You are on page 1of 9

STRATEGI MENGELOLA MERK

Tri Septin MR STRATEGI PENGELOLAAN MERK

Sebuah produk adalah sesuatu yang secara potensial


PENDAHULUAN dinilai oleh pasar sasaran berdasarkan keuntungan atau
kepuasan yang tersedia, yang meliputi objek, jasa,organisasi,
Pada masa yang akan berlangsung dalam kancah tempat, orang dan idea.
persaingan bisnis di era perkembangan teknologi yang begitu Keahlian khas para pemasar profesional adalah
cepat dewasa ini bukan lagi perang kualitas produk kemampuan mereka menciptakan, memelihara, melindungi,
melainkan perang merek. Kualitas produk sudah menjadi dan meningkatkan merek produk dan jasa mereka. Merek
standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau
dimiliki oleh siapa pun, sementara satu-satuya atribut yang kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi pembuat
sulit ditiru adalah merek yang kuat, yang memberikan atau penjual produk dan jasa tertentu. Konsumen melihat
pedoman, jaminan, keyakinan, dan harapan kepada merek sebagai bagian produk yang penting dan merek dapat
pelanggan bahwa dia akan terpuaskan. Membangun dan menambah nilai produk.
mengelola ekuitas merek telah menjadi sebuah prioritas bagi Barangkali ketrampilan pemasar profesional yang
perusahaan apapun, di semua tipe industri, dan di semua tipe paling menonjol adalah kemampuan untuk menciptakan,
pasar. Membangun dan mengelola dengan baik akan menjaga, melindungi dan menaikkan citra merek. Asosiasi
meningkatkan loyalitas konsumen dan keuntungan. Sebuah Pemasaran Amerika (the American Marketing Association)
bisnis yang berorientasi pasar dimana telah mensegmenkan mendefinisikan merek atau brand sebagai nama, istilah,
target pasarnya dan melacak perilaku konsumen melalui tanda, simbol, desain, atau kombinasinya, yang ditujukan
segmentasi berada dalam posisi terbaik untuk membangun agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau
sebuah merek yang sukses. Langkah pertama dalam sekelompok penjual dan membedakannya dari produk dan
membangun sebuah identitas merek adalah menentukan jasa para pesaing. Berdasarkan peraturan perundang-
positioning produk yang diharapkan dan preposisi nilai undangan merek dagang, penjual tersebut diberikan hak
(value preposition) untuk target pasar yang spesifik. Tanpa eksklusif untuk menggunakan nama mereknya selamanya.
spesifikasi ini, proses penentuan identitas merek akan dengan Merek berbeda dengan aset lainnya seperti hak paten atau
cepat kabur dan hanya terjebak pada mengembangkan fitur hak cipta yang memiliki tanggal kadaluarsa. (Kotler, 2004)
produk daripada manfaat untuk konsumen. Strategi Adalah penting untuk membedakan produk dan merek.
pengelolaan merek mutlak dibutuhkan agar supaya terbentuk Suatu citra merk yang kuat memberikan beberapa
sebuah taktikal yang lebih sistematik dan terencana. keunggulan utama bagi suatu perusahaan. Pada prakteknya
kadang-kadang produk dan merek bisa saling menggantikan,
walaupun sebenarnya mempunyai arti yang berbeda. Sebuah citra merknya. Mereka mengandalkan para grosir dan
produk adalah sesuatu yang secara potensial dinilai oleh pengecer untuk mempromosikan produknya.
