Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan
Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan
HARUM AMBARIYANTI
041680708
2020/1
Kebutuhan pangan bagi manusia adalah rutin. Pangan yang tersedia tidak
selalu dapat langsung dikonsumsi oleh manusia saat itu juga, untuk memenuhi
kebutuhan tersebut maka diperlukan ilmu dan teknologi pangan.
Teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu mengenai
bahan pangan terutama pangan pasca panen yang juga memanfaatkan ilmu kimia,
biokimia, fisika, dan sifat biologis bahan pangan. Manfaat adanya teknologi pangan
diantaranya memperpanjang umur simpan, memudahkan penyimpanan dan
distribusinya, meningkatkan nilai tambah ekonomis, memperoleh produk hasil
pertanian yang lebih menarik. Dalam perkembangannya, saat ini banyak
penerapan teknologi untuk mengolah bahan pangan menjadi pangan yang memiliki
nilai yang tinggi. Contohnya pembuatan produk donat dan sari kedelai. Produk
donat memanfaatkan proses fermentasi pada bahan bakunya, sedangkan produk
sari kedelai merupakan salah satu contoh proses non fermentasi.
Salah satu bahan baku donat yang penting dalam prosesnya yaitu ragi.
Ragi merupakan mikroorganisme (Saccharomyces cereviceae) yang membantu
proses fermentasi pada donat. Ragi yang masih aktif ditandai dengan adonan
donat yang mengembang selama proses fermentasi, pengembangan tersebut
menghasilkan gas CO2 karena berikatan dengan gluten. Operasi yang dilakukan
untuk produksi donat yang berpengaruh pada kualitas produk antara lain
pencampuran dan penggorengan. Pencampuran bahan antara tepung protein
tinggi, sedang, air, ragi instan dan bahan lainnya sampai homogen dan kalis.
Adonan donat dilakukan penggorengan dengan variasi waktu 2, 5 dan 7 menit
untuk mengetahui waktu penggorengan yang tepat.
Dalam proses pembuatan sari kedelai menggunakan kacang kedelai yang
sudah direndam dalam air selama 8 jam. Kacang kedelai yang digunakan dibagi
menjadi 3 bagian dengan berat yang sama dan ditambahkan air dengan volume
yang berbeda-beda; 0,5, 1 dan 1,5 L. Operasi yang digunakan yaitu pembersihan,
konversi, pemisahan dan pasteurisasi. Kacang kedelai dan air dilakukan
penghancuran dan selanjutnya disaring agar dapat dipisahkan antara filtrat dan
residu. Hasil filtrat kedelai dilakukan pasteurisasi untuk menginaktivasi mikroba
pathogen pada kacang kedelai.
1.2 Tujuan
Umum
1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam
pengolahan bahan pangan.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan analisa pengaruh
bahan dan proses pengolahan terhadap keberhasilan pembuatan produk
pangan.
1
Khusus
1. Mempraktikan cara pengolahan dan pembuatan produk pangan fermentasi
yaitu donat.
2. Mengetahui perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adonan donat.
3. Mengetahui pengaruh lama waktu penggorengan terhadap mutu donat yang
dihasilkan.
4. Mempraktikan cara pengolahan dan pembuatan produk pangan non fermentasi
yaitu sari kedelai.
5. Mengetahui tahapan-tahapan operasi yang dilakukan dalam pembuatan sari
kedelai.
6. Mengetahui pengaruh variasi perbandingan jumlah air dan kedelai pada mutu
sari kedelai yang dihasilkan.
7.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Donat
Donat merupakan jenis kue yang memiliki bentuk bulat dengan bagian
tengahnya berlubang seperti cincin. Fungsi lubang tersebut adalah agar panas
saat penggorengan merata dan menyebar di sekitaran adonan dan juga mencegah
adonan diluar lebih duluan matang. Donat dihasilkan dari pencampuran bahan
baku yang berbeda-beda. Bahan baku tersebut diantaranya tepung terigu, telur,
gula, susu kenal manis, margarin, air, baking powder dan bantuan mikroorganisme
jenis khamir yaitu ragi (Saccaromyces cereviceae). Ragi tersebut membantu
proses fermentasi pada pembuatan donat, Proses pembuatan kue donat dengan
mencampurkan semua bahan menjadi adonan dan difermentasikan lalu digoreng..
