You are on page 1of 20

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas :


Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Huma Magridoni Koling, S.Pd, M.Pd.

Dsisusun Oleh :
Natasha Dwi Rahmadami
NIM 23030059

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
PRODI MATEMATIKA (NK)
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada ibu Huma Magridoni Koling, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan penulis
kesempatan untuk membuat makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Padang, 17 September 2023

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
D. Manfaat.........................................................................................................6
BAB 2......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
1. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan.....................................7
2. Alasan di Perlukannya Pendidikan Kewarganegaraan..................................8
3. Sumber Historis, Sumber Sosiologis, dan Sumber Politis Pendidikan
Kewarganegaraan.................................................................................................9
4. Dinamaika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan..........................14
5. Esensi dan Urgensi Pendidiakan Kewarganegaraan...................................15
BAB 3....................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
1. Kesimpulan.................................................................................................18
2. Saran...........................................................................................................19
Daftar Rujukan.......................................................................................................20
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah masa kemerdekaan dan reformasi, Negara Kesatuan Republik

Indonesia telah banyak mengalami perubahan, dimana sistem demokrasi dan

konsep kekuasaan di tangan rakyat tetap dipertahankan, namun bangsa dan

negara Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan dan masalah serius,

termasuk meningkatnya korupsi, rendahnya kepercayaan terhadap pemerintah dan

lemahnya penegakan hukum, meningkatnya risiko disintegrasi akibat

meningkatnya moral primitivisme, konflik ideologi, politik dan agama, kerusakan

moral, semakin meningkatnya kemiskinan dan pengangguran, degradasi

lingkungan hidup yang semakin mengancam kelangsungan persatuan bangsa

Indonesia, dan yang paling mengkhawatirkan adalah masalah kepribadian anak

etnis.

Di era modern ini, banyak pelajar yang melakukan perilaku menyimpang

seperti penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan terlarang, pergaulan bebas,

kriminalitas, dan pemahaman agama yang menyimpang. Oleh karena itu, dalam

rangka kehidupan berbangsa, secara proaktif melakukan upaya-upaya untuk

menumbuhkan semangat kebangsaan, turut serta membangkitkan semangat

kebangsaan dan rasa cinta tanah air pada diri generasi penerus bangsa, khususnya

mahasiswa, pialang saham. Dengan ilmu, ide dan keterampilan yang

diperolehnya, mahasiswa dapat menjadi pemimpin yang memajukan negara. Sama

seperti generasi muda yang mempunyai peran penting di masa depan, mahasiswa
juga mempunyai potensi untuk mengambil seluruh peran dan tanggung jawab

yang diperlukan untuk mencapai tujuan Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan urgensi Pendidikan

Kewarganegaraan?

2. Apa alasan diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan?

3. Apa sumber historis, sosiologi, dan politis Pendidikan Kewarganegaraan?

4. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan

Pendidikan Kewarganegaraan?

5. Bagaimana essensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa

depan ?

C. Tujuan

1. Untuk menggali makna konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Untuk menggali alasan adanya pendidikan kewarganegaraan.

3. Untuk menggali sumber sejarah, sosial, dan politik pendidikan

kewarganegaraan.

4. Untuk mengetahui cara membangun argumentasi tentang dinamika dan

isu-isu pendidikan kewarganegaraan.

5. Untuk menggali hakikat dan urgensi pendidikan kewarganegaraan untuk

masa depan
D. Manfaat

1. Dapat mengimplementasikan makna konsep dan urgensi pendidikan

kewarganegaraan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa

2. Dapat mengetahui alasan adanya Pendidikan Kewarganegaraan

3. Dapat menjelaskan sumber sejarah, sosial, dan politik pendidikan

kewarganegaraan.

4. Dapat mengetahui cara membangun argumentasi tentang dinamika dan

isu-isu pendidikan kewarganegaraan

5. Dapat memahami hakikat dan urgensi pendidikakewarganegaraan untuk

masa depan

6. Untuk mengetahui
bagaimana essensi dan
urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan
7. untuk masa depan
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan terdiri dari dua kata, yaitu kata pendidikan dan

kata kewarganegaraan. Pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1

ayat (1), adalah: “Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

menciptakan suasana dan proses pembelajaran, agar peserta didik aktif

mengembangkan potensi dirinya, mempunyai kekuatan jiwa keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, kepribadian yang luhur serta

keterampilan yang diperlukan bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, negara” (UU

No. 20 Tahun 2003, Pasal 1).