sebuah pasar sasaran untuk keuntungan dan kepuasan yang b. Pemberian merk sendiri
disediakan, terdiri dari objek, jasa, oeganisasi, tempat, orang Pengecer dengan nama merk yang sudah mapan dapat
dan ide-ide. mengadakan pernjanjian dengan produsen untuk
Menurut Aaker (1997) terdapat tiga nilai yang menempatkan merk-merk pengecer pada produk-produk
diberikan merk yaitu yang dibuat. Pemberian merk ini sering disebut privat
1. Nilai fungsional yang diperoleh dari atribut-atribut branding sebagai contoh kapas bermerk Alfa. Hal ini
produk, mertujuan untuk membangun loyalitas toko. Bagi
2. Nilai emosional yang diperoleh dari perbandingan dengan produsen mengurangi biaya pemasaran,
merk-merk lain yang bersaing. Nilai emosional dirasakan c. Pemberian merk perusahaan
pad saat konsumen membeli, menggunakan dan Strategi ini membanggun identitas merk dengan
memnikmati atau mengkonsumsi suatu merk. menggunakan nama korparasi untuk identifikasi seluruh
3. Nilai ekspresi diri yaitu pembelian produk merupakan produk yang ditawarkan. Keunggulannya menggunakan
ekspresi diri konsumen. satu periklanan dan program promosi penjualan untuk
Nilai emosional dan ekspresi diri dapat mengurangi mendukung semua produk perusahaan. Kelemahannya
kekurangan nilai fungsional sebagai contoh pada saat kita adalah kurangnya fokus pada produk tertentu dan efek
mengkonsumsi Bebek Goreng Slamet yang berlokasi di merugikan pada seluruh portofolio produk jika perusahaan
Mall dibandingkan dengan Bebek Goreng Slamet yanga menghadapi publisitas negatif.
berlokasi di BaturRaden dengan udara dan pemadangan alam d. Pemberian merk lini produk
yang indah. Strategi ini menempatkan nama produk pada suatu lini
produk yang berkaitan .pemberian merk lini produk
memberikan lebih banyak perhatian dari pada merk
Strategi Pemberian Merk korporasi dan akanlebih efektif bila mempromosikan
Berbagai strategi pemberian merk ( Cravens1996) yaitu seluruh produk dari pada satu persatu.
a. Tanpa identitas merk . e. Pemberian merk khusus
Perusahaan kecil dan sedang banyak yang tidak memiliki Strategi pemberian merk pada suatu produk tertentu yang
identitas merk yang mapan walaupun nama perusahaan sering dibeli konsumen. Nama merk pada sebuah produk
tertera dalam kemasan atau barangnya. Hal ini karena memberikan suatu identitas khusus barang-barang tersebut
keterbatasan sumber daya finansial dan kemampuan di pasar. Suatu merk yang berhasil akan membangun
pemasaran mengakibatkan perusahaan sulit nenbangun loyalitas konsumen yang kuat sepanjang masa.
f. Kombinasi merek, loyalitas dapat dipengaruhi kesan kualitas dan
Perusahaan menggunakan kombinasi strategi seterusnya sating terkait satu dengan lainnya diantara
pemberianmerk di atas. dimensi-dimensi ekuitas merek lain.
Pandangan kedua dari brand equity adalah korelasi
Ekuitas Merk antara brand dan brand extension (Pitta and Katsanis, 1995;
Merk memang memiliki kekuatan. Dengan merk nilai Rangkuti 2004) mengatakan bahwa brand equity diukur
total produk lebih tinggi dari nilai produk secara objektif. berdasarkan kemampuan merek tersebut mendukung
Aaker (1997) menyatakan ekuitas merek adalah perluasan merek yang dilakukan.
“Seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan Pandangan ketiga berkaitan dengan perspektif
dengan suatu merek dan nama yang menambah atau konsumen tentang brand equity (Pokorny, 1995; Rangkuti,
mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa 2004) dengan melihat perilaku pengambilan keputusan
kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan". pembelian, manajer pemasaran dapat menentukan seberapa
Pendapat lainnya Keller (1993) dalam Kim, dkk (2006) jauh persepsi brand equity yang dimiliki oleh pelanggan
menyatakan bahwa ekuitas merek dapat dipandang sebagai terhadap suatu merek.
nilai tambah terhadap suatu produk.
