You are on page 1of 234

TUGAS AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN
GEDUNG FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA DENGAN
BALOK PRATEKAN -
l IT I

Rs.s
G9o, t ~
A./Vy
""""- 1
Disusun Oleh : .;{_ ifD 1

GEDE ARS ABAWA


NAP. 31 96 100 032

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SJPJL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGJ SEPULUH NOPEMB ER
SURABAYA
200 I \'- - - • • ~ "'

I Jltf~k"~ I -~
I') I I . •.
TUGAS AKHIR
MODIFIKASI PERENCANAAN
GEDUNG FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA DENGAN
BALOK PRATEKAN

Oisusun Oleh :

GEOE ARSABAWA
NRP. 3196 100 032

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2001
ABSTRAK
MODIFIKASI PERENCANAAN GEOUNG
UNIVE RSITAS AIRLANGGA SURABAYA
DENGAN BALOKPRATEKAN
Penyusun . Gede Arsabawa
NRP 3196.100.032
Pembimbing · lr Faimun
ProfOIUr. l Gusti Putu Raka

ABSTRAK

Gedung Fal:ultu Ekonomi Universitas .o\irlangga adalah suatu bangunan yang didirikan
dcngan menggunakan perencanaan struktur beton bertulang. Fungsi dari gedung ini adalah sebagai
ruang kuliah • juga sebagai ruang serba guna dan bisnis center. Khusus untuk lantai yang dipakai
sebagai ruang serbaguna dan bisnis center memerlukan ruang yang Juas. Karcna kebutuhan
terscbut maka bcberapa kolom harus dihilangkan, sehingga terdapat beberapa balok yang
mempunyni bcntang yang panjang.
Pcnggunaan balok bcton bcrtulang pada balok bentang panjang akan menghasilkan balok
dengan dimensi yang bcsar, hal ini akan mengakibatkan bcrat struktur yang besar dan tinggi bebas
n•angan tcrsebut mcnjadi kecil. Umuk itu sebagai altcmatif digunakan balok beton pratekan yang
mcngkombinasikan beton bcrkckuatan tinggi dan baja mutu tinggi secara akti( Kombinasi sccara
aktif ini membcrikan perilaku yang lebih baik dari kedua bahan tersebut. Baja adalah bahan yang
liat dan dibuat untuk bckc~a dengan kekuatan tarik yang tinggi. Beton adalah bahan yang getas
apabila ditarik, dan kcmampuannya menahan tarikan diperbaikidengan memberikan tekanan,
semcntara kemampuannya mcnahan tekanan tidak dikurangi. Dengan perilaku yang baik pada
beton pratckan maka pcnggunaan bcton pratekan pada balok bentang panjang dapat merninimalkan
dimensi balok scsuai dengnn kckuatan yang dibutuhkan
Perencanaan gedung ini deJ1S3n menggunakan beberapa beton pratekan dibatasi pada
pcrencanaan struktumya saja dan spesifikasi teknis antara lain merupakan portal daktail beton
bertulang dengan daktilitas dua
Perhitungan dan analisa Struktur pada rugas akhir ini mengacu pada peraturan yang
berlal.u di Indonesia dan peraturan pcnunjang laiMya.
KATAPENGANTAR
KATA PENGANTAR

Segala pUJI syukur kehadir31 1 uhan Yang Mahaesa, schingga penuhs

mampu m~nyc::les:ukan tugas akhir ini.

Adapun tugas akh1r ini mcrupakan syarat yang harus dipenuhi guna

memperolch gclar Sarjana Teknik Sipil (strata-l) di Teknik Sipil, Fakultas Tekmk

S1pil dan Pcrencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak , schingga pada kcscmpatan ini penulis ingin

mengucapkan tcrima kasih kepada :

• Kcdua orang tua penulis, Bapak dan Jbu, Adik satu satunya ( Made

Laksana), dan scmua keluarga penulis (Dodik, Dwi, Ani, Tut bong) alas

semua kasih sayang, doa, dukungan, bantuan baik moril maupun spiritual.

• lr. lndrasurya , 13. Mochtar, Msc,PhD, selaku ketua jurusan Td;nik Sipil

ITS.

• Prof. DR. Jr. I Gusti Putu Raka , selaku dosen pembimbing.

• lr. Faimun , selaku dosen pembimbing .

• lr. Iman Wimbadi, MS , selaku doscn wali

• Segenap dosen dan stafpengajar di lingkungan jurusan Teknik Sipil FTSP

ITS yang baik secara langsung ataupun tidak langsung telah banyak

memberikan bantuan.
• Rckan - rekan mahasJS\Vll angkatan 96 ( S-39 ), sungguh mcnyenangkan

han - hari bcrsama kahan , spesial untuk Martha , Johanes, l'\usa, terima

kasrh banyak atas bantuan - bantuannya

• Sahabat - sahabat vang ~elalu menemani, Kojack, Edi, Sancaya, WrS\\3,

Sugita. tenma kasrh atas bantuan dan kntiknya.

• Uream theater, Yngwrc Malmsteen. Edvy, Heilowen atas inspirasinya

• Semua prhak yang terhbat langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan tugas akhir ini.

Pcnulis menyaduri bahwa laporan tugas akhir ini masihjauh dari sempuma

.Umuk itu pcnulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang

mernbangun d11ri scrnua pihak. Penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi

diri pribadi dan pcmbaca pada umumnya.

Surabaya, juli 200 I

penulis
DAFTARISI
DAFTARISI

ABSTRAK
KATA PENGA~TAR
DAFTAR lSI 111

DAFTAR NOTASI IX

BABI PENDAHULUAI\i 1-1


I. I. La tar Belakang 1-I
1.2. Maksud dan Tujuan 1-2
1.3. Permasalahan 1-2
1.4. Batasan Pennasalahan 1-2
1.5. Metodologi 1-3

BAB ll DASAR PERENCANAAN il-l


2.1. Umurn ll-1
2.2. Data - Data Bangunan ll-1
2.3. Data - Data Tanah ll-2
2.4. Peraturan Peraturan Perencanaan ll-2
2.5. Pembebanan 11-3
2.5.1 Pengertian Bebao ll-3
2.5 2 Kombmasi Pembebanan ll-4
2.6. Asums1 Pcrencanaan Struktur ll-5
2.7. Metode Anahsa ll-6
2.8. Perencanaan Tahan Gempa TI-7
2.8.1. Pengertian Daktilitas TI-7
2.8.2.Tingkat Daktilitas ll-8
2.8.3.Perencanaan Dengan Tmgk.at Daktilitas 2 ll-10

BAB m PERANCANGAN STRUKTUR SEKUNDER lU-I


3.I. Perencanaan Pelat ill-!
3.1.1. Tipe Pelat m-1
3 1.2. Penulangan Susut dan Suhu ill-3
3.1 .3. Metode Anahsa dan Perhllungan Pelat 111-3
1 I .4. Perhitungan Pelat rn-3
3.1.4 I. Preiimanary design In-3
3.1.4.2. Contoh perhitungan tebal pelat m-5
3. I .4.4. Pembebanan Pelat Ill-9
3.1.4.6. Penulangan Pelat JTI-13
3.1.4.7 Kontrol Lendutan dan retak pelat ill-18
3. 1~. Tulangan Susut dan Subu m-23
3.2 Perencanaan Tangga 111-24
3.2.1. Prelimmary destgn tangga lll-25
3.2.2. Pembebanan tangga dan bordes 111-27
3.2.3. Analisa gaya-gaya dalam 111-28
3.2.4. Penulangan pelat tangga dan bordes 111-29
3.2.4.1. Pelat tangga l[[-29
3.2.4.2. Pelat Bordes 111-3 I

BAB IV PERA~CANGAN STRUKTIJR UTAMA TV-I


4 I Umum IV-I
4 2. Data satuan matenal TV-I
4.3. Preliminary Design IV-2
4.3.1. Beban mali TV-2
4.3.2. Beban Hidup IV-2
4.3.3. Beban gempa TV-2
4.3.4. Kombinasi pembebanan TV-3
4.3.5. Perhitungan beban pada struktur utama rv-3
4 4 Pemodelan Struk"!Ur IV-9
4.5. Analisa struklur TV-13
4. 5.I. Kontrol gaya gempa dmamis TV-14
4 6. Perancangan balok pratekan fV-15
4.6. I. Penentuan gaya pratcgang awal TV-17
4.6.2. Distribusi gaya sebclum kehilangan prategang IV-26
4 6.3. Perhitungan ga)a pr.:tcgang IV-28
4.6.3. I. Kehtlangan ga'a prdtegang langsung IV-30
4.6 3.1 I. Pcrpcndekan t:lastis beton IV-30
4.6.3.1.2. Kehilangan pratekan ak.ibat kekangan kolom [V .. 33
4.6.3 1.3. Kchilangan gaya prategang akibat gesekan IV-35
4.6.3.1.4. Kehilangan pratcgang ak.ibat slip angkur JV-40
4.6.3.2. Kehilangan gaya pratcgang tergantung waktu
(tal. langsung) TV-43
4.6.3.2.1 Rangkak (creep) IV-44
4.6.3.2.2. S~C>ut (shrinkage) JV-17
4.6 3.3 3 Rclaxasi baJa (steel relaxation) IV-50
4.6 4. Kontrol tegangan yang terJadi IV-57
4.6.5. Perhitungan kekuatan ulllmate balok pratekan IV-60
4.6.6 Geser balok pratckan IV-66
4.6. 7. Kontrollendutan IV-71
4.7. Perencanaan balok indul. IV-72
4. 7.1. Penulangan lentur balol. induk IV-73
4 7.2. Penulangan gcser dan torsi IV-75
4 7.3. PanJang penyaluran IV-78
4.7 4. Konuollendutan dan retak IV-80
4.7.4.1. Kontrol1endutan IV-80
4. 7.4.2. Kontrol retuk JV-80
4.&. Pcrcncanaan Kolom IV-81
4.8.1. Panjang tekuk l.o1om IV-82
4 8.2. Pembatasan tulangan kolom IV-83
4.8.3. Kolom Pcndel. IV-84
4.8.4. Kolom Pan.tang IV-84
4.8.5. faktor pcmbel>aran momen 1V-85
4 8.6. Penulangan 1cntur kolom IV-86
4.8.7. Kontrol dengan brester resiprocal method 1V-88
4 8.8. Penulangan gescr dan torsi kolom IV-90
4.8.9. Pcrhitungan pcnulangan ko1om IV-91
4.8.9.1. Penulangan lentur kolom IV-91
4.8.9.1 Penulangan gcscr dan torsi JV -96
4 9. Pertemuan Balok dan Kolom IV-97

BAB V PERA!'iCANGA:--1 PONDASI V-1


5. 1. Umum V- 1
5.1. JJata Tanah V-2
5.3 Pcrencanaan Tiang Pancnng V-2
5.3.1. Daya dukung tiang pancang V-'!.
5.3.1.1 . Daya dul.ung tiang pancang V-3
5.3.1 .2. Daya dukung tiang dalam kelompok V-4
5.3.2. [kban maksimum liang V-5
5.3.3. Daya dukung liang akibat gaya horisontal V-:.
5.4. Perhitungan liang pancang V-6
5.4. 1. Perhinmgan daya dukung tiang pancang V-7
5.4.2. PerhitunganJumlah tiangdan dimensi poer V-8
5 4.3. Beban maksimum tiang V-9

54.4. Kekuatan l..elompok tiang pancang V-9


5.4.5. Kontrol kel.uatan tiang pondasi terhadap gaya mtemal V-1 0
5.5. Pcrencanaan POER (Pile Cap) V-II
5.5.1. Data-data-perencanaan POER V-II
5.5.2. Kontro1 g~::scr pons pada pocr V- 12
5.5.2. Penulangan poer V-13
5.5.2.1. Penulangan lcntur V-13
5.5.3. Penulangan gt:ser V-14
5.6 Perencanaan sloof( lie Beam) V-15
5.6.1 Data-data perencanaan V-15
5.6.2. Di.emsi sloof V-16
5.6.3 Penulangan sloof V-17
5 6.3.1. Penulangan lcntur V-17
5.6.3.2. Penulangan gcser V-18
BAB VI PENlJTU P VI-I
6.1 . Kesimpulan VI-I
6.2. Saran VI-2

LAMPIRA!\
BAB I

PENDAHULUAN
GTUGAS AKHIR ( TS- 1780 )

BABI

PENDAHULUAN

J.J. LA TAR BELAK.\ 'G

Gcdung FakuHas Ekonomi Universitas Airlangga adalah gedung yang

dirancang ruangannya scbaga1 ruang kuliah • juga dirancang sebagai ruang serba

guna dan bisnis ccnter.Khusus untuk lantai yang dipakai sebagai ruang serba guna

dan bisnis center d1pcrlukan ruangan yang luas sehingga menuntut adanva

bentang bentang balok yang panjang dan scdi kit pcmakaian kolom.

Struktur pratekan efekti f digunakan sebagai solusi untuk' menghasilkan

bentang-bentang yang panjang. Dalam hal ini desain struktur baloknya

direncanakan dengan balok- balok pratekan dua arah.

Pcnggunaan balok pratekan sebagai material konstruksi saat ini

berkembang sangat ccpat , karena bcton pratekan memiliki kelebihan-l.clebihan

baik dari seg1 kekuatan, segi cstetik arsitektural, segi ekonomis, dan penlaku

struktur pada taraf beban rcncana yaitu·

• Untuk balok yang mempunyai bcntang ~ ang panjang , ukuran balol. betOn

pratekan akan Jeb1h kccil dari pada balok beton benulang biasa. Dengan

dcmikian akan mengurangi berat mati struktur.

• Dengan ukuran balok pratekan yang leb1h kecil membuat ruangan beba~

antar lan tai mcnjadi lebih tinggi sehingga dari segi arsitcktural lebll1

unggu l.

1-l
OTUGAS AKIJJR ( TS - 1780)

Beton pratekan pada dasamya adalah beton dimana tegangan • tcgangan

mtemalnya direncanakan dengan memberikan penegangan awal sedimikian rupa

sehingga tegangan - tcgangan yang diakibatkan oleh beban bcban luar dilawan

sampai suatu tmgkat yang dimgmkan. Pada beton pratekan , gaya pratckan pada

umumnya dtberikan dcngan mcnarik baja dan menahannya kc beton, jadi

membuat beton dalam keadaan tenckan.

1.2. M AKSUD DAN TUJ l JA!'i

Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini secara garis besar adalah untuk

menghasilkan perencanaan struktur gedung yang rasional dengan memenuhi

syarat-syarat keamanan struktur berdasarkan kekuatan dan dcformasi yang timbul

akibat pcmbebanan ynng bckcrja pada struktur tersebut

1.3. PERMA SALAHAI'i

Dalam perencanaan struktur ini yang diperhatikan adalah kemampuan

struk1ur terhadap bcban yang bekcrJa pada struktur tersebut . Khusus untu~

konstrukst bcton pratekan perlu diperhatikan gaya-gaya yang diaktbatkan olch

penarikan tendon tcrhadap kescluruhan struktur.

1.4. BATASAN I' E R~IASALA H AN

Dalam perencanaan Gedung Fakultas Ekonomi Universitas A1rlangga

ada lah scbagai berikut :

I.J
~TUGASAK.HIR(TS - 1780)

I.Perencanaan gedung ini dimaksudkan sehagai hahan studi hukan sehagai

value engineering, schingga tidak ditinjau aspek ekonomi struktur.

2. Tidak menyertakan metode pelaksanaan keeuali mcngenai pelaksanaan

pratekan.

1.5. l\IETODELOGI

Langkah-langkah yang d1amhil di dalam penyusunan tugas akh1r m1

adalah:

l.Mengumpulkan dan mcmpelajari litcratur yang herkaltan dcngan

perencanaan.

2.Architectural study :

• Mcmpelajan fungsi gedung.

• Mempelajan rencana behan yang bekeija. yamg mehpuu

o Behan \Crtlcal

Behan Vertical terdiri dari atas herat sendiri

konstruksi,bcrat finishing lantai ,heban temhok, hcban

plafond, hchan akihat ducking AC, dan behan hidur

berupa manusia dan peralatan gedung lainya.

o Behan Honzontal

Beban yang diakibatkan olch gempa

3.Konsep desam struktur.

• Menetapkan konscp desain struktur dan mctode anahsa struktur

,yang mana dalam hal ini dipakai SKSI\11 T- 15 199 1-03.

1·3
GTUGAS AKHTR (TS- 1780 )

• Menetapkan metode ana lisa struktur dcngan menggunakan alat

bantu software SAP 2000.

4.Prehmmary design

• Mcmperkirakan dimensi awal da~_elemen struktur.

S.Struktur analysis dan modeling.

• Memodelkan struktur .

• Perhitungan gaya-gaya dalam struktur Gcdung Fakultas

Ekonomi Universitas Airlangga.

6.Detail elemcn struktur dan desain sambungan .

7.Mendcsain balok pratckan memperhitungkan pengaruh kehi langan gaya

pratekan akibat perpendekan elastis, gcsekan kabel, kekangan kolom,

slip angkcr, rangkak, susut, dan relaksasi.

8.Hasil dari pcrhitungan dibuat dalam bentuk tabel.

9.Perhitungan pondasi dari strui<'tur gedung.

IO.Bentuk struktur dan hasil perhitungannya akan dituangkan dalam

bentuk gambar.
BAB II

DASARPERENCANAAN
~TUGAS AKHIR ( TS 1780)

BAB II

DASA RPERENCANAAN

2.1. UM UM

Dasar-dasar perencanaan yang dsmaksud disini adalah segala sesuatu yang

dapat dsmanfaatkan oleh penulis dalam penyusunan Tugas Akhsr ini bask berupa

data-data teknis, asumsi-asumsi perencanaan sampai dengan penggunaan bcrbaga•

metode yang ada.

Data-data teknis dapat diperoleh dari gambar yang ada baik yang

berkenaan dengan fungsi gedung, ti nggi tiap lantai, jumlah lantai, dimensi dan

bentuk bangunan serta data-data lainnya. Dengan data - data teknis tersebut , bisa

ditentukan cara analisa perhitungan bcban gcmpa sampai pada bentuk pemodelan

struktur tcrsebut.

2.2. DATA-DATA BANGUNAN

Pacta tugas akhir ini penulis mcmilih struktur gedung Fakultas l,;konomi

Universitas Airlangga, dengan mencmpatkan bcbcrapa balok prategang dida lam

struktur.Dengan adanya beberapa balok pratcgang, maka distribuss gaya pratcgang

pada masing - masing balok prategang langsung dipikul I ditumpu oleh kolom

Adapun data-data gedung adalah scbagas berikut :

1. Nama gedung : Gedung I'E UNAIR

2 Lokasi : JL Airlangga No. I - 6, Surabaya

3. Tinggi gedung :28m


··.

~TUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

4. Panjang : 40m

5. Lebar :24m

6. Jumlah lantai : 7 lantai + atap

7. Fungsi tiap lantai

o Lantai dasar, I : Areal parkir

0 Lantai 2 . 4 : Ruang kulih

0 Lantai 5 : 81sms centre

0 Lantai 6 : Ruang scrbaguna

8. Bahan struk1ur:

o Beton prateaanl.! untuk beberapa balok

o Beton bertulang biasa untuk elemen tangga dan kolom

9. Pondasi : Tiang pancang

2.3. DATA TANAH

Perencanaan pondasi pada Gedung Fakultas Ekonomi Universitas

Airlangga ini sesuai dcngan data pcnyclidikan tanah di lapangan. Dari data hasil

pcnycl idikan tanah dapat diketahui jcnis tanah yang ada serta nilai SPT-nya.

2.4. PERATURAN-PERATURAN PERANCANGA:-1

Adapun peraturan-pcraturan yang dijadikan acuan dalam perancangan

srruk'lur adalah :

1. Tat~ Cara Perhitungan Stru~1ur Beton untuk Bangunan Gedung


~TUGAS AKHIR ( TS 1780)

SKSI\IJ T-15-1991-03

:2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

3. Pedoman Perencanaan Ketahan Gempa untuk Rumah da n Gcdung

SKBI-1.3.53. 1987

4. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 N.l-2

5. Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan

Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983

6. ACI318- 83 M

2.5. PEMBEBANAN

2.5.1. Pcngertian beban

Pembebanan yang dimaksud dalam pembahasan berikut adalah bcban-

beban yang diperkirakan akan beke~a pada strui..1Ur Gedung Fakultas Ekonomi

Umversitas Airlangga. Adapun jcnis pembebanan yang diperhitungkan dalam

pcrcncanaan gedung ini mehputi :

1. Beban mati

Mcncakup scmua beban yang discbabkan oleh berat sendiri struktur yang

bersifat tetap. termasuk scgala unsur tambahan dan peralatan yang

merupakan bagian yang sifatnya tidak terpisahkan dan gedung (PPI'83

psi 1.1)

2. Beban hidup

Beban hidup adalah scmua bcban yang terjadi akibat penghunian atau

pcnggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya tcnnasuk beban-beban pada


GTUGAS AKHIR ( TS - 1780)

lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesm-mesm

serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, schingga

mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lanta i dan atap tcrscbut.

Khusus pada atap ke dalam beban hidup dapat termasuk beban yang

berasal dari air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh

(encrgi kinetik) buuran air

Behan hidup untuk gcdung diatur dalam PPI'83 bab 3, menurut PPI' 83

pasal 3.1 dan 3.2 , bcsarnya behan hidup yang hekerja tergantung dari

tingkat fungsional dari ruangan itu sendiri .

3. Bcban angin

Behan angin ialah scmua beban yang bekerja pada gedung atau bagian

gedung yang disebabkan oleh selisih tekanan udara.

4. Beban gempa

Behan gempa ialah semua bcban statik ekivalen yang bekel)a pada gcdung

atau hagian gcdung yang mcnirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat

gempa ilu. Dalam hal pengaruh gcmpa pada struktur gedung tlitentukan

berdasarkan suatu analisa dinamik. maka yang dianikan dengan beban

gempa disini adalah gaya-gaya di dalam strul,.iur tersebut yang terJadi oleh

gerakan tanah akibat gcmpa nu.

2.5.2. Kombinasi pembcbanan

Kombinasi pembebanan yang diperh1tungkan didasarkan pada SKSNI T-

15- 1f)9 J-03 pasal 3.2. adalah sebagai bcrikut :

...
GTUGAS AKHIR ( TS - 1780)

• Kuat perlu untuk menahan beban mati dan beban hidup, paling tidak harus

sama dengan : U ~ 1.2 D + 1.6 L

• Bila ketahanan struktur terhadap beban gempa (beban E) harus

d1perhitungkan dalam percncanaan maka kombinasi pembebanannya IJarus

diambil : U= 1.05( 0-I.R± E)

Dimana LR adalah beban hidup yang telah direduksi sesua1 dengan

ketentuan SNI 1726-1989F tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan

Gcmpa Untuk Rumah dan Gedung, dan untuk peninjauan gempa

2.6. ASU MSI PlmENCANAAN STRUKTUR

Asumsi yang diterapkan oleh penulis berkaitan dengan perencanaan

Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga ini adalah sebagai berikut :

• Untuk perencanaan pelat , pelat dianggap sebagai diafragma yang sangat

kaku (rigid noor diafragma ) sehingga mampu mendistribusikan beban

gempa pada struktur utama.

• Strul..'tur tangga direncanakan sebagai frame 2 dimensi. Untuk perletakan

bawah d1asumsikan sebaga1 jepit, pada hordes diasumsikan rol dan

perletakan bagian atas jepll. Hal ini diasumsikan guna mcmberikan

kescmpatan bagi elemen tangga untuk mengalami pergerakan arah

honsontal apabila menerima gaya horisontal.

• Untuk perlctakan kolom dasar diasumsikan sebagai jepit.

• Pemodclan struktur utama diasurnsikan sebagai portal terbuka (open

fi'am e) 3 dimcnsi.
GTUGASAKHIR( TS - 1780)

2.7. M ETODE ANALISA

Metoda analisa yang dimaksud adalah bentuk-bentuk atau cara-cara umuk

membantu dalam penyelesaian analisa Tugas Akhir ini. Metode Analisa yang

dtgunakan penulis adalah scbagai berikut :

• Pada saat penarikan kabel prategang , sambungan antara balok beton

prategang dengan kolom dianggap mono! it.

• Pada saat penarikan kabel pada balok prategang , pengaruh tahanan balok

melintang dan pengaruh tahanan gcsckan akibat pelat yang mcnyatu

dengan balok diabaikan.

, Pada saat jacking, lubang tendon dianggap tidak ada ( karena relatif kcci l

dibanding luas penampang balok ), sehingga perhitungan data-data

pcnampang didasarkan pada perhitungan penampang bruto.

• Untuk analisa statis dan dinamis struktur utama digunakan analisa 3 (tiga)

dimensi dcngan bantuan program SAP 2000.

• Untuk perhitungan momen pelat dalam hal ini dipergunakan Peraturan

Beton Bertulang (PBI 1971 ) tabel 13.3.1 dan 13.3.2. Dalam tabel ini

proses penyusunannya sudah dibuat pembebanan papan catur untuk

mendapatkan momcn-momen makstmum.

• Untuk analtsa gaya-gaya dalarn balok anak dipergunakan ikhtisar momen-

momen dan gaya-gaya melintang sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03

pasal 1.3.

• Untuk analisa gaya-gaya dalarn elernen tangga digunakan program bantu

komputer dcngan software Si\P 2000.

11-6
~!!~"\
~fJTUGAS AKH IR ( TS - 1780)

2.8. PEREJ\CANAAN TAHAN GEMPA

Untuk pcrencanaan bangunan tahan gempa dipakai PPTGIUG 83, bah1~a

pcrencanaan dan suatu strukur gedung pada daerah gempa haruslah menjamin

struktur bangunan tersbut agar udak rusak runtuh oleh gempa kecil atau sedang,

tetap1 oleh gcmpa ~ ang kuat strul..tur utama boleh rusak tetapi tidak boleh sampa1

tcrjadt k.:runtuhan pada gedung Hal ini dapat dicapai jika struktur gedung

tersebut mampu mclal..ukan pcrubahan bentuk secara daktail, dengan cara

m~mancarkan en~rgi gcmpa ~erta mcmbatasi gaya gempa yang bekerja padanya.

2.8.1. Pengcrtian daktilitas

Pengenian daku litas menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut :

l . Mcnurut Pcraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung

(PPTGIUG 1983), dakti litas ada lah kcmampuan suatu struktur gcdung

atau unsu r strul..tur itu untuk mengalami simpangan-simpangan plastis

secara bcrulang dan bolal..-balik diatas titik leleh pcnama sambil

mcmpcrtahankan scbagian besar dari kemampuan awalnya dalam mcmil..ul

beban.

2 M.:nurut SKSNI T-15-1991-03 pasal 3.14.1, daktilitas adalah

pcrbandmgan antara simpangan maks1mum rencana dengan simpangan

lclch awal dan komponen struktur yang ditinjau.

2.8.2. Tingkat tlaktilitas

Berl..enaan dcngan daktilitas, SKSNl T-15-1991-03 pasal 3. 14.1. membagt

tingkat dal..lllitas dalam 3 bagian sebagai bcrikut:

I. Tingkat Daktilitas I
R:i:Y
t.t,: QJ)
~r:I TLJUAS AKHIR ( TS 17&0)

Struktur bt:ton dtproporsikan sedemikian rupa sehingga ketentuan

tambahan atas pcnyelesaian detail struk'1Ur sangat sedikit Struktur

sepcnuhn}a bt:rpcrilaku elastis, J.l = I. Behan gempa rencana harus

dihitung berdasarkan faktor K- 4

., Tmgl..at Dakllhtas 2

Struktur bcton dtproporsikan berdasark.an suatu ketentuan penyelesaian

detail khusus yang memungkinkan struktur memberikan respon inclastik

tcrhadap beban ~il..hs yang bckerja tanpa mengalami keruntuhan getas, ~~ =

2. Kondi~i ini dmamakan juga kond isi daktil itas terbatas. Dalam hal ini

beban gempa rencana harus diperhitungkan dengan menggunakan nilai

[itktor K minimum - 2.

3. Tingl.at Daktilitas 3

Strul-tur bt:ton diproporsikan berdasarkan suatu ketentuan penyelesaian

detail khu~u~ yang memungkinkan struk-tur memberikan respons mdastik

terhadap beban stklis yang bt:kelja dan mampu menjamin pengembangan

sendt plastts dengan kapastta~ disipasi energi yang diperlukan tanpa

mengalamt keruntuhan. ~~ - 4 Kondisi ini dinamakan juga dak1ilitas

penuh Beban gempa rencana harus diperhitungkan dengan menggunakan

mlai l'aktor K minimum - I

Dalarn perencanaan struktur Gedung Fakultas Ekonomi Universitas

Airlangga ini penult~ merancang sistem portal daktail yang dipilih untuk

penahanan beban lateral yang ada akibal beban gempa maupun beban gravitasi
J:£1~\
\..~1 UGAS AKHIR ( TS 1780 )

adalah dengan daktilitas ll:rbatas CDakulitas Tmgkat 2), dimana beban llempa dari

hasil pcrhitungan dikalikan dcngan faktor K 2.

Alasan pemakain daktihtas 2 karc11a:

o hi la suatu gedung dircncanakan dengan tingkat daktilitas t,maka bcban

gempa yang direm.:anakan adalah 4 kali beban gempa yang dihttung sesmu

dengan analisa respons spel..trum Karena besamya beban gempa tersebut

.maka ukuran penampang mcnjadt sangat besarsehingga pen:ncanaan

bangunan menjadt ttdak ekonomts lagt.

Per.:ncanaan dengan tingkat dakulitas 3 akan memerlukan prosedur desain

yang kbih kompleks dan rumit karena harus menghitung kapasitas dari

struktur tersebut . Selain itu untul.. mencapai nilai dakttlitas yanll

diisyaratkan, dtbutuhkan pengaturan pemasangan tulangan yang cukup

rum it pada t.:mpat tern pat sendi plasus yang diharapkan alan terjadi

Pada struktur dengan dak<tlitas terbatas. faktor daktlitasnya dalah 2 .Artmya bcban

gempa hanya dikalikan 2 sehingga tuntutan daktilitas untuk mcngatasi gempa

gcmpa kuat yang mclampui taraf gcmpa rcncana tidak setinggi perencanaan pada

struktur dengan daktilitas penuh.dcngan kala lain syarat syarat pendetailan yang

dituntutkan mcnjadi lebih longgar,tetapi scbagat konsekwensinya faktor jenis

strukur untuk menghitung gaya gcser dasar mcnJadi lebih besar.

2.8.3 Pcrencanaan dengan tiogl.at daktilitas 2

Percncanaan struktur dengan ttngkat daktilitas 2 diatur dalam pasal 3 14 9

SKSNI · 91 dengan memenuht bab- bab scbclumnya.


f.¢:A;~
\'!it;~; rt.:GAS AKHIR ( TS 1780)

Persyaratan umum

Gaya tekan aksial berfaktor yang bckcrja pada komponen struktur tidal.

holeh melebihi ru Ag fc·.


Bo::ntang bersih dari komponcn struktur rangka terhuka tidak boleh kurang

dari 4 kali tinggi efcktilnya

Rasio Iebar dan tmggi balot.. udak bolch kurang dari 0.25

Lebar balok tidak boleh kurang dan 200 mm.

Rasio tinggi antar kolom terhadap dimcnsi terpendek tidak botch lebih

bcsar dari 25.

Faktor type struktur yang dipakai harus diambil sama dengan 2 (k - 2)

Pcrsyaratan khusus

Rasto tulangan longitudinal total tidak boleh kurang dari I %dan tidak

boleh lebih dan 6 °o dan 8 ~. pada dacrah sambungan.

Pada sel uruh ti ngg1 kolom harus d1pasang tulangan transversal dari

;engkang tenutup tunggal ataupun ma.1emuk.

Spas• maksimum dari sengkang tertutup pada kolom tidak boleh dari d/4,

scpuluh kali diameter tulangan longitudinal terkecil, 24 kali diameter

scngkang dan 300 mm.

Pada daerah yang tidal. memerlukan sengkang tenutup. sengkang harus

dipasang dengan spasi tidal. boleh lebih dari d/2 pada seluruh panJang

komponen struktur tersebut


~\
J rt; GAS AKH IR ( TS 1780)

Spas1 tulangan tmnsvcr~al tidak lx>leh melebihi y, dimensi terkecil dari

suatu l..omponcn ~truktur yang menerima lentur. atau l 0 kali diameter

tulangan memanjang dan harus lebih kecd dari 200 mm.

Pada dacrah ~eJarak d dan muka kolom . I..'Ullt gcser yang disumbangkan

olch beton ( Vc ) harus diambil sebesar Yz dari yang diisyaraatkan dalam

pasal H.SKS~I · 91
BAB III

PERENCANAAN
STRUKTUR SEKUNDER
~TUGAS AKIIIR ( TS - 1780)

BAB Ill

PERANCANGANSTRUKTURSEKUNDER

3.1. PE RA NCAI'iGA~ PI:: LA T

3.1.1. Tipc pclat

Pelat dibcdakan mcnjadi dua yaitu pelat satu arah dan pclat dua arah.

Pdat satu arah mcmpunyat perbandingan bentang panjang terhadap bentang

pcndd; lebth dan dua , dalam keadaan dcmikian bcban yang bekerja pada pelat

dapat dianggap diptkul scl uruhnya olch balok arah pendek. Apabila perbandmgan

dari bentang panjang tcrhadap bcntang pendck kurang atau sama dcngan dua ,

maka pelat tersebut discbut sebagai pelat dua arah dan beban pelat dipikul dalam

kedua arah olch balok pendukung sckthng pelat Pada pelat dua arah

penulangannya terjad t pada kedua sumbu bcntangnya.

Adapun kctcntuan tcntang peneta pan jcnis pelat tersebut diatur sesuai

dt!ngan :

- SKS:--11 pasal 3. 2 5. 1.

Pelat dircncanakan sebagai pelat satu arah apabi la rasto bentang panjang

dan pendcknya lebi h dari dua. Jika ketebnlan struktur lebih besar dari tebal

minimum ya ng du syaratkan maka lendutan tidak perlu dihitung. Pada

perencanaan pelat satu arah ini, tebal pelat diambil lebih besar dari pada

yang du~yaratkan sehingga lldak pcrlu dikontrol terhadap lendutan yang

teljadi
~TUGASAK11JR(TS - 1780)

o Ba1ol.. Utama

h
1 ~xLx(0 4+f;;{00)
15<h$2
b

dcngan : L - bcntang ba1ok = 600cm

fy mutu tu1angan baja ~ 320 MPa

maka didapat ·

h= I~ x 600 x (0.4+32_%"00)
= 32.14 "' 60 em
h
I.S S S2 => b = 40crn
b

Jadi dimcnsi balok induk dircncanakan 40 I 60

o Ba1ok Pratekan

Ben tang pratekan 2400 em

1 I
It= - I. - - x 2400 80 em dipakai h = 100 em
30 30

I 1
h = - II= x 80 ~ 40 em dipakai b = 50 em
2 2
OTUOAS AKHIR { TS - 1780)

3.1.4.2 Contoh pcrhitungan tebalpelat

Pelat lantai 13

14~ I Ln = 600-(4012+4012)- 560 em


40160 B 40160 600cm
Sn = 600-(4012-'-60/2) = 560 em
L 40160 _j
l3 = Ln = 560 = I
Sn 560
600cm

Pelat dua arah.


Gb.3.1. Skctsa pclat lantai B

o Balok Interior (40/60)

Tcbal pelat direncanakan t ~ 13 ern

be bc 1 =bw"- 2(h - t )

= 40 + 2(60-13)=134cm

60 be 2 - bw + 8t

-40+ 8. 13 = 144 ern

Gb.3.2. Skctsa dtrncnst penampang balok L

be dipakm 134cm

1+ (hehw _1)XII )[4_6(!_)


1
+4
( 1) +(be -t)(!...)
2 3

]
h h bw h

k= I+(~
bll'
-1)(!..)II
~TUGAS AK I fiR ( TS- 1780)

I+( -IX13i4- i 13)


136
40 60...\_ \..60
+ 4(~)'
60
+(14034 -IX_!2)
60
3
]

~ ---
1- ( 134 -~x~3J
40 60

= 1,6-1
I 1 I . •
lb ' " -k.bw.h - X 1,64 X 40 X 60' - I 1821 70 em
12 12

I I
Is - L.r 3 -- x600xl3 3 = 109850 em•
12 12

11 82 170 - 1078
109850 •

o Balok Ekstenor ( 40/60 )

be

r------11 + llcon mcnentukan be :

60cm be1 = bw + ( h-t )

= 40-r(60-13)=87cm

. ..
40cm be2 = bw+ 4.t

=40+4.13=92cm

Gb.3.3 Skctsa d1mens• pcnampang balok L

Scbagai Iebar cfekuf d1ambil, be= 87 em

Dengan cara yang sama dcngan perhitungan sebelumnya , didapatkan :

k - 1,38

lb 1 k bw.h ' I l 4
- - X I 38 X 40 X 60 = 994473 em
12 12 •

I , • 4
Is "' L. t x 600 x 13'- 109850 em
12 12
O TUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

Ul _ /h = 99~473 =
9 08
Is 109&50 '

untuk a yang latn dihitung dt:ngan cara yang sama, dan hasi lnya dapat

di lihat pada tabel 3. 1. 1

Tabcl 3.1 . 1. Perhttungan pclat

I Balok I(em)
Be
i
bw I t h
(em) (em) (em)
k
lb L Is I :1
I Bl I 134 40 12 60 1,64 1182170 600 109850 10,78
r 82 I 87 I 40 12 60 I 1,38 994473 600 I 109850 908

Setelah nilat dan U1. u2. u,, dan Cl.t didapat, maka Clm diperoleh sebagai

berikut

<lm .,. . ,. _I '\'"


L.., <l'n ... .... ... .. .. . ... ... .. ......( n = 1,2,3, ... n)
1
1/1

I
- - x ( I0, 78 - I 0, 78 t I0, 78 -'- 9,08 )
-t

= 10,35
Untuk pelat dua arah, ketcbalan pclat harus memenuhi persyaratan yang

tcrcantum dalam SKSNI T-15- 199 1-03 pasal 3.2.5.3.3 yaitu :

320
560../0 8+ )
\ ' 1500
h,.,, = ---:---:---[
36 + 5.1 10,35 - 0,12
(
I+: )]
~TUGAS AKHTR ( TS - 1780}

-6,55 em

1.108+ jy)
h _., _"~_' -1500
-- 36+9P

320
56o.x(o'8+ 1500)
h = -
mo•l 36+9 J

12,61 em

l.n(08+ fy )
h - ' 1500
...... - 36

560.\(o.s + fY )
1500
11
-··· = -3-6~:...:..:~

- J5,76cm

Untuk a, ~ 2 maka tebal minimum pelat adalah 9 em

Dari pcrhttungan tebal teoritis diatas , maka tebal pelat yang diperkirakan

yaitu 13 em sudah memcnuhi syarat sehingga kontrol terhadap lendutan tidak

dtperlukan. Untuk tipe pelat lamnya dengan memperbitungkan kemudahan

pelaksanaan dtlapangan , maka duencanakan dengan ukuran yang sama, yairu 13

em

3.1.4.3. Data perencanaan

Data - data pereneanaan pelat meliputi :

- fe' ( kuat tekan bet on ) = 30 Mpa

-IY ( kuat lclch tulangan ) ~320MPa


OTUGAS AKHIR ( TS ~ 1780)

3.1.4.4. Pem bcbanan pel at

Pclat direncanakan menenrna beban mati ( DL ), yang merupakan bcrat

scndi ri pelat dan beban hidup ( LL ), sepcrti diatur dalam Peraturan Pembebanan

Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 ( PPI · 83 ) bcrdasarkan fungsi tiap lantai

pada gedung.Beban mati dan beban hidup yang bekerja sebagai berikut :

0 Beban Mati

• Beton benulang =2400 kgfm 2

• Tembok (I 12 bata) ~ 250 kgfm 2

• Plafond + penggantung = 18 kglm 2

• Kusen + kaca ~ 40 kglm 2

• Dueling AC • pipa = 30 kg/m2

• Tegel ( Iem) = 24 kglm 2

• Spesi ( Iem) = 21 kg/m2

• Aspal ( I em) = 14 kgfm2

0 Bcban Hidup

• Pelat atap gedung = 100 kgfm 2

• Lantai ruang kuliah = 250 kg/m 2

• Lantai untuk parkir =400 kglm 2

• Lantai ruang serba guna = 400 kg/m 2

• Lantai untuk bisnis center =400 kglm2


0 TUGAS AKHJR ( TS- 1780 )

Debao - beban yang bekerja pada pelat :

• Pclat lantai l

.,. Beban mati ( DL )

- Berat pelat ~ 0.13 x 2400 = 312 kglm 2

• Plafond - penggantung -18 kgtm=

- Spesi ( t = 3 em ) = 0,03 x 2100 =63 kglm2

• Tegel (t = 3 em ) = 0,03 x 2400 = 72kg!m2

• Ducting + perp1paan = 30 kgim2


DL = 495 kglm 2
.,. Behan hidup ( LL )

• Lantai untuk parkir =400 kglm2

U = 1,2 DL+ 1,6 LL

- 1,2 X 495+ I,6 X 400 = 1234 kglm 2


• Atap

• Behan mati

- Berat pelat = 0,13 x 2400 = 312 kgtml

• Pia fond- penggantung - 18 kg/m2

• Ducting + perpipaan =30 kg!m 2

- Aspal (t =2 em) =28 kglm2


(~
~TUGAS AKHIR ( TS 1780}

• Fimshing = 44 kglm2

DL =432kgtm·'

.,. Beban htdup

• Atap =100 kglm 2

· Atr huJan =40kglm2

U= 1,2DL+ 1,6LL
2
1,2 X 432 -!- 1,6 X 140 = 742,4 kglm 2

Untuk pcmbebanan lantai yang lain dihitung dengan cara yang sama dan

hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1.2. Beban Pada pclat

Lantai k um2
Dasar 1234
r----~~--~----~7---~----~7----+----~'2~3~4--~
2 994
3 994

I 6 1234
-
c== ~A~~~--~-----~----~--~~--~----7~4~2,~4--~
3.1.4.5. Perbitungao gaya da lam

Dalam tugas akhu mi . pelat diaoggap terjepit penuh pada balok- balok

penumpunya Asumst tm dtambil karena kekakuao relatifbalok terhadap pelat

lebth besar dari pada 2 ( Clm> 2 ).

Contoh pcrhitungan gays gaya dalam:

Sebagai contoh perhitungan diambil pel at tipe A lantai 2 dengan ukuran 560 x

560 cm 2•
~TUGAS AKI HR ( TS - 1780 )

Ly= 560cm

Lx = 560cm

U = 994 kg / m:

Gb 3.4.Pclat tel)epit pcnuh

Dan label 13.3.1. PBI'89 didapatkan :

Clx~ 21 Ctx 52
Cty - 52

Mix = 0,00 l .q.Jx'. Clx - 0,001 .994.5,6 2 21 = 654,6 kgm

Mly = 0,00 l.q.lx'.C ty - 0,001.994.5,6 2.2 1 = 654,6kgm


Mtx = - O,OOI.q.lx2.Ctx - -0,00 1.965,2.5,62 52= -1620,9 k!,'TTI

Mty ~ -0,00 l.q.lx: . Cty - -0,00 1.965,2.5,62.52= - 1620,9 k1,'TTI

Hasil pcrhllungan momen pelat disajikan pada tabel 3.1.3.

• Perhitungan momcn pelat lantai dasar dan I

Mu
Lytlx Tabel c
21 lapx
560 I II .,
21
)_
1234
Iap y
tumpx

-2012,3
52 tump y -2012,3
560 4,66 VIA 63 lap x 111 ,94
1234
125 tumpx -222,12
46,25 lap x 82,18
150 I 1,25 VB 38,75 1234 lapy 68,85
I 105 tumox -186,58
OruGAS AKI II R( TS - 1780 >

o Pcrhitungan momcn pel at lantai 2 s/d 4

A,B,C ~ 560 I II -52 994 )



tumpx -1620,9

~
52 tumpy -1620,9
120 63 lap x 90,17
560 4,66 VIA 994
125 tumpx -178,92
46,25 lapx 66,20
E 120 150 1,25 VB 38,75 994 1apy 55,46
105 tumpx -150 29

o Pcrhitungan momcn pelat 1antai 5dan6

Lx Ly Qu Mu
Tipe
(em) (em) Ly/lx Tabel c (kg/m 2) Daerah lkl!m)
21 lap x 812,6
A,B,C 560 560 21 1ap y 812,6
I 11 1234
52 tumpx -20 12,3
52 tumpy -2012,3
D 120 560 4,66 VIA 63 lap x 111 ,94
1234
125 tumpx -222,12
46,25 Japx 82,18
8 120 150 1,25 VB 38,75 1234 lapy 68,85
105 tum x -186 58
o Perhuungan momen pelat atap

Tipc
Lx
I (em) I (~~) J Lytlx Tabel c Qu
(kwm2)
Daerah
Mu
Ckw)
21 Japx 471 ,52
A,B.C 560
I 560 I II
21
52
716
lap y
tumpx
tump y
471,52
-1167,5
52 -1167,5

4,66_.__v_I_A___L~l~:..::5:. . .J._7_1_6___L..:;tu: _:I~! Jpt:. .\: . . L_·. :.~.: :;8:·~::..


3
120 I 560 , . .8 ...J

3.1.4.6. PcnulanAaiiJlelat

Prosedur rcnulangan pclat adalah sebagai berikut :

I.Data - data penulangan pelat

f f I ....
GTUGAS AKHIR ( TS - 1780)

fc' ( kuat tekan beton)

fy ( kuat leleh tulangan )

p, ( faJ..1or scsua1 3 3 2 7.3.SKSNI T- 15 -1991 - 03 )

2. Mcnghuung P• , Pm.o,. p,,.•.

( 600 )
P. =0.85.fc'.j3,
fy
-600+
- fy

dimana ketcntuan p, adalah :


p, - 0.85 untuk 0 < fc '$ 30 Mpa

- 0.85 - 0.008 (fc'-30) untuk 30 < fc ' < 55 Mpa

= 0.65 untuk fc' <!: 55 MPa

p,,,, - 0,002

3. Hitung harga tulangan p yang dibutuhkan

I f1 {t 2 m.Rn ] fy
p =-l
m
- \ - fy dengan harga m "' --"---
0.85.fc'

Mu
Rn= -
<Pbd'

.j· Pm~n < P < p,,

•:• Apabila p < Pmon maka digunakan Pnun.

·:· Atau scbagai alternatif luas tulangan yang diperlukan pada setiap

penampang , posirif atau negatif , paling tidak harus sepertiga lebih

bcsar daripada yang dipcrlukan berdasarkan analisis.

•:• Apabi la p > p""" maka digunakan rangkap atau tebal pelat dipcrbcsar.
GruoAS AKHIR crs - 1780 l

Contoh pcrhnungan :

Pc:lat Ianta1 I) pc A dengan ukuran 5,60 x 5,60 m2 1antai 2. Dengan

data-data perencanaan scbaga• benkut ·

• Tcbal schrnut beton =20mm

• ~ tulangan rcncana = !Omm


• Mutu beton (fc') =30 MPa

• Mutu baja (fy) =320 Mpa

• p. - 0.85

• ) = 0.85x30x0.85[ 600 J =0.044


f. b 320 600 + 320

• Pn\1'< = 0. 75.p.., =0.033


320
• Pnun !: 0.002 111
0.85 X 30
=12.54

Tula!)gan lapangan arah X

:vlu - 6546086 Nmm

Dedmg - 20 mm

d 130 - 20 10.'2 - 105 mm

Rn _ Mu _ 6546086 =O M
742
¢bell 0,8 1000. 105 2 • pa

111 - ./." -= 320 =12549


0,85.fr' 0,85x30 '

P= I [I
nl
{i>TUGAS AKIIIR ( TS 1780)

Jarak tulangan lentur utama ~ 3 x tebal pelat = 360 mm

~500 mm

·:· D1paka1 ¢10 280 ( As~ 280,46 mm-' )

Perhitungan yang lam dalam tabcl 3.14.

• Penulangan pclat lantai dasar.l ,5,dan 6

fy • 320 Mpa p max =0,033

fc' - 30 Mpa p mm =0,002

Tebal pelat - 130 mm "" 0,8

Doemh deck D Mu A~ Tulangnn As


Tipe Rn M
mm mn1 Mm Kgm p""" PpM..
Mm' 0 I Jarnk mm1
lap:..: 20 1 0~ 812,663 0.92 12,549 0,0029 0,0029 307,99 10 250 314,1
A.O.C
13py 20 Y5 K12.663 1.1 2 12,549 0,0035 0,0035 341,87 10 225 349,0
hunp x 20 IU.I ·2012,1 2.28 12,549 0.00?4 0,0074 785,49 10 95 826,6
1Uil1D \' 20 9.1 ·2012 I 2 78 12549 0.0092 00092 878.38 10 85 923 8
D lup x 20 105 11 1.94 0.12 12,549 0.0003 0,002 210 10 300 26 1,7
rump' 20 105 ·222 12 0.25 12.549 00007 0,002 2 10 10 300 261 7
lap, 20 10.1 82.18 0.09 12,549 0,0002 0,002 210 10 300 261,7
E I lap,. 20 9.1 68,85 0,09 12.549 0,0002 0,002 210 ro 300 261,7
lUI~X 20 105 ·IK(d 021 1 12 549 0,0006 0.002 210 JO 300 261 7

• Pcnulangan pclat lantai 2 s/d 4

fy - 320 Mpa p max =0,033

fc' - 30 Mpa p mm =0,002

Tebal pelat = 130 mm =0,8


OTUGAS AKJ>JIR ( TS- 1780)

• Penulangan pel at lantai Atap

fy = 320 Mpa pmax = 0,033

fc' 30 Mpa p mm = 0,002

Tcbal pelat 130 mm 6 =0,8

T•
p;:
I Daerah
mm
dec:l 0 Mu
Rn m p,...; As...r wlangan As
mm mm Ksm P,..t. mm 0 I jaral: mm'
lapx 20 10~ 471,52 0,53 12,549 0,0016 0,002 210 10 300 261,7
A.B.C lap l' 20 95 471,52 0.65 12.549 0,0021 0,0021 196,4 10 300 261,7
1umpx 20 lOS -1167.5 1,32 12.549 0,0042 0,0042 446.2 10 170 461 ,9
tumn' 20 95 -1 1 67.~ 1.61 12 549 0.0052 00052 496,3 10 155 506.6
D I lap '
lumox
20 J 10~ 64.95 O,o7 12,549 0.00023 0,002 2 10 1 10 300 261.7
20 105 -128.8 0,14 12.549 0 00045 0,002 210 10 300 261 ,7

3.1.4.7. Kontrollendutan dao retak pelat

Kont rollenduta n nclat

Pcdoman pengendalian lendutan terdapat di SKSNl T-15-1991-03 pasa1

3.2.5 yang memberikan tabel 3.2.5(a) dan tabel 3.2.5(c) sebagai daf\ar tebal

minimum dari balok serta pelat untuk penulangan satu dan dua arah, serta tabel

3.2.5(b) yang mem bcrikan nilai-nilai lendutan maksimum ijin.

Karena tebal pelat yang dipaka1 sudah lebih besar dari yang diisyaratkan

dalam SKSNI T-1 5-1991-03 pasal 3.2.5 , maka tidak perlu dilakukan konrrol

lendutan tcrhadap pelat.

Contoh perhitungan kontrol lendutan jika diperlukan menggunakan pelat

lant<ti I ukuran 560 em x 560 em

Yt y, h - y, . 130 - 65 mm
~TUGAS AKHIR ( TS 1780 )

Lendutan arah sumbu X

Dengan menganggap penampang retak transformasi, dicari letak garis

netral sejarak y dari atas pelat

Gb.3.5. Letak Gans Netral

b.x. li2.x
- n.As.(d-y)

E.\
1000.y. l/2.y - . .314,1.(130-y)
f.c

500/ = 9.314, 1.(130-y)

- 367497 - 2826,9y

y
- 24,43 mm

Besar momen inersia pada keadaan ratak (lcr)

lcr • li l2. b/ t n.As.(d-d

- 1112. 1000 24,43 3 ~ 9 314,1.( 130-24,43)2

.. 32720906,92 mm•

Mer • f r.lg _ 0,7.·/J0.\,83.108


10794347,63 Nmm
Yt 65

Besamya lendutan ak1bat beban mati

___!:!:r = 10794347,63 _
3 32
M max.D/ 3,25. 106 '

Jeff ( mer
·' 1 [1 ( Mer
)3]
- M max {){ ) g + - M max .DI ·1cr
OTUGAS AKHIR ( TS 1780)

karena lefT lebih besar dari Ig. maka !g yang dipakai

besar lendutan :

D.t =.2_ ;\..{/,' = 5 3,25.106.56002 =


2 25
mm
(Jt 48 /;'c.le 48 25742.1,83. 1oti '
Besamya lendutan akibat beban ludup

Mer = 10794347,63 .. ,
41
M max.DI 2,63. 106

leff = (Mmax.DI ) ~ · g +[1- (Mmax.Dl )3} cr


mer
1
Mer
1

= 4,1 3.!,83. JOS + (I· 4,1 '). 32720906,92

5 }vf!} 5 2,61 l o• 56001


D.tu = - --= 1,82mm
48 Ec.le 48 25742.1,83 10•

Lendutan arah Y

Dcngao mcnganggap penampang retak transformasi, dicari letak garis

netral sejarak y dari atas pe1at.

b.x. l/2.x = n.As.(d-y)

£~
IOOO.y.ll2.y ~ - •.314,1.(120-y)
Ec
soo.l 9.349 ( 120-y)

376920 - 3141y

y = 24,49 mm
~TUGAS AKHJR ( TS - 1780)

Besar momcn inersia pada keadaan ratak (lcr)

lcr = l/ 12.by + n.As.(d-yY


' l

~ 1/ 12 1000 24,49 1 + 9.349.(120-24,49i

29876715,28 mm•

Mer ~ fr.lg - 0•7 ·..[30· 1•83 ·


108
; 1079434763 Nmm
Yt 65 '

Besamya lendutan al..1bat beban mati

Af
-A4cr-
- max./)/ I 0794347,63
.3,25. 10 6
3,32

IciT e
(
mer
--
)
M max./)1 ·
l 1g+ [ 1- (
Mer
Mmax.DI
)J] er·
1

; 3.323_ 1,83. 108 I (1- 3,323). 29876715,28

karena lefT lcbih bcsar dari Ig. maka lg yang dipakai

bcsar lendutan :

IJ.t =.2_ Ails = 5 3,25. 106.56002 = 2 25 mm


"' 48 /:'c. le 48 257421,83. 108 '

Besamya lcndutan akibat beban hidup

Mer _ 10794347,63 _
41
,\~, /)/ -~3 . 10~ •

Jeff '"( mer


M max./)/
)' /g+[l-(
·
Mer
M max .D!
)J]lcr
·

- 4, 1 1 ,83 . 1 0~ -1- ( l- 4,1l). 29876715,28


1

= 1,05 10 10 mrn'
OTUGAS AK HI R (TS - 1780)

6
, = 5 Ml.l 5 2,63 10 .5600 2 •
6 11 1 82 111111
48 l:"c. k 48 25742. 1,83.10"

,\ Ill 11... ,.... - 2,25mm

Besar lendutan Jangka panjang akibat rangkak dan susut :

I .,. 50 p'

-2 untuk bcban lebih dari 5 tahun (SKSNI' 91 3.2.5.(5))

p' -o tidak ada tulangan tekan

fl<p<;h • 2 X 1,82 = 3,64 mm

maka lendutan yang tcrjadi = ilcp+sh + 6 LL

= 3,64 + 1,82 = 5,46 mm

Pelat direncanakan sebagai pclat yang tidak menahan I berhubungan

dengan komponcn struktural yang tidak mungkin rusak akibat lendutan besar ,

5600
maka lendutan maks1mal yang dJijinkan : _!:_ = = 15,56 mm. Karena
360 360

lendutan yang tel)ad• leb•h kecil dari 1endutan maksimum yang diijinkan , maka

tcbal pelat 13 em dapat d•gunakan.

Kont rol retak

Blla tegangan lclch rencana fy untuk tulangan tarik melebihi 300 Mpa dan

penampang dcngan momcn posit if dan negatif maksimum , harus diproporsikan

sedemikian sehingga 7. ya ng dibcrikan SKSNI T-15-1991 -03 ayat 3.3.3.6.4 yaitu :

z - t:.Vd,.A
GTUGASAKH IR (TS - 1780)

tidak mclebihi 30 MN/m untuk penampang didalam ruangan dan 25 MN/m untuk

penampang yang dlpengaruhi cuaca luar ' dimana r. boleb diambil sebesar 60%
daari kuat leleh yang dusyaratkan

D1mana:

fs ~ tegangan dalam tulangan yang dihitung pada beban kerja , fs dapat

d1ambil 0.6 x fy

0.6 x 320 MPa ,. 192 Mpa

de - tebal sclimut bet on diukur dari scrat tarik terluar ke pusat batang

tulangan.

