You are on page 1of 12

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DINAS KEHUTANAN
UPTD KPHL BALIKPAPAN
Jl. Projakal Km. 5,5 RT. 053 Kelurahan Garah Indah
Kec. Balikpapan Utara-Kota Balikpapan Kode Pos 76129
Posel : kphlbalikpapan@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


(TERM OF REFERENCE)

Organisasi : Dinas Kehutanan

Program : Pengelolaan Hutan

Kegiatan : Pengelolaan Rencana Tata Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan


(KPH) Kewenangan Provinsi

Sub Kegiatan : Penyediaan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Operasionalisasi


KPH

Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis Pembuatan Jembatan


Pada UPTD KPHL Balikpapan Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR)

Kode Rekening : 3.28.03.1.01.03.5.2.04.01.02.0002

Lokasi : Kota Balikpapan

Pagu Dana : Rp. 27.450.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Lima Puluh
Ribu Rupiah)

HPS : Rp. 27.400.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Ribu
Rupiah)

Sumber Dana : DBH SDA DR

Tahun Anggaran : 2023

Nomor/Tgl DPA : DPA/A.1/3.28.0.00.0.00.01.0000/001/2023 tanggal 02 Januari


2023

DISUSUN OLEH :
UPTD KPHL BALIKPAPAN
TAHUN ANGGARAN 2023
KERANGKA ACUAN KERJA
BELANJA JASA KONSULTANSI PENGAWASAN TEKNIS PEMBUATAN JEMBATAN PADA UPTD KPHL
BALIKPAPAN TAHUN ANGGARAN 2023 (DBH SDA DR)

1. Latar Belakang

Tujuan dari pembangunan jembatan Kawasan Ekowisata Hutan Meranti Km. 15 Kelurahan
Karang Joang-Kecamatan Balikpapan Utara adalah untuk peningkatan sarana dan prasarana
pada kawasan wisata tersebut sehingga dapat memudahkan dan meningkatkan minat
masyarakat untuk melakukan kunjungan dan edukasi di kawasan Ekowisata Meranti tersebut.
Pembangunan jembatan ini didasari oleh pemikiran bahwa keindahan alam suatu lokasi objek
wisata tidak akan dapat terekspose sepenuhnya bila sarana dan prasarana pada lokasi tersebut
kurang memadai sehingga menyulitkan pengunjung untuk melakukan kunjungan

Pembangunan jembatan Kawasan Ekowisata Hutan Meranti Km. 15 Kelurahan Karang Joang-
Kecamatan Balikpapan Utara ini dirasa perlu segera dilaksanakan karena kebutuhan akan
sarana penunjang lokasi wisata yang sesuai dengan standar gedung bangunan negara. Untuk
mewujudkan pembangunan tersebut setiap prosesnya dilaksanakan secara bertahap yaitu:
melalui tahap persiapan, perencanaan, pelelangan dan pelaksanaan konstruksi fisik. Penyedia
jasa Supervisi/Pengawasan untuk bangunan negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh sehingga mampu menghasilkan karya Supervisi/Pengawasan teknis bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Supervisi/Pengawasan perlu disiapkan secara
matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya Supervisi / Pengawasan yang sesuai
dengan kepentingan kegiatan.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud dari pekerjaan supervisi konstruksi ini adalah tersedianya layanan jasa supervisi
konstruksi untuk membantu Pengguna Jasa dalam pengawasan pekerjaan yang
dilaksanakan sehingga didapatkan hasil yang optimal.
b. Tujuan
Tujuan dari disusunnya KAK ini adalah sebagai berikut :
1) Pengawasan teknis terhadap pekerjaan fisik yang bertujuan agar pelaksanaan
pekerjaan fisik dilakukan dengan mengikuti atau kesesuaian terhadap
persyaratan/spesipikasi teknis, gambar rencana serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
2) Kerangka Acuan kerja Ini (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Supervisi yang
memuat masukan, azas, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterpresentasikan kedalam pelaksanaan tugas pengawasan.
3) Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Supervisi dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi dan sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

3. Nama Pekerjaan
Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis Pembuatan Jembatan Pada UPTD KPHL Balikpapan
Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR)

