You are on page 1of 166

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTIUNITY OF CARE PADA “NY.H”


DI PUSKESMAS PITUMPANUA KAB. WAJO
TANGGAL 4 S/D 30 APRIL 2022

Disusun dan Diajukan Oleh:

NUR HANISKA KHALIK


NIM : 190401020

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DANKEBIDANAN


UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG
TAHUN 2022

i
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTIUNITY OF CARE PADA “Ny.H”


DI PUSKESMAS PITUMPANUA KAB. WAJO
04 S/D 30 APRIL 2022

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada

Prodi DIII Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

NUR HANISKA KHALIK


NIM: 190401020

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DANKEBIDANAN


UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG
TAHUN 2022

i
PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Laporan Tugas Akhir Prodi DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Puangrimaggalatung
Sengkang, Juni 2022

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Hj. Hasnidar, S,ST, M.Kes) (Lisna, S.ST, M.Keb)


NIDN. 0909079103 NIDN. 092008880

ii
PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. “H”


DI PUSKESMAS PITUMPANUA KAB.WAJO
TANGGAL 04 S/D 30 APRIL 2022

Oleh

NUR HANISKA KHALIK


180401016

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir
Prodi DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Puangrimaggalatung, pada :

Hari/Tanggal : Jum’at, 17 Juni 2022


Waktu : 09.00 – 10.00 Wita
Tempat : Gedung C1-01 Universitas Puangrimaggalatung

Mengesahkan
Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua : Hj.Hasnidar.,S.ST.,M.Kes ( )

2. Anggota : Lisna S.ST.,M.Keb ( )

3. Anggota : Rosmiati S.ST.,M.Kes ( )

Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan

(Lisna S.ST.,M.Keb)
NIDN. 092008880

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Nur Haniska Khalik

NIM : 190401020

Program Studi : DIII Kebidanan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas

Akhir saya yang berjudul:

“ASUHAN KEBIDANAN CONTIUNITY OF CARE PADA Ny. “H” DI

PUSKESMAS PITUMPANUA KAB. WAJO TANGGAL 4 S/D 30APRIL 2022”

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Sengkang, Juni 2022

Penulis

NUR HANISKA KHALIK


NIM 190401020

iv
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga proposal laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan

sesuai waktu yang direncanakan. Proposal laporan tugas akhir ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Prodi DIII Kebidanan

Universitas Puangrimaggalatung Sengkang. Di samping itu, penulis mendapat

pengalaman meneliti dan menulis karya ilmiah berupa proposal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan pembahasan proposal

laporan tugas akhir ini, masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis

dengan senang hati yang lapang menerima kritikan-kritikan, saran-saran dan

petunjuk-petunjuk yang sifatnya konstruktif.

Dalam penyusunan proposal laporan tugas akhir ini penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang tulus khususnya kepada :

1. Bapak dr. H. Abdul Azis, M. M.Kes. selaku Ketua Umum Yayasan Universitas

Puangrimagalatung Sengkang

2. Bapak Prof. Dr. H. Imran Ismail, M.S Rektor Universitas Puangrimaggalatung

Sengkang.

3. Bapak drg. Anugerah Yanuar Azis,S.KG selaku dekan FakultasKeperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang atas segalaPelayananyang

diberikan kepada penulis dan ditampilkan sebagaimana adanya

v
4. Ibu Lisna, S.ST., M.Keb selaku ketua Prodi DIII Kebidanan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

Sekaligus pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

memberikan yang tidak terhingga nilainya.

5. Ibu Hj. Hasnidar,S.ST.,M.Kes selaku pembimbing 1 yang dengan penuh

kesabaran dan ketulusan telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan

yang tidak terhingga nilainya.

6. Ibu Rosmiati S.ST M.Kes selaku Penguji 3.

7. Ibu selaku kepala Puskesmas Pitumpanua Susanny Said, S.Ked.

8. Kepada bapak ibu dosen yang telah bersusah payah mendidik kami selama proses

perkuliahan dengan sepenuh hati.

9. Ibu dan keluarga responden atas kerja samanya yang baik.

10. Staf Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung

Sengkang yang memberikan petunjuk dan nasehat selama penulis menjalani

pendidikan.

11. KeduaOrang tua tercinta, Ayahanda bapak Fitriadi dan ibu St.Halijah serta

keluarga yang selalu memberikan dorongan dan bimbingan/bantuan baikmoril

ataupun materiil serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

12. Seluruh rekan mahasiswa, kerabat dan sahabat serta pihak lainnya yang tidak

sempat disebutkan satu persatu atas partisipasi dan bantuannya yang sangat

membantu dalam proses penyelesaian Proposal Laporan Tugas Akhir ini.

vi
Segala bantuan dari semua pihak, penulis menyerahkan kepada Allah SWT

untuk memberikan pahala yang berlipat ganda.Akhirnya mudah-mudahan Proposal

Laporan Tugas Akhir ini dengan segala kekurangannya dapat bermanfaat bagi kita

sekalian, Aamiin.

Sengkang, Juni 2022

Penulis

vii
ABSTRAK

Nur Haniska Khalik, Asuhan Kebidanan Continuity Of Care pada Ny. “H” di
Puskesmas Pitumpanua Kab.Wajo Tanggal 04 S/D 30 April 2021 (dibimbing
Oleh:Ibu Hasnidar dan Ibu Lisna )

Asuhan Continuity of Care (COC) merupakan asuhan secara


berkesinambungan dari hamil sampai Keluarga Berencana. Menurut WHO pada
tahun 2016 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 527.000 jiwa. Sedangkan Angka
Kematian Bayi (AKB) di dunia sebesar 10.000.000 jiwa (WHO, 2016). Di Indonesia
2016 AKI sebesar 401 per 100.000 jiwa. Data Badan Pusat Statistik kematian balita
di Indonesia mencapai 28.158 jiwa pada 2020. Berdasarkan Rekapitulasi kasus AKI
di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2020 sebanyak 133 kasus sedangkan jumlah AKB
di Sulawesi Selatan pada tahun 2018 sebanyak 1.037 kasus. Adapun data Puskesmas
Pitumpanua, jumlah AKI tahun 2018-2021 terdapat 2 kasus, Sedangkan AKB
terdapat 7 kasus. Maka untuk menurunkan AKI dan AKB diperlukan upaya untuk
meningkatkan kualitas ibu dan anak dilakukan dengan pendekatan COC (Continuity
of Care).
Hasil asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. H adalah pada masa
kehamilan trimester III ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus yaitu jumlah
kunjungan kehamilan yang kurang, pada persalinan tidak ada kesenjangan,pada nifas
ditemukan adanya kesenjangan, pada neonatus tidak ada kesenjangan dan pada
asuhan keluarga berencana ibu memilih menggunakan kontrasepsi KB Suntik yaitu
Suntik 3 bulan
Kesimpulan setelah dilakukan asuhan kebidanan komprehensif tidak terdapat
penyulit dan ibu mau mengikuti anjuran yang diberikan. Penulis menyarankan agar
lahan praktek lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan
kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,neonatus dan KB.

Kata Kunci : Continuity of Care, Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Nifas dan KB


Daftar Pustaka: 2012-2021

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

ABSTRAK............................................................................................................viii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH.............................xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................5

C. Tujuan Penelitian...................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.................................................................................6

E. Keaslian Laporan Kasus.........................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8

A. Konsep Dasar Kasus..............................................................................8

B. Standar Asuhan Kebidanan..................................................................50

ix
C. Kewenangan Bidan..............................................................................54

BAB III METODE LAPORAN KASUS...............................................................59

A. Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan COC...........................................59

B. Pendekatan/Desain Penelitian(Case Study).........................................60

C. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................61

D. Obyek Penelitian..................................................................................61

E. Metode Pengumpulan Data..................................................................61

F. Etika Penelitian....................................................................................63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil.....................................................................................................65

1. Asuhan Kebidanan ANC..............................................................65

2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ANC................................83

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan INC.................................87

4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan PNC..............................103

5. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan BBL..............................109

6. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan KB.................................113

B. Pembahasan........................................................................................118

1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester III......................118

2. Asuhan Kebidanan pada Persalinan............................................121

3. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas..........................................126

4. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir...................................127

5. Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB........................................129

x
BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan..................................................................................................131

B.Saran............................................................................................................132

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian yang serupa.............................................................................7

Tabel 2.1 Pertumbuhan dan perkembangan janin pada Trimester III......................8

Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri dengan Jari..............................................................9

Tabel 2.3 Tinggi Fundus Uteri menurut cm...........................................................10

Tabel 2.4 Penambahan Berat Badan selama kehamilan.........................................13

Tabel 2.5 Persalinan dan Pada Primigravida dan Multigravida.............................22

Tabel 2.6 Involusio Uterus.....................................................................................31

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Ibu Hamil, Ibu Bersalin, BBL, Ibu Nifas
dan Bayi..................................................................................................53

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Informed consent

2. Lembar permintaan menjadi responden

3. Surat rekomendasi dinkes

4. Kunjungan anc

5. Catatan pelayanan nifas

6. Partograf

7. Keterangan lahir

8. Lembar konsul judul

9. Lembar konsul proposal

10. Lembar konsul LTA

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

A : Assesment

A : Abortus

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BBL : Bayi Baru Lahir

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencara Nasional

BOK : Bantuan Operasional Kesehatan

COC : Contiunity Of Care

DEPKES : Departemen Kesehatan

DJJ : Denyut Jantung Janin

DKK : Dan Kawan Kawan

DLL : Dan Lain-lain

Fe : Ferrum

G : Gestasi

GO : Gonore

ICD : Incidental

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

IMT : Indeks Massa Tubuh

xv
IU : International Unit

IUD : Intrauterine Device

KB : Keluarga Berencana

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KMS : Kartu Menuju Sehat

LILA : Lingkar Lengan Atas

MENKES : Menteri Kesehatan

O : Objektif

P : Partus

P : Planning

P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif

PUS : Pasangan Usia Subur

PX : Prosesus Xiphoideus

S : Subjektif

SDM : Sumber Daya Manusia

TFU : Tinggi Fundus Uteri

Vit.K : Vitamin K

WHO : World Health Organization

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Continuous of Care (COC) adalah perawatan yang berkesinambungan

mulai dari kehamilan hingga Keluarga Berencana (KB) untuk menurunkan AKI

dan AKB. Kematian ibu dan bayi merupakan indikator kunci untuk menilai

kinerja pelayanan kesehatan di Indonesia, namun pada kenyataannya juga

terdapat kelahiran dengan komplikasi yang mengakibatkan kematian ibu dan

bayi (Maryuani, 2011). Kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama

kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan karena sebab yang

berhubungan dengan atau memperburuk kehamilan atau penanganannya, tetapi

bukan karena kecelakaan atau cedera (WHO, 2014). Kematian bayi (AKB)

adalah probabilitas 1000 kelahiran meninggal selama tahun pertama kehidupan.

Secara global, 80% kematian ibu diklasifikasikan sebagai kematian ibu

langsung. Pola penyebab langsung meliputi perdarahan (biasanya 25% setelah

melahirkan), sepsis (15%), hipertensi selama kehamilan (12%), ketidakmampuan

untuk bekerja (8%), dan komplikasi aborsi yang tidak aman (13%). , Secara

keseluruhan konsisten. , Alasan-Alasan Lainnya (8%) (Prawirohardjo, 2014).

Kematian bayi disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (BBLR) dan kekurangan

oksigen (mati lemas). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir

berkaitan dengan kondisi sosial seperti pendidikan, kondisi sosial ekonomi dan

budaya. Kondisi geografis dan fasilitas pelayanan yang belum siap menjadi

1
2

penyebab masalah ini. Beberapa faktor tersebut menyebabkan keputusan tertunda

(tertunda pengambilan keputusan, tertundanya kedatangan di lokasi pelayanan,

tertundanya perolehan bantuan yang memadai) (Departemen Kesehatan, 2016).

Rupture perineum adalah cedera pada jalan lahir yang terjadi ketika bayi

lahir dengan atau tanpa alat. Penyebab terjadinya robekan perineum adalah

palita, berat badan bayi, panduan persalinan yang tidak memadai, perineum

keras, ekstraksi tajam, ekstraksi vakum, trauma instrumental dan episiotomi, dan

robekan perineum terjadi pada hampir semua kasus. . Robekan di jalan lahir

selalu menyebabkan jumlah perdarahan yang bervariasi. Pendarahan jalan lahir

harus selalu dievaluasi agar dapat diatasi. Artinya, penyebab dan pendarahan.

Sementara ruptur perineum memiliki efek tersendiri bagi ibu, seperti

ketidaknyamanan dan gangguan perdarahan, ruptur perineum spontan disebabkan

oleh ketegangan di area vagina saat melahirkan, tetapi juga terkait dengan

tekanan psikologis dari proses persalinan dan yang lebih penting, ruptur

perineum, secara khusus juga dapat disebabkan oleh perineum. Efek ruptur

perineum sangat kompleks sehingga ruptur tersebut disebabkan oleh

ketidaksesuaian antara jalan lahir dan janin (Triyanti et al, 2017).

Menurut World Health (WHO), terdapat 2,7 juta laserasi perineum ibu,

dan diperkirakan pada tahun 2050, 6,3 juta orang di Indonesia akan mengalami

laserasi perineum. 75% ibu bersalin pervaginam mengalami cedera perineum.

Pada tahun 2017, dari total 1951 persalinan pervaginam spontan, ditemukan 57%

ibu mengalami jahitan perineum (28% dengan episiotomi, 29% dengan robekan
3

spontan) (Kemenkes RI, 2017). Kematian ibu di Sulawesi Selatan tahun 2017

adalah perdarahan sebanyak 62 kasus (41,61%), dengan penyebab utama ruptur

perineum. Jumlah kematian ibu di Sulawesi Selatan adalah 149 per 100.000

kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2015). Angka kejadian

laserasi perineum tahun 2019 di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar

Sulawesi Selatan mencapai 52 dari 358 kelahiran hidup per tahun.

Salah satu penyebab komplikasi dari masa nifas hingga kematian nifas

adalah infeksi luka perineum akibat perawatan luka yang tidak memadai, yang

dapat menyebabkan perdarahan pasca operasi, infeksi lokal, dan infeksi sistemik

selama masa nifas. Untuk mencegah terjadinya infeksi jahitan perineum, sangat

penting bagi ibu untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihannya (Sparyanto,

2015).

Salah satu inisiatif untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi

adalah program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi Ibu (P4K). Selain itu,

program P4K mendorong ibu hamil untuk melakukan kehamilan, persalinan,

evaluasi pascapersalinan, dan skrining bayi yang lahir oleh penyedia layanan

kesehatan yang berkualitas selama enam bulan. Bulan (Depkes, 2019).

Upaya penurunan AKI dan AKB telah meningkatkan kualitas pelayanan

kegawatdaruratan obstetri dan neonatal di sedikitnya 150 Rumah Sakit (PONEK)

dan 300 Puskesmas (PONED), serta peningkatan efisiensi dan efektifitas antara

Puskesmas dan Rumah Sakit. dari rujukan. Pemerintah dan masyarakat juga

memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua ibu memiliki akses ke
4

layanan kesehatan ibu yang berkualitas oleh petugas kesehatan terlatih sejak

konsepsi hingga persalinan.

Menurunkan AKI dan AKB semaksimal mungkin dengan meningkatkan

pelayanan kesehatan khususnya pelayanan asuhan kebidanan komprehensif yang

berfokus pada asuhan ibu dan bayi, sesuai standar pelayanan kebidanan yang

mengidentifikasi risiko komplikasi sejak dini. Uraian diatas yang dapat ibu dan

bayi lakukan, asuhan kebidanan yang berkesinambungan sangat penting untuk

menurunkan AKI dan AKB, yang mana Puskesmas Pitumpanua Kab. Wajo

merupakan landasan saya dalam memberikan asuhan kebidanan yang

komprehensif pada Ibu “H”.

Berdasarkan hasil survai yang telah saya lakukan kepada Ny. ”H” Dengan

usia kehamilan 32 minggu, maka saya tertarik melakukan asuhan kebidanan

secara berkesinambungan (continuity of care) mulai dari masa kehamilan, masa

persalinan, masa nifas, dan perawatan bayi baru lahir serta melakukan

pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin,

nifas, neonatus dan KB di Puskesmas Pitumpanua Kab. Wajo.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan Continuity Of Care Pada Ny. “H” Di

Puskesmas Pitumpanua Kab. Wajo?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
5

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada Ny. ”H” Di

Puskesmas Pitumpanua Kab.Wajo dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian prenatal , bersalin, BBL, nifas, neonatus, dan

KB

b. Menyusun diagnosa Kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil,

bersalin, BBL, nifas, neonatus, dan KB

c. Merencanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil,

bersalin, BBL, nifas, neonatus, dan KB

d. Melaksanakan asuhan kebidanana secara kontinyu pada ibu hamil sampai

bersalin pada ibu hamil, bersalin, BBL nifas, neonatus, dan KB

e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil sampai bersalin pada ibu hamil, bersalin , BBL, nifas, neonatus,

dan KB

f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil, bersalin, BBL, nifas, neonatus dan KB dengan SOAP

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis, antara lain:

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah

wawasan tentang kasus yang diambil.

2. Aplikatif, antara lain


6

a. Profesi: Hasil studi kasus ini dapat dijadikan masukan bagi profesi

kebidanan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada

masyarakat dan tentunya memberikan tambahan pengetahuan bagi

industri kebidanan.

b. Institusi pendidikan:Sebagai konribusi teoritis dan praktis untuk asuhan

kebidanan yang komprehensif.

c. Klien dan masyarakat: Menjamin akses masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan,khususnya asuhan kebidanan yang komprehensif.

E. Keaslian Laporan Kasus

Beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 1.1 Penelitian yang serupa

No Penelitian/ Judul Penelitian Desain Hasil Penelitian


. Tahun
1. Fitri Hidayanti Asuhan Kebidanan Studi Asuhan Setelah dilakukan
(2019) Komprehensif Pada Komprehensif asuhan kebidanan
Ny.S Usia 32 tahun mulai
Di PMB Siti dariANC,INC,PN
Nurcahyaningsi C, Bayi, dan KB
Amd.Keb.Malang, pada Ny.S tidak
Periode 3 Mei s/d terdapatkesenjanga
27 juni Tahun 2019 n antara teori dan
kasus.
2. Fara Fadilla Asuhan Kebidanan Studi Asuhan Setelah dilakukan
(2019) Komprehensif Pada Komprehensif asuhan kebidanan
Ny.S, Dari Hamil mulai dari ANC,
Sampai Keluarga INC,PNC, Bayi,
Berencana,Di Klinik dan KB pada Ny.S
Bersalin Hj.Khaifah tidak terdapat
7

Kecematan Medan kesenjangan antara


Area Tahun 2018 teori dan kasus.
Dari tabel 1. Di atas di ketahui bahwa ada perbedan studi kasus ini dengan
studi kasus sebelumnya .Perbedaan dengan studi kasus yang di lakukan oleh
penulis adalah pada:
1. Tempat ,waktu,objek penelitian,pada studi kasus ini penulis menggunakan
puskesmas pitumpanua tahun 2022 pada Ny.H
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses alami yang terjadi pada wanita, namun

kehamilan yang tidak disadari dapat menyebabkan deteksi dini

komplikasi baik bagi ibu maupun janin, sehingga ibu harus melakukan

pemeriksaan rutin minimal empat kali di fasilitas kesehatan selama

kehamilan (Dartiwen & Yati Nurhayati, 2017).

