You are on page 1of 45

BAB III

LAPORAN STUDI KASUS

A. Gambaran Lokasi Studi Kasus

Pada BAB ini penulis menggambarkan asuhan keperawatan yang diberikan

pada pasien Ny. D dengan gangguan sistem endokrin: ketidakstabilan kadar

gukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin akibat Diabetes Militus

Tipe II di Jl. Adisucipto asrama sudirman kartika 9 No 3 Kubu Raya. Asuhan

keperawatan dilakukan selama tiga hari mulai dari tanggal 02 April 2020

sampai dengan 04 April 2020.

B. Prinsip Etika

Prinsip etika menurut Menurut Noviani (2016) yaitu:

1. Autonomy (otonomi) adalah suatu bentuk respek terhadap seseorang dan

sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi

juga diartikan sebagai kemandirian dan kebebasan individu untuk menuntut

perbedaan diri.

2. Beneficience (berbuat baik) adalah suatu bentuk wujud kemanusiawian dan

juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejadian yang

disebabkan oeh diri sendiri dan orang lain.

3. Justice (keadilan) adalah suatu bentuk terapi adil terhadap orang lain yang

menjunjung tinggi prinsip moral, legal dan kemanusiaan, prinsip keadilan

juga diterapkan pada pancasila Negara Indonesia pada sila ke 5 yakni

keadilan sosial bagi seluruh Indonesia. Dengan ini menunjukkan bahwa


prinsip keadilan merupakan suatu bentuk prinsip yang dapat

menyeimbangkan dunia.

4. Non maleficience (tidak merugikan) adalah sebuah prinsip yang

mempunyai arti bahwa setiap tindakan yang dilakukan pada seseorang

tidak menimbulkan secara fisik maupun mental.

5. Veracity (kejujuran) Merupakan suatu nilai yang menjunjung tinggi untuk

menyampaikan kebenaran apa yang sebenarnya terjadi.

6. Fidelity (loyalitas/ketaatan), Pada prinsip ini dibutuhkan orang yang dapat

menghargai janji dan berkomitmen kepada orang lain.

7. Confidentiality (kerahasiaan), Prinsip yang harus dilakukan oleh semua

manusia yang ada dibumi ketika mengiyakan suatu rahasia yang diberikan

oleh orang lain.

8. Accountability (akuntabilitas) Prinsip ini berhubungan dengan fidelity yang

berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat

digunakan untuk menilai orang lain. Prinsip ini juga diartikan sebagai

standar pasti yang mana tindakan seseorang profesional dapat dinilai dalam

situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali

C. Pelaksanaan asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas klien

Inisial Ny. D, lahir di Pontianak, 11 maret 1977 berjenis kelamin

perempuan, beragama Islam, suku melayu, status sudah menikah,


pekerjaan ibu rumah tangga, beralamat di Jl. Adisucipto asrama

sudirman kartika 9, dengan diagnosis, Diabetes Militus Tipe II.

b. Riwayat penyakit sekarang

1) Riwayat penyakit sekarang

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan

merasakan pusing, leher tegang, dan selalu ingin buang air kecil.

Klien mengatakan bahwa sakit yang di deritanya datang kurang lebih

3 tahun yang lalu, klien mengatakan awalnya klien memeriksakan

sakit nya ke Rumah Sakit terdekat, setelah itu klien menanyakan

hasilnya dan hasil dari Rumah Sakit tersebut didapatkan hasil bahwa

GDS nya 330 mg/dl. Klien mengatakan nyeri dibagian kedua kaki

akibat adanya odema insulin, pasien mengatakan nyeri P: karna klien

terdapat oedem di bagian kaki, Q: klien mengatakan seperti

tertusuk/tertekan, R: terdapat didua belah kaki klien S: Dengan skala 4, T:

Klien mengatakan terjadinya nyeri saat klien berjalan . Klien mengatakan

juga punya riwayat hipertensi, biasanya TD klien 200/100 mmHg dan

minum obat hipertensi yaitu Captropli, dan pada saat dikaji tanda-

tanda vital: TD: 120/100 mmHg N: 75 x/menit R: 21 x/menit S: 36


o
C, dan hipertensi terjadi apabila pasien banyak pikiran atau laki

kecapean.

2) Lamanya
Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan sakit yang

dideritanya kurang lebih 3 tahun yang lalu, dan klien mengatakan

sakit terjadi apa bila klien makan santan dan minum minuman manis

maka gula darah nya naik. Klien juga mengatakan riwayat

hipertensinya sudah lama.

3) Gejala

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan pusing,

sering buang air kecil, leher tengang, badan lemah, mual, dan kaki

klien bengkak.

4) Faktor predisposisi

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan awalnya

belum mengetahui penyakit apa yang dideritanya dan apa yang harus

dilakukan dalam menangani penyakit.

5) Tindakan pengobatan

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan bahwa saat

ini klien melakukan terapi insulin disetiap malam sesuai dengan resep

dokter. Dan melakukan terapi obat hipertensi (captropli), namun hal ini

dilakukan apabila tekanan darahnya tinggi. Adapun terapi pengobatan

insulin dapat menimpulkan komplikasi yang salah satu komplikasinya

adalah edema insulin yaitu terjadinya pembengkakan.

6) Harapan klien terhadap pemberi perawatan


Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan berharap

cepat sembuh dan dapat bekerja seperti biasanya.

c. Riwayat kesehatan yang lalu

1) Penyakit

a) Kecelakaan dan Hospital:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan pernah

masuk rumah sakit sebanyak 3 kali, dan 2 kali oprasi Sectio

Cesarea.

b) Operasi:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan pernah

oprasi Sectio Cesarea sebanyak 2 kali.

c) Penyakit yang paling sering di serita:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengtakan sering

sakit kepala pusing, leher tegang, dan GDS nya mengalami

peningkatan.