4. Sasaran Kegiatan
Yang menjadi sasaran dalam pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis Pembuatan
Jembatan Pada UPTD KPHL Balikpapan Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR) adalah :
a. Penyelesaian pekerjaan konstruksi yang tepat waktu;
b. Biaya pekerjaan konstruksi sesuai dengan anggaran kegiatan;
c. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
5. Nama Organisasi Pengguna Jasa

a. K/L/D/I : Dinas Kehutanan Prov. Kalimantan Timur


b. Satker/OPD : UPTD KPHL Balikpapan
Jl. Projakal Km. 5,5 RT. 053 Kelurahan Graha Indah Kecamatan
Balikpapan Utara Kota Balikpapan Kode Pos 76129
c. KPA : Ir. H. Zulfikar, M.Si
NIP. 19670615 199803 1 007
d. PPTK : Deny Kristianto, S.Hut, M.Si
NIP. 19820218 200801 1 013

6. Nama Kegiatan
Pengelolaan Rencana Tata Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kewenangan Provinsi
(Nomor DPA : DPA/A.1/3.28.0.00.0.00.01.0000/001/2023 tanggal 02 Januari 2023)

7. Sumber Pendanaan
Pagu dana yang dialokasikan untuk pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis
Pembuatan Jembatan Pada UPTD KPHL Balikpapan Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR) adalah
sebesar Rp. 27.450.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah), dengan
nilai HPS yang telah ditetapkan sebesar Rp. 27.400.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Empat Ratus
Ribu Rupiah).

