You are on page 1of 5

D.

MEMORI

 Definisi Memori
Memori atau ingatan merupakan tindakan menyimpan informasi yang telah
diketahui sebelumnya agar dapat diambil dan dimanfaatkan di masa yang akan
datang. Proses penyimpanan ini melibatkan encoding, penyimpanan, dan
pengambilan kembali data, dan merupakan bagian kunci dalam setiap proses
pembelajaran. Ingatan memiliki peran yang sangat signifikan dalam hal ini
kemampuan memori yang dimiliki manusia berkapasitas sangat besar. Tetapi,
kapasitas tersebut tidak semua bisa dimanfaatkan, banyak orang yang
menggunakannya dengan seoptimal mungkin, bahkan ada yang hanya
menggunakan memori ini sebatas yang diperlukan. Faali merupakan aliran
pemikiran lain, mengungkapkan ingatan adalah penyimpanan pola koneksi
antara sel-sel saraf di dalam otak. Diperkirakan bahwa dalam otak seorang
dewasa normal, terdapat sekitar lima ratus triliun hingga seribu triliun sinaps.
Fungsinya, bagian otak yang memungkinkan ingatan untuk melekat biasanya
terletak di daerah hippocampal. Tanpa adanya ingatan, hampir tidak mungkin
bagi seseorang untuk mempelajari sesuatu. Pengaruh dari proses memori tidak
hanya didasarkan pada pengalaman saat ini, tetapi juga bisa berkembang
seiring waktu berdasarkan pengalaman masa lalu yang bisa dihidupkan
kembali. Oleh karena itu, memori manusia dapat dianggap sebagai entitas
yang berkembang seiring waktu dan memiliki sifat sejarah.

 Sistem Memori
Proses pengingatan atau penyimpanan memori dijelaskan sebagai tindakan
melalui pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan informasi. Konsep ini
pertama kali diajukan oleh Atkinson dan Shiffrin (1968, 1971, seperti yang
dijelaskan dalam Feldman, 2003; Djiwatampu, Indirasari, Respati, 2004), dan
kemudian diperbaiki oleh Tulving dan Madigan (Solso, 1995). Untuk menjaga
agar informasi tetap teringat, sistem dibangun dengan menggunakan tiga jenis
memori, yaitu ingatan sensori (sensory memory), ingatan jangka pendek (short
term memory), dan ingatan jangka panjang (long term memory).
a. Ingatan Sensori
dalam konteks ini, ingatan sensori adalah tempat sementara untuk
menyimpan informasi. Bagian ini sangat bergantung pada indera
individu, yang mencakup gabungan dari panca indera, yang
memungkinkan informasi untuk sementara waktu. berupa visual
melalui mata, pendengaran melalui mulut, bau melalui hidung, lidah
oleh rasa, dan rabaan melalui kulit. Informasi tersebut segera masuk ke
dalam bagian khusus korteks, yang memiliki karakteristik yang sangat
singkat dan cepat. Kapasitas daya simpannya hanya sekitar satu detik,
seperti yang disebutkan oleh (Feldman, 2003). Informasi yang
disimpan oleh individu ini sesuai dengan apa yang mereka terima dan
memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi.

b. Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memory), adalah sistem yang


memperoleh informasi atau rangsangan dan mengawetkannya selama
sekitar 30 detik, dengan kemampuan untuk mempertahankan sekitar
tujuh potongan informasi (chunks) pada suatu waktu. Beberapa aspek
penting dalam ingatan jangka pendek termasuk :
●Beberapa bongkahan yang berisi pengelompokan aitem – aitem
●Pemberian kode terhadap informasi.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Kintsch (Solso, 1995), setiap


stimulus dapat diberikan kode dalam berbagai cara, baik melalui
pendengaran (akustik), melalui penglihatan (visual), atau melalui
pemahaman makna (semantis). Oleh karena itu, ada beberapa jenis
ingatan yang dapat dikenali, seperti ingatan auditif dan ingatan visual
(Hulse, Deese, & Egeth, 1975). Proses pengkodean dan penyimpanan
ini melibatkan aktivitas korteks frontal dalam otak (Foer, 2007).

c. Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory), adalah tahap di mana


informasi disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama, meskipun
terkadang sulit untuk diingat kembali (seperti yang dijelaskan oleh
Feldman, 2003). Kapasitas luar biasa dari memori ini
memungkinkannya untuk menyimpan berbagai jenis informasi seperti
fakta, peristiwa, kebiasaan, ingatan, dan emosi (Foer, 2007).Contoh,
bagi individu yang menjadi korban perselingkuhan, ingatan kejadian
itu sangat membekas di dalam memori dan melibatkan emosi yang
mendalam. Pada sistem ingatan jangka panjang, lupa dapat terjadi, dan
dalam beberapa situasi, lupa ini bisa terkait dengan kerusakan otak
yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, seperti yang disebutkan
dalam penelitian Foer (2007) dan Feldman (2003).