Selanjutnya agar aset dan liabilitas dapat berperan Pendekatan Pengukuran Ekuitas Merek
mendasari ekuitas merek, keduanya dihubungkan dengan Sedikitnya ada lima pendekatan lain (Aaker, 1997)
nama dan symbol merek yang secara bersama-sama untuk mengukur nilai ekuitas suatu merek, yaitu :
keduanya dikelompokkan ke dalam lima dimensi kategori, a. Pengukuran dengan harga optimum
yaitu; pertama loyalitas merek (brand loyality), kedua Pendekatan ini juga dikenal dengan dollarmatric, di dapat
kesadaran merek (brand awareness), ketiga kesan kualitas dari pengamatan tingkat harga suatu merek di pasar,
(perceived quality), keempat assosiasi merek (brand sangat dipengaruhi oleh selisih harga yang dikeluarkan
association) dan yang terakhir adalah asset hak milik lainnya oleh kompetitornya, tingkat depresiasi dalam setahun,
(otherbrand assets)seperti paten, trade mark dan hubungan elastisitas harga yang direspon oleh konsumen. Adanya
dengan perantara .(Aaker,1997) kenyataan bahwa harga optimum aset tahun bisa diperoleh
Namun perlu diketahui bahwa dimensi loyalitas dari rata-rata setahun dikalikan volume unit penjualan
merek merupakan inti dari ekuitas merek dan keempat setahun, dengan mengabaikan arca kas jangka waktu yang
dimensi ekuitas merek lainnya bisa berperan menguatkan sama.
loyalitas merek karena terdapat interelasi diantara dimensi- b. Pengukuran dengan merek dan preferensi konsumen
dimensi ekuitas merek tersebut. Pengertian contoh interaksi Untuk kelas produk dan jasa tertentu pengukuran harga
tersebut adalah kesan kualitas bisa dipengaruhi oleh optimum tidak bisa menjadi cara yang jitu, sehingga perlu
kesadaran merek, loyalitas dapat dipengaruhi oleh kesadaran digunakan pendekatan lain yang lebih objektif, salah
satunya dengan menghitung dampak merek terhadap upaya membangun dan mengelola ekuitas merek perusahaan,
evaluasi konsumen atas merek yang diukur dari referensi indikator tersebut adalah
konsumen, menyangkut sikap, tujuan membeli dan a. Ketidakmampuan manajer untuk mengidentifikasi asosiasi
menggunakan suatu merek. merek dengan kekuatan asosiasi perusahaan itu sendiri
c. Pengukuran dengan penggantian biaya dengan tepat
Perspektif yang digunakan adalah berapa jumlah biaya b. Rendahnya tingkat pengetahuan mengenai kesadaran
yang sudah dikeluarkan untuk suatu produk atau merek merek dari sebagian besar karyawannya.
dengan tingkat kemungkinan sukses ditentukan lebih c. Tidak adanya ukuran yang sistematis, handal, peka dan
dahulu, biaya yang sudah dikeluarkan dan mencapai valid mengenai kepuasan serta loyalitas customer.
kemungkinan sukses tersebut sebagai nilai dari ekuitas d. Tidak adanya kesungguhan dalam upaya melindungi
merek. ekuitas merek itu sendiri.
d. Pengukuran pada nilai harga saham e. Tidak adanya mekanisme yang dapat mengukur serta
Penggunaan harga saham sebagai dasar untuk mengevaluasi elemen program pemasaran merek.
mengevaluasi nilai ekuitas merek, asumsinya pasar modal f. Belum adanya strategi jangka panjang dalam upaya
akan menyesuaikan harga perusahaan untuk proyeksi pengembangan manajemen merek.
prospek masa depan atas merek tersebut. Pendekatan g. Belum adanya strategi jangka panjang dalam upaya
dimulai dengan nilai pasar sebuah perusahaan yang pengembangan manajemen merek.
merupakan fungsi dari harga saham dan jumlah saham Phillip Kotler (2000) sebagai analis melihat umur
yang beredar dan model ini beroperasi pada perusahaan merek melebihi produk, karena merek selalu dilihat sebagai
publik dengan merek dominan. aktiva perusahaan yang paling bertahan lama dan semua
e. Pengukuran perolehan laba bersih masa depan merek yang kuat mewakili sekelompok pelanggan yang setia,
Pendekatan ini menggunakan estimasi laba bersih lancar oleh karenanya aktiva dasar yang menjadi fondasi utama
(current earnings) dan menerapkan, multiplier laba bersih ekuitas merek adalah ekuitas pelanggan (customer equity),
(earning multiplier) keduanya kemudian diestimasikan hal ini menunjukkan bahwa fokus dari perencanaan
pada penilaian laba bersih masa depan, dengan mencari pemasaran yang tepat adalah memperpanjang nilai seumur
nilai multiplier actual dalam suatu periode tertentu dan hidup pelanggan setia (loyal customer lifetime value), dengan
dibandingkan, industri dikelasnya, dengan mengabaikan pengelolaan merek berperan sebagai alat pemasar utama.
