You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL

ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

KELOMPOK 9

Nadhif Abdallah 2106727815


Blasius Agung Purnama M. 2106727840
Dion Dwi Sanjaya 2106727802
Akmal Dzulfiqar 2106727821

Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2021


Asisten Praktikum : Yohanes Karuniawan
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2021
Analisa Saringan Agregat Kasar

A. DATA PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum, didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1 Data Hasil Praktikum

No Saringan Berat Tertahan (gram) Berat Tertahan (%)


1" 253,1 5,062
3/4" 1995 39,9
1/2" 1456,2 29,124
3/8" 425,6 8,512
1/4" 795,2 15,904
Pan 74,9 1,5
Total 5000 100
Sumber: (Data Praktikum, 2021)

B. PENGOLAHAN DATA
Data yang sudah didapatkan kemudian diolah untuk mendapatkan
kumulatif berat tertahan sebagai berikut:

Tabel 2 Tabel Hasil Data Yang Sudah Diolah

Kumulatif Berat Kumulatif Berat


No Saringan
Tertahan (gram) Tertahan (%)
1" 253,1 5,062
3/4" 2248,1 44,962
1/2" 3704,3 74,086
3/8" 4129,9 82,598
1/4" 4925,1 98,502
Pan 5000 100
Total 5000 100
Sumber: (Penulis, 2021)

Data kumulatif berat tertahan kemudian disajikan dalam bentuk grafik


seperti di bawah ini:

Grafik 1 Grafik Kumulatif Tertahan


Sieve Agregat Kasar
120
98.502 100
100
82.598
74.086
Persen Tertahan
80

60
44.962
40

20
5.062
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Tahapan Saringan

Sumber: (Penulis, 2021)

Dari data persen kumulatif berat tertahan, kita dapat menghitung modulus
kehalusan sebagai berikut:

Modulus Kehalusan=
∑ Persen akumulasi berat tertahan
100

305,21
¿
100

¿ 3,05

C. ANALISIS

ANALISIS PERCOBAAN
Praktikum “Analisa Saringan Agregat Kasar” ini bertujuan untuk
mengetahui gradasi yang dimiliki oleh benda uji agregat kasar yang dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan. Sebelum memulai praktikum,
praktikan perlu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah agregat


kasar (1 cm – 3 cm) sebanyak 5000 gram. Bahan yang akan diuji
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu
110±5 °C sampai kondisi overdry. Kondisi ini diperlukan karena dalam
kondisi overdry, berat material adalah berat aslinya, tanpa ada kandungan
air di dalamnya. Setelah selesai dikeringkan, benda uji dikeluarkan dan
didiamkan selama beberapa saat sampai suhunya turun.

Saringan yang akan dipakai selama praktikum sendiri adalah


saringan dengan ukuran 1”, ¾”, ½”, ¾”, ¼”, dan pan. Penyusunan
saringan dilakukan dengan menempatkan saringan dengan ukuran terbesar
di paling atas, dan mengerucut semakin kecil ke bawah. Benda uji agregat
kasar yang tadi sudah disiapkan kemudian dimasukkan ke dalam susunan
saringan. Praktikan lalu memasang susunan saringan diatas mesin
pengguncang atau sieve shaker dan digetarkan selama 15 menit. Setelah 15
menit, mesin dimatikan lalu praktikan mengangkat setiap saringan dan
menimbang benda uji agregat kasar yang tertahan di setiap saringan.

ANALISIS HASIL
Berdasarkan praktikum analisis saringan agregat kasar yang
dilaksanakan, didapatkan data modulus kehalusan sebesar 3,05. Sebelum
menganalisis lebih lanjut, perlu dilakukan pengamatan terhadap standar
ASTM C33. Berdasarkan ASTM C33, modulus kehalusan agregat halus
optimal berada kisaran 5 hingga 8. Berdasarkan rentang nilai tersebut,
agregat kasar yang digunakan sebagai benda uji dalam praktikum ini jauh
dibawah dari standar yang ada, sehingga dapat dipastikan kualitas dari
benda uji kurang baik.

Selain modulus kehalusan, kita juga perlu mengamati ASTM C33


mengenai rentang minimal-maksimal passing dari agregat kasar dalam
setiap saringan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 3 Standar Lolos Agregat Halus ASTM C33

No. Spek ASTM C33


Saringan Min Passing (%) Maks Passing (%)
1” 95 100
¾” 40 85
½” 10 40
3/8” 0 15
¼” 0 5
pan 0 0
Sumber: (Praktikum Analisis Saringan Agregat Kasar, 2021)

Setelah melihat tabel di atas, selanjutnya perlu diadakan analisa


terhadap persen lolos kumulatif dari agregat kasar benda uji yang dipakai,
seperti di bawah ini:

Tabel 4 Kumulatif Lolos Benda Uji

Kumulatif Berat Kumulatif Berat


No Saringan
Lolos (gram) Lolos (%)
1” 4746,9 94,94
¾” 2751,9 55,04
½” 1295,7 25,9
3/8” 870,1 17,4
¼” 74,9 1,5
pan 0 0
Total 5000 100
Sumber: (Penulis, 2021)

Kemudian, data yang sudah diamati diatas dibentuk ke dalam


grafik untuk memudahkan analisa, dengan grafik sebagai berikut:
Grafik 2 Perbandingan Benda Uji Dengan ASTM C33

Sieve Agregat Kasar


120

Persen Lolos Benda Uji 100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Tahap Saringan

Sumber: (Penulis, 2021)

Berdasarkan hasil grafik diatas, dapat disimpulkan jika agregat


kasar benda uji memiliki nilai minimum-maksimum di angka yang cukup
optimal kecuali dalam saringan pertama ukuran 1” dan saringan keempat
yaitu saringan ukuran 3/8”. Selain itu, berdasarkan perhitungan modulus
kehalusan yang dilakukan, agregat kasar benda uji berada di angka kurang
baik (3,05) sehingga agregat kasar benda uji tidak boleh digunakan dalam
pembangunan karena tidak memenuhi standar yang ada.

Modulus kehalusan bila ditarik garis besar maka bisa diartikan


sebagai penghitung rentang ukurang agregat. Semakin besar modulus
kehalusannya, maka semakin besar juga rerata ukuran butiran agregatnya.
Agregat yang memiliki ukuran lebih besar memiliki luas permukaan
bidang kontak dengan pasta lebih kecil sehingga kebutuhan air campuran
berkurang. Maka untuk suatu workability dan jumlah semen yang telah
ditetapkan, nilai faktor air-semen dapat dikurangi sehingga membeikan
keuntungan terhadap kekuatan. Akan tetapi, luas permukaan yang semakin
kecil dapat mengurangi kekuatan lekatan antar permukaan agregat dengan
pasta. Oleh karena itu, ukuran agregat tertentu serta modulus kehalusannya
harus diberi nilai minimum dan maksimum untuk mengoptimalkan fungsi
dari agregat itu sendiri. (Suhendra, 2014)

ANALISIS KESALAHAN
Selama melaksanakan praktikum, kemungkinan terdapat beberapa
kesalahan yang mungkin terjadi, seperti:

1. Agregat sebagian terjatuh saat saringan diangkat sebelum


menimbang
2. Agregat sebagian tertinggal pada saringan saat dituangkan ke
timbangan
3. Ketidaktepatan penimbangan berat dari masing-masing saringan
oleh praktikan

D. KESIMPULAN
Dari praktikum analisa saringan agregat kasar yang sudah dilaksanakan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan melaksanakan praktikum, kita dapat mengetahui distribusi


butiran pada agregat kasar
2. Agregat kasar yang digunakan dalam praktikum mempunya
distribusi ukuran butiran yang kurang baik
3. Modulus kehalusan dari agregat kasar yang digunakan dalam
praktikum adalah 3,05
4. Modulus kehalusan standar dari agregat kasar menurut ASTM C33
adalah 5-8
5. Agregat kasar benda uji tidak memenuhi angka optimal dalam uji
penyaringan di saringan ukuran 1” dan 3/8”
6. Agregat kasar benda uji tidak memiliki kualitas yang baik sehingga
tidak disarankan untuk dipakai untuk proses pembangunan maupun
kegiatan teknik sipil lainnya
E. DAFTAR REFERENSI

Data Praktikum. (2021). Praktikum Analisis Saringan Agregat Kasar.


Depok.
Laboratorium Struktur dan Material Departemen Sipil FTUI. (2009).
Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar. In Pedoman Praktikum
Pemeriksaan Bahan Perkerasan Jalan (p. 43). Depok.
Penulis. (2021). Hasil Pengolahan Data Praktikum Analisis Saringan
Agregat Kasar. Depok.
Politeknik Negeri Bandung. (n.d.). Tinjauan Pustaka Tabel ASTM C33.
Retrieved from Digilib Polban:
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/248/jbptppolban-gdl-fikriandan-
12393-3-bab2--2.pdf
Praktikum Analisis Saringan Agregat Kasar. (2021). Tabel ASTM C33
Mengenai Spek Minimum-Maksimum Kelolosan Agregat Kasar. Tim
Praktikum Properti Material DTSL UI. Depok.
Suhendra, F. R. (2014). KARAKTERISTIK MATERIAL BAHAN
KONSTRUKSI DI BEBERAPA LOKASI. Retrieved from Media Neliti:
https://media.neliti.com/media/publications/225488-karakteristik-material-
bahan-konstruksi-c3d25843.pdf

You might also like