Kehamilan adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan

masa perkembangan janin di dalam kandungan, yang berlangsung

kurang lebih 40 minggu atau 9 bulan (Indrawati et al, 2021).

Tabel 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester III

Usia Berat janin Panjang Perkembangan


kehamilan janin
Minggu ke-29 1100-1200 gr 37-39 cm Otak dapat merasakan
cahaya, rasa dan bau.
Minggu ke-30 1500 gr 39 cm Sudah ada gerakan, mulai
denyutan halus.
Minggu ke-31 1550-1560 gr 41-43 cm Mulai terasa
gerakan janin.
Minggu ke-32 1800 gr 43 cm Kulit jaanin mulai
memerah, Lanugo ada.
Minggu ke-34 2000-2100 gr 43-45 cm Janin dapat membuka dan
menutup mata.

8
9

Minggu ke-36 2400-2450 gr 47-48 cm Kulit janin menjadi halus


Minggu ke-38 3100 gr 50 cm Janin sudah siap untuk lahir
Minggu ke-40 3300 gr 52 cm Janin benar-benar sudah
cukup bulan,siap
Dilahirkan, jika laki-laki
testis sudaah jatuh ke
Skrotum,jika wanita labia
mayora sudah menutup
labia minora
Sumber :Hutahaean,S.dalam buku perawatan Antenatal.2017

b. Perubahan Fisiologi dan Psikologi pada Ibu Hamil Trimester III

1) Perubahan fisiologi

a) Uterus

Pada awal kehamilan terjadi pembesaran endometrium atau

abdomen, dan berat uterus pada awal kehamilan dapat meningkat

dari 30 sampai 50 gram menjadi ±1000 gram. (Walyani, 2015)

Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri dengan Jari

Usia Kehamilan Ukuran Tinggi Fundus Uteri


28 minggu 26,7 cm 2-3 jari di atas simfisis.
32 minggu 29,5- Pertengahan pusat
30cm ProsesusXiphoid (PX).
36 minggu 30-33 cm 3 jari dibawah Prosesus
Xiphoid
(PX).
40 minggu 33 cm Pertengahan pusat
Prosesus Xiphoid
(PX).
Sumber :Walyani,E.S.2015.
10

Tabel 2.3 Tinggi Fundus Uteri menurut cm

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


28 minggu 26,7 cm di atas Simpisis.
30 minggu 29,5 - 30 cm di atas
Simpisis.
32 minggu 31 cm di atas Simpisis.
36 minggu 32 cm di atas Simpisis.
38 minggu 33 cm di atas Simpisis.
40 minggu 37,7 cm di atas Simpisis.
Sumber : Sari, Anggita, dkk (2015).

b).Ovarium

Selama kehamilan, evolusi berhenti. Ovarium atau ovarium,

yang mengandung korpus luteum atau menghasilkan hormon

progesteron dan estrogen, terus berfungsi ketika plasenta

terbentuk pada minggu ke-16. (Wiknjosastro, H, 2016).

c).Vagina dan Vulva

Peningkatan pembuluh darah di vagina dan vulva memberikan

penampilan kemerahan atau kebiruan yang dikenal sebagai

tanda Chadwick. Sulaiman Sastrawinata (1983:143) menyatakan

bahwa cairan vagina biasanya meningkat selama kehamilan.

(Wiknjosastro, H, 2016).
11

Dinding vagina mengalami perubahan berikut selama trimester

ketiga kehamilan dalam persiapan untuk melahirkan: B.

Pemanjangan dinding vagina dengan relaksasi jaringan ikat,

hipertrofi atau peningkatan sel otot polos atau otot dalam.

(Waryani (2015)

d).Payudara

Perubahan yang terjadi pada payudara yaitu areola tampak lebih

gelap akibat hiperpigmentasi, kelenjar kecil atau Montgomery

tampak menonjol di area areola, dan kolostrum puting susu

bocor pada usia kehamilan 12 minggu.( Walyani,2015)

e).Pada volume darah

Volume darah total dan volume plasma meningkat pesat dari

akhir timer pertama. Volume darah mencapai puncaknya pada

usia kehamilan 32 minggu dan meningkat menjadi sekitar 25

minggu. Karena hemodilusi atau penipisan darah, yang terlihat

pada bulan keempat kehamilan, peningkatan plasma mencapai

40% sesaat sebelum melahirkan. Setelah itu, protein dalam

serum juga berubah, jumlah protein, albumin dan gamma

globulin menurun pada awal kehamilan dan meningkat secara

bertahap menjelang akhir kehamilan, sedangkan beta globulin

dan fibrinogen terus meningkat.


12

f). Sistem Pernafasan

Sistem pernapasan menyebabkan keluhan sesak napas dan sesak

napas. Ini karena rahim yang membesar mendorong rahim atau

rahim ke diafragma, meningkatkan volume tidal (jumlah udara

yang dihirup atau dihembuskan dengan setiap napas normal). Hal

ini disebabkan karena respirasi yang cepat dan perubahan bentuk

rongga dada sehingga menyebabkan peningkatan O2 dalam

darah (Kumalasari, 2015:5).

h). Sistem Pencernaan

Kemudian pada kehamilan, lambung menjadi vertikal, bukan

horizontal seperti biasanya, dan gaya mekanis ini meningkatkan

tekanan intragastrik, mengubah sudut sambungan

gastroesofageal, dan meningkatkan refluks esofagus. Mulas

diduga disebabkan oleh kenaikan lambung ringan yang

dikombinasikan dengan penurunan tonus sfingter esofagus

bagian bawah, yang memungkinkan asam lambung naik kembali

ke kerongkongan bagian bawah.(Putrati, 2018:50).

i) Sistem Perkemihan

Selama kehamilan, perubahan anatomi utama terjadi pada

sistem kemih, yaitu ginjal dan ureter. Pada akhir kehamilan,

kepala bayi mulai terkulai, memberi tekanan pada kandung

kemih dan meningkatkan frekuensi buang air kecil (BAC).


13

Perubahan struktur ginjal ini juga merupakan tekanan yang

ditimbulkan oleh aktivitas hormonal (estrogen dan

progesteron), pembesaran rahim dan peningkatan volume darah

.(Fitriani, 2018: 76).

j) Kenaikan berat badan

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari

pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ atau

cairan intra uterine. (Sukarni dan Margaret,2016:45)

Tabel 2.4 Penambahan Berat Badan selama kehamilan


Jaringan dan 20 minggu 30 minggu 40 minggu
cairan (gram) (gram) (gram)
Janin 300 1500 3400
Plasenta 170 430 650
Cairan 350 750 800
amnion
Uterus 320 600 970
Mamae 180 369 405
Darah 600 1300 1450
Cairan 30 80 1480
eksrakuler
Lemak 2050 3480 3345
Total 4000 8500 12500
Sumber: Saifuddin dalam buku ilmu kebidanan Sarwono
Prawirohardjo.2014

2) Perubahan Psikologi

Trimester ketiga (menunggu dan bangun), di mana ibu cemas

menunggu kelahiran bayinya. Ibu mungkin khawatir bahwa bayi

mereka akan lahir pada saat ini, yang meningkatkan kesadarannya


14

akan tanda dan gejala persalinan yang akan datang. Reaksi

terhadap perubahan citra diri adalah ibu merasa aneh dan jelek

(Widatiningsih & Dewi, 2017).

Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

1) Oksigen

Ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas,

karena adanya tekanan diafragma dari rahim dan rahim membesar.

(Nugroho,dkk, 2014).

2) Nutrisi/Pola Makan

Kebutuhan nutrisi ibu meningkat pesat hingga 300 kalori/hari dari

menu semibang.

Contoh: Nasi tim dari 4 sendok makan beras, ½ hati ayam, 1 potong

tahu, wortel parut, bayam, 1 sendok teh minyak goreng dan 400 ml

air. (Nugroho,dkk, 2014)

3) Vitamin (B1, B2, dan B3)

Vitamin ini membantu enzim mengatur sistem pernapasan dan

metabolisme energi. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi

sekitar 1,2 mg vitamin B1 per hari, 1,2 mg vitamin B2 per hari, dan

11 mg vitamin B3 per hari. Sumber vitamin tersebut antara lain: keju,

susu, kacang-kacangan, hati dan telur (Nugroho, dkk, 2014).


15

4) Personal hygiene

Kebersihan pribadi selama kehamilan penting untuk semua ibu hamil.

Kebersihan pribadi yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan ibu

dan janin. Ibu hamil harus mandi, gosok gigi dan berganti pakaian

dua kali sehari. (Nugroho, et al, 2014).

5) Pakaian

Wanita hamil harus mengenakan pakaian yang longgar, nyaman dan

nyaman. Gunakan bra yang ukurannya pas dengan dada dan

menopang seluruh dada, serta hindari sepatu hak tinggi. (Nugroho,

dkk, 2014).

6) Eliminasi

Wanita hamil sering buang air kecil, terutama pada trimester ketiga,

dan sembelit mengurangi frekuensi buang air besar. Ibu hamil sering

ke kamar mandi, terutama di malam hari, sehingga mengganggu

tidurnya. Sebaiknya kurangi asupan cairan sebelum tidur .(Nugroho,

dkk, 2014).

7) Seksual

Seorang wanita hamil dapat terus melakukan hubungan seksual

dengan suaminya selama hubungan tersebut tidak menghalangi

kehamilannya. Pilih posisi yang nyaman dan tidak menimbulkan rasa

sakit pada ibu hamil dan usahakan menggunakan kondom, karena


16

prostaglandin dalam air mani dapat menyebabkan kontraksi .

(Nugroho, et al, 2014).

8) Senam hamil

Program olahraga sangat penting bagi ibu hamil untuk

mempersiapkan fisik dan mental menjelang persalinan. (Nugroho,

dkk, 2014).

9) Istirahat atau tidur

Ibu hamil harus cukup istirahat atau tidur. Kurang istirahat dan tidur

bisa membuat ibu hamil terlihat pucat, lesu, dan kurang semangat.

Usahakan untuk tidur malam minimal 8 jam dan tidur siang sekitar 1

jam. (Nugroho, dkk, 2014).

10) Traveling

Secara umum, perjalanan jauh dianggap cukup aman selama enam

bulan pertama kehamilan, tetapi jika Anda berencana untuk

melakukan perjalanan jauh di kemudian hari, Anda harus

membicarakannya dengan dokter Anda. (Nugroho, et al., 2014).

11) Stimulasi pengungkit otak (brain boster).

Stimulasi melalui musik gestasional dimaksudkan untuk

meningkatkan kecerdasan bayi dalam kandungan. (Kemenkes RI,

2015).
17

2. Persalinan

a. Pengertian Persalinan

b. Tanda-tanda Permulaan Persalinan

Menurut WHO (World Health Organization), persalinan normal adalah

persalinan spontan yang berisiko rendah pada saat persalinan dimulai

dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi lahir secara alami

pada usia 37 hingga 42 minggu dengan gambaran oksipital. Kesehatan

ibu dan anak baik selama kehamilan dan setelah melahirkan (JNPK-KR

Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Persalinan dan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42) dan kelahiran spontan

dengan laju oksipital yang terjadi dalam waktu 18-24 jam tanpa

komplikasi pada ibu atau janin.Masu (Prawirohardjo, 2014).

Persalinan normal terjadi dalam empat tahap: tahap 1 (pembukaan 0-10

cm), tahap 2 (tahap berkemih), tahap 3 (tahap kemih) dan tahap 4 (tahap

pengawasan). Proses persalinan dinamis melibatkan empat komponen:

passer (janin), pass (panggul ibu), force (kontraksi rahim), dan spirit

(keadaan emosional ibu). Begitu persalinan dimulai, interaksi antara

passer, pass, force, dan mind harus disinkronkan agar persalinan

pervaginam spontan terjadi (Lockhart A & Saputra L, 2014).


18

Menurut Mika Oktarina, 2016

1) Lightening

Sekitar minggu ke-36, tanda pertama adalah penurunan fundus uteri

saat kepala bayi bergerak ke pintu atas panggul. Menunduk. Saat

bayi memasuki pintu panggul, ibu merasakan: Tubuh bagian atas

terasa ringan, sesak napas berkurang, tubuh bagian bawah terasa

sesak, sulit berjalan, sering buang air kecil (inkontinensia urin).

2) Terjadinya his permulaan

Saat kehamilan berlanjut, produksi estrogen dan progesteron

menurun, sehingga oksitosin dapat menyebabkan kontraksi yang

lebih sering, seperti suara desis palsu, kedatangan, tidak ada

perubahan pada tanda-tanda serviks atau karier, dan durasinya

pendek.

Tanda-tanda timbulnya persalinan(inpartu).

a) Terjadinya his persalinan

b) Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam (show)

c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

d) Dilatasi dan effacement

Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-

angsur akibat pengaruh his.


19

c. Tahap Persalinan

Tahapan persalinan meliputi:

1) Kala I (Kala Pembukaan)

Dimulai dengan kontraksi rahim dan pembukaan serviks

hingga pembukaan maksimal (10 cm), kala I berlangsung 12 jam

pada wanita primipara dan sekitar 8 jam pada wanita multipara

(Jannah, 2017:10).

Persalinan Kala I di bagi menjadi 2 fase,yaitu:

a) Fase laten

Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat di mulai sejak

awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

secara bertahap sampai pembukaan 0-3cm,berlangsung dalam

7-8 jam (Holmes,2015:150).

b) Fase Akif

Pembukaan serviks 4-10 cm,berlangsung selama 6-7 jam. Fase

aktif di bagi menjadi 3 bagian ,yaitu:

(1) Fase akselerasi yang berlangsung selama 2 jam di

pembukaan 3-4 cm.

(2) Fase Dilatasi maksimal yang berllangsung selama 2 jam di

pembukaan 4-9 cm.

(3) Fase Deselerasi yaitu berlangsung cepat dalam 2 jam

pembukaan 9-10 cm atau lengkap (Marmi,2016:14)


20

2) Kala II

Gejala utama kala II adalah:

a) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-

100 detik.

b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan karena tertekan felxus Frankeshauser.

d) Kedua kekuatan, his dan mengejan yang lebih akan mendorong

kepala bayi sehingga terjadi pembukan.

e) Kepala lahir seluruhnya dan siikuti oleh putar paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala terhadap punggung.

f) Setelah putaran sumbu luar, kelahiran bayi dibantu dengan:

memegang kepala di bawah belakang kepala dan dagu,

menariknya dengan tajam ke bawah untuk melepaskan bahu

depan, menariknya ke atas dengan tajam ke depan. bahu

Pelepasan bahu belakang. Setelah bahu lahir, bayi lahir, diikuti

dengan sisa cairan ketuban, ketika bahu terhubung untuk

melahirkan sisa tubuh bayi.

g) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multi gravida

30 menit.
21

3) Kala III

Tahap ketiga dimulai setelah bayi lahir dan diakhiri dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses tahap ketiga memakan

waktu antara 5 dan 30 menit setelah bayi lahir, dan tanda-tanda

solusio plasenta adalah cipratan darah, tali pusat meregang, dan

rahim terasa keras. (Marmi, 2016:14).

Ada 2 metode untuk pelepasan plasenta:

a) Metode schulze

Plasenta mulai terlepas dari tengah, sehingga plasenta

dikeluarkan dan pendarahan berhenti. Dalam metode yang lebih

umum, plasenta bergerak menjauh dari titik pusat dan turun

melalui lubang kantung ketuban ke dalam vagina. Ekspansi

plasenta ibu tidak terlihat, bekuan darah berada di saku yang

berlawanan, dan otot-otot rahim berkontraksi dan berkontraksi.

Plasenta dikeluarkan dan pembuluh darah dikompresi dengan

kuat untuk menghentikan pendarahan. (Marumi 2016: 257)

b) Metode Matthews Ducan

Ketika plasenta terlepas dari sekitarnya, ia berdarah dan

plasenta juga terlepas, sehingga metode Sagitarius mungkin

tidak sepenuhnya melepaskan sebagian cairan ketuban. Karena

letak plasenta yang dalam di dalam rahim, metode ini


22

merupakan metode perdarahan yang sangat banyak karena

proses pemisahan berlangsung lebih lama dan terdapat sedikit

pembengkokan pada ujung segmen bawah (Marumi, 2016:257).

4) Kala IV

Pada tahap keempat, bayi dan plasenta diamati dua jam

setelah lahir, dan kondisi ibu diamati. Berikan perhatian khusus

pada perdarahan selama satu jam pertama setelah melahirkan. Tes

dijalankan setiap 15 menit, lalu setiap 30 menit setelah 2 jam. Pada

kala IV harus dipantau kontraksi uterus, perdarahan, tekanan darah,

tekanan darah, nadi, suhu dan tinggi fundus (Marmi, 2016:14).

Tabel 2.5 Persalinan dan Pada Primigravida dan Multigravida

Kala Persalinan Primigravida Multigravida


I 10-12 jam 6-8 jam
II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
III 10 menit 10 menit
IV 2 jam 2 jam
Jumlah 10-12 jam 8-10 jam

d. Faktor yang berpengaruh pada persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam persalinan adalah :

1) Passage (jalan lahir)

Jalan lahir ibu terdiri dari dua bagian: bagian keras (tulang panggul)

dan bagian lunak (rahim, otot dasar panggul, perineum). Panggul


23

terdiri dari empat tulang: dua tulang oscoccus, satu sakrum, dan

satu tulang ekor (Rohani, Saswita & Mariisah, 2014).

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2016), Hodgefield adalah

lapangan semu untuk menentukan seberapa jauh kepala diturunkan

karena kemajuan persalinan, yaitu pemeriksaan panggul (palpasi

vagina). Bidang Hodge dibagi menjadi empat bagian:

a) Bidang Hodge I: bidang setinggi pintu atas panggul yang

dibentuk oleh promontorium, artikulasio sakro iliaka, sayap

sacrum, linea inominata, ramus superior os pubis, tepi atas

simpisis.

b) Bidang Hodge II: setinggi pintu bawah simpisis pubis, sejajar

dengan bidang hodge I.

c) Bidang Hodge III: bidang setinggi spina ischiadica, sejajar

dengan hodge I dan hodge II

d) Bidang Hodge IV: bidang setinggi os kogsigis, sejajar dengan

hodge I, II dan III.

2) Passenger (Penumpang)

Cara penumpang (penumpang) atau janin bergerak sepanjang jalan

lahir merupakan hasil interaksi beberapa faktor: ukuran kepala

janin, posisi janin, pemosisian, postur dan pemosisian. Plasenta juga

harus melewati jalan lahir dan juga dianggap sebagai penumpang

yang menemani janin. Saat melahirkan, cairan ketuban mendorong


24

selaput janin ke dalam serviks, membukanya. (Rohani, Saswita &

Marisah, 2014).

3) Power (Kekuatan)

Force adalah kekuatan ibu mendorong janin keluar dari jalan lahir.

