You are on page 1of 8

HUBUNGAN LANGSUNG ANTARA TEORI, PENDIDIKAN, PRAKTEK KLINIK,

DAN RISET KEPERAWATAN:

1. Di Pendidikan

Teori keperawatan di gunakan pertama kali untuk mendirikan profesi di universitas,

maka tidak mengherankan apabila teori keperawatan menjadi lebih kuat di akademik

daripada di klinik/pelayanan. Pada tahun 1970-1980 banyak program keperawatan

diidentifikasi, yang kemudian dihimpun dalam kerangka kerja konseptual dan bersuaha

untuk mengorganisir kurikulum seputar kerangka kerja tersebut. Tujuannya adalah untuk

mengembangkan arti pokok dari suatu profesi dan untuk memperoleh status pengakuan

dari profesi lain. Banyak program-program pendidikan keperawatan telah menghasilkan

teori dan mengaplikasikan model konseptual.

2. Di Riset

Sarjana perawat telah berulang kali meminta bahwa riset keperawatan

mengidentifikasi asumsi filosofi atau kerangka kerja teori dari yang dihasilkannya. Di

karenakan semua pemikiran, tulisan, dan perkataan di dasarkan pada asumsi sebelumnya

tentang manusia dan alam dunia. Perspektif teori baru memberikan pelayanan yang perlu

dengan mengidentifikasi gaps didalam cara kita pendekatan lapangan yang spesifik,

seperti manjemen gejala atau kualitas hidup. Perbedaaan perspektif juga dapat digunakan

untuk membantu menghasilkan ide-ide baru, pertanyaan penelitian, dan interpretasi.

Grand theory terkadang hanya menunjukkan riset keperawatan. Riset

keperawatan lebih sering di jelaskan oleh midlevel teori, yang berfokus pada penjelasan

konsep seperti nyeri, harga diri, belajar, dan ketahanan.


3. Di Praktek Klinik/Pelayanan

Teori keperawatan telah di lakukan di area klinik, sebagai kontribusi utama yang

telah difasilitasi dari refleksi, bertanya, berfikir tentang apa yang dilakukan oleh perawat.

Karena perawat dan praktek keperawatan di selaraskan untuk memperkuat institusi dan

tradisi, pengenalan kerangka kerja yang mendorong perawat untuk refleksi pada, berfikir

tentang, dan bertanya apa yang harus mereka lakukan memberikan sebuah pelayanan

yang tak terhingga.

Peningkatan tubuh ilmu pengetahuan di keperawatan telah menghasilkan

kerangka kerja dari formal teori yang menggambarkan sesi yang akan datang. Perdebatan

tentang peran teori di dalam praktek keperawatan memberikan evidence bahwa

keperawatan semakin dewasa pada disiplin akademik dan sebagai profesi klinik.

HUBUNGAN INTERAKTIF ANTARA RISET, PENDIDIKAN, DAN PRAKTEK

Keterkaitan antara teori, praktik, dan riset

Pada gambar diatas tampak bahwa antara teori, praktik, dan riset keperawatan

masingmasing dihubungkan dengan tanda panah dua arah berarti ketiganya mempunyai

hubungan yang sangat erat dan saling tergantung. Penjelasan keterkaitan gambar di atas:
1. Teori keperawatan yang telah dipelajari, (1) secara aksiologi akan bermanfaat bagi

kemaslahatan umat apabila mempunyai tempat praktik keperawatan untuk penerapan

dan (2) harus diyakini setiap teori keperawatan memiliki keterbatasan sehingga

keterbatasan yang telah diidentifikasi harus dilakukan riset agar dapat menyelesaikan

masalah.

2. Praktik keperawatan sebagai tempat pelayanan kepada pasien atau klien, (1) selama

pelayanan asuhan akan ditemukan hambatan atau kendala atau masalah baru,

sehingga akan memberi kontribusi langsung kepada teori untuk dikembangkan dan

(2) merupakan tempat pelaksanaan riset dan pengumpulan data sesuai perencanaan

yang telah dibuat.

