You are on page 1of 5

RANGKUMAN

“THE PSYCHOLOGY OF INTELLIGENCE”

Founded by C. K. Ogden

Dosen Pengampu : Dr. Budi Utami, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Hibana Latifah Auladana

NIM : K4523034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2023
BAB I

KECERDASAN DAN ADAPTASI BIOLOGIS

Menurut claparede dan stern, kecerdasan adalah adaptasi mental terhadap keadaan baru dan
menentang pengertian kecerdasan dengan naluri dan kebiasaan yang merupakah adaptasi turun
menurun atau yang didapat dari keadaan yang berulang.

Sifat kecerdasan memiliki dua kecenderungan, kecenderungan yang pertama yaitu setiap
penjelasan psikologis bersandar pada biologi atau logika. Bagi beberapa penulis, fenomena metal
dapat dimengerti hanya jika dikaitkan dengan organisme. Pandangan ini tidak dapat dihindari ketika
kita mempelajari fungsi-fungsi dasar (persepsi, fungsi motorik, dll.) yang menjadi asal kecerdasan.
Dari sudut pandang biologis, kecerdasan muncul sebagai salah satu aktivitas organisme, sementara
objek yang diadaptasi yaitu sector dari lingkungan sekitar. Jika pengetahuan yang dibangun oleh
kecerdasan mencapai keseimbangan istimewa dan menimbulkan pemikiran ilmiah itu termasuk
kecerdasan biologis.

Kecenderungan yang kedua yaitu menganggap hubungan logis dan hubungan matematis tidak
dapat direduksi, dan membuat analisis fungsi intelektual yang lebih tinggi bergantung pada analisis
analisis keduanya. Logika formal atau logistik adalah aksiomatika dari kondisi keseimbangan pikiran,
dan ilmu pengetahuan positif yang sesuai dengan aksiomatika ini tidak lain adalah dari psikologi
pemikiran. Sifat ganda kecerdasan ini sebagai sesuatu yang bersifat biologis dan logis.

BAB II

"PSIKOLOGI PEMIKIRAN" DAN PSIKOLOGIS SIFAT DARI LOGIKA OPERASI

Sejauh apa penjelasan psikologis tentang kecerdasan dapat dilakukan bergantung pada cara
operasi logis. Mulai dari Teori kecerdasan Bertrand Russell ditandai dengan subordinasi psikologi
semaksimal mungkin terhadap logistik. Hukum-hukum yang mengatur universal dan yang mengontrol
hubungan mereka bergantung pada logika saja, psikologi hanya bias tunduk dihadapan pengetahuan
sebelumnya. Ahli logika tertarik pada ide-ide yang benar sedangkan psikolog menemukan kesenangan
dalam menggambarkan ide-ide yang salah.
Logika adalah cermin pemikiran. Logika adalah aksiomatika dari akal. Psikologi kecerdasan
adalah ilmu eksperimental yang sesuai. Aksiomatika adalah ilmu yang secara eksklusif bersifat
hipotesis-deduktif.

Menurut Selz, solusi sebuah masalah melibatkan yang pertama adalah sebuah skema antisipatif
yang menghubungkan tujuan yang ingin dicapai dengan sebuah “kompleks” ide yang didalamnya
tercipta kesenjangan. Yang kedua adalah mengisi skema antisipatif ini dengan konsep-konsep dan
relasi-relasi yang berfungsi melengkapi kompleks tersebut dan diatur menurut hukum-hukum logika.

BAB III

KECERDASAN DAN PERSEPSI

Persepsi adalah pengetahuan yang kita miliki tentang objek atau gerakan mereka melalui
kontak langsung. "Teori Konfigurasi" yang meskipun tidak mengenal gagasan tentang pengelompokan
yang dapat dibalik, telah menggambarkan hukum-hukum penataan yang kompleks yang mengatur
persepsi, respons, dan fungsi-fungsi dasar serta penalaran itu sendiri, khususnya silogisme. Oleh
karena itu, penting untuk memulai dengan struktur persepsi

Ide utama dari teori Gestalt adalah bahwa sistem mental tidak pernah dibentuk oleh sintesis
atau asosiasi elemen-elemen yang ada secara terpisah sebelum mereka bersatu, tetapi selalu sejak
awal terdiri dari keseluruhan yang terorganisir dalam sebuah "konfigurasi" atau struktur yang
kompleks. Dengan demikian, persepsi bukanlah sintesis dari sensasi sebelumnya. Persepsi diatur pada
setiap tingkat oleh "bidang" yang elemen-elemennya saling bergantung pada fakta bahwa mereka
dipersepsikan secara keseluruhan.

BAB IV

KEBIASAAN DAN SENSORI-MOTOR INTELIJEN

Perbedaan antara fungsi motorik dan fungsi perseptual hanya untuk tujuan analisis. Seperti
yang telah ditunjukkan secara meyakinkan oleh von Weizsäcker 1, pembagian klasik fenomena ke
dalam rangsangan sensorik dan respons motoric yang diperkenalkan oleh skema busur refleks sama
kelirunya, dan mengacu pada produk laboratorium yang sama artifisialnya, seperti gagasan tentang
busur refleks itu sendiri, yang dipahami secara terpisah. Persepsi dipengaruhi oleh aktivitas motorik
sejak awal, sama seperti yang terakhir oleh yang pertama.

