You are on page 1of 17

SAP 10-11

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM


STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

Dosen Pengampu:
Drs. I Made Dana, M.M

Oleh:
KELOMPOK 7
NAMA: NIM:
1. Ni Putu Meydiani Chintia Dewi 1607532009
2. Nyoman Ratna Candradewi 1607532010
3. Ni Wayan Shintya Dharmayatri 1607532021

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI REGULER SORE
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
1. Sistem Informasi Laporan Keuangan Koperasi dan UMKM
1.1. Sistem Informasi Laporan Keuangan Koperasi
Sistem informasi keuangan koperasi adalah perangkat lunak yang dibuat untuk
memberikan informasi kepada orang di dalam maupun luar perusahaan mengenai masalah
keuangan perusahaan. Sistem informasi keuangan koperasi terdiri dari beberapa subsistem,
diantaranya subsistem pemasukan (meliputi data processing), subsistem pengontrolan, dan
subsistem pengeluaran. Sistem Informasi Keuangan Koperasi dapat mengolah dan
menampilkan data seperti data simpan pinjam pelanggan, data pemasukan dan pengeluaran
simpanan, data pengeluaran pinjaman, data penerimaan angsuran piutang, dan gaji karyawan.
Sistem informasi keuangan koperasi akan mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan
keuangan dalam koperasi. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas laporan
keuangan agar lebih akurat. Selain itu dapat mendukung efisiensi, efektivitas, dan kelancaran
penyusunan laporan keuangan secara transparan.
Ruang lingkup dari sistem ini adalah pencatatan dan perhitungan transaksi keuangan
berupa pemasukan dan pengeluaran simpanan, pengeluaran pinjaman, dan penerimaan
angsuran piutang menggunakan sistem dan aplikasi visual. Pembuatan aplikasi visual untuk
membuat laporan-laporan keuangan yang terdiri dari laporan pengeluaran pinjaman, laporan
pendapatan angsuran, laporan saldo pinjaman, laporan per anggota koperasi, dan laporan gaji
karyawan. Selain itu, sistem ini juga menghasilkan laporan-laporan berupa jurnal, buku besar,
laporan neraca, dan laporan laba rugi.
Fungsi atau tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Keuangan Koperasi adalah
menganalisis dan merancang administrasi koperasi berbasis interface meliputi pendaftaran
anggota, transaksi penyimpanan dan pengeluaran simpanan, transaksi pinjaman, serta
pembuatan laporan. Membangun sistem dari hasil analisis tersebut menjadi perangkat lunak
yang digunakan anggota untuk melihat informasi keuangan dirinya dan aplikasi visual yang
digunakan administrator koperasi untuk mencatat transaksi dan pembuatan laporan. Tujuan
yang terakhir adalah untuk mengetahui perkembangan koperasi melalui laporan keuangan.
Batasan dari sistem ini adalah sistem tidak secara otomatis menghitung pajak-pajak dari
fasilitas koperasi seperti Pajak Bumi dan Bangunan dan pajak kendaraan. Selain itu, sistem
tidak secara otomatis menghitung denda jika ada pengguna yang telat membayar pinjaman.
Maka dari itu, admin harus menginputkan sendiri besarnya pajak dan besar persentase denda
ke dalam sistem agar dapat dihitung dan dibuat laporannya.
Pengguna harus memiliki kemampuan mengakses software untuk mengakses data
pribadinya. Admin harus memiliki kemampuan mengakses software untuk mengakses data
koperasi, membuat dan menampilkan laporan keuangan serta menambahkan data pengguna.

