Professional Documents
Culture Documents
JM Elektro,+Jurnal+Alfano+B.C+Dien+13021103001
JM Elektro,+Jurnal+Alfano+B.C+Dien+13021103001
Abstract—Problems in electrical installation are still kinerja dari jaringan yang akan dirancang ataupun
widely found in the field, in the Rektorat Building of UNSRAT mendapatkan efisiensi ekonomis, juga untuk
found probles in the installation of electrical installation, such mempertimbangkan fungsi utama dari bangunan sehingga
as the neatness of the electrical installation path and the setting instalasi jaringan listrik dapat disesuaikan dengan
in the Rektorat building. This problems can not be shared, so
the power obtained can not be utilized as it should be.
kebutuhannya.
Recognized with the problems of electric power installation in
the faculty of engineering I took the title oft thesis “Redesing Metode yang digunakan dalam perancangan kembali
Electric Power installation in the Rektorat Building Sam instalasi listrik ialah: Menetukan ulang jumlah titik lampu
Ratulangi University”. From my research on electrical dan tata letak lampu, menentukan penghantar yang
installation in the main buildings of Rektorat, found the division digunakan pada instalasi, menentukan peralatan proteksi
in the main building Rektorat not per floor erratic. pada instalasi listrik.Kaitan dengan latar belakang diatas
maka kami berkeinginan untuk melakukian penelitian
Keywords : Development; Electric Power Installation; Rektorat mengenai Perancangan Ulang Instalasi Listrik di Kantor
building UNSRAT; Structuring. Pusat Universitas Sam Ratulangi Manado yang mana
Abstrak—Masalah dalam instalasi tenaga listrik
tujuan saya melakukan Perancangan Ulang Instalasi
masih banyak ditemukan dilapangan, di gedung rektorat unsrat Listrik di Kantor Pusat Universitas Sam Ratulangi
ditemukan masalah dalam pemasangan instalasi listrik yang Manado di dapatkan perancangan instalasi penerangan
dilakukan, antara lain masalah kerapihan jalur instalasi listrik, dan instalasi beban tenaga, yang berupa gambar
dan pengaturan pembagian beban di gedung Rektorat, masalah pengawatan instalasi penerangan dan instalasi beban
ini mengakitbatkan pembagian tiap fasa tidak seimbang tenaga. Pada perancangan penerangan meliputi penentuan
sehingga daya yang didapat tidak dapat di manfaatkan sebagai jumlah titik lampu, perancangan rangkaian akhir,
mana mestinya. Berdasarkan dengan masalah instalasi tenaga rangkaian cabang, rangkaian utama dan KHA. Pada
listrik di Rektorat saya mengambil judul skripsi “ Redesain
perancangan beban tenaga juga meliputi perancangan
Instalasi Listrik Dikantor Pusat Universitas Sam Ratulangi”.
Dari penelitian yang saya lakukan terhadap masalah instalasi
rangkaian akhir, rangkaian cabang, rangkaian utama dan
listrik. KHA Pada gedung Kantor Pusat Universitas Sam
Ratulangi Manado Sulawesi Utara juga harus
Kata kunci— Gedung Rektorat UNSRAT; Instalasi Tenaga mempertimbangkan konsep penghematan energi dan
Listrik; Penataan; Pengembangan. biaya, agar instalasi listrik yang ada dapat beroperasi
secara efektif dan efisien.
I. PENDAHULUAN A. Pengertian instalasi listrik
Banyak kebakaran terjadi pada suatu bangunan baik itu Instalasi listrik adalah peralatan yang terpasang
rumah maupun gedung-gedung dimana penyebabnya didalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan
diduga karena Hubung singkat atau secara umum karena arus listrik. Secara umum instalasi listrik dibagi menjadi
listrik. Pada suatu rumah pun banyak sekali ditemukan dua jenis, yaitu :
instalasi listrik yang mengabaikan Peraturan Umum
1). Instalasi penerangan listrik
Instalasi Listrik (PUIL) dan Standard Nasional Indonesia
(SNI) dan tidak memperhatikan ketentuan dari keamanan 2). Instalasi daya listrik
dan teknologi modern dan juga estetika keindahan.
