Professional Documents
Culture Documents
3 - Monosakarida
3 - Monosakarida
KIMIA ORGANIK II
KARBOHIDRAT
6 atom C
GULA D DAN L
• Penentu: posisi –OH pada C-kiral paling jauh dari gugus karbonil
• Gula seri D diturunkan dari bentuk putar-kanan (+) gliseraldehid.
• Gula seri L diturunkan dari bentuk putar-kiri (-) gliseraldehid.
KELUARGA D-ALDOSA
KELUARGA
D-KETOSA
SOAL LATIHAN
• Golongkan senyawa gula berikut (e.g. glukosa adalah aldoheksosa)
a CH2OH b CH2OH c CHO
H OH HO H
O
HO H
CH2OH O
HO H
H OH
H OH
CH2OH
H OH
a b c CHO d CH2OH
CH2OH CHO
HO H O
O H OH
H OH HO H
H OH HO H
H OH H OH
HO H H OH
HO H H OH
CH2OH CH2OH
CH2OH CH2OH
Atom C kiral 1
Atom C kiral 2
ENANSIOMER
• Merupakan bayangan cermin satu sama lain
• Berbeda pada stereokimia dari > 1 atom karbon kiral
EPIMER
• Jika jumlah atom C kiral > 1, bukan merupakan bayangan
cermin
• Hanya berbeda pada stereokimia dari satu atom karbon kiral.
MESO
• Bukan merupakan enansiomer, walaupun sekilas nampak
memiliki bayangan cermin
• Secara optic tidak aktif
• Memiliki garis simetri yang dapat membagi senyawa menjadi
dua, Contoh : pada asam tartrat
Eritro Treo
SIFAT KHUSUS GUGUS KARBONIL
• Hemiasetal, adalah senyawa turunan yang terbentuk karena
adanya reaksi gugus aldehid dan alkohol
• Asetal, senyawa yang berasal dari reaksi hemiasetal dan
alkohol
MACAM PENULISAN STRUKTUR
Rumus Haworth
Konfigurasi ruang/
kursi
PEMBENTUKAN HEMIASETAL SIKLIS
• Reaksi dari gugus aldehid (-CHO) dengan –OH pada
C5
a b c CHO d CH2OH
CH2OH CHO
HO H O
O H OH
H OH HO H
H OH HO H
H OH H OH
HO H H OH
HO H H OH
CH2OH CH2OH
CH2OH CH2OH
MUTAROTASI
• Glukosa yang murni memiliki dua bentuk Kristal : α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
• Mutarotasi terjadi karena pada larutan, kedua bentuk kristal mengalami
kesetimbangan lambat dengan bentuk rantai terbukanya.
H OH H OH H OH
H O H O H O
CH3OH, HCl
HO HO HO
HO OH HO H HO OCH3
H H OH H OH
OH
H H H OCH3 H H
H OCH3
metil b-D-glukopiranosida
metil a−D-glukopiranosida
ikatan a-glikosidik
(hanya dihidrolisis oleh
enzim a-glikosidase)
PEMBENTUKAN ETER
• Reaksi aldose, seperti glukosa dengan methanol menghasilkan metil-
glikosida.
• Gugus –OH lain pada metil-glikosida dapat dikonversi menjadi gugus
metoksi dengan mereaksikannya dengan DMSO dan NaOH, atau biasa
disebut dengan sintesis eter Williamson
PEMBENTUKAN ETER
• Pembentukan eter juga dapat dilakukan dengan sintesis Williamson yang
dimodifikasi → menggunakan pereaksi CH3I, dan Ag2O
PEMBENTUKAN ESTER
• Reaksi aldose seperti glukosa dengan anhidrida asetat
dengan katalis piridin atau NaAcetat mengubah semua
gugus oksigen menjadi ester asetat
• Reaksi semakin cepat jika dilakukan pada suhu dibawah 00C
PEMBENTUKAN OSAZON
• Reaksi gula ketosa dan aldose dengan fenilhidrazin
menghasilkan osazone
• Reaksi terjadi pada atom C1 dan C2
DEGRADASI RUFF
• Rantai aldosa diperpendek oleh oksidasi aldehid
menjadi –COOH Oleh bromida, kemudian
dekarboksilasi oleh H2O2 dan Fe2(SO4)3
PEMBENTUKAN SIKLIK ASETAL DAN KETAL
• Karena karbohidrat memiliki gugus OH yang banyak, gugus proteksi
diperlukan untuk mengasilkan reaksi selektif gugus OH yang tidak
dihalangi
• Asetal dan ketal merupakan grup penghalang/proteksi yang sering
digunakan
• Contoh: aldehid seperti benzaldehida bereaksi dengan gugus 1,3 diol
pada molekul gula → menghasilkan cincin asetal
• Cincin asetal dapat dihilangkan kembali melalui reaksi hidrolisis pada suasana asam
PEMBENTUKAN SIKLIK ASETAL DAN KETAL
• Pada konversi L-sorbitol menjadi vitamin C, aseton digunakan untuk
menghalangi 4 gugus –OH sehingga satu gugus CH2OH dapat dioksidasi
secara selektif
Pustaka :
Fessenden, Ralph J.; Fessenden, Joan S. Organic
Chemistry, Fifth Edition.
John McMurry, Fundamentals of Organic Chemistry,
Third Edition
Richard O. C. Norman and James M. Coxon, Principles
of Organic Synthesis, Third Edition