Kekuatan yang mendorong janin selama persalinan adalah aksi

kontraksi otot perut, kontraksi diafragma, dan ligamen, bekerja

sama dengan baik dan sempurna. Berdasarkan hasil survei Afifah

(2015), kami menemukan bahwa rata-rata 90% responden memiliki

faktor kinerja yang positif. Hal ini didasarkan pada kenyataan

bahwa subjek memiliki tanda-tanda persalinan yang kuat, sehingga

durasi persalinan atau kala II cepat, dan ibu primipara dapat

melahirkan janin dalam waktu kurang dari 2 jam. 1 jam. Demikian

pula, 10% pasien dengan kekuatan lemah ditandai dengan kontraksi

yang lemah, persalinan lama atau kala dua yang berkepanjangan.

4) Psychology (psikis)

Faktor psikososial terdiri dari kesiapan fisik dan mental, nilai dan

kepercayaan sosial budaya, pengalaman melahirkan sebelumnya,

harapan melahirkan, tingkat pendidikan dalam persiapan persalinan,

dan dukungan dari orang-orang terdekat anak. (Indrayani dan

Moody, 2016).
25

5) Faktor Position (Posisi ibu)

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologis untuk

melahirkan. Postur tegak memiliki banyak keuntungan. Perubahan

posisi tubuh antara lain menghilangkan rasa lelah, memberikan rasa

nyaman, dan memperlancar peredaran darah. Postur tegak termasuk

berjalan, berdiri, berjongkok, dan duduk. Posisi tegak dapat

menurunkan gravitasi dari bagian bawah janin (Indriyani dan

Moudy, 2010, 2016).

e. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan

Menurut Ari Kurniarum, S.SiT.,( 2016)

1) Penurunan Kadar Progesteron

Progesteron melemaskan otot-otot rahim, sedangkan estrogen

meningkatkan kerapuhan otot-otot rahim, kadar progesteron

menurun, produksi progesteron menurun, membuat otot-otot rahim

lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya, ketika kadar

progesteron mencapai tingkat tertentu, otot-otot rahim mulai

berkontraksi.

2) Teori Oxitosin

Oksitosin disekresikan dari bagian belakang kelenjar pituitari.

Perubahan keseimbangan estrogen-progesteron dapat mengubah

sensitivitas otot rahim, menyebabkan kontraksi Braxton-Hicks yang

sering. Pada akhir kehamilan, kadar progesteron turun dan oksitosin


26

meningkat, meningkatkan aktivitas otot-otot rahim, menyebabkan

kontraksi dan menyebabkan persalinan.

3) Keregangan Otot-Otot

Otot rahim memiliki kemampuan untuk meregang dalam batas-

batas tertentu. Setelah melebihi batas tertentu, terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya kandung kemih

dan lambung, saat mengisi dan mengembang, dindingnya

berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Sedangkan untuk rahim,

otot-otot rahim menjadi semakin rentan seiring dengan

perkembangan kehamilan. Misalnya, pada kehamilan ganda,

kontraksi sering terjadi setelah peregangan, yang menyebabkan

persalinan.

4) Pengaruh Janin

Pada anensefali, kehamilan sering berlangsung lebih lama dari

biasanya karena hipotalamus kurang berkembang, sehingga kelenjar

hipofisis janin dan kelenjar adrenal tampaknya juga berperan.Dapat

menyebabkan induksi (onset) persalinan.

5) Teori Prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat dari minggu ke-15 kehamilan

dan diekskresikan oleh desidua. Prostaglandin yang diproduksi oleh

desidua diduga sebagai salah satu penyebab timbulnya persalinan.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian prostaglandin F2


27

atau E2 intravena, intra dan ekstra-amnion menyebabkan kontraksi

miometrium pada semua usia kehamilan. Pemberian prostaglandin

selama kehamilan dapat menyebabkan otot-otot rahim berkontraksi

dan mengeluarkan hasil konsepsi. Prostaglandin dapat dianggap

sebagai menginduksi persalinan. Hal ini juga didukung dengan

adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik pada cairan ketuban

maupun daerah perifer ibu hamil sebelum atau saat melahirkan.

f. Kebutuhan dasar selama persalinan, baik fisik maupun psikologis

Menurut JNPK-KR (2017) kebutuhan dasar selama persalinan yaitu:

1) Dukungan emosional

Dukungan suami tercinta ibu, orang tua dan kerabat sangat

diperlukan untuk meredakan ketegangan dan mendukung

kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.

2) Kebutuhan makanan dan cairan

Selama persalinan anjurkan ibu sering mungkin minum dan makan

makanan ringan.

3) Kebutuhan eliminasi

Kandung kemih harus dikosongkan setiap 2 jam atau lebih sering

jika kandung kemih ibu terasa penuh selama proses persalinan.


28

4) Mengatur posisi

Peran bidan adalah mendukung posisi yang dipilih ibu dan

menyarankan alternatif hanya jika tindakan ibu tidak efektif atau

membahayakan dirinya atau bayinya.

5) Peran pendamping

Kehadiran suami atau orang terdekat ibu untuk memberikan

dukungan pada ibu sehingga ibu merasa lebih tenang dan proses

persalinanya dapat berjalan dengan lancar.

6) Pegurangan rasa nyeri

Mengurangi rasa nyeri bisa di lakukan dengan pijitan.pijatan dapat

di lakukan pada lumbosakralis dengan arahan melingkar.

3. Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir saat rahim kembali ke keadaan semula sebelum hamil dan

berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan, ibu

mengalami banyak perubahan fisiologis dan fisik. dan menyebabkan

banyak ketidaknyamanan pada periode postpartum awal. Ini tidak

mengecualikan kemungkinan menjadi morbid jika perawatan yang tepat

tidak diikuti (Yuliana & Hakim, 2020).

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti


29

keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-

kira 6 minggu (Sulistyawati, 2015).

b. Perubahan fisiologis dan psikologis pada masa nifas

Menurut Sukma (2017), perubahan fisiologi pada masa nifas meliputi:

1) Perubahan sistem reproduksi

Setelah melahirkan, tubuh ibu berubah, rahim berkontraksi, leher

rahim menutup, vagina kembali ke ukuran semula, dan payudara

mengeluarkan susu. Masa nifas berlangsung enam minggu. Selama

periode ini, tubuh ibu kembali ke bentuk tubuh pranatalnya, dan

dengan memahami perubahan normal selama periode nifas ini,

dimungkinkan untuk memahami kondisi tubuh ibu.

Menurut Risa & Rika (2014) :

a) Retraksi uterus adalah proses kembalinya uterus ke keadaan

sebelum hamil. Perubahan ini dapat dideteksi dengan palpasi

untuk meraba letak fundus (TFU).

Tabel 2.6 Involusio Uterus

No Waktu Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat uterus


1. Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
2. Uri/plasenta lahir Dua jari bawah pusat 750 gram
3. 1 minggu Pertengahan pusat 500 gram
simpisis
4. 2 minggu Tidak teraba dibawah 350 gram
simpisis
5. 6 minggu Bertambah kecil 50 gram
(normal)
6. 8 minggu Sebesar normal 30 gram
30

Sumber: Siti Saleha, 2017:9. Asuhan Kebidanan Pada Masa


Nifas

b) Perubahan pada cairan vagina (lochia)

Jenis Lochia yakni:

(1) Lochia Rubra (Cruenta): mengandung darah segar dan

debris amnion/ sisa-sisa selaput ketuban dan sel-sel

desidua 1-3 hari setelah kelahiran

(2) Lochia Sanguinolenta: Warnanya kuning kemerahan dan

dipenuhi darah dan lendir. Terjadi pada hari ke 3-7 setelah

melahirkan.

(3) Lochia Serosa: Warnanya kuning,cairan ini tidak keluar

lagi pada hari ke 7-14 setelah melahirkan.

(4) Lochia Alba: Keluarnya cairan putih yang muncul setelah

2 minggu kemudian.

(5) Lochia Purulenta: Cairan seperti nanah yang berbau busuk

di karenakan terjadinya infeksi

(6) Lochiotosis: Lochia tidak berkembang dengan mulus.

Perubahan pada Vagina dan Perineum berkurang setalah

lahir. Estrogen berperan dalam menipiskan dinding

bagian dalam vagina dan menghilangkan kerutan. Vagina

yang semula sangat melar,berangsur-angsur kembali ke

ukuran sebelum hamil 6-8 minggu setelah melahirkan.


31

c) Perubahan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam

beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini

tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan

vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam

vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali,

sementara labia menjadi lebih menonjol.

d) Perubahan Perineum Segera

Setelah lahir, perineum mengendur karena sebelumnya


teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada hari
kelima setelah lahir, perineum mendapatkan kembali
elastisitasnya, tetapi masih lebih lembek daripada sebelum
kehamilan.
e) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini

disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan

mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,

pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan,

kurangnya asupan makan, hemoroid dan kurangnya aktivitas

tubuh.
32

f) Perubahan Sistem Perkemihan

Buang air kecil biasanya sulit selama 24 jam pertama setelah

melahirkan. Kondisi ini disebabkan oleh kompresi (tekanan)

antara kepala janin dan tulang kemaluan selama persalinan

yang menyebabkan kejang sfingter dan edema leher kandung

kemih. Tingkat estrogen, hormon yang menahan air, turun

secara signifikan. Kondisi ini disebut "diuresis".

g) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot rahim berkontraksi segera setelah melahirkan,

pembuluh darah antara jaringan otot-otot rahim terjepit untuk

menghentikan pendarahan, dan ligamen, jaringan dasar panggul

dan fasia yang diregangkan saat melahirkan secara bertahap

menyempit dan berkontraksi. 6-8 minggu.

h) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah melahirkan, shunt tiba-tiba menghilang. Peningkatan

volume darah menyebabkan dekompensasi jantung pada pasien

Vitum Cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme

kompensasi yang melibatkan timbulnya hemokonsentrasi,

memungkinkan volume darah kembali normal. Ini biasanya

terjadi pada hari ke-3 hingga ke-5 kehidupan.

2) Perubahan Tanda-tanda Vital

Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain:
33

a) Suhu badan

Pada hari pertama (24 jam) setelah lahir, suhu tubuh sedikit

meningkat (37,50-38°C) akibat persalinan berat, dehidrasi, dan

kelelahan saat melahirkan. Dalam keadaan normal, suhu tubuh

normal. Biasanya pada hari ketiga, suhu tubuh naik lagi karena

pembentukan ASI (ASI). Jika suhu tidak turun, Anda mungkin

mengalami infeksi pada endometrium.

b) Denyut nadi

60 sampai 80 denyut per menit normal untuk orang dewasa

Denyut jantung biasanya meningkat setelah lahir. Nadi yang

lebih besar dari 100x/menit harus diperhatikan untuk

kemungkinan dehidrasi, infeksi, atau perdarahan postpartum.

c) Tekanan darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Tekanan darah bisa

turun setelah ibu melahirkan karena pendarahan. Hipertensi

postpartum menunjukkan perkembangan preeklamsia

postpartum.

d) Pernafasan

Status pernafasan selalu berhubungan dengan suhu tubuh dan

status nadi. Jika suhu nadi tidak normal, pernapasan berlanjut

kecuali ada obstruksi jalan napas tertentu. Napas cepat selama

periode nifas mungkin merupakan tanda syok.


34

Menurut Sutanto (2019) Perubahan Psikologis :

1) Fase Talking In (Setelah melahirkan sampai hari ke dua)

a) Perasaan ibu terfokus padanya.

b) Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain.

c) Perhatian ibu terfokus pada kekhawatiran tentang perubahan

pada tubuhnya.

d) Ibu mengulangi pengalaman melahirkan.

e) Istirahat saat tidur diperlukan agar tubuh kembali ke keadaan

normal.

f) Nafsu makan ibu biasanya meningkat sehingga membutuhkan

lebih banyak nutrisi.

g) Kurang nafsu makan menandakan proses pemulihan tidak

berlangsung baik.

2) Fase Taking Hold (Hari ke-3 sampai 10)

a) Ibu khawatir dan sedih karena tidak bisa merawat bayinya

(baby blue).

b) Ibu memperhatikan kemampuannya menjadi orang tua dan

meningkatkan tenggung jawabnya terhadap bayinya.

c) Ibu memusatkan perhatian pada pengendalian fungsi tubuh,

buang air kecil, buang air besar dan daya tahan tubuh.

d) Ibu berusaha menguasai keterampilan merawat bayi seperti

menggendong, menyusui, memandikan, dan berpakaian .


35

e) Secara umum, Ibu terbuka terhadap saran dan kritik pribadi

kebidanan.

f) Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum.

g) Selama waktu ini ,wanita bereaksi sangat sensitif terhadap

ketidakmampuannya, mudah tersinggung, dan menganggap

pengumuman bidan lebih sebagai peringatan. Dianjurkan

untuk berhati-hati dalam berkomunikasi dengan wanita ini dan

menawarkan dukungan.

3) Fase Letting Go (Hari ke-10sampai akhir masa nifas)

a) Ibu dapat merawat diri sendiri dan merawat bayinya dengan

tenang . Sang ibu kemudian kembali ke rumah dan dipengaruhi

oleh dukungan dan perawatan keluarga.

b) Ibu bertanggung jawab atas perawatan bayi dan memahami

kebutuhan bayi.

Terdapat 3 tahap dalam masa nifas, yaitu:

1) Fase tenang (fase ketergantungan) Pada 1-2 hari setelah melahirkan,

ibu masih pasif, sangat tergantung pada orang lain, memperhatikan

tubuhnya sendiri, mengalami persalinan dan pengalaman

melahirkan dan membutuhkan tidur, saya ingat lebih baik. dan

nafsu makan meningkat.

2) Menahan periode Ini berlangsung 3-4 hari setelah melahirkan. Ibu

fokus pada kemampuan mereka untuk mengambil tanggung jawab


36

penuh untuk perawatan bayi mereka. Pada titik ini, ibu menjadi

sangat sensitif sehingga dia membutuhkan bimbingan dan dorongan

pengasuh untuk mengatasi kritiknya.

3) Masa Menyapih Terjadi setelah ibu dan bayi pulang. Ibu mulai

menerima sepenuhnya tanggung jawab menjadi seorang "ibu" dan

menyadari atau merasa bahwa kebutuhan bayinya sangat

bergantung padanya.

c. Kebutuhan dasar masa nifas

Menurut Elisabeth Siwi Walyani,( 2017).kebutuhan dasar ibu nifas

meliputi:

1) Nutrisi dan Cairan

Masalah nutrisi harus dipertimbangkan, karena nutrisi yang baik

mendorong penyembuhan ibu dan dapat berdampak signifikan pada

komposisi ASI. Adapun kebutuhan nutrisi perawatan saat menyusui

adalah:

a) Konsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari.

b) Diet berimbang protein, mineral dan vitamin.

c) Minum sedikitnya 2 liter tiap hari (+8 gelas).

d) Fe/tablet tambah darah sampai 40 hari pasca persalinan.

e) Kapsul Vit. A 200.000 unit.


37

2) Ambulasi

Ambulasi dini merupakan pedoman bagi petugas kesehatan untuk

mendorong ibu bangun dari tempat tidur dan berjalan secepat

mungkin segera setelah melahirkan. Ibu postpartum dapat bangun

dari tempat tidur dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah melahirkan.

Keuntungan dari ambulasi dini:

a) Ibu merasa lebih sehat.

b) Fungsi usus dan kandung kemih lebih baik.

c) Memungkinkan kita mengajarkan ibu untuk merawat bayinya.

d) Tidak mempengaruhi proses postpartum, tidak mempengaruhi

penyembuhan luka, tidak menyebabkan perdarahan, tidak

meningkatkan kemungkinan prolaps uteri atau retroteks;

3) Eliminasi

Kurang lebih 6 jam setelah melahirkan. Ibu dapat buang air kecil,

tetapi kateterisasi dianjurkan jika kandung kemih penuh atau belum

buang air kecil lebih dari 8 jam. Penyebab sulit buang air kecil

setelah melahirkan (predrouria):

Berkurangnya tekanan intra abdominal.

a) Otot-otot perut masih lemah.

b) Edema dan uretra.

c) Dinding kandung kemih kurang sensiti.


38

d) Ibu nifas diharapkan dapat buang air besar setelah hari kedua

nifas. Sebagai alternatif, pencahar oral atau rektal dapat

diberikan jika hari ketiga postpartum tidak dianjurkan.

4) Kebersihan diri

a) Ibu nifas sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,

kebersihan tubuh , pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat

penting untuk tetap terjaga.

b) Anjurkan untuk membersihkan seluruh tubuh terutama

perineum.

c) Ajarkan ibu cara mengoleskan sabun dan air pada bagian depan

dan belakang alat kelamin.

d) Anjurkan ibu untuk mengganti pembalut minimal dua kali

sehari.

e) Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

memcuci alat kelamin.

f) Jika ada episiotomi atau robekan jahitan pada alat kelamin

ibu, disarankan untuk tidak menyentuh area tersebut.

d. Luka Perenium

1) Pengertian

Keperawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia

(biologis,psikologis,sosial dan spiritual)daripenyakit hingga

kesehatan (Ayuningtyas & Dewi. 2015). Perineum adalah daerah


39

antara vulva dan paha yang berdekatan dengan anus. Masa nifas

adalah masa dari lahirnya plasenta sampai kembalinya organ

genetik ke keadaan sebelum hamil. Perawatan perineum adalah

kebutuhan nutrisi ibu antara melahirkan plasenta dan kembalinya

organ genetik ke keadaan sebelum hamil, di daerah antara paha

yang dibatasi oleh vulva dan anus.

2) Tujuan Perawatan Perineum

Menurut Hamilton (2014), tujuan perawatan perineum adalah

pencegahan infeksi bersamaan dengan penyembuhan jaringan. Bila

dilakukan dengan benar dan tepat, manfaat perawatan luka

perineum dapat mencegah kematian ibu saat melahirkan.

3) Bentuk Luka Perineum

Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada dua macam,yaitu

a) Rupture

Ruptur adalah kerusakan pada perineum akibat rusaknya

jaringan alami akibat tekanan dari kepala atau bahu janin pada

saat persalinan. Ruptur biasanya bentuknya tidak teratur dan

sulit untuk dijahit.

b) Episiotomy

Episiotomi adalah insisi pada perineum yang mengakibatkan

pemotongan mukosa vagina, cincin selaput darah, jaringan


40

septum lepto-vagina, otot-otot, dan saluran perineum serta kulit

di depan perineum (Purwoastuti & Walyani).

4) Faktor penyebab

a) Faktor maternal

(1) Penghentian kerja yang tidak terkelola dan tidak didukung.

(2) Pasien tidak berhenti mendorong.

(3) Percepat persalinan dengan dorongan fundus yang

berlebihan ..

(4) Edema dan kerapuhan perineum

(5) Lengkungan kemaluan yang sempit dan pintu keluar

panggul yang sempit mendorong kepala bayi kebelakang

(Retna, A.E, 2016).

b) Faktor janin

(1) Proses persalinan dengan berat janin yang cukup tinggi

dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan pecahnya jalan

lahir. Laserasi perineum terjadi pada saat melahirkan bayi

yang berat. Hal ini dikarenakan semakin tinggi berat badan

bayi saat lahir, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya

ruptur perineum. Ruptur perineum sering terjadi karena

perineum tidak cukup kuat untuk menahan pertumbuhan

kepala pada bayi dengan berat badan lahir tinggi. Buku


41

Harian Fetty Chandra Wulandari dan Nur Widayanti

(2014).

