Professional Documents
Culture Documents
l
ia
Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan pedoman kepada masyarakat
tentang arah kiblat, Majelis Ulama Indonesia menetapkan Fatwa
Tr
Nomor 3 Tahun 2010 tentang Kiblat, yang pada bagian Ketentuan
Hukum No mor3di sebutka
n:“ Letak geografis Indonesia yang berada
diba giant i
murKa ’bah/Mekkah maka kiblat umat Islam Indonesia
;
2
adalah menghadap ke arah barat”
a. bahwa terhadap diktum fatwa tersebut muncul pertanyaan di
m
masyarakat, yang bisa menimbulkan kesimpangsiuran penafsiran serta
o !
co
pertanyaan mengenai keabsahan shalat yang arah kiblatnya
e
l
ia
Tr
(150 : ﺓ
ﺮﻘﺒ
ﻟ
ﺍ)
"Dan dari mana saja kamu (keluar), Maka Palingkanlah wajahmu ke
2
arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu (sekalian) berada, Maka
Palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi
m
manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka.
o !
co
Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku
e
w e
r
.s
C
(115 : ﺓ
ﺮﻘﺒ
ﻟ
ﺍ)
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu
w
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-
benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (ikutilah)
agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu
sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al
Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya
kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia
adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik-
baik penolong". (QS. Al-Hajj [22] : 78)
6. Hadis Nabi s.a.w.:
ﻪ
ﻴﻠ
ﻠﻰﺍﷲﻋ
ﺻ- ﱡ
ِﻰ
ﺒ
ﻨ
ﱠﻟ
َﺍ
َﻞ
َﺧ
ﺎﺩ
ﻤ
ﱠَﻟ
َﺎﻝ
ٍﻗ
َﺎﺱﺒ
ﱠ
َﻋ
َ ْﻦ
ﺑ
ُﺍ
ْﺖ
ﻌﻤ
ِ
َﺳ
َ ﺎﻝ
ٍﻗ
َءﺎ
َﻄ
َْﻋ
َﻦ
ﻋ
ﺎ
ﻤ
ﱠﻠ
َ
ﻓ٬ُ
َ ﻪ
ﻨ
َْﻣ
َِﺝ
ﺮﱠﻰﺧ
َ ﺘ
ﱢﺣ
َ َﻞ
ُﺼ
ْﻳ
ﻢ
ﻟ
َﻭ٬ﺎ
َ ﻬ
َﻠ
ﱢ
ِﻛ
ُﻪﻴ
ﺍﺣ
ِﻮ
َِﻰﻧ
َ ﺎﻓ
َﻋ
ََﺩ
ْﺖ
ﻴ
ﺒ
َﻟ
ْ
ﺍ- ﻢ
ﻠﻭﺳ
ﻩ
ﺍ
ﻭُ « )ﺭ
ﺔ
ﻠ
َﺒ
ْ
ﻘ
ِﻟ
ْ
ِﺍ
ﻩﺬ
ِ
َ »ﻫ
َ ﺎﻝ
ﻗ
َِﻭ
َﺔﺒ
َ
ﻌ
ْﻜ
َﻟ
ْ
ِﺍ
ُﻞ
ﺒ
ِﻰﻗ
ُ ِﻓ
ْﻦ
ﻴ
ﺘ
َﻌ
َ
ﻛ
َْﺭ
َﻊﻛ
َ
َﺭ
َ َﺝ
ﺮ
ﺧ
َ
(ﻢ
ﻠﻣﺴ
ﺭﻱﻭ
ﺎﺒﺨ
ﻟ
ﺍ
Dari 'Atho, ia berkata : aku mendengar Ibnu 'Abbas berkata : setelah
Rasulullah SAW masuk ke Ka’ bah beliau berdo'a pada setiap sudutnya
dan beliau tidak shalat (di dalamnya) sampai beliau keluar Ka’ bah.