= 25 mm ( decking + ( jari - jari tulangan )

A .. Luas efelctifbcton tarik di sekitar tulangan lentur tarik dan mempunyai

titik pusat yang sama dengan titik pusat tulangan tersebut dibagi

dengan jumlah batang tulangan.

A= (0.05m x I m): 4 = 0.0125 m2

z = tnVo.o2sx0.ot2s
- 13.03 MN/m < 30 MN/m .. .. ok
Gb.3.6. Kontrol Retak

3.1.4.8. Tulangan Susut dan Suhu

Tulangan susut dan suhu hanya d1scdiakan untuk pelat - pelat dimana

tulangan lcntumya mcmanjang hanya dalam satu arah ( pelat satu arab ) dan pelat

• pelat yang bcrhubungan langsung dcngan matahari ( pelat atap ).


~TUGAS AKJ IIR ( TS - 1780 )

Tulangan susut dan suhu dipasang tegak lurus dengan arah tulangan

mcmnnJang dcngan spasi tidak boleh lebih dari lima kali tebal pelat atau 500 mm (

SKSNI 3.16 12 2 ).

Ras10 tulangan susut dan suhu harus diambil sebesar 0,002 untuk pelat

yang mcnggunakan tulangan deform mutu 300 atau O,OOH! ·untuk tulangan mutu

400

As = pb d

- 0,002 X 1000 X 130

= 260mm 2

Kontrol jarak tulangan susut :

Smax ~ 51 atau 500 mm

5t "" 5 x 130 = 650 mm > 500 mm

Dipakai tulangan 9 8 - 105 (As = 269,3 mm 2 )

3.2. PER£1'\CANAAN TANGGA

Sesuai dengan peraturan gempa mengenai pemisahan struk'1ur sckunder

dcngan strul..tur utamanya , d1mana struktur sekunder hanya bersifat membebam

sturktur utama tanpa mempengaruhi kekakuannya , maka perencanaan tangga

dalam hal ini diana lisa tcrscndiri ( tcrpisah dari strukutr utama )

Perencanaan strukutur tangga dapat dilakukan dengan berbagai macam

alternatif , baik konstruksi maupun perletakannya. Konstruksi tangga dapat

direncanakan sebaga1 balok tipis , pelat , maupun konstruksi balok dan pelat .

Pcrbcdaan dalam mengambi l asums i akan mempengaruhi bentuk konsttruksinya.


OTUGAS /\KHlR ( TS - 1780)

Perletakan tangga dapat diasumsikan sebagai sendi - rol, sen- jepit, atau

jepit- jepit. Perbcdaan dalam pengambilan asumsi perletakan ini akan menentukan

cara penulangan dan konscntrasi penulangan konstruksinya sreta pengaruhnya

tcrhadap struktur sccara kcscluruhan

Tangga pada gedung ini diasumsikan sebagai frame dua ~imensi, yang

nantinya akan dianahsa untuk mencari gaya-gaya dalamnya dengan memakai

program bantu SAP 2000. Sedangkan perletakannya diasumsikan sebagai jepit-rol

karena dikehendakt agar struktur tangga ini tidak mempengaruhi kekakuan

struktur utama.

3.2.1. J>rcliminary design tangga

Mel)urut lman Subarkah, pcrencanaan injakan tangga adalah sebagai

berikut :

60 em < 2t +t < 62 em , dimana t = tinggi injakan

i = Iebar injakan

Scdangkan kemiringan tangga besarnya tidak melebihi 45 °.

DataI perencanaan :

• Mutu be ton fc · = 30 Mpa

• Mutu baja fy = 320Mpa

• Lebar tangga ~ 300 em

• Tinggt antar lantat = 4000 em


Perhitungan pclat tangga :

Konstruksi dirancang schagai berikut:

• Tebal pel at tangga dan hordes =1 5cm


~TUGAS AKHIR ( TS - 1780)

• Tmggi injakan ( 1 ) = 16.5 em

• Lebar mjakan ( i ) =30cm

• Beda unggi Jantai ke bordes =200cm

200
• Sudut kemiringan tangga ( a )= arc tan = 29° < 45°
360

• Perhitungan tebal pelat rata-rata:

Luas segitiga I = Iuas segitiga II

0,5 X (30/2) X ( 15/2) = 0,5 X Jo 5/ 2)') + (30/2) 1


x X

56.25 = 8.39 X
X - 6.7cm - 7cm

Tebal pelat rata-rata = tebal pelat tangga + X

= 15 + 7
=22 em

..

Gb.3.7. Dimensi anak tangga


~TUGAS AKIII R ( TS - 1780)

,_

- ..
' •'II
·--------~
1h~.O~-------- ~ _

Gb.3.8. Potongan melintang tangga

3.2.2,Pernbebnnan tangga dan bordes

Beban-beban yang bekerja pada tangga rneliputi berat sendiri tangga

dita111bah beban hid up rncrata diatasnya.

o Pclat Tangga

Bebnn mali

• Pclat tangga - (0.22 x 2400Ycos 29° = 603.69 kglm2


• Spcsi + tcgel - 3 X (2 1 - 24)

• Sandaran = 50 kg!m 2 +

DL = 788.69 kg/m2
Bcban llidup

• Beban hidup tangga LL = 300 kglm2

Maka : qu - 1.2 DL "'" 1.6 LL


GruGAS AKHJR <rs - 1780)

- 1.2 X 788.69 + 1.6 X 300 = 1426.428 kg/m2


o Pelat Bordes

Bcban mati

• Pelat tangga ~ 0. 15 X 2400 = 360 kg/m2


• Spesi ... tegel = 3 x(2 1... 24) 135 kglm 2

• Sandaran = 50 kglm 2 +

DL = 545 kg/m 2

Beban Hidu p

• Beban hidup tangga LL = 300 kglm2

Maka qu = 1.2 DL + 1.6 LL

= 1.2 X 788.69 + 1.6 X 300

= 1426.428 kglm 2
3.2.3. Ana lisa Gaya-gaya Dalam

Dengan menggunakan program bantu SAP 2000, struktur tangga dianalisa


dan didapat besamya gaya-gaya dalam (input dan output pada Iampi ran ).

1426.428 kg/m
1!34kg/m

36m 1.2 m

Gb.3.9. Pemodelan tangga


OTUGi\S AKJ IIR ( TS - 1780)

Dan hasil SAP 2000 didapatkan gaya-gaya dalam sebagai berikut :

o Pada Pclat Tangga

Momen max = 6948.51 kgm

Gaya lintang max 3214.29 kg

o Pada Bordes

Momen max = 4468.14 kgm


Gaya lintang max = 4403.85 kg
3.2.4. Penulangan pclat tangga dan bordes

3.2.4.1. Pelat tangga

o Penu langan U:ntur

Penulangan arnh X

= 0.85fc'.~, [ 600 J
fy 600 + fy '
= 0.85x30x0.81[
320
600
600+320
J= 0.044

P....., = 0.75p, = 0.033

P.., • 0,002

fy
m =- -
0.85fc'
=0.85320)( 30 =12,549

Mu = 6208.38 kgm - 6.208 x 107 Nmm

Mu 6 208 107
Mn "' - "' · x = 7.760x 107 Nmm
08

Sclimut bc~)ll = 20 mm
GTUGAS AKHJR ( TS - 1780 )

Direncanakan memakattulangan 4113 mm

d = 220 - 20 - Y: x 13 - 193.5 mm

Rn =-
Mn
b.d
= _ 7.76x 10' , =2.073 MPa
I 000 X 193.5•

P,..~
= ~[I-
m
/I 2.m
V fy
Rn]
= I [ I _ _/1,. .___2_x_12,--,5-4-::-9-x-2.-07=3] = _
12,549 v1 320
0 0066

Pmm = 0.002 < Prcrho- 0.0066 < Pmax = 0.037

dipakai Ppo:rlu = 0.0066

As perlu u p.b.d

• 0.0066 x 1000 x 193.5 = 1296.45 mm 2


Dipakai tulangan 9 13 • I00 ( As = 1327.3 mm 2 > As perlu )

Pcnulangan arah Y

Direncanakan sebagat pelat satu arah, maka penulangan arah Y adalah

tu langan pcmbagi.

Tulangan pembagi - 0.002. Abru<o

0.002 X 1000 X 220

= 440 mm 2

Dipasang tulangan 4110 - 170 mm ( As= 462.0 mm 2 ).

o Pcnulangan Arah Longi tudinal


OTUGI\S AKHIR ( TS 1780)

Penulangan tulangan lonboitudinal sama dengan perhitungan tulangan geser

pada balok.

Vu 2244.46 kg = 22444.6 N

Kuat gcser bcton :

Vc =2.Jk.bw.d
6
- .!. J35 X 1000 X I93.5 = I90793 573 N
6

cpVc-0.6x l90793.573 = 114476.1 N

Syarat pcrlu tu langan geser :

Vu > cp Vc

22444.6 N < I 14476. I N ; tidak perlu tulangan gescr

Untuk seluruh clcmen-elcrnen pada pelat tangga didapatkan bahwa gaya

geser yang terjad1 adalah dibawah kckuatan geser beton sehingga tidak

diperlukan tulangan geser untuk menambah kekuatan.

3.2.4.2. Pelat Bordes

Dengan cara yang sama seperti pada pelat tangga, penulangan pada pelat

bordes adalah sebagai bcrikut ·

o Tulangan arah X dipakai ~ 13 • 100

o Tulangan arah Y dipakai ~ 10 - 200

o Tulangan geser tidak diperlukan


BAB IV

PERANCANGAN STRUKTUR UTAMA


GTUGAS AKI IJ R ( TS - 1780)

BABIV

PERANCANGAN STRUKTUR UTAMA

4.1. Ul\1 l\1

Struktur utama pada gedung ini terdiri dari balok balok induk , balok balok

pratekan . Strukur utama dirancang menerima beban gravitasi dan beban lateral
akibat gempa.

Gaya - gaya dalam dari struhur utama gedung ini dianalisa dengan

bantuan program bantu SAP2000. Hal - hal yang dibutuhkan da lam program

tcrsebut , scperti data satuan dan mineral , pcmbebanan , pcmodelan struhur ,


diuraikan dibawah ini.

4.2. OATA SA TUAN MATERIAL

Seluruh satuan yang dipakai dalam analisa struktur utama ini adalah :

- dimensi gaya kg ( kilogram )


- dimcnsi panjang m (meter)
- d1mens1 waktu detik

Matenal yamg dipakai dalam analisa strul.:tu.r gedung ini adalah :

- Jcnis bahan bcton bertulang

- be rat vol umc 2400 kg/m 3


- mutu kolom fc' =30 Mpa
- mutu balok fc' =30Mpa
- mutu beton pratckan fc' =50 Mpa
0 TUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

- mutu tulangan balok fy =320mpa

4.3. PEMBEBANA:'II STRUKTUR

4.3.1. Beban mati

Beban mati diperhitungkan semua beban akibat berat sendiri balok, kolom,

pelat, strul.:tur sekunder, dan semua elemen Jain yang bersifat tetap sepanjang

umur rcncana gcdung. Behan terscbut berupa beban terpusat atau merata yang

diterima langsung olch struktur utama maupun yang disalurkan melalui struktur

sckunder.

4.3.2. Beban hidup

Beban hidup tidak terjadi setiap saat . Kemungkinan terjadinya bcban

hidup penuh yang mcmbebani scmua bagian struk'tur utama secara serempak

selama umur gcdung adalah kecil. Oleh karena itu beban hidup dianggap tidak
efektif scpenuhnya .

Sesuai dengan peraturan PPI ' 83 untuk beban hidup untuk analisa portal

tiga dimens• dari s•stem struktur utama pada pembebanan (mati + hidup T

gcmpa), diberikan reduks• sebagai berikut :

• Pada analisa portal tiga dimensi tersebut diatas , beban hidup dapat dikalikan
dengan 0,5

4.3.3. Beba n gem1>a

Dalam percncanaan ini beban rancang lateral dasar yang ditetapkan dalam

SKSNJ -T- 15 - 199 1-03 dikalikan laktor K sebesar 2. Hal ini dilakukan karena

struktur direncanakan dengan dakti litas terbatas.


~TIJGAS AKHIR ( TS - 1780)

4.3.4. Kombinasi pembebanan

Kombinasi pembebanan pokok yang diperhitungkan didasarkan pada

SKSNI-T-15-03 adalah sebagai berikut :

llntuk struktur non pratekan

• Kombinasi yang perlu untuk menahan beban mati D dan beban hidup L adalah:

U ~ 1,20 + 1,6 L

• Bila kctahanan struktur terhadap gempa harus diperhitungkan pada perancangan

maka kombinasinya adalah :

U - I,05 ( D + Lr : 2 E )

U • 0,9 ( D ±E)

Untuk struktur pratekan

· Kondisi Pembeban awal

W= D

· Kondis1 pcmbebanan akhir

W= D+L

Dari kombinasi pcmbebanan tersebut akan dipcroleh gaya- gaya dalam sctiap

clemcn, dimana bcsar gaya yang dipakai adalah harga maksimum dari hasil

kombinasi pembebanan diatas.

Untuk perencanaan balok - balol.. pratekan didesain untuk dua tahap

pcmbebanan yaitu tahap awal saat gaya prategang diberikan dan pada tahap akhir

dibebani beban ekstemal.

4.3.5. Perhitungan be ban pad a struktu r uta rna

a. Pelat
OTuGAS AKHIR cTS - r780)

Lantai DL
2
LL u
. i~m ) _(kg/m 2 ) ( kg/m 2 )
Dasar 495 400 1234
I I I 495 400 1234
I 2 I 495 250 994
3 495 250 994
4 495 250 994
5 495 400 1234
6 495 400 1234
Al!IQ. 410 _] 140 716

b. Pcrhitungan bcban equivalen

r. 13cban cquivafcn scgitiga

Q cqv = 213 P

Dimana P = 0.5 x qx b

PI q eqv = 1/3 x q x b

2 Beban equivalen trapesium.

I
I
I
I
I
1r- - ---- ------------L-----------
I
1
1
I
I q eqv
I

pi p2 p3 p4

I = ly

Qeqv - P ( I - 1/3 (bllh


OTUGAS AKHIR ( TS - 1780)

Dimana : P = Yz x q x b

Maka : Q eqv = '!, x q x b x ( I - I/3 (b/1)1)

Pembcbanan struktur pada saat penarikan tendon pratekan

Contoh perhitungan pada balok q I pada lantai 2

Beban mati pel at : I/3 x 495 x 6 - 990 kglm

Berat sendiri balok :0,4 x 0,6 x 2400 = 576 kglrn

Untuk balok - balok yang lain dihirung dengan cara yang sama dan

hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.3.1 . Beban - beban yang bekerja pada balok

Lantai I

Be ban
Balok DL Qcv
balok
(kglm 2) (kglm)
(kg/m)
ql 495 990 576
q2 495 1980 576
q3 495 363,51 576
q4 495 135l,5 576
Q5 495 1471.14 576
a6 495 1237 5 576
Q7 495 990 576
a8 495 576

Lantai 2 s/d 5

I Beban
Balok DL
(kgfm2)
Qev
(kglm)
balok
(kl!/m)
I
a1 495 990 576
495 1980 576

F=t= as
495
495
495
363,5 1
1353 5
1471.14
576
576
576
OTUGAS AKIIIR ( TS - 1780)

495 1237,5 576

Lantai 6

Be ban
Balok DL Qev
2
(kgfm ) balok
(kgfm)
(kg/m)
ql 495 990 576
r- . Q2 495 1980 576
..
q3 495 363,5 576
q4 495 1353 5 576
t-- q5 495 147l.J4 576
_g_6 495 1237,5 576
q iO 495 1980 768

A tap

DL Beban
Balok Qev
(kg!m2) balok
(kg!m)
(kgfm )
_ql 410 820 576
q2 410 1640 576
_q4 410 1121, I 576
qlO 410 1640 768

Pembebanan setelah balok pratckan di jacking

Tabelil 3.2.Beban beban yang bekerja pada balok

Lantai I

I
J
J DL
[ Balok (kg!ml)
I DL
Qcv
1 Berat
dinding
Tangga LL
(kg/m) (kg/m)
LL
Qev
(~gl_m~ (kg/m) (kg!IJ22
_sl 495 990 1500 400 800
I
__g2 495 1980 400 1600
_v 495 363 5 1500 400 293,75

gm" 95
95
95
1353 5
1471.14
1237,5
990
5 19,36
400
400
400
400
I 093,75
1188
1000
800
ol'UGAS AKHIR ( TS - 1780)

Lantai 2 s/d 4

IBalok DL
(kglm 2)
Qev
(kglm)
Berat Tangga LL LL
dinding (kglm) (kglm) Qcv
(kg/m) (kg/m)
ql 495 990 1500 250 500
q2 495 1980 250 1000
q3 495 363 5 1500 250 183,9
q4 495 1353 5 250 683,5
q5 495 1471 14 250 743
q6 I 495 1237 5 519,36 250 625

Lantai 5

DL Qev Be rat Tangga LL LL


Balok dinding (kglm) (kg/m) Qev
(kglm 2) (kglm)
(kg/rn) I (kg/m)
ql 495 990 1500 400 800
q2 495 1980 400 1600
q3 495 363 5 1500 . 400 293 7
q4 495 1353,5 400 1093 7
q5 495 1471 14 400 1188
q6 495 1237 5 519,36 400 1000

Lantai 6

I ! DL Qcv
Berat Tangga LL LL
Balok (kglm 2) (kglm) dinding (kg/m) (kg/m) Qev
(kg/m) · (kg/m)
ql 495 990 1500 400 800
1 o2 495 1980 400 1600
q3 495 363 5 1500 400 293,7
I q4 495 1353 5 400 1093,7
q5 495 1471,14 400 1188
q6 495 1237 5 519,36 400 1000
g9 495 1980 400 1600
I q)O i 495 1980 400 I 1600
OTUGAS AKHIR ( TS- 1780)

Alap

DL Qcv LL LL
Balok (kg/m) Qev
(kg/m 2) (kg/m)
(kg/mj_
qal 410 820 100 200
aa2 4 10 1640 100 400
aa4 410 I 121,1 100 274
aa9 410 1640 100 400
aaiO 410 1640 100 400

Behan gemoa

Tabcl 4.3.3. Massa item persatuan luas panJang

Massa Satuan

Pelat ( 13 em ) 312 Kg!m '

Balok I ( 40/60 ) 576 Kg/m

Balok pratekan ( 40/90 ) 864 Kg/m

Kolom ( 70no ) 1176 Kglm


I

label 4.3.4. berat total gedung

Jenis Berat I
lokasi Berat
be ban Macam beban lantai T otal
kg
1-- kg
pelaUm2 312 277056
Balok pratekan/m 864 41472
Balok pratekan/m 864 46656
balok tnduklm 576 141696
7
a rap
I Mati
I kolom/m
Aspal (t=2cm)lm2
1176
28
68208
24864 773488
fintshmg/m2 44 39072
ducltng AC+pipa/m2 30 26640
Plafond+ engganlun.'Lt- - -"18,__ +-- -1-'-'5"'9""84"-
Beban air hujan/m2 20 26240
bebab hiduf1~/m~2::.---L_ ___::S::::0_ _ ,___ .::<6oo:S6=00
01'UGAS AKHIR ( TS - 1780)

I I pelaVm2
balok pratekanlm
balok pratekanlm
312
864
864
256651 .2
41472
46656

I Mati
balok rnduklm
kolom/m
576
1176
138240
136416
I 6 tegeVm2
spesilm2
72
63
59227.2
51823.8
9207222

Tangga 1038 1038


ductn:)g_AC + ~rpalm2 30 24678
Hidup
(r = 05) beban hidup 200 164520
pelaVm2 312 256651.2
balok induklm 576 165888
kolom/m 1176 110592
Mati tegeflm2 72 59227.2
5,1 spesi/m2 63 51823.8 874354.2
Tangga 1038 1038
dueling AC + pipa/m2 30 24678
Hidup
(r ~ 0,5)
beban hidup 200 164520
pelaVm2 312 256651.2
balok induklm 576 165888
kolomlm 1176 110592
Mati tegel/m2 72 59227.2
2,3,4 spesi/m2 63 51823.8 812659.2
Tangga 1038 1038
ductn'lgAC + DiDalm2 30 24678
u Hidup
r = 0 5) beban hrdup 125 102825
I

4.4. PEMODELAN STRUKTUR

Dalam pcrancangan Gedung Fal•uftas Ekonomi Universitas Airlangga

Surabaya ini sistem strul.1ur utamanya dimodelkan ~bagai portal terbuka ( open

frame ) dengan perletakan jepit pada dasar kolom. Struktur utama ini yang

dircncanakan memikul beban gravitasi dan beban lateral akibat gcmpa.


~TUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

Struktur utama dianalisa dcngan bantuan paket program SAP 2000. Pada

struktur ini pcmodelan yang dilakukan adalah dengan menganggap balok induk

scbagai beam dan kolom scbagai column.

Program ini juga memakai Uigid Floor Model yaitu pemodelan dalam

analisis struktur dimana asumsi bahwa lantai I diafragma pada suatu tingkat

mcmiliki kekakuan arah lateral yang tak terhingga, sehingga pada saat suatu lantai

terkena beban lateral maka titik-tittk I joints dalam lantai tersebut mengalama

dasplacement arab lateral yang sama.

Analisa dinamis dilakukan terpisah dcngan analisa beban akibat gravitasi

dan output hasi l running disesuaikan dengan kombinasi-kombinasi pcmbcbanan

yang disyaratkan pada SKSNI T- 15-1991 -03.

,,
"' •' .. .. ..
.. ... .. "' "' ...
.. •'
"' , . "' "'
.
•'
••
1-'
.. "'
I<'
.. .. "
.. )

f' $
!<> .. "
..
...
"' ... ... "'
•• 1 . "' "' f fu
•'mo .. •' ql

Gb 4 l pmAH Atf"' IWLQM 4Hl'Al 1


OTUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

CZ\t t ~ Q:&; HAH BAL OK KOL 0)1 L.ANT AJ rll; ·~

•• '
)
' •• '
,. ,, ...
•• ••
•• •' ••
••
... ..
' 1
J
,, •• ••
• ' ~·
' J

•• • •• ••
•• • • '
"... "... ..•• " •• "'
d> J> J> ... <1 ... I !Ill
J, Y:l
@ <b
Q!l~ l QElf6H&l.&.I.QJ5:&mLQYI.&iTAI ~
~
~TUG AS AKHIR ( TS- 1780}

__i"_ .. .. .. .. ...
... .., .,., .., !>-'
~
.., ~
...
...
~
j..
... "" ..,
... ....
!>-'

... .., .,., .,., ~· ~· ...


~ ... ~ ...
... .., .., ...
•" •" '" '"
6!ll 6!»
6!ll

Gb,4,4, 0 r;NAH BALOK.K.OLOM AT A.P

Gb.4.5. Pcmodelan Struktur


GTUGAS AKIIIR ( TS - 1780)

4.5. ANALISA STRUKTUR

Setelah memodelkan struktur utama maka langkah selanjutnya dilakukan

analisa struktur terhadap beban - beban gravitasi dan lateral untuk memperoleh

gaya - gaya pada balok dan kolom.

Sebelum melakukan analisa struktur , terlebih dahulu harus dilakukan

preliminary design dari konstruksi struktur utama , yaitu balok dan kolom , juga

harus diketahui sifat - sifat bahan untuk menentukan kekakuan tiap elemen .

Setelah itu baru dilakukan analisa statis dan dinamis yang secara garis besar akan

diuraikan scbagai berikut :

I. Ana lisa statis

Pada analisa statis , bcban - beban yang diperhitungkan adalah beban

gravitasi ( beban mati + beban hidup )

2. Analisa dinam1s

Pembebanan yang ditinjau dalam analisa dinamis adalah beban gernpa


dalam arah lateral

Metode yang dipaka1 dalam analisa dinamis pada perencanaan gedung ini

adalah Analisa Respon Spektrum. Untuk analisa ini dipakai spektrum percepatan

respon gempa rencana menurut diagram koefesien gempa dasar C untuk wilayah

zone 4 ( surabaya ) untuk struJ..1ur yang berdiri diatas tanah lunak.

Harga C yang d1peroleh adalah harga tanpa dimensi , jadi respon masing -

masing ragam yang ditentukan tersebut adalah respon relatif. O!eh karcna itu

dipergunkan faktor skala s ~ 9,8 1 m/dt2 dengan koefesien peredam sebesar 5 %.


~TUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

4.S.l.Kontrol Gaya Gempa Oinamis

• Kontrol part isipasi massa pada gempa dinamis

Jumlah mode harus ditentukan sedimikian rupa sehingga jumlah massa

yang berpartisapasi dadalam perhitungan gempa dinamis tidak boleh kurang

dan 90% dari massa yang ada.

Dari basil ana lisa dinamis didapat partisipasi massa :

~ 7 mode

Untuk arah x =97,77% > 90%

Untuk arab y = 95.63% > 90%

Dari nilai diatas jumlah partisipasi massa yang bekelja Ielah memcnuhi

persyaratan yang ditentukan, schingga jumlah mode tidak pedu ditambah


lagi.

• Kontrol gaya gesc r dasar

Total gaya geser dasar yang bekcrja pada anal isa dinamis bolch direduksi

sehingga nilai gaya geser total yang bekelja tidak boleh kurang dari 90 % dari

gaya geser dasar yang dihasilkan dari analisa statis.

Dari hasil output dapat diketahui :

V ba<olaowhsa dlllonus - 435133 kg V hosilanallsa diN.mi/ V ba<>l anolo<O siOtis


v h.>tlon4h>UI>OI - 441067 kg = 98,65 % > 90 %
Dari basil diatas nilai gaya gcser dasar basil analisa dinamis lebih besar dari

basil analisa statis, schingga telah memenuhi persyaratan yang telah


di tentukan .

..
~TUGAS AKJ IIR ( TS - 1780)

4.6. PERANCA 'GAN BALOK PRATEKAN

S1stem pratekan adalah suatu pcrkembangan dari teknologi konstruksi

beton yang memamfaatkan semaksimal mungkin kemampuan beton dan baja

mutu unggi . Beton selama im dikcnal sebagai bahan konstruksi yang kuat

mcnahan tekan tctap1 lemah dalam menahan tarik. Sebaliknya baja merupakan

bahan yang kuat menerima tarik tetapi tidak ekonomis sebagai struktur penahan

tekan. Dengan demikian kondisi optimal akan diperoleh jika dapat dibuat

sedemikian rupa sehingga beton selalu tertekan dan baja selalu tertarik. Hal inilah

yang menjadi prinsip dasar pratckan .

Kcuntungan dari balok pratekan adalah kemampuan yang sangat tinggi

dalam mcmikul bcban lcntur dibanding dengan konstruksi beton bertulang dengan

dimensi yang sama. Jadi untuk bentang yang panjang ( lebih dari 12 m )

dibutuhkan dimensi lebih kccil dari beton bertulang biasa , sehingga akhirnya

diperoleh suatu hasil yang ekonomis akibat pengurangan dimcnsi I penampang

secara langsung akan mcmpengaruhi beban konstruksi secara keseluruhan.

Dalam perencanaan gcdung ini dibutuhkan ruangan luas yang tidak

terhalang oleh kolom schingga balok - balok utamanya memjJiki bentang 24 m.

D•harapkan dengan memaka1 konstruksi pratekan ini akan ruperoleh konstruksi

yang relatif ekonomis

Di sini balok pratekan direncanakan dengan sistcm pasca-tarik (post-tensioning)

yaitu suatu sistem prategang dimana kabel ditarik setelah beton mengeras. Jadi

tendon prategang ditarik setelah beton dalam keadaan mengeras dan tendon-

tendon terscbut diangkurkan pada beton tersebut segera setelah gaya prategang
~TUGAS AKHJR ( TS - 1780)

dilakukan. Cara ini b1asanya dipakai pada elemen-elemen beton yang dicetak di
tern pat.

Secara ideal pasca-tarik cocok unruk pekerjaan yang dilaksanakan di

tcmpat dengan bentangan menengah sampai panjang, dimana biaya penarikannya

hanya merupakan sebag~an kecil dari sel uruh pekerjaan. Selain itu manfaat utama

dari pasca-tarik adalah bahwa mcmungkinkan pemakaian kabel-kabel melengkung

atau yang berubah-ubah arahnya yang membantu perancang untuk mengubah

distribusi prategang, sehingga dapat mcngimbangi beban-beban luar sccara lebih


efisien.

Pada dasarnya, kescluruhan pelaksanaan sistcm pratarik ini ada 6 langkah,


ya1tu :

l. Tendon dimasukkan kcdalam selubung tendon (duct), dan angkur diletakkan

di ujung tendon

2. Tendon dan selubung tendon ditempatkan pada bekisting dan diikatkan pada

posisinya dengan cara sepcrti pada tulangan biasa. Meletakkan tulangan

lunaklbiasa, sengkang, dan lain-lain.

3. Bolon dituang dan dilakukan curing sampa1 kekuatannya cukup untuk

d1lakukan penankan pada tendon.

4. Tendon ditarik dengan menggunakan jack hidrolik. Angkur ujung diatur untuk

mengallhkan gaya pratcgang ke dalam beton.

5. Ruang kosong di sekeliling tendon digrouting.

6. Angkur dilapisi dcngan lap1san protective.


GTUGAS AKHIR ( TS - 1780)

Walaupun prosedur diatas adalah cara yang umum, banyak cara

pclaksanaan lain yang digunakan sesuai dengan kondisi yang ada. Pelaksanaan

sistem.sistem yang bcrlainan ini biasanya scsuai dengan tipe tendon yang akan

di kcrjakan.

Prosedur untuk mendesain balok pratekan pratarik meliputi :

Penentuan besamya gaya pratekan awal .

2 Perhitungan kehllangan gaya pratekan .

3. Pcncntuan gaya jacking yang dibutuhkan .

4. Kontrol tegangan yang terjadi.

5. Kontrol Jendutan.

6. Perhitungan kekauan ultimate bcton pratekan.

7 Perhitungan gaya geser balok pratckanl

8 Perhitungan geser horizontal.

4.6. I. Peneotuan gaya prategaog awal

Dalam perencanaan balok pratckan , peninjauan pembebanan tidak cu.kup

hanya melihat besar beban luar , baik yang berupa beban mati ataupun beban

hidup yang bekerja saja, tctapi perlu diperhatikan juga kombinasi antara beban

luar d!!n bebangay pratekan yang diterima beton . Keadaan balok pratekan yang

paling kritis pada urnumnya terjadi pada dua kondisi pembebanan , yaitu

pembebanan awal ( initial loading ) dan pembcbanan akhir ( fmal loading ).

Kondisi pembebanan awal adalah kondisi pembebanan pada saat gaya pra

tekan ditransfcr pada beton. Beban yang bekerja hanya berupa beban mati yaitu
OTUGAS AKHIR ( TS - 1780}

bcrat sendiri beton pratckan dan pelat saja karena beban hidup bclum bckerja.

Kondisi im akan membcrikan momen minimum ( M min ). Pada saat ini gaya

pratekan adalah makstmum dan kckuatan bcton adalah minimum karcna kekuatan

beton bclum pcnuh

Kondis1 pembcbanan akhir adalah kondisi dimana beban luar yaitu beban

mati dan beban hidup sudah sepenuhnya bekerja dan kehilangan gaya pratekan

sudah terjadi. Pada saat ini beban luar adalah maksi mum yaitu memberikan M.,..,
dan gaya pratckan adalh minimum.

Kondisi pembcbanan tersebut dapat dinyatakan seperti pada gambar


dibawah ini :

Serat atas ~ ( F +Mmaks)

Serat bawah ~ (F+Mmaks)

Untuk mendapatkan bcsamya gaya pratekan yang diperlukan , dilakukan

dahulu analisa strukutr tanpa adanya gaya untuk mengetabui bcsamya M...., dan

Mm•n. Besamya gaya pratckan dan eksentrisitas yang diberikan adalah sedemikian

sehingga baik pada kondisi pembcbanan awal maupun kondisi pembebanan akhir

, tegangan yang terjadt memenuhi tcgangan ijin . Karena masing- masing kondisi

tersebut diatas rnempunyai dua syarat batas yaitu tegangan pada serat atas dan
~TUGAS AKHIR ( TS 1780)

tegangan pada serat bawah , maka besarnya gaya pratekan awal dan

eksentrisitasnya harus memcnuhi persamaan sebagai berikut :

Syarat kondisi pad a saat jac king

. .I/.... - oii.Wt
F1 5 -
e- kh

FI. S _M~
, ~·_+_ot:
_'_t._
~..:..b
e+ kt

Syarat kond isi sesudah bcban hidup bckerja

F s M.,,.,.,- oc.Wr
e - kh

Fi $ _M
_.""""
" -+_ot
_.Wb
e +kt

Dimana :

I
Wt ~-
Yr

Wb -- I
Yb

Wb
Kt ~ kematas • -
Ac

Wt
Kb - kern bawah - -
Ac

I - momen mersia pcnampang

Yt ~ jarak serat atas kc cgc

Yb ; jarak serat bawah kc cgc

Ac • luas penampang

e - jarak gaya pratckan ke garis netral ( cgc) =Yb - de


OTUGAS AKHTR ( TS- 1780)

de = letak cgs dari serat terluar dengan memperhatikan ketentuan mengenai

tebal penutup beton minimum menurut SKSKNl pasal3.16.7 ayat 3 yaitu

sebesar 40 mm

crti tegangan tarik beton yang diijinkan pada saat awal = 0,25 [fci' ,kecua li

pada ujung balok d.iatas dua tumpuan dimana 0,5 .jjd

crci = tegangan tekan beton yang diijinkan pada saat awal = 0,6

~ tegangan tarik beton yang diijinkan pada saat service = 0,5 J7d
crcs - tegangan tekan beton yang diijinkan pada saat service = 0,45 fc'

Fi ~ gaya pratekan awal pada saat trans(er

F ~ gaya pratekan cfe1:tif ( F - ( 0, 75 - 0,85 ) Fi )

Pcrhitungan gava pratekan awal adalah scbagai berikut :

Bahan

• Beton fc' = 50 Mpa = 50/0,006895 - 7251 ,6 ksi

• Fci' (curing 14 hari , PBJ'71 tabel4.1.4) = 0,88 x 50= 44 Mpa

• Tegangan ijin tekan saat jacking :

crci = 0.6 x 44 = 26,4Mpa • 264 kgfcm 2

• Tegangan ijin tarik saat jacking :

cru = 0,25 .fJd = 0,25 J.i4 - -I ,58 Mpa - -15,8 kg/cm 2

• rcgangan ijin saat beban bekerja :

crcs = 0,45 fc' = 0,45 x 50 = 22,5 Mpa = 225 kg/cm 2

• Tegangan ijin tarik saat beban bekcrja :


G-ruoAs AKHlR ( TS - 11so l

crts- 0,5 .fJd • 0,5 !50- -3,5 Mpa = -35 kg/cm 2

Tendon prategane

Strand .

Material - uncoated 7 wire strand stress - relieved

1 ipe = diameter 0,5" ( 12,7 mm )

Spesifikasi = ASTM 416 - 90 a (grade 270) low relaxation

Fu - 183739 N ; fu K 270 ksi = 1861 ,6 Mpa

Fy 156 143 N ; fu = 1582 Mpa

Luas = 98,7 mm2


E • 186165 Mpa

Elongation in 24" .. 6,10%

Dimensi nenamt>ang

be
., I
be

I
'
I +I
b h

J~
0
0
±dA
bw I bw
·I I·
BalokB, C, dan D BalokS dan6

Gambar 4.6. Penampang lengah bentang balok- balok pratekan


OruGASAKHIR ( TS-1780)

cgc..
·f
L

Gambar 4. 7. Lctak kabcl pratekan

be ~ 258 em

• 13 em

bw ~ so em

h • IOOcm

dy = 5 em (min)
dx = 5 em (min)

AI = 258x 13 ~ 3354 em~

A2 '" 40(100 - 13) - 4350em2

Ae '- 3224 + 3080 = 5904 em 2

0 2(258 + I00) - 676em2

Yt 3354x6,5 + 4350x6,5 _ em
34 73
7704 •

.. 100 - 34,73 = 65,26 em

= ..!..(
12
3
248 X 13 + 50 X 87 3 )+3354 (34,73- 6,5i+4350 ( 50 -34,73 )2

'- 75255 19em•

_ I 7525519 ,
Wt - -= "' 2 1667.> 4 em 3
Yt 34,73 '
~TUGASAKIIIR(TS 1780}

I 7525519
\Vb = 115301,97 cmJ
)/> 65,26

Wb 115301.97
I..I = - = 14,96 em
lk 7704

IJ't
kb - = 216673,4-28 12 em
At 7704 '

Gaya jacking pada balok pratekan B (lantai 6 )

Oari anahsa sap 2000 d1pcrolch .

•:• Mornen turnpuan

- Mmin - 784495 1 l..g;;m

- M maks "' 12379930 kgcm

•:• Momcn lapangan

- Mmm ; 5130952 kgcm

Mmaks 8463762 kgcm

t>.ilai - Nlia1 momcn tcrsebut kemudian dimasukkan dalam kelima pcrsamaan

Naaman , schmgga akan dipcroleh pertidaksamaan berupa grafik garis linier sbb:

, Pada tumpuan I

1
.,
Pers. l SA ·eo $ - • (Ot·l.IH +.If..
1
J- Kh
1
P.:rs.2 SB. co ..;; - (M ,,, - oti.IVI> ) ... Kt
1'I

,.,
1
Pers 3 SA eo 2: - • (ms.Wt 1- ,'vf,..,.,)- Kh
GTUGAS AKHIR ( TS - 1780)

I
PersA SB eo~ Fl (M....,._, - ocs.Wb)+ Kt

Pers. 5 eo :S Yt dy (min)

r Pada lapangan

I
Pers. l SA :eo :S p, (- ot1.W1 + M 111111 )+ Kb

I
Pers.2 SB : eo :S - . (M .... + ot"t.Wb)- Kt
l·t

Pcrs. 3 SA eo~ r~i(-or:s.Wt+M ...t.)+Kb

Pers. 4 SB co ~ _l (M•.,.u + ors.Wb)- K1


F1

Pers. 5 eo :S Yb-dy(min)

Setelah dimasukkan kedalam 10 pcrsamaan diatas , kemudian diplot kedalam

gralik , untuk menentukan Fi. Grafik dibuat dengan 1/Fi sebagai absis dan co

scbagai ordinatnya.

IV.?<I
OruoAs AKHIR ( rs - 1780 >

Maka didapat 1/Fi = 4,65E-6

Fi .. 2,15E5 kg - 2,15E6 N

Dan grafik didapat - pada tumpuan = Scm

- pada lapangan =45 em

Dengan cara yang sama dtdapat :

Tabe14.6.1 GayaJacking balok - balok pratekan

~a1ok
1antai 6
Ukuran (em) Fi(k2 ) etumpuan e 1llpam~an
50/I00 2,15£5 g 45 _
r-9 Janwi 6 50/ l 00 4,55£5 8 55
D lantat6 501100 2 15E5 8 45
5 1antai 6 50/100 I 85E5 8 35
6 lantai 6 501100 I 85E5 8 35
8 atap 50/100 I OOE5 8 45
C atap 50/ I00 I ,92E5 8 55
D ati!P 50/100 1 OOE5 8 45
5 atap 50/ 100 J,OOE5 8 45
6aUlp 50/100 I OOE5 8 45

Kontro1 jumlah strand da n tegangan Fi sesaat setelah oenjan!!karan :

Sesaat setelah penjangkaran tendon , sebelum terjadi kehilangan prategang

langsung ( ttdak tergantung wakw ) tegangan yang terjadi adalah Fo, dimana

dtpakai untuk perhllungan Jumlah strand. Untuk mengetahui jumlab strand yang

dipakaJ cukup atau udak , dicck kern bali setelah tegangan didapat ( setelah terjadt

kehilangan prategang 1angsung ) :

0,7fpu -o,7 1861 .6 Mpa - 1303, 12Mpa

Tabe1 4.6.2. Kontrol jum1ah strand


r-
Aps1
Balok strand Fi n strand ADs Fi/ADs kontrol(< 0 7 foul
Blt6 96.7 2.15E+06 19 1675.3 1146.483 Ok E19
c 96.7_ 4.55E+06 36 37506 1213 139 Ok E55
D 96.7 2.15E+06 19 1675.3 1146.463 Ok E19
~\UGAS AKIIIR ( TS - 1780 )

5 98.7 1.85E+06 17 1677.9 1102.569 1 ok E19


6 98.7 1 85E+06 17 1677 9 1102.569 ok E19
B atap 98.7 1 OOE+06 10 987 1013.171 ok E12
l c I 98.7 1.92E+06 17 1677.9 1144.288 ok E19
I D 987 1.00E+06 10 987 1013.171 ok E12
' 5 98 7 _1 1 OOE+06 I 10 987
~ 1013.171 ok E12 I
I 6 '
98 7 I 1.00E+06_l 10 987 _j1013.171 ok E12 I

4.6.2. Oistribusi gaya sebclum kcbilangan pratega ng

Sistem pelaksanaan pada struktur bertingkat prategang ada 2 macam,

yang pertama yaitu pelaksanaan dengan sistem benahap, yaitu pertama-tarna kita

mcngerjakan kolom lantai 6 dan balok lantai 6, kemudian setelah memberikan

gaya prategang pada balok lantai 6 • kita menbangun kolom lantai7, lalu balok

lantai, 7 dan membcrikan gaya prategang pada balok lantai-7 ini. Sedangkan

sistem yang kedua dengan cara menbangun struktur himgga selesai, setelah itu

baru dibcrikan gaya prategang pada masing-masing balok lantai berturut-turut

rnulai balok lantai 6 bingga balok lantai atap.

Sistem yang pcrtama membutuhkan waktu yang lama, sebab untuk

mcmbangun lantai berikutnya harus mcnunggu mengerasnya beton yang akan

elijacking. Scdangkan untuk sistem yang kcdua, pada saat balok lantai 6 diberikan

gaya prategang, balok lantai 6 ini akan melendut kcatas, sehingga akan

mendorong scaffolding yang digunakan untuk menumpu balok lantai 7, sehingga

untuk itu diperlukan pendetailan khusus untuk mencegah kehancuran pada balok

lantai yang berada diatas balok lantai yang diberi gaya prategang.

Pcrancangan gcdung rclnorat universitas Surabaya ini menggunakan

sisten yang pcnama. Struktur dianggap mampu menerima beban-beban yang

b~kerjn tanpa terjadi kehancuran, selain itu juga menganggap bahwa pada struk.tur
~},-UGAS AKllJR ( TS - 1780)

tidak tcrjadi retak, sehingga peningkatan tegangan pada struktur akibat retak yang

te~adi tidak diperhitungkan.

Fo Fo
Wg Wsd + WI

a. Be rat sendi ri balok b. Gaya prategang c. Beban hidup


tambahan dan bcban mati

Fo Fo
~ Wg \ Wsd + WI

'-- - '- - '-- - '-- -'-


a. Berat sendiri balok b. Gaya prategang c. Beban mati
tambahan
(Wg) (Fo) dan beban hidup

Gam bar 4.8. Tahapan pembebanan untuk perhitungan distribusi gaya pada
Portal bertingkat sebelurn kehilan__l!an gaya prategang total

Tahapan pembebanan yang bckerja pada struktur portal bertingkat

adalah:
GruGAS AKJIIR crs - 1780 2

Pada balok lantai 6, beban yang diberikan berturut-turut adalah akibat

bcrat sendiri balok (Wg), gaya pratcgang awal (Fo), beban mati tambahan (Wsd)

dan beban hidup (WI)

Langkah diatas d1ulang untuk lantai berikutnya (atap)

Khusus untuk gaya aksial pada balok, akibat tahapan jacking pada

struk1ur portal bcningkat ini, pada balok akan timbul kehilangan gaya prategang

yang disebabkan oleh pemberian gaya prategang pada balok-balok lantai

diatasnya. Prinsip kch1langan gaya prategang disini menyerupai prinsip

kehilangan gaya prategang akibat perpendekan clastis beton.

4.6.3. Pcrhitungan kchi langa n gaya pratega ng

Sebelum mengontrol tegangan yang terjadi, perlu dihitung kehilangan

gaya pratckan. Sccara umum kehi langan gaya pratekan adalah perbedaan gaya

pada waktu tenentu tcrhadap gaya yang diberikan saat jacking.

Gaya prategang awal yang bekerja pada beton akan mengalarni proses

pengurangan gaya secara kontinyu pada suatu wak-ru tenentu. Hal ini berarti

bahwa gaya prategang yang digunakan pada perhitungan tegangan tidak akan

konstan terhadap waktu. Berkurangnya gaya prategang ini dapat berakibat

berkurangnya tegangang bcton dan juga regangan baja, sehingga secara tidak

langsung kcmampuan balok prategangjuga menurun.

Untuk memperkirakan besamya kehilangan gaya prategang secara tepat,

adalah suatu hal yang sulit karcna banyak faktor yang berpengaruh sepeni :

Sifat dua karakter antara beton dan baja.

Curing dan kondisi kclcmbaban.


OruGAS AKIIIR <rs - 1780 l

Prosentase tegangan pada waktu penegangannya.

Proses Prestressing.

Secara fungsi waktu kehilangan gaya prategang dapat dibagi menjadi 2

yallu :

I. Kehilangan gaya prategang Jangsung.

a) Akibat Perpendekan Elastis (elastic shortening).

b) Akibat Gesekan (friction) dan Wobble Effect.

c) Akibat Slip pada angker (anchorage set).

2. Kehilangan gaya prategang tak Jangsung.

a) Akibat Creep.

b) Akibat Susut (shringkage).

c) Akibat relaksasi baja (steel re laxation).

Penentuan besarnya kehilangan gaya prategang secara eksak, khususnya

kehilangan gaya prategang yang tcrgantung waktu, tidak dapat dilakukan. Hal ini

disebabkan karena adanya ketcrgantungan pada sejumlab besar faktor-fal..'1or yang

berpengaruh.

Pada tugas akhir ini untuk memperhitungkan kehilangan gaya prategang

dipakai referensi yang berasal dari dua buah rekomendasi yaitu rekomendasi

komisi PCJ ( 1975) dan rekomendasi dari komisi ACI-ASCE (1979).


OruoAs AKHrR ( rs - r 7&0 >

4.6.3.1. Kehifangan gaya prategang langsung

4.6.3.1.1 PerpendekBn efastis beton

Pada saat gaya prategang dialihkan ke beton, komponen struktur akan

memendek dan kabel prategang turut memendek bersamanya, sehingga kabel

prategang akan kehilangan sebagian gaya partegangnya.

Pada komponen strul,:tur pasca-tarik, jika hanya ada sebuah tendon, beton

memendek pada saat tendon diangkurkan terhadap beton. Kareoa gaya pada kabel

dihitung setelah perpendckan elastis terhadap beton terjadi, maka tidak ada

kchilangan gaya partcgang akibat perpendekan yang perlu dihitung. Hal ini juga

berlaku apabi la tendon yang dimiliki lebi h dari satu tetapi tendon-tendon tersebut

ditarik dalam waktu yang bersamaan.

Jika tendon yang dimiliki lebih dari satu dan tendon-tendon tersebut ditarik

secara berurutan, maka gaya pratcgang secara bertahap bekerja pada beton,

pcrpendekan beton bertambah apabila setiap kabel diikatkan padanya, dan

kchilangan gaya pratcgang akibat perpendekan clastik berbeda-beda pada tiap-tiap

tendon Tendon yang pertama ditarik akan mengalarni kehilangan gaya prategang

terbesar sebagai akibat pcrpendekan beton karena gaya prategang yang bekerja

berurutan mulai dari kawat kedua sampai kawat tcrakhir. Tendonlkabel yang

ditarik terakhir tidak akan mengalami kehilangan gaya prategang akibat

perpendekan elastik beton, karena seluruh perpendekan telab terjadi pada saat

gaya prategang di tendon terakhir diukur.


OTUGAS AKHLR ( TS - 1780 )

Figure 8.4 schcmlllic rcprcsctmtion


of dastic shortmi111.
(a) Free tendon
d
(b) Stressed tendon
elwic (c) unstressed tendon
shortening (d) Sllortening at transfer

Gam bar 4 .9. Perpendekan clastis pada beton

n- Es/Eci 5,97

• Balok C lantai 6

Kabel yang dibutuhkan n 38 strand, FO = 4550000 N, fs = 1213,139 Mpa , As =


2
3750,6 mm • sehingga dibagi menjadi 2 kabel ( tendon ) engan masing - masing

n = 19 strand, As - 3750,6/2 - 1875,3 mm~, F = 2275000, fs = 1213,139 Mpa.

Langkah - langkah proses jacking :

Kabel I dnank sebesar F1 1 = 1137500 N ~ fslt =


1137500'1875.3 - 606,56 Mpa.

2 Kabel2 dttarik sebesar F2 1 = 1137500N ~ fs2. =


113750011875.3 - 606,56 Mpa.

maka tcrJadt kehilangan tegangan pada kabel 1 sebesar:

~f's - !!J''21 = 5,97. 1137500 .. M


8 81
Ac 770400 ' pa

fs sisa pada kabell .. 606,56 - 8,81 =597,74 Mpa


OruGAS AKrnR < rs - 1780 )

3. Kabel I ditarik sebesar kemungkinan kehilangan yang terjadi

ak ibat pcnarikan kabel 2 ( step 4 ) untuk mencapai fs2 akhi r =

1213,139 Mpa . Bila kabel 2 ditarik sampai mencapai fs2 akhir ""

1213,139 Mpa yaitu sebesar F22 = 1137500 N, untuk mencapai F2

akhir - 2275000 N, maka : kehilangan kabel I = Ms

- n.F2, = 5,97. 1137500 = 8 81 M maka fl yang harus


Ac 770400 ' pa,

ditambahkan = 1213, 139 - 597,94+8,81 = 624,009 Mpa.

FI yang harus ditambahkan untuk mencapai Fl akhir ( = 2275000 N ) adalah

- 624,009 X 1213,139 - 757009,65 N

4. Penambahan gaya pada kabel menyebabkan kabel 2 mengalami kehilangan

energi, scbesar :

Ms .. nYo "' 5,97.757009,65 _ M


5 86
Ac 110400 ' pa

sehingga tegangan akhir yang terjadi pada kabel 2 ( penghitungan penarikan

kedua untuk kabel 2 ada pada step 3 ):

f2akhirada - l213,139 - 5,86 = 1207,279Mpa

F2 akhir ada = 1207,279 x 1875,3 = 2264010,309 N

Maka tcgangan pada masing - masing kabel :

Kabel J :F ada - 2275000 ; fs ada = 1239,139 Mpa

Kabel 2 : F ada : 226440 I 0 N

Untuk balok yang lain pcrpendekan c lastis tidak berpengaruh karena ba lok

postension dan hanya satu tendon.


GruGAS AKHIR < rs - 1780)

4.6.3.1.2. Kehilangan pratekll n akibat kekllngan kolom

Pennasalahan yang ada pada ponal balok pratekan dengan hubungan

mono Iit an tara balok dan kolom adalah timbulnya gaya perlawanan kolom akibat

rncmendcknya balok balok pratckan . Gaya perlawanan kolom ini mcnycbabkan

gaya pratekan yang diberikan berkurang karena sebagian pratekan digunakan

untuk mengatasi perlawanan kolom .

Pada gambar 4.10 menunjukkan sebuah kasus yang ekstrem dimana

kolom sangat rigidlkaku, maka sebagian besar gaya prategang yang diberikan

pada balok (Fo) berusaha melcnturkan kolom yang mengakibatkan timbulnya

rnomen yang besar pada kolorn sehingga sisa gaya prategang F yang bekerja pada

balok mcnjadi kecil (F«Fo).

Fu i Fo Fo ~0
'
I I
j

I
I
I

!
l
I
l lI j I
I
I
ranjang beton mula-mula
!
I I
iranjang betin setelah ldibcri
.
r
I
::: L '
i
!
I Gaya Prategang ~ L

Gambar 4 10. Gaya pratcgang pada portal kaku.

Sedangkan pada kasus ekstrem lain yang ditunjukkan pada gambar 4.11

yai tu jika kolom sangat fleksibel/ mudah melentur, maka karena kolom sama

sekali tidak menahan gaya prategang yang diberi kan pada balok (Fo)
OTUGAS AKIIIR ( TS - 1780)

mengakibatkan sebagian gaya prategang bekerja pada balok (F=Fo). Keadaan ini

hampir sama seperti pada balok diatas perletakan sederhana (statis tertentu).

F_o__~-~~~----------------------__;)•~---Fo

panjang setelah pemcndekan < L


' i
6 j.t>. :
I .-------- ----:..,1 :

panjang sebelum Pemendekan = L

Gam bar 4. 11 . Gaya prategang pada portallentur

Kehilangan gaya pratekan akibat kekekangan kolom ini dapat dicari dengan

menganalisa hasil SAP 2000 dengan ilustrasi sebagai berikut :

F
Nl
GruGAS AK.JrrR ( rs - 1780 >

gambar 4.12. Gaya aksial yang terjadi pada balok pratekan

Ni adalah gaya aksial yang tel)adi pada balok pratekan yang diberi gaya F

schingga kchilangan gaya pratekan akibat kekangan kolom adalah :

Untuk masing - masing balok pratckan 6.Fk adalah sebagai berikut :

Tabcl 4.6.3. Kehilangan pratekan akibat kekangan kolom


.
BALOK Fi N1 At; APS Afn-(MPa) AF ' '
8116 2 15E+06 2072343 770400 1875 3 41 ,410 77657
c 4155E+06 4182440 770400 3948 93100 367560
0 2 1SE+06 2072343 770400 1875 3 41 410 77657
5 1 85E+06 1683253 770400 1677 9 99,378 166747
6 1 85E+06 1683253 770400 1677,9 99 378 166747
B atap 1,00E+06 828389 770400 987 173 872 171611
c 1 92E+06 1755192 770400 1677 9 98,223 164808
0 1,00E+06 828389 770400 987 173 872 171611
5 1 OOE+06 828389 770400 987 173,872 171611
6 l t ,OOE+06 868682 770400 987 133 047 131318

4.6.3.1.3. Kehilao ga n gaya prategang akibat gesekan.

Kehilangan gaya prategang akibat gesekan, pertama-tama diketahui bahwa

ada gesekan pada sistem pendongkrakan dan pengangkuran, sebingga tegangan

yang ada pada tendon kurang daripada yang ditunjukkan oleh alat pengukur

tekanan (manometer). Hal im tcrutama untuk beberapa sistem dimana kabelnya

bcrubah arah pada pengangkuran. Gesekan yang terjadi pada sistem

pendongkrakkan dan pengangkuran umumnya kecil meskipun bukan tidak bcrarti.

Hal itu dapat ditentukan untuk sctiap kasus, jika dikehendaki dan penarikan yang

berlebih dapat dilakukan pada dongkrak schingga gaya prategang yang

diperhitungkan akan ada pada tendon. Harus diingat bahvva jumlab penarikan
~TUGI\S AKI JJR ( TS 1780)

yang bcrlebih harus dibatasi agar tetap bcrada di dalam titik leleh kabel. Peraturan

ACt mcmbatasi gaya dongkrak sampai 0.80 fpu.

Kehilangan gaya prategang akibat gesekan yang lebih senus lerjaadi

d1antara tendon dan bahan sckelilingnya. Baik itu berupa bc10n atau selubung

(sheating), dan apakah d1beri pelumas atau tidak. Kehilangan gaya prategang

akibat gesckan ini dapat dipcrhitungkan pada dua bagian : pengaruh panjang daan ·

pengaruh kelengkungan. Pcngaruh panjang adalah jumlah gesekan yang akan

dijumpa1 jika tendon lurus, tidak dirancang bengkok aiau melengkung. Karena

dalam praktek selubung tendon tidak dapat lurus sepenuhnya, gesekan akan terjadi

diantara tendon dan bahan sekelilingnya meskipun tendon dimaksudkan harus

lurus. Hal ini dijelaskan scbagai pengaruh turun-naiknya selubung (wobble effect)

dan tergantung dari panjang daan tegangaan tendon, koefisien antara bahan yang

bersentuhan dan ketrampilan pekerja sena metode yang digunakan dalam


mcluruskan selubung.

