Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN MORFOSINTAKSIS
Disusun Oleh :
232021020002
PASCASARJANA
ABSTRAK
suatu kata bisa memengaruhi struktur sintaksis. Sebaliknya, faktor sintaksis juga bisa
memengaruhi bentuk, makna, dan status kata. Kata-kata memiliki status sebagai
nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan sebagainya karena posisi dan fungsinya di
dalam struktur sintaksis. Di sisi lain, sudah disebutkan bahwa faktor morfologis tertentu
misalnya karena afiksasi verba memiliki bentuk yang berbeda-beda juga memengaruhi
i
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
PEMBAHASAN
kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan
kata logi yang berarti ilmu mengenai bentuk. Di dalam kajian linguistik,
morfologi berarti ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata,
membicarakan masalah bentuk-bentuk dan pembentukan kata, maka semua
satuan bentuk sebelum menjadi kata, yakni morfem dengan segala bentuk dan
jenisnya perlu dibicarakan. Lalu, pembicaraan mengenai pembentukan kata akan
melibatkan pembicaraan mengenai komponen atau unsur pembentukan kata itu,
yaitu morfem, baik morfem dasar maupun morfem afiks, dengan berbagai alat
proses pembentukan kata itu, yaitu afiks dalam proses afiksasi, duplikasi
ataupun pengulangan dalam proses pembentukan kata melalui proses
reduplikasi, penggabungan dalam proses pembentukan kata melalui komposisi,
dan sebagainya.
Pada dasarnya di dalam morfologi ada tiga ruang lingkup yang harus
dipahami di dalam ilmu linguistic yaitu morfem, morf, dan alomorf yang akan
dijelakan sebagai berikut.
1. Morfem
2
Contoh : ‘Lima’ Lima sudah tidak bisa dibagi menjadi unit yang lebih
kecil Artinya Lima merupakan 1 morfem
2. Morf
3. Alomorf
Proses Morfologi
Proses morfologi ialah tahap demi tahap yang terjadi pada morfem
sebagai unit terkecil yang bermakna dalam pembentukan kata. Contoh kata
bertindak proses pembentukannya ialah morfem {ber-} + morfem {tindak}.
Demikianlah bahwa kata-kata tersebut merupakan hasil dari proses morfologi.
Dalam morfologi ada istilah morfem nol yang realisasinya berupa morf
kosong. Semua kata monomorfemis dalam bahasa indonesia sebelumnya telah
mengalami derivasi zero yang dilambangkan dengan {O}. Contoh {buku} > {O}
buku (kata).
3
(2) Afiksasi
Prefiksasi : imbuhan diawal contoh ber-, men(n)- , di-, ter-, ke-, se-.-
Infiksasi : imbuhan ditengah contoh –el-, -em-, -er-
Kata majemuk adalah kata yag terdiri dari gabungan dua kata atau lebih
yang senyawa dan membentuk kata baru contoh angkat bicara, kaki tangan,
bulan madu, dll
(5) Abreviasi
4
C. Ruang Lingkup Sintaksis
1.Objek Sintaksis
objek kajian sintaksis ialah wacana, kalimat, klausa, dan frase dengan
segala permasalahannya, baik mengenai hubungan bentuk maupun hubungan
makna unsur-unsurnya. Walaupun setiap wacana, kalimat, klausa, dan frase
itu terdiri atas kata-kata yang merupakan unsurnya, kata bukan merupakan
objek kajian sintaksis. Kata merupakan objek kajian morfologi. Di dalam
sintaksis, kata diperlakukan sebagai satuan terkecil pembentuk konstruksi
frase, klausa, dan kalimat
5
Kata-kata di dalam konstruksi frase dan klausa itu sebenarnya merupakan
satuan-satuan yang dapat dikenali sebagai unsur langsungnya, yaitu unsur
yang secara langsung membentuk konstruksi frase dan klausa itu. Perhatikan
unsur langsung yang membentuk frase berikut ini.
frase klausa
Tampaknya dapat dilihat batas yang tegas antara morfologi dan sintaksis,
tetapi sebenarnya tidak selalu demikian. Misalnya kata ketidakadilan,
6
ketidakmampuan, ketidakhadiran ; yang berasal dari (ke-an) dan tidak adil, tidak
mampu, tidak hadir. Pembicaraan tentang kata-kata tersebut sebagai satuan yang
terdiri dari unsur (ke-an) dan tidak adil, tidak mampu, tidak hadir termasuk
bidang morfologi, tetapi pembicaraan hubungan kata tidak dengan kata-kata adil,
mampu, dan hadir termasuk bidang sintaksis. Pembicaraan tentang satuan
gramatik yang salah satu unsurnya berupa afiks termasuk dalam morfologi,
sedangkan yang semua unsurnya berupa kata, frasa, kalimat termasuk dalam
bidang sintaksis. Pembicaraan tentang kata majemuk dimasukkan dalam bidang
morfologi mengingat bahwa kata majemuk masih termasuk golongan kata
(Ramlan, 1985: 21-23). Kata majemuk semua unsurnya berupa kata/pokok kata
= sintaksis hasil gabungan unsurnya berupa kata = morfologi.
KESIMPULAN
7
Berdasarkan dengan Pembahasan di atas dapat dilihat secara makro,
tampak bahwa morfologi berhubungan atau berinteraksi dengan bidang ilmu
bahasa yang lain. morfologi memiliki hubungan atau interaksi dengan leksikon,
fonologi, dan sintaksis. Morfosintaksis dipahami sebagai struktur bahasa yang
mencakup morfologi dan sintaksis sebagai satu organisasi atau cabang linguistik
yang mengkaji kedua bidang itu sebagai gramatika atau deskripsi kaidah yang
mengatur kombinasi morfem dalam satuan-satuan yang lebih besar, termasuk
afiks inflektif dalam konjugasi dan deklinasi.
Interaksi antara morfologi dan sintaksis juga bersifat dua arah. Artinya,
faktor morfologis suatu kata bisa memengaruhi struktur sintaksis. Sebaliknya,
faktor sintaksis juga bisa memengaruhi bentuk, makna, dan status kata. Kata-
kata memiliki status sebagai nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan sebagainya
karena posisi dan fungsinya di dalam struktur sintaksis. Di sisi lain, sudah
disebutkan bahwa faktor morfologis tertentu—misalnya karena afiksasi verba
memiliki bentuk yang berbeda-beda—juga memengaruhi struktur sintaksis
sebuah klausa.
8
DAFTAR PUSTAKA
Yusdi, M. 2013. Relasi Gramatikal dalam Bahasa Melayu Klasik. Tinjauan Tipology
Sintaksis. Padang, Sumatera Barat: Minangkabau Press.