2) Alergi

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan tidak

mempunyai alergi obat-obatan hanya saja klien alergi makanan

seafood.

3) Imunisasi
Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan sudah

tidak ingat lagi tentang imunisasi, namun klien mengatakan bahwa

klien pernah ikut imunisasi

4) Kebiasaan

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan tidak

pernah merokok dan meminum-minuman alkohol

5) Pola tidur

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan selama 3

malam ini kadang tidur klien terganggu karna merasakan gelisah

yang disebabkan oleh seringnya buang air keci dan nyeri.

6) Pola latihan

Kliern mengatakan tidak pernah latihan karna Klien tidak mengetahui

latihan apa yang bisa dilakukan pada orng dengan diagnose Diabetes

Militus Tipe II.

7) Pola nutrisi

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan bahwa

sebelum sakit klien makan 3x sehari, tapi setelah sakit klien makan

hanya sedikit tapi sering karna sulit utuk makan banyak. Dan pada

saat dilakukan pengkajian berat badan (BB) klien sebelum sakit 55

kg, dan setelah sakit kelain mengatakan tidak ada penurunan BB

karna klien tetap makan walau sedikit tapi sering.


8) Pola kerja

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan bahwa

sebelum sakit selalu pergi kerja dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore,

namun setelah sakit klien mengatakan tidak bekerja karna tidak

mampu untuk pergi bekerja karena kaki yang oedema terasa nyeri

sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari klien.

d. Riwayat keluarga

1) Kesehatan anggota keluarga:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan bahwa

anggota keluarganya pada saat ini sehat saja. Pasien mengatakan

dalam anggota keluarga nya tidak memiliki riwayat penyakit

Diabetes Militus Tipe II dan tidak memiliki riwayat penyakit

keturunan seperti hipertensi, gagal jantung dan penyakit keturunan

lainnya.

2) Faktor risiko penyakit dalam keluarga:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan tidak tahu

faktar risiko apa yang akan terjadi baik itu penyakit Diabetes Militus

Tipe II maupun penyakit lainnya seperti hipertensi dan gagal jantung.

3) Genogram
Gammbar 3.1
Genogram
Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Kien

: Tinggal Satu Rumah

e. Riwayat lingkungan

1) Kebersihan:

Pada saat penulis melakukan pengkajian kebersihan rumah klien kelihatan

rapi dan bersih dan tidak ada sedikitpun yang kotor.

2) Bahaya hesehatan:

Pada saat penulis melakukan pengkajian lingkungan klien kelihatan bersih,

air untuk mandi dan cuci baju memakaikan air sumur bor, air untuk minum

klien masak sendiri dengan air hujan, ada jendela dan ventilasi setiap

ruangan agar udara dapat masuk setiap ruangan

3) Polutan :
Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan polusi dirumah klien tidak

ada, karena rumah klien masuk dalam kompleks yang jauh dengan polusi

baik itu debu dan asap kendaraan.

f. Riwayat psikososial
1) Bahasa yang di gunakan:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan bahwa bahwa

bahasa sehari hari klien menggunakan bahasa melayu dan Indonesia

2) Organisasi di masyarakat:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan bahwa klien

sering ikut pengajian dan ikut arisan di komplek.

3) Sumber dukungan di masyarakat:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan dukungan dari

tetangga baik, jika dia sakit tetangga sering jenguk dan memberi semangat

kepada klien

4) Suasana hati:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan suasana hati saat

ini sedih karna penyakitnya yang sekrang belum sembuh dan klien

mengatakan bahwa klien merasa cemas dengan keadaannya saat ini klien

takut Diabetes militus Tipe II nya berlanjut makin parah.

5) Tingkat perkembangan:

Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan bahwa tingkat

perkembangan penyakit yang dideritanya belum mengalami perkembangan

yang baik.
g. Pemeriksaan fisik

1) Kepala

Inspeksi: bentuk simetris, tidak ada lesi, kebersihan rambut terjaga,

warna rambut hitam putih, distribusi rambut merata. Palpasi: tidak

ada massa, tidak ada lesi dan tidak ada nyeri tekan.

2) Mata

Inspeksi: kedua bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, repon cahaya

pupil baik, terdapat benjolan dibawah mata sebelah kiri di area pipi.

Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada area mata ataupun dibenjolan

tersebut

3) Hidung

Inspeksi: bentuk simetris, tidak ada lesi, kebersihan hidung terjaga.

Palpasi: tidak ada massa, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.

4) Telinga

Inspeksi: bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu

pendengaran tidak ada lesi, kebersihan terjaga. Palpasi: tidak ada

massa, tidak ada nyeri tekan

5) Mulut

Inspeksi bibir klien simetris, mulosa bibir lembab. Palpasi tidak terdapat

nyeri tekan pada area mulut.


6) Leher

Inspeksi bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan

kelenjar vena jugularis. Palpasi tidak terdapat nyeri tekan pada area leher.

7) Kelenjar Linfe

Inspeksi tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe. Palpasi tidak terdapat

nyeri tekan pada kelenjar limfe.

8) Paru-Paru

Inspeksi: bentuk dada simetris, tidak ada lesi. Palpasi: tidak ada

massa dan nyeri tekan. Perkusi: suara sonor tidak ada kelainan.

Auskutasi: suara vesikuler tidak ada suara tambahan.

9) Jantung

Inspeksi: dinding dada simetris, tidak ada lesi. Palpasi: tidak ada massa,

tidak ada nyeri tekan. Perkusi: terdengar suara resonan/sonor. Auskultasi:

terdengar S1 lub S2 dub S3 dan S4 tidak ada suara tambahan.