Tiga kombinasi yang sesuai dengan vitalisme, apriori dan Gestalt: kebiasaan yang berasal dari
kecerdasan, kebiasaan yang tidak terkait dengan kecerdasan dan kebiasaan yang dijelaskan. jika
kebiasaan maupun kecerdasan tidak dapat dijelaskan oleh sistem koordinasi asosiatif yang sesuai
persis dengan hubungan yang sebelumnya diberikan dalam realitas eksternal, tetapi keduanya
melibatkan tindakan dari pihak subjek sendiri, interpretasi yang paling sederhana adalah mengurangi
aktivitas ini menjadi serangkaian percobaan yang terjadi secara acak (yaitu tanpa hubungan langsung
dengan lingkungan).

kesinambungan fungsional yang luar biasa yang menghubungkan struktur-struktur berurutan


yang dibangun oleh anak dari pembentukan kebiasaan-kebiasaan dasar hingga tindakan-tindakan
penemuan yang spontan dan tiba-tiba yang menjadi ciri dari bentuk-bentuk kecerdasan sensori-
motorik yang paling tinggi. Dengan demikian, keterkaitan antara kebiasaan dan kecerdasan menjadi
nyata, keduanya muncul, meskipun pada tingkat yang berbeda dari asimilasi sensorik-motorik.

BAB V

PERTUMBUHAN PIKIRAN - INTUISI DAN OPERASI

Operasi-operasi pemikiran mencapai bentuk keseimbangannya ketika mereka terbentuk


menjadi sistem-sistem kompleks yang dicirikan oleh kombinativitas yang dapat dibalik
(pengelompokan atau kelompok). kecerdasan sensorik-motorik terletak pada sumber pemikiran, dan
terus mempengaruhinya sepanjang hidup melalui persepsi dan rangkaian praktis.

Dari tahap terakhir periode sensori-motorik dan seterusnya, anak mampu menirukan kata-kata
tertentu dan mengaitkannya dengan makna yang tidak jelas, tetapi pemerolehan bahasa secara
sistematis tidak dimulai sampai sekitar akhir tahun kedua. Bentuk-bentuk pemikiran hanya dapat
dianalisis melalui observasi, karena kecerdasan anak kecil masih terlalu labil untuk dapat diinterogasi.

Dengan dimulainya pemikiran representatif dan terutama dengan pertumbuhan pemikiran


intuitif, kecerdasan menjadi mampu membangkitkan objek yang tidak ada dan akibatnya diterapkan
pada realitas yang tidak terlihat di masa lalu dan sebagian bahkan di masa depan.
BAB VI

FAKTOR SOSIAL PADA INTELEKTUAL PERKEMBANGAN

MANUSIA dalam lingkungan sosial yang mempengaruhinya seperti halnya lingkungan


fisiknya kehidupan sosial mempengaruhi kecerdasan melalui tiga media bahasa (tanda), isi interaksi
(nilai-nilai intelektual) dan aturan yang dipaksakan pada pemikiran (norma-norma logis atau pra-logis
kolektif).

Ada dua hal yang berbeda dan saling melengkapi, bahwa tanpa pertukaran pemikiran dan kerja
sama dengan orang lain, individu tidak akan pernah bisa mengelompokkan operasinya ke dalam
keseluruhan yang koheren. Oleh karena itu, pengelompokan operasional mengandaikan kehidupan
sosial. Namun, di sisi lain, pertukaran pemikiran yang sebenarnya mematuhi hukum keseimbangan
yang sekali lagi hanya dapat berupa pengelompokan operasional, karena bekerja sama juga berarti
mengoordinasikan operasi. Oleh karena itu, pengelompokan adalah bentuk keseimbangan tindakan
antarindividu dan juga tindakan individu, dan dengan demikian mendapatkan kembali otonominya
pada inti kehidupan sosial.

KESIMPULAN

Pola- pola biologis adalah pola-pola organisme, masing-masing organ dan interaksi fisik
dengan lingkungan yang mereka jaga. Namun dalam naluri, pola anatomis-fisiologis disejajarkan
dengan interaksi fungsional, yaitu dengan "pola" perilaku.

pengertian yang paling konkret dan tepat, adalah mungkin untuk menganggap pengelompokan
operasional kecerdasan sebagai "pola" akhir dari keseimbangan yang menjadi tujuan dari fungsi-fungsi
sensorik-motorik dan representatif dalam perkembangannya, dan konsepsi ini memungkinkan kita
untuk memahami kesatuan fungsional mendasar dari pertumbuhan mental.

Tiga fase mekanisme perkembangan yang menghubungkan kecerdasan dengan potensi


morfogenetik kehidupan itu sendiri, dan memungkinkannya untuk mewujudkan adaptasi yang tidak
terbatas dan saling menyeimbangkan, adaptasi yang tidak mungkin diwujudkan pada tingkat organik.

You might also like