You are on page 1of 37

RENUNGAN HARIAN

Tanggal 3 Okt 2022


Injil Lukas 10:25 -37
Ada yang bilang, mencintai Tuhan itu sulit, karena Ia tak kelihatan. Kitapun
tak tahu apa maunya Tuhan, tetapi Musa mengatakan perintah Tuhan itu tidak
terlalu sulit, tidak terlalu jauh, tidak terletak di langit, dan tidak di seberang
lautan. SabdaTuhan itu ada di dalam dirimu, di dalam mulutmu dan di dalam
hati mu. Dibutuhkan kepekaan hati untuk mendengarkan Nya. Ada orang yang
mengatakan mencintai Tuhan itu mudah, cukup berdoa saja. Pendapat ini
salah, sebab mencintai Tuhan tak cukup dimulut
saja, tetapi harus dibuktikan dalam cinta kepada sesama. Cinta harus lebih
diwujudkan dalam perbuatan dari pada diungkapkan dalam kata-kata. Menurut
Abraham Maslow, kita semua mengidap "Kompleks Yunus " sering kali ingin
melarikan diri dari kenyataan hidup dan tidak mau melaksanakan kehendak
Tuhan. Kita juga tidak mau mengejar impian atau panggilan hati.
Seperti ahli Taurat, kita juga lebih suka berdebat dan berdiskusi panjang lebar
tentang suatu hal, bukan untuk memecahkan masalah dan mencari solusi,
tetapi untuk cuci tangan atau lari dari tanggung jawab. Rupanya memang
menjadi jelas perbedaan antara tahu dan mau. Tidak selalu sejalan seiring
antara pengetahuan atau pemahaman dan pelaksanaan.
Yesus mengajak kita semua untuk menyatukan pengetahuan dan kemauan.
Berhadapan dengan ahli Taurat, Yesus tidak mau berdebat, Ia memberi contoh
nyata dan mengajak orang bersikap dan bertindak.
Yesus mengakhiri perdebatan itu dengan mengatakan "lakukanlah demikian
".Cinta kepada sesama adalah cerminan cinta kepada Allah.
Iman kepada Allah tak terhenti dimulut saja tetapi harus diwujudkan konkrit
dalam perbuatan.
Yesus telah melaksanakan demi cinta'Nya kepada Bapa dan kita, Ia mati
disalib. Menurut Paulus, Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.
Dialah kepenuhan Allah.
Marilah kita mencontoh Kristus itu.

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 2


Apakah aku mau mengasihi orang-orang di sekitarku khususnya mereka yang
membutuhkan bantuan dan yang menderita?
Apakah aku mau mengasihi mereka yang mengecewakan atau menyakiti
hatiku?.
Apakah aku bahkan mau mengasihi musuh-musuhku??
P. Hartoyo – Gedongkiwo Selatan
Prodiakon wilayah Gereja Barat

RENUNGAN HARIAN
Selasa 04.10.2022
Pw. St. Fransiskus dari Asisi
Bc : Gal 1: 13-24 Injil : Luk 10: 38-42

Hari ini gereja memperingati St. Fransiskus dari Asisi (Italia). St. Fransiskus
melihat Tuhan ada di alam semesta, yang dekat dengan kita. Kita diajak peduli
membangun relasi yang baik dengan alam, hidup suka cita penuh berkat, kita
tidak cukup hanya berdoa dan beribadah, tetapi harus juga berbuat baik,
beramal kasih&memberi pertolongan pada mereka yang memerlukan bantuan.
Jadilah pribadi yang saling mengasihi, makin menjadi berkat bagi
sesama&alam ciptaan.
Gal 1: 13-24
Allah telah memilih Paulus untuk memberitakan Dia diantara bangsa-bangsa
lain. Paulus dahulu menganiaya pengikut-pengikut Yesus dan berusaha
membinasakannya, sekarang memuliakan Allah, memberitakan Iman yang
pernah akan dibinasakannya.
Injil hari ini mengatakan, Yesus mendatangi rumah Maria&Martha. Yesus
selalu melibatkan banyak orang dalam mekaksanakan karya penyelamatan
Allah bagi umat manusia. Luk 10: 42 'Maria telah memilih bagian yang
terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya' , Maria menyambut Yesus,

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 3


menemani Yesus yang datang ke rumahnya, dan mendengarkan Yesus
berbicara. Maria orang yang rendah hati tidak merasa lebih baik dari Martha.
Maria berani meninggalkan pekerjaan untuk mendengarkan Yesus berbicara.
Martha gelisah, cemas akan banyak hal, yang Yesus kehendaki adalah untuk
mendengarkan sabda-sabdanya dan mengabdinya u menerima keselamatan.
Kita harus berani mengorbankan waktu&pekerjaan untuk mendengar Yesus
berbicara melalui sabda-Nya. Yesus bisa berbicara melalui apa saja yang ada
disekitar kita. Pengorbanan tidak pernah sia-sia, mari kita meneladan Maria,
berani meluangkan waktu untuk memuliakan Tuhan.
Dimuliakanlah Tuhan kini&sepanjang masa. Amin.
Mommy Sussan
Prodiakon Wilayah Gereja Timur

RENUNGAN HARIAN
Rabu 5 Oktober 2022
LUKAS 11:1--4.
Kita diajarkan berdoa yang menjadi prioritas utama adlah Memuji Tuhan.
Yesus mengajarkan kita boleh memanggil Allah dengan kata BAPA.karena
kita telah diangkat oleh Bapa sendiri menjadi anak anaknya..
Kita memuji Allah itu mengungkapkan kerinduan agar makin banyak orang
mengenal Allah yang Maha tinggi.
Kita mohon kepada Allah untuk berani berseru kepada Bapa agar di
kabulkanya.
Dan kita punya pengharapan pada Tuhan bila kita mau mengampuni kepada
sesama yg punya salah pada kita pasti Tuhan juga berbelas kasih untuk
mengampuni kita. Doa Bapa Kami sudah selayaknya kita hayati dengan
sepenuhnya tiap hari.
Ya Tuhan Yesus Engkau mengajarkan doa "BAPA KAMI" kepada kami ,
suatu doa yang merupakan relasi yang akrab dengan Dikau .Engkau pasti akan
memberikan yang terbaik bagi kami.

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 4


Karena Engkau adalah Allah Bapa yang sangat baik .
Amiiin.
Margono
Prodiakon Wilayah Kraton

RENUNGAN HARIAN
Kamis, 6 Oktober 2022
Bacaan Injil Luk 11:5-13
Mintalah, maka kalian akan diberi.
Inilah Injil Suci menurut Lukas:
Pada waktu itu, sesudah mengajar para murid berdoa,
Yesus bersabda kepada mereka,
"Jika di antara kalian
ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat
dan berkata kepadanya, 'Saudara, pinjamkanlah aku tiga buah roti,
sebab seorang sahabatku dalam perjalanan singgah di rumahku,
dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;'
masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab,
'Jangan mengganggu aku;
pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur.
Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu.'
Aku berkata kepadamu:
Sekalipun dia tidak mau bangun
dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu sahabatnya,

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 5


namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu,
pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia diperlukan.
Oleh karena itu Aku berkata kepadamu,
mintalah, maka kamu akan diberi;
carilah, maka kamu akan mendapat;
ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, akan menerima;
dan setiap orang yang mencari, akan mendapat,
dan setiap orang yang mengetuk, akan dibukakan pintu.
Bapa manakah di antara kalian,
yang memberi anaknya sebuah batu, kalau anak itu minta roti?
Atau seekor ular, kalau anaknya minta ikan?
Atau kalajengking, kalau yang diminta telur?
Jika kalian yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu,
betapa pula Bapamu yang di surga!
Ia akan memberikan Roh Kudus
kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya."
Demikianlah sabda Tuhan.