hutang-hutang yang sangat besar. Ekuitas merek yang tinggi (Kotler, 2000)
memberikan sejumlah keuntungan kompetitif diantaranya
Pengelolaan Ekuitas Merek adalah :
Beberapa faktor (Aaker, 1996) yang dapat dilihat
indikator kurangnya perhatian serius dari para manajer dalam
a Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang 2) Brand recognition (pengenalan merek) adalah tingkat
lebih kecil karena kesadaran dan kesetiaan merek minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu
konsumen yang tinggi. merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan
b Posisi perusahaan menjadi lebih kuat dalam negosiasi kembali lewat bantuan (aided recall).
dengan mitra bisnis. 3) Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
c Perusahaan dapat menetapkan premium price, daripada adalah pengingatan kembali terhadap merek tanpa
pesaingnya karena merek tersebut memiliki kualitas bantuan (unaided recall).
yang diyakini lebih tinggi oleh pelanggan. 4) Top of mind (puncak pikiran adalah merek yang
d Perusahaan lebih mudah untuk melancarkan perluasan disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang
merek karena merek yang mempunyai kredibilitas pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan
tinggi. kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari
e Merek yang kuat dapat melindungi perusahaan dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.
persaingan harga yang tidak sehat atau stabil.
Adapun nilai kesadaran merk dapat melalui empat cara
Dimensi Ekuitas Merek sebagai berikut:
1) Tempat kaitan (jangkar) asosiasi-asosiasi lain
a. Kesadaran Merek Pengenalan merk merupakan langkah dasar promosi.
Masyarakat cenderung bertransaksi dengan produk atau Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu
merek yang dikenal karena di bawah sadar merek yang asosiasi-asosiasi melekat pada merek tersebut karena daya
tidak terkenal mempunyai sedikit peluang untuk diingat jelajah merek tersebut menjadi sangat tinggi dibenak
konsumen, sesuai pendapat Aaker (1996) konsumen.
mendefenisikan brand awareness sebagai: “The ability
of a potential buyer to recognize or recall that a brand 2) Familiar/rasa suka
is number of a certain product category". Peran Keakraban konsumen dengan merk yang sering/biasa
kesadaran merk tergantung seberapa besar kesadaran dibeli dengan keterlibatan rendah seperti sabun mandi,
yang dicapai suatu merk. sampo dan lain-lain. Keakraban seringkali
Menurut Aaker (1997) piramida kesadaran mereka mengendalikan keputusan pembelian.
dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai
berikut : 3) Sebagai tanda substansi/komitmen
1) Unaware of brand (tidak menyadari merek) adalah Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan,
tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu
dimana konsumen tidak menyadari suatu merek. perusahaan. Jadi jika kesadaran akan merek tinggi,
kehadiran mereka akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah produk atau layanan ditinjau dari fungsinya secara relatif
merek dengan kesadaran konsumen tinggi biasanya dengan produk-produk lain.
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain; (1) Aaker (1997) mengungkapkan umumnya merek yang
diiklankan secara luas, (2) eksistensi yang sudah teruji mempunyai perceived quality yang tinggi memiliki return of
oleh waktu, (3) jangkauan distribusi yang sangat luas, (4) investment yang tinggi pula.
