Professional Documents
Culture Documents
Laporan Tahunan RSJ Menur Tahun 2022
Laporan Tahunan RSJ Menur Tahun 2022
DAFTAR ISI
Lembar Judul.......................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................. iii
Daftar Tabel ............................................................................................ v
Daftar Gambar ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Terpilah SDM RSJM Berdasarkan Golongan Tahun 2022
Tabel 2.2 SDM RSJM Berdasarkan Agama Tahun 2022
Tabel 2.3 Data Terpilah SDM RSJM Berdasarkan Jabatan Tahun 2022
Tabel 2.4 Rekapitulasi Bangunan RSJM Tahun 2022
Tabel 2.5 Rekapitulasi Aser RSJM Tahun 2022
Tabel 2.6 Kapasitas Tempat Tidur RSJM
Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Fungsional RSJM Tahun 2022
Tabel 3.2 Realisasi Pendapatan Fungsional RSJM Tahun 2022 Per Bulan
Tabel 3.3 Realisasi Belanja RSJM Tahun 2022
Tabel 3.4 Penyerapan Belanja Non Fungsional BLUD RSJM (Akumulasi)
Per Bulan Tahun 2022
Tabel 3.5 Penyerapan Belanja Fungsional BLUD RSJM (Akumulasi) Per
Bulan Tahun 2022
Tabel 3.6 Penyerapan Belanja RSJM Berdasarkan Jenis Belanja Tahun
2022
Tabel 3.7 Realisasi Indikator Kinerja Keuangan Tahun 2022
Tabel 3.8 Perhitungan CRR dan Tingkat Kemandirian Per Bulan Tahun
2022
Tabel 3.9 Perhitungan CRR dan Tingkat Kemandirian Akumulasi Tahun
2022
Tabel 3.10 Perbandingan CRR dan Tingkat Kemandirian RSJM Tahun 2022
Tabel 3.11 Pengajuan Klaim RSJM tahun 2022
Tabel 3.12 Piutang RSJM Tahun 2022
Tabel 4.1 Kunjungan Rawat Jalan RSJM Tahun 2022
Tabel 4.2 Kunjungan Rawat Jalan RSJM Berdasarkan Debitur Tahun 2022
Tabel 4.3 10 Besar Diagnosa Rawat Jalan RSJM tahun 2022
Tabel 4.4 Layanan Rawat Inap (Jiwa) RSJM Tahun 2022
Tabel 4.5 Layanan Rawat Inap (COVID-19) RSJM Tahun 2022
Tabel 4.6 Indikator Pelayanan Rawat Inap Tahun 2022
Tabel 4.7 Pasien Rawat Inap RSJM Berdasarkan Debitur Tahun 2022
Tabel 4.8 10 Besar Diagnosa Rawat Inap RSJM Tahun 2022
Tabel 4.9 Kunjungan Gawat Darurat RSJM Tahun 2022
Tabel 4.10 Kunjungan Gawat Darurat RSJM Berdasarkan Debitur Tahun
2022
Tabel 4.11 10 Besar Diagnosa IGD RSJM Tahun 2022
Tabel 4.12 Layanan Rawat Inap NAPZA RSJM Tahun 2022
Tabel 4.13 Pasien Rawat Inap NAPZA RSJM Berdasarkan Debitur Tahun
2022
Tabel 4.14 Indikator pelayanan Rawat Inap NAPZA Tahun 2021-2022
Tabel 4.15 Kunjungan Rehabilitasi Mental Tahun 2022
Tabel 4.16 Kunjungan Rehabilitasi Medik Tahun 2022
Tabel 4.17 Layanan Instalasi Rehabilitasi Berdasarkan Gender Tahun 2022
Tabel 4.18 Layanan Instalasi Laboratorium Berdasarkan Jumlah dan Jenis
Pemeriksaan Tahun 2022
Tabel 4.19 Layanan Instalasi Laboratorium Berdasarkan Gender dan Umur
Tahun 2022
Tabel 4.20 Layanan Unit Radiologi Berdasarkan Jenis Pemeriksaan Tahun
2022
Tabel 4.21 Layanan Unit Elektromedik Berdasarkan Jenis Pemeriksaan
Tahun 2022
Tabel 4.22 Layanan Instalasi Radiologi dan Elektromedik Berdasarkan
Gender dan Unit Pengirim Tahun 2022
Tabel 4.23 Layanan Instalasi Farmasi Tahun 2022
Tabel 4.24 Jumlah Pasien yang Dilayani Instalasi Gizi per Ruangan Tahun
2022
Tabel 4.25 Jumlah Porsi yang Dilayani Instalasi Gizi per Jenis Tahun 2022
Tabel 4.26 Pelaksanaan Kegiatan Instalasi Kesehatan Lingkungan Tahun
2022
Tabel 4.27 Pelaksanaan Kegiatan IPS-RS Tahun 2022
Tabel 4.28 Kegiatan Instalasi Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian Tahun
2022 (Pelatihan, Penelitian, dan lain-lain)
Tabel 4.29 Kegiatan Instalasi Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian Tahun
2022 (Pendidikan)
Tabel 4.30 Pelaksanaan Kegiatan Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat dan
PKRS Tahun 2022
Tabel 4.31 Pelaksanaan Kegiatan Instalasi TI dan SIM Tahun 2022
Tabel 4.32 Pemberkasan per Debitur per Layanan Tahun 2022
Tabel 4.33 Pelaksanaan Kegiatan Bagian Program Tahun 2022
Tabel 4.34 Pelaksanaan Kegiatan Komite Medik Tahun 2022
Tabel 4.35 Pelaksanaan Kegiatan Komite Keperawatan Tahun 2022
Tabel 4.36 Mutasi Kepegawaian RSJM Tahun 2022
Tabel 4.37 Inventarisasi Kegiatan Ketatausahaan Tahun 2022
Tabel 4.38 Pelaksanaan Kegiatan Instalasi Pengadaan Tahun 2022
Tabel 4.39 Kriteria Penilaian Capaian Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Tabel 4.40 Capaian Pelaksanaan Program dan Kegiatan RSJM Tahun 2022
Tabel 4.41 Evaluasi Indikator Kinerja Utama RSJM Tahun 2022
Tabel 4.42 Nilai Akreditasi RSJM Tahun 2022
Tabel 4.43 Capaian Indikator SPM per Pelayanan Tahun 2022
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSJM
Gambar 3.1 Realisasi Pendapatan Fungsional RSJM Tahun 2022 Per Bulan
Gambar 3.2 Penyerapan Belanja Non Fungsional BLUD RSJM (Akumulasi)
Tahun 2022
Gambar 3.3 Penyerapan Belanja Fungsional BLUD RSJM (Akumulasi) Tahun
2022
Gambar 4.1 Pelaksanaan Kegiatan IPS-RS Per Triwulan Tahun 2022
Gambar 4.2 Komposisi Jenis Mahasiswa Praktikan RSJM Tahun 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Jiwa Menur (RSJM) merupakan rumah sakit khusus jiwa
milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menjalankan tugas dan fungsi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya di wilayah Provinsi Jawa
Timur. RSJM selalu berupaya optimal untuk memberikan pelayanan yang prima
kepada masyarakat dan menerapkan kebijakan pelayanan kesehatan yang
memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang paripurna dan
berkualitas telah direspon oleh manajemen RSJM dengan peningkatan jenis dan
kualitas produk layanan, peningkatan fasilitas, serta penguatan pengelolaan
manajemen. Pada tahun 2008, RSJM mulai menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan BLUD (PPK-BLUD) sebagai langkah nyata penerapan praktik
manajemen yang sehat, efektif, dan efisien. Pada tahun 2022, RSJM telah
terakreditasi kembali oleh KARS dengan status paripurna sebagai Rumah Sakit
Khusus Jiwa.
