You are on page 1of 9

Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

Website: https://journal.ilininstitute.com/index.php/IJoLEC
Vol 3, No 1, 2020, pp 41-49
p-ISSN:2622-8068 dan e-ISSN: 2622-8076

Hubungan Media Sosial dalam Pembentukan Karakter Anak


Erni Ratna Dewi
Ilmu Pendidikan, STKIP Andi Matappa, Indonesia
Email: andierni655@ymail.com

Artikel info
Abstract: Children are valuable assets for parents, children become
Article history: a reflection of how their parents themselves. Social media as a social
Received: Juni-2020 structure that comes from individuals and organizations that comes
Revised: Juli-2020 from individuals and organizations that are bound by the similarity
Accepted: Agustus-2020 of users. The research method used is a combination of qualitative
Publish: September-2020 and quantitative descriptive or commonly referred to as mixed
methods. Data sources consist of primary and secondary data. The
population in this study were parents of class IV to class VI at 4
DOI:
doi.org/10.31960/ ijolec.
Elementary Schools. The sampling technique used was random
v3i1.586 sampling method which was obtained by 124 respondents. Data
analysis techniques are descriptive statistics and Chi-Square
analysis. The results found that the social media is determined by
the application, content and effects caused in the formation of
children’s characters. Social media applications have a relationship
in shaping the character of children. The application is tailored to
the needs of children such as applications than can help the child’s
learning process, increase their knowledge and socialization. Social
media content has a relationship is shaping the character of
children. The content is tailored to the needs of children who should
be a concern of parents to provide supervision of what children do
with gadgets. The effect of social media has a relationship in the
formation of children’s character. This shows that social media as a
whole has a bad effect on the formation of children’s characters.
This is because social media not only has positive values, but also
negative ones depending on the application and the content they
have.

Abstrak: Anak adalah aset berharga bagi orang tua, anak menjadi
cerminan bagaimana orangtuanya sendiri. Media sosial sebagai
struktur sosial yang berasal dari individu dan organisasi yang diikat
oleh kesamaan penggunanya. Metode penelitian yang digunakan
adalah gabungan deskriptif kualitatif dan kuantitatif atau biasa
disebut dengan mixed methods. Sumber data terdiri dari data
primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah para
orang tua siswa kelas IV sampai dengan kelas VI pada 4 Sekolah
Dasar. Teknik penarikan sampel menggunakan metode secara acak
(random sampling) diperoleh 124 responden. Teknik analisis data
adalah statistik deskriptif dan analisis Chi-Square. Hasil penelitian
menemukan media sosial ditentukan oleh aplikasi, konten dan efek
yang ditimbulkan dalam pembentukan karakter anak. Aplikasi
media sosial memiliki hubungan dalam pembentukan karakter
anak. Aplikasi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anak seperti
41
42 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

aplikasi yang bisa membantu proses belajar anak, meningkatkan


pengetahuannya dan sosialisasinya. Konten media sosial memiliki
hubungan dalam pembentukan karakter anak. Konten tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan anak yang harus menjadi perhatian
orang tua untuk memberikan pengawasan apa saja yang anak
lakukan dengan gadget. Efek media sosial memiliki hubunagn
dalam pembentukan karakter anak. Ini menunjukkan media sosial
secara keseluruhan memiliki efek yang kurang baik dalam
pembentukan karakter anak. Hal ini dikarenakan media sosial tidak
hanya memiliki nilai positif, tetapi juga negatif tergantung pada
aplikasi dan konten yang dimiliki.

Keywords: Coresponden author:


Social Media, Jalan Tumampua, Pangkajene & Kepulauan, Sul-Sel
Application, Email: andierni655@ymail.com
Content, Effect,
Child Character
Artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0

