribusian, dan pengendalian alat kesehatan
habis pakaidan bahan habis pakai medik pelayanan penunjang medik dan non
medik;
j. Melakukan pelayanan administrasi yang berkaitan dengan perencanaan
pengembanganlogistik medik dan non medik;
k. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan logistik medik dan non
medikuntuk bahan penyempurnaan kegiatan yang akan datang;
l. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan unit kerja terkait kegiatan
pelayananlogistik medik dan non medik;
m. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Logistik Medik dan Non Medik
dan memberi saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan, dan
n. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnyauntuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

2
L. KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN SDM DAN PEMELIHARAAN
1) Kepala Bidang Pengembangan dan Pemeliharaan mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan dan mengkoordinasikan pelayanan serta monitoring dan evaluasi
pelayanan kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan dan
pelatihan, serta pemeliharaan saranadan prasarana.
2) Kepala Bidang Pengembangan dan Pemeliharaan dalam melaksanakan tugas,
mempunyai fungsi:

a. Penyusunan perencanaan pengembangan Sumber Daya Manusia dan


Pendidikan dan Pelatihan;
b. Penyusunan perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah Sakit
Umum Daerah;
c. Pengoordinasian pelaksanaan pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pendidikan dan Pelatihan serta Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit Umum Daerah;
d. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Pendidikan Pelatihan serta Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit Umum Daerah; dan
e. Pelaksanaan Tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

3) Uraian Tugas, meliputi :


a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dan
Pendidikan dan Pelatihan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana sebagai
pedomandalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan
sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf. Dan/ayau menandatangani naskah
dinas;

e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

f. Mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengendalikan penyusunan rncana


kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Pendidikan dan Pelatihan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana;

2
g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan
pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pendidikan dan Pelatihan dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana;
h. Melaksanakan pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pendidikan dan Pelatihan;
i. Mengkoordinasikan dan melaksanakan evaluasi pelaksanaan Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Pendidikan dan Pelatihan dan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana;
j. Melaksanakan Pemeliharaan sarana dan prasarana dalam lingkup UPT
k. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan limbah medis;
l. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Pengembangan dan
Pemeliharaankepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidangtugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

2
M. KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN SDM DAN DIKLAT
1) Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pendidikan dan Pelatihan
mempunyai tugas melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi pelayanan pengembangan SumberDaya
Manusia, serta Pendidikan dan Pelatihan.
2) Uraian Tugas, meliputi :
a. Menyusun rencana kegiatan seksi pengembangan sumber daya manusia dan
pendidikandan pelatihan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas kepadabawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahanuntuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf, dan/atau menandatangani naskah
dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai bidang tugasnya;
f. Menyusun bahan-bahan kerja dengan cara mengumpulkan semua ketentuan,
peraturan- peraturan yang berkaitan dengan pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Pendidikan dan Pelatihan;
g. Menyusun konsep prosedur operasional Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Pendidikan dan Pelatihan pada Rumah Sakit Umum Daerah;
h. Melakukan pengelolaan administrasi Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Pendidikan dan Pelatihan;
i. Menyusun rencana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan pegawai dalam lingkup Rumah Sakit Umum
Daerah;
j. Mengkoordinaskan pelaksanaan program perencanaan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Pelatihan dengan unit terkait agar
diperoleh sinkronisasi dalam pelaksanaan programnya;
k. Mengkoordinasikan pelaksanaan kerja sama Bidang Pengembangan SDM,
Diklat dan instansi pemerintah/swasta maupun perseorangan;
l. Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan atau
sosialisasi ketentuan peraturang perundang-undangan dalam rangka
peningkatan kemampuan keterampilan pegawai;

3
m. Melakukan fasilitasi peserta praktikum/residensi, penelitian dan pengembangan
untuk mahasiswa yang bertugas kepaniteraan klinik instalasi pelayanan di
Rumah Sakit Umum Daerah;
n. Melakukan fasilitasi peserta studi banding dari satuan kerja perangkat daerah
atau instansi lain;
o. Melakukan penatausahaan peserta Pendidikan dan Pelatihan;
p. Memfasilitasi dan menyiapkan perlengkapan peserta pendidikan dan pelatihan
di RumahSakit Umum Daerah;
q. Melakukan koordinasi penempatan dan daftar jaga peserta kepaniteraan klinik;
r. Melakukan koordinasi dengan Staf Medis Fungsional (SMF);
s. Membuat surat keterangan bukti selesai melakukan pendidikan dan pelatihan;
t. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan
sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan;
u. Menysun standar kebutuhan pengembangan sumber daya manusaia,
pendidikan danpelatihan untuk pedoman pelaksanaan dan pengawasan;
v. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Sumber Daya
Manusia, pendidikan dan pelatihan dan memberikan saran pertimbangan
kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
w. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

3
N. KEPALA SEKSI PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA
1) Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas
merencanakan, mengkoordinasikan dan melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana dalam rangkamenunjang pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah.
2) Uraian tugas, Meliputi :
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
sebagai pedomandalam melaksanakan tugas;
b. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas kepadabawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahanuntuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
d. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf, dan/atau menandatangani naskah
dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai bidang tugasnya;
f. Menyusun bahan-bahan kerja dengan cara mengumpulkan semua ketentuan,
peraturan- peraturan yang berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan
prasarana;
g. Mengkoordinasikan dan melakukan, menyusun konsep standarisasi
pemeliharaan saranadan prasarana pada Rumah Sakit Umum Daerah;
h. Mengkoordinasikan dan melakukan pemeliharaan/peralatan/barang inventaris
RumahSakit Umum Daerah;
i. Melakukan pemantauan, pemgawasan, pengendalian dan efesiensi
penggunaan saranadan prasarana Rumah Sakit Umum Daerah;
j. Melakukan koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan limbah medis;
k. Melakukan fasilitasi dan pengelolaaan administrasi yang berkaitan dengan
pemeliharaan sarana dan prasarana;
l. Mengkoordinasikan pelaksanaan program perencanaan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana dengan unit terkait agar diperoleh sinkronisasi dalam
pelaksanaan kegiatan;
m. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pemeliharaan sarana
dan prasarana dengan unit terkait melauli rapat dan pertemuan untuk
mengetahui masalah, hambatan dan upaya tindak lanjut;
n. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Pemeliharaan Sarana dan

3
Prasarana untuk memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahanperumusankebijakan; dan
o. Melakukan tugas kedinasan lain yang dieprintahkan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

3
II.6. KOMITE

Dalam upaya membantu Direktur menjamin mutu pelayanan medis dan keperawatan
serta memberi wadah bagi professional medis dan keperawatan, dibentuklah 2 (Dua) komite
yaitu :

A. Komite Medik

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor755/Menkes/Per/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit,
Komite medik adalah perangka trumah sakit untuk menerapkan tata kelolaklinis
(clinicalgovernance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutuprofesi medis, dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi medis. Anggota Komite Medis terdiri dari semua Ketua kelompok staf
medis Fungsional Rumah Sakit Umum Daerah SayangRakyat terdiri dari:
- SMF Obgyn

- SMFTHT

- SMF Penyakit Dalam

- SMF Bedah

- SMF Anak

- SMF Saraf

- SMF Mata

- SMF Paru

- SMF Anastesi

- SMF Gigi dan Mulut

- SMFP atologi Klinik

- SMF Radiologi

- SMF Kulit dan Kelamin

- SMF Rehabilitasi Medis


Dalam melaksanakan tugas komite medik, dibantu oleh sub komite medik/Panitia, yaitu

- Sub Komite Kredensial

- Sub Komite Mutu Profesi

3
- Sub Komite Disiplin Profesi

B. Tugas dan Fungsi Komite Medik


- Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang ada di lingkungan Rumah Sakit
- Memeliharan mutu profesi staf medis, dan
- Menjaga disiplin, etika dan perilaku
profesi staf medisFungsi
- Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan
masukandarikelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku.
- Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian: kompetensi, kesehatan fisik dan
mental,perilaku, dan etika profesi.
- Evaluasi data pendidikan professional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan
- Wawancara terhadap pemohon kewenanganklinis
- Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang ada kuat.
- Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan
kliniskepada komite medik

- Melakukan proses rekrendensial pada saat berakhirnya masaber- laku surat


penugasan klinisdan adanya permintaan dari komite medik.
- Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis. Dalam tugas memelihara mutu profesi staf
medis, mempunyai fungsi:
- Melaksanakan audit medis
- Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi
stafmedis
- Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis rumahsakit
- Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang
membutuhkanDalam menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi, mempunyai
fungsi :
- Pembinaan etika dan disiplin profesikedokteran
- Pemerikasaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.
- Rekomendasi pendisiplinan pelaku professional di rumah sakit
- Pemberian nasihat atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan
medis pasien

3
C. Komite Keperawatan

Komite Keperawatan adalah Kelompok Profesi Perawat dan Bidan di lingkungan RSUD
SayangRakyat .Komite Keperawatan dipimpin oleh seorang ketu ayang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Direktur.
Tugas
Membantu Direktur menyusun standar pelayanan keperawatan, membina profesi
keperawatan, memberikan masukan kepada Direktur dengan berkoordinasi dengan
Kepala Seksi Keperawatan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan,
mengembangkan program pelayanan ke sehatan.
Fungsi
Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan yangbekerja di Rumah Sakit dengan cara:
- Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
- Pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit
- Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan.
- Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan
Dalam melaksanakan fungsi Kredensial, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai
berikut:

- Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih


- Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial
- Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan
- Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis
- Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
- Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskankepada kepala/direktur Rumah Sakit
Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu profesi, Komite Keperawatan memiliki tugas
sebagaiberikut:
- Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik.
- Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
tenaga

3
keperawatan
- Melakukan audit keperawatan dan kebidanan.
- Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan
Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan,
KomiteKeperawatan memiliki tugas sebagai berikut:
- Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.
- Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan.
- Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalamkehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan
- Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis
- Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dankebidanan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang, sebagai
berikut:

- Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis

- Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis.

- Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu

- Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis.

3
II.7. INSTALASI
Instalasi di pimpin oleh seorang Kepala dalam Jabatan non struktural yang diangkat
dan diberhentikan oleh Direktur. Kepala Instalasi bertanggungjawab kepada Direktur
melalui Kepala Bidang masing-masing

A. BIDANG PENUNJANG PELAYANAN:


- Ka. Instalasi Laboratorium
- Ka. Instalasi Rekam Medik
- Koord. Instalasi Radiologi
- Koord. Instalasi Gizi
- Koord. CSSD
- Koord. Fisioterapi
- Koord. Kamar jenazah

B. BIDANG PELAYANAN :
- Ka. Instalasi Gawat Darurat
- Ka. Instalasi Rawat Jalan
- Ka. Instalasi Rawat Inap
 INSTALASI RAWAT JALAN
Pada instalasi Rawat Jalan dibentuk Poliklinik yang merupakan tempat
penyelenggaraan pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan lainya
yang tidak memerlukan rawat inap. Poli terdiri dari :
a. Poliklinik Kebidanan dan penyakit kandungan
- Kebidanan dan Penyakit Kandungan
- Keluarga Berencana
b. Poliklinik Anak dan Perinatologi
c. Poliklinik Gigi dan Mulut
- Spesialisasi Endodonsi
- Spesialisasi Periodontologi
d. Poliklinik THT
e. Poliklinik Psikiatri
f. Poliklinik Bedah
- Bedah Umum
- Bedah Orthopedi
g. Poliklinik Mata
h. Poliklinik Kulit dan Kelamin

3
i. Poliklinik Saraf
j. Poliklinik Penyakit Dalam
- Poliklinik Penyakit Dalam
- Poliklinik Paru
k. Poliklinik PKPR
l. Medical Check Up
 INSTALASI RAWAT INAP
PadaInstalasi Rawat inap dibentuk Ruangan-ruangan yang merupakan tempat
penyelenggaraan pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan lainnya
yang memerlukan rawat inap yang terdiri dari :
a. Sakura
b. Melati
c. Tulip
d. Anggrek
e. Mayang Asa
f. Kamar Operasi
g. Intensive Care Unit (ICU)

3
C. BIDANG PENGEMBANGAN SDM & PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA

 Seksi Pemeliharaan Sarpras


TABEL II.1
DATA SARANA DAN PRASARANA
NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN KONDISI

1. Gedung Pelayanan
a. IGD 1 Ruangan (12 TT) Baik
b. ICU 1 Ruangan ( 5 TT) Baik
c. Rawat Jalan (Poliklinik) 1 Ruangan (15) Baik
d. Melati 1 Ruangan (20 TT) Baik
e. Sakura 1 Ruangan (26 TT) Baik
f. Anggrek 1 Ruangan (12 TT) Baik
g. Tulip 1 Ruangan (30 TT) Baik
h. Mawar 1 Ruangan (7 TT) Baik
i. Mayang Asa 1 Ruangan (25 TT) Baik
j. Lili 1 Ruangan (30 TT) Baik
2. Rekam Medik 1 Ruangan Baik
3. Apotik Baik
a. Apotik Rawat Inap 1 Ruangan Baik
b. Apotik Rawat Jalan 1 Ruangan Baik
c. Gudang Obat 1 Ruangan Baik
4. Laboratorium 1 Ruangan Baik
5. Radiologi 1 Ruangan Baik
6. Instalasi Gizi 1 Ruangan Baik
7. Rumah Duka 1 Ruangan Baik
8. Gedung Pusat Informasi 1 Ruangan Baik
9. CSSD 1 Ruangan Baik
10. Laundry 1 Ruangan Baik
11. Aula 1 Ruangan Baik
12. Gedung administrasi 1 Ruangan Baik
13. Instalasi listrik 1 555.000 VA Baik
14. Genset 1 Paket Baik
15. Sumber Air Bersih
a. PDAM - Tidak Ada
b. Sumur Bor 5 Paket Baik
16. Incenerator 1 Paket Rusak

4
17. TPS 1 Paket Baik
18. Workshop 1 Ruangan Baik
19. Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1 Paket Baik
20. Kendaraan Operasional (Mobil) 7 Unit Baik
21. Kendaraan Operasional (Motor) 1 Unit Baik
22. Ambulance 4 Unit Baik
23. Mobil Jenazah 2 Unit Baik
24. Bus 2 Unit Baik
Sumber : Bidang Pemeliharaan Sarana/Prasarana, 2021

TABEL II.2
JUMLAH TEMPAT TIDUR PASIEN
NO URAIAN JUMLAH TEMPAT TIDUR
1. Perawatan Infection Centre 98 Buah
2. Perawatan Anggrek 4 Buah
3. Perawatan Sakura 33 Buah
4. IGD Umum 13 Buah
5. IGD IC 4 Buah
6. ICU Umum 6 Buah
7. ICU IC 8 Buah
8. OKB 7 Buah
TOTAL 173 Buah
Sumber : Bidang Pelayanan, 2021

 Seksi Pengembangan SDM dan Diklat


Dalam pengembangan pendidkan dan pelatihan RSUD Sayang Rakyat telah
melaksanakan kegiatan sosialisasi atau bimbingan teknis bagi pegawai RSUD sayang
rakyat, baik yang dilaksanakan di rumah sakit sendiri (In House Training) maupun di
luar rumah sakit (Ex House Training). Tahun 2016 jumlah pegawai rumah sakit yang
mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan berjumlah 196 orang yang terdiri dari
tenaga dokter spesialis, dokter umum, paramedis, tenaga penunjang dan tenaga
administrasi.
Selain pegawai dalam lingkungan RSUD Sayang Rakyat, dilakukan pula kerja sama
dengan Institusi/Sekolah kejuruan dalam rangka praktek klinik bagi peserta didik
dalam proses pemenuhan mata kuliah. Diharapkan dengan kerjasama
Institusi/Sekolah peserta didik akan mendapatkan langsung keterampilan
klinik/lapangan sesuai dengan

4
4
kejuruan yang mereka pilih

TABEL II.3
DAFTAR KERJASAMA INSTITUSI PENDIDIKAN TAHUN 2022
NO INSTITUSI PRODI
1 SMK GKST 2 Tentena Keperawatan
2 Universitas Islam Negeri Alauddin D III Kebidanan
3 Stikes Panakkukang Rekam Medik
D III Fisioterapi
Politeknik Kesehatan Kemenkes D IV Fisioterapi
4 DIII Analis Kesehatan
D III Keperawatan
Analis
5 Universitas Indonesia Timur S1 FKM
6 Universitas Islam Makassar S1 Keperawatan
7 STIKES Salewangang Maros D III Kebidanan
8 Universitas Cokroaminoto D III Kebidanan
9 Akademi Kebidanan Graha Rabita Anugrah Luwu D III Kebidanan
10 Akademi Elektromedik Muhammadiyah Makassar D III ATEM
11 STIK Makassar S 1 Keperawatan + Ns
12 STIKES Mandala Waluya Kendari D III Kebidanan
13 Akbid Syekh yusuf D III Kebidanan
14 Sandi Karsa Analis Analis
15 Stikes Mega rezky D III Kebidanan
16 Fakultas Kedokteran Universitas islam Makassar S1 Kedokteran
17 Rumah sakit Umum Thalia Irham Gowa Perbandingan data infeksi RS
18 Rumah sakit Umum Lasinrang Pinrang Perbandingan data infeksi RS
19 Fakultas Kedokteran UMI S1 Kedokteran
Sumber : Seksi Pendidikan dan Pelatihan, 2021

4
BAB III.
GAMBARAN UMUM SDM UPT RSUD SAYANG RAKYAT

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta kegiatan UPT RSUD
SAYANG RAKYAT ditunjang dengan sumber daya Sumber Daya Manusia, Jumlah
sumber daya manusia pada UPT RSUD Sayang Rakyat adalah sebanyak 248 orang
pegawai ASN dan 112 orang pegawai Non ASN, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel III.1
KLASIFIKASI KEBUTUHAN SDM ASN BERDASARKAN ABK NOMENKLATUR
JABATAN PADA JABATAN PELAKSANA & FUNGSIONAL (PERMENPAN
NOMOR 41 TAHUN 2018) (DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN GUBERNUR
SULAWESI SELATAN NOMOR : 750/III/TAHUN 2020)
ANALISIS
KE KEBUTUHAN SDM
NO NOMENKLATUR JABATAN L AS GAP
ABK
AS N (+/-)
(K)
JA (B) (S)
B
.
I. STRUKTURAL & PELAKSANA
1 DIREKTUR 13 1 0 0
2 KEPALA BAGIAN TATA USAHA 11 1 1 0
3 KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN 9 1 1 0
ANALIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
1 7 2 1 1
APARTUR
PENYUSUN RENCANA KEBUTUHAN SARANA DAN
2 7 2 0 2
PRASARANA
3 PENGELOLA SARANA DAN PRASARANA KANTOR 6 2 0 2
4 PENGADMINISTRASI KEPEGAWAIAN 5 2 2 0
5 PRANATA BARANG DAN JASA 7 2 0 2
6 ANALISIS HUMAS 7 2 0 2
7 ANALIS PROTOKOL 7 2 0 2
8 ANALISIS LAYANAN UMUM 7 2 1 1
9 PENGELOLA GUDANG 6 2 0 2
4 KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN 9 1 1 0
1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 7 2 1 1
2 ANALIS PEMBAYARAN JAMINAN KESEHATAN 7 3 0 3
3 ANALIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN 7 2 1 1
4 ANALIS PERBENDAHARAAN 7 2 0 2
5 BENDAHARA 7 2 1 1

4
PENGOLAH DATA LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
6 6 2 1 1
BENDAHARA
7 PENGADMINISTRASI PENERIMAAN 5 2 2 0
5 KEPALA SUB BAGIAN PROGRAM 9 1 1 0
1 ANALISIS PERENCANAAN 7 2 0 2
2 PENYUSUN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN 7 2 0 2
6 KEPALA BIDANG PELAYANAN 11 1 1 0
7 KEPALA SEKSI PELAYANAN MEDIK 9 1 1 0
1 ANALIS PENYAKIT MENULAR 7 10 3 7
2 KONSELOR 7 3 1 2
3 PENGOLAH DATA PELAYANAN 6 2 0 2
4 PENGELOLA MONITORING DAN EVALUASI 6 1 0 1
5 PENGELOLA PENYAKIT TIDAK MENULAR 6 1 0 1
PENGELOLA PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
6 6 1 0 1
LANGSUNG
8 KEPALA SEKSI PELAYANAN KEPERAWATAN 9 1 1 0
1 PENGELOLA KEPERAWATAN 9 10 2 8
2 PENGELOLA DATA PENGKAJIAN DAN KEPERAWATAN 6 7 3 4
3 ANALIS BIMBINGAN PELAYANAN DAN KONSULTASI 7 5 1 4
9 KEPALA BIDANG PENUNJANG PELAYANAN 11 1 1 0
10 KEPALA SEKSI PENUNJANG MEDIK DAN NON MEDIK 9 1 1 0
1 ANALIS OBAT DAN MAKANAN 7 8 3 5
PENGELOLA PELAYANAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
2 6 2 0 2
DAN LOGISTIK
3 PENGELOLA KEFARMASIAN 506 5 0 5
4 PENGELOLA LABORATORIUM 6 3 0 3
5 OPERATOR PERALATAN DAN PENYENGSORAN 6 2 0 2
6 PENGADMINISTRASI REKAM MEDIS DAN INFORMASI 5 3 0 3
7 PEMULASARAN JENAZAH 5 2 0 2
8 BINATU RUMAH SAKIT 3 2 0 2
9 PENGELOLA PROGRAM GIZI 6 2 0 2
C KEPALA SEKSI LOGISTIK MEDIK DAN NON MEDIK 9 1 0 1
1 PENYUSUN RENCANA KEBUTUHAN LOGISTIK 7 1 1 0
2 PENGELOLA KEBUTUHAN LOGISTIK 6 1 0 1
12 KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN 11 1 1 0
KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN SDM MANUSIA DAN
13 9 1 1 0
DIKLAT
1 ANALIS DIKLAT 7 1 0 1
ANALISIS INFORMASI PENGEMBANGAN SDM
2 7 2 0 2
APARATUR
3 PENGELOLA PENYELENGGARAAN DIKLAT 6 2 0 2