10) Abdomen/perut

Inspeksi: bentuk perut datar, tidak terdapat lesi. Auskultasi:

terdengar bising usus 14 kali permenit. Perkusi: terdengar suara

timpani. Palpasi: tidak ada massa, cubitan pada perut kembali cepat < 2

detik.

11) Eliminasi bowel


Pada saat penulis melakukan pengkajian klien mengatakan buang air besar

2 kali dalam sehari dengan feses yang padat namun klien mengalami poli

uri.

12) Ekstremitas atas

Reflek bisep kanan dan kiri baik, trisep kanan dan kiri juga baik, sensori

dapat merasakan tusukkan tajam dan panas.

13) Bawah:

Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan bahwa kedua telapak

kaki klien dapat digerakkan, tidak ada lesi tetapi terdapat oedem dengan

derajat 2 dan klien mengatakan nyeri P: karna klien terdapat oedem, Q:

Klien mengatakan seperti tertusuk/tertekan, R: terdapat didua belah kaki

klien S: Dengan skala 4, T: Klien mengatakan terjadinya nyeri saat klien

berjalan sehingga klien merasakan nyeri pada bagian kaki yang oedem

dan klien tampak meringis.

14) Tonus Otot

4444 4444

3333 3333

Keterangan tonus otot:

0: tidak ada kontraksi sama sekali

1: kontraksi minimal dapat terasa atau teraba pada otot yang bersangkutan

tanpa mengakibatkan gerakan


2: ada gerakan tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat

(gravitasi)

3: dapat mengadakan gerakan melawan gravitasi

4: seluruh gerakan otot dapat dilakukan dengan benar dan dapat melawan

gravitasi

5: kekuatan normal dan seluruh gerakan dapat dilakukan berulang-ulang

tanpa terlihat adanya kelelahan

15) Kulit

Inspeksi turgor kulit cukup baik dan warna kulit sawo matang, tidak ada

lesi, namun pada daerah kaki yang oedem akan beresiko mengalami

kerusakan integritas kulit.

16) Genitalia/ Reproduksi

Pada saat pengkajian klien menolak untuk dikaji, tetapi saat diwawancara

klien mengatakan tidak ada masalah di daerah genitalia nya

h. Data penunjang

Karena pengkajian dilakukan dirumah maka pemeriksaan penunjang seperti

lab, tidak dapat dicantumkan

i. Pengobatan
1) Piogletazone 30 mg
2) Gricab 80 mg
3) Insulin
2. Analisa Data

Hasil pengkajian pada tangal 02 April 2020 diperoleh data sebagai berikut:

a. Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil, leher

tegang, lemah, dan mual. Klien mengatakan melakukan terapi insulin

setiap hari.

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

glukosa dalam darah tinggi =330 mg/dl

Diagnose keperawatan: Ketidakstabilan kadar glukosa darah

berhubungan dengan resistensi insulin

b. Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil, leher

tegang, lemah, mual, dan kaki klien bengkak, klien merasakan nyeri P:

karna klien terdapat oedem, Q: Klien mengatakan seperti tertusuk/tertekan, R:

terdapat didua belah kaki klien S: Dengan skala 4, T: Klien mengatakan

terjadinya nyeri saat klien berjalan sehingga klien merasakan nyeri pada bagian

kaki yang oedem dan klien tampak meringis.

Data objektif: klien tampak lemah, klien tampak meringis, GDS: 330

mg/dL, Tanda-tanda vital: TD: 200/100 mmHg N: 75 x/menit R: 21

x/menit S: 36 oC

Diagnosa keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan agen

pencidera fisiologis (inflamasi).

c. Data subjektif: Klien mengatakan kurang paham dengan penyakitnya,

Klien mengatakan tidak mengetahui latihan apa saja yang bisa


mengurangi sakitnya (Diabetes Militus Tipe II) dank lien mengatakan

tidak mengetahui tindakan apa yang dapat menurunkan hipertensi.

Data objektif: Klien tampak kebingungan dan klien tampak bertanya-

tanya tentang penyakitnya.

Diagnose keperawatan: Defisit pengetahuan berhubungan dengan

kurangnya terpaparnya informasi tentang Diabetes Militus Tipe II dan

hipertensi.

d. Data subjektif: Klien mengatakan nyeri yang terdapat pada kakinya

menganggu aktivitas sehari-hari. Klien mengatakan kakinya terdapat

oedem.

Data objektif: Kien tampak kesakitan, klien tampak sulit untuk

beraktivitas dan klien tampak beraktivitas biasanya dibantu.

Diagnose keperawatan: Gangguan mobilitas fisik berhubungan

dengan nyeri

e. Data subjektif: Klien mengatakan pusing, leher tegang, lemah, dan

mual. Klien mengatakan minum obat hipertensi yaitu captropli, klien

mengatakan tekanan darah tinggi apabila klien banyak pikiran dan

kelelahan

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu, TD:

200/100 mmHg N: 75 x/menit R: 21 x/menit S: 36 oC

Diagnose keperawatan: Risiko perfusi perifer tidak efektif

berhubungan dengan hipertensi


3. Diagnosis keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi

dan evaluasi keperawatan

a. Diagnosis keperawatan

1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi

insulin

2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis (inflamasi)

3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

4) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpaparnya

informasi tentang Diabetes Militus Tipe II dan hipertensi

5) Risiko perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hipertensi

b. Tindakan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi

keperawatan

1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan denagan resistensi

insulin

Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah dan mual. Klien mengatakan melakukan terapi

insulin setiap hari.