Di BPS Rosida Himawati Kabupaten Purworejo, diketahui

adanya hubungan antara berat badan neonatus dengan

kejadian ruptur perineum saat lahir. Hal ini menunjukkan

bahwa berat janin dapat menyebabkan ruptur perineum

karena risiko trauma lahir, terutama jika berat janin

melebihi 3500. Gram karena keputihan seperti distosia

bahu atau cedera jaringan lunak ibu.

(2) Posisi kepala abnormal

Posisi kepala abnormal adalah posisi abnormal dari ubun-

ubun kecil, yang merupakan penanda panggul ibu.

Presentasi abnormal adalah presentasi janin selain

presentasi oksipital. Janin yang cacat dan tidak sejajar

sering menyebabkan persalinan lama/stasis.

(3) Kelahiran Bokong

Presentasi bokong adalah keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong

berada di bawah kavum uteri.

(4) Ekstrasi forcep yang sukar

Persalinan forsep adalah kelahiran buatan di mana janin

dilahirkan dengan jarum yang menempel di kepalanya.


42

Kemungkinan komplikasi bagi ibu dari ekstraksi forsep

termasuk ruptur uteri,ruptur portio,ruptur vagina dan

perineum, syok, perdarahan postpartum, dan ruptur varises

vagina.

(5) Distosia bahu

Distosia bahu adalah kondisi yang memerlukan manipulasi

obstetrik tambahan karena bayi tidak dapat dilahirkan jika

kepala bayi ditarik ke belakang.

5) Tingkat robekan perineum

a) Robekan tingkat 1

Menutupi mukosa vagina, tepat di bawah kulit perineum.

Laserasi tingkat 1 umumnya sembuh dengan sendirinya, tidak

berdarah, dan tidak memerlukan jahitan jika sudah terpasang

dengan baik.

b) Robekan tingkat 2

Ini termasuk mukosa vagina, kulit perineum, dan otot

perineum. Setelah anestesi lokal, penyembuhan luka dilakukan,

otot diafragma urogenital median dijahit, dan luka kulit vagina

dan perineum ditutup dengan jaringan di bawahnya.


43

c) Robekan tingkat 3

Ini mencakup mukosa vagina, perineum, otot perineum, dan

otot sfingter eksternal.

d) Robekan tingkat 4

Pada ruptur total, otot sfingter rektum dipotong, kerusakan

menyebar, dan dinding anterior rektum berubah dengan jarak.

6) Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum

a) Gizi

Faktor makanan terutama protein sangat mempengaruhi proses

penyembuhan luka perineum.Karena protein sangat dibutuhkan

untuk penggantian jaringan.

b) Keturunan

Genetika seseorang mempengaruhi kemampuan mereka untuk

menyembuhkan luka. Salah satu sifat genetik yang

mempengaruhi adalah kemampuan untuk menghambat sekresi

insulin, yang menyebabkan lonjakan gula darah. Anda mungkin

kekurangan protein dan kalori.

c) Sarana prasarana

Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana

perawatan perineum, seperti kemampuannya memberikan

antiseptik, sangat berpengaruh terhadap penyembuhan

perineum.
44

d) Budaya dan keyakinan

Budaya dan kepercayaan mempengaruhi penyembuhan

perineum. Misalnya, kebiasaan makan telur, ikan, dan ayam

mempengaruhi asupan makanan ibu dan berdampak signifikan

terhadap penyembuhan luka.

e) Obat-obatan

(1) Steroid dapat menutupi adanya infeksi dengan

mengganggu respon inflamasi normal.

(2) Antikoagulan dapat menyebabkan pendarahan.

(3) Vitamin C membantu mendukung penyembuhan luka,

menjaga kesehatan jaringan ikat, dan melindungi sel-sel

tubuh. Antibiotik dapat digunakan untuk mengendalikan

dan menghentikan pertumbuhan bakteri dan

mikroorganisme berbahaya di dalam tubuh.

(4) Asam mefenamat adalah obat yang mengandung asam

mefenamat. Obat mefenamentate dapat mengatasi nyeri

ringan (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2017).

7) Dampak dari perawatan luka perineum

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat

menghindarkan hal berikut ini :


45

a) Infeksi

Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab sangat

mendorong tumbuhnya bakteri yang dapat menyebabkan

infeksi pada perineum.

b) Komplikasi

Wabah infeksi di perineum dapat menyebar ke saluran kandung

kemih atau jalan lahir yang dapat menyebabkan perkembangan

komplikasi infeksi kandung kemih dan jalan lahir.

c) Kematian ibu nifas

Kesehatan ibu nifas masih rapuh, sehingga penanganan

komplikasi yang lambat dapat mengakibatkan kematian ibu

nifas.

4. Neonatus

a. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah bayi yang berusia 0-28 hari dan baru saja menjalani

proses persalinan. BBL memerlukan adaptasi fisiologis berupa maturasi,

adaptasi (adaptasi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin),

dan toleransi terhadap BBL sehingga dapat memperkaya kehidupan

(Marmi, 2012:5).

b. Adaptasi neonates

Proses transisi fungsional neonatus dari kehidupan intrauterin ke

kehidupan ekstrauterin. Adaptasi fisiologis ini juga dikenal sebagai


46

homeostasis, yaitu kemampuan untuk mempertahankan faktor-faktor

penting yang secara dinamis dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan

perkembangan, termasuk selama periode pertumbuhan dan

perkembangan di dalam rahim. dari berbagai sistem.

5. Keluarga Berencana ( KB)

a. Pengertian Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana (KB) berupaya mengatur kelahiran anak, jarak dan

usia ideal lahir untuk mengkoordinasikan kehamilan melalui promosi,

perlindungan dan dukungan sesuai hak reproduksi untuk menciptakan

keluarga yang berkualitas. Kehamilan diatur oleh metode kontrasepsi,

alat bantu dan obat-obatan. Pelayanan kontrasepsi adalah pemberian

atau pemasangan alat kontrasepsi dan tindakan lain yang berhubungan

dengan alat kontrasepsi kepada calon dan peserta KB yang dilakukan di

fasilitas pelayanan KB. Pelayanan kontrasepsi dilaksanakan secara

agama, budaya, etika dan kesehatan (Kemenkes RI, 2014).

b. Tujuan Keluarga Berencana (KB)

1) Tingkat kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk.

2) Atur interval kehamilan.

3) Rencanakan keluarga kecil yang harmonis.

4) Mengembangkan isiniatif yang meningkatan kesejahteraan ibu dan

anak serta menurunkan angka kematian ibu selama kehamilan dan

persalinan.
47

c. Manfaat KB

1) Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak.

2) Pemberian ASI yang tepat dan promosi pengasuhan anak.

3) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

4) Penurunan angka kematian ibu dan bayi.

5) Membangun keluarga yang berkualitas.

d. Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi

Menurut Mochache et al. (2018) determinan penggunaan kontrasepsi

adalah pendidikan, keinginan untuk memiliki anak, pemeriksaan

kehamilan pada kelahiran terakhir, dan niat untuk menghentikan atau

menunda kelahiran berikutnya. Menurut Huda, Laksmono, dan Bagoes

(2016), faktor yang berhubungan dengan perilaku terkait kontrasepsi

adalah pengetahuan, sikap, dukungan suami, dan peran petugas

kesehatan.

e. Sasaran Program KB

Sasaran program KB terbagi menjadi 2:

Kelompok sasaran langsung adalah pasangan usia subur (PUS) yang

bertujuan untuk menurunkan fertilitas melalui kontrasepsi berkelanjutan.

Tidak langsung adalah penyelenggaraan dan pengelolaan KB yang

ditujukan untuk menurunkan fertilitas melalui pendekatan kebijakan

kependudukan yang terpadu untuk mewujudkan keluarga yang

berkualitas dan sejahtera.


48

f. Alat Kontrasepsi 3 Bulan

1) Pengertian

DMPA atau Depo Provera diberikan setiap tiga bulan sekali.

Kontrasepsi ini disuntikkan ke bokong dan tidak dianjurkan jika

sudah lebih dari 12 minggu dan 5 hari sejak penyuntikan terakhir.

Metode kontrasepsi 3 bulan ini sangat efektif dan aman, dapat

digunakan oleh semua wanita usia subur, dan tidak mempengaruhi

pemberian ASI (Pinem 2014).

2) Mekanisme Kerja

Lendir serviks, yang mencegah ovulasi, mengentalkan dan

menipiskan endometrium atau dinding rahim, mempengaruhi

kecepatan migrasi sel telur ke tuba fallopi, dan karenanya tidak

cocok untuk implantasi sel telur yang telah dibuahi (Pinem, 2014).

3) Keuntungan dan Kerugian

Menurut Pinem,2014 antara lain

(a) Keunggulannya sangat efektif, bertahan hingga 8-12 minggu,

tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak mengandung

hormon estrogen, sehingga tidak mengganggu kelancaran ASI,

mengurangi beberapa radang panggul Mencegah menular

seksual penyakit, sehingga mengurangi diare, muntah, atau

penggunaan antibiotik.
49

(b) Kerugiannya adalah perdarahan tidak teratur atau amenore,

penurunan kesuburan di tahun berikutnya, penambahan berat

badan, penurunan libido, sakit kepala dan jerawat.

4) Cara Penyuntikan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

Menurut Pinem,2014 antara lain :

(a) Kontrasepsi suntik ini disuntikkan jauh ke dalam bokong setiap

tiga bulan selama 90 hari dan tidak disarankan memijat tempat

suntikan.

(b) Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dan tunggu

sampai kering sebelum menyuntik.

(c) Kocok obat untuk menghindari pembentukan gelembung udara.

Jika ada gelembung udara di bagian bawah botol, panaskan atau

kibaskan untuk menghilangkan endapan.

B. Standar Asuhan Kebidanan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

938/Menkes/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan adalah acuan dengan

proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan, diagnosa atau masalah kebidanan,

perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan dalam

bentuk SOAP.
50

1. STANDAR I: Pengkajian

a. Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Kriteria pengkajian

1) Data tepat, akurat, dan lengkap

2) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan utama,

riwayat obstetri, riwayat kesehatan, latar belakang sosial budaya)

2. STANDAR II: Perumusan diagnosa atau masalah kebidanan

a. Pernyataan standar

Bidan menganalisis data yang diperoleh selama pemeriksaan dan

menafsirkannya secara akurat dan logis untuk membuat diagnosis dan

masalah kebidanan yang benar.

b. Kriteria perumusan diagnosa atau masalah

1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2) Masalah dirumuskan sesuai kondisi pasien

3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan

3. STANDAR III: Perencanaan

a. Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan.


51

b. Kriteria perencanaan

1) Membuat rencana tindakan sesuai dengan prioritas masalah dan

situasi pelanggan, dan mengambil tindakan segera, tindakan proaktif,

dan perawatan yang komprehensif.

2) Libatkan klien/pasien dan keluarga.

3) Pemilihan intervensi yang aman berdasarkan bukti sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan klien, memastikan bahwa perawatan yang

diberikan bermanfaat bagi klien.

4) memperhatikan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya

dan fasilitas yang ada;

4. STANDAR IV : Implementasi

a. Pernyataan standar

Bidan menerapkan rencana asuhan kebidanan yang komprehensif.

Klien/pasien berbasis bukti yang efektif, efisien dan aman untuk upaya

promosi, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi. Secara mandiri,

kooperatif dan dengan referensi.

b. Kriteria

1) Menyadari keunikan klien sebagai entitas biopsikososial, spiritual dan

budaya.

2) Semua tindakan perawatan memerlukan persetujuan klien atau

keluarganya.

3) Menerapkan intervensi perawatan berbasis bukti.


52

4) Libatkan pelanggan Anda dalam segala hal yang Anda lakukan.

5) Hormati privasi Anda.

6) Penerapan prinsip pencegahan infeksi.

7) Terus lacak perubahan status klien.

8) bertindak sesuai dengan sumber daya yang ada, fasilitas dan standar

penggunaan fasilitas;

9) Tuliskan setiap tindakan yang Anda lakukan.

5. STANDAR V: Evaluasi

a. Pernyataan standar

Bidan secara sistematis dan berkesinambungan mengevaluasi

keefektifan asuhan yang diberikan seiring dengan perubahan kondisi

klien.

b. Kriteria evaluasi

1) Tergantung pada kondisi pelanggan, evaluasi akan dilakukan segera

setelah akhir perawatan.

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan untuk klien.

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan kriteria.

4) Kami akan menindaklanjuti hasil evaluasi sesuai dengan kondisi

pelanggan.

6. STANDAR VI: Pencatatan Asuhan Kebidanan

a. Pernyataan standar
53

Bidan memelihara catatan yang lengkap, akurat, ringkas dan jelas

tentang keadaan/peristiwa yang diidentifikasi dan dilakukan dalam

pemberian asuhan kebidanan.

b. Kriteria pencatatan asuhan kebidanan

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/KIA).

2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

S: subyektif, mencatat hasil anamnesa.

O : data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan.

A : data hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalahkebidanan

P : penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif :

penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi/follow up dan

rujukan.

C. Wewenang Bidan

Kewenangan bidan merupakan aspek hukum dan perundangan yang mengatur

tugas pokok dan kompetensi bidan terkait kasus yang dipilih. Berdasarkan

PERMENKES RI NO 28/MENKES/PER/XVII/2017 Tentang Izin dan

Penyelengaraan Praktik Bidan BAB III Penyelenggaraan Praktik

Pasal 18
54

Dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan untuk

memberikan :

a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Pasal 19

5) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a

diberikan pada masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa

nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.

6) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Pelayanan konseling pada masa sebelum hamil

b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c. Pelayanan persalinan normal

d. Pelayanan ibu nifas normal

e. Pelayanan ibu menyusui

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

7) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada

ayat 2, bidan berwenang untuk:

a. Episiotomi

b. Pertolongan persalinan normal

c. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II


55

d. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

e. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

g. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu

eksklusif

h. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartum

i. Penyuluhan dan konseling

j. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

k. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran

Pasal 20

1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf b

diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah.

2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada

ayat 1, Bidan berwenang melakukan:

a. Pelayanan neonatal esensial

b. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

c. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah

d. Konseling dan penyuluhan

3. Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a

meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan tali pusat,


56

pemberian suntikan Vit. K1, pemberian imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi

baru lahir, pemantauan tanda bahaya, pemberian tanda identitas 108 diri, dan

merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat

waktu ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.

4. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan sebagaimana

dimaksud pada ayat 2 huruf b meliputi:

a. Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan

nafas, ventilasi tekanan positif, dan/kompresi jantung.

b. Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR melalui

penggunaan selimut atau fasilitas dengan cara menghangatkan tubuh

bayi dengan metode kangguru

c. Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol atau

povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering, dan

d. Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir dengan

infeksi gonore (GO)

e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah

sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf c meliputi kegiatan

penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran

tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini penyimpangan

tumbuh kembang balita dengan menggunakan kuesioner pra skrining

perkembangan (KPSP)
57

f. Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf d

meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu

dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan,

imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang.

Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan berwenang

memberikan:

a. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

b. Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan


BAB III

METODE LAPORAN KASUS

A. Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan COC

Studi Pendahuluan

Subjek Penelitian

Studi Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan


Asuhan Asuhan
Kehamilan Persalinan Bayi Baru Kontrasepsi
Nifas (PNC) Neonatus
(ANC) (INC) Lahir (BBL) (KB)

KI, KII, Kunjungan


KIII, KALA I – KFI, KFII, KNI, KNII, Pemilihan
2 JAM
KIV,KV,K IV KFII KNIII Alat
VI Kontrasepsi

Asuhan :
1. 7 Langkah Varney
2. SOAP

Dokumentasi

Gambar 1. Kerangka Konsep Ibu Hamil, Bersalin dan BBL , Nifas, Neonatus dan KB

58
59

B. Pendekatan/Desain Penelitian (Case Study)

Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif maternal, nifas,

nifas, neonatus dan KB adalah metode penelitian deskriptif dan jenis penelitian

deskriptif yang digunakan adalah studi kasus. Yaitu, menelaah masalah yang

berkaitan dengan kasus itu sendiri, menanggapi faktor-faktor yang

mempengaruhi, peristiwa khusus yang terjadi dalam kaitannya dengan kasus

tersebut, serta tindakan dan penanganan kasus.

Studi kasus yang digunakan penulis untuk memanfaatkan SOAP SOAP

adalah metode memperoleh informasi tentang pasien yang relevan dengan

masalah pasien yang terdapat dalam catatan kebidanan. Sederhana, jelas, logis

dan ringkas. Prinsip pendokumentasian menggunakan SOAP:S (subyektif) adalah

pernyataan atau keluhan pasien yang diambil dari riwayat kesehatan. O (lensa)

adalah data observasional yang diperoleh dari survei yang dilakukan oleh tenaga

medis (Wildan, 2019). Studi kasus untuk penelitian ini adalah asuhan kebidanan

di New York State. “H” G2P1A0 Kehamilan 38 minggu Kehamilan 6 hari,

persalinan, neonatus, nifas, neonatus, pilihan kontrasepsi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat studi kasus

Studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Pitumpanua Kab. Wajo

2. Waktu

Pelaksanaan studi kasus ini pada tanggal 4 s/d 30 April 2022


60

D. Obyek Penelitian/Partisipan

Objek penelitian/Partisipan dalam studi kasus ini yaitu Ny. ”H” dengan asuhan

kebidanan Continuity Off care (COC).

E. Metode Pengumpulan Data

1. Langkah I (pertama): Pengumpulan data dasar Pada langkah pertama

ini penilaian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang

diperlukan untuk menilai sepenuhnya kondisi pelanggan.:

a. Riwayat kesehatan.

b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya .

c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.

d. Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi.

2. Langkah II (kedua): Interpretasi Data Dasar Langkah ini dengan benar

mengidentifikasi diagnosis atau masalah dan kebutuhan pelanggan

berdasarkan interpretasi yang benar dari data yang dikumpulkan. Data dasar

yang dikumpulkan diinterpretasikan untuk menemukan masalah atau

diagnosis tertentu. Baik kata "masalah" dan "diagnosis" digunakan karena

ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

3. Langkah III (ketiga): Identifikasi Potensi Diagnosis atau Masalah Langkah

ini mengidentifikasi potensi masalah atau diagnosis lain berdasarkan

masalah dan diagnosis yang teridentifikasi. Langkah ini memerlukan


61

antisipasi dan, jika mungkin, pencegahan sambil mengamati bahwa bidan

siap ketika diagnosis/potensi masalah ini terjadi.

4. Langkah IV (keempat): Identifikasi dan tentukan kebutuhan yang

membutuhkan perhatian segera. Identifikasi kebutuhan untuk tindakan

segera oleh bidan atau dokter dan/atau konsultasi atau pengobatan dengan

anggota tim perawatan kesehatan lainnya, tergantung pada kondisi klien.

Oleh karena itu, manajemen tidak hanya dilakukan selama perawatan primer

rutin atau kunjungan prenatal, tetapi selama wanita tersebut terus bersama

bidan.

