You are on page 1of 78

PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS

&
PENILAIAN MASA GESTASI
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik – Kesehatan Reproduksi
Asuhan Neonatal

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)


2020

1
TUJUAN
• Umum
– Mampu melakukan pemeriksaan dan penilaian fisik
– Mampu menilai masa gestasi

• Khusus
– Mampu melakukan persiapan diri sebelum pemeriksaan
– Mampu melakukan pemeriksaan dan pengawasan tanda vital
– Mampu melakukan pemeriksaan ukuran pertumbuhan secara
berkala
– Mampu mengidentifikasi temuan yang abnormal
– Mampu melakukan penilaian usia kehamilan

2
PERSIAPAN DIRI PEMERIKSA

• Hand hygiene  Five moments

• Usahakan memeriksa bayi dengan tangan yang kering

• Gunakan sarung tangan, jika menyentuh bagian tubuh yang ‘basah’

• Jaga suhu bayi tetap hangat selama pemeriksaan

• Periksa bayi dibawah infant warmer atau dengan lampu penghangat

• Amati dalam waktu yang singkat untuk mencegah kehilangan panas

3
PEMERIKSAAN FISIK
• Prinsip:

1. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)

2. Bayi dalam kondisi telanjang

3. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan tarikan dinding
dada kedalam, denyut jantung serta kondisi perut

• Pemeriksaan:

1. Lengkap dari kepala hingga jari kaki

2. Harus dikerjakan dalam 72 jam pertama kehidupan.

3. Diulang diusia 6-8 minggu untuk mengidentifikasi kelainan yang baru terlihat belakangan

4
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

5
SUHU

• Pengukuran suhu rektum satu kali saja saat masuk ruangan untuk menyingkirkan
imperforasi anus
• Bayi Hipotermi:
o Faktor lingkungan : suhu ruangan/AC, alas tempat tidur, bayi basah, oksigen tanpa
humidifikasi, suhu humidifikasi terlalu rendah
o Bayi sakit : sepsis
o BBLR, bayi prematur  gunakan topi, plastik, metode kanguru
• Bayi Hipertermi:
o Faktor lingkungan : udara panas, dibungkus terlalu tebal, lampu sorot
o Demam pada ibu saat persalinan
o Kadang ibu dengan anestesi epidural
o Periksa tanda dehidrasi terutama bayi dengan ASI ekslusif
o Bayi sakit : sepsis  identifikasi tanda-tanda infeksi

6
DENYUT JANTUNG
• Dinilai dengan auskultasi di dada kiri setinggi apeks kordis
• Dihitung selama satu menit penuh  normal: 120-160x/m
• Bayi bradikardia:
o Pada bayi cukup bulan yang sedang tidur
o Periksa EKG untuk melihat konduksi jantung
o Nilai juga pernapasan, tekanan darah dan warna bayi
• Bayi takikardia:
o Menangis atau bergerak kuat
o Singkirkan syok/hipovolemi
o Singkirkan hipertermi
o Singkirkan anemia
o Singkirkan gagal jantung
o Obat-obatan

7
FREKUENSI NAPAS

• Diukur melalui observasi selama satu menit penuh


• Frekuensi napas normal neonatus: 40-60x/m
• Tidak ada tarikan dinding dada yang kuat pada saat bayi menangis

TEKANAN DARAH
• Dilakukan pada keempat ekstremitas dengan alat khusus untuk bayi
• Meningkat saat bayi menangis, menurun saat bayi tertidur
• Tekanan darah normal bervariasi sesuai masa kehamilan dan usia bayi
• Bila tidak ada manset khusus neonatus  lakukan pemeriksaan CRT (Capillary Refill
Time)

8
UKURAN PERTUMBUHAN
• Terdapat tiga komponen:
1. Berat badan  harus diukur setiap hari
2. Panjang badan  diukur saat masuk dan setiap minggu
3. Lingkar kepala  saat masuk dan setiap minggu