Rumah Sakit Jiwa Menur merupakan Badan Layanan Umum Daerah yang
terletak di Jalan Raya Menur 120 Surabaya, Kelurahan Kertajaya, Kecamatan
Gubeng, Kota Surabaya, dengan luas tanah 45.130 m² dan luas bangunan 38.146
m². Jumlah Tempat Tidur (TT) yang tersedia sebanyak 312 TT Surat Keputusan
Direktur RS Jiwa Menur Nomor 188.4/7075/102.8/2022 tanggal 12 Desember
2022.
Dasar hukum RS Jiwa Menur adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 110 Tahun 2021 tentang Nomenklatur,
Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Rumah Sakit
Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur;
2. SK Gubernur Nomor:188/442/KPTS/013/2008, 30 Desember 2008 RSJM
sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);
3. Ijin Operasional RS berdasarkan SK Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal RI Nomor 9/1/10/KES/PMDN/2018, tanggal 15 Maret 2018, Sertifikat
Izin Operasional Rumah Sakit diberikan kepada RSJM sebagai Rumah Sakit
Khusus Kelas A;
4. Lulus Akreditasi RS Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/1460/2022 tanggal 16 September 2022, tentang
Penetapan RSJM sebagai RS Pendidikan Afiliasi RSUD Sidoarjo dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya;
5. Lulus Akreditasi RS Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/1464/2022 tanggal 16 September 2022, tentang
Penetapan RSJM sebagai RS Pendidikan Afiliasi RS PHC dengan Fakultas
Kedokteran Universitas Widya Mandala Surabaya;
C. SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika penyajian Laporan Tahunan 2022 RSJM adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, serta sistematika laporan.
Menjelaskan secara singkat profil dan dasar hukum RSJM; maksud
dan tujuan penyusunan Laporan Tahunan 2022; serta sistematika
penyusunan laporan.
Bab 2 Kondisi Rumah Sakit
Terdiri dari sejarah, kelembagaan RS, tujuan dan sasaran RS yang
tercantum dalam Rencana Strategis Tahun 2019-2024, Sumber Daya
Manusia (SDM), serta luasan gedung yang dimiliki RS.
Bab 3 Kinerja Keuangan
Menguraikan tentang realisasi anggaran pendapatan, realisasi
anggaran belanja baik fungsional maupun non fungsional, serta
capaian indikator kinerja keuangan.
BAB II
KONDISI RUMAH SAKIT
A. SEJARAH
Pelayanan Kesehatan Jiwa di Surabaya dimulai sekitar tahun 1954, untuk
wilayah Jawa Timur sudah dilakukan oleh Rumah Sakit Simpang Surabaya. Pada
kurun waktu tersebut pelayanan kesehatan jiwa dilakukan oleh dokter jiwa dan
dokter umum yang jumlahnya masih sangat terbatas, dengan sarana dan prasarana
yang sangat sederhana. Pelayanan rawat inap ditampung di Rumah Sakit Pegirian
dengan kapasitas tempat tidur terbatas, serta sarana dan prasarana yang belum
memenuhi syarat yang merupakan peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang
fungsinya sebagai Doorganghuis (Rawat Inap dengan surat pengadilan sebagai
referensi dari Rumah Sakit Pegirian bila rawat inap di Rumah Sakit Jiwa
Lawang). Dengan adanya fenomena tersebut Prof. DR. Dr. R. Moeljono
Notosoedirdjo, Sp.KJ., Sp.S., MPH. mempunyai gagasan dan sebagai konseptor
untuk mendirikan pusat pelayanan kesehatan jiwa masyarakat wilayah Surabaya
sekitarnya dan Jawa Timur pada umumnya.
Pada tahun 1951 Departemen Kesehatan membeli sebidang tanah di
kawasan Menur dan pembangunan dilakukan mulai tahun 1954, tetapi terkendala
kebijakan keuangan dan pendanaan. Selanjutnya pada tahun 1960 secara bertahap
dilakukan pembangunan ruang-ruang perawatan dan fasilitas lain yang
persiapannya dilakukan oleh Departemen Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan.
Agar pembangunannya dapat berjalan lancar, diadakan kerjasama antara
Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, Dr. Bahrawi Wongsokoesoemo,
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. Asmino Setyonegoro dan Kepala
Direktorat Kesehatan Jiwa Departeman Kesehatan, Prof. Kusumanto Setyonegoro
pada bulan Januari 1972.
Pada tahun 1973 – 1974 Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
mengeluarkan Surat Keputusan tanggal 28 Desember 1973 No. 1867/Kes/10/1973
Tentang Pengurusan Penyerahan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
kepada Daerah Propinsi Tingkat I Jawa Timur, kemudian pembangunannya
dilanjutkan dengan usulan DUP tahun 1973 – 1974. Sejak itu dimulailah
pembangunan dan pemenuhan fasilitas kesehatan dan pembentukan Tim yang
menangani proyek tersebut yaitu Prof. DR. Dr. R.Moeljono Notosoedirdjo, Sp.KJ.,
Sp.S., MPH. sebagai pimpinan proyek.
Pembangunan fisik Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya didasari suatu
pemikiran bahwa suasana lingkungan mempengaruhi proses penyembuhan yang
dikenal sebagai “milieu therapy“. Lingkungan itu terdiri dari lingkungan fisik dan
lingkungan non fisik manusianya. Keduanya harus mendukung tercapainya
lingkungan terapeutik, lingkungan yang nyaman dan tenang.
Prinsip lain yang mendasari pembangunan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya ini
adalah kemasyarakatan “community base“ pada (Community Mental Health
Center) yang berarti bahwa RSJM merupakan suatu tempat di mana masyarakat
datang membawa segala keluhan kejiwaan, bukan suatu tempat yang tertutup dan
menakutkan.
Pada tanggal 2 Juni 1976 melalui SK. Nomor 2501/Um, Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur menunjuk Dr. Moeljono Notosoedirdjo, Sp.KJ,
MPH untuk menyelesaikan, menyiapkan, dan melaksanakan Rumah Sakit Jiwa
Menur Surabaya yang mempunyai orientasi kemasyarakatan (Community Mental
Health Approach). Pembangunan fisik dibiayai anggaran APBN, sedangkan belanja
rutin menjadi tanggung jawab Pemda Tingkat I Jawa Timur, sementara Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga menyediakan tenaga ahlinya.
Setelah melengkapi gedung- gedung yang sudah ada dengan peralatan
ruangan dan kantor maka Januari 1977 Pegawai dan Pasien dari RSJ Pegirian
dipindahkan ke RS Jiwa Menur Surabaya setelah diseleksi. Setelah segala persiapan
dilakukan maka pada tanggal 24 Maret 1977 Pusat Kesehatan Jiwa Masyarakat
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Bapak
Soenandar Prijosoedarmo. Status Pusat Kesehatan Jiwa Masyarakat/Rumah Sakit
Jiwa Menur Surabaya waktu itu adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur sampai tahun 1985.
Melalui SK Gubernur Jawa Timur Nomor 93 Tahun 1985 tanggal 14
September 1985, tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah,
Pusat Kesehatan Jiwa Masyarakat /Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya menjadi
Rumah Sakit Jiwa Daerah Menur dan merupakan Rumah Sakit Jiwa Kelas A
dengan status Unit Pelaksana Dinas Kesehatan, menduduki Eselon II B serta
bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur.
Pada tahun 2001 telah selesai dibangun Unit Pelayanan
NAPZA/NARKOBA oleh Biro Perlengkapan Propinsi Jawa Timur dan diresmikan
penggunaannya. Unit ini terdiri dari Gedung Poliklinik dan Gedung Pertemuan,
Gedung Administrasi dan Penunjang Medik serta Gedung Rawat Inap dan Gedung
Rehabilitasi; seluruhnya seluas 1.679 m2.