3. Riset keperawatan merupakan suatu kegiatan, (1) menghasilkan teori baru untuk

memperkaya khasana teori keperawatan yang akhirnya dapat dikembangkan ilmu

keperawatan yang baru dan (2) hasil riset yang ada harus diterapkan pada praktik

keperawatan untuk menilai efektifitas atau memungkinkan menemukan masalah baru

untuk dicarikan alternatif penyelesaian masalah.

Hubungan Riset-Praktek:

Area praktek adalah tempat terjadinya fenomena aktifitas perawatan yang dapat

memunculkan pertanyaan penelitian, sedangkan hasil riset yang diperoleh akan

memperbaiki praktek dengan teori-teori baru yang ditemukan atau teori lama yang

dihaluskan. Hasil riset juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah

keperawatan di pelayanan. Riset akan lebih membumi bila dilakukan oleh seorang klinisi.

Riset keperawatan yang dihasilkan akan menjadi evidance based keperawatan terutama

dalam tatanan middle range theory dan practice theory, sehingga menjadi acuan dan
sebagai dasar pengambilan keputusan bagi praktisi klinis keperawatan dalam melakukan

asuhan keperawatan terhadap pasien, sedangkan riset keperawatan yang dihasilkan dalam

tatanan metaheory dan grand nursing theory akan menjadi panduan bagi perawat dalam

hal sikap, komunikasi dan kedisiplinan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Pelaksanaan asuhan keperawatan yang berdasarkan evidence based dari riset

keperawatan akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang lebih

baik, sehingga keilmuan keperawatan yang berfokus terhadap manusia, kesehatan.

Lingkungan serta perawat itu sendiri akan terus berkembang kearah yang lebih baik.

Hubungan Riset-Pendidikan:

Pengembangan sains keperawatan melalui riset akan menghasilkan teori- teori

keperawatan lebih baru dan menambah kekayaan keilmuan keperawatan, teori- teori

terbaru ini akan diadopsi dan menjadi panduan bagi dunia pendidikan dalam penyusunan

kurikulum, dalam menciptakan lulusan keperawatan yang berkualitas, metatheory

keperawatan akan menjadi panduan dalam mendidik perawat terutama dari asfek afektif,

sedangkkan middle range theory dan practice theory akan menjadi panduan dalam

pendidikan terutama aspek psikomotor dan kognitifnya.

Kualitas lulusan pendidikan keperawatan sangat didukung dari perkembangan

sains keperawatan, ketika sains keperawatan jalan ditempat maka pendidikan

keperawatan juga tidak akan berkembang untuk menyesuaikan diri dengan

perkembangan rumpun keilmuan yang lain.

Riset keperawatan berkualitas di hasilkan oleh para ahli riset yang handal, yaitu

mereka yang mampu melihat fenomena-fenomena empiris yang muncul dan berusaha

mencari tahu sebab akibatnya . Ahli riset keperawatan yang handal ini dapat tercipta dan
dihasilkan oleh pendidikan keperawatan yang berkualitas pula terutama mendidik

perawat untuk selalu peka terhadap munculnya fenomena yang muncul disekitarnya dan

mendidik bagaimana cara mencari jawaban sebab akibat dari fenomena tersebut melalui

metode ilmiah.

Pendidikan keperawatan dituntut untuk dapat menghasilkan tenaga riset yang

handal, hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan tinggi keperawatan terutama level

pendidikan doctoral, sehingga riset yang dihasilkan akan diakui keilmuannya karena

sudah berdasarkan metode ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan.

Hubungan Pendidikan – Praktek:

Pendidikan merupakan tempat belajar yang dapat menghasilkan seorang praktisi

yang akan melakukan paktek. Pendidikan keperawatan dilakukan oleh pemerintah

maupun swasta dengan sasaran mahasiswa berusaha memberikan ilmu pengetahuan

tentang keperawatan kepada calon-calon perawat dari asfek kognitif, afektif dan

psikomotor berdasarkan kurikulum inti yang dibuat oleh pemerintah dan kurikulum

muatan lokal yang dibuat oleh institusi pendidikan disesuaikan dengan visi dan misi

institusi tersebut. Setiap institusi pendidikan keperawatan berharap lulusannya akan siap

kerja dan siap untuk mempraktekkan ilmu keperawatannya, sehingga peran pelayanan

keperawatan di rumah sakit , kelompok khusus dan pelayanan keperawatan di masyarakat

sebagai salah satu tempat untuk belajar bagi mahasiswa keperawatan dalam mempraktek

ilmu yang didapat pada saat pembelajaran di kelas dan laboratorium, sehingga mahasiswa

mendapatkan pembelajaran klinik yang nyata, sebelum mereka lulus dari pendidikannya