1.2. Sistem Informasi Laporan Keuangan UMKM


Dalam pengembangan Sistem Informasi Laporan Keuangan UMKM berdasarkan blue
print yang telah disusun. Dimana terdapat kebutuhan fungsional dan nonfungsioal sistem.
Kebutuhan fungsional dalam Sistem Informasi Laporan Keuangan UMKM (SILK), antara
lain:
a) Fungsi Login
Fungsi login digunakan untuk memberikan hak akses yang berbeda pada setiap user
pengguna sistem, sesuai dengan kebijakan usaha yang dilakukannya.
b) Fungsi Kelola Data Master
1) Kelola Master User
Pada Kelola Data Master user digunakan: Untuk menambah atau mengedit data user
dan untuk melakukan setting hak akses setiap user yang ada dalam sistem. Sehingga
user dibatasi dengan fitur-fitur tertentu yang ada.
2) Kelola Barang/Barang Produksi
Kelola Barang/Barang Produksi digunakan untuk: Menambahkan data barang/ barang
produksi baru., Mengedit data barang/ barang produk dan Mengaktifkan/ me-
nonaktifkan data barang sehingga data yang tidak aktif tidak perlu ditampilkan dalam
data barang/ barang produk.
3) Kelola Supplier
Kelola Data Supplier digunakan untuk menambahkan mengedit data supplier. Dengan
adanya data supplier sistem bisa memberikan informasi barang-barang apa-apa yang
dibeli dari supplier tersebut.
4) Kelola Data Customer
Kelola data customer digunakan untuk menambahkan data customer baru maupun
mengedit data customer yang sudah ada. Dengan adanya pengelolaan data customer
nantinya dapat dikembangkan untuk program member customer ataupun untuk
memberikan kebijakan discount yang diberikan berdasarkan transaksi pembelian yang
dilakukan oleh customer tersebut periode sebelumnya.
c) Fungsi Pembelian
1) Fungsi Order Pembelian (PO)
Pada fungsi ini bagian pembelian bisa melakukan order pembelian kepada supplier
berdasarkan stok barang yang ada di gudang. Fungsi ini sifatnya opsional bisa
dilakukan bisa tidak. Kalau tidak dilakukan berarti langsung pada penggunaan fungsi
pembelian.
2) Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian digunakan untuk menginputkan barang-barang yang dibeli dari
supplier. Dimana fungsi pembelian bisa dilakukan tanpa harus melakukan order
pembelian terlebih dahulu. Jika pembelian menggunakan order pembelian, maka
ketika input item pembelian tinggal memanggil faktur PO yang telah dibuat
sebelumnya. Dengan syarat bahwa item dan kuantiti barang tidak diijinkan
mengalami penambahan.
d) Fungsi Produksi Harian
Pada fungsi produksi harian admin melakukan input produksi harian ke dalam sebuah
form berdasarkan berapa banyak jumlah produksi yang dilakukan oleh UMKM tersebut.
Selain untuk menginputkan produksi harian, pada fungsi ini juga bisa melakukan
produksi berdasarkan order penjualan. Admin juga bisa melakukan kelola data produksi
seperti edit, delete data produksi bukan hanya input data saja. Data yang sudah tersimpan
akan masuk secara otomatis ke dalam database yang akan ditampilkam di form produksi
harian.
e) Fungsi Penjualan
1) Order Penjualan
Pada fungsi ini bagian penjualan bisa menerima order penjualan dari customer
berdasarkan permintaan customer dan stok barang yang ada digudang. Fungsi ini
sifatnya opsional bisa dilakukan bisa tidak. Kalua tidak dilakukan berarti langsung
pada penggunaan fungsi penjualan.
2) Penjualan
Fungsi penjualan dilakukan jika customer tidak jadi membeli suatu barang tetapi
transaksi pembelian telah di closing. Retur penjualan bisa dilakukan dengan syarat
menukar dengan barang lain dengan nominal rupiah lebih besar atau sama degan yang
harga barang yang diretur. Jika retur pembelian dilakukan maka stok barang yang
diretur akan bertambah.
f) Fungsi Hutang/Piutang
1) Pembayaran Hutang
Transaksi pembayaran hutang digunakan untuk menginputkan data transaksi
pembayaran hutang ke supplier.
2) Penerimaan Piutang
Transaksi penerimaan piutang digunakan untuk menginputkan data transaksi
penerimaan piutang dari custome.
Kebutuhan non Fungsional SILK adalah:
1) Database sistem bisa melakukan autobackup secara periodik
2) Pada saat computer klien terjadi gangguan koneksi pada server, maka komputer klien
tetap dapat melakukan transaksi dan disimpan pada database temporary
3) Ketika koneksi sudah terhubung dengan normal maka klien secara otomatis mengirim
data transaksinya ketika offline
4) Dalam kondisi koneksi normal data bisa diakses kurang dari 10 detik.