Sesuai dengan perkembangan situasi maka dilakukan perubahan sistem
manajemen Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya melalui ditetapkannya Peraturan
Daerah Nomor 23 Tahun 2002 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Rumah Sakit
Jiwa Menur Surabaya. Struktur Organisasi Tata Kerja yang baru mengamanatkan
bahwa Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya adalah unsur Penunjang Pemerintah
Propinsi Jawa Timur yang berbentuk Badan yang bertanggung jawab kepada
Gubernur lewat Sekretariat Propinsi Jawa Timur dengan eseloneringnya II a.
Pada tahun 2003 telah selesai dibangun fasilitas pelayanan rawat jalan
yaitu Gedung Poliklinik Spesialis Non Jiwa yang meliputi pelayanan kesehatan
bidang Syaraf, Jantung, THT, Paru, Kulit Kelamin, Gigi dan Kesehatan Jiwa non
Psikotik dan Napza. Instalasi Laboratorium, Radiologi & Elektromedik telah
dipimpin oleh dokter spesialis patologi klinik dan spesialis radiologi, sehingga
semakin menunjang layanan RSJM yang paripurna.
B. KELEMBAGAAN
Struktur Organisasi RS Jiwa Menur berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 110 Tahun 2021 tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian
Tugas, dan Fungsi serta Tata Kerja RS Jiwa Menur. Kedudukan rumah sakit
merupakan unit organisasi bersifat khusus yang memiliki klasifikasi A serta
memberikan layanan secara professional, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Dinas. Rumah sakit dipimpin oleh direktur. RS Jiwa Menur memiliki
wewenang melaksanakan pengelolaan keuangan dan Barang Milik Daerah serta
bidang kepegawaian, yang pertanggungjawabannya dilaksanakan melalui
penyampaian laporan pelaksanaan.
Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 110 Tahun 2021 RS Jiwa
Menur mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya promotif,
pencegahan, dan pelayanan rujukan kesehatan serta penyelenggaraan pendidikan,
pelatihan tenaga kesehatan, penelitian, dan pengembangan di bidang kesehatan.
Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi:
1. Pelayanan medik;
2. Pelayanan penunjang medik dan non medik;
3. Pelayanan dan asuhan keperawatan;
4. Pelayanan rujukan;
5. Usaha pendidikan dan pelatihan;
6. Pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan bagi calon dokter, dokter
spesialis, subspesialis dan tenaga kesehatan lainnya;
7. Penelitian dan pengembangan kesehatan;
8. Penyelenggaraan kegiatan ketatusahaan;
9. Pelaksanaan program kesehatan nasional; dan
10. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Struktur Organisasi RS Jiwa Menur (Gambar 1.1) terdiri dari:
1. Direktur
2. Wakil Direktur Umum, Keuangan, dan Perencanaan
Tugas: merumuskan kebijakan, mengembangkan, mengoordinasikan,
mengawasi, membina dan mengendalikan kegiatan ketatausahaan,
perencanaan program dan evaluasi, keuangan dan instalasi di bawah
koordinasinya;
3. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan
Tugas: merumuskan kebijakan, mengembangkan, mengkoordinasikan,
mengawasi, dan mengendalikan penyelenggaraan pelayanan medik dan
keperawatan serta instalasi di bawah koordinasinya;
4. Wakil Direktur Penunjang Medik, Pendidikan, Pelatihan, dan
Penelitian
Tugas: merumuskan kebijakan, mengembangkan, mengoordinasikan,
mengawasi, membina dan mengendalikan penyelenggaraan penunjang
medik, penunjang non medik, dukungan pelayanan upaya kesehatan
masyarakat, pendidikan, pelatihan, pengembangan dan penelitian serta
instalasi di bawah koordinasinya;
5. Bagian Umum
Tugas: merencanakan dan mengembangkan kegiatan umum rumah tangga,
hukum, hubungan masyarakat dan pemasaran, kepegawaian, perlengkapan,
serta perumusan kebijakan dan koordinasi dengan instalasi;
6. Bagian Keuangan dan Akuntansi
Tugas: melaksanakan perumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan
dan pemenuhan kebutuhan penerimaan dan pendapatan, verifikasi dan
perbendaharaan serta akuntansi dan aset, serta koordinasi dengan instalasi
terkait;
7. Bagian Perencanaan dan Evaluasi
Tugas: melaksanakan perumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan
dan pemenuhan kebutuhan perencanaan, anggaran, evaluasi dan pelaporan
serta koordinasi dengan instalasi terkait;
8. Bidang Pelayanan Medik
Tugas: melaksanakan perumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan
dan pemenuhan kebutuhan pelayanan medik serta koordinasi dengan
instalasi terkait;
9. Bidang Keperawatan
Tugas: melaksanakan perumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan
dan pemenuhan kebutuhan pelayanan keperawatan serta koordinasi dengan
instalasi terkait;
10. Bidang Penunjang Medik dan Non Medik
Tugas: melaksanakan perumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan
dan pemenuhan kebutuhan pelayanan penunjang medik, penunjang non
medik, dukungan pelayanan upaya kesehatan masyarakat serta koordinasi
dengan instalasi terkait;
11. Bidang Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian
Tugas: melaksanakan perumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan
dan pemenuhan kebutuhan pendidikan, pelatihan, pengembangan dan
penelitian serta koordinasi dengan instalasi terkait;
12. Kelompok Staf Medis
13. Komite RS
a. Komite Medik
b. Komite Keperawatan
c. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
d. Komite Mutu
e. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
f. Komite Farmasi dan Terapi
g. Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja
h. Komite Etik dan Penelitian
i. Komite Etik dan Hukum
j. Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba
14. Satuan Pemeriksa Internal
Tugas: melakukan pemeriksa internal dalam rangka membantu Direktur
untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan
sosial sekitarnya (social responsibility) dalam menyelenggarakan bisnis yang
sehat;
Struktur Organisasi dapat dilihat pada Gambar 2.1 pada halaman berikutnya.
Gambar 2.1
Struktur Organisasi RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur
Tabel 2.1
Data Terpilah SDM RSJM
Berdasarkan Golongan Tahun 2022
Golongan Laki-Laki Perempuan Jumlah
PNS Gol IV 12 19 31
PNS Gol III 81 141 222
PNS Gol II 43 47 90
PPPK 6 8 14
PTT-PK 79 38 117
Total 221 253 474
Sumber : Laporan Bulanan RSJM
Pada tahun 2022, SDM RSJM berjumlah 474 orang, terdiri dari 221 laki-laki
(46,62%) dan 253 perempuan (53,38%). Berdasarkan Tabel 2.1 dapat terlihat
bahwa SDM RSJM yang berstatus PNS berjumlah 343 orang atau 72,36%; berstatus
PPPK sebanyak 14 orang (2,95%) dan terdapat 117 orang (24,69%) yang berstatus
PTT-PK. Adapun yang berstatus PNS sebagian besar berada pada Golongan III
(64,72%), disusul Golongan II (26,24%), dan Golongan IV sebanyak 9,04%, serta
tidak ada PNS dengan Golongan I. Pada PNS semua golongan terlihat bahwa
proporsi perempuan lebih mendominasi daripada laki-laki.
Data pola ketenagaan berdasarkan agama ditampilkan pada Tabel 2.2, terlihat
bahwa sebagian besar SDM RSJM memeluk agama Islam (92,83%); disusul agama
Kristen Protestan (4,64%); Katholik (2,53%).
