Professional Documents
Culture Documents
Legal Opinion (Achmat Rofiq Pujiyanto - 080)
Legal Opinion (Achmat Rofiq Pujiyanto - 080)
dalam bentuk tradisi lokal dengan perubahan sosial yang ditandai ilmu
masyarakat sekarang ini. Transformasi sosial, perubahan politik ekonomi, dan budaya
modern yang ditandai kemajuan media informasi dan telekomunikasi, telah membentuk
serta hilangnya sendi-sendi etik telah mendorong tingginya perkawinan usia dini
menikah di masyarakat.
Pada sisi lain, lembaga perkawinan hingga sekarang masih dipercaya sebagai
pranata sosial sebagai proses awal membentuk peradaban manusia yang legalitasnya di
jamin oleh teks wahyu dan regulasi peraturan perundang-undangan. Regulasi negara
yang mengatur perkawinan dan perlindungan anak, serta hak kesehatan reproduksi
perempuan belum singkron dan selaras dengan batasan kualitas usia perkawinan yang
ideal. Mendasarkan data Kesehatan Dasar (Riskerdas) 2018 bahwa di antara usia
perempuan 10-54 tahun, terdapat 2,6 persen menikah pertama kali pada umur kurang
dari 15 tahun, dan 23,9 persen menikah pada umur 15-19 tahun. Ini berarti sekitar
26 persen, perempuan di bawah umur telah menikah sebelum fungsi-fungsi organ
Fakta lain juga terjadi pada masyarakat di Wonosobo, tahun 2018 telah terjadi
perkawinan 6645 pasangan suami-istri, dari data tersebut, terdapat data 306 calon
pengantin (catin) hamil sebelum menikah atau 4,6 persen dari jumlah perkawinan, dan
pernikahan dengan penetapan atau dispensasi terdapat angka 124 atau 1,9 persen.
Dengan perincian data lebih spesifik perkawinan dengan calon pengantin perempuan
sampai batas usia 19 tahun sejumlah 2186. Data ini menujukkan perkawinan anak di
Wonosobo masih relatif tinggi dan belum memperhatikan dampak negatif pada hak
Salah satu cara pokok untuk meminimalisir pernikahan muda di wonosobo ini
dengan cara yaitu menambah standar umur minimal pernikahan. Yang diharapkan
menciptakan penurunan angka nikah muda dan perceraian yang juga tinggi di
wonosobo.
B. Pandangan Filosofis
dimana mereka mempunyai hak yang harus diberikan serta dihargai yang tidak boleh
direnggut oleh siapapun. Tetapi jika dilihat dari resiko atau kekhawatiran sendiri bagi
pemerintah yaitu melihat dari keadaan psikologi yang belum matang, Kesehatan yang
beresiko terhadap wanita jika dia hamil usia muda, dan faktor ekonomi yang menjadi
1
Junaedi, M. (2023). Perkawinan Anak, Hak Reproduksi Perempuan: Studi Perubahan Sosial
Masyarakat Muslim di Wonosobo. NUansa: Jurnal Penelitian, Pengabdian dan Kajian Keislaman, 1(2), 58-70.
2
BKKBN, Konsep Keluarga Sejahtera, tersedia di http//jawatengah.bkkbn.go.id. diakses pada 2 April
2019.
1. Meningkatnya faktor sosial dan ekonomi
pasangan laki-lakinya jauh lebih tua (dewasa) dari sisi kualitas usianya (23-27
Ditinjau dari aspek sosial, “kawin di usia muda belum adanya kesiapan
sejumlah 301 kasus, Kecamatan Kalikajar sejumlah 229 kasus. Dan juga
Kabupaten Wonosobo.
merawat anak secara baik, dan apabila mereka melakukan aborsi, berpotensi
2018, terdapat rata-rata usia kawin/nikah pertama pada angka 16 sampai dengan
19 tahun. Hal ini juga yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah agar
3. Menjaga psikologi
dan masa sekolah, sehingga menimbulkan rasa kurang percaya diri, minder,
perubahan perannya dari seorang remaja yang masih muda atau usia sekolah
ke peran seorang ibu dan istri saat harus menjadi orang tua di usianya yang
C. Landasan Sosiologis
1) Hamil diluar nikah: ini hal yang terjadi di sekolah menengah pertama ataupun
anaknya dari usia dini dan sudah mensepakati rencana pernikahan untuk
3
Mahfudz, M. J. (2019). KUALITAS USIA PERKAWINAN, MOTIF, FAKTOR DAN DAMPAKNYA DI
KABUPATEN WONOSOBO. ADHKI: Journal of Islamic Family Law, 1(2), 59-72.
3) Ekonomi: kemiskinan secara konseptual kemiskinan tidak berdiri sendiri, tetapi
banyak faktor yang secara serkiler saling terhubung, seperti faktor ekonomi,
muda pada hamil diluar nikah, orang tua, dan ekonomi adalah:
1) Hamil di luar nikah: hal ini bisa dicegah dengan cara salah satunya yaitu
Pendidikan dasar agama yang kuat dari orang tua, penanganan khusus dari
2) Orang tua: orang tua harus mendukung anak-anak mereka untuk melanjutkan
memaksa, adanya penyuluhan atau penyuluhan dari pemerintah agar orang tua
ekonomi di Wonosobo.
bangsa ini.
bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum, dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada yang akan
diubah atau yang akan dicabut guna men,amin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat. Landasan yuridis akan digunakan sebagai dasar hukum dalam peraturan
Salah satu terkait perkawinan yang diatur oleh negara adalah batasan
usia. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan
mengatur bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria dan wanita sudah
itu, bila calon mempelai belum mencapai usia 21 tahun, ia harus mendapatkan
izin kedua orang tua agar dapat melangsungkan pernikahan (Pasal 6 ayat (2)
UU Perkawinan).
Meski pernikanan dini tidak dibolehkan, tapi berdasarkan Pasal 7 ayat
umur 19 tahun tersebut, yaitu dengan cara orang tua pihak pria dan/atau wanita
dan Pengadilan Negeri bagi yang beragama selain Islam (Penjelasan Pasal 7
tetapi jika dilihat lebih lanjut maka minimal umur pernikahan tersebut pada
seorang perempuan yang salah satu atau keduanya belum berusia 18 tahun”.
Dimana hal ini sangat rentan dalam kematengan psikologis anak, Kesehatan
anak, dan kesiapan ekonomi terhadap pasangan pengantin yang masih usia