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

glukosa dalam darah tinggi =330 mg/dl

a) Tujuan keperawatan

Setelah diberikan tindakan untuk meredakan pengalam sensorik

atau emosional yang tidak menyenangkan akibat nyeri selama


3x24 jam diharapkan nyeri teratasi dengan kriteria hasil: pusing

klien menurun, lelah atau lesu klie menurun, rasa haus menurun,

frekuensi kencing menrun dan kadar glukosa dalam darah

menurun atau kembali normal.

b) Rencana tindakan keperawatan

1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

2. Identifikasi situasi yangmenyebabkan kebutuhan insulin

menungkat (penyakit kambuhan)

3. Monitor kadar glukosa darah

4. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (misalnya polyuria,

kelamahan, dan sakit kepala)

5. Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glikosa darah lebih

dari 250 mg/dl

6. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri

7. Anjurkan pengolahan diabetes (misalnya penggunaan insuli)

8. Kolaborasi pemberian insulin

c) Implementasi tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan 1

Tanggal 02 April 2020

Waktu 08.00–09.00 wib


Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah dan mual. Klien mengatakan melakukan terapi

insulin setiap hari.

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

glukosa dalam darah tinggi =330 mg/dl

Action:

1. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

2. Mengidentifikasi situasi yangmenyebabkan kebutuhan insulin

menungkat (penyakit kambuhan)

3. Memonitor kadar glukosa darah

4. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia (misalnya polyuria,

kelamahan, dan sakit kepala)

Respon:

1. Klien mengatakan masih merasa pusing

2. Klien mengatakan masih suka kencing

3. Klien mengatakan masih lemah

4. Klien mengatakan masih terapi insulin

5. Klien tampak lesu dan lelah

6. Glukosa dalam darah masih tinggi =281 mg/dl

Diagnosa keperawatan 1

Tanggal 03 April 2020

Waktu 08.00–09.00 wib


Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah. Klien mengatakan melakukan terapi insulin

setiap hari.

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

glukosa dalam darah tinggi =281 mg/dl

Action:

1. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

2. Mengidentifikasi situasi yangmenyebabkan kebutuhan insulin

menungkat (penyakit kambuhan)

3. Memonitor kadar glukosa darah

4. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia (misalnya polyuria,

kelamahan, dan sakit kepala)

5. menganjurkan menghindari olahraga saat kadar glikosa darah

lebih dari 250 mg/dl

Respon:

1. Klien mengatakan masih merasa pusing

2. Klien mengatakan masih suka kencing

3. Klien mengatakan masih lemah

4. Klien mengatakan masih lanjut terapi insulin

5. Klien masih tampak lesu dan lelah

6. Glukosa dalam darah masih tinggi =276 mg/dl

Diagnosa keperawatan 1
Tanggal 04 April 2020

Waktu 08.00–09.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah. Klien mengatakan melakukan terapi insulin

setiap hari.

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

glukosa dalam darah tinggi =276 mg/dl

Action:

1. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri

2. Anjurkan pengolahan diabetes (misalnya penggunaan insuli)

3. Kolaborasi pemberian insulin

Respon:

1. Klien mengatakan masih merasa pusing

2. Klien mengatakan masih suka kencing

3. Klien mengatakan masih lemah

4. Klien mengatakan masih lanjut terapi insulin

5. Klien masih tampak lesu dan lelah

6. Glukosa dalam darah masih tinggi =278 mg/dl

d) Evaluasi tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan 1

Tanggal 02 April 2020

Waktu 08.00–09.00 wib


Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah. Klien mengatakan melakukan terapi insulin

setiap hari.

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

glukosa dalam darah tinggi =281 mg/dl

Analisa data: Masalah teratasi sebagian lanjutkan intervensi

Planning: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, dan 5 (mengidentifikasi

kemungkinan penyebab hiperglikemia, mengidentifikasi situasi

yangmenyebabkan kebutuhan insulin menungkat (penyakit

kambuhan), memonitor kadar glukosa darah, memonitor tanda dan

gejala hiperglikemia (misalnya polyuria, kelamahan, dan sakit

kepala), menganjurkan menghindari olahraga saat kadar glikosa

darah lebih dari 250 mg/dl)

Diagnosa keperawatan 1

Tanggal 03 April 2020

Waktu 08.00–09.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah. Klien mengatakan melakukan terapi insulin

setiap hari.

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

glukosa dalam darah tinggi =276 mg/dl

Analisa data: Masalah teratasi sebagian


Planning: Lanjutkan intervensi 6, 7 dan 8 (anjurkan monitor

kadar glukosa darah secara mandiri, anjurkan pengolahan diabetes

(misalnya penggunaan insuli), kolaborasi pemberian insulin)

Diagnosa keperawatan 1

Tanggal 04 April 2020

Waktu 08.00–09.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah. Klien mengatakan masih melakukan terapi

insulin setiap hari.

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

glukosa dalam darah tinggi =278 mg/dl

Analisa data: Masalah teratasi sebagian

Planning: Lanjutkan intervensi (anjurkan onitor kadar glukosa

darah secara mandiri dan terapi isnulin di lanjutkan secara

mandiri)

2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis (inflamasi)

Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah, mual, dan kaki klien bengkak, klien merasakan

nyeri P: karna klien terdapat oedem, Q: Klien mengatakan seperti

tertusuk/tertekan, R: terdapat didua belah kaki klien S: Dengan skala 4, T:

Klien mengatakan terjadinya nyeri saat klien berjalan sehingga klien

merasakan nyeri pada bagian kaki yang oedem dan klien tampak meringis.
Data objektif: klien tampak lemah, klien tampak meringis, GDS: 330

mg/dL, Tanda-tanda vital: TD: 200/100 mmHg N: 75 x/menit R: 21

x/menit, S: 36 oC

a) Tujuan keperawatan

Setelah diberikan tindakan untuk meredakan pengalam sensorik

atau emosional yang tidak menyenangkan akibat nyeri selama

3x24 jam diharapkan nyeri teratasi dengan kriteria hasil:

melaporkan nyeri terkontrol, kemampuan mengenali onset nyeri,

kemampuan mengenali penyebab nyeri, kemampuan

menggunakan teknik nonfarmakologis.