PENDAHULUAN berdiskusi dengan teman mengenai tugas-


tugas sekolah.
Dewasa ini perkembangan media Adapun dampak negatif penggunaan
sosial kian hari kian meningkat, pada media sosial terhadap karakter anak juga
tahun1997 awalnya media sosial ini lahir sangat banyak diantaranya dapat dilihat dari
berbasiskan kepercayaan, namun mulai dari banyaknya anak yang menggunakannya
tahun 2000-an hingga sekarang media sosial bukan untuk belajar tetapi untuk kesibukan di
mulai diminati semua kalangan lapisan media sosial misalnya; Facebook, Twitter,
masyarakat hingga mencapai masa Instagram, TikTok dan lainnya, hingga
kejayaannya. Akhirnya media sosial membuat anak lalai terhadap tugas-tugasnya
memungkinkan berbagai kegiatan kehidupan membuat anak-anak ini kurang displin dan
mudah terakses dengan informasi lebih cepat, mudah mencontek karya-karya orang lain.
tepat dan akurat, sehingga menjadi sarana Media sosial merupakan situs dimana
komunikasi yang efektif. Perkembangan media setiap orang bisa membuat web page pribadi,
sosial ini memunculkan kegiatan pembelajaran kemudian terhubung dengan teman-teman
yang berbasis elektronik. Tidak terkecuali untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
dalam menyajikan bahan pembelajaran Media sosial sebagai struktur sosial yang
melalui internet yang berisi konten informasi, berasal dari individu-individu dan organisasi
data dan akses pembelajaran yang ditemukan yang diikat oleh satu atau lebih tipe relasi
dalam media sosial tersebut. spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,
Perkembangan media sosial ini tentu keturunan, kesamaan hobi, dan kesamaan
saja membawa banyak dampak, baik itu sifat. Jaringan media sosial juga memandang
dampak positif maupun negatif terhadap hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan
pendidikan anak pada usia remaja, terlebih lagi (Hariyanto, 2013).
pendidikan akhlak anak. Adapun dampak Simpul merupakan aktor individu di
positif media sosial jika dikaitkan dengan dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah
karakter anak banyak sekali memberikan hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat
manfaat diantaranya anak dapat belajar banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian
bagaimana cara beradaptasi, bersosialisasi dalam berbagai bidang akademik telah
dengan publik dan mengelola jaringan menunjukkan bahwa jaringan media sosial
pertemanan (memperbanyak teman atau beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari
bertemu kembali dengan teman lama), serta keluarga hingga negara, dan memegang
memudahkan anak dalam kegiatan belajar, peranan penting dalam menentukan cara
karena dapat digunakan sebagai sarana untuk memecahkan masalah, menjalankan
Hubungan Media Sosial dalam Pembentukan … (Dewi) | 43

organisasi, serta derajat keberhasilan seorang tanpa batas umur, yang memungkinkan
individu dalam mencapai tujuannya. penggunanya bisa mulai usia anak sampai usia
Facebook, Twitter, Instagram, TikTok dewasa. Media sosial merupakan media
adalah sebagian kecil contoh dari situs media berinteraksi yang bebas nilai dan tanpa ada
sosial yang ada di internet, situs tersebut dapat pelarangan sepanjang dua belah pihak
memuat/ menyediakan data/informasi dari si pengguna saling bersepakat. Tentu efek dari
pengguna media sosial. Data itu antara lain media sosial bisa berdampak positif dan
nama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan data negatif tergantung pada pemanfaatan dan
demografis lainnya, serta hobi dan penggunaannya yang secara langsung maupun
kecenderungan lainnya. Mempelajari profil di tidak langsung mempengaruhi karakteristik
akun media sosial yang dimiliki, seseorang perilaku seseorang.
akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas Konsep yang dikemukakan di atas,
terhadap orang lain. Kecuali data, media sosial dalam kaitannya dengan karakteristik perilaku
dilengkapi dengan banyak fasilitas untuk seseorang bisa berdampak positif dan negatif.
berinteraksi, mulai dari email, berbagi foto, Karena media sosial bisa mempunyai
video, chat, bahkan hingga melakukan hubungan atau tidak dengan karakteristik
komunikasi langsung baik audio maupun perilaku seseorang. Teori Skinner tentang
audio visual (videocall). Bahkan saat ini fitur perilaku dikemukakan oleh Notoatmodjo
game online sebagai daya tarik utama lain (2016) merumuskan sebuah tingkah laku dapat
untuk usia anak-anak. dilakukan dari berbagai respon dan reaksi yang
Berbicara tentang pengembangan bisa didapatkan dari stimulus atau rangsangan
karakter terutama pada anak usia 6 sampai 12 dari luar, terhadap organisme dalam
tahun dalam konteks sekarang sangat relevan berperilaku. Inilah yang biasa disebut dengan
untuk mengatasi krisis moral yang sedang teori S-O-R (stimulus, organism dan
terjadi di sekolah-sekolah. Diakui atau tidak responsif). Kaitannya dengan media sosial
diakui saat ini terjadi krisis yang nyata dan mempunyai hubungan yang berkaitan dengan
menghawatirkan dalam lingkungan sekolah aplikasi, konten dan efek dari media sosial
yang melibatkan anak-anak. Krisis itu antara memberi rangsangan untuk disampaikan
lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, kepada pengguna dan memberikan respon bisa
maraknya angka angka kekerasan anak-anak positif atau negatif.
seperti bully. Atas konsep dan teori tersebut, ini
Banyak orang berpandangan bahwa relevan dengan beberapa hasil penelitian yang
kondisi demikian di duga berawal dari apa terkait mengenai media sosial dan
yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. pembentukan karakter anak, yaitu antara lain:
Demoralisasi terjadi karena proses Penelitian Satria (2016) menemukan jejaring
pembelajaran cenderung mengajarkan sosial dibuat dengan asumsi bahwa manusia
peendidikan moral dan budi pekerti sebatas diciptakan untuk bersosial (makhluk sosial),
teks dan kurang mempersiapkan anak-anak karena perkembangan zaman semakin maju,
untuk menyikapi dan menghadaapi kehidupan yang tujuan utamanya memfasilitasi user atau
yang kontradiktif. Pendidikanlah yang pengguna media Jejaring sosial tersebut dapat
sesungguhnya paling besar memerikan terhubung dengan banyak orang dan kalangan
kontribusi terhadap situasi ini. dalam konteks dengan praktis dan tidak membuang banyak
pendidikan formal disekolah, bisa jadi salah waktu atau memberikan kemudahan bagi
satu penyebabnya karena pendidikan di penggunanya untuk tetap bersosialisasi.
Indonesia lebih menitikberatkan pada Berbicara tentang pengembangan karakter
pengembangan intelektual atau kognitif dalam konteks sekarang sangat relevan untuk
semata. mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di
Konsep media sosial menurut Allen sekolah yang langsung atau tidak langsung
(2018) alat komunikasi berbasis web atau terkait dengan media sosial dan karakter anak.
aplikasi yang memungkinkan para Penelitian Nisa (2016) dampak positif
penggunanya untuk saling berinteraksi satu dan negatif penggunaan sosial media terhadap
sama lain cara berbagi atau memperoleh pendidikan akhlak anak. Adapun dampak
informasi yang ada sesuai fitur yang terdapat positif perkembangan sosial media terhadap
di media sosial. Konsep media sosial ini pendidikan akhlak anak diantaranya anak
bersifat umum dapat diakses oleh siap saja dapat beradaptasi, bersosialisasi dengan publik
44 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