Tabel 2.2
SDM RSJM Berdasarkan Agama Tahun 2022
Agama PNS PPPK PTT-PK Jumlah
Katholik 10 2 0 12
Kristen Protestan 19 1 2 22
Islam 314 11 115 440
Total 343 14 17 474
Sumber : Laporan Bulanan RSJM
Tabel 2.3
Data Terpilah SDM RSJM
Berdasarkan Jabatan Tahun 2022
Jenis Tenaga PNS CPNS PPPK PTT-PK Jumlah
Tenaga Medis 23 10 5 5 43
Psikolog Klinis 5 1 1 2 9
Keperawatan 120 14 3 43 180
Kefarmasian 9 2 3 10 24
Kesehatan Lingkungan 5 0 0 0 5
Gizi 9 2 1 0 12
Keterapian Fisik 8 0 0 3 11
Keteknisian Medis 6 0 0 9 15
Teknik Biomedika 15 0 0 8 23
Non Kesehatan 110 4 1 37 152
Total 310 33 14 117 474
Sumber: Laporan Bulanan RSJM
Tabel 2.2 menampilkan data terpilah SDM berdasarkan jenis jabatan. Berdasarkan
jenis jabatan yang ada, keperawatan menempati posisi pertama dengan 180 orang
atau 37,97% dari seluruh SDM yang ada, disusul tenaga non kesehatan dengan 152
orang (32,07%). Tenaga kesehatan lingkungan menempati proporsi terkecil yaitu
1,05% dan semuanya terdiri dari perempuan (100%).
Rekapitulasi jumlah inventaris RSJM pada akhir Tahun 2022 dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.5
Rekapitulasi Aset RSJM Tahun 2022
No. Jenis Inventaris Jumlah Harga
1 Tanah 1 357.900.521.577,00
2 Alat Besar 19 3.412.802.020,00
3 Alat Angkutan 152 5.101.923.629,00
4 Alat Bengkel & Alat Ukur 87 133.816.280,00
5 Alat Kantor & Rumah Tangga 9.704 21.705.310.798,00
6 Alat Studio Komunikasi 531 2.792.053.270,00
7 Alat Kedokteran & Kesehatan 3.198 94.577.478.887,36
8 Alat Laboratorium 41 1.346.876.043,00
9 Alat Persenjataan 55 33.466.000,00
10 Alat Komputer 1.361 7.929.071.544,00
11 Peralatan Olah Raga 31 101.615.000,00
12 Bangunan Gedung 66 235.212.430.135,85
13 Jalan dan Jembatan 4 36.674.875,00
14 Bangunan Air 6 1.372.529.465,00
15 Instalasi 3 2.048.575.900,00
16 Jaringan 9 1.906.288.950,00
17 Bahan Perpustakaan 514 87.942.300
18 Barang Bercorak Kesenian 28 277.153.500
19 Konstruksi Dalam Pengerjaan 1 86.469.000,00
TOTAL 15.797 736.072.997.174,21
Sumber: Bagian Umum
Tabel 2.6
Kapasitas Tempat Tidur RSJM
No. Nama Ruang Kelas Jumlah TT Jumlah
Pria Wanita
1 Ruang Rawat Inap Jiwa 199
Puri Anggrek VIP A 2 1 3
Puri Anggrek VIP B 3 3 6
Puri Anggrek VIP D 6 6 12
Puri Anggrek Kelas I 6 6 12
Puri Anggrek Kelas II 3 3 6
Gelatik Kelas III 70 0 70
Flamboyan Kelas III 0 40 40
Kenari Kelas III 50 0 50
2 Ruang Intensive Psikiatri 30
Gelatik Kelas III 18 0 18
Flamboyan Kelas III 0 10 10
Anggrek Kelas II 1 1 2
3 Ruang Komorbid 10
WK Kelas II 5 5 10
4 Ruang Isolasi 27
RIK Jiwa + WK Kelas I 15 10 25
COVID 19
(Tekanan
Negatif)
Ruang Rawat WK Kelas II 1 1 2
Isolasi Airborne
5 Rehabilitasi NAPZA 44
Ruang Rawat Mitra Adyaksa Kelas III 38
RIK (Tanpa Mitra Adyaksa Kelas I 1
Tekanan Negatif)
Ruang Intensif Mitra Adyaksa Kelas II 5
NAPZA
6 Ruang Kelas III 2
Transisi
Jumlah Total 312
BAB III
KINERJA KEUANGAN
A. REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN
Total pendapatan fungsional RSJM yang diperoleh sepanjang Tahun mencapai
Rp56.194.413.672,19 atau tercapai 124,88% dibandingkan target tahunan sebesar
Rp45.000.000.000,00. Target tahunan ini telah mengalami penambahan pada
PAPBD 2022 sebesar Rp5.000.000.000,00 dibandingkan target pendapatan pada
APBD Murni Tahun 2022 sebesar Rp40.000.000.000,00. Jika dibandingkan
dengan pendapatan Tahun 2021 sebesar Rp66.808.869.022,92; pada tahun 2022
ini terjadi penurunan sebesar Rp10.614.455.350,73 atau memiliki Sales Growth
Rate (SGR) sebesar minus 15,89%.
Berdasarkan Tabel 3.1, terlihat bahwa semua rincian pendapatan dapat
melebihi target yang ditetapkan dan rincian Hasil Pemanfaatan Aset BLUD
memiliki capaian tertinggi dibandingkan rincian pendapatan lainnya; disusul Jasa
Layanan BLUD, selanjutnya Jasa Giro BLUD dan Penerimaan BLUD atas Komisi,
Potongan, atau Bentuk Lain, serta
Tabel 3.1
Realisasi Pendapatan Fungsional RSJM
Tahun 2022
CATATAN:
Pada tahun 2022 terdapat pembayaran ke kas negara akibat kelebihan pembayaran
klaim COVID-19 ke RS Jiwa Menur (sesuai hasil audit Kementerian Kesehatan)
sebesar Rp2.546.681.660,00; sehingga total pendapatan RS mengalami penurunan
menjadi Rp56.194.413.672,19 atau terealisasi 124,88% dari target.
Tabel 3.2 menyajikan realisasi pendapatan fungsional RSJM pada tahun 2022 per
bulannya.
Tabel 3.2
Realisasi Pendapatan Fungsional RSJM
Tahun 2022 Per Bulan
Bulan Jasa Layanan Hasil Jasa Giro Penerimaan Lain-Lain Jumlah
BLUD Pemanfaatan BLUD BLUD Atas
Aset Komisi,
Potongan,
atau Bentuk
Lain
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa terlihat bahwa jasa layanan BLUD
menempati proporsi terbesar dari seluruh pendapatan fungsional yaitu 98,40%;
selanjutnya hasil pemanfaatan aset sebesar 1,04%; disusul jasa giro BLUD 0,55%;
selanjutnya penerimaan BLUD atas komisi, potongan, atau bentuk lain sebesar
0,01%.
Berdasarkan pendapatan yang diperoleh setiap bulannya, pendapatan fungsional
pada Bulan April mencapai realisasi tertinggi, tetapi pada bulan-bulan selanjutnya
berfluktuasi, hal tersebut terjadi karena adanya pembayaran klaim JKN dan
Kementerian Kesehatan RI terkait pelayanan COVID-19, sedangkan pendapatan
terendah diperoleh pada Bulan Februari.
Gambar 3.1
Realisasi Pendapatan Fungsional RSJM
Tahun 2022 Per Bulan
20,000,000,000
18,000,000,000
16,000,000,000
14,000,000,000
12,000,000,000
10,000,000,000
8,000,000,000
6,000,000,000
4,000,000,000
2,000,000,000
-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Pendapatan 2,932 998,8 1,346 18,31 2,317 4,361 2,901 2,468 6,161 7,241 2,624 6,069
Pada akhir Bulan Oktober, terdapat tambahan anggaran belanja melalui PAPBD
sehingga menjadi Rp262.600.301.028,00. Anggaran belanja RS Jiwa Menur tahun
2022 tersebut dijabarkan dalam 2 (dua) program, 3 (tiga) kegiatan, dan 6 (enam)
sub kegiatan.