4
14 KEPALA SEKSI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA 9 1 1 0
1 ANALIS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIS 7 2 0 2
2 TEKNISI PERALATAN, LISTRIK DAN ELEKTRONIKA 5 2 0 2
3 TEKNISI AIR 5 2 0 2
4 PEMELIHARAAN KENDARAAN 5 1 0 1
5 PEMELIHARA SARANA DAN PRASARANA 5 3 0 3
II. JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU
1 DOKTER
1 DOKTER UTAMA 14 4 4 0
2 DOKTER MADYA 12 15 12 3
3 DOKTER MUDA 10 8 6 2
4 DOKTER PERTAMA 9 11 4 7
2 DOKTER GIGI
1 DOKTER GIGI UTAMA 14 2 2 0
2 DOKTER GIGI MADYA 12 2 2 0
3 DOKTER GIGI MUDA 10 4 2 2
4 DOKTER GIGI PERTAMA 9 1 0 1
3 PSIKOLOGIS KLINIS
1 PSIKOLOG KLINIS MADYA 11 1 0 1
2 PSIKOLOG KLINIS MUDA 9 1 0 1
3 PSIKOLOG KLINIS PERTAMA 8 1 0 1
4 REFRAKSIONIS OPTISEN
1 REFRAKSIONIS OPTISIEN PELAKSANA LANJUTAN 7 1 0 1
2 REFRAKSIONIS OPTISIEN PELAKSANA 6 1 0 1
5 PENATA ANASTESI
1 PENATA ANASTESI MADYA 11 1 0 1
2 PENATA ANASTESI MUDA 9 2 0 2
3 PENATA ANASTESI PERTAMA 8 2 1 1
6 PERAWAT GIGI/TERAPIS GIGI
1 PERAWAT GIGI/TERAPIS GIGI PENYELIA 8 1 0 1
2 PERAWAT GIGI/TERAPIS GIGI PELAKSANA LANJUTAN 7 3 3 0
3 PERAWAT GIGI/TERAPIS GIGI PELAKSANA 6 4 2 2
7 EPIDEMIOLOGI KESEHATAN
1 EPIDEMIOLOG KESEHATAN MADYA 11 1 1 0
2 EPIDEMIOLOG KESEHATAN MUDA 9 2 0 2
3 EPIDEMIOLOG KESEHATAN PERTAMA 8 2 1 1
8 PERAWAT

4
1 PERAWAT MADYA 11 9 9 0
2 PERAWAT MUDA 9 8 7 1
3 PERAWAT PERTAMA 8 21 11 10
4 PERAWAT PENYELIA 8 11 9 2
5 PERAWAT PELAKSANA LANJUTAN 7 41 35 6
6 PERAWAT PELAKSANA 6 32 17 15
9 BIDAN
1 BIDAN MADYA 11 1 1 0
2 BIDAN MUDA 9 4 4 0
3 BIDAN PERTAMA 8 6 4 2
4 BIDAN PENYELIA 8 3 3 0
5 BIDAN PELAKSANA LANJUTAN 7 6 4 2
6 BIDAN PELAKSANA 6 1 0 1
10 APOTEKER
1 APOTEKER UTAMA 14 2 2 0
2 APOTEKER MADYA 11 4 3 1
3 APOTEKER MUDA 9 5 5 0
4 APOTEKER PERTAMA 8 1 0 1
11 NUTRISIONIS
1 NUTRISIONIS MADYA 11 2 1 1
2 NUTRISIONIS MUDA 9 2 2 0
3 NUTRISIONIS PERTAMA 8 1 0 1
4 NUTRISIONIS PENYELIA 8 1 0 1
5 NUTRISIONIS PELAKSANA LANJUTAN 7 4 3 1
12 PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN
1 PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN MADYA 10 3 0 3
2 PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN MUDA 9 3 3 0
3 PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN PERTAMA 8 2 0 2
4 PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN PENYELIA 8 3 2 1
PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN PELAKSANA
5 7 2 2 0
LANJUTAN
6 PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN PELAKSANA 6 2 1 1
13 ASISTEN APOTEKER
1 ASISTEN APOTEKER PENYELIA 8 5 5 0
2 ASISTEN APOTEKER PELAKSANA LANJUTAN 7 5 2 3
3 ASISTEN APOTEKER PELAKSANA 6 2 1 1
14 RADIOGRAFER
1 RADIOGRAFER MADYA 12 2 0 2
2 RADIOGRAFER MUDA 10 2 2 0
3 RADIOGRAFER PERTAMA 8 1 1 0
4 RADIOGRAFER PENYELIA 8 5 3 2

4
5 RADIOGRAFER PELAKSANA LANJUTAN 7 4 0 4
6 RADIOGRAFER PELAKSANA 6 2 1 1
15 FISIOTERAPIS
1 FISIOTERAPIS MADYA 11 1 0 1
2 FISIOTERAPIS MUDA 9 1 0 1
3 FISIOTERAPIS PENYELIA 8 1 1 0
4 FISIOTERAPIS PELAKSANA LANJUTAN 7 2 0 2
5 FISIOTERAPIS PELAKSANA 6 2 1 1
16 PEREKAM MEDIS
1 PEREKAM MEDIS PENYELIA 8 4 0 4
2 PEREKAM MEDIS PELAKSANA LANJUTAN 7 6 4 2
3 PEREKAM MEDIS PELAKSANA 6 2 2 0
17 PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
1 PEMBIMBING KESEHATAN KERJA MADYA 11 1 0 1
2 PEMBIMBING KESEHATAN KERJA MUDA 9 2 1 1
3 PEMBIMBING KESEHATAN KERJA PERTAMA 8 2 0 2
18 TEKNISI ELEKTROMEDIS
1 TEKNISI ELEKTROMEDIS PENYELIA 8 1 1 0
2 TEKNISI ELEKTROMEDIS PELAKSANA LANJUTAN 7 2 1 1
3 TEKNISI ELEKTROMEDIS PELAKSANA 6 2 1 1
19 SANITARIAN
1 SANITARIAN MADYA 11 1 0 1
2 SANITARIAN MUDA 9 2 1 1
3 SANITARIAN PERTAMA 8 2 2 0
4 SANITARIAN PENYELIA 8 1 0 1
20 ARSIPARIS
1 ARSIPARIS MADYA 9 2 0 2
2 ARSIPARIS MUDA 9 2 2 0
3 ARSIPARIS PERTAMA 8 2 0 2
21 PRANATA HUMAS
1 PRANATA HUMAS PELAKSANA LANJUTAN 7 1 0 1
2 PRANATA HUMAS PELAKSANA 6 1 0 1
22 ANALIS KEPEGAWAIAN
1 ANALIS KEPEGAWAIAN MADYA 11 1 0 1
2 ANALIS KEPEGAWAIAN MUDA 10 2 2 0
3 ANALIS KEPEGAWAIAN PERTAMA 8 2 0 2
4 ANALIS KEPEGAWAIAN PELAKSANA LANJUTAN 7 2 0 2
5 ANALIS KEPEGAWAIAN PELAKSANA 6 1 0 1

4
23 PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT
1 PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT MADYA 10 1 0 1
2 PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT MUDA 9 2 1 1
3 PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT PERTAMA 8 3 0 3
24 ADMINISTRATOR KESEHATAN
1 ADMINISTRATOR KESEHATAN MADYA 11 1 0 1
2 ADMINISTRATOR KESEHATAN MUDA 9 2 1 1
3 ADMINISTRATOR KESEHATAN PERTAMA 8 3 2 1
25 PERENCANA
1 PERENCANA MUDA 9 3 0 3
2 PERENCANA PERTAMA 8 1 0 1
TOTAL KEBUTUHAN SDM 481 242 239
Sumber data : Sub.Bagian Umum dan Kepegawaian UPT RSUD Sayang Rakyat Agustus 2021
Keterangan :
B = Jumlah pegawai ASN yang ada/menduduki Jabatan

K = Kebutuhan (hasil ABK Pembulatan)


S = Kekurangan pegawai yang akan menduduki jabatan

Tabel III.2 KLASIFIKASI SDM


BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN JENIS KETENAGAAN
PARUH
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN CPNS PNS PPDS
WAKTU
I TENAGA KESEHATAN
1 TENAGA MEDIS
Dokter Umum - 8 2 -
Dokter Spes Bedah - 2 - 1
Dokter Spes Penyakit Dalam - 2 - -
Dokter Spes Kes. Anak - 1 - -
Dokter Spes Obgin - 3 - -
Dokter Spes Radiologi - 1 - -
Dokter Spes Anesthesi - 1 - -
Dokter Spes Patologi Klinik - 1 - -
Dokter Spes Jiwa - 1 - -
Dokter Spes Mata - 2 - -
Dokter Spes THT - 3 - 1
Dokter Spes Kulit & Kelamin - - - -

4
Dokter Spes Saraf - 1 - 1
Dokter Spes Bedah Orthopedi - - - 1
Dokter Spes Gizi Klinik - 1 - -
Dokter Spes Jantung - 1 - -
Dokter Gigi - 6 - -
Dokter Gigi Spesialis - 1 - 1
2 TENAGA KEPERAWATAN
S1 Keperawatan - 26 - -
D4 Keperawatan - 1 - -
D3 Keperawatan - 64 - -
D3 Perawat Gigi - 6 - -
SPK - 8 - -
D4 Kebidanan - 8 - -
D3 Kebidanan - 8 - -
D1 Kebidanan - 1 - -
3 TENAGA KEFARMASIAN
S1 Farmasi / Apoteker - 4 - -
S1 Farmasi / Farmakologi Kimia - - - -
D3 Farmasi - 2 - -
Asisten Apoteker / SMF - 5 - -
4 TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT
S2 – Kesehatan Masyarakat - 5 - -
S2 – Epidemiologi - 1 - -
S1 – Kesehatan Masyarakat - 16 - -
S1 – Psikologi - 1 - -
D4 Sanitarian - 1 - -
5 TENAGA GIZI
S1 – Gizi / Dietisien - 3 - -
Akademi / D3 - Gizi / Dietisien - 3 - -
S1 Fisio Terapis - - - -
D3 Fisio Terapis - 1 - -
6 KETEKNISIAN MEDIS
D4 Radiografer - 4 - -
D4 Analis Kesehatan - 3 - -
D3 Teknik Radiologi & Radioterapi - 3 - -
D3 Perekam Medis - 6 - -
D3 Teknik Elektromedik - 2 - -
D3 Analis Kesehatan - 5 - -

5
SMAK - 2 - -
SMA 1
Teknisi Gigi - 6 - -
II TENAGA NON KESEHATAN
1 PASCA SARJANA
S2 Administrasi - 2 - -
S2 Hukum - - - -
S2 Komputer - - - -
S2 Administrasi Kes. Masy - - - -
2 SARJANA
Sarjana Biologi - - - -
Sarjana Kimia - - - -
Sarjana Ekonomi / Akuntansi - 1 - -
Sarjana Administrasi - 1 - -
Sarjana Hukum - - - -
D3 Akuntansi 1
JUMLAH - 236 2 8
Sumber : Sub Umum dan Kepegawaian, 2021

5
Tabel III.2
KLASIFIKASI SDM Non ASN
BERDASARKAN JENIS JABATAN DAN
SUMBER PENGGAJIAN SUMBER GAJI
NO JABATAN JUMLAH
APBD BLUD
1 Staf Administrasi 20 √
2 Dokter 3 √
3 Perawat 14 √
4 Bidan 4 √
5 Apoteker 1 √
6 Assisten Apoteker 3 √
7 Radiografer 3 √
8 Fisioterapi 2 √
9 Analis Laboratorium 1 √
10 Perekam Medis 6 √
11 CSSD 1 √
12 Pemulasaran Jenazah 3 √
13 Security 13 √
14 Pramusaji 11 √
15 Binatu Rumah Sakit 5 √
16 Clening Service 12 √
17 Driver 5 √
18 Teknisi Air 1 √
19 Teknisi Listrik 1 √
20 Pengelola Limbah 1 √
21 Teknisi Elektromedis 1 √
TOTAL 112

Sumber : Sub Umum dan Kepegawaian, 2 0 2 1

5
BAB IV.
DASAR HUKUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;


2. Undang- Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan
PNS;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2013 Tentang Orientasi
Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 53 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
10. Surat Edaran Menteri PAN dan RB Nomor 28 Tahun 2021 Tentang
Pengembangan Kompentensi Bagi PNS melalui Jalur Pendidikan.

5
BAB V.
GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SDM PADA UPT RSUD SAYANG RAKYAT

V.1. DEFINISI
Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan upaya untuk melakukan
peningkatan kualitassumberdaya manusia di UPT RSUD Sayang Rakyat.
V.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA UPT RSUD
SAYANG RAKYAT
1. Perencanaan Kebutuhan Pegawai pada UPT RSUD Sayang Rakyat disusun
berdasarkan analisis beban Kerja dan indikator lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
2. Untuk memenuhi kebutuhan pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat apat dilakukan
pengadaanpegawai melalui jalur CPNS dan Jalur pegawai BLUD Non PNS tidak
tetap.
3. Pengadaan Pegawai melaui Jalur CPNS dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan Cq. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan;
4. Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap dilakukan oleh UPT RSUD
Sayang Rakyat sesuai ketentuan yang berlaku;
5. Penempatan Pegawai di UPT RSUD Sayang Rakyat berdasarkan atas prinsip
profesionalisme sesuai dengan kompetensi dan prestasi kerja;
6. Untuk memberikan bekal bagi CPNS dalam menjalankan tugas sebagai PNS
diwajibkan untuk mengikuti diklat prajabatan
7. Untuk memenuhi kompetensi tertentu yang diperlukan di UPT RSUD Sayang
Rakyat pegawai yang memenuhi syarat diusulkan tugas belajar.
8. Pegawai UPT RSUD Sayang Rakyatyang ingin meningkatkan kompetensinya
denganmeneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi diberikan kesempatan
untuk ijin belajar.
9. Pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat yang diangkat kedalam jabatan struktural
diwajibkan untuk mengikuti diklatpim yang dipersyaratakan.
10. Untuk memenuhi persyaratan teknis tertentu pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat
diikutkan dalam diklat teknis.

5
11. Pengangkatan PNS pada UPT RSUD Sayang Rakyat dalam jabatan struktural
dilakukanberdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi
kerja, jenjang angkat yang ditetapkan dan syarat obyektif lainnya tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, agama,ras atau golongan;
12. Pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat yang memiliki keahlian (profesi) dan/atau
ketrampilan tertentu diangkat dalam jabatan fungsional khusus.
13. Pegawai UPT RSUD Sayang Rakyatyang tidak diangkat dalam jabatan Struktural
maupun jabatan fungsional khusus diangkat dalam jabatan fungsional umum;
14. Untuk mengembangkan kompetensi dan menambah pengalaman kerja pegawai
dapat dilakukan mutasi internal maupun eksternal.
15. UPT RSUD Sayang Rakyat memberikan kompensasi kepada pegawainya sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan.
16. Kesejahteraan bagi Pegawai Negeri Sipil UPT RSUD Sayang Rakyat diberikan
dalam bentuk cuti, asuransi kesehatan, Bapertarum, Bantuan Biaya Perawatan,
Santunan Uang Duka, Uang tali Asih PNS yang Purna Tugas dan Koperasi
Pegawai Negeri.
17. Pegawai Negeri Sipil pada UPT RSUD Sayang Rakyat yang telah menunjukkan
prestasi Kerja diberikan penghargaan berupa Kenaikan Pangkat, dan Satya
Lencana Karya Satya.
18. Pembinaan PNS pada UPT RSUD Sayang Rakyat dilaksanakan melalui wadah
Korps Pegawai Republik Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.
19. Pengawasan dan Pengendalian Pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai dan Penegakkan Disiplin Pegawai oleh atasan masing-
masing.
20. Pegawai yang telah mencapai Batas Usia Pensiun dan/atau sebab lain
diberhentikan sesuai ketentuan peratuan perundang-undangan yang berlak

5
V.3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang meliputi hal-hal yang terkait dengan Pengelolaan Sumber
Daya Manusia yang meliputi :
1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan.
2. Rekruitmen / Pengadaan Pegawai.
3. Pangkat dan Jabatan
4. Pengembangan Karier
5. Pola Karier
6. Promosi
7. Mutasi
8. Penilaian Kinerja
9. Penggajian dan Tunjangan
10. Penghargaan
11. Disiplin
12. Pemberhentian
13. Jaminan Pensiun dan jaminan hari Tua
14. Perlindungan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia ada beberapa tahapan yang harus
diperhatikan di UPT RSUD Sayang Rakyat untuk retensi SDM dilakukan program,
Pengembangan Karier, Pola karier, promosi, mutasi,penilaian kinerja, penggajian
dan tunjangan, penghargaan,disiplin, pemberhentian, jaminan dan jaminan hari
tua, perlindungan.

V.4. TATA LAKSANA PELAYANAN


Tata laksana Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada UPT RSUD Sayang
Rakyat adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pegawai
1). Umum.
Jumlah dan susunan jabatan Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan suatu susunan
organisasi ditetapkan dalam suatu formasi untuk jangka waktu tertentu
berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan dengan tujuan
agar unit organisasi itu mampu melaksanakan tugasnya secara berdaya guna,
berhasil guna

5
dan berkesinambungan..
2). Tujuan
Tujuan ditetapkannya formasi adalah agar satuan organisasi Negara mempunyai
jumlah dan mutu pegawai yang memadai sesuai dengan beban kerja dan
tanggung jawab pada masing – masing organisasi .
3). Penyusunan Formasi
Proses penyusunan formasi di UPT RSUD Sayang Rakyat, dilakukan dengan
tahapan sebagaiberikut :
a). Penyusunan Pola Ketenagaan adalah bentuk struktur yang tetap atas tenaga
yang diperlukan pada suatu organisasi
b). Analisis Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data
jabatan serta mengolah menjadi informasi jabatan yang dipergunakan untuk
analisis kebutuhan pegawai dalam kurun waktu tertentu.
c). Penyusunan Daftar Susunan Pegawai (DSP) adalah Daftar peta jabatan yang
menunjukan nama jabatan, jumlah formasi, uraian tugas, pangkat/Golongan,
syarat jabatan (pendidikan formal, diklat struktural, diklat teknis, diklat
fungsional, pengalaman jabatan), dan bezetting (kekuatan pegawai) .
4). Pengusulan Formasi
a) Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat mengusulkan Daftar formasi kebutuhan
pegawai berdasarkan Daftar Susunan Pegawai yang telah disusun oleh Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian kepada Gubernur Sulawesi Selatan Cq.
Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana Provinsi Sulawesi Selatan, pada
setiap awal tahun anggaran.
b) Biro Organisasi dan Tata Laksana Provinsi Sulawesi Selatan memproses
usulan Formasi dari semua SKPD Provinsi Sulawesi Selatan dan
disampaikan usulan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c) SKPD Menerima penetapan jumlah formasi dalam tahun anggaran yang
bersangkutan dari Pejabat Pembina Kepegawaian (Gubernur Sulawesi
Selatan).

5
5) Evaluasi dan Pemutakiran Pola Ketenagaan
a) Setelah formasi dilaksanakan dilakukan penempatan maupun penempatan
kembalisesuai faktor kompetensi
b) Rencana dan Pelaksanaan strategi dimonitor secara berkelanjutan dan
diperbarui sesuaikebutuhan
c) Dilakukan proses koordinasi bersama pimpinan unit layanan untuk
update perencanaan ketenagaan unit
2. Rekruitmen/Pengadaan Pegawai

1) Pengadaan Pegawai Melalui Jalur CPNS


a) Pengertian
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah proses untuk mengisiformasi yang
lowong, karena adanya pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun dan
meninggal dunia atau adanya pengembangan organisasi. Dengan demikian
penerimaan atau usulan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan kebutuhan secara
nyata. Pengadaan PNS harus didasarkan atas syarat-syarat yang obyektif yang
telah ditentukan dan tidak boleh berdasarkan atas jenis kelamin, suku, agama,
ras, golongan dan daerah serta seragam diseluruh jajaran sesuai dengan
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi staf.
b). Tahapan Pengadaan Pegawai melalui jalur CPNS
Tahapan pengadaan berupa Perencanaan, Pengumuman, Persyaratan,
Pelamaran, Penyaringan, Pengumuman Kelulusan dan Pengangkatan
merupakan kewenangan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan
dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
c). Penempatan Tenaga Calon Pegawai Negeri Sipil
 Setelah pelamar yang dinyatakan lulus seleksi dan telah diangkat sebagai
Calon Pegawai Negeri Sipil formasi Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, maka
CPNS tersebut segera ditempatkan di seluruh SKPD Provinsi Sulawesi
Selatan sesuai dengan formasi yang telah ditetapkan
 UPT RSUD Sayang Rakyat sebagai salah satu SKPD kemudian
mendayagunakan tenaga Calon Pegawai Negeri sesuai dengan jabatannya
dan menerbitkan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT).
2) Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS
a) Pengertian
Untuk mengisi formasi yang lowong UPT RSUD Sayang Rakyat diberikan
kewenangan untuk melakukan pengadaan pegawai BLUD Non PNS Tidak
Tetap. Pelaksanaan Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap
diselenggarakan oleh Pemimpin BLUD dengan difasilitasi oleh Tim Pelaksana
dari Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
b) Tahapan Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap
1. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi dilakukan berdasarkan rekapitulasi lamaran pegawai dalam
periode waktu tertentu disesuaikan dengan kriteria standar yang telah
ditentukan dan disepakati, yaitu kelengkapan dokumen sebagai berikut:
 Pas foto ukuran 4x6 berwarna sejumlah 2 lembar dan ditulis nama pada
sebaliknya;
 Surat lamaran ditujukan kepada Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat,
dengan

ketentuan : Surat lamaran ditulis tangan (tidak diketik), tinta warna hitam,
berbahasa Indonesia, ditandatangani dan bermeterai Rp. 10.000,- (sepuluh
ribu rupiah).

 Fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang telah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang.
 Fotokopi KTP yang masih berlaku dan diperbesar 200 %.
 Curiculum Vitae (daftar riwayat hidup) dan ditanda tangani peserta.
 Fotokopi Surat Keterangan Catatan Kepolisian ( SKCK ) yang dilegalisir.
 Asli Surat Keterangan Berbadan Sehat yang di tanda tangani oleh Dokter
Pemerintahdari rumah sakit pemerintah atau puskesmas.
 Fotokopi Surat Tanda Registrasi (STR) atau sertifikat kompetensi bagi
formasi tenagakesehatan yang dilegalisir.
59

 Surat Pernyataan bermaterai tentang :


 Tidak pernah terlibat dalam kegiatan / gerakan yang menentang
Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia.
 Tidak pernah dijatuhi sanksi pidana penjara atau kurungan berdasarkan
Keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana.
 Tidak penah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai
Negeri, Pegawai Honorer atau Pegawai Swasta.
 Tidak pernah mengkonsumsi/menggunakan Narkotika, Psikotropika,
precursor dan zat adiktif lainnya.
 Bersedia untuk dilakukan tes psikologi dan tes kesehatan UPT RSUD
Sayang Rakyat dengan biaya sendiri dan bersedia menerima hasil tes
tersebut apabila secara kesehatan tidak dapat dipertimbangkan menjadi
Pegawai BLUD Tidak Tetap.
 Fotokopi sertifikat atau surat keterangan pengalaman kerja (jika ada).
 Fotokopi sertifikat BTCLS/PPGD yang masih berlaku bagi tenaga perawat
 Fotokopi Sertifikat ACLS/ATLS yang masih berlaku bagi tenaga medis
 Fotokopi sertifikat APN yang masih berlaku bagi tenaga bidan
 Fotokopi sertifikat pelatihan/kursus (jika ada).
2. Pelaksanaan Ujian/Tes; Panitia menyusun jadwal pelaksanaan tes serta
mengundang calon pegawai yang memenuhi persyaratan administrasi,
melalui telpon/sms dan surat untuk mengikuti tahapan tes.
3. Merekapitulasi Hasil Tes; Hasil tes direkapitulasi dan diranking berdasarkan
nilai tertinggi sampai nilai terendah.
4. Menetapkan Kelulusan; Tahapan kelulusan dibagi menjadi dua tahap, yaitu :
- Tes tertulis dan psikotes, Panitia menetapkan kelulusan berdasarkan
rangking nilai tertinggi sampai terendah (batas passing grade)
- Tes kesehatan, Panitia menetapkan kelulusan berdasarkan kondisi
kesehatan peserta.
c) Penempatan Pegawai BLUD Non PNS Tidak tetap
 Setelah pelamar dinyatakan lulus seleksi dan telah diangkat sebagai
60

Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap, maka pegawai tersebut harus
megikuti orientasi sebelum penempatan.
 Pegawai yang telah mengikuti orientasi ditempatkan pada unit kerja sesuai
kompetensinya di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kelet.
3) Orientasi
a) Pengertian
Orientasi yang diberikan kepada pegawai baru pada UPT RSUD Sayang Rakyat
merupakan pemberian bekal kepada pegawai-pegawai baru agar dapat
memenuhi kebutuhan Rumah Sakit baik dalam jumlah maupun kwalitas /
kemampuan serta keahlian yang diperlukan sesuai standar. Oleh karena itu
pegawai baru perlu mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai
organisasi UPT RSUD Sayang Rakyatdan materi lain yang berkaitan dengan
disiplin ilmu dan profesi pegawai baru tersebut.
b) Sasaran
Orientasi pegawai baru diberikan kepada :

 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)


 Pegawai Baru BLUD Non PNS Tidak Tetap
 Pegawai Negeri Sipil pindahan dari instansi lain
c) Pelaksanaan
Program orientasi pegawai baru meliputi orientasi umum dan orientasi khusus.
 Orientasi umum
- Pelaksanaan orientasi umum dikoordinir oleh Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian.
- Orientasi umum dilaksanakan selama 1 (Satu) Minggu

- Materi orientasi umum meliputi program rumah sakit tentang mutu dan
keselamatan pasien, profil organisasi rumah sakit, program pengendali
infeksi, program keselamatan penggunaan obat, patient safety dan lain-
lain disesuaikan dengan kebutuhan.
 Orientasi khusus
- Orientasi khusus diberikan kepada pegawai yang rotasi antar unit dan
pegawai baruyang bekerja di UPT RSUD Sayang Rakyat
61

- Pelaksanaan orientasi khusus dikoordinir oleh Bidang atau Bagian terkait.

- Pelaksanaan orientasi khusus dilaksanakan minimal selama 2 (Dua) Bulan.

- Materi orientasi khusus tentang unit kerja dan tanggung jawab dalam
pekerjaannya

d) Ketentuan Orientasi
 Selama masa orientasi semua pegawai baru melaksanakan tugas dengan
pendampingan dan pengawasan oleh pegawai senior (yang ditunjuk)
terutama di unit pelayanan dengan resiko tinggi dan tidak diperkenankan
melaksanakan tugas secara mandiri.
 Setiap tahapan kegiatan dalam orientasi dicatat oleh pegawai yang
bersangkutan dalam bentuk laporan orientasi pegawai baru. Laporan
tersebut diketahui dan disetujui oleh pejabat yang berwenang di setiap unit
di mana pegawai tersebut melaksanakan orientasi.
 Evaluasi program orientasi pegawai baru dilaksanakan dalam bentuk pre
test, post test dan pembuat laporan orientasi.
 Untuk staf klinis, panitia kredensial akan mereview dokumen pendidikan,
sertifikasi, dan dokumen profesional lainnya sebelum penempatan.
4) Penempatan Pegawai Baru
a) Pengertian
Penempatan pegawai adalah merupakan serangkaian langkah kegiatan yang
dilaksanakan untuk memutuskan apakah tepat atau tidaknya seseorang
pegawai ditempatkan pada posisi tertentu yang ada di dalam organisasi.
b) Sasaran
Penempatan pegawai baru diberikan kepada :

 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

 Pegawai Baru BLUD Non PNS Tidak Tetap

 Pegawai Negeri Sipil pindahan dari instansi lain

c) Pelaksanaan
Tata Cara penempatan pegawai baru menjadi Tugas Pokok Sub.Bag Umum
dan Kepegawaian bersama Bidang Pelayanan, penunjang dan Pengembangan
pada UPT RSUD Sayang Rakyat. Oleh karena itu pegawai baru dilakukan
analisa
62

penempatan berdasarkan kompetensi di Bidang masing-masing selanjutnya


untuk dibuatkan Surat Keputusan di Sub.Bag. Umum dan Kepegawaian. Hal-
hal yang berkaitan dengan tatacara, jadwal, evaluasi pelaksanaan dan
pelaporan diatur lebih lanjut oleh Ka.Sub.Bag. Umum dan Kepegawaian.
63

3. Pangkat dan Jabatan Pegawai


Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukkan tingkatan jabatan
berdasarkan tingkat kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi
pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian aparatur sipil negara. Jabatan
PNS terdiri atas 3 (tiga ) Jabatan, yakni:
1) Jabatan administrasi; Jenjang jabatan administrasi dari yang paling tinggi ke yang
paling rendah terdiri atas:

a) Jabatan administrator; bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh


kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan
b) Jabatan pengawas; bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana.
c) Jabatan pelaksana; bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan
publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.
Pejabat Administrasi dilarang rangkap jabatan sebagai JF (Jabatan
Fungsional), adapunpersyaratan PNS yang yang akan diangkat dalam jabatan
Administrator dan Pengawas adalah:
 Persyaratan administratif
 Berstatus Pegawai Negeri Sipil
 Serendah-rendahnya memiliki pangkat setingkat lebih rendah dibawah jenjang
pangkat yang dipersyaratkan ;
 Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan;
 Memiliki prestasi kerja yang baik sesuai ketentuan yang berlaku.
 Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan.
 Sehat jasmani dan rohani.
 Telah mengikuti promosi terbuka dan dinyatakan lulus sebagai talent pool.
Selain persyaratan tersebut diatas Pejabat Kepegawaian perlu memperhatikan faktor :
Senioritas dalam kepangkatan, Usia, Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat ) jabatan dan
pengalaman.
 Tahapan Usulan Pengangkatan dalam Jabatan Struktural Eselon III dan IV :
 Tim Baperjakat Provinsi Sulawesi Selatan membahas tentang calon pemangku
64

jabatan struktural yang akan diusulkan untuk memduduki jabatan termaksud


dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Tim Baperjakat menyampaikan rekomendasi kepada Direktur UPT RSUD
Sayang Rakyat untuk menetapkan calon pejabat yang diusulkan untuk
menduduki jabatan struktural.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian membuat usulan calon pemangku jabatan
struktural kepada Gubernur Sulawesi Selatan melalui Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
 Usulan calon pemangku jabatan struktural yang telah ditandatangani Direktur
disampaikan kepada pejabat yang berwenang.
 Semua mekanisme tersebut diatas bersifat “ RAHASIA “
 Adapun persyaratan PNS yang yang akan diangkat dalam jabatan fungsional umum
adalah sebagai berikut pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Umum, sampai
dengan saat ini masihbersifat otomatis, artinya bahwa PNS yang bukan pemangku
Jabatan Struktural atau Fungsional Tertentu, secara otomatis diangkat dalam
jabatan fungsional umum dengan segala kewajiban dan hak yang melekat pada
PNS yang bersangkutan.
2) Jabatan Fungsional Tertentu
Pejabat Fungsional berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab secara
langsung kepada pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau
pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan
fungsional tertentu, dimana jabatan tersebut memiliki tugas memberikan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu, adapun
kategori jabatan fungsional terdiri atas:
a). Jabatan fungsional tertentu keahlian, terdiri atas:
 Ahli utama;

 Ahli madya;
 Ahli muda; dan
 Ahli pertama.
65

b). Jabatan fungsional keterampilan, terdiri atas:


 Penyelia;
 Mahir;
 Terampil; dan
 Pemula.
PPK dapat memberikan kuasa kepada pejabat yang ditunjuk di lingkungannya untuk
menetapkan pengangkatan dalam Jabataban fungsional tertentu selain Ahli Madya.
Tahapan usulan pengangkatan dalam jabatan fungsional tertentu adalah sebagai berikut :

 Calon pemangku jabatan mengajukan penetapan angka kredit yang dipersyaratkan


(untuk pengangkatan pertama) ke Instansi Pembina atau pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memfasilitasi dengan menyusun Daftar Usul
Penetapan Angaka Kredit ( DUPAK ) dan pengantar yang ditanda tangani oleh
Direktur UPT RSUD SayangRakyat.
 Usulan disampaikan kepada Instansi Pembina Angka Kredit melalui Tim Angka
Kredit untuk ditetapkan .
 Setelah angka kredit ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, calon pemangku
jabatan diusulkan untuk diterbitkan Surat Keputusan Pengangkatan ke dalam
Jabatan Fungsional Tertentu oleh pejabat yang berwenang, dalam hal ini, Kepala
Badan Kepegawaian Daerah Profinsi Sulawesi Selatan.
 Badan Kepegawaian provinsi Sulawesi Selatan menerbitka SK Pengangkatan ke
dalam Jabatan Fungsional Tertentu dengan segala kewajiban dan hak yang
melekat pada pemangku jabatan fungsional dimaksud.
3) Jabatan Pimpinan Tinggi; berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai
ASN pada Instansi Pemerintah. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional tertinggi
diatur dan ditentukan oleh PemerintahProvinsi Sulawesi Selatan.
4. Pengembangan Karier Pegawai
Pengembangan karier PNS sebagaimana dimaksud dilakukan berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah.
Pengembangan karier dilakukan melalui manajemen pengembangan karier dengan
mempertimbangkan integritas dan moralitas Penyelenggaraan manajemen karier PNS
66

sebagaimana bertujuan untuk:


a. Memberikan kejelasan dan kepastian karier kepada PNS;
b. Menyeimbangkan antara pengembangan karier PNS dan kebutuhan instansi;
c. Meningkatkan kompetensi dan kinerja PNS; dan
d. Mendorong peningkatan profesionalitas PNS
Sasaran penyelenggaraan manajemen karier PNS yaitu:
a. Tersedianya pola karier nasional dan panduan penyusunan polakarier
Instansi Pemerintah;

b. Meningkatkan kinerja Instansi Pemerintah.


Manajemen pengembangan karier sebagaimana diselenggarakan ditingkat:

a. instansi;
b. nasional.
Manajemen pengembangan karier PNS dilakukan melalui:

a. mutasi;
b. promosi.
c. Penugasan khusus.
Rencana pengembangan karier sebagaimana meliputi rencana:

a. PNS yang akan dikembangkan kariernya;


b. penempatan PNS sesuai dengan pola karier;
c. bentuk pengembangan karier;
d. waktu pelaksanaan; dan
e. prosedur dan mekanisme pengisian Jabatan.
67

Rencana pengembangan karier sebagaimana dimaksud disusun untuk jangka


waktu 5 (lima) tahun melalui aplikasi e formasi menpan. Dalam menyusun perencanaan
pengembangan karier, terlebih dahulu memetakan jabatan administrasi, dan jabatan
fungsinal tertinggi yang akan diisi dan merencanakan penempatan PNS dalam Jabatan
tersebut sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
instansi.
Pengisian dan penempatan PNS dalam jabatan fungsional tertinggi dilakukan
melalui mutasi dan/atau promosi secara terbuka melalui seleksi Talent yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Pemantauan dan evaluasi
pengembangan karier di tingkat instansi sebagaimana dimaksud dilakukan setiap tahun
dan digunakan untuk penyempurnaan perencanaan tahun berikutnya.
Pengembangan karier pegawai dengan mengembangkan kompetensi pegawai

 Pengertian
Untuk menciptakan aparatur yang memiliki kompetensi jabatan dalam
melaksanakan tugas seorang PNS, diperlukan mutu profesionalisme, sikap
pengabdian dan kesetiaan dalam rangka pengembangan baik melalui pendidikan
dan pelatihan maupun melalui upaya promosi serta mutasi.
 Pengembangan Pegawai Melalui Pendidikan Formal.
a) Tugas Belajar
PNS yang terpilih untuk melaksanakan tugas belajar dalam upaya pemenuhan
tenaga yang memiliki kompetensi tertentu, dan selama melaksanakan tugas belajar
dibebaskan dari semua tugas organik dengan tetap dipenuhi hak-hak
kepegawaiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan akan didaya gunakan
kembali setelah selesai mengikuti tugas belajar dimaksud.
Tahapan Tugas Belajar :

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mengusulkan kepada pejabat yang


berwenang terhadap PNS yang ditunjuk untuk mengikuti tugas belajar.
 Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Keputusan Tugas Belajar atas PNS
yang bersangkutan, yang menyebutkan waktu dimulainya tugas belajar serta
yang terkait dengan pendanaan terhadap tugas termaksud.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian membuat usulan pemberhentian jabatan
sementara beserta hak berupa tunjangan bagi pemangku jabatan fungsional,
pada bulan ketujuh terhitung sejak penetapan dimulainya tugas belajar.
68

 Bagi pemangku jabatan struktural, maka usulan pemberhentian jabatan akan di


sampaikan terhitung pejabat termaksud melaksanakan tugas belajar.
 Setelah selesai mengikuti tugas belajar, pejabat yang berwenang menerbitkan
Surat Keputusan Pengembalian PNS yang telah selesai mengikuti tugas belajar
untuk didayagunakan di instansi pengusul.
 Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan
mendayagunakan kembali tenaga termaksud untuk melaksanakan tugas sesuai
dengan kompetensi yang diperoleh selama tugas belajar .
b). Ijin Belajar
PNS pada UPT RSUD Sayang Rakyat yang atas kemauan sendiri ingin
meneruskan ke jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi dengan biaya
sendiri, dilaksanakan diluar jam kerja kedinasandan tidak mengganggu tugas-
tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS yang bersangkutan.
Tahapan Ijin Belajar :
 PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur
melalui mekanisme yang berlaku.
 Direktur memberikan disposisi terhadap surat permohonan termaksud dan
diteruskan ke Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian membuat surat jawaban sesuai disposisi Direktur
.
 PNS yang disetujui mengikuti Ijin Belajar, maka harus melengkapi berkas /
persyaratan pengajuan Ijin Belajar kepada pejabat yang berwenang Cq. Kepala
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
 Direktur mengusulkan Surat permohonan ijin belajar yang telah disiapkan oleh
Sub BagianUmum dan Kepegawaian kepada pejabat yang berwenang.
 Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan menerbitkan Surat Ijin
Belajar, dengan menyebutkan berbagai ketentuan yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh PNS yang mengikuti Ijin Belajar.
69

 Pengembangan Pegawai Melalui Pendidikan dan Pelatihan


a) Diklat Prajabatan
Diklat Prajabatan merupakan Diklat yang dipersyaratkan dalam
pengangkatan CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi
PNS wajib mengikuti dan lulus diklat prajabatan. CPNS wajib diikutsertakan
dalam diklat Prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah
pengangkatannya sebagai CPNS. Diklat Prajabatan dimaksudkan untuk
memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,
kepribadian, dan etika PNS disamping pengetahuan dasar tentang sistem
penyelenggaraan pemerintahan Negara, bidang tugas, dan budaya
organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan
masyarakat.
Diklat Prajabatan terdiri dari :

 Diklat Prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I

 Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II

 Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS GolonganIII


Tahapan Usulan Prajabatan bagi CPNS UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi
Selatan:

 UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan menerima


pemberitahuan dari BadanKepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
tentang pelaksanaan Diklat Prajabatan.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menginventarisir jumlah CPNS yang akan
diusulkanuntuk mengikuti Diklat Prajabatan.
 Menginformasikan kepada CPNS terkait tentang pelaksanaan Diklat Prajabatan
danmeminta berkas kelengkapan yangdiperlukan.
 Direktur mengusulkan CPNS yang diikutsertakan dalam Diklat prajabatan
kepada pejabatyang berwenang Cq. BKD Provinsi Sulawesi Selatan.
b) Diklat Kepemimpinan
Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan atau disingkat Diklatpim
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi Kepemimpinan aparatur
pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang ditentukan.
Kompetensi dalam Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan ini merupakan
salah
70

satu syarat yang harus dipenuhi bagi PNS yang diangkat dalam jabatan
struktural dalam rangka memenuhi kompetensi jabatannya disamping syarat-
syarat lain yang ditentukan. Oleh sebab itu, Diklat ini ditujukan bagi mereka
yang akan dan/atau telah menduduki jabatan struktural di UPT RSUD Sayang
Rakyat. Dengan demikian maka keikutsertaan dalam Diklatpim ini sifatnya
selektif dan diikuti atas dasar penugasan dan bukan merupakan fasilitas yang
bersifat terbuka dan tidak dapat diminta sebagai hak.
Diklatpim yang di ikuti oleh pegawai/pejabat struktural pada UPT RSUD Sayang
Rakyat adalahsebagai berikut :
 Diklatpim Tingkat IV, yang diperuntukkan bagi pemangku jabatan Eselon IV
 Diklatpim Tingkat III, yang diperuntukkan bagi pemangku jabatanEselon III.
 Diklatpim Tingkat II, diperuntukkan bagi pemangku
jabatan Eselon II.Tahapan usulan mengikuti Diklatpim adalah
sebagai berikut :
 UPT RSUD Sayang Rakyat menerima pemberitahuan pelaksanaan Diklatpim
dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Cq. Badan Kepegawaian Daerah
dan atau Badan Diklat Provinsi Sulawesi Selatan.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menginventarisir nama pemangku jabatan
yang akandiikutsertakan sesuai dengan jenisDiklatpim yang akan dilaksanakan .

 Membuat usulan calon peserta Diklatpim yang ditandatangani oleh Direktur UPT
RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan dan disampaikan kepada
pejabat yang berwenang ( BKD Provinsi Sulawesi Selatan dan atau Badan
Diklat Prov Sulawesi Selatan).
 Membuat Surat Penugasan untuk pejabat yang ditugaskan untuk mengikuti
Diklatpim termaksud.
71

c) Diklat Fungsional
Diklat fungsional merupakan Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional masing-masing pemangku jabatan fungsional yang ditetapkan oleh
instansi Pembina jabatan fungsional yang bersangkutan.
Tahapan Usulan untuk mengikuti Diklat Fungsional bagi pegawai UPT
RSUD Sayang Rakyat adalah sebagai berikut :
 SKPD menerima pemberitahuan/informasi pelaksanaan Diklat fungsional dari
BKD provinsi Sulawesi Selatan, Badan Diklat Prov Sulawesi Selatan atau dari
Instansi Pembina Jabatan Fungsionalterkait.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menginventarisir pemangku jabatan
fungsional dan disampaikan kepada Direktur .
 Direktur memilih dan menugaskan pemangku jabatan terkait sesuai dengan
alokasi peserta yang diminta dari pihak penyelenggara.
 Membuat usulan calon peserta Diklat Fungsional yang ditugaskan oleh Direktur
dan disampaikan kepada pihak penyelenggara.
 Membuat surat Penugasan kepada Calon peserta Diklat Fungsional yang telah
diusulkan

d) Diklat Teknis
Diklat Teknis merupakan Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS.
Kompetensi teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang-
bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing.
Tahapan usulan mengikuti Diklat Teknis bagi pegawai UPT RSUD
Sayang Rakyat adalah sebagai berikut :
 SKPD menerima pemberitahuan / informasi pelaksanaan Diklat Teknis dari
Provinsi Sulawesi Selatan Cq. BKD Provinsi Sulawesi Selatan atau dari Badan
Diklat Provinsi Sulawesi Selatan.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menginventarisir pegawai yang terkait
dengan pelaksanaan Diklat teknis termaksud dan disampaikan kepada Direktur.
 Direktur memilih dan menunjuk pegawai yang akan ditugaskan untuk mengikuti
Diklat Teknis termaksud.
72

 Membuat usulan calon peserta Diklat Teknis dan disampaikan kepada pihak
penyelenggara Diklat Teknis.
 Membuat Surat Penugasan kepada Pegawai yang ditugaskan untuk mengikuti
Diklat Teknis.
5. Pola Karier
Untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengan penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan pembangunan, perlu disusun pola karier PNS yang terintegrasi
secara nasional. Pola karier PNS merupakan pola dasar mengenai urutan
penempatan dan/atau perpindahan PNS dalam dan antar posisi di setiap jenis
Jabatan secara berkesinambungan. Adapun Pola karier PNS sebagaimana
dimaksud terdiri atas:
a) pola karier instansi; dan
b) pola karier nasional.
Setiap Instansi Pemerintah menyusun pola karier instansi sebagaimana
secara khusus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pola karier nasional. Pola
karier PNS dapat berbentuk:
a. Horizontal, yaitu perpindahan dari satu posisi Jabatan ke posisi Jabatan lain
yang setara, baik di dalam satu kelompok maupun antar kelompok JA, JFT,
atau JPT;
b. Vertikal, yaitu perpindahan dari satu posisi Jabatan ke posisi Jabatan yang lain
yang lebih tinggi, di dalam satu kelompok JA, JFT, atau JPT; dan
c. Diagonal, yaitu perpindahan dari satu posisi Jabatan ke posisi Jabatan lain
yang lebih tinggi antar kelompok JA, JFT, atau JPT.
Penempatan Kembali Pegawai adalah penugasan kembali pegawai pada
tugas/jabatan baru atau jabatan yang berbeda sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki, Sasaran penempatan pegawai baru diberikan kepada:
• Pegawai yang selesai menjalankan pendidikan baik melaluiijin belajar atau
tugas belajar
• Pegawai yang mutasi /rotasi intern dengan peminatan lain
Tata Cara penempatan pegawai baru menjadi Tugas Pokok Sub.Bag Umum
dan Kepegawaian. Oleh karena itu pegawai baru dilakukan analisa penempatan
berdasarkan kompetensi di Bidangnya masing-masing selanjutnya untuk dibuatkan
Surat Keputusan di Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Hal-hal yang berkaitan
dengan tatacara, jadwal, evaluasi pelaksanaan dan pelaporan diatur lebih lanjut
oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
6. Promosi
Promosi sebagaimana merupakan bentuk pola karier yang dapat
berbentuk vertikal atau diagonal. PNS dapat dipromosikan di dalam dan/atau antar
JA dan Jabatan Fungsional tertinggi keterampilan, Jabatan Fungsional tertinggi
ahli pertama, dan JFT ahli muda sepanjang memenuhi persyaratan Jabatan,
dengan memperhatikan kebutuhan organisasi. PNS yang menduduki Jabatan
administrator dan JFT Ahli Madya dapat dipromosikan ke dalam JPT pratama
sepanjang memenuhi persyaratan Jabatan, mengikuti, dan lulus seleksi terbuka,
dengan memperhatikan kebutuhan organisasi. PNS yang menduduki JFT Ahli
Utama dapat dipromosikan ke dalam JPT Madya sepanjang memenuhi
persyaratan Jabatan, mengikuti, dan lulus seleksi terbuka, dengan memperhatikan
kebutuhan organisasi.
7. Mutasi
Mutasi PNS dapat dilakukan didalam Instansi maupun keluar instansi (Inter dan antar
instansi).

