Professional Documents
Culture Documents
Proposal September 2023
Proposal September 2023
PROPOSAL PENELITIAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana
(S1) Pada Program Studi Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
OLEH
HASRINI
N1D119069
Menyetujui.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................0
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................5
1.5 Definisi Operasional...................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................7
2.1 Penelitian Relevan......................................................................................7
2.2 Feminisme...................................................................................................12
2.2.1 Pengertian Feminisme.......................................................................
2.2.2 Feminisme Eksistensial Simone De Beavoir.....................................14
BAB III METODE PENELITIAN................................................................26
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................26
3.2 Metode Penelitian.......................................................................................26
3.3 Data dan Sumber Data................................................................................26
3.3.1 Data Penelitian...................................................................................26
3.3.2 Sumber Data Penelitian.....................................................................26
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................27
3.5 Teknik Analisis Data..................................................................................27
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perempuan merupakan topik yang unik dan sering kali dibahas baik itu
perempuan yang dijadikan pembahasan menarik oleh banyak kalangan. Hal yang
perempuan dari keadaan sosial yang rendah serta adanya penahanan sistem sosial
karya sastra dimana penulis menuagkan hasil imajinasi, sudut pandang perjuangan
biologis, sosial, dan ekonomi saja. Pandangan masyarakat tersebut yang ingin
disampaikan pada perspektif feminis bahwa perempuan juga dapat memiliki suatu
hak dan kewajiban serta kesempatan yang setara dengan kaum laki-laki yang
1
2
hak mereka dalam bentuk perlawanan pembagian kerja yang menetapkan kaum
laki-laki, sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu
munculah feminisme, sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari
politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian
buruh, serta partai-partai politik kiri. Ketiga arus utama gerakan feminis terfokus
menentukan hidupnya tanpa adanya campur tangan orang lain. Dengan kata lain
Karena pada dasarnya perempuan sama seperti laki-laki yaitu sebagai subjek
bukan objek.
perempuan mampu mengubah hidupnya sendiri dengan bekerja, baik itu di ranah
domestik yang terdiri dari ruang rumah tangga dan ranah publik menempuh
pendidikan, serta dapat menjadi agen perubahan sosial. Penggambaran salah satu
individual di ranah domestik dan cenderung berbeda dari aliran feminisme lainnya
yang melakukan perjuangan di ranah publik. Kehadiran karya sastra tidak lepas
dari kehidupan manusia dan juga masyarakat. Dalam menciptakan karya sastra
Suharto, 2016:20). Salah satu karya sastra yang dapat menyajikan tentang
perjuangan tokoh perempuan dalam novel Ratu yang Bersujud karya Mahdavi.
Novel Ratu yang Bersujud ditulis oleh Mahdavi dan diterbitkan pada tahun
2013 oleh Republika Penerbit. Mahdavi merupakan nama pena dari penulis
dengan merilis novel Ratu yang Bersujud pada tahun 2013 dan Rumah Lentera
terutama berlangsug di kota Berlin, Jerman. Charllotte, tokoh utama dalam novel
Jurusan Filsafat. Di kota ini, ia terlibat dalam aktivis feminis dan berjuang untuk
setelah memutuskan untuk memeluk agama Islam. Dia diusir dari rumahnya dan
sebagai golongan teroris. Ini menunjukan bahwa sebagai besar perjuangan dalam
novel ini berlangsung dalam konteks sosial dan budaya di Berlin, dengan berbagai
konflik dan tantangan yang dihadapi oleh charlotte dalam mengahadapi perubahan
2. Menambah wawasan bagi peneliti dan diharapkan dapat menjadi bahan acuan
hak perempuan.
perempuan Liyan (the Other) objek yang tidak menentukan makna eksistensi
sendiri. Jika perempuan ingin menjadi diri, suatu subjek, perempuan seperti
yang diinginkannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Relevan
berikut.
judul Representasi Nilai Perempuan dalam Islam pada Novel Ratu yang
penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi nilai perempuan dalam Islam
pada novel Ratu yang Bersujud . Hasil penelitian ini adalah makna denotatif nilai
kepada Tuhannya.