 Sistem Informasi Akuntansi bagi UMKM Berbasis Mobile


Pengembangan SIA bagi UMKM berbasis mobile dipandang layak dan penting dilakukan
karena sistem informasi akuntansi adalah menambah nilai bagi perusahaan. Sistem informasi
akuntansi dapat memberi nilai tambah dengan: a) memberikan informasi yang akurat dan
tepat waktu, b) penerapan sistem informasi akuntansi meningkatkan efektivitas dan efisiensi
biaya dalam mengumpulkan informasi ekonomi, c) membantu serta meningkatkan kualitas
keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen, d) meningkatkan pembagian
pengetahuan (knowledge sharing).

 Sistem Informasi Akuntansi Koperasi dan UMKM Berbasis Technopreneur


Sistem informasi berbasis komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan
perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data menjadi informasi yang
berguna. Beberapa tipe sistem informasi yang memanfaatkan komputer yaitu EDP
(Electronic Data Processing) (sistem pengolahan data elektronik), DP (Data Processing)
(sistem pemrosesan data), MIS (Management Information System) (sistem informasi
manajemen), DSS (sistem pendukung keputusan), ES (sistem pakar), EIS (sistem informasi
eksekutif), AIS (Accounting Information System) (sistem informasi akuntansi).
Technopreneurship adalah aplikasi inovatif ilmu teknis dan pengetahuan secara individu
atau oleh sekelompok orang, yang membuat dan mengelola bisnis dan mengambil risiko
keuangan dalam rangka mencapai tujuan dan perspektif mereka. Para insinyur memiliki
keterampilan teknis yang tinggi dalam hal ini, tetapi beberapa keterampilan dalam bisnis dan
dalam pemikiran kewirausahaan. Dalam hal ini, adopsi teknologi dan kemajuan bertindak
sebagai saluran untuk memperluas dan mempercepat usaha serta masyarakat. Bisnis akan
dapat memperluas diri untuk bersaing di dunia tanpa batas ini, pada saat yang sama
membuat, dan menambah nilai bisnis mereka dalam rangka untuk mencapai keberlanjutan.
Technopreneurship merupakan konsep yang ditempatkan di inti dari banyak pelajaran
penting dan itu termasuk beberapa topik tentang tata cara pendampingan dan pertumbuhan
perusahaan, pengembangan ekonomi daerah, pemilihan pemegang saham yang tepat untuk
memperoleh ide-ide untuk pasar dan pelatihan manajer, insinyur, dan ilmuwan. (Dolatabadi
& Meigounpoory, 2013).
Technopreneurship bersumber dari invensi dan inovasi. Invensi adalah sebuah penemuan
baru yang bertujuan untuk mempermudah kehidupan. Inovasi adalah proses adopsi sebuah
penemuan oleh mekanisme pasar. Invensi dan inovasi ada dua jenis, yakni: (1) invensi dan
inovasi produk, dan (2) invensi dan inovasi proses. Suparno, et.al. (2008).
Technopreneurship dapat memberikan memiliki manfaat atau dampak, baik secara ekonomi,
sosial, maupun lingkungan. Dampaknya secara ekonomi adalah: a) Meningkatkan efisiensi
dan produktivitas. b) Meningkatkan pendapatan. c) Menciptakan lapangan kerja baru. d)
Menggerakkan sektor-sektor ekonomi yang lain. Manfaat dari segi sosial diantaranya adalah
mampu membentuk budaya baru yang lebih produktif, dan berkontribusi dalam memberikan
solusi pada penyelesaian masalah-masalah sosial. Manfaat dari segi lingkungan antara lain
adalah: a) Memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia secara lebih
produktif. b) Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya terutama sumberdaya energi.

2. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi dan UMKM


Laporan Keuangan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu:
a) Laporan Keuangan merupakan bagian dari pertanggung jawaban pengurus kepada para
anggotanya di dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)
b) Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan, laporan Sisa Hasil
Usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif
c) Laporan Keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh semua
anggota pengurus Koperasi (UU No.25/1992, pasal 36, ayat 1)
d) Laporan Rugi-Laba menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU) SHU
yang berasal dari transaksi anggota maupun non anggota didistribusikan sesuai dengan
komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam AD atau ART Koperasi
e) Laporan keuangan Koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari
Koperasi-Koperasi
f) Posisi keuangan Koperasi tercermin pada neraca, sedangkan Sisa Hasil Usaha tercermin
pada perhitungan hasil usaha
g) Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Koperasi dapat menyajikan hak dan kewajiban
anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota
h) Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan
anggota
i) Modal Koperasi dibukukan terdiri dari:
 Simpanan-simpanan
 Pinjaman-pinjaman
 Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lainnya
 Pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan
penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut
Sisa Hasil Usaha
j) Keanggotaan atau kepemilikan pada Koperasi tidak dapat dipindahkan dengan dalih
apapun.