Assosiasi semen dan beton Inggris telah mengadakan banyak percobaan

dalam suatu usaha untuk menentukan koefisien gesekan dan pengaruh turun-

naiknya kaabel (wobble effect) untuk menghitung kehilangan gaya prategang

akibat gcsekan pada sistem-sistem Freyssinet, Magnet, dan Lee-McCalL Juga

ditunjukkan bahwa 1-l danK akan tergantung dari sejumlah faktor: Type baja yang

digunakan, apakah itu berupa kabel, untaian kawat, atau batang; macam

permukaan, apakah berlekuk-lekuk alau berulir, apakah berkarat atau sudah

dibersihkan atau digalvanisasi. Jumlah penggetaran yang digunakan pada

pengecoran beton akan mcmpengaruhi lurusnya selubung, ukuran selubung dan


OTUGAS AKHlR ( TS - I 780)

berapa lebih besamya dari baja yang ada di dalamnya dan jarak perletakan untuk

tendon atau bahan pembentuk selubung. Beberapa nilai untuk koefisien gesekan

dari pombahasan peraturan ACI tersusun pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6.4 Koefisien-koefis1en Gesekan untuk tendon-tendon Pasea-tarik

Koefisien Koefisien
Tipe Tendon Wobble Kelengkungan

K tiap meter 1.1

(fendon pada selubung logam

IFleksibel

Tendon kawat 0.0033 - 0.0049 0. 15 - 0.25


Strand dg untaian 7 kawat 0.0016 - 0.0066 0.15 - 0.25
Satang baja mutu tinggi 0.0003- 0.0020 0.08 - 0.30
Tendon pada selubung logam kaku

Strand dengan untaian 7 kawat 0.0007 0.15-0.25


Tendon yang diminyaki terlebih

Dahulu
I I
Tendon ka\\at dan strand dengan

Unta1an 7 kawat I 0.001 - 0.0066 005- 0. 15


Tendon yang d1beri Ia pi san mastik

Tendon kawat dan strand dengan

Untaian 7 kawat 0.0033- 0.0066 0.05 - 0.15


~\UGAS AKHIR ( TS 1780)

Ada beb~rapa metod~: untuk mcngatasi keh ilangan gaya prategang akibat

gesekan pada tendon. Salah satu d1antaran:va adalah metode penarikan berlebih

(Chcnens10n) H1la g~:sekan udak terlalu bcrleb1h, besamya penarikan berleb1h

b1asan~a d1buat sama dengan l..eh1langan gaya prategang. Akibat gcsckan

mabtmum, besamya perpanJangan kawat sehubungan dengan penankan berlebih

tersebut dan gcscl..an yang d1perl..trakan juga dapat dihitung sebagai pengecekan

terhadap vang dtsyaratkan untul.. mengatast kchilangan gaya prategang akibat

pengangkuran atau mcngurangt rangkaJ.. pada baja.

Kehilangan gaya pratcgang akibat gesekan ini dapat dipenimbangkan pada

dua bagian . pcngaruh panjang dan pengaruh kelengkungan. Kehilangan akibat

gesekan kabcl dan wobble eOect dapat dirunuskan sebagai berikut :

Fi= ___..-

Gambar .t 12 kchtlangan prategang al..1bat gesekan dan "obble effect

..lF
I; I )
- Fo.t:-'..'

dtmana:

F" - gaya pratcgang tengah bcntang

Fo gay•a jad, ing

~~ ~ J..oelesicn kclcngkungan
~TUGAS AKHIR ( TS - 1780)

c:x ~ sudut kelengkungan

K ~ koefesien gesekan

~ panJang balok sampai tangah bentang

contoh perhitungan

balok B lantaJ 6

Fo = 2150000 N
= 9m

karekteristik strand dengan untaian 7 kawat ( label 4.7, Desain Struktur Beton

Prategang, T. Y.Lin Ned ) :

,u = 0,26/rad

K = 0,00328 I m

f = 530 mm

L = 18m

a - Sf .. 8.530 • 024 rad


L 18000 '

F2 _ 2150000 N x e - t0.26x 0.2• +o.ooJlR x 9)

= 1963450,53 N

M =186549,47 N
kehilangan gaya prategang akibat gesekan dan wobble effect untuk tendon

tendon yang lain dihitung dcngan cara yang sama dan hasilnya disajikan pada
tabel 4.6.5.
ii~A..;,,
'-~"'?-' J'Ut] AS A" I I II<! fS - 1780 \

labd 4.0.-' l\.t:h ll angan ga"a prategang. ak1 t>at g\!SCkan daia -..vvnbk ~ficc i

J3Al0~ f ! I a I K ~ ·~:£~~l l.:j-v~-KL} F2 i F


B :6 .2 '51:•06 530 9000 ~024 000328. 00908
1
0913 196345053118654947
C .: 55E~630 9000 0 2S 0 00328 0 1023 0 903 t4107469 86;442530.14
I
0 _ 2 iSE+062_30 9000 0 24_. 0 00328 0 0908 0 91U963450.53 186549 47
185E+05 4!~ ·2_!:'00 0'4 000328 0.~?~!3 ~~2~ _~7"35358313546417
5
-- ~ --
__§ · 85E+06430 12000 014 000328 00766 0926
-
1171353583 13646417,
1

B aiao 1 OOE•~l 530 ~0 0 24 0 00328 0 0908 0.913 913232.80 86767 20


C _!j2E•06 630 9000 0 2810 00328 0 1023 0.903 1733262.01 186737 99
D • OOE+06 530 9000 0 24 0 003281 0 0908 0 913 1913232 80186767.20
5 1 OOE +06 430 120<2Q_Q 14 0 00328 0 0766 I 0 926 1 926235 58 73764 42
L.J ODE•06 430 J 12000 014 0.00328, 0.0766 I 0 926 I 926235.58 I 73764 42 I

-I.G.J.IA. Kchilangtwpratcgang ~ki bat slip angkur.

Untuk kebanyal.an stsrcm posuension , pada sam tendon ditarik Sampat

penuh dongkrak dilcpas dan gaya pratcgang dialihkan kc angkur Perlengkapan

didalam nngkur yang mcngalami rcgangan pada saat peralihan cenderung un tuk

bcrdcfom1asi , jadi te ndon dapat tcrge linctr sedikit Raji gesekan yang dipakai

unutk mc nahan h.abcl n~un scd1~11 te rgclinc1 r sebelum kabel terjepit dcngan

kokoh Bc~:~myu gdinc!r ini tergart\mg dari jt:ni~ baji dan tegangan pada kawat.

teaangan sebelum slip


00

COg
teg<~n an setelah shp

Gambar 4 13. K~hilangan gaya pratckan akibat pengangkuran

Kchilangan gaya prntckan akibat pcngangkuran dirumuskan sebagai berikut :

I V .AO
~TUGAS AKHIR ( TS- 1780)

dimana:

Af, = Kchilangan gaya prategang akibat pengangkuran

Fo = gayajacking

Eps - Modulus elastisitas baja prategang

Aps - Luas tendon

g = slip a11gkcr

contoh :

balok B lantai 6

Fo = 2150000 N

Eps = 186165 N/mm 2


g = lmm

Aps

186 165.1.1875
X
0 26 0 24
2.15£6( • · • + 3 281:" - 6)
18000 ,

~ 5130,52 mm

0 26 0 24
2 x 2150000x ( • x , + 3,28/: - 6 ) x 5130,52
18000

141645,28 N
rr
\~)TUGAS AKHIR ( TS - 1780)

Kt:h1langan gaya pral~gang akibal shp angkcr unwk balok - balok yang lain

dihitung dengan cara yang ~ama dan ha~1ln~a d1sajikan dalam label 4.6 6.

Tabd 4 6.6 l.ehilangan prate gang ak1ba1 slip angker

~K_llmm) J Aps Es
L (mm); 11 pa.L .-K 1 x fS(N)
B 116 1 11875 ~r OS 18000 j 0 24 6.68E-06 1 <1929.43 141645.28
c 1 j 39~8 :e-os 180001 o 28 1 32E.()6! 4696.18 313011.74
1 J 1875 2L •U' 18000LQ_24 _§68E.Q6 [ 4929.43 14164528
1 .l1678 ! 2HI~ 240001 014 483E.()615910.82 ! 105693.02
1 11678 21' --<lS 24000j_Q_t4 4.83E.OOI 591082 I 10569302 .
B atap 1 rw T
2£' "()5 180001 o i46.68E-06!5243.72 ! 70081 9:3
_c 1 l t 678 2C. 05 180001 0 28 7 32E-06! 4712 961 1325561'9<
D 1 I 987 I 21:'> 05 I 180ool 0.24 6.68E-0615243.721 70081 93
5 1 I 987 12E• 05 240001 0 14 4.83E-0616t68.0SI 59598 59 I
6 _ _ 1,___.1_987 ~2E--<>s 240oo! o 14 4 83E-o6 !6t66o8 1 59598.59
-"'- I

Tabd 4.6. 7. IOta I kehilangnn prategang la nsung adalah:

batok F '- -+'---=t.:...!..


F..::Io:::,:la:;::l_ _ ....:l.:::
os::.:s:.::e=-s_ _.!_.g>.::a.Y.a akhir I
I B 116 2.15E+06 40585 1.75 0.188768 I 2.56E+06 I
c
l _ __,c"-----'4.55E+06 1!.!:
t2.::.:
31c.::.
O~ t s~s_ _ o.:.:..24683S s 67E+06 1
lf---!:o~__!:,2 15E+06 40ssst 1s o 188768 2.56E+06 I
5 1 85E+06 40~8:,:904
:::::_~19:_._0:,:;.;_2.2 10.::29::__--=2:..::2:.::6:::.E-'+06=-J~
1-6 1·8=-SE,_+
::__..:. OS J-·1;,.:0.:,;89:.,::
:.:: ;.:: 04.:;,;·..:,;
19:,___ ;:;0. 221 029 2 .26E +06 I
B atap 1.00E+06 328460 33 0.328460 1.33E+06 I
I c 1 92E+06 484102 18 0 252137 2 40E+06 I

Gaya akhir perlu di1ambah sebcsar tOtal kehilangan gaya menJadi gaya al.hir

seperti diatas.

Kontrol akhir sctclah kehilangan gaya pratekan·

,. kontrol I

i ~OSfpu

IV-42
./···
ft.A'<!.'"
\WfTUGAS AK III R ( TS - 1780 l

r ~~ 11111 ul ~

! 1487 MPu

.uuhd i' :;; 1487 MPa

Tab..:l-1 6.8 Kon\rl)l k..:h1langan ga~a pratc~ang

lgaya akhor f( M~) I Konlrol


2.56E+06 1362.90 I Ok
! 5 67E+06 1436.96 1 Ok
r

~.? 56E+06 1362.90 ~ ok


I
.I
2.26E+06 1346.27 ok
2.26E+06 1346.27 ok
1
L1 33E+06 1345.96 1 ok.
12 40E+06 1 14~2.8o 1 ok
1.33E +06 1345.96 I ok
1 30E+06 1 1322.16
·~
11 26E+06 1281 34 ok I

4.6.3.2. Kehilangan gaya prategang tt."rganlung waktu ( tak langsung )

Dalam mcmpcrhitungkan kehtlangan gaya prategang akibat pcngaruh

waktu 'auu crl!ep (CR), shnnl..ag.: (SH) Jan Steel rela;-.atoin (RET) komisi PC!

telah mengembangl.an suatu metode yallu membagi-bagi riwa,at kompon~n

struktur beton prategang menjadi min imum empat tahapan waktu seperti

tercantum talam tabcl 4.6 9. berikut :

Tabcl 4.6.9. [nterval waktu sistem pasca-tarik

Waklloawaltl Wakl\l akhir. t2


A khir curi IIR Il u·.:l u:.:;r::.p.::c:::
ll::: m:::b:::ec.:ri;:.a-
n_g_a_
ya-p-
ra-te-~-
.a-n-
g-----------j

IV- 1
f&"\
'0!.../ l TL'GAS AKHIR ( fS 1780)

~Akh 1 •k h 1 I 1.-mur 30 han. saat komponen struktur d1bebam oleh I


~
1
I •r ang a I beban berat selain beratnya sendiri.
1-- 3 Akh1r langkah 2 Umur I tahun
L....±._ Akh1r langkah J Akh1r masa luni!Smva=---- - - - -- - - -~-

4.6.3.2.1. Ran~lu\1. (Creep)

RangJ.;ak pada beton d•dcfm1S1kan sebagru deformas1 yang tergantung

pada waktu yang dmk1batkan oh:h adanya tegangan. Dari regangan total rangkak,

dip;:rJ.;irakan k•ra-J.;ira '• tCrJadJ dalam 2 mmggu setelah penerapan prategang, •;.

lamnva <.lalam 2 sampai 3 bulan. ~4 lagi dalam I tabun, dan •;.. yang terakhir pada

tahun-tahun hcnkutnva
'
Llanyak faktor yang m~mpengaruhi perbandingan rangkak. Metode umum

PCI mempunyai cara mcmodlfikasi untuk memasukkan ke da lam perhitungan hal-

hal berikut mi : p~rbandmgan volume tcrhadap perrnukaan, umur bcton saat

dipratcgang, kclcmbaban relauf, dan JCnis beton (bcton ringan atau normal).

Komisi ACI-ASCF memp;:rk•rakan hal-hal yang paJing penting seperti di bawah

ini Tcgangan b.:ton pada baja fcir. segera setelah peralihan, seperti dijelaskan

pada sub-bab ttrdahulu Balok mcmbcnl.an res pons yang elastis terhadap ga~ a

prattgang pada saat p~:rahhan, tetapi mngkak pada beton akan terjadi untuk jangka

\\aktu 'ang lama ak•bat beban vang terus menerus bekerja.

Rangkak dianggap terJadi dengan beban mali permanen yang ditambahkan

pada komponen struktur settlah beton d1beri gaya prategang. Bagian dan

rcgangan tt:kan awal d1sebabkaan pada beton setelah pcralihaaan gaya prategang

dikurangi oleh rcgangan tank yang dihasilkan dari bebaan mati permanen.
OTUGAS AKJ IIR ( TS - 1780)

Kehilangan gaya prategang akibat rangkak untuk komponen struktur dengan

tendon terckat (Bounded) dihitung dari persamaan bcrikut (untuk beton dcngan

berat normal).

Es
CR =Kcr -Ec (fcar- fcds)

Dimana : Kcr - 1,6 untuk komponen pasca-tarik

. FO Foe 2 MGe
fctr = - - - - +- -
Ag lg lg
Tcgangan bcton pada garis yang melalui titik berat tendon (cgs)

akibat gaya Gaya prategang efektif yang dikerjakan pada tendon.

fcds = Msoc
I
~ tcgangan beton pada garis yang melalui tit-ik berat tendon (cgs)

akibat sel uruh beban mati tambahan yang bekerja setelah

komponen struktur diben gaya prategang

Es = Modulus elastisitas tendon prategang.

Ec ~ Modulus elastisitas beton umur 28 hari, yang bersesuaian dengan

fc'.

Untuk tendon-tendon yang udak terekat, tegangan tekan rata-rata

digunakan untuk mengevaluasi kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis

dan rangkak beton Kehilangan tegangan pada tendon yang tidak terekat

(Unbounded) dihubungkan dcngan regangan komponen struktur rata-rata dan

bukan dengan rcgangan pada titik momcn maksimum, jadi :

CR :: Kcr -Esctcpn
Ec
~}I'UGAS AKHIR ( TS - 1780)

D1mana . fcpa = tegangan tel,.an rata-rata pada beton sepanjang l,.omponen

struktur pada titik bl!rat tendon (cgs)

Mctodc umum yang digunakan PCI committee untuk menghitung

kchilangnn gaya prategang akibat rangka" di hitung dcngan rum us:

C'R (UCR).<SCF).MCF).(PCR}(fc)

Dunana f(; - tegangan tckan beton pada waktu t l

UCR - Ultimate Creep Loss. untuk beton normal

a). Cunng bet on udak lebih dan 7 han, UCR = 95-20Ec1I0'~ 11

= 10,6 < 11 mal,.a diamhil I I

b). Curing yang dipcrcepat, UCR = 63-20Ec/106~ 11

SCF - fak tor pengaruh dari ukuran dan bentuk balok pratcgang

MCF - faktor pengaruh dari umur beton dan lama curing

AUC = variasi dari creep tcrhadap wal,.-tu

PCR = besamya creep tiap-uap mterval - (AUC). - (AUC).1

Tabel4 6.10. Fal,.\or Creep untuk beberapa nilai VIS

VIS, in Creep factor, SCF


I 1,05
2 0,96
~
.) 0,87
4 0,77
5 0,68
>5 0 68

Tabcl 4.6.11 . Faktor creep MCF

l.~
lm
=ur~sa!!a~t.!:tr:~a!!o~s~
fe:.!.r.L
, !!:
ha~re!i+P
~ ere!i~
od~e:,.:c urin. 6
gc..~(.!!
h!!.
a r~iL)+I....!F~a!!k~to~rc.,c~re!e:epl!.
!:: (M,... :C)~
3 .)5' 1,1 4 I I

~------~
5 ------~-------~----~-----~~~.07

1\1 _flli.
OruGAS AK IIJ R < rs - 1780)

~
7 7 1,00
10 7 0.96
~- 30
20 7 0,84
7 0,74
-- 40 7 0.60

Tabd -16. 12 Vanast Creep terhadap waktu setelah transfer

'.'.'<tk:U ·;ctelah transfer, hari .\ lJC

1 __=+__,_!_--;~;':-;-; -~--ji
I

t -

L 7
10
20
0,23 - 1
0·-
?4
0,30

~-
30 0,35
60 0 45
90 0,5 1
180 0,61
365 0,74
r·- - - : A
-k/1ir service load
1,00 _J

-t-6.3.2.2. Susut ( hrinksgc)

Susut pada beton adalah rcgangan yang terjadi akibat pengeringan dan

perubahan ktmiawi yang tergantung pada waktu dan keadaan kelembaban, tetapi

tidal.. tergantung pada tcgangan.

Sebagian dari susut disebabkan oleh kekeringan beton, pulih kembali

karena perbaikan (restorasi) air yang hi lang. Besarnya regangan susut juga

bervariasi terhadap bebcrapa faktor, daan berkisar dari 0,0000 sampai dengan

0,0010 atau lebih bcsar. Pada keadaan ekstrem, jika beton disimpan dalam air atau

pada keadaa n yang sangat basah, susut mungkin tidak sama dengan nol (susut

masih mungk in terjadi). Bahkan mungki n tcrjadi pemuaian pada beberapa jcnis

I I • ..,
~TUGAS AKHIR ( TS - 1780)

agrcgat tenentu dan dengan bt:ton yang disimpan dalam keadaan yang sangat

kering, susut yang paling besar dapat diperkirakan sebesar 0,0010 Has•l-hasil

percobaan telah banyak dtlal..ukan dan menunjukkan besarnya susut dan laJu

tcrJadmya, ~ang dtpcngaruht olch berbaga~ faktor

Kua-l..ua 80~. dan susut yang terjad1 pada tahun pertama dan jangka

waktu umur stntl..tur Rcgangan susut jangka panjang berkisar antara 400 x 10-<•

inchl'mcht. llarga rata-rata u\1 dtmodifikast dengan kelembaban relatif (RH) dan

pcrbandingan volume lerhadap permukaan (VIS) sehingga regangan susut dapat

didclln1S1kan sebagai:

E sh = 550. 1o·~u - 0,06 ~;xl,5 - O,OISHH)

e .l'h =8,2.101'(1-0,06 ~)(100- RH)

Tabel4.6 13. Nila1 K,h untuk komponen pasca-tarik

Jangka waktu
Setelah pvrawatml
Basah sampm pada
Penerapan prategang
(han) I 3 5 7 10 20 30 60
Ksh 0,92 0,85 0,80 0.77 0,73 0,64 0,58 0,45
Sumber · Prestressed Concrete Institute

Untuk sistem pasca-tarik maka persamaan umum untuk kehilangan gaya

prategang akibat susut adalah hasil kali dari rcgangan susut relatif ( e ,h), modulus

elastisitas baja prategang, dengan koefisicn Ko~> yang diberikan sebagai berikut:

Untuk ViS dalam linchi 3/inchi 1 j.

SIJ =8,2.10 6 KshEs{l -0,06 ~ }(100 - RH)


...
1780)

Untuk ViS dalam !em 'tcm\

Dunana . Sll J..clulangan gava prategang ak•bat susut

Sll - 8.2 IO('K~hEsiJ - 0,0236 V :000-RH)


s
Ls - modulul> clasusitas baJa prategang

V - \Oiumc beton

S luas pennukaan beton

Rll - kclcmbaban rclat1f rata-rata udara sekitar

Ksh - kodlsicn susut

Metodc umum yang digunakan PC! committee untuk menghitung

keh ilangan gaya prategang akibat susut dihitung dengan rum us:

Sll • (US H).(SSF).(PS H)

D1mana : US II w 27000 - 3000Ec/IO~ untuk bcton normal

=4100 - IOOOEcll or· untuk bet on ringan dengan USH > 12000 psi

SSF - faktor pcngaruh dan bcmuk dari balok

AUS = variasi susutterhadap waktu

PSI I banyaknya shrinkage untuk tiap-tiap interval waktu

(AUS)t - (AUS)ti

Tabe14.6.14. Faktor Shrinkage

r VIS z in
j
Shrinkaee factu r {SSf.}
1,04
2 0,96
~

1--
.} Q,86
4 0,77
5 0,69
6 0 60

I V.A.Q
OruGAS AKHIR ( rs I780)

Tabt:l 4.6. 15 Kodisicn shnnkage untuk beberapa variasi curing

I = __ )
1_
10
l 0,18
0,20
0.77
t_ _ _ 20
30
I 0.27
0•36
60 0,42
1-- - - __20 0,55

r'-~
- - - - 365 - -
0,68
-L__ Akhir~e load
0,86
1

4.6.3.::!.3. ~~ ~ ;:l;:;as i baja (Steel rela xation)

Pcrcobaan-pcrcobaan pada baja prategang dengan perpanjangan yang

konstan daan dijaga tctap pada suatu selang waktu memperlihatkan bahwa gaya

pratcgang akan bcrkurang secara perlahan-lahan . Besamya pengurangan

tergantung pada larnanya waktu dan perbandingan fpilfpy (!pi = tegangan awal

pada baja pratcgang, Jpy tcgangan leleh baja prategang). Kehilaogan gaya

prategang 1111 discbut rclaksas1 baja.

Contoh: Balok B lanta1 6

• Kornponen creep

o Pengerasan basah tidak lcbih dari 7 hari pada beton nonnal.

- Saat kel,;uatan bcton dibawah 28 hari

UCR - 95-20Ecll Ofj~ I I

0.54 < 11 maka diambi l II

1\ / (f'l
OTUGAS AKJIJR ( TS - 1780)

- Saat kekuatan beton diatas 28 hari

UCR • 95-20Ec/106

~ -4,06< II maka d1amb1l II

o Pcngaruh ukuran dan bentuk komponen :

V = 7704L ; S - 716L

V/S = 9,32 em = 3,6 in - 4 maka SCF = 0,77

o Pengaruh umur prate gang dan lama pcrkerasan :

Lama curing ( pengerasan} 7 hari dan transfer prategang pada umur 14 hari maka

MCF ~ 0,912

• Kornponen shri ngkage

o Beton berat normal:

- Saat kekuatan dibawah 28 hari :

US Hi • 27000 - 3000Eci/106 > 12000 psi

- 12832,1 psi

- Saat kekuatan d1atas 28 hari :

USlli = 27000 - 3000Eci/ 106 > 12000 psi

- 12140,58 psi

o Pengaruh ukuran dan bentuk komponcn :

VIS = 4 in maka SSF , 0,77

T ahap I

Waktu dihitung mulai dari sclcsai perkerasan (curing), dimana lama curing 7 hari

dari pengecoran
GTUGAS AKHIR ( TS - 1780)

;;.. tl = 1124 hari .. 0,041667 jam ~ saat akhir curing (pengerasan) beton maka

(AUC) t 1 - 0; (AUS)t l = 0.

,. 12 z 7 hari a 168 jam ~ saat pemrategangan beton

maka (AUC)t = 0; (AUS)t =0,22.

I. Creep (rangkak )

t I • 0 dan t - 0 karen a untuk perhitungan creep dihitung setelah transfer


prategang.

• .lumlah rangkak (PCR) - (AUC)t -{AUC)ti = 0

Fc.cgs =Fl/Ac+FI/Wb-Mg/Wb ~ beban hidup belum bekerja saat tl

(saat pem rategangan)


Maka CR =(UCRXSCF)(MCF)x(PCR).fc - 0

2. Shrinkage (s usut)

Rentang waktu untuk perhitungan susut sama dcngan perhitungan rclaxasi

• Jum lah susut (PSH) - (AUS)t - (AUS)ti = 0,22

• Maka SH = (USHiXSSFXPSH) = 14,98682

3. Relaxast baJa

Jenis baja e low relaxatton

Fy = 0,9.fpu .. 1675,8 Mpa; fst = Fo/Ap- 2, I E611 875,3 = 1146,5 Mpa

(fo/fy)-0,55 - ( 1146,5/1675,5)-0,55 = 0.134 > 0,05

RET 1 = I 146,5 (log 168-log( 1124))/45(0,1449)


= 12,32 Mpa
Maka kehilangan total - CR; SH + RET = 27,3 = 28

Togangan sisa = 1146,5 - 28 = 1119,2 Mpa


~TUGAS AKHIR ( TS - 1780)

F1 = f.Ap ll19,2 X 1875,3= 2,0988E6N

Tahap 2

Waktu d1hitung mula1 dan selesai perkerasan (curing), dimana lama curing 7 hari
dan pengecoran

Tl ~ 7 han 168 Jam, maka (AUS)t = 0,22 saat pemrategangan beton

T2 - 30 hari = 720 jam, maka (AUS)t s 0,42

I. Creep (rangkak)

Karcna untuk perhitungan creep dihitung setelah transfer prategang

Tt ~ 0 (AUC)ti = 0

T ,. 23 hari (AUC)t .. 0,315

• .lumlah rangkak (PCR) = (AUC)t - (AUC)ti = 0,315

Fc.cgs - FI!Ac~ FI.e. e/1-Mg.e/1 beban hidup belum bekerja saat tl

"' 11 ,8 Mpa (saat pemrategangan)

Maka CR =(UCRXSCF)(MCF)x(PCR).fc = 28,7 Mpa

2. Shrinkage (susut)

Rentang waktu perhitungan susut sama dengan perhitungan relaxasi

• Jumlah susut (PSH) (AUS)t - (AUS)ti = 0,2

• Maka Sll .. (USHi)(SSFXPSF) = 13,6

3. Relaxasi baja

Jenis baja • low relaxation

Fy = 0,9.fpu = 1675,8; fst • F1 /Ap = 1120 Mpa

(fo/fy)-,55 ., 0,1 18> 0,05


K.A~\
'®"TU GAS AKIIIR ( TS 1780)

2. Shnn"agc (~u;ut)

Rcntang waktu untuk perhitungan susut sama dengan perhitungan rda"a~•

• Jumlah susut ( f>SII) - (AUS )I - (AUSlu ~ 0,14

• :-..laka Sll !USII J(SSF)(PSII ) -:!9,97 Mpa

3. Rclaxasi baJa

Jcnis baja low relaxation

Fy 0,9.fpu - 1675,8 Mpa; fst- FI!Ap ; 1032 Mpa

( lo/ty)-,55 0,066 > 0,05 m;1ka dipakai 0.05

RET4 = fst ( log 24t - log 24t i)f45*(fo/fv-,55)

• 1,97 Mpu

Maka kehilangan tota l = CR + SH + RET = 38,27 Mpa

Tcgangan sisa ( f4) "' fst delta tot- 993,9 Mpa

F4 = f.Ap = I040 x 1675,8- I ,846E6 N

MAKA KEHILANGAN TOTAL - 13,3%

Balok yang lam dihitung dcngan cara ) ang sama dan hasilnya dalam label 4.6.16.

Tabel4.6. 16. Tabel keh1langan prategang akibat waktu

Ibalok I ~(mpa) j f4(mpa) F = f4.Aps (N) I %hi lang o

H- I
Utt6 I 2150000 1146.5 993.97 1863988.57 113.302851
550000 I 1152.5 950.43 3752317.37 17.53149 1
00 1146.5 950.43 1863988.57 13.30286 1
5 1850000 986.5 960.61 .I 1611804.49 112.87543
6 1850000 986.5 960.61 1611804.49 12.87543
B atap 1000000 844.3 898.09 919115.26 11.41213
c 1920000 1023.8 997.32 1673405.22 12.84348
D 1000000 844 3 89809 919115.26 11.35862
5 1000000 844.3 897.73 886054.84 11 39452
I 6 I 1000000 844.3 897 73 886054.84 11.39452
~
:1'TUG AS AKHIR ( TS - I 780 )

4.6.-t. h:omrol tegangan )ang terjadi

Kontrol t~gangan mi d11nak~ud~an untuk mengetahui apakah tt:gangan

yang ~~~iadi pada halok mcmcnuhi ~yarnt yang diiJmkan. Kontrol t~r~ebut

dilakuknn baik pada saat jacking ataupun padn saat scrvise.

Contoh pacta balok B lantar G

I keadaan lllltial pada S<!rat ba"ah ( Mg - Mmm yang terJadi pada balo~ l

f·o.A- Fo.c Wb -Mg. Wb < crcr - 264 kg·cm:

2,15/:'5 2.15/o'S 45 513095:.! 'k ' · ?6 knl : k1


- + - - - 67 .> f.!. l cnr < acr = _ 4· ·&em o· .
7704 11 5301,97 11 5301,97 • •

2. keadaa n ini ti al pada se rat at as

Fo//\- FodWt "- MgiWt > crti ~ - 16.58 kg/em'

2,15F5 2,15/,545 513095:.: k . 1 "Sk .- 2


- - - - "- - ~ 69
• 1!/Cill > - 16 ::> !!iCill
7704 2166 73,39 2166 73.39 ~ ' -

3. Keadaan saat bcban bekerp pada serat atas

F/A Fe Wt ~ MtiWt < crcs - 225l..g,cm:

1,861:'5 1 ,86r~545 902 l 968 I k . l • kg/ 1


- + - - - - = 27 '"'Crn < 22 ::> ern ok~
7704 216673,39 2 16673,39 . ...

4. Kcadaan saat beban bekerja pada sera\ bawah

1'1/\+F e·Wb - Mt/ Wb > ots - • 35,35 kg/crn 2

1,861-:5 + 1,86E5.45 _ 9021968 = 18 7 k"'cml >. 38 7 ko'cml ok!


7704 115301,97 115301,97 • 6' • ""

Ierjadi dr turnpuan

I. keadaan initial pada sera\ alas ( Mg - Mmin yang te~j adi pada balok)

rv.q
~~
'1\~TUGAS AKIII R ( TS - 1780)

I Saattra~ saat servis _j


I_ _ SA <O" I SB >CJII SA > cts ss < C C:I

I 2. t9E+~
l!_.3s~-ok-
1.29E....:.QL_Oi< f ·2.69E•01 ; Ok 1.91E•02
9 .72E+01 Ok -3.04E·01 Ok 1.20E+02
...!2.7E• 01 o< 7.57E+01 1Ok ~ -3.05E+01 Ok 1, 18£-02
·9.9ZE•OO I oi< 5,60E~0• 1 98E•OI . Ok 7.0JE .. Ol 1 Ok
_:3.S2E o_ 1_ _ 0~ __!2.0E•OI ~.96E•Oi j Ok 1 2SE•02 Ok
· I 48E+OI 7.9tE~Ot I
r~
i 652E•.2!_ Ok · 2.38E+01 Ok 0<
-2.89E·oo ok 7.•6E•OI Cit 1-2.99E• 01 Ok , 1.16E• 02 Ok
~ 7~ : ; - + .5 5 7E•01 Ok I -1 .96E•OI I 0< 699!;+01 Ok
t-:k 8liE·~~- 1-J
-4 IIE.OI 12E•OI I 01< 1 t.28E~2 o•
I ·1 ,47e:•O_I _ _ok 6,49E•OI Ok ·2,37E•01 1 Ok 7,88E+01 Ok

Tabel 4 6.18. 1-o!llroltcgangan pada lapangan

L (F) I • Ac Mmaks I Mmin WI Wb


I balok C K6 4 .~5E •::0::.
5 r-::,75E+05
3..,_ 55 7704 12010376 7522420 216673.39 115301 97
balok C atap 1,92E+05 1,67E•05 55 7704 8499359 7491774 216673.39 115301 97
I balok5h6 1 ,85E•05 1.6 IE+~ f--35 7704 5529110 3533798 216673,39 \15301.97
)balok S alap I,OOE•OS 8,86S•04
I
35 7704 4003959 3518102 216673.39 115301.97
balok B n6 2.1SE•OS 1,8 6E+05 45 7704 9021968 5130952 216673,39 115301,97
1balok8otop t .OOE•0~9 , t OE+O. 45 7704 6483502 5232969 21$73.39 11530\,97
I bolok 6 n6 1 ,85E~05 I,6 1E+05 35 7704 6e03os7 I 3345570 216673.39 11530!.97
'balok 6 ata 1.00E•05 8.86E•04 35 7704 4608169 3532763 21$73,39 115301 ,97
1 balok Ona 2. t5E•05 / 1.86 E+OS 45 7704 9410015 5152300 21$73.39 r 115301 ,97
lb."!ok 0 atap( 1,OOE•05 I 91 19E•04 I 45 1 7704 4632726 5238267 21$73,39 I tl53o!..!U

Saat ttanster saat set""Yi:s


SA 58 < .,., SA <0<0 SB >ats
> "''
~·E-01 ok , 1,712E+02 • ok 2.62E•01 Ok 9,10E+01 ok

·~
.!.,.96E+01 3.504E•01 ok 2.62E+01 Ok 1.33E+OI ok
1.89E•OO Ok 6 .566E•01 ok 1.30E+01 Ok 3,59E+01 ok
I 8,45E·OO ._ ok
_6.93E+OO
1.64E•OI
I ok
Ok
, 2.150E•Ol
&,735E•OI
, 6,623E•OO
ok
ok
ok
1 16E•01
2. 71E•01
2.28E+01
Ok
Ok
Ok
1,14E+Ol
1.87E+01
-3,4JE+OO
I
ok
ok
ok
~E•OO ok 6,730E•OI ok 1,79E•01 Ok 2.$E+Ot ok
8.52E+OO ok 2.137E+OI ok I.«E+OI Ok 6,12E+OO ok
7.03E+OO 6.716E•OI ok 2,89E•01 Ok I 1,53E+01 ok
I 1,64E•OI 6,577E+OO ok 1,42E+Of Ok 7.62E•OO ok
~\UGAS AKH!R ( TS - 1780 )

Tabcl4.6.19. Komrolt<:gangan pada tumpuan J

~h6 4.5~+05 I (F) j e I At; I Mmaks I Mmin W1 I Wb J


b::~atap
_ 1.92E +05
13.75E•OS I
1.67E+05
8
8
·-- 7704
7704
16010959
1 9525732
I 11196140
8467843
216673.39
216673.39
115301 .97
115301,97_
j 1,61E+05m-~;7704 I
ntok 5 It 6
&lok 5 Map
1.85E+OS
t.OOE+OS 118,8SE+04l
. • tok B h 6 ...i..lJ.~E •OS I 1,86E•OS =
~7704
7704
I
10138182
6228885
10950757
7429727
E3DS~
7659838
216673,39
216673.39 1 11530197
115301.97

216673,39 I 115301,97
j
I 8 OIOp I 1.00E+05....:..I9::.c,.:.:
I9:.:E"'
+"'04::._l_U._;:c8
- '- 7704 J s•26697 T
5869680 216673,39 I 115301.97
h6 185E•OS 1.61E+05 7704 110130961 II 7319734 I 216673.39

1
I 1 1 53~
atop 1 l,ooe~os I B,86E•04
:.+~-t ~77:.:::
04::........1.....:• 953971 5735846 1 216673.39 115301.~7 ~
~ n6 2 15E+05 1, 86E•OS I 7704 10548169 7628334 I 216673.39 115301 .97
~kQ..!o!!tO!!_P__!I!!!
.OOE•OS 19.19E•04 8 7704 I 8331110 5815394 . 216673.39 1 115301!!_.

:..__ watvansfer I saa1 servis :


SA <~• I ss >Oil I SA >tru SB <c.,. I
~1E+01 Ok 1.25E+02 1 ok I-1,13E•01 ok 1.62E+02 I ok
~2E•OO + Ok S.51E+01 I "
---;E:'oo I Ok 7,56E•01
·~ ~01 ok 9.27E+Ol ok _
ok -1.99E+01 ok 9.77E+OI ok
8E•OO I Ok / 5,57E•01 ok · 1,40E•OI I ok 5.9-4E+01 ok
~3E-OI Ok I 7.94E• OI ok · 1.95E•OI ok 1,06E+02 ok
04E+OI I Ok I 5.70E+OI Ok · 1.43E•O I I ok 6,13E+01 Ok
~·oo ' Ok 7.47E•01 I ok ·1 .99E+01 ok 9.76E+01 ok
~OE•OO 1
Ok 5.58E•Ot I ok -8.09E•OO I ok 4,83E+Ot ok
8E·OI I Ok 7,S2E+Ot I ok - 1,76E+O I I Ok 1,03E+02 I ok
.02E•OI Ok I 5 65E•01 I oft ·1.39E+Oi f ot I 6,0SE+01 I ok

4.6.5. l'erhitungan kel-uatan ultimate balok pratekan

Pcrhnungan kekuatan ultimate pada umumnya adalah untuk menentukan

kekuatan nomma l dari suatu penarnpang yairu bahwa suatu penampang harus

mcmcnuhi pcrsyaratan. Untuk batasan minimum, pada SK SNJ pasal 3.11 .8.3,

diatur bahwa jumlah total dari baja tulangan tanpa pratekan dan baja tulangan

pratekan harus cukup untuk menghasilkan beban berfaktor:

1,25 Mer s Mu s ~Mn

dimana (I adalah fal..ior reduksi ¢ "il,8.

a.Momcn retak(Mcr)

IV.N\
OTUGAS AKHJR ( TS - J780)

Momen yang menghasilkan retak-retak rambut pertama pada balok beton

prategang dihitung dengan teon elastis, dengan mengganggap bahwa retak mulai

terjad1 saat tegangan tarik pada serat terluar beton meneapai modulus

kcruntuhannya Haruslah d1pcrhatikan bahwa modulus keruntuhan hanyalah

merupakan ukuran permulaan retak-rctak rambut yang sering tidak terlihat dcngan

mata tclanJang, apabila beton telah retak sebclumnya oleh beban berlebihan, susut

atau sebab lainnya maka retak dapat terlihat kembali pada tegangan tarik terkeeil.

Apabila fr adalah modulus keruntuhan dari penampang maka rumusannya:

Mer e F( e+kt ) .._fr.Wb _. pada tcngah bentang

Mer = F ( e - kb) + fr. Wt ... pada tumpuan

Dimana:

Mer - mornen retak balok

F ~ Gaya pratekan efcktif

kt ~ kern atas

kb = kern bawah

e = eksentrisitas tendon pratekan terhadap ege

fr - tegangan retak balok 0, 7 Jfc"

Untuk balok B lantai 6

F = 1860000N

l.:t = 149,6 mm

kb = 281,2 mm

clap 450 1nm

e tum~!) = 80 mm
~Tl/GAS AKIIIR ( TS 1780)

W"b-11530 197 1 mm'

Wt - 216673400 mm'

1-"r 0.7 /so Mpa -1.94Mpa

:vier lap-1860000(450 1-19,6) 4,94 x 115301971

1348874141 1\rnm

Perhitungan yang lain dicantumkan da1arn tabel berikut :

Tabc14.6.20 Kapasitas mom en rctak pada tengah bentang ( serat bawah)

~lok F I e kt I fr Wb Mer
!
I
-- ( N) l mm l lmm l ( Mpa) mm> (Nmml
f-~-116 t,S6c+o6 450 149,6651 4 949747 115301972· 1348874141
c 11 6 3 751::+06 450 1496651 4 949747 115301972 2255567731
Dlt6 1.86E+06 450 149,665 1 4,949747 115301972 1348874141
5lt6 l 6 11':+06 450 149 6651 4,949747 115301972 1228941127
6 lt 6 I 6 l E+06 450 1496651 4,949747 115301972, 1228941127
~tap 91 1 9E+O~

__f_atae t.67E...~
450
450
.
149.6651 4 949747 115301972 897446275
149,665 1 4 ,949747 115301972 1257725050
1
D atap 9. l 9E+05 450 149,6651 4 949747 115301972 897446275
5 atap , 8.86E+05 450 ' 149,6651 4 949747 115301972 881615117
II

I 6atae 1 8,86E•05 450 149,6651 4,949747 115301972 881615117

Tabel 4.6.21. Kapasitas momen retak pada tumpuan ( serat atas )

balok F e kb fr Wt Mer
I
( Nl ( mm) Cmml ( Moa) mnl ( Nmm )
I B 116 186E~ 80 281 2479 14 ,949747 216673388 1395519732
c 116 3 75E+06 80 281 ,2479 4 949747 216673388 1941726569
~ lt6 1.86E+06 80 281 ,2479 4,949747 216673388 1395519732 I
5116 I 6 1E+o6 80 281 2479 4,949747 216673388 1323270151
6 11 6 I 61E+06 80 281,2479 4,949747 216673388 1323270151
Batao 9 19E+OS BO 281 2479 4,949747 216673388 1123572307
C atap I 67E+06 80 281 2479 4,949747 2 16673388 1340610050
0 atao 9 19E.0.05 80 281 2479 4 949747 216673388 1123572307
5 alao 8 86E+05 BO 281,2479 4 949747 216673388 1114035362
6 atao 8 86E+OS 80 281 2479 4 949747 216673388 1114035362

lV-62
~TUGAS J\KIIIR ( TS 1780)

b. Momen £3atas (Mn )

Mctode sedcrhana unwk menentukan kckuatan lentur batas mengikuu

peraturan ACI pada penampang balo~ prat<!gang diamaranya Metode Empms

Murm dan mctode Tcorius Untuk tujuan desain. pendekatan secar rasional

d1la~ukan sabaga• b~nkut in1. ~1etode mi disarkan pada prinsip dasar kopd

penaha n pada balo!.. pratcgang sama scpcni pada balok lainnya. Pada beban batas

kopelterdin dari dua gaya. r dan c yang bekerja dcngan lengan momen (dp-t/2)
dan (dp-a~ 2) 13aja membcnkan gaya tarik T dan beton memberikan gaya tekan C.

(be . bw) 0,85 fc'


be ~

tl llf0'6f!%1Jljj11 Cw

dp
X X

(dp · t/2)
al
'
T
(dp · a/2)

• I, i\ps lrnf J_

Gambar 4. 14. Momen batas pcnampang dengan pendekatan ACI

Berdasarkan gambar 4. 14, perhitungan momen penahan batas (Mn) relatif

sederhana dimana gaya tekan batas bcton C sama dengan gaya tarik batas pada

baja T dapat dilakukan sebagai berikut :

T ~ Aps x fps - Tnf + Tnw

Cf ~ Tnfe Apfx fps • 0,85fc'(b-bw)t

Cw - Tnw = Apw x fps w 0,85 fc'bw a

IV-63
GruGAS AKHIR ( rs 1780 )

Mn .. Tnf(dp-112 t)+ Tnw (dp-1/2 a)

Jika a -< t maka dianalisa dengan ba1ok persegi

Mn - T(dp-112 a)

Mu -9 Mn

Untuk ba1ok B Jantai 6

be ~ 2580 mm a = o,8
bw ~ 500 mm fpu = 1861 ,6 Mpa

t = 130 mm fc' = 50 Mpa

dp = 797,3 mm Aps = 1875,3 mm2

A = 7'70400 rnm= Mu =90219680 Nmm

fy = 1759,878 Mpa
= Aps = 1875.3 = 00243
0
Pp A 770400 '

fps - 11861 ,6( 1- 0,5x0.00243 18:~·~) =1758,51 MPa


Af = t(be-bw) • 130 (2580-500)- 270400 mm2

T = fps . Aps 1758,51 . 1875,3 =3297729 N

Tnf = Af . 0,85 fc' .. 270400 x 0,85 x 50 = 11490400 N

Tnw = T • Tnf 3297729 11490400 = -8,12E6 N

Tnw -8 12E6 .
a =- '
0,85fc'. bw 0,85x50x500
= - 267 mm < t =130 mm penampang perseg1

Mn = T ( d - t/2) - 3297729 ( 797,3 130/2 )


' '~
' TUG AS AKHIR ( TS - 1780 )

= 2,414E9l':mm

OMn- 0,8 (2,414E9) = I ,931 E9 Nmm

Syarat:

1.25 Mer ~ OM n - t I ,809E9 Nmrn S I ,93 1E9N mrn ... . . . .. . . OK

Mu ::;OMn -t 902 19680 Nmm ~ 2,189E9 Nmm .... . ........ OK

Untuk balol..-balok pratekan yang lain momen batas dihitung dengan cara yang

sama dan hasilnya disajikan pada tabel bcnkut :

Tabel 4.6 22. Momen batas pratckan

I balok AI>$
I "" fps T Tnf Tnw • d Mn I
Cmml (Mpa) (N) (N) (N) (mm) mm CNmml

C~6 3948,0 0 00243 1777.2 7E•06 1.1~9E+07 ·4.474E+06 -1 46.2 797 ~ . 136E+09

0~6 1875,3 0.00243 1777 .2 3E+06 1.149h+07 ·8.156E+06 ·266.6 797 _J,•• 1e • 01.
sns 1677.9 I 0.00487 1692,9 3E+06 1,1491i+07 ·8.650E+06 -282.7 797 2080E•09
6h6 ~ 1677,9 0,00487 1692.9 3E•06 1, 149E+07 ·8.650E+06 -242,3 797 2.080E_+Ot_
Batao 987 0 0,00243 11772 2E•06 1.14'1F.+07 1-9.736E·06 -272.7 7~7 1.285E•09
c atop 1677,9 0.00243 17772 3E•06 I I,I49F+07 -8,508E•06 -278.1 797 2.134E+09
_Q,!IliP 987,0 0.00243 1777.2 2f+06 f.IH£+07 -9.736f+06 -3182 rJ97 rJ-285€•09
_§ 81ap 987,0 0.002 18 1786,1 2E•06 1.149£"'(17 -s.n7e+06 -317.9 797 1.291E+09
1 6mo 987.0 0,00218 l_ 1786,1 2E•06_. 1 ,1 4~1:.+07 ·9.727E•06 1·317.9_1 7!!._.J_,29\E+09

OMn 1.25 Mer koflUOII Mu kontrol2


(Nmm) (Nmm) ' (Nmm)

4.624E+09 28 19E+09 ok 1E•09 ok


2,197f+09 1,686E•09 ok 9E+08 ok
1,872E•09 1.536E•09 / 1
ok 6E•Os_
-"~.
1,872E+09 1,536E+09 ok 7E•08 ok

1,156E•09 1,122E+09 Ok 6E+08 ok


1.965€+09 1,572E•09 ok 8E+06 ok
1,156E+09 ( I 122E+09 ok 5E+08 ok
t,t62E+09 1 102E+09 Ok i 4E+08 ok
1,162E+09 \,102E•09 ok 5E+08 ok

1\'-65
GruGAS AKJ JJR (TS - 1780)

4.6.6. Geser balok pratekan

Retak aktbat gcser pada penampang balok beton secar umum dibedakan

menjadt 2 (dua) bagian, yauu :

Retak geser pada badan di dekattumpuan (web cracking)

Retal.. lentur gcser minng di dekattengah bentang (Incli ned flexure shear

cracking)

Kekuatan pcnampang untuk mcnhan retak akibat geser ditentukan oleh kekuatan

dari beton dan tulangan gcscr yang terpasang. Adapun prosedur perhitungan

perencanaan tulangan gcser pada balok sebagai berikut :

I. Dengan penampang yang ada dihitung kemampuan penampang untuk menahan

gaya geser, yaitu :

Rctak badan (Yew) akibat geser didekat tumpuan

Yew - 0,3(Jf2 +fpc~wd+ Vp

Dimana:

fpc = Fef
Ac

bw • Iebar badan pcnampang pada tumpuan

d : jarak dan cgs ke serat ataS penampang

Vp tckanan tendon ke atas

Retak miring akibat lentur (Vci) didekat tengah bentang

Yci = 0,05./kbw d + Vd + Vi. Mer> O,J4.,ff;.bw d


Mmak

dimana:
GTUGAS AKHIR ( TS - 1780)

Mer =( ~r){o.sffc' + JP<! - fd)


fpc F. (e + kt) dan fd ., Mo
Wb Wb

2 Dari kckuatan penampang yang ada dan gcscran ckstcrnal yang terjadi, maka

dapat ditentukan apakah penampang perlu tulangan geser atau cukup dipasang

tulangan geser minimum saja. Besarnya gaya geser yang harus di tahan oleh

tulangan .

Vs - V- Vc dimana Vc adalah Vcw atau Vci

3. Dengan mengetahui besamya gaya geseran yang mesti ditahan oleh tulangan

maka dapat direncanakan berapa kcbutuhan tulangan untuk manahan gaya

tcrsebut.

Untuk sengkang tegak lurus

Vs = Av. fy.d
s

Untuk sengkang miring

_ Av.fy.(sina - cosa)d
VS- --~~~--~~
s
dimana:

Av = Iuas tulangan sengkang

fy = tegangan lelch tulangan

d =jarak dari cgs ke serat pcnampang

S - spasi tulangan scngkang

a - kemiringan tulangan sengkang terhadap horisontal

4. Bcberapa kctentuan untuk tu langan scngkang geser:

n • , ..,
GruoAS AKHIR <TS 1780 )

fy $ 400Mpa

jarak rulangan geser

s ~3/4 d

$600mm

Apabila Vs > J/3 Jft'bwd

S$ J/2 X 3f.. d

s 300mm

- Tulangan sengkang dipasang minimum apabila :

Vu
YzVc< - <Vc
¢

Av . = bw.s
""" 3.fy

- Kemampuan tulangan geser maksimum :

Vs,u = 213 ..{jdbw.d


1780)

11>"1& ~
&~ .., 1 - -....;;;;....
•l u

Gam bar -1. 15. Ana lisa ge~~:r

Dari nnalisa Sap 2000 didapal

Vug 820643,q N

Vp 601322,3 \1

Vd 3901\49 N

F 3.75 1:6 N

Ac 770400 mm •

VI = 222922 " 1\
1(1 II - 32-1.6mm

- 66-1,8 mm

Vu - Vug Vp 21q321.6 K

D1rcncanakan tulangan ~cngkang 0 10 mm dcngan A\= 157 mm:

- rctak badan d1dekat tumpuan

18000 1 2 1000
- . · 219321,6 = 213229,3 N
18000

3 75 6
fpc · F; • 4 86M a
Ac 770400 . p
~TUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

18 1000
V 11111 - 000-I/ 2 · 60I3223 - 5846 189N
p 18000 • '

Vcw • 0.3(& + fpc~w d + Vp

= o,3(J50 + 4,86)5oo. 324,6 + 584618,9

- 1165542,59 N

pcrlu tulangan geser atau tidak:

Vnl -2 19321/0,6 =365535 N < Vcw ... Tidak perlu tulangan geser

. .
Drpasang sengkang mmrmum S = 3Av.fj•
---'- = 3.78.320 = 149, 76 mm
b~ 500

Dipasang sengkang 6 I 0 - 150

- Rctak miring akibat lentur

Vu11~L =
18000 4500
-
18000
.21932 1,6-164491 ,2 N

18000 4500
Vd II~ I = -
18000 .390849 a 26313675N
'

Mer ~ 2530279838 Nmm

18000 4500
Vllf4t. - 222922 5' 167 191 87 N
18000 • '

M maks = 169106210Nmm

Vci =0,05/J'2bwd+ Vd+ Vi. ~~0.14~bwd


Mmak

Vci=005-.Js0.500.664 8 -'-263136 75+ 167191,87.2819459663


• ' • 169106210

- 3984107,89N
~TUGAS AKI IIR ( TS - 1780)

Vul~ a 21932 1,6/0,6 ~365536 N < Vci.

Di pasang sengkang 0 I0 200

4.6.7. Kon trollcndutan

Lendutan awal ditcngah bcntang

1. Akibat beban merata tendon

, • 8F.y = 8.4,551:'6.530 _ N/mm


2
59 54
p /} 18000 '

6 S.p'./,
4
= 5.59,54.18000' _
58
mm
384.£/ 384. 186165.7525519E4 '

2. Akibat berat sendiri dan pelat

Dari hasil SAP 2000 didapat lcndutan sebesar 6 = 21 mm

3. Akibat cksentrisitas tendon

6~ M.l} = 4,551:"6.450. 180002 =


59
lmm
8.£/ 8. 186165.7525519£4 '

6 tot ~ 5,8 21 - 5,91 - - 21,11 mm

Lendutan saat serv~se

I. Akibat beban merata tendon

. ~ 8./· .y = 8.3,75M.530 _ N/mm


49 07
p /} 180002 '

= S.p'.J: = __5.49,07. 180004 _ mm


6 4 78
38-l.EI 384. 186165.7525519E4 '

4. Akibat beban bekcrja

Dari hasil SAP 2000 didapat lcndutan sebesar 6 = 33 mm

5. Akibat eksentrisitas tendon


eTUGAS AKHIR ( TS 1780)

2
L.\"' M.l? = 3,751;6.450.18000 =4 87 mm
8.1!"1 8.186165.75255190000 •

L.\ tot"' 4,78 - 33 4,87 - 33,09 mm

Lcndutan tjin

/, 18000 ~
8,.,. - =- = J 7,5111111 > a total oke
480 480

4.7. PERE:'iCA~AAN BALOK INOUK

Pada dasarnya perhitungan penulangan lentur balok induk sama dcngan

penulangan lcntur balok anak, dcmikian pula halnya dengan perhitungan tulangan

geser dan torsi. I Ianya saja pada penulangan lentur balok induk, dijumpai momen

yang bcrbalik arah akibat pengaruh gcmpa. Apabila kondisi ini teljadi maka

momen pada tumpuan bisa berharga negatif ( akibat gravitasi ) maupun positif (

akibat gempa yang cukup besar )

Scbagai acuan apakah balok dianalisa dengan tulangan tunggal atau

tulangan rangkap adalah sebagai berikut :

o Apabila p perlu < p.,._,, maka tulangan tckan dipasang praktis sa1a

o Apabila p perlu > p._, , maka tulangan tekan dibutuhkan untuk

menambah kckuatan.

I. Scbagai contoh perhitungan : Balok induk lantai 5 ( As 8 ,2-3 )

2. Data- data pcrencanaan balok induk

- fc' - 30 Mpa

- fy - 320 Mpa

- sci i mut be ton = 40mm


GTUGAS AKJ IIR ( TS - 1780 )

- diameter tulangan utama - D25 mm

- diameter tulangan sengkang =9 10 mm

3. Anahsa gaya - gaya dalam balok mduk

Dengan menggunakan pr01,rram bantu sap 2000 didapat gaya - gaya

sebagai berikut .

I Kombinasi Mki Mlap Mkn Vu T


KNm KNm KNm KN KNm
1,2D + I,6L r -184.339 83,736 -154,635 173,76 18,246
I 05 (D+Lr+E~., ) -282,165 53,003 67 410 165,17 I 1,469

4.7.1. Penulaogan 1entur balok induk

m ~ !..r.;, -
320
- 12 55
0,85/c' 0,85.30 '

Pt>
~ 0,85jJ1
fy
.jc'( 600 )
600 + Jy
_ 0,85.0,85.30( 600
320 600 + 320
)= 00442
,

Pmal:s = 0,75 . Ph ={), 75 x 0,0442 ~ 0,0331

p.,... = ~
jj = ~
320 - 0,004375

o Penulangao daerah tumpuan

Pada perbitungan penulangan daerah tumpuan, momen yang dipakai

merencanakan adalah momen tumpuan kiri karena harga momen tumpuan kiri

lebih besar dibandingkan dcngan momen tumpuan yang kanan, dengan anggapan

balok adalah pcrsegi.

Mu"""P""" e 282,165 X IO" Nmm


GruGAS AKIIIR crs - 1780)

b ~ 400 mm

d = 600 40 - 10 Y, .25 = 537.5 mm

Rn = 2,82xl0s =305MPa
0.8 X 400 X 537.5 2 '

=_I
p 12,55
[J-,./J- 2 X 12,55x 3,05]
320

p a O.QJ > p IIUn • 0.0044

As perlu = 00101 x400x537.5

= 2 189.3 1 mm 2

Dipakai tulangan 5 D 25 (As = 2454.4 mm2 )

Kontrol Mu :

T = Cc

As. fy - 0.85.fc' .b.a

As.fy
a =---
0.85.fc'.b
2454.4 X 320
---..,.....;.._:- = 77 mm
0.85 x 30x 400

Mu "'q1 As.fy (d- a/2)


= 0.8x 2454.4 x 320(5375- 11n )
1
=3.136x 10 Nmm> Mu,.._. = 2.82 x 101 Nmm ............Ok1

o Penulangan daerah lapangan

d = 600 - 40 10 - 'h .25 ~ 537.5 mm

be = 1500 mm
8 37 1
Rn - · x 0' = 0,965MPa
0.8 X 400 X 5J7.5 2
GTUOAS AKIIIR ( TS 1780)

p= - 1- [1- /1 2 X 12,55 X 0,965]


12,55 ' 320

P - 0.0028 < P man= 0.0044

As pcrlu - 0.0044 X 400 X 537.5

• 946 mm~

Pakai lulangan 3 D 25 (As- 1472,46 nml )

Kontrol Mu :

Dianggap balok T palsu

As.fy
a=--
0.85.fc'.bc
1472 46 320
• x - 1231 mm < tpclat=l30mm
0.85x30x 1500 '

Mu =q> As. fy (d - a/2)


=0.8 X 1472,26 X 320 (537.5 • 12,31 /2)
=2.00 x 10~ Nmm > Mu",.,.. = 8,32 x I0 7
Nmrn .......... .Ok1

4.7.2. Penulanga n geser dan torsi

Percncanaan penulangan geser dan torsi direncanakan berdasarkan pada

ke1entuan-ke1en1uan yang dialur dalam SKSNl T -15-1991- 03 pasal 3.4.

