You are on page 1of 12

Jurnal Ekonomi Trisakti

https://www.trijurnal.trisakti.ac.id/index.php/jet
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022 : hal : 1425-1436
http://dx.doi.org/10.25105/jet.v2i2.14898
e-ISSN 2339-0840

PENGARUH ROTASI AUDIT, AUDIT CAPACITY STRESS DAN AUDIT TENURE TERHADAP
KUALITAS AUDIT

Julia Asyera Angel Aritonang1*


Deni Darmawati2
1,2
Program Studi Akuntansi, Universitas Trisakti
*Penulis Korespondensi: deni_darmawati@trisakti.ac.id

Abstrak :

Riset ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rotasi audit, audit capacity stress serta audit tenure
terhadap kualitas audit. Metode kuantitatif digunakan dalam riset ini memakai sumber informasi sekunder
berbentuk laporan tahunan serta laporan keuangan yang sudah diaudit. Sampel pada riset ini memakai
industri sektor energi, sektor bahan baku, sektor perindustrian, sektor konsumen primer, sektor konsumen
non primer dan sektor kesehatan yang tercantum di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan teknik purposive
sampling. Jumlah sampel sebanyak 129 industri dengan jumlah observasi 387 sepanjang periode 2018-
2020. Metode analisis regresi data panel digunakan selaku pengujian hipotesis dalam riset ini. Hasil riset
ini menunjukkan bahwa rotasi audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, sedangkan audit capacity
stress serta audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Kata Kunci: Rotasi Audit, Audit Capacity Stress, Audit Tenure, Kualitas Audit

Abstract :

This research aims to analyze the effect of audit rotation, audit capacity stress, and audit tenure on audit
quality. The quantitative method used in this study uses secondary sources of information in the form of
annual reports and audited financial statements. The sample in this study used industrial companies in the
energy sector, raw material sector, industrial sector, primary consumer sector, non-primary consumer
sector and health sector listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) with purposive sampling technique.
The number of samples is 129 industries with 387 observations throughout the 2018-2020 period. Panel data
regression analysis method is used as hypothesis testing in this research. The results of this study indicate
that audit rotation has a negative effect on audit quality, meanwhile audit capacity stress and audit period
do not affect audit quality.

Keywords: Audit Rotation, Audit Capacity Stress, Audit Tenure, Audit Quality

Artikel dikirim : 05-09-2022 Artikel Revisi : 23-09-2022 Artikel diterima : 24-09-2022

PENDAHULUAN
Maraknya kasus manipulasi laporan keuangan, menyebabkan para pengguna laporan keuangan
timbul rasa keraguan terhadap manajemen perusahaan dan merasa dirugikan. Kualitas audit menurun akibat
dari kasus manipulasi laporan keuangan yang terjadi (Jessica et al., 2021). Menurunnya kualitas audit dapat
dilihat dengan ditemukan beberapa kasus, seperti kasus yang terjadi di PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
dimana kedua mantan direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk melakukan manipulasi laporan keuangan
2017. Enam perusahaan distributor terkait diidentifikasi sebagai pihak ketiga dalam kasus tersebut, dan
terdapat kelebihan penyajian piutang dari enam perusahaan senilai Rp. 1,4 triliun, serta dugaan transfer uang
tunai sebesar Rp. 1,78 triliun ke manajemen. Mantan direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk melakukan
1425
Jurnal Ekonomi Trisakti
manipulasi laporan keuangan dan akibat dari tindakan tersebut ialah pemegang saham Tiga Pilar dirugikan
dan aspek perlindungan investor pasar modal dilanggar. Perusahaan harus menyusun laporan keuangan
dengan sebaik-baiknya agar antara manajemen dan pemegang saham tidak terjadi perbedaan dan yang
terpenting adalah mampu memenuhi aturan-aturan yang berlaku, sesuai dengan standar akuntansi dan bisa
dipakai sebagai pedoman untuk mengambil keputusan (Ardani, 2017). Penelitian terhadap kualitas audit
perlu dilakukan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang apa saja yang dapat dijadikan sebagai kriteria
untuk menentukan suatu audit yang berkualitas. Audit yang berkualitas akan mampu mendeteksi kesalahan
dan menghindari pelanggaran terhadap audit (Anggina et al., 2021). Kualitas audit dapat dilihat dari faktor-
faktor yang memengaruhinya, seperti rotasi audit, audit capacity stress, dan audit tenure.

Rumusan masalah

Mengingat konteks di atas, masalah dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Rotasi Auditor terhadap Kualitas Audit?


2. Apakah terdapat pengaruh Audit Capacity Stress terhadap Kualitas Audit?
3. Apakah terdapat pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti
empiris tentang :

1. Pengaruh Rotasi Auditor terhadap Kualitas Audit.


2. Pengaruh Audit Capacity Stress terhadap Kualitas Audit.
3. Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Keagenan

Teori keagenan menguraikan suatu hubungan kontrak antara satu atau lebih pemilik yang
mempekerjakan anggota staf atau manajemen untuk melaksanakan operasi bisnis sehari-hari (Jensen dan
Meckling, 1976). Oleh karena didalam hubungan pemilik dan manajemen sering terjadi konflik kepentingan,
maka dasar dalam penelitian ini adalah dibutuhkan orang luar yang berperan sebagai pihak ketiga untuk
menjadi mediator dalam memperantarai antara manajemen dan pemilik, yang mengawasi kinerja manajemen
dalam menjamin bahwa manajemen berkinerja sesuai dengan apa yang diantisipasi pemilik. Perbedaan
kepentingan antara principal dan agent dapat memengaruhi berbagai hal yang berkaitan dengan kinerja
perusahaan (Zoebar dan Miftah, 2020). Auditor merupakan pihak ketiga yang dianggap sanggup
memperantarai kesenjangan antara kepentingan pemilik dan kepentingan manajemen dalam mengatur
keuangan perusahaan. Keberadaan auditor independen dapat memberikan harapan kepada pemilik
(principal) bahwa manajemen perusahaan telah menghasilkan laporan keuangan yang akurat yang bebas dari
penipuan.