Kualitas lulusan pendidikan keperawatan sangat berpengaruh terhadap kualitas

asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien, yaitu bilamana seorang perawat
telah lulus dari pendidikannya dengan kualitas yang rendah ketika melakukan asuhan

keperawatan terhadap pasiennya akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang

rendah pula, hal ini juga berlaku sebaliknya.

Interelasi Teori Keperawatan, Praktik, dan Penelitian

Model keperawatan dikembangkan berdasarkan asumsi, nilai, dan kepercayaan

para ahli teori tentang manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan. Teori

keperawatan yang berasal dari model teretentu menguraikan dan menjelaskan hubungan

antara klien, kesehatan mereka, lingkunagan, dan peran perawat. Definisi para ahli teori

tentang konsep utama, dan interelasi konsep tersebut menggambarkan bagaimana perawat

membantu klien dalam mencapai kesehatan di dalam lingkungan mereka. Baik definisi

konsep maupun hubungannya dari para ahli teori berfungsi untuk memandu praktik dan

penelitian keperawatan.

Menurut Fawcett (1998), penelitian keperawatan dimulai dengan kreasi

pengetahuan dasar yaitu apa, bagaimana, atau mengapa hal tersebut terjadi. Berikutnya,

pengetahuan dasar mungkin diteliti untuk mengembangkan pengetahuan terapan yaitu

aplikasi dari pengetahuan dasara kedalam praktik. Akhirnya, dalam penelitian lebih lanjut

dapat mengidentifikasi pengetahuan klinik-aplikasi dari pengetahuan terapan untuk

memandu situasi praktik keperawatan spesifik. Dengan demikian teori, penelitian, dan

praktik berkaitan secara integral. Selain penggunaan utmanya sebagai penuntun

penelitian, teori juga berinteraksi dan memandu praktik keperawatan, studi penelitian

berfungsi memvalidasi dan memodifikasi teori keperawatan dan menuntun perubahan

dalam praktik keperawatan.


PERAN PERAWAT DALAM RISET

Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan masyarakat. Peran perawat yang

utama (Loknas Keperawatan tahun 1983) yaitu (1) care giver, (2) manager, (3) educator,

dan (4) researcher. Peran yang keempat menunjukkan bahwa perawat harus menjadi

periset unggul dalam rangka pengembangan ilmu keperawatan untuk meningkatkan

manfaat dan mutu pelayanan keperawatan. Peran perawat sebagai periset keperawatan

sangat penting untuk pengembangan ilmu keperawatan. Peran perawat dalam riset yaitu :

1. Menyadari nilai dan relevansi riset keperawatan.

2. Membantu mengidentifikasi area masalah riset keperawatan.

3. Membantu pelaksanaan pengumpulan data dalam riset keperawatan.

4. Menerapkan hasil penemuan riset dalam praktik klinik keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Barbara, K. Erb, G. Berman, A. Snider, S.J. (2004). Fundamentals of nursing : conceps, process,
and practice. (7 th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. 3, 36-37.

Elly Nurachmah, Hubungan antara falsafah, paradigma, model konseptuall, teori keperawatan
dan metodologi ilmiah, FIK UI

Janice Rider , Nursing A human needs approach, Fifth edition, JB. Lippincottt company

Marilyn E Parker (2001). Nursing Theory, Philadelphia, F.A davis Company.

Marriner-Tomey, A. (2004). Nursing theorists and their work. Sixth edition. St. Louis: Mosby
Company.

Meleis, Alaf Ibrahim. (1999). Theorical nursing: development and progress. (3 rd.ed.)
Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher. 13, 223-242.

Suprajitno. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan, Pengantar Riset Keperawatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

http://currentnursing.com, Development of nursing theories, di akses tanggal 25 september


2011.

http://currentnursing.com, Introduction to Nursing Theories, di akses tanggal 25 september 2011

You might also like