9
• Berat : 20-30 gram/hari

• Panjang : 0,5-1cm/minggu

• Lingkar Kepala. : 0,5cm/minggu

10
PARAMETER PENILAIAN NEUROLOGIS NEONATUS

Parameter Komentar
Aktivitas Diam, bangun, gelisah, tidur
Tingkat Kesadaran Letargi, waspada, atau tersedasi
Pergerakan Spontan, terhadap nyeri atau tidak ada
Tonus Hipertonik, hipotonik, normal atau lemah
Pupil Ukuran: kanan, kiri
Reaksi: lambat, cepat atau tidak ada
Membuka mata Jika terdapat nyeri, jika terdapat suara, tidak ada, atau spontan
Menangis Diintubasi, lemah, keras atau bernada tinggi
Fontanela Cekung, menonjol atau datar
Sutura Menonjol (bertumpuk) atau terpisah
Kejang Jika ada, tuliskan gambaran lengkapnya

11
PARAMETER PENILAIAN PERNAPASAN NEONATUS

Parameter Komentar
Warna Kulit Merah muda, sianotik, pucat, berkabut, kutis mamorata atau jaundice
Pernapasan Tidak terlihat, usaha keras, merintih, napas cuping hidung, atau retraksi
Suara napas Jauh, dangkal, stridor, wheezing, menghilang, sama atau tidak sama
Dinding dada Pergerakan simetris atau asimetris
Apnea/bradikardi Denyut jantung terendah yang diamati, warna, pembacaan saturasi, dan
durasi episode
Sekresi Jumlah: sedikit, sedang, atau banyak
Warna: kuning, putih, bening, hijau atau ada noda darah
Konsistensi: kental, encer, atau mukoid
ETT Cek kedalaman ETT (cm)

12
PARAMETER PENILAIAN KARDIOVASKULER NEONATUS
Parameter Komentar
Prekordium Diam atau aktif
Bunyi jantung Samar atau dapat didengar dengan mudah
Ritme/Irama Normal atau gambarkan jika ada aritmia
Murmur Gambarkan jika ada
Pengisian ulang kapiler Berapa detik?
(CRT)
Denyut nadi perifer, Normal, lemah atau tidak ada
femoral, dan brakial

13
PARAMETER PENILAIAN GASTROINTESTINAL NEONATUS

Parameter Komentar
Bising Usus Ada, tidak ada, hiperaktif atau hipoaktif
Lingkar abdomen Catat ukuran dalam cm setiap hari
Emesis (atau residual) Volume dan gambaran
Dinding perut Merah atau tidak berwarna
Teregang atau terlihat adanya lingkaran-lingkaran usus
Palpasi Lunak, tegang, atau kaku

14
No. Pemeriksaan Fisik yang Dilakukan Keadaan Normal
1. Lihat postur, tonus, dan aktivitas • Posisi tungkai dan lengan fleksi
• Bayi sehat akan bergerak aktif
2. Lihat kulit • Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus
berwarna merah muda, tanpa adanya kemerahan
atau bisul
3. Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding • Frekuensi napas normal 40-<60 kali per menit
dada kedalam ketika bayi sedang tidak menangis • Tidak ada tarikan dinding dada kedalam yang kuat

4. Hitung denyut jantung dengan meletakkan • Frekuensi denyut jantung normal 120-160 kali per
stetoskop di dada kiri setinggi apeks kordis menit
5. Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan • Suhu normal adalah 36,5-37,5oC
termometer
6. Lihat dan raba bagian kepala • Bentuk kepala terkadang asimetris karena
penyesuaian pada saat proses persalinan, umumnya
hilang dalam 48 jam
• Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol, dapat
sedikit membonjol pada saat bayi menangis

15
No. Pemeriksaan Fisik yang Dilakukan Keadaan Normal
7. Lihat mata • Tidak ada kotoran/sekret
8. Lihat bagian dalam mulut. Masukkan satu jari • Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian
yang menggunakan sarung tangan ke mulut, raba yang terbelah
langit-langit • Nilai kekuatan isap bayi
• Bayi akan mengisap kuat jari pemeriksa
9. Lihat dan raba perut. Lihat tali pusat. • Perut bayi datar, teraba lemas
• Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau
yang tidak enak pada tali pusat atau kemerahan
sekitar tali pusat
10. Lihat punggung dan raba tulang belakang • Kulit terlihat utuh tidak terdapat lubang dan
benjolan pada tulang belakang
11. Lihat ekstremitas • Hitung jumlah jari tangan dan kaki
• Lihat apakah kaki posisinya baik atau bengkok ke
dalam atau keluar
• Lihat gerakan ekstremitas simetris atau tidak
12. Lihat lubang anus. Hindari memasukkan alat • Terlihat lubang anus dan periksa apakah meconium
atau jari dalam memeriksa anus. sudah keluar
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah BAB • Biasanya meconium keluar dalam 24 jam setelah
lahir