Kualitas Audit

Kualitas audit dikemukakan oleh DeAngelo dan Elizabeth (1981) menggambarkan arti kualitas audit
sebagai probabilitas bahwa auditor yang kompeten mampu mendeteksi kesalahan dan mengemukakan
kesalahan tersebut. Kapabilitas dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan suatu perusahaan
dipandang dari kualitas audit. Kepercayaan investor meningkat apabila kualitas audit sangat baik (Pasilongi
et al. 2018). Kualitas audit yang dihasilkan dari auditor yang kompeten dalam mempertimbangkan
kewajaran suatu laporan keuangan, dapat mengembangkan kualitas informasi yang diberikan manajemen
kepada pemilik (Anggina et al. 2021). Kualitas audit dikatakan sebagai keadaan dimana seorang auditor akan
menemukan dan melaporkan ketidaksesuaian terhadap prinsip yang terjadi pada laporan keuangan kliennya
(Putri, 2020). Seringkali kegagalan auditor dikaitkan dengan kasus kegagalan bisnis yang mengakibatkan
perusahaan harus tutup (bangkrut), karena kegagalan tersebut mengancam kredibilitas laporan keuangan.
Maka dari itu, auditor harus mampu membuat laporan hasil audit yang wajar selaras dengan standar yang
berlaku dan berkualitas, karena hal ini dapat memengaruhi persepsi publik, khususnya pengguna laporan
1426
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022
keuangan (Long & Iskandar, 2020). Oleh sebab itu, audit memiliki fungsi yang penting dan sangat
diperlukan dalam suatu perusahaan, karena pandangan dari pihak ketiga yang merupakan auditor, yakni yang
tidak memihak menjadi pertimbangan utama saat mengevaluasi laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
manajemen.

Rotasi audit

Sebuah organisasi harus mengikuti aturan yang mengatur pengalihan kantor akuntan publiknya, yang
dikenal sebagai "rotasi audit" (Siregar, 2018). Rotasi audit dapat dikatan sebagai pergantian Kantor Akuntan
Publik atau akuntan publik yang memberikan jasa audit kepada kliennya (Permatasari dan Astuti, 2019).
Salah satu elemen yang dapat memengaruhi kualitas audit adalah rotasi audit. Oleh karena itu, penting untuk
melakukan rotasi audit sesuai dengan standar Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 yang
terbit pada tanggal 5 Februari 2008 yang berisi bahwa kantor akuntan publik merotasi auditornya setiap
enam tahun, akuntan publik merotasi auditornya setiap tiga tahun. (Agustini dan Siregar, 2020) dan
peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2015 Tentang Praktik Akuntan Publik Pasal 11 dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa penggunaan
jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu organisasi dilakukan oleh seorang Akuntan Publik dibatasi
maksimal untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan tidak ada pembatasan lagi untuk Kantor Akuntan
Publik. Diberlakukannya peraturan tentang rotasi audit tersebut, adalah untuk memastikan bahwa kualitas
audit dapat tetap terjaga yaitu dengan mengurangi risiko terjadinya hubungan khusus yang dapat
mengakibatkan pelanggaran kode etik auditor. Ada 2 faktor yang menyebabkan rotasi audit terjadi, yaitu
wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Mandatory jika organisasi melakukan perputaran auditor sesuai
dengan kewajiban yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang rotasi auditor. Sedangkan, voluntary jika
organisasi melakukan perputaran auditor tidak berlandaskan peraturan rotasi auditor (Safriliana dan
Muawanah, 2019). Rotasi auditor secara voluntary terjadi apabila pergantian auditor yang dilakukan oleh
perusahaan bukan karena masa pemberian jasa audit sesuai dengan regulasi yang mengatur namun karena
sebab alasan lainnya.

Audit capacity stress

Audit capacity stress adalah beban yang timbul sehingga menjadi suatu tekanan bagi auditor karena
adanya ketidaksesuaian antara total klien yang akan dihadapi dan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan
audit, yang dapat memengaruhi hasil kualitas audit (Suryawan dan Prianthara, 2021). Audit capacity stress
timbul karena banyaknya klien yang harus ditangani oleh auditor. Bagaimana seorang auditor
mengalokasikan waktunya selama proses audit tergantung pada jumlah klien dalam suatu KAP, dan kegiatan
audit yang dilakukan akan berdampak signifikan terhadap kualitas audit (Ishak et al., 2015). Semakin
banyaknya klien yang harus ditangani oleh setiap auditor, maka semakin tinggi beban kerja auditor sehingga
dapat memengaruhi kinerja dan kemampuan auditor tersebut dalam mendeteksi kecurangan. Banyaknya
klien dalam suatu KAP atau AP terkadang dapat memengaruhi kemampuan seorang auditor dalam membagi
waktunya ketika menyelesaikan audit, sedangkan bagaimana proses audit dilakukan mencerminkan kualitas
audit (Yolanda et al., 2019).