Perencanaan instalasi sebuah bangunan membutuhkan Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan
akurasi yang benar, akurat dan tepat. Perencanaan ini PUIL dan peraturan yang terkait dalam dokumen
diperlukan bukan hanya untuk mendapatkan efektifitas penunjang tenaga listrik dan peraturan lainnya.
304 Alfano B.C. Dien – Redesain Instalasi Listrik Dikantor Pusat Universitas Sam
Ratulangi
B. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) supaya aman dari tegangan sentuh ataupun aman
pada saat pengoperasian.
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) ini ialah agar pengusahaan instalasi listrik 6). Ekonomis - Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam
terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan pemasangan instalasi listrik harus diperhitungan
manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi dengan teliti dengan pertimbangan – pertimbangan
listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung serta tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan dapat
isinya dari keakaran akibat listrik, dan perlindungan sehemat mungkin tanpa harus mengesampingkan hal
lingkungan. – hal diatas.
3). Ketersediaan - Artinya, kesiapan suatu instalasi Pengahantar ialah suatu benda yang berbentuk
listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa daya, logam ataupun non logam yang bersifat konduktor atau
peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi. dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik yang
Apabila ada perluasan instalasi tidak mengganggu lain. Penghantar dapat berupa kabel ataupun berupa
system instalasi yang sudah, tetapi kita hanya kawat penghantar. Kabel ialah pengahantar yang
menghubungkannya pada sumber cadangan yang dilindungi dengan isolasi dan keseluruhan inti dilengkapi
telah diberi pengaman. dengan selubung pelindung bersama, contohnya ialah
kabel NYM, NYA dan sebagainya. Sedangkan kawat
4). Keindahan - Artinya, dalam pemasangan komponen penghantar ialah pengahantar yang tidak diberi isolasi
atau peralatan instalasi listrik harus ditata sedemikian contohnya ialah BC (bare conductor), penghantar
rupa, sehingga dapat terllihat rapih dan indah serta berlubang (hollow conductor), acsr (allumunium
tidak menyalahi peraturan yang berlaku. conductor stell reinforced), dsb.
5). Keamanan - Artinya, harus mempertimbangkan Secara garis besar, penghantar dibedakan menjadi dua
factor keamanan dari suatu instalasi listrik, agar macam, yaitu:
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 7 No. 3 (2018), ISSN : 2301-8402 305
b. Penghantar Tidak berisolasi - merupakan Kemampuan hantar arus yang dipakai dalam
pengahantar yang tidak dilapisi oleh isolator, pemilihan penghantar adalah 1,25 kali arus nominal yang
contoh penghantar tidak berisolasi BC (bare melewati penghantar tersebut. Karena KHAnya sudah
conductor). Jenis – jenis isoalsi yang dipakai diketahui, maka tinggal menyesuaikan dengan table data
pada penghantar listrik meliputi isolasi dari PVC hasil pengukuran untuk mencari luas penampang yang
(Poly Vinyl Chlorid). diperlukan.
Pada PUIL 2000 disebutkan bahwa susut tegangan a. Mengihindari bahaya yang dapat ditimbulkan
antara PHB utama dan setiap titik beban tidak boleh akibat tegangan sentuh dan kejutan arus yang
lebih dari 5% dari tegangan PHB utama bila semua kabel dapat mengancam keselamatan manusia.
penghantar instalasi dilalui arus maksimum yang b. Untuk menciptakan suatu system instalasi yang
ditentukan (arus nominal pengaman). Kabel penghantar dapat diandalkan tingkat keamanannya.
yang digunakan harus memenuhi persyaratan kemampuan c. Untuk menghindari kerugian – kerugian yang
hantar arus yang ditentukan dan rugi tegangan yang yang dapat ditimbulkan akibat kebakaran yang
diijinkan. disebabkan oleh kegaglan suatu perancangan.
F. Pengaman
II. PERENCANAAN PENATAAN DAN
Pengaman adalah suatu perlatan listrik yang PENGEMBANGAN INSTALASI
digunakan untuk melindungi komponen listrik dari TENAGA LISTRIK FAKULTAS TEKNIK
kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus UNSRAT
beban lebih ataupun arus hubung singkat.