RENUNGAN HARIAN
Bergerak dan Berjuanglah
Saudara-saudara,
Pada bacaan Injil ini saya ingin merenungkan sifat manusia. Sifat tersirat
dalam Injil adalah sifat peminta. Kita cenderung dengan cepat meminta
pertolongan kepada orang lain sebelum kita berusaha dengan sungguh-

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 6


sungguh terlebih dahulu. Bahkan hal-hal sepele pun kita tidak ingin melakukan
terlebih dahulu. Dengan cepat kita mengatakan "saya minta tolong ambilkan
itu".
Memang dalam Injil tertulis "mintalah maka kamu akan diberi". Tetapi
selanjutnya ada kalimat yang mengharuskan kita untuk bergerak. Carilah,
maka kamu akan mendapatkan. Ada baiknya kita bergerak terlebih dahulu,
berjuang terlebih dahulu. Semangat bergerak dan berjuang terlebih dahulu
akan membangun mental kita. kita menjadi lebih kuat, lebih berani, percaya
diri. Kita tidak lemah. Kita tidak menjadi seorang peminta-minta.
Saudara-saudara, bapak kita memang sungguh baik kepada anak-anaknya. Apa
yang diminta anak selalu dipenuhi olehnya. Oleh karena itu, anak-anaknya
yang memiliki mental pemalas selalu memanfaatkan kebaikan bapaknya.
Mudah meminta, mudah marah jika tidak dituruti. Saudara-saudara, kita
bandingkan Bapa Yang Surga. Ia akan memberikan Roh Kudus kepada
siapapun yang meminta kepada-Nya. Perlu kita ingat meskipun Bapa sungguh
murah hati tetapi kita harus berjuang agar sikap hati dan batin kita terbentuk.
Allah Bapa memang memberi kita harapan bukan berarti kita pasrah dan hanya
menadahkan tangan kita untuk meminta. Perlu kita renungkan kembali ketika
masih anak-anak atau melihat anak-anak, seperti apa kita pada masa anak-
anak? Apakah sikap itu masih kita hidupi sampai sekarang?
Doa
Yesus Kristus yang baik hati, anugerahilah kami sikap dan hati selalu untuk
berjuang dan berbagi. Dimuliakanlah nama-Mu kini dan sepanjang masa.
Amin
Metodeus Ignatius Mapang
Prodiakon Wilayah Kraton

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 7


RENUNGAN HARIAN
Jumat, 7 Oktober 2022

Kata Maria: `Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah


padaku menurut perkataanmu itu` (Luk 1:38)

Bacaan Luk 1:26-38

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah
kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan
dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau
yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar
perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata
malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih
karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan
Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya
dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu:
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab
malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu,
iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah
bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak
ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 8


RENUNGAN
Istilah `Fiat Voluntas Tua` berasal dari Bahasa Latin, artinya `Jadilah
menurut kehendak-Mu ` atau `Ketaatan membawa sukacita`. Perkataan ini
diucapkan oleh Bunda Maria kepada malaikat Gabriel yang membe-ritakan
kabar sukacita bahwa Allah telah memilih Bunda Maria untuk melahirkan
Sang Juru Selamat dunia Anak Allah Yang Mahatinggi.
Bunda Maria mengungkapkan imannya dengan ke-taatan yang tanpa
syarat kepada kehendak dan rencana Allah. Saat ia mengungkapkan
pernyatannya, Maria menyetujui peristiwa `inkarnasi` Sabda Allah terjadi
dalam dirinya. Dengan berani mengambil resiko mengandung tanpa suami. Ia
tidak memikirkan bahwa akan mendapat hukum rajam karena dianggap telah
melakukan perzinahan . Dengan imannya ia melihat karya keselamatan Allah
lebih utama daripada kepentingan dirinya.
Ketaatannya merupakan hasil dari kemurnian hidupnya di hadapan
Allah. Apakah kita senantiasa taat dan memuliakan Allah dalam kehidupan
kita? Ketika kita dihadapkan pada berbagai permasalahan hidup apakah kita
lebih memilih taat kepada Allah ataukah kita lebih memilih berbuat seturut
kehendak dan kata hati diri kita sendiri yang terkadang cenderung menjauh
dari Allah. Atau justru kita malah memilih menghujat Allah saat menghadapi
masalah berat dalam hidup seperti yang pernah saya lakukan, dimana saya
cenderung menjauh dan beranggapan Allah itu tidak adil dalam kehidupan
manusia, sehingga tindakan yang saya ambil adalah mulai enggan berdoa
bahkan ke gereja karena merasa tidak ada gunanya. Akan tetapi kemudian
Allah menyadarkan saya dari kesalahan yang saya lakukan setelah mengikuti
KEP 1, Saya kembali disadarkan bahwa saya adalah manusia lemah, hidup
saya bergantung sepenuhnya kepada kehendak Allah. Kasih setia Allah selalu
menyertai kehidupan manusia, akan tetapi manusia lebih memilih menjauh dan
tidak taat saat mengalami kesulitan hidup yang sulit diselesaikan. Kita hanya
melihat masalah hanya dari kacamata manusia yang penuh dengan kelemahan,
Kita tidak peka terhadap kehendak Allah yang ternyata akan memberikan
hikmah dan berkat dalam kehidupan kita, di saat kita mampu melewati dengan
penuh kepasrahan diri.
Bunda Maria sebagai teladan seorang hamba yang penuh ketaatan dan
kepasrahan diri kepada Allah. Kita semua sebagai umat Katolik patut
berbahagia telah mendapatkan sosok teladan yang luar biasa, yaitu Bunda

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 9


Maria. Karena ketaatannya kepada kehendak Allah mendatangkan berkat dan
sukacita, yaitu keselamatan bagi dunia Semoga kita semua dimampukan untuk
meneladani iman dan sikap hidup Bunda Maria. Dan semoga kehadiran kita
dimanapun kita berada, membawa terang bagi sesama dan masyarakat sekitar
kita meskipun penuh dengan tantangan.

Bunda Maria doakanlah kami.......Salam Maria 3x, Kemuliaan, Terpujilah


Berkah Dalem.
Bernadeta Prapanca
Prodiakon Wilayah Gereja barat

RENUNGAN HARIAN
10 Oktober 2022
Lukas 11:29-32
29. Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus:”Angkatan ini
adalah angkatan yg jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada
mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus . 30. Sebab seperti
Yunus menjadi tanda utk orang - orang Niniwe, demikian pulalah Anak
Manusia akan menjadi tanda utk angkatan ini. 31. Pada waktu penghakiman,
ratu dari selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan
menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi utk mendengarkan
hikmat Salomo, dan sesungguhnya yg ada di sini lebih dari pada Salomo! 32.
Pada waktu penghakiman, orang - orang Niniwe akan bangkit bersama
angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang - orang Niniwe itu
bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya
yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”
Demikianlah Injil/ Sabda Tuhan.
Renungan
Pertobatan adalah Pembaharuan hidup sehingga kembali kepada Tuhan.
Perubahan total sehingga yg lama ditinggalkan.
“Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” ( Mat. 4:17 )

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 10


Orang orang Niniwe adalah orang yang berdosa dan jahat, kejahatan mereka
sampai terdengar oleh Yesus, maka kemudian Yesus mengutus Yunus utk
mempertobatkan mereka, namun saat itu Yunus menolak perintah Yesus
( Yunus tinggal di dlm perut ikan tiga hari tiga malam, Mat 12: 40 ). Yesus
ingin agar Yunus mau pergi ke Niniwe untuk mempertobatkan orang- orang
Niniwe. Akhirnya ikan tsb memuntahkan Yunus dan Yunus melaksanakan
perintah Yesus untuk pergi ke Niniwe seperti yg telah diperintahkan oleh
Yesus.
Bpk ibu yang dikasihi Tuhan, setiap saya akan menerima Sakramen Tobat
kususnya menjelang hari Paskah dan Natal hati saya deg deg an, ada rasa
takut, malu, was was, kawatir , pokoknya campur aduk gak karuan apabila
nanti pd saat mengaku dosa di Ruang pengakuan, dosa yg pernah saya lakukan
akan diketahui oleh Romo ( yg sebenarnya memang Romo tahu krn kita
berhadapan dg Romo di Ruang tsb ) Namun karena ada keberanian dn
dorongan dari Roh Kudus ( tanda tanda yang pernah saya alami) maka saya
berhasil utk menerima Sak. Tobat.
Woo… ternyata setelah saya keluar dari Kamar pengakuan dosa wkt itu hati
saya rasanya plong, enteng karena beban dosa paling tidak sudah berkurang
karena mendapat absolusi, pengampunan dosa.
Demikian juga dengan Yunus yg telah disadarkan oleh Yesus yg tadinya Yunus
menolak utk mempertobatkan orang orang Niniwe namun pada akhirnya
dengan tanda yg diberikan Yesus ( Yunus dimakan ikan selama tiga hari tiga
malam , akhirnya ikan memuntahkannya ) inilah tanda Yunus yang telah
berhasil mempertobatkan orang orang Niniwe. Bahwa Yesus sanggup
mengampuni dosa dosa manusia, sebesar apapun dosa manusia asal ada
keberanian dan mau bertobat utk berbalik dari dosa dan berpaling kepada
Allah untuk pengampunan, karena Ia adalah Allah yang Maharahim, Allah
yang menjelma menjadi manusia. Bahwa Allah lebih berkuasa daripada Yunus
yang telah membuat orang-orang Niniwe bertobat.
Marilah kita sebagai Prodiakon hendaknya mampu untuk mempunyai sikap
rendah hati, menyesal atas dosa, mengakui kesalahan, dan mempunyai
keberanian utk bertobat. Semoga Tuhan memberkati .