Audit Tenure

Masa kontrak antara perusahaan dan kantor akuntan publik dikenal sebagai masa audit atau biasa
disebut juga dengan audit tenure (Luthfisahar, 2020). Banyak faktor seperti hubungan emosional auditor
dengan klien, independensi, biaya audit, profesionalisme pekerjaan, dan kompetensi auditor, dapat
dipengaruhi oleh lamanya hubungan antara auditor dan klien (Prasetia dan Rozali, 2016). Dalam
mempersiapkan program audit yang lebih baik, tenure yang panjang dapat memperluas pemahaman KAP
dan auditor tentang operasi perusahaan (Murtadho, 2018). Namun di sisi lain, masa kerja audit yang cukup
lama memungkinkan mendorong auditor untuk menjadi kurang independen. Adanya koneksi yang terikat
cukup lama antara klien dengan auditor dianggap mampu memunculkan risiko berkurangnya independensi
auditor. Semakin sulit bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern, auditor menjadi kurang
independen (Hasanah dan Putri, 2018).

1427
Jurnal Ekonomi Trisakti
RERANGKA PEMIKIRAN

Rerangka penelitian adalah kaitan atau hubungan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya
dari masalah yang ingin diteliti. Rerangka penelitian didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai
landasan penelitian. Berdasarkan hasil uraian diatas, terdapat rincian kerangka penelitian yang akan diteliti
dalam penelitian ini:

Rotasi
Auditor -

Audit -
Capacity Kualitas
Stress - Audit (KA)

Audit
Tenure

HIPOTESIS

Pengaruh Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit

Teori keagenan menyatakan diperlukannya orang ketiga sebagai penengah antara pemilik dan
manajemen untuk mengawasi manajemen supaya kinerja manajemen sesuai dengan harapan dan keinginan
pemilik. Maka teori agensi menjadi dasar pada hipotesis pertama dimana pemangku kepentingan lebih yakin
pada informasi keuangan yang sudah diaudit oleh auditor. Auditor dianggap sebagai pihak independen yang
dapat melakukan pekerjaannya secara objektif. Mengantisipasi agar sikap independen auditor tidak
terganggu dan tidak terjalinnya hubungan yang erat antara auditor dan klien yang dapat mengakibatkan
menurunnya kualitas audit, maka diberlakukan rotasi audit. Namun dengan adanya rotasi audit juga dapat
menimbulkan risiko masalah baru yakni auditor baru membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan lingkungan
baru di mana dia bekerja dan belum tentu dapat memahami situasi bisnis kliennya saat ini. (Fauziyyah dan
Praptiningsih, 2020). Kualitas audit menurun ketika auditor melakukan rotasi audit lebih sering. Hal ini
dapat terjadi karena dengan auditor perusahaan yang sering berganti, dapat mengurangi pemahaman auditor
terhadap kliennya, sehingga kinerja auditor tersebut kurang baik. Saat berinteraksi dengan klien baru, auditor
harus lebih banyak memahami dan belajar untuk mendapatkan pengetahuan daripada ketika melanjutkan
pekerjaan dari klien terdahulu. Studi ini mendukung penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh
(Prasetia dan Rozali, 2016) yang menunjukkan bahwa rotasi audit memiliki dampak negatif terhadap kualitas
audit. Menurut penelitian masa lalu yang terkait dengan pengaruh rotasi audit pada kualitas audit, maka
hipotesis pertama pada penelitian ini ialah :

H1 : Rotasi audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit

Pengaruh Audit Capacity Stress terhadap Kualitas Audit

Menurut teori keagenan evaluasi auditor sebagai pihak ketiga yang netral mempunyai fungsi
penting. Dalam mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul konflik antara manajemen dan pemilik
perusahaan, serta meningkatkan tingkat kejujuran dari laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Oleh
sebab itu, kinerja auditor harus meningkat agar dapat membuat laporan audit yang berkualitas bagi mereka
yang membutuhkannya (Kusuma dan Damayanthi, 2020). Para pengguna laporan keuangan lebih tertarik
untuk mempekerjakan jasa auditor laporan keuangan. Jumlah klien yang banyak yang harus dihadapi auditor
untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan menyebabkan bertambahnya tugas yang harus diselesaikan
oleh auditor yang dapat menimbulkan audit capacity stress. Ketika jumlah klien yang harus dilayani auditor
dan jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan proses audit tidak seimbang, maka timbul audit
1428
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022
capacity stress. Audit Capacity Stress dapat menghambat kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan
atau mencatat penyimpangan klien dan melaporkan penyimpangan yang dilakukan oleh klien (Setiawan &
Fitriany, 2011). Studi ini mendukung penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Setiawan dan
Fitriany (2011) yang menunjukkan bahwa audit capacity stress berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Sehingga pada penelitian ini ditetapkan hipotesis kedua yaitu :

