You are on page 1of 5

Nama : Nanda Reza Mahendra Dosen Pengampu : Mufidah, S.T., M.T.

NBI : 1442100080 / R
Matkul: Progres 1 Ars Sains

Bab 3.3. Analisis pencahayaan Cassava dan Durian Cottage


A. Eksisting Bangunan Cassava da Durian Cottage

Cassava dan Durian Cottage merupakan sebuah penginapan di UTC (Ubaya Training
Center), lokasi ini berada di JL. Udayana, Trawas, Jawa Timur. Cassava dan Durian
Cottage ini merupakan bangunan 3 lantai yang memiliki luas kurang lebih 235m2.
Cassava dan Durian Cottage menggunakan perpaduan konsep industrial dan juga
classic, bisa dilihat dari segi material nya bangunan ini didominasi oleh kayu.
Untuk struktur nya sendiri Cassava dan Durian Cottage ini menggunakan kolom
dengan ukuran 30cm x30cm, sedangkan ring baloknya sendiri menggunakan ukuran
15cm x 30cm, pada bagian atap Cassava dan Durian Cottage ini memakai kombinasi
atap perisai atau limas dengan tap pelana pada bagian depan.
Kelebihan daripada Cassava dan Durian Cottage ini sendiri ialah pada system bukaan
yang diterapkan, bis akita lihat banyak sekali kusen jendela sehingga sirkulasi udara
maupun pencahayaan bisa masuk sehingga didalam ruangan menjadi lebih segarr dan
sejukk ditanmbah lagi vegetasi dikawasan tersebut juga sangat baik, semakin banyak
pepohonan disana maka semakin bagus untuk menguatkan lapisan tanah dikawasan
tersebut mrngingat juga kontur tanah yg tidak rata dilahan Cassava dan Durian
Cottage.
Untuk kekurangan nya sendiri Cassava dan Durian Cottage pada kamar sisi sebelah
timur bangunan terlalu banyak kusen jendela sehingga pda saat waktu menunjukkan
pukul 09.00 – 11.00 didalam kamar tersebut akan terasa panas akibat terpapar
langsung oleh sinar matahari.
B. Sistem Pencahyaan Alami Pada Ruang Durian 1 Cassava dan Durian
Cottage
Pencahayaaan pada umummnya merupakan hal yang sangat penting yang dibutuhkan
manusia untuk melihat, mengenal dan mempelajari apa yang ada di sekitar. Pada
bangunan, pencahayaan berfungsi menjamin keselamatan manusia; memfasilitasi
penampilan visual; dan membantu kreatifitas di dalarn pembentukan lingkungan
visual. Secara garis besar, sumber cahaya dibagi menjadi dua, yaitu cahaya alami yang
terutama bersumber dari matahari dan cahaya buatan yang bersumber dari alat
penerang (listrik). Untuk menjadikan bangunan hemat energi, maka bangunan harus
bisa mengoptimalkan penggunaan pencahayaan alami. Secara garis besar, sumber
cahaya dibagi menjadi dua, yaitu cahaya alami yang terutama bersumber dari matahari
dan cahaya buatan yang bersumber dari alat penerang (listrik).

- Sistem Pencahyaan Alami Pada Bangunan


Dalam mendistribusikan cahaya alami ke dalam bangunan, secara umum dapat
melalui bukaan disamping (side lighting), bukaan di atas (top lighting), atau
kombinasi keduanya. Tipe bangunan, ketinggian, rasio bangunan dan tata massa, dan
keberadaan bangunan lain di sekitar merupakan pertimbangan-pertimbangan
pemilihan strategi pencahayaan (Kroelinger, 2005). Sistem pencahayaan samping
(side lighting) merupakan sistem pencahayaan alami yang paling banyak digunakan
pada bangunan. Selain memasukkan cahaya, juga memberikan keleluasaan view,
orientasi, konektivitas luar & dalam, dan ventilasi udara.
Gambar 1. Multilateral lighting Gambar 2. Clerestories (jendela atas ketinggian 210cm)
(bukaan lebih dari dua sisi bangunan)