Penelitian kedua, dilakukan oleh Dwi Susanto, dkk (2019) dengan judul
Islam, Perempuan, dan Wacana Modernitas dalam Ratu yang Bersujud Karya
Mahdavi dan Serial Jilbab Traveler Karya Asma Nadia. Penelitian ini
menggunakan sudut pandang kajian pascakolonial. Data penelitian ini adalah isi
konstuksi perempuan.
Penelitian ketiga, dilakukan oleh Nela Yunita (2022) dengan Judul Kajian
Feminisme dan Nilai Keagamaan Tokoh Charllotte dan Lale pada Novel Ratu
yang Bersujud Karya Mahdavi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
6
7
feminisme dan nilai keagamaan yang terdapat pada tokoh Charllotte dan Lale
dalam novel Ratu yang Bersujud dengan berdasarkan teori kesetaraan Gender.
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan pada novel Ratu yang Bersujud
merupakan sebuah fiksi islami di Indonesia dari sang penulis bernama Mahdavi
yang dikemas dalam bentuk novel. Hasil penelitian ini adalah untuk menunjukan
bahwa feminism pada novel Ratu yang Bersujud berkaitan dengan kesetaraan
yang di apresiasikan dari perempuan sebagai mitra laki-laki dan untuk nilai
berjudul Perjuangan Tokoh Perempuan dalam Novel Tanah Tabu Karya Anindita
S. Thayf Kajian Feminisme Eksintensial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf ditinjau dari feminism eksistensialis. Penulis
tertarik mengkaji novel Tanah Tabu, karena novel ini menghadirkan tokoh
informasi dan gambaran perjuangan tokoh perempuan dalam novel Tanah Tabu
struktural. Sumber data penelitian adalah novel Tanah Tabu karya Anindita S.
Thayf. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca, simak, dan catat.
Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa fakta cerita novel Tanah Tabu
karya Anindita S. Thayf, terdiri atas alur, tokoh penokohan, dan latar.
8
Penelitian kelima, dilakukan oleh Giga Ikhlas dan Rina Ratih (2019)
berjudul Eksitensi Perempuan Muslim dalam Novel Akulah Istri Teroris Karya
Akulah Istri Teroris karya Abidah El Khalieqy. Pengumpulan data ini adalah
muslim dalam novel Akulah Istri Teroris karya Abidah El Khalieqy adalah
strategi eksistensi perempuan dalam novel Rembang Jingga karya Tj Oetoro dan
relevan dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan objek material dan objek formal.
Berdasarkan objek material ditemukan tiga penelitian yang ditulis oleh Bayu Teja
Kusuma, Dwi susanto dkk, Nela Yunita yang meneliti novel Ratu yang Bersujud
karya Mahdavi. Sedangkan objek formal ditemukan tiga penelitian yang relevan
yang ditulis oleh Maria Benga Geleuk dkk, Giga Ikhlas dan Rina Ratih, Nursih
sebelumnya adalah belum ada yang meneliti perjuangan tokoh perempuan dalam
2.2 Feminisme
dari bahasa latin femme yang berarti perempuan yang berjuang untuk
terhadap perempuan dari berbagai aspek sosial, politik, ekonomi, dan agama yang
yang berat dengan kesastraan karena diyakini bahwa selama ini kesastraan
menjadi gerakan yang terorganisasi untuk mencapai hak asasi perempuan, dengan
hak-haknya sebagai manusia yang utuh sama dengan laki-laki. Gerakan ini
marginalisasi.
Pada puncak peradaban Yunani, perempuan dijadikan alat pemenuhan naluri seks
penganut lelaki, di mana kedudukanya hanya ditempatkan sebagai the second sex
perempuan agar sama atau sejajar dengan kedudukan serta sederajat laki-laki.