Sementara itu, makna kewarganegaraan dapat dilihat dari sudut pandang

ideologi kewarganegaraan dan prinsip-prinsip kewarganegaraan. Dilihat dari

prinsip warga negara sebagai subjek politik, hal ini akan memunculkan

pemahaman tentang kewarganegaraan yang terkait dengan sistem, nilai-nilai

politik dan pemerintahan. dan visi prioritas publik, serta hubungan dengan

anggota masyarakat lainnya .Dari sudut pandang ini, konsep kebangsaan dipahami

sebagai sistem politik liberal, sistem politik otoriter, menekankan pentingnya

hak-hak dasar dan dialektis.

Sehingga dapat diartikan bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah proses

pemahaman, pembelajaran dan upaya pengembangan tentang hubungan antara


warga negara terhadap negaranya baik berupa sistem, nilai politik dan

pemerintahan, maupun hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi

warga negara terhadap negaranya maupun sebaliknya.

Hubungan timbal-balik dari Pendidikan Kewarganegaraan ini mempunyai

peranan penting dalam mempersiapkan warga negara terutama generasi muda

untuk menjadi anggota masyarakat yang berpengetahuan , terlibat dan

bertanggung jawab. Dalam hal ini sebagai contoh pendidikan kewarganegaraan

dapat membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sipil, partisipasi ini dalam

bentuk pemungutan suara, pengabdian masyarakat, membantu mahasiswa

memahami sistem politik, peranan pemerintah dan konsekuensi dari keputusan

yang diambil baik dalam masyarakat maupun pada pemilihan umum atau pemilu

2. Alasan di Perlukannya Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran atau mata

kuliah yang sangat penting bagi warga negara agar dapat memahami negaranya

dan menjadi warga negara yang baik. Beberapa alasan mengapa pendidikan

kewarganegaraan diperlukan:

1. Mengembangkan warga negara yang baik

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk melatih warga negara yang

berpengetahuan tentang negara, menanamkan pada generasi muda rasa

cinta tanah air dan kebanggaan menjadi warga negara Indonesia.

2. Mencegah perilaku negatif


Pesatnya perkembangan era globalisasi saat ini menyebabkan tatanan

kehidupan termasuk perilaku masyarakat pun ikut berubah. Pendidikan

kewarganegaraan harus benar-benar diberikan untuk mencegah perilaku

negatif yang timbul akibat perkembangan tersebut.

3. Membangkitkan semangat kebangsaan

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk menanamkan pada

mahasiswa rasa nasionalisme dan nilai-nilai moral kebangsaan. Pendidikan

ini menjadi norma dalam menunaikan tugas dan mencapai hak warga

negara, demi kehormatan dan kejayaan bangsa.

4. Kewajiban dan hak mengajar sebagai warga negara

Pendidikan kewarganegaraan juga mengajarkan bagaimana warga negara

tidak hanya tunduk dan taat pada negara, tetapi juga bagaimana

memperoleh hak dan memenuhi kewajibannya sebagai warga negara.

5. Meningkatkan kesadaran tentang demokrasi dan hak asasi manusia

Melalui pendidikan kewarganegaraan, generasi muda diharapkan

memiliki kesadaran penuh akan demokrasi dan hak asasi manusia.

Berbekal kesadaran tersebut, mereka akan berkontribusi signifikan dalam

menyelesaikan berbagai permasalahan.

3. Sumber Historis, Sumber Sosiologis, dan Sumber Politis Pendidikan

Kewarganegaraan

a. Sumber Historis

Secara historis Pendidikan kewarganegaraan dalam arti sebenarnya

telah dimulai jauh sebelum Indonesia dinyatakan sebagai negara merdeka.


Pada awal kemerdekaan, pendidikan kewarganegaraan terutama dilakukan

pada tingkat sosial budaya dan oleh para pemimpin negara-bangsa. Dalam

pidatonya, para pemimpin mengajak semua orang untuk mencintai tanah

air dan Indonesia. Semua pemimpin negara terbakar antusiasme

masyarakat untuk mengusir penjajah yang ingin kembali menguasai dan

menduduki Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.

Dengan kata lain, Presiden Soekarno pernah berkata: “Jangan

pernah menyerah pada sejarah.” Jadi masuk akal kalau dalam cerita

apapun terdapat berbagai fungsi yang penting dan akan sangat membantu

dalam membangun kehidupan karena dengan sejarah kita akan belajar

untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari, berguna dalam

membangun kehidupan suatu bangsa agar kita dapat melihat jalan yang

lebih bijaksana di masa depan.

