You are on page 1of 22

TATA TERTIB MASA TA'ARUF

(MASTA 2023)
Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Pasal 1
Nama, Waktu dan Tempat
kegiatan ini diberi nama Masa Ta;aruf 2020 pimpinan Komisariat Ikatan mahasiswa
Muhammadiyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
atau disingkat menjadi MASTA 2020 PK IMM FISIP UMSU, dilaksanakannya pada tanggal 29
September 2023, bertempat di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Jalan Kapt. Muchtar Basri No. 3 Medan.
Pasal 2
Peserta Masta
Peserta Mas Taaruf (MASTA) PK IMM FISIP UMSU terdiri dari :
a. Mahasiswa/i baru fisip UMSU T/A 2023-2024.
b. Mahasiswa/i lama fisip UMSU yang belum mengikuti masta dan telah mendaftarkan diri pada
panitia pelaksana
Pasal 3
Hak dan Kewajiban Peserta
Hak Peserta :
a. Peserta berhak mendapatkan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku selama kegiatan.
b. Peserta berhak mengeluarkan pendapat, saran dan pertanyaan pada saat penyampaian materi
kegiatan.
Kewajiban Peserta :
a. Peserta berkewajiban mengikuti rangkaian acara yang sudah ditentukan oleh panitia.
b. Peserta berkewajiban menjaga keamanan, ketertiban dan kelancaran jalannya acara.
c. Peserta berkewajiban mengikuti kewajiban dan tata tertib acara dan memakai atribut.
Pasal 4
Pakaian / Busana Peserta
Peserta putra
 Memakai celana keper hitam panjang, kemeja batik dan memakai sepatu serta memakai peci
hitam.
Peserta Putri
 Memakai rok panjang hitam yang sopan, batik lengan panjang dan memakai jilbab biru serta
sepatu berwarna hitam.
Seluruh peserta wajib membawa perlengkapan dan kebutuhan selama masta yang telah diberikan oleh
Master Of Training (MOT) dan Secretary Of Training (SOT).
Pasal 5
Panggilan Selama Acara
a. Panggilan kepada Penceramah/Pemateri adalah Bapak/Ibu.
b. Panggilan kepada instruktur putra adalah IMMawan dan Instruktur putri adalah IMMawati.
c. Panggilan kepada peserta putra yaitu Mastawan/ dan peserta putri yaitu Mastawati.

Masa Ta’aruf PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 2


Pasal 6
Larangan dan Sanksi
Larangan :
a. Peserta wajib hadir 15 menit sebelum acara dimulai
b. Peserta tidak dibenarkan merokok, minum – minuman keras dan segala jenis perbuatan yang
memabukkan serta diharamkan oleh agama.

c. Peserta tidak dibenarkan memakai pakaian/atribut yang tidak sesuai dengan ketentuan tata
tertib acara

Sanksi :

a. Peringatan/teguran serta sanksi yang bersifat edukatif

b. Dikenakan sanksi atau dicabut hakikatnya sebagai peserta

Pasal 7
Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam acara ini akan diatur selanjutnya oleh tata tertib yang
dipimpin oleh MoT dan SoT

Medan, 27 Safar 1444 H


29 September 2023

PIMPINAN STEERING COMMITTE

Master of Training Secretary of Training

Syahru Ramadhan Daulay Regina Instisya

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 3


BIODATA PEMILIK BUKU PANDUAN MASTA IMM
KOMISARIAT

Nama Peserta :
Program Studi :
NPM :
Motivasi Pribadi :

Catatan : Barang siapa yang menemukan buku panduan ini mohon dikembalikan Kepada pemiliknya pada
alamat diatas

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 4


KATA SAMBUTAN
KETUA UMUM PK IMM FISIP UMSU P.A 2022/2023

Puji syukur kepada Allah SWT yang sampai saat ini begitu banyak nikmat, serta karunia yang
dilimpahkannya kepada kita, sehingga kita dapat terbangun dari tidur kita yang lelap untuk
melaksanakan kewajiban kita sebagai hamba Allah SWT yang beriman, serta kita mempunyai kekuatan
untuk mengikuti Masa Ta'aruf (MASTA) 2020 yang dirahmati oleh Allah SWT.
Salawat dan Salam tidak lupa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
Ushwatun Hasanah bagi seluruh umat manusia dan Nabi Akhir Zaman. Yang saya hormati:
 Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik beserta Jajarannya
 PC IMM Kota Medan
 Jajaran Kepengurusan PA. 2020/2021
 Senior dan Alumni PK IMM FISIP UMSU
 Para Tamu Undangan
 Yang saya sayangi Mastawan/ / Mastawati
Syukur Alhamdulillah atas kebesaran Allah SWT, dimana Mastawan/ / Mastawati dapat
dipertemukan dengan kami dalam kegiatan Masa Ta'aruf (MASTA) 2023. Selamat datang kami
ucapkan kepada para peserta Masa Ta'aruf 2023, Mastawan/Mastawati PK IMM FISIP UMSU.
Besar harapan kami melalui kegiatan ini, para mahasiswa lebih mengenal Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, Organisasi yang dikenal dengan sebutan ikatan merah yang maknanya adalah
semangat dalam menjalankan tanggung jawab demi menciptakan kader yang berilmu amaliah dan
beramal ilmiah.
Adik-adik para peserta Masa Ta'aruf (MASTA) 2023 berbanggalah karena mulai hari ini kalian
akan memulai hidup yang baru sebagai seorang Mahasiswa dan akan membuka lembaran baru, maka
ukirlah sejarah yang indah dalam lembaran baru tersebut dan gunakan lah pena sebagai symbol
kesungguhan kalian dalam menuntut ilmu, mari buang semua hal yang buruk dalam diri kita, tingkatkan
ketaqwaan kita kepada yang Maha Kuasa sehingga perjuangan kita dalam menuntut ilmu akan selalu
dalam lindungan Allah SWT.
Mastawan/ Mastawati kami PK IMM FISIP UMSU P.A 2022/2023 mengucapkan selamat
bergabung dikeluarga besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan selamat menjadi bagian dari
kami.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan lebih dan kurangnya saya meminta maaf kepada Allah saya
mohon Ampun. Tetap semangatlah wahai penerus bangsa dalam menuntut ilmu, karena dengan ilmu
menjadi modal utama kita dalam kehidupan maka dari itu bersungguh-sungguhlah dalam menuntut
ilmu.

Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat


Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Medan, 27 Safar 1444 H
29 September 2023

KETUA UMUM
PK IMM FISIP UMSU

Rizali Rusydan

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 5


KE-MUHAMMADIYAHAN
1. LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
Secara garis besar ada dua faktor yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah yaitu:
a. Faktor Subyektif
Muhammadiyah ialah gerakan Islam, gerakan dakwah amar ma'aruf nahi mungkar, berazas Islam
dan bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad
Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan tanggal 18 November 1912 M di kota
Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah karena didorong oleh firman Allah
dalam surat Ali Imran ayat 104, yang artinya :
“Dan hendaklah ada diantar kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebijakanmenyuruh
kepada yang ma'aruf dan mencegah yang mungkar, mereka adalah orang-orang yang
beruntung”.
Memahami seruan ayat diatas, maka K.H. Ahmad Dahlan mencoba untuk membangun sebuah
perkumpulan, organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi yang tugasnya melaksanakan misi
dakwah amar ma'aruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat.
b. Faktor Obyektif
Ada beberapa faktor yang bersifat obyektif yang latar belakangi berdirinya Muhammmadiyah yaitu:
1. Faktor Obyektif yang bersifat internal
2. Faktor Obyektif yang bersifat eksternal
Yang dapat dikelompokkan dalam faktor internal yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul di
tengah-tengah masyarakat Islam Indonesia :

a. Ketidak murnian amalan islam akibat tidak di jalankannya Al-Quran dan


As-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan Islam di Indonesia.
Dalam kehidupan beraqidah (keyakinan hidup) agama Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk memiliki tauhid murni bersih dari berbagai syirik maupun khurafat. Namun dalam
prakteknya banyak orang islam yang percaya terhadap benda-benda keramat, mereka sering pergi
ke kuburan yang dianggap keramat, seperti kuburan wali, ulama-ulama, besar dan sebagainya,
dengan tujuan untuk meminta berkah kepada yang terkubur, mereka percaya pada ramalan
bintang, ramalan nasib, ramalan dukun dan ramalan-ramalan gaib lainnya.
Dalam kehidupan beribadah agama islam memberi tuntunan secara pasti sebagaimana yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ada satu kaidah usul fiqih “bahwa dalam masalah ibadah semua
amalan terlarang kecuali, hal-hal yang diajarkan Nabi (ada dalil yang memerintahkannya).
Sedangkan dalam urusan dunia semua hal diperbolehkan kecuali yang secara jelas terlarang”.

b. Lembaga pendidikan yang dimiliki umat islam belum mampu menyiapkan


generasi yang siap mengemban misi selaku “khalifah Allah diatas muka bumi.
Sesungguhnya lembaga pendidikan Islam sudah seharusnya menyiapkan diri menjadi
lembaga pendidikan kader-kader penerus cita-cita islam dan siap mengemban amanah Allah
sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran hidup
umat manusia. Mengingat fungsi pendidikan umat Islam seperti ini maka apa yang ada dalam
lembaga-lembaga pondok pesantren pada saat itu dirasakan K.H. Ahmad Dahlan masih ada satu
kekurangan yang harus disempurnakan.
Kalau pada awalnya pondok pesantren hanya membekali para santri ilmu-ilmu pengetahuan
agama semata, maka untuk menyempurnakan diberikan juga kepada mereka ilmu-ilmu
pengetahuan umum sehingga dengan demikian lahirlah dari lembaga pendidikan ini manusia
yang takwa kepada Allah cerdas lagi terampil yang terminologi Al-Quran disebut “Ulul Albab”.
Yang dapat dikelompokkan dalam faktor eksternal yaitu faktor-faktor penyebab yang ada diluar
masyarakat Indonesia :

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 6


a. Semakin meningkatnya kristenisasi di tengah-tengah masyarakat Indonesia,
Ada dua langkah besar yang dilakukan orang-orang barat dalam melaksanakan kreistenisasi,
pertama apa yang disebut program asosiasi dan kedua adalah program kristenisasi. Program
Asosiasi adalah program pembudayaan dalam bentuk mengembangkan kebudayaan barat
sedemikian rupa sehingga orang Indonesia mau meneriama kebudayaan mereka walaupun tanpa
mengesampingkan kebudayaan sendiri. Program ini sering disebut dengan program westernisasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan kristenisasi yaitu program yang ditujukan untuk mengubah
agama penduduk yang Islam ataupun yang bukan Islam menjadi Kristen.

b. Penetrasi bangsa-bangsa eropa terutama bangsa Belanda ke Indonesia.


Kedatangan bangsa-bangsa eropa terutama bangsa Belanda ke Indonesia khususnya dalam
aspek kebudayaan peradaban dan keagamaan, telah membawa pengaruh buruk terhadap
perkembangan Islam di Indonesia. Lewat pendidikan model intelektualistik, individualistik,
elastis, diskriminatif serta sama sekali tidak memperhatikan dasar-dasar moral keagamaan,
(sekuler), maka lahirlah suatu generasi baru bangsa Indonesia yang terkena pengaruh faham
rasionalisme dan individualisme dalam pola berfikir mereka.

2. JATI DIRI MUHAMMADIYAH


a). Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dengan paham keagamaan,, alam pikiran dan sistem
organisasi yang dimilikinya dalam kehidupan aktualnya senantiasa berharapan dengan masalah,
tantangan dan misi gerakan dalam berbagai bentuk baik yang bersifat ideologis, politik, ekonomi
dan sosial budaya yang secara niscaya harus dihadapi secara kolektif dan kelembagaan. Dalam
gerakannya ditengah kompleksitas kehidupan sebagaimana dikemukakan itu, dengan tetap
memelihara sikap idealisme dan obyektif, Muhammadiyah tidak dapat menghindari adanya
persentuhan kepentingan dan tuntunan yang bersifat ideologis bagi Muhammadiyah terebut jika
disimpulkan didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Ajaran Islam yang menjadi landasan, esensi, keberasaan, rujukan, dan risalah atau misi utama
gerakan Muhammadiyah mengundang aspek-aspek yang multi dimensi baik dalam aqidah,
ibadah, akhlaq, maupun muamalat duniawiyah yang antara lain dapat diwujudkan ke dalam
manhaj Islam (sistem Islami) yang menyeluruh termasuk dalam aspek ideologis masyarakat
Islam.
2. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam secara substansial telah mengembangkan alam pikiran
yang fundamental dan bercorak ideologis sebagaimana yang terkandung antara lain dalam
konsep muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah serta Mata Keyakinan dan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah dalam sistem gerakannya menuju pencapainnya tujuan membentuk
masyarakat Islam.
3. Adanya kepentingan yang niscaya akan peneguhan sistem paham keagamaan, ke dalam
kehidupan kolektif terutama dalam wilayah politik yang memperkokoh pembentukan Izzul
Islam wa at-Mustimin berdasarkan manhaj Islam sebagai yang terkandung dalam pedoman
hidup Islam Warga Muhammadiyah.
4. Pembentukan masyarakat Islam yang sebenar-sebenarnya kendati tidak dalam konteks Negara
Islam, sedikit atau banyak menuntut muatan dimensi politik ideologis selain dimensi sosial,
budaya, ilmu pengetahuan dan komponen-komponen bangunan peradaban Muslim Madani
lainnya sebagai peran Islam sebagai ajaran Islam yang multiaspek.
5. Muhammadiyah berhadapan dengan berbagai ragam kekuatan ideologi dan politik yang tidak
selalu sejalan dengan baik dalam konteks ke Islam maupun misi Muhammadiyah sendiri,
sehingga sampai batas tertentu menuntut kekuatan dan pembinaan ideologis tanpa harus
terjebak pada sistem paham ideologis politik yang monolotik dan serba mutlak.