Perjuangan serta usaha feminisme untuk mencapai tujuan ini mencakup berbagai
cara. Salah satu caranya adalah memperoleh hak dan peluang yang sama dengan
yang dimiliki laki-laki. Berkaitan dengan itu , munculah istilah equal right’s
perempuan dari ikatan lingkungan domesti atau lingkungan keluarga dan rumah
masa lalu, masa kini, serta masa depan. Label lama pemikiran feminis juga
berguna sebagai alat pengajaran yang berguna. Label itu membantu menandai
cakupan dari pendekatan, perspektif, dan bingkai kerja yang berbeda, yang telah
digunakan beragam feminis untuk membangun tidak saja penjelasan mereka atas
12
menjadi gerakan yang terorganisasi untuk mencapai hak asasi perempuan, dengan
sebuah ideologi transformasi sosial yang bertujuan untuk menciptakan dunia bagi
berawal dari kelahiran era pencerahan (enlightment) di Eropa yang dipelopori oleh
kota di selatan belanda pada 1785. Menjelang abad ke-19 feminisme lahir menjadi
gerakan yang cukup mendapatkan perhatian dari para perempuan kulit putih di
universal).
doktrin persamaan hak bagi perempuan yang menjadi gerakkan yang terorganisasi
untuk mencapai hak asasi perempuan, dengan sebuah ideologi transformasi sosial
pelaku dari penindasan perempuan bahwa pemikiran dan gerakan feminisme lahir
struktur budaya, seni, dan negara, juga semua citra, istitusi, adat istiadat, dan
kebiasaan yang menjadikan perempuan sebagai korban yang tidak dihargai dan
Sartre. Feminisme eksistensial ini meninjau opresi yang terjadi pada perempuan
eksitensial ini mengajak perempuan untuk menolak segala bentuk opresi baik itu
14
Beauvior. Bukunya yang berjudul The Second Sex sangat berharga bagi pemikir
Jean Paul Sartre. Kedekatan Beauvoir dengan Sartre bukan hanya dalam kerangka
sebagai murid dengan mentor, atau antara sepasang kekasih, melainkan lebih dari
itu. Beauvoir adalah partner intelektual dan terkadang guru bagi Satre (Tong,
2010:174).
laki-laki dengan istilah “Sang Diri”. Jika Liyan adalah ancaman bagi diri, maka
perempuan adalah ancaman bagi kaum laki-laki. Maka, jika kaum laki-laki ingin
bebas, ia harus mensubordinasi kaum perempuan. Opresi gender ini tidak sama
dengan bentuk opresi orang kaya terhadap orang miskin, atau orang kulit putih
pada orang yang berkulit hitam. Perbedaannya terletak dalam fakta sejarahnya
yang saling memiliki keterkaitan, dan fakta kedua bahwa perempuan telah
Sementara benda bersikap lebih positif dalam rapport d’Uriel ” Tubuh laki-laki
yang dapat memahami dirinya sendiri, sangat berbeda dengan tubuh perempuan di
perempuan tidak dapat memikirkan dirinya tanpa laki-laki. Ia tidak lebih dari apa
esensial yang berlawanan dengan makhluk esensial. Laki-laki adalah sang subjek,
bahwa perempuan merupakan Tota muller In utero yang artinya perempuan dalam
yang sama. Mereka berpendapat bahwa perempuan adalah makhluk yang didesain
oleh tuhan untuk diperlakukan semena-mena oleh kata perempuan itu sendiri.
perjuangan kaum perempuan tidak pernah lebih dari sekedar agitasi simbolis.
