Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok 6 Anemia
Tugas Kelompok 6 Anemia
TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH SISTEM REPRODUKSI
MAKALAH KEHAMILAN DENGAN ANEMIA
DISUSUN OLEH:
IDHA SAFITRI 2217017
IKHWAN NUR SETIAWAN FAJRIN 2217018
ILHAM SETIAWAN 2217019
TYAS ZULKORIDA PANGESTIKA 2217039
BAB I
A. Latar Belakang
(Riskesdas, 2018).
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang Anemia
2. Menambah dan memperluas pengetahuan tentang kehamilan dengan anemia
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Anemia yaitu suatu keadaan dimana berkurangnya hemoglobin dalam tubuh. Hemoglobin yaitu
metaloprotein di dalam sel darah merah yang mengandung zat besi yang fungsinya sebagai pengangkut
oksigen dari paru - paru ke seluruh tubuh(Malikussaleh, 2019 ). Menurut (Yustisia et al., 2020) Anemia
bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan gejala awal suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh. Gejala yang sering dialami antara lain: lesu, lemah, pusing, mata berkunang-
kunang, dan wajah pucat. Anemia merupakan suatu penyakit yang tidak bisa diabaikan, jika tidak
ditangani dengan baik akan mengakibatkan dampak negative bagi kesehatan tubuh. Salah satu dampaknya
antara lain jika hemoglobin ( Hb ) dan sel darah merah sangat rendah dapat mengakibatkan kinerja
pengangkutan oksigen menjadi berkurang.
Anemia pada ibu hamil sangat berdampak pada ibu dan juga janin ketika janin masih di dalam rahim dan
juga saat post partum (Risnawati & Hanung, 2015). Dampak yang ditimbulkan anemia pada ibu hamil bisa
menyebabkan terjadinya kelahiran dengan berat badan lahir rendah(BBLR), prematuritas, kematian
neonatus, anemia neonatus, kelahiran dengan metode sectio cesarea, hambatan perkembangan mental
(Hidayanti & Rahfiludin, 2020)
B. Etiologi
Etiologi anemia pada kehamilan menurut (Putri & Hastina, 2020)
c. Anemia makrositik
1) Defisiensi vitamin B12/pernisiosa.
2) Absorbsi vitamin B12 menurun.
3) Defisiensi asam folat.
4) Gangguan metabolisme asam folat.
d. Anemia karena adanya pengeluaran darah yang sedikit - sedikit atau cukup banyak yang baik
diketahui/tidak.
e. Anemia hemolitik
Penyebabnya bisa kongenital (jarang), idiopatik (kemungkinan autoimun) LES, kemoterapi, radioterapi,
toksin seperti berzen, foluen, insektisid. Obat-obatan seperti kloramfenikol, sulfenomid analgesik, anti
epileptik (hidantoin), pasca hepatisis .
f. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel
induk di sumsum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang
tidak mencukupi. Anemia aplastik dapat kongenital, idiopatik (penyebabnya tidak
diketahui), atau sekunder akibat penyebab-penyebab industri atau virus.
C. Patofisiologi
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai kurang
lebih 95%. Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi karena pada
kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) 4
meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar
jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. Cadangan zat besi pada wanita yang hamil dapat
rendah karena menstruasi dan diet yang buruk. Kehamilan dapat meningkatkan
kebutuhan zat besi sebanyak dua atau tiga kali lipat. Zat besi diperlukan untuk
produksi sel darah merah ekstra, untuk enzim tertentu yang dibutuhkan untuk
jaringan, janin dan plasenta, dan untuk mengganti peningkatan kehilangan harian yang
normal.
Kebutuhan zat besi janin yang paling besar terjadi selama empat minggu terakhir
dalam kehamilan, dan kebutuhan ini akan terpenuhi dengan mengorbankan kebutuhan
ibu. Kebutuhan zat besi selama kehamilan tercukupi sebagian karena tidak terjadi
menstruasi dan terjadi peningkatan absorbsi besi dari diet oleh mukosa usus walaupun
juga bergantung hanya pada cadangan besi ibu. Zat besi yang terkandung dalam
makanan hanya diabsorbsi kurang dari 10%, dan diet biasa tidak dapat mencukupi
kebutuhan zat besi ibu hamil. Kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi selama
kehamilan dapat menimbulkan konsekuensi anemia defisiensi besi sehingga dapat
membawa pengaruh buruk pada ibu maupun janin, hal ini dapat menyebabkan
terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan (Putri & Hastina, 2020).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis anemia pada ibu hamil menurut (Rena, 2017)
a. Gejala Umum Anemia
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic syndrome) dijumpai pada anemia
defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat
lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga mendenging. Anemia bersifat simptomatik jika hemoglobin <
7 gr/dl, maka gejala- gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien
yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.