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 7


6. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang direkat ke dalam sistem organisasi yang memiliki
jamaah (umat), jamiyah (persyarikatan, organisasi) dan imamah (kepemimpinan) menuntut
kekuatan pengikat untuk membangun kesadaran dan solidaritas kolektif yang solid yang dapat
dikembangkan melalui proses ideologi gerakan.
7. Muhammadiyah dalam menghadapi perubahan-perubahan sosila politik yang keras sampai
batas tertentu memerlukan kekuatan ideologis didalam dirinya sendiri sehingga umat dapat
diikat dalam satu kesatuan gerakan perjuangan dan tidak mengalami pergeseran identitas
kolektif sebagai pelaku gerakan Islam mencapai Cita-cita Islam.
8. Sementara di lingkungan Muhammadiyah dirasakan ada kecenderungan yang mengesankan
pelemahan atau pelunturan ruh Islam dan ke Muhammadiyah serta komitmen pada gerakan,
sehingga gerak persyarikatan pun mengalami penururnan militansi dan ruh jihad dalam
menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang berat.
9. Pembinaan ideologis dalam konteks penanaman sistem nilai Islam dan kemuhammadiyahan
menjadi penting baik dalam kesinambungan dan pembentukan generasi baru dimasa depan.
Segala yang dilakukan oleh Muhammadiyah baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran,
kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, ideologi, politik dan sebagainya, tidak
dapat dilepaskan dari ajaran-ajaran Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendaknya
berusaha untuk menampilkan wajah Islam dan wujud yang riset, konkret dan nyata, yang dapat
dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh umat sebagai “rahmatan lilalamin”.
b). Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Dakwah Islam. Ciri yang
kedua ini muncul sejak dari kelahirannya tetap melekat tak terpisahkan dalam jati diri
Muhammadiyah. Hal ini dikukuhkan oleh beberapa pihak yang menyatakan bahwa
Muhammadiyah terlihat sebagai gerakan dakwah yang menekankan pengajaran serta pendalaman
nilai-nilai Islam dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi kristen di
Indonesia. Sebagaimana telah diuraikan dalam bab yang telah lalu bahwa faktor utama yang
mendorong berdirinya persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pengalaman K.H. Ahmad
Dahlan terhadap ayat-ayat Al-Quran Annul Karim, terutama sekali surat Ali Imran ayat 104,
berdasarkan surat Ali Imran ayat 104 inilah Muhammadiyah meletakkan Khittah atau strategi dasar
perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar ma'aruf nahi mungkar dengan
masyarakat sebagai medan juangnya.
Gerakan Muhammadiyah berkiprah ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan
berbagai amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajad orang banyak semacam berbagai
ragam lembaga pendidikan dari sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun
sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan dan sebagainya. Seluruh amal usaha
Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi atau perwujudan dakwah
Islamiah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan yang tinggal yaitu untuk dijadikan
sarana dan wahana dakwah Islamiah.
c).Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid
Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai gerakan tajdid
atau roformas. Hal ini dibenarkan oleh bernaid, Vlekkel, dan Wertheim “yang mengkategorikan
Muhammadiyah sebagai furitan yang menjadi fokus utamanya atau pembersihan ajaran-ajaran
Islam dan Sinkritisme dan belenggu formalisme.
Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu organisasi yang berhikmah
dan menyebarluaskan ajaran Islam sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran dan As-Sunnah,
sekaligus membersihkan berbagai amalan umat yang terang-terangan menyimpang dari ajaran
Islam, baik berupa khufarat, syirik, maupun bidaah lewat gerakan dakwah. Muhammadiyah
sebagai satu mata rantai dari gerakan tauhid yang diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 8


barang tentu ada kesamaan nafas, yaitu memerangi secara total terhadap berbagai penyimpangan
ajaran Islam seperti syirik, khurafat, bidaah dan taqlid. Sebab semua itu merupakan benalu yang
dapat merusak akidah ibadah seseorang.
Sifat tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah sebenarnya tidak hanya sebatas
pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya,
melainkan juga termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara
pelaksanaan ajaran Islam dan kehidupan bermasyarakat, semacam penyantunan terhadap fakir
miskin dan anak yatim, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat id, kurban dan
sebagainya.
Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam pengertian pemurnian dapat disebut
purifikasi (purification) dan tajdid dalam pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation) dan
dalam hubungannya dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai tajdid maka Muhammadiyah
dapat dinyatakan sebagai gerakan purifikasi dan sekaligus gerakan reformasi.

3. PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH
Dengan iman dan amal sholih Muhammadiyah terus maju dan berkembang keman-mana. Tak
sedikit halangan dan tantangan semua dihadapi dengan sabar dan tawakal yang akhirnya membuahkan
hasil kebesaran dan keluasan gerakan Muhammadiyah. Sejak dari ujung barat sampai tapal batas paling
timur, dari wilayah paling utara maupun selatan Indonesia, telah dimasuki Muhammadiyah hal tersebut
membuktikan bahwa Muhammadiyah bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, disamping karena
keuletan dan kekuatan mubaliq-mubaliqnya dalam menyiarkan Islam sesuai dengan pihak yang
diyakini Muhammadiyah. Secara garis besar perkembangan Muhammadiyah dapat dibedakan menjadi:
1. Perkembangan secara vertikal, yaitu perkembangan dan perluasan gerakan Muhammadiyah ke
seluruh penjuru tanah air, berupa berdirinya wilayah-wilayah ditiap-tiap provinsi, daerah-daerah
ditiap-tiap kabupaten/kotamadya, cabang-cabang dan ranting-ranting serta jumlah anggota yang
bertebaran dimana-mana.
2. Perkembangan secara horizontal, yaitu perkembangan dan perluasan amal usaha Muhammadiyah
yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Hal ini dengan pertimbangan karena bertambah luasnya
serta banyaknya hal-hal yang diusahakan oleh Muhammadiyah sesuai maksud dan tujuannya.
Maka terbentuklah kesatuan kerja yang berkedudukan sebagai badan pembantu pimpinan
persyarikatan. Kesatuan-kesatuan kerja tersebut berupa majelis-majelis dan badan-badan lainnya,
antara lain :
a. Majelis Tarjih, yang bertugas:
Mempergiat dan memperdalam penyelidikan ilmu agama Islam untuk mendapatkan kemurnian
dan kebenarannya yang selanjutnya untuk dijadikan pedoman dan tuntunan bagi pimpinan dan
anggota-anggota Muhammadiyah.
b. Majelis Tabligh, yang bertugas:
Mempergiat dan menggembirakan dakwah islamiah, amar ma'aruf nahi mungkar.
c. Majelis Pendidikan dan kebudayaan, yang bertugas:
Memajukan dan memperbaharui pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan serta memperluas
ilmu pengetahuan menurut tuntunan Islam.
d. Majelis Pembinaan Kesejahteraan Umat (PKU), yang bertugas
Menggerakkan dan menghidup suburkan amal, tolong menolong dalam kebijakan dan taqwa.
e. Majelis Pembina Ekonomi, yang bertugas:
Membimbing ke arah perbaikan kehidupan dan penghidupan yang sesuai dengan ajaran-ajaran
Islam.

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 9


f. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan, yang bertugas:
Mendirikan, menggembirakan dan memelihara tempat-tempat ibadah dan wakaf Mengurusi
masalah tanah dan milik Muhammadiyah sebagai barang amanah yang harus dipergunakan
sebagaimana mestinya.
g. Majelis Pustaka, yang bertugas:
Mengadakan dan menyelenggarakan penentuan, siaran-siaran dalam menyebarluaskan cita-cita
perjuangan Muhammadiyah.
Menyelenggarakan adanya perpustakaan yang cukup lengkap memenuhi ilmu kebutuhan
pendidikan dan dokumentasi persyarikatan.
h. Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (DIKTILIBANG), yang bertugas:.
Membina Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) serta memperluas ilmu pengetahuan
teknologi dan penelitian.

Dalam perkembangan lebih lanjut, muktamar ke-42 di Yogyakarta yang berlangsung 1993,
memandang untuk menyempurnakan kelembagaan ditengah-tengah persyarikatan Muhammadiyah.
Penyempurnaan tersebut sebagai pemecahan tugas majelis dan dipandang sudah terlalu luas cakupan
kerja ataupun penambahan lembaga yang bersifat baru.
a. Lembaga yang bersifat
1. Kalau semula dikenal bernama majelis bernama Majelis Pendidikan dan Kebudayaan,
berdasarkan keputusan Muktamar ke-42 dipecah menjadi 2 bagian:
- Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
- Majelis kebudayaan
2. Kalau semula dikenal dengan nama Majelis Pembinaan Kesejahteraan Umat, berdasarkan
keputusan Muktamar ke-42 dipecah menjadi 2 bagian:
- Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
- Majelis Pembina Kesehatan
3. Kalau semula dikenal dengan nama Majelis Pendidikan Tinggi dan Pengembangan
(DIKTILITBANG) lewat keputusan Muktamar ke-42 dipecah menjadi 2 bagian:
- Majelis Pendidikan Tinggi
- Lembaga pengkajian dan pengembangan (LPP)

b. Lembaga yang bersifat penyempurnaan baik dengan nama badan, antara lain:
1. Badan Pendidikan Kader (BPK)
Lembaga ini sudah ada sebelum Muktamar ke-42
2. Badan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri (BHKLN)
3. Badan Perencanaan dan Evaluasi (BPE)
4. Lembaga Dakwah Khusus (LDK)
Lembaga ini sudah Muktamar ke-42
5. Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (LITTEK)
6. Lembaga Pengembangan Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (LPMSDM),
merupakan penyempurnaan pengembangan masyarakat hasil Muktamar ke-42
7. Lembaga Hikmah dan Studi Kemasyarakatan (HSK),
Lemabaga ini merupakan penyempurnaan yang telah ada sebelumnya yang bernama Biro Hikmah

Disamping majelis dan lembaga terdapat organisasi otonom, yaitu organisasi yang bernaung di
bawah organisasi induk, dengan masih tetap memiliki kewenangan untuk mengatur rumah tangganya
sendiri dalam persyarikatan Muhammadiyah, Organisasi (ORTOM) ini ada beberapa buah yaitu:

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 10


1. Aisyiyah
2. Nasyiatul Aisyiyah
3. Pemuda Muhammadiyah
4. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
6. Tapak Suci Putra Muhammadiyah
7. Hizbul Wathan (HW)
Keempat organiasasi otonom yang terdiri dari Nasyiyatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, IPM
dan IMM ini termasuk dalam kelompok Angkata Muda menurut tuntunan Islam. Muhammadiyah
(AMM) dimana keempat organisasi tersebut sesungguhnya mengemban fungsi sebagai pelopor,
pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.

4. AMAL USAHA MUHAMMADIYAH


Adapun amal-amal usaha Muhammadiyah meliputi :
1. Bidang Pendidikan
Yang meliputi pendidikan umum TK maupun Perguruan Tinggi, pendidikan agama dari TK,
MI, Madrasah Diniyah, Tsanawiyah, Aliyah, Muallimin, Pondok Pesantren sampai Institut
Agama Islam.
2. Bidang Keagamaan,
Pada bidang inilah sesungguhnya pusat seluruh kegiatan Muhammadiyah dasar dan jiwa setiap
amal usaha Muhammadiyah. Dan apa yang dilaksanakan dalam bidang-bidang lain tak lain dari
golongan keagamaan, semata-mata karena kegiatan bersifat kemasyarakatan, ekonomi,
pendidikan sampai pun yang digolongkan kepada politik semuanya tidak dapat dipisah-
pisahkan dari jiwa, dasar dan semangat keagamaan, Muhammadiyah mengelola ribuan mesjid
dan pengajian-pengajian dalam rangka pemahaman dan pemurnian ajaran Islam.
3. Bidang Sosial
Muhammadiyah mendirikan dan mengelola Panti Asuhan maupun gerakan penyantunan
orang-orang miskin dan anak-anak yatim.
4. Bidang Kesehatan
Muhammadiyah mengelola rumah sakit, balai pengobatan dan rumah bersalin
Muhammadiyah.
5. Bidang Ekonomi
Muhammadiyah mengelola usaha tertentu, lahan-lahan pertanian dan bank perkreditan rakyat.
6. Bidang Informasi
Muhammadiyah mengelola beberapa lembaga penerbit seperti Suara Muhammadiyah Dan
masih banyak lagi amal usaha Muhammadiyah yang sifatnya lokal di daerah tertentu, seperti
pelayanan haji, koperasi maupun usaha bersama. Secara teknis amal usaha ini berada di bawah
pembinaan satu majelis yang disebut Pembina Kesejahteraan Sosial (PKS).