dan mengelola jaringan pertemanan, serta Penelitian ini dirancang untuk


membuat anak mudah menyelesaikan tugas- menjawab permasalahan penelitian. Metode
tugasnya, sedangkan dampak negatif penelitian yang digunakan adalah gabungan
perkembangan sosial media terhadap deskriptif kualitatif dan kuantitatif atau biasa
pendidikan akhlak anak sangat banyak disebut dengan mixed methods. Sumber data
diantaranya dapat membuat kelalaian pada terdiri dari data primer dan sekunder. Data
anak sehingga anak-anak kurang displin dan primer yaitu data yang diperoleh dari hasil
bersifat malas, membuat anak-anak dengan penyebaran kuesioner dan wawancara. Data
mudah untuk menyontek karya orang lain, sekunder yaitu data yang diperoleh di beberapa
tidak sopan baik dalam berpakaian maupun sekolah dasar di Kota Makassar. Populasi
berbicara, sering bertengkar akibat adegan- dalam penelitian ini adalah para orang tua
adegan yang berbahaya seperti adegan siswa kelas IV sampai dengan kelas VI. Teknik
pornografi, kekerasan, peperangan dan lain penarikan sampel menggunakan metode
sebagainya, serta membuat anak bolos sekolah secara acak (random sampling), sesuai
karena mereka merasa lebih nyaman berada di kebutuhan penelitian. Jadi besar sampel dalam
warnet dari pada belajar di sekolah, bukan penelitian ini adalah 124 responden yang
hanya itu sosial media juga membuat anak- diambil dari 4 Sekolah Dasar yang
anak menghabiskan uang jajan anak sehingga representatif di Kota Makassar. Jadi setiap
anak mengambil uang orangtuanya secara sekolah memiliki kuota sampel 31 orang tua
diam-diam untuk mengaksesnya di warnet. siswa. Teknik analisis data yang digunakan
Oleh karena itu sosial media dapat dalam menjelaskan fenomena dalam
menyebabkan kemorosatan karakter pada penelitian ini adalah teknik analisis statistik
anak. deskriptif dan analisis Chi-Square.
Lain halnya dengan penelitian Marlina
(2018) mengaitkan pengaruh media sosial HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap intensitas hubungan komunikasi
orang tua dan anak, dengan hasil penelitian Analisis Chi-Square digunakan untuk
menunjukan ada jarak yang tercipta antara melihat hubungan media sosial dalam
orang tua dan anak, ketika orang tua lebih pembentukan karakter anak. Analisis
sering memegang alat komunikasi berupa hubungan ini menggunakan tabel crosstab
handphone kemudian terhubung dengan (tabel silang) yaitu suatu tabel yang
orang lain diluar sana, ketika hal tersebut menjelaskan hubungan antara variabel bebas
terjadi maka anak merasa tidak dihargai (X) terhadap variabel terikat (Y). Lebih
sampai tingkat pengakuan dari anak tersebut, jelasnya hasil perhitungan Chi-Square
bahwa mereka ingin sosok orang tua baru, hubungan antar variabel sebagai berikut:
yang dapat mereka ajak bermain sambil
bercanda dan memberikan perhatian yang Crosstab Aplikasi Media Sosial dalam
seharusnya. Pembentukan Karakter Anak
Untuk melihat hubungan aplikasi media
METODE sosial dalam pembentukan karakter anak
dianalisis dengan menggunakan Crosstab
sebagai berikut:

Tabel 1. Crosstab Aplikasi Media Sosial dalam Pembentukan Karakter Anak

Pembentukan Karakter Anak (Y)


Aplikasi Medsos
Sangat Kurang Total
(X1) Tidak Baik Baik Sangat Baik
Tidak Baik Baik
0 0 0 1 0 1
Sangat Tidak Baik
0.0% 0.0% 0.0% 0.8% 0.0% 0.8%
0 0 2 0 0 2
Tidak Baik
0.0% 0.0% 1.6% 0.0% 0.0% 1.6%
0 1 21 8 0 30
Kurang Baik
0.0% 0.8% 16.9% 6.5% 0.0% 24.2%
Baik 1 0 11 59 2 73
Hubungan Media Sosial dalam Pembentukan … (Dewi) | 45

0.8% 0.0% 8.9% 47.6% 1.6% 58.9%


0 0 1 9 8 18
Sangat Baik
0.0% 0.0% 0.8% 7.3% 6.5% 14.5%
1 1 35 77 10 124
Total
0.8% 0.8% 28.2% 62.1% 8.1% 100.0%
Chi-Square ((2) : 80.919
Coefficient Contingence : 0.728
Asymp. Sig. : 0.000
Df : 16

Hasil tabulasi silang mengenai aplikasi Contingence sebesar 0.728 dan Sig. 0.000.
media sosial dalam pembentukan karakter Berarti bahwa ada hubungan yang signifikan
anak menunjukkan bahwa aplikasi dari media (p < 0.05) aplikasi media sosial dalam
sosial secara umum ditanggapi baik untuk pembentukan karakter anak. Aplikasi tersebut
pembentukan karakter anak. Ini ditunjukkan disesuaikan dengan kebutuhan anak seperti
dari hasil Crosstab antara aplikasi media sosial aplikasi yang bisa membantu proses belajar
dan pembentukan karakter anak dengan anak, meningkatkan pengetahuannya dan
tanggapan dari 59 responden (47.6%) berada sosialisasinya. Semua tergantung dari aplikasi
pada kategori baik – baik. Sementara dari total yang dipilih anak, jika anak memilih aplikasi
tanggapan baik dari responden untuk aplikasi yang mendukung aktivitas belajarnya, maka
media sosial menunjukkan persentase 58.9% karakter anak akan terbentuk positif,
dan untuk pembentukan karakter anak sebesar sebaliknya jika anak memilih aplikasi yang
62.1%. Ini berarti ada hubungan antara membuatnya malas untuk belajar, maka
aplikasi dari media sosial dalam pembentukan karakter anak anak terbentuk negatif.
karakter anak.
Selanjutnya hasil analisis untuk aplikasi Crosstab Konten Media Sosial dalam
media sosial dalam pembentukan karakter Pembentukan Karakter Anak
anak diperoleh nilai Chi-Square (2) sebesar Untuk melihat hubungan konten media
80.919 pada df 16 yang menunjukkan 2tabel sosial dalam pembentukan karakter anak
sebesar 16.919. Jadi Chi-Square 2hitung > 2tabel dianalisis dengan menggunakan Crosstab
atau 80.919 > 16.919, dengan Coefficient sebagai berikut:

Tabel 2. Crosstab Konten Media Sosial dalam Pembentukan Karakter Anak

Pembentukan Karakter Anak (Y)


Konten Medsos
Sangat Total
(X2) Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
Tidak Baik
0 0 1 0 0 1
Sangat Tidak Baik
0.0% 0.0% 0.8% 0.0% 0.0% 0.8%
0 0 1 0 0 1
Tidak Baik
0.0% 0.0% 0.8% 0.0% 0.0% 0.8%
0 1 7 13 0 21
Kurang Baik
0.0% 0.8% 5.6% 10.5% 0.0% 16.9%
1 0 26 54 8 89
Baik
0.8% 0.0% 21.0% 43.5% 6.5% 71.8%
0 0 0 10 2 12
Sangat Baik
0.0% 0.0% 0.0% 8.1% 1.6% 9.7%
1 1 35 77 10 124
Total
0.8% 0.8% 28.2% 62.1% 8.1% 100.0%
Chi-Square ((2) : 65.222
Coefficient Contingence : 0.722
Asymp. Sig. : 0.000
Df : 16

Hasil tabulasi silang mengenai konten anak menunjukkan bahwa konten media sosial
media sosial dalam pembentukan karakter secara umum ditanggapi baik untuk
46 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

pembentukan karakter anak. Ini ditunjukkan disesuaikan dengan kebutuhan anak yang
dari hasil Crosstab antara konten media sosial harus menjadi perhatian orang tua untuk
dan pembentukan karakter anak dengan memberikan mengawasi apa saja yang anak
tanggapan dari 54 responden (43.5%) berada lakukan dengan handphone mereka, agar
pada kategori baik – baik. Sementara dari total jangan sampai anak membuka konten yang
tanggapan baik dari responden untuk konten berbau negatif yang akan mempengaruhi
media sosial menunjukkan persentase 71.8% karakternya menjadi negatif. Peran orang tua
dan untuk pembentukan karakter anak sebesar untuk bisa menjadi teman yang baik bagi anak,
62.1%. Ini berarti ada hubungan antara konten sehingga anak senantiasa terbuka dengan
dari media sosial dalam pembentukan karakter aktivitas yang dilakukan. Orang tua harus bisa
anak. memberikan informasi mengenai konten
Selanjutnya hasil analisis untuk konten media sosial yang bisa memberikan manfaat
media sosial dengan pembentukan karakter bagi anak dalam pembentukan karakternya.
anak diperoleh nilai Chi-Square (2) sebesar
65.222 pada df 16 yang menunjukkan 2tabel Crosstab Efek Media Sosial dalam
sebesar 16.919. Jadi Chi-Square 2hitung > 2tabel Pembentukan Karakter Anak
atau 65.222 > 16.919, dengan Coefficient Untuk melihat hubungan efek media
Contingence sebesar 0.728 dan Sig. 0.000. sosial dalam pembentukan karakter anak
Berarti bahwa ada hubungan yang signifikan dianalisis dengan menggunakan Crosstab
(p < 0.05) konten media sosial dalam sebagai berikut:
pembentukan karakter anak. Konten tersebut

Tabel 3. Crosstab Efek Media Sosial dalam Pembentukan Karakter Anak

Pembentukan Karakter Anak (Y)


Efek Medsos
Sangat Tidak Total
(X2) Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
Baik
0 0 2 0 0 2
Sangat Tidak Baik
0.0% 0.0% 1.6% 0.0% 0.0% 1.6%
0 0 1 0 0 1
Tidak Baik
0.0% 0.0% 0.8% 0.0% 0.0% 0.8%
0 2 55 25 0 82
Kurang Baik
0.0% 1.6% 44.4% 20.2% 0.0% 66.1%
0 0 6 12 4 22
Baik
0.0% 0.0% 4.8% 9.7% 3.2% 17.7%
0 0 10 7 0 17
Sangat Baik
0.0% 0.0% 8.1% 5.6% 0.0% 13.7%
0 2 74 44 4 124
Total
0.0% 1.6% 59.7% 35.5% 3.2% 100.0%
Chi-Square ((2) : 63.185
Coefficient Contingence : 0.701
Asymp. Sig. : 0.000
Df : 16