Berkah Dalem Gusti 🙏

PujiTuhan sy sudah naik guladarah sudah memcapai 95 atas doa Bapak /Ibu
semua teriring doa cepat sembuh untuk cucu bu Anna dan Bapak /Ibu prodi
semoga selalu sehat serta di berkati Tuhan ...Aamin

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 11


Sae maturnwun.👍🙏

Amin
V Esti
Prodiakon Wilayah Gereja Tengah

RENUNGAN HARIAN
11 Oktober 2022
Lukas 11:37-41
11:37 Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk
makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk
makan. c 11:38 Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus
tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. d 11:39 Tetapi Tuhan e berkata
kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari
cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan
kejahatan. f 11:40 Hai orang-orang bodoh, g bukankah Dia yang menjadikan
bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? 11:41 Akan tetapi,
berikanlah isinya sebagai sedekah h dan sesungguhnya semuanya akan menjadi
bersih bagimu. i
Renungan
Seorang Farisi, setelah mendengar Yesus berkhotbah, mengundangnya untuk
makan malam, tidak diragukan lagi, karena dia ingin mendengar lebih banyak
dari Yesus yang mengucapkan firman Allah seperti yang belum pernah
dilakukan orang lain sebelumnya. Bukan hal yang aneh bagi seorang nabi
untuk memberikan pengajaran saat makan malam. Yesus, bagaimanapun, bisa
melakukan sesuatu yang menyinggung tuan rumahnya. Dia tidak melakukan
upacara cuci tangan sebelum memulai makan. Apakah Yesus lupa atau sengaja
melakukan suatu tanda untuk menyatakan sesuatu kepada tuan rumahnya?
Yesus langsung membalikkan keadaan pada tuan rumahnya dengan
menegurnya karena kenajisan hati mereka. Apakah yang membuat hati bersih
dan suci?

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 12


Mana yang lebih penting bagi Tuhan-tangan yang bersih atau pikiran dan hati
yang bersih? Yesus menegur orang Farisi karena menyembunyikan pikiran
jahat yang membuat kita najis secara rohani-seperti keserakahan,
kesombongan, iri hati, dan sejenisnya. Ketika kita memberi sedekah dengan
bebas dan murah hati kepada mereka yang membutuhkan, kita
mengungkapkan kasih sayang, kebaikan dan belas kasihan. Dan jika hati
penuh cinta dan kasih sayang, maka tidak ada ruang untuk iri hati,
keserakahan, kesombongan, dan sejenisnya. Apakah kita mengizinkan kasih
Tuhan mengubah hati, pikiran, dan tindakan kita terhadap sesama?
Demikianlah renungan harian ini
Jayadi
Prodiakon Wilayah Gereja Barat

RENUNGAN HARIAN
12-10-22
Bacaan Injil
Lukas 11:42-46.
Hidup dijaman yg serba maju spt skrg ini, banyak sekali godaan yg kita
hadapi. Godaan secara lahir maupun secara batin.
Godaan secara lahiriah yg sering kita lihat bahkan mungkin kita mengalaminya
secara nyata. Orang seakan berlomba dengan berbagai cara utk memenuhi
ambisi kehidupan mereka dengan hal2 yg kurang pantas, bekerja terlalu keras
bahkan saling sikut, saling jegal, saling menjatuhkan utk bisa menjadi yg
terdepan, terpandang, dianggap wah sehingga kadang melupakan suara hati.
Godaan batiniah : orang terkadang melupakan hukum Tuhan yg utama yaitu
Kasih. Menjadi tidak jujur, sombong, munafik.
Sabda Tuhan hari ini cukup keras, mengingatkan kita utk tidak melakukan hal2
tersebut diatas.
Bpk/ibu yg terkasih dalam Kristus, mari kita mulai dari diri kita sendiri :

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 13


1. Selalu mendengarkan suara hati kita yg terdalam, membiarkan hidup kita
selalu dipimpin oleh Roh Kudus sehingga kita berlaku jujur, tdk munafik.
2. Selalu mencoba walau sekecil apapun, agar hidup kita, karya dan pelayanan
kita menjadi berkat bagi sesama. Jangan malah menjadi batu sandungan bagi
orang lain. Ingatlah Kasih adalah hukum Tuhan yg utama.
3.Setia dengan Sabda2Nya, melakukannya dengan sukacita agar hidup kita
lebih bermakna.

Doa : Allah Bapa yang Maha Kasih, hadirlah selalu dalam hati kami,
bimbinglah dan sertailah kami dalam setiap karya2 kami agar hidup kami bisa
menjadi berkat bagi sesama kami. Amin
Selamat pagi, Berkah Dalem dan Salam MOCI
M enyapa, menolong
O rang dengan
C inta dan
I klas

Patricia Ida Listiyani


Prodiakon Wilayah Kraton

RENUNGAN HARIAN
Kamis, 13 Oktober 2022
Bacaan diambil dari :
Injil Lukas 11 : 47 - 54
Celakalah kamu, Sebab kamu membangun makam nabi- nabi, tetapi nenek
moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengakui
bahwa, kamu membenarkan perbuatan2 nenek moyangmu, sebab mereka telah

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 14


membunuh nabi2 itu dan kami membangun makamnya. Sebab itu hikmat
Allah berkata :
Aku akan mengutus kepada mereka Nabi2 dan Rasul2 dan separuh dari antara
Nabi2 dan Rasul2 itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari
angkatan ini dituntut darah semua Nabi yang telah tertumpah sejak dunia
dijadikan. Mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah
dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepada
mu :
Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini. Celakalah kamu, hai ahli2
Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan, kamu sendiri tidak
masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk kedalam kamu
halang2i. Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli2 Taurat dan orang2
Farisi terus menerus mengintai dan membanjiriNya dengan rupa2 soal. Untuk
itu mereka berusaha memancingNya, supaya mereka dapat menangkapNya
berdasarkan sesuatu yang diucapkanNya.
Demikianlah Injil Tuhan.
Waosan ing Injil Lukas menika nggambaraken babagan sikap egois ingkang
sampun dados kodratipun manungsa.
Adat sabenipun kita manungsa menika terkadhang mboten purun kaanggep
lepat, ugi ingkang nate kita sumerepi injih mila mekaten. Kita terkadang
asring tumindak grusa- grusu ugi rumaos kumalungkung wonten ing kalepatan
ugi dosa dosa kita .
Tiyang2 Farisi kaliyan Ahli2 Taurat menika rumaos dados jejeripun tiyang
ingkang suci, lajeng dak wenang dhumateng tiyang sanes ingkang benten
kapitadosanipun. Tiyang2 menika mbucal Babagan Andhap asor kaliyan
babagan kasaenan budi pekerti. Kita Sedaya mbok menawi injih nate kagodha
tumindak kados tiyang2 Farisi ugi Ahli2 Taurat menika.
Menawi kita gadhah kalepatan, mbok menawi wonten saking kita malah asring
mboten purun ngakeni kalepatan kita, malah kosok wangsulipun malah kadang
nuding tiyang sanes ingkang gadhah kalepatan.
Terkadhang wonten ing Gesang sesrawungan kita, menawi kita gadhah
kalepatan malah mboten andarbeni sikap andhap asor, kanthi sadhar ugi saking
tulising manah mboten ngakeni menapa ingkang dados kekirangan kita, malah

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 15


gadhah kekajengan mbela diri kita, menapa malih malah gadhah kekajengan
nyerang dhumateng tiyang ingkang paring pitutur dhumateng kita.
Wonten ing dunia politik asring kita mirengaken istilah pengalihan isu, injih
menika kesalahan ingkang wonten katutup dening kesalahan ingkang dipun
damel, ananging menika namung kagem nutupi kesalahan ingkang
sakjatosipun.
Para kadang Sedaya ingkang tinesran ing Gusti, mangga kita supados tanpa
kendhat tansah angangsu kawruh rasa tresna welas asih, andhap asor,
kaluhuran budi kagem diri kita, supados saget tansah manglimbang kalepatan
ugi dosa-dosa kita, sakengga kita sedaya saget ndandosi Gesang ingkang
sakkelangkung sae, mliginipun anggen kita Gesang sesrawungan wonten ing
tengah-tengahing masyarakat.