8. Lingkup, Lokasi Kegiatan dan Fasilitas Penunjang


Lingkup Kegiatan
Pada hakekatnya tugas Konsultan Supervisi adalah membantu Pengguna Jasa dalam
pengendalian/pengawasan kualitas, kuantitas maupun waktu pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan sesuai dengan Surat Perjanjian
Pemborongan/kontrak pekerjaan yang bersangkutan. Konsultan Supervisi bertanggung jawab
atas kesesuaian pelaksanaan dengan desain dan kebenaran kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan di lapangan, yang digunakan
sebagai dasar pembayaran oleh Pengguna Jasa. Adapun lingkup penugasan Konsultan Supervisi
adalah membantu Pengguna Jasa dalam pelaksanaan pengawasan sebagai berikut :
1) Persiapan Lapangan
Persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi meliputi antara lain penyelesaian
perizinan, koordinasi penyiapan lahan/ lokasi pekerjaan, sosialisasi, dan lain-lain.
2) Reviu Desain
a. Meneliti dan memberi masukan tentang kesesuaian desain dengan keadaan
lapangan kepada Pengguna Jasa. Menyiapkan data pendukung (data ukur, data
tanah, dan lain-lain) yang dibutuhkan dalam rangka review desain sesuai kebutuhan
lapangan.
b. Menyiapkan konsep review / penyesuaian desain sesuai dengan kebutuhan /
kondisi lapangan berkoordinasi dengan pengawas konsultan dan persetujuan tim
perencana, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara, untuk diajukan
sebagai perubahan desain ke Pengguna Jasa.
3) Pengukuran
a. Mengecek alat ukur (theodolith dan waterpass beserta perlengkapannya) yang telah
dikalibrasi sebelum digunakan.
b. Melaksanakan survei lapangan dalam rangka perhitungan Mutual Chek
(pengukuran, perhitungan volume beserta backupnya, penyiapan berita acara)
bersama penyedia jasa konstruksi.
c. Mencari titik ikat (BM / CP) terdekat yang akan digunakan sebagai acuan dalam
pengukuran.
d. Memeriksa data elevasi dan koordinat pada as bangunan dan patok-patok pembantu
menggunakan alat ukur manual dan GPS.
e. Memeriksa penerapan seluruh elevasi dan dimensi bangunan dari gambar
pelaksanaan (construction drawing / shop drawing) ke situasi sesungguhnya di
lapangan (kondisi alami).
f. Mengecek tingkat ketepatan bidang bekisting sebelum pengecoran konstruksi beton.
g. Memeriksa secara cermat dan menyetujui semua hasil pengukuran dan perhitungan
volume dalam rangka pembayaran/ termyin pekerjaan.
h. Memeriksa buku ukur dan kelengkapan dokumentasi pengukuran yang dibuat oleh
penyedia jasa konstruksi/ pemborongan.
i. Memeriksa dan mengawasi pengukuran hasil pelaksanaan konstruksi untuk
dituangkan dalam as built drawing.
j. Pembuatan dan pemasangan BM dan CP pelaksanaan konstruksi menggunakan alat
ukur manual dan GPS.
k. Menyiapkan laporan selama kegiatan pengukuran.
4) Pengawasan Pelaksanaan
a. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai
dengan waktu yang direncanakan, spesifikasi teknik dan desain sebagaimana
ditentukan dalam dokumen kontrak pekerjaan konstruksi.
b. Menyusun Standar Operasi Prosedur (SOP) pelaksanaan konstruksi.
c. Memeriksa/mengesahkan Shop Drawing/ Construction Drawing yang dibuat oleh
Penyedia Jasa Konstruksi / Pemborongan, untuk kemudian diajukan kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan.
d. Memeriksa/mengoreksi metode dan jadual pelaksanaan time schedule yang dibuat
Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.
e. Menyiapkan network planning bersama Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.
f. Membantu penyedia jasa konstruksi mengecek dan menyetujui perhitungan volume
untuk MC 0%
g. Memeriksa dan mengesahkan laporan harian, laporan mingguan dan laporan
bulanan yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.
h. Memberi masukan lisan/tertulis secara pro aktif, akurat dan tepat kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, dalam rangka memperoleh efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan pekerjaan.
i. Mengevaluasi program harian, mingguan Penyedian Jasa Konstruksi/ Pemborongan
serta memberikan izin lingkup pekerjaan per minggu sesuai jadwal pelaksanaan.
j. Memberikan izin tertulis pada setiap tahap dimulainya pelaksanaan pekerjaan .
k. Memberikan izin pengecoran beton setelah terlebih dahulu melakukan pemeriksaan
bekisting, material (semen, pasir, krikil, besi tulangan, air), peralatan dan tenaga
kerja.
l. Melaksanakan test campuran beton berupa Slump test, sesuai dengan job mix
formula campuran beton. Melaksanakan test uji kekuatan dan mutu baja berat
dengan beberapa metode seperti metode Vickers, Rockwell ataupun metode Brinell.
m. Pengawasan dalam pembuatan benda uji beton sampai pengetesan di laboratorium
dalam rangka pengendalian mutu konstruksi
n. Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak kepada
seluruh personil teknis Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.
o. Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme pelaksanaan yang
tercantum dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK) Konsultan dan hasilnya dilaporkan
kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
p. Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur pengawasan yang
berlaku, dan telah dijabarkan dalam RMK Konsultan.
q. Membantu Pengguna Jasa melakukan inspeksi kepada pabrik pemasok, bahan,
perakit dan lain-lainnya jika dibutuhkan.
r. Menyiapkan rekomendasi untuk perintah dan konsep perubahan
kontrak/Addendum terkait dengan adanya Change Order/ Variation Order,
bilamana diperlukan untuk menjamin penyelesaian pekerjaan yang secara teknis
dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
s. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus – menerus sehubungan dengan
pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani laporan bulanan,
apabila pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang
telah ditentukan.
t. Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada Kuasa Pengguna
Anggaran apabila terjadi adanya penyimpangan – penyimpangan dari ketentuan dan
persyaratan teknis, dengan tembusan kepada penyedia jasa
konstruksi/pemborongan.
u. Melaporkan kepada Pengguna Jasa masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan termasuk keterlambatan pencapain target fisik, serta mengusulkan upaya
penanggulangan dan tindak turun tangan yang diperlukan, dan membantu Pengguna
Jasa menyiapkan konsep teguran terhadap Penyedia Jasa Konstruksi/
Pemborongan.
v. Membantu Pengguna Jasa mengawasi uji laboratorium dalam rangka pengendalian
mutu konstruksi.
w. Menginventarisasi, merencanakan kebutuhan penyelidikan dan pengujian lapangan
maupun laboratorium.
x. Membantu Pengguna Jasa dalam mendapatkan data lapangan dan data hasil
pengujian laboratorium yang diperlukan untuk pelaksanaan.
y. Melaporkan dan mencatat pemakaian bahan yang diperlukan, jumlah tenaga dan
alat yang dipergunakan.
z. Menyiapkan berita acara pembayaran angsuran / termyn.
aa. Membantu Pengguna Jasa dalam pelaksanaan penyerahan pertama pekerjaan /
Previsional Hand Over (PHO).
5) Pelaporan Pelaksanaan Konstruksi
a. Memeriksa dan menyetujui laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan
pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.
b. Melakukan pemeriksaan dan persetujuan atas gambar – gambar purna laksana (As
Built Drawing) yang menggambarkan secara rinci setiap bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.
c. Membantu Pengguna Jasa menyiapkan laporan teknis, administrasi dan kegiatan
lain tentang pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada unit kerja/ instansi terkait.
6) Sosialisasi Masyarakat
Pada setiap lokasi pekerjaan, penyedia jasa melakukan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai hal – hal yang berkaitan atau berdampak terhadap kegiatan pembangunan
untuk mendukung kegiatan fisik yang sedang berlangsung