Mutu donat yang baik mencirikan warna kulitnya yang berwarna coklat muda,
aroma donat, tekstrur halus, tidak terlalu kering, dan rasanya yang manis. Proses
yang terlibat pada pembuatan donat yaitu pengadukan, fermentasi
(pengembangan), dan penggorengan yang akan mempengaruhi hasil akhir mutu
donat (Daulay,2017).
Proses fermentasi adalah suatu proses perubahan enzimatik yang berasal
dari senyawa organic komplek menjadi produk organic yang lebih sederhana
secara anaerob. Proses fermentasi pada donat merupakan suatu pengolahan
produk pangan yang mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2 secara
anaerobik. yang bertujuan untuk pengawetan makanan. Proses fermentasi donat
menggunakan bantuan ragi Saccharomyces cereviciae yang memiliki sifat dapat
memfermentasikan sukrosa dengan cepat. Ragi merupakan bahan yang penting
dalam pembuatan roti, salah satu fungsinya menghasilkan CO2 pada proses
fermentasi. Ragi tercampur rata dengan gula pada adinan sehingga adonan
menjadi mengembang.
3
2.3 Pemanasan
Pengolahan dan pengawetan pangan dengan panas terdapat beberapa
metode diantaranya
a. Menggunakan air dan uap panas, seperti blanching, pasteurisasi, sterilisasi
panas, ekstrusi
b. Menggunakan udara panas, seperti dehidrasi, baking, roasting
c. Menggunakan minyak panas seperti, penggorengan
d. Menggunakan energy radiasi seperti, microwave, infrared
Pengawetan pangan depan panas perlu memastikan jumlah panas harus
cukup untuk membunuh mikroorganisme bahaya pangan, panas yang digunakan
pun tidak menyebabkan zat gizi atau cita rasa menjadi rusak. Adanya pemanasan
membuat produk pangan aman untuk dikonsumsi (Aminah, 2014).
Metode penggorengan dilakukan untuk mendapatkan cita rasa yang baik
pada produk dan juga bertujuan untuk inaktivasi enzim dan mikroba serta
menurunkan kadar air pada produk pangan. Prinsip pada penggorengan jika saat
bahan pangan dimasukkan ke dalam minyak panas akan membuat suhu
permukaan meningkat dan bagian permukaannya akan mongering, kandungan air
pada produk akan menguap dan kerak permukaan yang terbentuk bersifat berpori-
pori (porous). Jenis penggorengan diantaranya ada deep frying, shallow frying, dan
vacuum frying. Produk olahan pangan yang diproses menggunakan penggorengan
membuat kerak permukaan produk (crust) terbentuk secara lambat. Mutu produk
yang dihasilkan dari proses penggorengan yaitu warna, rasa, tekstur dan aroma
produk akan mengalami perubahan. Pada warna akan mengalami perubahan
warna menjadi kecoklatan (browning), pada rasa akan mengalami perubahaan
rasa yang lebih enak, tekstur akan menjadi kering dan aroma yang dihasilkan akan
wangi tergantung dari bahan baku produk yang dipakai (Tim dosen TPPHP, 2013).
Pengolahan pemasakan pangan dapat pula dilakukan dengan perebusan
atau pendidihan Perebusan merupakan proses pemasakan dalam air mendidih,
dimana air sebagai media penghantar panas. Tujuan perebusan untuk
memperoleh rasa yang lebih enak, aroma lebih baik, teksture lebih lunak, dan
untuk membuntuh mikroorganisme dan menginaktifkan enzim. Proses pemanasan
bahan pangan dapat meningkatkan ketersediaan zat gizi yang terkandung
didalamnya (Sundari, 2015).
