You are on page 1of 7

MODUL 01: JUDUL MODUL PERCOBAAN

Muhammad Nauval Ar Rauf ∘ Nada Galuh Khalisa ∘ Zidan Ibrahim S ∘ Pires Andriansyah
10222035 ∘ 10222023 ∘ 10222032 ∘ 10222074
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
email_praktikan@gmail.com

Tanggal : 04 – 09 - 2023
Asisten : 10219084 / Avima Hamesha

Resistor/beban adalah representasi dari sifat


I TUJUAN aliran listrik seolah-olah bergerak di sepanjang
Tujuan praktikum ini adalah: rangkaian, biasanya dilambanngkan dalam
tanda R. Hubungan ketiganya berasal dari
1. Menentukan besar tegangan dan arus
hukum Ohm,
untuk rangkaian seri dan rangkaian
𝑉
parallel di Proteus 𝐼 = 𝑅 atau 𝑉 = 𝐼. (1)
2. Membandingkan sinyal input serta dan
output dari rangkaian commom emitter
menggunakan osiloskop digital
3. Menentukan rangkaian wheatstone
bridge untuk menghasilkan nilai
tegangan luaran tertentu.
4. Membuat skema rangkaian tapis lolos
menggunakan resistor dan kapasitor
atau induktor dengan keluaran berupa
grafik respons terhadap frekuensi dan *Gambar 1. Rangkaian seri dan paralel
fasa.
Rangkaian seri dapat didefnisikan rangkaian
5. Menentukan karakterisasi dioda dengan yang hanya mempunyai satu jalur untuk
membuat skema rangkaian dengan melewatkan arus. Rangkaian parallel dapat
keluaran berupa grafik. didefinisikan sebagai rangkaian yang lebih dari
6. Merancang rangkaian digital dan satu jalur arus (cabang) antara dua titik, dan jika
mengetahui fungsi tiap pin. tegangan antara dua titik tersebut juga muncul
di masing-masing cabang. Perbedaan rangkaian
II DASAR TEORI seri dan parallel terletak pada arus dan
tegangan. Pada rangkaian seri, nilai arus sama
1. Rangkaian Listrik
untuk setiap lampu karena arus mengalir
Arus adalah representasi dari aliran listrik melewati rute yang sama. Sedangkan nilai
terutama aliran elektron, biasanya tegangan total adalah hasil penjumlahan dari
dilambangkan dengan tanda I. Tegangan adalah nilai tegangan tiap resistor. Hal ini bersesuaian
representasi dari gaya listrik atau tekanan, dengan hukum Kirchhoff , yang berbunyi :
biasanya dilambangkan dengan tanda V “Jumlah semua tegangan yang turun di sekitar

