You are on page 1of 5

HARMONY 7 (1) (2022)

HARMONY

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DIKALANGAN ANAK SEKOLAH


DASAR

Sefhiana Andara, Zulfa Ishmah Rahadatul Aisy, Tin Sutini, Muh. Husen Arifin

Universitas Pendidikan Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penggunaan media sosial oleh siswa
Disubmit: April 2022 di sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Direvisi: Mei 2022
deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah siswa,
Diterima: Mei 2022
guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. Metode pengumpulan data terdiri dari
________________
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan cara reduksi, penyajian
Keywords:
Social Media; Impact of
data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) siswa
Social Media; Elementary menggunakan media sosial untuk aktualisasi diri dan visualisasi, (2) frekuensi
School Students mengakses media sosial tergantung pada kepemilikan gadget dan fasilitas yang tersedia,
____________________ (3) dampak positif penggunaan media sosial adalah mempermudah komunikasi antara
murid dan guru, sebagai sarana belajar dan mencari sumber referensi belajar. Di sisi
lain, dampak negatif dari penggunaan media sosial adalah kecanduan siswa terhadap
konten negatif. (5) Peran sekolah dan kebijakan kepala sekolah yang mengikuti
perkembangan pendidikan saat ini memungkinkan pemanfaatan tersebut dengan
menekankan peran guru sebagai pengawasan dan pengendali di dalam dan di luar kelas
selama waktu sekolah.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study was to examine the use of social media by students in
elementary schools. The method used in this research is descriptive qualitative research
method with a case study approach. The subjects of this study were students, teachers,
principals, and parents of students. Data collection methods consist of observation,
interviews, and documentation. Data analysis by way of reduction, data presentation,
and drawing conclusions. The results showed that (1) students used social media for
self-actualization and visualization, (2) the frequency of accessing social media
depended on the ownership of gadgets and available facilities, (3) the positive impact of
using social media was to facilitate communication between students and teachers, as a
learning tool and looking for learning reference sources. On the other hand, the negative
impact of using social media is students' addiction to negative content. (5) The role of
the school and the policies of the principal that follow current educational developments
allow for this utilization by emphasizing the role of the teacher as supervisor and
controller inside and outside the classroom during school time.
© 2022 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-7133
Kampus Daerah Cibiru, Universitas Pendidikan Indonesia
E-ISSN 2548-4648
E-mail: sefhi.andara@upi.edu

48
Shefiana Andara, dkk / Harmony 7 (1) (2022)

PENDAHULUAN semacam penyitaan waktu belajar anak.