Setelah beliau keluar Ka’ bah, beliau lalu shalat dua raka'at di
hadapan Ka’ bah. Rasulullah SAW lalu bersabda : "inilah kiblat". (HR
Imam Bukhari dan Imam Muslim)
7. Hadis Nabi s.a.w.:
ﺮ
ْ
ﺒ
ﱢﻛ
ََﻭ
َﺔﻠ
َ
ﺒ
ْ
ﻘ
ِﻟ
ْ
ﺍِﻞ
ِﺒ
ﻘ
ْﺘ
َ
ﺍﺳ
ْ »-ﻢ
ﻠﻪﻭﺳ
ﻴﻠ
ﺍﷲﻋ
ﻠﻰﺻ- ﱡ
ِﻰ
ﺒ
ﻨ
ﱠﻟ
ﺍﺎﻝ
ََﻗ
َﺓﺮ
َ
ﻳ
ْﺮ
َﻮﻫ
ُ ﺑ
ُ
ﺃ
َﺎﻝ
َﻗ
َ
(ﺭﻱ
ﺎﺒﺨ
ﻟ
ﺍﻩﺍ
ﻭﺭ)«
Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Menghadaplah
m
ِﻰ
ُﻓ
ﺎﺱﻨ
ﱠ
ﻟ
ﺎﺍﻤ
َ
ﻨ
َﻴ
ْ
َﺑ
َﺎﻝ
َﻗ
َﺮﻤ
َ
ِﻋ
ُ ْﻦ
ﺑ
ِﺍ
َﻦ
ٍﻋ
ﺭﺎ
ﻨ
َ
ﻳِﺩ
ِْﻦ
ِﺑ
ﻪﻠ
ﱠ
ﻟ
ِﺍﺪ
ﺒ
ْْﻋ
ََﻦ
ٍﻋ
ِﻚ
ﻟ
ﺎْﻣ
ََﻦ
ﻋ
ft.
i
so
ﻪ
ﻴﻠ
ﺍﷲﻋ
ﻠﻰﺻ- ِ
ﻪ
ﻠ
ﱠﻟ
َﺍ
ﻮﻝ
َﺳ
ُﱠﺭ
ِﻥ
ﺇﺎﻝ
َﻘ
ٍَﻓ
َﺁﺕﻢ
ْ
ﻫ
ُء
َﺎ
ْﺟ
َ ﺫ
ﺇ
ِء
ٍﺎ
ﺒ
َ
ﻘ
ُِﺑ
ِْﺢ
ﺒ
ﻟﺼ
ﱡ ﺍ
ﺓ
َِﻼ
َﺻ
Tr
.ﺎ
ﻫ
َﻮﻠ
ُ
ﺒ
ِ
ﻘ
ْﺘ
َ
ﺎﺳ
ْ ﻓ٬َ
َ ﺔ
ﺒ
َﻌ
ْﻜ
َ
ﻟ
َْﺍ
ِﻞ
ﺒ
ﻘ
ْﺘ
َ
َﺴ
ْْﻳ
َﻥ
ﺃﺮ
َ
ﻣ
ِﺃ
ُﺪ
ْ
ﻗ
َﻭ٬َ
َ ﺔ
ﻠ
َﻴ
ْ
ﻠ
ﱠﻟ
ﺍﻪ
ِﻴ
ْ
ﻠ
َ
َﻋ
َ ِﻝ
ﺰ
ﻧ
ْﺃ
ُﺪ
ْ
ﻗ- ﻢ
َ ﻠﻭﺳ
ca
ﻩ
ﺍ
ﻭﺭ) ﻪ
ﻓﺍ
ﺮﺃﻃ. ِ
ﺔ
ﻠ
َﺒ
ْ
ﻘ
ِﻟ
ْ
َﻰﺍ
ﻟ
ﺍﺇ
ِ ﻭ
ﺭ
ُﺍﺪ
َ
ﺘ
َﺎﺳ
ِْﻓ
َﻡﺄ
ْ
ﻟﺸ
ﱠَﻰﺍ
ﻟ
ْﺇ
ِﻢﻬ
ُ
ﻫ
ُﻮُﺟ
ُْﻭ
َﺖ
ﻧ
ﺎﻛ
َ
ﻭ
َ
.s
!2
w
(ﺭﻱ
ﺎﺒﺨ
ﻟ