I No. Koodbi Desain


I Rtfennsi
SK-SNI Tulaogan Ptrlu
T-IS-1991-03

I I
Tu < ~(iJrz.~>ly) 1Pasal3.4 6 butir I

Torsi dapat diabaikan ITidak ada


Vu < cji.Vc/2 Pasal 3 4.5 butir
5·1
Tu < ~(-k ~fc'Ix
2
I 2
y) Pasal 3.4.6 butir I Geser minimum saja
Torsi dapat diabaikan J>ers.3 .4· 14
cjiVc> Vu > c!>Vcl2 Pasal 3 4.5 butir Av = bw.s /J.ty
- 3 Tu < ~(.~plf2I x ly)
5·3
I
Pasal3 4.6 btuir Hitung minimum saja
I ITorsi dapat diabaikan I Pers.3.4- 17

1\1 .,(
OruGAS AK.HIR <TS - 1780)

Vu> t>Vc jPasal 3 4 S butir (vu - +Vc}s


6·1 Av=
q_fy.d

Tu < ~ Jfu'~::X yJ Pasal 3 4 .6 butir I Torsi minimum saja


4 2

Vu < ~Vc/2 Pasal 3.4 s butir 2.At = bw.s /3.fy


5-1

~
Pers.3.4.16 dan untuk A 1 pada
oers 3.4·24 dan 3.4-25
Tu >~Tc Pasal 3 4 6 butir I Kombinasi geser dan torsi
~Vc > Vu > ~Vc/2 Pasal 3.4 S butir Pers.3 4- 16
5-5
l 6 Tu ><f!Tc
Av.,. 2At ; bw.s / 3.fv
Pasal 3 4 6 butir 9 Hitung kombinasi geser dan
f

I sub butir I
~!omen torsi dibutuhkan Pasal 3 4 6 butir 2
untuk keseimbangan
rorsi

At=
(Tu - Fc};
G>.JY.a t.xt·Yt
Desain untuk Tu Pers.3.4-23 dan untuk A 1 pada
Ioers 3.4-24 dan 3 4-25
7 Tu > ~Tc l'asal 3 4.6 butir 9 Hitung kombinasi geser dan
sub butir I torsi
Analisa penampang oak At = (Tu- (j>Tc);
rctak untuk momcn torsi
Tu (j>.l)'.a,.xt.y,

Desain untuk Tu at au Pers 3.4-23 dan untuk A 1 pada


desain berlebih untuk torsi pers 3.4-24 dan 3.4·25
retak

8 • Tu>4Tc ' Pasal 3 4 6 buur 9 Besarkan penampang


sub butir4

o Yu ; 173,76 KN = 1,73 x 105 N

o Tu = 18,246KNm ; 1.82 x 107 Nmm

a. Torsi maksimum yang mampu dipikul penampang

Geser torsi minimal (batas) :

Dimana :
GruGAS AKHIR <rs - 1780 >

d1ambil yang terbesar yaitu : 1.146 x lOR mm1

Tu ~ - x / 30 x 1. 146 x 1 0~- 3, 13 x 101 Nmm > 1,82 x 101 Nmm


1
20

Jadi torsi dapat diabaikan dan dilakukan pcrhitungan geser saja.

b. Kebutuhan Tulangan Geser

¢,Jf2
~Vc = - - bwd
6

06
= · X
6
J30 X 4QQ X 537.5

= 1.177 X 105 N

<pVc ::0.588 x 105 N


2

Vu - 1,73 x 105 N > ¢ Vc ............ Kondisi desain npmor 3

s = Av.<p.fy.d
(V u - <pVc )
( 2 X 0.25 X 1t X 102 ) X 0.6 X 320 X 537.5
293, 13 mm
( ),7}- 1. 177) X JOl

Pada lokasi sepanjang d dari muka kolom, spasi maksimum tulangan gcscr

tidak boleh mclebihi nilai (SK SNI T-1 5-1991-03 pasal 3. 14.9.3):

d 537.5
• - ~ - - = 134.4 mm
4 4

• 10 x diameter tulangan longitudinal - 10 x 25 = 250 mm


~TUGAS AKHI R ( TS 1780)

• 24 x diameter tulangan gcscr = 24 x I 0 = 240 mm

• 300 mm

Untuk daerah diluar jarak d dari muka kolom, spasi maksimum tulangan

geser yang diijinkan 11dak boleh melebihi (SK SNI T-15-1991-03 pasal

3.4.5.4 )

d 5375 -
• • -- ~ 268.7:> mm
2 2

• 600 mm

Maka dipasang sengkang :

Dalam jarak d : $ 10 - 130

Luar jarak d : $ 10 - 250

4.7.3. Panjang Penyaluran

I. Panjang pcnyaluran dari tulangan tarik

Untuk batang tulangan 036 dan yang lebih kecil sesuai dengan perumusan SK

SNI T -15-1991-03 pasal 3.5.2. , diambil harga yang lebih besar dari :

• Ldb = 0.02.Ab.fy
Jf2

- 0.02 x 49087
J35 x 320 = 53102
. mm

tapi tidak boleh kurang dari :

• Ldb = 0.06.db.fy

~ 0.06 x 25 x 320 480 mm

1\ ' "'1'0
OTUGAS AKIIIR ( TS - 1780)

Diambil panjang penyaluran Ldb =550 mm.

a. f at..1or faktor yang mengubah panjang penyaluran dari tulangan tarik :

• Kelebihan tulangan yang dipcrlukan lebih dari analisa maka panjang

As ,.
penyaluran tulangan tekan dikalikan dengan faktor "'
As,....,.,

~ Tulangan - tulangan diatas , tulangan horizontal dengan beton yang yang

dicor dibawahnya lebih dari 30 em maka panjang penyaluran dikalikan

dengan faktor I,4

b. Ld tidak kurang dari 300 mm

2. Panjang penyaluran dari tulangan takan

a. Panjang pcnyaluran dasar sesuai dengan perumusan SK SNI T-15-1991-03


pasal 3.5.3 untuk tulangan tekan untuk semua ukuran tulangan harus

diambil sebesar :

• Ldb = db.fy
4./fu'
25 X 320 Q6
.. ;J35= 338. mm
4

tapi tidak boleh kurang dari :

• Ldb =0.04.db.fy

"' 0.04 x 25 x 320 = 320 mm

Diambil panjang penyaluran Ldb ~350 mm.

b. faktor modifikasi yang mcngubah panjang pcnyaluran tulangan tekan :


OTUGAS AKJJIR ( TS - 1780)

• kelebihan tulangan yang diperlukan lebih dari analisa maka panjang

penyaluran tulangan tekan dikalikan dengan faktor As"'""


As",...na

c Ld - 2Lb dan udak kurang dari 200 mm

-t. 7.4. Kootrollendutan dan rctak

4.7.4.1.Kontrol Lendutan

Kornponen struktur bcton yang rnengalami lentur harus dirancang

agar mernpunyai kekakuan cukup untuk membatasi deformasi yang

mungkin mcmperlcrnah kckakuan ataupun kernampuan kelayanan struktur

pada beban kelja. Scsuai dcngan SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.2.5,

apabila lendutan tidak dihitung maka tcbal balok harus lebih besar dari

tcbal minimum yang disyaratkan. Adapun syarat tebal minimum adalah

seperti yang tercantum pada tabel 3.2.5.

Untuk perhitungan ini, lendutan tidak dihitung dikarenakan pada

perhitun~:,ran perencanaan dimcnsi balok tebalnya sudah. diperbesar. Jadi

tebal balok yang ada lebih besar dari tebal minimum yang disyaratkan.

4.7.4.2.Kootrol Retak

Bila tegangan leleh rencana fy unutk tulangan tarik melebihi 300 Mpa dan

penampang dengan momen positif dan negatif maksimum , harus diproporsikan

sedemikian schingga nilai Z yang dibcrikan SKSNI T- 15-1991-03 ayat 3.3.6.4

yaitu:

Z ~ fdjd, A dimana :
eTUGAS AKHlR ( TS - 1780 )

f, - tegangan dalam tulangan yang dihitung pada beban kerja ( Mpa ).

d.: "' tebal selimut beton diukur dari scrat tarik terluar ke pusat batang
tulangan atau kawat yang terdckat (mm ).

A = luas cfektifbeton tarik disekitar tulangan lentur tarik dan mempunyai


titik pusat yang sama dcngan titik pusat tulangan tersebut dibagi

engan jumlah batang tulangan atau kawat ( mm2 ).

Tidak mclebihi 30 MN/m unutk penampang didalam ruangan dan 25 MN/m untuk

penampang yang dipengaruhi cuaca luar , dimana fs boleh diambil sebesar 60%

dari kuat lelch.

Contoh perhitungan :

fy - 320 MPa

fs =0.6 x 320 = 192 Mpa

de = 40 - I 0 + 2512 = 62.5 mm

A = d.b/n tul = 537.5 x 400 / 4 ~ 53750 mm~

Z - 192 x V62.5x 53750 ~ 0.03 .106 N/mm < 25.106 N/mm .......Ok!

4.8. PERENCANAAN KOLOM

SKSNI T-15-1991-03 membcrikan definisi, kolom adalah komponcn

struktur bangunan yang tugas utamanya mcnyangga beban aksial tekan vertlkal

dengan bag1an tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral

terkecil. Sebagai bagian dari suatu kerangka bangunan dengan fungsi dan pcran

seperti tersebut, kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur

bangunan. Kegagalan kolom akan bcrakibat langsung pada mntuhnya komponcn


OrvoAs AKHIR ( rs - 1780)

struktur lain yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh

total keseluruhan struktur bangunan.

Suatu komponen struktur yang menerima momen lemur dan aksial tekan

secara serentak harus diperhitungkan sebagai beam kolom dengan

mempertimbangkan pengaruh tekuk yang terjadi akibat pengaruh kelangsingan

komponen struktrur tersebut.

Dengan adanya faktor tekuk akibat pengaruh kelangsingan ini , pada

komponcn struktur tekan dan lcntur akan tcrjadi momen tambahan . Untuk suatu

kom ponen strukutur tckan dan lentur langsing , momen - momen pada ujung

kolom harus diperbcsar dengan suatu faktor pembesaran yang akan diuraikan pada

uraian dibawah ini.

4. 8.1. Panjang tc kuk kolom

Panjang tekuk kolom adalah panjang bersih kolom antara pelat lantai atau

balok diuJung - ujungnya yang dikalikan dcngan suatu faktor tekuk ( K ) yang

besarnya:

Ks I , untuk kolom tanpa pengaku samping ( unbraced ).

K S I , untuk kolom dcngan pengaku samping ( braced ).

Faktor tekuk (k) dipcrhitungkan scbagai fungsi dari kekakuan relatif (111)

dari kolom terhadap balok-balok pada pertemuan di ujung-ujung kolom.

Kekakuan relatif (W) adalah nilai banding antara jumlah kekakuan kolom dibagi

dengan panjang kolom, dan jumlah kckakuan balok dibagi dengan panjang balok.

I"(AIJ3) -
L (El/L) kolom
--
r - L(l::f!L) balok
OTUGAS AKHIR { TS - 1780 )

dimana ·

IV (AlB) ~ kekakuan relatif masing-masing ujung kolom A dan B

EIIL = faktor kekakuan kolom atau balok yang ditinjau

l\1lai dan faktor tekuk (k) dapat diperoleh dari nomogram atau grafik

Alignment dari Srructural Stahtlity Research Counctl Guide deogan cara menarik

garis yang menghubungkan nilai wA dan IVB yang akan memotong garis skala

nilai k yang berada di tengah. Dalam hal ini disesuaikan apakah kolom yang

direncanakan tcrgolong braced frame atau unbracedframe.

4.8.2. Pembatasan tulangan kolom

SKSNl • 9 1 pasal 3.3.9.1. menyebutkao bahwa rasio penulangan kolom

d1isyaratkan unutk tidak kurang dari 1 % , tetapi tidak lebih dari 8 % dari luas

bruto penampang kolom .

0,0 1$ p s 008

Pcmbatasan rasio tulangan minimum ini dnujukan untuk mencegah tcrjadinya

ratak akibat rangkak ( creep ) yang te~adi pada bcton, sedangkan pembatasan

rasio tulangan maksimum didasarkan pada pertimbangan kesulitan pemasangan

dilapangan.

Jumlah minimum batang tulangan memanjang kolom adalah 4 buah untuk

kolom dcngan pengikat scgi empat dan 6 buah untuk kolom dengan pengikat

spiral.
OTUGAS AKHfR ( TS 1780)

4.8.3. Kolom pendek

Suatu unsur tekan pendek bila dibebani gaya aksial lebih besar dari

J..apasitasnya akan mengalami keruntuhan bahan yaitu runtuhnya beton sebelum

mencapai ragam kcruntuhan tekuknya. Oleh sebab itu untuk perencanaan struktur

tckan pendek, bahaya akibat tekuk tidak perlu diperhitungkan.

Suatu komponen struJ..1ur tckan dikatakan pendek apabila perbandingan

kelangsingan yaitu perbandingan antara panjang tekuk kolom (k Ln) terhadap

radius girasi (r) mcmenuhi :

k Ln < 34- 12 ~ ( untuk sistem dengan pengaku )


r M 2b

k Ln < 22
( untuk sistem tanpa pengaku )
r

dimana M1b dan M2b adalah momen-momen lentur ujung pada unsur

struktur yang sccara numcrik terkccil dan terbesar, dan perbandingan antara M 1b /

M2b adalah positif untuk kurvatur tunggal, dan negatif untuk kurvatur ganda. Nilai

r dapat diambil sebesar JTi7\ atau 0.3 h dalam arah momen yang ditinjau untuk
kolom persegi, 0.25 d untuk kolom bulat ( d =diameter kolom ).

4.8.4. Kolom panjang

Apabila mlai perbandmgan kelangsingan untuk kolom pendek diatas tidak

terpenuhi, maka suatu komponen struktur boleh dikatakan kolom panjang.

Kolom dengan perbandingan kelangsingan besar akan menimbulkan

lendutan kcsamping (menekuk) akibat momen sekunder yang teljadi, sehingga

mengurangi kekuatan nominal dari kolom panjang tersebut Untuk itu dalam
~TUGASAKIJJR (TS - 1780)

perhitungan kolom panjang diperlukan suatu fak1or pembesaran momen yang

diperhllungkan tcrhadap panjang tckuk kolom.

4.8.5. Faktor pembesaran momen

Dalam SKSNI T-15-1991-03 pasal 3.3. 11.5 menetapkan bahwa

perencanaan komponcn struktur tekan beton bertulang dilakukan dengan

menggunakan beban aksial rencana (Pu) yang didapat dari analisis rangka elastik

dan momen rencana yang sudah dibesarkan (Me) yang didefinisikan sebagai :

Dengan:

M2b "' Momcn berfaktor terbesar pada ujung kolom aki bat beban
gravitasi.

Mz, - Momen bcrfaktor tcrbesar akibat beban yang menimbulkan

goyangan lateral besar, sepert bcban gempa, dll.

Faktor lib dan li, adalah pembcsaran momen yang dapat ditentukan sebagai

berikut :

lib - Cm ~I dan lis= Cm ~I


1- (Pu I cpPc) 1-(Lrutq~ IPc)

Dimana.

Cm - 0.6 + 0 4 [M,.
M2•
]>0.4

Nilai Mtbl M2" negatifurnuk momcn double curvature.


GTUGAS AKJ II R ( TS - 1780)

Untuk unbraced frame Cm = I


Menurut SK SNI T-15- 1991-03 pasal 3.3. 11.5-1, untuk unbraced frame

kedua mlai ob dan OS harus dihitung, sedangkan untuk braced frame OS harus

diambil sebcsar I

El .. 0.2Eclg+ Esls
I +~d

"'0.3 t::c lg (pendckatan)

~ = faktor rcdukst kekuatan = 0.65 (untuk komponen kolom


dengan tu langan spiral maupun sengkang ikat )

Dalam perencanaan gcdung ini, kolom direncanakan sebagai unbraced

frame.

4.8.6. Penulaogan lentur kolom

Dari perhitungan pembesaran momen diatas, maka penulangan lentur

kolom dapat dicari dengan bantuan diagram mteraksi M-N non dimensi dari

Tabel, Grafik dan Otagram lntcraksi Untuk Perhirungan Konstruksi Beton

Bcrdasarkan SNI I993, tcrbitan Teknik Sipil -ITS.

adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penulangan lentur kolom

adalah sebagai benkut ·

I. Tetapkan apakah kolom tcrmasuk braced atau unbraced. Dalam

perencanaan ini jcnis kolom adala h kolom unhraced karena tidak memakai

dinding gescr untuk mcnahan gaya lateral.


OruoAs AKHTR ( rs 1780}

2. Tetapkan apakah kolom termasuk kolom pendek atau kolom panjang.

Sepcrn telah d1jelaskan d1 atas, b1la termasuk kolom pendek maka tidak perlu

dilakukan pcmbesaran momen, dan sebahknya. Peninjauan kolom pendek atau

kolom panJang dilakukan pada kedua arab sumbu global. Hal ini dilakukan

sebagai langkah keamanan.

3. Momen yang Ielah dipcroleb dari langkah 2, kemudian dihitung

momen el.:uivalensinya D1mana momen dua arah (biGJCial) dijadikan satu arah,

yaitu ke arah yang kritis. Rum us yang digunakan adalab :

b 1- ~
~Mnx=Mux+Muy - . -- untuk Mux> Muy
h 13

q>Mny = Muy+Mux b l - ~ untukMux<Muy


h ~

Harga P berkisar antara 0.55 sampai dengan 0.65. Untuk desain lebih

akurat biasa digunakan 0.65. Dan dua harga momen di atas dipilih yang terbesar

untuk mendesain tulangan dengan bantuan diagram interaksi. Diagram interaksi

M-N tersebut d1buat berdasarkan bermacam-macam mutu beton dan mutu baja

tulangan, sumbu ordmatnya menyatakan Pu dan sumbu absisnya menyatakan Mu

dengan rumus sebaga1 benkut ·

Kv - ~,pPn .. .. .. . .. .. ... .. . un tuk sumbu ord'mat (y)


, Ag

~,pMn
Kx ..... ............... . untuk sumbu absis (x)
Ag.h
OTUGAS AKHIR ( TS - 1780 }

Nilai Pn diperoleh dari hasil analisa SAP 2000, sedangkan Mn diperoleh

dari rumus di atas. Besamya Pret~u diperoleb dengan menarik garis sejajar sumbu x

sebesar Kx yang dqlotongkan dengan garis sejajar sumbu Y sebesar Ky

·t Memahh JUmlah tulangan sesua1 dengan A P<rl•• dengan rumus :

Apcrlu = J>r<"tiU· b . h
yang nantinya akan menghasilkan A.c~n.

5. Pengontrolan membandingkan Pn penampang dengan Pn yang

ter.Jadi.

Bila Pn penampang > Pn yang terjadi ~ Kolom kuat

Bila Pn penampang < Pn yang terjadi ~ Kolom tidak kuat

4.8.7. Kontrol dengan bresler resiprocal method

Bresler Reciprocal Method merupakan salah satu teori dalarn pengecekan

kolom yang mengalami momen dari dua arah (biaxial bending). Sebagai alat

bantunya digunakan diagram interaksi yang sama dengan yang digunakan untuk

merencanakan tulangan lentur kolom.

Prosedur perhnungannya adalah sebaga1 benkut :

I. Hitung harga e untuk masing-masing arah momen. Momen yang


h

digunakan ialah momen yang dihasilkan dari langkah-langkah perencanaan

tulangan lentur kolom


<I?TUGASAKII!R(TS - 1780}

2. Dari harga ! unruk masing-masing arab momen dan p yang


h

digunakan, lalu titik pertcmuannya diproyeksikan sejajar sumbu x untuk

memperolch harga 9 Pn . Maka harga Pn untuk arah x dan y dapat diperolch.


Ag

Kekuatan penampang tekan yang memperoleh gaya aksial dan momen

lentur dalam dua arah sumbu utamanya (momen biaksial) dapat dirumuskan

sebagai berikut :

I I I I
- =- +-- - ~ Pn ada
Pnb Pnx Pny Pob

dimana:

Pnx = gaya aksial nominal arah x

Pny .. gaya aksial nominal arah y

Pob =kekuatan nominal tanpa eksentrisitas


= 0,8 41 (0,85 fc ' (Ag - Ast ) + fy. Ast)

Dengan harga ~ •.2. danp yang tclah terpasang, maka nilai Pox dan Poy
h h

dapat d1cari dengan diagram interaksi M - N dengan rumus :

kx Ag
0,65

ky.A~
0,65

d1mana kx dan ky adalah konstanta yang didapat pada sumbu ordinat

diagram interaksi M- N untuk Pn, dan Pny.


~TUGAS AKI IIR ( TS - 1780)

4.8.8. Penulangan Gescr dan Torsi Kolom

Penulangan gescr dan torsi pada kolom pada dasarnya adalah sama dengan

penulangan gescr dan torsi pada balok, hanya pada kolom daerah ujung-ujung

kolom harus mendapat perhauan khusus sebagai syarat bagi suatu struktur

bangunan beton bcrtulang yang tahan gempa.

Adapun hal-hal yang perlu dipcrhatikan dalarn merencanakan tulangan

geser-torsi pada kolom adalah sebagai berikut :

• Rasio tinggi antara kolom terhadap dimcnsi terkecil kolom ti dak

boleh lcbih besar dari 25.

• Pada sel uruh tinggi kolom harus dipasang tulangan transversal dari

sc ngkang tcrtulup maupun scngkang majcmuk.

• Spasi maksimum dari sengkang tertutup pada kolom tidak boleh

leb1h dari d/5, sepuluh kali diameter tulangan longitudinal terkecil, 24 kali

diameter sengkang dan 300 mm.

• Pada daerah yang tidak mcmerlukan sengkang tertutup, sengkang

harus dipasang dengan spasi tidak lebih dari d/2 pada seluruh panjang komponen

struktur tersebut

• Pada komponen strul.."tur kolom, torsi kompabilitas tidak bolch

dipaka1 karcna pada kolom tidak tcrjadi redistribusi gaya-gaya dalarn kecuah

untuk suatu komponen kolom khusus.

• Pada daerah ujung sejarak d dari muka kolom, kuat geser yang

disumbangkan olch beton (~ Vc) harus diarnbil sebesar setengah dari yang

disyaratkan dalam SK SNI T- 15-1991-03 pasal 3.4.

,, • nn
~
~TUGAS AKIIIR ( TS - 1780)

Selanjutnya untuk langkah-langkah perhitungan penulangan gcser tors1

kolom hamp1r sama dcngan perhitungan geser torsi pada balok.

4.8.9. Pcrhitungan Pcnulangan Kolom

Dalam percncanaan ini elemen kolom direncanakan dengan sistem

cor ditempat ( Cast in stfu ), dan sebagai contoh perh1tungan diambil

kolom lantai I dengan data percncanaan sebagai berikut :

• Dimensi kolom = 500 x 500 mm2

• Mutu bcton (fc' ) = 30 MPa

• Mutu baja (fy) - 320 MPa

• Decking - 40mm

• Tulangan Utama = 040

• Beugcl = $ 10

• d'= 40 + 10 +'1240 = 70mm

• Tinggi kolom = 4000mm

• Jcms kolom = unbraced (tanpa pengaku)

4.8.9.1.Penulaogan lcntur kolom

Dari data program struktur SAP 2000 diperoleh gaya-gaya dalam yang

bckerja pada kolom scbagai berikut :

• Pu ~ 444800 kg = 4448000 N

• M2, (x) " 37220. 19 kgm = 372201.9 Nm

• M l b (x) - 155.83 kgm 1558.3 Nm

. .. ' . . .
~TUGAS AKHIR ( TS - 1780)

• M~o (y) = 387 11.39 kgm = 387113.9 Nrn

• Mlb(Y) =35 1.91 kgm = 3519.1 Nm

o Perhitunj!nn faktor tekuk ( k)

F.c 4700 x /ft' =4700 x J30 =25742.96 MPa


El balok (ukuran 400 mm x 600 mm)

lg - 1/ 12 X 400 X 600 3 = 7.2 X 109 mm 4

lcr • 0.5 x lg "'3.6 x 109 mm4

El balok "'Ec X lcr = 9.27 X 10 13

El kolom (ukuran 500 mm x 500 mm)

lg = l/12x500x500 3 = 5.21 x J0 9 mm4

El kolom ~ 0.3 x Ec x lg =6.7 x 10 13

Faktor Jepitan Atas :

'l'a =
L (F.Ic!Lc) kolom - 2 x (6.7 x 1013 /4000)
=I 09
L (Elb/Lb) balok 2 X (9.27 X I013 /6000) .

faktor jepitan bawab

y A = I • secara toritis untuk terjepit penuh 1:1 A = 0, tctapi Structural

Stability Research Council menyarankan bahwa untuk tujuan

praktck y A tidak boleh diambil kurang dari I.

Dari nomogram non dimensi didapatkan faktor tekuk k = 1.40

o Kontrol kclangsingan

Jenis kolom ada lah kolom tanpa pengaku (unbruced frame)

Jari-jari girasi (r) - 0.3 h = 0.3 x 500 = 130


GTUGIIS AK fJJ R ( TS - 1780)

k.Lu
N1lai Kelangsingan
r

I 40x(4000- 300)
130

= 34 .5 > 22

Maka pcngaruh kelangsingan dipcrhitungkan.

o l'erhituogan 11embesaran momen

Untuk unhraced(ranut nilai Cm = 1

f'u - 4437290 N - 4.44 x 106 N

2E 6 7 0"
2
Pc- ....!!... ...!_2 - " · XI .
X =24658547.26 N =24.66 X I 06 N
(k Ln ) (1.40 x 3700 Y
I
- 6
= 0.723
1 ( 4.44x 10 )
- 0.65 x 24.68x 10 6

Cm
OS --- I =0.723
35x4.44 x l0 6 )
1· -
( 0.65 X 35 X 24.68x I 06

(0. 723 X 1558 3) (0.723 X 372201.9 )

"' 270286.49 Nm

(0.723 X 35J9. J) ~ (0.723 X 387113.9)

- 282488 14 Nm

o J>crhitungnn momen ekivalcn

1\f ( 1
~TUGAS AKHIR ( TS 1780)

4437290
- 2 x ..!.5Qx500x430x[l+ ] =890188.594N
6 14x 500 2

'Vc • 06x890188594 = 534113.156N

+
0 5 Vc - 267056.58 N > Vu = 147346 N

karena Vu yang terjadl < 0.5 • Vc, maka dipasang sengkang minimum

sebesar

bw.s Av.3.fY
Avmin - s= --:-~
3.fy bw

Dipakai sengkang • 10 (As = 78.54 mm 2), maka

s = 2 x 78.54x3x320 = 1.5 mm
30 9
500

s maksimum s 05. h = 0.5 x 700 = 350 mm

S IOdb = !Ox25 =250mm

S 200mm

Dipasang tulangan sengkang 4110- 200 mm

4.9. PERTEMUA~ BAWK DA~ KOWM

Pertemuan balok dan kolom merupakan suatu daerah dimana tel)adi

mterakst tegangan yang sangat tinggi, karena momen terbalik arah pada balok

balok disisinya akibat beban gempa yang cukup besar.

Faktor yang kri1is dalam perencanaan pertemuan balok dan kolom adalah

pemindahan gaya gaya yang bekerja pada suatu elemen struktur kepada clemen

strul.:tur lainnya melalui suatu pertemuan. Bila tidak direncanakan dengan tepat

justru di dacrah pertemuan ini akan terjadi retak diagonal akibat gaya geser
eTUGAS AKJ IIR ( TS - I 780)

horisonta1 yang bekerja Untuk perencanaan hubungan balok kolom pada rangka

beton benu1ang penahan gaya gempa, SKSNI pasal 3.14.2 butir 3 dan 4

membenkan batasan sebagat benkut .

Untuk srruktur yang dJ rencanakan dengan tingkat dak'ti1itas 2 harus

dtrencanakan proporsinya menurut ketentuan pasal 3.14.9 dan

memenuh1 ketentuan pasal 3.1 hingga 3.11

Unruk struktur yang di rencanakan dengan tingkat daktilitas 3 harus

direncanakan proporsinya menurut ketentuan pasa1 3.14.2 hingga

3.14.8 dan memenuhi ketentuan pasa13.1 hingga 3.11

Gedunag ini dircncanakan dengan tingkat dak'1ilitas 2, sehingga da1am

merencanakan hubungan balok digunakan SKSNI pasal 3.14.9. Pasal3.14.9 tidak

mcnyajikan ketcntuan balok kolom dalam bentuk perhitungan teknis melainkan

berupa batasan - batasan jumlah dan jarak dari sengkang dan tulangan memanjang

yang digunakan pada e1emen balok dan ko1om.

Adapun hal - hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan hubungan

ba1ok kolom menurut pasa1 3 14.9 adalah :

a. Ba1ok

Kuat momen posltlf pada SISI muka dari joint tidak bo1eh kurang dari

V: kuat momen negatif yang dtsediakan pada sisi muka join tersebut.

Pada sembarang pcnampang dari komponen struk'tllr tesebut, kuat

momen positif maupun negatifnya tidak boleh kurang dari

scpcrcmpat kuat momen maksimum yang terdapat pada kedua ujung

join.
@TUGAS AKHTR ( TS 1780}

Sengkang tertutup harus dipasang dalam daerah sepanjang tinggi

komponcn struJ...1ur

Sengkang tertutup pertama harus terpasang tidak boleh lebih dari 50

mm d1ukur dan s1si muka komponen penduJ...'Uilg. Spasi maksimum

sengkang tersebut t1dak boleh melebihi d/4, sepuluh kali diameter

tulangan terkec11, 24 kali diameter batang sengkang dan 300 mm

b.Kolom

Pada seluruh tinggi kolom harus dipasang tulangan tranversal dari

sengkang tertutup maupun sengkang majemuk seperti yang

ditentukan dalam ayat 3.4.1 hingga 3.4.5.

Spasi mo:~emuk dari sengkang tertutup pada kolom tidak boleh lebih

dari setengah dimcns1 komponen struktur yang terkecil, sepuluh kali

d1ameter tulangan longitudinal terkecil dan 200 mm.

Pada setiap muka join dan pada kedua sisi dari setiap penampang

harus dipasang tulangan tranversal sepanjang lo dari muka yang

dllinjau. PanJang lo udak boleh kurang dari :

- IIngg• kompomen struktur untuk. Nu.k<0,3.Ag.fc'.

- Satu setengah dan tinggi komponen dimensi struktur, untuk Nu<

0.3 .Ag.fc'

- Scpcrenam ben tang bersih dari komponen struktur.

-450 mm.
BAB V

PERANCANGAN PONDASI
<i? TUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

BABV
PERANCANGAN PONDASI

5. 1.l ~ll'~t

Pondas1 d1~unakan scba~a1 l..omponen suuktur pendukun~ ban~unan yang

terbawah dan bcrfungs• seba~ai elcmcn tcrakh1r yang meneruskan beban ke tanah.

Dalam pcrancan~an pondas1 ada dua jenis pondasi yang umum dipakai dalam

duma konstru l..s1, yanu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal

di pakai untuk struktur dengan bcban yang rclatif kecil, sedangkan untuk pondasi

dalam dipakai untuk struktur dengan bcban yang rclaif bcsar scperti pada gedung

yang berlantai banyak.

Dikatakan pondasi dalam apabila perbandingan antara antara kcdal aman

pondasi (D) dcngan diametcrnya ( B) adalah lebih besar sama dengan 10 (

D/82: I0). Contoh konkrct dan pondas1 dalam ini adalah pondasi ti ang ( dipancang

ataupun d1bor )yang urnumnya mempunyai diameter lebih kecil dari Im.

Pondas1 ~ang akan direncanakan pada Gedung Fakultas Ekonomi

Umvcrsnas A1rlangga 1111 mcmakai pondas1 dalam vaitu pondasi tiang pancang

rian~ pancang yang akan d1pakai adalah liang pancang produl..s1 PT. W1jaya

Karya (WIKA ). Dalam bah ini pembahasannya meliputi percncanaan JUmlah uang

pancang yang d1perlukan, pcrcncanaan poer (pile cap). dan perencanaan sloof(tlc

beam). Untuk pcrcncanaan .ltun lah uang pancang yang diperlukan akan digunakan

data tana h hasll uj• Standa rd Penetration Test (SPT) oleh Testana Engme..:ri ng.

Inc.
0 TUGAS AKHIR ( TS- 1780 J

5.2. DATA TA:"'AII

Data tanah diperlukan untuk dapat mengetahui karakteristik dan jenis

tanah terscbut tanah schingga dapat merancang pondasi yang sesuai dengan jenis

dan kemampuan da)a dukung tanah

Data-data tanah pada percncanaan pondasi 101 d1ambil sesua1 den~:,>an data

penyehdikan tanah di lapangan Adapun data tanah yang telah tersedia d1

lapangan meliputi data penyclid1kan tanah hasi l Sod1 r Boring dan hasil uji SPT.

5.3. PERF.NCANAA~ TIANG PANCAI'IG

5.3. Ll>aya dukung tiang pancang

Daya dukung pada pondasi tiang pancang ditentukan oleh dua hal, yaitu

daya dukung perlawanan tanah dari unsur dasar tiang pondasi (Qp) dan day a

dukung tana h dari unsur lekatan lateral tanah (Qf). Sehingga daya dukung total

dari tanah dapat dirumuskan :

Qu = Qp - Qs.

D1sampmg penmjauan berdasarkan kekuatan tanah tempat pondas1 ttang

pancang dt tanam. daya dukung suatu tiang Juga harus ditinjau berdasarkan

kekuatan bahan ttang pancang tcrsebut. Hasil daya dukung yang mc:nentukan )ang

dtpakai scbagai daya dukung 1jin tiang. Perhitungan daya dukung dapat ditinjau

dan dua keadaan. ya1tu .

I.Daya dukung tiang pancang tunggal yang bt!rd1 ri sendiri, dan

2.Daya dukung tt ang pancang dalam kclompok.


0 TUGAS AKHIR ( TS- 1780)

5.3.1.1.Daya dukung tiang pancang tunggal

Perhnungan daya dukung tiang pancang ini dilakukan berdasarkan hasil UJI

Standard Penetration Test (SPT) menurut Luciano Dccoun ( 1982).

• Qu Qp Qs

Dunana :

• Qp - qp Ap - (Np K).Ap

Dengan ·

Np Harga rata-rata SPT disckitar 4~ diatas hingga 48 dibawah dasar

tiang pondasi ( B - diameter pondasi).

= ( N I I N2 I N3 ) I 3

K - kocfisicn karakteristik tanah

- 12 tfm·,' untuk tanah lempung

- 20 tlm 2, untuk tanah lanau berlempung

- 25 L'm:. untuk tanah lanau berpasir

40 t' m~. untuk tanah pasir

Ap luas penampang UJung tiang

qp tcgangan d• uJung uang

• Q~ - q~ As { 'l~ -I ) As
\ :; )

Dengan

q~ tcgangan al..1bat kkatan lat.:ral da lam t:m:

Ns - harga rata-rata scpan.1ang tiang ) ang tertanam. dengan batasan : 3 ~

As k..: lil1ng x panjang tiang


@ TUGAS AKHIR ( TS- 1780 )

Daya dukung ijin dan satu tiang pancang yang berdiri scndiri adalah daya

dukung liang total drbagi d.:ngan suatu angka keamanan.

Qp-Qp
~I

Drmana ·

SF • safety factor '


.)

5.3.1.2. l)aya dukun~ liang dalam kclompok

Untuk mcnghitung daya dukung uang tunggal dalam group tiang, maka

Jarak antar tiang mcmpcngaruhi eftisicnsi dari tiang tersebut. Oleh karena itu daya

dukung liang dalam group liang harus dikorcksi dcngan clisiensi yang terjadi

f::lisiensi tidak diperhitungkan bila jarak dari as kc as dari masing-masing tiang s

> 3 D, dcngan syarat rnimmum s ~ 2.5 D.

P "'" ~''"r • n x P '''", "·'"~ x Etr


drmana :

f'\ jumlah 11ang dalam group

P '''"'""""" daya duJ..ung tiang tunggal

0 1
EIT • I - • ( 2- _!_ - ) (Converse Labarre)
QO" \ m n)

0 - arct!! (Ds)

D - diameter trang

s jarak antar sumbutiang ( 2.5D s.d. 50)

m Jumlah tiang p~r bans (laJur x)

n - JUmlah 11ang per kolom (lajur y)


~ TUG AS AKHIR ( TS- 1780)

5.3.2. Bcban maksimum tiang

Beban maksunum yang bckerJa pada salu liang dalam kelompok liang

dihilung berdasarkan gaya aksml dan momen-momen yang bckcrja pada tiang.

Ada pun rum us yang d1gunal..an ~auu

P maxs
L Pu + tvh Xmax
~
Mx. Ymax p
, .,. '\ , S ut 1
n ~x- ~y-

dimana

P ult Daya dukung 1jin tiang dalam satu kelompok

P maks - Llcban maksimum I tiang pancang

2:)u - J um lah totaI be ban aksial


n "' banyaknya tiang dalam kelompok liang

Mx = Mom en yang terjad i pada arah X

My - Momen yang terjadi pada arah Y

X maks Absis lerjauh lcrhadap tilik berat kelompok liang

Y maks Ordinal tcrjauh terhadap litik berat kelompok tiang

:Lx=- Jumlah dan kuadral abs1s tiap tiang


L Y: - Jumlah dari kuadrat ordmal 11ap tiang

5.3.3. Daya dukun~t liang akibat gaya horisontal

Tiang pancang harus mampu mencrima gaya tekan aksial dan momen

akibat gaya horisontal dcngan cara mcngubah gaya horisontal mcnjadi momcn

tambahnn \'ang hdcrJa pada tiang pancang. Momen ini harus died terhadap

kckuatan be nding dan uang pa ncang yang d1gunakan.


~ TUG AS AKHIR ( TS- 1780 )

Untuk mendapalkan momcn akiba1 gaya horison1al ini, dapat digunakan

rumus-rumus yang lerdapat pada buku Pcdoman Untuk Beton Benulang dan

Struklur Tem hok Benulang Un1uk Gcdung Tahun 1983.

Untuk m ~ngonlrol k~1narnpua n masi ng-masing liang maupun kclompok

ttang pcrlu dibcdakan antara liang panjang dan liang pcndck, dimana liang

panjang dan liang pcndek ditcntukan dcngan rumus :

L~ - ~.2 L·

L -F-1.5D

H
F
9xCrx D

Cr = 0,5 Cu

dimana :

L! =kedalaman dimana momen lemur adalah nol

L, - kedalaman d1mana momen lemur adalah maks1mum

F =panJang daerah pcrlawanan


Cu = harga kohcsi tanah

D =diamet~r tiang ( untuk si ngle pile)


0 = Iebar dari kelompok liang yang 1egak lurus arah beban ( pile group).
Apabila Luang > 1.: maka liang dianggap scbaga1 liang panJang.

SA. PERHITli:"'G:\N TIA '\G PA NC'A '\G

l'erhitungan da~a du~ung ttang pancang d1r.:ncanakan memaka1 liang

pancang produksi WIKA type 500 C dcngan spesifikasi bahan sebagai bcrikut:
0 TUGAS AKHIR { TS - 1780 )

• Ttang pancang beton pratekan (Prestressed Concrete Pile) dengan bentuk

penampang bulat berongga (Round Hollow).

• Mutu bcton liang pancang K-600 (concrete cube compressive strenght IS

600 ~g. em=at 28 davs)

• Klastli~ast liang pancang ·

15.27 em ' M crack = 17 tm


Ac - 1159.25 em' M uh = 34 tm

W - 10583.74 em' I' ijin I ti ang ~ 155.64 ton

D 50cm

5.4.1. Pcrhitunga n daya dukung liang paneang

Scbagai contoh perhitungan pondasi tiang pancang diambil dari SAP2000

baseline kolom 496 combo 4 (pembebanan tanpa faktor). Data-datanya adalah

sebagai bcnkut

Pu =413.837 ton
M\ 6,279 ton m

M) =- 12,67 ton m

llx 4,882 ton

II~ .2,564 ton

Perhitungan daya duJ..ung ttang pancang ini dilakukan berdasarkan hastl uji

Standard Penetration Test CSPT) menurut Luciano Decoun ( 1982)

Pcrhitungan dtbuat dalam b.:n tuk tabc l dan gratik pada Iampi ran Dari grafik
G TUGAS AKHIR ( TS- 1780)

perhitungan daya dukung ijin 1 tiang hasil SPT. maka didapat kedalaman

pcmancangan II ~ 23.0 m, dimana P ijin I tiang ; 115.429 ton.

5.4.2. Perhitungan jumlah tiang dan dimensi poer

• Rencana JUmlah ttang pancang

~u = 413,837 =
II 358
P urn I tiang 115.429

D1rcncanakan mcmakai 5 buah ttang pancang

• Jarak as l..c as !lang tcrpasang

s - 3 x 0 50 - 1.50 m , dipakai s - I. 75 m

• Jarak tcpi ke tepi poer

s1 - 0.625 m

• Dimensi pocr

Dimcnsi pocr d1rencanakan 3.0 x 3.0 x 1.0 m

t y
'

Gb. 5.1. Rcncana penempatan tiang pancang.


G TUGAS AKHIR ( TS - 1780)

5.4.3. Beban maksimum tian g

! Pu 413.837 + (2.4 x 3 x 3 x 1.0)

435.437 ton

..t -:• 0 .87'\: -· m~


• - ·''()6'>'\

x..." - 0 875 m
Y,,., 0.875 m

n - 5 bua h

P maxs
L Pu- +-My X-max
- - +
Mx.Y rnax -P
n LX; Ly= -< ut1
435,437 12,67 X 0.875 6,279 X 0,875
- + +
5 3.0625 3.0625

• 92,5l0n < P,_,. 1 "·"\j! = 11 5.429 ton ... .. . ... ...... OK !

5.4.4. K('kuatan Kclompok Tiang Pan cang

p ~""" n 'I; pI nllhut< X EfT

EfT - 1- O (2- _!_-


90 rn
.!.)
n

arc.lg(051.8)f _ _!_ _ _!_)


1
90'
2
2 ] l
0 83

p ''''"'' ·I' - 5 ' 115 -129 X 0.83

479.03 ton > Pu - 435.l37. ton .. ........... . OK •


G TUG AS AKHIR ( TS- 1780)

5.4.5. Kontrol kekuntan tiang pondasi terhadap gaya lateral

Dikctahui gaya-gaya honsontal yang bekerja adalah :

II\ 4,882 ton

II~ 2.56-1 ton

Ho ,'·l.882~ + 2,564' - 5.51 ton (untuk 5 tiang)

- 1. 1 ton (untuk I tiang)

Cu = I 0 N (korclasi Ter,-.agi & Peck untuk tanah lempung berlanau )

I ()~ 15.3 153 Kpa - 1.53 kg/em:

Cr - 0.5 Cu - 0.765 kglcm 2 = 7.65 ton/m2

F
Ho 11
- -..:..·- - - = 0.03 m
9 x Cr x D 9 X 7.65 X 0.50

L1 - FI1.5D 0.03 + 1.5x0. 50 =0. 78m

L2• 2 2 1., 2.2 x 0.78 - 1.716 m < panjang tiang = 23 - I - 22m

flcrani tiang pancang terscbut mcrupakan tiang panjang

Untuk tiang pancang yang UJUnh'l1Y3 tt:rtahan (restraint pile) didapatkan

harga kuat gcser tanah ·

9 '( 15.3 X 0 )'\ ( Q 78 J5 X 0.50)

........ . . .. ...... ... ... Qk I

Momcn "ang t~:~iad1 :

M., """"'·"'' llo ~ (I 5 D + 0.5 F1 I I x (1.5 x 0.50 ... 0.5 x 0.78)


1,25-1 I111 < M.,1, "·'"~ - 34.00 1111 ..... .... OK

< M " '"' = 17.00 tm ... ... . OK


0 TUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

5.5. PERENCA!'\AAN POER ( PILE CAP )

Pocr d1rencanakan tcrhadap gaya geser ponds pada penampang kritis dan

pcnulangan al.1bat momen lcntuL

S.S.l. Data-data pcrcncanaan poer

Dari pcrhllungan dimul.a dipcroleh data-data sebagai berikut :

• l'u =-131 ,837 10n


• D1m~nsi !'ocr - 3 m x 3 m x 1.0 m

• Jumlah tiang pancang - 5

• D11ncnsi kolom hk = bk ~ 800 mm

• Mutu beton fc' ~ 30 MPa

• Mutu baja fy - 320 MPa

• $ - 0.6

• Diameter tul Pokok = 32 mm

• Schmut be10n de 70mm

• lmgg1 cfcl.uf d - 1000 70 - 32 - '/, x 32 ~ 882 mm

5.5.2. h:ontrol geser pons pada poer

Dalam mcrcncanal.an tebal pocr, harus dipenuhi pcrsyaratan bahwa

k~kuatan ga'u g~s~ r nommal bcton harus kbih besar dari geser pons yang terjadi.

Hul 1111 ditcga~kan pada SK SNI T- 15-1991-03 pasal 3.4.11 butir 2. Kuat gl!ser

yang d1SUI11bangkan bcton d1rumuskan sebagai berikut :


c$ TUG AS AKHIR ( TS - 1780 )

t.:tap1 tidak bo1eh kurang dan ·

Vc = 1/3/fc'bo d

dnnana :

~c ras10 dari SISi panjang terhadap sisi pendek ko1om

bo - keliling dan penampang kritis pada poer

Contoh Pt,rhitungan:

• Keliling pcnampang kritis

bo w2 (bk + d) + 2 (hk + d)

bo 2(800 + 882)-2(800t882) =6728mm

• Ce~ Kuat Gcscr Pons

Vel ~ ( 1+ 2/ l){h0 / 6)x6728x882

- 16251191,11 N 1625 I ton

Vc2 I3x ..Go "6728 x 882

- 32502382.38 ~ 3250.13 ton ( menentukan)

oVc 0 6 x 3250.23 1950 tOn > Pu - 412,837 ton

Jad1 ketcbalan dan ul.uran poer mcm~nuhi syarat terhadap geser pons.
~ TUG AS AKHIR ( TS - 1780 )

5.5.2. Penulangan poe r

5.5.2.1. Penulangan lentur

Pada penulan~an kntur, po.:r dianalisa sebagai balok kantilcvcr dcngan

pcrlctakan jcpit pada kolom. 13cban yan~ bckcrja adalah beban terpusat dari ti an~

scbesar P dan bcrat sendiri pocr scbcsar q. pcrhitungan gaya dalam pada pocr

didapat dengan teon mekamka stalls tcrtcntu.

o Penulangan arah x

z
~
q • 7.2t/ m
--
9~ r
A
r
~2 P max
87 5 em

Gb.5.2 Pcmodelan pocr scbagai balok kantilevcr.

P max = 92.5 tOn

q = 2.4 X 3 X 1.0 = 7 2 tim

Momen-momen yang b.:kerja :

Mu : ( 2 x 92.5 x 0.875 J I 11: x 7.2 x 1.52J


: 153 77 tm

Mu 153 77 ~Ill"
Rn - - - , = . = 0 823 MPa
~.b.d · 0 8 > J()()(l. 88:?'

m= __!L_ 320
= r;.JJ
0.85fc' 0.85 X )lJ

P,, = -1.4 = -1.4 = 0 .00 4-1


~\' 320
0 TUGAS AKHIR ( TS- 1780)

P,..,,,
_ I [ I-
13.3 t1\ _ 2 x l3.3x0.823]
320

0 00261

""' ' flmor ma~a dtpakai p - 0 ()().14

As,,.,,,, 0 004-1 ,\ 3000 X 882

Dtpakai tulangan 15 D 32 ( As = 12063,7 mm1 )

J ar~k pcmasangan lulangan :

.., 300 - (2 x 7)
..., - .-. 19 ern
15

o Pcnulangan Arn h Y

Karcna benluk dari poer adalah perSC!,>i empat dengan panjang arah X dan

arah Y sama maka pcnu1angan arah Y dipakai sama dengan penu1angan arah

X, yaitu dtpakai lulangan 15 D 32 dengan jarak 19 em.

5.5.3, Pcnulangan Gescr

Gcser )ang tef)adt pada dacrah J..mis kolom harus dikontrol. Apabi1a gcscr

~ang t~rJadi lcbth bt:sar dan ges~r nominal betOn, maka dibutuhkan lulangan gescr

)ang dtambil dan bt:ngkoJ..an tulangan utama kolom.

Gcscr yang tc~1adi pada beton ·

Vu n . P ma~ 'I . I

(2 d2.5) (7 ~ x 1.5) - 174,2 ton

- 1742000 N
~ TUGA$ AKHIR ( TS - 1780)

oVc 06 x .!_ x Jfc-xboxd


6

0 6 X l16 x ./30 X 6728 X 882 =3250238.2 N


Karcna Vu .- ~Vc . maka tidak perlu tulangan gescr.

S.6. PE R EI'C.\~AA~ SLOOF (T IE BEAM )

Struktur sloof bcrfungsi sebagai pengaku yang menghubungkan

amara pondasi yang satu dcngan yang lainnya dalam hal ini digunakan

dcngan IUJuan agar tcrjad1 pcnurunan secara bersamaan pada pondasi.

Adapun bcban-bcban yang di timpakan ke sloof rncliputi : berat sendiri

sloof, berat dinding pada lantai paling bawah, beban aksia l tekan atau tarik

yang bcrasal dari I0% beban aksial kolom dan beban akibat uplift tanah

5.6.1.Data-datn pcrcncanaan

Data-data perencanaan perh1tungan sloof adalah sebagai berikut :

• Pu - 431 ,837 x IO"'o =43,8 ton


• PanJang sloof L ~ 3.00 m

• Mutu bet on fc · ~30MPa

• Mutu baJa f; - 320 Mpa

• D..:ckmg de - 50 mrn

• D1amctcr tulangan utama - 25 mrn

• Diarnct~r scng~ang ~ IOmm

• tingg1 sloof h = 500 mm

• tingg1 cfektif- 500 50 I0 - ( Yz . 25 ) ~ 427 5 mm


~ TUG AS AKHIR ( TS - I 780 )

5.6.2. Oimensi sloof

Pada pcrcncanaan sloof m•. penulis mengambil ukuran sloof berdasarkan

sloof vang bcrhubungan dcngan kolom yang mempunyai gaya normal terbesar.

~a1tu Pu - 431.837 ton.

P.:ncntuan dimcnsi dan sloof dilakukan dengan memperhitungkan syarat

bahwa tcgangan tank yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan tarik ijin beton

) aitu scbcsar

Fr fct ... 0. 70 ../f2 ~ _N u (PB 89 psi. 9.5.2.3)


0.&. b. h

maka pcrhilungannya adalah :

• Tcgangan tarik ijin :

fr "' 0 70 J30 "' 3.83 MPa

• T.:gangan tan I.. yang tcrjad1

41 3x10• 1032,5
fr ---
0.8x b x 500 b

maka

1032.5
'8'_.,
-> ~

b :!70 mm " 300 mm

jad1 t.hmcnsi yang d1pakai adalah 300 mm x 500 mm


~ TUG AS AKHIR ( TS - 1780 )

S.6.3.Penulnngan sloof

5.6.3.1. Penulanga n lcntur

Penulangan sloof didasarkan atas kondisi pembcbanan dimana bcban yang

duerima adalah bcban aks1al dan lcntur sehingga penulangannya diidealisas1l.an

~epem halnya penulangan pada kolom. Adapun beban pada sloofadalah :

• Berat send in s1oof = 0.3 x 0.5 x 24000 = 360 kgfm

• Behan tcmbok - 250 X 4 = 1000 kgfm

• qll - 1.2 x ( 360 + 1000) = 1632 kg/m

QU = I (>32 kw'm

lll
nTllrTTT rn 11 11111111111111111111111111
I II TTTll!l

!
I
i ooer
I
I
sloof
ooer
.____!
i!J
1
.sI.Om

30m ~ ; .. L5m .f
Gb.5 3. Pembcbanan pada sloof.

Momcn yang tCrJad• (tumpuan menerus)

Mu I 12 qu 11

• 112~ 1632x3.0:

- 1224kgm

Ra~•o 1ulangan pal.a1 :

kv Pu - ~.3 Y ~ - 2.75
Ag JOO X 500
~) TUG AS AKHIR ( TS - I 780 J

Mu 627 90 x 10'
= =0.08
Ag.h 300 X 500 )( 500

Dan <hagr:un 1ntcraks1 M-:-J F320-35-0.8-2. didapat p = I ~o

l.u~ tulangan pcrlu

t\' 0.0 I X 300 X 500

- 1500 mm·'

Tulangan dipal.a1

D1pasang 1ulangan 4 D 25 (As = 1963.5 mm2 )

S.6.3.2.Pcnulan gan Gescl'

G~scr yang terjadi :

Vu ',. qu . I

-I: ;>. 1632 x3.2

~61 1.2 l.g - 26 112 N

> 1 r
, '35 x300 f ·f!7.5 X 1+
44.7x 10' l
6 I.J X 300 X 500 ~

.~06 7-16 62 N

t;lVc o 6 ~ 3067-16.62
I !(-1047 <)7 \J

Kar~na Vt• <INc, mak a tidak pcrlu tulangan geser.

.lad1 d1pa,ang tul angan gcscr prakus $ 10- 150.


G TUGAS AKHIR ( TS - 1780 )

'=lJ
I
0
0
II)
'

Cl
·I

Gb.5.4 Penampang tulangan sloof.


BAB VI

PENUTUP
~ TIJGAS AKllm ( TS - 1780 )

BAB VI

PENUTUP

\"1.1. KESI ~IP li LAJ\

!>ada akh1r pcnulisan tugas akh1r mi • penulis dapat mcngambil bcberapa buah

kcsimpulan scbaga• bcrikut ·

I. l'emilihan ungkat daktilitas harus mcwakili keadaan gedung sesungguhnya ,

misulnya untuk daccrah Surabaya ( zone 4 ) kita tidak perlu merencanakan

struktur bangunan dcngan tingkat daktilitas 1, dcngan pembesaran beban

ycmpa 4 kali gcmpa dasar karena pada zone 4 frekwcnsi gempa yang terjadi

cuk up jarang dan ka laupun ada , gempa yang terjadi tidak terlalu besar ,

sehi ngga tingkat daktilitas I ktnang cocok umuk dipakai . pemilihan tingkat

daktilltas yang cocok untuk zone 4 adalah daktilitas terbatas dan dal.1ilitas

penuh. Pcnuhs mcngambil tmgkat daktilitas 2 ( terbatas ) dalam perencanaan

struktur . untuk mcmbcnkan tingkat kemudahan perencanaan maupun

pelaksanaanva
, J....ontrol ga)a gcmpa dmam1s tcrdm dan kontrol terhadap banyaknya mode

shape . d1mana .tumlah mode shape ditentukan agar jumlah massa yang

b.:rpan1\1pas1 lcb1h dan 90% Juga komrol terhadap analisa statis dimana total

gaya gescr yang tcrjadi pad analisa dmamis tidak boleh kurang dari 90 %

anal1sa gcmpo staus .

.•. IcrJudi perubahan gaya - gaya dalam pada setiap penarikan tendon pratckan.
~ T!JGAS AKHIR (TS - 1780)

\'1.2. ARA N

I. Untu~ percncanaan pratckan hendaknya dipcrhatikan solusi untuk mcngatas•

kch1langan pratcgang akibat kckakuan kolom.

Pcrlu >tudl ~ang mcndalam untuk mcngahasilkan perencanaan struktur ~ang

kuat. cl-onom•s. dan tepat dalam waktu pclaksanaan


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

I Departemen Pekel)aan Umum ,1991 , Tata Cara Perhitungan Strul.1ur

Beton untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03, yayasan LPMB,

Bandung.

2.T Y Lin dan H Burns, Desain Struktur Beton Prategang 1993,


l:::rlangga

3.Michael P Collins dan Dennis Mitchel , Presstresed Concrete Structure,

1991, Prentice Hall.

4.Departemen Pekerjaan Umum , 1987, Peraturan Perencanaan Tahan

Gempa untuk Rumah dan Gedung, Yayasan Penerbit PU.

