Professional Documents
Culture Documents
KAK SPV Pembangunan Jembatan
KAK SPV Pembangunan Jembatan
DINAS KEHUTANAN
UPTD KPHL BALIKPAPAN
Jl. Projakal Km. 5,5 RT. 053 Kelurahan Garah Indah
Kec. Balikpapan Utara-Kota Balikpapan Kode Pos 76129
Posel : kphlbalikpapan@gmail.com
Pagu Dana : Rp. 27.450.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Lima Puluh
Ribu Rupiah)
HPS : Rp. 27.400.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Ribu
Rupiah)
DISUSUN OLEH :
UPTD KPHL BALIKPAPAN
TAHUN ANGGARAN 2023
KERANGKA ACUAN KERJA
BELANJA JASA KONSULTANSI PENGAWASAN TEKNIS PEMBUATAN JEMBATAN PADA UPTD KPHL
BALIKPAPAN TAHUN ANGGARAN 2023 (DBH SDA DR)
1. Latar Belakang
Tujuan dari pembangunan jembatan Kawasan Ekowisata Hutan Meranti Km. 15 Kelurahan
Karang Joang-Kecamatan Balikpapan Utara adalah untuk peningkatan sarana dan prasarana
pada kawasan wisata tersebut sehingga dapat memudahkan dan meningkatkan minat
masyarakat untuk melakukan kunjungan dan edukasi di kawasan Ekowisata Meranti tersebut.
Pembangunan jembatan ini didasari oleh pemikiran bahwa keindahan alam suatu lokasi objek
wisata tidak akan dapat terekspose sepenuhnya bila sarana dan prasarana pada lokasi tersebut
kurang memadai sehingga menyulitkan pengunjung untuk melakukan kunjungan
Pembangunan jembatan Kawasan Ekowisata Hutan Meranti Km. 15 Kelurahan Karang Joang-
Kecamatan Balikpapan Utara ini dirasa perlu segera dilaksanakan karena kebutuhan akan
sarana penunjang lokasi wisata yang sesuai dengan standar gedung bangunan negara. Untuk
mewujudkan pembangunan tersebut setiap prosesnya dilaksanakan secara bertahap yaitu:
melalui tahap persiapan, perencanaan, pelelangan dan pelaksanaan konstruksi fisik. Penyedia
jasa Supervisi/Pengawasan untuk bangunan negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh sehingga mampu menghasilkan karya Supervisi/Pengawasan teknis bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Supervisi/Pengawasan perlu disiapkan secara
matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya Supervisi / Pengawasan yang sesuai
dengan kepentingan kegiatan.
3. Nama Pekerjaan
Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis Pembuatan Jembatan Pada UPTD KPHL Balikpapan
Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR)
4. Sasaran Kegiatan
Yang menjadi sasaran dalam pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis Pembuatan
Jembatan Pada UPTD KPHL Balikpapan Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR) adalah :
a. Penyelesaian pekerjaan konstruksi yang tepat waktu;
b. Biaya pekerjaan konstruksi sesuai dengan anggaran kegiatan;
c. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
5. Nama Organisasi Pengguna Jasa
6. Nama Kegiatan
Pengelolaan Rencana Tata Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kewenangan Provinsi
(Nomor DPA : DPA/A.1/3.28.0.00.0.00.01.0000/001/2023 tanggal 02 Januari 2023)
7. Sumber Pendanaan
Pagu dana yang dialokasikan untuk pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis
Pembuatan Jembatan Pada UPTD KPHL Balikpapan Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR) adalah
sebesar Rp. 27.450.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah), dengan
nilai HPS yang telah ditetapkan sebesar Rp. 27.400.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Empat Ratus
Ribu Rupiah).