Salah satu hal yang tidak dapat penggunaan media sosial dikalangan anak
dipisahkan dalam kehidupan adalah teknologi. sekolah dasar memberikan pengaruh yang
Karena teknologi akan terus berkembang sesuai positif juga negatif. Siswa yang menggunakan
dengan kemajuan dan perkembangan ilmu media sosial tanpa arah dan tujuan yang tidak
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk benar akan sangat mengganggu proses
memberikan manfaat positif bagi kehidupan pembelajarannya (Cahyono, 2018).
manusia. dalam bidang teknologi, masyarakat Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti
sudah banyak mendapatkan manfaat positif terdorong untuk mengkaji bagaimana
dari teknologi. Namun demikian yang awalnya penggunaan media sosial dikalangan anak
diciptakan untuk memberikan manfaat positif sekolah dasar di Kabupaten Bandung Barat.
justru banyak kemungkinan akan digunakan Karena pengguna aktif media sosial dikalangan
untuk hal yang negatif (Fajar & Machmud, anak sekolah dasar cenderung mengarah pada
2020). anak yang berada di kelas tinggi. Maka dari itu,
Sekolah merupakan lembaga yang penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar
terstruktur dimana terjadi proses sosialisasi yang pada kelas tinggi.
mempengaruhi kepribadian anak dan
kemampuan sosialnya. Sekolah mengandung METODE
nilai nilai dalam kehidupan masyarakat, Penelitian ini adalah penelitian kulitatif
sehingga dipandang sebagai tempat terjadinya yang akan mendeskripsikan dan
transisi antara pendidikan di keluarga ke menggambarkan kondisi objek penelitian. Riset
pendidikan di masyarakat. Peran sekolah sangat yang digunakan adalah kualitatif dimana
penting dalam mempersiapkan akan menjelaskan fenomea sedalam-dalamnya
memecahkan suatu masalah dalam melalui pengumpulan data (Darmalaksana,
kehidupannya dan menghadapi tantangan masa 2020). Pendekatan studi kasus digunakan dalam
kini dan masa depan anak. penelitian ini. Studi kasus merupakan bagian
Kondisi pembelajaran di Indonesia dari metode kualitatif yang hendak
umunya sangat baik. Namun seiring dengan menggunakan kasus dan mepelajarinya lebih
bertambahnya waktu perkembangan media dalam dengan melibatkan berbagai informasi
sosial terjadi begitu cepat sehingga rasa (Rahardjo, 2017). Berdasarkan asumsi tersebut
konsumtif akan media sosial itu sendiri. maka penelitian ini berupaya mengumpulkan
Perkembangan media sosial begitu cepat pada data-data atau informasi objektif dilapangan
usia remaja dan kanak-kanak karena di usia penelitian berdasarkan masalah penulis terhadap
tersebut anak cenderung memiliki rasa ingin pengunaan media sosial siswa di SDN Citapen
tahu yang sangat besar sehingga melalui media 1.
sosial anak dapat mencurahkan isi hatinya Penelitian mengenai penggunaan Media
bahkan segala yang ia ingin ketahui. Intensitas sosial pada siswa ini berlokasi di SDN Citapen
mereka dalam menggunakan media sosial pun 1. Berdasarkan prariset yang dilakukan peneliti
semakin meningkat dan mengurangi waktu terlihat sebagian besar anak menggunakan
belajarnya. Hal ini menyebabkan turunnya Media sosial melalui gadgetnya disekolah dan
prestasi anak karena terlalu sering bermain orang tua terkesan membiarkan anaknya
media sosial (Andriyani dkk., 2021). menggunakan fasilitas tersebut. Data yang akan
Media sosial merupakan sebuah tempat diambil agar terstrukturnya penelitian ini yaitu
untuk melakukan aktifitas bersosialisasi berbaur dampak positif dan negatif dari penggunaan
dan bergabung dengan orang lain. Kata media media sosial terhadap interaksi sosial siswa.
sosial menjadi populer ketika Facebook dan Data tersebut dapat terlengkapi melalui hasil
Twitter mulai dikenal oleh kalangan pengguna observasi dan wawancara dari sumber data yang
internet, hal ini yang kemudian membuat media telah ditentukan yaitu kepala sekolah, guru,
sosial dan internet menjadi tidak terpisahkan. siswa, dan orang tua siswa. Teknik
Tidak heran, jika mendengar kata media sosial pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
maka pikiran orang orang tentu akan langsung observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah
tertuju pada Internet Facebook, Twitter, dengan mengamati apa saja yang dilakukan atau
Instagram, Blogging, Youtube dan semua di komunikasikan oleh siswa yang
fasilitas-fasilitas lainnya yang menjembatani menggunakan media sosial. Hasil observasi awal
hubungan dan interaksi antara manusia (Anwar, kelas atas lebih paham dan aktif dalam
2017) penggunaan media sosial di gadgetnya. Selain
Media sosial ini memberikan efek itu, mengamati hal–hal yang sering dilakukan
49
Shefiana Andara, dkk / Harmony 7 (1) (2022)

