You are on page 1of 12

MAKALAH PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA DI RUMAH SAKIT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Psikiatri

Dosen Pengampu Ns. Mira Wahyu Kusumawati S.Kep. M.Kep

DISUSUN OLEH:

NIKA HARTANTI

ST222044

PROGRAM STUDI ALIH KREDIT SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

SEMESTER GENAP 2023

i
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 3
B. TUJUAN .................................................................................................. 4
C. MANFAAT ............................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................. 5
A. POKOK PEMBAHASAN ........................................................................ 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
dituju kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun sakit
(UU Keperawatan no 38 tahun 2014). Pelayanan keperawatan profesional dapat
terwujud apabila dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang profesional sehingga
dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit khususnya
pelayanan keperawatan (sumijatun, 2010). Menurut Kusnanto (2004) pelayanan
keperawatan profesional adalah rangkaian upaya melaksanakan sistem pemberian
asuhan keperawatan kepada masyarakat sesuai dengan kaidah-kaidah keperawatan
sebagai profesi
Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit juga ditentukan oleh mutu
pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan terutama diperuntukkan bagi
pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Kuntoro, 2010). Pelayanan keperawatan
sebagai bentuk kegiatan utama dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat belum dapat diwujudkan sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Keadaan aktual pelayanan keperawatan menunjukan bahwa banyak tenaga
keperawatan lebih berkonsentrasi dan terlibat dengan Tindakan pengobatan dan
penggunaan teknologi yang berorientasi medik untuk mengatasi kompleksitas
penyakit (Sitorus & Panjaitan, 2011). Pelaksanaan layanan keperawatan tidak terlepas
dari fungsi-fungsi manajemen keperawatan yang dilaksanakan secara efisien dan
efektif. Ada lima fungsi manajemen keperawatan yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), ketenagaan (staffing), pengarahan (actuating),
pengawasan (controling) (Marquis dan Huston , 2013).
Pelayanan keperawatan di rumah sakit jiwa memiliki perbedaan dengan
pelayanan keperawatan di rumah sakit umum, sehingga membuat perawat menjadi
lebih mempunyai tantangan. Tantangan tersebut didapat dari klien yang memiliki
perilaku yang sulit dipahami sehingga perawat harus menjaga klien agar tetap aman
sementara klien menerima perawatan serta pengobatan untuk kondisi kejiwaan
mereka (Bowers et al, 2011). Perawat kesehatan jiwa memiliki tanggung jawab dalam
menghadapi tantangan tersebut (Tebandeke, 2008). Sehingga, perawat kesehatan jiwa
mengalami kelelahan emosi dan fisik atau burnout.

B. Tujuan Umum
1. Memelihara dan meningkatkan pelayanan prima dengan konsep asuhan
keperawatan jiwa
2. Memberikan pelayanan yang sama dan hak hak bagi seluruh pasien rumah sakit
dengan gangguan jiwa
C. Tujuan Khusus
1. Tersedianya fasilitas yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa

3
2. Terselenggaranya pelayanan keperawatan prima melalui proses keperawatan
3. Memberikan asuhan keperawatan jiwa yang tepat pada pasien dengan gangguan
jiwa dirumah sakit
4. Memberikan pelayanan dalam meningkatkan pengetahuan keluarga dalam
merawat pasien dengan gangguan jiwa dirumah sakit
D. Manfaat
1. Menurunkan angka resiko terjadinya gangguan jiwa
2. Meningkatkan atau mengembangkan status Kesehatan pasien
3. Meningkatkan standar mutu asuhan keperawatan terhadap pasien dan keluarga
dengan gangguan jiwa

BAB II
POKOK PEMBAHASAN
A. Pelayanan Keperawatan
1. Definisi pelayanan keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik yang
sakit maupun yang sehat, dari lahir hingga meninggal dalam bentuk pengetahuan,
kemauan, dan kemampuan yang dimiliki. Sehingga individu tersebut dapat
melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan optimal (Yulihastin, 2009).
Sedangkan pelayanan keperawatan professional dilaksanakan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang
memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di
tatanan pelayanan rumah sakit (Kusnanto, 2009).

