Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
MULPAEDA (AK.21035)
MUSLIANA (AK.21.037)
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah dengan judul "infeksi bakteri penyebab infeksi pada gastrointestinal
Ikan Lele" ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas bakteriologi III.
kami berharap agar pembaca mampu mengenal lebih Jauh mangenai infeksi
bakteri pada gastrointestinal.kami berharap agar makalah yang telah kami buat
dapat memberikan inspirasi bagi pembaca yang lain. kami juga berharap agar
makalah ini menjadi acuan yang baik.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kami memohon kepada pembaca untuk memberi
kritik atau saran yang membangun. Akhir kata Wassalamualikum Wr.Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Family : Clariidae
Genus : Clarias
Ikan lele secara umum memiliki tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik
dan bersungut atau berkumis. Lele memiliki kepala yang panjang, hampir
mencapai seperempat dari panjang tubuhnya. Kepalanya pipih ke bawah
(depressed) dengan bagian atas dan bawah kepalanya tertutup oleh tulang pelat.
Tulang pelat ini membentuk ruangan rongga di atas insang. Di ruangan inilah
terdapat alat pernapasan tambahan berupa labirin, yang bentuknya sertpei
rimbunan dedaunan dan berwarna kemerahan. Fungsi labirin ini untuk mengambil
oksigen langsung dari udara. Dengan alat pernapasan tambahan ini, ikan lele
mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen yang minimum (Supardi, 2008).
Habitat atau lingkungan hidup ikan lele ialah semua perairan air tawar. Di
sungai yang airnya tidak terlalu deras atau diperairan yang tenang seperti danau,
waduk, telaga, rawa serta genangan-genangan kecil seperti kolam, merupakan
tempat hidup ikan lele. Ikan lele tahan hidup di perairan yang mengandung sedikit
oksigen dan relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik. Ikan lele
hidup dengan baik di dataran rendah sampai dengan perbukitan yang tidak terlalu
tinggi, misalnya di 7 daerah pegunungan dengan ketinggian di atas 700 m.
Namun, ikan lele tidak pernah ditemukan hidup di air payau ataupun air asin
(Suyanto, 2006).
Ikan lele tersebar luas di benua Afrika dan Asia, terdapat di perairan umum
yang berair tawar secara liar. Di beberapa negara, khususnya di Asia, seperti
Filipina, Thailand, Indonesia, Laos, Kamboja, Vietnam, Birma dan India, ikan lele
telah banyak dibudidayakan dan dipelihara di kolam. Di Indonesia ikan lele ini
secara alami terdapat di Pulau Jawa (Suyanto, 2006).
Pakan dan Kebiasaan Makan Menurut Suyanto (2006), ikan lele
digolongkan sebagai ikan karnivora. Pakan alami yang baik untuk benih ikan lele
adalah jenis zooplankton seperti Moina sp., Dapnia sp., cacing-cacing, larva
(jentik-jentik serangga), siput-siput kecil dan sebagainya. Pakan alami biasanya
digunakan untuk pemberian pakan lele pada fase larva sampai benih. Selain pakan
alami, lele juga memerlukan pakan tambahan untuk pertumbuhan dan
mempercepat kematangan gonad. Untuk itu, jenis pakan tambahannya harus
banyak mengandung protein hewani yang mudah dicerna. Pakan tambahan
tersebut harus dapat mempercepat pertumbuhan sehingga produksi yang
diharapkan dapat tercapai. Pakan tambahan yang digunakan dapat berupa pelet
komersial yang mengandung protein di atas 20%.
PENUTUP
A. Kesimpulan