S.Raju. N. Krishna, 1989, Beton Prategang, Jakarta: Penerbit Erlangga,

edisi ke 2.

6.Wang,C. K, dan Charles.G.Salmon, 1990, Desain Beton Bertulang,

Jakarta· Penerbit Erlangga edisi ke 4

7.Povop E. P, 1991 , Mekamka Teknik, Jakarta: Penerbit Erlangga, edisi ke2

8 Precast/Prestressed Concrete Institute, 1992, PCI Design Handbool..,

Chtcago,llhnOis,4th ediuon
LAMPIRAN
TUGAS AKHIR ( TS- 1780)

llnuau pclako;.1nnnnjacking pnda balok pratck;ul .

" .. ,,
• •• •
,, •• ' ;:_,

l
I
••
\!
-
,. ,,

I
,, r• 1-'o~.>

,. <· r' I I· ..:I


•.-1

..
i :

•'

t.
I..
,,
I
jl'
I
,, "
,,
••• - .)
• ·j
.(~)

" • " "- ~-.))

~:
'
••
,, r •·
:

.
·'
,,
I ,, ,,
' ·~

pplAll DALOK KCfLQ¥ LAUTN ">

rclnksanllHII <iimul;ti dari illlltlll 6 )'IIIIU dcnga n IOCil,IUCk iug balok pnalckan ('

dtlaJ1jurkan dengn n hn lok B n. 5. (, Sctelah I3J1tai o selcs~i m~ka dibangun

kolom kolom lantui 6. 13ila balok - l>alok prarekan pada atap siap dij ackmg

mnka. dalakukan pcnJackmgau pada balok pratekan ntap dengan uruwn sqw11

pndn balo~ pada lunt<H 6. Untuk sambungan anrara balok pratekan B. C. D dcugan

balok mduk ma~a balok mdu~ dib1km sctela h balok pratekan B. C . D sclasai
'"'Y,.. ... ~··1
a.'r::r ·:x, ··y, ··7, RX, RY, P.Z Lt:~,..':':i ,., :-oR::E=t<g: LINES= 59

l X-a-oi Y " "•


x · .t -:- z-z
y

FES':'?.A::;-
A-.~...~ .:. oo- ··L•.;z,uJ,?~,r:,':\3
;,.r:-3 ...: r ,' 1,Rt,h"'~

'J.!J~ ·l.: ~ """~:"


~"'- 1 r:
T•f F.•Z . ll:+O .. :; . l ;...
t·JAt-'T.'aZ · fl .....
I "'lo'~
-.4 ..1 " ..
:·r f •2 . lf+n? u .) l'·•
Nt;J.~ "iT~f.L !Dk:Z S ~·1 ";;Q\.1 , 14"'> l·l=7~33 . 414
r -r ~ : . o389c:·c•J~ D .3 A . OOCCl ~1 f'Y= 2 .531 0S1E-Q?
t-.JJ\:·1::: C..J:·:+.. I :E:S•C ~~ 2 •J .j . ~ ) 12 ~IJ -~ 402.616
1'•C ~·~ . 531C5'F+nCJ 'J• . Z A . ~~00099

FPAH;. St:CTTC!:
t:A!·~·l fi.A'I' lFR SH !'l T• . t , 1.5 A- . 225..; l.Se::seE- 03 I 4 .2 !~15£-
04 , ."·1::!187~ ;..r• . lR~r, . 1n:s
l:N1E:• t'A'f·~~R SH P T• . :!2 , 1.'1 A• . ~-3 J=1.S3~0e!.8-03 l= . CC:3~:, . 0€161~
A£=.""71t, . 21e

?R!<_"1!:.
1 J :,2 sr-.~ ·J .. £ •:. rt.:Jr:
c~ ~ 3 ~E,...•l !;S-... •A ;;J,G•

'CA
~:1.!·~ 1 -l!!v~ • ....,
rv?C:•t :s-iUSUTED SF;.::
n!D- R~ ,l l.'ZP -l4~t .42°,-1.f='~.42e
.;:r-: , -
£ ..~;~ " • .,_ -··pe: .~ISE' -0~ :
r.: --v • .;or::-r TYPE ;":-r:.. :..o;."'-:
~L~!' J-.·~- -v~E•R ,;~ l.CA: :
E::~·'·! •rRA.VF T'tPE•FCR ... t. LOiill• ~
.:.n Kqt :. 5£ X•l2 't•l8 Z.•20
57 X=lS ?=19 Z•:!!)
S':'S~E..:
C.:F'•t;.,,U':', ~Z.R.X. !tY,RZ :.t ~;,.H.._..-,
se X•!> Y•:?4 Z.=:!C
5• X•C Y•Z< t=20
r fl:~·t<ql TAC·£•:n.::'!':~5 Et X•£ Y•C Z•O
ol X•.:: Y=G z- ~

0
l •lt~
6~ :-:= . : z·:J
') ~.-:·1: ! "~0
\' • h 64 >~= . ":': '!•:·; z·:o
x.•.t y Jt, €.5 ;.:• 0 Y•lO t=2l
Y•lb z.• ::e ~~ X=-6 '!=30 Z•l:l
). •~ Yah. z·:t i1 x :te Y·JO z=::l
... X•l~ Y•)(
x.. o .z5:e
Z•2• 68 x-o ~·36 Z=16
69 X-=1~ Y=l6 Z• Z-4
:-:- := 4
•".o
z-~e 73 X=-2<; Z•24 Y•)6
x·~~ z•:e 11 X•£ Y·J6 2=24
72 x-t2 Y=36 z=2-t
l. :-: :4
X... ~.;
Y•
Y•£.
.=1, z·:e
s="
7) X=O Z-Z4
14 X• Z:! Y=JQ Z• :!q
·-: Z4 't' ••."' %•!' 75 X=-2.; ':'•2 4 Z•24
X"*l::! Y•H Z:•:!'J 76 X=2<1 Y-l.e Z•24
>>•I" Y-l • Z•;,Q 1? Y.-:'4 Y=l2 z..-2~
': •0: 4 y .. Jt. Z·ZO 78 X=24 Y•6 Z•l4
X"'i:!4 't'·· ,l(i Z• ZO 19 X•2 <1 Y•O Z-=24
x-~· Y• Z ~ 7.~70 eo X=lS Y=3 . 306437E·lS
X•H Y•"l B 2•20 81 X•l2 ¥~2 .20 4 291£ - 15
20 X• l8 Y•). 306 < 3?t·.~ 62 Xe6 Y=l . l0~l46~-JS
X- 1: Y•:.20~:~ I t·l~ Sl X=O Y=O Z •2 4
22 X•E Y • l.l02J~6~ I ~ 84 x--l.l02146B- 15 Z•2 4
23 x.. o Y•O z-~213
85 X=-2.20429 12 - 1$ Z•24
?.~ X•·l.lOZl< (t·l' Y•6 1.•26 86 X=•3 . 306431E· l5 'f=l8 z=Z4
2~ X• 2.2042~1£ 15 '1•1 4 2•2b 8? X•-4 . 408583E- 15 Y•.H Z•24
26 ""·l,lJ64J1 • • 1$ Y•l• 1.· 2~ ;e X=-5. 510729&·15 't•30 2!•24
21 i;•·4.408Sti)t·l5 't'•24 Z•28 89 X•6 Y•30 Z=24
28 X•·5.5101tO!·l~ Y•~C Z•21 >O X=le Y•JO Z•24
:-:a:t.
Y·lO z.,:g Sl XclZ ':"=30 Z•24
lC Y.•le l'• 2:1 1.•:"8 92 X•6 Y=2~ Z•l.;
\:•1: '!'11JO Z•Zt

3: Y•:< z•=.
93 Xw.!:'! Y-24 t•l4
~4 x·:e Y=24 z=2,_
ll Y• :4
,, X•lfo Y•:"C
Z•2!1:
l•Z!
95 X•6 ':.'=18 z-24
Y•lS
·~
X• l.2 Z•24
:<•2 • Y•H %•20 97 X.,.l~ Y<8 z=24
)o:·H Y•( :·:o 9~ X-=6 Y•3E. Z•H
\ •1 " l • 21 99 x-- :2 Y•36 t•lS
Y•.8 z· e :oc X= l8 '::'=36 Z•lt
X•.t i' I" Z•2~ 101 X=Z• Y-3~ t.·<6
x•:.c Y• z·:~ !02 X•24 Y•3C 2:•:6
.... •loli Y•O .t•20 103 X=24 Y~24 2.-lt.
):•.• z·:o 104 x...z, Y•l3 2:=1€
'I
. . .: Y•O
y.,
Z•
••.. c
lOS
1C6
X•24
X=2<t
~=!2
Y·~
z -al(.
Z=lt.
10? X = 2~ Y•O Z·H
y •
lOS x=:e Y•3 Z•H
i"' ,.~ Y• Z.•
109 x•1e Y•6 2:=16

... ~ •0 1.
.to X•l.Z Y=O z=-16

! ~ X- .... • Z'•:!
111 X-=12 Y• E z·:6
llZ X•6 Y=O z.-.t6
11:1 :"' :•.. r.•::c 1!.3 X=€ Y•6 Z•l6
y .. .- '· & ' ,..;,·
114 x=:e Y-~2 Z•!€
' z·:o
: L!':! x-o Y-o Z=l6
'' ; ..
:- .
,, "".)
• 16
117
:-:=0
x-c
¥•€.
Y=-12
Z•lt:
z=-t6
Y•J: 2•lb x-:2 Y•O Z•S
\'•lZ Z• lt x•:2 y ... £. z-s
'(•
Y•te
·" Z•ll;
Z•h
X=6
:<•6
Y• O Z•'-
':i-~ z-o-
y.~,
Z•1t XclS r=tz t=!
. .' ,··:e Z•.i X•) y.,o z;o!

.,
'-•

·t.
.. %•1•
y.~

Y•:• z• .. ;
........ z•" ••..
X=O
;.; ) ...
.. ........
y <C z·:·· l~ X'"-12
..• Y•:-4 .z •• , 1~0 x-o Ya-te

:10 :-.•t.
Y• 30
Y•lO
Z•lt 1:<: X=& Y=lE.
%·16 ]9~ X=l:! Y• U~
ll.o r. ·~e Y•30 z l( Hl X=l! '!=IS 2=8
ll~ X•) l•1· Z•l:Z
_g,
.9< >:•£ Y•2~ z-e
IH :-'.•· y l ( t-1: Y.=O "f •2-Q z-e
.ll X•J2 Y•l6 7.•12 19t X•t2 Y-Z4 z..e
l.l' ,: .. : e Y•)O:. 1.•1: 191 X-=12 Y=30 Z=B
• J. ..: :• Y•H. 1.•1~ 198 x~13 Y=-2~ t=!
l31 ;.: • 4 1·-~c 4:-J;: 199 X•O Y-=30 Z=8
ll~ y "•1 Z•1Z 10D X=€ Y• 3C z-e
1JI.o :~-z 4 Y·l~ i' •J: 201 X-=18 Z•S Y=JO
I<' X•24 y ~~ 2•U 2G2X•O Y•36
HI X•24 'I•.; 2•..1.2 ~-·
203 X•6 'i.. 3~ Z•4
! 42 x•::4 ':'•0 Z-12 204 X=l2 Y•36 ~-4
Hl X•HI Y•O Z•lZ 20$ :-:-18 1•36 Z•4
tH X· ltl r·6 Z•l2 2G€ X•2 4 Y•~6 Z=4
HS x-u Y• O 7.•1;' 207 X=2 4 Y=l~ 2=4
146 X• I:~ Y·~ ~·12 zoe X•2 4 Y•H Z•4
147 X• 6 'f•O %•12 209 x•2 4 Y•l$ Z•4
>: •i· Y·6 :O::•l2 uo
"'
..,410
.. so
X-1<'~

x-o
Y•l:
Y•O ?.•t;:
Z • l~ 211
2t2
X•24
X:•24
X=24.
Y•l2 Z=4
Y•6 Z=<l
Y=O Z.=-4
lSl X•::l Y•£. 2•1::: 213 X,.lS Y• ) Z•4
L~Z X•O '{•\ : 2t< X•18 Y•6 Z•4
!Sl :~·f. Y•ll Z•l2 215 X•l2 Y•O Z-4
154 ;.: ·l~ Y•I: Z•.! 216 X,.l2 Y•6 Z=4
:11 X 0 v·:e 2'•lZ 21? X•6 Y·O Z•4
. ~~. :-:••. Y•Le l'•l .. 218 X•E Y=6 Z=4
• 57 Y.- . : ':'•.t' ::-t: 219 :<=18 Y-=!.2 z:4
.~9 /.• ~" Y·t~ !•I"' 220 x-o Y•O Z•4

. ..
15' .. -~ Y• :!-4 z.• .. z 221 X•C '!:'=6 Z=4
1• X• y.· ~
222 Y.=O Y-=-~2 Z•4
1.•1 .. Y•%4 z• .. : : 223 Y•l2 z-~
.:
...,. ,...... x=:2
Y.-~­ ":'•1 Y=!Z Z=4
:-: .1'" . Z• 2 X•C Y.,.18 Z=-4
Y•lO : I X•6 Y=-13 Z=-4
Y•J %•12 X=l2 Y=t8 Zc4

..
~. " Y•l
Y·~•
Z•l. X=U Y•l8 z.,.
l - X•6 ~-=24 Z=-4
·' Y• J• Y.=C ':'=2~ z.,
Y•H x-:z Y-24 Z.•4
Y•l' :n x=:2 ':"=-30 Z""-4

··l ZJ3 X•lS y ... z4 Z=4

:••
Y• lC
c' •.c
1•18
. .
'J
.
• ~
•••
:
:-·
. 234
2l5
23€.
23?
23S
X•O

X=-18 Y=3C
Y=-30
X=6 ':'•30 Z•4
Z=<.
Y.•lB y-o Z•O
>:•:24 Y•O
Z=-4

Z•C
Y•
,.. Z39 x-c Y-t-
•, . 24·) x=t. Y=6
-.:•: I· ••• 241 x=·? Y=-6
:.~2 X•!e l•C y., ADD-=255 DOF=Ul.U2,Ul.Rl,R2.Rl
.H) x•:< Z•O Y•t ADD•2Sf.. DCf•Ul.UZ~U),~!~Rl,Rl
,:.;.;. X·~ Y•lO: Z•O AntJ• 2S1 DOf=U1~~2~Ul~Rl~R2,Rl
:.; ~
: ...
,
.. ' x·.e
•••
,.
_
••• Y-12 Z•O
X•IZ Y•l2 Z•C

:K·~·
.<•Q
't•.Z
Y•t:
Y•l! l•O
..,
%•)
~0 2~8..
A!:0•25S
A.:>J·Z£0
.:..:>t-=:-t.:.
OOF•Ul,U2~UJ,Rl.R2~RJ
oor-u :~ u:.uJ,Rl.R:.RJ
POf-~~.~Z.Ul,RJ.R:,Rl
DCf=~l.~~.Cl.Rl,R:.Rl
i\ZID :6Z iX'·f t::*~Z.t.:),R; .. tt:.:U
X·· Y•l! :t•O J"\D=·~i.l ~F•Ul.U~ .. ul.Rt.~.Rl
"'\! ~·1:" Y•U 7.•0 ;,.oo ..:H DCF•~l.02.Cl,R!,R1,R3
x-te Y•lt Z•Q ADO•:!£!. Qo.)f •Ul. C1, :13. R!, R.:'!. P.3
:~l A'"':.ot y .e 1.•0' •...::o-Zt6- DOF-Ul,U:,UJ,~!.P.Z.RJ

=~" X•O Y•24 l•O AZD=267 OO:=V- .U2.UJ,Rl.R2.Rl


Z!~ X•£ Y•Z4 %•0 AOD=268 oo:=u:, U2,UJ, Rl, R2, RJ
: ~t X•.-Z Y•2-1 Z• O
:!11 X•l'! v-:< Z•O PATTtfU.i
::~lj x•:.c Y•:~ z•v ~IAME=D!:FAULT
::5o i..•:l Y•JO 1.•0
X·t· Y•)O 1.•0 MA.TER!AL
.. I ~ ~ .. 1: Y•)O 1•C NkV.;.•STEEL fDES •S M•7~8 .14 :
:c: :;•!'! Y•JO z·o w-7S~~-4H
-' . ~:·;< 't•)O 1.•0 T•O E•Z . 0~9E•l~ U· . ~ A•.000Cll7
:!1!4 );a:) Y•Jf, z-c f'Y"'2. 531051£-+07
~~s X• (, Y•1t. Z•O NAME=COUC ID£S=C M=244 .8l39
::.:.; X.. t:' Y·~& Z•O W-=2402 . 4.51
:I>·, X·Pt Y•H Z•O 7=-0 t=2.62SE+09 U>= . 2 A - . 000009~
~.;::: :-:-: 4 'i•l6 Z•O N.:;.M:E"'BA.li.i\N lDES"'N M•2 40 I<•HOO
:'i.'- x·• Y•U ?.•2., 7•0 t•2.S?S&•09 u- .2 A• . 0000099
21.) Y. ~ 1' Y·l~ ~·24 t;"A'tE=PAAT lDES=U Moa240 W>=2400

...
2'11
... X•lO
>.•18 Y•6 Z•24
Y•l2 Z£24 ':• 0 &•3 . 3ZE+09 U•.2 A•9.99E-06
~·.•] X• '"' Y•6 t•::., FRAME SEC'l'!OK
: < X.•b Y•E 1.•24 NAKE•BALOKl ~~T·Bk~ SK•R T• . 6,.4 A•.24
2.,!: x-~ Y•l2 z•::e
., - X'"J' Y•J2 Z•28
J=-?.51249~::-03 1=.00?2, . 0032 AS=.2, . 2
.- ' NAME.•PRA'!'£KAN MA'l'•PAA'I' SH•R T•l,. S A•. 5
:::
:::;~
.... 1.
"!••
:<- ~.!
-· y
\'-t.
'f•t
12 z-~e
2•ZP.!
z•:e
J ... 2.561 0C3~ - 02 1=4.:6666?£-02,1.041661£·02
AS=. H66667, . ~166661
NAM£=K010M ~~T=a~ SH=R T=.1,.7 A-=.4 9
A•.e Y•( Z•Z'!> J•3 . 3el~08E•02 I~2.0Q0933& -02,2.0C08)lt•02
AS• - <0$3333,.4083333
PP.~':'AAlrj~ :iAt-!E.. ?AATl XA.':'•PAA'!' SH•R T•l,. S A•.S
;..;.['>•~8 :-tr•'J~,U.Z,Ul,R .. ,JU,PtJ J-2.e6I003~ - ~2 l•<.l66667t-02,l.041661e~o2
A;:•tC ~)F•~I,c:,Ul~Rl.~,R) AS-.41666~7,.4166661
~- · ~- 0 F u;.~!.U3.Rl.RZ,Rl
t-..P :.:J,CZ,al.P!.,tt:.R3 fAA!{£
~.. r•:J!. v:. vl, !I' .. , ~~t.z * ~J ! Jc!,2 S£C=SALOKJ. ~S!:G=~ A.\-'G~o
;.;.,_ .-_JJ' f-<f-\ll. ':".tJJ,P:.~,JtZ,JtJ 2 J =3 .~ sec=a;.:.oKJ .NStt;:; A.~:c;:o
.r.:::·:lc t>Gl •U •• c: .Cl, f.l!,l'l, !t) ) ;-~.6 SEC~:aALOK! NSIG-4 A.~t;-0
.:...t -:.; 1 ~r·u!,t:.u3,Rl.R2,RJ J=6,:; sec=eA:..OKl ~:SEG=4. A!\~0
.·..:"' :4 '
~!·~ .• u:,:.:3,Jt1,R:.A3 ~ ;•1,5 S£C,.8ALOK1 NS!G-4 A.:lG•O
;.._~._;)
~r·c ..
~:.~l.~!.~:.AJ J•$,4 SEC•3ALOK1 M~•O
;..::a.:.{; ~cr·al.~:.uJ,P.,R:.Pl '
1 J.a~.s
SEC=3A!.OK1 t;SEG=4
:IS!.G-4
~rG•O
Lwf•Ul.V!,UJ,Pl.Jt:.~) SEC•OA:.OKl NStG•4 A!IC•O
J·~O.S

.
~:-·:: i.;j
r
t
r·~ •. u2.~J.R.,RZ,~3
t•Ul,CZ,Ul,Rl,RZ.R)
rr·r :!.,:.::.~l.1U,R2,P3
' J=ll,::l SEC -BA:.CKl USE:;-4 Ml~•O
lO J=12. tl StC•tlA:.OKl N'S!.G-4 A.!'l':i-0
l l J-=13, 12 SfC=B..!.l.OKl NS£:,';=4 ANG•C
,;'_ ., .;;~.:' l ~"<"'lr•'Jl,l:~, U), Rl, R:!, Jt) 12 J -=25,275 Stc=PAATl ~ISEG=4 ANG=C
.~==-.')I' ...
~~r-~ ~:.~J.RJ,P2.~1 ll J'=2. :~ SEC=BALCK:. NSEG-:4 ru;c-1
~-- r··r IJ~.~Z,I~).IU.F:',P.l :4 J"'21S,.216 se::•eAA<rl ?tse::;-.; A.!IG-0
( f•ULI..':,tt;,,.,R2,Jn 15 J--17,16 S!.C=BA!.OKl NSEG•'I l<NG ~
n·r·~t.~:.J3.~ •. P~.~1 16 J•!.8,11 S!:C•SA.LOKl NSEG-<1. ANG•O
t f•U, I..".Z ,1,.' 1 , P.l, P:" . ~3 !7 J=-1, 20 S!:C=BALOXl NSEG=-4 ;.m;. o
J•l0,2l StC•BALOKI t'IS!G•4 ,tJ;C•O 1l J·l<.H SEC•8ALOKI NSEG-4 1\NG-0
J~.L.ZZ StC•BALOXl toStG•~ loi!IG-0 13 J=: s. : o s~=B.;..LoKl NSE.G-'1 A.'lG•O
J•2%.:l SEC•~LOKl t:StG-4 N:G ..O '< J=6S,Ii6 SEC=BA.t,O!'l !lSEGA-4 A:l'G•::t
J•:l,Z4 St~·BALCKl ~SEr.•C ~~·0 1S J-41. s· SEC•SAJ.OKI ~SEG-< ~G-0
,:.:_.;, :!. St:;•eA.:.OKl ~l$tG•4 ANG•O '£ .;~··o;~ 10 S£C•8ALOKl NSEG-4 A>: GoO
..-· :•:'~.
l•:..=, ~1
2C. StC• &A:.OKl
St(• 8ALOKI
NSE::J.-4
~ISt~-4
ANG•O
AAG•O ,.
11 .J=71. 72
J•12,61?
S!:C=SA:..OKl
SEC•SALOKl
?;s::G-4
~S~4
ANG• O
,._,.G•O
1 ... :& SEC•aA:.OK~ ~lStc;.4 A..-.:~ • 0 1~ J-'3.71 s !;C = a;...LOK 1 NSEG•4 A:'OG•O
J•.:e • ., S!.C Mi.OKl t;ar.c;-..., ~-0 ,o J- '"· ro SEC-BA:.OKl ~JS£-C- 4 11.•c·o
J"'-:".2~ ~E:•BALOXI ~StG•4 A!lC•il !: J • 7S, 14 SE.C=aA.LCKl NSEG-4 A..vc;..c
l· ;"-Z1eo, 217 St<:•PRAT,. t~~F.G•4 ANC•O J•16, 75 SEC·SALOKl
·~ 1\.""'"0
NSEG.-4
J•::n,l: St:•PAATl N$!~4 Al~G•C 8; .;. ,,, 76 SEC• 8A1.0Kl :JStG-=~ AIOG•O
30 J.-.: 4. 278 !EC•J'IMT2 ~StG•4 AJ.;G•:l 8< .!=18, 11 S!:C=S..'\1.0!<:1 NS&G---4 NOG-()
ll J-41t,Z79 SEeAPRAtl NS!~• 4 ANG•O 8S J •l9, 7$ StC•BAI.OK~ NS&G•4 A)l;wo
3: J•27~,2~0 StC•PRATl NSP~-4 ANG•O so J•19,80 S~C•!JI.l.OKl llSt.G-4 ANG-0
33 J•J),l4 S£C•aALOK1 NStG-< k~G•O !7 J•8C , B1 S!:C=SALOKl NS£.-Ga4 ANG-0
H J • 34,J StC•BALOKl NStG•4 ANG-0 ag J&8l,S2 SEC•BAl.OKl NS&c::;-4 ANG•O
lS J•:9,18 S£0•~A.LOKI NS~G-4 ~G-O 89 J'•SZ. S3 S&C•BA.LOKI ANG•O
l;S£G• o;
J£ : ·~ t.J1 SEC • P.ALOKl US£Ga4 kNG•O 90 Jc8.l,e4 StC•Bl.LOKI NSEG•4 -'NG•O
l' J'" '1, )8 S!.C• DA:.OKl l~S I!GA4 ~C-O 9! J-94, 8S SEC•BA!.OKl NSEG-4 AI'G•O
Je J-l~.J~ $&C•8AL0Xl NStG•4 ANG•O 92 J•8S,86 SEC•BA.LCKl NSE.G-4 A11G•O
3• J• ~<>, JO SE::•BJ,LOKL NS£G• ~ 1\NG""O 93 J :S6, ~n S:!C•BALOKl NS&G•4 A!lG•O
<: J-.:!:80, ~2 StC•PRATl r:SitG'- 4 ANG•O 94 J•87.88 SEC•BALOKl

,."
NS£G=4 ANG• O
J•JS,l~ SEC•eALOKl NSP.G• 4 ANG•O 9~ .J•88 ,1J SEC•BALOKl r~S&G=4 J\NG-0
41 J"3C 3~ StC• nl\t.OKl tiSIW•-4 ANG-0 96 J•84,274 SEC .. PAATl NSEG• 4 ANG•O
J•40, Jt> StC•&A.LOKJ :1SitS•4 ANG•O

.,
91 J•2'H ,273 S£C=PRAT1 NSE-G•4 A.\JG•O
4j J a.o\1 ,-12 S&C•DI\LOKl NStG•4 ANcrO 98 J=273 , 272 SEC•PRATl t1SEG•4 ANG•O
H J•43 ,44 S!C~&ALOKl NS£G•~ ANG•O 99 J •272 . 78 SEC""-?AATl NSEG-4 ANG•O
.i=-45, Hi SEC•IM.LOKl. NStG•-1 NfG...O 100 J=9 5, 269 SEC •?RATE~~ NSEG~4
<B J~48,220 SF.C•KOLOK NS£~2 ~G·O ANG-C
H J~42,41 S~C•OAtOKl NSEG-~ ANG•O 101 J-269,2"14 SEC•PRATEKAN NS£Ga4
so J•6~,211 SEC•KOLOM NStC"2 ~~G•O At:t;.>O
51 J•~l. 215 Sf:C•KO:.OM NS£G•2 A.UG-0 102 J:a93,9; SEC-eALOKl ~lSEG•4 ANG• O
~= J•Ji, 27~ S:EC•PRAT!Kf,N ,.S!C•4 103 J•94 ''75 S£C=-aA.LOKl }jSEG• 4 ANG•O
AUG•C 104 J•66,9S SEC=-a;LOKl NS~G•4 ANG-0
53 105 J•95,96 StC=-aALCKl NSEG-4 ANG*O
A.'J:-•0 10€ J•96,97 StC=-SALOKl NSEG-4 ANc;.-0
54 J•: l7. :u StC•KOl.O~ NSP.G• 2 A."..C•O 107 J-97,76 SEC•SAl.O!U A.N:;ao
NStG=4
55 J"' .. JI'I,2U St.C• l<OLOY. r:stC•2 A!IG-t=C 108 J=66,63 S{;C .. SA,l.OKl liSEG•4 AN'G..O
5t J•278.Z2 SEC• PAATEKAN UStG&t .109 1=-274, 82 SEC•PRATEKAN NSEG•4
Ar•c-c AUG•O
51 110 J=-53, S6 StC•BA.LOKl l~S!G•4 ANG-0
A:J:;... o Ill J•S2,5S S!.C=BAL01(1 NS$84 ANG-~
S! 1:2 J•55# 58 S!C=-.aALO!t! NStG-4 ANG-0
A;;:; • .:) 113 J•SC#$9 SE:C•BALOKl NS!G•4 MG-0
5~ :H J•9'6# 213
;.;o.,-c AI'G•O
60 ~ !S .J•t3. 67 S::C:•MLOK.l NS£::~4 A..~:r-0
t:· .:•62.&3 S£Ca.s;.u..oKl NSf.G.a4 ANGAO
... , . :so ll? J=-E.1,l1 SEC.a.BA:.QK) !"SEG-< M..,_O
118 :-ss.ss SE.C=SALOKl NS:;G-• A..liG•O
!tt•ll-":.CI•<l J<Str;.. 4 lJ.:"G-•0 J:SI J=S9,62 SEC• SAI.OK! !iSEG- i A>:G• O
St.:•PAATI!XA!I •;$t.Go-.; .20 Ja62 • £.4 S OC • BA.;..OKl KSE.G• 4 AAG-0
J=-59,6S S!:C=-6i\LOK1 l~S~-4 A.'~::... o
Sf:C • bAl.O!<~ NS&<i•4 AJJG•O ::?2 J•SS, 6E. sr;c•BALOKl SSE~·~ ANG•O
HC"'BAJAiKl NUG• 4 A.N<;•:l :23 J•64.1'8 S!.C=!JU.OKl J\S£Ga4 ~GoO
S!::•M:.OKl lOSE.t;.• 4 ~l:;·e 12< .J=S~. SS SEC•BALOKl NSEG• ( AN:;.o.O
SEC""l'RA7'1 ~:sP.G-4 ~JG•C 125 J•55,, 56 S!.C=:B-A!.OKl ~SEG• 4 ANG-::t

-· •
0 St.C•£'AA7'l

. . . ., • I .. 1

L}, ,!-.~
r:s~G-<

St·;•i' AAT~
A!lG•O
lC :"~ J !!-::•FM':'l r;$£~·4 AN:i• O

! !:':--8/oJ.t'l< 1
NStG- 4
NSEC.i•~
MG•O
>.m; · ~
12€:
127
J=56, !>1
J=56, 62
J .. 5, + 64:
StC=SA.LOKl
SEC• BAI.QKl
S~C =BA!.OKl
NS~G•4
NS&G-4
fi'SE.G• 4
AJ<G•O
All G-O
AlOG-0
163 J=lli,ll8 S£C=BALOK1 NSEG- 4
;..,m;;....o
!30 J•(.l, :.!> SE.C•aALOKl t>S&G•4 A.~C•~" .~4 J=l20,!2! S! C=SALOKl NS&G-4
11.. :•t: ), H $£C•aAJ..O;<! :.:sr.G•4 A..'JC.•C R;G•O
~ J: J•.- ._;, ~ St(:• 8ALOK1 NStCi•4 Al·G•O !~~ .;-!1'7.120 S!:C•SALOKl ~:s£Ga 4
!J'\ .:•t.),l SP.C•MLOKl t>S£~4 AJOC•C ;...o.:~.·c
,;; .!'-,.H,ct:: StC•MLOKI ~IStG•4 AN'-G•~ t~,; J=-l~J.I2~ SEC"'BA.:..OKI NS£G•4
9
l > ·~1). ~o !I:F.C•BAt.OK.. N$£(;•4 ;\:; G•O ;..:;- D
: ., J•· •, 100 StC•8A.LC-Kl ~:St:i•4 A:OG-0 .~1 .;- .. .!Z, .:3 !£C•SALOK1 f~S!.Ga4.
.P ; • 0,:'0! StC•8N.Ot<l t.;'SEG•oiil

13~ A..'l~-0
ArtG•C 169 J,.l! 4 . 1 2 l S~C =SALOKl ~IS£G- 4
13~ JalC3 , 10;! ANG-D
A-:1.:1•0 1'70 J- 11.9:,122 SEC• BALOKl
!4:l NStc;-4 AJ:~o
;..t\G•'J 111 J • He, 12 : SEC•S!\LOKl
l<l S£C•8Al.OKI .a.:r::; .. c
A.::c-o L72 .1•1.21. , 12 4 S!:Ce.BALOKl NS£G-4
l~: ANV•O
A:-1~-.
113 J =l 20, 125 S EO:=!V\.!.O KL
"4 3 ;v;G.. O
11 4 J=l2 6 , :27 SF.C=SALOKl
1~<1 :•100,109 NlG-=0
AZIG2C 175 J =l 26, 128 S£C=B.lU.OK !
l'i ~ J•llO , J! l S~C· BAlOKl 1\:'lG•O
A:~ :;-o
11~ J -128, 103 SEC• SALOKl
l4 t:. J=!t:',JlJ SEC•8ALOX1 ;.,m; ... ~
ANG=O 1'1 1 J a l 24, 126 S£C=BA!.OK1 NSEG=4
141 ANG•O
A.UG=C• li8 J•125, L24 S£C=8.!t.LOKl !-.ISEG=-4
1 46 S!C•llAJ.OK1 t:StG 1\..'H~•O

,..
~1 c;..0

SP.C• ~1\LOXl ANG<O


l i9 J•l2S,l29 S!:C=BALOKl
;.••N::.=o 180 J a l 24 , 130 S!;C=SALOKl
ISO AI<~O
JJ;c;-c :el J •l29, DO SEC-SALOKl
1 Sl Al~G=O
/I.S::O•C 182 : • :30, 121 S! C•BALO!U !\S!.Ga 4
15~ A.'JG-0
.;:.J~·O
183 J =-121,131
;.,,rvc;... o
164 Jcl31,102 SE.C=BA:.CKl
A.'I:G=O
!.85 J =:22 .. :26 Sf.C =3ALCK1 NStG- 4
...:::;.:o
1st> J=l23,12e
A.'l::;.-0
1!~ J =27s.e _
;..:;G•O
!86 J c l3l, l:lC Stt=aA:..OKl
}J;c;.-o
;.;: .... ... __ ),.1~
i.89 :-:2?, 99 S !:C•B.ALOKl r;!e:G-=<4 ANG&O
1.~·' J'•l30, 98 SEC•SAI.OKl N~EG-.; Ail~O
19! : • 129,68 SEC•BALOK1 !f!!~oC A.'l~O
192 J =l32, 1 33 S!:C=BA!.OK- NSt~•4
AN::i .. O
.93 J =l3 3 .134 S~CcaALOKl ~$EC•4
ANG=3
1.94 J•l3 4, 1 35 SEC = ~.LOt<l t:S£G=4
ru;G•O
iS$ J•ll$.lH StC•~OKl r:stG-4 226 J•l~8.:l9 S£C~9ALOXl NStG-4
A.'O~O AN:r=O
!~~ J•1l1,1J6 StC•&ALOKl ~SEG-4 2Z7 J•H9,1~8 S!:Cc8ALOK1 NS!G-4
;J;G•') ;..r:G=o
:9, :·:le#:l' stc-~: Nsr.~• 2~8 J=l5~.15l S~C·~OKl NSE~w~
ANG-=-0
:z~ :=l'H, :s6 stc=SAL<nc t;sr.G-4

Jf.C. J•HO.l )~ S£C•!VU.¢t\: ~!!::~ .. 4 ~)C J=~5~ • . 5~ s~c · ~~Kl SSEV•4


A..'>C•' ~G•O
200 : • 141.140 !EC•&ALOX! I.StC..~ 2l. J=l5S,160 S£C•~Kl NSEG-4

.2 3~ J•l61.162 St.c=BALOKl NS&G-4


A!J:i.... O
~0.: J•Hl, J 44 SE.C•BALOKl ~ISE~•4 23J J•l61,!63 StC=aALOXl NSeG-4
A.uc;..o AAG=aO
203 .:•:.<tS, lH SF.C•I\ALOK! NSEG•4 23~ Jal63,).3S SEC•&A.LOKl NSEG•4
A.~!>•O AJ:G•O
.::H J.a.l<l,l4$ StC•fiA:.OKl 1."3E.G•~ 235 J=l59,161 SEC• BALOKl NStG-4
A.<o.JG.._O A:IG-=-0
~0~ J•l44,14~ 5tC•8ALOX. NSP.G•4 23~ :•l60,lS9 SEC•SALOXl NSEG-4
N:G--0 ANG-0
ZOt· J&lll4,1 4l seC•&ALOKl N$£V•4 237 J=l60, 164 SEC=BALOKL liSEG•4
A.:lG•O AJOG•O
207 J 149 , 140 SEC•Ml.OK1 "SEG•~ Z3$ J •l59,165 SEC•BALOKl NSEG•<
PJiG=O
ZOS J • 146, lH S~C•AALOKl JlSP.G <1 239 J•l64,16$ SEC•BALOKl NSEG-4
N:G'-' 0 ANG=O
2C~ J=l48,l46 SEC•8AL0Xl NS£~4 2 <1 0 J=l65,162 SBC• BA.LOKl l>SEG-4
NIG•O ,\KG•O
Z!O J•l~3. t 4Z SEC•SAlOKL NStC•4 241 J .cl62, 166 SeC=SMOK1 ~i'SEG•4
ANG=C
2l~ J-145,141 StC•BA10Kl NS!G-4 Z42 J•l66,l37 SEC=SALOKl NStG-4
ANG=O
J•l<7,1<~ StC•BALOKl 2 43 J•57,19 SEC•SALOKl ~S~G=4 ANG-0
244 J •l 5S,l63 S£C=SALOK1 NStG-~
Zll J•L~O.l41 SEC•B~CKl N~~~4 ANG=O
ANG•::l 245 J=97,271 S~C•PRATE~~ NSEG•4
:H J .. l50, lSl S!:~•BA.LOKl mn~C-4 ~G·O
A..\'G•::I 246 J•l66,l3$ SEC• aALOKl NS!Ga4
::15 :•15!, H'l 3EC•!Ikt.OK1 ~l$!V•4 ~~:;-o
N>c;.-0 241 J•!62,l3i SfC• RALOKl N$t~ 4
.:H, .:·!~ ... :~: St:::•&ALOKl t:StG•4 A:lr.;-o
248 J•l65,1J3 SEC=~~l NSE~-4

A:'i~::l 249 J=l6~.132 S~C•BA£0Kl KSE~4


21~ : ~ 14(,1~4 SEC•SAL¢Yl ~Se~•t A!fG&O
JI:;G-0 250 J•!61., :68 S!C=!.ALO.Kl US!.G-4
21:. ·~ !C, :4So !t:•AALOK! : S£::;..4 A.'l:;aC
2SJ J*l68,169 SEC•BA:OK: NS!~~4
.v;y.-o
2S2 J=169,170 S~C•BALOKl KSE~4