Mugi Gusti tansah paring berkah dhumateng kita sedaya, anggenipun


anglampahi tugas perutusan kita lelados minangka Prodiakon, Mugi tansah
pinaringan berkah kasarasan, karahayon, ugi kawilujengan.
BerkahDalem

Rahayu... 🙏

Benedictus Lutvi
Wilayah Gereja Timur

RENUNGAN HARIAN
Renungan diambil dari
Injil Lukas 12: 1-7
Ayat emas
Lukas 12:5
Takutilah Dia

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 16


Banyak yang memusuhi kita.
Sudah terang - terangan dilihat dari mode pakaian.
Dari segi pakaian saja kalau kita berbeda sendiri saja sudah risi dan malu.
Kita diminta tidak takut dengan peraturan yang dibuat manusia, yang jelas -
jelas kita akan dibedakan cara perlakuannya.
Kita tidak perlu takut, kita lebih takut dengan Tuhan, karena yang mempunyai
kuasa dengan hidup dan mati manusia.
Bila kita berbeda dengan orang lain cara berpakaiannya, kita tidak usah
gelisah.
Namun dengan melakukan perbuatan yang positif, antara lain dengan tetap
mentaati peraturan, mentaati hukum, hidup bersosialisasi dengan masyarakat
dan tidak membeda-bedakan, dengan sesama penuh kasih.

Meskipun kita berbeda cara berpakaian, kita tetap percaya diri bahwa Tuhan
sangat mencintai kita.
Karena kits harus takut hanya dengan Tuhan

Antonia Retno
Prodiakon Wilayah Gereja Barat

RENUNGAN HARIAN
Senin : 17 Oktober 2022
Bacaan I : Efesus 2: 1- 10
Lukas 12 : 13 - 21
-----------------------------
Ketamakkan yang tidak membawa keselamatan

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 17


Bapak / Ibu yang terkasih dalam Kristus,
Sering kita melihat berita di Televisi,membaca berita di Koran dan dari media
sosial yang lainnya,tentang hasil korupsi yang diperlihatkan kepada
kita,setumpuk uang yg berwarna merah,sederetan mobil dan rumah
mewah ,juga masih banyak fasilitas lain yg membuat kita ter- bengong2
melihatnya..
Berbagai cara dilakukan orang untuk menumpuk kekayaan lewat aji mumpung
:
- mumpung masih menduduki jabatan yg menggiurkan
- mumpung masih mempunyai kekuasaan untuk memutuskan kebijakkan demi
keuntungan diri sendiri..
- mumpung masih banyak kemudahan2 yg diperoleh dari pihak2 yg
membutuhkan tanda tangannya sbg pejabat yg berwenang.
- dll
Banyak orang lupa atau tidak sadar bahwa kemuliaan & kekayaan di dunia ini
adalah fana dan sementara..
Dalam Bacaan 1,dengan jelas Rasul Paulus mengingatkan kepada umat di
Efesus yang sangat mengagungkan kekayaan mereka itu tidak ada artinya
sama sekali.
Keselamatan itu datangnya bukan dari hasil jerih payah manusia,melainkan
pemberian Allah.
Dalam bacaan Injil hari ini :
Ayat 20,sabda Allah mengatakan : Hai engkau orang bodoh,pada malam ini
juga jiwamu akan diambil daripadamu dan apa yang telah kausediakan untuk
siapakah itu nanti ?
Bapak / Ibu yang terkasih ,kalau Tuhan sudah menghendaki jiwa kita..maka
terjadilah
Setumpuk harta kekayaan tidak ada artinya apa2 untuk mendapatkan
keselamatan.

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 18


Tidak ada sesuatupun hal atau perbuatan manusia yg mendatangkan
keselamatan terpisah dari kasih karunia Tuhan.
Dari ayat 21:
Demikian juga hal itu berlaku untuk kita yang mengumpulkan harta kekayaan
demi kepentingan diri kita sendiri..
Bapak / ibu yang terkasih ,Allah menghendakki kita kaya di hadapanNya.
Kaya dengan cinta kasih kepada sesama ,lewat perhatian yg bisa kita berikan
sesuai dengan kemampuan kita dan seturut dengan kehendakNya.
Selamat menjadi orang kaya dihadapan Allah ,melaksanakan tugas pelayanan
dengan penuh cinta kasih .
Marilah kita berdoa
Ya Allah Bapa Yang Mahapemurah..
kami mengucap syukur dan berterimakasih boleh menerima rejeki dari pada-
Mu setiap hari.
Bimbinglah kami agar senantiasa rendah hati dan murah hati seturut teladan
Putera Terkasih-Mu. Mampukan kami menggunakan segala yang kami miliki
secara bijaksana serta peduli untuk berbagi kasih pada sesama kami.
Demi Kristus Tuhan dan Perantara kami.
Amiiinn.
Magdalena Ernesta Hartati
Prodiakon Wilayah Gereja Tengah

RENUNGAN HARIAN
Selasa : 18 Oktober 2022
Injil Lukas 10 : 9
Dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada
mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 19


Bapak/Ibu Prodiakon terkasih. Dua hal kunci yang tertulis pada perikop di atas
: sembuhkanlah orang sakit & Kerajaan Allah, senada dengan ayat dalam Injil
Lukas 9:2 dan juga ayat 11. Seakan, sebagai dokter, St. Lukas tidak mau
memisahkan dua hal tersebut karena merasa keduanya sangat penting, saling
terkait dan hendak menyampaikan pesan khusus dalam kehidupan kita.
Apa itu Kerajaan Allah? Ini adalah gambaran nyata akan kebaikan dan
kesempurnaan kehidupan manusia. Kerajaan duniawi tentu ada banyak
kelemahan. Sebaliknya, Kerajaan Allah adalah situasi kehidupan sempurna di
mana karya keselamatan Allah terjadi atas kita umat manusia. Jadi Kerajaan
Allah adalah tujuan akhir kehidupan manusia di mana kita bisa menemukan
dan merasakan karya penyelamatan Allah melalui penebusan Putera-Nya.
Siapa pewaris Kerajaan Allah itu? Kita semua umat-Nya yang sudah dibaptis
atas nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Pembaptisan kita adalah materai
yang di-cap-kan oleh Allah bahwa secara resmi kita adalah para putra-Nya.
Kita adalah anak Allah karena pembaptisan itu. Sebagai anak, kita semua
mewarisi Kerajaan-Nya.
Persoalannya adalah apakah selanjutnya kita layak untuk disebut sebagai anak
Allah dan layak mewarisi kerajaan-Nya? Tentu saja iya apabila kita konsisten
menjalani kehidupan kita sesuai dengan janji baptis kita. Bila tidak konsisten
dengan janji baptis atau bahkan jauh menyimpang dari janji baptis kita, tentu
kita menjadi anak durhaka. Adakah anak Allah yang durhaka? Kalau ada, dia
akan menjadi anak yang hilang. Dia harus kembali kepada Allah suatu saat.
Bila memilih tetap durhaka dan tidak kembali, dia kehilangan hak warisnya
walau materai itu tetap ada. Begitu kembali ke Allah, dia kembali menjadi
anak Allah.
Hubungan erat kata kunci sembuhkanlah dia dan Kerajaan Allah menjadi
sangat jelas. Manusia yang butuh penyembuhan adalah orang yang sakit, fisik
maupun rohani. Orang yang merasa disembuhkan tentu merasakan
kegembiraan, merasakan karya penyelamatan itu. Dengan demikian Kerajaan
Allah yang penuh dengan wujud nyata Karya Keselamatan Allah hanya bisa
ditemui bila orang itu merasa disembuhkan, diselamatkan dan fisik maupun
batinnya tidak sakit. Karya Keselamatan Allah berupa penebusan Kristus
membawa kita pada kegembiraan, kesembuhan, dan keselamatan riil. Tetapi
apabila kita memilih menjadi durhaka pasti kita tidak merasakan kegembiraan,
kesembuhan, dan keselamatan yang dijanjikan Allah kepada kita sebagai anak-
Nya.
Pola pewartaan gereja atau pola pelayanan kita pun juga harus seperti paham
St. Lukas ini. Umat yang yang lapar, haus, menderita, miskin, dan penuh
masalah seharusnya diperhatikan terlebih dahulu. Mereka butuh disapa,
diperhatikan, dan didampingi. Bantu atasi selesaikan masalah-masalah itu baru
berbicara tentang Kerajaan Allah. Bila mereka masih sakit dan menderita,
mana mungkin mereka diajak melihat Kerajaan Allah itu? Sederhananya,
Kerajaan Allah yang berujud Karya Keselamatan Allah melalui penebusan
Kristus tidak bisa dirasakan umat bila mereka belum disembuhkan.