Sejarah kemudian juga menjadi guru dalam kehidupan. Dalam

pendidikan kewarganegaraan diharapkan peserta didik menemukan

berbagai sumber inspirasi untuk melakukan kegiatan pembangunan bangsa

sesuai minatnya, menghindari berbagai perilaku yang bernuansa berbeda

agar tidak mengulangi kesalahan sejarah.

b. Sumber Sosiologis

Pidato dan konferensi para pejuang, serta para kyai di pesantren

yang mengajak masyarakat berjuang membela tanah air, merupakan

Pendidikan Kewarganegaraan dalam tataran sosio-kulturalnya. Dari situlah

asal mula pendidikan kewarganegaraan ditinjau dari sudut pandang


sosiologi. Pendidikan kewarganegaraan dalam perspektif sosiologi sangat

penting bagi masyarakat dan pada akhirnya negara-bangsa untuk

melindungi, melestarikan dan mempertahankan eksistensi negara-bangsa.

Upaya pendidikan kewarganegaraan setelah kemerdekaan pada

tahun 1945 belum dilaksanakan di sekolah hingga terbitnya buku

pendidikan kewarganegaraan pertama di Indonesia yang berjudul

Masyarakat dan Masyarakat Indonesia Baru (Civic), yang disunting oleh

Bapak Soepardo, Bapak M. Hoetaoeroek, Soeroyo Warsid , Soemardjo,

Chalid Rasjidi, Soekarno dan Mr. J.C.T. Simorangkir.

Pada cetakan kedua, Menteri Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan Prijono (1960) dalam pidatonya menyatakan bahwa pasca

diundangkannya Keputusan Presiden kembali ke UUD 1945, maka

reformasi pendidikan Nasional adalah hal yang wajar. Redaksi bertugas

membuat pedoman mengenai kewajiban dan hak warga negara Indonesia

serta sejarah sebab dan tujuan revolusi kemerdekaan Republik Indonesia.

Menurut Prijono, buku Masyarakat dan Masyarakat Indonesia Baru

identik dengan istilah “Staatsburgerkunde” (Jerman), “Civics” (Inggris)

atau “Kewarganegaraan” (Indonesia). Oleh karena itu, sosiologi

merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan manusia. Dalam ilmu

sosiologi terdapat kajian yang meliputi tentang landasan, struktur dan

pembagian pola-pola kehidupan sosial yang ada pada berbagai kelompok

dan juga kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat, selain itu ada

banyak jenis permasalahan sosial, perubahan, tetapi juga berbagai


reformasi yang ditemukan di masyarakat. Dari pendekatan sosiologi ini

diharapkan dapat melakukan penelitian terhadap struktur sosial, proses

sosial dan jenis-jenis perubahan sosial serta berbagai permasalahan sosial

agar dapat menyelesaikannya. Menyelesaikannya secara bijak dengan

menggunakan nilai-nilai Pancasila .

c. Sumber Politis

Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal pada pendidikan

sekolah, yang dapat ditelusuri dalam literatur pendidikan sejak tahun

1957, seperti yang ditunjukkan oleh pernyataan Somantri (1972) bahwa

pada masa Orde Kuno, istilah ini mulai dikenal:

(1) Kebangsaan (1957);

(2) Pendidikan Kewarganegaraan (1962); dan

(3) Pendidikan Kewarganegaraan (1968).

Pada mata pelajaran tersebut materi dan metode komunikasi

dihilangkan dan digantikan dengan materi dan metode pembelajaran baru

yang dikelompokkan dalam kelompok pengembangan intelektual

Pancasila.

Pada kurikulum sekolah menengah tahun 1968, mata pelajaran

kewarganegaraan dimasukkan dalam kelompok Pembinaan Kerohanian

Pancasila, bersama dengan pendidikan agama, bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris.

Kursus kewarganegaraan sekolah menengah didasarkan pada

(1) Pancasila dan UUD 1945;


(2) MPRS Tahun 1966 dan keputusan-keputusan selanjutnya; dan

(3) Pengetahuan umum tentang PBB.

Dalam program tahun 1968, pendidikan kewarganegaraan menjadi

mata pelajaran wajib di tingkat menengah. Metode pembelajaran yang

digunakan adalah metode korelasional, artinya mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraab dikorelasikan dengan mata pelajaran lain, seperti

sejarah Indonesia, ilmu kebumian Indonesia, hak asasi manusia dan

ekonomi, sehingga pendidikan kewarganegaraan menjadi lebih hidup,

menstimulasi dan bermakna.