4
BAB III
METODE
n
Tambahkan
Pencampuran air dingin Pencampuran
Tambahkan
telur yang Adonan
Pencampuran Pencampuran kalis
sudah dikocok
5
Adonan
kalis
Donat siap
dimakan
Timbang adonan
Tiriskan
Diamkan 30 menit
dan tutup adonan
dengan kain lembab Penggorengan 2,5,
dan 7 menit
Kempeskan adonan
Diamkan kembali
selama 30 menit
6
3.2.2 Diagram Alir Proses Pengolahan Sari Kedelai
Kacang kedelai
timbang 500 g
Air,
Pencucian dengan
kotoran,
air bersih
kulit, dll
Perendaman
dengan air bersih
selama 8 jam
Sari kedelai
Pembuangan air
Air rendeman
Pemasakan
Timbang kacang
kedelai hasil
rendeman
Gula pasir
Pencampuran
dan garam
Pengupasan kulit ari
Kulit Ari yang masih
Penyaringan Ampas
menempel
Air
matang
7
BAB IV
PEMBAHASAN
8
Proses fermentasi adonan donat dengan mendiamkan adonan selama 30
menit dengan kondisi adonan ditutup menggunakan kain serbet yang lembab
fungsinya agar peran ragi saat proses fermentasi bekerja maksimal. Setelah 30
menit, adonan akan menjadi lebih besar dan mengembang yang berarti proses
fermentasi berjalan dengan baik. Adonan dikempeskan terlebih dahulu untuk
mengeluarkan gas CO2 yang memicu fermetnasi kembali selama tahapan proses
berlangsung, memastikan ragi tersebar dan memfermentasi gula secara merata.
Setelah itu ditimbang dan diukur kembali pasca proses fermentasi. Hasilnya
adonan yang terbentuk memiliki berat 10,70% lebih berat dari adonan sebelum
fermentasi. Perubahan pasca fermentasi pada adonan sebanyak 50% lebih tinggi
dan diameter adonan 32,14% lebih lebar dari adonan sebelum fermentasi.
Perubahan yang tidak besar dikarenakan pencampuran dan pengadukan yang
membuat kerja ragi yang kurang maksimal, sehingga besarnya tinggi adonan tidak
begitu besar.
Adonan dibagi menjadi bentuk yang lebih kecil dengan berat 45 gram,
adonan kecil tersebut bagian tengahnya dilubangkan seperti bentuk donat pada
umumnya. Letakkan adonan pada nampan yang sudah dilumuri tepung protein
sedang. Adonan kecil dilakukan fermentasi kedua dengan mendiamkan adonan
selama 30 menit lagi sebelum dilakukan penggorengan. Selama pendiaman
adonan tidak perlu ditutup dengan kain serbet, tapi dibiarkan terbuka. Setelah 30
mentit, adonan kecil akan mengembang kembali menjadi ukuran adonan adonat
yang lebih besar dan bentuknya menjadi bulat sempurna dan siap untuk digoreng.
Penggorengan donat dilakukan pada minyak sebagai media panas, adonan
nantinya akan digoreng di dalam minyak (deep frying). Penggorengan
dimaksudkan untuk membuat penampilan donat menarik, dan membentuk tekstrur,
flavor yang lebih baik. Pada penggorengan pun khamir yang ada pada ragi akan
mati, sehingga jika dikonsumsi akan aman. Penggorengan yang dilakukan dengan
variasi waktu yang berbeda yaitu 2, 5 dan 7 menit, api pada kompor sangat kecil
agar selama penggorengan tidak akan cepat gosong. Hasil penggorengan
membuktikan semakin lama waktu penggorengan donat yang dihasilkan akan
memiliki warna yang lebih gelap, tekstur yang lebih kering, minyak yang lebih
banyak, rasa yang lebih pahit karena terlalu kering, dan aromanya terasa bau
hangus. Donat terbaik yang menhasikan mutu yang baik ada pada waktu
penggorengan 5 menit.
9
964 gram. Persentase peningkatan bobot kedelai sebesar 96,4% berarti kacang
kedelai terhidrasi dengan baik. Kacang kedelai yang dipakai hanya 600 gram dan
terbagi menjadi 3 bagian atau masing-masing 200 gram.