9. Lokasi Kegiatan
Lokasi pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis Pembuatan Jembatan Pada UPTD
KPHL Balikpapan Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR) adalah di Kawasan Ekowisata Hutan
Meranti Km. 15 Kelurahan Karang Joang-Kecamatan Balikpapan Utara;

10. Data dan Fasilitas Penunjang


a. Pengguna jasa menyediakan :
1. Buku Kontrak Jasa Pemborongan serta Spesifikasi Teknis pekerjaan fisik yang
bersangkutan
2. Rencana Mutu Kontrak (RMK) Konstruksi dan Gambar Desain dan Spesifikasi Teknis
3. Pengguna Jasa akan mengangkat petugas supervisi konsultansi yang bertugas
mengendalikan konsultan supervisi dalam rangka tugas pengawasan konstruksi
4. Pengguna Jasa akan mengangkat petugas Pengawas Daerah dan Koordinator Pengawas
Daerah dalam rangka pelaksanaan jasa pemborongan.
5. Pengguna Jasa mengangkat Pejabat pelaksana Teknis Kegiatan yang bertugas dan
bertanggungjawab pada keberhasilan pekerjaan konstruksi dan pengawasan.
b. Penyediaan fasilitas dan peralatan oleh Penyedia Jasa Penyedia Jasa Konsultansi harus
menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Untuk keperluan pengawasan penyedia jasa konsultansi
harus menyiapkan sekurang-kurangnya fasilitas dan peralatan pendukung sebagai berikut :
1. Kantor/Studio lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
seperti : peralatan gambar, peralatan tulis dan barang-barang yang habis pakai lainnya.
Kantor/Studio harus beralamat/berdomisili di kota Balikpapan.
2. Komputer dengan spesifikasi i5
3. Printer A3 dan printer A4
4. Kendaraan Roda – 2 (minimal 1 unit), untuk keperluan transportasi operasional
pengawas lapangan
5. Peralatan Komunikasi
6. Kamera digital
7. Peralatan Pengukuran
8. Alat GPS
9. Roll meter 100 m dan 5 m’
10. Bahan-bahan habis pakai dan alat tulis dll.