1) Mutasi didalam instansi


Mutasi dalam instansi adalah perpindahan antar dari unit kerja di lingkup UPT
RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan, dimaksudkan guna meningkatkan
kinerja dan pengalaman PNS yang bersangkutan, untuk menghindari kejenuhan
dalam

7
bekerja dan/atau guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang
cenderung pada pelanggaran terhadap ketentuan/perundang – undangan yang
berlaku.
Tahapan mutasi/rotasi PNS adalah sebagai berikut :

 Rencana mutasi dari masing-masing unit kerja dibahas dalam rapat Pejabat
Struktural Kepegawaian besama bidang-bidang pada lingkup UPT RSUD
Sayang Rakyat
 Hasil keputusan rapat, disampaikan sebagai rekomendasi atau masukan kepada
Direkturuntuk mengambil kebijakan lebih lanjut .
 Direktur menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan memberikan disposisi
persetujuandan disampaikan kepada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian membuat Surat Keputusan Alih Tugas
sesuai dengandisposisi Direktur.
 Setelah ditandatangani oleh Direktur, Surat Keputusan Alih Tugas disampaikan
kepada PNS yang dimutasi dalam amplop tertutup.
 Semua proses/mekanisme mutasi pegawai/alih tugas bersifat rahasia .
2) Mutasi antar instansi
Mutasi antar Instansi Pemerintah adalah perpindahan PNS dari dan ke UPT RSUD
Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan dengan berbagai alasan yang dapat
dipertimbangkan oleh pimpinan.
Tahapan Mutasi PNS yang mengajukan pindah dari UPT RSUD Sayang Rakyat
Provinsi Sulawesi Selatan ke Instansi lain, adalah sebagai berikut :
 PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur UPT
RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan dengan telah dilampiri surat
rekomendasi/persetujuan dari instansi yang akan dituju .
 Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan mendelegasikan
kepada

7
Kepala Bagian Tata Usaha untuk membahas permohonan termaksud.

 Kepala BagianTata Usaha dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mengkaji,
dipertimbangkan atau ditunda atau tidak disetujui, dengan berdasarkan
pertimbangan alasan kepindahan, jenis ketenagaan, dan formasi.
 Hasil pembahasan disampaikan kepada Direktur sebagai masukan untuk
langkah selanjutnya.
 Apabila permohonan disetujui, maka Sub bagian Umum dan Kepegawaian
meneruskan usulan mutasi tersebut kepada pejabat yang berwenang.
 Kepindahan PNS yang bersangkutan dilaksanakan apabila sudah ada surat
keterangan bebas temuan dan SK mutasi telah diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang .
Tahapan Mutasi bagi PNS yang akan pindah bekerja di UPT RSUD Sayang
Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan, adalah sebagai berikut:
 PNS mengajukan permohonan ke Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Cq.
Badan Kepegawaian Daerah, apabila di setujui maka BKD Provinsi Sulawesi
Selatan akan memproses dengan mengirimkan surat persetujuan kepada Dinas
Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan yang merupakan induk dari UPT RSUD
Sayang Rakyat Setelah disetujui.
 Dinas Kesehatan selanjutnya bersurat kepada UPT RSUD Sayang Rakyat
untuk mengonfirmasi kesediaan menerima pegawai tersebut.
 UPT RSUD Sayang Rakyat dalam hal ini mengirimkan surat balasan kepada
Dinas Kesehatan, dan jika formasi tersedia maka akan langsung dibuatkan
surat pemanfaatan tenaga yang selanjutnya akan dikirim kembali ke UPT RSUD
Sayang Rakyat
 UPT RSUD Sayang Rakyat akan memproses surat pemanfaatan tenaga
tersebut dengan melakukan disposisi surat kepada Direktur kemudian membuat
Surat Pernyataan Melakukan Tugas (SPMT) sehingga pegawai tersebut telah
absah bertugas di UPT RSUD Sayang Rakyat

7
8. Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja merupakan salah satu unsur penting dalam manajemen.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang bertujuan untuk
memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Penilaian Kinerja Kepegawaian merupakan salah satu fungsi manajemen
kepegawaian (Pengelolaan Sumber Daya Manusia) yang bersifat kolektif dan
berupa suatu proses kegiatan yang meliputi pengumpulan data dan/atau informasi ,
evaluasi penilaian, serta koreksi atau saran perbaikan atas kekurangan dan/atau
penyimpangan dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian (Pengelolaan Sumber
Daya Manusia) yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Secara umum pengawasan Sumber Daya manusia di UPT RSUD Sayang
Rakyat dilaksanakan :
a. Evaluasi kinerja Staf Klinis dan Non Klinis dievaluasi berdasarkan kinerja
menggunakan OPPE (On Going Profesional Practice Evaluation) yaitu suatu
metode yang digunakan oleh institusi pelayanan kesehatan untuk melakukan
evaluasi klinis, evaluasi pengembangan profesi dan evaluasi prilaku etik staf
kesehatan yang memberikan pelayanan dengan menggunakan kriteria yang sudah
ditetapkan Rumah Sakit dengan data yang relevan yang dilaksanakan setiap setiap
tahun sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
b. Evaluasi kinerja Staf Klinis dan Non Klinis dievaluasi berdasarkan Sasaran Kerja
Pegawai dan Perilaku Pegawai yang dilaksanakan setiap bulan dan setiap tahun
sesuai dengan Peraturan

7
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019;
Adapun unsur Penilaian Prestasi kerja terdiri dari :
a) Penilaian Sasaran Kerja Pegawai meliputi aspek:
 Kualitas
 Kuantitas
 Waktu
 Biaya
b) Penilaian Perilaku Kerja Pegawai meliputi aspek:
 Orientasi Pelayanan
 Intergritas
 Komitmen
 Kerjasama
 Kepemimpinan
c. Evaluasi kinerja profesi staf klinis baru dilaksanakan sekurang-kurangnya 4
(empat) bulansejak pegawai tersebut dinyatakan diterima bekerja;
d. Evaluasi kinerja staf klinis berkelanjutan dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali;
e. Evaluasi penugasan ulang staf klinis (re-kredensial) dilakukan maksimal setiap 3
(tiga) tahunsekali.
9. Pengajian dan Tunjangan
Pengajian dan Tunjangan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang
atau barang, langsung atau tidak langsung yang diterima oleh karyawan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan oleh pemerintah. Kompensasi ini dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Kompensasi langsung (direct compensation) yang berupa Gaji, honorarium,
insentif, danjasa Pelayanan; dan
b. Kompensasi tidak langsung (indirest compensation atau eemployee welfare) yang
berupakesejahteraan karyawan .
 Gaji
Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang. Setiap
pegawai berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan
tanggung jawabnya. Pada dasarnya setiap pegawai beserta keluarganya harus
dapat hidup layak dari gajinya, sehingga dengan demikian pegawai dapat
memusatkan perhatian

7
dan kegiatannya untuk dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya
dengan demikian gaji pegawai negeri harus diusahakan oleh negara memenuhi
kebutuhan minimum karena apabila pegawai tetap tertekan oleh gaji yang tidak
cukup dibandingkan dengan kebutuhan sehari-hari maka akan dapat menimbulkan
akibat-akibat negative. Gaji pegawai terdiri dari :
1) Gaji Pokok
Kepada pegawai negeri sipil yang diangkat dalam suatu pangkat diberi gaji pokok
berdasarkan golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut. Gaji pokok
untuk CPNS adalah sebesar 80% dari gaji pokok yang diperuntukkan bagi Pegawai
Negeri Sipil tersebut. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu pangkat lebih
tinggi dari pangkat lama, diberikan gaji pokok baru berdasarkan pangkat baru yang
segaris dengan garis pokok dan masa kerja golongan dalam golongan ruang
menurut pangkat baru. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang diturunkan
pangkatnya lebih rendah dari pangkat lama diberikan gaji pokok berdasarkan
pangkat baru yang segaris dengan gaji pokok dan masa kerja golongan ruang
menurut pangkat lama.
2) Kenaikan Gaji Berkala
Kenaikan gaji berkala diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
 Telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala
 Penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-kurangnya cukup.

7
Pemberian gaji berkala dilakukan dengan surat pemberitahuan dari Direktur
UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan atas nama pejabat yang
berwenang kepada Kepala Biro Keuangan SETDA Propinsi Sulawesi Selatan dalam
kurun waktu 2 bulan sebelum kenaikan gaji berkala tersebut berlaku, dengan
demikian maka gaji berkala dapat diterimakan kepada PNS yang bersangkutan
tepat pada waktunya.
PNS yang tidak memenuhi persyaratan kenaikan gaji berkala dapat ditunda
untuk paling lama 1 tahun, dan apabila setelah penundaan tersebut PNS yang
bersangkutan belum juga memenuhi syarat pelaksanaan pekerjaan maka kenaikan
gaji berkalanya ditunda lagi tiap-tiap kali paling lama 1 tahun. Penundaan gaji
berkala dilakukan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang.
 Tunjangan
Untuk mendukung kesejahteraan PNS beserta keluarganya disamping gaji pokok
diberikan pula berbagai macam tunjangan yaitu tunjangan istri/suami, tunjangan
anak, tunjangan jabatan, tunjangan pangan dan lain-lain.
 Insentif dan Honorarium
Insentif dan Honorarium adalah penghasilan yang diterima oleh PNS selain dari gaji
pokok yang bersumber dari dana BLUD/APBD Propinsi Sulawesi Selatan sesuai
yang diberikan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Jasa Pelayanan
Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diberikan oleh pemerintah atas kontribusi
langsung yang diberikan terhadap pelayanan yang dilakukan di UPT RSUD Sayang
Rakyat. Pengaturan tentang pola dan bobot pemberian jasa pelayanan diatur
melalui Surat Keputusan Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat dengan mengacu
pada Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan. Pemberian Jasa Pelayanan
dilaksanakan setiap bulan yang besarnya tergantung daripendapatan UPT RSUD
Sayang Rakyat. Adapun ketentuan dan pola Jasa Pelayanan telah diatur dalam
Surat Keputusan Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat. Dengan demikian, maka
dengan adanya jasa pelayanan ini diharapkan dapat memberikan motivasi kinerja
pegawai dan meningkatkan kesejahteraan secara adil dan proporsional.
10. Penghargaan
Untuk mendorong dan meningkatkan prestasi kerja serta untuk memupuk

7
kesetiaan terhadap Negara, maka Pegawai Negeri Sipil yang telah menunjukkan
prestasi kerja, maka diberikan penghargaan oleh pemerintah. bentuk penghargaan
terdiri dari :
1) Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
Kenaikan Pangkat merupakan salah satu elemen penting dalam pembinaan karier
PNS, karena melalui kenaikan pangkat yang tepat waktu dan tepat sasaran
diharapkan akan menumbuhkan semangat kerja bagi PNS yaqng bersangkutan.
Kenaikan Pangkat merupakan Penghargaan yang diberikan atas pengabdian PNS
terhadap Negara yang dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih
meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya. Periode Kenaikan pangkat PNS
ditetapkan tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun kecuali Kenaikan Pangkat
Anumerta dan Kenaikan Pangkat Pengabdian. Masa Kerja untuk kenaikan pangkat
dihitung sejak pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil . Adapun jenis
Kenaikan Pangkat tersebut adalah sebagai berikut :
 Kenaikan Pangkat Reguler
Kenaikan Pangkat Reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan.
Kenaikan Pangkat Regulerdiberikan kepada PNS yang :

8
 Tidak menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu;
 Melaksanakan tugas belajar yang sebelumnya tidak menduduki jabatan
struktural atau fungsional tertentu;
 Syarat-syarat Kenaikan Pangkat Regular adalah sebagai berikut :

- Berstatus PNS;

- Tidak melampaui pangkat atasan langsung;

- Masih dalam jenjang kepangkatan;

- Lulus ujian yang dipersyaratkan;

- Memiliki Prestasi Kerja Baik

- Sekurang- kurangnya telah empat tahun dalam pangkat terakhir;


 Kenaikan Pangkat Pilihan
Kenaikan Pangkat Pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan
kepada PNS atas prestasi kerja yang tinggi. Kenaikan Pangkat Pilihan diberikan
kepada PNS yang :
a) Menduduki Jabatan Struktural
PNS yang menduduki jabatan struktural yang pangkatnya masih satu tingkat
dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan dalam jabatan itu, dapat
dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi, apabila telah satu tahun dalam
pangkat terakhir dan sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan
struktural yang diduduki, dihitung sejak pelantikan. PNS yang diangkat dalam
jabatan struktural yang pangkatnya masih setingkat lebih rendah dari yang
dipersyaratkan dalam jabatan tersebut, dan telah empat tahun atau lebih
dalam pangkat terakhir, maka dapat dipertimbangkan pada periode kenaikan
pangkat setelah pelantikan.
b) Menduduki Jabatan Fungsional tertentu
Kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu,
diberikan apabila :
 Sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir;

 Telah memenuhi angka kredit yang telah ditentukan;

 Memiliki prestasi kerja baik dalam dua tahun terakhir.

8
 Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah
Kenaikan Pangkat PI dapat dipertimbangkan apabila :

 Diangkat dalam jabatan/tugas yang memerlukan keahlian/kemampuan yang


sesuai dengan ijazah yang diperoleh;
 Sekurang – kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir;

 Memiliki prestasi kerja baik dalam 2 tahun terakhir;

 Memenuhi jumlah angka kredit tertentu untuk jabatan fungsional;

 Telah lulus Ujian Penyesuaian ijazah.


 Kenaikan Pangkat Anumerta
PNS yang dinyatakan meninggal dunia dalam kondisi pns aktif diberikan
Kenaikan Pangkat Anumerta setingkat lebih tinggi, yang berlaku sejak yang
bersangkutan dinyatakan meninggal. Pemberian Pangkat Anumerta harus
diusahakan sebelum PNS yangmeninggal dimakamkan dan Surat keputusan
pangkat anumerta tersebut hendaknya dibacakan pada waktu upacara
pemakaman. Dengan demikian hendaknya diterbitkan Surat keputusan
Sementara oleh pejabat yang berwenang.
 Kenaikan Pangkat Pengabdian
Kenaikan Pangkat Pengabdian diberikan kepada PNS yang meninggal dunia
atau mencapai batas usia pensiun. Penetapan/pemberian Kenaikan Pangkat
Pengabdian berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

8
 Memiliki masa kerja PNS selama sekurang-kurangnya 30 tahun secara terus
menerusdan sekurang-kurangnya telah satu bulan dalam pangkat terakhir.
 Memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 20 tahun secara terus
menerus dansekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir.
 Memiliki sekurang-kurangnya masa kerja 10 tahun secara terus menerus dan
sekurang kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir .
2) Peningkatan Kompetensi pegawai
 Pengembangan Pegawai Melalui Pendidikan Formal
Setiap pegawai memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk diikut sertakan
dalam pengembangan kompetensi sebagaimana dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja dan penilaian kompetensi pegawai yang bersangkutan.
Pengembangan kompetensi bagi setiap pegawai sebagaimana dimaksud dilakukan
paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam1 (satu) tahun. Setiap Pegawai
wajib diberikan pelatihan teknik resusitasi jantung paru tingkat dasar pada seluruh
staf dan tingkat lanjut bagi staf yang ditentukan oleh rumah sakit. Adapun
pengembangan pegawai dalam bentuk formal meliputi:
a) Tugas Belajar
PNS yang terpilih untuk melaksanakan tugas belajar dalam upaya pemenuhan
tenaga yang memiliki kompetensi tertentu, dan selama melaksanakan tugas
belajar dibebaskan dari semua tugas organik dengan tetap dipenuhi hak-hak
kepegawaiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan akan
didayagunakan kembali setelah selesai mengikuti tugas belajar dimaksud.
Tahapan Tugas Belajar :

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mengusulkan kepada pejabat yang


berwenang terhadap PNS yang ditunjuk untuk mengikuti tugas belajar.
 Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Keputusan Tugas Belajar atas
PNS yang bersangkutan, yang menyebutkan waktu dimulainya tugas belajar
serta yang terkait dengan pendanaan terhadap tugas termaksud.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian membuat usulan pemberhentian
jabatan sementara beserta hak berupa tunjangan bagi pemangku jabatan
fungsional, pada bulan ketujuh terhitung sejak penetapan dimulainya tugas
belajar.

8
 Bagi pemangku jabatan struktural, maka usulan pemberhentian jabatan
akan disampaikan terhitung pejabat termaksud melaksanakan tugas belajar.
 Setelah selesai mengikuti tugas belajar, pejabat yang berwenang
menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian PNS yang telah selesai
mengikuti tugas belajar untuk didayagunakan di instansi pengusul.
 Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan
mendayagunakan kembali tenaga termaksud untuk melaksanakan tugas
sesuai dengan kompetensi yang diperoleh selama tugas belajar .
b). Ijin Belajar
PNS pada UPT RSUD Sayang Rakyat yang atas kemauan sendiri ingin
meneruskan kejenjang pendidikan formal yang lebih tinggi dengan biaya
sendiri, dilaksanakan diluar jamkerja kedinasan dan tidak mengganggu tugas –
tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS yang bersangkutan.

8
Tahapan Ijin Belajat:
 PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur
melalui mekanisme yang berlaku.
 Direktur memberikan disposisi terhadap surat permohonan termaksud dan
diteruskan ke Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian membuat surat jawaban sesuai
disposisi Direktur.
 PNS yang disetujui mengikuti Ijin Belajar, maka harus melengkapi
berkas/persyaratan pengajuan Ijin Belajar kepada pejabat yang berwenang
Cq. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
 Direktur mengusulkan Surat permohonan ijin belajar yang telah disiapkan
oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian kepada pejabat yang
berwenang.
 Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan menerbitkan Surat
Ijin Belajar, dengan menyebutkan berbagai ketentuan yang harus ditaati
dan dilaksanakan oleh PNS yang mengikuti Ijin Belajar.
3) Pengembangan Pegawai Melalui Pendidikan dan Pelatihan
a). Diklat Prajabatan
Diklat Prajabatan merupakan Diklat yang dipersyaratkan dalam pengangkatan
CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS wajib
mengikuti dan lulus diklat prajabatan. CPNS wajib diikutsertakan dalam diklat
Prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengangkatannya
sebagai CPNS. Diklat Prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan
dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika PNS
disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan
Negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan
tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.
Diklat Prajabatan terdiri dari :
 Diklat Prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I
 Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II
 Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III
Tahapan Usulan Prajabatan bagi CPNS UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi
Sulawesi Selatan:
 SKPD UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan menerima

8
pemberitahuan dari Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
tentang pelaksanaan Diklat Prajabatan.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menginventarisir jumlah CPNS yang
akan diusulkan untuk mengikuti Diklat Prajabatan.
 Menginformasikan kepada CPNS terkait tentang pelaksanaan Diklat
Prajabatan dan meminta berkas kelengkapan yang diperlukan.
 Direktur mengusulkan CPNS yang diikutsertakan dalam Diklat prajabatan
kepada pejabat yang berwenang Cq. BKD Provinsi Sulawesi Selatan.
b) Diklat Kepemimpinan
Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan atau disingkat Diklatpim
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur
pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang ditentukan.
Kompetensi dalam Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan ini merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi PNS yang diangkat dalam jabatan
struktural dalam rangka memenuhi kompetensi jabatannya disamping syarat-
syarat lain yang ditentukan. Oleh sebab itu, Diklat ini ditujukan bagi mereka
yang akan dan/atau telah menduduki jabatan struktural di UPT RSUD Sayang
Rakyat. Dengan demikian maka keikutsertaan dalam Diklatpim ini sifatnya
selektif dan diikuti atas dasar penugasan dan bukan merupakan fasilitas yang
bersifat terbuka dan tidak dapat diminta
sebagai hak.

8
Diklatpim yang di ikuti oleh pegawai/pejabat struktural pada UPT RSUD Sayang
Rakyat adalah sebagai berikut :
 Diklatpim Tingkat IV, yang diperuntukkan bagi pemangkujabatan Eselon IV

 Diklatpim Tingkat III, yang diperuntukkan bagi pemangku jabatanEselon III.

 Diklatpim Tingkat II, diperuntukkan bagi pemangku jabatan Eselon II.