Mereka hanya memperoleh apa yang diberikan kaum laki-laki, mereka tidak
menjadi sebuah unit yang dapat berhadap-hadapan dengan unit korelatif. Mereka
tidak memiliki masa lalu, sejarah dan agama sendiri. Perempuan juga tidak
16
kaum proletar. Mereka bahkan tidak bersatu padu dalam acara yang dapat
masalah ekonomi, dan keberadaan sosial dengan laki-laki tertentu ayah atau suami
Perempuan selalu bergantung pada laki-laki, kedua jenis kelamin ini tidak
pernah berbagi dunia dalam kesetaraan. Bahkan sampai sekarang pun, perempuan
resmi mereka tidak pernah setara dengan laki-laki di mana pun, dan sering kali hal
mereka selalu superior dan harus diutamakan dijelaskan oleh Beauvoir (2016:8)
keistimewaan ini kecuali meyakinkan sebagai sesuatu yang dibangun atas segala
yang absolute dan abadi. Mereka berusaha menjadikan kenyataan akan supremasi
mereka tersebut sebagai sebuah hak. Menjadi laki-laki mahluk yang membuat dan
Menurut Tong (2010:274), ada empat strategi yang dapat dilakukan oleh
hanya sebagai objek semata. Perempuan dapat menjadi seorang intelektual dengan
dapat berpikir karena juga memiliki akal, sebab tuhan menciptakan laki-laki dan
perempuan itu sama-sama diberikan anugrah akal agar bias berpikir dan
transformasi sosial masyarakat. Beauvoir yakin bahwa salah satu kunci bagi
dan seperti apa dampak bagi kehidupanya. Hal ini dikatakan Beauvoir (2016:226),
bukan semata-mata hak untuk eksis, harga yang dengan suka rela mereka bayar.
Karena itu mereka bias mempertanyakan keuntungan dan kerugian mereka. Tapi
keluarganya, dan menjadi bagian dirinya. Jika perempuan sudah berada dalam
pernikahan, dan didalamnya dia menemukan rasa ketidak tenangan dalam dirinya,
18
maka dia akan mengeluarkan keresahan itu, dalam bentu-bentuk kegelisahan yang
ajika dunia tampak mengancamnya dan siap ambruk, hal ini karena ia tidak
merasa bahagia didalamnya. Amat sering dia menerima nasibnya untuk diatur, ia
mengetahui dengan sangat baik bahwa menderita seperti yang ia lakukan terhadap
keinginannya.
bahwa jika sebagai istri membatasi pengembangan diri peran sebagai itu lebih
membatasi pengembangan diri peran sebagai ibu lebih membatasi lagi karena
istri dan ibu. Perempuan pekerja tidak dapat melepaskan diri dari batasan
Bentuk protes ini lebih lengkap dijelaskan oleh Beauvoir (2016:474), ada
bentuk protes. Kita telah mengetahui bahwa seorang perempuan sering kali
mengira mereka merangsang gairah laki-laki dengan cara begini dan membuat
posisinya dari objek, menjadi subjek dalam suatu hubungan. Hal ini, juga
ialah tiba ditempat rendezvous yang telah ditetapkan kekasihnya, dan tidak siap
pada waktu yang telah diputuskan suaminya, dengan cara itu menekankan
saat ia menjadi subjek yang esensial bagi pemilik kehendak yang oleh orang lain
jinak ia semakin pasif ia, ia masih tetap merupakan sesosok makhluk yang sadar
pandangan dan penilaianya sudah cukup untuk membuat laki-laki merasa tertipu.
sehubungan dengan tujuan yang ia raih dengan uang dan hak yang diperolehnya.