11. Metodologi
Metode pekerjaan Supervisi diperlukan agar pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dapat
diselesaikan dengan tepat waktu, tepat mutu, tepat kuantitas, tepat administrasi, dan tepat
manfaat. Metode pelaksanaan pengawasan yang akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi dibagi
menjadi metode pelaksanaan kualitas, metode pengawasan kuantitas dan metode pengendalian
waktu pelaksanaan pekerjaan. Metode pengawasan kualitas dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan Pengawasan semaksimal mungkin dapat mengendalikan kualitas bahan / material
yang dipakai dan hasil pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis. Metode
pengawasan kuantitas dimaksudkan agar volume pekerjaan yang dilaksananakan dapat
dikendalikan sesuai dengan daftar kuantitas pekerjaan (Bill Of Quantity). Metode pengendalian
waktu pelaksanaan dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaiakan sesuai waktu
yang disediakan. Apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, maka konsultan
pengawas wajib melaksanakan kegiatan pengawasan sampai pekerjaan pelaksanaan selesai
dilaksanakan, walaupun jangka waktu pekerjaan melewati jangka waktu pekerjaan dalam
kontrak.
a. Metode Pelaksanaan Pengawasan Kualitas
Untuk mencapai kualitas pekerjaan yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
pelaksanaan dilapangan saja akan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh persiapan sebelum
pelaksanaan, adapun dalam pengawasan kualitas ini perlu dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
1. Pengujian / Tes Pendahuluan.
Untuk pekerjaan beton beberapa pengujian pendahuluan yang perlu dilakukan adalah
pengujian kualitas bahan batu pecah dan pasir untuk mengetahui sifat – sifat batuan
yang terdiri dari bentuk bidang pecah, kekerasan, soudness dan sand equivalent untuk
pasir. Kualitas bahan akan sangat mempengaruhi hasil uji karakteristik beton.
Disamping pengujian bahan untuk keperluan pekerjaan beton diperlukan pengujian
rancangan campuran (job mix formula) untuk mendapatkan perbandingan campuran
antara semen, batu pecah, pasir serta kebutuhan akan faktor air semen sehingga
didapatkan mutu beton sesuai K (karakteristik beton) yang diinginkan. Rancangan
campuran harus dilaksanakan di laboratorium bahan bangunan atas biaya Penyedia
Jasa, hasil rancangan campuran tersebut akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan
pengecoran di lapangan.
2. Pengawasan Lapangan Pelaksanaan
Pengawasan kualitas di lapangan dilaksanakan dengan cara mengawasi proses
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan gambar desain, spesifikasi teknis dan rekomendasi
pengujian pendahuluan dari laboratorium atau pada hasil pengukuran ulang. Dalam
pengawasan pekerjaan hal – hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan konsultan
antara lain adalah :
- Pada saat pelaksanaan penggalian tanah agar memperhatikan patok hasil
pengukuran awal sebagai acuan pekerjaan galian dan dikordinasikan kepada
Penyedia Jasa agar pekerjaan galian mengacu pada patok – patok yang dipasang
tersebut sehingga ukuran lebar, panjang, kelurusan dan elevasi galian dapat
dilaksanakan dengan baik.
- Tanah sisa hasil galian, yang tidak dibuang keluar harus dirapikan/ diratakan
sepanjang bangunan yang dikerjakan.
- Sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan, pengawas memeriksa susunan
dan dimensi penulangan harus sesuai gambar desain dan persyaratan teknis. Pada
pelaksanaan pengecoran perbandingan campuran dan penggunaan air terkendali/
sesuai job mix formula untuk mempertahankan mutu beton yang diinginkan, air
untuk campuran adalah air yang bersih.
- Untuk keperluan kontrol kualitas mutu beton setiap pengecoran campuran beton
dilakukan pengujian slump test sesuai dengan rancangan campuran (job mix
formula) dan kemudian campuran beton diambil secara acak untuk pembuatan
contoh/sample kubus/silinder digunakan untuk pengujian kuat tekan beton.
- Untuk item pekerjaan lainnya dalam pekerjaan konstruksi konservasi persyaratan
sesuai/ mengacu pada gambar desain dan spesifikasi teknis.
3. Pengujian/test terhadap hasil Pelaksanaan
Untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan telah sesuai dengan
kualitas yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan maka perlu adanya
pengujian/test terhadap hasil – hasil pelaksanaan pekerjaan, baik langsung di lapangan
berupa test kepadatan timbunan tanah/ test proctor, test uji kekuatan beton/ hammer
test dengan biaya dari konsultan maupun uji kekuatan tekan benda uji di Laboratorium
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan biaya dari kontraktor.
b. Metode Pengawasan Kuantitas
Agar pekerjaan dapat diketahui dengan pasti berapa volume yang dihasilkan maka
diperlukan data/kondisi existing lokasi pekerjaan dan kondisi akhir dari pekerjaan
tersebut, disamping itu pada saat – saat pelaksanaan konstruksi juga diperlukan
pengawasan yang baik agar dimensi – dimensi konstruki dilaksanakan sesuai dengan
gambar perencanaan. Beberapa metode pengawasan kuantitas yang perlu dilaksanakan
selama Pekerjaan Pengawasan berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan. Survey pendahuluan dilakukan berupa pengukuran pada lokasi
pekerjaan untuk mendapatkan gambaran secara detail sebelum dilaksanakan
konstruksi, hal ini diperlukan untuk keperluan pembuatan profil disain dan penyesuain
dengan volume dalam kontrak, hal semacam ini diistilahkan dengan Mutual Check Awal
(MC O).
2. Pembuatan Shop Drawing. Seringkali pada pekerjaan – pekerjaan yang cukup komplek
antara perencanaan dan realisasi dilapangan ada pergeseran volume. Untuk jenis
kontrak “ Unit Price ” setelah dilakukan pengukuran awal maka perlu dibuat gambar
dan perhitungan yang akan dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan dana, gambar dan
hasil perhitungan volume yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran, ini akan
digunakan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan dan pembayaran kepada
Penyedia Jasa Pemborongan.
3. Pengawasan Harian. Pelaksanaan pengawasan harian dilakukan oleh Pengawas
Lapangan dan petugas lainnya berdasarkan Rencana Mutu Kontrak dan Shop Drawing
yang telah disahkan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada patok – patok
profil/referensi yang telah disetujui oleh direksi teknik. Secara periodik (Mingguan dan
Bulanan) dilakukan opname bersama dengan Konsultan Pengawas, PPTK dan Penyedia
Jasa Konstruksi/ Pemborongan untuk keperluan penyusunan progress pekerjaan dan
rekomendasi apakah pekerjaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang di syaratkan atau diperlukan perbaikan sebelum dimasukan
dalam progress kemajuan fisik yang selanjutnya dapat diajukan pembayaranya dalam
bentuk laporan bulanan.
c. Metode Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan, diperlukan pemantauan dan evaluasi terhadap progress baik secara mingguan
maupun bulanan. Monitoring dilakukan berdasarkan grafik kurva S yang dibuat oleh
Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas maupun dengan menggunakan network planning
bila diperlukan.
Dari grafik Kurva S dapat dipantau seberapa besar deviasi antara rencana dan realisasi, bila
grafik realisasi pekerjaan berada diatas garis rencana maka terdapat deviasi positif
sehingga proses pelaksanaan dapat tepat waktu bahkan dapat lebih cepat, sedangkan bila
berada dibawah garis rencana atau deviasi negative maka perlu diambil beberapa tindakan
antisipasi. Setiap keterlambatan harus segera dicari unsur penyebabnya apakah
keterlambatan yang terjadi akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan lainnya atau hal
yang wajar dan dapat dinaikan prestasinya pada minggu selanjutnya. Setiap terjadi
keterlambatan maka perlu diinformasikan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran
disertai alternative penyelesaian masalah. Apabila pada progres 0 – 70% keterlambatan
sudah diatas 10 % dan pada progres 70 – 100% keterlambatan mencapai diatas 5 % maka
perlu diambil langkah – langkah peninjauan kembali dengan pertemuan – pertemuan
intensif (show cause meeting) untuk menyusun reschedule dan pemantauan progress dari
hari kehari. Agar pelaksanaan pekerjaan tetap pada garis rencana dan hasil pekerjaan
secara kualitas dan kuantitas memenuhi gambar dan spesifikasi, maka diadakan pertemuan
berkala secara rutin antara Penyedia Jasa Konstruksi, Konsultan Pengawas, PPTK dan Kuasa
Pengguna Anggaran untuk membahas hasil pekerjaan yang telah dicapai sekaligus rencana
kerja yang akan datang. Dari pertemuan berkala ini maka segala permasalahan yang muncul
dapat diantisipasi lebih awal dan penyelesaiannya dapat diselesaikan lebih baik.