5. Langkah V (kelima): Rencana Perawatan Komprehensif Pada langkah ini,

perawatan komprehensif yang ditentukan pada langkah sebelumnya

direncanakan. Langkah ini merupakan kelanjutan dari diagnosis atau

manajemen masalah yang diidentifikasi atau diprediksi dan memungkinkan

informasi/data dasar yang tidak lengkap untuk diselesaikan pada langkah ini.

6. Langkah VI (keenam): Implementasi Rencana Langkah keenam ini secara

efisien dan aman mengimplementasikan rencana perawatan komprehensif

yang dijelaskan pada langkah kelima. Perencanaan ini dapat dilakukan

seluruhnya oleh bidan, atau sebagian oleh bidan dan sebagian oleh klien atau

anggota tim kesehatan lainnya.

7. Langkah VII (ketujuh): Evaluasi ,Pada langkah ketujuh ini dilakukan

evaluasi efektivitas dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan

kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan


62

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam

pelaksanaannya. (Menurut Hellen Varney).

F. Etika Penelitian

Menurut Nurjasmi, E., dkk. (2017), etika penelitian kebidanan merupakan

topik yang sangat penting dalam penelitian. Karena penelitian kebidanan secara

langsung menyangkut orang, aspek etika penelitian harus dipertimbangkan.

Masalah etika berikut harus dipertimbangkan:

1. Informed consent (persetujuan)

Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

dengan memberikan persetujuan tertulis. Tujuannya agar subjek memahami

maksud dan tujuan penelitian. Jika responden setuju, mereka harus

menandatangani formulir persetujuan.

2. Anonymity (tanpa nama)

Anonymity adalah pemberian jaminan dalam penggunaan subjek pemelitian

dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan

hanya kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)
63

Confidentiality adalah pemberian jaminan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Asuhan Kebidanan Antenatal Komprehensif


Pada Ny. “H” Dengan Gestasi 38-40 Minggu
Di Puskesmas Pitumpanua Kab. Wajo
Tanggal 12 April 2022

No. Register : 7898

Tanggal Kunjungan : 12 April 2022, pukul 09.00 Wita

Tanggal Pengkajian : 12 April 2022, pukul 09.30 Wita

Nama pengkaji : Nur Haniska Khalik

Langkah I. Identifikasi Data Dasar

A. Identitas Istri/Suami

1. Nama : Ny. “H” / Tn. “M”

2. Umur : 27 tahun / 28 tahun

3. Nikah/lamanya : 1kali ,± 11tahun /1kali,±11 tahun

4. Suku : Bugis /Bugis

5. Agama : Islam / Islam

6. Pendidikan : SMP / SD

7. Pekerjaan : IRT / Nelayan

8. Alamat : Doping (Benteng)

64
65

B. Data Biologis / Fisiologi

Tidak ada keluhan

C. Riwayat Kehamilan Sekarang

1. G2P1A0

2. Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 17 Juli 2021

3. Hari Tafsiran Persalinan tanggal 24 April 2022

4. Gestasi 38 minggu 2 hari

5. Ibu merasakan pergerakan janinnya sejak usia kehamilan 4 bulan

6. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil

7. Ibu telah mendapatkan imunisasi TT Booster

8. Tinjauan ANC

D. Riwayat Reproduksi

1. Menarche : 14 tahun

2. Siklus Haid : 28-30 hari

3. Lamanya : 5-6 hari

4. Dismenorhea : Ada
66

E. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Persalinan Bayi
No Nifas
Tahun Kelahiran Jenis Tempat Penolong BB JK Keadaan
1 Spont
2013 Aterm Pkm Bidan 2800 LK Hidup normal
an
2 2022 Kehamilan Sekarang

F. Riwayat Kesehatan

1. Ibu tidak pernah menderita penyakit DM, TBC, Hepatitis dan Asma

2. Ibu tidak pernah menderita penyakit metabolisme,cardiovaskuler dan

3. Ibu tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu

4. Ibu tidak memiliki riwayat ketergantungan obat,rokok dan alkohol

G. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Tidak ada riwayat penyakit menular dalam keluarga

2. Tidak ada riwayat penyakit keturunan (jantung,hipertensi,asma)

3. Tidak ada riwayat keturunan kembar (Gemelly)

H. Riwayat KB

Ibu pernah menjadi akseptor KB Suntik sejak tahun 2014 dan berhenti

karena ingin punya anak lagi.

I. Riwayat Sosial Ekonomi, Data Psikologi dan Data Spiritual

1. Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami

2. Penghasilan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari

3. Ibu dan keluarga sangat senang dengan kehamilan ini

4. Ibu menganggap kehamilannya merupakan anugrah dari Tuhan


67

5. Selama kehamilan,ibu senantiasa berdoa dan berserah diri pada Allah

SWT

J. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1. Nutrisi

a. Sebelum Hamil

1) Jenis makanan : Nasi,lauk pauk dan sayuran

2) Porsi : 1 piring

3) Frekuensi : 3 kali/hari

4) Nafsu makan : Baik

5) Minum : 7 gelas/hari

b. Selama hamil

1) Jenis makanan : Nasi, lauk pauk dan sayur dan buah

2) Porsi : 1 piring

3) Frekuensi : 3 kali/hari

4) Nafsu makan : Baik

5) Minum : 8 gelas/hari

2. Eliminasi

a. Sebelum hamil

1) BAK

a) Frekuensi : 3-4 kali/hari

b) Warna : kuning muda

c) Bau : amoniak
68

2) BAB

a) Frekuensi : 1-2 kali/hari

b) Warna : kuning

c) Konsistensi : lunak

b. Selama hamil

1) BAK

a) Frekuensi : 4- 6 kali/hari

b) Warna : kuning muda

c) Bau : amoniak

2) BAB

a) Frekuensi : 1-2 kali/hari

b) Warna : kuning kecoklatan

c) Konsistensi : keras

3. Istirahat/Tidur

a. Sebelum hamil

1) Tidur siang : ± 1-2 jam

2) Tidur malam : ± 8 jam

b. Selama hamil

1) Tidur siang : ± 1 jam

2) Tidur malam : ± 6-7 jam


69

4. Personal Hygiene

a. Sebelum hamil

1) Mandi : 2 kali sehari pakai sabun mandi

2) Keramas : 3 kali seminggu pakai shampo

3) Sikat gigi : 3 kali sehari pakai pasta gigi

4) Ganti pakaian : setiap kali kotor/basah

b. Selama hamil

Tidak ada perubahan

K. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum

a. Penampilan umum : klien baik

b. Kesadaran : composmentis

c. BB sebelum hamil : 48 kg

d. BB sekarang : 54 kg

e. Tinggi badan : 157 cm

f. LILA : 25 cm

2. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 100/70 mmHg

b. Nadi : 86 x/i

c. Suhu : 36,7 °C

d. Pernapasan : 22 x/i
70

3. Head to Toe

a. Kepala

Inspeksi : rambut dan kulit kepala bersih serta tidak ada ketombe

Palpasi : tidak ada massa, benjolan dan nyeri tekan

b. Wajah

Inspeksi : tidak ada cloasma gravidarum,tidak ada oedema

Palpasi : tidak teraba oedema pada wajah

c. Mata

Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

d. Hidung

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan polip

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

e. Mulut dan Gigi

Inspeksi : mulut dan gigi tampak bersih, bibir lembab, tidak ada

caries, lidah bersih dan tidak ada peradangan pada gusi

f. Telinga

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

g. Leher

Inpeksi : tidak terlihat adanya pembesaran kelenjar tyroid dan

vena jugularis
71

Palpasi : tidak ada pembesearan kelenjar tyroid, limfe dan vena

jugularis

h. Payudara

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, hiperpigmentasi pada areola,

puting menonjol

Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

i. Abdomen

Inspeksi : tidak ada bekas operasi, tampak linea nigra dan striae

alba

Palpasi :

1) Leopold I : TFU 32 cm

2) Leopold II : Puki

3) Leopold III : Kepala

4) Leopold IV : BDP

5) LP : 86 cm

6) TBJ : 2752gram

Auskultasi : DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri bawah perut ibu

dengan frekuensi 136 x/i

j. Ekstremitas

Inspeksi : tidak ada oedema dan varises pada kaki

Palpasi : tidak teraba oedema dan varises pada kaki

Perkusi : refleks patella kiri dan kanan positif (+/+)


72

L. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 12 April 2022,pukul 09.35 wita

1. Haemoglobin : 12 gr%

2. Protein Urine : Negatif

3. Golongan Darah : A

Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Diagnosa : G2PIA0, Gestasi 38-40 Minggu, Situs Memanjang (Pu-Ki), Intra

Uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu dan Janin baik

A. G2PIA0

1. Data Subjektif

Ibu hamil anak kedua dan tidak pernah mengalami keguguran

2. Data Objektif

a. Leopod

1) Leopod 1: TFU 32 cm

2) Leopold 2 : Pu-Ki

3) Leopold 3 : Presentase Kepala

b. Auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri bawah dengan

frekuensi 136 x/i

3. Analisa dan Interpretasi Data

a. Menurut Mc.Donald( 2014)pemeriksaan TFU dapat dilakukan

dengan menggunakan pita pengukur


73

b. Adanya bagian yang teraba keras,lebar dan datar seperti papan

menandakan punggung janin yang teraba pada satu sisi perut ibu

sedangkan pada sisi lain teraba bagian kecil janin (Obstetri William,

hal 207)

B. Gestasi 38-40 Minggu

1. Data Subjektif

a. HPHT : 17 Juli 2021

b. UK : 9 bulan

2. Data Objektif

a. Tanggal pengkajian 12 April 2022

3. Analisa dan Interpretasi Data

Dari HPHT tanggal 17 Juli 2021 sampai tanggal pengkajian 12 April

2022, diperoleh umur kehamilan 38 minggu 2 hari (perawatan ibu hamil

2014: 52)

C. Situs Memanjang ( Pu-Ki)

1. Data Subjektif

Pergerakan janin kuat terutama pada kuadran kanan perut ibu

2. Data Objektif

a. Palpasi leopold 2 teraba punggung disebelah kiri ibu

b. Auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri bawah dengan

frekuensi 136 x/i


74

3. Analisa dan Interpretasi Data

a. Letak janin dalam kehamilan sesuai dengan sumbu ibu dimana letak

sumbu panjang janin terhadap sumbu panjang ibu sama yaitu

memanjang. (Obstetri Fisiologi Padjajaran Bandung Hal.142)

b. Adanya bagian yang teraba keras,lebar dan datar seperti papan

menandakan punggung janin yang teraba pada satu sisi perut ibu

sedangkan pada sisi lain teraba bagian kecil janin (Obstetri William,

hal 207)

D. Intra Uterine

1. Data Subjektif

a. Pergerakan janin kuat

b. Tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil

2. Data Objektif

Pada pemeriksaan kepala ibu tidak meraskan nyeri

3. Analisa dan Interpretasi Data

Anak hidup dalam rahim ,pergerakan kuat dan dan tidak dirasakan nyeri

pada ibu (Obstetri fisiologi )

E. Tunggal

1. Data Subjektif
75

Pergerakan janin kuat, terutama pada kuadran kanan perut ibu seja usia

kehamilan 5 bulan.

2. Data Objektif

a. Leopold I : TFU 32 cm

b. Leopold II : Puki

c. Leopold III : Kepala

d. Leopold IV : BDP

e. Auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri bawah dengan

frekuensi 136 x/i

3. Analisa dan Interpretasi Data

Pada kehamilan tunggal,teraba 2 bagian besar yaitu bokong dan kepala,

serta denyut jantung janin terdengar pada satu titik. (Emanuaba,hal 133)

F. Hidup

1. Data Subjektif

Pergerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan sampai

sekarang

2. Data Objektif

a. Tampak pembesaran perut sesuai usia kehamilan

b. Janin bergerak kuat saat palpasi

c. Djj terdengar jelas pada kuadran kiri bawah dengan frekuensi 136

x/i
76

3. Analisa dan Interpretasi Data

Tanda-tanda janin hidup adalah djj terdengar jelas dan janin bergerak

kuat dan teraba (Obstetri fisiologi UMPAD 2016 hal.184) bagian

terendah janin sudah masuk di pintu atas panggul. (Hanifa

Winkjosastro, Ilmu Kebidanan. hal 159)

G. Keadaan Ibu Baik

1. Data Subjektif

Ibu tidak pernah mengeluh dengan kehamilannya

2. Data Objektif

a. Keadaan umum baik

b. Kesadaran composmentis

c. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 110/70 mmHg

2) Nadi : 86 x/i

3) Suhu : 36,5°C

4) Pernapasan : 22 x/i

3. Analisa dan Interpretasi Data

Keadaan ibu baik dapat dilihat dari keadaan umum baik, kesadaran

composmentis dan tanda-tanda vital dalam batas normal. (Obstetri

fisiologi )

H. Keadaan Janin Baik

1. Data Subjektif
77

Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat

2. Data Objektif

a. Saat palpasi terasa pergerakan janin

b. Djj terdengar jelas,irama teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu

dengan frekuensi 136 x/i

3. Analisa dan Interpretasi Data

Adanya pergerakan normal dan Djj dengan frekuensi normal antara 120-

160 x/i menandakan keadaan janin baik. (Obstetri fisiologi UMPAD

2016 hal.184)

Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Tidak ada data yang menunjang terjadinya masalah potensial

Langkah IV. Tindakan Segera / Kolaborasi

Tidak ada data yang menunjang perlunya tindakan segera/kolaborasi

Langkah V. Rencana Tindakan / Intervensi

Diagnosa : G2P1A0, Gestasi 38-40 Minggu , Situs Memanjang (Pu-Ki), Intra

Uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu dan Janin baik

Tujuan :

1. Proses kehamilan berlangsung normal

2. Keadaan ibu dan janin baik


78

Kriteria :

1. Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan sesuai umur

kehamilan

2. Tanda-tanda vital dalam batas normal

3. Denyut jantung janin dalam batas normal

4. Ibu dapat beradaptasi dengan kehamilannya

Rencana Tindakan :

Tanggal 12 April 2022

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

Rasional : agar ibu mengetahui kondisinya dan janinnya

2. Beritahu ibu tentang tanda-tanda persalinan

Rasional : agar ibu mengerti tentang tanda-tanda persalinan

3. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan

Rasional : agar ibu dapat mepersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan saat

persalinan

4. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi lebih banyak buah-buahan, makanan

yang berserat tinggi dan mengonsumsi air putih lebih banyak dari biasanya

Rasional : buah-buahan dan makanan berserat tinggi dapat mengatasi BAB

yang keras

5. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe

Rasional : dapat mengurangi resiko terjadinya anemia


79

6. Anjurkan ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan apabila sudah

terdapat tanda-tanda persalinan

Rasional : agar proses persalinan dapat segera ditolong oleh petugas

kesehatan

7. Berikan HE tentang personal hygiene

Rasional : dapat memberikan rasa nyaman dan mencegah infeksi

8. Anjurkan ibu menggunakan KB pasca salin

Rasional : untuk mengatur jarak kehamilan

9. Anjurkan ibu follow up bila ada keluhan

Rasional : untuk memantau keadaan ibu dan janin

Langkah VI. Implementasi

Tanggal 12 April 2022, pukul 10.40 wita

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

; ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang disampaikan

2. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan diantaranya :

a. Perut mules secara terarur,sering dan lama

b. Nyeri perut tembuas belakang

c. Keluar lendir bercampur darah

d. Keluar air ketuban dari jalan lahir

; ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan

3. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan


80

a. Pemilihan tempat persalinan dan kendaraan

b. Penolong persalinan

c. Persiapan biaya persalinan

d. Pendamping persalinan

e. Persiapan donor darah

; ibu mengerti dan bersedia mempersiapkan segala hal yang diperlukan

4. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi lebih banyak buah-buahan, makanan

yang berserat tinggi dan mengonsumsi air putih lebih banyak dari biasanya

; ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan

5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe

; ibu bersedia mengonsumsi tablet Fe sesuai dosis yang ditentukan

6. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan apabila sudah

terdapat tanda-tanda persalinan

; ibu bersedia untuk segera datang ke petugas kesehatan apabila sudah ada

tanda-tanda persalinan

7. Memberikan HE tentang personal hygiene

; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukannya

8. Menganjurkan ibu menggunakan KB pasca salin

; ibu bersedia menggunakan KB setelah melahirkan

9. Menganjurkan ibu follow up bila ada keluhan

; ibu bersedia datang bila ada keluhan


81

Langkah VII. Evaluasi

Tanggal 12 April 2022, pukul 10.50 wita

1. Leopold

a.Leopold 1 : TFU 32 cm

b. Leopold 2 : Pu-Ki

c. Leopold 3 : Kepala

d. Leopold 4 : BDP

2. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 110/70 mmHg

b. Nadi : 86 x/i

c. Suhu : 36,5 °C

d. Pernapasan : 22x/i

3. Djj terdengar jelas ,irama teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan

frekuensi 136 x/i


82

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Antenatal Care Komprehensif


Pada Ny. “H” Dengan Gestasi 38-40 Minggu
qDi Puskesmas Pitumpanua Kab. Wajo
Tanggal 12 April 2022

No. Register : 7898

Tanggal Kunjungan : 12 April 2022, pukul 09.00Wita

Tanggal Pengkajian : 12 April 2022, pukul 09.10 Wita

Nama pengkaji : Nur haniska khalik

A. Identitas Istri/Suami

1. Nama : Ny. “H” / Tn. “M”

2. Umur : 27 tahun / 28 tahun

3. Nikah/lamanya : 1kali , ± 11tahun / 1kali,±11 tahun

4. Suku : Bugis /Bugis

5. Agama : Islam / Islam

6. Pendidikan : SMP / SD

7. Pekerjaan : IRT / Nelayan

8. Alamat : Doping ( Benteng )

B. Data Subjektif (S)

1. Ibu hamil anak kedua dan tidak pernah mengalami keguguran

2. HPHT 17 Juli 2021

3. Umur kehamilan ± 9 bulan


83

4. Pergerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan sampai sekarang

5. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil

6. Ibu telah mendapatkan imunisasi TT Booster

C. Data Objektif (O)

1. Gestasi 38 minggu 2 hari

2. TP 24 April 2022

3. Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis

4. BB sebelum hamil : 48 kg, BB sekarang : 54 kg , TB : 157 cm, LILA : 25 cm

5. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 110/70 mmHg

b. Nadi : 86 x/i

c. Suhu : 36,5°C

d. Pernapasan : 22 x/i

6. Kepala,rambut dan kulit kepala bersih, tidak ada benjolan dan nyeri tekan

7. Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

8. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan vena jugularis

9. Pada abdomen tampak linea nigra dan striae alba, tonus otot kendor dan tidak

ada bekas operasi

10. Palpasi abdomen

a. Leopold I : TFU 32 cm

b. Leopold II : Puki

c. Leopold III : Kepala


84

d. Leopold IV : BDP

e. LP : 6 cm

f. TBJ : 2752 gram

11. Auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri bawah dengan frekuensi

136x/i

12. Tidak ada oedema dan varises pada tungkai, refleks patella kiri dan kanan (+/+)

13. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

a. Haemoglobin : 12 gr%

b. Protein Urine : Negatif

D. Assesment (A)

G2PIA0, Gestasi 38-40 Minggu ,Situs Memanjang( Pu-Ki), Intra Uterine,

Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu dan Janin baik

E. Planning (P)

Tanggal 12 April 2022, pukul 10.40 wita

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

; ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang disampaikan

2. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan diantaranya :

a. Perut mules secara terarur,sering dan lama

b. Nyeri perut tembuas belakang

c. Keluar lendir bercampur darah

d. Keluar air ketuban dari jalan lahir

; ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan


85

3. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan

a. Pemilihan tempat persalinan dan kendaraan

b. Penolong persalinan

c. Persiapan biaya persalinan

d. Pendamping persalinan

e. Persiapan donor darah

; ibu mengerti dan bersedia mempersiapkan segala hal yang diperlukan

4. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi lebih banyak buah-buahan, makanan

yang berserat tinggi dan mengonsumsi air putih lebih banyak dari biasanya

; ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan

5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe

; ibu bersedia mengonsumsi tablet Fe sesuai dosis yang ditentukan

6. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan apabila sudah

terdapat tanda-tanda persalinan

; ibu bersedia untuk segera datang ke petugas kesehatan apabila sudah ada

tanda-tanda persalinan

7. Memberikan HE tentang personal hygiene

; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukannya

8. Menganjurkan ibu menggunakan KB pasca salin

; ibu bersedia menggunakan KB setelah melahirkan

9. Menganjurkan ibu follow up bila ada keluhan

; ibu bersedia datang bila ada keluhan


86

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Intranatal Care


Pada Ny. “H” Dengan Presentase Belakang Kepala
di Puskesmas Pitumpanua kab. Wajo
Tanggal 15 April 2022