3. Standar Akuntansi Laporan Keuangan Koperasi dan UMKM


3.1Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik tertentu yang
diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Jika SAK
ETAP mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya secara spesifik, maka entitas harus
menerapkannya sesuai dengan SAK ETAP. Namun, jika dampak yang ditimbulkan tidak
material maka entitas diperbolehkan untuk tidak mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP. Jika
terdapat transaksi, peristiwa yang tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka manajemen
dapat menggunakan judgement-nya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi agar menghasilkan informasi yang relevan bagi pemakai untuk kebutuhan
pengambilan keputusan ekonomi.
Dari perincian penjelasan diatas maka berikut disajikan penyajian laporan keuangan koperasi
yang sesuai dengan SAK TAP.

SAK ETAP dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas ini
mempunyai ciri-ciri :
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika suatu entitas telah mengajukan
pernyataan pendaftaran atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas
pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek dan Entitas menguasai aset
dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas
asuransi, pialang, dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksadana dan bank investasi.
2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum.
Tujuan umum disini adalah para pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah
pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.

3.1 Penyajian Laporan Keuangan

3.2.1 Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, dan Pengungkapan


Penerapan akuntansi sesuai Standar Akuntansi Keuangan - Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
( SAK-ETAP ), penyusunan laporan keuangan setiap transaksi keuangan atau kejadian akuntansi
pada koperasi harus mengikuti asas-asas :

1. Pengakuan
Merupakan proses pembentukan suatu pos/akun dalam neraca atau laporan perhitungan hasil
usaha (PHU) yang mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur, dimana manfaat ekonomi
yang berkaitan dengan pos/akun tersebut mengalir dari atau ke dalam entitas koperasi.

2. Pengukuran
Merupakan proses penetapan jumlah uang yang digunakan koperasi untuk mengukur nilai
aset, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam laporan keuangan.
3. Penyajian
Merupakan proses penempatan pos/akun dalam laporan keuangan koperasi secara tepat.

4. Pengungkapan
Adalah pemberian informasi tambahan yang dibutuhkan untuk menjelaskan unsur-unsur
pos/akun kepada pihak yang berkepentingan sebagai catatan atas laporan keuangan koperasi.

3.2.2 Pengukuran Laporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur asset,
kewajiban, penghasilan, dan beban dalam laporan keuangan.
Dasar pengukuran yang umum adalah :

1. Biaya Historis
Adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang
diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau
setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non kas yang diterima sebagai
penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban. Pengakuan awal aset harus diukur
sebesar biaya perolehan.

2. Nilai Wajar
Adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan
suatu kewajiban antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai
dalam suatu transaksi yang wajar.

3.2.3 Komponen Laporan Keuangan


Laporan keuangan koperasi sekurang-kurangnya terdiri dari :

a. Neraca :

Hutang

ASET
Ekuitas/

Modal

b. Laporan Perhitungan Hasil Usaha ( PHU ) :

Laba/Rugi

Transaksi Komprehensif :

Usaha Pendpatan &


Anggota Biaya : Usaha
dengan Anggota

Kegiatan Transaksi & Non-anggota


Usaha Non-
Koperasi
Anggota
Pendapatan &
Biaya :
Transaksi Non-Usaha/Lain-
Non-Usaha Lain

Ekuitas/Modal :
- Laba Tahun Berjalan
- Cadangan
c. Catatan atas laporan keuangan : Catatan yang berisi tambahan informasi terhadap laporan
keuangan seperti metode pencatatan akuntansi yang dipakai dalam laporan keuangan,
detail/rincian/penjelasan saldo-saldo dalam laporan keuangan, dan informasi pos-pos yang
tidak memenuhi kriteria standar akuntansi.

d. Laporan Perubahan Ekuitas ( Modal ) : Laporan yang berisi jumlah/saldo ekuitas/modal


tahun lalu ditambah atau dikurang surplus/defisit hasil usaha tahun ini, sehingga
menunjukkan kapitalisasi modal yang bertambah jika laba/surplus atau penurunan modal jika
rugi/defisit.

e. Laporan Arus Kas : Satu-satunya laporan yang menggunakan metode kas ( Cash Basis )
adalah laporan arus kas, laporan ini menghitung saldo akhir kas dari saldo kas awal
ditambah/dikurang dengan penambahan/pengurangan kas dari kegiatan operasi koperasi,
investasi koperasi, dan pendanaan koperasi.