A,!-:G-0
254 SE.C=SA.LOKl
A..'l&=C
:?55 S!C=9Al.OX1
ANG-0
;.::~ :25€. .7=17{ ,173
::~ S~C•BAL<''~Kl AJlG•O
;u~r.'"' J
z~~ J•l1~ .. 114 S!C•BALOKl N:JE~.C
ru:cr-a
~~~ J•.1f,l1) SEC•BALO~l NS&G•4
A..'O~
2~~ J-171, 11~ St~ • BALOY.l ~S!C•4 Z~O ;-iSt,:S' S ~C•SALOXl NSt~4
NIG>O
:!~: J•!~€.15! S!:C=BA!.OKI !i S&~4

!~: J-J<o;, PJ S£:Cc.BA!.0Kl N$~4


A..O.:G=O
:t-Z J•U!. 183 :ttC•BAl.CKl ~:~r.G-4 l4J .:•19~, :s.C S£C•SALO!<l JOSW.4
id\G-C IUIG•C
263 J•J1<.,1~4 StC•aA1.0Xl N3£G-4 29~ J=l~5,19 ~ S~C•8ALOK1 SS!G-4
:;4 ;-:1~.1,~ SIC•BAkCKl ~StG•4 2S5 J-195.199 SEC•BALOKl N S£~4
ANY• O A..'lG-=0
6~ J•l$4,17$ StC•BAlOKl U~F.G•4 29& J•lH,lOO SEC•BALOKl t~S!.G-4

26( J•J•1,179 SE.C ..ftAI.OX! NSEG-4 297 J=tS9,200 StC•BALOKl NSE~·4


.:.J;t;-.J
:!C' ; .. ;.sJ, .. et SEC•&JU.CIKI ~S£G•4 298 J •200, 191 SeC=SALOKl NS£G•4
A.'IG .. O
~6~ J ... f"1~.J1? :lEC•tiA.LOKl :t!'ii!G•4 299 3•191,201 StC=9ALOKl NStG-4
ANG•C ANG=O
26~ J-1,0,178 SEC•8AL0Kl NS£0•4 300 J•201 , 112 S£C=8ALOX1 NSEG-4
A.NG==O
270 ; le2, 180 Sr.C•n.:U.OKL NSEG"'4 30 l J •l9Z , L96 SEC .. BALOKl liSEG•4
ANG--0 NlG •O
271 J • lf;1~.182 Sr.C•BAt.OKl mu~G .. 4 302 J=l93,19S SEC~BALOKl NSEG• 4
1\NG•O A.~G ...O
2,: J•l85,J96 StC•8ALOKJ NSEC•4 303 J•211. 272 SEC=PAATEKAN t>S!G•4
At:G• O li.NG•O
213 :·~et, l$3 $EC•8A.t.Ot<l NSEG-~ )04 J=201.1 10 S!:C=oBALOKl US&G•4
A.uc;...o ANG=O
Z1< J•l86, 187 StC•&A;.OK I IIS~G·4 305 J•l97,169 SEC=BALOKl NStG-4
ANG•O ~fG=O
215 J .. l~l.lU StC•ftALOKl NS2G=o4 306 J=Sl, 52 SF;C•BALOKl NSEG,.4 A!IG-0
307 J•lY9,:67 5£C=BALOX1 NSEG-4
hNG=O
318 J•52, 5) S!C•SALOKl NS~G:4 AHG-0
309 .r=SJ,41 S::C•BA:.OKi. ~lSE::i-•4 A.NG•O
ANG-C 310 J•O, 35 SEC.,.SALOKl NS!.:==4 A.~G--0
Z18 311 J•272, 80 SEC=PRATtKA:i KStG•4
J.J~(:..C M:G=O
.·.8",1'9 )'' .;-~0.46 SfCc.SAJ.OKl l<S!.G•4 A.'tG-0
A.r..::;...c J!~ ~=46,H SEC%BA:.O!C !'IS~G-4: AI'G~c
:$C ll~ J =H ,H SEC=SJ\:.OK! r&StG-4 l\1'00
.A.~:G-=<c 317 J=~2 .36 SEC=3>.LOKl liSEG"-4 M'G""C
• 319 J><4~ .. 4S S OC-BA.:.OKl NS!::;:.~ AI<G-O
3:!0 3=4.5,4.3 S:X-8ALOK1 ~SfGa~ ~; :;.o
324 .J-.a.H SEC•aALOKl ~IS!h=4 A."'G-O
32S .;=41,40 SEC•BAJ..OKl nstG .. ~ A.~G~O
-..s: .. ~ JZ£ .;-ee,e9 SfC•SALOKl IJS!:G--4 A."f:;ac
ASr.:-. 32' J=89, 91 SEC• aA;.CKl !'1Sr.G•4 A.' IG•O
....,..._.,·•
-·~ ~
!O!f.G-C 32S
329
J=-91,90
J•90,74
StC•6ALOKl
S!C=~!\LOKl
t:se.G•4
NS£.~•4
AAG•O
ru;G-o
330 J~S7, 92 SEC • B.A.!. OK l NSE.:;•~ AAG-0
331 J =27 , 32 StC=BA.LOKl KStG• ~ A:H;-o
·- "' ..... r.: H2 J =31,30 SEC=BALCKl NSEG•< A:iG-0
362 Jc23~,Z2l SEC•KOLC~ NSEG•2 ANG-C
S.!. "'• P.Al.C Kl 36~ J=240, 218 SEC•KOLOI{ Ji'SEG-2 ANG~O
366 J •24 l , 216 SEC-XOLOM NSEt,.•2 )l}lG-0
J€." J•Z4:.2l4 sr.c·~OLO~ NSt G-2 -'1~ ~0 ~12 J •22l. zle S~C • BALCKl ~l S EG•4
369 J•2·Cl,Z~l Sr:C•KOLC.X HSEcr-? A.'IG•O N:~o
<lO J•244 ,222 SEC· ~OIM< ~•sEG-2 NlG-, 573 Js2Z l, 222 SOC•SALOK! r:s£G-t
4L : - 245,171 StC• K OLC-~ J:StG-2 AI'G-0 AUG-0
H~ : · ZH.22 4 SEC•K Ol.OM • sec• 2 J•2U,223 sec • &ALOKl
AHCoO S'< :;s EG-4
4B Ja-241. 2' u St.<:• KOL0.'1 ~:S£.G.e2 A.:OG•C A.-.:G=o
43< .:-:4":.21? S!:C•KO:.C'1 tiStG-2 1\l:c-o s•s J•Z16·,22 4 St C•SALOKl NSEG- 4

··~
J·1~1. Hl SIC•bALOXl NS£~4 /oJ; C=O
Atib:.J !>H. J•lZ ~ . 21~ S!:C 8A.:.OK1
9 NSEG• 4
49( ;a.Ht, z:~ !EC•KOLOY. t:S £ ~·2 ANG•O ANG*O
HS =-~~0, 2'li S!C•KOI.w. ~lSEG-2 AN;;;.O 511 Jc22~.22 4 se~ ;£ BA!.O!< :. !1S!Ga4
496 J•2S1,221 S£C•KOLO~ t-:st:;..z AI'G-0 ~;c;.o
491 :•252,228 StC:•KO!.OM NStc;.-2 AAG-0 ~·e J =222 , 22l S!C=-.!ALOKl NStG-4
498 J-2~3. 20'1 StC•KO!.OM NStG- 2 ANG-O AN~O
54' J•200 , 1E& StC•BJ\LO~ l :IStG-4 51$ J•22$ ,226 S EC•BALOKl t:S!G- 4
M'G•C ANC=O
5 '1 ~ J-202, 20l S t C•BALOKl NSt G-4 sea J •22 2, 22 5 StC•BAJ.OKl NSEG-4
JUlG-{1 A.NG-:1
5!0 ,: .. 2CJ,204 SEC• ~AJ.Ot<l NStG ·~ 58 1 J oo:226 , 22"1 StC• 8A.LOKl NSEG-<1
A..'lG:=Q A.'l'G•O
551 J•ZC 4. %0~ Sr.C•"A!,OKl NSEG•<I 582 J - 227,228 SEC• Bl\LOKl NSEG- 4
ANG•C /\NG• O
SS1 ,J •Zo~. 206 !P.C · AAT.OKl N !:I ~G- 4 J • 226 , 209 SEC..,BALOKl
58 3 US! C• 4
;u;G•O
ANG<>O
5 53 J•207 , 20E S P. C•D t~OKl NS EG•4 584 J • 219 . 228 SEC•BALCKl ~~SEG• ~
N IG=O N;G-0
55 4 J=20ft , Z07 S t: C• ~IU.OKl NSF.G•4 585 J • 22 <1, 221 SEC• l}M.OKl NSr.G• 41
A.'JG•O ANG.cO
555 J •209 , zoa St C•BALOKl US ~G-- 4 586 J = 223,2 26 seC=BA.I.OKl 1-JStG-=4
ANC:O ANG• O
SSG J•2l0, 209 SEC•8ALOK1 NSEG-4 58 7 J=226,229 S EC=BALOKl US~ 4
AJIG=O ANG•O
557
ANG•O
:•211, 210 tP.C•BkLOKl NSt <i•4 sse J • Z25.230 SEC•SALOKl NSEG• 4
Al\G=O
s~a J•ll2 ' zl1 StC•RA.l.OKl NStG•4 58 9 J•231, 232 SEC• Bl\LOKl NSEG-4.
ANG•C A.!.IG-=0
559 J•:!~J.:H StC•B.>.!.O~l !ISEG•4 590 J =2ll, 2 33 S!C=-8ALOX1 NS!:G=4
A.t\G•O AN :;~ o
~00 J•215,2~6 SEC•BA!.OKl NSEG-4 591 J =2 33 , 208 SEC=5ALOK1 l\SEG:4
...::c;..o AJ:c_.._o
~(.} J•2l1' 218 StC•&l..LOK ! NSEG-4 592 J=2 29,23 1 S~C =BJU.OKl NSEG-4
A.:l:G•O A::c.=a
!li~ J·~H.Zh Str:•M:..CK1 t>StG-*4 J•230, 2 29
~93 S£C•SALOK1 N S !.G- ~
i\.~~0
~Ol J-~14.211 SEC•!ALOKI ~lSEG•4
"''G-'0
594 .J• 230, 234 Stc•!!ALOKl NS&G•4
A,!';c;.. ,
ANG=C
;;~ .:•:H,::c stC• BJ\LOKl !ISE.c;..4 59~ .1=229., 235 SE.C=-S.:U.O:i! t:S!.G=4
A!: G-O .A~;;.-c
'$(5, J·~li. Zl' :S tC•BAJ.I):;:. t~S!:G-4 J c 2) o; . 235
59£ S !:C=BJ:..LOXl ~ St.G=-4
A::G-=C AJ;c;-o
5:~i 1-ue.:H S:!::•BA:.CKL ro.stG•4 ~O:l J-235.232 S EC•BALOKl NS£G•4
;.m:;•o A.'lG=O
~l" J-:'l3.21: S.:.O:•BAt.CK l r::st:-;.• 4 5'1~ .J•232,236 SE.C•BA.LOKl ~lS EG- 4
;..:,G•C N lG=C
5.6~ .:o~:!l5,l •• $£<.:•!SALQK1 .'IS!.:;..ll .;c236, 2 07
59> SEC'-''BALOK1 NSEG-<
A!iG
5''
A:lG•')
' ;-21'1.~15 S£C• 8ALOK1 NStCo4
AN:";-C
600 .;•221, 231 StC•8ALOK1 NS!:G-4
ANC-=0
'J .. •:: : .. .:, ::: l , l l 't !lr. .. •r.AJ.OK.t. NStG-4 J•228,2;3
60~ S:£C•8ALOK1 NS!:G-4
Ni~"'O
AXG:O
J•.:!l"f,.::L S!:C•I"A:.•"'Kl ti$C.Ga4 •c3 J • 2 36. 20 5 SEC•BJU.OKl N"SEG- 4
M-.~-c A!lG:=O
(C< J•l:<.47 SEC•KOLOM NStG-2 ANG-0
AJ~::..ao J=l05,l5 StC=KOI.Cf'o. NS£G-2 A.Nc;.-0
'C) J•lS, '71 SEC•KOLOM NS!:.G-2 A.~G-0
K:;G-o J.aSt, SS SEC•KOl.OH NSLG-2 .:...'«r-0
~J\ J·:~0.18~ StC•YOLO~ NS!G•Z ~~~0 :•aS,l$ SEC-KOl.<»t N.S!G-2 A.NG•O
"- ; ... J.!~.l~
• ~~c. :.1~
6
SEC•K.Ot.Ot'
sr.:•KOLOM :'s£~·2 J.J.:G-3
~SEc;-2 ArOG-;) J•l7, 1!
J=-:2.:. 186
SEC= KO!tOM NSEG=2 AJ:c.--0
SEC=KOLOX NSEG-2 AJ;c;.-O
.;c .. J• .J$.4~ S~·KO~OM NS~ •Z ~~~·C ;-:Je.ltl:l SEC.cKO:.oH ,...StG--2 AJ.;:;..O
-.c
t ••
..:•4•.81 St;C•tcO:.CM tiS£G•2 ANC-o ~1~ J=;! 16. : SJ SE.C•KOI.Ot! ~ISt.G-2 JU;~•()
J•el. : l St.C•KOl.Ui NS£G62 A,:•.,•O ~")t) J•ZH,li!!! $EC•KOLOK :-!Stc.;-2 MV-0
J•2 .1, l U St:C•~OLC~ r:StG-2 ~::;:;() S17 ;=211, : 7£ SEtzKOLOM XSE.G=2 ANG-0
CJ J•l$2.~41 StC•K~~ ~!~~2 ~'G·O 878 J.-.: 7E, 1:;2 StC•KOt.OM NSIG•2 AIOt;•O
d4 J•l41,:t2 SE:•KOLOM N$tG•2 ANG&l 819 J~l79,144 SECcKOLOH NSEG-2 AUG-0
tl~ :•112,4~ SEC•XO~ NS!~•2 AN~O 880 J =l81 ,1 46 SEC•KOLOM NS~G- 2 ANG-0
elt :•4 ~. 82 StC•l<O!.OM NSEGal AJ:G•O ee: J•l86,1Sl SECaKOLOM NSEG-2 ANG-0
61~ J•82, 2:! StC•XOl.~ 1-JSEG•Z AA~•O 882 J'• l8l,l48 SEC=KOLOM l:StG=2 AN~O

.. ,
6!8
£1'
J•S!, 21
J-~l.$1
J•llO, 4)
:·H~ . llO
SE.C•XOLOM
StC•KOLOM
$t;C•KOt.OM
StC .. KOLOM
t;S£G-Z
• seGa2
NStG•l
NSE;.a2
A.~Q .. C
>NG•O
ANG-0
ANG•O
883
es•
835
8!3:6
J=146,lll
J•l•4.109
J=l ~:. 106
J•H$,113
S~C• KOLOM
S&C• KOLOH
SEC•KO~C~
S£C• KOLOM
NS&G-2
NS&G-2
~SEG-2
NSEG•2
~~G•C
ANG-C
ANG•O
AJ;r;.O
:•l8U, 14~ St:•KOlOH N5f.G•2 ~~~0 887 J•l51,116 StC=KOLOM NSEGx2 AJ:c-o
~:J J.o.~~!>,l80 S.eC•KOLOM NSEG•2 A};G .. :l 888 J=l l6, 50 SECcKQLOM NSEG• 2 ANG•O
6:< J·2~), liS S~C•XOLOM NS&G-2 AllG•O 889 Jr=HJ ~ t6 SEC-KOLOM USEG•2 At;c;.Q
€-Z: ~ J-118, 14 3 StC•KOLOM NSI!:G-2 ANG•O 890 J•lll ,44 SECcKOLOK NSEG~2 ~ G-0
6~.:. J•l0,108 S!C•KOLOM Jl$tt~2 ;.,."G•O 89l J•l09. 42 S£C• KOL01{ NSE<0•2 AJIG•O
6.::'1 J•lOS , ~ 1 SEC•KOLOM tlSI!.G•2 ANG•O 69:? J~ l 06,J6 SfC=KOLOM NS£Gz2 ~~ G-0
62~ J - ~ 1 1 80 ~£C•KOtOM N$£~•2 ANG•O 893 J=l6~ 78 s:;C""KOLQM to'SE-G•2 ANG•O
6:~ J•tl~). 20 StC•KOl,OM JiSEG-2 ANG•O 894 J=50, 84 S&C•KOt.OM NS&G•2 AtlQ•O
630 J • 19, ll S&C•KOLOM NStG•2 ANG•O 895 J=8 4 , 24 SEC=KOLOM NStG-2 ANG•O
640 J·~~ A , 230 S~C•KOLO>t NS!Ga2 AliG•O 896 J • 18, 12 SEC•KOLOM NSEG-2 ANG•O
641 J•2 55, 22 9 SEC•KOLOM ~IStC•2 J\NG=O 932 Jc225,190 S£CcKOLOM NS£~2 ANGwO
642 J•2~6 . 23l S!C• KO~OM NS2Ga2 ANG•O 9 33 J=226,191 SEC•KOL0!-1 ~ISEG-2 ANG-0
£B J • Z$7,233 SEC•KOLOH NSEG-2 ANG•O S34 J•227,l92 SECc KOLOM NSEG-2 ANG-0
644 J•2SS~2Ctt SeC•KOLOM NStG•2 AJ:Ga::Q 935 J•228 ,193 SE:C=KOLOM NSEG-2 ANG-0
70J J•%59 . 23~ StC • KOLOM NStG-~ ANC•O 936 J •l74,139 SEC•KOLOM NSEG-2 ANG•O
1~4 J•Z6C,2l5 SE.C•!<OL0:-1 NStG•Z: A.NG=O 937 J•209,17 4 S£C=KOLOM NS£~2 AUGAO
'70S J • :H,23Z S!C•KOt.OV. tl$£c;..2 ~IG•C 938 J=B9:,104 SECc.KOLOV. NSEG•2 ANG-0
7Ct J-2•::. 236 S!C• KOI.OM NSt~:! ANG-C 93CJ J:158 , !23 SBC•KOLOM NSEG•2 A~G-0
7C .;•zoSJ, 207 SEC•KOLOM N$EG•2 /01~0 HO J'•l53, i58 S!:CzKOLCM NS~G-2 NlG-0
76t :•264, 2:02 SEC•KO~OV. NS!G-2 A~::;...-::1 941 J•1S2, !57 S~C>=KOtCM ~lStG- 2 ANG•O
1t. .. J•=:~5. 2Cl SEO:•KO!.C!i ~15!':G-" ANC•~ 9<2 J·l~1.l22 SECoXOtCM NSEG-2 AN~O
""6! J•l£~,204 StC•KOLOM ~SEG-2 k~G·D 943 J = l56,121 SEC•KOLOM NSEG-Z ~G-C
1~·~ J•267, 20~ StC•KOLOM NSEc;.., AJ:G•O 9« J•1Sl,l56 SEC•KO~~ NSEG-2 ANG-0
':'"'C J•ZE!, 20E $EC•2<0I.OM ~ISP.G-Z A.NG-C 94S ~·19C,!SS $EC•KOLO~ ~S!G-2 An~O
~aO :•:::,U"' !tC•KOLOV.. r>SEG-' ~:-;. r s.;o :=!55, 120 SE.C•KOLOH ~iSSG-2 Ni'G-0
e:. .. -.:~.;. !u S!C•KC~ Nsr.c-....~ Am;., 9<1 J•120. 51 SEC ~KO~ NSEG-2 AAGaO
e1: .:•42<4., .. !llt St:-KOl'.. X ~S£5•2 MlG•O 9<8 J•l2:,S~ SEC~ XOLOM NSEG-2 ANG-0
! :\ J•2l9,J!4 StC•KO~~ HS£~2 k~ O 945- J = 122, S6 SEC•KOI.Ov. KSEG-2 A..'I:.P-0
! :: J•:lO.I7!> SEr.•2<0:.0.... ::stG•2 AJ.;:~-O 950 J•l2}, 51 SEC•KOLOK YS!:G-2 A.O.:G-0
t!5 : :1~. 140 S!C•KO:.C~ t>S~G-Z Al:G-0 951 J•lO<,lS S!C=KOLOH NS&G-2
- ·le4 ... H SI!:C•KOLOX t.S£4#•2 ;.J;~-C 952 J = l9, 76 s::.czKOLQK J;SEG-2 ;u;G ·~
J•. 01 "1,1~4 U.C•KC1.C~ NS£~Z A-~G:C JcS7. 97 SEC=KOLOM NStG-2 ~IG-0
·- .. a~ ... ~z ST.:• KOLQ:O: •;stY.:! A.!Ui•) .;=Sl. 39 SE.C°KOL<»r. ~Jst:;.-2 ~G-O
J•lt'8,1~l stC•KOL<:>l J:sr.c•2 A.%•0 J • ;'~38 SEC~KOLOH N!tG-2 A..'lG•O
... • .. 54,Jlt. S!.C•KC:OC:!-4 ~:~'I!':G•Z AnG•~ J•56,S6 SECoKOLOM NS~C-2 1\....G•O
J•H ~. L..4 S!C:•xo:..OM ~!!.G-2 N:~o ;=S5,95 SEC• KO~OM NS&G-2 ANG•O
J•HO,llJ~ SI!.C•XOL~"-1 NStG•2 AJ-oG-=-0 J•SS,Ji S!C=KOtOM NS~G=2 ANo;.c
·-:~J.:l8 sr.c•xc-:.cx NS!Ga2 Al<G•O J=86, 26 SE:C•KCI.Ot-1 NSEG-2 Al'G·C
'•15~ •• t1 ~&C•KOLO::·M t:S:I"r.... " 11.m;•c J•~4, e6 S&C•KOLot·l t:stG-2 f.JJG•O
$t:C•K01. •Y N;'JtC•1 A.'lt:.•O J-32,33 S~C•BALOKl NttG•4 A."J(;a0
··:u. 5:: !>tf"•K·"•I. r~ f>S&co. .a~ A:lG•C :=92,93 S&C• aALOKl NS&G• 4 A.N;• O
>119,,3 :1J::C•K·JLCo/ urrn-~ AJ~G-C) J•230 ,l:f5 SEC=XOLOM t:$EG=2 AJlG-0
" ,;. . zzs. :u S£C•KOLOV. ~lS£G•2 AN<;•O 10€0 J•l64,129 SEC=KO!.OM NS!:G-2
~'?l .:•ZH. U6 St<:·KO~(M nsr.c;.-z Ami•'3 A.-.:c-o
~to: J•:Jl. lU StC•KO!.O~ tiSt.:i-:! At;C•O !.C6l J•1.29, 6~ S!:C=KOLOH NS~2 A..'icr-0
!'!-3 J•l1J, 131 St:.C•KOL('~ h!£(;4~ ~e:;,-~ 106: J•llO, 66 S!:.C=!<OLCM NStG•2 ANG-0
i:0-4 J•ZOI.l"l S!C•KOL~ t:stc-: J=l27,63

..,
A,!';:;""o 1!:1£3 StC:•KO:.cM NSEG-2 AJK.-0
,~:, Ja:Je,lOl S!C•KOLO~ J.tSEG•2 A.S~•O 10<4 J•13l. 67 SE.C=KO:..oH NSEG-2: A);G·O
If-.~
--:~3.1-Z* S£C•KOLCIM ~~~r.-;-z AllG- :C65 J=!o~. n StC•KOLOtl NSEG-2 I.I<G-0
.:•151o@. :tl S£C•KOLCM t."S&::;.-:0 .\)0:';.•0 :cEt. J·l7.74 S!X:=KO~ HS::.G.a2 Al:G'"{)
5-!-" J•l"'4.lt'l S~C·KOL..-!'1 t~SF."P-~ ;.;~:;- !C'-7 .:• 61, 90 s:.c•xo:.w NSEG•2 ...,,,....0
j.O'- S!:C•KOLC,. NSE::O.•:: ~;c;aO 1069 .:=90,30 SEC•KO.:.c::~H t:S£~2 A.O:G•O
ltto ""'"· :26
:•I ~".1.24 S!:C•KO~(.M NSf:G• :' 10<9 J•9:, 31 SE.C=KOLOH l.JS&G-2 A.J;G•O
;.::~c :070 J=6l,91 S&C•KOLOM NS&G•2 N<G-0
llC~ J•lll4f U9 StC•KOLC'IM NSEG-7 1071 :•66, 89 S~C=KOLOH NS&G-2 ANG-0
A..VG-:-0 1012 J=-99, 29 SCC•KO.LOM NSEC•2 N<G-0
1~0: ;-u~. Ho .StC•KOl.OH NSt~•2 1013 J•98,28 SEC•KOLOM :JSE.G-2 Al:G-0
Al\G•~ 107-4 J • 6$,$S SEC•KOLOJ< J:S£Gz2 .AA::;..-0
:OOl J•J tO, l:S StC•KOLOM !JS~c;.-~ ll03 J=202,167 SEC•KOLC't1 NSEG-2
AJ;~o AJ:G=o
lOt< J•l2~.~0 StC•KO!.C~ NStG 2 AI~G·J ~ lOi J·203, 16! S!C=KO:OOM NS&G--2
10~~ J•J:o(;,Sft StC•KOl.OM N:i£C..•2 1\:w .. o l'i.N:i•O
lO.J..: .;ootZi,j,62 $FtC•XOLOM t:~~G·Z A.N~-.: 1105 J=-20<;, 169 S&C•KOLOM NS£Ga2
1007 J • l:a, t;.<l SEC•KO:.OM m't:G•i! ANG•O lJ\G-0
.OC' J .. lOl,te StC•KOL~H N!'J!':C•2 A!~G-O 111)6 J=20S,I?O SEC•KOLOH NSEGo2
100~ J·Je . n SEC•KOl.OM 1l:J£G•2 ANG-0 NIG=>O
1010 J • 64,94 StC•KOLOH NSEG .. ~ ANG•O ll07 J=l1l,l36 StC•KOLOM NSEG•2
lOll J·~4. ,)4 StC•KOLtM NStC•2 ANG•O ANG=O
l01Z J • <;J, Jl S~C•K<:It.OM t:stc.t•2 NIC•O llOS J•206,171 SI!.C•KOLOM NSEG•2
1013 J•€2,9) S~C•XOLOK NSt'.G•2 1\!IG•O ANG•O
1014 J•~6. 92 SEC•KOl.OM :ISEG•2 ANG-(l 1109 J•l36,101 SEC=KOL~ NSEG•2
10 15 J-92, 32 SEC•KOLOH N5!G•2 ANG-0 A>IGzO
\Ott .:• !1,27 StC• KOLOM N3EG•2 A.NG'"'O LllO J•l)S . lOO SEC=KOLOM J:SE.c;.-2
lC1 i J•S9, 81 SEC•KOLOM NSEG•2 NZC•O i\NG•O
!CJ9 J•29. 31 S~C · DALOKl ~Sf:C•4 ANG.-=;0 lllt J=170, 135 SEC•KOLOM NSE.G=2
~021 Joo)0,8 StC•SALOK1 t:Se:G•4 li.NG•O ru;G•O
i:J<, I) J•234 < 199 SP."':•XOLOM mu~o·" ! 1!.2 .:=169, 1.3<1 SBC•KOLOX NSEG-2
AN(;=O ~IG=C
.C4 1 J•Zl5.200 Sl;t;•KO:.C!-1 NS£G-2 lll3 J-134,99 S£.C=-KOLOM NStG-2 AJOG-0
A.~G--0
!!14 J=l33, 98 SSC ..KOLOM t:StG-2 A..'iG-0
10<• J•2J::, 1"1 StC•K<H. "l~ r>SEG&2 1115 J-168,133 S£C=KOLVM NSE:.i•2
A..':~-0
l.,... :-:36.201 SEC•t<OLOY. ~rst~·~
ANG•O
~116 ~=167 ,1>2 SEC• KOLOM NStG-2
ANcr-0 ~ZG•O
lC50 J•t1: l31 .S!:.¢•)( .... ~.;~ t:!itG•2 l: 1'7 J=l32.6B SEC•KOLOK NS£~2 AJ:G-0
;.r;c;...·
1:1! J-=68,1 SEC•KOLQ{ NS!.G=2 .ANc;...o
l.J! ~ J•=O' 1': St';•K,L:t': t:SEG-2 H:9 J•98,2 sec=-KO:.OM 1/S-2 A.'GaC
""'.:;.. c 1120 J-99~14 StC=KO:.~ ~Stv•2 A);G•3
1~$= : - .. 1 • lOZ st:•ti'OV»C ~.$£:.;.-2 .121 .:• :oo, 1s SECzKC:..OY. l\Sf.G-2 A.~·O
A.."C-a0 !12:' J • l01,:6 S~C•KCLOf': ~SEG-2 AJ:~O
:~~) J•lH,lll S!.C•K"':. ~~ r.:,'l:.~.i'! t:23 J•l(~'?O SEC•KOLOH NSEN-2 AHG-0
... ::---.)
~~..
llZ<i J•lS.69 SEC=KCI.O!"'o NSEG• 2 A);G-0
.

J ..:J.. ,l,.-6 H ·~OL~ ~:stc.·z ll:!:S J=69,3 s::C•KO.:.ON NSCG-2 A.."'G•O
i\_o.;J;-~
~!26 : · 72.6 SEC=KO:.c:t-J SSE.G-2 MY•O
.·s!. •• 1•'" I .. <5 SE""•tt:O:.<-~ ~ZS""'i•% :1:., :=.!.4. 12 SEC=KO~ NS&G•Z ....,G-0
~~C:-')

h:>C- D
-h J• Jt_ .. 1'" ~!:r.•tco:. .....-"1 f;S•:c;-.2
:12$
1:.2~
.130
J-2,71
J-11, 5
J=7 3,1
SEC•KO!.~
S£CaKOLOM
SEC•KOLOY. NSEC-=2
NSt.G-2
NSI:i-2
AKG-0
AI<G·O
}..~G~o
l "'" ... ·•• · ~. no Sr!C•K.,L.J~ N.t"G"'2 llll J • l,13 S£C=K0l.~ NSEG•2 A.\lt;•O
A!: :;.en

-.. ..~-
1132 J=16, l 0 S&C•KO:.OM NS£Ga2 At\GaO
;-:c H StC•KOl.r'~ Wlt!t•.:! l!SO :=1S,9 StC•KOlOM NStG=-2 ;..m;•O
...... 12~ 9 J·74,e SEC•KOLOM NSE.G-2 i\1\G• O
J•l' . 1. 4 SEC•!< t, "~1 NS!:G•: :JOE J -"'10, ~ SE.C• KOLOM //S£G=2 AJJG•O
A:1~:r'\
130!? J=95 , 92 SZ:C•SALOK: :;sEG-4 AI\G-0
Ul~ J•92.ect StC•BA.LOt<. mrr.<o-4 AJ,:(;•() W..."'fE• : a;..ol Sii•l CSYS•O
1311 J•e• . .,:. .StC•BJU.~Kl ~StC•4 AJ;~-!) NW.E•LOADP:.T CSYS•O
lll:: J·2~.~ SEC•BALOKI t-I!!G·~ MG-0 'rYPE•tHS!'FtiSUlEO SPAN
llll J•l2.29 $-EC•BA:.otn ~lS£ve-~ A!;:;~o ADD-17 R:>-0,1 Ut-- 990, -990
:1:c ;•P, 3: S~•BA!.OKl N'S!G•4 J.NG .. ~ ADD-1~ RD-0,1 Ul• -990, -990
: ~·9 Ja;E,9J SE:•B.UQO<I ti5tG•4 ~-:;.·o ADD-19 RD-0,1 UZ••990,•990
~S$3 J•~).91 $tC•&ALOKl ~1St;-;..; A~;G•O 1d>~.a50 RI>=O. 1 UZ.=-- 990,-990
a5: JaG~,lZ St.C•BALOtcl J:$!:G•4 A::G:;C ADI>-S2 ~D-0.: UC•-990, -~9 0
1 ss~ J-)1.' St.C•RALt.tCl ~st: .... •4 N:'O•'J A!)O•Ill ~0.1 iJZ•-91j0,-990
1!lSl .;•)),)1 St:O:•aA.LOKl J.;~&<;-4 At::;.- 0 ADD-84 !UFO,l Ut= 990.-990
H&C J•l8,ll St~·BA:.CKI J:S£~4 M!Kr•C ;.;)O·e~ R:J•O, 1 UZ•-990.·990
l t:Z9 .;•01, 94 SEC•BALOKl NSEG-4 AKG•O A!>D-86 fO•O,l :JZ•- 990,-990
!£l: J•70. 69 S~C • BALOKl NS£G-4 .v:c-o ADt>=87 JU)c0,1 \i%*•990, -990
16)2 J•JO,l StC•BALOKl NSf:G•4 A.~(;-:) ADD*88 RD-0. 1uz•-990. ·990
16H J•)4. )0 SEC•Mt.OK! NSE.G-4 AN~·O Al)I).c89 RD=.O , 1
UZ.=-990,-990
lt 40 J·l~. )4 SF.C•I!Al.OK- NSP!G•4 AJ:G•O ADD-=90 RI>-0, l uz• -990,-990
1642 J•40, 7~ SEC•KOLOM NS£G•2 A.t>Ga-0 AD0•9l RI>-0.1 UZ•-990, -990
li43 J•I07.40 S!C• KOLOM NS£Go2 MJG 0 A!>D=92 !Ul=O.l Ut=-990.- 990
.~H .:•142,10'7 S&C•K~LOM NStG•2 ADD•9) RO•O,l UZ•-990,-990
A.\~~G•O ADD•9ol RD• O,l VZ•- 990, -990
lo,4:l J•l'J'7. 142 S!C•KOl.OM NS£G- ~ ADD-95 RD=O , I uz.a- 990, ·990
ANG•C ADD-15 RD"'O,l UZs-9 90,-990
164 6 .i•2tz.:,, !Sr.C•KOl.ON NSt!G-Z ADD=35 RD=O, I UZ• - 990, -990
AJ;G•O ADD-42 R.D"-0, 1 lJZ•-990, -990
;..!l01D4 3 1\D=O, 1 uz .. -990 , - 990
PR£.S1Atss ADD=44 1\ll=O.l UZ-=- 990, • 990
ADD•67 0 ... 08,.1~.· . 32 ~-1~5000 ADD•62 RD•O,l UZ• - 990,-99 0
AD0•96 0 •.08 , . 1$, •.32 T 185000 ADD• 6-9 ROaoO,l UZ•-990,-990
AD0•68 D•-.32, .4.2,· .4 5 T•lB~OOO A.OD-? 1 RO•O. l uz·-9 90,-990
A.DD•9 7 o~- . 32 .. 42, .45 T•l8500~ ADD• llJ RO•O,l UZ=- 990. - 990
A.:>D•69 tl•-. 4 !>,. 42, - . 32 T•l85000 AD0=121 RD=O,l uz•-990,·990
AD0•98 0• .4S, .4 2,•.32 T•l85000 hDD•l33 RD• O, 1 uz~-990,-990
J\00•70 Qoo-, 32 ,, l 5, . 08 T•l8~000 ADD=l34 ru>=O , 1 IJZ=- 990, •990
A.C0 .. 99 0• .32 •. 1~ •• 0! T-1~5000 AOD•l35 RD•O, 1 UZ• -990, -990
AnD•lOC D- . 08,.2 1. ·.1~ 1•21~~00 ADD=l36 RD=O, l uz• - 990,·990
ADD•2~ ~ D•.08, .:l.•~JO T•2l5000 ADI>=l38 R:)-=0 , 1 U'Z• -990,·~90
AOD-.LO.i. 0• .39, .• ~.-.39 T•215000 AOJ• l40 RO•O,l UZ• - 990,·990
A:'>t•J:n D• - .39, .<5. •• H T•2UOOO All~= HI r.b=O. 1 uz.c. -990,-990
ADJ•l09 o··· ltt •• z1 .•oe T•2l5000 /WD-142 RO•O,l UZ• - 990,-990
AOD•3: l 0•·.39 .. ::L .OS T•21~0~0 Atlt>=Hl RO=O,l UZ••990, .. 990
ADD•l.l.4 O•.C!, .:l.·.1~ T•'IS500C ;,.no= 152 RD•C, 1 uz·-!~0. -990
AD0•.:.29 c.- ... J~ •. 45, ·.39 T.a45SOOC ADD-!.53 lll>-O,l uz~ - 990. - 990
~o-:a-: ::~·-.34, .:1. .c~ '!·-4~5~00 ADt-•154 R!J=O, t uzc-990, -~90
AD::•l2 0•.08 •. l~.-. )~ ~-100000 A.Ott=!S5 :\0=0. 1 t:z.•-990. -9~0
A:l:•JO •·.os.. 1~.-.1z T•lCOOOO ADJ-1S6 RD-0,1 Ut•-990.-9>0
~c·;.4 t)-·.l.Z,.4:, .. ,,5 T•lOOOOO i.Dt>=l58 RD=O,l uz•-990.-990
;.J;)J·l: O•·.J2 •• 4%.•.45 T•lOOOOO ;..!:10=165 RD=O,l uz-·990,-990
A::D•2• a...... s .. •z.-.32 T•lOOOOO ADD-113 RI>=O.l UZ.=-990, •990
A::D-1: 0• • .C!t,.U,-.): T•IOOOOC ;,.no=:79 RO-t),; Ci•-990,-990
A00&.2(0 &••. 34 •• u .. 08 ~·lOCCCO ADD-191 RD=O, 1 Utc-99C,-990
A::•.; l t•- l!:' • 'l, .oe T•!fl~C:IO J.D0z!~2 RD=O.l uza-9SO.•Y90
A:>t>•); o-.o-.. 4:. .... u 1'•1000:>0 ADD-193 RD-0~ l t.:Z•-99C. - 990
A.:):a. ..
A.:>L·~3 ,.
::•.Ct.. ::.-. H T•IOOOOC
. H •• H.•.)j T•-00000
1\D:>-194
AD:::>=l96
RD""-0,1
RO•O, 1
uz-- - 99~,-990
uz--9~0.-~~D
..
;JY'•~
A:'O .. ~t
.·. 0• -~~ .• 4~ .... 31 T•IOOOOO A:>O•l98 RD•O,l UZ•-990.-9~0
~- , l-•. :1. .Ot :r•lO~OOC ADD=l99 RI)a.Q, l uz•-990. -990
;..,cv .. ~ l D•-,)O,.Zl..08: T•IOCOOO ADD-200 ;u>•0.1 UZ•- 990, -990
At::Jc~" o-.c~~: ...a. .l~ T•l i'lOOO >.DD•201 RD=O,l UZ=-990.-990
A:Jr ... ~q !;• • .Hr •• 4~, ... )9 :'•1 ~2000 AD!>=210 RD=O, 1 liZ • -990,·~90
~t--:J-' - .. . . lq • . : •. . c• T I '-'."000 ADD-~ l: RD•O,l. UZ:--990, - ?90
AI)J>:212 RO=O,l UZ= 990, •'i90
L0AD >.0:>•213 RI>•O, l lJZ- - 9~0. -9'90
A:>Oo2l4 r:tn•O,l UZ••y90, ·99~ WD=lU Ri>•O, L UZ•- 1980,- 1980
;;:>o-216 Oll•0,1 :JZ• S90, -99) .O.OD>-1n J<:>=0,1 u z.-1980, .. 1980
AOD-22l P::J:•O, t uz•-Ho. ·990 AQcj-:]27 RO•O, l U%•·1980, ·1980
ADD--231 Rl>-C,L UZ•-990, -9~0 ;.on=ue RD•O,l UZ•- 1980,·1980
All0•23' RD•O,l UZ•-990,·9•0 AJD--!30 RI).c3,1 UZ=•l980, ·1980
ADD-24~ ft.D•O, I uz--uo. -o•o AD:i:J-131 R0--0,1 UZ•- 1980, ·1980
A:Jt--2$0 ~to-o.: CZ• '1410, -940 ADD=-132 IUJ=l), l UZ••]Cj80,•l980
AD~Z~l N>•O,: UZ•·990,·99C AJO=-l H R.;)-"'0, 1 Ut• - ~980, ·19!:0
AD:•2$2 R!)•O,l U2• - Cf90,·1~Q ADOcH5 RD=O,l n•· ~>eo, ·19eo
AD0•2!t4 •o·o. 1 uz··••o. -no ADD=- 1~6 RD•O,l uz--1980, -1980
A:D•2~<:' 1'1>•0. l U%••990,-990 ;uo.. : ti Rtt-~.1 UZ•-1980, -1980
A:l002 ~' RD•O, 1 UZ•-So90, 990 A0:>-148 RI>-0. 1 U%=-1980,-1980
1\DD-2 ~· Rll•O,: 1.:%• 990,-990 ADD=-H 9 R.:)-&0, 1 uz• -1980, ·1980
AI>D-2 59 litD•O,! UZ• 990,-990 A00=-150 ;m.:O,l uz-·1980, ·1980
ADD-268 JU>•O, l uz-- 990,-990 AD:>*l ~~ RD•O,l UZ•- 1980,-1980
ADD•2 69 RD•O, l UZ•· 990, • 99C A.DD•l $1 RD=O.l Ut•-1980, ~1980
A:ll)o210 RD•0,1 Ut••990, -990 .;!)0=159 RD-0,1 UZ•- 1980,-1980
Al'JD-~'1 RD•O, 1 UZ•-990, 490 >J>D-160 RD=O,l UZ•- 1980,•1980
AOC-•272 R!:•O, l 1Jt••9"+0,·990 ADI>=l 61 RD• O, 1 uz• - 1980,-1980
AD~·~H RD•O, l U4•· 990, -99C A:>D=162 RO=O,l u z•-1980, ·1980
A.CD•28l f\.0•0, I U%•·990 . 010 ADD• l63 RD•O, l UZa-1980,-1980
AOD•2.$9 RO•O,l U%•· 990 , ·990 AD0=164 RD• O, l VZ• - 1980, · 1980
11~0·29~ ftD•O, l uZ··990, 990 ADD•166 RD•O, 1 Ut=- 1980 , .. 1980
ADD•J07 RO•O , l UZ•-990, 99C ADD•167 RD•O, l UZ=-1980 , 1980
ADD•!)$L RO•O . 1 UZ•-990,·990 r..oo=t6S RO ..O,l VZ•- 1980,-1980
"00•55~ RJ>•O, 1 UZ••990, •990 AD O ~ l69 RD=O, ! UZ•-1980 , • 1980
A.CD•~SS RD•O,l UZ• ~90 , ·990 ADD=l70 RO• O,l VZ•- 1980, - 1980
ADD-556 RD•O,l UZ•·9~0,-990 A.00=-11 1 RD•O , 1 UZ•- 1980,-1 980
ADO•S~7 R.D•O , 1 UZ•·990,·990 ADD• l ? 2 RD=O, 1 UZ• • 1980 , •1980
I\Oi).-$$8 RD•0 . 1 UZ•·990,-990 ADD=l11 R.D=O, l uz•-1980, -1980
ADD•S67 P.D•O, L Ut•-990,-990 .1\00•11$: RD•O, l UZ•- 1980, -1980
I\DD•568 Rl>•O, I UZ•-990, ·990 .A00•180 RD-=0, 1 UZ•-1980,•1980
AD0•~69 PJ>•O, 1 UZ•-990 . ·990 A.DD-181 RD•O, l UZ=-1980 1 -1980
A00•570 RO•O, l UZ.•-990, -990 !'Jl0=182 RD=O, l u z•-1980, ·l9BC
J..OC•!)1l Rl:•O . •UZ•-990,·990 ;..no=t&S RD•0,1 UZ•-1980, - 1980
A.CO•:P3 RO•O . I UZ·-990,·990 ADD= l 8 6 RI>• O, 1 UZ•-1980, - 1980
AD~·~eo RO•O, l UZ•·990, -990 AOD-188 Rll=O. l UZ••l980 , •1980
ADtJ • :l~HI RI>•O, l UZ•-990, ·990 1..00•189 JW-0,1 uz .. -t9eo,-uso
AllO•H4 RD•O, 1 UZ•-990, 940 l>.DD-190 R0=-0,1 uza-1980,·198C
PJ>~· H6 IUJ•O.l 02•·990,-990 !'Jl0e202 Rll=0,1 uz•-1980,·1980
ADC-~'!t7 RD•O,l UZ•-990,•990 A:>D-203 RD=O, 1 UZ• ·19SO, •l9SO
!'Jl:>-604 RD•O.l UZ••t90, ·990 ADI>=20-4 RD-0.1 UZ·- 1980,·1980
A.C:I•l R~-c.1 UZ••Q'i'O, -990 ADD=205 RD-O~l UZ•-1980,-1980
AODo i J RJ>-0. 1 UZ• -990, • 99) ;Q:>=206 RD-0,1 UZ=- Ue0,-1980
A.JDoH 00•0,1 IJ%• · ~'1'0,-990 AD>-201 RD-0,1 ···-1980,-1980
A:)j•Jl~ R:•O,: U%•·990,·990 ADD=208 R:)•O,l U.t=-1980, •1980
AO:•lZC R:.'•C •• cz--HO, · 97:> iU[P20$ 10-C,l u.z.=- l9ea, ·!980
AD~l24 oo-o.• uz·-~Jo. -~9l ADD=2!S RD-0,1 \IZ.• - :980,-1980
At::• ): ~ RD•O, l UZ•-UO, -~~0 !'Jl0>2l7 R:l=3, 1 uz•-1980, -ueo
ADD•J04 Rti•O.:.
U%-.]Q$0,-1980 ..A.:)~=-218 RD-0,1 UZ•- 1980,-1980
,,:n:-~:o.5 UZ••l9tO,·l9eO
Ml>-0, l AV::=-2:9 RD•O. l OZ·-1980, ·1980
AD0o106 PJ>•O. I uz•-198o.-:uo ADD•220 RJ•O .. l UZ=-1980,·1980
I\DDolC1 k::•O.:, UZ• 1980,-1980 JC'Oo22: RD=O, 1 uz•-1980, -l$80
At~·4$ RD•O, 1 U%••1980, 19!0 ADD-Zll RD=O,l ••=·1980, ·1980
AL0•41J P:D•O , : U%•·1980, u8o AD0•224 R:J=0,1 uz=-ueo~ -ueo
A.00•41 RJ>•0.1 UZ•• 1'80, -:98C .~!>=22S RD•O,l UZ•- 19$0,-1980
£l0•4 9 ~:l·o. 1 Ut•·l~AO, -~980 ADD•226 RO=O,l uz•-198~ . -1980
All%)• f ~ RD•O, l U7..••1980,-:980 .;DD-=221 RD• O,l UZ•-1 980, -1980
.:WC•£1 RO•O, 1 uz--ueo,·L9'!0 AJ:D=22S RD-0, l UZc-1980, -1980
AD~·'?~ Jtt•O,l uz•~ueo, •11180 ADD-229 RD=0,1 UZ•"1980,•1980
AD:>•l JO RD•O, l uz•·l;eo.-ueo :.WD=230 RI:-0.1 UZ•-1980,-1980
Arn-;.u Jm•o, 1 Ul.:•-! 980, -1980 !'Jll>•235 .RD=O . .. UZo.1980, •19eO
A:l0•236 N>•O. 1 uz·-1980, •I uo ADD-$87 RD-0,1 UZ•- U80, -1980
ADil-238 1\D•O,l ut••l980, -nee A!J!>-$92 1\0=0,1 uz•-19eo, .. aeo
At>D-2J9 R,:)•O, l UZ••1So80,-!980 AD~.$93 RDsO,.l UJ• -1980, -1980
A!JD-240 lU>•O. I UZ• •I980,-U80 ADD=595 RD=-0.:. UZ• -1980, •1980
At::>•244 RD•O,l UZ•-1 HO, ·1980 IW0=600 RD-0,1 UZ•- 1980, •1980
AI>D-246 RD• O.I UZ•• 1980, -1980 ADI>=601 Rll=O, I UZ-2•1980,-1980
A:JD• 24l A:>-o.: uz--1~8~. - 1•8o ADc-=603 RO•O, l uz--:980, -1980
ADD-24S JltD•O, l Ut•-19!0,-!910 :.:>=-966 RD•O,l UZ•- 1980, - 1980
AD~•2£0 RZI•O, I uz-- 1no. - ~ ~~c AD>1309" RJ•O,l uz•-1980, -1980
A&D•Z61 PUl•O, I uz--ueo. -:.uo ;u~ll!C RD-.0, 1 uz-- 1980, -1980
A!JD•262 RD• 0,1 UZ• - 199;0,-19!:> ;.~D=:.l:.l RD=O,l UZ=-1980,·1980
~D-263 R.D•O,l uz•- n8o. -usc AD:>-1549 RD-0, ~ UZ•-1980, - 1980
A:>D-264 11\:)•0, 1 Vt• -1980, .. 1980 AD~l~Sl ftl>-0,1 UZ•-191!10, -1980
ADD-'46$ JU>•O,l UZ•-1980, -198C :.:>D-1629 RD-0,1 UZ•-1980, -1980
ADD•266 JU>•O, l UZ•-1980,•1980 JI.D:Pl631 Rll-0, 1 UZ•-1980, -1980
AllD•267 RD•O, 1 UZ••U80, -1980 ADD-7C RD,..O, l UZ•-1980, -1980
AlJD•273 1\1)• 0 . 1 U%•· 1980,-1980 AODcl08 RD=0.1 UZ•-1980,-1980
ADD• :!7~ RD•O, 1 uz•-lno.·ueo AbD=HS RD•O,l UZ•-1980, ·1980
AOD-• 276 R~ ·o. 1 Ut• a8o,-1980 AOD=ll9 RD=O,l uz•-1980, -1980
li.00• 277 RD•O,~ UZ•-1980,-1980 ADI>=l24 RD=O,l uz•-1980. ·1980
I\Jl0•278 R.D•O, l UZ•-1980, 1980 1\D~·IZ$ RD•O , l UZ•-1980, - 19 80
ADD»27~ RJ>•O. 1 UZ•-1980,·1980 A00=126 RD• O,l uz·-1980. -1980
11:)0•280 RD•O , ..uz•-1980, 1980 A:>0•2 4~ RD-0, 1 OZ•- 1980,-19 80
ADD-282 RD•O , l UZ•-1980, 1980 ADD• >06 fU)-..0,1 UZ•-1980,-1980
AD0•283 RO•O, L UZ•-1980,-1980 A.DD=309 R0'"'0,1 uz-- 1980,-1980
.no•284 RD•O,l UZ• - 1980, - 1980 "1>0•309 RD ..O,l UZ.• -1980, - 1980
AD0•28S ~0·0,1 U?.• 1980, - 1980 >J)D=JlO R0=0,1 uz•- 1980, · 1980
I\JlD•286 1\D•O I l uz· -1980,-1980 ADD-312 RD•O , l UZ• -1980,·1980
A:J0•2$7 RD• O, 1 UZ•· L980 , - 1980 ADD•314. l<ll=O, 1 UZ• ·1990, ·1980
AD0•288 R.O•O . l uz•~ 1980 , - 1980 ADD=315 Rl>=O,l uz•-1 980 . -1980
'"'e-293 RO•O, L UZ•-1980,·1980 ADD•317 RO•O,l UZ•-1980, -1.980
AllD•294 RO•O,l U2.• 1980 I -1980 ADD=326 RO-=O,l n • -1980, - 198 0
AO~•Z96 RO•O,J UZ•-1980, •1980 ADD-=327 R.D•0,1 UZ•-1980 ,-1980
ADI>-297 IU>•O , l UZ•- 1980, - 1980 ADOoaJJO RD=O, l uz. .. - 1980, -1980
A:l0•298 RD• O, l t:Z•-1.9!0, 1980 A.DO• Sl RO•O,l UZ•-293.04,-293.04
ADD•301 JtD•O,l UZ•-19!0, 1980 1\DD-16 PJ>aO, 1 UZ=-293.04,-293.04
A.DC•302 P.O•O, 1 UZ• 1980, -1'ie0 ADOall9 RD=O.l UZ•-293.04,•293.04
1\00•304 1\D•O, l U~•-19!0, .. L980 AOI>-'197 RD...O, 1 UZ=-293.04, 293.04
A.C::l•lO$ fi:D•C,l UZ • • L98C,-19SO l\DD-255 P.D=G,l UZ•-293 . 0 4,•293.0<
.o.:lD- 4 8~ RD•O, 1 UZ .. 19S0,-1980 AD:>= 55~ RD=O,l uz•-293.04,·293.04
A:IC•547 RC•O, I UZ•-1980,•L980 A:>D-3 R.0-0,1 UZ•-820, -820
AJJD-S59 110• 0,1 UZ•• 1980, -19!0 AJ>D-4 Rl>=O.l uzc .. 820,-820
AD:::• )60 ~-o. L UZ•- :910. · 1 ~80 At>D=5 RD"0.1 CZ•-820,-820
.o.:):l-$61 R:>•O,I uz• .. 1980,-19SO ADD-6 RD=O,l uza:-820, -e2o
ACO•It2 N>-0, 1 UZ·-1980,-198Q 1J>D=1 R.D-0,1 UZ•-820,-820
;.:,~-$~3 JU)•O, 1 UZ·-1980, •! 980 AD:::F8 R~O.l UZ•- 820, -820
;.::o•H4 ~=·o.:. UZ•- U80, • l983 I.DD-9 ~.: UZ•-820, ·820
ADD-~U RDwO, I Ul·-1980. · 1980 FW:F:O RD-0,1 U&·- 820, - 820
A.D::•'H6 1\:l•O, l UZ•-l980,•1UO ;,:)0011 RD-0,1 tJZc-820,-820
AJ)!)a$72 PJ)-0. 1 CZ••l980, ·1980 A!>D=l1 Ri>=O, 1 uz•-820. -820
IIJ::'•$14 P.D•O,J uz·-1~80, - 1980 l'J)ll-18 rt.D-0,4. UZ•- 820,-820
A&0•~7~ ~··0.1 t:Z• 1980,-1980 AD>!9 Rl>=O,) UZ•-820, .. 820
A:D•!t1 1 :U:•O,: IJZ•-1980, -19$!0 AD~-=20 Rl?O,l li&• -820,-820
ADC• 57'7 R:l•O.l Ul••l980,-1980 J\!)!)=2: RD=O.: UZ••820.-820
ADI>-51b IQ•O, 1 I.:Za.l980,- UIO A!)Oz22 RO=O,l uz.-.. 820,·820
AC:>•~"J· JtD•O, J U%• •!9!0, 19°0 ADD•23 RD•O,l uz.--ezo, -ezo
A.Dt · ~6l RD•O, l uz•- ueo.-:.seo ADD=24 RO=O, l uz•- 820,-&20
ADr•H2 M•O,l uz·-ueo, .. :uo J0:>=2S RD•O, l UZ--820,-820
;.:;o•583 ~li•O , l UZ••l9S0, · 1980 ADll•2 6 RD•O ,: UZ•-820,- 820
AOO•Sft4 JW•O,l Ul•-1980,·!980 AD:J=27 RD=O,l UZ••l640,-lto110
Al>t•5e~ PID•O. l Ut•• l980, I 990 AD0=3 3 RJ.-0 , 1 liZ-- H,40 . - 1640
Allll-~'l RD•O , l UZ• l ~80,·1980 AJD·~.f RD--0,1 UZ• -16 40, ~640
l.ll'l-36 JtD•O.l 1JZ••U 40,-l6 40 A:>D-328 1Ul•.062~ • . 12~ UZ ••2 4 1.~, ...
A.:)D-31 RD-O,l U%•· U 40, ·U40 2{7. s
l.llD-38 IU• O, 1 UZ•·l610,-l&40 ADO'•J28 1Ul=. l2~ •• 2~ U%• .. 241.~, ..
A:>D-)Q RJ>-0, 1 U%··1640, ·1640 2 41.5
MD-9~2 RD.O, 1 uz·-1640, :64C AO~l$4 !U)-. 75,.8125 Ul•-247. S, •
AD:l-1019 IU>oO, 1 Ut•· 1(40, · 1€40 2·0 . 5
l.lla•I021 RD-0,1 UZ• H 40, ·1?40 A:>D-184 ~-=.8~25,.815 UZ••2 4 1.~, -
A.DO•l.ll2 RO-O, 1 uz- 164~.-164:) :47.)
A:>D-l3:J R0-0, J uz-- h 40, hi4 0 A.0:>-=184 JU)•. 87$, 1 UZ•-2 4 7.$,·241.~
Al>:>-ll20 R0-0,1 UZ•-!640,-1(.40 :..:>:>-242 RD=-.7S, .812~ U%•· 247. $,
AD.,_l$$2 IU>-0, ~ VZ.• 164,, -1G4 0 2-4.1.~
Al)!)al$$3 RD-0, 1 uz- J'co, 164C AJ>OaH2 RD-.9125., r8'7S ua- ~n. s,
ADO•l ~60 Rl>-0. 1 U%•·1640, 1640 247.S
1\J)l)o16) 2 J\D-0, l Ul••l£40,-1640 ADD•Z42 RD=.875,1 Ut•-20.~, 20.5
l.llD-1633 I'D•O,l U%•·1.6 40,-16.f 0 ADD=-300 lU>• . 75, . 8125 uz• -247. $.-
Al)D-1640 J\D-0,- UZ•-1640, 1640 247 . 5
Al>D•3)1 RD•O,l U2•- l640,-1640 AD-0•300 RD=.812S, .8'75 U%•-247.5,-
ADD•332 RI>•O,l UZ•·· J640, -1640 247.5
ADD•l$3 N>•O,l UZ•-990,-990 /..00•300 RD=. 87~, 1 UZ•-241.5,•241.~
ADD-184 1\0•0, 1 UZ•-990, 990 ADD..$99 M-=.75, . 8125 Ut•-247.-S, ..
J..i)0•241 RD•O, l uz•~99o,-s9o 2.;7. 5
ADI>•2 42 RD•O, 1 UZ•-990,·190 .>.1)0=599 1Ul=.8l25, . 875 UZ•-247.5, ..
AOD•299 RO•O,l U?.•-990 , ·990 241.5
AOD•JOO Ro-o, 1 UZ•-940,·990 A00=599 RD• . 875,1 UZ•-247 . 5,·247.$
ADD• !I 98 RD•O, l UZ•-990, · 990 AOD• ll1 RD-= . 15, . 8125 U~•·24'1 . 5,•
ADG-599 RO•O ,l uz .. -990 , -990 20 .5
AOD-115 fW•O, t UZ•-990, ·990 1\1)0•111 RD• .8125 , . 875 UZ•-2 47. 5, ..
1\.DO• ll. 7 RO•O, I U%••990. ·990 2<1'1 . 5
ADO•J28 RD•O,l U1.•· 990 , -990 ADO•ll7 RD• . 875 . 1 UZ•-247.5, -2 47 .5
1\00•32 9 RO•O, I UZ•-990,-990 ADD• 329 RD= ,'75,.8125 1JZ••2 41.S, -
ADD•l83 RD• O. • 06B t:Z•-2 41. 5, 247.5
241.5 Ant>-32:9 RD• . 8125,. 8'15 uz~-241.5,•
AOD• l8) R0•.0625, .12$ UZ·-241.5, ~ 2:-47 .5
2<7. 5 Al>C-=329 RO• . e7s, 1 U%•·247.5,·247.5
A.t>0-183 RD•.l25, .2$ UZ•-247 .5 ,- ADD=l02 R0=0,1 UZ•-990.•990
2.111 .5 ADO=l03 IUl=O, 1 UZ••990 , •990
A00•2H RD•O, .0625 VZ•-241. ~ . .. A!J [)=t l'7 5 RD•O,l UZ•-990,·990
247.5 ADD=l76 RD• O,l UZ• -990, -990
AOC•241 R:I•.062S,.125 tJZ• ·24'1 .$,- ADD-233 RO""'O , 1 UZ•-990,-990
2 4 7.5 ADD=234 RD•O, l UZ•-990, -990
A:la-241 RD•. 12$, . 2$ UZ•-241.5, .. .>.1)0=291 RO-..G, 1 UZ•-990,·990
241.5 AI>l>-292 RD•-0.1 UZ=-990, -990
J.:ll>-299 !U>-0, .C62$ uz• .. 247.5 .. - .A.D0-590 liD::!, 1 UZ=·990,•990
2oC7.~ ADD-$91 RJ>zO,l UZ=-990,•990
AD:•295 R:l•. 06ZS, .12S uz-. · 2•1.~.- ADD-120 10•0.: UZ=--990, .. 990
24/,S AD-:>..123 1\:>=0. 1 uz•~t90. -990
;.,c~-2~i RC•. ;2s•. 2s L'l•-247.5. - Al):l=l02 IC=!) • • 0 £.2!. Ul•-24'7. 5, ~
247.~ 247 .S
t...:=D•St'3' IUl•O •• C6H ct-~24"1.!t, - ~!F:02 IID=.0625,. !2~ li~·-247. $,-
:.p- , ) 247.5
;.n:•$9t 1\0•.062~ •. us U%•-241. ~.- ADD-102 RD•.l25 •• 25 uz~~247 • .s,.
24'. s 241.5
A::>-~9· RD• .1 ~!t •• 2~ ~Z• · 247.S,- ADJal1S to-o, . 0625 UZ•-2•'7.5,
247. ~ 241 . 5
'-'lO•:l5 110•0, '0~2$ CZ• 24'1. ~.- A0:>-175 R.D•.0625, .125 U%• - 247. 5. •
24 1 .). 2,7 . S
Ant • ll~ R:l•. 062$, .12~ U%•~24'7. S.- .~0= :15 RD•.l25 • . 2S UZ•-241. 5, •
20 . ~ 247 .s
JU::>•l: ~ P.D•.l2S, .2$ U?.••241. 5,- ADD•233 R!::l-=0, .0625 02•-24?.5,-
241 . ! 247.5
A;0•3.::8 I'D•O, .0!)25 t.:?.• 24'7.~.- J\DD-233 RD-=.0625, .125 UZ•-241. ~~ -
Z-4~.5 247.5

..
>J>I>-2)) ~0•,12!, .25 UZ••241.~, · AD~176 RD•.7S, . 8125 Ut• -247.5,·
241.5 247 . :>
AC0•291 ~-o, .~625 ~~·-2<7.5, · .~~:16 R0•.8125,.815 UZ• -241.5 ,

ADV•l76 ~s.875, l UZ•-241.S,-247.S


ADD-234 f0•,75 1 .812~ Ot••24l. S1
AD:•29l "~•.:2~ .. 2S C~ · ·~4~.~ .
!47.~
AnD•S~C RD•C, .0(2) UZ• :41.~. -
ADD=2l4 RJ-.S75,1 UZ• - 247.~.-247.5
AD~292 RD•.7~ •. 8t25 Ul• 247.5,
zn.s
~0=292 RD• .elZ5,.875 UZ•-247.5,
2-47.5 247 . 5
ADD=1Jt R0•.8,,,1 UZ•-241.5,·247.5
247.~
AD:F591 R0-.75,.8125 UZ•-247.5,
247.5
247 .~
ADD•59l 1<0=.8125,.875 UZ•- 241.5,·
A:l0•120 1'.0•.125,. 25 U2•·247 . 5,- 2<17.5
1<00•591 RD•.875,1 uz•-247 . 5,-241.~
AOO•lC% RD•.?.5, . $ UZ••%33 . 64,- ADD=l23 RD• . 1S,.Sl25 UZ•-247.5,-
233 . 6< ~·41 . 5
ADO•l02 AD•. 5, . 15 UZ• 23) . 64,- AD0=123 RD•.$125, .8 75 UZ•-2 47.5, -
233.64 247.5
;.DD•102 ADD=l23 RD=-. S15,l UZ•-241.5,-247.5
233 . E'1 1\000103 RD•O, .25 uz= .. 233 . 6 4, ·
1U)D•L1S R0•.25 .• 5 U%••233.64,• 233 . 6<
233.64 ADD•103 RD=.25,.5 uz•-233.64, -
AD0•17, R0•.5 .. 15 U1. •233 .64 , 233.64
233.64 ADD-103 RO=.S, .75 UZ•-233.64,·
AD0•115 Rt· . '15. 1 U1.•·233. t\4' 233 .64
233. 6< ADD-1 16 R0=0,.25 UZ•-233 .64,-
AD0•233 233 . 64
233 . 64 ADD=176 RD•. 25,. 5 U2=-233 . 64,
;.no-.233 233 . 64
233.64 ADD=-1 '7 6 RD•.S,. 75 UZ•-233.64,-
ADt•2H I<:)•.H.1 U%••233.64, • 233 . 64
213. € ~ A:JD=-234
~0•291 233 .6'0
233.64 ADt>-234 RDc.25, .5 uz•-233.64,-
.:.J>D•29! 233.64
2ll.f.C ADZ>.,.2H RD=.5, . 75 UZ•-233.64,·
Ar::•291 Z33.64
2Jl.E4 AnD=292 RD•0,.25 OZ• -233.64, -
n.::ID-$¥0 "D•.25, , 5 U~·-231,£4.• 233 .64
ZJJ. 64 AOD=292 RD- . 25,.5 Ut•-Zll.64, •
AD!:•StO Ft:•.5,.7S tl%••233.64, • Z3l.64
2Jl.H ADDa2~2 RD=.S,.7S Ul•- 231.64,-
k~~·SQO RD•. ~$,1 UZ• • 2ll.~4.­ :33.64
Z.H .t4
ADD-591 RD-0 •• 25 U%• ·233.64,·
~o·:z D Rt•. 2~ •. s ~t· 2lJ.!4.- 233.6~
2lJ.i ~ ~~o-59 1 RD-.25,.5 uz=-233.€4,-
AO:~t2~ R~·-~,. ,$ Vt•- 233.64,- 233.64
233' t ( ADJ-591 R0•.5,.75 Ul•-233.64,-
AtO•l7.0 k0•.7S, 1 UZ••Zll.64,• 233.6.11
233 f<f A00=123 R~=O .. 25 UZ•-233.64, ·
A:lO·-'l R0•.75,.8!25 UZ• - 247.5,· 233 .64
?~7.5
AOn=123 RD~.25,.5 UZ•-233.64,
233 .64
241.5 AD~= 1 23 R0- . 5,.75 uz=--233 . 64,·
:33 . 64
AOD•?6 RO•O, l U2=·1353 . 5,·1353.5
ADO•ll6 1\0•0, 1 UZ••ll$).$,-1353.5 ADD= 92 Rn=-0,1 u z •~eoo, .. aoo
~1>-1)7 RD•O,l UZ•·llSJ.S,•llSl.S A.DD=93 RD-0,] UZ•·800, -800
A::O•! 1-4 RD•O, 1 YZ••llSl.S,•Il53.S ADD-94 f\DaO, 1 UZ•-800, -800
A.C!>-! 9S RD•O,l C%•· 1353.5,•1151.5 ADD=9S Rl)aQ,l uz•-soo.-eoo
ADD-212 FtD-o.:. U%• ll!>J. ~- -!)$). s AD::>-lS Rl>-0, 1 U%•· 800,·800
AllD·aJ fU)•O, 1 UZ••llSl.S,•ll~l.S Al>ll=35 RD=0,1 UZ-=•800, •800
AD:J•290 R!>•O, 1 U%• :151.~.-1HJ.5 A.:)G-42 R:"-0,1 U!•-800,-800
~1>&552 IU>•O ... U&•·l)S).S,·tl~l.~ R!laO,l -'uz=--800, -aoo
ADD-0
>J:D-5!9 RD·O, 1 YZ• 1151.5,·1Hl.5 ;..;JD-H RD-0,1 UZ•-80C, -800
A!>D-1550 RD-0. I YZ••13Sl.S,•I353.5 A!)0=62 RD=O,l UZ=•800,-80~
A.OD-7) RD-0, 1 U%••1)51.$, lJ~Ja~ Ab~6~ R0=<-0,1 UZ• - 800, -800
A!)O•Z RD-0, I UZ••1121.2:,•:12:.z1 /Uj:-11 RD=O,l Y%•·800, -800
Allllo67 RD-0,:. I..'Z• 1980, ·1980 Alll>-113 RO•O, 1 UZ•- 800,·800
ADD-68 IU)o0,1 uz--aeo, -u8o PJJD=l21 RD=O,l uz=-800, -aoo
AD0•69 Rl)o0,1 uz• - ueo~ -aeo IWD•l.33 RD-0,1 UZ•-800,-800
AD!>o70 P.D-0, 1 VZ•-1980, •1980 ADD-55 1 RD•{l, 1 UZ• -8 00, - 800
AOD•96 RD•O,l U%••1990, · 1980 AOb=-5 53 RD•O, 1 UZ• -800,-800
AD0•91 IU>-0, 1 U~•-1980, -1980 AOo:.SSS RO•O, l UZ•-800, - 800
AOn•n RD•O,l uz·-1980.·1980 AD0=5 5 6 RQ:aO , 1 UZ•-800,-800
I\DO•CI9 RO•O, t UZ••l980, ·1980 ADD=557 RDa-0,1 uz•-8o0 . -8oo
ADO•l2 RD•O , L UZ• · l640, •l.64C A:>D•558 RDsO, l UZ•-800,-800
lll>D•14 A.O•O' J VZ-·1640, ·1640 AD!>=56? RDa-0, 1 UZ•-800,-800
IWD•Z8 RD .. O,l UZ•-16 40,•1640 AOD-568 fW •O , l 02•- 800 1 - 800
ADD•29 RJ>-0,1 UZ•-1640 1 •1.640 l\1)0•569 RD•O , 1 UZ• -800, -800
ADD•lO RD• O,l UZ•· I640 , •l640 ADD•S70 RD• O, 1 UZ• -800,-800
1\...' )0•31 RO•O , 1 uz ..... H40, - 1611 0 tu>0=571 RO=O,l UZ•-800 , -800
AD:>•32 R.O•O , L U?.•·1HO,·l640 ADO=S73 RO=O, l uz:o- 800 , - a oo
ADI>--<1 L RD•O , l UZ•·l640,·1640 ADD=S80 RD=O, l uz•-8 00,·800
AOD•100 R.O•O, 1 UZ• 1980, ·1980 ADD• 58S RD=O , l Ut= -800 , ... 800
ADD•l01 R.D•O , 1 UZ••l980,-l980 ADD=594 RO.. O, 1 u z•-8o0,-8oo
ADD•lO~ RO•O. 1 UZ•-1980,•1980 ADD•S96 RD•O , l UZ• - 800, - 8 00
ADD•ll4 RJ)•O, I UZ•·l980,·1980 AOD=597 RO=O,l u~ ·-eoo,-800
!\1)~•129 RD•O,l uz•-ueo,-ueo AD0•604 R0-0,1 OZ•- 800, - 800
ADD-187 RD•O . 1 UZ•·1980,·1980 ADD=l RD=O, l u z •- 800 , -eoo
.).D0•245 IU>•O,l UZ• l980 . ·1980 A:lD- lJ RD•O,l UZ•- 800, - !00
Al>D•303 RD•O,l UZ• 1980.·19&0 />.DD•7Z R.0-0,1 UZ•- 800,-800
f...00•311 1\D•O. 1 uz•-ueo.-u8o ADD=319 iU>=O,l u z =-800,-800
ADD• 52 R:l-0. l VZ.• 1640, ·1640 A:l0•320 RD•O.l UZ•-SOO, -800
AD0• 53 RD•O, 1 ta•-1640.-1640 AD::J= 324 Rll=0,1 uz=-aoo, -eoo
ADD•56 RD•O, 1 U%••1640, ·1640 ADD=32 5 RD-=-0~ 1 UZ•·$00,-800
JI.!:D•~' R.O•O, l n·-1640, -:640 ADD=l3< "-0=0,1 uz•-500, -500
AO»•S8 Rl)•O,l Ut•-1640,-1640 ADD-ll~ RD.-Q, 1 Ut•- 500, - 500
All()oS9 JtO•O, 1 uz• .. l640,•t640 ;.J)t>-136 R.D•O,l UZ•- 500, -500
ADD• EO ft%>-0,1 :J%•-1640, -U4C A:l.,.l)8 RD.-O,.! UZ.-500, -500
PJl:l-61 ft0•0,1 t.:Z••l640, •1640 AD<>=140 RD-0,1 uz•-soo, -soo
A!JI>•E l IU>•O, 1 U~•-U.40,•H40 AJD-lU RD•O,: ut=- soo. -soo
N.A.~•LaADHl'Dt.: <:SYS•O >.::~·142 RD-o, l UZ•-50C,-500
TYPt•DISTRtfttn'!D SPAll ADD=Hl RD•O,l Ut•-500, -500
A:)!)a,.,
J.J),_,, 10-0,1 U%•·800,•800
RD-0, l uz--eoo.-soo
A:ll>-152 ?.D=O, 1 t;Z•-500,•SOO
ADrF-153 RD=O,l Uz•·SOO, - 500
1.DD-7S •n-O,l uz• · 8~o. -soc .M.DD-\54 ftl>-0,1 lJZ•-SOO, -500
ACD•90 10-0.1 UZ•-800.-800 ADD= I 55 R.D=O,! UZ••500, ·500
J.t:l•e:: ROoO, 1 UZ••80t,- 800 AUn:156 ~aO,l UZ•-500,-500
All0•83 RD-0.1 uz·- • ~o. -eoc ADD-158 RD=-l,l UZ=· 500:, -~00
co•e4 l<:loO. l n--aco.-aoo ~0·= 165 R.:l=O• :. UZ=• SOC,·SOO
A00•85 •o-o, 1 tiZ••t00,•800 A.DD-173 RD•O,l UZ•-500, - 500
ADC•!6 rto--0. 1 U%•·800, 800 A:>O•lH RD•0,1 UZ•-500,-SOC
AtD•87 R.>O, l UZ•-800,·800 ADD-!9! RD-=0,1 uz-= ~ soo. -soo
A.Dt:•8 8 ~n-c, : 1..'3•·800, •SOC ;.no·t~2 RO•O,l UZ•- 500, - 500
ADO•O(j RO-O,~ U2••800,·800 AD0-193- RD•O,l UZ=-500, - 500
.U:D•90 RO•O, 1 UZ• SOC, • !O:J ADD--=194 RD•O, 1 UZ• -500,-500
A:>n-ot RD•O, L IJZ•·S00,-80!:1 lii>D-196 RD• O, 1 U2•-500, " 500
AI:O•. 98 Rl>•O. l ~z · -)00. -soo AO::=S83 RJ)•O, 1 Vt•-1600, ·1600
A:>D•l99 Jl:)•O, ~ IJZ•-SOO,•SOO ADD-58< ROzO,l Vt••1600,·1€00
.:uo·:c~ I'C•O,l UZ• · ~O. -5-0C AODe585 !\0=0, 1 uz•-1600,-1600
AD:>-201 RD•O, 1 VZ•· 500,•SOO ADD=S86 RD=O, 1 uz-c-1600, -1600
A0)•2!0 IU)•O,J VZ• 500. •500 ADD=-581 ~....0,1 uz•-1600, -1600
A!ll>-211 ltD•O, I Ut•·SOO, •)00 ADD-592 RD•-0, 1 oz=-1600,-1600
A!;l>-212 ~c-o.1 VZ• )00. ·)00 A!)0=593 RD•O, 1 UZ•·l600,·l600
;.t>!)<213 RO•O. l U2••500.·50C ADo-595 RD•O, 1 V%• ·1600, · 1600
;..:)0•2 l4 1':)•0, l U%• 50C, ·'>OC A:lD-600 !\D&O, 1 uz=- 1600, •1600
ADD-216 RD•O. 1 1:%•-!.0C,-500 AD:')-:601 R.D•O, 1 UZ•-1600, ·1600
AD:l•22) RO•C, 1 uz--soo.-soo ADQo603 1\:)0Q, 1 UZ•-1600, ·1600
11:>1>-Zll RD•O,: UZ•-$00,-~00 ADD-966 ROzO, 1 uz~-1600, -1600
A!lD-2)7 RO•O,! ~···500,·)00 AD~l309 RD-0, 1 UZ• - 1600, ·1600
AD:l•249 RD-0, l VZ•·$00,·500 ADD-1310 RD-0, I V!•-1600,·1600
1Ult•Z50 RC•O, 1 U%• · S00,•500 ADD~l311 f\D=O,l uz=-1600,-1600
AD0•2Sl RD•O,l 11%•-S00,-$00 A1>0=15<9 RO*O,l VZ•-1600,·1600
>J>D•Z 52 R.O•O,l UZ••$00.·500 ADD-1.551 RO-O, 1 Ot•-1600, - lEiOO
Al>Oo254 RO•O, 1 UZ•-500. ·500 ADD-1629 RD=O, 1 uz=·UOO, ·1600
A:l0•2 )6 RD•O, 1 VZ••$00,•500 A.DC•l€31 RD=O, l uz c-1600,-1600
ADD•:!51 JU>•O, l u?.·-soo,-soo ADD•7< RD•0,1 uz'"'-16oo. - u oo
A0::1•251J 1\D•O, l U4:• 500, · )00 AOD,.l08 !m=0,1 uz . . 1600 , ·1600
A:l0•259 RD•O, ~ uz·-~oo,
500 >J>ll•ll$ RD• O, 1 uzo:- 1600, - 1600
>J>0•268 RD•O, l VZ• 500, ·500 ADD=ll9 RD=O, 1 UZ• -1600,· 1600
AO~·Z69 RD•O , 1 Vt•·$00,•500 ADD=l24 R0-=0, 1 U1.•·1600,·1600
,\00•210 RD•O, L uz·-
soc, · 500 ADO• l2S RD=O,l UZ=-1 600, · 1600
ADD•27 1 RD·O,l UZ• 500,-500 ADD=126 R.O•O, l uz .. -1600, -1600
AD0 .. 272 RD•O,l uz·-~oo.-soo J\00•2 43 RD• O, 1 uz ... -1600, - L600
h0Da.274 1\D•O, t vz ..... ,oo,
500 ADD--306 RDaO , l Ui=• 1600, •1600
Allo•ze' RD•O , 1 UZ••500, ·500 ADD• 30$ RD• O, 1 UZ• -1600, -1600
J\DD•269 RD•O, I uz--
soo . .. soo AD0 ...309 ROcO, 1 uz ..... 1600,-1600
ADD•295 RO·O, L UZ• 500, ·500 AD0=310 ROcO,l UZ•-1600,·1600
A!:ID... 301 RD•O, 1 UZ••SOO, · 500 AOD•312 RD•O, l uz.. - 1600, -1600
A.0:>•49 RJ>&O , I Ut•-1600, .. 1600 ADD•3H RD=O,l UZ•·1600, ·1600