9. Lokasi Kegiatan
Lokasi pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis Pembuatan Jembatan Pada UPTD
KPHL Balikpapan Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR) adalah di Kawasan Ekowisata Hutan
Meranti Km. 15 Kelurahan Karang Joang-Kecamatan Balikpapan Utara;
11. Metodologi
Metode pekerjaan Supervisi diperlukan agar pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dapat
diselesaikan dengan tepat waktu, tepat mutu, tepat kuantitas, tepat administrasi, dan tepat
manfaat. Metode pelaksanaan pengawasan yang akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi dibagi
menjadi metode pelaksanaan kualitas, metode pengawasan kuantitas dan metode pengendalian
waktu pelaksanaan pekerjaan. Metode pengawasan kualitas dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan Pengawasan semaksimal mungkin dapat mengendalikan kualitas bahan / material
yang dipakai dan hasil pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis. Metode
pengawasan kuantitas dimaksudkan agar volume pekerjaan yang dilaksananakan dapat
dikendalikan sesuai dengan daftar kuantitas pekerjaan (Bill Of Quantity). Metode pengendalian
waktu pelaksanaan dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaiakan sesuai waktu
yang disediakan. Apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, maka konsultan
pengawas wajib melaksanakan kegiatan pengawasan sampai pekerjaan pelaksanaan selesai
dilaksanakan, walaupun jangka waktu pekerjaan melewati jangka waktu pekerjaan dalam
kontrak.
a. Metode Pelaksanaan Pengawasan Kualitas
Untuk mencapai kualitas pekerjaan yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
pelaksanaan dilapangan saja akan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh persiapan sebelum
pelaksanaan, adapun dalam pengawasan kualitas ini perlu dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
1. Pengujian / Tes Pendahuluan.
Untuk pekerjaan beton beberapa pengujian pendahuluan yang perlu dilakukan adalah
pengujian kualitas bahan batu pecah dan pasir untuk mengetahui sifat – sifat batuan
yang terdiri dari bentuk bidang pecah, kekerasan, soudness dan sand equivalent untuk
pasir. Kualitas bahan akan sangat mempengaruhi hasil uji karakteristik beton.
Disamping pengujian bahan untuk keperluan pekerjaan beton diperlukan pengujian
rancangan campuran (job mix formula) untuk mendapatkan perbandingan campuran
antara semen, batu pecah, pasir serta kebutuhan akan faktor air semen sehingga
didapatkan mutu beton sesuai K (karakteristik beton) yang diinginkan. Rancangan
campuran harus dilaksanakan di laboratorium bahan bangunan atas biaya Penyedia
Jasa, hasil rancangan campuran tersebut akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan
pengecoran di lapangan.
2. Pengawasan Lapangan Pelaksanaan
Pengawasan kualitas di lapangan dilaksanakan dengan cara mengawasi proses
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan gambar desain, spesifikasi teknis dan rekomendasi
pengujian pendahuluan dari laboratorium atau pada hasil pengukuran ulang. Dalam
pengawasan pekerjaan hal – hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan konsultan
antara lain adalah :
- Pada saat pelaksanaan penggalian tanah agar memperhatikan patok hasil
pengukuran awal sebagai acuan pekerjaan galian dan dikordinasikan kepada
Penyedia Jasa agar pekerjaan galian mengacu pada patok – patok yang dipasang
tersebut sehingga ukuran lebar, panjang, kelurusan dan elevasi galian dapat
dilaksanakan dengan baik.
- Tanah sisa hasil galian, yang tidak dibuang keluar harus dirapikan/ diratakan
sepanjang bangunan yang dikerjakan.
- Sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan, pengawas memeriksa susunan
dan dimensi penulangan harus sesuai gambar desain dan persyaratan teknis. Pada
pelaksanaan pengecoran perbandingan campuran dan penggunaan air terkendali/
sesuai job mix formula untuk mempertahankan mutu beton yang diinginkan, air
untuk campuran adalah air yang bersih.
- Untuk keperluan kontrol kualitas mutu beton setiap pengecoran campuran beton
dilakukan pengujian slump test sesuai dengan rancangan campuran (job mix
formula) dan kemudian campuran beton diambil secara acak untuk pembuatan
contoh/sample kubus/silinder digunakan untuk pengujian kuat tekan beton.
- Untuk item pekerjaan lainnya dalam pekerjaan konstruksi konservasi persyaratan
sesuai/ mengacu pada gambar desain dan spesifikasi teknis.