A. Pengambilan dan pengumpulan data
1) Mini Circuit Breaker (MCB)
Data – data yang diperlukan akan diambil
Gambar 1 menjelaskan bagian – bagian yang dengan cara melakukan studi lapangan dalam hal ini
terdapat pada MCB. Pada MCB terdapat dua jenis survey panel serta ruangan dimana penulis menemukan
pengaman yaitu secara thermis dan electromagnetis, masalah ini dengan didukung teori dari studi pustaka
yang menyangkut tentang instalasi listrik yang dilakukan
pengaman thermis berfungsi untuk mengamankan arus penulis. Data yang dimaksud adalah :
beban lebih sedangkan pengaman electromagnetis
berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung 1) Panel
singkat. 2) Beban Ruangan
3) Jaringan
MCB dalam kerjanya membatasi arus lebih 4) Pembagian beban
menggunakan gerakan dwilogam untuk memutuskan
rangkaian. Dwilogam ini akan berkerja dari panas yang B. Perencanaan Rancangan
diterima oleh karena energy listrik yang timbul. langkah – langkah yang dilakukan sebagai berikut :
2) Modeled Case Circuit Breaker (MCCB)
1) Pengukuran Panel
2) Membuat denah bangunan
MCCB merupakan sebuah pemutus tenaga yang
3) Membuat single line diagram
memiliki fungsi sama dengan MCB, yaitu mengamankan
4) Menentukan luas penghantar yang diperlukan
peralatan dan instalasi listrik saat terjadi hubung singkat
dan membatasi kenaikkan arus karena kenaikan beban.
C. Deskripsi Bangunan
Hanya saja yang membedahkan MCCB dengan MCB
Objek dari instalasi listrik ini adalah bangunan kantor
adalah casingnya, dimana untuk MCB tiga fasa memiliki
pusat Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado
casing dari tiga buah MCB satu fasa yang kopel secara
Sulawesi Utara. Bangunan ini terdiri dari 5 lantai.
mekanis. Sementara MCCB memiliki tiga buah terminal
Peralatan yang dipakai pada keseluruhan bangunan ini
fasa dalam satu casing yang sama. Itulah sebabnya MCCB
diantaranya pendingin ruangan (AC), jaringan telepon,
dikenal sebagai Modeled Case Circuit Breaker.
jaringan LAN computer & internet, pompa air, dan
G. Penerangan lainnya.
Pembuatan table kondisi beban pemakaian
Instalasi Listrik dibedakan menjadi dia macam. Yaitu : listrik bangunan ini dapat membantu dalam proses
perancangan ataupun pengembangan instalasi tenaga
1) Instalasi Daya : Rangkaian listrik yang biasanya listrik bangunan tersebut..
digunakan pada kebutuhan daya. Misalnya trafo Tabel I menunjukan kondisi beban pada lantai 1,
distribusi, motor listrik, AC dan lainnya. Tabel II Menunjukan kondisi beban pada lantai 2, Tabel
2) Instalasi Penerangan : Rangkaian listrik yang III menunjukan kondisi beban lantai 3, Tabel IV
biasanya digunakan pada beban-beban menunjukan kondisi beban lantai 4, Tabel V menunjukan
penerangan. kondisi beban lantai 5.