 Cara Mengingat
Terdapat beberapa metode untuk mengingat kembali pengalaman masa
lalu, yakni melalui:
a) Rekoleksi, yang mencakup proses mengingat kembali suatu
peristiwa dengan memunculkan detail dan lingkungan sekitar
tempat peristiwa tersebut terjadi dalam ingatan kita.. Misalnya,
seseorang yang putus dari pacarnya. Ketika dia melamun, dia
teringat kepada peristiwa yang pertama kali dia datangi dengan
mantan kekasihnya. Tempat mana yang sering dikunjungi,
mereka menonton film apa, dan sesudah itu mereka makan apa,
dan sebagainya.
b) Pembaharuan Ingatan, serupa dengan rekoleksi, hanya terjadi
ketika ada rangsangan yang memicu ingatan tersebut. Sebagai
contoh, ketika seorang wanita secara tak terduga bertemu
dengan teman kuliahnya dari masa lalu, ini dapat memicu dan
mengembalikan ingatannya yang lama.
c) Pemanggilan Kembali (recall), adalah proses mengingat
kembali suatu informasi atau pengalaman tertentu, tanpa
terganggu oleh ingatan-ingatan masa lalu. Sebagai contoh, saat
kita menghadapi ujian di sekolah, kita mempersiapkan diri
dengan membaca dan menghafal materi pelajaran, lalu saat
ujian berlangsung, kita mengakses kembali informasi yang
telah disimpan dalam ingatan kita untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan ujian.
d) Rekognisi, adalah proses mengingat kembali sesuatu setelah
kita menemui sebagian dari pengalaman tersebut. Sebagai
contoh, kita dapat mengenali sebuah lagu setelah
mendengarkan sebagian dari lagu tersebut, terutama jika kita
mendengar bagian refrein atau bagian yang umumnya mudah
diingat dari lagu tersebut.
e) Mempelajari Kembali, adalah ketika kita kembali memeriksa
atau mempelajari materi atau informasi yang telah kita pelajari
sebelumnya. Ketika kita mengulangi atau memperdalam
pemahaman terhadap sesuatu yang sudah kita pelajari
sebelumnya, banyak informasi yang dapat kita ingat kembali,
sehingga proses belajar menjadi lebih cepat.
 Contoh Kasus
Herman Von Ebbinghaus (1850 – 1909) (Feldman, 2003 ; Henderson, 1999).
Melakukan eksperimen pertama tentang lupa, dilakukan dengan menggunakan
sebuah alat, Ebbinghaus menunjukkan kepada subjek eksperimennya sejumlah
kata yang tidak memiliki makna sama sekali, yang dikenal sebagai suku kata
nonsense (nonsense syllables). Kemudian, subjek diminta untuk mengingat
kata-kata tersebut. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dalam satu jam,
hanya 40% dari kata-kata tersebut yang dapat diingat. Setelah dua hari dan
seterusnya, hanya 20% yang masih dapat diingat. Dari hasil ini, Ebbinghaus
menyimpulkan bahwa proses lupa terjadi secara mekanis dan terpengaruh oleh
faktor waktu.

KESIMPULAN

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses yang terjadi dalam pembentukan
memori ini melalui beberapa tahap, sehingga memori ini tersimpan atau terbentuk dan
dipertahankan oleh sistem memori yang ada di otak. Walaupun otak selalu menerjemahkan
kode – kode rangsangan ke dalam bentuk informasi, tidak semua informasi akan diolah
menjadi memori. Tetapi, sebagian dari informasi tersebut hanya akan berada di memori
sensori atau memori jangka pendek. Hal tersebut bisa terjadi ketika otak merasa informasi itu
tidak begitu penting, sehingga otak memutuskan untuk membuangnya, dan manusia bisa
terjadi lupa. Dan memori yang tersimpan juga bisa hilang sewaktu waktu sehingga perlu
dijaga kesehatannya, dengan latihan pemeliharaan dan latihan elaboratif serta dibutuhkan
tidur yang cukup dan olahraga teratur untuk menjaga kesehatan memori manusia.

DAFTAR PUSTAKA

(Sarwono, 2009)

Sarwono, S. W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Eko A. Meinarno.

You might also like