Professional Documents
Culture Documents
Di Susun Oleh :
Puji syukur kami Panjatkan kepadan Tuhan yang maha esa. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Saya bisa
menyelesaikan karya ilmiah tentang "PENDIDIKAN KARAKTER
ANAK BANGSA".
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya
ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak
Saya berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.11Latar Belakang...............................................................1
3.3Tujuan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
3.1Kesimpulan.....................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Istilah karakter dipakai secara khusus dalam konteks pendidikan baru
muncul padaakhir abad ke-18 , dan untuk pertama kalinya dicetuskan oleh
pedadog Jerman F.W.Foerster. Terminologi ini mengacu pada sebuah
pendekatan idealis spiritual dalam pendidikan yang jugadikenal dengan
normative.Namun, sebenarnya pendidikan karakter telah lama menjadi
bagian inti sejarah pendidikan itu sendiri. Lahirnya pendidikan bisadikatakan
sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan kembali deal spiritual yang
sempathilang diterjang gelombang.`
Gagasan pembangunan bangsa unggul sebenarnya telah ada sejak
kemerdekaanRepublik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945. Presidensoekarno menyatakan perlunya
nation and character building
sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa. Beliau menyadari bahwa
karakter suatu bangsa yang kuat berperan besar dalam mencapai tingkat
keberhasilan dan kemajuan bangsa. Namun sungguh memprihatinkan kondisi
bangsa dan Negara pada era globalisasiini. Nilai-nilai luhur yang tinggi yang
bermuatan etika atau akhlak atau budi pekerti yangdiwariskan oleh nenek
moyang hancur begitu saja ketika disiram oleh global dan dibawa pula oleh
arus global yang amat laju. Nilai-nilai luhur yang diwariskan melalui
budaya,dituangkan dalam sisa-sisa pancasila dan penjabarannya yang dijiwai
oleh nilai-nilai luhur agama tampaknya kurang memberi bekas dalam
kepribadian anak bangsaPentingnya pembangunan karakter / budi pekerti
bangsa telah disadari oleh pemerintah. Undang-undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Nasional (RPJPN)
2005-2025, dan instruksi presiden Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2010
tentang Pencepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun
2010merupakan dasar Hukum yang penting bahwa pemerintah sangat serius
untuk membangunkarakter / budi pekerti bangsa. Pemerintah sekarang
bertekad membangunkan karakter / budi pekerti bangsa sebagai salah satu
fokus utama pembangunan nasional
2 Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter / budi pekerti bangsa adalah hal yang unik yang khas yang menjadi
unsur pembeda antara bangsa yang satu dengan bangsa lain yang merupakan perp
aduankarakter / budi pekerti dari seluruh warga negaranya.
1) Pendidikan Informal
“Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.”
UU No20 / 2003, pasal 1 (13). Sebelum anak masuk sekolah, pendidikan yang
pertama kalidiberikan kepada anak yaitu pendidikan dalam keluarga. Setelah anak
berusia 6 / 7
tahun barulah dimasukkan ke dalam PAUD. Namun peran dalam keluarga sangat
menetukankarakter anak tersebut.Dalam hal ini, ibu merupakan peran utama, Kare
na ibu yangmelahirkan, sangat dekat dengan anak, paling sayang dengan
anak.Kasih sayang
2) Pendidikan Formal
Pendidikan karakter sangat efektif diterapkan pada jalur pendidikan formal.Pendid
ikan karakter di sekolah tidak harus dengan menyusun kurikulum baru, yaitukurik
ulum pendidikan budi pekerti, pendidikan karakter atau budi pekerti dapatdimasuk
kan dalam pokok-pokok pembahasan.Dalam proses pembelajaran di kelas, Peserta
didik mengungkap potensi-potensidalam dirinya, harus mengetahui bakat dan
minatnya, harus mengetahui keadaan jasmanidan rohaninya, dsb. Peserta didik
juga harus mampu mengarahkan dirinya, lalu pesertadidik dituntut agar mampu
mewujudkan diri secara baik di tengah lingkungannya. Sesuaidengan bakat,
minat, kemampuan dan karakteristik kepribadiannya.Hendaknya dilakukantanpa
paksaan dan tanpa ketergantungan pada orang lain.Peranan guru sangat penting
dalam proses pembentukan karakter. Tugas dan
tanggung jawab utama guru adalah mendidik sekaligus mengajar, yaitu membantu
peserta didik dalam mencapai kedewasaan. Dalam proses pembelajaran, guru juga
sebagai pembimbing.Maka, untuk dapat menjalankan tugas ini secara efektif, guru
hendaknya memahami semuaaspek pribadi peserta didik baik fisik maupun psikis.
3.Pendidikan Non-Formal
Pendidikan Non
Formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.”
(UU NO 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, pasal 1
(12).Pendidikan Non-
Formal sejatinya diberikan kepada masyarakat sebagai pengganti, penambah dan a
tau pelengkap pendidikan formal. Mencakup pendidikan Life skill,PAUD , Pendid
ikan Kepemudaan, Pemberdayaan Perempuan, pendidikan keterampilandan
pendidikan kesetaraan berupa kursus-kursus, kelompok belajar, sanggar-sanggar,
dll.
Esensi peran iniadalah adanya kemauan keras dan komitmen dari generasi muda
untuk menjunjung tingginilai-nilai moral diatas kepentingan-
kepentingan sesaat sekaligus upaya kolektif untuk menginternalisasikannya pada
kegiata dan aktifitasnya sehari-hari.
Pembangunan kembali karakter bangsatentunya tidak akan cukup jika tidak dilak
ukan pemberdayaan secara terus menerussehingga generasi muda juga dituntut un
tuk mengambil peran sebagai pemberdayakarakter. Bentuk praktisnya adalah
kemauan dan hasrat yang kuat dari generasi mudauntuk menjadi role model dari
pengembangan karakter bangsa yang positif.
Pemuda sebagai perekayasa sejalan dengan perlunya adaptifitas daya saing
untuk memperkuat ketahanan bangsa.
c). meningkatkan daya saing bangsa dalam bentuk kemajuan ilmu pengetahuan da
nteknologi.d). Menggunakan media massa sebagai penyalur upaya pembangunan
karakter bangsa.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan Karakter / Budi Pekerti dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pend
idikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuanmengemb
angkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan, baik memelihara
apa yang baik dan mewujudkan dan menebarkan kebaikan kedalam
kehidupansehari-hari dengan sepenuh
hati.Tujuan pendidikan karakter secara umum adalah untuk membangun danmeng
embangkan karakter peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang
pendidikanagar dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur menurut
ajaran agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butir sila
pancasila.Fungsi pendidikan karakter yaitu menumbuhkembangkan kemampuan d
asar peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku yang berakhlak, bermoral, dan
berbuatsesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan
masyarakat.Cara untuk membangun kreativitas / budi pekerti adalah melalui :
Jakarta : PTRajaGrafindoPersada.