berarti bahwa kombinasi tunggal akan hak untuk memilih dan pekerjaan
pekerja kini dieksploitasi. Dilain pihak, struktur sosial tidak banyak merubah oleh
perubahan kondisi perempuan, dunia ini selalu menjadi pemilik laki-laki, yang
menjadikan dirinya sangat penting karena tidak ada objek penting dapat
dalam imanensi berusaha menahan laki-laki dalam penjara itu juga, sehingga
21
penjara akan dibingungkan dengan dunia, dan perempuan tidak lagi menderita
bersama dengan laki-laki perempuan dapat merebut kembali posisinya. Hal ini
Salah satu kunci perempuan agar keluar dari anggapan kaum kelas dua
masyarakat, menerima peran sebagai Liyan adalah menerima status objek yang
22
berarti menolak diri sebagai subjek yang kreatif “dan memiliki kuasa atas dirinya
kebohongan. Disatu sisi autentuk Diri-Objek perempuan yang dilihat dari dunia
laki-laki. Di sisi lain, diri autentik perempuan hidup sebagai diri yang
sebagai subjek sehubungan dengan tujuan yang ia raih dengan uang dan hak yang
yang merdeka secara ekonomi dari laki-laki. Cara mereka menjalankan profesi
memiliki masa lalu yang sama dengan anak laki-laki. Perempuan tidak dipandang
23
oleh masyarakat dengan cara yang sama, dunia hadir sendiri kepadanya dengan
METODE PENELITIAN
dengan mendeskripsikan data-data yang telah ditemukan pada tulisan teks novel
yang terdapat dalam teks novel Ratu yang Bersujud karya Mahdavi yang terkait
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua ialah pertama,
data primer. Data primer yang dimaksud di dalam penelitian ini berupa novel Ratu
yang Bersujud Karya Mahdavi yang diterbitkan dikota Jakarta, tahun 2013,
penerbit Republika, cetakan pertama, dengan tebal halaman 396. Kedua, data
24
25
sekunder ialah berupa data yang didapat dari skripsi, buku dan jurnal yang
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik membaca dan
teknik catat.
1. Teknik membaca yaitu teknik baca yang dilakukan dengan membaca novel
Ratu yang Bersujud Karya Mahdavi dengan cermat dan berulang-ulang secara
2. Teknik Catat yaitu teknik catat yang dilakukan setelah menggunakan teknik
baca pada novel, maka teknik catat digunakan untuk mencatat semua data-data
karya sastra dengan menggunakan kajian eksistensial yang terdapat dalam teks
4. Menarik kesimpulan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Beauvoir, Simone de. (2016). Second Sex: Fakta dan Mitos. Terjemahan oleh
Toni Setiawan; Nuraini Yualiastuti. Yogjakarta: Narasi-Pustaka Pronethea.
Fahmi, R. F., & Arfiyanti, R. (2020). Kesetaraan Perempuan dan Polemik Budaya
Patriarkal Dalam Novel Cinta Suci Zahrana. Deiksis: Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia. Vol 7. No 1.
https://doi.org/10.33603/deiksis.v7i1.3203.
Indah Novita Sari, & Mhd Isman. (2022). Citra Perempuan Dalam Novel Bukan
Aku Yang Dia Inginkan Karya Sari Fatul Husni: Kajian Feminis. Jurnal
Riset Rumpun Ilmu Bahasa. Vol 1. No 2.
https://doi.org/10.55606/jurribah.v1i2.545.
Jannah, Mifthahul. (2018). Citra Perempuan dalam Novel 1 Akal 9 Hati Karya
K.El-Khaziem Kajian Kritis Sastra Feminis. Skripsi. Jurusan Bahasa dan
Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Haluoleo.
Kusuma, Bayu Teja. (2017). Representasi Nilai Perempuan Dalam Islam pada
Novel Ratu yang Bersujud Karya Mahdavi. Skripsi. Jurusan Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sultang
Ageng Tirtayasa Serang-Banteng.
Nilawijaya, R., & Awalludin, A. (2021). Perspektif Gender dalam Novel Bekisar
Merah Karya Ahmad Tohari: Kajian Sastra Feminis dan Implementasinya
dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian
Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, Dan Asing. Vol 4. No 2.
https://doi.org/10.31540/silamparibisa.v4i2.1427.
Reuda, Marisa., Marta Rodrigues, & Susan Alice Watkins. (2007). Feminisme
untuk Pemula. Yogyakarta: Resist Book.
Sugihastuti & Suharto. (2016). Kritik Sastra Feminis dan Aplikasinya. Pustaka
Pelajar.
28
Yunita, N. (2022), Kajian Feminisme dan Nilai Keagamaan Tokoh Charllotte dan
Lale Pada Novel Ratu yang Bersujud Karya Mahdavi. Jurnal Prosiding
Seminar Nasional. Vol 3. No 1