merek tersebut dikelola dengan baik. Oleh karena itu jika Selain ROI , manfaat lain yang diberikan dengan
kualitas merek akan menjadi faktor yang menentukan kesan kualitas (Aaker ,1997) :
dalam keputusan pembelian. 1. Alasan membeli . Kesan kualitas merupakan alasan
sebuah merk dipertimbangkan dan dibeli. Mengapa orang
4) Mempertimbangkan merek membeli kemeja Arrow harganya mahal, padahal ada
Langkah pertama dalam suatu proses pembelian Kemeja Alisan yang jauh lebih murah? Itu karena kualitas
adalah menyeleksi merek yang dikenal dalam suatu 2. Diferensasi dan pemosisian produk. Konsumen memilih
kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek keunikan dan kelebihan produk
mana akan dibeli. Merek dengan top mind yang tinggi 3. Harga optinum. Kesan kualitas tinggi memiliki alasan
mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi, jika suatu menetapkan harga tinggi.
merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut 4. Minat saluran distribusi .distributor akan lebih menyukasi
tidak akan dipertimbangkan, dalam benak konsumen. produk yang dianggap konsumen berkualitas tinggi
Kesadaran merek menggambarkan keberadaan merek 5. Perluasan merk (brand extension). Kesan kualitas tinggi
di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dapat digunakan sebagai merk produk lain yang berbeda.
dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan Kualitas merek dapat menciptakan profitabilitas,
kunci dalam brand equity. Meningkatkan kesadaran adalah karena dapat mempengaruhi pasar, harga mempunyai
suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kesadaran dampak langsung pada profitabilitas, tidak memberikan
juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaran pengaruh negatif pada biaya.
merek merupakan key of brand asset atau kunci pembuka Dalam upaya menciptakan kesan kualitas adalah
untuk masuk keadaan lainnya. Jadi jika kesadaran itu sangat dengan memberikan kualitas yang tinggi kepada konsumen
rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya dengan memperhatikan (Simamora, 2001) :
juga rendah. 1. Komitmen terhadap kualitas
2. Budaya kualitas yang direfleksikan dalam budaya
b. Kesan Kualitas Merek (Brand Perceived Quality) perusahaan, norma perilaku, simbol dan nilai-
Kesan kualitas /perceived quality adalah persepsi nilai.
pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu 3. Masukan pelanggan
4. Pengukuran/sasaran/standar
5. Mengijinkan karyawan berinisiatif untuk 4. Harga relatif misal harga murah atau terjangkau
meningkatkan kualitas 5. Penggunaan/ aplikasi. Waktu penggunaan produk dapat
dipakai asosiasi
6. Pemakai ataupun pelanggan utama produk
c. Asosiasi Merk 7. Selebriti/seseorang yang menggunakan produk
8. Gaya hidup/kepribadian .
Asosiasi merk adalah segala hal yang berkaitan 9. Kelas produk
tentang merk dalam ingatan. asosiasi-asosiasi suatu merek mulai 10. Pesaing
muncul dan terbentuk dari pertama kali konsumen berinteraksi 11. Negara/area geografis
dengan merek. Karena itu, adalah kesalahan besar jika menganggap
bahwa asosiasi semata-mata dibentuk oleh kegiatan komunikasi. d. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Demikian juga dengan anggapan bahwa strategi komunikasi
merupakan satu-satunya hal yang secara signifikan mempengaruhi Pengertian loyalitas merek (Rangkuti, 2004) adalah
asosiasi. Hal yang lebih krusial bagi pemasar adalah interaksi ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek, karena
konsumen dengan merek yang tidak dapat dikontrol langsung, loyalitas adalah inti dari brand equity dan selalu menjadi
misalnya ketika produk sudah dibeli konsumen, ketika konsumen gagasan sentral dalam pemasaran. Peningkatan loyalitas akan
menggunakan atau mengonsumsi merek tersebut di rumah atau di mengurangi kerentanan pelanggan dari serangan kompetitor,
tempat lain di luar jangkauan produsen Asosiasi yang lebih kuat sehingga dapat dipakai sebagai indikator tingkat perolehan laba
akan terjadi saat interaksi dengan produk atau layanan yaitu mendatang, karena loyalitas merek dapat diartikan penjualan di
pengalaman konsumen menggunakan produk dan sekaligus mesa depan.