A00•65 R.D•O, J UZ•-1600,·1600 Alll>-315 RD•O, 1 UZ•-1600, ·1600
A!ID-66 RO•O,l U1.•-1GOO, -1600 ADD=311 0»·0.1 UZ•-1600,·1600
ADD•?!) Rl>-0, 1 u•- 1600, ·1600 A00=330 RD•O,l UZ•-1600, ·1600
A.Dt• llO RD•O,l UZ•·U00,-1600 Jl..!lD=lH RD-0,1 UZ•-1000,-1000
A!)O•l 11 RO•O , I UZ•·l600, ·1600 ADO=l 4S RD•O, 1 UZ• -10 00, -lOGO
AnD•ll2 R.D•O, l UZ••1600,•1600 ADO•lH RD•0,1 UZ=-1000, .. 1000
Al"•1ZZ J\0 ..0, 1 Ut••1600,•1600 AD-D-147 RDcO,l UZ.=-1000, -1000
JUOal ~7 RD•O, 1 Ut•·l600,·1600 ADl>=1~8 RJ•O. 1 UZ•-1000,·1000
AOO•l28 RD•O,l UZ•-1600, •1600 ADD•HS !\0=0, 1 uz=-1000,-1000
AOD-110 ft.0-0,1 UZ••l600,-:.600 AD0=150 RD.c0, 1 UZ•-100-0, - 1000
A!)D•! l: RD•O.l VZ••1600,-1600 ADI>=lSl RD-(),1 UZ•-1000, -1000
AtD•! 32 IUI·~.l U%•·1(00,•1600 AZID•l51 RD=C, l UZ•-1000,·1000
AD!)•S~9 RD•O. l U%.•-1(.00,-1600 A:>D=1S9 Rna=O.:. UZ•-1000, ·lOCO
.\!l[)o560 RC-G.! cz•- 16oo. -16co ADD=160 RD=O,: UZ•· 1000, · 10CO
l\:10•561 JtD•O, 1 UZ:•-1600, ... 1600 ADD-161 Rn=O,l UZ•-1000, -1000
J.D::•5£2' R:>•O, 1 U%••!600,-!600 ADD=l62 RU-0, 1 UZ• -1000, ·1000
A.DD-~63 ftD•O. t U!•·l600, •1600 AD0..16l Rll=O, l uz=-1000,·1000
J..::f>.oo~U JU:>-a. 1 UZ• · 1600, ·1600 ;.;)D"<164 R0-0,1 IJZ•-lOC0,-1000
AnD-S6S JU•O. l V%••1600.•1600 ADD-166 RJ>-0,1 UZ.Z-1000, .. ]000
I.:ID•H( ~=·o. t Ut•·I600,•HOO ADD-161 RD.aO,l UZ• 1000,·1000
AnD-Sl: RO•O, l UZ••t600,•t600 JW:::>-!.68 RD-0,1 UZ=-1000, 1000
;.o::-~14 RO•O, l uz•- :.6oo,-:6oo I\.OJ-1.69 RD•{I,: U! c -lQOQ. lOCO
ADD•575 RD•O,! uz- ~ aoo. -uoo AD0 ... 170 t:m=O,l UZ•-lOOO, -1000
A!:D•5 )(. RO•O, I uz·-1600, 1600 A:lO•l11 RO•O, 1 UZ=-1000, - 1000
A.DD•5'17 ~D-O, 1 UZ••l600,-l600 !\1JD=172 RD=O, 1 U%• ·1000, ·1000
A.:IC•~H Jtt-0, l. I..'Z• 1600,-1600 ADO=l77 RO=O, 1 uz•-l000,·10oo
At·:::l .. 51~ RO•O, I n·-1600, ·16oo ;wo=:.1e RD•O , 1 UZ•-1000,-1000
A():)• ~8 I RO•O, I UZ• 600,·1600 ADD=l80 RD=U, 1 UZ•-1000,·1000
;..:m .. s~z JW•O, J UZ••lGOO, • !600 AD0-=181 RD•0,1 UZ•-1000, -!000
A:)()o 182 RD•O.~ V%• -1000,-1000 AJ)D=298 RO=O,l UZ••l000,•1000
ADD- 1U RD•O, l 0%•-10001-1000 A.D0:30! RD·O~l Ui•-1000, -1000
1\DD-186 R:)• O, I U%•-1000,-1000 J..D0=302 RDaO, 1 uz•-1000,-1000
AI>G-188 AJ>oO, 1 UZ•-1000,-1000 ADD-30~ RD-0,1 UZ•-1000,-1000
AD>1!9 RD•O,l UZ••lOOO, -1000 AJ)D-305 ftD.cO,l UZ.•-1000,-1000
ADD-190 RD•C,! UZ•-1000, -1000 ;.DD-48$ ~0.1 UZ•-1000, -1000
AJD-2C.t l>ll•O, : UZ• 1000.-1000 AOD-547 R.DaO, 1 UZ•-1000,-1000
AD0•203 RD• O, 1 Ut•-1000, -1000 ADb=-23! RD•O,l uz•-1000,-IOOO
ADt.,Z04 M • O, l UZ•-.000,•1000 ,;.:m·4~ Rl>-0, 1 UZ•-1600, -1600
A.OD-20$ JtO•O, l UZ•• 1000,-1000 ,f,l)l)o46 Ft.0-0, 1 UZ!"-~6on, -uon
ADD-20.; RI>• O, 1 U7.•·l~OO,·LOOO AD>47 Rn=O, 1UZ••l600,•1600
AI>D-207 R:>•O. 1 UZ•-1000,-1000 ADo--76 RD=O,l UZ•-1093.7S,-109l.,S
A:lD•208 fU)•O, 1 UZ•·lOOO,•lOOO AD-D• ll6 RD•O,l UZ•-1093. 75,-
ADD-209 M.D•O, l UZ--1000, ·lOOC 1093. '~
AI)C>o2U M.D•O, 1 U%••1000, 1000 .'<DD=552 RO .. O, l UZ•-10'93. 7$,-
AOD•2l1 RD•O.I UZ.••l000,-1000 1093 .75
!\1)0• 218 RJ>•O, l or.•-1ooo . -1ooo ADD=-589 RD•O, l OZ•-1093 .7S, -
A!>D•2H RC>oO, 1 UZ•-1000,-1000 1093 . 7!>
1.00•220 RD•O, 1 uz·-1000 , -1ooo ADO=lSSO RD•O, 1 OZ•-10, . 75,-
AI>:>•22l RD•O,J UZ·-1000,-1000 1093.75
AD=>•222 RD• O,l 02•- l ooc' -1000 ADD•i3 RI>=O, 1 UZ=-1093.15, 10 93.>~
ADD•22 4 RD•O,l UZ•-1000 . -1 000 ]1.00• 137 RD•O, 1 VZ•-683.S9,-683.S9
A;~0 .. 22$ RD•O , 1 UZ••l000 , - 1000 ADD'"'l74 RD=O,l UZ=-683.59 1 -683 . 59
A.OD•226 Rl>•O, l UZ•-1000,-1000 l\DI>=l95 tu>-=0,1 UZ•-6 83 .$9,-683 . 59
AD0•22? RD• O, l VZ•-1000,-1000 l\D0-232 RD•O,l UZ=-683 .59,-683.59
l\Dt>-22 8 RO•O, l UZ•- 1000, -1000 ADD•253 RD=O, 1 VZ•- 683.59, • 683.59
AI)D• 229 RD•O,l uz• .. 10 00,- 1ooo ..;.D0=290 RD•O,l uz·-683 . 59 , -683.59
A~0•230 RO•O, l UZ•- 1000, ·1000 AOD• 102 RD .. O,l UZ=-800, -800
AD0•235 R.O•O.l uz•- 1000. - 1000 AOD=103 RD-0,1 uz--800.-800
AD0•236 ~o- o . J UZ•-1000 , -1000 A00=-590 RD"'0, 1 uz•-eoo,-eoo
ADD•239 RD•O I L VZ•-1000, ·1000 l\DO•S91 RD .. O, 1UZ=-800,-800
ADD• 240 IU>•O, l UZ•- 1000, - 1000 A00=120 RD• O, l VZ•-800,-800
N>:l-2 4 4 RO•O,l vz·-1ooo, 1000 AOG-123 RD• O,l VZ•-800 ,-800
ADD-246 RD•O, 1 UZ•-1000,-1000 ADD=102 RO=O, . 0625 uz•-200, -200
A.DD• 24'7 R.D•O, • UZ•-1000, · 1000 AI>D•102 RD ... 0625, .125 Ut•-200, -200
AI)Do24e RD•O, .1 VZ• 1000,-1000 ADD• l02 Rl>=.125, .25 UZ•-200, -200
ADD-260 R.O•O, l Ut•·l000,-1000 A.O:t-=590 RD•O, . 0625 vz--200,-200
ADOo261 RD•0,1 uz•- 1000,- Iooo ADD=59~ !tD=.0625, . 125 UZ•-200, -200
!\1)0•262 R0-0, I UZ·-1000,-LOOO A!JO=S90 RD• . l25, . 25 VZ•-200,-200
AOG-263 RD-0,1 UZ•-1000, - 1000 ;uo:--}20 Rl>-0, .0625 UZ•-200, -200
A:lD-26< RD• O• .I. UZ••L000,-1000 AI)D-123 RD= .062S, . 125 tn•-200, ·200
A:)l>-2 6~ RJ•O, 1 UZ·-1000,-1000 AD:>=120 RD-.12~ • . 2$ uz--200,-200
N>:>• 266 R.o-0, 1 UZ•-1000,•1000 AD:i-l'lS RD-0, . 0625 UI•-12$,-US
ADOo267 RD•O,l U%••1000, -1000 ADD=l1$ !tD= . 0625, . 125 uz ·-12~.-:2~
Al):)-27 3 R.D•O,l :.~:•·1000,·1000 A:)&o11S f0•.125, . 2S UZ•-125. -125
ADo-2H JW•O,! Ut•-1000, •1000 A:JD-2 33 RD-0, . 0625 Ut•-125,-1H
AJ0.~1€ RD-0, 1 Ut•-1000, -1000 ADG-233 RD=.062S, .125 uz• .. l2S,•l2S
AD~2'77 ft!)•O, l U2•-l000,•l000 ADD-233 RD""'.l2S, . 2S Ut:•- 12S,-l2S
ADD-21! R:>•O,l UZ• 1000. -1000 A.DD-25! R.D=O• • 062!> U%••125, ·~2)
A.:;D•2,0 M•O. 1 Ut·-1000,-1000 A:l:F-291 ;u>•.0625, .125 UZ•-12 S, -125
!\1)0•280 IU>• O, l UZ•- ~000, •1000 AD0•291 RD•.l2S, .25 Ut•-125, •125
A:lD-282 RP•O. l t:l.-·1000. -1000 A!)D=17S RD•O.l uz• •500. -500
~~r.:0·2~) fm•O,l uz--1000, 1000 A.:JD•233 RO•O,l UZ•- SOC, -500
AD%>-284 R;)•O.l Ul•-1000,-1000 ~:>=29: RD-o.1 liz~5oo. -soo
h:>0•28) R!l•O, 1 CZ•-1000,-1000 ;;.on=t 75 R.D• . 2S, . $ uz-- ue,<H
,1,))0• 286 JU>•O, l Ut•~lOOO,•!.OOO .r.:>D-175 RD"-.5, .75 Ct•-ll8 , •11S
AJ>t)•2$7 RD•O, 1 UZ•·lOOO,~!.OOO AD:I-=17.S RD• . 1$,1 uz... -ue. -ue
A:>D•2t8 RJ>•O, l UZ•-1000,-1000 A:>D•233 RD-.... zs,
.s uz--ue. -ue
At0•2U JU>•0 1 1 Ut•-1000,•1000 ADD•2J; RC-• . 5,.1$ uz.--ns,-ue
i\DD•2!or4 RD•O. l CZ•-1000 . - 1000 ADD=233 RO•. ~S.l OZ•-118,-118
A.:lD• Z i6 RD•O,l IJZ•'"' l JOO, -lOCO ADD=291 1\D=, 2S,. 5 UZ• 118,-118
At0• 201 RD•0,1 UZ••lOOO,•lCOC ADD•29l RD=. 5,. 75 uz• .. ll8,·1l8
ADD-291 RD•. 7$, l UZ•·!l8, •118 AOD=115 RD•.12$, .2~ UZ•-200,·200
AD!>-:02 RD•.2!,.! UZ•·l88,•188 AOD-328 RD-0, .0625 Ut•-200,·200
AD~•l02 RD·.~ •. l~ Ut•-188,·188 ADD=328 RD• . 062~ •. 125 Ut•-200,·200
ADD-102 RD-. 7S, I UZ•-188, • 1$8 ADD-328 RD-.125 •. 2~ Ul•-200,·200
A!lD-~90 RD• .2S,.$ UZ• 188.-188 ADD-183 R&-0,.0625 U%•·125,•125
ADD-~90 ~·.S •. 7~ VZ••l$8,-18! ADD-183 RD=.0625,.12~ U%• •12~,-125
ADI>-~9 0 ~-.l~.l Ut·-118,·188 ADD=l8l RD•.l~S~.2$ UZ--lZS~-12$
A.D>ol~O RD-.Z$,.) UZ•-181,-lt& AD~241 RD•0, . 06%$ UZ••1%$,•12$
AtD-120 R.D•. S,. 7S UZ•- :88, •148 ADD-241 RD•.0625,.12~ Vt•-125, • 125
A~>D-:zo ~- . 1~,1 U% -188,·188 ~..J>O=o211 - RD• .l2S~ .2s ... uz--us. -us
ADD-101 RD•.7~ •. 812) Ut• •200,-200 ADD•299 RD•O, .0625 UZ•-12~,-12$
MD•10J RD•.8U5>, .81$ UZ"'•ZOO, -20C ADP-Z99 RD•.0625, .12~ UZ•-12~f 12)
ADD~lO) ~·.e7S,l VZ••200,-200 ADD-299 RDc.125, .25 UZ••125,•125
Al)D-591 RD-. H,. 8l2S Ut•-200, •200 AD0=183 RD-0,1 UZ• -500, -500
1\llD- ~91 RD•.812S,.875 VZ•-200,-200 AD0•2 41 ROaO,l U%•- 500,-$00
ADD-~91 RD•.875,l U%• 200,-200 ADDc299 RD=O, l uz•-soo.- soo
...,l)o12l RD•. B,. 8125 UZ•-200, · 200 AODz 18 ~ RD•O,l UZ•- 500,-500
A.OD•J23 RD•.812S, .815 UZ .. 200,-200 ADD•242 RD•O,l UZ•-500,-SOO
At0•12J AD•.I,$,1 Ut•-200,-200 ADD=300 RD• O,l UZ•-500,·500
A00•116 RD•.l5 . . 8125 UZ•-12~. 12~ AOD=184 R0•. 75, . 8l25 U2•·125,·125
ADD•1?6 RD•. 81~5 . . 87$ u~·-us. - 125 ADO•l84 R0•.8125, . 875 UZ••l25 . •12~
AD%>"'116 RD•.875,l VZ•-125 , -12~ ADD•l64 R0=.875,1 UZ=- 125,•125
ADD•23 4 •o - .7~ •. 812~ UZ•-125, -125 lV>D=242 RD• . 75, . 8125 uz•-12~. ·125
ADD•i'34 RD•.8 l 25 , . 8'75 UZ•• l 2S . - 125 ADD-242 RD=. 8 125, .875 UZ•·l25,•12~
AD0•234 Rb•.87~,l UZ•·l25, •12S ADD=2~2 RD• . 87S, l UZ•- 125,-125
AD0•292 RD•. 75 •. 812$ UZ-·125, - 125 ADD•JOO RD= . 75( . 612 S Ut••t2S,•l2S
ADD•292 R.D•.8125, .81$ UZ•~ L 25, ..125 AD0=300 R0• .$125, .875 UZ•-125,·125
ADD-292 RD•.8'75 , 1 uz--.us . - 12s ADD=300 RD• . 87S , l UZ•-12$,-12$
AOD•l 76 RD•O,l UZ•-500,-500 ADD-599 RD•.7 5,. 8125 ' uz•-200,•200
A00•23 ~ RD•O . l UZ••S00 , - 500 A00=599 RD• . 81Z5 ,. 875 UZ•-200,·200
AD0•292 RD•O, 1 UZ•-500,•500 ADD-599 RD• . 87S, l UZ•-200,·200
1\.00•176 JUl•0, . 25 UZ•-lLS,-118 ADD=ll7 R!l=. 15 •. 8 12~
uz•-200, -200
ADD•l16 RD•.2~ .. 5 UZ•-118, • 118 ADD* ll'l RD• . 812S, .81$UZ•-200, ·200
ADD-176 JU>-.5, ,"1$ UZ•-!18 . -118 ADD-117 RD=.87 S, 1 Ut•-200 , •20C
AO:l•234 RD•O, .2~ U2•·Ll8, "'118 A00•329 R0• . 15,.8125 U!•-200,~200
f\00•234 R0•.25,. 5 UZ•-1.18, ·118 A00•329 RD•.8125, .875 UZ• - 200,·200
AD0•234 RD-.$,.1$ UZ•-118,·H8 ADD=J 29 RD• . 875,l UZ•-200,·200
IJ);)-292 RD-O,.Z5 UZ• Ll8,-1L8 ADD=l RD=O,l UZ•• 200,-200
ADD-292 R0·.2~ •. ~ Ut•-118,·11• ADO= ~ RDaO,l UZ•-200,-200
ADD-292 JU>- • .$,. 15 UZ•· U8, -111!1 ADD-S RD=O,l uz•-200,-200
AD~•10l RD•O, . 25 UZ•· 188,-188 ADD-6 RDaO,l U!c-200,-200
ADD-103 RDo.2~ .. ~ uz•-18a,-1ee ADD=? RD"~,l UZ•-200,-200
A.:D-103 MD•.5,.7S U%•·188,•188 ADD-8 RD-0,1 UZ•- 200,-200
ADD-~91 RD-0, .2~ UZ•-188,•188 ADJ=9 RD-0,1 UZ•-200,-200
ADD-591 ~·.2~ .. S UZ·-181,•188 ~0=10 RD-0,: Ui• - 200,-200
A.:):>-~,1 RD•.S,. 1~ U:t•- U8,•18e ADD-ll ~0,1 Ulc-200,·200
~~·J2) ~·0,.2S UZ• • l8!,-l88 ADP-:1 R£-0,1 U%•-200,•200
A!lD-12) ~.2~ •. ~ ~~·-1!8.·!88 ~~:s RP-O.l cz•-200,-2oo
ADD•l2l RD-.~ •. ?~ VZ•- !88,-118 ADD-19 RD-0,1 Ut=-200,•200
ADD-598 RD-0, 1 \.:%• ... 800, -100 AD0=20 RD=O~l UZ•-200.-200
;.,no-~~9 RO•O,l uz--eoo,-eoo ~D-2l RD-0,: UZ•-200,-200
A:)4)•l:.S ~·0,1 UZ•- 800,•!00 ADD-22 RD=C,l UZc-200.•200
ACO•lH RD•C,l U%•• 800,-800 ADD=23 RD-0,1 UZ•- 200,-200
1\llD-32~ RD-0,! UZ•-800,·100 ADD=2< RD-0,1 UZ• - 200,-200
ADD•329 RD•O,l UZ• • S00,-800 ADD-25 RD=O,l ~z--200.-200
ADD•326 RP•O, 1 U%••1600, ·1€.00 AD0=26 RD-0,1 VZ•-200,-200
AD0•32'7 R0•0,1 UZ• 1600,·1600 f\00=27 RD-0,1 U~·-100,·400
A~0-~98 RD•O, .Ob2~ UZ•-200,•200 A00•33 RD•O,l OZc-400 , 400
ADD·~98 RD • .0~2$,.125 uz-~200,-200 A00•34 RD-0,1 OZz-400, 400
A.DD•$9! RD•.12$, .25 u1.--2oo. -200 ADD•J6 RD=D,l UZ•·400,•400
ACO•!l~ RD•O, .OG2S UZ•- 200, • 200 A.OD• 31 RD-0,1 UZz-400, 400
ADD•lJ~ R0•.0625 . . 125 V2• -200.-200 ADD~38 AO=O,l UZ•-~00,•4DO
"-'D-39 IC>·O. I :J%• tt00,-400 AD:F67 P= l
AD:>-962 RJ).O,: U7.•• 400, • 400 AOD=68 ;>a l
AD0ol019 flD-O,l U%•·<1~0,•400 ~Da69 P=l
ADD-1021 Rl)o0, I Ut•-400, •400 ADD-70 P..1
ADO•l Hl RD•O, I UZ• 400,-400 ADD-96 P'=!
AD>I3ll Ro-O, I U%•·400, • 400 ADD-97 P•1
A.JD-1320 R~·C.l U%•·400,•400 Al)~§o8 P=l
AD>I~S: RDoO.: ~Z-·400, • 400 A.DD-99 P•!
AO:::•l~Sl I"D-),: C'Z• 400,-400 AD!>¥100 P=l
AD:>-1560 RD-0,! U%•·400,·400 ADI>=lOl P•l
I\D0•:632 1\~•0.1 UZ•-400,• 400 ADD-i09 P•1
A:>G-16H RDoO. I U%•·400,-400 ADD-114 P=1
A.O.D-1640 RO•O,l U%•·400. · 400 ADD&l29 ?•1
AbDoHl RD•O, 1 UZ•-400, • 4 00 All0ol87 P• l
All0•332 RO• O,l uz • ;~•oo.- • oo ALl~245 ? =1
1\DD-2 RDoO, 1 VZ•-27 4, ·274 AD:>-30 3 P•1
ADD•l04 RD•O, l UZ••l600,·1E.OO ADD"•311 P•1
AOG-10$ R.D•O, l UZ•-1600, ·1600 AI>D-12 P• 1
ADD• lOG RO•O. l UZ•-1600, · 1600 AI>D-14 P• l
AD0•107 R.D•O, l UZ••l600 . ·16CO ADD•28 P•1
ADO•l39 RD•O,l UZ• lln.59,-L83.S'1 AOD=29 P•1
Al>0• 197 R!)ooO , l UZ•·l83.~~.-1BJ.59 ADD=30 P=l
AllD•255 RC•O , I U?.• 18) . ~9,- l Bl . SQ ADD=3 1 ? •1
ADD•81 R.O•O , l UZ•-293 . 75 , •293 . 75 ADD=l 2 P• 1
ADD•l6 RD•O, l UZ•-293 . 75, -293.?5 ADD-= 41 P=l
ADD• 5 5 ~ JU>•O , 1 UZ•-293 . 75, 293 . 1~ 1\D0• 5 2 P•l
A00•07 RJlaO . l U~•-1600 , l600 ADD• SJ P•l
AOD• 66 RD•O, J UZ•·1600 , t 600 ADOo56 P=l
ADD• 69 P.O•O,l U%•·1600,·1600 AD0• 51 P•1
ADD•10 ru>-0 , 1 UZ•·I600,·1GOO ADD=58 P=l
AD0•96 R.O•O,l UZ•-1600,• 1600 AD0" 59 P• l
A.D0•91 Rti• OI l UZ•-1600,-1600 ADD=60 P=l
A.I;0•98 RO-O , I uz•-uoo, -u:oo AD0=6! P=l
Allo-99 R0"'0, 1 UZ• 1600,·1600 ADDo 63 P•1
1\00•12 R0•0,1 UZ• <00, ·400 H>.M!:=Lo;u)TSK CSYS•O
A00•14 JU>-0,1 UZ•·400,- 400 TYPE• DISTRIBUTED SPA."l
AOD•28 RO•O,i C% .. ·400,-400 J\!)1)*71 RD•O, l UZ=-1000, -1000
AOD•29 RD•O,l U7.•· 400, ·400 ADD-78 R0-0, 1 UZ• -1000, -1000
ACO•)O RI>oO. I UZ••400, 400 AD0•1 9 R.O=O,l UZ=-1000, • LOOO
ADO).,.)l RD•O, l V%•·400, •400 ADD-80 RD=O , l u z=-1000, -1000
AOO•J2 RO-C, l U%•· 400.-400 ADD-8 1 RD•-0,1 UZ• - 1000, -1000
~0.. 41 R:>-0,1 1..'%•-400, •400 J>J)fl-82 RD=O, 1 u z•-1000.·1000
AD:>-1 00 P.O•O, 1 U%·.. 1600,- UCO Al:I:>=Sl RD-0,1 UZ• - 1000, - 1000
ADD-101 RI>•O.l :JZ••l600, •1600 AD:>=8t R:>-0,1 UZ•- 1000, - 1000
>.::Ool09 RD-~.1 Ut•·ll00,·160C AD0=85 RD=O,l UZ• -1000,•1000
ADO• ~l4 1\D-0,1 UZ•-1600,·1600 ADrP86 RD-0,1 UZ..- 1000, - 1000
:.OD-12• R.O•O, • UZ•·1600, ·1~00 ADD-87 R0=0,1 UZ=-1000, •1000
A:lD-187 R.O•C, 1 UZ•·l600,·1600 ADD-88 RD-0,1 UZ•- 1000, - 1000
A.D-:>• 24. ~ RD•O, 1 UZ••l600,·16CO AD!>=S9 RD-0,1 UZ•- 1000, - 1000
ADD• IOJ N>•O,: UZ··1E00,•1600 Al>D-90 RD-0, 1 Ut=-1000, ·1000
IWO•lll R0-0,1 :.n:• 1(00,-:600 FJJ~=-91 maO,l UZ• -1000,-1000
ADD-~2 RD-0, l U!•-400, •400 ADD-$Z FID•O,l t.:t•-1000, - 1000
.>:>t•Sl JO•C,l iJZ•-400,•400 ADD•Sl RD=O, 1 UZ=•lOOO, •1COO
.>J)O• St RD•O, 1 U%•·400, 400 ADI>.. S4 Ro-0,1 UZ.=-1000, -1000
AJ:,:)•~7 JU>•O, 1 UZ•·400,•40C ADD•95 RD=O,l UZ=-1000,-1000
ADD•5! R:>•0.1 UZ• 400,-400 AD!'>=!S R:>-0,1 UZ•-1000 . - 1000
JCD•S9 M • O, 1. UZ•·<OC,•40~ ADD=l6 RD=O,l t;Z• •lOOO, •1000
AD.D•6C RD•O,: Ut• 400, .. 400 ~D=-3 5 RD-0 , 1 l;Z•- 1000, - 1000
A.:>C• 61 R:J•O, 1 UZ•· 40~. •400 AOD==-4 2 RO•O, l UZ• - 1000,-1000
Mi:>·~ 3 :u;..o. : \.'i'.'"-~00, 400 AD0· 4 ~ ftDcO, l Ut=- 1 000, -DOO
U»U:•PRES!'~.F.S CS'!S•O ADO=H RD=O,: UZ•-1000, - IOOC
'rYPF..•eR£S1R!:S! ADD•62 RD-0, 1 UZ=-1000, 1000
ADD•64 Rll•O. I ut•-:.ooo,-1ooo A.DD-5-t9 Rll-0. 1 UZ•-1000,-1000
AbD-1 .. RD-O~ 1 UZ•·IOOO, •1000 ADD-~50 RD*'0 1 l U%= -1000,~1000
ADO•lll ltl!•0,1 UZ• 1000, •1000 ADD-5~1 RD•O~ 1 UZ•- 1000, -1000
ADD-121 Rl>•O. l U%•·1000. •1000 ADD=SS3 R,DzQ, 1 U!=-1000, -1000
;.f)J)-.lJ) AD•O,I U%• •10~0,·1000 ADD=~ s .; Rb=O,l UZ••lOOO. •1000
AD>134 RD•O, 1 U%•·1000,•1000 ADD-5~5 Rl)a0,1 Ul•- 1000,-1000
ADD-13~ RO•O,l U%•·1000. ·IOOJ ADD=SS6 RD=-4>, i UZ*'·l000,-1000
A:)()-1)6 1\D•O, t U%•·1000. •1000 ADo-557 RD•O,l Ut•- 1000. -1000
A.:IO•l 38 RD•~.: \:Z•-1000,-tOOO AD:>-S5~ 10•0,1 U%• - 1000, - 1000
ADOoll9 ~0.1 UZ••1000,-l000 ADD-5-67 RD-0,1 UZ• - 1000~·1000
Al>Ool40 ft:>•O, 1 U%••:000,·1000 ADD-568 RD-0,1 Ut•-1000,-1000
A.OD= 141 RD•O.l U%•·1000, ·1000 ADD=569 RD=0.1 uz-=-1000. -1000
AD:>-1<2 IU>aO, l U$••1000.·1000 ADD-510 RD-0,1 UZ•-1000,-1000
ADOol43 1'0•0, 1. U%•·1000.•1000 ADD"571 RD•O, l Ul•- 1000, · 1000
AllD-152 RD•O. 1 U%• ·1000.·1000 ADD--=513 RD=O, 1 U%• ·1000,·1000
ADD-153 RD ..O,l UZ••1000, ·LOOO AOD-580 RD•O,l UZ• -1000, -1000
ADD-1.54 RD•O, 1 Ut• ·1000, •1000 AD0•588 RO•O, l uza-1000,-1000
ADO"' LS5 P.O•O, l U%•·1000, ·1000 1\1)0=594 R0-=0. 1 UZ•·l000,·1000
A.DD•l~6 RD•O, 1 UZ•· L000,•1000 A00•605 RD=~. 1 U2= · 1000 , • 1000
ADD•l!l8 R-D•O.l UZ•-1000 , •1000 ADDo1 RD=O ,l UZz-1000, -1000
ADD•l65 R.O•O . l U%••1000,·1000 AOD=!l RO=O, 1 U%• ·1000,-1000
ADD•l'7J Rt>•O, l Ut• 1000,•1000 AJ)J)..-12 RO=O,l UZ=- 1000, -1000
AOQ.>ot 19 RD•O, l ut•-1000,•1000 A00= 319 R0=-0, 1 uz=--l000, -1000
Aooaun RD•O , l U%•·1000, ·1000 AOO=JZO R.O• O, l UZ•-1000,-1000
l\00•192 R0•0,1 UZ•· 1000. 1000 ADD=32:<4 RO• O, l uz .. - 1ooo ,-tooo
A.DD•l 93 RJ)•O . 1 UZ•·l000.·1000 ADD• 3 25 RD• O, l UZ•-1000, -10 00
A00•19~ R.D•O . 1 UZ•·J000 . ·1000 NAKE•LOADTNG CSYS•O
AOo- 196 RD•O,l uz• .. t000,-1000 TYPE• DISTRIBUTED SPAN
ADD.. l97 RD ..O, L UZ•-1000, .. 1000 AD0•1 8 ~ R0 ... . 2S, . 5 UZ•-519. 36.-
ADD•lga R0•0,1 uz•· J000.-1000 519 . 36
!\DO· I 99 RD•O,l ut•·l000 , ·1000 A00=183 RO ... S,. JS uz•-519 . 36 . -
ADD•200 RD•O,l UZ•·l000,·1000 519 . 36
ADD•201 RD•O . l UZ••1000 . ·1000 AOD=l83 Em=.?S,l UZ""•Sl9 . 36,-
AOD•210 RO•O,l UZ•·lOOO, 1000 519.36
lJ>D•Z1l RD•O, l U%• •1000,•1000 l\D0=24 1 RD• . 2S ,. ~ UZ•- 519. 36,-
Jl.r.~-212 RD•O,l UZ••1000,·l000 5!9 .36
ADD-2ll RD•O,l UZ•-1000,•1000 l<JD•2H RD•.5, . 15 U2=-Sl9.l6,-
l<l>D·2l~ Rl>•O' : \IZ••1000, •1000 519.36
AD0•216 JU>•O, 1 UZ• •J000,·1000 AD0• 241 RD•.'75,1 UZ• - 519.36,-
A00>223 R:>•O,l U%••1000,•1000 519.36
~D..2ll RD•O. 1 U%••1000, •1000 ADD=299 RD=- . 2S,.S ut:-SU. 36,-
AD0-231 RD•O, l UI••1000.·1000 519.36
Al>!).249 RD•C, I ~Z··~OOC,·100C A.ll0=299 ~ . 5, . '75 UZ•-519. 36, ·
l<l)l)t250 RD•O.l U%•·1000.·1000 519.36
ADJ>al:Sl RD•O, 1 UZ•·IDOO. ·1000 J\DD-299 R,Da: . 75,1 uzc-519.36,-
A:>D-Z52 AO•O, l Ut••lOOO,•lOOO 519.36
A:>D-254 !tl)oO, I CZ••lOOO,•lOOO ADo-598 !11>- . 25, .s US•- 519.16.·
ADD•255 RD•O, I ~%··1000,·1000 519.36
A:t~·~S6 Jt:)• O,l UZ••l000,•1000 AD~598 R0- .5 •. 75 UZ•- 519.36,-
A!l[)a:2S1 Ro-O. 1 U%••1000.·1000 519.36
ADD•25t Po-0,1 UZ••1000, •1000 n:JO=S9e 10• . 75, l cz- - 51S.l6, -
A:JD-2!t9 ltD·).~ UZ•• IOOO. •1000 5!9 . 36
A!:D•26tt RD•:t, 1 U%•·1000. • UOO AOD=1:S RD= . 2!t, . 5 uz:•- 5!9.36,-
AO!la2 69 R:I•O, 1 :.JZ••lOOO*•lOOO ~ .. ~.36
n!:1Da.270 R:l•O,l U!•• lOOC,•lOCO ADD-:15 RD=.5,. 15 UZ=·517.3fi,•
ADD•27! IU).Io0 1 1 UZ••1COO. • 1000 519.36
AOt-272 RD•C, 1 ;sz• .. !OOO, 1COC AD~llS RD• . 75,l UZ•-519.36,-
AI:0•274 lt'O•O,l UZ• 1000,•1000 519.36
AO:l•2el 1\0•0. 1 U%•·1000,·1000 A!>0=328 R!)o . 25, . 5 uz--519.36,·
M:l0• 28q RD•O,I Ul• 10CO,·l0CO 519 . 36
A!l0•Z95 ftt-0. I CZ••l000. · 10CO ADD=J28 RO• . S, . 7S U%• · 5H.lG,-
ADD•l07 RO ..O,l 'JZ• !000,·1000 Si.9.36
AD~•l2t rt0•. 15,l V2••Sl9 . 36, • I.OAD-LOAOl SF• l. 2
~19. 36 LOAD=LOADP:.'l S f =-1. 2
ACD-184 Rr>-0 •• 25 UZ••SI~.l6.· J,.OA:)=t.O;.D'f8~ 5!'-= 1. 2
~lf· . 36 1.0A.l>- LO.ADl'NG Sf• l. 2
A:)D'- ~ 0 4 R.O•.:S •• ~ \IZ·-s:9.l6.- !.OAD-P~7R£S SF• 1
Sl9. 3( LOAD=LOA:l~IDU sr-=1. 6
ADD-184 R:)•.~ •• 'J') V~•·SIS.H.
~ .. ~.)E OU7PlOT
A::~•2C2 RO•O, :s t:%··~17. H, • e::.&M•JOIN: TY?B•PISP LOAO-l.OA.:l 1
~ICJ . Jl £LEMa.JOitJT '!'YP!• DISP Lo.\D• LOA.DPlT
A:m•24 2 RI>-.H •. S U%••)19.36#~ tt.E..~JO;)..l :'Y?t;• DIS? ~·l.OADHl DU
Sl9 . l t ELEJ".aJOINT TYPE•OISP LOA.D• PRESTRZS
ADC•242 R-:)• ,),.15 UZ• S!9.36. • £L!M:JOINT t YP£=DISP lOAD• LOAM'~
$19,36 _ KI. rtH=.l(')T?r "rYPR•O ,..~ P l.().A l'l=l.t>AnTm:
Ant • lOO RD• O, .25 UZ•·Sl9 . !6. • ELBM•JOIN1' TYPE• l>ISP COI<8-cOMB1
S19 .36 ELEH->JOINI' TYPE• DISP COMB-c0!'.8Z
ADD•JOO PJ>-. 2~ •. ) U2: • ~5 l ~ . l6,- E:L£:!-FJOI NT 7 YP£c0ISP CO>'JI-cO>III3
S 1 9.lt tLEM=JOINT 'l'YPEc OJSP COKBaCOI'!S4
ADD•300 RD •. 5,.7~ UZ• Sl9 . 36,- E:L£M=JO!NT T'YP£=REAC LOAl)• tOA.Ol
519 . 36 £LEM=J OIK'I' TY PE=-Rr.AC LOA.Oa-LOAOPLT
A.OD-• )90 RD•O, • 25 'JZ••Sl9.l6,- ELEM• J O inT 'I'YPE'"RMC i.OAD ..LOADHIDU
5 19 . j {- EL£M.. JOlNT TYPE=REJ>.C LOAD• PRESTRES
ADO•.S9io R0• .2$,. 5 Ut• ·5 19 . 36 , • ELtM•JOiNT TXP&• REAC LOAD•LOADTGK
519 . 3 6 &L&M• JOINT TYPE• REAC LOAD• I.OAD'I'NG
AD D •~99 R0·. ~ •• 7 ~ UZ• 519 . 36,- ELEM=JOINT 'l'YPEcREJ\C COMB• C<»m l
~19.36 &LEM:• J OINT TYPE• REAC C0!'1B'"COMB2
ADD• ll 1 R::I• O, . 2~ uz•- 51 9. 36, ELEt-'roJOIN'l' T YPE=RU.C COMB..COMB3
519 . 3G £ LEM=JO lNT T YP£=RE:AC C0 Mli=COM84
I\OD• 117 «0• . 2:$, .~ VZ• -5 19 . 36, • eLEM• JOINT TYPE• AP PL LOAD• LOADl
SL9.3 C tL£M=J'OIN1' TYPlt=APPL LOAD=LOADPLT
ADD•ll. 1 RO•. ~ • . 15 U%•·519.36, · BLEM- JOIN! TYP.&.,APPL LOAD•LOADKIDU
519 . 36 ELEM• JOINT TYPE=APPL LOAD• PRESTRES
ADD•329 Rll• O,. 25 UZ• ~ 141 . 36 , - ELEM=JOINT TYPE• APPL LOAD• LOADT8K
~19 .)6 ELEM• JOIN'I' 'l'YPE•APPL LOAD-LOADTNG
.tJ>t• 329 RO• . 2:5,. !I UZ··Sl9.J6,- ELEM•JOINT 'I'YP!:• APPL COMB• COMBl
5 1 9 . 3€ ELEM• JOI!IT TYPE=A PPL CO.'IB• COI<B2
AD~·l29 1\0•.~ • • 7!1 t:z .. 5 L9.36 , ELfM=a-JOINT 'rYPt=.:..PPL Cc..:!la<:OKBJ
Sl9.36 f:LEM•JOIN'r TYP&• APPL COMBOC:OKB4
£L £~f~ T'!P£= !'ORC!; LOAO=< LOAD 1
COt-'.80 EL£M=tRAMe '!'YP e z!'ORCE: LOAD-LOAllPLT
NA.'1!:..COM5 1 !:t.EM.. fAA.."{£ l'':.'P.&•FQRC& LOAD• t.OJ\DHI.CV
LOAD-•:.oAD.! s r - 1. 05 !L!:M-=F!V..M! T YP!:-=!"ORcf. LOAD-PR.!!STA!S
t.CAC•t.CJWPLT !F•LO$ ELEH-:'M.'i& "rYPt• FORCt ~l,.QA,DTBK
t.OAJ>-.LOADT8X Sf'•l.O$ &L&H'-CR.AJa:: "rYP&• FORCE LOAi)oLO>.I>'l'N(i
LOA:: • LOAI>t t:-o; sr-1.0~ ett.!<!-=::RA."!:!:. TYPZ:.oa:oR:Ct C~QM81
t~· :.CAI>H!OU !F•. $$ ELEK-I'AA>!E TYPE-• FORCE c~-cGMB2
NA.'iE•COMB.Z U EM-FAA.'iE TYPE:•PORC! COI'. 3-cOKB3
LCAD• :.oA:l sF· :.z ~l.~f"Rk"Z l'Y?&•fO.":{(: ~ COI'.3-<:CMa4
!.~•O.C.JWHIDU sr•l., t!. ~•fRI.ME TYP!•.JO:l." Tf LOAD-LCW>l
LOAl>..I.OADPLT sr•L: 2LEJ<=FAA.-e TYP&=JOlli'!'F l.OA,D.;. LO.\.I)PLT
:.':AD•t.~BK !l•L2 ELEY.•FAA.'!E TY?!•JO: )\" ff' LOAD-LQIU)KIDU
;.oA.C .. LOADit:G sr·L: !.!.EM=fR.:.~ yypg=JO!:NT!' LOAi)&.Pfl!SittES
~io;Ml: -c ~1";8) EL!M=:'AA."e ':'"YP::=.JOI~OTE" L~:.MD7BK
L ~J\.:li· LCA.;) l sr• l !:.LE..~.. !'RJi.ME 'l'YPE=JO:N1'f !.(W).o I.Mil'rt: c;
l.·~·I..OADP:.T $!'•: £ LE.K=f'R.=-Y.~ 'I'YP::=-JOlN'Tt' COMl!<OMlll
SA.'1£aCCM!4 E:L!:!+-PRA.v.?. 7 Y?!:• J OTNTf COY.»•COMB2
~c;..;. • LOADl sr•: !! !.~~= F::t.AY.E T 'tPe.= J'OlNTt COMDzCOV.S3
l.OA:>~LOA:> P :.T St'• l El.tM•FR.hY.'t ':''il?E•JOlNl'f COMB•COMlH
l.CA.D•:.OA.:)T!K SF•l
LOIC- LOADTJHi ST•l EN ~
L~ ·t.I"::A.DIIl:IU !f"•l
tOA."1!; •::oMB~
; The follo~o~J.ng dat• is u3•d !or qreph1c,, GROUP "'SLKl .. !"RA.'t!: l<l
desiqn .ana pushover ana lysis. GROUP '"BLKl'" FAA.'(£ IS2
; I! c~ar.q~s are . .d~ to t~• •natys1s dat• GROUP "&LKt•
above, then tht tollowlnq oata '"""" I SJ
GROU? "'B;.Ki" FRAME 15<
; shou!d ~ chec~ed for ::on,.Lstency.
G:tOUP "BL!G" fR,;_~ 155
SAP2000 V1. 42 SUPP!.EJ«~TA%. DATA GROc.:P "BL!C"' fAA.\$ l~f.
CRID GL08A.:. X "1" 0 GROUP "8LK1" fAA."!!: 1 ~0
G!UO GLOBAL X "2" (
GROUP '"BL.K! '" r~ 165
G!lt:O C!.09AL X "l" l l
GRID GLOBAL X
GRID GL06Al, X
18
24
•••
·s·
GRG'J? "B=.oK!."'
GROUP " 8LKl "
GROUP •at.Kl"'
f'IW'.E 173
FR>.Kt 119
f'RA.'IE 191
GRI f) C:.oDA:. y "6" 0
<OROUP "SLKl" :"RA..V.::: 192
<.K!D GLOBAl. y "1"
GRID GI.06AL y
GRID GLO!AL y •g•
GR!O GLOBAL y '"LO" 24
GRID GLOBA!.
12

y
· e·

·u·
..

30
GROU!I '"8.LtU ..
GRO<JP "8LK1"
GROUP "B:.Kl.,
GROUP .. BLKl"'
GROUP "BLKl'"
:~..:.
FAA."" 19<
fAAI<E 196
fAAI<!l 198
FRJL"!F. 190
193

GRID Gt.OMJ. y " 1?. " lG GROUP "'SLKl" FRA.'1E 200


GfHD GtCflll.L z "!3" 0 GROUP "8LK!" E'AAME 201
GRID GLOBAL
GR.IO GLOBAl.
2 '"141"
z " l~ ··
•e GROUP "8LKl"
GROUP '"6tKl."'
FRAME HO
fAAME 2 11
GRID GLOBAL % "1 6" 12 GROUP "BLK1.. FRA.'tE 21Z
GRID Cl08AL z .. 17 " 16 GROUP "BLK1" FRAME 213
GRlO GLOSAL r. "18 " 20 GROU~ .. BLKl" rRAMe 214
GR I 0 Gt,OBAL r. " l9"' 24 G ROUP .,BLKl " flW!E 2 16
GRID GLOBAL z '"20 .. 28 GROUP " DLKl" FAAME 223
GROUP " llLJ<l " ~'RA-'18
FAAME "
GKOUP "BLKl" 18
GROUP "8LK1"' fR~~M& zn
GROUP .,l.U.K1'" FFW<E 2 37
GROUP '"6T,Kt" t~AAMP! 19 GROUP "BLKl" !' RJI.M!: 219
GROU!' "'Bt.Kl" P IW<~ 80 "BLKl "
GROUP fRJ\ME 2SO
GROOP "'BL)( l " FIW1£ 82 GROU? "SLK1 " FRAI-!e 251
CROUP •at.Kl " FAAME 83 "BLXl"
G ROUP F'R.~ 252
GROUP '"9LK1'" PAAME 84 GROUP "6LKl" FAA.'IE 254
GROUP " BLKI" FRAMB 85 GROUP "BLKl" fJV.I.M!! 256
GROUP " BLKl" FAAI'.t 86 GROUP " l>LKl" !'RAM! 251
GROU? "SLKL"' FAAM! 81 GROUP "BLKl" FAA¥.1: 258
GROUP .. B4.Kl " FAA.~ ee GROUP .. 9 :KJ" FRl;..".£ ZS9
GROUP "'BLX! .. FAAM2 89 "BLKl"
GRQU? FRAME 268
G~OUP "8LK1" r~ 90 GROUP .. SL:tl• FRA.'<E 269
GROUP " BLK1" FRAY.! 91 GROUP '"SLKl "' :'AA...'-m 270
GROUP "'BLKl" FAAME 92 GRQ;;p "BLK1" :R;Y.:: 271
GROUP ·atKl .. FAA."i! 9l • CROUP' •s:..xt• FR!'.I'Z 212
G!\OUP '"9:K!'" FAA.'!! 94 GROUP "S: Kl" FR'J<E 27•
GROUP '"8L!<l" PAA.~ •s GROUP "9I.Kl" l'RA.'l]; 2Sl
aROOP "BLKl" TIW'.t 15 GROCP -sLKi.- FAA.'i!: :?89
GR,U"P *Bl!<l" GROt;P "BLK:."
'"""" PAA..~ 29~
CRO:.!P ·a:.xl"' FRAY.!: 15
42 G;tOt;P .. Bl.X:"' ?AA."E lC7
G>OUP ·!~!<!'" PAA.'il () GRCrJP .. S:.K!.,. fRA.~ 551
GRO'J~ '"Bt.K!.'" PRA.."'.!! 44 GROUP "S:Kl" FRA.'<E 5~3
"&LKl"
~· f"'-'Z 6 GROUP •stx:l"' fRl.>!E 555
GROUP "BLKl"'
C:RO:JP ·et.Kl ..
FIW<E 64
PAA.'CF. ,, GRCCP '"BLKi'"
GROUP ·au;::•
fAA.'{! SSE
fRA.~ SS7
GROJJP '"!!!.Y.l'" PAA.'<I lll G:lOtJP ·a:Kt* FEW<!: S.5!
GROUP .. B!.Kl'" FIUOO: l2l GROUP ·a:K l'" fMME 561
GRO:J? "'!ILK!."' !'RA."U: I l l •s:.Kl'"
GR~t:P FRAME 568
GROUP '"9t.KJ" PIW!t 13, GRO:.Jf "SLKl" l'AA.'<! 569
GRCl:P '"BLKl'" f!W<!: 135 GROUP '"BLK~" fAA'tE 570
GROUP "'&LXI'" rAAX• 136 GROUP "BLK!" !'Rk"f:: 51.
"li!..K~"
GP.O:JP f!W!~ 'Je GROUP "BLKl" ~'AAN! 5" 3
GRO:JP "BLKl '' fAAK!i 140 GRO;J? ''B!..Ki" FRAI-!£ 590
GROUP "BLK!,•• FRAME 141 GP.OU? ·s:xl" fRAXE: 598
GRO'JP "BI..Kl" FRAMP: 112 GROIJP "BLXl " f'R.•;!~E ~;,~
GRO:JP '"B!.Kl"
rowa: "' GROUP "BLK2" P!Wtt 202
GROCP "'BLKl '" FIWC!l ~97 ..8LK2 ..
GROUP fit.AY-E 203
G:tOUP "8LK1" FIW<l! 604 GROUP "BLK2" FR.~ 204
CROUP '"BLKl'" F~ I GROUP '"8!.K2'" f'~ 20~
GRO:JP •atKl'" FAA.'<I: 13 G?:OU? "8~!<2- FR.'\ME 206
GROUP '"8LK1'" tAAI-".1: 12 ·s:.K2·
GROUP fRio."!£ 2C7
GJti.>UP '"Bt!<:: .. tJW<t )L 9 GROt;P '"BLK2- FM"!t 201!'
GROUP '"BLKl"' FIW<! 320 GROUP "8LK2" !"RW.£ 209
GROI:P ·suu· FRAME 324 ::;cROUP '"BLK2'" fRAXE 21S
GROUP '"BLKl'" PAA.'<I: 3H GROUP "8LK2" fAAKt 217
G~O!IP '"B!.K2'" FIW<l: 10< G.'\OUP "StK2'" FRA.l.(E 218
GROUP "8LK.2'" FIWIE 10~ CROUP "81.!<2" f!W11: 219
G~UP '"BLK2'" FIW!E 106 GROUP '"8LK2"' FRA."'!!: 220
GROUP "8LK2'" FAA.'IE 101 GROUP "8LK2'" f'IW<E 221
GROUP "8LK2" PAA.'<I: '~ GRO<JP "BLK2" f!W<E 222
GROUP "BLK2'" fRAME 46 GROUP "BLK2" FAAME. 22'1
Gl\O:JP "8LK2 .. !'RA.ME 47 GROUP '"9LK2" f'R.~'fi: 225
GROUP "8LK2., FAAME 49 GROUP "8LK2'" FRA.'i!: 226
GROUP "8l,K2" t' RAMr. 6S CROVP "8LK2 .. fMM:: 227
GROUP '"8LK2 " I' M.'-re 66 GROUP "BLK2 " FRAME 229
GRO:JP .,BI.K2" FIWIF. 15 GROUP "BLK2 " f!W<E 229
GROUP "BLK2" FRAM!: LIO GROUI? '' BLK2'" F!WIE 230
GROUP ••et.K2" fAAME Ill .. BL/\2,.
GROUP FRANE 2JS
GROUP " 8LK2" FRAY.£ 112 GROUP "BLK2" FAA.'IE 2 36
CROUP " 9LK2 " FRA>IE 122 GROUP "BLK2 '• FRAME 238
(;ROUP ··et.K2'" FIW'.£ 127 GROUP "&LK2 " FRAMe 239
GROUP "'BtX2 " FAAMr. 128 GROUP .. BLK2" FAAM.& 2 40
GROUP "BLK2"' fo'Rf..Mt 130 GROUP " 8LK2 .. F!Will 244
GROUP " Bl.K2,. FAAMP 131 GROUP '"8LK2 .. fRAHE 2<6
GROUP "8LK2 " FRAME 132 Gl\OUP '':SLK2'" FRAME 241
GROUP "BlK2" FAA.'<£ H< GROUP " BLKZ" FAAME 2<8
GROUP "DLK2" PIW!! 14$ G~OUP "BLK2 " FAAME 260
GROUF .. BLI<2" 11W'.t 146 GROUP .. 1H.. K2" •FW<E 261
GROUP " SlK2' tRAM!. 141 GROUP "BLK2"' FRAMB 262
GROUP " BLK2" rRAHE 148 GROUP "BLK2,. f'AAME 263
G~OUP *BLK2" FAAM£ 149 GROUP "'BLKZ .. FRA.'£ 2&4
GRO'JP •s:.K2" PIIAMZ 1~0 GROUP "BLK2" 1"R.11Y.t 26$
GROUP •atl<2"' r~ 1~, GROUP ~Bt.K2" fR.III<e 266
:;ROUP .. 8LKz• rAAY.& lS., GROU? "8Ll<2" F'RAM:t 261

·-
GROUP "8LK2" P'RA.M!! l~!il
GI\0\JP "8LK2" f'AA.."!E 273
GROUP •stX2 .. F!V.m 160 GROUP .. 6:0K2" FAA.'<E 275
GRO~P '"SLK2'" 141 GROUP ·sua· :fAA.~ 276
GRO"oJP "8Cl<2" FAA.'!!: 1(2 GA.OUP "'SLK2,. lRIIY.E 271
GJ10UP •stK2 .. PIW<l: 163 GROUP '"S:..K2 .. FAA.v.:E 218
G!'IOI.'P "8Ll<2" TRN'Z 16, G!IOOP -~l.K2"' ?JW<>; 279
CROUP '"BlK2"' FAA><! IE6 GROOP "'8:.K2" FRAHE 280
GAOUP '"!H.Kl"' fAA.'I! 167 GROCJt' ""B:.K2'" FAA.'<E 282
GROUP ·sua• rAA.v.z. 16e GROUP •st.K2 .. FRA:.'f;E 2:8 3
GPOUP •s!.K2'" FAA."U: lH GROi:P '"6LK2"' FRA.'iE 284
GRO\JP '"BLK2"' fiW<! !10 CJ10UP' "BLK2" tRN'~ 285
:iROCP "8LK2" ?'P.Aio"L ! 7 l ~ROUP '"6LK2'" ?RAY.! 286
GROUP '"BLK2'" FIW<t 172 GRO<I? "SLK2" FAA!!! 287
GROUP .. 8LK2• fAAK! 171 G~P -a:KZ .. FAA.'<£ 2ee
GRO:Ji' '"II:.X2"' FAA'a: 11$ GROUP "SLK2" FAA.'IE 293
GROUP .,8!.K2" t"Rk'of?: uo GROI,;p "BLK2" 294
fAA.'It
GROUP "8LK2'" fAA.'!t Ul GROUP "'SLK2 .. FRAME 2H
Gi\OCf .. BLK1 .. rRN<t 182 GROUP "8LK2'" f~ 291
GROUP "81K2" fAA.'I! 1@$ GROUP .,Bl.K2 .. F'RA.'-:E 298
GROUP "BLK2" fAAK! leE GROUP "!LK2" E"RAP.e 101
GROUP •ntK2" FRA.'fl': 188 GROUP " BLK2" fRAM! 302
GR·O~? "'!~~2'' FAA.'!£ 18~ GROUP .. a:.K2" FJt:...'-t£ 30~
G~OUP "8LK2" PRAM~ 190 GRO'JP "BLK2" fAA..~n: 305
GROUP '"B!.K2"'
GROUP "BLK2"
GROUP •aLK2""
CJitOUP "BLKZ"'
Glt.O:JP "BLK2"
·-
FAAM!: 541
FIW'.t 559
FIW<lt 560
FIIAK! Hl
41$ GROUP
GROUP
GROUt>
CROUP
Gt\OU?
"BLK3"
"8LK4"
"B;.K4 ..
•sLK4•
•a:..K4"
!'RA.~ SS4
FRAY.!: 76
FIW'X ll6
FAA><!! 137
F'AAME lH
G!IIOCP ·s~KZ" Ff'AY.!'.: 5U GROUP "8LK4"" fAA."ie 195
Gl':O'JP -a:.r<2" FAA.'<I: 563 GROUP "8LK4"" fRA't!: 2l~
GROUP "8LK2" P!Wtt 564 GROU? "BLK4"' FAAI<Z 25l
GROCP '"8LK2.. r~W<?. 5'5 GROtJP '"BLK<;• f"RA.~ 290
GROUP '"S:.K2'" FJW<E 566 GROUP '"B:.K.ll • FRAME ~!Jl
GRO~P "8LK2"
GROUP "BLK2"
·~ 572 Gi'OO? "B~K~" F!W'.E 589
FIW<Z 574 GROUP •sLK{ .. PAA."'fE 15~
GROUP "'B!.K2" FAA.'<! 575 GROUP '"I;I!.K'l"' FAA.'!£ 7l
GROUP "6LK2" FIW!E 576 GROUP "6LK5" tAAm 102
GROCP '"BLK.2"' f!W<t 577 GROUP "BLK5" FRAMT. <03
GROUP "8LK2'" FIW<I: 570 Gft.¢UP '"8LK5'" F~ 175
GROUP "SLK2" FIW!£ 579 GROUP "'aLK5" FRAME 176
CROUP "Bt.X2" FAA>Il! 581 GROUP "8LK5" FIW<E 233
CROUP "'B!.K2" FIW1.£ 582 GROUe> "8LK5" FAAME 234
CROI!P "BLK2" FIW!& S83 GROUP "BLKS .. FAAm 291
GROUP ,.BLX2 .. fKAMt 584 GROUP " SLKS"' FRA>tl!292
GROUP "8LK2." FAAMI: 585 GROVP "BLK5" FAAHE 590
GI\OUP "BLK2 " fAAM~ 586 GROUP " Bl.K5" !"~!: 591
GROUP ""BLK2 " FIIJI>fE 58'/ GROUP " 8LK5" FAAMY. 120
GROUP "!3LK2 " FIWI£ ~92 GROUP "SLKS" FAAM£ 123
GROUP "OLK2 " t'R.A."''B 513 GROUP " SLK6" fRAME 193
GROOP "BLK2" fAA!lE ~95 GROUP "6tK6'' H<AHE 1$4
CROUP " BJ.K..2" FAA>It 600 GROUP " 6LK6" FRAME 241
GROUP "BLK2" FAAM~ 601 GROUP '' BLK6,. rAAME 242
GROUP "BtK2" FR!\.'12 603 GROUP "BLK6" FRAMe 299
GRO~P "BLK2" FRAME 966 ''Bl.K6"
GROUP FAAY.E 300
GROUP "8LK2" "'J\.'11! 1309 GROU? " BLX6" F!W<E 598
GROUP ''BLK2" FAAME 1310 GROUP "B~K6" FMME 599
GROUP "BLK2" FAAM!: 1311 GROUP "BLK6" f'RAM:!
liS
CROUP "BLK2" FR»'.t 1 S4 i' GROUP "8LK6" 117
FAA.'IE
GROUP "BLK2" FAA.'<! l$51 GROUP "BLK6" FAAHl!
328
GRO:.JP .. BLK2 '' FIOJ\m 1629 GROUP "'BLK6" !Rl'.ME 329
GJ\OUP "BLK2" FRA.~! 163! GROUP " BLK?" fAAY.£ 549
GROUP '"B:.K2" PAA.'i!! 14 GROUP "!!1K7" FRAY.£ 55-0
GROUP "'BLK2"' FJW!S 10! GROUP "B:t.X1• FMME 605
GROUP "BLK2" rAAM!: 111 GROUP "BtK.!ll" !'RA..~ 2
GROUP ·suu· FRAn. 119 GROUP "'Bt.KAl" FiW2 3
GR.O:JP "8LK2"
GRoUP "&LK2"
FAAME ~24
FIW<!: 12~
GROUP "SLKAl"
GROUP "BLI<M"
fRAY.!
fRA.'E 5

G::tOC.!P "'B!.K2" fAA.'<! 126 GROUP "BLKA:." E"AA.'<l! 6
GROUP "BLK2" FIWIE 243 GROUP .. SLKAJ .. F'RA.'''-.. 7
CRO<J? "BJ.K.!" FAA.'<!: 3)6 GROU? ..lU.KAl .. F'AA."(E a
GRO",;P "B:.K2" Ftw'.!! lO~ GRO'JP ·e~I<Al" FAA.'<!! 9
GR~UP "8LK2" FIW<l': 309 GROUP "SL!t'U" !'RA.'!!. 10
GROUP •atK2• PIW<E llO GROt'P '"BtK;J.• iRAn 1:
G:tOOP '"&!.Kl" FAAME 312 ;:;ROUP "BLKU" :~~n 11
GROCP "&LK2" FRAMJ: 3H GRO~P •at.KAl. FAA.~ 18
GROUP •er.x2 .. r~'IE 315 GRO:S? "BLI<A: • FAAM£ 19
GROUP '"BLK2'" FAA!ll: ll7 GRO~? "'BtKAl" r~~ 20
GROUP '"BLKl'" Fm".! 326 GRO::J? "S:.KAl" FAAM! 21
GRO~P "'Bt.K2'" t•RAY.t 321 "8t.KA.l•
CR:l:.JP ''Bt.K2" FAA!'.;. 330
GROUP
GROUF '"BLKAl"' ~""'"" 22
FAA.'IE 23
GROUP "BLKJ" PIW!!. 8: GROUP .. BLK>;l" !RJIY.E. 24
::;;{OU? ·a~X3" t'kA.\{! l6 "S!.!V\1,.
GROUP ~R..!L'£ 25
GROUP " SLK)" fAA.'Il! !39 GROUP '"BLKAl" rAAME 26
GROl'P "6LK3" tfUl.'.fr. I 91 GROUP "BLKA2" CAA1-!E. 21
GROUP " BI.K3" FIW!E 25~ GROUP "8LKA2" fRAME J)
GROUt "BLXAl" t~ 34
GROUP *ILKA2" rRAHE 962
GROUP ·a~KAZ* rRAH£ 1019
GROUP *&LK.\2• I"RA.'it .. CZl
G'OUP "8LKA2" ~~ 1312
GROUP •atKAZ'"' r~ llll
GROUP "8LKA2: FRAME 1320
GROUP "SLKA2" FRAK& 1~$2
GR?UP ·a:XAl· r~ l$)J
GROUP "8LKA2" f~~ ,$60
G~"p "8LKA2" f~v.t 1632
GROUP "8LKA2" ~ 1633
GROUP "8LKA2" F~ i640
GROUP •atKA2* FRAMZ 331
GROUP .. BtKJ\2• FRAXE 332
MATERIAL ST!EL FY 2.$310~12•01
~TtRIAL CONC fYRtaAR 3.263092&~01
FYSIIEAR 3. 263092!+07 FC 3. 0591<•~·07
FCSHEAR l.059l49tt0,
STATICLOAD LOAOl TYPt DtAD
STATICLOM> LOAOPLT 1"H! Or.AD
STATICLOAO t.OAOJII DU 1''/PE Ll ~
S"!'A"!'ICLOAD PR.ESTRES TYPe OTIU!R
STATICLOAD LOADTBK TYPE OtAD
S'I'ATIC LOJI.D T,OAJ)'J'llG TYPt OBJ\0
STf!:LOE5IGN "A.I$C•ASD89"'
CO,.CRETEDESIG• "ACT 318•99" PHl8ENDl r;G
. 9 Pll!CO~P(1') . 7 PlllCOMP(S) . 75 PlllSII&AR
. 85
EUD SUPPLEME~lT/\t 01\TA
.
: r.l.l t
,.
< :·~- i,-.,-~

.·. .. ,.. _,
-=~(.

F
'. • Ut ,. :--e '•
'! '( - .. ' .. - '
., ,,-
"( .. . .O:•D

r s:· :
.' .·•

--
--.

..
I• \ •
~

"

····!.!
-t·.- "•
·.-._ .. t.

't•)
r.~

··l
1,,
" l I'
!·I ..
.. -·--
,. -.
-. --
•1 .04 ... -1~ •". ' --j

.• .....
.
20!
-. '· _-,4
.-.=_;
..~ .. 1:,. T~ :
'
' 0
t= • •
·' o•
;:(I?
:·:·.;~
.--· -I· .'

. 0
. . ..
·1
1 ...
' 0

.'
~._

·. -
• ..

,.
:. "'

" ·11 •
0
I
.......l.0 0
~.,._-! .,.coj--~
.•!
. :.=. .-.4

.. ....
···l l 1"'" -'
...·=_
·I. • '
.. .... o~
0 ''.;;(1 ~- ...
• .. - •
'
,, .., ·:·
'•
. . -1
:.- ......
.0
' o•. • .
.. '

.• •
,. ' '


..
..-... ' ;..::r '""

........

..

• •
'
·-
-' ·' ••
,,

L •
r
l
r ., ..
'•
' .. ",ll,fo' .. ,
l. '; " •'' , II ' ~ + ~ I}
•.tf
~

·. •• •.. '" ' ;•.• ,


,'
., 'I
I , 7' , 1
1 11 ,

0 '

L'
., .· ..
•"
l!:• - r.
·- :.; -----:.:--;;:
..r· _, ;.,::;c1~5
r.r::-::~;
;..::--~

·• k..~.-c-1:€­
;..:·-·-1::
J,_"{~-"'
.._. "&.

·-·


:.;-.-. J~l

.-.:..
;.£•!"
J -
:"H• ···1

.. ' ,_
,._.: - I r
;:,r r· 1

;.:_ •, _!

-C-.·
: r:
---!

--=1:~

.,
•=
- .!-

-.
•.

'
ur _.4 16 J=18,:7 SEC=hl\L':'IJ\1 t1Stc;-.; ;.•Jr.••l
J;.[(••::!- li J•l3, 2:J SECc.!l14!JJJ.:t r.:s::;=~ A~li"'O
J..t t*..; .. L ltt J• .. O, :::1 n:r:=nA.:.:.i\1 {••;.:,.;•., ;.ttl;•
;.;;:•ll1 1~ :=:1,21 Stc=tA~r.l t\~E"j•( ;•.Ill•
;.rr·~:e :0 .,i - .,Z,~') S~•U:O.':"•Kl :o:-!.:;q J.:. ~ .....
:..:,:,._n -..... 2..: sz-=a;.:r.;n JV!);=~ ;..:. •
-. 4,:s 5::-;.r.;,.v ~:: Jt. _;=~ ;•
~ .. 1 J~:~.1~ $!~-:::.v.l\; •. £.. .. ......
· =-4&,_, s::.:=tc;.u ~• •._t.·,•.,
J.I - .. , ... ,.. sy·-::;.tf!". • ·r
;u • J=.. ", __, ;.;E.'"'• E.,:." -K. •::~r .. . ;
~.,_ :r.·"'!.nJ.t'
!. ,.=.J._ r, ..
• !.··

.....
• t
;::t·oz;.:n·t r. !: .. ~
[I
'';..'--1:-.UA 'L,.
.' ~ :-£•:-:.;.:,. u ..:... !: .. - .. ;.. .
--..{ . '\1 N;~r ;~4 ;•
..- .. -;";,j.-9' ~EO:·iA:.."Fl x;r· ..
1':-.
...__.,. .... ~ . ::~ s::·:;.. u::>Yl r;_ r;._a. '
r=?~. Lt: sz:-E;..tr::: nsto:;• •
- · ~·1 , ":'ot SE .. :P.A'!'D";.!; 'Jt~£: .,,
:... ......... - ,...,i ...
1 •.:1.:-•l•"' 11 ,.,...:..J,l.~ 5F-£PATE?.1.'l r•·r:· ..
:..r r· ~·; ··
;.u ... __ ... ll• •,o)• • 'l £
I•"• Jl) J, Ul 5 :or..- r.;;.:.:•rt ·J~·r.·
>:E•>H t,.:.t:l ~J· T. ·•

Ito\ ll.t _,.., •


r,:•.!U•::i1'fo:.L rr·r. • ·1·: ; ....;:, ·~·l ;::;;; .. :::~.tt;·t-;1 ,.~£ :•.: .......
i..' )'J •• 41~

·.(I F. ··•' tl'!'~•t.. ll.l ·-- ,,


.; .t .. .;.r,, 46
.r-.v , :..:c
:;r.·:"':o.:t.:.:on
sr·~=:: .•L·.~-1
I:::E·~=·l
ll JiG•.
.\:, ·•

:.''1-.• !; U1·1 !ftl '1 4 ~1-·L: I 41 ~= £· _


·.=:..;., lA :1 u.:£•;•1
!1!..'!!:.: -·~~·· tr'l;s r 'l-.:.)4 . ,1 .. €( , ~p s~r;..;~~·LAI t.f£::•_
... <I .... .:~ J ~·l J•t.l, ·• !> s:;: ...'"':-::•v.-1 ll.f)':-
5J ; .._..) i , __ } ::£r- r.u1.•J1 1. D~•

:>!· ·=:3~ ,::.: t::>-::=:O:·~:lCH ,, ·~c.;.. -


r.-_ - -~~. _!.)
~ .. :.') , Sl
_.£('=f.A:.. •tl
SF.(' r;.v•:: ~~~r.- -II

,..;

• • •4
,
--J- •
J. , !·~ :-t:·
:n:··
r..:.t~-;:·

B.t T 1
'i:.r. ...
•· ! --·
··.
:. . r-•::.:;·r
:.· ~ •• .!: ::-::- ! "!. n .... ~-
• • ... ~ ..... ~~:;- ·;,l..-:. · .. z:; ..
,,.;r.,i,.:. SE ~--~.--:~1 .:__; ...,
,_~- ,.=:.- ... ~.:!,.:;:.,.;.. ·• .:_......
;. ~-,..~:.." t":

·-----·\·
; .. _
-.. £ -

. ·''. .. "
.- ' ...-· ~

... -~ ..!..', -

,- £• } r }.:
'.' -. '· ..- E•.· H: FJ
l3·· J·~~-~l 1s1 J=!t6, : n
;.Jj ··o A..'l:;-0
11 ••53, s,: f£ .._b;.t. •Kl t. E ,;eo: u:;. r lSS J•I..tE, l;.'?
~ll ·-~2. 55 Ste--W• Kl 1
1ST.*•4 A1 -; . (l ;JiG=O

.
~:, J·~!.!.a iEc;.-.. u,:,.. K: N$.:..,.a4 :.!:';•0 159 y-.jlJ~118
ll I,._') .. t ... p.:..· n · :!..;~.: ;.n·:;·o
~ ,.,.,. ,..
~.,

E. u·-=ro•1 r.,.·~
~iG-~
tC:j J•::1 ~ 1n


.\..~~ ..
,:.
,6' t l;u. OJ. Jl E -~ ••
..
II •t'
• -< ••
! .... , ,
E.
,. [;•4
;.: ' I ··.!-.li) l "': .J .•'
• • ;.·
-.. .. .
,.. ' ,.
I

)I
"' .
' .. '-f .;,u n ;.\;:;..~

..
1-.:
• •
l ~f
·~4 • r !I
T t r., c
,.l. •S" $r
i.f,;•U.:. E.
E •v.:. l..
··E•" Jr.
J..".l~·
At,;•O 1( ...
;J;:::.-.)
:....... ;
I l•!l. H .,.t:Ai. ·¥:1 I.JI • I .J-1.... , 1:3
:.e ... ~ 7 ' (; 4 •I"'.IJ.I. ...1 !c A:;;. ~')~:(
• ... •) r F.r-.Ln. ···1 ~; r •4 J.•:·
,. • • 14 ' .);~
r_,''
,,.., ,I
1:. •t. 1'. !• ~.; ... ~ 1.1! ·..... ' ·,
£r L1.1 \'l 'J v ..... ~ 1.'1· ·•
r• 1;..1 :J 1. £(:· ~ r.:J .. -t ;.,:.1: , L.:.
I • :.it,.. !..\1 ~:1 ll::t":. J :.r. ;.r, ,.._,.,..;:(
I t't"'•};.VXl u::m ~ ! "? l
;..u;; .. u
··1·•·'· 1'"li ~r.···:::;\lf.>t-:1 ~H'£,.. •1 J7 11.;1,1:.; e;,u.n u:--1
~·.:::·...
At;·J•O A~ll;-'•
1 " ·J·! ... . l•. .:..'•~;,L,."Kl t,,:;; ....J J-.:.!0, .:': ::e::- bi.L.·Kl N~;i. •,
Nl~·· ·•
AtOC1"0
l; "l u,, l.O.. $EC•£1;.,d:l ?I,E:0•4 1"74 J•l'.!f. L '7 ::>£c.-.p;.v•n r; ::~•..;
;.,r ;a(
h!IG.-..1
).. l"'l( :, -· 1"'1) J~:.~c . :~a ~E:- EAt.n-:: ~~~1:: ... ..J
;,f,.. •
. •:. . 1;, L!J

~.

' I
.:.•1 • I
-;.. 't- ..
.. "'•,Ll 1 I
, •. ·=;

,._. ••• 1 • • i • -. L rt
.. ·- ·-
..
~... 1 r • 1.

•• ·---.
;.. . t •

...... . ..
·-
:." .. , ..
' ,

~ Jj
·.
A!' .. J •
~.., "•l),,ll~ 228 .J•1S4, 157 SEC'=Et..WI\1 ll:::tc;•4
.;.:~;-0 ~..U03•0
1!•.. "'•1.4,.3, Sl J:.t- K. •:·r-;•4 ~:9' J=l5!,15E SEo:"-EA.!.>)Kl fl~~., • .;
Af£=0
2'3C: J=: 56, 1!.3 S~l,;.,.1.('hl t:: IX
AA:;·o
l3i .r ..lc~ .. E ~L =e;.u r.. •· ·r.
A!i;=)
--1 ••

, • ,1 T1 ~. .... Kl

..
..
., f • L
' '
. ...~~ L ,
;."'
=- ::·. 1~

.. '"
"'· .
,-~.:-cC,_:.;o stc-h.:..l,.,l~J tt... a.;;..:
;...10'13=0
.::,.1 ,=1-E~,, H.; ~~--f.:.ld·:: !-JSt.,•;

" ...,·
:..J,,• I
, .. 44, 1.. J;o"' •' J"l '! • •
··j_.,.:
., ! .... , 1 .• J • ;.1. ) l h :t.,; : ~l 1 •.. ,. , 1•.•. ::'L.Ll,.~o·t:l 'I
"'".... !) ;..r~;=o
(t1 ~·J.I'•,J4!• ~~ .. •IAI.(·~:J IIS.bt;e;•l :!4.: ~1< H·, ~ .J7 5F.•-·~;.ll•Kl h .. E.·J•4
Hll•.-- j ;.}jt";it
.J • , '- , l ':- ::· E::: .:,~.J..L·n. ·:n··~ ~ ·.:.

a:•": ,,
- ; h:l.:-'
.:4t.
o~.: ,..l~·~.h...

:'-lu~ , ;, ~:
·r ·=-f.;td:t u::t1

~£(.".-.bALOl\1 IJ-:E ':-·1


.~o 'JJ ,H. ~·t !A:O."•Xl !I~;J:;;.. AM;.-('
1\li..-a'l
tl •1.;!,1<1 r.~•U,LPrl ti•r. .... ,. ~~~·; .. )
N - -l J•h: ,L .:. =EAL.~. 'l::f'
• 1 .. , 1 I
;..r;-·

-1 • l ..
"1 J• .. ·• ,1:.?
;.) . .. .,,., .
.,_ t • • "

• -~-·u- .. 1
r. ••• -· ...
T L •

. ..... . ··.
' -~
..
- • r

-. ...

• • ' .. ·-
'I

• ";: ....
' ' .
I• -·
.. (~ J•U·l,l71!' ~t':•U.l,:H.:l llf.t.:::•4 300 J=-201, t ;2 5£Cw2;..lf-':;1 liSEG•4
:..r..:- o hNG-0
.. ( t.-.1~1..-.1'~ SL."'~A:, r. .. !l~Ei·~ ~01 J.-.ln,l~ Si:C•2hLd\;. li~i~ .. ~
;._'I~· • A),f.;-=0
:.6~ '·~8 ,:t.l ta.'C'•UV:J:: NSL..,•4 J:OZ J·~$1'), 1?$ S~C•ZAU:K: ~~:u; • .;
.:..·v,•C .....
.. ~,;

),O.; -<o~. t ;o st:·?.~:;·n r; ::~


;..: ;-
J!: . _;. .H

..... , . t r u:...• ~I
"'"""- '\

.. ' r. ' .t
.. - E"'•" • '
·--· c
... ;.•

, .. u l ... •-1 ';. ,.;,""


.>r. J ~
~L-~Ju..
_ £ -=-tAL -r
:•

:1: J=:-V,.:? .:-EC--BAL:·K: 'J~I'~ • .W ;.;.-•


•L J•?:: , t.:_ :?1(':J:J-h-:::.t:;Jl lJ.;tG.<--4
;.,:,_;:(
;..~ .... ~J: ., :.t , .:~ $'E""' t.:..:.o:-1 1. t·;·~ ....
....
'J· f
:.·;,.

! -.. ~:.,.,.:. ~:!- 'a;;.!.,l•. Fl f ·--I


-t=-:,~., !o.e..: ·~· 1:...\.· !~I :.~· 1 _._.
l'J!-•
0:'"' ..11 .1•:fl7, UJo r:tc .u.tt. :-:. ~H:u~.a·l
;.;, ::•0
• II
\!;·;•u
.. , 1 .1 lto •' 1 ;.~J :Jb: I A:. ·}:1 ll:ib;•·l AJI;•,

..
...... '
14
325
·-~3,4:.
"" • ~;, 4U
s.::·:-eAt<: t:.l
Si''"-?.,!1,~( Kl
r••'t·~..a4
r~.--Et..>-4 ;,· : .
.el
;.:, -. '• I J-';?,,1
J-!l,$0
~Et:•hA.L.1t:
.H~-£A.L.. ·K~
lWL ~- ~
~~~=:. ;•4
A' ,
;.. ~·