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 11


SEKILAS TENTANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Oleh IMMawan Akbar Muhadis (Ketua Umum PC IMM Kota Medan)

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warramatullahi Wabarakatuh

Peserta Masa Ta'aruf yang berbahagia, terlebih dahulu perlu kami sampaikan bahwa materi ke-
IMM-an untuk kaderisasi tingkat Masta adalah merupakan sebatas memperkenalkan saja, artinya materi
ini belum membahas keseluruhan tentang Ikatan Mahaiswa Muhammadiyah akan tetapi bila saudara/i
sekalian berkeinginan mengetahui lebih jauh, materi ini merupakan pengantar sekaligus merupakan
bahan dasar saudara/i.
A. Sejarah Singkat Kelahiran IMM
Pada awalnya kelahiran IMM tercetus dari kelompok aktivitas Mahasiwa Universitas Gadjah
Mada (UGM) menurut catatan sejarah IMM resmi berdiri pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan
dengan tanggal 14 Maret 1964 M.
Kronologi Kelahiran IMM
Dilihat dari segi kronologi sejarah kelahiran IMM. Tidak terlepa dari tuntutan kebutuhan
persyarikatan Muhammadiyah, umat dan bangsa. Berdasarkan faktual sejarah obyektif, terdapat
petunjuk serta bukti yang membenarkan bahwa IMM dilahirkan merupakan tuntutan umat dan bangsa
bukan berdasarkan atas desakan kebutuhan seketika ataupun bedasarkan reaksi atas tatanan politik yang
bersifat temporer, akan tetapi IMM ini dilahirkan berdasarkan dua faktor esensial.
Pertama: Dipengaruhi oleh faktor intern yang merupakan menyangkut nasib dan masa depan
Persyarikatan Muhammadiyah baik dalam pemeliharaan aqidah serta orientasi cara fikir umat Islam.
Sebenarnya hasrat PP Muhammadiyah untuk mendirikan IMM ataupun menghimpun Mahasiswa se-
ideologi dengan persyarikatan sejalan dengan cita-cita PP Muhammadiyah jauh sebelum berdirinya
organisasi serta kampus tersebut, akan tetapi keinginan membentuk organisasi tersebut terdiamkan
dikarenakan belum adanya PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah). Sementara itu beberapa
mahasiswa UGM dibawah koordinator Kakanda Drs. Djaman Al- Kindi bersama rekan-rekannya
membentuk kelompok diskusi dan pengajian Mahasiswa, yang mereka gelar digedung PP
Muhammadiyah Yogyakarta. Dari kelompok diskusi inilah menjadi cikal bakal munculnya ide untuk
mendirikan IMM, yang pada akhirnya kelompok diskusi ini merebak ke berbagai wilayah Indonesia,
maka pada Mukhtamar Muhammadiyah ke-33 tahun 1956 di palembang memutuskan dan
mengamankan kepada PP Muhammadiyah yang ketika itu sedang melangsungkan Mukhtamar ke-1
Palembang diinstruksikan untuk menampung kelompok diskusi terebut agar segera membentuk “study
group“ yang khusus untuk mahasiswa. Maka sejak bulan juli 1958 digedung PPM Yogyakarta
dilaksanakan pengajian yang dikoordinasikan oleh BPK PPM sebagai merealisasikan keputusan
Mukhtamar ke-33 Muhammadiyah tersebut. perkembangan selanjutnya pada tahun 1962 menjelang
Mukhtamar setengah abad di Jakarta para mahasiswa dari berbagai kota seperti Bandung, Yogyakarta,
Surabaya, Malang, Medan, Ujung Pandang dan Jakarta mereka mengadakan KONGRES
MAHASISWA MUHAMMADIYAH yang dimotori serta diinspiratori oleh Djasman Al-Kindi, Ir.
Margono, Drs. Sudibyo Markus, Drs. Rosyad Shaleh dan M. Amien Rais, menghasilkan pembentukan
Lembaga Dakwah Muhammadiyah, ketua Drs.Djasman Al- Kindi. Maka selanjutnya LDM
mengadakan penjajakan lebih lanjut guna mencapai hasil akhir yang merupakan harapan para
mahasiswa yang akhirnya disahuti serta didukung oleh para mahasiswa Muhammadiyah yang berada
di jakarta seperti Nurwijoyo Sardjono, M.Z. Suherman, M. Yasin, Sutrino Mahdan dan juga para
Pimpinan Pemuda Muhammadiyah, dengan semakin banyaknya desakan tersebut, maka PP Pemuda
Muhammadiyah memohon restu PP Muhammadiyah yang ketika itu diketuai oleh Bapak H.Ahmad