Hasil tabulasi silang mengenai efek 66.1% dan untuk pembentukan karakter anak
media sosial dalam pembentukan karakter sebesar 59.7%. Ini berarti ada hubungan antara
anak menunjukkan bahwa efek media sosial efek dari media sosial dalam pembentukan
secara umum ditanggapi kurang baik untuk karakter anak yang kurang baik berdasarkan
pembentukan karakter anak. Ini ditunjukkan tanggapan responden. .
dari hasil Crosstab antara efek media sosial dan Selanjutnya hasil analisis untuk efek
pembentukan karakter anak dengan tanggapan media sosial dengan pembentukan karakter
dari 55 responden (44.4%) berada pada anak diperoleh nilai Chi-Square (2) sebesar
kategori kurang baik – kurang baik. Sementara 63.185 pada df 16 yang menunjukkan 2tabel
dari total tanggapan baik dari responden untuk sebesar 16.919. Jadi Chi-Square 2hitung > 2tabel
efek media sosial menunjukkan persentase atau 63.185 > 16.919, dengan Coefficient
Hubungan Media Sosial dalam Pembentukan … (Dewi) | 47

Contingence sebesar 0.701 dan Sig. 0.000. menghasilkan efek yang mempunyai
Berarti bahwa ada hubungan yang signifikan hubungan terhadap karakter seorang pengguna
(p < 0.05) efek media sosial dalam media sosial.
pembentukan karakter anak. Ini menunjukkan Teori substansi ini relevan dengan
media sosial secara keseluruhan memiliki efek konsep tindakan. Konsep ini dikemukakan
yang kurang baik dalam pembentukan Norman (2017) setiap orang bertindak sesuai
karakter anak. Hal ini dikarenakan media dengan pertimbangan interpertatif atas situasi,
sosial tidak hanya memiliki nilai positif, tetapi interaksi, sosialisasi dengan berbagai referensi
juga negatif tergantung pada aplikasi yang untuk bertindak secara rasional. Karena itu
terdapat dalam handphone anak dan konten- penggunaan media sosial mempunyai
konten negatif yang dapat didownlod dengan hubungan untuk menentukan karakter
mudah. Terlepas dari hal tersebut, orang tua perilaku seseorang dalam bertindak.
harus terus mengawasi perilaku anak saat Intinya media sosial memiliki
berada di rumah, apa saja yang dilakukan, hubungan dengan pembentukan karakter anak
menjadi teman bagi anak, sehingga anak bisa tergantung dari aplikasi media sosial yang
diajak untuk bertukar pikiran. Orang tua harus digunakan, apakah mempunyai hubungan
mampu memberikan penjelasan mana hal membentuk karakter positif atau negatif
yang baik dan mana hal yang buruk. kepada anak. Atas dasar itu perlu
diperkenalkan, dibimbing, diawasi untuk
Pembahasan memiliki aplikasi yang tepat dalam bermedia
Pembahasan merupakan kajian sosial.
berdasarkan hasil penelitian dan
diinterpretasikan melalui pendekatan teori dan Konten Media Sosial dalam Pembentukan Karakter
konsep yang relevan. Media sosial yang Anak
diamati meliputi penggunaan aplikasi, konten Konten media sosial memiliki
dan efek yang ditimbulkan dalam hubungan dalam pembentukan karakter anak.
pembentukan karakter seorang anak. Konten tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan anak yang harus menjadi perhatian
Aplikasi Media Sosial dalam Pembentukan orang tua untuk memberikan pengawasan apa
Karakter Anak saja yang anak lakukan dengan gadget mereka,
Aplikasi media sosial memiliki agar jangan sampai anak membuka konten
hubungan dalam pembentukan karakter anak. yang berbau negatif yang akan mempengaruhi
Aplikasi tersebut disesuaikan dengan karakternya menjadi negatif. Peran orang tua
kebutuhan anak seperti aplikasi yang bisa untuk bisa menjadi teman yang baik bagi anak,
membantu proses belajar anak, meningkatkan sehingga anak senantiasa terbuka dengan
pengetahuannya dan sosialisasinya. Semua aktivitas yang dilakukan. Orang tua harus bisa
tergantung dari aplikasi yang dipilih anak, jika memberikan informasi mengenai konten
anak memilih aplikasi yang mendukung media sosial yang bisa memberikan manfaat
aktivitas belajarnya, maka karakter anak akan bagi anak dalam pembentukan karakternya.
terbentuk positif, sebaliknya jika anak memilih Ini relevan dengan teori informasi dari
aplikasi yang membuatnya malas untuk Cole dan Engels (2018) pesan menentukan
belajar, maka karakter anak terbentuk negatif. kemampuan seseorang mengelola informasi.
Ini relevan dengan teori substansi yang Setiap orang membutuhkan informasi atau
sesuai dengan penggunaan media sosial dan data untuk menambah referensi pengetahuan
pembentukan karakter. Norton (2018) inti dari dan wawasan tentang banyak hal yang
penggunaan alat atau perangkat tergantung berkaitan dengan kehidupan. Itulah sebabnya
kepada substansi aplikasi, konten dan efek. banyak anak senantiasa mencari informasi
Substansi yang berkaitan dengan media sosial tentang eksistensi dirinya termasuk melalui
yaitu seorang pengguna memanfaatkan sebuah penggunaan media sosial. Informasi memuat
aplikasi yang dapat digunakan untuk mencari pesan yang diperlukan sebagai referensi bagi
informasi dan data yang berkaitan dengan anak yang mempunyai hubungan erat dengan
tuntutan kebutuhan secara konten dan pembentukan karakter seseorang. Dominasi
memberi efek positif maupun negatif. Berarti pesan berperan penting membentuk karakter
media sosial secara substansi ditentukan oleh dominasi dalam diri seseorang. Apabila
penggunaan aplikasi, penjaringan konten dan informasi berisi sumber-sumber pesan negatif,
48 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