3.2.4 Karakter Laporan Keuangan Koperasi

Tujuan laporan keuangan koperasi adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja dan informasi yang bermanfaat bagi pengelola, anggota koperasi, dan pengguna lainnya
dalam menginterpretasikan keadaan pengelolaan koperasi.
Penyajian informasi dalam laporan keuangan koperasi harus memperhatikan standar pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan seperti dalam SAK-ETAP.

3.2.5. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi

Alur penyajian laporan keuangan koperasi menurut ketentuan SAK-ETAP sebaiknya dapat
dijalankan secara runut/teratur/step by step seperti prinsip akuntansi yang diterima umum :
1. Menyediakan bukti-bukti transaksi secara lengkap dalam buku-buku jurnal harian.
2. Menyediakan data-data saldo transaksi yang lengkap berdasarkan buku-buku jurnal harian
tersebut diatas.
3. Data-data yang lengkap didukung oleh bukti-bukti transaksi dalam buku jurnal akan
menyediakan jejak audit yang lengkap yang dapat digunakan untuk memudahkan auditor
eksternal dalam bekerja maupun untuk adjustment/koreksi bila terdapat kesalahan dalam
pencatatan akuntansi.
4. Menjamin akurasi data dan informasi akuntansi serta terbebas dari kesalahan yang material
dalam penyajian laporan keuangan koperasi.

JURNAL HARIAN
Bukti-bukti
Transaksi

Postin
g

BUKU BESAR

Pembuatan NERACA SALDO

Adjustmen
t/Koreksi

NERACA SALDO
Setelah Penyesuaian

Pembuatan Laporan Keuangan :


Neraca, PHU, Perubahan Ekuitas,
Arus Kas, Catatan Lap Keuangan

Penyajian informasi dalam laporan keuangan koperasi harus memperhatikan ketentuan SAK-
ETAP, sifat informasi tersebut secara kualitatif harus :
1. Dapat Dipahami
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus secara mudah dapat dipahami oleh
pengguna.

2. Relevan
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus relevan dengan kebutuhan para
penggunanya dalam proses pengambilan keputusan dan melakukan evaluasi kinerja koperasi.

3. Materialitas
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus disampaikan dalam jumlah yang
cukup material. Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam laporan
keuangan, sedangkan untuk jumlah yang tidak material dapat digabungkan dengan pos-pos
yang lain sepanjang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. Karena tingkat materialitas dan
tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan akan mempengaruhi keputusan yang
diambil yang datanya didasarkan atas laporan keuangan tersebut.

4. Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan memiliki kualitas handal jika bebas dari kesalahan yang
material dan bias karena informasi dalam laporan keuangan digunakan dalam pembuatan
suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan atau hasil tertentu.

5. Substansi mengungguli bentuk


Transaksi dan peristiwa ekonomi yang dicatat dalam laporan keuangan disajikan sesuai
dengan substansi dan realitas ekonomi yang sebenarnya.

6. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan yang sehat adalah unsur kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan yang
diperlukan dalam suatu kondisi ketidakpastian, sehingga asset atau penghasilan tidak
disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.

7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan suatu informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
meterialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan suatu informasi dalam
laporan keuangan akan mengakibatkan laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan,
tidak benar, dan bahkan menyesatkan.

8. Dapat Dibandingkan
Pengguna laporan keuangan koperasi harus dapat membandingkan laporan keuangan
koperasi antar periode akuntansi untuk mengukur kecenderungan posisi kinerja keuangan.
Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan koperasi dengan laporan
koperasi lainnya bahkan dengan jenis badan usaha lainnya untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi keuangan secara relatif.

9. Tepat Waktu
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para
penggunanya, sehingga ketepatan waktu dalam penyediaan informasi keuangan dalam suatu
laporan keuangan koperasi dalam suatu jangka waktu tertentu akan menentukan keputusan
yang akan dibuat tersebut.