4
Pelayanan keperawatan dikembangkan bersifat berjenjang mulai dari
keperawatan dasar sampai dengan keperawatan yang bersifat rumit atau
spesialistik bahkan subspesialistik, disertai dengan sistem rujukan keperawatan
sebagai bagian dari rujukan kesehatan yang efektif dan efisien. Pelayanan/ asuhan
keperawatan yang bersifat spesialistik, baik keperawatan klinik maupun
keperawatan komunitas antara lain adalah keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan medical bedah, keperawatan jiwa, keperawatan gawat
darurat, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas.
Secara bersamaan dikembangkan kemampuan pengelolaan keperawatan
professional (professional nursing management) dengan kepemimpinan
professional keperawatan (professional nursing leadership), sehingga
memungkinkan keperawatan berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai profesi (Kusnanto, 2009). Asuhan keperawatan professional
(professional nursing care) merupakan kegiatan melaksanakan asuhan
keperawatan kepada klien berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan (nursing science
and art), bersifat “humane”, dengan pendekatan holistik, mencakup bio-psiko-
sosialkultural-spiritual, serta dengan orientasi kebutuhan objektif klien, dalam
bentuk praktik keperawatan ilmiah (scientific nursing practice).
Asuhan keperawatan professional dilaksanakan oleh perawat professional
(professional nurse) kepada klien sebagai individu, keluarga, komunitas, atau
masyarakat, karena tidak tahu, kurang kemampuan, tidak atau kurang kemauan,
dan atau tidak/ kurang berpengetahuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
secara mandiri (Priharjo, 2008). Pelayanan keperawatan paripurna adalah
pelayanan pada semua jenjang pelayanan yaitu dari pelayanan kesehatan jiwa
spesialis, pelayanan kesehatan jiwa integratif dan pelayanan kesehatan jiwa yang
bersumber daya masyarakat. Pemberdayaan seluruh potensi dan sumber daya yang
ada dimasyarakat diupayakan akan terwujud masyarakat yang mandiri dalam
memelihara kesehatannya. Pelayanan keperawatan paripurna akan diuraikan lebih
mendalam dalam modul pengorganisasian masyarakat. Pelayanan keperawatan
diberikan secara terus menerus (Continuity of care) dari kondisi sehat maupun
sakit dan sebaliknya, baik di rumah maupun di rumah sakit, (di mana saja orang
berada), dari dalam kandungan sampai lanjut usia (Keliat et al, 2012).
Dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan harus dilandasi serta
menggunakan ilmu dan kiat keperawatan yang mempelajari tentang bentuk dan
sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta upaya perawatan dan
penyembuhan.Ilmu keperawatan merupakan sintesa dari ilmu keperawatan dasar,
ilmu keperawatan klinik, ilmu biomedik, ilmu psikologi dan ilmu sosial. Kiat
keperawatan lebih difokuskan kepada kemampuan perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif.Kiat keperawatan dilakukan dalam
upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada pelanggan.Kiat –kiat
keperawatan meliputi :
a. Caring
Merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat, menghargai orang lain, artinya
memberi perhatian dan mempelajari kesukaan – kesukaan seseorang dan
bagaimana seseorang berpikir dan bertindak
b. Sharing

5
Perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan
pasiennya.
c. Laughing
Senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan
rasa nyaman pasien.
d. Crying
Perawat dapat menerima respon emosional baik dari pasien maupun
perawat lain sebagai suatu hal yang biasa disaat senang ataupun duka. .
e. Touching
Sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi
simpatis yang memiliki makna.
f. Helping
Perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya.
g. Believing in orders
Perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan
untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Learning
Perawat selalu belajar dan mengembangkan keterampilan dirinya.
i. Respecting
Memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan
menjaga kerahasiaan pasien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
j. Listening
Mau mendengar keluhan pasiennya
k. Feeling
Perawat dapat menerima, merasakan dan memahami perasaan duka,
senang, frustasi dan rasa puas pasien
Menurut Hidayat (2008) pelayanan keperawatan dalam pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar & rujukan
sehingga meningkatkan derajat kesehatan. Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas
perawat adalah memberikan askep pada ruang atau lingkup rujukannya, seperti:
asuhan keperawatan anak, askep jiwa, askep medikal bedah, askep maternitas, askep
gawat darurat, dan sebagainya. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang dapat menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan.
Menurut penelitian Huber (1996, dalam Kamaruzzaman, 2009) mengatakan bahwa
sebanyak 90% pelayanan yang dilakukan di rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan akan berdampak pada pasien
sebagai penerima jasa layanan keperawatan. Dampak yang terjadi jika pelayanan
keperawatan yang diberikan tidak baik yaitu pasien akan merasa enggan untuk
kembali berobat ke rumah sakit tersebut (Kamaruzzaman, 2009). Pelayanan
keperawatan adalah upaya yang dilakukan perawat untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia.
B. Pelayanan Keperawatan Jiwa di Rumah Sakit
1. Definisi pelayanan keperawatan jiwa
Pelayanan keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan jiwa yang
diberikan pada pasien dengan gangguan jiwa yang ada di rumah sakit. Perawat

