You are on page 1of 9

MAKALAH

BIOKIMIA UMUM

HIERARKI MAHLUK HIDUP


DOSEN PENGAMPU : Apt. Dr. Abd. Rahman Razak, M.Si

Disusun oleh:

Nama : NUURAA RUZQAA


NIM : G30122020
Kelas : Kimia B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ilmu Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam dan juga mahkluk hidup.
Salah satu materi yang akan dibahas dalam Ilmu Biologi adalah tentang hierarki mahluk hidup
atau kehidupan, dan juga kimiawi sel. Ada beberapa tingkatan di dalam materi hierarki
kehidupan manusia. Materi hierarki sendiri dimulai dari tingkat molekul, sel, jaringan, organ,
system organ, dan yang terakhir organisme.

Di dalam teori hierarki kehidupan manusia akan di jelaskan mengenai pengertian-


pengertian dari setiap tingkatan kehidupan tersebut. Teori tentang asal usul kehidupan
merupakan Sejarah tentang kehidupan tersebut. Teori asal usul kehidupan adalah Sejarah
tentang kehidupan yang dimulai dari bebrapa peristiwa yang berasal dari para tokoh ilmuawan
dunia. Sedangkan kimiawi sel ialah ilmu yang mempelajari tentang pengertian sel, perbedaan
antara sel prokariotik dan sel eukariotik, ciri-ciri sel, bagian-bagian sel dan juga fungsi sel
tersebut.

Melalui materi tentang hierarki mahluk hidup, teori asal usul dari kehidupan, dan
kimiawi sel, penulis membuat makalah ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan akan
materi tersebut. Selain itu, agar pembaca mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang
materi hierarki kehidupan, asal usul kehidupan dan kimiawi sel tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis bisa menyimpulkan rumusan masalah
dari makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Apa saja tingkatan dari hierarki kehidupan?


2. Jelaskan bagaimana Sejarah tentang teori asal usul kehidupan manusia?
3. Apa pengertian dari kimiawi sel?

1.3 Tujuan

1. Agar mengetahui tingkat hierarki kihidupan

2. Agar mengetahui Sejarah mengenai asal-usul kehidupan

3. Agar mengetahui ap aitu kimiawi sel


BAB II
PEMBAHASAN
A. Hierarki Kehidupan

Kata hierarki sendiri dalam biologi ialah berarti deretan tanaman biologis, seperti famili,
genis, dan juga spesies. Hierarki kehidupan adalah konsep yang menggambarkan tingkatan
organisasi kehidupan dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Konsep ini
membantu kita memahami bagaimana makhluk hidup diatur dari level yang paling dasar hingga
level yang lebih tinggi.
Molekul: Molekul adalah struktur kimia yang terdiri dari beberapa unit kimia kecil yang disebut
atom. Ini adalah tingkat dasar dalam hierarki kehidupan di mana materi kimia berkumpul untuk
membentuk zat-zat yang lebih kompleks.
Organel: Organel adalah struktur dalam sel yang memiliki fungsi khusus. Mereka adalah
komponen sel yang menjalankan berbagai tugas yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sel.
Sel: Sel adalah unit dasar kehidupan. Ini adalah struktur yang lebih besar dibandingkan dengan
molekul dan organel, dan setiap sel memiliki fungsi-fungsi yang penting untuk menjaga
kehidupan.
Jaringan: Jaringan adalah kelompok sel yang memiliki fungsi serupa yang bekerja sama dalam
organisme. Mereka membentuk struktur yang lebih besar dan lebih kompleks daripada sel itu
sendiri.
Organ: Organ adalah struktur yang lebih besar yang terdiri dari berbagai jenis jaringan yang
bekerja bersama untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu dalam tubuh organisme.
Sistem Organ: Sistem organ adalah kumpulan organ-organ yang berfungsi bersama-sama untuk
melakukan fungsi-fungsi tubuh yang lebih kompleks, seperti sistem pencernaan atau sistem
pernapasan.
Individu: Individu adalah makhluk hidup tunggal yang terdiri dari berbagai sistem organ yang
bekerja bersama untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuhnya.
Populasi: Populasi adalah sekelompok individu dari spesies yang sama yang hidup bersama di
suatu wilayah geografis tertentu.
Komunitas: Komunitas adalah keseluruhan dari berbagai populasi yang berinteraksi dan hidup
bersama di suatu wilayah yang sama.
Ekosistem: Ekosistem adalah lingkungan fisik di mana komunitas organisme hidup, bersama
dengan faktor-faktor abiotik seperti tanah, air, dan iklim.
Bioma: Bioma adalah wilayah geografis yang memiliki karakteristik lingkungan yang serupa dan
mendukung jenis komunitas yang serupa dari makhluk hidup.
Biosfer: Biosfer adalah keseluruhan dari semua ekosistem di Bumi, termasuk semua makhluk
hidup dan lingkungannya.
Hierarki kehidupan ini mencerminkan kompleksitas tingkat organisasi dalam dunia alam, dari
tingkat paling dasar yang melibatkan molekul-molekul hingga tingkat yang lebih tinggi yang
melibatkan interaksi antar ekosistem di seluruh planet.