10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat


Evaluasi biaya dan manfaatnya merupakan proses pertimbangan yang sangat substansial.
Manfaat evaluasi ini akan bermanfaat tidak saja untuk pengguna internal dalam koperasi
tetapi juga akan dimanfaatkan oleh pengguna eksternal koperasi.

3.2.6. Pencatatan Akuntansi Dengan Dasar Akrual

Dalam penyelenggaraan catatan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan koperasi harus
menggunakan dasar akrual kecuali laporan arus kas. Dasar akrual mensyaratkan pencatatan
akuntansi berdasarkan terjadinya transaksi keuangan tersebut walaupun nilai uangnya belum
diterima. Sebaliknya dengan dasar kas maka transaksi keuangan dicatat pada saat kas benar-
benar diterima seperti dalam laporan arus kas.

1. Jenis Transaksi

a. Transaksi koperasi dengan anggotanya :

1). Transaksi Setoran :

a). Setoran modal yang menentukan kepemilikan


( Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib )
b). Setoran yang tidak menentukan kepemilikan
( Simpanan Sukarela, Simpanan Berjangka, Tabungan,
Simpanan lainnya )

2). Transaksi Pelayanan :

a). Pelayanan dalam bentuk kegiatan penyaluran dan


pengadaan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota.
b). Menyediakan dan menyalurkan kebutuhan input bagi
kegiatan proses produksi usaha anggota.
c). Pelayanan penyaluran barang/jasa yang dihasilkan anggota
untuk dipasarkan.
d). Pengelolan kegiatan simpan pinjam anggota.

b. Transaksi antara koperasi dengan non anggota :

1). Penjualan barang/jasa kepada non anggota atau masyarakat


umum atau perusahaan.
2). Pembelian barang/jasa dari non anggota.

c. Transaksi khusus pada koperasi :

1). Penerimaan dan pengembalian modal penyertaan untuk


kegiatan usaha/proyek dari anggota atau pihak lain.
2). Penerimaan modal sumbangan ( Hibah/Donasi ) dari anggota
atau pihak lain.
3). Pengalokasian “ Beban Perkoperasian “
4). Pembentukan cadangan

3.2.1 Pengakuan/perlakuan, Penyajian, dan Pengungkapan

Dalam penyusunan laporan keuangan dilakukan proses pengakuan dan pengukuran


(pelakuan), penyajian dan pengungkapan dari setiap transaksi dan perkiraan atas kejadian
akuntansi pada koperasi, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos/akun dalam neraca atau laporan
perhitungan hasil usaha (PHU) yang mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur,
dimana manfaat ekonomi yang berkaitan dengan perkiraan tersebut, akan mengalir dari
atau ke dalam koperasi.
b. Pengukuran merupakan proses penetapan jumlah uang yang digunakan oleh koperasi
untuk mengukur nilai asset, kewajiban, pendapatan dan beban dalam laporan keuangan.
c. Penyajian merupakan proses penempatan pos/akun (perkiraan) dalam laporan keuangan
secara tepat dan wajar.
d. Pengungkapan adalah pemberian informasi tambahan yang dibutuhkan untuk
menjelaskan unsur-unsur pos/akun (perkiraan) kepada pihak yang berkepentingan sebagai
catatan dalam laporan keuangan koperasi.
Tujuan dari pernyataan tersebut diatas adalah agar penerapan akuntansi dapat dilakukan oleh
koperasi secara terukur, tepat, wajar, dan konsisten, sehingga laporan keuangan yang
disajikan benar, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR RUJUKAN

Firdaus, D. W., & Widyasastrena, D. (2017). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Koperasi
dan UMKM Berbasis Technopreneur. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 1423-
1440.

Leona, Ossie. 2014. Sistem Informasi Keuangan Koperasi


https://ossieleona.wordpress.com/ (Diakses tanggal 9 April 2019)

Rifani, L., & Aini, N. (2016). Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah
Kampung Kue Rungkut Surabaya. SESINDO 2016, 2016.

Sumantri, Bambang Agus dan Permana, Erwin Putra. 2017. Manajemen Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil Menengah (Perkembangan, Teori dan Praktek). Kediri: Fakultas Ekonomi
Universitas Nusantara.
Risa Syahrani Ziregar.2012.SAK-ETAP untuk Koperasi Umkm
https://www.scribd.com/document/348387915/SAK-ETAP-UNTUK-KOPERASI-DAN-
UKM-doc (diakses tanggal 10 April 2019)

You might also like