16
No. Pemeriksaan Fisik yang Dilakukan Keadaan Normal
13. Lihat dan raba alat kelamin luar. • Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah kencing putih atau kemerahan
• Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada ujung penis
• Pastikan bayi sudah kencing dalam 24 jam setelah lahir

14. Timbang bayi. • Berat lahir 2,5-4 kg


• Dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun
dahulu baru kemudian naik kembali dan pada usia 7-10
hari umumnya telah mencapai berat lahirnya
• Penurunan berat badan untuk bayi baru lahir cukup
bulan maksimal 10%, untuk bayi kurang bulan maksimal
15%
15. Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi • Panjang lahir normal 48-52 cm
• Lingkar kepala normal 33-37 cm
16. Menilai cara menyusui, minta ibu untuk menyusui • Kepala dan badan dalam satu garis lurus; wajah bayi
bayinya menghadap payudara; ibu mendekatkan bayi ke
tubuhnya
• Bibir bawah membuka keluar, sehingga bagian besar
areola berada di dalam mulut bayi
• Menghisap dalam dan pelan kadang disertai berhenti
sesaat

17
FORMULIR BAYI BARU LAHIR

1. Catat hasil pemeriksaan di formulir BBL

2. Formulir ini merupakan catatan medik


3. Tuliskan juga hasil pemeriksaan di Buku
Kesehatan Ibu dan Anak

18
19
BEBERAPA KELAINAN YANG PERLU DICERMATI
1. RED EYE REFLEX

2. ATRESIA KOANA

3. TONGUE TIE

4. TORTIKOLIS

5. PERABAAN NADI HUMERUS &


FEMORAL

6. TES SATURASI

7. HIPS DYSPLASIA

20
RED EYE REFLEX
• Skrining kelainan mata pada bayi baru lahir
• Menyingkirkan kelainan intraokuler mata :
– terutama segmen anterior mata (katarak kongenital,
retinoblastoma, glaukoma dll): sensitifitas 99,6% ( CI 97,1- 100%)

– Segmen posterior: sensitifitas 4,1 % (CI 3,3-5,1%)


– Hasil abnormal ditemukan sekitar 5% dan menderita kelainan
0,01 % kelainan mata berat,0,09 % katarak kongenital dan 0,05 %
retinoblastoma

21
RED EYE REFLEX

• Cara:
– Alat : direk oftalmoskop, cahaya terbesar, lens
power 0
– Berdiri di depan bayi 40-50 cm (18 inch)
– Ruangan gelap/remang
– Sinari ke 2 mata
• Nilai : pantulan cahaya balik (warna cahaya,intensitas-
kejernihan, terdapatnya bercak putih/kekeruhan) dan simetris

22
Mata normal :
pantulan cahaya simetris

Refleks tidak sama :


lebih terang disalah satu mata

Leukoria :
Tidak ada refleks disalah satu
mata

Strabismus

Foreign body/abrassion of left cornea

23
ATRESIA KOANA

24
ATRESIA KOANA

A : Unilateral
B : Bilateral

25
SKRINING ATRESIA KOANA

• Kelainan kongenital berupa tertutupnya satu atau dua lubang hidung posterior
oleh septum tulang (90%) dan membran jaringan lunak (10%)

• Angka kejadian 1 per 7000 kelahiran hidup

• Terutama atresia koana unilateral


• Berhubungan dengan sindrom : CHARGE (Coloboma, Heart defect, Atresia
choanae, Retarded growth and development, Genital hypoplasia, Ear
anomalies/deafness)

• Normal bayi belum bisa bernapas dengan mulut hingga usia 4 bulan.

