You are on page 1of 1

AYU ZAKIA (10521082)

NILAI DAN NORMA DALAM KERANGKA NEGARA HUKUM PANCASILA

Sistem Kekerabatan Matrilineal Minangkabau

Matrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari
pihak ibu. Bagi masyarakat Minang, ibu adalah Bundo Kanduang. Kehadiran seorang
perempuan dalam sebuah keluarga menjadi hal yang amat penting karena sebagaimana
sudah disebutkan, dalam kekerabatan matrinileal garis kerutunan mengikuti garis
keturunan ibu. Jika suatu keturunan tidak ada keturunan perempuan maka bisa
dikatakan garis keturunan keluarga tersebut terputus. Setidaknya ada dua jenis hak yang
diperoleh perempuan Minang: material dan moral.

Di sini, seorang perempuan dewasa atau 'ibu' adalah limapeh rumah nan gadang,
sumarak dalam nagari. Ibu punya kedudukan sebagai bundo kanduang, sebuah lambang
kehormatan dalam kaum dan dalam nagari. Ibu menjadi hiasan dalam kampuang yang
tercermin dari kepribadiannya yang sopan santun dan baik budi pekerti. Ibu juga
dianggap mengerti dengan agama dan mematuhi aturan agama.

Lalu, dari segi materi, perempuan atau ibu merupakan pemilik harta pusaka, yakni
warisan yang menurut adat Minangkabau diterima dari mamak kepada kemenakan.
Maka, ibu harus menjaga keutuhan harta pusaka ini. Pun harta ini diturunkan kepada
keturunan yang perempuan sebagai penerus garis keturunan. Meski begitu, laki-laki juga
diberi kewajiban untuk mengembangkan harta pusaka tersebut.

Sebagai pemilik harta, ibu harus menggunakannya sesuai dengan ketentuan adat.
pada dasarnya penggunaan harta tersebut dibagi menjadi 2 yaitu, pertama, harta tersebut
dikembangkan sehingga hasilnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kedua, harta
dan hasil harta yang telah dikembangkan tersebut disimpan untuk keperluan nanti
apabila ada kebutuhan yang mendesak.

Alasan mengapa masyarakat Minang masih mempertahankan sistem kekerabatan


matrilinalisme:

1. Agar kecintaan dan penghargaan kepada kaum wanita selalu hidup dalam jiwa
kaum pria, adat menetapkan silsilah keturunan mengambil garis keturunan
Ibu.

2. Adat Minangkabau memahami kalau perempuan memiliki derajat yang tinggi.


Ada hak-hak besar yang biasanya diperoleh laki-laki, namun bagi masyarakat
Minang hak tersebut diperoleh kaum perempuan.

You might also like