oleh siswa saat mengakses media sosial serta terhubung melalui fitur percakapan yang
bentuk dan pola interaksinya. Beberapa kendala disematkan. Contohnya mereka menggunakan
yang dihadapi adalah kurangnya interaksi balik media sosial Facebook, Instagram, Youtube,
dari anak – anak yang bermain gadget karena bahkan game online yang bisa saling
terlalu fokus dengan gadget-nya. Pada akhirnya berkomunikasi dengan sesama dan memberikan
peneliti hanya dapat mengamati langsung dan komentar terhadap suatu konten. Media sosial
melihat hal – hal yang dilakukan anak – anak yang paling diminati siswa di SDN Citapen 1
tersebut serta melihat proses belajarnya di yaitu media yang memberi mereka sensasi yang
sekolah. Teknik pengumpulan data yang kedua lebih saat digunakan terbukti dengan beberapa
melalui wawancara, ini dilakukan untuk wawancara dengan siswa ada yang lebih
mengetahui tentang penggunaan media sosial menyukai komunikasi melalui percakapan suara
(aplikasi atau jenis media sosial yang digunakan, langsung di game online dan ada pula yang lebih
intensitas penggunaan media sosial, durasi memilih melihat lihat konten dan postingan lalu
penggunaan media sosial), dampak mengakses memberikan tanggapan berupa komentar.
media sosial (dampak positif dan negatif) yang Dampak Penggunaan Media Sosial Anak SDN
terdapat pada siswa SDN Citapen 1. Citapen 1
Dalam penelitian ini penulis Dampak posistif yang peneliti temukan
menggunakan teknik Analisis Isi (Content selama penelitian adalah dimana media sosial
analysis) dalam bentuk deskriptif analisis yaitu membantu anak dalam berkomunikasi jarak
berupa catatan informasi faktual yang jauh dengan cepat dan mudah. Selain itu anak
menggambarkan segala sesuatu apa adanya dan juga dapat dengan cepat mengerjakan tugas
mencakup penggambaran secara rinci dan sekolahnya karena kemudahan akses infomasi
akurat terhadap berbagai dimensi yang terkait yang tersebar luas. Bagi guru dan orang tua
dengan semua aspek yang diteliti (Agusta, siswa sendiri dapat terhubung dengan mudah
2003). Maka, disini penulis menggambarkan akibat dari kecanggihan yang ada. Namun disisi
permasalahan-permasalahan yang dibahas lain dampak negatif timbul dari kurangnya
dengan mengambil materi-materi yang relevan pengawasan dan lemahnya suatu kebijakan
dengan permasalahan kemudian dianalisis dan penggunaan media sosial dikalangan siswa SD
dipadukan sehingga dihasilkan suatu yang mengkibatkan rusaknya akhlak dan etika
kesimpulan. anak. Fakta yang ditemukan selama penelitian
dengan analisis wawancara yakni dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN mudahnya konten buruk tersebar dengan tidak
Hasil sengaja dan didapatkan siswa yang selalu
Penggunaan Media Sosial Anak SDN Citapen penasaran dengan apa info terbaru dari akun
1 media sosialnya, komunikasi siswa pada grup
Media sosial digunakan oleh anak SDN tidak sebanding dengan kenyataan di lingkungan
Citapen 1 adalah sebagai salah satu sarana yaitu ramai bercakap di grup tapi tidak pada
untuk komunikasi, hiburan dan sarana mencari lingkungan kelasnya, orang tua menyatakan
infomasi. Siswa yang diwawancarai mengaku keluhan bagi anaknya yang selalu menghabiskan
menggunakan media sosial setiap hari. Hal ini kuota internet dengan boros. Media sosial bagi
menunjukan bahwa observasi yang telah siswa sesungguhnya tidak begitu baik apalagi di
dilakukan merujuk pada beberapa anak SD usia mereka yang tinggi akan rasa penasaran
mempunyai akun media sosial namun mereka akan membuat penggunanya lebih berimajinasi
menyatakan tidak membuka Handphone ketika dalam menggunakan media sosial tersebut.
di sekolah. Maka darinya guru tak melepas tanggung
Berbagai macam media sosial yang telah jawabnya untuk membina media baru dari
tersedia secara bebas digunakan dan diunduh komunikasi tersebut agar tidak jauh
memberikan kita pilihan sebagai pengguna pengaruhnya terhadap interaksi di dunia nyata.
untuk beradaptasi sesuai keinginan dan Peran dan Kebijakan Sekolah Terhadap
kenyamanan berkomunikasi dengan baik Penggunaan Media Sosial Oleh Anak
melalui fitur-fitur yang ditawarkan. Mengenai Kepala sekolah SDN Citapen 1 selaku
hal itu jenis media sosial yang digunakan pimpinan otoriter tertinggi memberi kebijakan
kalangan murid SDN Citapen 1 mengikuti tren dan amanah untuk pihak wali kelas memantau
saat ini seperti menggunakan media sosial siswanya agar tidak berlebihan dalam
berbasis pesan singkat, konten, virtual social menggunakan smartphone yang dimilikinya.
world, dan virtual game world. Manakala semua Adapun peran dan upaya guru terhadap
jenis media sosial yang digunakan murid dapat penggunaan media sosial ini yaitu berusaha
50
Shefiana Andara, dkk / Harmony 7 (1) (2022)

membatasi penggunaan smartphone didalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu,