26
SKRINING ATRESIA KOANA

• Cara : menutup ke 2 lubang hidung bayi secara bergantian


• Hasil: bila saat ditutup salah satu lubang hidung bayi tampak
kebiruan/sesak

• Bila ada keraguan masukan OGT via nostril

27
TONGUE TIE/ANKILOGLOSSIAL

• Definisi

– Variasi bentuk anatomi dari frenulum lidah; frenulum menjadi lebih


pendek dan atau tebal

– Dapat dijumpai pada bayi, anak, maupun dewasa

• Angka kejadian
– Dunia 0,5-10 %
• Kesulitan minum bervariasi antara 25-80%

28
TONGUE TIE/ANKILOGLOSSIAL

Diangkat lidah ke atas


lateral

29
ANTERIOR TONGUE TIE

30
POSTERIOR TONGUE TIE:
FRENEKTOMI

31
TORTIKOLIS (Congenital Muscular Torticolis)

• Angka kejadian 0,3-2 % (1/250 kelahiran hidup)

• Lelaki:perempuan = 3:2
• sebelah kanan lebih sering 75 %
• Penyebab belum diketahui pasti diduga intrauterine crowding,
perdarahan/fibrosis m. strenokleidomastoideus peripartum,
compartment syndrome, miopati primer

32
TORTIKOLIS (Congenital Muscular Torticolis)

•Teraba seperti tambang &


gangguan pergerakan leher

• Segera di manipulasi lingkungan,


memposisikan bayi & fisioterapi

• Palpasi Klavikula
mencari fraktur dan kelainan lain
seperti kelainan sendi panggul

33
Sacral Dimple

• Patologis bila :
– Tidak terlihat dasar
– Warna kehitaman/berambut
– Posisi menjauhi anus kearah anterior

34
Kelainan Bawaan pada Sendi Panggul/Congenital Hips
Dysplasia: Ortolani-Barlow

Barlow : adduksi posterior


(mengeluarkan)

Ortolani : abduksi anterior


(mengembalikan)

Hasil : mudah lepasnya sendi, bunyi


“klang” bukan klik.

35
Kelainan Bawaan pada Sendi Panggul/Congenital Hips Dysplasia:
Ortolani-Barlow

• Uji Ortolani adalah yang terpenting untuk


mendeteksi CHD

• Uji Barlow  bila positif, mayoritas bayi akan


membaik sendiri dengan bertambahnya usia

36
Perabaan Nadi Humerus dan Femoral

• Bila terdapat perbedaan kekuatan, keterlambatan nadi


dibagian atas dan bawah:
– Koartasio Aorta
– Kelainan jantung kiri

37
Tes Saturasi untuk Skrining Penyakit Jantung Bawaan
Kritis

• Bayi usia diatas >24 jam

• Keadaan bayi stabil dan sehat


• Dipasang di : satu tangan kanan dan
kaki (setelah saturasi dan denyut jantung
stabil di pantau selama 1-2 menit)

38
Tes Saturasi untuk Skrining Penyakit Jantung Bawaan
Kritis

• Hasil normal adalah:


– Saturasi oksigen>95%
– Preduktal dan postduktal <3%

• Hasil positif (AAP):


– Saturasi oksigen <90%
– Saturasi oksigen <95 % di ke 2 ekstremitas, 3 kali pengukuran
dengan interval 1 jam
– Terdapat perbedaan absolut saturasi oksigen> 3% di kedua
ekstremitas, 3 kali pengukuran
dengan interval 1 jam

39
Tes Saturasi untuk Skrining Penyakit Jantung Bawaan Kritis

• Sensitifitas bervariasi 76,3%


• Spesifisitas 99,9%
• Positif palsu 0,14%
• 10.000 bayi baru lahir sehat
– 6 neonatus dengan PJB kritis
– saturasi tes:
• 5 neonatus akan terdeteksi dan 1 tidak.
• Tes saturasi positif pada + 14 BBL

40
Kelainan Kulit: Erythema Toxicum Neonatorum

–Kelainan kulit yang jinak dan self


limited eruption
–Muncul dalam usia 4 hari, puncak
hari ke 2
–Makular eritem, vesikel, papul dan
pustula
–Prognosis baik