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 12


Badawi, pada akhirnya memberikan restu untuk dibentuknya organisasi khusus tersebut, maka dalam
kesempatan itu Drs. Djasman Al- Kindi sebagai ketua LDM mengusulkan namanya IMM. Dan
perjuangan yang panjang dari Ashabiqul awalun, dengan proses selanjutnya terbentukstudy group,
kemudian Lembaga Dakwah Muhammadiyah, yang pada akhirnya LDM membuahkan hasil
terbentuknya IMM, maka selanjutnya PP Muhammadiyah menunjuk Drs. Djasman Al- Kindi sebagai
ketua formatur beserta anggotanya M. Amien Rais, A. Rosyad,Sudibyo Marus, M. Arief, Zulkabir,
Sutrisn Muhdam Samsu Udaya, Nurwijoyo, Basri Tambun, Fathurrahman, Sumarwan Ali kyai Demak,
Sundar, M. Husni Thamrin, M.Susanto. Siti Ramlah, Serta Dedi Abu Bakar. Hasil keputuan formatur
menyatakan Drs. M. DjasmanAl Kindi sebagai ketua DPP IMM. Selanjutnya lewat Munas I IMM pada
tanggal 1/5 Mei 1965 di Solo dikeluarkan satu piagam pernyataan-pernyataan IMM secara nasional
dengan satu pimpinan pusat (DPP) serta menelorkan deklarasi Kota Barat yang kemudian berdasarkan
deklarasi Kota Barat yang kemudian berdasarkan deklarasi Baiturrahman yang menjelakan tentang
identitas IMM.
Kedua: Adalah merupakan faktor ekstern yaitu situasi politik antara kekuatan komunis dengan
kekuatan non komunis,dan hampir seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa ini diracuni oleh komunis.
Sementara itu ada kecenderungan mahasiswa untuk cenderung terjun ke kancah politik praktis serta
terlepas dari kerangka kerangka nilai islam disisi lain akibat dari demokrasi terpimpin telah mengkotak
kotakkan umat Islam, maka perselisihan tidak dapat terelakkan lagi, fitnah didominasi oleh PKI dan
selalu melakukan serta penghinaan agama yang pada akhirnya dimanfaat guna melemahkan kekuatan
umat sehingga timbullah kebudayaan yang tidak menghiraukan budi pekerti serta merajalelanya nafsu
yang materialistis dan individualistis. Dalam kondisi tersebut IMM tersebut lahir sebagai kontrol sosial.
Maka berdaarkan sejarah kelahiran IMM terssebut tersebut diatas dapai kita nilai bahwa kelahiran IMM
merupakan berdasarkankebutuhan umat dan bangsa.

B. Azas, Gerakan, dan Tujuan


a. Azas: Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berazaskan Islam (AD IMM BAB II Pasal 4).
b. Gerakan: IMM Adalah gerakan Mahasiswa Islam yang bergerak dalam bidang
keagamaan,kemasyarakatan dan kemahasiswaan (AD IMM BAB II Pasal 5).
c. Tujuan IMM adalah mengusahakan terwujudnya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah (AD IMM BAB III Pasal 7).
C. Enam Penegasan, Identitas dan Usaha IMM
a. Enam Penegasan IMM
1. Bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa islam
2. Bahwa IMM adalah organisasi yang sah, mengindahkan segala hukum, undang undang,
peraturan – peraturan dasar dan falsafah negara.
3. Bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM
4. Bahwa IMM adalah kelompok mahasiswa dalam Muhammadiyah
5. Bahwa amal IMM adalah ilmiah, dan ilmu adalah ilmiah
6. Bahwa IMM adalah Lillahi Taala dan diabadikan kepada kepentingan masyarakat.
b. Identitas IMM
1. IMM adalah organisasi kader yang bergerak dalam bidang keagamaan, kemasyarakatan,
kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan IMM
2. IMM memantabkan gerakan dakwah ditengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan
mahasiswa.
3. Setiap kader IMM harus mampu memadukan ilmiah dan aqidahnya.
4. Setiap kader IMM harus tertib beribadah, tekun dalam belajar serta mengamalkan
ilmunya untuk melaksanakan ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 13


c. Usaha IMM
1. Membina para anggota menjadi kader persyarikatan, umat dan bangsa.
2. Membina para anggotanya untuk selalu tertib beribadah dan tekun dalam studi serta
mengamalkan ilmunya untuk memenuhi ketaqwaan dan pengabdiannya kepada Allah.
3. Memperingati dan mengaktifkan dakwah islam dalam bentuk amal ma'aruf khususnya
kepada Mahasiswa dan masyarakat.
4. Membantu para anggotanya khususnya menyelesaikan kepentingannya
d. Kepemimpinan dan Keanggotaan IMM
a. Kepemimpinan
1. Diatur secara hirarkis mulai tingkat komisariat sampai tingkat pusat.
2. Diangkat melalui forum pemusyawaratan resmi untuk masa jabatan tertentu.
3. Bersifat religius dan menganut azas koligialitas dan manajerial.
4. Mekanismenya diatur dengan perbandingan kerja.
b. Keanggotaan
1. Terdiri dari mahasiswa Islam menyetujui maksud dan tujuan serta perjuangan IMM.
2. Diatur dengan sistem adminitrasi tertentu.
3. Masa aktif keanggotaan adalah 2 tahun setelah selesai studinya
4. Anggota IMM adalah juga anggota Muhammadiyah
5. Pembinaan anggota adalah merupakan sasaran atau prioritas utama aktifitas IMM
e. Pengambilan keputusan dan pemusyawaratan dalam IMM
a. Pengambilan Keputusan
1. Pada prinsipnya keputusan adalah sebuah organsiasi hanya dapat dilakukan melalui
media musyawarah resmi.
2. Keputusan yang menyangkut teknik operasional dalam hal-hal yang insidentil, dapat
diambil oleh unsur pimpinan tertentu, Keputusan dan kebijakanaan harus
dipertanggung jawabkan didalam musyawarah.
b.Permusyawaratan
1. Mukhtamar: Merupakan forum permusyawaratan tertinggi tingkat pusat dilaksanakan
2 tahun sekali.
2. Tanwir: forum permusyawaratan tertinggi sesudah mukhtamar untuk membicarakan
kepentinggan organisasi yang tidak dapat ditangguhkan hingga mukhtamar.
3. Mukhtamar Luar Biasa: dilaksanakan karena adanya masalah desakan yang diluar
wewenang tanwir, namun tidak dapat ditangguhkan hingga mukhtamar.
4. Musda: merupakan forum permusyawaratan tertinggi tingkat provinsi / Daerah
dilaksanakan 2 tahun sekali.
5. Muscab: merupakan forum permusyawaratan tertinggi tingkat kota/kabupaten
dilaksanakan 1 tahun sekali.
6. Muskom: merupakan forum permusyawaratan tertinggi tingkat fakultas komisaris
dilaksanakan 1 tahun sekali
f. Struktur dan Bagan Organisasi
A. Struktur organisasi
a. Struktur vertikal
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP), struktur tertinggi berkedudukan di ibukota negara, masa
periode amaliyah 2 tahun.
2. Dewan Pimpinan Daerah (DPD), struktur tertinggi tingkat provinsi merupakan kesatuan
dari cabang-cabang, masa periode amaliyah 2 tahun.
3. Pimpinan Cabang (PC), struktur tertinggi ditingkat kota/kabupaten, kesatuan dari
komisariat-komisariat. Masa periode amaliyah 1 tahun.
4. Pimpinan Komisariat (PK), struktur tertinggi ditingkat fakultas, kesatuan dari anggota-
anggota. Masa periode amaliyah 2 tahun.