Selamat pagi, selamat memulai aktivitas, Tuhan memberkati.

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 20


Chriswidya- Prodiakon Wilayah Gereja Barat

RENUNGAN HARIAN
Rabu 19 oktober 2022
Injil LUKAS ( 12: 39_ 48)
Yuuk Ber jaga jaga Yuuk
Mendung, tak berarti hujan.
Sedia payung sebelum hujan, adalah hal yang bijaksana.... Itu semua sering
kita alami... Hujan pun tidak turun.... Kita tetap harus WASPADA.

Injil hari ini, Lukas ( 12: 40) Hendaklah kalian juga siap sedia, karena Anak
Manusia akan datang pada saat yang tak kalian sangka sangka...
Ini PASTI... akan terjadi pada kita semua. Entah cepat atau lambat, kita akan
mengalami.
Siap atau tidak siap, tua atau pun muda, sehat ataupun sakit, kalau TUHAN
menghendaki, kita harus siap.... Kita harus WASPADA & ber JAGA JAGA.

Bpk Ibu yang terkasih, kita semua ini adalah Hamba yang tahu akan kehendak
tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan.
Sadar bahwa Barang siapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut dari
padanya,... dan Barang siapa di percaya banyak. lebih banyak lagi yang
dituntut dari padanya....
Maka, marilah Bpk Ibu , kita bertanggung jawab akan kewajiban kita sebagai
Prodiakon... Membagikan Kasih Karunia Tuhan, melalui pelayanan kita
dengan berbagi Berkat.
Bukan karena banyak Berkat maka kita berbagi,... tetapi sadar bahwa berbagi
itu mulia, menyenangkan Tuhan dan sesama...
Marilah berdoa...
Allah Bapa Maha Kasih, syukur atas rahmat kesehatan yang kami terima
sampai hari ini, mampukan kami semua untuk siap sedia, berbagi kasih
terhadap sesama, dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami . Amin
Sri Mulyani

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 21


Prodiakon Wilayah Gereja Tengah

RENUNGAN HARIAN
20 Oktober 2022
Bacaan Injil - Lukas 12:49-53
Ayat 51: Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai
di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan
pertentangan
Membaca sabda Tuhan hari ini, kok begitu membagongkan ya? Katanya Yesus
itu Raja Damai, kehadiranNya mendatangkan kedamaian, kok sekarang
berbeda?
Tetapi ternyata PERTENTANGAN dalam bacaan tersebut terjadi pada saya…
Ceritanya waktu saya diminta menjadi prodiakon, saya sempat menolak.
Bahkan sempat berkali-kali menolak (tidak hanya tiga kali, dan tidak pakai
ayam jantan berkokok). Karena saya yakin dan pasti, kalau saya jadi prodiakon
akan ada banyak hal yang harus saya korbankan, mulai dari waktu, tenaga,
pikiran, acara keluarga, kenyamanan, dll. Di sini ada PERTENTANGAN
antara menerima panggilan melayani Kristus dengan ke-ENGGAN-an untuk
berkorban.
Namun akhirnya saya terima juga tawaran menjadi prodiakon, dengan
membangun motivasi pribadi, bahwa meskipun saya harus banyak berkorban,
tapi toh saya akan dapat IMBALAN berupa: kebanggaan, kehormatan,
kedekatan dengan Tuhan, bisa lebih suci dari orang lain, dan berbagai macam
“priviledge” (hak istimewa) lainnya yang akan saya terima saat saya jadi
prodiakon.
Dan ternyata saya memang MERASA mendapatkan IMBALAN itu. Saat ada
umat yang menunggu kedatangan saya untuk mengirim komuni, SAYA
merasa sangat dinantikan. Saat di gereja banyak orang berdiri antri untuk
menerima komuni dari saya, SAYA merasa sangat dibutuhkan. Saat umat
minggir dan menunduk hormat ketika saya membawa sibori di lorong gereja,
SAYA merasa sangat dihormati. Opo ra hebat saya…?
Tetapi kemudian kok muncul PERTENTANGAN lagi ya… setelah saya pikir-
pikir, saya kok jadi seperti keledai tunggangan Yesus ketika masuk kota
Yerusalem. Semua orang menyambut, meng-elu-elukan, dan menghormati
Yesus, tapi keledai tunggangan Yesus merasa bahwa orang-orang itu
menyambut, meng-elu-elukan dan menghormati dia. Sehingga sang keledai-
pun berjalan dengan pongahnya, sambil berkata dalam hati:”Lihatlah! semua
orang kagum dan hormat kepada saya”

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 22


Sungguh sangat keledai diri saya ini, menganggap Yesus, menjadikan Yesus,
memposisikan Yesus sebagai alat pemenuhan hasrat pribadi. Hasrat untuk
dihormati, hasrat merasa dibutuhkan, hasrat merasa lebih suci dari orang lain,
hasrat mendapatkan imbalan dari Tuhan.
Ternyata memang benar apa yang disampaikan dalam bacaan hari ini, Yesus
datang untuk membawa PERTENTANGAN. Saat kita hendak mengikuti
Yesus, akan ada PERTENTANGAN, pertentangan antara kerendahan hati
melawan kesombongan, murah hati melawan malas berbagi, kejujuran
melawan kepalsuan, keikhlasan melawan pamrih, kepedulian melawan masa
bodoh, mengampuni melawan hasrat mempertahankan ego, mau
mendengarkan melawan selalu ingin didengarkan, fokus pada kersa Dalem
Gusti melawan fokus pada hasrat pribadi, dll.
Sungguh, meskipun bacaan hari ini terasa aneh bagi saya, tapi ternyata punya
makna yang dalam. Kita diajak untuk fokus pada pribadi Gusti Yesus, sang
sumber kebaikan, dan bukan malah fokus pada kepentingan dan hasrat pribadi.
Jadi kalau kita melakukan perbuatan baik, itu semata-mata karena Gusti Yesus,
perbuatan baik itu sejatinya bukan datang dari diri kita, tapi karena kita
dilibatkan dalam karya keselamatan Tuhan, untuk menghadirkan Kerajaan
Surga di atas muka bumi (doa Bapa Kami: datanglah kerajaanMu, […] di atas
bumi seperti di dalam surga). Dan sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang
lebih besar, dari pada kebahagiaan ketika kita dilibatkan dalam karya
keselamatan Tuhan, menghadirkan wajah Allah di tengah masyarakat,
menghadirkan surga di atas muka bumi.

Petir bukan sembarang petir, petir menyambar lèrèng Merapi.


Kalau Kerajaan Surga sudah hadir, dan jadi baru seluruh muka bumi
Sewon, 20 Oktober 2022
Alexander Sasana-Prodiakon LIngkungan Santo-Petrus Paulus Pelemsewu-
Wilayah Gereja Tengah

RENUNGAN HARIAN
Jumat,21Oktober 2022

Orang Munafik Takut


Kehilangan Pengikut
Berdasarkan injil Lukas 12:54-56
& Ef4:1-6

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 23


Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu
menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?

Pada era teknologi canggih ini, apa saja tentang gejala alam seperti musim
penghujan/kemarau, musim tanam/panen hingga hal-hal tentang kesehatan,
dapat dengan mudah diakses melalui berbagai media sosial, bahkan dapat
dikatakan semua dalam genggaman manusia dalam bentuk telepon genggam
atau gadget. Informasi-informasi tsb tentunya memudahkan manusia dalam
merencanakan dan memutuskan segala sesuatu baik untuk diri sendiri mapun
untuk kesejah teraan bersama. Apakah manusia disalahkan karena
menguasai tekhnologi sehingga dapat memahami tanda-tanda/gejala alam
semesta seperti ini? Tentu saja tidak. Tuhan justru member ikita berbagai
karunia termasuk menguasai Iptek. Kalau demikian mengapa Yesus Kristus
mengatakan orang Yahudi, Farisi, Ahli Taurat dan para Imam sebagai orang
munafik pada hal mereka pandai melihat gejala-gejala alam?