6
kesehatan jiwa komunitas mempunyai peran yang bervariasi dan spesifik (Dalami,
2010). Aspek dari peran tersebut meliputi kemandirian dan kolaborasi diantaranya
yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan, yaitu perawat memberikan
pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa kepada individu, keluarga dan komunitas.
Menurut Keliat (2007), peran dan fungsi perawat dalam program kesehatan jiwa
yaitu memberikan asuhan keperawatan secara langsung (practitioner). Perawat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk membantu pasien
mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan meningkatkan fungsi
kehidupannya. Peran perawat sebagai pendidik(educator), perawat memberikan
pendidikan kesehatan jiwa kepadaindividu dan keluarga untuk mengembangkan
kemampuan menyelesaikanmasalah dan mengembangkan kemampuan keluarga
dalammelakukan5tugas kesehatan keluarga (Muhlisin, 2012). Peran perawat
sebagai koordinator (coordinator), yaitu melakukan koordinasi dalam kegiatan
mulai dari penemuan kasus atau deteksi dini sampai melakukan rujukan.
Dalam menjalankan perannya, perawat menggunakan konsep perilaku
manusia, perkembangan kepribadian dan konsep kesehatanjiwaserta gangguan
jiwa dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan
komunitas (Townsend, 2015). Perawat melaksanakan asuhan keperawatan secara
komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan jiwa, yaitu pengkajian,
penetapandiagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,
danmelaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi terhadap tindakantersebut
(Potter & Perry, 2014). Peran perawat sebagai pelaksana pendidikan
keperawatanya itu perawat memberi pendidikan kesehatan jiwa kepada individu,
keluarga dan komunitas agar mampu melakukan perawatan pada diri sendiri,
anggotakeluarga dan anggota masyarakat lain. Tujuannya agar setiap anggota
masyarakat bertanggung jawab terhadap kesehatan jiwa. Peran sebagai pengelola
keperawatan adalah perawat harus menunjukkan sikap kepemimpinan dan
bertanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa. Dalam
melaksanakan perannya ini perawat dimintamenerapkan teori manajemen dan
kepemimpinan, menggunakan berbagai strategi perubahan yang diperlukan,
berperan serta dalam aktifitas pengelolaan kasus dan mengorganisasi pelaksanaan
berbagai terapi modalitas keperawatan.
2. Peran Dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa
Perawat kesehatan jiwa komunitas dan perawat komunitas merupakan tenaga
perawatan dari puskesmas yang bertanggung jawab memberikan pelayanan
keperawatan di wilayah kerja puskesmas. Fokus pelayanan pada tahap awal
adalah anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa. Peran dan fungsi
perawat kesehatan jiwa komunitas meliputi (Budi, Keliat, dkk, 2012):
a. Pemberi asuhan keperawatan secara langsung (practitioner).
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk membantu
pasien mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan
meningkatkan fungsi kehidupannya. Peran ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan kesehatan jiwa untuk
melakukan tindakan sesuai dengan masalah pasien. Kegiatan yang
dilakukan adalah manajemen kasus, tindakan keperawatan individu dan

7
keluarga, melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya khususnya
manajemen obat dengan dokter.
b. Pendidik (educator).
Perawat memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada individu dan
keluarga untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan
mengembangkan kemampuan keluarga dalam melakukan 5 tugas
kesehatan keluarga yaitu mampu mengenal masalah-masalah pasien,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah pasien, merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa, memodifikasi lingkungan
keluarga. yang mendukung pemulihan pasien dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan jiwa yang ada untuk mengatasi masalah pasien.
c. Koordinator (coordinator)
Melakukan koordinasi dalam kegiatan:
a. Penemuan kasus. Perawat CMHN menemukan kasus dengan malakukan
pemeriksaan langsung dari keluarga ke keluarga pada tingkat RT, RW,
kelurahan/desa, dan kecamatan sehingga dapat menetapkan jumlah kasus
gangguan jiwa pada wilayah kerja puskesmas.
b. Rujukan. Perawat CMHN yang bertugas di masyarakat dapat merujuk
pasien yang belum ada perbaikan untuk datang ke puskesmas agar
mendapatkan program pengobatan dari dokter di puskesmas. Perawat
CMHN dapat pula berkonsultasi dengan tim kesehatan jiwa komunitas
yang mempunyai jadwal mengunjungi puskesmas, terkait dengan
pengembangan kasus dan pengembangan pelayanan. Pada saat
berkonsultasi mungkin pula ditetapkan pasien perlu dirujuk ke RSU/RSJ.
3. Jenis Pelayanan Keperawatan jiwa di rumah sakit
Pelayanan Keperawatan yang di sediakan:
a. Pelayanan Keperawatan Umum.
b. Pelayanan Keperawatan Jiwa Anak dan Remaja.
c. Pelayanan Keperawatan Jiwa.
d. Pelayanan Keperawatan Jiwa Lansia.
e. Pelayanan Keperawatan Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif )
Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas di RSJ terdiri dari :
1. Pelayanan Unit Psikiatri Kelilinq (Mobile Psychiatric Unit) yang terdiri
dari,
a. Penyuluhan kesehatan jiwa dan pelayanan Hotline
b. Pelayanan medis yang meliputi deteksi dini, konseling dan
stressmanagement, pengobatan dan penanganan kedaruratan psikiatrik
di lapangan serta pelayanan rujukan.
c. Pendampingan dokter umum Puskesmas
d. Pendokumentasian dan pelaporan
2. Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh wilayah

Proses pelayanan:
1) Instalasi kesehatan jiwa masyarakat berpusat di RSJ, menyelenggarakan
pelayanan ke luar gedung ke masyarakat secara langsung maupun melalui
kerjasama dengan pihak lain secara lintas program dan lintas sektor.