pengalaman purnajual. Dalam Tjiptono (2005) menurut pandangan aliran
stokastik atau perspektif behaviorial loyalitas merek diartikan
Oleh karena asosiasi terbentuk oleh dinamika interaksi merek sebagai pembelian ulang suatu merek secara konsisten oleh
dengan konsumen, ma ka tracking kekuatan dan keunikan asosiasi pelanggan. Aaker (1997) perasaan suka terhadap merek dan
merek sangatlah penting dalam mengelola merek. komitmen dapat digunakan untuk mengukur loyalitas merek,
untuk perasaan suka tersebut diukur dari liking, respect,
Menurut Aaker (1997)terdapat sebelas sumber asosiasi merk friendship dan trust, Loyalitas erat kaitannya pengalaman dari
yaitu pengguna merek dan tidak bisa terjadi tanpa adanya pengalaman
sebelumnya, penekanan loyalitas merek hanya tertuju pada
1. Atribut produk terdiri kualitas , desain dan fitur merek tertentu dan sulit dialihkan perhatiannya pada simbol lain
2. Hal-hal tidak nyata (intangible ) dalam produk tanpa adanya pengorbanan dalam nilai yang besar.
3. Manfaat produk bagi konsumen
Upaya mewujudkan dan mempertahankan loyalitas prioritas bagi perusahaan apapun, di semua tipe industri, dan di
pelanggan membutuhkan tujuh langkah kunci yang saling semua tipe pasar.
terkait ( Tjiptono,2006 ) yaitu; Mengelola merk dimulai dengan strategi pemberian merk
1. Komitmen dan keterlibatan manajemen puncak dalam agar mudah diingat dan mengelola ekuitas merk agar konsumen
rangka transformasi budaya organisasi , struktur kerja memiliki kesadaran merk sehingga meningkatkan kesan kualitas
dan manajemen sumber daya manusia dari paradigma
yang tinggi. Membangun dan mengelola merk dengan baik akan
trandisional ke pelanggan.
2. Patok duga internal meliputi pengukuran dan penilaian meningkatkan loyalitas konsumen dan keuntungan. Perusahaan yang
manajemen , sumber daya manusia , organisasi, sistem memiliki brand equity serta merek yang kuat akan lebih mudah
alat, desain,pemasok , pemanufakturan, pemasran dan bagai menciptakan pasar baru, meraup keuntungan kompetitif manis
jasa pendukung perusahaan. dan, neraka yang tak kalah pentingnya, lebih mudah melancarkan
3. Mengidentifikasi customer requitments berbagai strategi pemasaran untuk unggul dalam persaingan.
4. Menilai kapabilitas persaingan
5. Mengukur kepuasan dan loyalitas pelanggan
6. Menganalisis umpan balik dari pelanggan, mantan Referensi
pelanggan, non pelanggan dan pesaing Aaker, A. 1996. Manajemen Ekuitas Merek, Memanfaatkan Nilai
7. Perbaikan berkesinambungan dengan inovasi dan dari Suatu Merek : Terjemahan Edisi Pertama. Jakarta : Mitra
menyangkut customers, company and competitors. Utama
Loyalitas merk merupakan asset yang strategis jika Craven, David W, 1996, Pemasaran Strategis, Jakarta, Penerbit
dikelola dengan baik. Loyalitas merk yang tinggi Erlangga
memberikan nilai sebagai berikut (Aaker,1996) Kotter, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
1. Mengurangi biaya pemasaran Implementasi, dan Kontrol, Edisi Kesembilan. Terjemahan.
2. Meningkatkan perdagangan Jakarta : Prenhalindo.
3. Menarik pelanggan baru dengan menciptakan kesadaran merk Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brands Teknik Mengelola
dan meyakinan pembeli Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek, Plus
4. Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta : PT. Gramedia Utama.
Simamora, Bilson,2001,Remarketing For Business Recovery,
Jakarta, Gramedia
________. 2001. Panduan Perilaku konsumen. Jakarta :
Simpulan Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama
Merek sebagai aset perusahaan yang paling berharga. Tjiptono, Fandy,2006, Pemasaran Jasa, Malang, Bayumedia
Membangun dan mengelola ekuitas merek telah menjadi sebuah

You might also like