Tuhan Yesus menghargai kemampuan mereka membaca gejala alam dan


mengartikannya, namunYesus mengeritik kaum munafik, karena mereka
gagal atau tidak paham Yesus itulah Mesias. Mereka mendengar dan
menyaksikan tanda-tanda/mujizat yang dilakukanYesus seperti :
menyembuhkan orang- orang sakit, membangkitkan orang mati, mengusir
roh-roh jahat, menghardik dan meredakan badai dan ombak ,namun kaum
munafik gagal menerjemahkan mujizat ini sebagai kehadiran Allah.
Semetara angin bertiup dari selatan mereka tahu bakal hari panas, dan awan
naik dar ibarat, bakal hari hujan, kaum munafik meramalkannya dengan
tepat. Tetapi, tentang Yesus adalah Mesias mereka selalu meminta tanda.
Karena mereka tidak mampu melihat tanda-tanda kehadiran Tuhan ditengah-
tengah hidup kaum munafik. Dilain sisi walau sudah paham, namun mereka
takut kehilangan pengikut, takut disaingi Yesus dan kehilangan kehormatan.
Sebagai ahli taurat orang Yahudi sangat paham tentang Mesias, karena telah
dinubuatkan oleh nabi-nabi. Tetapi mereka tidak percaya dan menolak
Yesus Kristus sebagai Mesias dan Juru selamat. Kritikan sebagai orang
munafik yang disampaikan Yesus untuk membuka mata jasmani dan rohani
orang-orang Yahudi bahwa mereka sebenarnya mengetahui tentang
kebenaran yang sesungguhnya tetapi berusaha untuk menutupinya demi
kepentingan pribadi dan kelompok supaya tidak kehilangan kepercayaan dan

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 24


ditinggalkan oleh pengikutnya. Maka konsekuensinya maut menanti orang-
orang yang tidak menerima Mesias sebagai jalan, kebenaran dan hidup,
sebagaimana dikatakan Yesus “Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan
keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”
(Luk12:59)

Bagaimana dengan kita? Sebagai pengikut Kristus, kadang dalam perjalanan


hidup ini, kita tidak mampu merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita,
takut mengakui sebagai orang katolik, takut membuat tanda salib dan berdoa,
entah dikantor atau tempat tugas masing-masing, karena atasan kita berbeda
keyakinan, atau minoritas, yang nanti akan berdampak hilangnya jabatan atau
takut tidak dipromosi, dan lain alasan. Disaat dilema seperti diatas, ingatlah
janji Tuhan, bahwa Dialah yang memilih kita, dan Ia akan menyertai kita
hingga akhir zaman(Mat28:20). Jangan takut mengakui Yesus Tuhan sebagai
Allah dan juru selamat, sebagaimana dikatakan st.Paulus “Satu Allah dan
Bapa dari semua, Allah yang diatas semua dan oleh semua dan didalam
semua”(Ef 4:6). Demikianpun Ia tidak membenci akan kemampuan dan
kelebihan yang kita miliki. Kiranya karunia yang kita terima dalam
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan khusus ,kekayaan
dan kelebihan lainnya agar dipergunakan untuk memuliakan dan mengasihi
Tuhan, dengan cara membantu dan berbagi sesama. Sebab segala sesuatu
adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia : Bagi Dialah kemuliaansampai
selama-lamanya! (Rm11:36)
Doa :
Ya Tuhan Yesus, terimakasih atas berkat dan kasihMu yang selalu mengalir
dan menyinari perjalanan hidup kami, walaupun kami sering melupakan dan
takut mengakuiMu didepan umum, Kuatkan dan teguhkan kami agar mampu
melihat tanda-tanda kehadiranMu ditengah-tengah hidup kami. Keluarga
kami, sesama kami dan ditempat tugas kami masing-masing., Amin

Yohanes Manggar
Prodiakon Wilayah Gereja Timur

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 25


RENUNGAN HARIAN
Senin 24 Okt.22
Bacaan Injil : Lukas 13 : 10 - 17
Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya
: 'Hai ibu, penyakitmu sudah sembuh'

Bacaan Injil hari ini mengisahkan : Pada saat mengajar di salah satu rumah
ibadat, ketika itu hari Sabat, begitu melihat ada seorang perempuan yang
sudah delapan belas tahun menderita sakit, Tuhan Yesus segera
menyembuhkannya.
Mungkin karena takut kepada orang Farisi, para imam kepala dan ahli Taurat
yang juga berkumpul di tempat itu, pemilik rumah ibadat mempersoalkan
tindakan Tuhan Yesus yang menyembuhkan padan hari Sabat dan
mengingatkan kepada orang banyak supaya jangan bekerja pada hari Sabat.
Mengetahui hal itu, Tuhan Yesus mengecam orang Farisi dan ahli Taurat
sebagai orang munafik. Karena kelihatannya sangat taat peraturan hari Sabat,
tetapi di balik itu mereka juga mengerjakan pekerjaannya pada hari Sabat itu
juga.
Ada dua hal yang bisa kita cermati Sabda Tuhan hari ini : Belas kasihan dan
ketaatan pada peraturan.
Suatu saat saya pernah melihat seorang laki-laki seusia setengah abat. Ia
menyusuri jalan raya yang padat kendaraan. Bahkan juga menyeberangi jalan
raya itu juga. Entah dia itu dari mana mau ke mana, yang jelas perjalanannya
cukup jauh. Yang menjadi keprihatinan, orang itu berjalan bukan dengan
kakinya, tetapi dengan cara duduk dan kedua tangan beralaskan sandal jepit
berfungsi sebagai kaki, karena kaki yang sebenarnya kaku dan tidak bisa
diluruskan.
Rasa trenyuh, rasa iba, rasa kasihan tentu muncul dalam hati kita, bukan?
Sudah berapa lama penderitaan itu dialaminya? Dan apakah dia tidak
mempunyai keluarga?

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 26


Ini hanyalah satu contoh, dan tentu di sekitar kita berada masih banyak
saudara-saudara kita yang menderita sakit tidak sembuh-sembuh, sakit berat
dan penderitaan yang lain-lain.
Bapak-Ibu dan saudara-saudara yang terkasih, kadang kita baru sebatas merasa
iba dan merasa kasihan yang muncul dalam hati kita. Kita sering merasa
kurang mampu atau merasa takut menanggung resiko atau dengan alasan, ah
sudah ada yang bertanggung jawab, ah sudah ada keluarganya, kalau kita
ditantang harus menolong mereka secara nyata, atau masih harus menunggu
kalau ada komunitas yang mengadakan aksi sosial untuk menolong para
penderita itu.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tidak perlu menunda-nunda
menolong orang yang menderita dan orang yang membutuhkan bantuan
secepatnya. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan
berkata kepadanya : ' Hai ibu, penyakitmu sudah sembuh'. Lalu Ia meletakkan
tanganNya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu,
dan memuliakan Allah. Tuhan Yesus tidak perlu berlama-lama dan tidak mau
peduli pada hari itu hari Sabat, di mana orang tidak boleh bekerja, pada saat itu
juga Ia melepaskan penderitaan perempuan yang sudah 18 tahung menderita
sakit. Bukan hanya disembuhkan secara jasmani, tetapi juga dipulihkan
imannya. Setelah sembuh, seketika perempuan itu berdiri tegak dan
memuliakan Allah. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, menolong orang
yang menderita harus segera dilakukan dan tidak boleh ditunda-tunda.
Peraturan hari Sabat atau peraturan-peraturan lain memang perlu ditaati oleh
setiap manusia. Karena peraturan itu dibuat seharusnya untuk mengatur tata
kehidupan manusia, agar terarah, agar terjadi kesepahaman dan kehidupan
manusia menjadi lebih baik. Tetapi hendaknya peraturan itu jangan dijadikan
alasan yang bisa menghambat rasa kemanusiaan, rasa belas kasihan, terutama
kepada orang-orang yang sedang menderita dan butuh pertolongan. Peraturan
dibuat untuk melindungi hak- hak kemanusi, bukan untuk membebani, seperti
sikap orang Farisi, pardaa ahli Taurat dan para ahli Taurat yang hidup dalam
kemunafikan, sombong, suka merendahkan orang lain, tidak peduli,
membebankan peraturan dan hukum kepada orang banyak, tetapi dia sendiri
tidak mengindahkan peraturan dan hukum yang mereka ajarkan. Sikap-sikap
inilah yang dikecam oleh Tuhan Yesus. Sebaliknya Tuhan Yesus menhendaki