H2 : Audit Capacity Stress berpengaruh negatif terhadap kualitas audit

Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit

Dalam teori keagenan, auditor berperan sebagai pihak ketiga yang berperan dalam mengawasi
kinerja manajemen perusahaan. Peran auditor dianggap dapat membantu meminimalisir risiko terjadinya
kecurangan. Keterikatan antara auditor dengan klien harus bisa menghasilkan tingkat kualitas audit yang
tinggi (Kurniasih dan Rohman, 2014). Jangka waktu keterikatan antara auditor dan klien dalam melakukan
siklus auditor disebut sebagai audit tenure. Masa perikatan (tenure) yang panjang atau pendek merupakan
hal yang diperdebatkan karena lamanya keterikatan dapat mempengaruhi kinerja auditor, termasuk hubungan
khusus antara klien dengan auditor, independensi, biaya, dan faktor lainnya. Keterikatan yang terlalu lama
antara klien dengan auditor berisiko dapat menumbuhkan keakraban antara kedua belah pihak (Agustini dan
Siregar, 2020). Koneksi yang terlalu dekat dan terlalu panjang jangka waktunya antara klien dengan
auditornya dapat menimbulkan risiko menurunnya independensi dari auditor tersebut, sehingga auditor
tersebut tidak objektif dalam melakukan penilaian, dan cenderung bersifat memihak yang dapat mengurangi
kualitas audit (Rinanda dan Nurbaiti, 2018). Studi ini mendukung penelitian sebelumnya yang pernah
dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014) yang menemukan bahwa audit tenure memiliki dampak
negatif terhadap kualitas audit. Berdasarkan dari teori dan penelitian sebelumnya mengenai dampak dari
audit tenure pada kualitas audit, maka pada penelitian ini ditetapkan hipotesis ketiga yaitu :

H3 : Audit tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit

METODE PENELITIAN
Studi ini bermaksud untuk menyelidiki dampak rotasi auditor, audit capacity stress, dan audit tenure
pada kualitas audit. Riset ini adalah studi kausalitas yang menggunakan data kuantitatif. Informasi riset ini
berasal dari data sekunder dari Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan tahunan yang disajikan perusahaan
adalah data sekunder yang dikumpulkan untuk penelitian ini. Sebagian dari populasi akan dipilih secara acak
untuk dijadikan sampel untuk diukur dan dianalisis ciri-cirinya, kemudian ditarik kesimpulan tentang sifat-
sifat yang dianggap mengenai karakteristik yang dimaksud (Silaen, 2018). Sampel pada penelitian ini ialah
organisasi yang berjalan dibidang industri sektor energi, sektor bahan baku, sektor perindustrian, sektor
konsumen primer, sektor konsumen non primer dan sektor kesehatan yang tercantum di BEI selama tiga
tahun yaitu dari tahun 2018-2020. Metode purposive sampling dipakai dalam pemilihan sampel dalam riset
ini, yaitu memilih sampel berdasarkan standar yang ditetapkan untuk mencapai sampel yang sesuai. Berikut
ini merupakan kriteria pemilihan sampel :

1. Industri yang tercantum di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2020 yang mencakup sektor energi,
sektor bahan baku, sektor perindustrian, sektor konsumen primer, sektor konsumen non primer dan
sektor kesehatan.

2. Industri sektor energi, sektor bahan baku, sektor perindustrian, sektor konsumen primer, sektor
konsumen non primer dan sektor kesehatan yang mempublikasikan laporan keuangannya ke dalam
website BEI pada periode 2018-2020.
3. Industri sektor energi, sektor bahan baku, sektor perindustrian, sektor konsumen primer, sektor
konsumen non primer dan sektor kesehatan yang menerbitkan laporan keuangan dalam kurun waktu
2018-2020 dengan satuan nilai rupiah.

1429
Jurnal Ekonomi Trisakti
Variabel dan Pengukuran

Kualitas Audit

Kualitas audit dikemukakan oleh DeAngelo dan Elizabeth (1981) menjelaskan kualitas audit sebagai
peluang bahwa auditor yang memenuhi syarat mampu melaporkan pelanggaran dan mendeteksi kesalahan
yang ada dalam laporan keuangan. Tinjauan hasil pada laporan keuangan yang bisa diandalkan sesuai
dengan pedoman yang sudah ditentukan dan relevan juga mencerminkan sikap auditor dalam melaksanakan
kegiatan audit (Yolanda et al, 2019). Tingkat akrual diskresioner digunakan untuk menentukan kualitas audit
dengan menggunakan Model Jones. Dengan perhitungan akrual diskresioner dan ketersediaan informasi
audit, memungkinkan untuk menilai seberapa baik suatu organisasi melakukan manajemen laba. Penelitian
sebelumnya telah mengungkapkan bahwa dengan tingkat akrual diskresioner antara manajemen laba dan
kecurangan akuntansi terdapat hubungan positif (Becker et al, 1998). Dengan memanfaatkan informasi
laporan keuangan 2018 hingga 2020, akrual diskresioner dihitung mulai dari pengukuran total akrual sebagai
berikut :

DA = [ ]
*Kemudian nilai diabsolutkan dan dikali dengan -1
Rotasi Audit

Persyaratan bagi suatu organisasi untuk merotasi kantor akuntan publiknya dikenal sebagai rotasi
audit (Agustini dan Siregar, 2020). Rotasi audit mengacu pada pergantian kantor akuntan publik atau
akuntan publik yang memberikan jasa audit kepada suatu organisasi/klien. Rotasi audit adalah salah satu
variabel yang dapat memengaruhi kualitas audit. Rotasi audit dinilai dengan variabel dummy dalam
penelitian ini, dengan nilai 1 yang menampilkan kalau industri melaksanakan rotasi audit dalam pemakaian
jasa akuntan publik sepanjang kurun waktu pengamatan riset, serta nilai 0 menampilkan kalau industri tidak
melaksanakan rotasi audit pada pemakaian jasa akuntan publik sepanjang kurun waktu pengmatan riset.