41
Kelainan Kulit

Mongolion spot

Salmon patch

Hemangioma infantil

Café au late

Port wine stain

42
Beberapa kelainan bawaan yang juga sering ditemui

• Celah bibir dan celah langit-langit (labiopalatochizis)  terdapat celah pada bibir atas dan
dapat disertai juga celah pada langit-langit sehingga terdapat hubungan langsung antara rongga
hidung dan rongga mulut

• Fistula trakeo esophagus  adanya hubungan antara trakea dan esophagus, sering terkait
dengan Sindrom VATER (Vertebral defect, Anal atresia, Tracheoesophageal fistula with
Esophageal atresia, radial/Renal anomaly).
• Hernia diafragmatika  herniasi isi perut ke dalam rongga thoraks melalui defek pada
diafragma

• Omfalokel  defek yg menyebabkan usus atau visera lain menonjol keluar melalui
umbilicus (masih terbungkus selaput)

• Gastroskisis  herniasi usus besar dan usus kecil melalui defek dinding abdomen

43

43
Beberapa kelainan bawaan yang juga sering ditemui

• Anus imperforate  kelainan kongenital tidak adanya anus, sering juga disebut atresia ani
• Hipospadia  kelainan urologis yang paling sering ditemui dapat bersifat glandular, koronal,
anterior, mid/post penis atau perineal

• Meningomielokel  dilatasi kistik dari meningen yg terkait dengan spina bifida, dengan atau
tanpa defek kulit di atasnya atau abnormalitas akar saraf

• Spina bifida okulta  celah pada tulang belakang akibat gagal terbentuk secara utuh

• Trisomi 13 (Sindrom Patau)

• Trisomi 18 (Sindrom Edward)

• Trisomi 21 (Sindrom Down)

• Sindrom hipotiroid kongenital

44

44
PENILAIAN MASA GESTASI

45
TEKNIK MENILAI USIA KEHAMILAN

1. Berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT)


(H+7), (B-3), (T+1)

Keterangan: H: Hari pertama haid terakhir


B: Bulan haid terakhir
T: Tahun haid terakhir

2.Melalui USG  mengukur diameter biparietal janin  informasi usia kehamilan dan
pertumbuhan serta perkembangan janin

3.Instrumen alternatif berbeda  evaluasi perkembangan fisik, neurologis, dan neuromuscular


Antara lain: Skor New Ballard

46
PENILAIAN SKOR NEW BALLARD

• Dilakukan secara sistematis dan tidak terburu-buru

• Saat bayi stabil dan dalam keadaan tenang

• Maturitas fisik paling akurat dilakukan segera setelah lahir


• Maturitas neurologis mungkin tidak bisa dinilai secara akurat jika bayi mengalami asfiksia dan
harus diulang setelah 24 jam

• Jika penilaian neurologis tidak dapat dilakukan, perkiraan usia kehamilan dapat berdasarkan
skor ganda penilaian fisik

• Dianjurkan untuk diperiksa oleh dua orang berbeda, dengan kemampuan yang sama dan saat
yang berbeda

47
PENILAIAN SKOR NEW BALLARD

• Pada saat bayi terjaga & tidak menangis


• Dinilai skor dari :
* POSTURE
* SQUARE WINDOW
* ARM RECOIL
* POPLITEAL ANGLE
* SCARF SIGN
* HEEL TO EAR

48
• Bayi telentang dan tenang.
• Amati fleksi tangan dan kaki
• Bandingkan dengan angka
• Skor :
0 : lengan dan tungkai ekstensi penuh
1 : sedikit fleksi hanya pada tungkai

2 : fleksi bertambah pada tungkai


3: tungkai fleksi 90°,lengan fleksi sebagian
4 : semua ekstremitas fleksi penuh

49
• Lakukan fleksi pergelangan tangan bayi dan amati sudut antara ibu jari dan bagian
lengan bawah