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 27


supaya manusian itu hidup dalam kejujuran, ketulusan dan kemurnian hati,
hidup dalam kasih. Kasih kepada Tuhan dan sesama.
Semoga Sabda Tuhan hari ini benar-benar meneguhkan iman kita, supaya
selain kita taat pada peraturan dan hukum, aktif kegiatan-kegiatan menggereja,
aktif dalam kegiatan di masyarakat, kegiatan sosial. Tetapi jangan sampai
melupakan hal yang lebih utama, yaitu semakin peka, semakin peduli dan
semakin cepat tanggap kepada saudara-saudara kita menderita, orang yang
sedang mmengalami guncangan iman dan semua yang butuh pertolongan.
Semoga karya dan pelayanan kita semakin nyata dan sempurna, demi
kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia.
Dimuliakanlah Tuhan kini dan selamanya. Amin.RENUNGAN HARIAN
Sutandaryana
Prodiakon lingkungan Dukuh Selatan

RENUNGAN HARIAN
Selasa, 25 Oktober 2022
Bacaan I : Ef 5 : 21 - 33
Injil : Luk 13 : 18 - 21
Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi
18 Maka kata Yesus:"Seumpama apakah hal kerajaan Allah dan dengan
apakah Aku akan mengumpamakannya?. 19 Ia seumpama biji sesawi, yang
diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon
dan burung burung di udara bersarang pada cabang cabangnya." 20 Dan Ia
berkata lagi:" Dengan apakah Aku akan mengumpamakan kerajaan Allah? 21
Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam
tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Semua orang tahu apa itu " surga" meskipun dalam persepsi yang berbeda dan
bisa dipastikan bahwa semua orang mendambakannya karena surga adalah

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 28


suatu tempat di mana orang merasa aman, nyaman, damai dan bahagia. Di
kalangan anak anak kecilpun kata " surga" cukup familiar karena tidak jarang
orang orang dewasa menggunakan kata tsb dalam memberikan pendidikan
moral kepada mereka. Misalnya : "Dini harus baik kepada semua teman. Tidak
boleh nakal. Anak baik disayang Tuhan. Anak baik masuk surga. Dst ....

Kita juga sering mendengar istilah "surga dunia" di mana kondisi aman dan
menyenangkan bisa dialami di dunia ini namun harus disadari bahwa surga
dunia sifatnya sementara saja dan dalam hal ini saya akan menggunakan istilah
" surga semu" - sedangkan " surga sejati" sifatnya abadi yaitu surga yang akan
dijumpai setelah seseorang meninggalkan dunia ini untuk selama lamanya.
Sifatnya abadi sehingga kita sering mendengar orang berkata " Damai abadi di
surga" dalam mendoakan seseorang yang sudah meninggal.
Dalam injil hari ini Tuhan Yesus mengumpamakan surga dengan biji sesawi
dan ragi. Mungkin sulit bagi kita untuk bisa memahami mengapa surga
diumpamakan dengan biji sesawi dan ragi.
Bapak, ibu yang dikasihi Tuhan Yesus ijinkan saya dalam kesempatan ini
mensharingkan pemahaman iman saya akan perikop di atas.
Biji sesawi sangatlah kecil namun bila ditabur, dipelihara dan dipupuk dengan
baik akan tumbuh menjadi pohon besar, rindang dan akhirnya banyak burung
yang bisa berlindung dan bersarang di sana dengan aman dan nyaman.
Demikian juga halnya dengan ragi. Kalau kita bisa menggunakannya secara
benar dengan porsi yang pas maka ragi tsb akan besar manfaatnya. Ragi
sedikit, bila ragi itu bagus, bisa membuat seluruh adonan khamir dan
menghasilkan roti yang enak.
Bapak, ibu, dengan perumpamaan perumpamaan tsb di atas Tuhan
menghendaki kita, umat-Nya untuk bisa menciptakan surga, meskipun kecil,
baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hendaklah kita selalu berusaha untuk
berbuat kebaikan kepada sesama misalnya dengan.mempedulikan orang yang
sedang dalan kesulitan dan memberikan pertolongan terlebih bagi yang lemah.
Orang yang kita bantu pasti merasa senang dan lega karena bisa lepas dari
kesulitan hidupnya. Kalau bantuan kita membuat orang senang ( merasa
ketrimo = bahasa jawa) otomatis kita juga senang. Dengan demikian

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 29


terciptalah surga bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Masih banyak
perbuatan perbuatan kecil yang bisa kita lakukan untuk membuat orang
bahagia contohnya: Mengunjungi teman yang sedang sakit, mendengarkan
orang yg sedang berbicara dengan penuh empati, bersifat ramah dsb. Semakin
sering tindakan tindakan tsb dilakukan semakin damai dan tenteram kehidupan
manusia dan kebahagiaan yang makin membumi bisa kita rasakan bersama.
Dan sudah menjadi kewajiban kita sebagai pengikut Kristus untuk ambil
bagian dalam upaya upaya kebaikan tsb. Dalam bahasa jawa diungkapkan
dalam kalimat :" Nderek njembarake kraton Dalem Gusti". Kita tidak butuh
modal besar untuk berbuat kebaikan tapi dengan niat yang tulus dan dengan
cinta maka perbuatan tsb akan mendatangkan berkat. TIDAK SEMUA
ORANG BISA MELAKUKAN PERBUATAN PERBUATAN BESAR TAPI
BISA MELAKUKAN HAL HAL KECIL DENGAN CINTA YANG BESAR(
Ibu Theresa)
Demikian bapak, ibu sharing iman dari saya. Kurang dan lebihnya mohon
maaf.
Berkah Dalem,
Lucia Sumaryati

RENUNGAN HARIAN
26 Oct 2022
Lukas 13:22-30
Masuk melalui pintu yang sempit
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita utk berjuang lewat pintu yang sempit.
Sesuatu yg sempit apalagi sesak tentu membuat pergerakan kita tdk nyaman,
sumpeg, sesak napas bahkan sampai kram.
Bukan maksud Tuhan Yesus membuat kita sengsara. Kita tau dan yakin bahwa
mengimani Yesus adalah satu2nya jalan keselamatan. Jalan menuju Bapa.
Kita juga tau dan bahkan merasakan hingga hari ini bahwa dg mengimaniNya
tentu bnyk sekali gidaan, rintangan bahkan hinaan.

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 30


Yg tdk kuat tentu akan tumbang.
Yesus mengajak kita utk berjuang menuju dan mencapai tujuan akhir kita yaitu
keselamatan lewat pintu yg sempit yg berarti :
Kita harus mengecilkan diri kita, tdk sombong, selalu bersikap rendah hati,
terutama dihadapan Bapa yg Maha segalaNya.
Sabar dalam berusaha, taat dan setia pada sabda2Nya.
Endingnya : Bapa pasti memberikan kelegaan, keselamatan bg kita yg setia
menapaki jalan Tuhan, spt yg telah dijanjikanNya.
Doa : Tuhan Yesus ajarilah kami utk selalu setia dijalanMu, walaupun itu
terjal, sulit dan sempit. Kami percaya Engkau selalu menyertai kami utk
berjalan menuju keselamatan spt yg Engkau janjikan. Amin
Berkah Dalem.
Pagi2 sdh hujan
Mau beli moci yg jual libur
Lbh baik belajar nulus renungan
Dari pd pikiran ngelantur
Salam moci
Patricia Ida Listiyani
Wil Kraton
Inspirasi Hati Rabu
26 Oktober 2022

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 31


RENUNGAN HARIAN
BACAAN I: Ef. 6:1-9
MAZMUR: 145:10-11.12-13ab.13cd-14;
BACAAN INJIL: Lukas 13:22-30
Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa
sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Dan ada
seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang
diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk
masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak
orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah
telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan
mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia
akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu
datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-
Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata
kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku,
hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap
dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan
semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan
mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan sesungguhnya ada
orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang
yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."
Renungan
Bapak/Ibu dan Saudara/i

Prodiakon Yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Selamat Pagi 😀 Berkah Dalem

Berjuanglah Untuk masuk melalui pintu yang sesak ini"