Tabel 3.3 Realisasi Belanja RSJM
Tahun 2022
Adapun penyerapan belanja non fungsional per bulan dari bulan pada Tahun 2022
ditampilkan pada Tabel 3.6
Tabel 3.4
Penyerapan Belanja Non Fungsional BLUD RSJM (Akumulasi)
Tahun 2022
Bulan Anggaran Penyerapan Akumulasi % Akumulasi
(Rp) (Rp)
Januari 201.545.627.355,00 1.375.288.982,00 0,68
Februari 201.545.627.355,00 2.760.570.288,00 1,37
Maret 201.545.627.355,00 7.047.652.943,00 3,50
April 201.545.627.355,00 16.382.232.614,00 8,35
Mei 201.545.627.355,00 20.709.242.080,00 10,28
Juni 201.545.627.355,00 27.072.780.869,00 13,43
Juli 201.545.627.355,00 47.958.471.072,00 23,80
Agustus 202.785.627.355,00 63.092.609.331,00 31,11
September 202.785.627.355,00 70.420.365.448,00 34,73
Oktober 184.339.043.250,00 103.292.013.225,00 56,03
November 184.339.043.250,00 114.727.130.073,00 62,24
Desember 184.339.043.250,00 176.228.894.346,00 95,60
Sumber : Laporan Bulanan RSJM
Terlihat dari Tabel 3.6, terdapat perubahan anggaran sejak bulan Agustus 2022
karena adanya PAPBD Mendahului. Dari anggaran murni APBD Tahun 2022,
terdapat penambahan anggaran belanja non fungsional sebesar
Rp1.240.000.000,00 atau 0,62%.
Melalui PAPBD 2022 pada Bulan Oktober, anggaran belanja non fungsional justru
mengalami penurunan sebanyak Rp18.446.584.105,00 atau 9,10%.
Sampai dengan akhir Tahun 2022, akumulasi penyerapan belanja non fungsional
mencapai 95,60%; sudah melebihi target yang ditetapkan dalam DPA yaitu 93%.
Gambar 3.2
Penyerapan Belanja Non Fungsional BLUD RSJM (Akumulasi)
Tahun 2022
120
100
95.6
80
60 62.24
56.03
40
31.11 34.73
20 23.8
Adapun penyerapan belanja fungsional per bulan dari bulan Januari sampai
dengan Desember 2022 ditampilkan pada Tabel 3.5 yang menunjukkan realisasi
belanja fungsional sampai akhir Tahun 2022 sebesar 66,22%. Realisasi sangat
rendah jika dibandingkan dengan target sebesar 93%. Hal ini berkaitan dengan
tingginya anggaran fungsional yang dianggarkan melalui PAPBD di Bulan Oktober
sehingga sulit direalisasikan secara optimal dalam waktu yang terbatas, serta
penyesuaian biaya operasional dengan volume layanan.
Tabel 3.5
Penyerapan Belanja Fungsional BLUD RSJM (Akumulasi)
Per Bulan Tahun 2022
Gambar 3.3
Penyerapan Belanja Fungsional BLUD RSJM (Akumulasi) Tahun 2022
70
66.22
60
53.41
50 48.67
46.47
42.23 43.87 41.92
40
30
27.02
20 21.17
13.01
10
5.35 6.64
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Pada Bulan Oktober terlihat persentase belanja kembali menurun karena meskipun
realisasi belanja bertambah tetapi tidak sebanding dengan besarnya penambahan
alokasi anggaran.
Adapun penyerapan belanja berdasarkan Jenis Belanja ditampilkan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.6
Penyerapan Belanja RSJM Berdasarkan Jenis Belanja
Tahun 2022
Realisasi belanja paling tinggi ditempati oleh Belanja Modal Gedung dan
Bangunan, disusul Belanja Modal Jalan, Jaringan dan Irigasi, selanjutnya Belanja
Pegawai. Untuk Belanja Modal Aset Tetap Lainnya yang lainnya memiliki realisasi
belanja paling rendah.
Jika dibandingkan dengan realisasi indikator kinerja keuangan pada Tahun 2020,
terdapat beberapa indikator yang mengalami peningkatan atau perbaikan yaitu
cost recovery, % beban operasional, pertumbuhan pendapatan, serta rasio
produktivitas karyawan.
Tabel 3.7
Realisasi Indikator Kinerja Keuangan Tahun 2022
Tabel 3.8
Perhitungan CRR dan Tingkat Kemandirian Per Bulan Tahun 2022
Tabel 3.9
Perhitungan CRR dan Tingkat Kemandirian Akumulasi Tahun 2022
Pengukuran Cost Recovery Rate (CRR) dan Tingkat Kemandirian (TK) keuangan
RSJM diperlukan guna mengukur efektifitas dan efisiensi kinerja rumah sakit yang
menerapkan PPK-BLUD. CRR adalah rasio yang menunjukkan seberapa banyak
belanja operasional rumah sakit dapat dibiayai dari pendapatan fungsionalnya.
Sementara Tingkat Kemandirian (TK) merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa mampu rumah sakit membiayai seluruh belanja dari pendapatan
fungsionalnya, baik belanja operasional maupun belanja investasinya (belanja
modal).
Perhitungan CRR dan Tingkat Kemandirian Keuangan RSJM mulai Bulan Januari
sampai dengan Desember Tahun 2022 secara bulanan maupun akumulasi
ditampilkan pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.9.
Secara ringkas, realisasi pengukuran CRR dan Tingkat Kemandirian Keuangan
secara komulatif sampai dengan akhir Tahun 2022 disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Perbandingan CRR dan Tingkat Kemandirian RSJM
Tahun 2022
No Indikator Nilai
1 Cost Recovery Rate (CRR) 51,33
2 Tingkat Kemandirian 24,64
Sumber Data : Bagian Keuangan
Jika dibandingkan dengan nilai CRR dan Tingkat Kemandirian yang dicapai pada
tahun 2021, nilai CRR tahun 2022 mengalami penurunan dari 62,94% menjadi
53,65%; demikian juga dengan Tingkat Kemandirian, dari 37,94% menjadi 24,64%.
Hal ini seiring dengan menurunnya pendapatan operasional pada tahun 2022,
serta peningkatan proporsi belanja modal dibandingkan total belanja pada tahun
2022.
Data piutang RSJM s.d. Semester II Tahun 2022 disajikan pada Tabel 19 berikut
ini. Terdapat pengurangan piutang sebesar Rp17.890.578.822,00 atau 88,45%.