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 14


b. Struktur Horizontal
Merupakan kelengkapan dari struktur vertikal organisasi pada setiap event
kepemimpinan, bertugas untuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan.
1. Departemen
2. Lembaga
3. Korps
B. Bagan Organisasi tingkat komisariat
1. Ketua Umum
2. Sekretaris Umum
3. Bendahara Umum
4. Wakil Bendahara I
5. Wakil Bendahara II
6. Wakil Bendahara III
7. Ketua BidangOrganisasi
8. Ketua Bidang Kader
9. Ketua Bidang Riset dan PengembanganKeilmuan
10. Ketua Bidang Hikmah
11. Ketua Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat
12.Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
13.Ketua Bidang IMMawati
14.Ketua Bidang Tabligh Kajian Keislaman
15.Ketua Bidang Media dan Komunikasi
16.Ketua Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga
17.Ketua Bidang Lingkungan Hidup
18.Ketua Bidang Maritim dan Agraria
19.Ketua Bidang Kesehatan
20.Sekretaris Bidang Organisasi
21.Sekretaris Bidang Kader
22.Sekretaris Bidang Keilmuan
23.Sekretaris Bidang Hikmah
24.sekretaris Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat.
25.Sekretaris Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan.
26.Sekretaris Bidang IMMawati
27. SekretarisBidang Tabligh dan Kajian Keislaman.
28. SekretarisBidang Media dan Komunikasi.
29.Sekretaris Bidang Seni,Budaya, dan Olahraga.
30.Sekretaris Bidang Lingkungan Hidup
31.Sekretaris Bidang Maritim dan Agraria
32.Sekretaris Bidang Kesehatan

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 15


ARTI dan BENTUK LAMBANG IMM

A. Arti lambang IMM


LAMBANG IMM
Bentuk perisai pena: Berarti lambang orang yang menuntut ilmu.
Berlapis tiga: Iman, Islam dan Ikhsan atau Iman, Ilmu dan Amal.
WARNA
Hitam: Kekuatan, ketabahan, dan keabadian.
Kuning: Kemuliaan tujuan.
Merah: Keberanian dalam berfikir, berbuat dan bertanggung jawab.
Hijau: Kesejahteraan.
Putih: Kesucian
GAMBAR
Sinar Muhammadiyah: Lambang Muhammadiyah.
Melati: IMM sebagai kader muda Muhammadiyah
Tulisan dalam pita: Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan)
Tulisan IMM: Singkatan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
B. Bentuk Lambang IMM
Penampang Melambangkan perisai pena yang berlapis tiga masing-maing berwarna hitam,
kuning dan merah ditengah terdapat sinar matahari dan diatasnya terdapat gambar melati dan pita
bertuliskan Fastabiqul khairat (arab) dan diatasnya lagi tulisan IMM.
C. Motto IMM:
IMM anggun dalam moral, Unggul dalam Intelektual, IMM beramal ilmiahberilmu
amallah, Berlomba lomba dalam kebaikan.
D. Komisariat Se-Kota Medan
1. PK IMM FEB UMSU
2. PK IMM FAI UMSU
3. PK IMM FATEK UMSU
4. PK IMM FKIP UMSU
5. PK IMM FAHUM UMSU
6. PK IMM FAPERTA UMSU
7. PK IMM FISIP UMSU
8. PK IMM FK UMSU
9. PK IMM FDK UINSU
10.PK IMM FASYIH UINSU
11.PK IMM FEBI UINSU
12.PK IMM FIS UINSU
13. PK IMM SAINTEK UINSU
14. PK IMM FITK UINSU
15. PK IMM FUSI UINSU
16. PK IMM KH MAS MANSYUR UNIMED
17. PK IMM AHMAD DAHLAN UNIMED
18. PK IMM PROF DR HAMKA UNIMED
19. PK IMM AHMAD BADAWI UNIMED
20. PK IMM SOSHUM USU
21. PK IMM EKSAKTA USU

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 16


MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 17
DEKLARASI GARUT
Menyadari perlunya meningkatkan mutu “ikatan” sebagai aparat pembaharuan dan pengabdian,
IMM menegaskan sekali lagi strategi dasarnya untuk pembinaan organisasi sebagai berikut:
- KADERISASI
- KRISTALISASI
- KONSOLIDASI
1. Membina setiap anggota IMM sebagai kader yang taqwa kepada Allah dan sanggup
memadukan intelektual dan ideologi, karena suksesnya perjuangan umat Islam Indonesia
banyak ditentukan oleh kesanggupan para intelegensinya untuk berjuang dengan landasan
ideologi Islam.
2. Membina setiap anggota IMM sebagai subjek dan aktifitas ikatan yang setiap
sepenuhnya kepada ideologi dan loyal kepada organisasi. Pengalaman dan sejaran
menunjukkan bahwa untuk mencapai sasaran tersebut, harus didukung oleh yang meyakini
kebenaran ideologi dan mengamalkan serta aktif menunjang setiap gerakannya.
3. Terus menerus menyempurnakan dan menerbitkan organisasi, sehingga organisasi sebagai
aparat perjuangan mampu mengantarkan “ikatan” dalam mencapai tujuan perjuangan.

Garut, 28 Juli 1967


Konfrensi Nasional
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM ke-2)

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 18


DEKLARASI BAITURRAHMAN
Bimillahirahmanirrahim.
1. Sejarah, perjalanan ikatan dimulai dengan deklarasi Barat, Solo 5 Mei 1965 yang berisikan hasrat
dan tekad kami untuk mewujudkan suatu wadah pembinaan generasi muda, namun kami sadari,
bahwa segenap ide dan cita-cita yang didukung dan diembannya bukanlah baru sama sekali
melainkan ide dan cita-cita yang dilahirkan, dikembangkan dan diperjuangkan oleh pewaris
nusantara terdahulu dan bertekad untuk mewujudkan sutu bangsa Indonesia yang benar dengan satu
tatanan masyarakat baru yang damai, adil sejahtera dalam naungan ridho Allah SWT. Kami
mengemban ide dan cita yang dikembang K.H.Ahmad Dahlan pendiri persyarikatan
Muhammadiyah.
2. Deklarasi kota Garut 28 juni 1967 berisian hasrat dan tekad kami menjadikan ikatan sebagai aparat
pembaharuan, satu proses yang dituntut oleh satu bangsa ataupun kaum yang selalu menginginkan
kemajuan. Demikian pula kami tegaskan dalam deklarasi tersebut satu identitas kepribadian ikatan
yang menuntut setiap pendukung ikatan untuk membekali dan melengkapi dirinya dengan
kemantapan aqidah serta kematangan intelektual, sebab kami yakin bahwa tantangan kehidupan
masa kini dan mendatang akan bisa dijawab oleh pribadi-pribadi yang matang, dewasa dan
keharmonisan seta perpaduan antara aqidah, ibadah dan intelektual.
3. Ditengah-tengah kepanikan umat manusia ini akibat krisis kependudukan, moneter, pangan,
sumber alam yang tidak terganti serta lingkungan hidup, kami berpendapat bahwa sebenarnya
dibalik segala krisis yang didasari atau tidak, diakui atau tidak justru merupakan krisis utama yakni
krisis kemanusiaan. Tanpa diakuinya krisis kemanusiaan ini, maka krisis kemanusiaan ini akibat
modernisasi tanpa arah ataupun sebagai akibat dipakainya suatu sistem hidup yang memperhatikan
waktu, tempat dan kemampuan serta hanya mementingkan unsur tujuan-tujuan jangka pendek.