B. Teori Asal Usul Kehidupan


Sejumlah ilmuwan telah berupaya secara intensif untuk menyelidiki pandangan mengenai
generatio spontanea, termasuk Francesco Redi dan Lazzaro Spallanzani dari Italia, serta Louis
Pasteur dari Perancis. Setelah Louis Pasteur mengembangkan eksperimen yang lebih baik dengan
menggunakan tabung kaca berleher angsa, upaya-upaya untuk mempertahankan pandangan
generatio spontanea dan teori abiogenesis hancur. Ini membuka jalan bagi munculnya teori
biogenesis, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

Masalah yang masih menjadi fokus perdebatan adalah asal-usul kehidupan pertama di
Bumi, yang hingga saat ini tetap menjadi subjek pemikiran para ilmuwan. Sebagian ahli meyakini
bahwa munculnya kehidupan awal di Bumi disebabkan oleh reaksi kimia antara molekul-molekul
yang ada di dalam laut pada suhu yang cukup tinggi pada suatu masa tertentu. Teori evolusi kimia
ini mendapat dukungan dari beberapa ilmuwan terkemuka, seperti A.I. Oparin dari Rusia, J.B.S.
Haldane dari Inggris, Harold Urey dari Amerika, dan Stanley Miller, juga dari Amerika.
Pada awalnya, unsur-unsur sederhana seperti hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), dan
oksigen (O) di atmosfer menggabung menjadi gas-gas seperti H2, H2O, CH4, HCN, NH3, dan
lainnya. Dalam kondisi panas yang dihasilkan dari berbagai sumber energi, senyawa-senyawa
sederhana ini saling berinteraksi dan membentuk molekul-molekul yang lebih kompleks.
Akibatnya, senyawa organik mulai terbentuk.
Dalam proses evolusi kimia ini, molekul-molekul kompleks kemungkinan berkembang
menjadi molekul-molekul organik yang lebih besar dan kompleks lagi, yang pada akhirnya
mungkin menjadi prekursor pertama kehidupan di Bumi. Meskipun teori ini masih dalam
pengembangan dan terus menjadi objek penelitian, konsep evolusi kimia ini telah memberikan
dasar penting dalam upaya kita untuk memahami asal-usul kehidupan di planet kita.
Hasil reaksi ini terus meningkat seiring waktu dan mengumpul di lautan, membentuk
campuran beragam senyawa. J.B.S. Haldane menyebutnya sebagai semacam "sup" yang kaya
akan materi-materi dalam larutan yang masih panas. Sup ini merupakan bahan pembentuk
protoplasma, yang kemudian menjadi bahan pembentuk sel awal. Pada tahun 1935, Stanley Miller
dari Universitas Chicago melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis evolusi kimiawi ini
dengan menggunakan gas hidrogen, metana, dan amonia, yang dia masukkan ke dalam alat
percobaan dan diberi percikan api dari arus listrik. Analisis terhadap hasil reaksi ini menghasilkan
campuran yang terdiri dari 15 jenis asam amino, asam lemak, dan molekul organik sederhana
lainnya.
Pada tahun 1951, Melvin Calvin dari Universitas California melakukan eksperimen lain
dengan menyinari campuran karbondioksida dan air menggunakan sinar gamma. Dalam
percobaan ini, dia menemukan asam format (asam metan) dan formaldehid. Meskipun perdebatan
mengenai asal usul kehidupan tetap berlangsung, simulasi yang dilakukan di laboratorium tidak
dapat membuktikan bahwa jenis evolusi kimia ini benar-benar menciptakan kehidupan pada Bumi
primitif. Namun, simulasi tersebut dapat mengungkapkan beberapa tahapan kunci yang mungkin
terjadi dalam proses tersebut.
Asal usul kehidupan tetap menjadi spekulasi ilmiah, dan ada beberapa pendapat alternatif
mengenai beberapa proses kunci yang terjadi. Para peneliti terus berdebat mengenai bagaimana
dan di mana kehidupan mungkin berasal. Ada tiga pandangan alternatif yang mencakup sintesis
molekul organik secara abiotik di Bumi versus melalui meteorit, peran gen RNA versus molekul
yang lebih sederhana yang dapat menggandakan diri sendiri, dan apakah kehidupan pertama kali
muncul di perairan dangkal atau di lingkungan laut dalam.
C. Kimiawi Sel