Tabel 3.12
Piutang RSJM Tahun 2022
Uraian Tahun Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Pengakuan 2022
Umum 2000-2022 408.834.598,00 27.229.862,00 12.272.992,00 423.791.459,00
BPJS 2021-2022 413.405.800,00 22.422.214.939,00 19.527.536.139,00 3.308.084.600,00
Jamkesda 2021-2022 1.059.681.323,00 6.258.438.554,00 6.456.925.017,00 861.194.860,00
Provinsi
Jamkesda 2022 0,00 124.165.900,00 124.165.900,00 0,00
Kab/Kota
IPWL 2022 0,00 981.448.408,00 901.901.869,00 79.546.539,00
BNPB (COVID) 2021-2022 18.317.575.600,00 4.016.997.500,00 21.532.858.100,00 801.715.000,00
Hasil 2014-2022 27.000.000,00 157.909.333,33 157.909.333,33 27.000.000,00
Pemanfaatan
Aset BLUD
Total 20.226.497.312,00 33.988.404.496,00 48.712.569.300,00 5.501.332,00
BAB IV
KINERJA NON KEUANGAN
A. KINERJA LAYANAN
1. Instalasi Rawat Jalan, Psikologi, dan Kesehatan Jiwa Anak &
Remaja
Tabel 4.1
Kunjungan Rawat Jalan RSJM Tahun 2022
Uraian K. Baru K. Lama Total
L P ∑ L P ∑ L P ∑
Jiwa 128 59 187 11.766 7.014 18.780 11.894 7.073 18.967
Umum 13 18 31 13 44 67 36 62 98
Spesialis Anak 1 3 4 4 7 11 5 10 15
Spesialis Paru 5 2 7 49 23 72 54 25 79
Spesialis Kulit & 12 2 14 57 35 92 69 37 106
Kelamin
Spesialis Saraf 14 12 26 202 146 348 216 158 374
Spesialis Psikiatri 307 369 676 3.620 2.531 6.151 3.927 2.900 6.827
NAPZA 28 2 30 173 8 181 201 10 211
Spesialis Internis 11 10 21 108 93 201 119 103 222
Spesialis 65 63 128 1.228 1.448 2.676 1.293 1.511 2.804
Psikogeriatri
Spesialis Jantung 1 31 32 44 36 80 45 67 112
Jiwa Anak dan 613 312 925 2.908 1.245 4.153 3.521 1.557 5.078
Remaja
VCT 44 0 44 1.847 75 1.922 1.891 75 1.966
Spesialis Gigi dan 52 64 116 213 288 501 285 352 617
Mulut
Psikologi 49 136 185 71 167 238 120 303 423
Rehabilitasi Medik 9 2 11 297 182 479 306 184 490
MBCU 421 567 988 90 96 186 511 663 1.174
PTRM 0 0 0 1.505 199 1.704 1.505 199 1.704
JUMLAH 1.773 1.652 3.425 24.205 13.637 37.842 25.978 15.289 41.267
Sumber Data : Inst. Rekam Medis
Tabel 4.2
Kunjungan Rawat Jalan RSJM Berdasarkan Debitur
Tahun 2022
Jenis Debitur Jumlah %
JKN PBI 9.764 23,66
JKN NPBI 11.464 27,78
JKD P100 2.762 6,69
Kota Surabaya 1 0,00
SPM 16 0,04
SK Direktur 22 0,05
Umum 17.238 41,78
JUMLAH 41.267 100
Sumber Data: Inst. Rekam Medis
Jumlah pasien jiwa yang Masuk Rumah Sakit (MRS) masih didominasi oleh
pasien lama (55,83%); sedangkan pasien baru sebesar 44,17%. Proporsi pasien
baru pada tahun 2022 meningkat dibandingkan tahun 2021 (37,58%).
Dari total pasien jiwa yang Keluar Rumah Sakit (KRS), sebanyak 97,94%
dinyatakan sembuh, tetapi ada 0,95% pasien jiwa yang KRS karena permintaan
keluarga; 0,53% pasien harus mendapatkan pelayanan rujukan di RS lain; serta
0,31% pasien harus didrop.
Tabel 4.5
Layanan Rawat Inap (COVID-19) RSJM Tahun 2022
Uraian L P Jumlah
Masuk Rumah Sakit (MRS) 235 80 315
a. MRS Pasien Baru 107 32 139
b. MRS Pasien Lama 128 48 176
Keluar Rumah Sakit (KRS) 273 101 374
a. Sembuh 266 96 362
b. Permintaan Keluarga 2 2 4
c. Rujuk 4 0 4
d. Mati 1 3 4
e. Lari 0 0 0
Hari Perawatan 3.289 1.317 4.606
Lama Dirawat 3.004 1.423 4.427
Sumber Data : Inst. Rekam Medis
Tabel 4.6
Indikator Pelayanan Rawat Inap Tahun 2021-2022
NO. INDIKATOR RAWAT INAP RAWAT INAP
LAYANAN JIWA COVID-19
2021 2022 2021 2022
1 BOR (%) 64,16 73,47 29,32 23,57
Berdasarkan Tabel 4.6, peningkatan kinerja layanan Rawat Inap Jiwa tergambar
melalui peningkatan BOR dan BTO serta penurunan ALOS dan TOI. Khusus untuk
layanan Rawat Inap COVID-19 memang terjadi penurunan BOR seiring
menurunnya kasus COVID-19 secara nasional serta fluktuasi penyediaan tempat
tidur khusus COVID-19.
Tabel 4.7
Pasien Rawat Inap RSJM Berdasarkan Debitur
Tahun 2022
Jenis Debitur Jumlah %
JKN PBI 1.191 39,79
JKN NPBI 729 24,36
JKD P100 753 25,16
Kota Surabaya 7 0,23
SPM 21 0,70
SK Direktur 1 0,03
Umum 291 9,73
JUMLAH 2.993 100
Sumber Data: Inst. Rekam Medis
Tabel 4.8
10 Besar Diagnosa Rawat Inap RSJM Tahun 2022
No. Kode Diagnosa Jumlah
1. F20.3 Undifferentiated schizophrenia 1.459
2. F20.0 Paranoid schizophrenia 457
3. F20.1 Hebephrenic schizophrenia 191
4. F28 Other nonorganic psychotic disorders 166
5. F06.8 Other specified mental disorder brain damage 105
and disfungction/physical disease
6. F23.2 Acute schizophrenia-like psychotic disorder 79
7. F19.2 Mental and behavioural disorders due to 55
multiple drug use and use of other
psychoactive substances
8. F20.6 Simple scizophrenia 55
9. F25.2 Schizoaffective disorders, mixed type 23
10. B86 Scabies 16
Sumber Data : Inst. Rekam Medis
Tabel 4.9
Kunjungan Gawat Darurat RSJM Tahun 2022
Uraian K. Baru K. Lama Total
L P ∑ L P ∑ L P ∑
Masuk Rumah Sakit 904 380 1.284 942 434 1.376 1.846 814 2.660
(MRS)
a. Jiwa 768 351 1.119 808 403 1.211 1.576 754 2.330
b. COVID-19 2 1 3 1 0 1 3 1 4
c. Jiwa+COVID-19 83 28 111 114 31 145 197 59 256
d. NAPZA 51 0 51 19 0 19 70 0 70
Dirujuk 3 2 5 1 0 1 4 2 6
Meninggal 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Rawat Jalan 973 1.346 2.319 1.380 1.471 2.851 2.353 2.817 5.170
a. Jiwa 178 123 301 177 146 325 355 271 626
b. Fisik 36 38 74 80 75 155 116 113 229
c. Jiwa+COVID-19 0 0 0 0 1 1 0 1 1
d. COVID-19 5 1 6 69 99 168 74 100 174
e. Swab 754 1.164 1.938 1.054 1.148 2.202 1.606 2.332 4.140
JUMLAH 1.881 1.728 3.609 2.323 1.905 4.228 4.204 3.633 7.837
Sumber Data : Inst. Rekam Medis
Tabel 4.11
10 Besar Diagnosa IGD RSJM Tahun 2022
No. Kode Diagnosa Jumlah
1. F20.3 Undifferentiated schizophrenia 649
2. F20.0 Paranoid schizophrenia 191
3. U07.1 COVID19, virus identified 125
4. F20.1 Hebephrenic schizophrenia 87
5. F28 Other nonorganic psychotic disorders 79
6. F06.8 Other specified mental disorder brain damage 52
and dysfunction/physical disease
7. U07.2 COVID19, virus not identified 49
8. F23.2 Acute schizophrenia-like psychotic disorder 45
9. F25.2 Schizoaffective disorder, mixed type 21
10. F20.2 Catatonic schizophrenia 7
Sumber Data : Inst. Rekam Medis
4. Instalasi NAPZA
Layanan Instalasi NAPZA terdiri dari layanan rawat inap dan layanan rawat
jalan.