b) Rencana tindakan keperawatan

1. Identifikasi skala nyeri

2. Identifikasi respon nyeri non verbal

3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

5. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(terapi musik, kompres hangat/dingin)

6. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

7. Jelaskan strategi meredahkan nyeri

8. Tingkatkan istirahat

c) Implementasi tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan 2
Tanggal 02 April 2020

Waktu 08.00–09.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah, mual, dan kaki klien bengkak, klien

merasakan nyeri P: karna klien terdapat oedem, Q: Klien mengatakan

seperti tertusuk/tertekan, R: terdapat didua belah kaki klien S: Dengan

skala 4, T: Klien mengatakan terjadinya nyeri saat klien berjalan

sehingga klien merasakan nyeri pada bagian kaki yang oedem dan klien

tampak meringis.

Data objektif: klien tampak lemah, klien tampak meringis, GDS:

330 mg/dL, Tanda-tanda vital: TD: 200/100 mmHg N: 75 x/menit

R: 21 x/menit, S: 36 oC

Action:

1. Mengidentifikasi skala nyeri

2. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal

3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan

nyeri

4. Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

Respon:

1. Klien mengatakan pusing sedikit berkurang, Klien mengatakan

masih terasa nyeri pada kakinya P: karna klien terdapat oedem, Q:

Klien mengatakan seperti tertekan, R: terdapat didua belah kaki klien


S: skala 4, T: Klien mengatakan terjadinya nyeri saat klien berjalan

sehingga klien merasakan nyeri pada bagian kaki yang oedem.

2. Klien tampak masih menahan rasa nyeri

3. Klien tampak meringis

4. Klien tampak masih lemas

5. TTV: TD: 180/100 mmHg, N: 76/menit, R: 21 x/menit, S: 36


o
C

Diagnosa keperawatan 2

Tanggal 03 April 2020

Waktu 08.00–09.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan pusing sedikit berkurang,

Klien mengatakan masih terasa nyeri pada kakinya P: karna klien

terdapat oedem, Q: Klien mengatakan seperti tertekan, R: terdapat didua

belah kaki klien S: skala 4, T: Klien mengatakan terjadinya nyeri saat

klien berjalan sehingga klien merasakan nyeri pada bagian kaki yang

oedem.

Data objektif: klien masih tampak lemah, klien tampak meringis,

GDS: 330 mg/dL, Tanda-tanda vital: TD: 180/100 mmHg N: 76

x/menit R: 21 x/menit, S: 36 oC

Action:
1. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa

nyeri (terapi musik, kompres hangat/dingin)

2. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri

Respon:

1. klien mengatakan nyeri pada kakinya juga sedikit berkurang,

klien mengatakan masih terasa nyeri pada kakinya P: karna klien

terdapat oedem, Q: Klien mengatakan seperti tertekan, R: terdapat

didua belah kaki klien S: skala 3, T: Klien mengatakan terjadinya

nyeri saat klien

2. klien mengatakan pusingnya sedikit berkurang dan nyeri masih

terasa

3. Klien tampak masih lemah

4. Klien tampak masih menahan nyeri

5. TTV: TD: 190/100 mmHg, N: 78 /menit, R: 22 x/menit, S: 36


o
C

Diagnosa keperawatan 2

Tanggal 04 April 2020

Waktu 08.00–09.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan pusing sedikit berkurang,

Klien mengatakan masih terasa nyeri pada kakinya P: karna klien

terdapat oedem, Q: Klien mengatakan seperti tertekan, R: terdapat didua

belah kaki klien S: skala 4, T: Klien mengatakan terjadinya nyeri saat


klien berjalan sehingga klien merasakan nyeri pada bagian kaki yang

oedem.

Data objektif: klien masih tampak lemah, klien tampak meringis,

GDS: 330 mg/dL, Tanda-tanda vital: TD: 190/100 mmHg N: 78

x/menit, x/menit R: 22 x/menit, S: 36 oC

Action:

1. Menjelaskan strategi meredahkan nyeri

2. Meningkatkan istirahat

Respon:

1. klien mengatakan nyeri pada kakinya sudah berkurang, klien

mengatakan masih terasa nyeri pada kakinya P: karna klien

terdapat oedem, Q: Klien mengatakan seperti tertekan, R: terdapat

didua belah kaki klien S: skala 2, T: Klien mengatakan terjadinya

nyeri saat klien

2. klien tampak sedikit segar

3. klien tampak masih sedikit menahan nyeri pada kakinya

4. TTV: TD: 1900/90 mmHg, N: 76 /menit, R: 21 x/menit, S: 36


o
C

d) Evaluasi

Diagnosis keperawatan 2

Tanggal 02 April 2020

Waktu 13.00 wib


Data subjektif: Klien mengatakan pusing, sering buang air kecil,

leher tegang, lemah, mual, dan kaki klien bengkak, klien

merasakan nyeri P: karna klien terdapat oedem, Q: Klien mengatakan

seperti tertusuk/tertekan, R: terdapat didua belah kaki klien S: Dengan

skala 4, T: Klien mengatakan terjadinya nyeri saat klien berjalan

sehingga klien merasakan nyeri pada bagian kaki yang oedem dan klien

tampak meringis.

Data objektif: klien tampak lemah, klien tampak meringis, GDS:

330 mg/dL, Tanda-tanda vital: TD: 180/100 mmHg N: 76 x/menit

R: 21 x/menit, S: 36 oC

Analisa: Masalah belum teratasi

Planning: Lanutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 (identifikasi

skala nyeri, identifikasi respon nyeri non verbal, identifikasi faktor

yang memperberat dan memperingan nyeri, identifikasi pengaruh

nyeri pada kualitas hidup, berikan teknik non farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri (terapi musik, kompres hangat/dingin),

anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, jelaskan strategi

meredahkan nyeri, tingkatkan istirahat).

