Professional Documents
Culture Documents
Makala H
Makala H
Disusun Oleh :
Kelompok : 6 Biopsikologi
Struktur telinga
Rube Goldberg (1883-1970) menggambar kartun-kartun tentang penemuan sebuah
alat yang sulit dipahami.
Termasuk ke dalam bagian telinga luar adalah Pinna (daun telinga), sebuah struktur yang
mudah dikenali, terbentuk dari daging dan tulang rawan yang melekat di dua sisi kepala kita.
Pinna membantu penentuan sumber suara dengan cara mengubah arah pantulan suara.
Kemudian membran suara mengenai membran timpani atau gendang telinga bagian telinga
tengah. Membran timpani bergetar sesuai dengan frekuensi yang mengenainya. Membran
timpani melekat pada tiga tulang kecil yang menghantarkan getaran ke tingkap oval, yaitu
sebuah membran pada telinga dalam. Reseptor auditori dikenal dengan nama Sel rambut yang
terletak diantara membran basilar dan membran tektorial pada koklea.
Korteks Auditori
Pada akhirnya, informasi mencapai korteks Auditori utama (area A1) yang terletak di
korteks temporal superior. Pengorganisasian korteks Auditori sangat berparalel dengan
pengorganisasian korteks visual (Poremba et Al., 2003).Area V1 berperan penting untuk
berimajinasi visual, begitu pula area A1 yang penting untuk berimajinasi auditori.Terdapat satu
perbedaan antara sistem auditori dan visual, yaitu: kerusakan pada area V1 akan menyebabkan
kebutaan, tetapi kerusakan pada area A1 tidak menyebabkan tuli. Penderita kerusakan korteks
Auditori utama masih dapat mendengar suara sederhana dengan cukup baik, kecuali apabila
kerusakan telah meluas hingga area subkorteks (Tanaka, Kamo, Yoshida, dan Yamadori,
1991). Ketika peneliti mendengarkan nada murni sambil merekam aktivitas sel pada korteks
Auditori utama, mereka menemukan fakta bahwa setiap sel memiliki preferensi nada yang
berbeda. Setiap sel dalam area A1 pda hewan yang terjaga dan waspada akan menghasilkan
respons yang diperpanjang terhadap suara yang dipreferensi sel-sel tersebut, sementara untuk
suara lain sel-sel tersebut hanya memberikan respon singkat atau tidak sama sekali.
Beberapa area auditori tembahan mengelilingi korteks Auditori utama. Pada area
tambahan tersebut Sebagian besar sel memberikan respon yang lebih besar terhadap perubahan
suara daripada terhadap satu suara yang diperpanjang (Seifritz et Al., 2002). Sel-sel diluar area
A1 merespons suara-suara yang disebut sebagai suara "objek", contohnya seperti suara teriakan
hewan, suara bising mesin, musik, dan lain sebagainya (Zatorre, Bouffard, dan Berlin,2004).
Hilang Pendengaran
Tuli konduktif atau tuli telinga terjadi apabila tulang-tulang pada telinga gagal
menghantarkan getaran secara tepat ke koklea. Hal tersebut dapat disebabkan oleh penyakit,
infeksi, atau pertumbuhan tulang yang tidak wajar di dekat telinga tengah. Penderitaan tuli
konduktif dapat mendengar suaranya sendiri, karena mereka memiliki koklea dan saraf auditori
normal sehingga suara mereka keluarkan dapat terkonduksi oleh tulang-tulang tengkorak
memotong jalur penghantaran suara tanpa melewati telinga tengah langsung menuju koklea.
Tuli saraf atau tuli telinga dalam terjadi karena adanya kerusakan pada koklea, sel-sel rambut
atau saraf auditori. Tingkat kerusakan dapat bervariasi dan kerusakan dapat terjadi hanya pada
koklea.
Termasuk hal-hal sebagai berikut:
Ibu hamil yang terpapar rubela(campak Jerman), sifilis, atau penyakit dan racun lain
Suplai oksigen ke otak bayi yang tidak mencukupi selama kelahiran
Kelenjar tiroid yang tidak berfungsi normal
Beberapa penyakit tertentu, seperti: multipel sklerosis dan meningtis
Reaksi terhadap obat pada masa kanak-kanak, termasuk aspirin
Paparan berulang terhadap suara yang nyaring
Banyak penderita tuli saraf mengalami tinitus, yaitu bunyi denging yang terus menerus
terdengar dalam telinga.
Lokalisasi Suara
Penentuan arah dan jarak sebuah sumber suara membutuhkan suatu perbandingan
respons antara dua telinga, yang sebenarnya hanya merupakan dua titik dalam ruang.