Tabel 4.12
Layanan Rawat Inap NAPZA RSJM Tahun 2022
Uraian L P Jumlah
Masuk Rumah Sakit (MRS) 125 2 127
a. MRS Pasien Baru 99 2 101
b. MRS Pasien Lama 26 0 26
Keluar Rumah Sakit (KRS) 99 0 99
a. Sembuh 97 0 97
b. Permintaan Keluarga 1 0 1
c. Rujuk 0 0 0
d. Mati 0 0 0
e. Lari 1 0 1
Hari Perawatan 8.710 0 8.710
Lama Dirawat 8.185 0 8.185
Sumber Data : Inst. Rekam Medis
Tabel 4.13
Pasien Rawat Inap NAPZA RSJM Berdasarkan Debitur
Tahun 2022
Jenis Debitur Jumlah %
Kemenkes 66 66,67
Umum 33 33,33
JUMLAH 99 100
Sumber Data: Inst. Rekam Medis
Tabel 4.14
Indikator Pelayanan Rawat Inap NAPZA Tahun 2021-2022
NO. INDIKATOR RAWAT INAP JIWA
LAYANAN
2021 2022
1 BOR (%) 54,64 61,73
2 ALOS (Hari) 87,33 82,68
3 TOI (Hari) 79,50 54,55
4 BTO (Kali) 2,30 1,32
5 GDR (‰) 0,00 0,00
6 NDR (‰) 0,00 0,00
Sumber Data : Inst. Rekam Medis
Terdapat 99 pasien rawat inap yang dilayani atau meningkat sebesar 450%
dibandingkan layanan rawat inap NAPZA tahun 2021 karena peningkatan
kapasitas tempat tidur dan Kerjasama RS Jiwa Menur dengan Kejaksaan
Tinggi Provinsi Jawa Timur.
Jika dilihat berdasarkan debitur, sebagian besar dijamin oleh Kementerian
Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2020
tentang Penyelenggaraan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL).
5. Instalasi Rehabilitasi
Instalasi Rehabilitasi RSJM memberikan layanan rehabilitasi mental maupun
rehabilitasi medik. Layanan rehabilitasi mental terdiri dari terapi kerja, terapi
oleh raga, terapi musik, terapi okupasi, dan family gathering. Sedangkan
layanan rehabilitasi medik meliputi fisioterapi dan okupasi terapi. Pada tahun
ini terdapat tambahan layanan berupa laser terapi (terapi medis) dan terapi
wicara.
Tabel 4.15
Kunjungan Rehabilitasi Mental Tahun 2022
1 Terapi Kerja
a. Sulaman 18 15 36 40 109
b. Penjahitan 51 96 103 96 346
c. Anyaman 86 76 121 143 426
d. Melukis 0 0 3 0 3
e. Membuat Bunga 38 36 19 52 145
f. Religi Islam 36 0 0 81 117
g. Religi Kristiani 2 0 0 0 2
2 Terapi Olah Raga 25 30 36 22 113
3 Terapi Musik 25 37 25 36 123
4 Terapi Okupasi
a. Individu 32 25 51 59 167
b. Kelompok 120 125 166 1204 615
c. Hidroponik 38 34 87 60 219
5 Family Gathering 50 0 0 0 50
6 Lomba 0 0 29 0 29
Jumlah 521 527 808 932 2.788
Sumber Data : Lap. Bulanan
1 Medis
a. Laser Terapi 0 0 20 45 65
2 Fisioterapi
a. Latihan Fisik 166 173 328 528 1.186
b. Elektroterapi 121 198 232 258 508
c. Traksi Lumbal Cervical 0 0 6 17
3 Okupasi Terapi
a. Latihan Aktivitas 0 4 4 19 27
b. Analisa, Intervensi 0 0 0 15 15
c. Sensori Integrasi 0 0 0 1 1
4 Terapi Wicara
a. Fungsi Bicara 0 0 7 11 18
b. Fungsi Bahasa 0 0 8 7 15
c. Fungsi Menelan 0 0 9 13 22
Jumlah 287 375 614 914 2.190
Sumber Data : Lap. Bulanan
6. Instalasi Laboratorium
Tabel 4.18
Layanan Instalasi Laboratorium
Berdasarkan Jumlah dan Jenis Pemeriksaan Tahun 2022
Tabel 4.19
Layanan Instalasi Laboratorium
Berdasarkan Gender dan Umur Tahun 2022
Tabel 4.21
Layanan Unit Elektromedik
Berdasarkan Jenis Pemeriksaan Tahun 2022
1 Brain Mapping 2 1 0 0 3
2 EEG 5 12 17 9 43
3 EKG 66 104 51 57 415
Jumlah 73 117 128 143 461
Sumber Data : Lap. Bulanan
Terlihat pada Tabel 4.22 bahwa EKG mendominasi jenis pemeriksaan di unit
Elektromedik, dari total 461 pemeriksaan yang dilakukan, 415 di antaranya
adalah EKG (90,02%). Jumlah layanan elektromedik meningkat 45,43%
dibandingkan jumlah layanan pada tahun 2021 (317 kunjungan).
Tabel 4.22
Layanan Instalasi Radiologi dan Elektromedik
Berdasarkan Gender dan Unit Pengirim Tahun 2022
Dari 4.400 orang pasien yang dilayani, 89,52% merupakan layanan radiologi
dan sisanya 10,48% memperoleh layanan dari unit elektromedik, jumlah ini
meningkat sebesar 18,44% dibandingkan layanan pada tahun 2021 (3.715
orang). Berdasarkan gender, pasien laki-laki menjadi penerima layanan
terbanyak dengan komposisi 64,64% dan sisanya sebanyak 35,36% merupakan
pasien perempuan. Dilihat dari unit layanan pengirim atau perujuk, maka IGD
merupakan unit penyumbang terbesar yaitu 61,34%; selanjutnya rawat jalan
sebanyak 24,82%; dan rawat inap sebesar 13,84%.
8. Instalasi Farmasi
Layanan Instalasi Farmasi jika dilihat dari jumlah resep yang dilayani pada
tahun 2022 ini mengalami peningkatan sebesar 10,37% jika dibandingkan
dengan jumlah resep yang dilayani tahun 2021 (59.554 resep).
Tabel 4.23
Layanan Instalasi Farmasi Tahun 2022
• Berdasarkan sumber resep yang dilayani, unit rawat jalan merupakan unit
pengirim resep terbanyak dengan 36.043 resep (54,83%); disusul rawat inap
sebanyak 25.001 resep (38,04%); sedangkan IGD merupakan unit dengan resep
paling sedikit yaitu 4.686 resep atau 7,13%;
• Terdapat 24,21% R/ obat racikan dari total sebanyak 215.997 R/;
• Terdapat 19,40% R/ yang tidak sesuai dengan formularium nasional;
• Terdapat 18,45% R/ yang tidak sesuai dengan formularium RS;
9. Instalasi Gizi
Tabel 4.24
Jumlah Pasien yang Dilayani Instalasi Gizi Per Ruangan
Tahun 2022
Jika dilihat dari proporsi jumlah pasien yang dilayani, pasien laki-laki lebih
dominan (69,54%) dibandingkan pasien perempuan dengan proporsi 30,46%.
Ruangan perawatan dengan pasien yang dilayani terbanyak yaitu Ruang
Gelatik (33,05%), disusul oleh Ruang Flamboyan (21,71%); sedangkan ruang
perawatan dengan pasien paling sedikit yang dilayani adalah Ruang Puri
Mitra(NAPZA-COVID-19) sebesar 0,43%.
Tabel 4.25
Jumlah Porsi yang Dilayani Instalasi Gizi Per Jenis Makanan
Tahun 2022
Dari total porsi yang dilayani sebanyak 221.284 porsi, porsi makanan kelas 3
memiliki proporsi terbesar sebanyak 77,48%; disusul oleh porsi makanan kelas
2 (5,38%); dan makanan COVID-19 (5,12%). Jumlah total porsi yang dilayani
ini meningkat sebesar 36,37% dibandingkan jumlah porsi yang dilayani tahun
2021 sebanyak 162.271 porsi.
Jika dilihat dari jumlah porsi yang dilayani per triwulan, maka terlihat bahwa
jumlah porsi terendah berada pada triwulan 1 dan selanjutnya mengalami tren
peningkatan, dan sedikit menurun pada akhir tahun.