3. Pengujian/test terhadap hasil Pelaksanaan
Untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan telah sesuai dengan
kualitas yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan maka perlu adanya
pengujian/test terhadap hasil – hasil pelaksanaan pekerjaan, baik langsung di lapangan
berupa test kepadatan timbunan tanah/ test proctor, test uji kekuatan beton/ hammer
test dengan biaya dari konsultan maupun uji kekuatan tekan benda uji di Laboratorium
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan biaya dari kontraktor.
b. Metode Pengawasan Kuantitas
Agar pekerjaan dapat diketahui dengan pasti berapa volume yang dihasilkan maka
diperlukan data/kondisi existing lokasi pekerjaan dan kondisi akhir dari pekerjaan
tersebut, disamping itu pada saat – saat pelaksanaan konstruksi juga diperlukan
pengawasan yang baik agar dimensi – dimensi konstruki dilaksanakan sesuai dengan
gambar perencanaan. Beberapa metode pengawasan kuantitas yang perlu dilaksanakan
selama Pekerjaan Pengawasan berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan. Survey pendahuluan dilakukan berupa pengukuran pada lokasi
pekerjaan untuk mendapatkan gambaran secara detail sebelum dilaksanakan
konstruksi, hal ini diperlukan untuk keperluan pembuatan profil disain dan penyesuain
dengan volume dalam kontrak, hal semacam ini diistilahkan dengan Mutual Check Awal
(MC O).
2. Pembuatan Shop Drawing. Seringkali pada pekerjaan – pekerjaan yang cukup komplek
antara perencanaan dan realisasi dilapangan ada pergeseran volume. Untuk jenis
kontrak “ Unit Price ” setelah dilakukan pengukuran awal maka perlu dibuat gambar
dan perhitungan yang akan dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan dana, gambar dan
hasil perhitungan volume yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran, ini akan
digunakan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan dan pembayaran kepada
Penyedia Jasa Pemborongan.
3. Pengawasan Harian. Pelaksanaan pengawasan harian dilakukan oleh Pengawas
Lapangan dan petugas lainnya berdasarkan Rencana Mutu Kontrak dan Shop Drawing
yang telah disahkan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada patok – patok
profil/referensi yang telah disetujui oleh direksi teknik. Secara periodik (Mingguan dan
Bulanan) dilakukan opname bersama dengan Konsultan Pengawas, PPTK dan Penyedia
Jasa Konstruksi/ Pemborongan untuk keperluan penyusunan progress pekerjaan dan
rekomendasi apakah pekerjaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang di syaratkan atau diperlukan perbaikan sebelum dimasukan
dalam progress kemajuan fisik yang selanjutnya dapat diajukan pembayaranya dalam
bentuk laporan bulanan.
c. Metode Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan, diperlukan pemantauan dan evaluasi terhadap progress baik secara mingguan
maupun bulanan. Monitoring dilakukan berdasarkan grafik kurva S yang dibuat oleh
Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas maupun dengan menggunakan network planning
bila diperlukan.
Dari grafik Kurva S dapat dipantau seberapa besar deviasi antara rencana dan realisasi, bila
grafik realisasi pekerjaan berada diatas garis rencana maka terdapat deviasi positif
sehingga proses pelaksanaan dapat tepat waktu bahkan dapat lebih cepat, sedangkan bila
berada dibawah garis rencana atau deviasi negative maka perlu diambil beberapa tindakan
antisipasi. Setiap keterlambatan harus segera dicari unsur penyebabnya apakah
keterlambatan yang terjadi akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan lainnya atau hal
yang wajar dan dapat dinaikan prestasinya pada minggu selanjutnya. Setiap terjadi
keterlambatan maka perlu diinformasikan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran
disertai alternative penyelesaian masalah. Apabila pada progres 0 – 70% keterlambatan
sudah diatas 10 % dan pada progres 70 – 100% keterlambatan mencapai diatas 5 % maka
perlu diambil langkah – langkah peninjauan kembali dengan pertemuan – pertemuan
intensif (show cause meeting) untuk menyusun reschedule dan pemantauan progress dari
hari kehari. Agar pelaksanaan pekerjaan tetap pada garis rencana dan hasil pekerjaan
secara kualitas dan kuantitas memenuhi gambar dan spesifikasi, maka diadakan pertemuan
berkala secara rutin antara Penyedia Jasa Konstruksi, Konsultan Pengawas, PPTK dan Kuasa
Pengguna Anggaran untuk membahas hasil pekerjaan yang telah dicapai sekaligus rencana
kerja yang akan datang. Dari pertemuan berkala ini maka segala permasalahan yang muncul
dapat diantisipasi lebih awal dan penyelesaiannya dapat diselesaikan lebih baik.