Audit Capacity Stress

Audit capacity stress adalah tekanan yang timbul ketika tidak seimbangnya jumlah waktu yang
tersedia untuk menyelesaikan audit dengan total klien yang harus dihadapi oleh auditor sehingga berdampak
pada kualitas hasil audit (Suryawan dan Prianthara, 2021). Tekanan kapasitas audit dihasilkan dari beban
kerja auditor sehubungan dengan ketidakseimbangan keseluruhan klien yang harus dihadapi dalam periode
yang ditentukan. Metode berikut digunakan untuk mengukur Audit capacity stress :

ACS
Audit Tenure

Jangka waktu audit mengacu pada lamanya waktu perikatan antara organisasi dengan Kantor
Akuntan Publik (Luthfisahar, 2020). Total keterlibatan oleh KAP yang sama dalam mengaudit suatu
organisasi digunakan untuk menentukan masa kerja audit. Variabel audit tenure dihitung dengan menghitung
total tahun auditor sudah bekerja untuk industri yang sama, yakni tahun perikatan awal diawali dengan angka
1 serta ditambah dengan angka 1 untuk tahun selanjutnya bila auditornya sama (Kurniasih & Rohman, 2014)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk melihat karakteristik atau sifat dari data varibel rotasi
audit, audit capacity stress, audit tenure dan kualitas audit yang berupa nilai maksimum dan minimum, nilai
rata-rata dan standar deviasi. Hasil statistik untuk variabel dummy yaitu rotasi audit disajikan dalam tabel
berikut ini:

1430
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022
Tabel 1
Statistik Frekuensi Rotasi Audit
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Valid Tidak terjadi Rotasi Audit 322 83,2 83,2 83,2
Terjadi Rotasi Audit 65 16,8 16,8 100,0
Total 387 100,0 100,0

Hasil riset ini membuktikan bahwa 83,2% dari perusahaan sampel tidak mengganti auditor selama
tiga tahun berturut-turut dan 16,8% dari perusahaan sampel mengganti auditor kurang dari tiga tahun.
Tabel 2
Statistik deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Audit Capacity 387 1,000000 22,00000 8,596899 6,239419
Stress
Audit Tenure 387 1,000000 3,000000 1,775194 0,8000650
Kualitas Audit 387 -10980361,07 0,000000 -0,039011 0,064751

Hasil dari uji deskriptif berdasarkan tabel diatas membuktikan bahwa (N) adalah banyaknya jumlah
data pada setiap variabel berjumlah 387 data yang berasal dari industri sektor energi, sektor bahan baku,
sektor perindustrian, sektor konsumen primer, sektor konsumen non primer dan sektor kesehatan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018- 2020. Hasil uji statistik deskriptif terhadap 387 data yang
didapatkan diatas menerangkan besarnya nilai minimum, maksimum, nilai mean atau rata-rata, dan standar
deviasi dari setiap variabel penelitian sebagai berikut:

 Variabel dependen, kualitas audit yang diproksikan dengan menggunakan model Jones memiliki nilai
minimum sebesar -10980361,07 yang dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dan nilai
maksimum sebesar 0,000000 yang dimiliki oleh PT Langgeng Makmur Industri Tbk. Untuk nilai rata-
rata sebesar -0,039011, sedangkan standar deviasi sebesar 0,064751. Artinya data cukup bervariasi
karena nilai standar deviasi lebih besar dari pada mean.

 Variabel audit capacity stress yang dihitung dengan proksi jumlah klien KAP dibagi dengan jumlah
partner KAP memiliki nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 22. Variabel ini memiliki
standar deviasi sebesar 6,239419 dan nilai rata-rata sebesar 8,596899. Hal ini menunjukkan bahwa rata-
rata seorang partner KAP menangani 8,596899 klien atau 9 klien dalam satu tahun. Partner KAP
mengelola setidaknya satu klien per tahun dan maksimal 22 klien per tahun.

 Variabel audit tenure memperlihatkan nilai minimum 1 yang artinya menunjukkan bahwa masa perikatan
yang terjalin antara suatu organisasi dengan KAP yang sama minimal 1 tahun dan untuk nilai
maksimalnya adalah 3 yang berarti suatu organisasi dapat terjalin dengan KAP yang sama paling lama 3
tahun. Audit tenure menghasilkan nilai rata-rata sebesar 1,775194 yang menunjukkan bahwa rata-rata
masa perikatan yang terjalin antara suatu organisasi dengan KAP yang sama adalah 1,7 tahun. Sementara
untuk nilai standar deviasinya 0,800650 menunjukkan persebaran data dari variabel audit tenure.

Penentuan Regresi Data Panel

Chow Test
Tabel 3
Pemilihan Model Regresi Data Panel (Chow Test)
Effect Test Statistic Prob
Cross-section chi square 304,217791 0,0000

Berdasarkan hasil penelitian pengujian diketahui bahwa Chow test membuktikan bahwa besarnya
nilai prob dari Cross-section Chi-square sebesar 0,0000 < 0,05 (alpha 5%) maka Ha diterima. Karena
ditentukan model yang dipilih adalah FEM, maka dilakukan uji Hausman.

1431
Jurnal Ekonomi Trisakti
Hausman Test
Tabel 4
Pemilihan Model Regresi Data Panel (Hausman Test)
Effect Test Statistic Prob
Cross-section random 7,478211 0,0581

Berdasarkan temuan uji Hausman, besarnya nilai prob dari Cross-section random sebesar 0,0581 > 0,05
(alpha 5%) maka Ho diterima. Kesimpulannya REM adalah model yang terpilih, maka untuk pengujian
hipotesa dan uji goodness of fit akan digunakan hasil dari REM. Maka dilanjutkan ke langrange multiplier
test.