maka dengan mudah terbentuk karakter favoritnya. Seperti halnya dalam penggunaan
negatif, demikian pula sebaliknya. media sosial, secara bertahap dan
Mengingat pentingnya informasi, berkesinambungan anak sekarang senang
maka konsep yang diperlukan untuk menggunakan media sosial dalam gadgetnya,
menangani pembentukan karakter adalah yang secara sadar atau tidak sadar telah
menggunakan konsep diri. Calhoun dan menentukan efek dominan dari media sosial
Acocella (2017) manusia mempunyai yang diaplikasikan sesuai konten yang
pandangan tentang dirinya yang mampu dibutuhkan.
menggambarkan tentang diri dan kepribadian Efek dominan terhadap penggunaan
yang diinginkan sesuai pengalaman dan media sosial bagi anak saat ini menjadi suatu
interaksi hidup yang dialami. Atas dasar itu, kebutuhan untuk meng-update segala hal yang
maka ada tiga dimensi yang menentukan terjadi disekitarnya, sehingga mengalami
konsep diri seseorang yaitu pengetahuan, pergeseran orientasi dan prospektif dari
pengharapan dan penilaian tentang dirinya karakternya. Seperti dengan adanya media
sesuai kemampuan mengadopsi, menjaring sosial anak kurang peduli dengan lingkungan
dan mengaktualisasikan informasi yang sekitarnya, baik keluarga, tetangga dan teman,
didapatkannya. karena telah memiliki teman yang lebih
Intinya media sosial memiliki banyak di dunia maya. Pandangan ini
hubungan dengan pembentukan karakter anak sesuai dengan konsep perubahan diri yang
tergantung dari konten media sosial yang dikemukakan oleh Devayanti (2018)
dipilih. Biasanya konten menyajikan informasi perubahan dalam diri seseorang tidak terlepas
pendidikan dan pengajaran akan memberikan dari tiga konsep yaitu: 1) memahami kekuatan
efek positif dalam pembentukan karakter lingkungan yang membentuk karakternya;
seorang anak. Namun konten yang berisi 2) membangun kebiasaan baik; dan 3)
penyajian informasi yang bersifat negatif (gaya memanfaatkan waktu secara maksimal.
hidup, berita kriminal, serba-serbi yang tidak Pandangan ini sangat membentuk karakter
sesuai budaya dan nilai) biasanya menentukan anak dalam menggunakan media sosial untuk
karakter negatif dari seseorang. berkomunikasi dan berinteraksi dengan
personalitas yang berkarakter.
Efek Media Sosial dalam Pembentukan Karakter Intinya media sosial berefek dalam
Anak pembentukan karakter anak, karena itu
Efek media sosial memiliki hubunagn diperlukan kesungguhan dan perhatian orang
dalam pembentukan karakter anak. Ini tua untuk memberikan pencerahan kepada
menunjukkan media sosial secara keseluruhan anak dalam menggunakan media sosial secara
memiliki efek yang kurang baik dalam proporsional dan etis, sehingga tidak
pembentukan karakter anak. Hal ini memberikan efek negatif dalam membentuk
dikarenakan media sosial tidak hanya karakter anak yang seharusnya dilakukan sejak
memiliki nilai positif, tetapi juga negatif dini oleh orang tua kepada anaknya.
tergantung pada aplikasi yang terdapat dalam
handphone anak dan konten-konten negatif SIMPULAN DAN SARAN
yang dapat didownlod dengan mudah.
Terlepas dari hal tersebut, orang tua harus Media sosial menjadi penting di era
terus mengawasi perilaku anak saat berada di dewasa ini. Penggunaan media sosial
rumah, apa saja yang dilakukan, menjadi ditentukan oleh aplikasi, konten dan efek yang
teman bagi anak, sehingga anak bisa diajak ditimbulkan dalam membentuk karakter
untuk bertukar pikiran. Orang tua harus seorang anak. Pembentukan karakter anak
mampu memberikan penjelasan mana hal yang positif dan negatif dari media sosial yang
yang baik dan mana hal yang buruk. digunakan pada gadgetnya. Dampak positif
Teori yang relevan yaitu teori efek penggunaan sosial media, anak bisa ikut
dominan dikemukakan oleh Eknass (2017) berpartisipasi dalam mencari materi
karakter manusia mempunyai efek dominan pembelajaran serta membuat anak dengan
dalam dirinya sesuai dengan kebiasaan. Ini mudah menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
memberikan pandangan bahwa anak dengan menggunakan sosial media, sosial media juga
mudah terpengaruh dengan hal-hal yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran,
dominan yang menjadi kesukaan atau selain itu sosial media bermanfaat terhadap
Hubungan Media Sosial dalam Pembentukan … (Dewi) | 49