Waktu pelaksanaan Keterlambatan terhadap Menganalisa & menarik kesimpulan tentang sebab–
jadwal/Perencanaan/Pelaks sebab keterlambatan
anaan Membuat rescheduling pelaksanaan program kerja
mingguan
Mengarahkan Penyedia Jasa untuk meningkatkan
produktifitas dengan penambahan tenaga atau
waktu kerja / lembur
Pengendalian waktu secara lebih ketat dan instensif
Anggaran Nilai anggaran yang Perencanaan atau pelaksanaan fisik diarahkan untuk
dilampui mencapai sasaran – sasaran yang ditetapkan
spesifikasi teknis dan gambar desain
Penyedia Jasa terikat ( jika perlu dengan sanksi –
sanksi ) secara ketat terhadap bestek
Untuk mencapai hasil yang diharapkan pihak kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga ahli
dalam suatu struktur organisasi perusahaan untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh pemberi
tugas. Struktur organisasi serta daftar tenaga ahli di atas harus memiliki sertifikat tenaga SKT
dilengkapi dengan Curiculum Vitae (Pengalaman atau Referensi/surat keterangan) Serta Ijasah.
keterangan:
1. Daftar Tenaga Ahli untuk Point 1 agar menyampaikan Ijasah, Surat Pemyataan Tenaga Ahli,
NPWP, Sertifikat Keahlian (SKA/SKK) dan KTP personal tim ahli yang ditawarkan wajib
dihadirkan pada saat rapat SPPBJ dan apabila tidak memenuhi tidak dilanjutkan kontrak.
2. Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja
dari pemberi tugas .
3. Mohon Mencantumkan Sertifikat Kompetensi (Sesuai Dokumen Pemilihan Bab III IKP :
Kompetensi dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia).
4. Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis pekerjaan yang
ditenderkan.
16. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
1. Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang penting dari
Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.
2. Laporan harian, berisi keterangan tentang :
a. Rencana Kerja Harian/Metoda
b. Shop Drawing,
c. Tenaga Kerja,
d. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,
e. Alat-alat,
f. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
g. Waktu pelaksanaan pekerjaan,
h. Laporan testing dan commisioning
3. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian.
4. Berita Acara Kemajuan Pekerjaaan untuk pembayaran angsuran.
5. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah
Kurang.
6. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as-built drawings) dan Manual Peralatan
peralatan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
7. Laporan rapat di lapangan (site meeting) dan weekly instruction/weekly request.
8. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan realisasi Time Schedule yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana.
9. Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung negara lengkap dengan lampiran-
lampirannya.
10. Laporan Akhir Pekerjaan Pengawasan.
17. Kriteria
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas pada Kerangka Acuan Kerja ini
harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksanakan secara benar dan tuntas
sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
2. Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang obyektif untuk kelancaran
pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas dari setiap bagian
pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
3. Persyaratan Fungsional
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan komitmen dan
profesionalisme yang tinggi, sebagai konsultan Pengawas yang secara fungsional dapat
mendorong peningkatan kinerja kegiatan.
4. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus dilaksanakan
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
5. Persyaratan Teknis Lainnya
Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-
ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku, antara lain :
- Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan
peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi,
Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan satuan kerja yang bersangkutan, yaitu
Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan ketentuan-
ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
- Yang termuat dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007
tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Kota Balikpapan.
- Standar dan Pedoman teknis yang berlaku di bidang penyelenggaraan bangunan gedung.
19. Pelaporan
Laporan Konsultan Pengawas diminta : Laporan akhir pengawasan yang terdiri dari laporan
mingguan dan bulanan
20. Penutup
Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua
bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan. Berdasarkan
bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan
Pejabat Pembuat Komitmen.