Diagnosis keperawatan 2

Tanggal 03 April 2020


Waktu 13.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan pusing sedikit berkurang,

Klien mengatakan masih terasa nyeri pada kakinya P: karna klien

terdapat oedem, Q: Klien mengatakan seperti tertekan, R: terdapat didua

belah kaki klien S: skala 4, T: Klien mengatakan terjadinya nyeri saat

klien berjalan sehingga klien merasakan nyeri pada bagian kaki yang

oedem.

Data objektif: klien masih tampak lemah, klien tampak meringis,

GDS: 330 mg/dL, Tanda-tanda vital: TD: 190/100 mmHg N: 78

x/menit R: 22 x/menit, S: 36 oC

Analisa: Masalah belum teratasi

Planning: Lanjutkan intervensi 5, 6, 7 dan 8 (berikan teknik non

farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (terapi musik, kompres

hangat/dingin), anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, jelaskan

strategi meredahkan nyeri, Tingkatkan istirahat)

Diagnosis keperawatan 2

Tanggal 04 April 2020

Waktu 13.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan pusing sedikit berkurang,

Klien mengatakan masih terasa nyeri pada kakinya P: karna klien

terdapat oedem, Q: Klien mengatakan seperti tertekan, R: terdapat didua

belah kaki klien S: skala 3, T: Klien mengatakan terjadinya nyeri saat


klien berjalan sehingga klien merasakan nyeri pada bagian kaki yang

oedem.

Data objektif: klien masih tampak lemah, klien tampak meringis,

GDS: 330 mg/dL, Tanda-tanda vital: TD: 190/90 mmHg N: 76

x/menit, x/menit R: 20 x/menit, S: 36 oC

Analisa: Maslah teratasi sebagian

Planning: Lanjutkan intervensi dengan perawatan mandiri oleh

pasien dirumah

3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi

Data subjektif: Klien mengatakan kurang paham tengan

penyakitnya, Klien mengatakan tidak mengetahui latihan apa saja

yang bisa mengurangi sakitnya (Diabetes Militus Tipe II) dank lien

mengatakan tidak mengetahui tindakan apa yang dapat menurunkan

hipertensinya.

Data objektif: Klien tampak kebingungan dan klien tampak

bertanya-tanya tentang penyakitnya.

a) Tujuan tindakan keperawatan

Setelah diberikan tindakan keperawatan untuk memenuhi

kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu

selama 2x24 jam diharapkan klien mampu meningkatkan

informasi dengan kriteria hasil: kemampuan menjelaskan


pengetahuan tentang suatu topik, kemampuan menggambarkan

pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik, prilaku sesuai

dengan prilaku.

b) Rencana tindakan keperawatan

1. Identifikasi informasi yang akan disampaikan

2. Identifikasi kesiapan menerima informasi

3. Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk

menerima informasi

4. Libatkan pengambilan keputusan dalam keluarga untuk

menerima informasi

5. Berikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar untuk

memudahkan pasien mendapatkan informasi kesehatan

6. Anjurkan keluarga mendampingi klien selama fase akut,

progresif atau terminal jika memungkinkan

c) Implementasi tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan 3

Tanggal 02 April 2020

Waktu 10.00–11.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan kurang paham tengan

penyakitnya, Klien mengatakan tidak mengetahui latihan apa saja

yang bisa mengurangi sakitnya (Diabetes Militus Tipe II) dank


lien tidak mengetahui tindakan apa yang dapat menurunkan

hipertensinya.

Data objektif: Klien tampak kebingungan dan klien tampak

bertanya-tanya tentang penyakitnya.

Action

1. Mengidentifikasi informasi yang akan disampaikan

2. Mengidentifikasi kesiapan menerima informasi

3. Melakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk

menerima informasi

4. Melibatkan pengambilan keputusan dalam keluarga untuk

menerima informasi

5. Memberikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar untuk

memudahkan pasien mendapatkan informasi kesehatan

6. Menganjurkan keluarga mendampingi klien selama fase akut,

progresif atau terminal jika memungkinkan

Respon

1. Klien mengatakan masih kurang paham tentang penyakitnya

2. Klien mengatakan masih ingin bertanya tentang latihan apa saja

yang dilakukan pada orang Diabetes Militus Tipe II dan

hipertensi

3. Klien tampak masih kebingungan dengan penyakitnya

4. Klien tampak masih ingin mengetahui tentang penyaitnya


Diagnosa keperawatan 3

Tanggal 03 April 2020

Waktu 10.00–11.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan masih kurang paham tentang

penyakitnya, klien mengatakan masih ingin bertanya tentang

latihan apa saja yang dilakukan untuk mengurangi sakitnya

(Diabetes Militus Tipe II) dan hipertensi.

Data objektif: Klien masih tampak kebingungan dan klien

tampak masih ining mengetahui tentang penyakitnya.

Action

1. Melakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk

menerima informasi

2. Memberikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar untuk

memudahkan pasien mendapatkan informasi kesehatan

Respon

1. Klien mengatakan sudah paham tentang penyakitnya

2. Klien mengatakan klien mengatakan sudah bisa memilih

latihan apa saja yang harus dilakukan

3. Klien sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan

4. Klien sudah tidak bingung memilih latihan pada orang

Diabetes Militus Tipe II dan hipertensi


d) Evaluasi

Diagnosa keperawatan 3

Tanggal 02 April 2020

Waktu 10.00–11.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan masih kurang paham tentang

penyakitnya, klien mengatakan masih ingin bertanya tentang

latihan apa saja yang dilakukan untuk mengurangi sakitnya

(Diabetes Militus Tipe II) dan hipertensi.