Lagrange Multiplier Test


Tabel 5
Pemilihan Model Regresi Data Panel (Lagrange Multiplier Test)
Effect Test Statistic Prob
Breusch-Pagan 36,16184 0,0000
Both

Bersadarkan hasil Langrange Multiplier Test menunjukkan besarnya nilai prob dari sebesar
36,16184 Breusch Pagan (Both) 0,0000 < 0,05 (alpha 5%) maka Ho ditolak. Kesimpulannya adalah random
effect model (REM) yang terpilih, maka dalam pengujian hipotesa dan uji goodness of fit akan digunakan
hasil dari random effect model (REM).

Persamaan Regresi Data Panel

Hasil uji yang dilakukan dengan menggunakan random effect model (REM) merupakan model
regresi data panel yang paling cocok untuk riset ini. Hasil uji model regresi data panel menghasilkan
persamaan regresi berikut:

KUALITAS AUDIT = -0,047344 - 0,022511 ROTASI AUDIT + 0,001091 AUDIT CAPACITY


STRESS + 0,001542 AUDIT TENURE
Tabel 6
Pengujian Hipotesa
Hasil Estimasi Random Effect Model
Variabel Dependen: kualitas audit
Variabel Independen Teori Koefisien Prob Prob Keputusan
2 Tail 1 Tail
C -0,047344 0,0000
Rotasi Audit - -0,022511 0,0114 0,0057 H1 diterima
Audit Capacity Stress - 0,001091 0,0841 0,0420 H2 ditolak
Audit Tenure - 0,001542 0,6843 0,3421 H3 ditolak
Adjusted R-squared 0,027939
Prob F-stat 0,003103
Dari persamaan regresi diatas, dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Hasil uji regresi menunjukkan bahwa nilai konstanta adalah -0,047344 yang memiliki arti bahwa apabila
nilai variabel independen yang pada penelitian ini diproksikan dengan rotasi audit, audit capacity stress
dan audit tenure dianggap konstan atau sama dengan 0 (nol), maka nilai kualitas audit adalah sebesar -
0,047344.
b) Rotasi Audit memiliki nilai koefisien sebesar -0,022511 yang berarti jika terjadi perubahan kenaikan
Rotasi Audit sebesar 1 (dengan asumsi variabel lain konstan) maka tingkat Kualitas Audit akan
mengalami penurunan sebesar -0,022511. Nilai koefisien dari Rotasi Audit sebesar -0,022511 dengan
nilai probabilitas 0,0114 menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan pada  5%. Hasil pengujian
statistik menunjukkan tanda beta atau koefisien sesuai dengan hipotesa yang diajukan, dimana rotasi
audit berdampak negatif pada kualitas audit, maka dari itu pengujian signifikansi dilanjutkan.

1432
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022
Disimpulkan secara statistik pada tingkat kepercayaan 95 persen bahwa rotasi audit berdampak negatif
pada kualitas audit.
c) Audit Capacity Stress memiliki nilai koefisien sebesar 0,001091 yang berarti jika terjadi perubahan
kenaikan Audit Capacity Stress sebesar 1 (dengan asumsi variabel lain konstan) maka tingkat Kualitas
Audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,001091. Nilai koefisien dari Audit Capacity Stress sebesar
0,001091 dengan nilai probabilitas 0,0841 yang menunjukkan pengaruh positif dan tidak signifikan pada
 5%. Hasil pengujian statistik menunjukkan tanda beta atau koefisien tidak sesuai dengan hipotesa yang
diajukan, dimana Audit Capacity Stress berdampak negatif terhadap kualitas audit, maka dari itu
pengujian signifikansi tidak dilanjutkan dan gagal menolak Ho. Disimpulkan secara statistik pada
tingkat kepercayaan 95 persen audit capacity stress tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
d) Audit Tenure memiliki nilai koefisien sebesar 0,001542 yang berarti jika terjadi perubahan kenaikan
Audit Tenure sebesar 1 (dengan asumsi variabel lain konstan) maka tingkat Kualitas Audit akan
mengalami kenaikan sebesar 0,001542. Nilai koefisien dari Audit Tenure sebesar 0,001542 dengan nilai
probabilitas 0,6843 menunjukkan pengaruh positif dan tidak signifikan pada  5%. Hasil pengujian
statistik menunjukkan tanda beta atau koefisien tidak sesuai dengan hipotesa yang diajukan, dimana
Audit tenure berdampak negatif terhadap kualitas audit, maka dari itu pengujian signifikansi tidak
dilanjutkan dan gagal menolak Ho. Disimpulkan secara statistik pada tingkat kepercayaan 95 persen
audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Uji Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Hasil dari model ini sebesar 0,027939, berarti variabel independent dapat menguraikan variabel
dependen dalam model sebesar 27,9%. Sedangkan sisanya sebesar 72,1% dijelaskan oleh variabel
independen lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini.

Uji F

Uji F digunakan untuk memeriksa apakah variabel-variabel independen secara simultan signifikan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, model yang akan dilakukan uji simultan
adalah random effect model (REM). Berdasarkan hasil pengujian menerangkan nilai prob dari F-stat sebesar
0,003103 < 0,05 (alpha 5%). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat minimal satu variabel independen
yang berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji T (Uji Hipotesa)

Pengaruh Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit

Studi ini menetapkan bahwa rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Pelaksanaan rotasi
audit tidak menjamin bahwa kualitas audit yang dihasilkan akan meningkat karena justru dapat menimbulkan
masalah baru. Masalah ini muncul ketika auditor dari suatu organisasi yang sering berubah, dapat
memengaruhi pemahaman auditor tentang kliennya. Karena auditor harus memahami dan belajar lebih
banyak tentang berurusan dengan pelanggan baru daripada ketika melanjutkan pekerjaan klien sebelumnya,
kualitas audit menurun seiring dengan meningkatnya frekuensi rotasi audit. Auditor yang menghadapi klien
yang baru, belum tentu memiliki pemahaman yang cukup dan belum tentu menguasai tentang kondisi
perusahaan klien tersebut, sehingga kualitas audit yang dihasilkan menjadi kurang baik karena auditor yang
baru bisa saja kurang perhatian terhadap detail. Maka dari itu penting bagi suatu KAP yang baru menangani
klien untuk harus belajar dan menelaah internal kontrol suatu perusahaan kliennya dengan sebaik-baiknya.