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi 1


satu jalur tertutup dalam suatu rangkaian sama Rangkaian common emitter adalah
dengan tegangan sumber total di jalur tertutup Rangkaian tapis (filter pasif) adalah rangkaian
itu”. Kemudian dapat ditunjukkan dalam yang terdiri dari resistor (R), kapasitor (C), dan
persamaan : induktor (I). Rangkaian ini berfungsi untuk
𝑉𝑠 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + ⋯ + 𝑉𝑛 (2) memilih frekuensi tertentu yang masuk agar
tegangan dapat lolos. Pasif filter dibagi menjadi
Kebalikan dari seri, pada rangkaian parallel
tiga, yaitu HPF, LPF, dan BPF. HPF (High Pass
tegangan yang terukur bernilai sama dan
Filter) adalah rangkaian tapis lolos tinngi, aktif
arusnya bernilai berbeda. Hal ini juga
bekerja pada saat frekuensi tinggi masuk. SPF
bersesuaian dengan hukum Kirchhoff pada
(Short Pass Filter) adalah rangkaian tapis lolos
rangkaian parallel, yang berbunyi : “ Total arus
rendah, aktif bekerja pada saat frekuensi rendah
terbagi antara resistor paralel menjadi arus
masuk. BPF (Band Pass Filter) adalah
dengan nilai berbanding terbalik dengan nilai
rangkaian tapis lolos antara, aktif bekerja pada
resistansi”. Kemudian dapat ditunjukkan dalam
frekuensi antarar tinggi dan rendah masuk
persamaan :
𝐼𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = 𝐼𝑜𝑢𝑡 (3)
2. Dioda dan Karakterisasinya
Diode, diode merupakan alat elektronik yang
tersusun atas 2 semikonduktor bertipe p dan n.
Diode sendiri mempunyai bagian positif dan
negative pada tiap ujungnya. Diode akan
mengalirkan arus apabila tegangan anoda lebih
besar daripada katoda, peristiwa ini disebut
Panjang maju. Sebaliknya, diode tidak akan
*Gambar 2. Wheatstone Bridge mengalirkan arus jika tegangan anoda lebih
kecil daripada katoda, peristiwa ini disebur
Salah satu rangkaian gabungan dari parallel dan
Panjang mundur. Terdapat dua “wilayah” yang
seri adalah jembatan wheatstone. Jembatan
dimainkan pada diode, wilayah Panjang maju
wheatstone dapat digunakan untuk mengatur
sering disebut diode biasa dan wilayah Panjang
resistansi secara tepat. Jembatan wheatstone
mundur sering disebut diode Zener.
dapat mendeteksi perubahan resistor yang
relative kecil. Rangkaian ini biasanya
digunakan untuk mengukur suhu, regangan,
dan tekanan. Jembatan wheatstone juga dapat
diaplikasikan dalam keadaan balanced maupun
unbalanced bergantung penggunaanya. Pada
jembatan wheatstone yang balanced, tidak ada
arus yang mengalir menuju voltmeter.
Sedangkan untuk jembatan wheatstone yang
unbalanced, terdapat beda tegangan sehingga
arus dapat mengalir. Untuk mencari besar
tegangan tersebut, kita dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
𝑉𝑖𝑛 + 𝑅1 𝑉𝑖𝑛 +𝑅3
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − + (4) *Gambar 3. Kurva Dioda
𝑅1 +𝑅2 𝑅3 +𝑅𝑥

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi 2


III DATA PERCOBAAN Perbandingan Sinyal Output Common
Emitter
Percobaan 1: Pengukuran Tegangam dan
Arus Sinyal yang dihasilkan fasenya berubah 180
derajat. Terlihat keluaran sinyal seperti
LAMPIRAN 1 mengotak, kotak tersebut dapat terjadi karena
Percobaan 2: Rangkaian Common Emitter penguat tegangan terlalu besar sehingga bagian
amplitudonya terpotong oleh transistor.
LAMPIRAN 2
Percobaan 3 : Wheatstone Bridge
Jika Besar Resistor Sama
LAMPIRAN 3
Yang akan terjadi ketika resistor pada
Percobaan 4 : Rangkaian Tapis
wheatstone bridge bernilai sama adalah akan
LAMPIRAN 4 terbaca nol pada dc voltmeter. Hal ini
Percobaan 5 : Karakterisasi Dioda disebabkan karena tidak ada beda tegangan
sehingga arus tidak mengalir ke dc voltmeter.
LAMPIRAN 5
Jembatan wheatstone bisa digunakan untuk
Percobaan 6 : Membuat Rangkaian Digital mengambil tegangan output tertentu. Untuk
LAMPIRAN 6 melakukan hal tersebut perlu dilakukan
pengubahan satu nilai resistor sedangkan tiga
IV PEMBAHASAN resistornya bernilai sama. Hal ini bersesuaian
dengan r
Jika Tegangan Dibuat Sangat Kecil
Tapis Lolos Tinggi, Rendah, dan Antara
Pada rangkaian seri, ketika tegangan dibuat
sangat kecil, arus yang terukur pada dc HPF (High Pass Filter) adalah rangkaian tapis
ammeter akan bernilai kecil / nol bergantung lolos tinngi, aktif bekerja pada saat frekuensi
seberapa kecil teganganya dan arus yang tinggi masuk.
terbaca bernilai sama tiap resisitor. Selama SPF (Short Pass Filter) adalah rangkaian tapis
arusnya bernilai 10-2, maka masih dapat terbaca lolos rendah, aktif bekerja pada saat frekuensi
alat. Hal ini dapat terjadi karena nilai arus rendah masuk.
adalah hasil bagi antara tegangan dengan
resistor, berdasarkan persamaan (1). Sama BPF (Band Pass Filter) adalah rangkaian tapis
halnya dengan arus, tegangan pada dc lolos antara, aktif bekerja pada frekuensi
voltmeter juga akan terbaca kecil/nol antarar tinggi dan rendah masuk
bergantung pada tegangan input yang diberikan Pada percobaan kali ini, yang digunakan adalah
dan jika terbaca nilainya selalu tidak lebih dari rangkaian tapis antara, karena pada kedua
tegangan input serta bernilai berbeda setiap grafik menunjunjukkan frekuensi yang
resistor. terespon adalah antara frekuensi 1.000 –
Sedangkan pada rangkaian parallel, nilai arus 100.000.
yang terukur sama seperti rangkaian seri. Keluaran Rangkaian Karakterisasi Dioda
Namun, nilainya berbeda setiap resistornya.
Keluaran pada karakterisasi diode 1 adalah
Sama halnya dengan nilai arus, nilai tegangan
grafik eksponensial. Jika kita melihat pada
juga sama. Namun nilai tegangan akan sama
probe arus, menunjukkan nilai yang bisa
seperti tegangan input untuk setiap resistor.
dideteksi yaitu sebesar 619.5. Ini berarti
Solusi agar nilai arus dan tegangan dapat menunjukkan bahwa terdapat arus yang
terbaca adalah dengan menurunkan resistor, mengalir melalui diode dan dapat disimpulkan
karena resistor berbanding terbalik dengan bahwa diode ini mengalami Panjang maju.
arus. Sedangkan pada diode 2 terdapat grafik linear.
Jika kita melihat probe arus, menunjukkan nilai