Data objektif: Klien masih tampak kebingungan dan klien

tampak masih ining mengetahui tentang penyakitnya.

Analisa: Masalah teratasi sebagian

Planning: Lanjutkan intervensi 3 dan 5 (melakukan penguatan

potensi pasien dan keluarga untuk menerima informasi dan

memberikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar untuk

memudahkan pasien mendapatkan informasi kesehatan).

Diagnosa keperawatan 3

Tanggal 03 April 2020

Waktu 10.00–11.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan sudah paham tentang

penyakitnya, klien mengatakan sudah bisa memilih latihan apa

saja yang dilakukan untuk mengurangi sakitnya (Diabetes Militus

Tipe II) dan hipertensi.


Data objektif: Klien sudah tidak kebingungan dan klien tampak

masih sudah mengetahui tentang penyakitnya.

Analisa: Masalah teratasi

Planning: Hentikan intervensi

4) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

Data subjektif: Klien mengatakan klien mengatakan nyeri yang

terdapat pada kakinya menganggu aktivitas sehari-hari. Klien

mengatakan kakinya terdapat oedem.

Data objektif: Kien tampak kesakitan, klien tampak sulit untuk

beraktivitas dan klien tampak beraktivitas biasanya dibantu.

a) Tujuan keperawatan

Setelah diberikan tindakan keperawatan respon fisiologis terhadap

aktivitas yang membutuhkan tenaga selama 3x24 jam diharapkan

pasien tidak mengalami gangguan mobilitas fisik dengan kriteria

hasil: kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari,

kecepatan berjalan, kekuatan tubuh bagian bawah.

b) Tindakan keperawatan

1. Identifikasi keterbatasan pergerakan

2. Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyri pada saat bergerak

3. Cegah terjadinya cedera selama latihan rentang gerak dilakukan

4. Berikan dukungan positif pada saat melakukan latihan

5. Jelaskan procedure dan tujuan latihan


6. Anjurkan melakukan rentang gerak pasif dan aktif secara

sistematika

c) Implementasi tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan 4

Tanggal 02 April 2020

Waktu 13.00–14.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan klien mengatakan nyeri yang

terdapat pada kakinya menganggu aktivitas sehari-hari. Klien

mengatakan kakinya terdapat oedem.

Data objektif: Kien tampak kesakitan, klien tampak sulit untuk

beraktivitas dan klien tampak beraktivitas biasanya dibantu.

Action

1. Mengidentifikasi keterbatasan pergerakan

2. Memonitor lokasi ketidaknyamanan atau nyri pada saat

bergerak

3. Mencegah terjadinya cedera selama latihan rentang gerak

dilakukan

4. Memberikan dukungan positif pada saat melakukan latihan

5. Jelaskan procedure dan tujuan latihan

6. Menganjurkan melakukan rentang gerak pasif dan aktif secara

sistematika

Respon
1. Klien mengatakan masih sulit beraktivitas akibat oedem yang

ada dikakinya

2. Klien mengatakan aktivitas masih dibantu

3. Klien tampak masih sulit beraktivitas

4. Klien tampah lemah

Diagnosa keperawatan 4

Tanggal 03 April 2020

Waktu 13.00–14.00 wib

Data subjrktif: Klien mengatakan masih sulit beraktivitas akibat

oedem yang ada dikakinya. Klien mengatakan aktivitas masih

dibantu

Data objektif: Klien tampak masih sulit beraktivitas. Klien

tampah lemah

Action

1. Mencegah terjadinya cedera selama latihan rentang gerak

dilakukan

2. Memberikan dukungan positif pada saat melakukan latihan

3. Menjelaskan procedure dan tujuan latihan

4. Menganjurkan melakukan rentang gerak pasif dan aktif secara

sistematika
Respon

1. Klien mengatakan aktivitas masih dibantu dengan keluarga

2. Klien mengatakan oedem masih mengganggu aktivitas klien

3. Klien tampak lemah

4. Aktivitas klien masih dibantu

Diagnosa keperawatan 4

Tanggal 04 April 2020

Waktu 13.00–14.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan aktivitas masih dibantu dengan

keluarga. Klien mengatakan oedem masih mengganggu aktivitas

klien

Data objektif: Klien tampak lemah Aktivitas klien masih dibantu

Action

1. Menganjurkan melakukan rentang gerak pasif dan aktif secara

sistematika

Respon

1. Klien mengatakan mencoba aktivitasnya dilakukan sendiri

2. Klien mengatakan oedem masih menganggu dalam aktivitas

sehari hari

3. Klien tampak masih lemah dalam aktivitas

4. Klien tampak masih mencoba beraktivitas tampa bantuan

d) Evaluasi
Diagnosa keperawatan 4

Tanggal 02 April 2020

Waktu 13.00–14.00 wib

Data subjrktif: Klien mengatakan masih sulit beraktivitas akibat

oedem yang ada dikakinya. Klien mengatakan aktivitas masih

dibantu

Data objektif: Klien tampak masih sulit beraktivitas. Klien

tampah lemah

Analisa: Masalah teratasi sebagian

Planning: Lanjutkan intervensi 3, 4, 5, dan 6 (cegah terjadinya

cedera selama latihan rentang gerak dilakukan, berikan dukungan

positif pada saat melakukan latihan, jelaskan procedure dan tujuan

latihan, dan anjurkan melakukan rentang gerak pasif dan aktif

secara sistematika).