Tahapan usulan mengikuti Diklatpim adalah sebagai berikut :
 SKPD menerima pemberitahuan pelaksanaan Diklatpim dari Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan Cq. Badan Kepegawaian Daerah dan atau Badan
Diklat Provinsi Sulawesi Selatan.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menginventarisir nama pemangku
jabatan yang akan diikutsertakan sesuai dengan jenis Diklatpim yang akan
dilaksanakan .
 Membuat usulan calon peserta Diklatpim yang ditandatangani oleh Direktur
UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan dan disampaikan
kepada pejabat yang berwenang (BKD Prov Sulsel dan atau Badan Diklat
Prov Sulawesi Selatan).
 Membuat Surat Penugasan untuk pejabat yang ditugaskan untuk mengikuti
Diklatpim termaksud.
c) Diklat Fungsional
Diklat fungsional merupakan Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional masing-masing pemangku jabatan fungsional yang ditetapkan oleh
instansi Pembina jabatan fungsional yang bersangkutan.
Tahapan Usulan untuk mengikuti Diklat Fungsional bagi pegawai UPT RSUD
Sayang Rakyat adalah sebagai berikut :
 SKPD menerima pemberitahuan/informasi pelaksanaan Diklat fungsional
dari BKD Provinsi Sulawesi Selatan, Badan Diklat Prov Sulawesi Selatan
atau dari Instansi Pembina Jabatan Fungsionalterkait.
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menginventarisir pemangku jabatan
fungsional dan disampaikan kepada Direktur .
 Direktur memilih dan menugaskan pemangku jabatan terkait sesuai dengan
alokasi peserta yang diminta dari pihak penyelenggara.

8
 Membuat usulan calon peserta Diklat Fungsional yang ditugaskan oleh
Direktur dan disampaikan kepada pihak penyelenggara.
 Membuat surat Penugasan kepada Calon peserta Diklat Fungsional yang
telah diusulkan.
d). Diklat Teknis
Diklat Teknis merupakan Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Kompetensi
teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis
tertentu untuk pelaksanaan tugas masing – masing.
Tahapan usulan mengikuti Diklat Teknis bagi pegawai UPT RSUD Sayang
Rakyat adalah sebagai berikut :
a. SKPD menerima pemberitahuan/informasi pelaksanaan Diklat Teknis dari
Provinsi Sulawesi Selatan Cq. BKD Provinsi Sulawesi Selatan atau dari
Badan Diklat Provinsi Sulawesi selatan.
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menginventarisir pegawai yang terkait
dengan pelaksanaan Diklat teknis termaksud dan disampaikan kepada
Direktur.
c. Direktur memilih dan menunjuk pegawai yang akan ditugaskan untuk
mengikuti Diklat Teknis termaksud.

d. Membuat usulan calon peserta Diklat Teknis dan disampaikan kepada pihak
penyelenggara Diklat Teknis.
e. Membuat Surat Penugasan kepada Pegawai yang ditugaskan untuk
mengikuti DiklatTeknis.

8
4) Satya Lancana Karya Satya
Penghargaan adalah tanda kehormatan yang dianugerahkan kepada
PNS sebagai penghargaan atas jasa – jasanya terhadap Negara.
Macam dan bentuk Satya Lencana Karya Satya yaitu :
 Satya Lencana karya Satya 10 Tahun, berwarna perunggu;
 Satya Lencana karya Satya 20 tahun berwarna perak;
 Satya lencana karya satya 30 Tahun berwarna emas .
5) Cuti
Kesejahteraan bagi pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat diberikan dalam bentuk :
 Cuti PNS
Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rohani , maka kepada
PNS setelah bekerja dalam kurun waktu tertentu perlu diberikan Cuti,
sebagaimana diatur dalam PP Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen PNS.
Cuti adalah keadaan tidak masuk bekerja yang diijinkan dalam jangka waktu
tertentu, Tujuan diberikan Cuti adalah untuk memberikan kesempatan istirahat
bagi PNS dalam rangka menjamin kesegaran jasmani dan rohani. Jenis Cuti
PNS adalah :
- Cuti Tahunan;
- Cuti Besar;
- Cuti Sakit;
- Cuti Bersalin; dan
- Cuti Diluar tanggungan Negara. Pengaturan Cuti secara Teknis sesuai
denganperaturan perundang – undangan yang berlaku.
6) Asuransi Kesehatan (Askes)
Setiap orang memeliki resiko yang sama untuk terserang penyakit,tanpa
kecuali PNS. Oleh karena itu perlu perlindungan kesehatan bagi PNS yang meliputi
pengobatan, perawatan sehingga para PNS terjamin kesejahteraannya. Asuransi
Kesehatan (ASKES) adalah jaminan pemberian pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada PNS.
11. Disiplin
Penegakan disiplin PNS pada UPT RSUD Sayang Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan
melalui :

8
1) Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Dalam rangka usaha untuk lebih menjamin obyektifitas dalam
pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja, maka
ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian
kinerja Pegawai Negeri Sipil. TujuanPenilaian kinerja Pegawai ini adalah untuk
memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan PNS
berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja.
Adapun unsur Penilaian kinerja terdiri dari :
a) Penilaian Sasaran Kerja Pegawai meliputi aspek:
 Kualitas
 Kuantitas
 Waktu
 Biaya
b) Penilaian Perilaku Kerja Pegawai meliputi aspek:
 Orientasi Pelayanan
 Intergritas
 Komitmen
 Kerjasama
 Kepemimpinan

2) Penegakan Peraturan Disiplin PNS

Salah satu elemen pengawasan PNS adalah dengan ditetapkannya


Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil diundangkan dengan
tujuan agar dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran
pelaksanaan tugas. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatanPNS yang melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun diluar jam kedinasan .
a) Hukuman Disiplin
Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS
karena melanggar peraturan disiplin PNS. Penjatuhan hukuman disiplin
berdasarkan pada asas keadilan sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukannya. Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pelanggaran disiplin
yang dilakukan, kemudian diputuskan jenis hukuman disiplin yang setimpal
dengan kesalahan yang dilakukan.

9
b) Tingkat Hukuman Disiplin terdiri dari Jenis Hukuman Disiplin Ringan adalah :
- Teguran lisan;
- Teguran tertulis;
- Pernyataan Tidak Puas secara
Tertulis. Jenis Hukuman Disiplin Sedang terdiri
dari :

- Penundaan KGB selama 1 (satu) tahun;

- Penundaan Kenaikan Pangkat selama 1 (satu) tahun;

- Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1(satu) tahun;


Jenis Hukuman Disiplin Berat terdiri dari :

- Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun.

- Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;

- Pembebasan dari jabatan

- Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri


sebagai PNS;

- Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.


Tata cara penjatuhan Hukuman Disiplin bagi PNS UPT RSUD Sayang
Rakyat yang tidak mentaati kewajiban dan melanggar larangan peraturan disiplin
PNS dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan Melalui Presensi harian dan Apel serta Upacara Bendera
Presensi harian merupakan sarana kontrol bagi atasan atas kehadiran pegawai.
Sedangkan presensi Apel dan atau Upacara bendera dimaksudkan untuk
memberikan motivasi terhadap ketaatan pegawai di dalam melaskanakan salah
satu kewajibannya. Tindak lanjut dari pengawasan melalui presensi, apabila
berdasarkan presensi kehadiran diketahui melalaikan kewajibannya dalam kurun
waktu tertentu, maka dapat sebagai dasar untuk diberlakukannya sanksi
disiplin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
12. Pemberhentian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 dan Peraturan
BKN Nomor 3 tahun 2020 Tentang Pemberhentian PNS. Pemberhentian sebagai
pegewai negeri sipil adalah pemberhentian yang menyebabkan yang bersangkutan
tidak lagi berkedudukan sebagai PNS. Seorang PNS dapat diberhentikan sebagai
PNS, karena alasan sebagai berikut :

9
1) Pemberhentian atas permintaan sendiri
Pemberhentian atas permintaan sendiri artinya PNS yang meminta
berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS. Namun demikian permintaan
tersebut dapat ditunda untuk paling lama 1 tahun apabila ada kepentingan dinas
yang mendesak. Permintaan seorang PNS dapat ditolak apabila yang
bersangkutan terikat pada ikatan dinas, sedang menjalani wajib militer dan yang
serupa itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PNS yang
diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri diberikan hak-hak
kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila saat
berhenti usia telah mencapai 50 tahun dan masa kerja telah 20 tahun, maka
kepadanya diberikan hak pensiun.
2) Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun
Batas usia pensiun seorang PNS adalah 58 tahun. Namun demikian gaji
PNS yang menjabat jabatan tertentu dapat diperpanjang sampai usia tertentu. PNS
yang telah mencapai batas pensiun diberhentikan sebagai PNS dan kepadanya
diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku
selambat- lambatnya 15 bulan. Sebelum PNS mencapai batas pensiun, pimpinan
instansi wajib memberitahukan kepada PNS yang bersangkutan bahwa ia akan
diberhentikan sebagai PNS.
Berdasarkan pemberitahuan tersebut PNS mengajukan permohonan
berhenti dengan hak pensiun. PNS yang telah mencapai batas usia pensiun tetapi
tidak mengajukan permohonan berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS dengan mendapat hak-hak kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang
berlaku berdasarkan data yang ada pada instansi yang bersangkutan.
Tahapan usulan pensiun PNS UPT RSUD Sayang Rakyat :
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, membuat surat pemberitahuan kepada
PNS yang ditandatangani oleh direktur paling lambat 15 bulan kepada PNS
yang akan memasuki usia pensiun dan minta tanggapan apakah PNS yang
bersangkutan akan mengambil masa persiapan pensiun atau tidak.
 PNS yang bersangkutan memberikan jawaban kepada direktur tentang
pernyataan akan mengambil dan atau tidak mengambil masa persiapan pensiun
 PNS yang bersangkutan diminta untuk segera membuat surat permohonan
berhenti dengan hormat dengan hak pensiun kepada direktur.

9
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian membuat surat usulan kepada pejabat
yang berwenang tentang pemberhentian dengan hormat dengan hak pensiun
dan usulan kenaikan pangkat pengabdian bagi PNS yang akan pensiun dan
telah memenuhi syarat- syarat yang telah ditentukan
 Surat usulan pensiun dan kelengkapan berkasnya dimintakan pengesahan pada
direktur

 Sub Bagian Umum dan kepegawaian mengurus proses penerbitan SK pensiun


ke instansi terkait sampai dengan diterbitkannya SK pensiun bagi PNS yang
bersangkutan.
 Proses pengajuan usulan pensiun dilakukan 1 tahun sebelum batas waktu
pensiun sehingga diharapkan SK pensiun yang bersangkutan telah diterbitkan 3
bulan sebelum yang bersangkutan mulai pensiun.
3) Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi
Perubahan satuan-satuan organisasi negara adakalanya mengakibatkan
kelebihan PNS. Apabilia terjadi hal demikian maka PNS yang kelebihan itu
disalurkan kepada satuan organisasi lainnya.
4) Pemberhentian karena melakukan tindak pidana/penyelewengan Pegawai
Negeri Sipil dapat diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS karena :
Melanggar sumpah janji PNS, sumpah/janji jabatan atau pelanggaran
disiplin berat, dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah
mempunyai kekuatan hukum tetap, karena dengan sengaja melakukan tindakan
pidana kejahatan yang diancam pidana penjara setinggi-tingginya 4 tahun atau
ancaman pidana lebih berat. Pemberhentian sebagaimana tersebut dapat
dilakukan dengan hormat atau tidak dengan hormat, tergantung pertimbangan
pejabat yang berwenang atas berat atau ringannya perbuatan yang dilakukan dan
besar atau kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan itu. PNS diberhentikan
tidak dengan hormat apabila dipidana penjara atau kurungan berdasarkan
keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena :
- Melakukan tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 413 sampai dengan Pasal 436 KUHP.
- Melakukan tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 104
sampai dengan 161 KUHP.

9
5) Pemberhentian karena tidak cakap jasmani atau rohani
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak
kepegawaian berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku apabila
berdasarkan tim penguji kesehatan dinyatakan :
- Tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri karena kesehatannya
- Menderita penyakit/kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri atau
lingkungan kerjanya
- Setelah berakhirnya cuti sakit belum mampu bekerja kembali
6) Pemberhentian karena tidak masuk bekerja
PNS yang tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh
enam) hari kerja atau lebih secara kumulatif, maka akan diberhentikan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri atau diberhentikan tidak dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
7) Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang
- PNS yang meninggal dunia, dengan sendirinya dianggap diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS
- PNS yang hilang dianggap meninggal dunia pada akhir bulan ke 12 sejak ia
dinyatakan hilang, apabila diketemukan kembali sebelum melewati 12 bulan
dan masih hidup/sehat maka dipekerjakan kembali sebagai PNS.
8) Pemberhentian karena sebab lain
PNS yang tidak melaporkan diri kembali pada instansi induknya setelah
habis menjalankan cuti diluar tanggungan negara diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS dengan berbagai pertimbangan.
13. Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua

1) Tapera PNS
Perumahan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, tidak terkecuali
para PNS. Namun demikian, kemampuan keuangan PNS sangat terbatas,
sehingga perlu diupayakan cara agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Untuk
itu perlu usaha gotong-royong berdasar kebersamaan, kekeluargaan dan
kesetiakawanan PNS melalui tabungan perumahan.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) adalah salah
satu program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam upaya membantu PNS
untuk mendapatkan perumahan. Adapun maksud dan tujuan Taperum PNS

9
adalah : untuk membantu uang muka pembelian rumah dan/atau membantu
sebagian biaya pembangunan rumah bagi PNS yang sudahmemiliki tanah sendiri.
Ketentuan lebih lanjut tentang Taperum PNS sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020 tentang penyelenggaraan Tabungan
Perumahan Rakyat .
2) Santuan Uang Duka PNS yang meninggal Dunia
PNS yang meninggal dunia mendapatkan santunan berupa uang duka yang
diterimakan kepada ahli warisnya ( Suami/isteri/anak ).
Tahapan pengajuan santunan uang duka PNS adalah sebagai berikut :

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian membuat usulan kepada Gubernur


Sulawesi Selatan Cq. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan untuk mendapatkan santunan uang dukabagi ahli waris PNS yang
meninggal dunia, dengan dilampiri Surat Kematian, Akta Nikah dan SK
Pangkat Terakhir PNS yang meninggal dunia.
 Direktur mengusulkan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
 Ahli waris menerima uang santunan di BKD Provinsi Sulawesi Selatan
3) Uang Tali Asih PNS yang Purna Tugas
Bagi PNS di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang
telah memasuki purna tugas (pensiun) akan menerima uang tali asih dari
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Tahapan pemberian uang tali asih adalah sebagai beriku :
 Untuk PNS Golongan I dan II akan diusulkan untuk mengikuti pembekalan
purna tugas yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan sedangkan untuk PNS Golongan III dan IV tidak perlu
mengikuti pembekalan.
 Setelah selesai mengikuti pembekalan, PNS yang bersangkutan mendapatkan
sertifikat pembekalan.
 Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat mengusulkan Pemberian Bantuan Tali
Asih ke Gubernur Sulawesi Selatan Cq. Badan Kepegawaian Daerah.
 Menjelang purna tugas PNS yang bersangkutan dipanggil untuk menerima
bantuan uang tali asih yang diterimakan di Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan.

9
14. Perlindungan
1) Pemeriksaan Kesehatan Pegawai
Seluruh pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat wajib melaksanakan
pemeriksaan kesehatan pegawai secara berkala. Pemeriksaan kesehatan
tersebut bertujuan untuk :
a. Deteksi dini kesehatan seluruh pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat. Dengan
mengetahui lebih dini penyakit yang dialami oleg pegawai maka dapat lebih
dini pula penanganannya.
b. Evaluasi penempatan pegawai terkait dengan hasil pemeriksaan

c. Dasar evaluasi pemberian rincian kewenangan klinik Pemeriksaan pegawai


dilaksanakan pada
1. Pemeriksaan pra pekerjaan/sebelum bekerja
2. Pemeriksaan reguler setiap 3 ( tiga ) tahun sekali
3. Pemeriksaan kesehatan khusus, yang dilakukan apabila terindikasi
adanya gangguan kesehatan dimana jenis pemeriksaan disesuaikan
dengan kebutuhan.
2) Uang Tali Asih PNS yang Purna Tugas
Bagi PNS di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang
telah memasuki purna tugas (pensiun) akan menerima uang tali asih dari
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Tahapan pemberian uang tali asih adalah sebagai beriku :
 Untuk PNS Golongan I dan II akan diusulkan untuk mengikuti pembekalan
purna tugas yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan sedangkan untuk PNS Golongan III dan IV tidak perlu
mengikuti pembekalan.
 Setelah selesai mengikuti pembekalan, PNS yang bersangkutan mendapatkan
sertifikat pembekalan.
 Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat mengusulkan Pemberian Bantuan Tali
Asih ke Gubernur Sulawesi Selatan Cq. Badan Kepegawaian Daerah.
 Menjelang purna tugas PNS yang bersangkutan dipanggil untuk menerima
bantuan uang tali asih yang diterimakan di Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan.

9
15. Perlindungan
1) Pemeriksaan Kesehatan Pegawai
Seluruh pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat wajib melaksanakan
pemeriksaan kesehatan pegawai secara berkala. Pemeriksaan kesehatan
tersebut bertujuan untuk :
a. Deteksi dini kesehatan seluruh pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat. Dengan
mengetahui lebih dini penyakit yang dialami oleh pegawai maka dapat lebih
dini pula penanganannya.
b. Evaluasi penempatan pegawai terkait dengan hasil pemeriksaan
c. Dasar evaluasi pemberian rincian kewenangan klinik Pemeriksaan pegawai
dilaksanakan pada
1. Pemeriksaan pra pekerjaan/sebelum bekerja
2. Pemeriksaan reguler setiap 3 ( tiga ) tahun sekali
3. Pemeriksaan kesehatan khusus, yang dilakukan apabila terindikasi
adanya gangguan kesehatan dimana jenis pemeriksaan disesuaikan
dengan kebutuhan.
Jenis pemeriksaan berdasarkan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan pra pekerja atau sebelum bekerja


Untuk mengetahui kondisi kesehatan pegawai sebelum pekerja, maka
pegawai baru wajib mengumpulkan hasil pemeriksaan kesehatan. Adapun
jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Darah Lengkap
b. Foto Thoraks
2. Pemeriksaan reguler / Berkala setiap 3 ( tiga ) tahun sekali.
Seluruh pegawai UPT RSUD Sayang Rakyat wajib melaksanakan
pemeriksaan secara berkala maksimal 3 (tiga) tahun sekali untuk
mengetahui kondisikesehatannya sehingga dapat segera diketahui secara
dini penyakit yang ditimbulkan akibat pekerjaannya serta rencana tindak
lanjut terkaitdengan hasil pemeriksaan kesehatan tersebut.

9
Jenis pemeriksaan kesehatan antara pegawai satu dengan pegawai yang lain berbeda
tergantung pada area atau unit kerja pegawai tersebut.
Adapun jenis pemeriksaan kesehatannya adalah sebagai berikut :
NO LINGKUP UNIT KERJA JENIS PEMERIKSAAN
1 Seluruh Staf Managemen dilingkungan Cek darah lengkap
UPT RSUD Sayang Rakyat

2 Seluruh staf klinis dan non klinis Cek darah lengkap dan
Foto Thorax,Hbs.Ag

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus


Pemeriksaan kesehatan khusus dilaksanakan untuk menindaklanjuti hasil
pemeriksaan kesehatan reguler/berkala dari kemungkinan terjadi penyakit akibat
kerja dan rekomendasi pelaporan karyawan yang mengalami kecelakaan kerja
selama bekerja dan menganalisa perjalanaan penyakit akibat kerja untuk
menempatkan kembali setelah sembuh dari sakit. Jenis pemeriksaan kesehatan
khusus disesuaikan dengan kebutuhan.Pemeriksaan kesehatan khusus
dilakukan di instalasi tertentu :
NO LINGKUP UNIT KERJA JENIS PEMERIKSAAN
Cek darah lengkap danFoto Thorax,Hbs.Ag,
1 Instalasi gawad darurat Vaksin Hepatitis B
Cek darah lengkap danFoto Thorax,Hbs.Ag,
2 Instalasi Bedah Sentral Vaksin Hepatitis B
Cek darah lengkap danFoto Thorax,Hbs.Ag,
3 Instalasi Care Unit Vaksin Hepatitis B
Cek darah lengkap danFoto
4 Irna Cempaka ( Ruang bersalin ) Thorax,Hbs.Ag,Vaksin Hepatitis B
Cek darah lengkap danFoto
5 Hemodialisa Thorax,Hbs.Ag,Vaksin Hepatitis B
Cek darah lengkap dan Pemeriksaan
6 Petugas Genset Kesehatantelingga
7 Petugas Limbah Cek darah lengkap ,
Vaksin Hepatitis B
8 Petugas Loundry Cek darah lengkap dan Hbs.Ag,Vaksin Hepatitis B

9
2. Perlindungan Kekerasan di Tempat Kerja
Kekerasan ditempat kerja adalah tindak kekerasan (termasuk ancaman atau
kekerasan fisik) yang ditunjukkan kepada seseorang yang sedang bekerja atau
sedang bertugas seperti; pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, membuat
luka, serangan fisik, menendang, mengigit, memukul, meludahi, mencakar,
meremas, mencubit, pelecehan ( termasuk seksual dan merendahkan asal/suku ),
pemarah, intimidasi, ancaman, pengasingan dari pergaulan, meninggalkan pesan
yang menyinggung, postur yang mengancam, gerakan yang kasar, menganggu
dengan alat kerja, sikap yang bermusuhan, sumpah serapah, teriakan, memanggil
dengan sebutan nama yang buruk, sindiran dan mendiamkan dengan sengaja.
Setiap tindakan kekerasan ditempat kerja wajib dilaporkan ke sub bagian
umum dan kepegawaian dengan melampirkan bukti pemeriksaaan fisik dan
laporan kronologis sebagai dasar pembuatan Berita Acara Pemeriksaan dan
rencana tindak lanjut.
Area berisiko di UPT RSUD Sayang Rakyat adalah sebagai berikut :

NO PRIORITAS AREA RESIKO PENGENDALIAN RESIKO


RESIKO
Resiko kejahatan
RUANG pencurian bayi Pemasangan CCTV
1 1 ANGGREK Resiko Penempatan Satpam
pencurianbarang 24Jam
penunggu pasien
Resiko perselisihan
2 2 APOTEK IRJA keluarga pasien Pemasangan CCTV
denganpetugas farmasi

Huru hara/keributan/
pengeroyokan Resiko Penempatan Satpam 24
3 3 IGD perselisihan dokter/ Jam Pemasangan CCTV
perawat dan
keluarga pasien
LOKET Resiko kejahatan
4 4 KEUANGAN pencurian/perampokan Pemasangan CCTV

9
Resiko kejahatan
pencurian ( Sepedamotor, Penempatan petugas parker 24jam
helm,spion mobil, Pemasangan cctvdiarea parker
5 AREA pembobolanmobil )
5 PARKIR
Resiko perselisihan
petugas dan pengunjung

6 6 RUANG Pencurian dokumen Pemasangan CCTV


REKAM Rekam
MEDIK Medik
Resiko perselisihan
7 7 RUANG IBS dokter/perawat dan Pemasangan CCTV
keluarga pasien

1
BAB VI
PERENCANAAN SDM

VI.1. Dasar Hukum


Dasar hukum perencanaan SDM adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor.36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
2. Undang-undang nomor 5 Tahun 2017 tentang Aparatur Sipil Negara.
3. Undang-undang Nomor.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
5. Peraturan Pemerintah No. 67 tahun 2019 tentang pengelolaan Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin pegawai
7. Peraturan pemerintah Nomor.17 tahun 2020 tentang manajemen PNS
8. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom (Lembaran Negara Tahun 2000
No.54, Tambahan Lembaran Negara No. 3952) ;
9. Peraturan Pemerintah No.72 tahun 2019 tentang Perangkat Daerah; Keputusan
Menkes No. 850/MENKES/SK/V/2000 tentang Kebijakan
10. Keputusan Menkes No. 850/MENKES/SK/V/2000 tentang Kebijakan
Pengembangan TenagaKesehatan tahun 2000 – 2010;
11. Profil JFT BKN tahun 2019
12. Keputusan Menkes No. 1277/MENKES/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan;
13. Keputusan Menkes No. 004/MENKES/SK/I/2003 tahun 2003 tentang Kebijakan
dan StrategiDesentralisasi Bidang Kesehatan;

VI.2. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pegawai


1. Umum.
Jumlah dan susunan jabatan Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan
suatu susunan organisasiditetapkan dalam suatu formasi untuk jangka waktu
tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan
dengan tujuan agar unit organisasi itu mampu melaksanakan tugasnya secara
berdaya guna, berhasilguna dan berkesinambungan..