8
2) Kegiatan pelayanan berlangsung secara proaktif dengan melakukan
pembinaan secara rutin ke Posbindu setiap bulan, kunjungan pelayanan
keberbagai Panti Sosial.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pemberian pelayanan keperawatan jiwa merupakan salah satu faktor utama yang
menentukan keberhasilan dalam penanganan masalah keperawatan jiwa di rumah sakit. Jika
dalam pemberian pelayanan keperawatan jiwa baik akan mempengaruhi angka kejadian
gangguan kesehatan jiwa di rumah sakit. Selain itu pelayanan keperawatan jiwa di rumah
sakit akan membawa dampak baik bagi pemulihan pasien dan keluarga dalam merawat
pasien.

9
Sehingga pemberian pelayanan keperawatan jiwa yang mumpuni dan kompeten harus
dilaksanakan dengan bijak dan saksama dalam memberikan asuhan keperawatan dan perawat
harus mampu bekerja sama dengan menciptakan rumah yang nyaman dan tanpa
menghilangkan hak-hak mereka dengan gangguan kesehatan jiwa, sehingga bisa mencapai
tingkat kesehatan setinggi-tingginya.

SARAN
Diharapkan setiap unsur pelayanan keperawatan jiwa dirumah sakit bisa
meningkatkan proses keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa, dan meningkatkan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pelayanan sehingga mampu memberikan
hak-hak pasien dengan masalah kejiwaan tanpa harus mengintimidasi sehingga harapannya
kesehatan pasien dapat mencapai titik setinggi-tingginya.

10
Daftar Pustaka
Ayuningtiyas, K. R., Mustayah, & Tri Nataliswati. (2015). Tingkat Kepuasan Pasien Pada Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit. Skripsi, 4(2), 83–90.
Rahyuni IGAR, Darsana IW, Adianta IKA, Wicaksana AAT, Ayu I, Wulandari P. Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Jiwa Di Puskesmas Oleh Keluarga Penderita Skizofrenia. 2017;01(01).
Sutejo NS. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2017. 15. Nasir A. Dasar-
Dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika; 2011 16.
Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Kementrian Kesehatan RI; 2014.
Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 406/Menkes/SK/VI/2009
Tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta; 2009.
Fitriani. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.
Hothasian JM, Suryati C, Fatmasari EY. Evaluasi Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Jiwa di
Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang Tahun 2018. J Kesehat Masy. 2019;7(1)
Sahriana. Peran kader Kesehatan Jiwa Dalam Program Kesehatan Jiwa Komunitas Di Msyarakat.
2018.

Azizah, lilik ma’rifatul Keperawatan jiwa. 2019. (aplikasi praktik klinik) edisi pertama
Yogyakarta: Graha ilmu.
Carpenito, L.J. (2016). Buku saku diagnosa keperawatan.Edisi 10.Jakarta : EGC Carpenito,
L.J. (2007). Buku kesehatan jiwa dan psikiatri: Edisi 10. Jakarta: EGC
Damayanti,M, (2018). Komunikasi terapeutik dalam praktik keperawatan.Cetakan 1.Bandung
: PT. Refika Aditama.
David, A. T. M. D. (2012). Buku saku diagnosa keparawatan pada keparawatan psikiatri
:Edisi 6.Jakarta. EGC
Ernawati, dkk. (2019). Asuhan Keperawatan Paien Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media
Febriana, (2018),Pedoman penanganan pada gangguan jiwa manajemen.Jakarta: EGC.
Fitria, N. (2019). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan : Jakarta: Salemba Medika
Hawari. D. 2012, Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia, Jakarta, FKUI.
Keliat, B.A. (2011). Proses keperawatan kesehatan jiwa.:Edisi 2. Jakarta: EGC
Keliat, B.A. (2012). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas.Jakarta : EGC
Keliat, B.A. 2015. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:EGC
Maslim R. 2012. Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh
Jaya
Notosoedirdjo, M, 2007. Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan. Malang, UMM Press

11
Nurdwiyanti, (2008), Pedoman penanganan pada gangguan jiwa manajemen, proses
keperawatan dan hubungan terapiutik perawat-klien, Yogyakarta: MocoMedia

12

You might also like