TABEL III
KONDISI BEBAN LANTAI 3
TABEL I
KONDISI BEBAN LANTAI 1
TABEL IV
KONDISI BEBAN LANTAI 4
TABEL II
KONDISI BEBAN LANTAI 2
TABEL V
KONDISI BEBAN LANTAI 5
308 Alfano B.C. Dien – Redesain Instalasi Listrik Dikantor Pusat Universitas Sam
Ratulangi
III. ANALISA DAN PERHITUNGAN Beban yang dipakai pada lantai 1 beban stop
kontak yaitu 9 stop kontak 200 W, dengan total
A. Pemilihan Penghantar beban 1800 Watt maka :
Pemilihan penghantar ini dimaksudkan supaya I= →( φ = 0,85)
penggunaan penghantar yang akan digunakan nanti tepat
sasaran. Karena disetiap penghantar (kabel) terdapat
tanda pengenal atau spesifikasi, maka daripada itu I= I = 9,62 A
,
disarankan terlebih dahulu untuk melihat permukaan
kabel yang ada : Arus nominalnya ialah 9,62 A. maka arus
nominal KHA akan diperoleh :
1) Tanda pengenal seperti SNI, IEC, ataupun SPLN
2) Tanda pengenal produsen KHA = 1, 25 x In
3) Jumlah serta diameter Penghantar
KHA = 1,25 x 9,62 = 12.02 A
Spesifikasi kabel ini dapat dilihat dalam PUIL 2000.
Dari perhitungan ini, maka ukuran penghantar
a) Perhitungan Luas Penampang Penghantar yang diperoleh ialah NYM 1,5 mm2
Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada 3) Pada perhitungan ini, AC dipisahkan
sebuah penghantar, maka luas penampang penghantar dikarenakan AC memiliki pengaman dan
harus diperhitungkan dengan teliti. Penampang bahan penghantar sendiri.
sambungan harus sesuai dengan ketentuan pemakaian AC pada lantai 1 fasa R adalah 2 AC dengan
bahan (jumlah inti, luas penampang penghantar, jenis daya 800 W
bahan). Arus yang melalui penghantar yang melebihi
kapasitas KHAnya dapat mengakibatkan kerusakan pada
I= →( φ = 0,85)
penghantar.
TABEL VII
TABEL IX
PENENTUAN KHA DAN PENGAMAN PANEL LANTAI 2
PENENTUAN KHA DAN PENGAMAN PANEL LANTAI 4
310 Alfano B.C. Dien – Redesain Instalasi Listrik Dikantor Pusat Universitas Sam
Ratulangi
TABEL X • In Lantai 2 :
PENENTUAN KHA DAN PENGAMAN PANEL LANTAI 5
I= →( φ = 0,85)
√
I= → = 44,20 A
√ ,
• In Lantai 3 :
I= →( φ = 0,85)
√
In = → = 64,95 A
√ ,
• In Lantai 5 :
I= →( φ = 0,85)
√
I= → = 51,20 A
√ ,
Perhitungan ukuran penghantar utama (Panel KHA Penghantar Utama = KHA terbesar +
Utama), Arus nominal.
Untuk menentukan nilai penghantar pada panel = 105,88 + (49,54 + 44,20 + 64,95 + 51,20)
utama, maka kita harus mengetahui :
= 340,32 A
1) KHA Terbesar Bangunan Utama Kantor pusat
UNSRAT (terdiri dari 5 lantai) Dari data yang diperoleh, maka penghantar yang
2) Arus nominal akan digunakan adalah NYY 185 mm2.
I= →( φ = 0,85)
√
Rugi tegangan berdasarkan luas penampang untuk arus
In = → = 49,54 A bolak balik 3 phasa :
√ ,
ΔU = √3 x I x l (RLcosφ + XLsinφ)
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 7 No. 3 (2018), ISSN : 2301-8402 311
Perhintungan untuk jarak beban terjauh dari panel Pada kondisi saat ini, Rektorat Unsrat memiliki 1
utama yang ada di lantai 1 ke panel yang panel utama serta 5 sub panel. Dimana pada panel – panel
terhubung di lantai 5 tersebut yang lain sudah tidak tersusun dengan rapih dan
Cos φ = 0.85 kabel NYY 10 mm2. tidak teratur lagi. Hal ini mungkin disebabkan pada saat
l = 50 m = 0.05 pemasangan tidak memperhatikan syarat dan ketentuan
dan mungkin juga disebabkan oleh sambungan –
I = → in = = 51,20 A sambungan liar. Untuk itu di perlukan perbaikan agar
√ ,
supaya panel tersebut teratur dan rapih.
RLcos φ + XLsin φ = 2,96 Ω/km Maka dari itu, Untuk memperbaiki Panel tersebut
kita harus memperhatikan syarat Mengenai PHB dari
ΔU = √3 x I x l (RLcosφ + XLsinφ) PUIL 2000.