ruang kelas pada saat pembelajaran berlangsung. media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator online
Ketika ada panggilan yang masuk boleh dijawab yang menguatkan hubungan antar pengguna
diluar ruangan, maka dari itu guru sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.
menyampaikan terlebih dahulu bahwa telepon Berdasarkan hasil penelitian penggunaan
genggamnya boleh menyala dengan keadaan media sosial siswa dampak yang jelas didapatkan
mode getar saja agar tidak mengganggu pada penelitian ini yaitu mempermudah kegiatan
konsentrasi suasana belajar. Menjadi seorang belajar dengan memberi pengalaman baru bagi
guru tidak hanya memperhatikan suatu siswa guru dan orang tua melalui grup yang telah
ketetapan aturan tata tertib tetapi juga menjadi dibuat dalam media sosial. Dampak lainnya timbul
pengambil keputusan yang bijak dalam ruang dari hal negatif yaitu ketagihan untuk mengakses
lingkup pembelajarannya agar tetap stabil. media sosial sehingga waktu untuk belajar kurang
Selain itu guru juga bertugas mengontrol dan membuat pemakaian uang jajan semakin boros
penggunaan Smartphone siswa ketika berada di (Bakry, 2010).
sekolah karena seperti yang kita ketahui Dalam suatu instansi pendidikan formal,
smartphone merupakan salah satu alat Kepala sekolah memiliki pengaruh yang sangat
komunikasi antara siswa dan orang tuanya. jadi besar untuk mengatur kebijakan sistem pendidikan
pelarangan penggunaan smartphone di sekolah di ruang lingkup otoriternya. Kemudian kepala
tidak bisa dilarang secara penuh. Guru juga sekolah juga memiliki kewenangan untuk
dapat memberi pemahaman kepada orang tua mengatur waktu belajar siswa, dan dialah yang bisa
siswa mengenai dampak penggunaan media berkomunikasi secara eksternal pada pemerintah
sosial secara berlebihan sehinga tidak hanya di atau pemerintah daerah, pada tokoh masyarakat,
sekolah di rumah juga orang tua dapat atau pada apapun yang bisa berpartisipasi dalam
mengontrol penggunan media sosial siswa pengembangan sekolah. Dalam hal ini yang
dalam kehidupan sehari-hari. dimaksud adalah peran kepala sekolah terhadap
Pembahasan penggunaan media sosial Sebagaimana Soekanto
Dalam hal penggunaan jenis media sosial berpendapat bahwa peranan (role) merupakan
yang banyak digunakan oleh siswa SDN Citapen 1 aspek dinamis kedudukan (status). Apabila
yaitu WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Media seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sosial ini mudah digunakan dan memiliki banyak sesuai dengan kedudukanya maka dia menjalankan
fitur. selain itu ada beberapa siswa yang lebih peran. Pembeda antara kedudukan dengan peranan
memilih aktif di forum percakapan dari game online adalah kepentingan ilmu pengetahuan, keduannya
karena ini bisa membuat mereka memiliki dunia tidak dapat dipisahkan, karena satu peranan
virtualnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bergantung pada peranan yang lain dan sebaiknya.
selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Pendidikan yang baik harus dilakukan oleh guru
Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein dalam yang memiliki keahlian, integritas, serta dapat
artikelnya yang berjudul User of the World, Unite! The dipercaya dalam pelaksanaan tugas. Untuk hal
Challenges and Opportunities of Social Media bahwa tersebut guru harus bersikap profesional. Kepala
jenis media sosial diklasifikasikan yakni: (1) proyek sekolah harus memiliki komitmen kuat untuk
kolaborasi website, (2) blog dan microblog, (3) mengembangkan, meningkatkan dan memelihara
konten atau isi, (4) situs jejaring sosial, (5) virtual profesionalisme para guru di sekolah. Maka dari itu
game world, (6) virtual social world (Kaplan & peran kepala sekolah yang mengacu kebijakan
Haenlein, 2010). kerjasama para guru untuk menjadi orang tua
Para siswa SDN Citapen 1 menggunakan kedua siswa yang mengontrol segala sesuatunya
media sosial didasari oleh beberapa tujuan, yaitu agar terlaksananya proses interaksi dan belajar yang
sebagai wadah pengekspresian diri atau aktualisasi efektif. Berkenan dengan hal itu kebijakan
diri, membentuk komunitas, ikut tren, bahkan pendidikan menurut Nugroho dalam bukunya
beberapa siswa menjadikan media sosial sebagai menyatakan bahwa kebijakan pendidikan
jalan untuk jual beli kecil-kecilan dalam ruang merupakan keseluruhan proses dan hasil
lingkup sekolah. Menurut pendapat Van Dijk perumusan langkah-langkah strategis pendidikan
mengatakan bahwa media sosial adalah media yang dijabarkan dari visi dan misi pendidikan
online yang bertujuan untuk mendukung interaksi dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya
sosial. Sosial media menggunakan teknologi tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk
berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi suatu kurun waktu tertentu.
dialog interaktif (Palupi, 2020). Media sosial adalah Dengan adanya kebijakan yang telah
platform media yang memfokuskan pada eksistensi dirumuskan oleh kepala sekolah dan bekerja sama
pengguna yang memfasilitasi mereka dalam oleh guru serta staf. Aturan penggunaan media