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 32


Sebagai Prodiakon yang membantu Imam di Gereja dan Lingkungan tentunya
bagi saya dan mungkin juga bagi kita semua tidak mudah dan tidak ringan
untuk melaksanakan tugas perutusan tersebut yang seringkali berbenturan

dengan realita dinamika kehidupan kita sehari-hari😀 ketika ada tugas dari
Gereja dan mungkin dari lingkungan kita masing-masing kadang kala sering
juga berbenturan dengan tugas pekerjaan kita.entah pekerjaan,kegiatan sosial
dan berbagai macam kegiatan yang sering kali kita kebingungan harus
mengambil tugas yg mana yang akan kita dahulukan tentunya dengan banyak
berbagai pertimbangan yang matang supaya kita pun tidak salah dalam
memilih yang terbaik menurut pertimbangan matang kita,yang sering kali
tugas perutusan kita sebagai Prodikon Paroki Pugeran kadang kala harus kita

hindari demi tugas yang mungkin lebih penting bagi Saya😀merenungkan


kembali apa yang menjadi kehedak Yesus bagi saya dalam bacaan sabdanya
hari ini. tentunya mengingatkan saya kembali untuk setia dalam tugas
perutusan tersebut dalam situasi apapun,dalam keadaan apapun dan dalam
segala kelemahan saya sebagai manusia yang rapuh dan tidak selalu taat
dalam menjalani perutusan tersebut.maka Pagi ini Semoga Tugas perutusan
saya dan mungkin juga bagi Bapak/Ibu Prodiakon semuanya semakin
dikuatkan dan semakin dimampukan untuk selalu setia dalam mengambil tugas
perutusan yang telah dipercayakan kepada kita Semua tentunya Oleh Roh
Allah yang telah diberikan kepada kita sebagai murid-muridnya.karena
pintunya sesak dan sangat sempit untuk masuk kedalam kemuliaan maka
marilah kita senatiasa mengusahakan dan berupaya supaya kita dapat masuk ke
pintu yang sempit itu,yang selalu kita nanti-nantikan.berjuanglah,berjuanglah

dan berjuanglah dengan penuh kesetiaan dan suka cita🙏amin

FL. Didit. Widiyanto


Lingkungan St Columbanus Kadipaten Wetan Wilayah Kraton

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 33


RENUNGAN HARIAN
Kamis 27 Oktober 2022
Injil Lukas 13:31-35
Bapak ibu yang terkasih, bacaan hari ini menceriterakan orang orang Farisi
yang mengusir Yesus untuk meninggalkan Yerusalem karena Herodes akan
membunuhya.
Namun demikian, karena Yesus mengetahui apa yang akan terjadi terhadap
diriNya Yesus tidaklah takut untuk menghadapinya. Prinsip dan sikap
tegasNya mengalahkan semua rasa takut dan dengan tegar akan dihadapinya
resiko itu.
Hal ini Yesus lakukan karena begitu cintaNya kepada umat manusia.
Dari tindakan inilah kita bisa mengambil contoh bahwa pengambilan
keputusan yang tepat dalam segala kondisi harus dilakukan.
Pada kehidupan sekarang ini, kita bisa melihat begitu banyak orang orang
hebat, pandai, dan segala kelebihan masing masing yang dimilikinya. Namun
demikian tidak banyak orang yang berani mengambil keputusan yang beresiko
bagi dirinya dengan berbagai alasan demi kekuasaan, kenyamanan, tidak
popular di mata orang lain, takut disingkirkan dan beribu alasan lainnya demi
kepentingan pribadinya.
Bagaimanakah dengan diri kita masing masing?
Saya percaya bahwa banyak di antara kita yang begitu hebat di dalam
kehidupan menggereja. Namun demikian sudahkah kita berani melakukan hal
yang sama dengan lingkungan sekitar kita? Apakah kita juga berani
mengambil resiko terburuk bagi diri kita?

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 34


Untuk itulah bapak ibu yang terkasih dengan bacaan Injil hari ini, marilah
dengan segala talenta yang kita miliki kita mulai berani bertindak bukan hanya
buat diri kita dan umat kita sendiri melainkan berbuat untuk semua orang
sehingga hidup kita benar benar menjadi Berkat bagi banyak orang.
FX. Iswahyudi
Prodiakon Dukuh Utara
Salam Sego Teri
Semangat
Enthengan
Gumregah
Ora wegah
Tulus
Eling
Rumaket
Ing Asma Dalem

RENUNGAN HARIAN
Jum'at 28 oktober 2022
Injil Lukas 6: 12-19
Bacaan hari ini mengisahkanYesus berdoa semalam suntuk di atas bukit.
Setelah berdoa, Yesus memilih 12 orang untuk menjadi murid-muridNya.
Mengapa Yesus memilih irang orang untuk menjadi muridNya? Memilih
murid itu sangat penting, karena nantinya merekalah yang diutus untuk
melanjutkan karyaNya di dunia ini
Yang dilakukan oleh Yesus menginspirasi kita, bahwa sebelum memutuskan
hal yang penting kita harus berdoa terlebih dahulu, sebagaimana yang
dilakukan Yesus di atas bukit. Yesus juga memberi contoh kerendahan hati, &

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 35


kesederhanaan dengan berdoa di tempat yang sepi, mengajarkan Injil bukan di
tempat yang bagus, mewah tapi di atas bukit-bukit, biarpun naik turun bukit itu
melelahkan, seoerti kehidupan kita yang mengalami pasang surut, sakit-sehat,
sedih-gembira bahkan pada saat terpuruk terbersit keputus asaan dll, tapi itulah
kehidupan yang harus kita jalani. Rasul Somon & Yudas yang kita peringati
hari ini, mengajak kita hidup sesuai kehendakNya, kita sudah dipilih Allah
menjadi anak-anak yang dikasihinya, maka sebagai bentuk kasih & syukur kita
kepada Allah adalah dengan menjalani hidup ini dengan kesederhanaan,
kebaikan yang tulus, rendah hati, menggunakan panca indra kita dengan hal-
hal yang baik, dan juga kita ingat bahwa Yudas yang berkianatpun karena
bertobat tetap dikasihi Tuhan & menjadi pewarta sabdaNya. Apapun keadaan
kita harus disyukuri, karena dengan bersyukur akan membuahkan jiwa yang
sehat & bahagia. Semakin dimuliakanlah nama Tuhan, sekarang dan selama

lamanya, amin , Berkah Dalem Gusti 🙏💖

Fransisca Wijaya
RENUNGAN HARIAN
Senin 31 Oktober 2022
Injil Lukas 14:12-14
Renungan hari ini mengingatkan kita bahwa tidak ada hal-hal fana yang patut
diagung-agungkan. Karena semuanya itu tidaklah menjadi ukuran seberapa
berhasil kita menjadi anak-anak Allah.
Segala yang nampak berkilauan dan menggiurkan seperti kekayaan, status
sosial, existensi diri yang dipaksakan lewat medsos misalnya, seringkali
menghanyutkan kita pada aktivitas semu yang menghasilkan kepuasan instan,
tidak menentramkan hati dan justru membuat kita semakin menggebu-gebu
untuk mengulang dan menambah intensitasnya. Padahal semuanya itu
hanyalah menghasilkan puji-pujian yang sia-sia.
Yesus mengingatkan kita untuk merangkul mereka yang tidak mampu
membalas kebaikan kita.

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 36


Kita perlu memahami, kekayaan itu sudah berbunyi nyaring dengan
sendirinya dan tak ada habisnya saat digunakan untuk berbuat kebaikan.
(Misal mendirikan Yayasan)
Dalam Filipi 2:1-4 pun kita dinasehati agar selalu rendah hati dan menganggap
orang lain lebih utama.
Sepemahaman saya, kesetaraan itu berlaku setimbang. Bahwa ketika kita tidak
termasuk kategori high class, kita tidak perlu rendah diri dan merasa tidak bisa
berbuah kebaikan.
Kita semua sejatinya adalah sama, selama ada kasih, persekutuan Roh, dan
belas kasihan.
Godaan melekat pada semua orang, baik mereka yang berpunya ataupun tak
berpunya. Yang terpenting adalah upaya agar semakin layak disebut sebagai
anak-anak Allah dan memperoleh ketentraman & kebahagiaan pada hari
kebangkitan orang-orang benar.
Maturnuwun.
Berkah Dalem Galuh Asti Wulandari

Renungan Harian Prodiakon Paroki Pugeran 37

You might also like