12. Pendekatan Teknis


Pendekatan teknis diperlukan untuk Konsultan Pengawas dalam melaksanakan tugas
pengawasan pekerjaan dilapangan, sebagai dasar pendekatan teknis yang akan dilakukan
Konsultan Pengawas akan berpegang pada Spesifikasi Teknis, Rencana Mutu Kontrak dan
rujukan/acuan sebagai dasar pelaksanaan masing–masing pekerjaan. Beberapa rujukan/acuan
yang dapat digunakan untuk pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
a. Untuk keperluan pengambilan titik referensi dalam menentukan elevasi setiap bangunan
adalah Bench Mark (BM) yang ada pada saat penyusunan detail desain yang telah
dilaksanakan (dapat diambil dari BM atau CP terdekat dengan lokasi pekerjaan).
b. Untuk keperluan rujukan standar pengujian dan bahan/ material yang digunakan adalah
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan atau rujukan lain yang biasa digunakan pada
pekerjaan bangunan.

13. Pendekatan Teknis Permasalahan pada saat Pelaksanaan


Metode pendekatan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas dalam menangani masalah pada
tahap pelaksanaan secara umum dapat diindetifikasi dalam beberapa aspek sebagaimana
dalam daftar berikut :

PERMASALAHAN PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH

Waktu pelaksanaan Keterlambatan terhadap Menganalisa & menarik kesimpulan tentang sebab–
jadwal/Perencanaan/Pelaks sebab keterlambatan
anaan Membuat rescheduling pelaksanaan program kerja
mingguan
Mengarahkan Penyedia Jasa untuk meningkatkan
produktifitas dengan penambahan tenaga atau
waktu kerja / lembur
Pengendalian waktu secara lebih ketat dan instensif
Anggaran Nilai anggaran yang Perencanaan atau pelaksanaan fisik diarahkan untuk
dilampui mencapai sasaran – sasaran yang ditetapkan
spesifikasi teknis dan gambar desain
Penyedia Jasa terikat ( jika perlu dengan sanksi –
sanksi ) secara ketat terhadap bestek