E. Pathway
Pengenceran darah
Hipoksia
F. Penatalaksanaan
c. Anemia Makrositik
a) Defisiensi VitaminB12/Pernisiosa
Pemberian Vitamin B12 1000 mg/hari IM selama 5-7 hari 1 x/bulan.
b) Defisiensi asam folat
Meliputi pengobatan terhadap penyebabnya dan dapat dilakukan pula
dengan pemberian/suplementasi asam folat oral 1mg/hari.
e. Anemia Hemolitik
Penatalaksanaan anemia hemolitik disesuaikan dengan penyebabnya. Bila
karena reaksi toksik imunologik yang dapat diberikan adalah kortikosteroid
(prednison, prednisolon), kalau perlu dilakukan splenektomi apabila keduanya
tidak berhasil dapat diberikan obat-obat glostatik, seperti klorobusil dan
siklophosfamit.
f. Anemi aplastik
Tujuan utama terapi adalah pengobatan yang disesuaikan dengan etiologi
dari anemianya. Berbagai teknik pengobatan dapat dilakukan seperti :
7
a) Transfusi darah, sebaiknya diberikan packed red cell. Bila diperlukan
trombosit, berikan darah segar/plateletconcencrate.
b) Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotik, dan higiene yang baik perlu
untuk mencegah timbulnya infeksi.
c) Kortikosteroid dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan akibat
trombosit openia berat.
d) Androgen, seperti pluokrimesteron, testosteron, metandrostenolon dan
nondrolon. Efek samping yang mungkin terjadi virilisasi, retensi air dan
garam, perubahan hati danamenore.
e) Imunosupresif, seperti siklosporin, globulin antitimosit.
Champlin dkk menyarankan penggunaannya pada pasien lebih dari 40 tahun yang tidak
dapat menjalani transplantasi sumsum tulang dan pada pasien yang telah mendapat
transfuse berulang.
f) Transplantasi sumsum tulang.
G. Pemeriksaan Penunjang
2) Anemia hemolitik
Pemeriksaan laboratorium :
a) Peningkatan jumlah retikulasi.
b) Peningkatan kerapuhan sel darah merah
c) Pemendekan masa hidup eritrosit.
d) Peningkatan bilirubin.
3) Anemia megaloblastik
a) Anemia absorbsi vitaminB12.
b) Endoscopi.
H. Pengobatan
d. Anemia Hemolitik
Penatalaksanaan anemia hemolitik disesuaikan dengan penyebabnya. Bila
karena reaksi toksik imunologik yang dapat diberikan adalah kortikosteroid
(prednison, prednisolon), kalau perlu dilakukan splenektomi apabila keduanya
tidak berhasil dapat diberikan obat-obat glostatik, seperti klorobusil dan
siklophosfamit.
e. Anemi aplastik
Tujuan utama terapi adalah pengobatan yang disesuaikan dengan etiologi
dari anemianya. Berbagai teknik pengobatan dapat dilakukan seperti :
a) Transfusi darah, sebaiknya diberikan packed red cell. Bila diperlukan
trombosit, berikan darah segar/plateletconcencrate.
b) Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotik, dan higiene yang baik perlu
untuk mencegah timbulnya infeksi.
c) Kortikosteroid dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan akibat
trombosit openia berat.
d) Androgen, seperti pluokrimesteron, testosteron, metandrostenolon dan
nondrolon. Efek samping yang mungkin terjadi virilisasi, retensi air dan
garam, perubahan hati danamenore.
e) Imunosupresif, seperti siklosporin, globulin antitimosit.
f) Transplantasi sumsum tulang.
BAB III
Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini. Biasanya yang terjadi seperti : lesu, lemah,
pusing, mata berkunang-kunang, dan wajah pucat..
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien sering lemah letih lesu, pucat, pernah mendapatkan transfusi darah
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang pasien alami.
e. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Pada kasus Anemia akan timbul ketakutan karena ketidaktahuan atau kurangnya
informasi/ pengetahuan mengenai penyakit.
f. Pola Nutrisi dan Metabolisme
g. Pola Eliminasi
h. Pola Tidur dan Istirahat
i. Pola Aktivitas
j. Pola Hubungan dan Peran
k. Pola Persepsi dan Konsep Diri
l. Pola Sensori dan Kognitif
m. Pola Reproduksi Seksual
n. Pola Penanggulangan Stress
o. Pola Tata Nilai dan Keyakinan
p. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Pemeriksaan konjungtiva, pemeriksaan membrane mukosa bibir, Mata nyeri,
acites
2) Sistem pencernaan: diare, mual dan muntah, Nyeri pada bagian bawah abdomen, kaji
penyebab nyeri, Kualitas nyeri, Region nyeri, Skala Nyeri, Awitan terjadinya nyeri,
sejak kapan dan berapa lama.
3) Integument: suka berkeringat malam, suhu tubuh meningkat, timbulnya rash pada
kulit.
9
4) Dada
a) Paru : peningkatan frekuensi nafas
b) Jantung : Peningkatan denyut jantung
c) Payudara dan ketiak : Adanya nyeri pada payudara
5) Genetalia : Kaji siklus menstruasi pasien
Kriteria Hasil :
1) Denyut nadi perifer meningkat
2) Penyembuhan luka meningkat
3) Sensasi meningkat
4) Warna kulit pucat menurun
5) Edema perifer menurun
6) Nyeri ekstremitas menurun
7) Parastesia menurun
8) Kelemahan otot menurun
9) Kram otot menurun
10) Bruit femoralis menurun
11) Nekrosis menurun
12) Pengisian kapiler membaik
13) Akral membaik
14) Tugor kulit membaik
15) Tekanan darah sistolik membaik
16) Tekanan darah diastolic membaik
17) Tekanan arteri rata-rata membaik
18) Indeks ankle-brachial membaik