1 : fleksi pergelangan tangan 90°

2 : fleksi pergelangan tangan 60°

3 : fleksi pergelangan tangan 45°

4 : fleksi pergelangan tangan 30°


5 : telapak tangan bisa menempel

(menekan) lengan

50
 Dievaluasi saat bayi terlentang
 Pegang kedua tangan bayi dan lakukan fleksi lengan bagian bawah sejauh mungkin selama 5
detik, lanjutkan dengan merentangkan kedua lengan lalu lepaskan
 Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan
0 : tak ada reaksi balik, tangan tetap terlentang
1: fleksi parsial 140-180 derajat
2 : fleksi 110-140 derajat
3 : fleksi 90-100 derajat
4 : kembali ke fleksi penuh dengan cepat

51
• Bayi terlentang, kepala, punggung, dan panggul menempel pada permukaan.
• Pegang paha bayi pada posisi fleksi dengan ibu jari dan telunjuk kiri
• Dengan telunjuk tangan kanan, luruskan kaki di belakang mata kaki dengan sedikit
tekanan lembut, bandingkan sudut di belakang lutut atau sudut popliteal

* 0 : tungkai ekstensi penuh, sudut 180º


* 1 : sudut 160º
* 2 : sudut 130º
* 3 : sudut lebih besar sedikit dari 90º
* 4 : sudut 90º
* 5 : sudut kurang dari 90º

52
 Bayi terlentang
 Pegang tangan bayi dan tempelkan lengannya melewati bahu yang berlawanan sejauh mungkin
 Kedua bahu harus tetap menempel pada permukaan meja pemeriksa dan kepala harus tetap lurus
 Amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka
 0 : lengan dapat melingkari leher dgn ketat
1 : siku bisa mencapai sisi dada kontra lateral, ttp tdk dapat melingkari leher dgn ketat
2 : siku mencapai dada kontra lateral, ttp tidak dapat ditarik menjauhi dada
3 : siku hanya dapat mencapai tengah dada
4 : siku tidak dpt ditarik sampai tengah dada

53
• Bayi telentang
• Pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa
memaksa dan pertahankan panggul pada permukaan meja periksa.
• Amati jarak kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut, bandingkan dengan angka

0: tumit dgn mudah dapat mencapai telinga

1: tumit mencapai telinga, ttp tidak sempurna

2: tumit hampir mencapai telinga

3: tumit mencapai pertengahan jarak ketelinga

4: tumit tak sampai pertengahan jarak ke telinga

54
55
56
KLASIFIKASI USIA GESTASI

• Kurang bulan: <37 minggu

• Cukup Bulan: 37-42 minggu

• Lebih Bulan: >42 minggu

Pastikan untuk mencatat tanggal dan waktu pemeriksaan.

Pastikan untuk mencatat usia menurut tanggal.

57
KLASIFIKASI SESUAI UKURAN MASA
KEHAMILAN

• BMK (Besar Masa Kehamilan)  diatas persentil 90

• SMK (Sesuai Masa Kehamilan)  10-90 persentil

• KMK (Kecil Masa Kehamilan)  dibawah 10 persentil

58
KEBIJAKAN PEMERINTAH

59
KEBIJAKAN PEMERINTAH

60
Tujuan Program Skrining

• Memberikan Hak bayi untuk dilakukan skrining dan hidup sehat,


• Mencegah morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir,
• Mewujudkan generasi emas anak Indonesia
• Mewujudkan penyelenggaraan skrining bayi baru lahir pada kelainan genetik di pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan, baik pemerintah maupun swasta.

Bayi yg sehat harus di skrining karena gejala tidak muncul di awal kelahiran, begitu muncul maka sdh
terlambat. Sehingga dengan skrining, akan mencegah terjadinya kematian.