Teknis Kelengkapan desain Menginventarisasi kelengkapan memberikan


informasi mengecek terhadap kelengkapan
Memberi pengarahan sesuai dengan yang
ditetapkan
Penyimpangan terhadap Memberikan pengarahan sesuai dengan yang
gambar kerja yang ditetapkan dan informasi mengenai lapangan
berlaku dan
peraturan
Memberikan teguran terhadap hasil
pelaksanaan yang menyimpang dari spesifikasi
teknis dan gambar
desain

Rendahnya mutu Memberikan pengarahan system teknik /


pelaksanaan metode pelaksanaan
Mengadakan penelitian, pengujian–pengujian
lapangan maupunlaboratorium dan analisa
Lokasi kegiatan cukup Pekerjaan dilaksanakan malam hari, maka
luas lampu penerangan diusahakan cukup terang
memenuhi lokasi pekerjaan yang dikerjakan
Penempatan material yang efektif dan optimal
Penempaatan titik ikat / BM diambil yang
termudah dan memenuhi syarat
Sirkulasi adanya Memberikan pengarahan tentang system /
kendaraan di lapangan metode sirkulasi kendaraanyang keluar masuk
proyek sehingga kegiatan pembangunan dapat
berjalan dengan lancar tanpa mengganggu
aktifitas disekitarnya
Terlambatnya suplai Memberi dan membantu prosesperolehan dan
material pengiriman material
Memberikan alternative material pengganti
dengan kualitas yang setara
Kesalahan persepsi minimal satu minggu
sebelum pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
membuat shop drawing atas pekerjaan –
pekerjaan yang dilaksanakan

14. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Teknis Pembuatan
Jembatan Pada UPTD KPHL Balikpapan Tahun Anggaran 2023 (DBH SDA DR) adalah 90
(sembilan puluh) hari kalender.

15. Tenaga Ahli


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Konsultan Pengawas harus menyediakan
tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Pengawasan untuk
menjalankan kewajibannya sesuai lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang
bersertifikat dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

NO JABATAN PENDIDIKAN JML SKA/SKK PENG.


( MIN) (ORG)
A TENAGA AHLI
1. Inspector D3 Sipil /Arsitek 1 - 1 Th

Untuk mencapai hasil yang diharapkan pihak kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga ahli
dalam suatu struktur organisasi perusahaan untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh pemberi
tugas. Struktur organisasi serta daftar tenaga ahli di atas harus memiliki sertifikat tenaga SKT
dilengkapi dengan Curiculum Vitae (Pengalaman atau Referensi/surat keterangan) Serta Ijasah.

keterangan:
1. Daftar Tenaga Ahli untuk Point 1 agar menyampaikan Ijasah, Surat Pemyataan Tenaga Ahli,
NPWP, Sertifikat Keahlian (SKA/SKK) dan KTP personal tim ahli yang ditawarkan wajib
dihadirkan pada saat rapat SPPBJ dan apabila tidak memenuhi tidak dilanjutkan kontrak.
2. Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja
dari pemberi tugas .
3. Mohon Mencantumkan Sertifikat Kompetensi (Sesuai Dokumen Pemilihan Bab III IKP :
Kompetensi dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia).
4. Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis pekerjaan yang
ditenderkan.

16. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
1. Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang penting dari
Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.
2. Laporan harian, berisi keterangan tentang :
a. Rencana Kerja Harian/Metoda
b. Shop Drawing,
c. Tenaga Kerja,
d. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,
e. Alat-alat,
f. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
g. Waktu pelaksanaan pekerjaan,
h. Laporan testing dan commisioning
3. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian.
4. Berita Acara Kemajuan Pekerjaaan untuk pembayaran angsuran.
5. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah
Kurang.
6. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as-built drawings) dan Manual Peralatan
peralatan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
7. Laporan rapat di lapangan (site meeting) dan weekly instruction/weekly request.
8. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan realisasi Time Schedule yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana.
9. Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung negara lengkap dengan lampiran-
lampirannya.
10. Laporan Akhir Pekerjaan Pengawasan.