No. Register : 7898

Tanggal Masuk : 15 April 2022, pukul 06.30 Wita

Tanggal Partus : 15 April 2022, pukul 07.30 Wita

Tanggal Pengkajian : 15 April 2022, pukul 06.45 Wita

Nama pengkaji : Nur Haniska Khalik

A. Identitas Istri/Suami

1. Nama : Ny. “H” / Tn. “M”

2. Umur : 27 tahun / 28 tahun

3. Nikah/lamanya : 1kali , ± 11 tahun /1kali,±11 tahun

4. Suku : Bugis /Bugis

5. Agama : Islam / Islam

6. Pendidikan : SMP / SD

7. Pekerjaan : IRT / Nelayan

8. Alamat : Doping (Benteng)


87

B. Kala I

Data Subjektif (S)

1. Ibu mengalami nyeri perut tembus belakang disertai pelepasan lendir dan

darah sejak tanggal 15 April 20212, pukul 05.30 wita

2. HPHT tanggal 17 Juli 2021

3. Ibu hamil anak kedua dan tidak pernah keguguran

4. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil

5. Ibu merasakan pergerakan janinnya sejak usia kehamilan 5 bulan sampai

sekarang

6. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular

7. Ibu tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu

8. Ibu telah mendaptakan imunisasi TT Booster pada tanggal 18 Agustus 2021 di

Puskesmas Pitumpanua

9. Ibu pernah menjadi akseptor KB Suntik

Data Objektif (O)

1. G2PIA0

2. TP tanggal 24 April 2022

3. Keadaan umum baik

4. Tanda-tanda vital dalam batas normal

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 86 x/i

c. Suhu : 36,5 °C
88

d. Pernapasan : 24 x/i

5. Konjungtiva merah muda,sclera tidak ikterus

6. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan vena jugularis

7. Payudara simteris kiri dan kanan,puting menonjol, hiperpigmentasi areola

8. Tidak ada bekas operasi, tampak linea nigra dan striae alba

9. Palpasi Abdomen

a. Leopold I : TFU : 32 cm

LP : 86 cm

b. Leopold II : Pu-Ki

c. Leopold III : Kepala

d. Leopold IV : BDP

10. Tafsiran Berat Janin yaitu 2752 gram

11. Kontraksi uterus baik, His 4x10’ (40”)

12. Auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri bawah dengan frekuensi

138x/i

13. Pemeriksaan VT tanggal 15 April 2022, pukul 07.05 wita

a. Vulva/Vagina : T.A.K

b. Porsio : melesap

c. Pembukaan : 10 cm

d. Ketuban : (-)

e. Presentase : kepala

f. Penurunan : Hodge IV
89

g. Penumbungan : (-)

h. Molase : (-)

i. Kesan panggul : normal

j. Pelepasan : lendir dan darah

14. Tidak ada oedema dan varises pada tungkai

Assesment (A)

G2P1A0, Gestasi 38-40 Minggu , Situs Memanjang (Pu-Ki), Intra Uterine,

Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu dan Janin Baik, Inpartu Kala I Fase Aktif

Planning (P)

Tanggal 15 April 2022, pukul 07.00 wita

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

; ibu dan keluarga mengerti dengan apa yang disampaikan dan merasa lebih

tenang

2. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih

; kandung kemih sudah kosong

3. Menjelaskan manfaat nyeri persalinan pada ibu dan keluarga

; ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan

4. Menganjurkan ibu berbaring dengan posisi miring kiri

; ibu telah berbaring dengan posisi miring kiri


90

5. Mengobservasi DJJ, nadi dam his tiap 30 menit

NO WAKTU DJJ NADI HIS

1. 06.50 138x/i 81 x/i 4x10 (40)

6. Melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam atau bila ada indikasi

VT tanggal 15 April 2022, pukul 07.05 wita

a. Vulva/Vagina : T.A.K

b. Porsio : melesap

c. Pembukaan : 10 cm

d. Ketuban : (-)

e. Presentase : kepala

f. Penurunan : Hodge IV

g. Penumbungan : (-)

h. Molase : (-)

i. Kesan panggul : normal

j. Pelepasan : lendir dan darah

7. Memberi hidrasi dan nutrisi pada ibu

; ibu sudah makan dan minum disela-sela his

8. Mengajarkan cara meneran yang baik

; ibu mengerti dan bersedia melakukannya

9. Mengisi lembar partograf


91

; partograf telah diisi

C. Kala II

Data Subjektif (S)

1. Ibu merasakan nyeri perutnya bertambah kuat

2. Ibu merasa mempunyai dorongan kuat untuk meneran

3. Ibu merasakan adanya tekanan pada anus

Data Objektif (O)

1. Perineum menonjol

2. Vulva dan anus membuka

3. Ibu tampak ingin meneran

4. His 4 x 10’ (.40”)

5. Auskultasi DJJ 138x/i

6. Keadaan ibu dan janin baik

Assesment (A)

Perlangsungan Kala II

Planning (P)

Tanggal 15 April 2022, pukul 07.05 wita

1. Melihat tanda dan gejala kala II

a. Adanya dorongan untuk meneran

b. Tekanan pada anus

c. Perineum menonjol

d. Vulva membuka
92

; tanda gejala kala II sudah nampak

2. Menyiapkan alat

a. Bak Partus yang berisi :

1) 1 ½ pasang handscoon

2) 1 buah klem

3) 1 buah penjepit tali pusat

4) 1 buah gunting tali pusat

5) ½ koher

6) Gunting episotomi

7) Has steril secukupnya

8) Kateter logam

b. Bak Hecting yang berisi :

1) Nelfuder

2) Gunting benang

3) Jarum dan benang

4) Pinset anatomi

5) 1 pasang handscoon

6) Has steril secukupnya

c. Spoit 3 ml dan oxytocin

d. Ember berisi larutan klorin

e. Ember berisi larutan DTT

f. Tempat sampah dan tempat plasenta


93

g. Pakaian ibu dan bayi

; alat sudah siap

3. Memakai celemek

; celemek sudah terpasang

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan,kemudian mencuci tangan

dengan sabun dibawah air mengalir

; tangan sudah steril

5. Memakai handscoon steril pada tangan kanan untuk pemeriksaan dalam

; handscoon terpasang

6. Memasukkan oxytocin 10 IU kedalam spoit dengan menggunakan satu tangan

; oxytocin sudah siap pakai

7. Membersihkan vulva dan perineum

; vulva dan perineum sudah dibersihkan

8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

VT tanggal 15 April 2022, pukul 07.05 wita

a. Vulva/Vagina : T.A.K

b. Porsio : melesap

c. Pembukaan : 10 cm

d. Ketuban : (-)

e. Presentase : kepala

f. Penurunan : Hodge IV

g. Penumbungan : (-)
94

h. Molase : (-)

i. Kesan panggul : normal

j. Pelepasan : lendir dan darah

9. Mencelupkan handscoon ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian buka secara

terbalik dan rendam selama 10 menit

; handscoon sudah direndam di dalam larutan klorin

10. Mendengarkan DJJ jika tidak ada his

; DJJ 138 x/i pada pukul 06.50 wita

11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan ibu dan janin

baik

; ibu merasa cemas namun ibu juga merasa senang mendengar keadaan

janinnya baik

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran

; keluarga telah membantu dalam posisi yang nyaman

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan untuk meneran

; ibu meneran jika ada dorongan kuat

14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, pasang handuk

bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi

; handuk telah diletakkan melebar diatas perut ibu

15. Meletakkan duk steril dengan dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu

; duk telah diletakkan dibawah bokong ibu

16. Membuka tutup partus set


95

; partus set siap digunakan

17. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan

; sarung tangan telah terpasang

18. Memimpin persalinan dengan tangan kanan menyokong perineum dan

tangan kiri menahan puncak kepala

; ibu mengedan dan berhasil melahirkan kepala

19. Bersihkan wajah dan jalan napas bayi dengan kassa steril

; wajah dan jalan napas telah dibersihkan

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat

; terdapat lilitan 1 kali dan telah dilonggarkan

21. Menunggu putaran paksi luar

; bayi telah melakukan putaran paksi luar

22. Melahirkan bahu dengan posisi tangan biparietal

; bahu depan dan belakang telah lahir

23. Melahirkan tubuh/badan bayi dengan menyangga kepala,leher dan bahu

dengan tangan kanan dan menyusuri lengan,punggung ke arah kaki bayi

dengan tangan kiri

; bayi lahir spontan tanggal 15 April 2022, pukul 07.30 wita

24. Menilai bayi segera dan meletakkannya diatas perut ibu dengan posisi kepala

lebih rendah dari tubuhnya

; bayi bernapas spontan, segera menangis dan kulit kemerahan

25. Mengeringkan badan bayi


96

; bayi sudah dikeringkan

26. Menjepit tali pusat ±3 cm dari pusar lalu beri jarak ±2 cm lalu klem tali pusat

; tali pusat telah dijepit dan di klem

27. Memotong tali pusat diantara penjepit tali pusat dan klem

; tali pusat telah dipotong

28. Mengganti pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering

; pembungkus bayi telah diganti

29. Menengkurapkan bayi diatas dada ibu untuk IMD

; bayi telah ditengkurapkan diatas dada ibu

30. Selimuti ibu dan bayinya

; ibu dan bayi telah diselimuti

D. Kala III

Data Subjektif (S)

1. Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya

2. Ibu merasakan nyeri perut bagian bawah

Data Objektif (O)

1. Bayi lahir spontan tanggal 15 April 2022, pukul 07.30 wita dengan Jenis

kelamim perempuan, BB 2500 gram, PB 49 cm, A/S 8/10

2. Kontraksi uterus baik,teraba keras dan bundar

3. TFU setinggi pusat

4. Tampak semburan darah tiba-tiba dari jalan lahir

5. Tali pusat bertambah panjang


97

Assesment (A)

Perlangsungan Kala III

Planning (P)

Tanggal 15 April 2022, pukul 07.40 wita

31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal

; janin tunggal

32. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik

; ibu bersedia disuntik

33. Menyuntikkan Oxytocin 10 IU secara IM pada 1/3 paha luar sebelah kanan

; ibu telah disuntik oxyitocin

34. Memindahkan klem 5-10 cm mendekati vulva

; klem sudah dipindahkan

35. Meletakkan tangan kiri diatas simfisis untuk menahan bagian bawah uterus

dan tangan kanan memegang klem

; sudah dilakukan

36. Meregangkan tali pusat saat uterus berkontraksi dengan tangan kanan

sementara tangan kiri mendorong uterus ke arah dorsal kranial

; sudah dilakukan

37. Menarik kebawah dan keatas sesuai kurva jalan lahir hingga plasenta tampak

pada vulva

; sudah dilakukan
98

38. Menjemput plasenta dengan kedua tangan lalu putar dan lahirkan plasenta

searah jarum jam

; plasenta lahir pukul 07.45 wita

39. Melakukan massase uterus

; sudah dilakukan

40. Memeriksa kelengkapan plasenta

; plasenta lengkap

E. Kala IV

Data Subjektif (S)

1. Ibu merasa nyeri pada perut bagian bawah

2. Ibu merasa lelah setelah persalinan

Data Objektif (O)

1. Ibu tampak kelelahan

2. Plasenta lahir lengkap pukul 07.45 wita

3. Kontraksi uterus baik,teraba keras dan bundar

4. TFU 2 jari bawah pusat

5. Perdarahan ± 150 cc

6. Kandung kemih kosong

7. Tanda- Tanda Vital

a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 82x/i

c. Suhu : 36,6°C
99

d. Pernapasan : 20 x/i

Assesment (A)

Perlangsungan Kala IV

Planning (P)

Tanggal 15 April 2022, pukul 07.50 wita

41. Memeriksa apakah ada robekan jalan lahir

; adanya robekan di area perenium tingkat 2 sehingga dilakukan hecting

42. Memeriksa kembali uterus apakah teraba keras dan jika adanya kontraksi

; kontraksi uerus baik,teraba keras dan bundar

43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah serta air ketuban dalam

larutan klorin 0,5%, kemudian bilas tangan yang masih menggunakan sarung

tangan dengan air mengalir

; sudah dilakukan

44. Melakukan pemeriksaan BBL

a. Berat badan : 2500 gram

b. Panjang badan : 49 cm

c. Lingkar kepala : 31 cm

d. Lingkar dada : 30 cm

e. Jenis kelamin : Perempuan

f. A/S : 8/10

45. Menyuntikkan Vitamin K pada paha kiri dan beri salep mata

; bayi sudah diberi vit.k dan salep mata


100

46. Membedong kembali bayi dan berikan pada ibunya untuk disusui

; bayi telah di bedong dan diberikan kepada ibu untuk disusui

47. Mengobservasi kontraksi uterus tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit

pada jam kedua

; kontraksi baik,terba keras dan bundar

48. Mengajarkan ibu/keluarga untuk massase uterus ketika kontraksi tidak baik

; ibu dan keluarga mengerti dan bersedia melakukannya

49. Mengobservasi jumlah perdarahan tiap 15 menit pada jam pertama dan 30

menit pada jam kedua

; 08.00 wita : ± 50 cc

08.15 wita : ± 25 cc

08.30 wita : ± 15 cc

08.45 wita : ± 10 cc

09.15 wita : ± 5 cc

09.45 wita : ± 5 cc

50. Mengobservasi TTV

; Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 82 x/i

Suhu : 36,6° C

Pernapasan : 20 x/i

51. Membersihkan ibu dari sisa darah,ketuban dan cairan tubuh lainnya dengan

cairan DTT
101

; ibu sudah di bersihkan

52. Mengatur posisi ibu dengan nyaman

; ibu merasa nyaman

53. Memberitahu keluarga gar ibu diberi makan dan minum

; ibu sudah makan dan minum

54. Merendam alat yang terkontaminasi dalam larutan klorin 0,5%

; alat sudah direndam

55. Mencuci alat kemudian sterilkan

; alat sudah dicuci dan disterilkan

56. Membuang semua sampah

; sampah sudah dibuang

57. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan cairan DTT

; tempat persalinan sudah di dekontaminasi

58. Melepas sarung tangan secara terbalik dan buang

; sarung tangan telah dibuang

59. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir lalu keringkan

; tangan telah dicuci dan dikeringkan

60. Melengkapi partograf

; partograf telah dilengkap


102

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Fisiologis Pada Ny. “H” dengan BCB/PBK/SMK
di Puskesmas Pitumpanua Kab. Wajo
Tanggal 15 April 2022

No. Register : 7898

Tanggal Masuk : 15 April 2022, pukul 06.30 Wita

Tanggal Partus : 15 April 2022, pukul 07.30 Wita

Tanggal Pengkajian : 15 April 2021, pukul 07.50 Wita

Nama pengkaji : Nur Haniska Khalik

Identitas Bayi dan Orang Tua

A. Identitas Bayi

1. Nama : By. Ny.H

2. Tanggal Lahir : 15 April 2022, pukul 07.30 wita

3. Anak ke : Dua

4. Jenis Kelamin : Perempuan

B. Identitas Orang Tua

1. Nama : Ny. “H” / Tn. “M”

2. Umur : 27 tahun / 28 tahun

3. Nikah/lamanya : 1kali , ± 11 tahun / 1kali,±11 tahun

4. Suku : Bugis /Bugis

5. Agama : Islam / Islam

6. Pendidikan : SMP / SD
103

7. Pekerjaan : IRT / Nelayan

8. Alamat : Doping (Benteng)

Data Subjektif (S)

1. HPHT tanggal 17 Juli 2021

2. Ibu melahirkan anak kedua dan tidak pernah keguguran

3. Ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 3 kali selama kehamilan yaitu 1

kali pada Trimester I (8 Oktober 2021), 1 kali pada Trimester II (06 Desember

2021) dan 1 kali pada Trimester III (12 April 2022)

4. Ibu telah mendapatkan imunisasi TT Booster

Data Objektif (O)

1. HTP tanggal 24 April 2022

2. Bayi lahir tanggal 15 April 2022,pukul 07.30 wita

3. Gestasi 38 minggu 2 hari

4. Keadaan umum bayi baik

5. Tanda-tanda vital

a. Frekuensi jantung : 142 x/i

b. Frekuensi napas : 42 x/i

c. Suhu : 36,5°C

6. Pemeriksaan Umum

a. Berat badan : 2500 gram

b. Panjang badan : 49 cm

c. Lingkar kepala : 31 cm
104

d. Lingkar dada : 30 cm

e. Jenis kelamin : Perempuan

f. A/S : 8/10

7. Head to Toe

a. Kepala dan wajah tidak ada kelainan

b. Leher tampak bersih dan tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan

vena jugularis serta tonus otot baik

c. Pergerakan dada dan perut normal sesuai pola napas,tali pusat tampak basah

d. Tonjolan punggung baik, lipatan kulit bokong bersih, lubang anus (+)

e. Lubang uretra ada dan terdapat 2 buah skrotum

f. Kaki dan tangan sama panjang, jari-jari lengkap dan pergerakan baik

g. Kulit bayi kemerahan, terdapat verniks caseosa dan lanugo

h. Bayi mengalami refleks Moro(terkejut), Rooting(mencari), Sucking

(menghisap), dan Palmar Grasp (menggenggam)

Assesment (A)

BCB/SMK/PBK

Planning (P)