1
2. Tujuan
Tujuan ditetapkannya formasi adalah agar satuan organisasi mempunyai
jumlah dan mutu pegawai yang memadai sesuai dengan beban kerja dan
tanggung jawab pada masing- masing organisasi .
3. Penyusunan Formasi
Proses penyusunan formasi di UPT RSUD Sayang Rakyat, dilakukan
dengan tahapan sebagaiberikut :
a). Penyusunan Pola Ketenagaan adalah bentuk struktur yang tetap atas
tenaga yang diperlukan pada suatu organisasi
b). Analisis Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh
data jabatan serta mengolah menjadi informasi jabatan yang
dipergunakan untuk analisis kebutuhan pegawai dalam kurun waktu
tertentu.
c). Penyusunan Daftar Susunan Pegawai (DSP) adalah Daftar peta jabatan
yang menunjukan nama jabatan, jumlah formasi, uraian tugas,
pangkat/Golongan, syarat jabatan (pendidikan formal, diklat struktural,
diklat teknis, diklat fungsional, pengalaman jabatan), dan bezetting
(kekuatan pegawai) .

4. Pengusulan Formasi
a) Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat mengusulkan Daftar formasi kebutuhan
pegawai berdasarkan Daftar Susunan Pegawai yang telah disusun oleh Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian kepada Gubernur Sulawesi Selatan Cq.
Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana Provinsi Sulawesi Selatan, pada
setiap awal tahun anggaran.
b) Biro Organisasi dan Tata Laksana Provinsi Sulawesi Selatan memproses
usulan Formasi dari semua SKPD Provinsi Sulawesi Selatan dan
disampaikan usulan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c) SKPD Menerima penetapan jumlah formasi dalam tahun anggaran yang
bersangkutan dari Pejabat Pembina Kepegawaian (GubernurSulawesi
Selatan).

1
5. Evaluasi dan Pemutakiran Pola Ketenagaan
a) Setelah formasi dilaksanakan dilakukan penempatan maupun penempatan
kembalisesuai faktor kompetensi
b) Rencana dan Pelaksanaan strategi dimonitor secaraberkelanjutan dan
diperbarui sesuaikebutuhan
c) Dilakukan proses koordinasi bersama pimpinan unit layanan
untuk updateperencanaan ketenagaan unit

VI.3. Perencanaan SDM


Perencanaan SDM adalah suatu proses yang sistematik dalam upaya
untuk pendayagunaan SDM dalam mencapai tujuan organisasi, adapun tujuan
adanya perencanaan SDM ini adalah :
- Meningkatkan pendayagunaan SDM
- Menyelaraskan aktivitas SDM dengan tujuan organisasi dimasa datang secara
efesien
- Penghematan dalam pengadaan pegawai
- Memperluas basis informasi manajemen SDM guna membantu aktivitas
personalia danunit organisasi yang lain
- Penggunaan orang secara lebih efesien dan adil dipekerjaan

VI.4. Ruang Lingkup dan Tata laksanan Proses Perencanaan SDM


Adapun ruang lingkup proses perencanaan SDM/pegawai di UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat meliputi :
1. Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat
2. Para Kabag dan Kabid di UPT RSUD Sayang Rakyat
3. Para Kasubag dan Kasie di UPT RSUD Sayang Rakyat
4. Setiap Unit di UPT RSUD Sayang Rakyat
Dalam proses perencanaan SDM Rumah Sakit menetapkan pendidikan,
keterampilan, pengetahuan dan persyaratan lain bagi seluruh staf yang
diperlukan sebagai upaya memproyeksikan susunan staf untuk memenuhi
kebutuhan staf.

Pertimbangan pimpinan Rumah Sakit dalam melakukan perencanaan SDM

1
adalah dengan mempertimbangkan :
1.Misi Rumah Sakit
2. Jumlah Pasien yang dilayani dibandingkan dengan jumlah tenaga yang tersedia
3. Jenis Pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit
4. Teknologi yang digunakan oleh Rumah Sakit dalam asuhan
pasienPerencanaan ini dipergunakan untuk mengatur
- Penugasan kembali staf dari satu unit kerja atau pelayanan ke unit kerja atau
pelayanan lainnya dalam menjawab perubahan kebutuhan pasien atau
kekurangan staf
- Pertimbangan dalam permintaan staf untuk ditugaskan kembali berdasarkan
nilai budaya atau kepercayaan agama.
- Kebijakan dan prosedur untuk alih/transfer tanggung jawab dari satu petugas ke
petugas lainnya, bila tanggung jawab itu berada diluar wilayah tanggung jawab
yang biasa dari petugas tersebut.

Proses perencanaan dibuat dalam bentuk Pola Ketenagaan UPT RSUD Sayang
Rakyat, dalam bentuk tertulis dan mengidentifikasikan jumlah serta jenis staf yang
dibutuhkan dengan keterampilan, pengetahuan dan ketentuan lain yang dibutuhkan oleh
masing-masing unit kerja dimana proses perencanaan SDM diawali dengan;

1
A. Menyusun Analisa Jabatan (ANJAB)
Analisa Jabatan adalah proses, metode, dan teknik untuk mendapatkan
data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan. Dalam penataan sistem
manajemen SDM Aparaturkhususnya penataan PNS, diperlukan informasi dasar
yaitu informasi tentang jabatan yang diperoleh dan analisa jabatan oleh karena
itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah analisa jabatan. Langkah yang
dimaksud bertujuan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik pekerjaan
yang ada disetiap unit kerja yang selanjutnya dirumuskan atau diformulasikan
menjadi jabatan. Rumusan jabatan kemudian dijadikan dasar untuk melakukan
berbagai kegiatan manajemen di bidang kepegawaian diantaranya menyusun
jabatan.
Analisa jabatan merupakan suatu cara mendasar dalam manajemen
sumber daya manusia untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan lengkap
mengenai suatu posisi jabatan dalam organisasi, serta merancang program dan
kegiatan penataan jabatan dan peningkatan kompetensi jabatan.
 Aspek dalam Analisa Jabatan
Analisa Jabatan pada hakekatnya adalah analisis organisasi sesuai
dengan hakekatnya, maka aspek pokok yang dianalisis dalam analisa jabatan
adalah pelaksanaan pekerjaan yang menjabarkan fungsi-fungsi yang ada disetiap
unit kerja, selain itu aspek lain yang di analisis antara lain adalah bahan-bahan
yang dipergunakan dalam bekerja berikut peralatan kerjanya, keadaan tempat
kerja, serta hal-hal lain yang mempengaruhi kemampuan kerja.
 Data dan Sumber Data
1. Data
Dalam menganalisis jabatan diperlukan berbagai macam data, data utama adalah
pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai, pekerjaan yang dimaksud adalah
pelaksanaan tugas sehari-hari oleh pegawai.
2. Sumber Data Sumber Data adalah
a. Para Pimpinan unit kerja
b. Pegawai yang bersangkutan
c. Surat-surat keputusan tentang organisasi
d. Laporan pelaksanaan kegiatan

1
e. Literatur atau referensi lain yang berkaitan dengan misi atau fungsi organisasi
 Hasil Analisa Jabatan
Hasil analisa jabatan merupakan informasi jabatan yang terdiri dari Uraian
Jabatan danPeta Jabatan, Uraian Jabatan meliputi :
a. Identitas jabatan
b. Ringkasa Tugas Jabatan
c. Rincian Tugas Jabatan
d. Wewenang
e. Tanggung Jawab
f. Hasil Kerja
g. Bahan Kerja
h. Perangkat Kerja
i. Hubungan Jabatan

j. Keadaan Tempat Kerja

k. Upaya Fisik
l. Kemungkinan Resiko Bahasya, dan

m. Syarat Jabatan
Analisa Jabatan dapat digunakan untuk tujuan kepegawaian, antara lain :
- Perbaikan sistem rekrutmen/seleksi pegawai
- Informasi penting penilaian jabatan
- Penyusunan jenjang karir
- Penyempurnaan pola mutasi/promosi/rotasi
- Perbaikan program pelatihan dan pendidikan pegawai

1
 Langkah-langkah Penyusunan Anjab Di UPT RSUD Sayang Rakyat
1. Dibentuk Tim Penyusun Analisa Jabatan yang beranggotakan setiap
pemangku jabatan
2. Setiap jenis jabatan harus memiliki informasi jabatan
3. Setiap pemangku jabatan melakukan analisa jabatan dengan mengisi
Form InformasiJabatan
4. Sub Umum dan Kepegawaian mengolah dan menganalisa hasil analisa
jabatan daripemangku jabatan
5. Sub Umum dan Kepegawaian menyusun analisa jabatan
6. Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat menetapkan analisa jabatan
7. Hasil analisa jabatan disampaikan ke Biro Organisasi dan Tata Laksana
Provinsi SulawesiSelatan sebagai bahan pertimbangan perencanaan
kebutuhan SDM tingkat Provinsi.
Contoh Format Analisa Jabatan
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN 62
DINAS KESEHATAN
UPT RSUD SAYANG RAKYAT

1. Nama Jabatan : -----


2. Kode Jabatan :-
3. Unit Kerja : UPT RSUD
Sayang Rakyat Eselon III :
Kepala Bidang …
Eselon IV : Kepala Seksi ….
4. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi :

1
DIREKTUR

KA.BIDANG TATA
USAHA

KA.SUB.BAGIAN KA. SUB.BAGIAN KA.SUB.BAGIAN


UMUM DAN KEUANGAN KEUANGAN

KA.BIDANG PELAYANAN KA.BIDANG PENUNJANG KA. BIDANG PENGEMBANGAN DAN


PEMELIHARAAN

KA. SEKSI PELAYANAN KA. SEKSI PENUNJANG MEDIK DAN KA. SEKSI PENGEMBANGAN
MEDIK NON MEDIK SDM DAN DIKLAT

KA. SEKSI PELAYANAN KA. SEKSI LOGISTIK MEDIK DAN NON KA. SEKSI PEMELIHARAAN
KEPERAWATAN MEDIK SARANA DAN PRASARANA

JABATAN FUNGSIONAL

5. Ikhtisari Jabatan
6. Uraian Tugas
a. Example

1
7. Bahan Kerja
NO Bahan Kerja Penggunaan Dalam Tugas

8. Perangkat Kerja/Alat Kerja


NO Perangkat Digunakan Untuk Tugas
Kerja

9. Hasil Kerja
NO Hasil Kerja Jumlah Satuan Waktu Yang Diperlukan

10. Tanggung jawab


11. Wewenang
a……………….
b………………

12. Korelasi Jabatan


NO Jabata Unit Kerja/Instansi Dalam Hal

13. Kondisi Lingkungan Kerja


NO Aspek Faktor
1 Tempat kerja -
2 Suhu -
3 Udara -
4 Kadaan -
5 RuanganLetak -
6 Penerangan -
7 Suara -
8 Keadaan Tempat Kerja -
9 Getaran -

1
14. Resiko Bahaya
NO Fisik/Mental Penyebab

1. Syarat Jabatan
a. Pangkat/Gol.Ruang :
b. Pendidikan :
c. Kursus/Diklat :
Penjenjangan :
Teknis :
d. Pengalaman Kerja :
e. Pengetahuan Kerja :
f. Keterampilan Kerja :
g. Bakat Kerja
1) …………………………………….
2) …………………………………….
h. Temperamen Kerja
1) ……………………………………
2) …………………………………….
i. Minat Kerja
1) ……………………………………
2) ……………………………………
j. Upaya Fisik
1) ……………………………………
2) ……………………………………
k. Kondisi Fisik
1) Jenis Kelamin :
2) Umur :
3) Tinggi Badan :
4) Berat Badan :
5) Postur Badan :
6) Penampilan :
l. Fungsi Pekerjaan
1) …………………………………
2) ………………………………….

2. Prestasi Kerja Yang Diharapkan


3. Butir Informasi lain
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………..
Makassar, 20…….

Mengetahui Atasan Langsung Yang membuat

(………………………………………..) (………………………………………..)
NIP : NIP

1
B. Menyusun Analisis Kebutuhan Pengawai berdasarkan beban pekerjaan (ABK)

Untuk dapat mengetahui kebutuhan tenaga yang ideal di UPT RSUD Sayang
Rakyat dimana dapat menggambarkan kesenjangan antara kondisi riil saat ini dengan
kebutuhan tenaga yang ideal diperlukan suatu perhitungan yang tepat dengan
melakukan analisis terhadapkebutuhan tenaga sehingga dapat meningkatkan
efesiensi dan efektifitas unit kerja.
RSUD Sayang Rakyat sebagai salah satu UPT (Unit Pelaksana Teknis) yang
berada dibawah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, didalam melakukan
analisis beban kerjanya menggunakan Analisis Beban Kerja (ABK) berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Analisis Jabatan dan
Analisis Beban Kerja.
Analisis beban kerja adlah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara
sistematis untuk memperolah informasi mengenai tingkat efektifitas dan efesiensi
kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Analisis Beban Kerja dilaksanakan
berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut :
a) Norma Waktu
b) Volume Kerja
c) Jam Kerja Efektif
Analisis Beban Kerja dilaksanakan secara sistematis dengan tahapan sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan :
- Formulir isian berupa pengumpulan data dan inventarisasi pemangku jabatan
- Wawancara
- Pengamatan Langsung
- Referensi
b) Pengolahan Data
- Rekapitulasi jumlah beban kerja jabatan
- Perhitungan kebutuhan pejabat/pengawas tingkat efesiensi
c) Penelaahan Hasil Pengolahan Data
d) Penetapan Hasil Analisis Beban Kerja

1
Analisis beban kerja yang disusun menghasilkan berupa :
a. Efektivitas dan efesiensi jabatan
b. Prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit
c. Jumlah kebutuhan pegawai/pejabat
d. Jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja unit dan
e. Standar norma waktu kerja
Langkah-langkah analisis kebutuhan pegawai :

1. Setiap bagian/bidang/unit pelayanan melakukan analisis kebutuhan pegawai


2. Sub Bagian Kepegawaian menganalisa dan menyusun peta jabatan yang
menyajikan informasi tentang kebutuhan tenaga dari masing-masing
bagian/bidang/unit pelayanan.
3. Direktur UPT RSUD Sayang Rakyat menetapkan hasil analisa kebutuhan pegawai
tersebut. Didalam penyusunan Analisa Jabatan maupun Analisa Beban Kerja
sebagai prosesperencanaan SDM harus mengetahui uraian tugas dari masing-
masing jabatan yangdipangku oleh setiap orang. Uraian tugas juga dibutuhkan
bagi profesional kesehatan ketikaseseorang yang utamanya menjalankan tugas
manajerial seperti manajer departemen/unitkerja atau memiliki tugas-tugas ganda.
Uraian tugas tersebut merupakan dasar penugasanstaf, dasar orientasi terhadap
pekerjaan mereka, dan dasar evaluasi tentang seberapa baik mereka
melaksanakan tanggung jawab tugasnya. Setiap staf wajib memiliki uraian tugas,
sebagai bagian dari uraian jabatan staf yang merupakan gambaran umum
mengenaikompleksitas jabatannya. Didalamnya tercakup uraian tugas, bahan
dan alat pelaksanaan tugas, hasil kerja tanggung jawab wewenang, korelasi
jabatan kondisi lingkungan kerja danresiko bahaya.

1
Contoh Formulis ABK :
DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG RAKYAT

PENGUKURAN BEBAN KERJA


Nama Jabatan : Unit
Organisasi : Ikhtisar
Jabatan :
Waktu Jam Pegawai
Satuan Penyelesaian Kerja Beban yang
No Uraian Tugas
Hasil (Menit) Efektif Kerja dibutuhkan
(Menit)
1 2 3 4 5 6 7
1.

2.

3.

4.

Jumlah

Makassar, 20…….

Mengetahui Atasan Langsung Yang membuat

(………………………………………..) (………………………………………..)
NIP : NIP

1
BAB VII

PROSEDUR PERHITUNGAN KEBUTUHAN SDM METODE WISN


(Work Load Indikator Staff Need/Berdasarkan Indikator Beban Kerja)

Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah suatu
metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata
yangdilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis
mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5
langkah,yaitu :
a. Menetapkan waktu kerja tersedia;
b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM;
c. Menyusun standar beban kerja;
d. Menyusun standar kelonggaran;
e. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.
Sebagai contoh dibawah ini disajikan penggunaan metode WISN di sarana
pelayanankesehatan di Rumah Sakit.
LANGKAH PERTAMA MENETAPKAN WAKTU KERJA TERSEDIA
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu
kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit
selama kurun waktu satu tahun.
Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai berikut :

1. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Peraturan Daerah


setempat, pada umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja. Dalam 1 tahun 250 hari
kerja (5 hari x 50 minggu). (A)
2. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun.
(B)
3. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap kategori
SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/kursus/seminar/ lokakarya dalam 6
hari kerja. (C)Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri

1
Terkait tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2020 ditetapkan 15
Hari Kerja dan 4 hari kerja untuk cutibersama. (D)
4. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama kurun
waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/ijin. (E)
5. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Peraturan Daerah, pada
umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari kerja/minggu).(F)
Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menetapkan
waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut :
Waktu Kerja Tersedia = {A-(B+C+D+E)} X F
Keterangan :
A = Hari Kerja D = Hari Libur
B = Cuti Tahunan E = Ketidakhadiran
C = Pendidikan dan Pelatihan F = Waktur Kerja

1
Apabila ditemukan adanya perbedaaan rata-rata ketidak hadiran kerja atau RS
menetapkan kebijakan untuk kategori SDM tertentu dapat mengikuti pendidikan dan
pelatihan lebih lama di banding kategori SDM lainnya, maka perhitungan waktu kerja
tersedia dapat dilakukan perhitungan menurut kategori SDM. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat simulasi perhitungan berdasarkan rumus waktu kerja tersedia
sebagaimana diuraikan pada Tabel V.1 di bawah ini.
TABEL VI.1 WAKTU KERJA TERSEDIA
KATEGORI SDM
Kode FAKTOR Perawat Dokter KETERANGAN
Sp.X
A Hari Kerja 260 260 Hari/tahun
B Cuti Tahunan 12 12 Hari/tahun
C DIKLAT 5 10 Hari/tahun
D Hari Libur Nasional 19 19 Hari/tahun
E Ketidak Hadiran 10 12 Hari/tahun
F Waktu Kerja 8 8 Jam/hari
Waktu Kerja Tersedia 1,712 1,656 Jam/tahun
Hari Kerja Tersedia 214 207 Harikerja/thn

Waktu kerja tersedia untuk kategori SDM Perawat adalah 1,704 jam/tahun, atau 213 hari
kerja.Sedangkan kategori SDM Dokter Spesialis X adalah 1,616 atau 189 hari kerja/tahun.
Uraian perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Waktu kerja tersedia untuk kategori SDM :
2. a. Perawat = {260 - (12+5+19+10)}
= 214 hari kerja/tahun
b. Dokter Sp. X = {260 - (12+10+19+12)}
= 207 hari kerja/tahun
3. Hari kerja tersedia untuk kategori SDM :
a. Perawat = ( 214 hari/tahun) x 8 (jam/hari)
= 1,712 jam kerja/tahun
b. Dokter Sp. X = (207 hari kerja/tahun) x 8 (jam/hari)
= 1,656 jam kerja/tahun
LANGKAH KEDUA MENETAPKAN UNIT KERJA DAN KATAGORI SDM

1
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit
kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatanperorangan pada pasien, keluarga dan masayarakat di dalam
dan di luar RS. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan
kategori SDM adalah sebagai berikut :
1. Bagan Struktur Organisasi RS dan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing
unit dansub-unit kerja.
2. Keputusan Direktur RS tentang pembentukan unit kerja struktural dan fungsional,
misalnya:Komite Medik, Komite Pangendalian Mutu RS. Bidang/Bagian Informasi.
3. Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja di RS.
4. Peraturan perundang undangan berkaitan dengan jabatan fungsional SDM kesehatan.
5. Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) pada
tiap unitkerja RS.

