You are on page 1of 3

TUGAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Nama :Krisdian Novitaningtyas

NIM. : A120221016

Fakultas Teologi- Pendidikan Agama Kristen

Pendekat Efektif Dalam Penanganan Anak Hiperaktif Melalui Teori Jean Piaget

• Pengertian

Menurut Rochmad Mulyono (2003:4) Hiperaktif merupakan kelainan perilaku yang tidak

jelas asal usulnya “ Tim ahli puspa Swara” (Jiang et al., 2018). Menurut Herawan dalam
Zaviera (2008: 14), "Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang

tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan

perhatian." (Hidayati, 2015). Menurut Lissauer & Clayden menyatakan bahwa siswa hiperaktif
terjadinya disorganisasi afektif, penurunan kontrol diri dan aktivitas yang berlebihan secara
nyata.(Sultan, 2015).

Anak yang hiperaktif sering dianggap mengganggu karena perilaku mereka dapat
mengganggu lingkungan sekitarnya, seperti teman sekelas, guru, dan orang tua. Anak
hiperaktif cenderung sulit berkonsentrasi dan duduk diam di kelas. Tak dipungkiri Mereka
terkadang sedikit kesulitan mengendalikan impuls dan emosi mereka sendiri, yang bisa
mengakibatkan situasi-situasi sosial yang sulit. Orang tua dan guru sering kali merasa stres
dalam menghadapi anak hiperaktif karena mereka memerlukan perhatian ekstra dan perawatan.
Banyak orang-orang dewasa menanggapi anak hiperaktif dengan cara yang salah. Orang
dewasa tersebut menganggap bahwa anak tersebut harus dikerasi dalam mengendalikannya.
Tidak jarang anak hiperaktif sering dihina, dianggap mengganggu, hingga mengalami bullying.
• Teori Perkembangan Jean Piaget

Perkembangan kognitif anak hiperaktif dalam naungan teori perkembangan kognitif Jean
Piaget, terdapat perbedaan dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami hiperaktivitas.
Beberapa aspek perkembangan kognitif adalah:

1. Tahap Sensorimotor. Pada tahap ini, anak hiperaktif mengalami tantangan dalam
mengkoordinasikan gerakan mereka dan memahami dunia melalui interaksi fisik. Terapi fisik
atau gerakan dapat menjadi komponen penting dalam membantu mereka berkembang.

2. Tahap Pra operasional. Anak hiperaktif mungkin mengalami kesulitan dalam fokus dan
perhatian. Mereka juga mungkin cenderung impulsif. Dalam tahap ini, dukungan untuk
pengembangan kemampuan berpikir simbolis dan komunikasi efektif sangat penting.

3. Tahap Operasional Konkret. Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan pemahaman
yang lebih baik tentang logika. Namun, anak hiperaktif mungkin masih memiliki tantangan
dalam mempertahankan fokus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas berpikir lebih
abstrak.

4. Tahap Operasional Formal: Tahap ini melibatkan kemampuan berpikir abstrak yang lebih
tinggi. Anak-anak hiperaktif sangat memerlukan dukungan khusus dalam mengembangkan
kemampuan ini, termasuk strategi manajemen impuls dan perhatian.

•Kesimpulan Pembahasan

Penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah unik, setiap anak hiperaktif memiliki
kebutuhan dan perkembangan yang unik. Oleh karena itu, pendekatan yang personal dan
adaptif dalam mendukung perkembangan kognitif mereka sangat diperlukan. Anak yang
mengalami, tidak boleh diperlakukan secara kasar, disakiti, dan tidak boleh mengalami
diskriminasi hingga pembullyan. Konsultasikan dengan profesional kesehatan atau pendidik
yang berpengalaman dalam bekerja dengan anak-anak hiperaktif untuk panduan yang lebih
spesifik. Pendekatan yang tepat termasuk perawatan medis, terapi, dukungan keluarga, dan
dukungan sekolah untuk membantu anak mengatasi masalah perkembangannya dan mencapai
potensi mereka. Pengawasan terhadap tahapan psikologi perkembangan sang anak juga sangat
perlu diperhatikan untuk menilai kondisi anak Anda dan merencanakan perawatan yang sesuai.
Referensi
1. Jurnal DIDIKA : Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar p-ISSN: 2477-4855, e-ISSN: 2549-9149
2. Journal.unnes.ac.id/

You might also like