Nama mata pelajaran pun berubah menjadi Pendidikan Moral

Pancasiladengan kajian materi secara khusus yakni menyangkut Pancasila

dan UUD 1945 yang dipisahkan dari mata pelajaran sejarah, ilmu bumi,

dan ekonomi. Hal-hal yang menyangkut Pancasila dan UUD 1945 berdiri

sendiri dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP), sedangkan

gabungan mata pelajaran Sejarah, Ilmu Bumi dan Ekonomi menjadi mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (lPS).

Pada saat itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(Depdikbud) telah mengeluarkan Penjelasan Ringkas tentang Pendidikan

Moral Pancasila (Depdikbud, 1982) yang dapat disimpulkan bahwa:

(l) P4 merupakan sumber dan tempat berpijak, baik isimaupun cara

evaluasi mata pelajaran PMP melalui pembakuan kurikulum 1975;

(2) Melalui Buku Paket PMP untuk semua jenjang pendidikan di sekolah

maka Buku PedomanPendidikan Kewargaan Negara yang berjudul


Manusia dan Masyarakat Baru lndonesia(Civics) dinyatakan tidak berlaku

lagi; dan

(3) Bahwa P4 tidak hanya diberlakukan untuk sekolah-sekolah tetapi juga

untuk masyarakat pada umumnya melalui berbagai penataran P4.

PMP pun mengalami perubahan menjadi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn). Setelah Orde Baru, nama mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan kembali berubah.

Sumber politiknya kemudian berasal dari fenomena-fenomena

yang terjadi dalam kehidupan berbangsa di Indonesia sendiri, yang

tujuannya adalah agar dapat terbentuk berbagai macam usulan mengenai

upaya dan juga upaya yang kemudian dilakukan.

4. Dinamaika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pendidikan kewarganegaraan mengikuti masa pelaksanaan UUD

(Konstitusi)

b. Pendidikan kewarganegaraan telah banyak mengalami transformasi

baik kurikulum maupun metode pembelajaran.

c. Pendidikan kewarganegaraan terkadang mengalami perkembangan

yang erat kaitannya dengan sejarah kegiatan bernegara atau

pemerintahan Republik Indonesia.

d. Pendidikan Kewarganegaraan berubah nama dari PKn menjadi PMP

Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan


a. Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu mengatasi tantangan

globalisasi yang mempengaruhi perilaku warga negara.

b. Pendidikan Kewarganegaran harus mampu mengatasi tantangan

membangun sikap toleransi, gotong royong, menjaga persatuan dan

kesatuan, dll, yang dirasionalisasikan guna menciptakan stabilitas

nasional, kondisi yang diperlukan untuk kelanjutan pembangunan.

c. Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu mengatasi tantangan

pembentukan sikap mental masyarakat Indonesia sesuai prinsip

Pancasila.

Dengan memahami dinamika dan tantangan pendidikan

kewarganegaraan, dapat berkontribusi terhadap pengembangan dan

peningkatan kualitas pendidikan kewarganegaraan di Indonesia serta

meningkatkan kesadaran akan pentingnya bernegara dan keluarga

nasional.

5. Esensi dan Urgensi Pendidiakan Kewarganegaraan

Pada tahun 2045, Indonesia akan merayakan hari jadinya yang ke-

100 Indonesia merdeka. Berdasarkan hasil analisis para ahli ekonomi

yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013), masyarakat

Indonesia akan menerimanya Bonus demografi (demografis) adalah ibu

kota Indonesia yang masuk 2045. Indonesia pada tahun 2030 sampai pada

tahun 2045 akan terjadi melimpahnya usia kerja (15-64 tahun) atau berada

pada bonus demografis. Bonus demografi ini merupakan sebuah peluang

bagi bangsa Indonesia dan harus bersiap menghadapinya. Jadikan itu


kenyataan. Usia produktif akan mempunyai kapasitas produksi yang

optimal Jika dipersiapkan dengan baik dan benar, tentu itu adalah cara

terbaik strategi yang berkaitan dengan pendidikan, termasuk pendidikan

kewarganegaraan.

Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu menciptakan

sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi dan kemampuan yang

diperlukan untuk memanfaatkan keunggulan demografis.Pertama. Melalui

pendidikan yang baik, generasi muda dapat dibekali pengetahuan,

keterampilan dan sikap untuk berkontribusi positif terhadap

pembangunan negara.Meningkatkan daya saing

Pendidikan kewarganegaraan yang baik juga dapat membantu

meningkatkan daya saing suatu negara. Lulusan dengan pemahaman yang

baik tentang nilai-nilai kewarganegaraan, demokrasi dan hak asasi

manusia akan lebih siap memasuki dunia kerja dan berkontribusi terhadap

pembangunan ekonomi.