LANGKAH KETIGA MENYUSUN STANDAR BEBAN KERJA


Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakannya (rata-rata waktu) dan waktu yang
tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.

1
Pelayanan kesehatan di RS bersifat individual, spesifik dan unik sesuai
karateristik pasien (umur, jenis kelamin), jenis dan berat ringannya penyakit, ada
tidaknya komplikasi. Disamping itu harus mengacu pada standar pelayanan dan
standar operasional prosedur (SOP) serta penggunaan teknologi kedokteran dan
prasarana yang tersedia secara tepat guna. Oleh karena itu pelayanan kesehatan RS
membutuhkan SDM yang memiliki berbagai jenis kompetensi, jumlah dan
distribusinya tiap unit kerja sesuai beban kerja.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing-
masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut :
1. Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja RS sebagaimana hasil yang
telah ditetapkan pada langkah kedua.
2. Standar profesi, standar pelayanan yang berlaku di RS.
3. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM untuk
melaksanakan/menyelesaikan berbagai pelayanan RS.
4. Data dan informasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja RS.
Beban kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja RS adalah meliputi :
1. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM.
2. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok.
3. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM
Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar
pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan pelayanan
kesehatan/medik yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan dengan kompetensi
tertentu. Langkah selanjutnya untuk memudahkan dalam menetapkan beban kerja
masing- masing kategori SDM, perlu disusun kegiatan pokok serta jenis kegiatan
pelayanan, yang berkaitan langsung/ tidak langsung dengan pelayanan kesehatan
perorangan.
Tabel V.2 dibawah ini diuraikan contoh sederhana penyusunan kegiatan pokok
di Unit Kerja Instalasi Rawat Jalan Poli Sepsialis Penyakit Dalam.

TABEL V.2

1
KEGIATAN POKOK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DIINSTALASI RAWAT
JALAN
UNIT KERJA/ KEGIATAN KEGIATAN POKOK

Pasien Baru :
- Anamnesa
- Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Poli Penyakit - Pembacaan Hasil Pasien Baru
DalamDr. Sp. PD - Lab/Rontgen
- Penulisan
Pasien Lama : Pemeriksaan
- Anamnesa Pasien Lama
- Pemeriksaan Fisik

Rata-Rata Waktu
Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu kegiatan pokok, oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja.
Kebutuhan waktu untukmenyelesaiakan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi
standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP), sarana dan prasarana
medik yang tersedia serta kompetensi SDM.

1
Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama
bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup
akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM
yang memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan standar pelayanan, standar
operasional prosedur (SOP) dan memiliki etos kerja yang baik. Secara bertahap RS
dapat melakukan studi secara intensif untuk menyusun standar waktu yang
dibutuhkan menyelesaikan tiap kegiatan oleh masing-masing kategori SDM.Standar
Beban kerja Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1
tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan nya (waktu rata-rata)
dan waktu kerja
tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori SDM.
Adapun rumus perhitungan standar beban kerja adalah sebagai berikut:

Waktu Kerja
Standar Beban Kerja =
Tersedia Rata-rata

Hasil perhitungan standar beban kerja kategori SDM Dokter Spesialis Penyakit
Dalam dan Dokter Spesialis Bedah berdasarkan kegiatan pokok di Instalasi Rawat
Inap dan Rawat Jalanserta rata-rata waktu yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel
V.3 di bawah ini .
TABEL V.3
KEGIATAN POKOK DAN RATA-RATA WAKTU KERJA
NO TEGORI UNIT KERJA / KEGIATAN RATA-RATA STANDAR

- Pemeriksaan pasien lama 7’ 14,194


- Pemeriksaan pasien baru 9’ 9,973
RAWAT INAP PENYAKIT
A. Dr. Sp. PD - Visite pasien lama 4’ 24,840
- Visite pasien baru 6’ 16,560
- Tindakan medik kecil 15’ 6,624
POLI BEDAH
- Pemeriksaan pasien baru 9’ 11,040
- Tindakan medik kecil 15’ 6,624
- Tindakan medik sedang 25’ 3,974

1
B Dr. Sp. B RAWAT INAP BEDAH
- Visite pasien lama 4’ 24,840
- Visite pasien baru 15’ 16,560
- Tindakan medik kecil 15’ 6,624

Kategori SDM dokter Spesial Penyakit Dalam memiliki StandarBeban


kerja per- tahun sebesar pemeriksaan 9,973 pasien baru poli rawat jalan. Hal ini
tidak berarti seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam diharapkan mengerjakan
sejumlah 9.973 pemeriksaan Pasien Baru Poli Rawat Jalan dalam 1 tahun.
Namun Dokter Spesialis Penyakit Dalam juga melaksanakan berbagai kegiatan
lain yang menyita jam kerja tersedia yang dimilikinya. Standar Beban Kerja per
tahun untuk SDM Dokter Spesialis Penyakit Dalam tersebut, menunjukkan
bahwa pemeriksaan pasien rawat jalan membutuhkan waktu 1/9.973 dari hari
kerja tersedia selama 1 tahun.
LANGKAH KEEMPAT PENYUSUNAN STANDAR KELONGGARAN
Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya faktor
kelonggarantiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
untuk menyelesaiakan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau
dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.

1
Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara
kepada tiap kategori tentang :
1. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada pasien,
misalnya ;rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun kebutuhan obat/bahan
habis pakai.
2. Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan
Selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja,
sebaiknya mulai dilakukan pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan yang
tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang
berkaitan dengan pelayanan pada pasien untuk selanjutnya digunakan sebagai
sumber data penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori SDM.
Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah
selanjutnya adalah menyusun Standar Kelonggaran dengan melakukan
perhitungan berdasarkan rumus di bawah ini.
Pada umumnya kategori SDM Dr. Sp. Penyakit Dalam dan Dr. Sp. Bedah
memiliki faktorkelonggaran sebagai berikut :
1. Pertemuan audit medik
2. Mengajar program pendidikan dokter
3. Mengajar program pendidikan dokter spesialis.
Apabila kategori SDM Dr. Sp. Penyakit Dalam memiliki waktu kerja
tersedia 1,656 jam/tahun dan faktor kelonggaran pertemuan audit medik 1
jam/minggu maka Standar Kelonggaran yang dimilikinya adalah sebesar 0,06
SDM. Hal ini juga dapat diartikan bahwa kegiatan pertemuan audit medik
membutuhkan/menyita 6
% waktu kerja tersedia Dr. Sp. Penyakit Dalam. Adapun uraian perhitungannya
adalah sebagai berikut :
1.Waktu kerja tersedia : 1,656 jam/tahun
2.Faktor kelonggaran : Pertemuan audit medik, 1 jam/minggu (1jam x 52
Minggu = 52Jam/tahun
3.Standar Kelonggaran : 52 jam/tahun = 0,03 SDM
1,656 jam/tahun
Hasil perhitungan standar kelonggaran untuk kategori SDM Dokter
Spesialis Penyakit Dalam sebesar 0,188 dan Dokter Spesialis Bedah 0,220.

1
Adapun besarnya standar kelonggaran tiap faktor kelonggaran dapat dilihat pada
Tabel V.4 di bawah ini.
TABEL V.4
KEGIATAN POKOK DAN RATA-RATA WAKTU KERJA
NO KATEGORI FAKTOR KELONGGARAN RATA-RATA STANDAR BEBAN
SDM WAKTU

- Pertemuan audit medik 1 1 0,031


- Mengajar :
= Program pendidikan dokter 2 0,063
= Program pendidikan dokter 3 0.094
JUMLAH 0,188
A. Dr, Sp. PD - Pertemuan audit medik 2 0,063
- Mengajar :
= Program pendidikan dokter 2 0,063
= Program pendidikan dokter 3 0,094

1
LANGKAH KELIMA PERHITUNGAN KEBUTUHAN SDM PER UNIT KERJA
Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya
jumlah dan jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun.
Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja
meliputi :
1. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :
• Waktu kerja tersedia
• Standar beban kerja dan
• Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM
2. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahuan.
Kuantitas Kegiatan Pokok
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan
pelayanan yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja RS selama kurun waktu satu
tahun. Kuantitas kegiatan pelayanan Instalasi Rawat Jalan dapat diperoleh dari
laporan kegiatan RS (SP2RS), untuk mendapatkan data kegiatan tindakan medik
yang dilaksanakan di tiap poli rawat jalan perlu dilengkapi data dari Buku Register
yang tersedia disetiap poli rawat jalan.
Pada umumnya data kegiatan rawat jalan tersedia dan mudah diperoleh,
namun apabiladata hanya tersedia 7 bulan, maka data kuantitas kegiatan pokok 5
bulan berikutnya ditetapkan berdasarkan angka rata-rata kegiatan pokok selama 7
bulan (ekstrapolasi).
TABEL V.5
KUANTITAS KEGIATAN POKOK INSTALASI RAWAT JALAN
NO UNIT KEGIATAN POKOK KUANTITAS
KERJA/KATEGORI A B C D

A Poli Penyakit - Pem. pasien baru 9,100 1,300 6,500 15.600


- Pem. pasien lama 6,067 867 4,333 10,400
- Pem. pasien baru 2,730 390 1,950 4,680
Poli Bedah - Pem. pasien lama 1,365 195 975 2,340
B - Tindakan medik 1,706 244 1,219 2,925
- Tindakan medik 1,024 146 731 1,755

Keterangan :

1
A : Jumlah kegiatan pelayanan selama 7 bulan;
B : Rata kegiatan pelayanan per bulan;
C : Jumlah pelayanan 5 bulan berikutnya (b x 5 bulan);
D : Jumlah kumulatif kegiatan pelayanan selama 1 tahun (A + C )
Untuk penyusunan kuantitas kegiatan pokok Instalasi Rawat Inap dibutuhkan data
dasarsebagai berikut :
1. Jumlah tempat tidur
2. Jumlah pasien masuk/keluar dalam 1 tahun
3. Rata-rata sensus harian
4. Rata-rata lama pasien di rawat (LOS)
Berdasarkan data dasar tersebut dapat dihitung kuantitas kegiatan pokok di
tiap Instalasi Rawat Inap dengan memperhatikan kebijakan operasional yang
berkaitan dengan kategori SDM dan tanggung jawabnya dalam pemeriksaan pasien,
tindakan medik rawat jalan, visite dan tindakan pada pasien rawat inap, misalnya :
1. Visite dilakukan oleh Dokter Spesialis bagi seluruh pasien atau hanya pasien baru
(hari pertama) dan pasien pulang saja.
2. Tindakan kecil (sederhana, rendah resiko) dilakukan oleh Dokter Spesialis atau
Dokter Umum dengan tambahan kompetensi dan kesenangan tertentu.
Kuantitas kegiatan pokok sebagaimana diuraikan pada Tabel V.6 merupakan
contoh untuk perhitungan beban kerja Instalasi Rawat Inap yang diperoleh dengan cara
ekstrapolasi.

1
TABEL V.6
KUANTITAS KEGIATAN POKOK INSTALASI RAWAT INAP
INSTALASI RAWAT INAP
KODE DATA RAWAT INAP PENY. BEDAH
DALAM
A Jumlah TT 150 100
B Pasien masuk rawat inap per tahun 6,388 4,260
C Rata-rata pasien perhari (sensus harian) 105 70
D Rata-rata lama hari rawat /LOS-(C x 6 6,00
E Hari rawat per tahun – (D x B) 38,325 25,550
F Rata-rata TT terpakai (BOR)-------E / (A x 70 % 70 %
G Pasien baru per tahun--------(B) 6,388 4,260
H Pasien lama per tahun---------(E – B) 31,937 21,290

Hasil perhitungan pada Tabel V.5 dan Tabel V.6 tersebut, selanjutnya
dilakukan penggabungan dengan kuantitas kegiatan sebagaimana dapat di lihat
pada Tabel VI.7 dibawah ini.
TABEL V.7
KUANTITAS KEGIATAN POKOK INSTALASI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
NO UNIT KERJA/KATEGORI KEGIATAN POKOK KUANTITAS
SDM
KEGIATAN
INSTALASI RAWAT JALAN
A Poli Penyakit Dalam (dr, - Pemeriksaan pasien baru 15,600
Sp.PD)
- Pemeriksaan pasien lama 10,400
- Pemeriksaan pasien baru 4,680
- Pemeriksaan pasien lama 2,340
B Poli Bedah (dr.Sp.B) - Tindakan medik kecil 2,925
- Tindakan medik sedang 1,755
INSTALASI RAWAT INAP
A Poli Penyakit Dalam (dr, - Visite pasien baru 6,388
Sp.PD)
- Visite pasien lama 31,937

1
- Tindakan medik kecil 900
- Visite pasien baru 4,260
B Poli Bedah (dr.Sp.B) - Visite pasien lama 21,290
- Tindakan medik kecil 2,129

KEBUTUHAN SDM
Data kegiatan Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap yang telah diperoleh
(Tabel V.7) dan Standar Beban Kerja (Tabel V.3) dan Standar Kelonggaran (Tabel
V.4) merupakan sumber data untuk perhitungan kebutuhan SDM di setiap instalasi
dan unit kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan SDM Kelonggaran =


Kuantitas Kegiatan Pokok+Standar
Standarbeban Kerja

Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, kebutuhan SDM untuk tiap kegiatan


pokok terlebih dahulu di jumlahkan sebelum di tambahkan dengan Standar
Kelonggaran masing-masing kategori SDM.

1
Kebutuhan SDM Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Spesialis Bedah
untukpelayanan di Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan adalah sebagai berikut :
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam :

• Kebutuhan SDM Rawat = 14 ,10 +1,04)


• Kebutuhan SDM Rawat = 33 ,26 +1,93 + 0,14)
• Standar Kelonggaran = 19
JUMLAH = 4,66 SDM

2. Dokter Spesialis Penyakit Bedah


• Kebutuhan SDM Rawat = 2,14(0,33 + 0,21 + 0,44 + 0,44)
• Kebutuhan SDM Rawat = 1,78(0,17 + 1,29 + 0,32)
• Standar Kelonggaran = 0,22

JUMLAH = 4,14 SDM

Hasil perthitungan tersebut diperoleh kebutuhan dokter spesialis Penyakit Dalam adalah
4,66atau dibulatkan menjadi 5 orang dan Dokter Spesialis Bedah 4,14 atau 4 orang.
TABEL V.8
KEBUTUHAN SDM DOKTER SPESIALIS PENYAKIT
DALAM DAN DOKTERSPESIALIS BEDAH
NO KATEGORI SDM/UNIT KEGIATAN POKOK KG SBK KT
KERJA
DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM
A Poli Penyakit Dalam - Pemeriksaan pasien 15,600 14,194 1,10
- Pemeriksaan pasien 10,400 9,973 1,04
B Rawat Inap Penyakit - Visite pasien baru 6,388 24,840 0,26
Dalam - Visite pasien lama 31,937 16,560 1,93
- Tindakan medik kecil 900 6,624 0,14
DOKTER SPESIALIS BEDAH
A Poli Bedah - Pemeriksaan pasien 4,680 14,194 O,33

1
- Pemeriksaan pasien 2,340 11,040 0,21
- Tindakan medik 2,925 6,624 0,44
- Tindakan medik 1,755 3,974 0,44
B Ranap Inap Bedah - Visite pasien baru 4,260 24,840 0,17
- Visite pasien lama 21,290 16,560 1,29
Tindakan Medik 2,129 6,624 0,32
KETERANGAN :
- KG = Kualitas Kegiatan selama 1 tahun
- SBK= Standar Beban Kerja
- KT = Kebutuhan SDM ( KG / SB )

1
BAB VIII
SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI

VIII.1. Pengertian Penilaian Kinerja PNS


Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah penilaian secara periodik
pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian kinerja adalah
untuk mengetahui keberhasilan atau ketidak berhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil,
dan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki
oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam melaksana-kan tugasnya. Hasil
penilaian kinerja digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan Pegawai
Negeri Sipil, antara lain pengangkatan, kenaikan pangkat, pengangkatan dalam
jabatan, pendidikan dan pelatihan, serta pemberian penghargaan. Penilaian kinerja
Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 2019 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil

VIII.2. Unsur-unsur Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil


Unsur-unsur yang dinilai dalam melaksanakan penilaian pelaksanaan pekerjaan
adalah :
1. kesetiaan;
2. prestasi kerja;
3. tanggungjawab;
4. ketaatan;
5. kejujuran;
6. kerjasama;
7. prakarsa; dan
8. kepemimpinan
Kesetiaan, Yang dimaksud dengan kesetiaan, adalah kesetiaan, ketaatan, dan
pengabdian kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan
Pemerintah. Unsur kesetiaan terdiriatas sub-sub unsur penilaian sebagai berikut:
1. Tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila baik dalam ucapan, sikap,
tingkah laku, dan perbuatan;
2. Menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah, serta senantiasa

1
mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan diri sendiri,
seseorang, ataugolongan;
3. Berusaha memperdalam pengetahuan tentang Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, serta selalu berusaha mempelaiari haluan Negara, politik
Pemerintah, dan rencana-renca pemerintah dengan tujuan untuk melaksanakan
tugasnya secara berdayaguna danberhasilguna;
4. Tidak menjadi simpatisan/anggota perkumpulan atau tidak pernah terlibat dalam
gerakan yang bertujuan mengubah atau menentang Pancasila Undang-Undang
Dasar 1945, bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau Pemerintah;
5. Tidak mengeluarkan ucapan, membuat tulisan, atau melakukan tindakan yang
dapat dinilai bertujuan mengubah atau menentang Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah.
Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
melaksana tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja
seorang Pegawai Negeri Sipil dipengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, pengalaman
dan kesungguhan PNS yang bersangkutan Unsur prestasi kerja terdiri atas sub-sub
unsur sebagai berikut:
1. Mempunyai kecakapan dan menguasai segala seluk beluk bidang tugasnya dan
bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya;
2. Mempunyai keterampilan dalam melaksanakan tugasnya;

1
3. Mempunyai pengalaman di bidang tugasnya dan bidang lain yang berhubungan
dengantugasnya;
4. Bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam melaksanakan tugasnya;
5. Mempunyai kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani yang baik;
6. Melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasilguna;
7. Hasil kerjanya melebihi hasil kerja rata-rata yang ditentukan, baik dalam arti mutu
maupun dalam arti jumlah.
Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil
menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan
tepat pada waktunya serta berani memikul risiko atas keputusan yang diambilnya
atau tindakan yang dilakukannya. Unsur tanggung jawab terdiri atas sub-sub unsur
sebagai berikut:
1. Selalu menyelesaikan tugas dengan sebaik- baiknya dan tepat pada waktunya;
2. Selalu berada di tempat tugasnya dalam segala keadaan;
3. Selalu mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri,
orang lain, ataugolongan;
4. Tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dibuatnya kepada orang lain;
5. Berani memikul risiko dari keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya;
6. Selalu menyimpan dan atau memelihara dengan sebaik-baiknya barang-barang
milik negara yang dipercayakan kepadanya.
Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku,
menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta
kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan. Unsur ketaatan terdiri
atas sub-sub unsur sebagai berikut:
1. Menaati peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan yang berlaku
2. Menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang dengan
sebaik- baiknya;
3. Memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan bidang tugasnya;

1
4. Bersikap sopan santun
Kejujuran, Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran, adalah ketulusan hati
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk
tidak menyalah gunakan wewenang yang diberikan kepadanya. Unsur kejujuran
terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas dengan ikhlas;
2. Tidak menyalahgunakan wewenangnya;
3. Melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya menurut keadaan yang sebenarnya
Kerjasama, Kerjasama adalah kemampuan seseorang Pegawai Negeri Sipil untuk
bekerjabersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang
ditentukan, sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
Unsur kerjasama terdiriatas sub-sub unsur sebagai berikut:
1. Mengetahui bidang tugas orang lain yang ada hubungannya dengan bidang tugasnya;
2. Menghargai pendapat orang lain;
3. Dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain, apabila yakin
bahwapendapat orang lain itu benar;
4. Bersedia mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari orang lain;
5. Selalu mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu dan
bidang tugasyang ditentukan;
6. Selalu bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun tidak sependapat.

1
Prakarsa, Prakarsa adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk
mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
Unsur prakarsa terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:
1. Tanpa menunggu petunjuk atau perintah dari atasan, mengambil keputusan atau
melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya, tetapi tidak
bertentangan dengan kebijaksanaan umum pimpinan
2. Berusaha mencari tata cara yang baru dalam mencapai dayaguna dan hasil guna
yang sebesar besarnya;
3. Berusaha memberikan saran yang dipandangnya baik dan berguna kepada
atasan, baik diminta atau tidak diminta mengenai sesuatu yang ada
hubungannya dengan pelaksanaan tugas.
Kepemimpinan, Kepemimpinan adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil
untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk
melaksanakan tugas pokok. Unsur kepemimpinan terdiri atas sub-sub unsur sebagai
berikut:
1. Menguasai bidang tugasnya;
2. Mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat;
3. Mampu mengemukakan pendapat dengan jelas kepada orang lain;
4. Mampu menentukan prioritas dengan tepat
5. Bertindak tegas dan tidak memihak;
6. Memberikan teladan baik;
7. Berusaha memupuk dan mengembangkan kerjasama;
8. Mengetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan;
9. Berusaha menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan
tugas;
 Memperhatikan dan mendorong kemajuan bawahan:
 Bersedia mempertimbangkan saran-saran bawahan.

VIII.3. Tata Cara Penilaian


Penilaian dilakukan oleh Pejabat Penilai, yaitu atasan langsung Pegawai
Negeri Sipil yangdinilai, dengan ketentuan serendah-rendahnya Kepala Urusan

1
atau pejabat lain yang setingkat dengan itu. Pejabat Penilai melakukan
penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang berada
dalam lingkungannya pada akhir bulan Desember tiap-tiap tahun. Jangka waktu
penilaian adalah mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun
yang bersangkutan. Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan
dan angka sebagai berikut:
1. amat baik = 91 –
100 2. baik = 76-90
3. cukup = 61-75
4. sedang = 51-60
5. kurang = 50 ke bawah
Nilai untuk masing-masing unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan,
adalah rata-rata dari nilai sub-sub unsur penilaian. Setiap unsur penilaian
ditentukan dulu nilainya dengan angka, kemudian ditentukan nilai sebutannya.
Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dituangkan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan. Pejabat Penilai baru dapat melakukan penilaian
pelaksanaan pekerjaan, apabila ia telah membawahkan Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan. Apabila Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan diperlukanuntuk suatu mutasi kepegawaian,
sedangkan Pejabat Penilai belum 6 (enam) bulan membawahi Pegawai Negeri
Sipil yang dinilai, maka Pejabat Penilai tersebut dapat melakukan penilaian
pelaksanaan pekerjaan dengan mengunakan bahan-bahan yang ditinggalkan
oleh Pejabat Penilai yang lama.