Pada tahun 1665, seorang ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke melakukan
pengamatan dengan menggunakan mikroskop sederhana terhadap irisan gabus botol. Dia
mengamati struktur yang mirip dengan sarang lebah dan memberinya nama "sel" (cellula
dalam bahasa Latin yang berarti bilik kecil). Hooke juga menyatakan bahwa setiap bagian
yang terlihat memiliki batasan dinding, yang pada dasarnya adalah dinding sel yang sudah
mati dari tumbuhan. Ilmu yang mempelajari tentang sel dikenal sebagai sitologi.
Pengetahuan tentang struktur dan fungsi sel terus berkembang hingga saat ini, seiring
dengan perkembangan teknik dan peralatan analisis, baik dalam konteks in vitro maupun
in vivo.

Pada awalnya, ilmuwan dapat mengamati berbagai jenis sel dari tumbuhan,
hewan, dan organisme bersel tunggal. Pada tahun 1830-an, ditemukan bahwa semua
makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan, tersusun dari sel berdasarkan temuan
Mathias Schleiden pada sel tumbuhan dan Theodor Schwann pada sel hewan. Konsep ini
dikenal sebagai teori sel, yang terdiri dari beberapa pernyataan kunci:

a. Setiap makhluk hidup terdiri dari satu atau lebih sel.


b. Sel adalah unit struktural dan fungsional dasar dari semua makhluk hidup. Sel
merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, khususnya pada organisme multiseluler.
c. Semua kehidupan berasal dari sel-sel sebelumnya melalui pembelahan.
d. Sel mengandung materi genetik yang diturunkan kepada generasi berikutnya melalui
pembelahan.

Teori sel ini menunjukkan bahwa sel merupakan komponen dasar dari makhluk
hidup. Sel bisa menjadi unit tunggal dalam organisme (organisme uniseluler) atau terdiri
dari banyak sel (organisme multiseluler). Bentuk dan ukuran sel bervariasi tergantung
pada fungsinya. Misalnya, sel epidermis memiliki bentuk pipih yang rapat dan berfungsi
sebagai pelindung, sedangkan sel saraf memiliki juluran sitoplasma yang panjang seperti
dendrit dan akson untuk menghantar sinyal jarak jauh. Ukuran sel umumnya sangat kecil,
biasanya hanya beberapa mikron, dan memerlukan mikroskop untuk dapat dilihat.
Namun, ada pengecualian seperti sel telur, sel serabut, dan sel getah yang lebih besar dan
dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan mikroskop. Sel prokariot (seperti
bakteri) biasanya lebih kecil, berkisar antara 1-10 mikron, sementara sel eukariot (seperti
sel hewan dan tumbuhan) biasanya berkisar antara 10 hingga 100 mikron dalam ukuran.
Sel Priokariotik dan Sel Eukariotik