Hasil riset ini konsisten dengan penelitian sebelumnya oleh Prasetia dan Rozali (2016) yang
menunjukkan bahwa rotasi audit berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit.

Pengaruh Audit Capacity Stress terhadap Kualitas Audit

Studi ini menunjukkan bahwa audit capacity stress tidak berdampak pada kualitas audit. Bahkan
pada saat auditor sangat sibuk karena begitu banyak tugas audit yang harus diselesaikan, hal ini tidak
menyebabkan auditor memberikan jasa audit yang di bawah standar. Kemampuan untuk bekerja secara
profesional dan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi tetap menjadi karakterisik yang
1433
Jurnal Ekonomi Trisakti
dipertahankan oleh auditor. Hal ini dikarenakan auditor secara konsisten mematuhi standar auditing dan kode
etik, yang mengharuskan auditor untuk melakukan pekerjaan audit sehingga tetap mampu mempertahankan
profesionalismenya. Kinerja auditor dan kualitas audit yang dihasilkan tidak terpengaruh oleh beban kerja
yang berat yang harus dihadapinya.

Hasil riset ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Silaban dan
Suryani (2020), Setiawan dan Fitriany (2011) dan Edyatami dan Sukarmanto (2020) yang menunjukkan
bahwa audit capacity stress berpengaruh terhadap kualitas audit.

Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit

Dalam studi ini menunjukkan bahwa audit tenure tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Masa
perikatan audit tidak memengaruhi kinerja dari seorang auditor dalam melaksanakan proses audit dan
memberikan opini audit. Hal tersebut dikarenakan keterikatan auditor dengan klien yang cukup lama ataupun
hanya sebentar, KAP tetap menjaga reputasinya dengan tetap mempertahankan independensi dan
profesionalisme auditornya. KAP juga sudah memiliki prosedur standar audit yang lengkap, sehingga waktu
keterkaitan antara auditor dengan klien, tidak akan memengaruhi kinerja daripada auditor tersebut. Maka
dari itu, kualitas audit yang baik lebih bergantung pada pemenuhan profesionalisme suatu KAP dan
independensi dari seorang auditor, dan bukan karena masa perikatannya. Lamanya perikatan antara auditor
dan klien tidak akan berdampak pada kualitas audit yang akan dihasilkan auditor karena selama auditor
mematuhi standar, berpegang pada kode etik, dan mempertahankan independensinya, kualitas audit yang
diberikan akan tetap sama, yaitu sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Hasil riset ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardani (2017), Kurniasih
dan Rohman (2014), dan Edyatami dan Sukarmanto (2020) yang mengungkapkan bahwa audit tenure
berpengaruh terhadap kualitas audit.

SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN


Simpulan

Tujuan dari riset ini adalah untuk mengalanisis bagaimana rotasi audit, audit capacity stress, dan audit
tenure mempengaruhi kualitas audit. Studi ini menggunakan analisis regresi data panel. Sampel yang
digunakan pada penelitian yaitu industri sektor energi, sektor bahan baku, sektor perindustrian, sektor
konsumen primer, sektor konsumen non primer dan sektor kesehatan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2018-2020, yang menggunakan 387 sampel dari 129 perusahaan. Berdasarkan hasil riset, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Rotasi Audit memiliki pengaruh negatif terhadap kualitas audit.


2. Audit Capacity Stress tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
3. Audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Keterbatasan

Menurut penelitian diatas, ada beberapa keterbatasan dalam menulis, antara lain sebagai berikut:

Untuk perhitungan variabel audit capacity stress hanya mempertimbangkan klien yang ada di industri sektor
energi, sektor bahan baku, sektor perindustrian, sektor konsumen primer, sektor konsumen non primer dan
sektor kesehatan.

Implikasi

Berdasarkan temuan analisis, pembahasan, dan kesimpulan, berikut implikasi dari riset yang telah
diselesaikan dalam bentuk rekomendasi yang dibuat berdasarkan temuan penelitian untuk mencapai hasil
yang lebih baik:

1. Bagi Investor

1434
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022
Riset ini diharapkan agar dapat mempertahankan serta meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.
Untuk meningkatkan kualitas audit tersebut adalah investor diharapkan lebih mempertimbangkan
variabel rotasi audit karena dapat memengaruhi kualitas audit. Dalam memilih keputusan investasi,
investor juga diharapkan lebih memperhatikan kualitas KAP di big four atau non big four.
Saran

Temuan riset ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman oleh peneliti selanjutnya untuk membantu
peneliti tersebut memajukan penelitian mereka sendiri, oleh karena itu penulis memberikan rekomendasi
berikut untuk peneliti selanjutnya sebagai berikut:

1. Disarankan agar peneliti selanjutnya menilai variabel audit capacity stress dengan mempertimbangkan
klien di luar sektor energi, bahan baku, industri, konsumen primer, konsumen non primer, dan kesehatan.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar pengukuran untuk variabel audit capacity stress menggunakan
perhitungan lain seperti membagi klien pada KAP dengan jumlah AP pada KAP sehingga dapat melihat
dari sudut pandang yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, T., & Siregar, D. L. (2020). Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure Dan Rotasi Audit Terhadap
Kualitas Audit Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 8(1).