ﺍ
w
Dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar berkata : ketika
w
te
َﻥ
ﱠﻪﺃ
ﻨﺭﺿﻰﺍﷲﻋ- َ
ﺓ
ﺮ
َﻳ
ْﺮ
َ
ِﻰﻫ
ُ ﺑ
ْﺃ
ََﻦ
ﱢﻋ
ِﻯ
ﺮﺒ
ُ
ﻘ
ْﻤ
َ
ﻟ
ٍْﺍ
ﺪ
ﻴﻌ
ِ
ِﻰﺳ
َ ﺑ
ِﺃ
َْﻦ
ِﺑ
ﺪ
ﻴﻌ
ِ
ْﺳ
َ َﻦ
ِﻋ
ِﻰ
ٌﻓ
ِﺲ
ﻟﺎ
ﺟ- ﻢ
َ ﻠﻪﻭﺳ
ﻴﻠ
ﻠﻰﺍﷲﻋ
ﺻ- ِ
ﻪ
ﻠ
ﱠﻟ
ُﺍ
ﻮﻝ
َﺳ
ُﺭَﻭ
َﺪْﺠ
َِﺴ
ﻤ
ﻟ
َْﺍ
َﻞ
َﺧ
ًﺩ
ُﻼ
َﺟ
ﺭ
ﻠﻰ
ﺻ- ِ
ﻪ
ﻠ
ﱠﻟ
ُﺍ
ﻮﻝ
َﺳ
ُُﺭ
ﻪَﻟ
َﺎﻝ
ﻘ
َِﻓ
َﻪ
ﻴ
ْﻠ
َ
َﻋ
َ ﻢ
ﻠ
ﱠَﺴ
ََﻓ
ءﺎ
ﱠﺟ
َ ﻢ
ﺛ٬ﱠﻰ
ُ ﻠ
َﺼ
َ ِﻓ
ﺪ
ْﺠ
َِﺴ
ﻤ
ﻟ
ِْﺍ
ﺔ
ﻴ
َﺎﺣ
ِﻧ
َ
ﻊ
َ
َﺟ
َﺮﻓ. « ﱢ
َ َﻞ
ُﺼ
ْﺗ
ﻢ
ﻟ
َﱠﻚ
َﻧ
ﺈ
ِﱢﻓ
ََﻞ
َﺼ
ْﻓ
ﻊ
ْﺟ
ِﺭﺍ
ﻡ
ُﱠﻼ
َﻟﺴ
ﺍْﻚ
َﻴ
ﻠ
ََﻋ
َ »ﻭ- ﻢ
ﻠﻪﻭﺳ
ﻴﻠ
ﺍﷲﻋ
ﻢ
ْ
َﻟ
َﱠﻚ
ﻧ
ﺈ
ِﻓ٬ﱢ
َ َﻞ
َﺼ
ْﻓ
ﻊْﺟ
ِﺭﺎ
ُﻓ
َﻡﱠﻼ
َﻟﺴ
َﺍ
ْﻚ
ﻴ
ﻠ
ََﻋ
ََ »ﻭ
ﺎﻝ
ﻘ
َﻓ. َ
َ ﻢ
ﻠ
ﱠَﺴ
ََﻓ
ء
ﺎﱠﺟ
َﻢﺛ٬ﱠﻰ
ُ ﻠ
َﺼ
َ ﻓ
ﺎﻝ
َﻘ
َﻓ. ِ
َ ﻪ
ﻠ
ﱠﻟ
ﺍﻮﻝ
ََﺳ
ُﺎﺭ
ﻳ
َِﻰ
ﻨ
ﻤ
ْﻠ
ﱢ
ﺎﻋ
َ ﻫ
َ
ﺪ
َﻌ
ِْﻰﺑ
َ ﺘ
ﻟ
ﱠ
ﺍِﻰ
ْﻓ
ﻭ
ﺃ
َﺔ
ِﻴ
َ
ﻧ
ِ
ﺎﺜ
ﱠ
ﻟﺍ
ِﻰَﻓ
ﺎﻝ
ﻘ
َﻓ. « ﱢ
َ َﻞ
ُﺼ
ﺗ
ﺃ
ْ
ﺮ
َﻗ
ْ
ﺍﻢ
ﱠﺛ
ُ
٬ْﺮ
ﺒ
ﱢﻜ
ََﻓ
َﺔ
ﻠ
َﺒ
ْ
ﻘ
ِﻟ
ْ
ﺍِﻞ
ِﺒ
ﻘ
ْﺘ
َ
ﺍﺳ
ْ ﻢ
ﱠ
ﺛ
ُ٬َ
ء
ﻮُﺿ
ُﻮﻟ
ْ
ﺍﻎ
ِﺒ
ِ
َﺳ
ْﺄِﻓ
َﺓ
ﱠﻼ
َﻟﺼﺍ
َﻰﻟ
ﺇ
ِْﺖ
َﻤﺍﻗ
ُﺫ
َﺇ
ِ»
ﱠﻰ
ﺘ
ْﺣ
َ ﻊ
ﻓ
َﺭ