Perbedaan intensitas suara antar-telinga merupakan salah satu penanda lokasi suara. Perbedaan
waktu kedatangan suara pada kedua telinga juga dapat menjadi penanda lokasi suara. Sebuah
suara yang berasal dari depan anda secara bersamaan akan tiba dalam dua telinga. Perbedaan
fase merupakan penanda lokasi suara yang ketiga. Setiap gelombang suara memiliki fase yang
di dalamnya terdapat 2 puncak yang saling berurutan dan terpisah sejauh 360°.
Singkatnya, manusia melokalisasi suara berfrekuensi rendah memanfaatkan perbedaan fase,
sementara untuk suara berfrekuensi tinggi manusia memanfaatkan perbedaan penyaringan.
1.2 INDRA MEKANIK
Indra mekanik merespons tekanan, tekukan, dan bentuk distorsi lain dari reseptor.
Yang termasuk ke dalam bentuk distorsi lain adalah: sentuhan, nyeri, sensasi vestibula, dan
sensasi tubuh lainnya. Vestibula adalah organ yang mendeteksi posisi dan pergerakan kepala,
Pendengaran merupakan bentuk indra mekanik karena sel-sel rambut merupakan reseptor
sentuhan yang telah termodifikasi, pembahasannya dipisahkan karena pendengaran lebih
kompleks dan perannya sangat penting bagi manusia.
Sensasi Vestibula
Sensasi Somatis
Sistem somatosensorik yaitu sensasi tubuh dan pergerakannya tidak hanya merespons
satu stimulus. Termasuk stimulus yang direspons oleh sistem somatosensorik adalah:
sentuhan pembeda (yang mengenali bentuk sebuah objek), tekanan kuat, dingin, hangat,
nyeri, gatal, geli dan posisi serta pergerakan sendi.
Reseptor Somatosensorik
Sensasi Nyeri
Nyeri, pengalaman yang ditimbulkan oleh stimulus yang berbahaya, mengarahkan
perhatian ke arah sumber bahaya dan menyita perhatian kita. Korteks prefrontal yang
memberikan respons singkat hampir terhadap semua stimulus, memberikan respons terhadap
stimulus nyeri selama stimulus tersebut berlangsung.
Sensitisasi Nyeri
Jaringan yang rusak atau meradang (inflamasi), contohnya kulit yang terbakar,
melepaskan yhistamin yang merupakan suatu faktor pertumbuhan syaraf dan beberapa zat
kimia lain untuk membantu pemulihan. Zat-zat kimia tersebut juga menyebabkan pembesaran
respons reseptor nyeri pada daerah di sekitar jaringan yang rusak atau meradang.
Terkadang terdapat orang yang menderita nyeri kronik lama setelah luka sembuh.
berondongan stimulus berintensitas tinggi pada sebuah neuron dapat "mempersiapkan"
reseptor sinaptiknya sehingga di masa depan neuron tersebut akan memberikan respons lebih
kuat terhadap input yang sama. Mekanisme tersebut merupakan bagian terpenting dalam
pembelajaran dan ingatan, tetapi sayangnya nyeri juga mengaktivasi mekanisme yang sama.
Berondongan stimulus nyeri berintensitas tinggi mempersiapkan neuron untuk memberikan
respons yang lebih kuat terhadap stimulasi yang lebih rendah di masa depan.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya nyeri kronik maka pembatasan nyeri
sajak dini sangat diperlukan.
Sensasi Gatal
Peneliti telah mengidentifikasi lintasan sensasi gatal yang menuju ke sumsum tulang
belakang. Histamin di dalam kulit akan mengeksitasi akson-akson pada lintasan tersebut,
sementara stimulus lain tidak menghasilkan eksitasi.
Gatal bermanfaat karena hal tersebut membuat Anda menggaruk daerah yang terasa
gatal dan menghilangkan apapun yang mengiritasi kulit. Garukan yang kuat menimbulkan
nyeri ringan dan nyeri menginhibisi gatal Opiat yang meredakan nyeri justru meningkatkan
gatal Hubungan inhibitori antara nyeri dan gatal merupakan bukti terkuat yang menegaskan
bahwa gatal bukanlah suatu tipe nyeri.
Indra kimiawi
Isu isu utama tentang pengodean kimiawi
Salah satu kemungkinan Pengodean Adalah dengan menandai ketiga lonceng tersebut.
Lonceng bagi hewan seperti itu?
bernada tinggi berarti "Saya butuh tepung terigu". Lonceng bernada sedang berarti "Saya butuh
gula". Lonceng bernada rendah berarti "Saya butuh telur". Kemungkinan lain pengodean
adalah dengan membuat suatu kode yang bergantung pada hubungan antar ketiga lonceng
tersebut. Apabila lonceng bernada tinggi dan sedang sama-sama berbunyi maka itu berarti
Anda butuh tepung terigu, bunyi lonceng bernada tinggi dan rendah penciuman atau
pengecap.Berarti Anda butuh telur. Bunyi ketiga lonceng bersamaan berarti Anda butuh
ekstrak vanila".