Anggina, F. M., Cheisviyanny, C., & Septiari, D. (2021). Faktor Determinasi Kualitas Audit Perusahaan
BUMN di Indonesia Tahun 2015-2019. 3(3), 599–610.

Ardani, S. V. (2017). Pengaruh Tenure Audit, Rotasi Audit, Audit Fee Terhadap Kualitas Audit dengan
Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di
BEI Tahun 2010-2014). Jurnal Akuntansi, 6(1), 1–12.

DeAngelo, & Elizabeth, L. (1981). Auditor size and audit quality. Journal of Accounting and Economics,
3(3), 183-199.

Edyatami, N. F. &, & Sukarmanto, E. (2020). Pengaruh Audit Tenure, Audit Capacity Stress dan Komite
Audit terhadap Kualitas Audit. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Bandung, 6(1), 199–
202. http://jea.ppj.unp.ac.id/index.php/jea/issue/view/5

Fauziyyah, Z. I., & Praptiningsih. (2020). Pengaruh Audit Fee, Audit Tenure Dan Rotasi Audit terhadap
Kualitas Audit. Jurnal Monex, 9(1), 1–17.
http://www.ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/monex/article/viewFile/1232/1091

Hasanah, A. N., & Putri, M. S. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Audit Tenure Terhadap Kualitas
Audit. JAK (Jurnal Akuntansi) Kajian Ilmiah Akuntansi.

Ishak, F. A. P., Perdana, H. D., & Widjajanto, A. (2015). Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009-2013. Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 11(2),
183–194.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and
ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–360.

Jessica, J., Belinda, E., Lorencia, M., Tannitri, S., & Afiezan, H. A. (2021). Pengaruh Audit Fee, Masa Kerja
Audit, Rotasi Audit, Dan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Trisakti, 8(2), 173–
188.

Kurniasih, M., & Rohman, A. (2014). Pengaruh Fee Audit , Audit Tenure , dan Rotasi Audit terhadap
Kualitas Audit. 3, 1–10.

Kusuma, M. C. W., & Damayanthi, I. G. A. E. (2020). Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompetensi dan

1435
Jurnal Ekonomi Trisakti
Integritas Auditor Terhadap Kualitas Hasil Audit. E-Jurnal Akuntansi, 30(9), 2403–2416.

Long, A., & Iskandar, D. (2020). Pengaruh Etika Auditor, Kompetensi, Pengalaman Kerja, dan Fee Audit
terhadap Kualitas Audit. Malaysian Palm Oil Council (MPOC), 21(1), 1–9.
http://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-industry/

Luthfisahar, N. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Audit Tenure dan Reputasi Auditor terhadap
Kualitas Audit.

Murtadho, A. M. (2018). Pengaruh Rotasi, Reputasi, Spesialisasi Auditor, Audit Tenure dan Audit Delay
terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2013-2017).

Pasilongi, M. S. P., Nazar, M. R., & Aminah, W. (2018). Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2013-2016). EProceedings of Management, 5(2).

Permatasari, I. Y., & Astuti, C. D. (2019). Pengaruh Fee Audit, Rotasi Auditor, Dan Reputasi Kap Terhadap
Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Trisakti, 5(1), 81–94. https://doi.org/10.25105/jat.v5i1.4839

Prasetia, I. F., & Rozali, R. D. Y. (2016). Pengaruh Tenur Audit, Rotasi Audit dan Reputasi KAP Terhadap
Kualitas Audit (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2014). Jurnal Aset (Akuntansi Riset), 8(1), 49–60.

Putri, D. A. (2020). Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 7(1), 85–100.
https://doi.org/10.25105/jmat.v7i1.6492

Rinanda, N., & Nurbaiti, A. (2018). Pengaruh Audit Tenure, Fee Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik Dan
Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Aneka
Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Periode 2012-2016). EProceedings of
Management, 5(2).

Safriliana, R., & Muawanah, S. (2019). Faktor yang Memengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Jurnal
Akuntansi Aktual, 5(3), 234–240. https://doi.org/10.17977/um004v5i32019p234

Setiawan, L., & Fitriany. (2011). Pengaruh Workload Dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Dengan Kualitas Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
Indonesia, 8(1), 36–53. https://doi.org/10.21002/jaki.2011.03

Silaban, F. P., & Suryani, E. (2020). Pengaruh Audit Capacity Stress, Spesialisasi Industri Auditor, dan
Komite Audit terhadap Kualitas Audit. 7(2), 2687–2695.

Siregar, D. L. (2018). Pengaruh Fee Audit , Audit Tenure dan Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit di Bursa
Efek Indonesia. 8(1), 637–646.

Suryawan, I. K. A. P., & Prianthara, I. B. T. (2021). Pengaruh Penerapan Electronic Data Processing Audit,
Audit Capacity Stress, Dan Sikap Skeptisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada
Kantor Akuntan Publik Di Provinsi Bali). Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 26(2), 155–166.
https://doi.org/10.35760/eb.2021.v26i2.3420

Yolanda, S., Arza, F. I., & Halmawati, H. (2019). Pengaruh Audit Tenure, Komite Audit Dan Audit Capacity
Stress Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(2), 543–555.
https://doi.org/10.24036/jea.v1i2.94

Zoebar, M. K. Y., & Miftah, D. (2020). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Capital Intensity Dan
Kualitas Audit Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 7(1), 25–40.
https://doi.org/10.25105/jmat.v7i1.6315

1436

You might also like