17. Kriteria
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas pada Kerangka Acuan Kerja ini
harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksanakan secara benar dan tuntas
sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
2. Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang obyektif untuk kelancaran
pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas dari setiap bagian
pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
3. Persyaratan Fungsional
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan komitmen dan
profesionalisme yang tinggi, sebagai konsultan Pengawas yang secara fungsional dapat
mendorong peningkatan kinerja kegiatan.
4. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus dilaksanakan
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
5. Persyaratan Teknis Lainnya
Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-
ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku, antara lain :
- Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan
peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi,
Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan satuan kerja yang bersangkutan, yaitu
Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan ketentuan-
ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
- Yang termuat dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007
tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Kota Balikpapan.
- Standar dan Pedoman teknis yang berlaku di bidang penyelenggaraan bangunan gedung.

18. Proses Pekerjaan Pengawasan


A. Umum
Konsultan Pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh Pengelola Satuan
Kerja agar fungsi dan tanggung jawab konsultan Pengawas dapat terlaksana dengan baik,
dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh Satuan Kerja.
B. Uraian Tugas Operasional Konsultan Pengawas
- Pekerjaan Persiapan
1. Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.
2. Memeriksa Time Schedule/Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning yang diajukan
oleh kontraktor Pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada Pengelola Satuan
Kerja untuk mendapatkan persetujuan.
- Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan
1. Melaksanakan tugas pengawasan secara umum, pengawasan lapangan, koordinasi
dan inspeksi satuan kerja-satuan kerja pembangunan agar pelaksanaan teknis
maupun administrasi teknis dapat terlaksana sampai dengan serah terima kedua
pekerjaan fisik
2. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas bahan atau komponen
bangunan, peralatan dan perlengkapan serta tenaga kerja selama pekerjaan
pelaksanaan di lapangan atau di workshop tempat kerja lainnya.
3. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat,
agar batas waktu pelaksanaan dapat dipenuhi minimal sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
4. Memberikan masukan/pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh
pada persyaratan kontrak, yang mana perubahan tersebut harus mendapatkan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen
5. Memberikan petunjuk, perintah dan persetujuan mutu bahan, sejauh tidak mengenai
pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang
dari kontrak, di mana perubahan tersebut dapat langsung disampaikan kepada
pemborong, dengan pemberitahuan tertulis serta tembusan pemberitahuan kepada
Pengelola Kegiatan
6. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Pemborong dalam mengusahakan
perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan
C. Konsultasi
- Melakukan konsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan
- Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya dua kali dalam sebulan, dengan
Pejabat Pembuat Komitmen, Perencana dan Pemborong dengan tujuan untuk
membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk kemudian
membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta
sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian
D. Laporan
- Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologis kepada
Pejabat Pembuat Komitmen, mengenai volume, prosentase dan nilai bobot bagian-
bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pemborong
- Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan dengan
jadwal yang telah disetujui
- Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja, alat yang
digunakan, dan mutu hasil pelaksanaan
- Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Pemborong terutama yang
mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta
gambar konstruksi yang dibuat oleh Pemborong (Shop Drawings)
E. Dokumen
- Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan di
lapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran
- Memeriksa dan menyiapakan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan atau
pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran
- Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita Acara kemajuan
pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir lainnya yang
diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta keperluan pendaftaran
sebagai bangunan gedung negara
- Memeriksa as built drawing yang dibuat oleh pemborong
F. Program Kerja
- Sebelum melaksanakan tugasnya, konsultan Pengawas harus segera menyusun :
1. Program kerja, termasuk jadual satuan kerja secara detail
2. Alokasi tenaga ahli yang lengkap (disiplin dan jumlahnya). Tenaga-tenaga yang
diusulkan oleh konsultan Pengawas harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen
3. Konsep penanganan pekerjaan pengawasan
- Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan Pengawas dan
mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Teknis Satuan Kerja

19. Pelaporan
Laporan Konsultan Pengawas diminta : Laporan akhir pengawasan yang terdiri dari laporan
mingguan dan bulanan

20. Penutup
Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua
bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan. Berdasarkan
bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan
Pejabat Pembuat Komitmen.

Balikpapan, 05 Mei 2023


Kepala UPTD KPHL Balikpapan
Selaku KPA

Ir. H. Zulfikar, M.Si


NIP. 19670615 199803 1 007

You might also like