Tanggal 15 April 2022, pukul 07.45 wita

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

; tangan telah dicuci sebelum dan sesudah melakukan tindakan

2. Melakukan IMD dan rawat gabung bayi dengan ibunya

; bayi sudah di IMD dan bayi dirawat gabung dengan ibunya di kamar nifas
105

3. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi

; Frekuensi jantung : 136 x/i

Frekuensi napas : 44 x/i

Suhu : 36,5°C

4. Membedong bayi dengan kain bersih dan kering

; bayi sudah dibedong

5. Merawat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik

; tali pusat bayi sudah dirawat dengan teknik aseptik dan antiseptik

6. Menganjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand

; ibu bersedia memberi ASI secara on demand

7. Mengganti pakaian bayi setiap kali kotor/basah

; pakaian bayi diganti setiap selesai BAK/BAB

8. Memberikan injeksi vitamin K,salep mata dan HB-0

; bayi telah disuntik vitamin K 0,5 cc pada paha kiri, salep mata dan HB-0

pada paha kanan 1-2 jam setelah vitamin K

9. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi yang harus diwaspadai

; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melaporkan ke

petugas kesehatan bila menemukan tanda-tanda bahaya tersebut

10. Memberi HE tentang pentingnya imunisasi

; ibu mengerti dan bersedia membawa bayinya imunisasi sesuai jadwal yang

ditentukan
106

Catatan Perkembangan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)

Tanggal pengkajian : 16 April 2022,pukul 09.00 wita

Tempat : Ruang Nifas Puskesmas Pitumpanua

Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik

2. Ibu mengatakan bayinya sudah BAK dan BAB

Objektif (O)

1. Keadaan umum baik

2. Tanda-tanda vital

a. Frekuensi Jantung : 138 x/i

b. Frekuensi Napas : 46x x/i

c. Suhu : 36,8 °C

3. Berat badan 2500 gram dan Panjang badan 49 cm

4. Tidak ada kelainan dan cacat bawaan pada bayi

Assesment (A)

Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan, Umur 1 hari

Masalah : Tidak ada

Planning (P)

Tanggal 16 April 2021, pukul 08.05 wita

1. Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan

; tangan sudah dicuci sebelum dan sesudah melakukan tindakan


107

2. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi

; keadaan umum baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal

3. Melakukan perawatan tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik

; tali pusat bayi sudah dirawat dengan teknik aseptik dan antiseptik

4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif

; ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan

5. Menjelaskan perawatan bayi sehari-hari di rumah

; ibu mengerti dan bersedia melakukannya


108

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Post Natal Care


Pada Ny. “H” dengan Nyeri Perut Bagian Bawah
di Puskesmas Pitumpanua Kab.Wajo
Tanggal 16 April 2021

No. Register : 7898

Tanggal Masuk : 15 April 2022, pukul 06.30 Wita

Tanggal Partus : 15 April 2022, pukul 07.30 Wita

Tanggal Pengkajian : 16 April 2022, pukul 08.00 Wita

Nama pengkaji : Nur Haniska Khalik

Identitas Istri/Suami

1. Nama : Ny. “H” / Tn. “M”

2. Umur : 27 tahun / 28 tahun

3. Nikah/lamanya : 1kali , ± 11 tahun / 1kali,±11 tahun

4. Suku : Bugis /Bugis

5. Agama : Islam / Islam

6. Pendidikan : SMP / SD

7. Pekerjaan : IRT / Nelayan

8. Alamat : Doping ( Benteng)

Data Subjektif (S)

1. Ibu melahirkan tanggal 15 April 2022, pukul 07.30 wita

2. Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah


109

3. Usaha ibu mengatasi nyeri dengan berbaring dan melakukan mobilisasi

bertahap

4. Ibu merasa masih ada pengeluaran darah dari jalan lahir

5. Ibu sudah BAK dan belum pernah BAB

Data Objektif (O)

1. Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis

2. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 100/70 mmHg

b. Nadi : 84 x/i

c. Suhu : 36,7°C

d. Pernapasan : 22 x/i

3. Kontraksi uterus baik,teraba keras dan bundar

4. TFU 1 jari dibawah pusat

5. Ada pengeluaran ASI saat puting susu dipencet

6. Tampak pengeluaran lochea rubra

7. Ekspresi wajah ibu meringis saat bergerak

8. Adanya luka jahitan (ruptur tingkat 2 )


110

Assesment (A)

P2A0 Post Partum Hari Pertama dengan Nyeri Perut Bagian Bawah

planning (P)

Tanggal 16 April 2022, pukul 08.00 wita

1. Mengobservasi tanda-tanda vital

; Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 82 x/i

Suhu : 36,7°C

Pernapasan : 22 x/i

2. Mengobservasi involusio uteri dan pengeluaran lochea

; TFU 1 jari dibawah pusat, pengeluaran lochea rubra

3. Menjelaskan pada ibu penyebab timbulnya nyeri

; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

4. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin (on demand)

; ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan

5. Menganjurkan ibu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang

; ibu mengonsumsi sayur,nasi dan lauk pauk dalam 1 porsi makanan

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

; ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan

7. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri terutama pada daerah jalan lahir

; ibu menjaga kebersihan diri dengan mandi,rajin mengganti pakaian dan

pembalut setiap basah/penuh


111

8. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda infeksi

; ibu mengerti tentang tanda-tanda infeksi

9. Menganjurkan ibu mengonsumsi obat yang telah diberikan

; ibu telah mengonsumsi Amoxicillin (3 x 1), Asam Mefenamat (3 x 1) dan

Tablet Fe (1 x 1)

10. Menganjurkan ibu menggunakan KB pasca salin.

; ibu bersedia menggunakan KB pasca salin dan memilih jenis KB Suntik (3

Bulan)
112

Catatan Perkembangan Kunjungan Nifas I ( KN I )

Tanggal Kunjungan : 16 April 2022,pukul 08.00

Tempat :Ruang Nifas Puskesmas Pitumpanua

Subjektif (S)

1. Ibu melahirkan tanggal 15 April 2022 jam 07.30 wita dan mendapat jahitan pada

jalan lahir

2. Ibu merasakan nyeri perut bagian bawah

3. Ada pengeluaran darah dari jalan lahir

Objective (O)

1. TTV

a. Tekanan darah : 110/70 mmHg

b. Nadi : 80 x/i

c. Suhu : 36,5 °C

d. Pernapasan : 20 x/i

2. TFU : 2 jari d bawah pusat

3. Kontraksi uterus baik

4. Luka jahitan perineum masih basah

5. Pengeluaran lochea rubra

Assasment (A)

Hari ke-1 post partum

Planning (P)

1. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup dan komsumsi menu seimbang


113

2. Memberi penyuluhan tentang personal hygiene ; sering mengganti duk dan pakaian

dalam jika basah

3. Mobilisasi dini

4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand)

5. Penatalaksaan pemberian obat

a. Amoxicilin 500 mg : 3x1 tab

b. Asam mefenamat : 3x1 tab

c. SF : 1x1 tab

d. Vit.A : 1x 1 kapsul
114

Catatan Perkembangan Kunjungan Nifas II (KN II)

Tanggal Pengkajian : 22 April 2022 ,pukul 10.00 Wita

Tempat : Doping ( Benteng)

Subjektif (S)

1. Ibu melahirkan 6 hari yang lalu tanggal 15 April 2022 pukul 07.30 Wita

2. Ibu masih merasakan nyeri pada bagian perut ibu yang telah di jahit

3. Ibu telah BAK/BAB

Objektif (O)

1. Pemeriksaan Umum

a. Keaadaan Umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

2. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah :120/80 mmHg

b. Nadi : 86 x/i

c. Suhu : 36,5 °C

d. Pernapasan : 22 x/i

Assasment (A)

Hari ke-6 post partum berlangsung normal

Planning (P)

Tanggal 22 April 2022,pukul 10.00 Wita

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu


115

;ibu mengerti tentang kondisinya

2. KIE ibu tentang kebutuhan istirahat

;ibu mengerti dengan yang di jelaskan

3. Mengevaluasi pada ibu cara menyusui yang baik dan benar

;ibu mengerti dan menyusui dengan baik

4. Menganjurkan ibu untuk segera periksa jika terjadi tanda bahaya nifas

; ibu mengerti dan bersedia untuk periksa ke tempat pelayanan


116

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Pada Ny. “H” dengan Akseptor KB Suntik
di Puskesmas Pitumpanua Kab.Wajo
Tanggal 16 April 2022

No. Register : 7898

Tanggal Kunjungan : 15 April 2022, pukul 09.30 Wita

Tanggal Pengkajian : 15 April 2022, pukul 09.35 Wita

Nama pengkaji : Nur Haniska Khalik

Identitas Istri/Suami

1. Nama : Ny. “H” / Tn. “M”

2. Umur : 27 tahun / 28 tahun

3. Nikah/lamanya : 1x / ± 11 tahun / 1x/± 11 tahun

4. Suku : Bugis /Bugis

5. Agama : Islam / Islam

6. Pendidikan : SMP / SD

7. Pekerjaan : IRT / Nelayan

8. Alamat : Doping ( Benteng )

Data Subjektif (S)

1. Ibu melahirkan anak kedua dan tidak pernah keguguran

2. HPHT tanggal 17 Juli 2021

3. Ibu ingin menggunakan KB Suntik 3 bulan


117

4. Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung,hipertensi,hepatitis,keputihan

yang lama,dm dan tumor

5. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular seksual

6. Ibu pernah menjadi akseptor KB Suntik

Data Objektif (O)

1. Tanggal kunjungan 16 April 2022

2. Tanggal kunjungan ulang 15 Juli 2022

3. P2A0

4. Keadaan umum ibu baik,kesadaran composmentis

5. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 100/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/i

c. Suhu : 36,6 °C

d. Pernapasan : 20 x/i

6. Berat badan 54 kg dan tinggi badan 157 cm

7. Lingkar perut 90 cm

Assesment (A)

Ny. H dengan Akseptor KB Suntik

Planning (P)

Tanggal 16 April 2022, pukul 09.35 wita

1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan

maksud dan tujuan konseling KB pasca salin


118

; ibu menyambut dengan baik maksud dan tujuan yang dijelaskan

2. Menjelaskan tentang suntik 3 bulan (definisi, cara kerja, indikasi, kontra indikasi,

efek samping serta keuntungan dan kerugian)

a. KB suntik 3 bulan adalah alat kontrasepsi yang diberikan setiap 3 bulan

sekali. Setiap suntikan KB ini mengandung hormon progestin dan

medroxyprogesterone .Hormon tersebut dapat bertahan selama 12 minggu

atau 3 bulan.

b. Cara kerja KB ini bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks (leher

rahim) sehingga sel sperma sulit mencapai rahim dan tidak bisa membuahi sel

telur.

c. Indikasi suntik 3 bulan adalah wanita usia subur,wanita yang ingin

berkontrasepsi jangka pendek, ibu menyusui dan pasca keguguran.

d. Kontra suntik 3 bulan Sedang hamil, Memiliki riwayat kanker payudara,

Pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya, Menderita gangguan

hati seperti hepatitis, darah tinggi atau diabetes, Kelainan pembuluh darah,

Perokok berusia lebih dari 35 tahun

e. Efek samping suntik 3 bulan yaitu Durasi haid lebih lama daripada biasanya

setelah suntik KB 3 bulan, Bercak atau flek (perdarahan ringan atau keluarnya

cairan berwarna cokelat antar periode), Tidak haid sama sekali setelah

melakukan suntik KB 3 bulan, Mual, Berat badan bertambah,Sakit kepala,

Payudara nyeri, Depresi, Sedikit memar di tempat Anda mendapat suntikan,

Lekukan permainan kecil pada area kulit tempat Anda disuntik


119

f. Keuntungan suntik 3 bulan yaitu pemakaian yang efektif, mudah dan cepat,

tidak bersifat permanen,dan mengurangi rasa nyeri saat menstruasi.

g. Kerugian suntik 3 bulan yaitu butuh waktu untuk subur kembali,tidak

mencegah penyakit menular seksual,kemungkinan meningkatkan risiko

osteoporosis.

; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

3. Melakukan informed consent sebagai bukti bahwa ibu setuju dengan tindakan

yang akan dilakukan

; ibu dan suami setuju dan sudah menandatangani informed consent

4. Menjelaskan pada klien tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

; ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang disampaikan

5. Melakukan teknik pemasangan implant yang baik dan benar sesuai standar yang

berlaku

a. Persiapan alat dan bahan

1) Tempat cuci tangan

2) Timbangan berat badan

3) Tensimeter

4) Obat suntik KB

5) Spuit 3 cc

6) Kapas alcohol 70 %

7) Tempat sampah medis

8) ATK
120

b. Prosedur kerja

1) Petugas memanggil pasien dan mempersilakan untuk duduk

2) Petugas memberi salam dan memperkenalkan diri

3) Petugas melakukan anamnesa dan identifikasi pasien

4) Petugas menjelaskan perasat apa yang akan dilakukan

5) Petugas melakukan konseling tentang kontrasepsi KB Suntik

6) Petugas Melakukan informed consent

7) Petugas Mencuci tangan

8) Petugas melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik:

a) Berat badan

b) Takanan darah

c) Pemeriksaan payudara

d) Pemeriksaan abdomen

9) Petugas memberitahu klien akan dilakukan penyuntikan

10) Petugas melakukan penyuntikan secara I.M

11) Petugas memberitahu pasien sudah dilakukan penyuntikan

12) Petugas mencuci tangan

13) Petugas memberitahu pasien kunjungan ulang 3 bulan lagi

14) Petugas mencatat hasil dalam rekam medis

; ibu telah disuntik

6. Melakukan konseling pasca pemasangan

; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan


121

7. Menganjurkan kunjungan ulang seminggu kemudian atau bila ada keluhan

; ibu bersedia kembali ke puskesmas seminggu kemudian (23 April 2022) atau

bila ada keluhan

8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang untuk penyuntikan kembali ( 15 juli

2022)

; ibu bersedia kembali ke puskesmas untuk penyuntikan ulang

B. Pembahasan

Dalam diskusi ini, saya ingin menggambarkan kesenjangan dan kesesuaian antara

teori dan kasus, menambahkan pendapat dan solusi penulis jika ada masalah, dan

mengetahui situasi aktual dan ruang lingkup asuhan kebidanan di Ny. Kehamilan,

Kelahiran, Nifas, BBL, dan Keluarga Berencana Tahap 3 di Puskesmas

Pitumpanua H Dalam memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif ini,

penulis menggunakan manajemen kebidanan dengan pendekatan yang terinspirasi

dari proses berpikir Hellen Varney. Berikut penjelasan pembahasannya:

1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester III

a. Kunjungan Kehamilan

Sang ibu mengkonfirmasi kehamilan tiga kali selama kehamilan. Yakni,

satu di trimester pertama (8 Oktober 2021), satu di trimester ketiga (6

Desember 2021), dan satu di trimester ketiga (11 Februari 2022 di

Desember). 12 April 2021). Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa

pelayanan ANC meliputi minimal 6 kali kunjungan selama kehamilan,


122

sampai dengan 1 kali kunjungan pada trimester pertama, sampai dengan 2

kali kunjungan pada trimester ketiga, dan sampai dengan 3 kali kunjungan

pada trimester ketiga. buku KIA), maka inilah yang terjadi.Kesenjangan

antara teori dan praktek.

1) Berat Badan

Pada kunjungan pertama, saya menimbang berat badan sebelum hamil.

Berat badan A adalah 48,5 kg. Berat badan ideal Ny. H tergantung

pada BMI (Body Mass Index) ibu sebelum hamil. IMT Ny H 19,72

(Rendah) dan pertambahan berat badan ideal Ny A selama hamil 12,5-

18 kg (Prawihardjo, 2016). berat badan perempuan. Ny. H memiliki

berat badan 48,5 kg sebelum hamil, tetapi Ny. A bertambah 54,2 kg

pada akhir kehamilannya. Total pertambahan berat badan H selama

hamil adalah 5,7 kg. Menurut penulis, kenaikan berat badan Ms. H

tidak normal, dan ini terkait dengan kebiasaan diet ibunya. Oleh

karena itu, para ibu dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan

gizi seimbang. Ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam hal

pertimbangan.

2) Tekanan Darah

Kontrol tekanan darah secara rutin dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal untuk memastikan tidak adanya hipertensi (BP 140/90

mmHg) pada kehamilan dan preeklamsia. (Kementerian Kesehatan,

Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, 2016). Menurut hasil laboratorium,


123

tekanan darah Ny. H adalah 110/70 mmHg, dan menurut penulis,

tekanan darah Ny. H tergolong normal. Berdasarkan hal ini, tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

3) Nilai Status Gizi (Ukur LILA)

LILA adalah indikator kuat untuk skrining wanita hamil yang berisiko

IBD (kekurangan energi kronis) atau malnutrisi. Ibu hamil dikatakan

mengalami kekurangan energi kronis (KEK) dan berisiko melahirkan

bayi dengan berat badan lahir rendah jika LILA-nya ditemukan kurang

dari 23,5 cm (Elly Dwi Wahyuni, 2018). Lingkar lengan atas Ny. H

yang diperiksa mencapai 25 cm yang menurut penulis LILA masih

dalam batas normal untuk Ny. H. Berdasarkan hal ini, tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

4) Abdomen

a) Pengukuran TFU

Untuk Ibu H, TFU UK 6-8 minggu adalah ballotment, UK 14-16

minggu 1 jari tengah, UK 22-26 minggu 14 cm, UK 36-38 minggu

24 cm, UK 38-40 minggu 3 jari It's book. bpx (32cm). Menurut

penulis TFU, ukuran TFU Ms. H dan ibu, termasuk perubahan

fisiologis, berbeda tergantung pada bentuk perut dan ketebalan

dinding perut, dapat diukur dengan mudah. wanita hamil. Hal ini

sesuai dengan pendapat Nurul Kamariyah (2014) bahwa ukuran

TFU pada akhir 8 bulan berada di tengah px dan pada akhir 9


124

bulan berada 3 jari di bawah px. . Dari penjelasan di atas, tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

b) Denyut Jantung Janin

Tes detak jantung janin harus dilakukan pada wanita hamil. Denyut

jantung janin baru dapat terdengar pada usia kehamilan 16 minggu

atau 4 bulan. DJJ tipikal adalah 120-160 x/i (Sarwono, 2016).

Menurut penulis, denyut jantung janin UK H pada minggu ke 38-

40 adalah 136 x/i dan DJJ dalam batas normal. Dari sini kita dapat

menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

5) Pemeriksaan Penunjang

Menurut Nurjasmi (2015; hlm. 44), pemeriksaan hemoglobin (Hb)

darah dan pemeriksaan penunjang lainnya pada ibu hamil dilakukan

minimal satu kali pada trimester pertama dan satu kali pada trimester

ketiga. Selama kehamilannya, Ms H menjalani dua tes hemoglobin.