pendidikan akhlak anak diantaranya anak Komunikasiana, Vol. 1 No. 1. Oktober


dapat beradaptasi, bersosialisasi dengan publik 2016.
dan mengelola jaringan pertemanan.
Sebaliknya, media sosial yang Nisa Khairuni. Dampak Positif dan Negatif Sosial
digunakan untuk hal-hal yang tidak baik akan Media terhadap Pendidikan Akhlak Anak.
berdampak negatif, seperti membuat anak- Jurnal Edukasi. ISSN: 2460-4917, E-
anak kurang disiplin dan bersifat malas, lalai ISSN: 2460-5794.
dan lupa waktu, hingga membuat tugasnya
terbengkalai, membuat anak-anak dengan Romel Tea, “Artikel Media Sosial : Pengeertian,
mudah menipu (menyontek karya-karya orang karakteristik, dan Jenis”, (Online),
lain), tidak sopan baik dalam berpakaian http://www.romelteamedia.com/201
maupun berbicara, sering bertengkar, 4/04/media-sosial-pengertian-
berkomentar tidak baik kepada orang lain, karakteristik.html. Diakses pada
bahkan mencaci maki orang lain. tanggal 5 Januari 2016.
Untuk itu, peran orang tua sangat
penting dalam memberi pencerahan kepada Satria M.A. Koni. Pengaruh Jejaring Sosial
anak untuk menggunakan media sosial dengan terhadap Pendidikan Karakter Peserta
baik. Orang tua berkewajiban melakukan Didik. TADBIR: Jurnal Manajemen
pengawasan terhadap anak-anaknya, dengan Pendidikan Islam. Volume 4, Nomor
memperhatikan media sosial yang efek 2: Agustus 2016.
tertentu pada fisik seseorang. Orang tua harus
mendampingi anaknya pada saat akan Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian
melakukan interaksi dengan temannya melalui Suatu Pendekatan Praktik, Cet 14,
jejaring sosial, memperhatikan keamanan Jakarta: Rineka Cipta.
anak pada saat membuka internet dan
mengawasi pergaulan anak, jangan sampai Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta
bergaul dengan teman yang bukan tempatnya. : Kencana Prenada Media Group,
2013.
DAFTAR RUJUKAN

Adisusilo Sutarjo, Pembelajaran Nilai-Nilai


Karakter, Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2013.

Bayue Melindo, Pengaruh Jejaring Sosial Pada


Remaja, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010.

Eka Putri Pitasari, 2014. Panduan Optimalisasi


Media Sosial: untuk kementrian
Perdagangan RI, Jakarta: Pusat
Hubungan Masyarakat.

Hariyanto, Konsep Dan Model Pendidikan


Karakter, Bandung : PT Remaja
RosdaKarya, 2013.

Khamim Zarkasyi Putro, 2005. Orangtua


Sahabat Anak dan Remaja, Yokyakarta:
Cerdas Pustaka.

Marlina. Pengaruh Media Sosial terhadap


Intensitas Hubungan Komunikasi Orang
Tua dan Anak Usia Dini.

You might also like