Mengatasi tantangan ketenagakerjaan. Salah satu tantangan utama

bonus demografi adalah lapangan kerja. Dengan pendidikan

kewarganegaraan yang baik, generasi muda dapat lebih siap menghadapi

tantangan tersebut dan menjadi tenaga kerja yang produktif.

Meningkatkan partisipasi masyarakat. Pendidikan

kewarganegaraan juga dapat membantu meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan negara. Dengan pemahaman yang baik

mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga negara, generasi muda


dapat berperan aktif dalam proses pembangunan dan pengambilan

keputusan yang berdampak pada kepentingan demografi.

Mendorong inovasi dan kreativitas:Pendidikan kewarganegaraan yang

baik juga dapat mendorong inovasi dan kreativitas pada generasi muda.

Dengan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai kewarganegaraan,

mereka dapat mengembangkan solusi baru untuk menghadapi tantangan

yang ditimbulkan oleh bonus demografi.


BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mempunyai konsep yang sangat penting

dan mendesak untuk membentuk kepribadian dan kualitas warga negara yang

baik, menciptakan kesadaran akan pentingnya negara dan bangsa. Pendidikan

kewarganegaraan juga mempunyai beberapa alasan yang perlu, antara lain

mengembangkan warga negara yang baik, mencegah perilaku negatif,

menanamkan semangat nasionalisme, mengajarkan tentang tugas dan hak warga

negara, meningkatkan kesadaran tentang demokrasi dan hak asasi manusia.

Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga mempunyai sumber sejarah, sumber

sosiologi dan sumber politik yang mempengaruhi perkembangannya.

Namun demikian, pendidikan kewarganegaraan juga menghadapi dinamika

dan tantangan, seperti menghadapi era globalisasi, mengembangkan sikap toleran,

dan mengatasi tantangan ketenagakerjaan. Namun pendidikan kewarganegaraan

mempunyai sifat yang sangat penting dan mendesak yang harus menghadapi

manfaat demografis, seperti menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,

meningkatkan daya saing, dan mengatasi tantangan sosial, kesempatan kerja,

meningkatkan keterlibatan masyarakat dan mendorong inovasi dan kreativitas.

Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan harus terus dikembangkan dan

ditingkatkan kualitasnya untuk memenuhi tuntutan zaman dan meningkatkan

kesadaran akan pentingnya bernegara dan bangsa.


2. Saran

a. Kualitas pendidikan kewarganegaraan harus terus dikembangkan dan

ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan zaman dan meningkatkan

kesadaran akan pentingnya bernegara dan bangsa.

b. Pendidikan kewarganegaraan harus dipadukan dengan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan generasi penerus yang

mampu berkontribusi dalam membangun negara.

c. Pendidikan kewarganegaraan harus mendorong partisipasi masyarakat

dalam pembangunan negara dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya

negara dan bangsa.

d. Pendidikan kewarganegaraan harus mampu mengatasi tantangan dan

dinamika yang dihadapi, seperti menghadapi era globalisasi,

mengembangkan sikap toleran dan mengatasi tantangan ketenagakerjaan.

Penulis berharap pendidikan kewarganegaraan dapat terus berkembang dan

memberikan kontribusi positif bagi pembangunan negara dan bangsa.


Daftar Rujukan
Dirktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Buku Ajar
Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan. 2016.
Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia, Jakarta. 326 hal.
Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pencerdasan
Kehidupan Bangsa. Studoco.com. Diakses pada 17 September
2023, dari
https://tudocu.com/id/document/universitas-haluoleo/public-
administration/konsep-dan-urgensi-pendidikan-kewarganegaraan-
dalam-pencerdasan-kehidupan-bangsa/29183716
Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan. Studocu.com. Diakses pada 17 September 2023,
dari
https://www.studocu.com/id/document/universitas-brawijaya/pendi
dikan-kewarganegaraan/materi-5-membangun-argumen-tentang-
dinamika-dan-tantangan-pendidikan-kewarganegaraan/39491293
Nugroho, Hery. Mengenali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis
tentANG Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.
Academia.edu. Diakses pada 17 September 2023, dari
https://www.academia.edu/42297100/Mengenali_Sumber_Historis
_Sosiologis_dan_Politis_Tentang_Pendidikan_Kewarganegaraan
_di_Perguruan_Tinggi
Ubaidillah, Rifqi. Alasan Mengapa di Perlukannannya Pendidikan
Kewarganegaraan. Academia.edu. Diakses pada 17 September
2023, dari
https://www.academia.edu/32270992/Alasan_mengapa_diperluka
n_pendidikan_kewarganegaraan

You might also like