Ada hasil 10 g/dL pada trimester pertama dan satu hasil 12 g/dL pada

trimester ketiga. Menurut Roumali (2016), kadar Hb normal adalah

11-14 g/%. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

2. Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Tanggal 15 April 2022 Pukul 06.30 WITA Bpk H berkunjung ke Puskesmas

Kota Pitumpanua dengan keluhan nyeri perut di bagian punggung disertai


125

keluarnya lendir. Hal ini sesuai dengan tanda-tanda persalinan yaitu nyeri

karena adanya nafas yang lebih berat, lebih sering, terjadi secara teratur, dan

mengeluarkan lendir berdarah atau bloody mucus (Rohani, Saswita, &

Marisah, 2014). HPHT Miss H adalah 17 Juli 2020, dan usia kehamilannya

saat ini adalah 38 minggu 2 hari.

a. Kala I

Kala I persalinan, Ibu A menjalani pemeriksaan panggul dari awal

masa aktifnya dan tidak menemukan kelainan pada vulva dan vaginanya,

bagiannya bengkak, dan bukaannya 10 cm. , Hodge III berkurang, tetes

tebu (-) , jejak panggul, sekresi normal dan lendir. Teori Rohani, Saswita

& Mariisah (2014) menyatakan bahwa tahap pertama fase aktif dimulai

dengan pembukaan 4 sampai 10 cm. Oleh karena itu, tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

Hasil monitoring dan observasi Bpk H sebagai berikut : 06:40 TD

110/70 mmHg, nadi 86 x/i, suhu tubuh 36,5C, respirasi 22 x/i, FHR 136

x/i, His 4x10` (40- GAVI (2015 ), pemantauan fase pertama fase aktif

terdiri dari tekanan darah, suhu 30 menit, nadi 30 menit, DJJ 30 menit, dan

persalinan setiap 4 jam, kecuali ada indikasi seperti pecah ketuban. atas

dasar ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Asuhan kebidanan meliputi menginformasikan ibu tentang hasil

pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk buang air kecil, menjelaskan

manfaat persalinan, menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri, dan


126

memberikan cairan dan makanan selama masa haid dan dukungannya.

Saat ibu terlihat tertekan dan mengajarkan sopan santun. GAVI (2014)

menyatakan bahwa ada lima komponen umum perawatan dalam

persalinan dan nifas, termasuk perawatan ibu. Tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik dalam hal ini.

b. Kala II

Ibu mengatakan sakitnya semakin parah dan terasa seperti mau

buang air besar. Dia semakin kuat dan kuat, itu 4x10` (> 40 inci) dengan

tekanan yang terlihat pada anus dan perineumnya, menonjol dan vulva

terbuka. Hal ini sesuai dengan teori Octaria (2016) bahwa tanda dan gejala

kala II selain kontraksi, ibu merasakan tekanan yang meningkat, bengkak,

dan desakan yang menekan pada rektum dan/atau vagina. Otot perineum,

vulvovaginal, dan sfingter anal terbuka, meningkatkan sekresi lendir dan

darah campuran.

Kala II persalinan Ny H ditentukan oleh hasil pemeriksaan

panggul: tidak ada kelainan vulva/vagina, dilatasi, dilatasi 10 cm, ketuban

(-), presentasi kepala, posisi, pengangkatan Hodge IV. , molase (-), jejak

dan sekresi panggul normal, lendir dan darah. Tanda yang jelas dari kala II

ditentukan dengan pemeriksaan dalam (objective information), yang

menghasilkan dilatasi penuh serviks atau pembukaan vagina untuk

mengungkapkan sebagian kepala bayi (GAVI, 2014). Dari sini kita dapat

menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.


127

Tahap II Ny. H berlangsung ±25 menit pukul 07.30 WITA,

neonatus spontan, langsung menangis, jenis kelamin perempuan, berat

badan 2500 g, PB 49 cm, skor Apgar 8/10. Ini konsisten dengan buku

perawatan kebidanan biasa. Dengan demikian, kala II berlangsung 2 jam

untuk wanita primipara dan 1 jam untuk wanita multipara. Perawatan

neonatus normal, yaitu mengeringkan bagian tubuh lain kecuali wajah,

kepala dan tangan, tanpa membasuh vernix (Kemenkes. 2013) Dalam hal

ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

c. Kala III

Pada pukul 07.30 WITA tidak ditemukan janin kedua pada

pemeriksaan abdomen. Kontraksi uterus baik dan TFU sedang. Kemudian

10 IU oksitosin disuntikkan secara intramuskular ke 1/3 paha wanita

tersebut. H Setelah 1 menit bayi lahir, klem tali pusat sekitar 3 cm dari

pusat bayi (pusar), dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu), dan tempatkan

tali pusat kedua 2 cm dari tali pusat. dalam posisi. Klem Tali pusar

kemudian dipotong di antara klem ini (sambil melindungi benjolan bayi).

Selanjutnya, pindahkan penjepit tali pusat dengan jarak 5-10 cm dari

vulva, letakkan satu tangan tepat di atas simfisis pubis, dan regangkan tali

pusat dengan tangan yang lain.

Saat rahim berkontraksi, regangkan tali pusat ke bawah dan dorong

rahim dengan lembut ke arah dorso-cephalic dengan tangan yang lain.

Ketika Anda dapat melihat plasenta di lubang vagina di sepanjang lekukan


128

jalan lahir, putar searah jarum jam dengan kedua tangan untuk

mengeluarkan plasenta..

Pukul 07.45 WITA plasenta lahir dan dilakukan pijat rahim selama

15 detik dengan hasil kontraksi rahim yang baik. Setelah memastikan

kontraksi yang baik, periksa kedua sisi plasenta (ibu dan janin) untuk

memastikan ketuban masih utuh dan utuh. Pasien kemudian diperiksa

untuk laserasi perineum, dan pemeriksaan mengungkapkan laserasi

perineum ibu, yaitu, pecah kelas 2, dan perawatan darurat dilakukan.

Berdasarkan buku pedoman pelayanan kesehatan ibu dan anak

institusi dan rujukan untuk injeksi oksitosin 10 IU, peregangan tali pusat

terkontrol dan pijat rahim dilakukan pada manajemen aktif fase ketiga.

Kala III persalinan Ny H berlangsung 5 menit.

Menurut Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Pelayanan

Kesehatan Primer dan Rujukan, proses kala III memakan waktu 30 menit

setelah bayi lahir. Berdasarkan hal ini, tidak ada kontradiksi antara teori

dan praktik.

d. Kala IV

Plasenta lahir lengkap pada pukul 07.45 WITA. Terdapat robekan

perineum grade II pada perineum. Ini adalah perpanjangan dari mukosa

vagina dan otot perineum. Jahitan perineum dilakukan tidak hanya untuk

menghentikan pendarahan tetapi juga untuk mencegah infeksi. Setelah

penjahitan, kontraksi uterus dan perdarahan vagina dipantau setiap 15


129

menit selama 1 jam postpartum dan setiap 30 menit selama 2 jam

postpartum. 2 jrbpst hasil tes TFU dengan kontraksi uterus baik, kandung

kemih kosong, TTV dalam batas normal, dan perdarahan ±100 cc.

Hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2017) bahwa pada Tahap 4,

pengasuh harus memantau ibu setiap 15 menit untuk jam pertama

postpartum dan setiap 30 menit untuk jam kedua meningkat. Pemantauan

level 4 berhasil dilakukan dan hasilnya didokumentasikan dalam bentuk

catatan dan laporan medis lengkap. Berdasarkan ini, tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik.

3. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

Masa nifas adalah masa pemulihan dari akhir persalinan sampai

dengan kembalinya alat kandungan, B. Pra hamil dari 1 jam sampai 6 minggu

(42 hari) setelah plasenta lahir (Prawirohardjo, 2014). Kunjungan nifas

dilakukan untuk menilai kondisi ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah,

mengidentifikasi, dan mengatasi masalah yang mungkin timbul. Selama masa

nifas, 4 atau lebih kunjungan diperlukan pada 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6

minggu setelah melahirkan. (Departemen Kesehatan RI, 2016).

Ny. H hanya dilakukan dua kali, pada 6 jam dan 6 hari setelah

melahirkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kesenjangan antara teori

dan praktik. H. mengeluh sakit perut, dan hasil pemeriksaan TFU satu jari di

bawah tengah, kontraksi rahim baik dan embun merah.


130

Menurut penulis, rasa sakit yang dirasakan Ms H adalah normal, rahim

diputar ulang untuk mendapatkan kembali bentuknya, dan dilakukan operasi

untuk laserasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa rasa mulas yang dialami ibu

merupakan perasaan fisiologis yang dialami ibu setelah melahirkan. Hal ini

karena pada titik ini rahim secara bertahap berkontraksi ke ukuran semula

sebelum pembuahan (terjadi retraksi rahim) (Anggraini, 2016). Berdasarkan

ini, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

4. Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Ibu Baby H lahir secara normal pada pukul 07:30 WITA tanggal 15

April 2022 cukup bulan, dengan usia kehamilan 38 minggu 2 hari. Bayi

menangis keras, kulit merah, aktif, dan skor Apgar 8/10 tanpa kelainan.

Perawatan BBL (0-2 jam) adalah antropometri dan hasil pemeriksaan adalah

2500 gram, panjang 49 cm, lingkar kepala 33 cm dan lingkar dada 32 cm.

Menurut penulis, antropometri bayi menunjukkan bahwa Tn. A

termasuk dalam kategori “normal” karena berat bayi normal adalah 2500-

4000 gram, panjang normal 48-52 cm, dan lingkar kepala 33-50 cm.

meningkat. 35cm, lingkar dada normal adalah 32-38cm. Hal ini sesuai dengan

teori bahwa neonatus lahir antara 37 dan 42 minggu kehamilan dengan

representasi oksipital, dengan berat antara 2500 dan 4000 gram, dan

berukuran antara 48 dan 52 cm, tanpa cacat bawaan. 2016).

Kemudian oleskan salep mata pada mata bayi untuk mencegah

penyebaran infeksi dan mencegah konjungtivitis pada bayi baru lahir. Setelah
131

itu,Vitamin K1 (phytomenadione) sampai 1 mg diberikan secara

intramuskular pada paha anterolateral kiri, dilanjutkan dengan imunisasi HB 0

2 jam setelah pemberian vitamin K. , Siti Nurhasiyah, 2017).

Evaluasi tanda-tanda vital bayi mengungkapkan denyut jantung

136x/i, laju pernapasan 22x/i, dan suhu 36,9 °C. Dilakukan pemeriksaan fisik

dan tidak ditemukan kelainan. Menurut buku keperawatan kebidanan untuk

bayi baru lahir, bayi baru lahir dan anak prasekolah, pernapasan normal

adalah 40-60 kali/menit, suhu tubuh bayi normal 36,5-37,5 °C, dan detak

jantung normal bayi 120-120 °C. /menit. Dari penjelasan di atas, tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

Menurut BUKU KIA (2014), neonatus minimal 3 kali kunjungan:

KN1 6-48 jam, KN2 3-7 hari, KN3 8-28 hari. Kunjungan neonatus pertama

Ny H terjadi saat bayi berumur 8 jam, bayi normal, bayi BAB dan BAB,

keadaan umum baik, dan tanda vital dalam batas normal. Perawatan KN I

terdiri dari melakukan perawatan tali pusat dengan teknik aseptik dan

antiseptik, mendorong ibu untuk menyusui secara eksklusif, dan memberikan

perawatan bayi setiap hari di rumah. Menurut penulis, ada kesenjangan antara

teori dan praktik karena hanya satu kunjungan ke bayi baru lahir yang

dilakukan pada usia 8 jam.

5. Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

Berdasarkan hasil data historis Ny. H, 27 tahun, P2A0, ibu

berkeinginan untuk menyusui bayinya secara eksklusif. Menurut penulis, ibu


132

termasuk dalam kategori pengguna kontrasepsi menunda kehamilan karena

pada usia 27 tahun mereka sudah cukup umur untuk memiliki anak lagi. Oleh

karena itu, penulis menyarankan agar ibu menunda kehamilan agar dapat

memutuskan apakah akan menggunakan kontrasepsi jangka panjang atau

jangka pendek.

Setelah konseling KB dari ibunya, Ibu H memilih kontrasepsi jangka

pendek, suntik 3 bulan, karena lebih nyaman, lebih cepat, lebih mudah

digunakan, dan tidak mengganggu proses menyusui. Berdasarkan hasil

pemeriksaan, keadaan umum Tn. H baik, dan tanda-tanda vitalnya dalam

batas normal.

Oleh karena itu asuhan yang diberikan kepada Ibu H akseptor KB

suntik 3 bulan pada tanggal 16 April 2022 adalah dengan memberikan KIE

KB suntik 3 bulan (pengertian, cara kerja, indikasi, kontraindikasi, efek

samping dan manfaat) dan kekurangannya), pemberian suntikan yang tepat,

prosedur operasi standar, konsultasi lanjutan yang diberikan (perawatan luka

dan tanda-tanda infeksi), rekomendasi kunjungan tindak lanjut (23 April

2022) 1 Setelah berminggu-minggu atau berdasarkan hal di atas, tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Studi kasus COC (Continuity of Care) yang dikirim ke Ibu H mencakup asuhan

kebidanan komprehensif dari akhir kehamilan hingga kelahiran, neonatal,

postpartum dan keluarga berencana, dan penulis memungkinkan Kami bertujuan

untuk Selama proses implementasi, kami dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1.Penulis dapat melakukan pengkajian kesinambungan asuhan di 'Ny. H', meliputi

pengkajian maternal, maternitas, neonatus, persalinan, dan KB pada kehamilan

trimester ketiga.

2. Mampu membuat diagnosa kebidanan berkelanjutan pada Ms.H., meliputi

diagnosa kebidanan kehamilan lanjut, bersalin, neonatus, persalinan, dan KB.

3. Merencanakan asuhan kebidanan dengan asuhan lanjutan pada “Tn. H”,

termasuk rencana asuhan kehamilan lanjut, persalinan, neonatus, nifas, dan KB

4. Mampu terus memberikan asuhan kebidanan, termasuk kehamilan lanjut,

bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana.

5. Penulis dapat mengkaji asuhan kebidanan dengan asuhan lanjutan di 'Nyonya

H', meliputi pengkajian asuhan maternal, maternitas, neonatus, nifas, dan KB

pada kehamilan trimester III.

6. Penulis dapat menggunakan SOAP untuk mendokumentasikan asuhan

kebidanan yang diberikan kepada “Bapak H” secara berkesinambungan,

133
134

meliputi kehamilan lanjut, persalinan, kelahiran neonatus, persalinan, dan

keluarga berencana.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Di lembaga pendidikan, mengembangkan lebih lanjut materi yang diberikan

dalam perkuliahan dan pelatihan praktek serta menambah referensi untuk

digunakan dalam menilai asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB sesuai pelayanan.

standar.

2. Bagi Lahan Praktek

Asuhan yang diberikan cukup baik dan kami akan terus meningkatkan

kualitas pelayanan kami untuk memberikan asuhan yang lebih baik sesuai

dengan standar asuhan kebidanan dan menerapkan asuhan kebidanan sesuai

teori kehamilan, persalinan dan nifas sesuai perkembangan ilmu kesehatan.

Saya harus bisa. postpartum, bayi baru lahir, KB.

3. Klien dan keluarga

Setelah mendapat pelayanan kebidanan dengan continuum of care pada

trimester ketiga, persalinan, neonatus, persalinan, dan KB, keluarga dan klien

diberdayakan untuk membantu mengidentifikasi komplikasi secara dini dan

meminimalkan risiko. , diharapkan dapat menambah pengetahuan.


135

4. Bagi Penulis Selanjutnya

Penulis lain mengambil pengetahuan dari pelatihan untuk memastikan

kesinambungan asuhan pada kehamilan, kelahiran, neonatal, postpartum, dan

keluarga berencana dari trimester kedua untuk memastikan kesinambungan

perawatan, konsisten dengan asuhan kebidanan, dan diterapkan secara tepat

serta benar pengetahuan dan kemampuan.


DAFTAR PUSTAKA

Ari Kurniarum (2016) Asuhan-Kebidanan-Persalinan-dan-BBL-Komprehensif.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp diakses pada tanggal 10
januari 2022

Dartiwen dan Yati Nur hayati. 2018. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “W”
dengan Kehamilan Normal di BPM Lilik Mindajatingtyas,Amd.Keb Desa
Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

Diakses pada tanggal 4 Juni 2022 dari


http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/612/2/151110013%20HERLIN%20DIYAH
%20DINARIANI%20LTA.pdf

Diana Febrianti.(2017).Asuhan Kebidana Persalinan malang.ac.id/assets/file/kti/


diakses pada tanggal 21 januari 2022

Diana, Sulis, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Surakarta: CV. Oase Group

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2019. Profil Kesehatan Provinsi


Sulawesi Selatan. Diakses pada tanggal 1 Juni 2022 dari
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf

Fitri Hidayanti Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny S usia 32 tahun di PMB Siti
Nurcahyaningsih.Lahir : Malang epositori.widyagamahusada.ac.id

Gavi. 2014. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC

Hamilton (2014).Herb-Mdeical Journal Perawatan luka perenium


http://jurnalnasional.ump.ac.id. Lahir : Purwokerto diakses pada tanggal 21
januari 2022

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2309/3/BAB%20II.pdf

http://perpustakaan.poltekkes- pdf

Huda, Laksmono, W., & Bagoes W. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Wanita Usia Subur. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-journal), 4(1)
Hutaehaen, A.A.2014. Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika

Indrawati, dkk, 2021 https://books.google.co.id diakses pada tanggal 7 Januari 2022


pukul 20:42 wita

Jannah, Nurul. 2014. Askeb II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta :


EGC.diakses pada tanggal 4 juni 2021

Kementrian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta:


Kemenkes RI. Diakses pada tanggal (4 Juni 2022 )dari
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf

Marmi, 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Marmi, K. R. 2015.Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2015

Nugroho. 2014. Kebutuhan Dasar Persalinan. Yogyakarta dan Surakarta

Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir.Yogyakarta: Deepublish.

Pamuji, berkahdkk. 2018. Hubungan Antara Usia Ibu dengan Involusi Uteri Pada
Ibu Post partum. Diambil dari:
https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1052964. (8 januari 2022)
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7644/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdfhttp://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/

Rini, susilo dan Feti Kumala.2017. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based
Practice. Yogyakarta: Deepublish.

Rukiyah,Ai Yeyah 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta:


Salemba Medika

Sarah Fadhila. 2018 Asuhan kebidanan Pada Ny”S” Masa Hamil sampai dengan
Pelayanan Keluarga Berencana di Klinik Bersalin Hj.Khaifah
http://repo.poltekkes-medan.ac.id Lahir. Medan : Deepublish (diakses pada
tanggal 8 januari 2022)

Siwi Walyani, Elizabeth 2016.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Walyani, E. S. 2015.Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru

Walyani. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta : PT.
Pustaka Baru Press

Widatiningsih, S dan Dewi, C.H.T 2017. Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta: Trans Medika.

Widyastuti, Ririn. 2021. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru


Lahir.Bandung: Media Sains Indonesia. Diakses pada tanggal 7 januari
2022

World Health Organization. Antenatal Care For A Positive Pregnancy Experience.


WHO; 2016
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS

1. Nama : Nur Haniska Khalik


2. NIM : 190401020
3. Tempat/Tanggal Lahir : Colli Pakue,14 Juni 2000
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Suku : Bugis
6. Agama : Islam
7. Alamat : Empagae

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK PGRI (2005-2007)
2. SDN 265 Assorajang (2007-2013)
3. SMP Negeri 4 Tanasitolo (2013-2017)
4. SMA Negeri 3 Wajo (2017-2019)
5. Pendidikan Terakhir
Penulis sedang menyelesaikan studinya di Prodi DIII Kebidanan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Puangrimaggalatung Sengkang.
Masuk pada Tahun 2019 dan pada tahun 2022 masih terdaftar sebagai
mahasiswa Prodi DIII Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Tingkat III Semester VI.

You might also like