' ~- •l,o. .;
,.,.~"'.5-:
::t:•:-t;,.L:'.l
~:.:.-..,.:.Al El
:J~~:.;~,
N:E•---·1 .,,
l l ;;, •. l=-.:- ,:._ sr.:=UL- ·:r ~J r
-: :., :o
-1 ... ..

.
4. . . . .

' 1 £ r;.., r, ts: t. .... ..


... .' fl"E"'•,.
••
•I

··. J.:""'
•E -r.

• ......... , ___ ""' -:


•1

.. _._, __ _ ..
:.:.
• 1 .l

., ... •
l' .. . -
·.. ,1 ,t ,.
t -: "" r
.!:•_.-
..i'"' '""2~:,2:9 SE,..•KO:/t~ NS~•Z S91 J"'2.2:6,221 SE.t:'=-Bio.LO~:t :ist-=•4
;,Jj_,. 1\NG•O
~~. .:. ··2~3. 200o H• •)I. •tl H r..: m·" ~2 J-=221,228 sE<:=£Atma •n:...:•4
;..r.· - o Al<J·O
~ ... ,: .... ~.•.lUI H •e.•\LO:l r.. r.:t•4 583 JcZ2t:,20~ SEC•U..LOJ.:l r-;s.E';•.:
:.ro;-0 JJ;G•O
•; , .. z. E •t"... c-•..i 5e:~ ..··:t-9,::1 .r: -i,;,_v.::~ fiSE • .;
;.r.;.=.U
•. •• !:'
~ss
;-..o
J·.... .; ......

•.
I • E..~•' .,. ..__ (, -- ~r. - ' .
•• • r • ,. ......:,___ ·- ··~:.. . ,.
.' ;_ ;.Jf!-• ~
,•.. Oft, . 1,'11 !.d.!< . -...........
- -·.. "! •• ~.

~J~=-)
!.'!J J•.. :1,:;,:. S£('rJ:Ali.•J-:l ~~~.t_,-.;
Am ..
J I ' v !,~~1 h-.. ~., .. 0:: ~l':-=M:.•la r..:.-:...; c
;.w;"'''
'·.:ll, ::-.:. 100: .. !1, - l .:£'.=!:.A!..•fJ ,, •. f. ..
;. J: •• ~:·
•• \ ' 1. • • (.. 11 I,
··~··.
t:"•

;.! . ••• J..lj.;: '


,J • .. 1 . . .. j"' ..,,.; .1•..; , .. ... :~r-· ·1:;.,v ;:
~~- J ~r;~:; st;

!iro"l S<>!, J-22~, 23~ SEt:' P.~U:• t:l :J!"!'- •4


;;r o Al\1~•1.'
.. ~. ............~.,-44;--...; ;-~...-. -~~- -''-""'-""'--­
;.fl·'-' ;.w;.ocl!
._) -~ 1 , ll '"l ?:O'i
AH(•.I Am·~
t, ....... ].;, .. 1' f&.,'•IUdA•Al f, f.':., ~~:C J=.:·n, ::•G t;:,-.;.=.:1\tt..·f:) IH:l:t--=-1
;.~~~- !
A!-(i•O
'' :-?? 1--.Z~(, .::n., :m:'•iAL,.•J-.1 N :. ·•·
;,:r ;m-•.
co --=-~·
n:,:;=o
•.l :., r.. E~
;.Jl ..
.. : ..
;.;•-
~ . ;.;
t"-1
.:.!:-.; 0
' - .. : .,..!t.; .. E ..~;;._t, r.. ·.. r. ~

... • l' r •< co:


•• ,. £.~• .. .-
r -; .... :, .
r. •
.. ..

....--.--.. ,.
!l

. l

. _, •
.. •. -·-'
- '
..
1: '[; .,
.· l •• '
., l.. ' : ! .
. ,.
r
~Zi J=l5:;, 118 S!::'=K¢lCH !1Sf)';•2
A:•;•~,; A.'ll::'•O
~ J•.l". -. SE:':•t. "' l !i; J)"'•4 1220 J=!S2, _17 S£·: f:¢LN{ NSE.~•.
;..w AhC=O
J•~• ,L"I.
·' J•t:'"', Sl $OC-M•I.Q{ r.;s:~.

···~ .. ·=u.e, s2 SiJ:'wf:):.,."l-\ K~i:- 2


' < • , !~ J=ll?.~_; s~:-·r"L~t:
.:-IH,.f"' $ !;". •X.. L1.11 ·.. ~r ..

...
J=.~.;!.,
1:
.l!>
.. ,
SD:' -!-~"'l
s::::-.a.';',.J'::f'
SE.~;. !
M sr·
·c·t··.
1-£ .. ~
..
• <

.... . ~ ...
:.• ...• '· ;.
e ~ 1··~'" . 1 ~ SE":'·r·lJ.'' :.t • ..
.H •• ..,,..' .. ) OJOr"'•'· :...~t 'J$!).~•: .\.\':#•)
'-l • 81!> ,._~.::.~61 st-.::-:~-:·~U1t t. L;-:
.;J\·..r·(

I • ' . ' .. ;:.:.;


;:.J;;.c.o
•••
~ .. _:4,17" ~r.c·x·:.-:1 ~;sr.··

'I 'E··•

.
A~l·;-. •

·. L '• I '' r

;:..w:;-•1
t-:~li J•J<>t , 14E> s::c-.io\:•lf.'f1 uss:_.... :
AJIG-.(1
:..!:-
All
,. ~~£ ·...v 1-• I' rl ~ ... _
i'>::-1
;-.,~;-~
j:o}"~ , l"·l ;;:.1./H 11SE

:r..·:--• 11 ... 1•: I ~A


-;-,·, 7 - • , , .. r + ;t.~;•;-(
:..u._;_ 1 $!)} .1-:14€", til SE~"rc-:a 1 ll"SD-
;.w:... (l
~l34 J=l44, 1::: ::t :--::-:.t.. :I ll~:}) - ..
-6. •, 1-.~):;-)
;,;; .
.. ~ K [...·!I I. t;;; •
8~~

-(P;~
1=:<Jt,FF

· t.:"',t:
~~e --.;~· I.N' :lri7 ...

.:c'" I ·r "'·'I 1. £, A!;r_;.;..!,


: ....
•.
I ' .. t • r.c

~ J• , • .:;
E"~o.
~:.::-r
LM
t t~
'IE-

:J,"
.. ..e
~:· ·.-:: . ~..;.;

,.:'=::,..;:
s.;;-.. ~·-·t.: , .

., .,...
e~-
...~...
t-£---n t. -,:
~:::. •: .... .tt .. ~

r-- r ;.•.
T
... • " _I .,.

.. .... -..... "··f.


!:'-" t
. .,
". •1

'I ,.
·-
• ·. ' -
• r·· .
' -

,.
. . ~·

t, I •
.:.·.
•n lOU J-:.~ . :; :H."':"=t.~La-t NSIV'...-.. All>"'•
;••:; •C 1 :)l.j J=i2 , ~3 sn:.. ID1.Ct-f r:n::•: ;..J;,•
··- l)H
:ol5 ,l•?Z, J2
J=S::,?: sn:-m:.•:r-t
s.:r=~:,:,.:tt
r;:El:;
ttse.;_
;.Jj ••

!(1.16 J=s;., ::_; SD:•F..O:.<H r•~tc.- ..


1011 .:=:?,6'; sv.c;;o~-f" 'IS~~· ...
1,1 1
tv~:. 1 sv:-:..:..L·r.~ ··sr--..-.;.
..
T.a_'"••

.. t -
• •t;-

,I ;.:;:;. .
... :.: .. •

••

. l . ...
.' ~
L L tl
!Y."6r.. • •l
I'
I ._.
Jl [ •• i" ..
·:. r
:•• E .e..
··l ~.l :+ '~ • ): !.\I' 'l .. E~- ;.1~-(1
• l • ' ... t. 1 '1 li 1,;• .. ;.,:,n• 1 ,, -.1 ...... ; • .,
f):)':.H k:i•i• k'i~·j
; tr•K l. ~, ,"JI:i 1- ~.
.,, .. II: •, t•
'"
-. ., "''•'"
'
~,...., r· r. t•
,,
.k'I·:O•

...,
11.' (;•(

r ·1 ~,

L i. r r. ;.w· ;,.:r•'
'' ~·1: •It: l. :· ;.11·"• 1 ~~ .... .. • l!.. ·-
E •1:;._ t,J 'l··-r. • .. ;,!J ..,a J.J~J•l.
af.l ,r.) 1':•... 21.L.•r.l ~-~Ft' ol Ml;-c 1 (l~~
~,! "'~ I~J~r l','•J f1 H!:;.,., k l i(;•(l
1,., .. ,;: '-!•~.: , :. , :.:t:•:'•S'•l. "f-1 HSV. • ..
;.~l ..=)
11 ;
/\iv"i-1)
HI!"~ -:=.:0 1, ~'0~ S£i'"' l:(•I,');-I li.;:E•)""~
.1• ;Jl(:-!_1
lOS~ .;=.!?~ . loQ4 ~~!:•:'•7-·:t~l u~;t••
••• ;...~g=,J

!t.;G .l., __ .;,~,l.;: H~ - f.·.:.'.l·! }.1$1·--


.1 ;..r ::-·
~·!-
1 '*"1 - ..,· _·:.,t~ $£1"'-1--...,:. "-' tt !);• ..
,;,, -1

... t I'
1 :.

~· c
t • ld-~
A.' •
.. ,. ,... .; --:.l,t ... ~·;,.

;•

·-- t •
.. u I l·-

,I [
1 -

·.

-· -.. 1 •

Y.
' -
., .. • ..-
., • 'I

... J.:, '"I

~ "'· ~

'I II•' • ., 1." '' '·


·-
.1 ~ .. 1 .10: Gt Y. t. M. N;E~•l tt43 ••10"', .;.-:: stc-r.~t~-::1 r;sv.:• ..
f.J.JI hti'G=O

;.' .
'•"- ·._... 1 ~

J•:"' ,1!,.
111
lai,.•~ 11.'! tB£i.,•l 1€{4.
AH:;•IJ
J-=H",107 SF.~t:•n<.tt tt:;i_,•l

., .. llt. $£r~-.KN.(tl ~J..,f.,•.::


~=0
:6-45 J=: n, 1~: sr::--r:..:-:.c.H N.. .:...;:..:

•1 ..... E'C'-t L ' 1


II'"£ •: lf~- -=-~.:, t"l1 ;04..._:. l..lM 1. [1_;,.,_
1J.
•• r··Y.lll .,.._ ~r-o

•• : z.
.• !:.-:..:.. .::: ....--- - L= •
,l... SE F. :.A•

...... f "l':!l !I
~&"~•,.!i:.:.;;H:
0 .i.l~
m :...; U.!J\T=-7

... • .''l'
::;CJ:•Kl ·l.• f-1
st,.. rC~J t·1
1 •
l . ~
~
. ) otc
•.:""
.,j Gl:. )' ·1 ·!.

• !). •I« ... ~~ I!·;: ·~ Ml


...... •' . ·~·· .. ~: !.•'H )h:!:,;- k'D•
•' I,

.I:
,,
11 .. r
,•.-:. tO:
S .:::•K••l~'N
Si:I.'•KvLr_..,,,
tl$£•.~•..
u ~~l· ·.l'
•-..tr•u
laiC·" II
1
t.
. (~
r. . l . .,~.
l' - l 4t .. t:.·r ~,;·Lr:-ti fiSl.t;a..: ;.ur; ...,~ .: .(,.;:.
~'I'• II:• :.•.•N r..·::t~ · - Ml1;•!" 1. ~. , !J
lto.: r.1 :.•·U 1.:: ; .. 11.:>J•]•( . .i.:,.
ll 't•' I 6J:•" Yf L •N ll··t:o; 1\ht_.•o
1 ••
1 •
~·t 1
•"'l,H

0
r!"'-r.:"•l.,·~
f.tC·N~.lf~H
'•·r; L·.·-
·,;.,; .._
r.to~U
u
'1'i.•.

,_ ....·. t·.:..·1r
,-,~;,·. fV.iU~ GtiiH, t->:(-1(-.c~C 1\II~~·Cl
t.Fe-t:•>:.•.t1 N::T."• .. IJ~<.;~j ~ ~-" . -.r:;:-• ARAi:U t'f=~.6l
•""•· ~;r;.t:•~L· •ll 1; 'E;•:. A.NG•• ;..:--.;:.:. H'M>;..J...;H~ :;r=c:,.~l

:..r;· ..
.. U;t;•~.· ! ~~ f:'-&·;• .. AN"
t~ · .

trl•!!!:-'='O:tt: 1
·;·rr -::Et~J. sr=: .os
·.r.
... l.
• . 1. S:.. •~V.It.., •. £......... :J:·
··' D:' FA:.~"•l 11 t" ..
r. . , .
_ ._.~_:,.

£1.!! - .l.-·
•• • -:..:::. •• ~ ... - Ft:;.. •
-:i~ :.· u.
•, D • - i !:.-_\P.:!.
-·- ,.., .. ·--~·' .
;.t -
.. • --~ -.
E:.z t .. ~.;.--. £

1)"•
u· ~· - t ~·. -·- -:;r r·
_, . .,.,.r
UL

Ut "1
' . ':'" -
.. ., I: - :; ,-
- : : . -... i 6~
••
U.L
,.
r. > ·. ~·- ..·,
·,

! - . ·~ t f '' ~·

·-
.. t,
·••.:. · .- r
• J...;..
(,f.lt· ~t.o~e:J.. X "I" 0
~f.JD ~t.OBAL
;u::
X
G LQi.At. X .,.
·:· 6
12
tRIO C~PJ. X "4" 18
GR:O Gt.oM.t. X ·~· 24
~1.10 GLCe.Al.
~I. it ;v. E.AL
T "6
T .,. 0
6
.:.!: ~Lt.IAL
.• ":: Glr:•iAL
T •••
T "9"
12
18
... f l[o tr:r. 8.\t. "I?"

l
.,.:~ G~Ul. T ·u· 30
.J. I .. .u (;.:. r .. 1:·
' .. •iV. hAL
~~== Gl.l•UL
·u·
.; -~·· •0
% '
•.,.k• ., c;;.r i:A!.
t:rtt' Gli~EA!.
"1~-
% "16"
•n
:;~lD GU: .BA:. % .. 1,.. l£

• ...,.
Gf<.l:i> ;v:'I:&AL % ''la"' 20
c.~:.O GV.•~ 24
IJ! :~ G:..-:•&Al. z " :!0'' 28
~A7T~lAL STbLL TY 2.$3105lt•01
·~n:;.;A:. C'Ni(" T'ff.t!AA ).)63( 9 f•O'l
f'i'Sl:.L'o..'l\ ,.( g; .. 1:•07 re l.U~•!-il4 .. 1•ti
! ."t!llT.t.R .~~H4H•07
"'ATI•::. ·t~.D •:u.tPA nrt~·vAr.t
rn;:..~t$l..;.~J ":.. t .;:c-.z.~t:·$~"
Elii:l SI.,J li.JI:Ml:VTA.L r•AtA
!LANGAN BALOK INDUK

Daerah Tank Daerah Tek•


Mu be Rn
8 Daerah Asumsl p p erlu p pakal As pe r1u T ulangan As ada Tu langan A!
INmml I mml I MPa l ( mm2 ) 2
( mm ) (n
Tumpuan 3 42E+08 400 3.702 Balok persegl 0.012394 0.0124 2664.8 6025 2946 3025 !
Lapangan 6.80E+07 1500 0.736 Balok T oalsu 0.002328 0.0044 946.0 2025 982 2025 ~
Tumpuan 3.51E+08 400 3 801 Balok persegl 0.012755 0.0128 2742 .2 6025 2946 3025 ~
Laoangan 7.10E+07 1500 0.768 Balok T palsu 0.00243 0.0044 946.0 2025 982 2025 ~
Tumpuan 3.63E+08 400 3.931 Balok persegl 0.013226 0.0132 2843.5 6025 2946 3025 £
Laoangan 6 90E+07 1500 0.747 Balok T palsu 0.002363 00044 946.0 2025 982 2025 £
Tumpuan 3 70E+08 400 4006 Balok persegt 0.013498 0.0135 2902.1 6025 ,2946 3025 ~
Laoangan 7.08E+07 1500 0765 Balok T palsu 0002423 0.0044 946.0 30 25 982 2025 ~
Tumpuan 351E+08 400 3.797 Balok persegi 0.012739 0.0127 2738.8 6025 2946 3025 ~
Lapanaan 5.45E+07 1500 0.590 Balok T palsu 0.001861 0.0044 946.0 2025 982 2025 ~
Tumpuan 3 33E+08 400 3.603 Balok persegi 0.01204 0.0120 2588 7 6025 2946 3025 s
Lapangan 846E+07 1500 0.915 Balok T palsu 0.002905 0.0044 946.0 2025 982 2025 9

=
,eton Iff' 30 MPa pb =
0.042
•aja fy =320M Pa p max " . 0.033
tg = 40mm p mtn " 0.0044
=
1an utama 025 m = 12 55
I =0 10 =
Oimensi balok 40/60
Oaerah Tarlk Oaerah Tt
Mu be Rn
pe Oaerah Asumsi p perlu p pakal As perlu Tulangan As ada Tulangan '
2 2
( NmmJ (mm) ( MPa) ( mm l ( mm l I
Tumpuan 1.34E+08 400 1.452 Balok persegi 0.0047 0 .00465 981 9 2025 982 2025
1
Lapangan 5.22E +07 1500 0.564 Balok T palsu 0.0018 0 .00440 928.4 2025 982 2025
Tumpuan 1.51E+08 400 1.636 Balok perseg• 0.0053 0 00526 1131.1 3025 1473 2025
2
Lapangan 5.21E+07 1500 0.564 Balok T pa su 00018 0 00440 946.0 2025 982 2025
Tumpuan 2.33E+08 400 2.523 Balok persegi 00083 0 .00625 1773.9 4025 1964 2025
1
Lapan~an 8 56E+07 1500 0 .926 Balok T palsu 00029 0.00440 946.0 2025 982 2025
Tumpuan 2.3BE+08 400 2 577 Balok persegi 0.0084 0 .00844 1814 0 4025 1964 2025
2
Lapangan 8 71 E+07 1500 0.942 Balok T palsu 0.0030 0 .00440 9460 2025 982 2025
Tumpuan 2.82E+07 400 0.305 Balok persegi 0.0010 0 00440 946.0 2025 982 2025
1
Lapangan 8.37E+07 1500 0.906 Balok T palsu 0.0029 0 00440 9460 2025 982 2025
Tumpuan 3.00E+08 400 3.240 Balok perseg1 00107 0 01075 2310.4 5025 2455 3025
2
LaJ:>angan 8 57E+07 1500 0.926 Balok T palsu 00029 0.00440 946.0 3025 982 2025
Tumpuan 3 22E+08 400 3 485 Balok persegi 00116 0.01162 2497 .9 6025 2946 3025
1
Lapangan 6.88E+07 1500 0 744 Balok T palsu 0.0024 0 .00440 9460 2025 982 2025
Tumpuan 3.19E+08 400 3. 448 Balok persegi 0.0115 0 .01 148 2469 0 6025 2946 30 25
2
Lapangan 7.13E+07 1500 0.772 Ba lok T palsu 0.0024 0 00440 946 0 2025 982 2025

m:
'beton !c' =30 MPa pb = 0.042
' baja !y = 320MPa p max =
0.033
:ing =40 mm p mm =
0 .0044
ngan utama = 025 m = 12 55
Jel =010 Dimensi balok ~ 40160
NULANGAN GESER KOLOM

tnsi Tu Vu Nu Tumln Vc 4> Vc 0.5 4> Vc Keterangan Tulangan


( Nm) (N) ( N) ( Nmm} ( N} (N) (N} sengkang
80 105.3 9767 1.3 5430371 84130185 1721826.6 1033096 516548 Pasang sengkang minimum 4>10·200
80 191 .2 150016.4 4710472 1 84130185 1635689 7 981413.8 490707 Pasang sengkang minimum 4> 10-200
90 336.2 133189.6 4 118025.8 84130185 1564802 7 938881 6 469441 Pasang sengkang minimum 4> 10-200
90 311 7 119533.3 3538273. 1 84130185 1495434.6 897260.8 448630 Pasang sengkang mmlmum $ 10- 200
30 344.3 95017.3 297 1547.9 84 130185 1427625 2 856575. 1 428288 Pasang sengkang mmimum $10-200
30 1923.8 91022.2 2293969.1 84130185 1346552 807931 .2 403966 Pasang sengkang m1n1mum 4> 10- 200
30 1770.1 541091 854454.2 84130185 1159913.2 695947 9 347974 Pasangsengkang m1n1mum Q 10-200

n:
=
<olom unbraced ( kolom tanpa pengaku
baton fc' = 30 MPa
baja fy = 320MPa
ng = 40mm
=
gan uta'lla 0 50
31 " 0 10
TYPE
.EVEL p BALOK KOLOM Ec lg lcr El 'I'B k
B li B H
N mm mrn mm mm Mpa mm" mm"
-2 543037 1 400 900 25742.96 2.43E-10 I 215E+IO 3. 13E-14 2 107 1.37
800 800 25742.96 3.413E~IO 4.39E-14
.3 4710472.1 400 900 25742.96 2.43 E+IO l.215E+ IO 3. 13E+ 14 2.107 1.37
800 800 25742.96 3 4l3E+IO 4.39E+ 14
-4 411 8025 8 400 900 25742.96 2 43E+IO l.215PIO 3. 13E+I4 2.107 1.37
800 800 25742.96 3 413E+IO 4 39E+14
5 3538273.1 400 900 25742.96 2.43E+IO l.2 15E+ IO 3. 13E+ I4 2. 107 1.37
800 800 25742.96 3.4 13E~I o 4.39E-14
-6 297 1547.9 400 900 25742.96 2.43E-IO I 215E+IO 3. 13E+I4 2.107 I 37
800 800 25742.96 3.413E+IO 4.39E+ 14
7 2293969.1 400 900 25742.96 2 43E+IO l.215E+ IO 3. 13E+14 2. 107 1.37
800 800 25742.96 3 413E+IO 4 39E+14
854454.2 400 900 25742.96 2 43E+IO l.215E+ IO 3 13E+14 2.107 1.37
800 800 25742.96 3.413E+ IO 4.39E• 14

~ll..AI
.LAI'G· Cm Pc lls ob
NOAN

.12083333 I "'
168757217 095049446 0.95049446

. 12083333 I 16875i21 7 095705736 0.95705736

12083333 I 168757217 0 96245835 0.96245835

12083333 I 16875721 7 0 96774362 0.96774362

12083.133 I 168757217 0.97291012 0 97291012

12083333 I 1687512 17 097908722 0.97908722

12083333 I 1687572 17 0.9922 1044 0 9922 1044


TYPE NILAJ
' BALOK KOLOM Ee lg lcr El 'I'B k r KELAJ\0 Cm Pc
B H B H SlNGAN
i mm nun Olnl mm \ilpa mm • mm' l\
l42 400 600 25742 9602 7.2E+09 3.6E+09 9.3E-13 1.08507 14 ISO 34.53333 I 24658:
500 500 25742.9602 5.208£-+{)9 6.7E+ I3
~40 400 600 25742.9602 7 2E-+{)9 3.6E+09 9.3 E+ I3 1.08507 1.4 ISO 34 53333 I 246S8!
500 500 2S742 9602 5.208£+09 6.7E+I3
!81 400 600 2S742.9602 7.2E+09 3.6E+09 9.3E+ I3 1.08S07 1.4 ISO 34.53333 I 24658!
500 500 2S742.9602 5 208E+09 6.7E... 13
!76 400 600 2S742 9602 7.2E-o9 3.6E+09 9.3E+13 1.08507 1.4 ISO 34 53333 I 24658!
500 soo 2S742.9602 5.208£+09 6.7E+I3
·12 400 600 2S742.9602 7 2E+09 3.6E•09 9.3E+I3 1.08507 1.4 ISO 34.53333 I 246585
soo soo 25742 9602 s 208£+09 6.7E.. 13
35 400 600 25742.9602 7.2E+09 3.6E+09 9.3E+13 1.08507 I4 150 34.53333 1 24658!
500 500 25742.9602 5.208E+09 6.7E+ 13
90 400 600 25742 9602 7 2E+09 3.6E+09 9 3E+13 1.08507 I4 150 34 53333 1 246585
500 500 25742.9602 5.208E+09 6 7£+13

Level BxH Mcx Mcy Mu Ky Kx p As Tul. H H


( Nm } (Nm } ( Nm} perlu per1u pakal CM MM
A tap SOxSO 145074.7S 165691.47 .243808.64 1.718 1 950 0.015 3750 8028 50 500
U.S-7 SOxSO 196700.57 235269.71 341185.41 4.529 2.729 0.017 4250 8028 50 500
Lt.S -6 SOx SO 196323.93 229341 .99 335054.87 7.457 2.680 0.012 3000 8028 50 500
Lt 4 - s 50xSO 226811 25 217124 28 343724.33 9 901 2.750 0 017 4250 8028 50 500
lt.3 - 4 SOxSO 234113 92 226811.9 356243.4 12.350 2.850 0.025 6250 8028 50 500
Lt.2 - 3 SOx50 235433 68 236482.35 363254 33 14.800 2.906 0.035 8750 12036 so 500
Lt.1 - 2 SOxSO 270286.49 282488.14 428027.02 17.749 3 424 006 15000 12040 so 500
~NULANGAN LENTUR KOLOM (BIASA)

Major moment ( X ) Minor Moment ( Y ) Pu KETERANGAN


11ensl (k.lu)lr
M2s ( Nm M2b ( Nm ) M2s ( Nm M2b ( Nm) (N) l>s
:Jx50 130090 8 18977.9 138812 31441 429434 2 31 .57 > 22 Pengaruh kelangsingan diperhitungkan 0973207343 0.9
:JxSO 195691.6 15960.3 195510 6 57642 1 1132240 31 .57 >2 Pengaruh kelangsingan diperhltungkan 0.9293 58887 0.9
Jx50 209806.9 12357.8 1<!16215.4 43313 3 1864261 31 .57 > 2: Pengarun kelangs1ngan diperhltungkan 0 88368641 o.a
Jx50 257549.3 10686.7 250696.7 6083.1 2475276 31.57 > 22 Pengaruh kelangsingan diperhitungkan 0.845566047 08
Jx50 281657.7 8316.2 273922 1 7007.5 3087612 31 .57 >2 Pengaruh kelangsingan diperhitungkan 0 807362044 08
Jx50 3033986 2693.8 2999069 7548.9 3699935 31.57 > 2.< Pengaruh kelangstngan diperhitungkan 0.769158851 07
Jx50 372201 9 1558.3 3871 13.9 3519.1 4437290 31.57 > 22 Pengaruh kelangsingan diperhitungkan 0723 154831 0.7

:NULANGAN GESER KOLOM

nensl Tu Vu Nu Tu min Vc ~ Vc 0.5+ Vc Keterangan Tul.


( Nm} ( Nl (N} ( Nmm) ( N) (N) (N} sengkang
Jx50 2269.9 57706 8 429434.2 20539596 446846 268107.6 134053.79 Pasang senakang minimum 610- 200
) x50 5200.2 109021 1132240 20539596 526767.3 316060.4 158030.2 Pasana sengkanQ minimum ¢> 10-200
Jx50 1753.2 109890 6 186<1281 20539596 610013 3 366008 183004 Pasang sengkangmtnimum 610-200
l xSO 819 121745 2475276 20539596 679494.3 4076966 203848.28 Pasang seng_kanQ mmomum ¢>10-200
lxSO 567 4 137965.2 3087612 20539596 742254.9 445353 222676.48 Pasang sengkang min1mum 4> 10- 200
lx50 247 148279.9 3699935 20539596 811248 486748.8 243374 4 Pasang sengkang minimum 4>10-200
Jx50 162 9 147346 4437290 20539596 890188.6 534113.2 267056 58 Pasang sengkang minimum ~ 10-200

an:
s kofom ~ unbraced ( kolom tanpa pengaku )
J baton fc' =30 MPa
J baJa fy = 320MPa
~•ng=40mm
ngan utama =028,036 040
;~ef = D'O
~ Mcx Mcy Mu Ky Kx p As TUL. H H
(Nm) (Nm) ( Nm) perlu per!u PAKAI CM MM
lO 241355.45 121631.35 251591 .98 8.485 0.491 0.0025 6400 10032 80 800
lO 303675.54 345888 509405.597 7.360 0.995 0.006 6400 10032 80 800
10 248960.93 263813.3 397869.164 6.434 0.777 0.0045 6400 10032 60 800
10 244935.43 263741 .2 366949.919 5.529 0.756 0.004 6400 10032 80 800
10 197834.07 310786 8 365180 812 4.643 0.713 0.0035 6400 10032 80 800
10 194727.52 1046709 1151562 23 3584 2.249 0.014 8960 12032 80 800
:o 135432.16 2118550 8 2191475.77 1 335 4 280 0.044 28160 14050 80 800
OAYA OUKUNG PONOASI TIANG PANCANG
LUCIANO OECOURT 1982 )

As
N

784 15 0.196 23.05 8005 6.28 23.037 40.0867 15.3622

15 20 0196 45.093 7.906 23.55 85.612 130.705 43.5684

15.33 25 0196 75133 10.629 26.69 121.25 196.384 65 4013


23 19
22
23 18 5 30 0196 108.78 12.866 29.83 157.76 266.545 88.8482

30 0196 116.62 14.038 32.97 187.25 303.866 101.289

21 .5 30 0.196 126.42 15.266 36.11 219.87 340.287 115.429

23 30 0.196 135.24 16.502 39.25 255.14 130.128

33
225 24.67 30 0196 145.04 17.349 42.39 287.53 432.573 144 191

26.17 40 0.196 205.15 18.347 43.96 312.81 517 956 172.652


28

Hubungan kedalaman H dengan P ijin

200
150
100

~1-----~===:~--~=======~===-------------------
0 5 10 15 20 25 30
Kedalaman ( m )

N dibawah muka air tanah harus dikoreksi berdasarkan rumus :


' 15 + 0.5 ( N' - 15 )

, jumlah pukulan kanyataan dllapangan untuk dibawah muka air tanah


TEST ANA ENGINEERIN G, INC.
So;t TosUt'gs & Re!corch Admlnlstrntlon.

J •.

SI Pintu :VIasu< FE
\I
/
-::::
/

' 10m

.!:
c...
~
u
.,
c:

Q
"..,
"~
OH·I
t
(9

S3
\1
,...
J ) '"
-- Rn>
,

Sm
/- -,.
'
S2

3m t 'V

~------------~.~~------------------~~

Kcterangan :
'J = Titik sondir
9 "Titik !lor

i\..1. LETAK TITIK-TITIK PENYELIDlKAN Ti\.Ni\.11


- - - TESTAN/\ ENGINEERING, INC.
Soil Tes:ln9s A flese:ueh Ad,:nlstrallon

A.DC.1. DUTCH CONE PENETROMETER TEST (ASTM 0·31\<11)

Cone resist~nct!, qe tlo.o'cm') r:'Jicllon t;'ltlo, Fn (%)


T-ot01l cummula!ive ttlctlof\, TCP • x W (l>.giCJn}
l • I G 01 <0 •o .,. 100 ' 100
• s 4.) 1

•+--.-+-.~~.--+~~~r-7--r~~~-.r-r-.-;--~-r-r-r-r-r~~l
TEST AN/', ENG INEERING, INC.
SoUiesl :ng s & Research Admlnistra!lon.

ADC.2. DUTCH CONE P ENETROMETER_ TEST (ASTM D -3<1!.1)

Cone tC$1~t3nce . <IC (lo:Qf::m ' ) F1ictton nitro. Ffl (%)


Tou•r cuMmul.l!ivc l l iC~Io,"' TCF • 1 10 ( ocg/cm)
•o ao >10 160 l<c . '

Gcdunq
TEST ANA ENGINEERING, INC.
Soil Te~ Hn gs & 11csc;uc h /\:;1n uni sl r t~lion.

A.DC.3. DU TCH CONE PENETROMETER TEST (ASTM D-3441)

COM f(lSiS!.1t"'Ct . CIC (kQ/tm') f ;ichon ~~lio, FR. f'/:1

2•
Tol~l
40
cummula!ivt friclion, TCF • x 10 {lo.)llcmt
eo
· ~--~--.--+--.--~--~--~~~~~.-~----~---+~~~~~+-+-~~~
~zo t60 200 01.co
. ' '
A .BL.1 . B ORING LOG OOOEHOI.£: • BH • 1

c;, to

C lilf ~~~ s:~ nd. C' t V. ~orne 't• •


vc.ry Jolt to sen
.., ·'
I H)

I ll )

:I I I 'III ,"•.. j i ,.I


I
Cl:.y, o~y. ln..,r-g:~n ic:,
'om~ ~·~~.
i!. J Ill ! . i 1• 1
ti l ) II
117\ce s,nr'ld, vtry l Oft
'" I
:: I.
.'I''.
I H)

I•
,,, s

,. ..I
.. '' I

' '

"
.._ ... .
S;."'d, o rey, ~ne 10 C.Oi'lt sc
or• 1n~d . trace !o n•·o s 11,
CO'\!) 1'\s crus~t d t ht l. trc.d um
IO d t nJt

'· ...
...

0 ,,.0\Wo"'ll cu Ce-'011'1·""•' •"1 o""('tiiP•d • w, • "'Hilt~'.~


... ....
a
en ....,
0 sro
• CO"' tO~.o!~ _.•••oot~
·' ~ " "~
'
G r,..,,, ••'•• IJ••••r• l tV"'r• '
"" ...... ,,....... ••Ill"' """
5h•.,1••1
'"' • v·~""''"'' ~"'""'"'l)'<f'll•ll fh• ""'~
t II)
" <""~'"''"""' •'·••"(!'"· •~c•'
..
«~ ·
o n .,!\ l'•f'ltly, lo\'\o'

• !it'"'""' O'h''
• Vf'~'-'"'

I ! ")

........
~r.··
"' ...
.r
\

You might also like