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi 3


yang tidak bisa dideteksi, yaitu sebesar 1.01e- VI REFERENSI
12
. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat arus
pada diode dan dapat disimpulkan bahwa diode [1] A. Malvino dan D. Bates, Electronic
mengalami Panjang mundur. principles. 2019.

Fungsi Rangkaian di Percobaan 6 dan [2] T, Solis. Circuit Engineering The


Penjelasanya Beginners Guide to Electronic Circuits,
Semi-Conductors, Circuit Boards, and
Fungsi dari rangkaian digital pada percobaan 6 Basic Electronics.
ialah untuk menyederhanakan penggunaan
dekoder desimal ke biner atau 7-segmen [3] Floyd, Thomas L. and Buchla, David L
decoder pada rangkaian counter/pencacah, Electronics Fundamentals Circuits,
tetapi hanya terbatas digunakan untuk Devices and Applications. 2014.
menampilkan (desimal) digit 0-9. Edinburgh : Pearson Education Limited

LAMPIRAN 7 [3] Struktur dan Fungsi IC CD4026 | Admi


TF, dikutip pada Kamis, 7 September
V SIMPULAN 2023 pukul 22.00
[4] 7-Segmen Decade Counter 4026 ~
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
CARA MUDAH BELAJAR
1. Pada rangkaian seri, arus memiliki nilai ELEKTRONIKA DIGITAL
yang sama untuk tiap lampu. Pada (aisi555.com), dikutip pada Kamis, 7
rangkaian parallel, tegangan memiliki September 2023 pukul 22.15
nilai yang sama untuk tiap waktu.
Semakin besar tegangan (resistansi
sama) semakin banyak pula arus yang
dihasilkan.
2. Rangkaian common emitter mengubah
fase sinyal input dan memperbesarnya.
Namun, dapat memotong sinyal jika
terlalu besar nilainya.
3. Untuk menentukan tegangan keluar
tertentu, kita dapat mengubah salah satu
resistor dan yang lain tetap. Kemudian
dapat menggunakan persamaan (4)
4. Rangkaian tapis yang digunakan pada
percobaan ini berjenis BPF, cara
kerjanya dengan merespon frekuensi
antara 1.000 hingga 100.000
5. Diode mempunyai 2 karakteristik, yaitu
dapat mengalirkan arus saat Panjang
maju dan tidak dapat menghentikan
arus saat Panjang mundur. Hal ini
disebabkan oleh pemasangan beda
tegangan di ujung diode yang berbeda
6. Rangkaian digital dapat dirancang
sesuai Gambar 9 dan fungsi tiap pin
sesuai Gambar 10.