Proses pembuatan sari kedelai dilakukan dengan variasi dosis
penambahan air dan gula. Sari kedelai yang dibuat terdapat 3 jenis, jenis A (gula
pasir 50g, air 0,5 liter), jenis B (gula pasir 100 g, air 1 liter), jenis C (gula pasir 150
g, air 1,5 liter). Kacang kedelai dicampur dengan air dan dihancurkan
menggunakan blender, penghancuran ditunjukan agar proses ekstraksi kedelai
lebih mudah. Hasil dari penghancuran berupa bubur kacang kedelai, untuk
mendapatkan filtratnya, bubur tersebut disaring untuk memisahkan filtrate dari
ampasnya. Filtrat yang dihasilkan selanjutnya dilakukan pasteurisasi atau
pemasakan dengan penambahan gula dan garam untuk mematikan bakteri
pathogen pada kacang, dan juga membantu mengurangi rasa pahit dan langu dari
kedelai. Pemanasan pasteurisasi yaitu saat filtrate yang dimasak diatas kompor
hingga mulai muncul buih lalu matikan kompor.
Perbedaan variasi gula dan air menghasilkan warna sari kedelai menjadi
lebih putih jika lebih banyak ditambahkan dengan air dan juga aroma kedelai tidak
begitu kuat. Rasa manis dari setiap variasi mayoritas sama, hanya semakin
banyaknya jumlah air membuat rasa kedelai tidak begitu kuat. Rasa manis yang
didapat dari asam amino pada kedelai. Semakin banyaknya air pun viskositas yang
dihasilkan semakin rendah. Hal-hal yang mempengaruhi mutu sari kedelai yaitu
jenis kacang kedelai yang dipakai, proses pelepasan kulit ari, jumlah air yang
digunakan, dan jumlah gula dan garam yang ditambahkan.
10
BAB V
KESIMPULAN
11
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, SIti. 2014. Pengolahan dan Pengawetan Pangan dengan Suhu Tinggi.
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/PENGOLAHAN-PANGAN-DENGAN-SUHU-
TINGGI.pdf [diakses tanggal 22 Desember 2020]
Daulay, Rahmi Sartika. 2017. Uji Daya Terima dan Nilai Gizi Donat yang Dimodifikasi dengan Biji
Nangka dan Tepung Bayam. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/65623 [diakses
tanggal 20 Desember 2020]
Hadiny, Dhevita. 2018. Analisis Total Bakteri dan Total Koliform dalam Sari Kedelai Selama Proses
Pentimpanan pada Suhu Kamar dan Hubungannya dengan Pengetahuan Higieni Sanitasi
Produsen. http://eprints.umm.ac.id/37880/3/jiptummpp-gdl-dhevitafit-52142-3-babii.pdf [diakses
tanggal 20 Desember 2020]
Mulyani, Rini. 2017. Pengaruh Varietas Kacang Kedelai dan Konsentrasi Sukrosa Terhadap
Karakteristik Sari Kedelai Instan. d http://repository.unpas.ac.id/28971/7/IV%20HASIL%20DAN
%20PEMBAHASAN.doc [diakses tanggal 24 Desember 2020]
Sundari, Dian. 2015. Pengaruh Proses Pemasakan Terhadap Komposisi Zat Gizi Bahan Pangan
Sumber Protein. https://media.neliti.com/media/publications/20747-ID-pengaruh-proses-
pemasakan-terhadap-komposisi-zat-gizi-bahan-pangan-sumber-protei.pdf [diakses tanggal 24
Desember 2020]
12
LAMPIRAN
Perhitungan persentase
% penambahantinggi=( tinggi adonantinggi
di menit 30−tinggi adonan di menit 0
adonan di menit 0 ) x 100 %
% penambahantinggi=(
2 )
3−2
x 100 %
% penambahan tinggi=50 %
13
+++ ++
7 Coklat Manis Enak, Renyah Minyak
gelap matang cukup ++++ lebih
sedikit cukup manis banyak +++
gosong ++ pahit ++ asin ++ +
++ + +
Persentase perendaman
% perendaman=96,4 %
14
B. Foto kegiatan proses pengolahan produk selama praktikum
15
Kacang kedelai sebelum direndam Kacang kedelai setelah perendaman
16