= √3 x 51,20 x 0,050 x 2,96
1) Keseimbangan Beban
= 13.1 V
Keseimbangan beban tiap fasa diperlukan agar
, supaya gangguan dapat diminimalisir. Maka dari itu
ΔU = 100% = 100% = 0,34 %
! diperlukan pembagian beban agar supaya jika terjadi
gangguan di grup satu, grup lain takkan mengganggu
Jadi, susut tegangan dari panel utama di lantai ke
system secara keseluruhan. Hal itu juga dapat
lantai 5 masih sesuai dengan ketentuan PUIL 2000, yaitu
mempermudah pemasangan, perbaikan maupun
13,1 V atau masih di bawah 5% yaitu 0,34 %.
pengoprasian. Dari data yang didapatkan, ada beberapa
B. Penataan Jaringan Instalasi Tenaga Listrik ruangan yang memiliki beban yang tidak seimbang antar
fasa. Untuk itu, penulis membuat diagram rekapitulasi
Penataan jaringan listrik ini bertujuan untuk daya dengan mencoba menyeimbangkan beban tiap fasa
memperbaiki jalur instalasi yang mengalami gangguan dari data yang sudah didapatkan.
atau ketidakseimbangannya pembagian beban.
2) Single Line Incoming
1) Kondisi Awal Instalasi Listrik Bangunan Utama Gambar 3 merupakan gambar diagram satu
Faklutas Teknik Unsrat garis dari pembagian beban dari panel utama. Sumber
yang disuplai dari PLN maupun Genset yang masuk ke
Dari hasil survey, ditemukan kondisi sekarang bangunan Rektorat. Dimana terdapat panel utama dan 5
pembagian jalur beban dibagi bukan berdasarkan per panel hubung bagi yang menyupplai ke setiap lantai.
lantai. Melainkan ada bagian – bagian tertentu. Berikut
adalah gambar dari Main Distribution Panel (MDP).
Gambar 4. Wiring Diagram Lantai 1 Barat (Perencanaan) Gambar 8. Wiring Diagram Lantai 3 Barat (Perencanaan)
Gambar 6. Wiring Diagram Lantai 2 Barat (Perencanaan) Gambar 9. Wiring Diagram Lantai 4 Barat (Perencanaan)
Gambar 7. Wiring Diagram Lantai 2 timur (Perencanaan) Gambar 10. Wiring Diagram Lantai 4 Timur (Perencanaan)
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 7 No. 3 (2018), ISSN : 2301-8402 313
Gambar 11. Wiring Diagram Lantai 5 Barat (Perencanaan) Gambar 12. Wiring Diagram Lantai 5 Timur (Perencanaan)
V. KUTIPAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Alfano Bertsri
Calvin Dien, anak tunggal. Lahir dari
pasangan suami – istri, Ayah : Bert
Paulus Dien dan Ibu : Sri Herawati Dien,
di DKI Jakarta pada tanggal 10 Juni
1995, Penulis telah menempuh
pendidikan secara berturut-turut di, TK
Sta.Maria Monica (1999-2000), SD
Negeri Aren Jaya IX Bekasi Timur
(2000-2007), SMP Negeri 11 Bekasi
(2007-2010), SMK Karya Guna 1 Bekasi
(2010-2013). Penulis juga pernah
melakukan praktek kerja lapangan di PT.
PLN UPJ Cibitung. Dan pada tahun 2013
penulis memulai pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi Manado di Jurusan Teknik Elektro, dengan mengambil
konsentrasi Minat Teknik Tenaga Listrik pada tahun 2015. Dalam
menempuh pendidikan penulis juga pernah melaksanakan Kerja Praktek
yang bertempat di PT. PLN Persero, AP2B Sistem Minahasa, Tomohon
pada 19 Januari 2017 s/d 19 Maret 2017. Begitu pula selama menempuh
pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado,
penulis juga aktif dalam organisasi mahasiswa Himpunan Mahasiswa
Elektro (HME).