Tabel 4.26
Pelaksanaan Kegiatan Instalasi Kesehatan Lingkungan
Tahun 2022
11. IPS-RS
Tabel 4.27
Pelaksanaan Kegiatan IPS-RS Tahun 2022
Gambar 4.1
Pelaksanaan Kegiatan IPS-RS Per Triwulan Tahun 2022
1400
1189
1200 1082
1051 1050
1000
800
600
400
176 192 197
200 119
0
I II III IV
Tabel 4.29
Layanan Intalasi Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian
Tahun 2022 (Pendidikan)
No. Institusi Pendidikan TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 Total
1 Program Pendidikan Dokter
Muda
a. UWK 25 43 27 59 154
b. UMM 85 39 48 26 198
c. UWM 12 12 19 16 59
d. UC 8 12 11 6 37
e. UMS 0 4 0 48 52
2 PPDS 3 3 4 2 12
3 Program Pendidikan
Keperawatan
a. S2 0 2 0 0 2
b. S1 355 370 493 471 1.689
c. D4 0 0 0 19 19
d. D3 47 284 93 206 630
e. Praktikan 0 131 0 52 183
4 Program Pendidikan Non
Medik Non Keperawatan
a. Psikologi 29 27 28 5 89
b. Rekam Medik 47 14 0 11 72
c. Okupasi Terapi 4 8 0 0 12
d. ARS 11 0 8 0 19
e. Gizi 0 0 0 10 10
f. Kesehatan Lingkungan 0 4 0 6 10
g. Laboratorium 27 0 0 0 27
h. PKRS 5 0 0 0 5
Jumlah 658 953 731 937 3.279
Sumber Data : Lap. Bulanan
Gambar 4.2
Komposisi Jenis Mahasiswa Praktikan Tahun 2022
Non
Kedokteran
Medis
7% 16%
Keperawatan
77%
Tabel 4.34
Pelaksanaan Kegiatan Komite Medik Tahun 2022
No. Uraian Kegiatan Volume
1 Morning report rutin bersama Direksi 47 kali
2 Round Table Discussion 4 kali
3 Rapat dengan Instalasi 8 kali
4 Siang Klinik 6 kali
5 Case report 8 kali
Sumber Data : Lap. Bulanan
Tabel 4.35
Pelaksanaan Kegiatan Komite Keperawatan Tahun 2022
No. Uraian Kegiatan Volume
1 Rapat Komite Keperawatan bersama Kepala Bidang 9 kali
dan Kepala Seksi Keperawatan
2 Rapat rutin Komite Keperawatan 8 kali
Sumber Data : Lap. Bulanan
Tabel 4.36
Mutasi Kepegawaian RSJM Tahun 2022
No. Uraian Kegiatan Volume
1 Kenaikan Pangkat 92 Orang
2 Kenaikan Gaji Berkala 101 Orang
3 CPNS Baru 33 Orang
4 Pegawai Baru (PTT-PK) 18 Orang
5 Pegawai Pindah Masuk (PNS) 2 Orang
6 Pegawai Keluar (PNS) 0 Orang
7 Pegawai Keluar (PTT-PK) 1 Orang
8 Pegawai yang Pensiun 5 Orang
9 Pegawai Meninggal Dunia 1 Orang
10 Rotasi Pegawai/Promosi 34 Orang
Sumber Data : Lap. Bulanan
Tabel 4.37
Inventarisasi Kegiatan Ketatausahaan Tahun 2022
No. Uraian Kegiatan Volume
1 Surat Masuk 2.279 Buah
2 Surat Keluar 4.358 Buah
3 Rapat Sosialisasi 31 Kali
4 Rapat Panitia 22 Kali
5 Rapat Koordinasi 252 Kali
6 Surat Pengaduan Masyarakat 2 Kali
Sumber Data : Lap. Bulanan
Tabel 4.38
Pelaksanaan Kegiatan Instalasi Pengadaan Tahun 2022
No. Uraian Kegiatan Volume
1 Belanja Barang Modal 29 Paket
2 Pekerjaan Konstruksi 41 Paket
3 Jasa Konsultansi 20 Paket
4 Jasa Lainnya 385 Paket
5 Barang Jasa Melalui Penyedia 1.081 Paket
Sumber Data : Lap. Bulanan
Tabel 4.40
Capaian Pelaksanaan Program dan Kegiatan RSJM Tahun 2022
Tabel 4.42
Nilai Akreditasi RSJM Tahun 2022
No. Standar (Pokja) Jml Jml Jml Jml Elemen
Elemen Elemen Elemen Score 10
Score 0 Score 5
1. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS 71 2 2 67
2022)
2. Kualifikasi dan Pendidikan Staf 81 5 1 75
(KPS 2022)
3. Manajemen Fasilitas dan 72 0 6 66
Keselamatan (MFK 2022)
4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan 44 0 4 40
Pasien (PMKP 2022)
5. Manajemen Rekam Medik dan 51 0 11 40
Informasi Kesehatan (MRMIK
2022)
6. Pencegahan dan Pengendalian 62 0 13 49
Infeksi (PPI 2022)
7. Pendidikan dan Pelayanan 23 0 3 20
Kesehatan (PPK 2022)
8. Akses dan Kontinuitas Pelayanan 67 0 9 58
(AKP 2022)
9. Hak Pasien dan Keluarga (HPK 39 0 8 31
2022)
10. Pengkajian Pasien (PP 2022) 58 0 5 53
11. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP 43 0 3 40
2022)
12. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB 38 0 0 38
2022)
13. Pelayanan Kefarmasian dan 61 0 6 55
Penggunaan Obat (PKPO 2022)
14. Komunikasi dan Edukasi (KE 2022) 25 0 6 19
15. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP 24 1 3 20
2022)
16. Program Nasional (PN 2022) 37 0 2 35
Total 796 8 82 706
Sumber Data: Komite Mutu RS
Persentase capaian Standar Pelayanan Minimal sampai akhir tahun 2022 sebesar
95,29%. Target capaian SPM di Tahun 2022 sebesar 88% yang berarti capaian SPM
ini sudah memenuhi target. Dari 85 indikator yang diukur, 81 indikator sudah
memenuhi standar yang ditetapkan, tetapi masih terdapat 4 indikator yang belum
memenuhi standar yang ditetapkan.
Tabel 4.44
Indikator SPM yang Belum Memenuhi Standar
Tabel 4.45
Capaian Indikator Mutu Nasional Tahun 2022
No. Indikator Target Realisasi Ket.
Tabel 4.46
Hasil Survei Kepuasan Masyarakat Per Layanan
Di RSJM Tahun 2022
Tabel 4.47
Hasil Survei Kepuasan Masyarakat Per Unsur
Di RSJM Tahun 2022
Tabel 4.49
Penilaian Kinerja BLUD RSJM Tahun 2022
BAB V
PERMASALAHAN
A. PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi RSJM pada Tahun 2022 adalah:
1. Penyerapan anggaran belanja rendah dan masih belum mencapai target yang
diharapkan (tercapai 86,84% dari target sebesar 93%);
2. Terdapat penurunan pendapatan fungsional RS jika dibandingkan dengan
pendapatan fungsional tahun 2021 (Sales Growth Rate negatif);
3. Terdapat 1 (satu) indikator kinerja Program belum memenuhi target yang
ditetapkan, yaitu Persentase Realisasi Anggaran;
4. Kurang optimalnya pemanfaatan anggaran belanja fungsional dalam
meningkatkan volume layanan;
5. Sistem Informasi Penatausahaan dan Akuntansi yang digunakan masih belum
mengakomodir realisasi anggaran per sub kegiatan, sehingga perhitungan
realisasi yang digunakan masih menggunakan sistem manual yang kurang
tepat dan akurat;
6. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam penyediaan data
pendukung layanan RS secara terintegrasi, valid, cepat, dan tepat.
BAB VI
PENUTUP