Diagnosa keperawatan 4

Tanggal 03 April 2020

Waktu 13.00–14.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan aktivitas masih dibantu dengan

keluarga. Klien mengatakan oedem masih mengganggu aktivitas

klien

Data objektif: Klien tampak lemah Aktivitas klien masih dibantu


Analisa: Masalah teratasi sebagian

Planning: Lanjutkan intervensi 6 (anjurkan melakukan rentang

gerak pasif dan aktif secara sistematika)

Diagnosa keperawatan 4

Tanggal 04 April 2020

Waktu 13.00–14.00 wib

Data subjektif: Klien mengatakan aktivitas masih dibantu dengan

keluarga. Klien mengatakan oedem masih mengganggu aktivitas

klien

Data objektif: Klien tampak masih lemah dan aktivitas klien

masih dibantu

Analisa: Masalah teratasi sebagian

Planning: Lanjutkan intervensi dengan terus melakukan aktivitas

pasif dan aktif secara mandiri dirumah

5) Risiko perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hipertensi

Data subjektif: Klien mengatakan pusing, leher tegang, lemah, dan

mual. Klien mengatakan minum obat hipertensi yaitu captropli, klien

mengatakan tekanan darah tinggi apabila klien banyak pikiran dan

kelelahan

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

TD: 200/100 mmHg N: 75 x/menit R: 21 x/menit S: 36 oC


a) Tujuan keperawatan

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan klien mampu untuk mencegah, mengeliminasi atau

mengurangi ancaman kesehatan yang dapat dimodifikasi dengan

kriteria hasil: klien tidak mengalami kerusakan jaringan dan

kerusakan lapisan kulit

b) Tindakan keperawatan

1. Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan prilaku

2. Identifikasi risiko baru sesuai perencanaan yang telah

ditetapkan

3. Tentukan pengelolaan risiko yang baik dan ekonomis

4. Lakukan pengelolaan risiko secara efektif

c) Implementasi tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan V

Tanggal 02 April 2020

Waktu 15.00–15.30 wib

Data subjektif: Klien mengatakan pusing, leher tegang, lemah,

dan mual. Klien mengatakan minum obat hipertensi yaitu

captropli, klien mengatakan tekanan darah tinggi apabila klien

banyak pikiran dan kelelahan

Data objektif: Klien tampak lemah, klien tampak lelah atau lesu,

TD: 200/100 mmHg N: 75 x/menit R: 21 x/menit S: 36 oC


Action

1. Mengidentifikasi risiko biologis, lingkungan dan prilaku

2. Mengidentifikasi risiko baru sesuai perencanaan yang telah

ditetapkan

Respon

1. Klien mengatakan masih merasa pusing

2. Klien mengatakan leher masih tegang

3. Klien masih tampak lemah

4. Klien mengatakan masih minum obat captropli

5. TTV: TD 180/100 mmHg N: 76 x/menit R: 21 x/menit S: 36 oC

Diagnosa keperawatan V

Tanggal 03 April 2020

Waktu 15.00–15.30 wib

Data subjektif: Klien mengatakan masih merasa pusing, leher

tegang, masih lemah dan masih minum obat hipertensi yaitu

captropli

Data objektif: TTV: TD 180/100 mmHg N: 76 x/menit R: 21

x/menit S: 36 oC

Action

1. Mengidentifikasi risiko biologis, lingkungan dan prilaku

2. Mengidentifikasi risiko baru sesuai perencanaan yang telah

ditetapkan
3. Menentukan pengelolaan risiko yang baik dan ekonomis

Respon

1. Klien mengatakan masih merasa pusing

2. Klien mengatakan leher masih tegang

3. Klien mengatakan masih minum obat captropli

4. TTV: TD 190/100 mmHg N: 78 x/menit R: 22 x/menit S: 36 oC

Diagnosa keperawatan V

Tanggal 04 April 2020

Waktu 15.00–15.30 wib

Data subjektif: Klien mengatakan masih pusing, leher tegang

Data objektif: TTV: TD 190/100 mmHg N: 78 x/menit R: 22

x/menit S: 36 oC

Action

1. Menentukan pengelolaan risiko yang baik dan ekonomis

2. Melakukan pengelolaan risiko secara efektif

Respon

1. Klien mengatakan masih sedikit pusing, leher masih rerasa

sedikit tegang

2. TTV: TD 190/90 mmHg N: 76 x/menit R: 22 x/menit S: 36 oC

Evaluasi

Diagnosa keperawatan V
Tanggal 02 April 2020

Waktu 15.00–15.30 wib

Data subjektif: Klien mengatakan masih merasa pusing, leher

tegang, masih lemah dan masih minum obat hipertensi yaitu

captropli

Data objektif: TTV: TD 190/100 mmHg N: 76 x/menit R: 21

x/menit S: 36 oC

Analisa: Masalah teratasi sebagian

Planning: Lanjutkan intervensi 1, 2, dan 3(identifikasi risiko

biologis, lingkungan dan prilaku identifikasi risiko baru sesuai

perencanaan yang telah ditetapkan, tentukan pengelolaan risiko

yang baik dan ekonomis)

Diagnosa keperawatan V

Tanggal 03 April 2020

Waktu 15.00–15.30 wib

Data subjektif: Klien mengatakan masih pusing, leher tegang

Data objektif: TTV: TD 190/100 mmHg N: 78 x/menit R: 22

x/menit S: 36 oC

Analisa: Masalah teratasi sebagian

Planning: Lanjutkan intervensi 3 dan 4 (tentukan pengelolaan

risiko yang baik dan ekonomis, lakukan pengelolaan risiko secara

efektif)
Diagnosa keperawatan V

Tanggal 04 April 2020

Waktu 15.00–15.30 wib

Data subjektif: Klien mengatakan masih sedikit pusing, leher

masih rerasa sedikit tegang

Data objektif: TTV: TD 190/90 mmHg N: 76 x/menit R: 22

x/menit S: 36 oC

Analisa: Masalah teratasi sebagian

Planning: Lanjutkan intervenssi dirumah secara mandiri sesuai

dengan yang sudah di instruksikan

You might also like