Posisi jendela pada dinding dapat dibedakan menjadi 3: tinggi, sedang, rendah, yang
penerapannya berdasarkan kebutuhan distribusi cahaya dan sistem dinding. Strategi
desain pencahayaan samping yang umum digunakan antara lain:
1. Single side lighting, bukaan di satu sisi dengan intensitas cahaya searah yang kuat,
semakin jauh jarak dari jendela intensitasnya semakin melemah
2. Bilateral lighting, bukaan di dua sisi bangunan sehingga meningkatkan pemerataan
distribusi cahaya, bergantung pada lebar dan tinggi ruang, serta letak bukaan
pencahayaan.
3. Multilateral lighting, bukaan di beberapa lebih dari dua sisi bangunan, dapat
mengurangi silau dan kontras, meningkatkan pemerataan distribusi cahaya pada
permukaan horizontal dan vertikal, dan memberikan lebih dari satu zona utama
pencahayaan alami.
4. Clerestories, jendela atas dengan ketinggian 210 cm di atas lantai, merupakan
strategi yang baik untuk pencahayaan setempat pada permukaan horizontal atau
vertikal. Perletakan bukaan cahaya tinggi di dinding dapat memberikan penetrasi
cahaya yang lebih dalam ke dalam bangunan.
5. Light shelves, memberikan pembayangan untuk posisi jendela sedang memisahkan
kaca untuk pandangan dan kaca untuk pencahayaan. Bisa berupa elemen eksternal,
internal, atau kombinasi keduanya.
6. Borrowed light, konsep pencahayaan bersama antar dua ruangan yang
bersebelahan, misalnya pencahayaan koridor yang di dapatkan dari partisi transparan
ruang di sebelahnya.
- Sistem Pencahyaan Alami Dalam Ruang Durian 1

Gambar 1. Interior Ruang Durian 1 Gambar 2. Interior Ruang Durian 1

Tingkat pencahayaan alami di dalam ruang Durian 1 ditentukan oleh tingkat


pencahayaan langit pada bidang datar di lapangan terbuka pada waktu yang sama.
Perbandingan tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan dan pencahayaan alami
pada bidang datar di lapangan terbuka ditentukan oleh :

1. Hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya


2. Ukuran dan posisi lubang cahaya
3. Distribusi terang langit
4. Bagian langit yang dapat dilihat dari titik ukur
Dalam mengukur pencahayaan suatu ruangan, harus memperhatikan Faktor langit
(suatu titik pada suatu bidang di dalam suatu ruangan). Faktor langit (fl) merupakan
angka perbandingan tingkat pencahayaan langsung dari langit di titik tersebut dengan
tingkat pencahayaan oleh Terang Langit pada bidang datar di lapangan terbuka
sebesar 10.000 lux. Pengukuran tingkat pencahayaan dilakukan dalam keadaan
sebagai berikut :
1. Dilakukan pada saat yang sama,
2. Keadaan langit adalah keadaan Langit Perancangan dengan distribusi terang
yang merata di mana-mana,
3. Semua jendela atau lubang cahaya diperhitungkan seolah-olah tidak ditutup
dengan kaca.
Intensitas cahaya alami pada ruang Durian 1 berdasarkan Analisa ruangan tersebut
tidak sesuai dengan standar pencahayaan rata-rata yang di rekomendasikan oleh
SNI -03 2000 untuk ruang tidur atau penginapn 250 lux.
Dengan mengoptimalkan penggunaan cahaya alami sebaik mungkin, sehingga
dapat melakukan aktivitas dengan baik dalam ruangan, dan juga dengan
mengotimalkan penggunaan cahaya alami juga dapat mengurangi konsumsi energy
listrik, demi tujuan konservasi energi.

You might also like