61
Dampak Jika Tidak dillakukan Skrining

Dampak Terhadap Anak :


•Bila tidak terdeteksi, bayi akan mengalami kecacatan yang sangat merugikan di
kehidupan berikutnya

•Anak akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik secara keseluruhan

•Anak akan mengalami keterbelakangan mental yang tidak bisa dipulihkan

62
Dampak Jika Tidak dillakukan Skrining

Dampak Terhadap Negara :


•Bila tidak dilakukan skrining, beban biaya pengobatan dan pendidikan
terhadap anak dengan keterbelakangan mental akan meningkat
•Negara akan mengalami kerugian sumber daya manusia yang berkualitas
untuk pembangunan bangsa

63
Skrining Bayi Baru Lahir KAMAS-Prodia

Hipotiroid Kongenital
Prevalensi 1:3000
DKI 2019 diskrining : 5,8%

Defisiensi G6PD
Indonesia frekwensi: 13,9% -18,4%

Congenital Adrenal Hyperplasia


prevalensi kelahiran hidup sejumlah
1:15.000

64
Aspek preanalitik spesimen
Dried Blood Spot (DBS)
1. Waktu pengambilan spesimen

2. Pengisian data/identitas bayi

3. Persiapan pengambilan spesimen (termasuk inform consent)

4. Cara pengambilan spesimen

5. Pengiriman/transportasi spesimen

6. Interferensi hasil pemeriksaan

7. Kesalahan pada pengambilan spesimen

65
• Waktu pengambilan ideal adalah 48- 72 jam setelah
kelahiran
• Jika bayi sudah dipulangkan sebelum 24 jam, harap
orang tua diingatkan untuk membawa bayi
dikunjungan berikutnya

66
2. Pengisian identitas bayi
• Nama fasilitas kesehatan
• Nomor rekam medis bayi,
tanggal/waktu lahir, jenis kelamin,
waktu spesimen
• Nama ibu, ayah dan bayi bila
sudah ada
• Alamat, nomor telepon
Kertas saring tidak boleh tersentuh • Nama dokter beserta nomor
atau terkontaminasi apapun!!! telepon
• Kembar/prematur/usia
kehamilan/berat badan
lahir(gram)/transfusi/kela inan
bawaan/ riwayat obat/ perawatan
NICU
• Ibu minum obat tiroid

67
3. Persiapan

9.Handuk

68
3. Persiapan

 Area arsir hijau/merah merupakan lokasi penusukan


 Posisikan kaki lebih rendah dari kepala bayi

 Bayi boleh sambil disusui ibunya

69
3. Persiapan
• Hangatkan lokasi penusukan
dengan menggunnakan handuk
hangat 3-5 menit, dengan suhu
tidak lebih dari 420 C

70
4. Cara pengambilan spesimen

• Bersihkan lokasi penusukan  Pegang telapak kaki pasien dengan


melakukan penekanan pada bagian
dengan alkohol swab dan
tengah
biarkan mengering
 Hindari gerakan memeras!
Tusuk dan hapus
tetesan darah pertama

71
4. Cara pengambilan spesimen (2)

• Sentuhkan kertas saring pada tetesan darah


kedua, dan biarkan darah melebar secara
penuh melingkar
• Jangan sentuhkan kertas saring lebih dari 1
tetesan darah!!
• Penuhi lingkaran kertas saring yang lain
sebelum darah berhenti menetes/membeku.

• Bila darah membeku sebelum seluruh


lingkar kertas saring terisi, ulangi langkah 3-
6 dilokasi tusukan yang berbeda

72
4. Cara pengambilan spesimen (3)

• Biarkan kertas saring mengering selama


minimal 3 jam, di suhu kamar
• Jauhkan permukaan kertas saring dari
sentuhan, terpajan suhu panas, dan
terkena sinar matahari langsung!!

73
• Setelah kering, masukkan kertas saring ke dalam
plastik zip-lock

• Masukkan plastik zip lock ke dalam amplop


• Masukkan amplop kedalam kantong plastik

• Pengiriman tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) hari


sejak spesimen diambil
• Max. 24 jam utk G6PD!!

74
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014 tentang Skrining HipotiroidKongenital

75
Sampling

76
Kesimpulan

• Pemeriksaan fisik BBL dapat mendeteksi kelainan yang membutuhkan penanganan


segera

• Penilaian masa gestasi penting dilakukan untuk memprediksi kemampuan adaptasi bayi

• Skrining BBL secara fisis pada bayi baru lahir harus dilakukan rutin
• Skrining bayi baru dengan kertas saring (Dried Blood Spot) lahir dapat memperkuat
pemeriksaan fisis dalam penapisan kelainan bawaan

77
TERIMA
KASIH 

78

You might also like