Krisis ini dimulai timbul sebagai akibat cara berfikir yang telah terlalu rasional dan mekanis
sebagai bagian dari suatu program hidup yang pragmatis, materialistis, dimana manusia menjadi
semakin kehilangan cakrawala hidup dan idealisnya. Oleh karena itu Ikatan menyadari bahwa
disamping tugas dan kewajiban kita untuk memberikan sumbangan dan wujud sarana-sarana baikfisik
didalam pengembangan bangsa, maka kaum muslimin Indonesia mempunyai kewajiban pula untuk
memberikan sumbangan dalam bentuk pembinaan manusia-manusia Indonesia baru yang tidak ber-
ilmu dan berkemampuan keterampilan tetapi juga memiliki sikap/sistem nilai budaya insaniyah yang
akan mampu memberikan struktur dan percepatan yang profesional dalam pembangunan.
Dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945 dan pancasila, ikatan beranggapan bahwa azas kekeluargaan dalam
Demokrasi pancasila seyogyanya tidak diartikan sebagai suatu status hirarki administrasi pemerintah,
melainkan salah satu bentuk persaudaraan yang universal yang bernilai positif.
Muslimin Indonesia mempunyai tanggung jawab moral untuk memberikan sumbangan yang
berwujud suatu perangkat sistem nilai yang tangguh yang kita gali dari ghazanah sistem Iman dan
Islam bagi dasar filsafat persaudaraan universal tersebut diatas.

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 19


Proses perubahan sosial adalah suatu proses yang selalu terjadi didalam sejarah maupun
kehidupan umat manusia. Proses ini dapat terjadi secara alami namun dapat pula pada suatu waktu
atau tempat, didorongkan atau dipaksakan baik dalam arah, struktur faktor percepatannya.
Diperlukan suatu kemampuan, keuletan serta seni untuk dapat membawakan diri dalam segala
macam bentuk perubahan tersebut diatas agar peranan fungsi ikatan sebagai aparat dakwah
islamiyah dan amar ma'aruf nahi mungkar tidak terhenti karenanya.
Dalam keadaan semacam ini jangan sampai ikatan kita kehilangan motivasi, arah serta gairah
maupun dinamika hidup perjuangan. Kami generasi awal yang telah mengantarkan kelahiran dan
perjalanan hidup ikatan sampai hari ini dan kami generasi penerus yang kini memegang pimpinan
kendali ikatan senantiasa bertekad untuk terus mengemban amanat perjuangan ini demi
kelangsungan peran dan fungsi ikatan dalam masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.

Semarang, 22 Dzulhijjah 1395 H


25 Desember 1975 M

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 20


MARS IMM

Ayolah Ayo..... Ayo...


Derap derupkan langkah
Dan kibar gelamparkan panji-panji
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Sejarah Umat telah menuntut bukti

Ingatlah ingat...... ingat...


Niat tlah diikrarkan
Kitalah cendikiawan berpribadi
Susila cakap taqwa terhadap Tuhan
Pewaris tampuk pimpinan umat nanti
Immawan Immawati
Siswa teladan putra harapan
penyambung hidup generasi
Umat Islam seribu zaman
pendukung cita cita luhur
Negeri indah adil dan makmur

HYME IMM

Semoga berkah rahmat illahi


Melimpahi perjuangan kami
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Ikhlas beramal dalam Bakti
Gemilang sinar surya
Menyinari fajar harapan
Jayalah.... IMM Jaya... Abadi Perjuangan kamirjuangan kami

MARS MUHAMMADIYAH
Sang surya tetap bersinar
Syahadat dua melingkar
Warna yang hijau berseri
Membuatku rela hati
Ya Allah tuhan Robbiku
Muhammad junjunganku
Al- islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku
Ditimur fajar cerah gemerlapan
Mengusik kabut hitam
Menggugah kaum muslimin
Tinggalkan peraduan
Lihatlah matahari telah tinggi
Diufuk timur sana
Seruan Ilahi Rabbi
Samina Wa Atona
Ya Allah tuhan rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al- islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 21


SUSUNAN BADAN PIMPINAN HARIAN
PIMPINAN KOMISARIAT IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
PERIODE AMALIAH 2022 – 2023

KETUA UMUM : Rizali Rusydan


Ketua Bidang Organisasi : Said Muhammad Fachri
Ketua Bidang Kader : Ovalah Sari Sipahutar
Ketua Bidang Hikmah : Mhd Rizqy Farhan
Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan : Ikri Novika Zusy
Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan : Firmansyah Pilliang
Ketua Bidang IMMawati : Ela Sasmita
Ketua Bisang Tabligh Kajian Keislaman : Baihaqi Septiansyah N
Ketua Bidang Media dan Komunikasi : Rizky Siswanto
Ketua Bidang Seni Budaya dan Olahraga : Khairul Arif
Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat : Nurul Hayati
SEKRETARIS UMUM : Fajar Ananda R L
Sekretaris Bidang Organisasi : Puja Annisa P
Sekretaris Bidang Kader : Khairunisa
Sekretaris Bidang Hikmah : Rio Sentana
Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan : Syahru Ramadhan
Sekretaris Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan : Laila Isnaini
Sekretaris Bidang IMMawati : Siti Nurkholiza
Sekretaris Bidang Tabligh Kajian Keislaman : Tiara Panjaitan
Sekretaris Bidang Media dan Komunikasi : Sri Wahyuni
Sekretaris Bidang Seni Budaya dan Olahraga : Miftah Fariz
Sekretaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat : Dewi Sartika Sari
BENDAHARA UMUM : Filzati Husna
Wakil Bendahara I : Silvia Rezani
Wakil Bendahara II : Salsabila Andry Z
Wakil Bendahara II : Wilda Handayani

MASA TA’ARUF PK IMM FISIP UMSU 2023 Page 22

You might also like