Berdasarkan pengamatan struktur sel dari berbagai organisme, dapat dikenali dua
golongan utama sel, yaitu sel Prokariot dan sel Eukariot. Distinguishing characteristics between
prokaryotic and eukaryotic cells include the presence or absence of a nucleus membrane and the
complexity of internal structures. These differences in cell organization lead to distinct
classifications.
Setiap sel harus memenuhi beberapa kriteria dasar, termasuk memiliki membran plasma,
mengandung materi genetik yang esensial untuk sintesis RNA, termasuk RNA yang terlibat dalam
pembuatan protein, serta memiliki struktur tempat berlangsungnya berbagai proses biosintesis.
Sel prokariotik adalah tipe sel yang tidak memiliki membran inti nukleus, sehingga materi
genetiknya terletak langsung dalam sitoplasma tanpa pembatasan membran. Mereka juga tidak
memiliki organel-organel yang memiliki membran, sehingga struktur internalnya jauh lebih
sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Contoh sel prokariotik meliputi bakteri dan
Mycoplasma, yang merupakan organisme yang sangat kecil dan tidak memiliki dinding sel kaku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hierarki kehidupan adalah serangkaian tingkatan yang merangkum struktur


kehidupan, dimulai dari tingkat yang paling dasar hingga yang paling kompleks.
Hierarki kehidupan terdiri dari: molekul, organel, sel, jaringan, organ, sistem organ,
organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.

Selain itu, ada sejarah ilmiah yang berhubungan dengan teori kehidupan.
Beberapa ilmuwan seperti Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur,
terlibat dalam eksperimen yang membantah teori generatio spontanea dan
mendukung teori biogenesis. Mereka menunjukkan bahwa makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup sebelumnya.

Di sisi lain, teori evolusi kimia, yang diajukan oleh ilmuwan seperti A.I. Oparin,
J.B.S. Haldane, Harold Urey, dan Stanley Miller, mendukung gagasan bahwa
senyawa-senyawa sederhana di atmosfer awal Bumi dapat berubah menjadi senyawa
organik yang lebih kompleks melalui berbagai reaksi kimia, menyediakan dasar
untuk munculnya kehidupan.

Terakhir, teori sel menguraikan prinsip-prinsip dasar seluler. Teori ini


menyatakan bahwa setiap makhluk hidup terdiri dari satu atau lebih sel, dengan sel
sebagai unit struktural dan fungsional terkecil pada organisme multiseluler. Selain
itu, sel adalah entitas yang dapat membelah dan mewarisi materi genetiknya kepada
generasi selanjutnya melalui pembelahan.

B. Saran

Sangat penting untuk memaksimalkan pemahaman dan penerapan informasi


yang telah disajikan dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu biologi,
terutama topik yang telah dibahas dalam bab ini tentang "Hierarki Kehidupan, Teori
Asal Usul Kehidupan, Kimiawi Sel," adalah ilmu yang memungkinkan kita untuk
memahami struktur kehidupan dalam skala yang sangat detail, bahkan hingga tingkat
yang paling kecil.
Dengan pengetahuan ini, kita dapat mengidentifikasi dan menghargai aspek-
aspek kecil dalam lingkungan sekitar kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://ahmadsofyananas.wordpress.com/
http://core.ac.uk/download/pdf/127438218/
Campbell.Biologi Eighth edition. Copright by Person Education Inc.

You might also like