1
Penyampaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah diisi diberikan oleh
Pejabat Penilai kepada Pegawai Negeri Sipil yang dinilai. Apabila Pegawai Negeri
Sipil yang dinilai menyetujui penilaian terhadap dirinya seperti tercantum dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, maka ia membubuhkan tanda tangannya pada
tempat yang tersedia. Pegawai Negeri Sipil wajib mengembalikan Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan yang telah ditandatangani olehnya kepada Pejabat Penilai
selambat- lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal
diterimanya Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan yang telah ditandatangani oleh Pejabat Penilai dan oleh
Pegawai Negeri Sipil yang dinilai dikirimkan oleh Pejabat Penilai kepada Atasan
Pejabat Penilai, yaitu atasan langsung dari Pejabat Penilai, selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari terhitung mulai diterimanya kembali Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan dari Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.
Keberatan Terhadap Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Apabila Pegawai Negeri Sipil yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam Daftar
Penilaian Pekerjaan baik sebagian atau seluruhnya, maka ia dapat mengajukan
keberatan secara tertulis kepada Atasan Pejabat Penilai. Keberatan tersebut
dikemukakan dalam tempat yang tersedia dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan disertai alasan-alasannya. Keberatan tersebut di atas disampaikan melalui
saluran hirarki dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Keberatan yang diajukan melebihi
batas waktu 14 (empat belas) hari tidak dapat dipertimbangkan lagi. Pejabat Penilai
memberikan tanggapan tertulis atas keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang dinilai
padatempat yang tersedia dan mengirimkan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
tersebut kepada Atasan Pejabat Penilai selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
terhitung mulai saat iamenerima kembali Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dari
Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.
Keputusan Atasan Pejabat Penilai
Atasan Pejabat Penilai memeriksa dengan saksama Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan yang disampaikan kepadanya. Apabila terdapat alasan-
alasan yang cukup, Atasan Pejabat Penilai dapat mengadakan perubahan nilai yang
tercantum dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Perubahan yang dilakukan

1
oleh Atasan Pejabat Penilai tidak dapat diganggu gugat.
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan baru berlaku sesudah ada
pengesahan dari atasan pejabat penilai pejabat penilai yang merangkap sebagai
atasan pejabat penilai pejabat pembina kepegawaian pusat dan pejabat pembina
kepegawaian daerah adalah pejabat penilai dan atasan pejabat penilai tertinggi dalam
lingkungan masing-masing.
Daftar penilaian pekerjaan yang dibuat oleh pejabat penilai yang merangkap
menjadi atasan pejabat penilai tidak dapat diganggu gugat daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaanpegawai negeri sipil yang menjabat sebagai pejabat negara
atau ditugaskan di luar instansi induknya
Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil dibuat oleh
pejabat penilai dari instansi asal tempat pegawai negeri sipil yang bersangkutan
bertugas sebelum diangkat sebagai pejabat negara. daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan pegawai negeri sipil yangdipekerjakan/ diperbantukan pada instansi
pemerintah lain dibuat oleh pejabat penilai pada instansi tempat Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan dipekerjakan/diperbantukan.
Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil yang ditugaskan
diinstansi/badan lain diluar instansi induknya dibuat oleh pejabat penilai dengan
bahan- bahan yang diperoleh dari instansi/badan lain tempat pegawai negeri sipil
yang bersangkutan ditugaskan.
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil menjalankan
tugas belajar oleh Pejabat Penilai dengan bahan-bahan yang diperoleh dari pimpinan
lembaga pendidikan tempat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menjalankan
tugas belajar.
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang
menjalankan tugas belajar di luar negeri dibuat oleh Pejabat Penilai dengan bahan-
bahan yang diperoleh dari Kepala Perwakilan Republik Indonesia setempat.

1
Penyampaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan merupakan dokumen kepegawaian
yang bersifat rahasia. daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan disimpan untuk selama
5 (lima) tahun mulai tahun pembuatannya. Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan
yang telah lebih dari 5 (lima) tahun tidak digunakan lagi dan dapat dimusnahkan
menurut tata cara yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil yang berpangkat
penata tingkat golongan ruang iii/d ke bawah dibuat dalam 1 (satu) rangkap. daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil yang berpangkat pembina
golongan ruang IV/a ke atas dibuat dalam 2 (dua) rangkap, yaitu 1 (satu) rangkap
dikirimkan kepada kepala badan kepegawaian daerah dan l (satu) rangkap disimpan
oleh instansi yang bersangkutan
VIII.4. TUJUAN PENILAIAN
1. Pembinaan dan pengawasan Pegawai Negeri Sipil
2. Rencana pengembangan sumber daya manusia
3. Pelatihan dan peningkatan pendayagunaan PNS sesuai tugas dan fungsinya.
4. Dasar untuk pemberian insentif kerja sesuai dengan ketentuan dan peraturan
VIII.5. KEWENANGAN PENILAIAN
1. Atasan langsung dari Pegawai Negeri Sipil berwenang melakukan penilaian
kinerja PegawaiNegeri Sipil di lingkungan unit kerjanya.
2. Atasan langsung berwenang memberikan catatan tambahan sebagai dasar
pertimbangankeputusan
VIII.6. KELENGKAPAN DOKUMEN PENUNJANG PENILAIAN
1. Dokumen kepegawaian Pegawai Negeri Sipil termasuk Uraian Tugas
2. Formulir penilaian Pegawai Negeri Sipil
3. Foto copy Absensi selama 1 tahun
4. Dokumen Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil

VIII.7. METODE PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN UPT RSUD SAYANG


RAKYAT
Penilaian dilakukan oleh atasan langsung. Metode ini merupakan cara
penilaian kinerja yang dilakukan oleh atasan langsung selaku pejabat penilai.
Metode ini merupakan metode penilaian utama yang diterapkan untuk menilai

1
kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan UPT RSUD Sayang Rakyat.
PROSEDUR PENILAIAN OLEH ATASAN LANGSUNG
1. Pra-Penilaian
Sebelum dilakukan penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
UPT RSUD Sayang Rakyat, diperlukan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai. Sasaran Kerja Pegawai disusun secara spesifik untuk
masing-masing tugas jabatan, sedangkan Perilaku Kerja Pegawai disusun dan
berlaku untuk seluruh pegawai.
a) Penyusunan Sasaran Kerja:
a. Atasan langsung menyusun Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil di
lingkungannya masing- masing dengan mengacu kepada Uraian Tugas
masing-masing.
b. SKP merupakan rancangan pelaksanaan kegiatan tugas jabatan sesuai
dengan rincian tugas, tanggung jawab dan/atau wewenang Pegawai
Negeri Sipil (jika ada) sesuai dengan struktur dan tata kerja organisasi.
c. SKP disusun setap tahun pada awal Januari.
2) Dalam menyusun SKP, atasan langsung memastikan bahwa seluruh bidang
tugas unit kerja terbagi habis.
3) Dalam menyusun SKP harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Jelas. Kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas.
b. Dapat diukur. Kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara kuantitas
dalam bentuk angka seperti jumlah satuan, jumlah hasil, dan lain-lain
maupun secara kualitas seperti hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan,
tidak ada revisi dan pelayanan kepada masyarakat memuaskan, dan lain-
lain.
c. Relevan. Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas
jabatan masing- masing.
d. Dapat dicapai. Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan
kemampuan Pegawai Negeri Sipil.
e. Memiliki target waktu Kegiatan yang dilakukan harus dapat ditentukan waktunya.
4) Target
a. Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan hams ditetapkan target yang
akan diwujudkan secara jelas, sebagai ukuran prestasi kerja. Dalam

1
menetapkan target meliputi aspek sebagai berikut:
1. Kuantitas (Target Output). Dalam menentukan Target Output (TO)
dapat berupa dokumen, konsep, naskah, surat keputusan, paket,
laporan, dan lain-lain.
2. Kualitas (Target Kualitas). Dalam menetapkan Target Kualitas (TK)
harus memprediksi pada mutu hasil kerja yang terbaik, target kualitas
diberikan nilai paling tinggi 100 (seratus).
3. Waktu (Target Waktu). Dalam menetapkan Target Waktu (TW) harus
memperhitungkan berapa waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya bulanan, triwulan, kwartal,
semester, dan tahunan.
b. Penyusunan target SKP paling sedikit meliputi aspek kuantitas, kualitas,
dan waktu sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan pada
masing-masing unit kerja.

1
5) SKP memuat unsur:
a. Rincian tugas, yang disertai dengan target capaian baik secara kuantitatif
atau kualitatif dan tenggat waktu pencapaiannya.
b. Selain tugas jabatan, apabila ada tugas tambahan terkait jabatan maka
dapat dimasukkan sebagai tugas tambahan dan/atau kreatifitas dalam
pelaksanaan kegiatan Tugas Jabatan.
6) Atasan Langsung memberikan penjelasan kepada Pegawai Negeri Sipil atas
rancangan SKP bagi Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
7) Pegawai Negeri Sipil dapat meminta penjelasan atas rancangan SKP yang
disusun untuk yang bersangkutan.
8) Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menandatangani rancangan SKP.
Dalam hal SKP yang telah disusun tidak ditandatangani oleh Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan, maka keputusannya diserahkan kepada Atasan
Pejabat Penilai dan bersifat final.
9) Atasan langsung menandatangani SKP untuk Pegawai Negeri Sipil di
lingkungannya setelah Pegawai Negeri Sipil dimaksud menandatangi SKP.
10) Atasan Langsung menyerahkan SKP yang telah ditandatangani kepada
Kepala Bidang masing-masing untuk dilaporkan kepada Sub Umum dan
Kepegawaian UPT RSUD Sayang Rakyat sebagai rencana operasional
pelaksanaan tugas jabatan.
11) Bagian Sub Umum dan Kepegawaian menyimpan SKP sebagai data bahan
penilaiankinerja pegawai.

1
12) Format SKP dapat disusun sebagai berikut:
SASARAN KERJA PEGAWAINEGERI SIPIL DI
LINGKUNGAN UPT RSUD SAYANG RAKYAT
NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI YANG DINILAI
1 Nama 1 Nama
2 NIP 2 NIP
3 Pangkat/Gol 3 Pangkat/Gol
4 Jabatan 4 Jabatan
5 Unit Kerja 5 Unit Kerja
IV. V. TARGET
NO III. KEGIATAN/TUGAS Bobot KUANTITAS/ KUALITAS/ WAKTU
JABATAN OUTPUT MUTU
1 .....................

13) Kolom dalam SKP Pegawai Negeri Sipil diisi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kolom I diisi dengan data Atasan Langsung yang terdiri atas Nama,
NIP,
Pangkat/Golongan, Jabatan, dan Unit Kerja
b. Kolom II diisi dengan data Atasan Langsung yang terdiri atas Nama,
NIP,
Pangkat/Golongan, Jabatan, dan Unit Kerja
c. Kolom III diisi dengan Kegiatan/Tugas Jabatan sesuai dengan jenis jabatan
masing- masing Pegawai Negeri Sipil yang berisi rincian tugas sebagai
penerjemahan secara rinci atas uraian tugas.
d. Kolom IV diisi dengan bobot kegiatan yang disusun dengan cara
menentukan prosentase nilai kegiatan sesuai dengan tingkat kepentingan
dan/atau kesulitannya.
e. Kolom V diisi dengan Target dari masing-masing kegiatan
f. Kolom VI diisi dengan Tugas Tambahan yang dibebankan kepada Pegawai
Negeri Sipil (jika ada).

1
b) Penyusunan Perilaku Kerja Pegawai
1. Nilai perilaku kerja Pegawai Negeri Sipil dinyatakan dengan angka disebutan
sebagai berikut:
91 – 100 : Sangat
Baik
76 - 90 : Baik
61 - 75 : Cukup
51 - 60 : Kurang
50 ke bawah : Buruk
2. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek:
- orientasi pelayanan;
- integritas;
- komitmen;
- disiplin; dan
- kerjasama.
3. Cara menilai perilaku kerja dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai
terhadapPegawai Negeri Sipil yang dinilai.
4. Penilaian perilaku kerja dapat mempertimbangkan masukan dari Pejabat
Penilai lainyang setingkat di lingkungan unit kerja masing-masing.
5. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus), Penilaian
Perilaku KerjaPegawai Negeri Sipildibuat menurut contoh sebagai berikut:

1
No Tanggal Uraian Nama/NIP dan Paraf
Pejabat Penilai
1 2 3 4
1 02 Jan s/d Penilaian SKP sampai dengan akhir Desember 2020
31 = ………
Desember sedangkan penilaian perilaku kerjanya adalah
2020 sebagai berikut :
Orientasi = ……..
Pelayanan
Integritas = …….. Kepala ......................

Komitmen = ……..
Disiplin = ……..

Kerjasama = …….. -----------------------------

Kepemimpinan = ……..

Jumlah = ……..

Nilai Rata-rata = ……..

2. Pelaksanaan Penilaian:
a. Bagian Subumum dan Kepegawaian menyampaikan kepada unit kerja di
lingkungan UPT RSUD Sayang Rakyat formulir DPK Pegawai Negeri Sipil
untuk dapat dilakukan penilaian atas Pegawai Negeri Sipil yang bertugas diunit
kerja tersebut paling lambat tanggal 31 desember setiap tahunnya.
b. Atasan langsung melakukan penilaian kinerja paling lambat 7 hari kerja
setelah formulir DPK Pegawai Negeri Sipil diterima.
c. Pejabat Penilai melakukan penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
unit kerjanyaberdasarkan tingkat pencapaian Sasaran Kinerja Pegawai Negeri
Sipil.
d. Tata Cara Penilaian : Penilaian dalam DPK Pegawai Negeri Sipil dinyatakan
dengan sebutan angka dengan kategorisasi sebagai berikut :

1
DAFTAR PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
UPT RSUD SAYANG RAKYAT
TARGET REALISASI NILAI
KEGIATAN PENG CAPAI

NO TUGAS BOBOT KUANTITA KUALITAS/ KUANTITA KUALITA WA HITUN AN


JABATAN S/OUTPUT MUTU WAKTU S/OUTPUT S/MUTU KT GAN SKP
U

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

II. KEGIATAN/TUGAS TAMBAHAN

e. Penilaian atas SKP dilakukan dengan menghitung tingkat capaian SKP yang telah
ditetapkan untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan, yang diukur dengan
4 (empat) aspek yaituaspek kuantitas, kualitas, dan waktu sebagai berikut:

1
1) Aspek kuantitas : penghitungannya menggunakan rumus:

Ralisasi Output
2) Aspek kualitas :penghitungannya menggunakan rumus:
(RO)
-----------------------------
Untuk menilai apakah output berkualitas atau tidak dengan menggunakan
Ralisasi Kualitas (RK)
pedomansebagai berikut:
---------------------------x
100
Kriteria Nilai Keterangan
91 – 100 Hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi, dan
pelayanan
di atas standar yang ditentukan dan lain-lain.
Hasil kerja mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada
76-90 kesalahan besar, revisi, dan pelayanan sesuai standar yang telah
ditentukan dan lain-lain.
Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan kecil, dan tidak
61-75 ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan cukup memenuhi standar
yang ditentukan dan lain-lain.
Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar,
51-60 revisi, dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang ditentukan dan
lain-lain.
Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada
50ke Bawah kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar
yang ditentukan dan lain-lain.

3) Aspek waktu, penghitungannya dilakukan dengan ketentuan:


(a) Jika kegiatan diselesaikan lebih cepat dari jangka waktu yang ditetapkan,
diberikannilai sangat baik (100)
(b) Jika kegiatan diselesaikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan,
diberikan nilai baik(90)

1
(c) Dalam hal kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol), dan
diberikan nilaisangat buruk (0)
(d) Jika kegiatan diselesaikan lebih lambat dari jangka waktu yang ditetapkan
diberikan nilai cukup hingga buruk dengan menggunakan rumus
penghitungan:
(1) Setiap keterlambatan kurang dari 1 bulan dari target, maka diberi nilai (-5)
(2) Setiap keterlambatan 1 bulan dari target, maka diberi nilai (-10)
(3) Setiap keterlambatan kelipatan 1 bulan, maka diberi nilai (-20)
Contoh 1:
Persentase efisiensi waktu lebih cepat dari yang ditargetkan Seorang
Pegawai Negeri Sipilbernama Arman, jabatan sebagai Staff
pengelola sarana dan prasarana. Pada awal tahun yang
bersangkutan menyusun SKP dengan atasan langsungnya sesuai
dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2020 antara lain melakukan
kegiatan menyusun RKBMD tahun 2020 dengan target waktu 6
(enam) bulan dengan realisasi waktu 5 (lima) bulan.
Dalam hal demikian, maka penilaian atas aspek waktu Arman adalah 100.

1
Contoh 2:
Persentase efisiensi waktu lebih cepat dari yang ditargetkan
Seorang Pegawai Negeri Sipilbernama Arman, jabatan sebagai
Staff pengelola sarana dan prasarana. Pada awal tahun yang
bersangkutan menyusun SKP dengan atasan langsungnya sesuai
dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2020 antara lain melakukan
kegiatan menyusun RKBMD tahun 2020 dengan target waktu 6
(enam) bulan dengan realisasi waktu 6 (enam) bulan.
Dalam hal demikian, maka penilaian atas aspek waktu Arman adalah 90.
Contoh 3:
Persentase efisiensi waktu lebih lambat dari yang ditargetkan
Seorang Pegawai Negeri Sipilbernama Arman, jabatan sebagai
Staff pengelola sarana dan prasarana. Pada awal tahun yang
bersangkutan menyusun SKP dengan atasan langsungnya sesuai
dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2020 antara lain melakukan
kegiatan menyusun RKBMD tahun 2020 dengan target waktu 6
(enam) bulan dengan realisasi waktu 6 (enam) bulan lebih 15 hari.
Dalam hal demikian, maka penilaian atas aspek waktu Arman
adalah sebagai berikut:
Target Waktu (6 bulan) – Realisasi Waktu (7 bulan) = > 15 hari = -5

Nilai Efesiensi waktu = 90-(-5) = 85

f. Penyusunan SKP bagi Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya dilakukan dengan
tim kerja, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
- jika kegiatan yang dilakukan merupakan tugas jabatannya, maka dimasukkan
ke dalam SKP yang bersangkutan; dan
- jika kegiatannya bukan merupakan tugas jabatannya, maka kinerja yang
bersangkutan dinilai sebagai tugas tambahan.
g. Hasil penilaian harus disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan danapabila disetujui maka atasan langsung dan Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan menandatangani formulir DPK Pegawai Negeri Sipil
tersebut untuk selanjutnya disampaikan kepada atasan pejabat penilai.
h. Selanjutnya DPK Pegawai Negeri Sipil yang telah ditandatangani Atasan Pejabat
Penilai disampaikan kepada Sub Umum dan Kepegawaian untuk mendapatkan

1
verifikasi dan penetapan hasil penilaian DPK Pegawai Negeri Sipil.
i. Apabila Pegawai Negeri Sipil berkeberatan dengan hasil penilaian atasan
langsung, dapat mengajukan keberatan dengan menyampaikan isi keberatan
pada kolom yang telah disediakan dalam formulir DPK Pegawai Negeri Sipil.
- Penilaian DPK Pegawai Negeri Sipilyang mengandung unsur keberatan
dari Pegawai Negeri Sipil harus diketahui oleh Atasan Pejabat Penilai
- Atasan Pejabat Penilai melakukan verifikasi dan klarifikasi terhadap
keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil dan selanjutnya
hasilnya diserahkan kepada Bagian Sub Umum dan Kepegawaian.

1
BAB IX
PENUTUP

Pedoman tentang Manajemen Sumber Daya Manusia ini diharapkan dapat


dipergunakan sebagai panduan dalam mengelola sumber daya manusia di rumah
sakit, dimana dalam proses manajemennya membutuhkan kerjasama semua pihak
dalam lingkup UPT RSUD Sayang Rakyat demi terwujudnya Penyelenggaraan
pemerintahan yang efesien dan efektif

Sudah barang tentu pedoman ini masih banyak kekurangannya, namun


demikian diharapkandapat dipergunakan sebagai acuan dalam Mamanajemen SDM
di Rumah sakit

1
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG RAKYAT
Jalan PahJawan Xelurahan Bulurokeng Kacamatan Biringkanaya Malcassar 902J3 Telepon 082110671071
Website : www.rsudgayanpmkyat.com E•mail: tata_usaha@raudsayangrakyat.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UHUM DAERAH SAYANG RAKYAT
PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
NOMOR @ /i/TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYAN G RAKYAT
PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREXTUR UNIT PE1AX9ANA TEXNIS RUMAH BAXJT UI\ UEII DAERAH SAYAI4G RAKYAT
PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Menimbang a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kelola administrasi


kepegawaian yang baik dan upaya pengelolaan Sumber Daya
Manusia yang berdaya guna maka dipandang perlu membuat
pedoman pengeloaan Sumber Daya Manusia di UPT RSUD Sayang
Rakyat ,
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a perlu menetapkan Keputusan Direktur Unit Pelaksana Teknis
Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Pada Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan tentane Pedoman Pengelolaan Sumber
Daya Manusia Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah
Sayang Rakyat Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Mengingat
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ,
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undar›g-Undang Nomor 38 Tahun 2013 tentang Keperawatan
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peratufan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 menjadi Undang-Undang:
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2008 tentang
Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Lingkup Departemen Dalam
Negeri;
8. Peraturan Gubemur Sulawesi Selatan Nomor 110 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Rumah
Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Pada Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan.

MEMUTUSKAN •

Menetapkan
KESATU Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia Unit Pelaksana
Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Pada Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai tercantum Lampiran
Xeputusan ‹n‹
KEDUA
Pedoman manajemen Sumber Daya Manusia sebagaimana
dimaksud pada dictum KESATU digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Manusia di UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat
KETIGA
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

n di Makassar
Januari 2022

IYAH BOHARi
bina Utama Madya
19610406 198710 2 001

You might also like