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi 4


VII LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 V3 (V) 2.38
Rangkaian Seri V4 (V) 4.76
V1 (V) 0.48 I1 (A) 0.09
V2 (V) 0.95 I2 (A) 0.09
V3 (V) 1.19 I3 (A) 0.09
V4 (V) 2.38 I4 (A) 0.09
Vin = 5V
I1 (A) 0.04 Tabel I. Data Rangkaian Seri
I2 (A) 0.04
I3 (A) 0.04
I4 (A) 0.04 Rangkaian Paralel
V1 (V) 0.57 V1 (V) 5.00
V2 (V) 1.14 V2 (V) 5.00
V3 (V) 1.43 V3 (V) 5.00
V4 (V) 2.86 V4 (V) 5.00
Vin = 6V Vin = 5V
I1 (A) 0.05 I1 (A) 0.50
I2 (A) 0.05 I2 (A) 0.25
I3 (A) 0.05 I3 (A) 0.20
I4 (A) 0.05 I4 (A) 0.10
V1 (V) 0.67 V1 (V) 6.00
V2 (V) 1.33 V2 (V) 6.00
V3 (V) 1.67 V3 (V) 6.00
V4 (V) 3.33 V4 (V) 6.00
Vin = 7V Vin = 6V
I1 (A) 0.06 I1 (A) 0.60
I2 (A) 0.06 I2 (A) 0.30
I3 (A) 0.06 I3 (A) 0.24
I4 (A) 0.06 I4 (A) 0.12
V1 (V) 0.76 V1 (V) 7.00
V2 (V) 1.52 V2 (V) 7.00
V3 (V) 1.90 V3 (V) 7.00
V4 (V) 3.81 V4 (V) 7.00
Vin = 8V Vin = 7V
I1 (A) 0.07 I1 (A) 0.70
I2 (A) 0.07 I2 (A) 0.35
I3 (A) 0.07 I3 (A) 0.28
I4 (A) 0.07 I4 (A) 0.14
V1 (V) 0.86 V1 (V) 8.00
V2 (V) 1.71 V2 (V) 8.00
V3 (V) 2.14 V3 (V) 8.00
V4 (V) 4.29 V4 (V) 8.00
Vin = 9V Vin = 8V
I1 (A) 0.08 I1 (A) 0.80
I2 (A) 0.08 I2 (A) 0.40
I3 (A) 0.08 I3 (A) 0.32
I4 (A) 0.08 I4 (A) 0.16
V1 (V) 0.95 V1 (V) 9.00
Vin = 10V Vin = 9V
V2 (V) 1.95 V2 (V) 9.00

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi 1


V3 (V) 9.00 LAMPIRAN 3
V4 (V) 9.00
I1 (A) 0.90
I2 (A) 0.45
I3 (A) 0.36
I4 (A) 0.18
V1 (V) 10.00
V2 (V) 10.00
V3 (V) 10.00 *Gambar 6. Wheatstone Bridge pada ISIS
V4 (V) 10.00 Proteus
Vin = 10V
I1 (A) 1.00 LAMPIRAN 4
I2 (A) 0.50
I3 (A) 0.40
I4 (A) 0.20
Tabel II. Data Rangkaian Parallel

*Gambar 7. Rangkaian tapis (filter pasif) pada


ISIS Proteus
LAMPIRAN 5

*Gambar 4. Rangkaian seri dan parallel pada


ISIS Proteus
LAMPIRAN 2

*Gambar 8. Karakterisasi Dioda pada ISIS


Proteus

*Gambar 5. Rangkaian common emitter pada


ISIS Proteus beserta keluaran sinyalnya

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi 2


LAMPIRAN 6

*Gambar 9. Rangkaian Digital pada ISIS


Proteus
LAMPIRAN 7

*Gambar 10. Fungsi tiap pin 4026

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi 3

You might also like