51
Shefiana Andara, dkk / Harmony 7 (1) (2022)

sosial tetap dikontrol dan di bawah naungan para Anwar, F. (2017). Perubahan dan Permasalahan
guru yang pada dasarnya media sosial untuk para Media Sosial. Jurnal Muara Ilmu Sosial,
siswa satu-satunya akses hanya menggunakan Humaniora, Dan Seni, 1(1), 137–144.
smartphone mereka dan penggunaan tersebut telah
masuk dalam kebijakan aturan membawa dan Bakry, A. (2010). KEBIJAKAN PENDIDIKAN
menggunakan telepon genggam. Maka SEBAGAI KEBIJAKAN PUBLIK.
kesepakatan tentang hal kebijakan yang berlaku di Jurnal MEDTEK, 2(1), 2010.
SDN Citapen 1 telah dilaksanakan sebagai mana
baiknya. Cahyono, A. S. (2018). DAMPAK MEDIA
SOSIAL TERHADAP
SIMPULAN PERMASALAHAN SOSIAL ANAK.
Penggunaan media sosial di SDN Citapen Publiciana, 11(1), 89–99.
1 didominasi oleh siswa yang berada di kelas
tinggi dengan intensitas penggunaan media Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian
sosial yang beragam karena didasari oleh Kualitatif Studi Pustaka dan Studi
beberapa faktor yakni sarana untuk mengakses, Lapangan. Pre-Print Digital Librari UIN
fasilitas dan beberapa kondisi finansial yang Sunan Gunung Djati, 1–6.
mendukung dalam penggunaan media sosial.
Siswa menggunakan media sosial dengan Fajar, M., & Machmud, H. (2020). Penggunaan
berbagai macam tujuan diantaranya untuk Media Sosial di Kalangan Siswa Sekolah
menjalin komunikasi dengan teman yang tempat Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 3, 46–
tinggalnya berjauhan juga salah satunya untuk 52. http://ejournal.iainkendari/diniyah
menjembatani proses pembelajaran. Dalam
penelitian yang dilakukan terdapat dampak Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of
positif dalam penggunaan media sosial dimana the world , unite ! The challenges and
mempermudah akses belajar. Sedangkan opportunities of Social Media. Business
dampak negatifnya yaitu banyak konten yang Horizons, 53, 59–68.
tidak sesuai dengan tingkatan anak-anak dan https://doi.org/10.1016/j.bushor.2009.0
membuat beberapa penggunanya terindikasi 0.003
kecanduan. Peran dan kebijakan sekolah
terhadap penggunaan media sosial siswa yang Palupi, I. D. R. (2020). PENGARUH MEDIA
diterapkan di SDN Citapen 1 yaitu berdasarkan SOSIAL PADA PERKEMBANGAN
tata tertib yang berlaku siswa hanya KECERDASAN ANAK USIA DINI.
diperbolehkan membawa dan menggunakan HP Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 127–
yang sekedar SMS dan Telepon saja, tetapi fakta 134.
di lapangan orang tua siswa memberi HP yang
difasilitasi dengan internet. Adapun dengan Rahardjo, M. (2017). STUDI KASUS DALAM
masalah tersebut timbulah kebijakan baru PENELITIAN KUALITATIF: KONSEP
dengan menaruh peran kuat kepada guru untuk DAN PROSEDURNYA. Sekolah Pasca
mengontrol siswanya dalam menggunakan dan Sarjana UIN Maulana Malik Ibrahim
mengakses media sosial. Malang.

DAFTAR PUSTAKA
Agusta, I. (2003). Teknik Pengumpulan dan
Analisis Data Kualitatif (Academia (ed.);
27th ed.). Litbang Pertanian.

Andriyani, Y., Arifin, M. H., & Wahyuningsih,


Y. (2021). DAMPAK NEGATIF
PENGGUNAAN GADGET
TERHADAP PERILAKU SISWA
SEKOLAH DASAR DI ERA
GLOBALISASI. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, VI(02), 175–185.
http://ejournal.iainkendari/diniyah

52

You might also like