Secara teori sistem sensorik dapat menggunakan kedua sistem pengodean tersebut.
Pada sebuah dengan tap stimulus cita rasa dan bau yang mengeksitasi beberapa jenis neuron.
Makna dari respons tertentu pada suatu neuron tergantung pada konteks respons neuron lain.
Sistem yang bergantung pada prinsip garis berlabel (labeled-line), tap reseptor hanya
memberikan respons terhadap stimulus dengan kisaran yang Stop dan Cek terbatas dan
terhubung langsung dengan otak. Pada sebuah sistem yang bergantung pada prinsip sistem pola
lintas serat (accross-fiber pattern principle), tiap reseptor memberikan respons terhadap
stimulus dengan kisaran yang lebih luas dan berkontribusi pada persepsi tiap reseptor tersebut!'
Cita Rasa
Cita rasa merujuk pada stimulasi bintil pengecap reseptor yang ada pada lidah. Indra
lain di dalam korteks terpisah, tetapi akson pengecap dan penciuman bersatu pada sebuah sel
di sebuah area yang disebut korteks endopiriform (Fu, Sugai, Yoshimura, dan Onoda, 2004).'
Olfaksi
Olfaksi atau penciuman, adalah pendeteksian zat-zat kimia uang menyebabkan
kontraksi membran di dalam hidung. peneliti telah menyatakan bahwa indra penciuman
memiliki waktu respons lambat, tetapi studi lanjutan telah memperlihatkan bahwa mencit dapat
merespons bau dalam waktu 200 ms setelah bau tersebut muncul, waktu respons yang
sebanding dengan waktu respons indra lain (Abraham et al., 2004).
Implikasi Pengodean
"Mengapa proses evolusi bersusah payah mendesain begitu banyak jenis reseptor
olfaktori? sedangkan penglihatan dapat berfungsi dengan baik hanya dengan tiga jenis sel
kerucut". Alasan utamanya adalah bahwa energi cahaya dapat diatur dalam satu dimensi, yaitu
panjang gelombang. Penciuman mengolah beraneka ragam zat kimia bawaan udara yang tidak
dapat diatata ke dalam kontinum tunggal.
Untuk mendeteksi semua zat kimia tersebut kita memerlukan beraneka ragam reseptor. Alasan
kedua berhubungan dengan lokalisasi.
Informasi ke Otak
Reseptor olfaktori sangat rentan terhadap kerusakan, karena mereka terpapar terhadap
apapun yang ada dalam udara. Tidak seperti reseptor penglihatan dan pendengaran yang
bertahan seumur hidup, Tiap akson neuron olfaktori mengandung kopi protein reseptor
olfaktorinya yang dimanfaatkan layaknya sebuah kartu tanda pengenal untuk mencari
pasangannya secara tepat.
Perbedaan Antar-individu
Secara anatomi bulbus olfaktori mencit yang diuji memiliki bentuk yang berbeda
karena terdapat lebih banyak kelompok neuron, tetapi terdiri dari lebih sedikit neuron.
Sinestesia
Sinestesia adalah pengalaman pada satu indra sebagai bentuk respons terhadap stimulasi indra
lain. Singkatnya, individu yang mengalami sinestesia melihat huruf sebagai warna, tetapi
warna tersebut tidak secerah warna aslinya (Hubbard, Arman, Ramachandran, dan Boynton,
2005).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut, di ketahui
dalam sistem sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di mana di jelaskan
bagaimana mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-bagian organ yang bersangkutan,
sistem sensoris meliputi:
1. Sistem indra penglihatan (mata)
2. Sistem indra pendengar (telinga)
3. Sistem indra pembau (hidung)
4. Sistem indra pengecap (lidah)
5. Sistem indra peraba (kulit)
Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan
alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan
rongga telinga dalam. Indra penglihatan (mata) yaitu organ sensorik kompleks yang
mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk trandsuksiMata terdiri dari beberapa
komponen utama, sebagai berikut. Aqeuos humor, korpus siliais, bintik buta, fovea, iris,
kornea, koroid, lensa, ligamentum suspensorium, makula lutea, neuron bipolar ,otot siliaris,
pupil, retina, saraf optikus, sel batang, sel ganglion, sel kerucut, sklera, vitreus humor. Indera
Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori sebagai
reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa sakit.
Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak
tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla
lidah terdapat indra pengecap. Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang
oleh gas yang terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya
mudah hilang jika terkena bau yang sama dalam jangka waktu lama.
B.Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
Anatomi Fisiologi Sensori (Anatomi Fisiologi Sistem Pengelihatan dan Pendengaran) sangat
penting bagi kehidupan kita, dengan adanya panca indra kita dimudahkan dalam menjaankan
aktifitas kita. Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena
kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah
ini, dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang
sifatnya tersirat maupun tersurat.