ْﺍ
ﻢ
ﱠﺛ
ُ٬ﺎ
ﻌ
ًﻛ
ِﺍ
ﱠﺭ
َِﻦ
ﺌ
ﻤ
ََﻄ
ْﱠﻰﺗ
ﺘ
ْﺣ
َ ﻊ
ﻛ
َﺭ
ْﺍ
ﻢ
ﱠﺛ٬ِ
ُ ﺁﻥ
ﺮ
ْﻘ
ُ
ﻟ
ْﺍ
ِﻦ
َ َﻣ
َﻚ
ﻌَﻣ
َﺮَﺴ
ﱠﻴ
ﺎﺗ
َﻤ
َﺑ
ِ
ِﻦ
ﱠﺌ
ﻤ
ََﻄ
ْﱠﻰﺗ
ﺘ
ْﺣ
َ ﻊ
ﻓ
َﺭ
ْﱠﺍ
ﻢ
ﺛ٬ﺍ
ُ ﺪ
ًﺎﺟ
ِﱠﺳ
َ ِﻦ
ﺌ
ﻤ
ََﻄ
ْﱠﻰﺗ
ﺘ
ْﺣ
َ ﺪ
ْﺠ
ُﱠﺍﺳ
ﻢ
ﺛ٬ﺎ
ُ ﻤ
ًﺋ
ِ
ﺎَﻗ
َِﻯ
ﻮﺘ
َ
َﺴ
ْﺗ
ﻢ
ﱠ
ﺛ٬ﺎ
ُ ِﺴ
ًﻟ
ﺎﱠﺟ
َِﻦ
ﺌ
ﻤ
ََﻄ
ْﱠﻰﺗ
ﺘ
ْﺣ
َ ﻊ
ﻓ
َﺭ
ْﺍ
ﻢ
ﱠﺛ٬ﺍ
ُ ﺪ
ًﺎﺟ
ِﱠﺳ
َ ِﻦ
ﺌ
ﻤ
ََﻄ
ْﱠﻰﺗ
ﺘ
ْﺣ
َ ﺪ
ْﺠ
ُﺍﺳﻢ
ﱠ
ﺛ٬ﺎ
ُ ِﺴ
ًﻟ
ﺎﺟ
َ
(ﺭﻱ
ﺎﺒﺨ
ﻟ
ﺍﻩﺍ
ﻭﺭ) «ﺎ
ﻬ
َﻠ
ﱢ
َﻛ
ُِﻚ
ﺗ
َﻼ
َِﻰ ﺻ
َﻓ
ِﻚ
ﻟ
ْﺫ
ََﻞ
ﻌ
ﻓ
ْﺍ
Dari Sa'id ibn Sa'id al-Maqburi dari Abu Hurairah r.a. bahwa ada
seorang laki-laki masuk ke masjid kemudian ia shalat dan saat itu ada
Rasulullah sedang duduk di salah satu sudut masjid. Setelah shalat
orang itu mendatangi Rasul dan memberi salam kepada beliau. Rasul
lalu menjawab : "Wa 'alaika al-salam, kembalilah/ulangilah shalatmu
karena sesungguhnya kamu belum shalat". Laki-laki itu kemudian
mengulangi shalatnya dan kembali mendatangi Rasul serta memberi
salam kepada beliau. Rasul menjawab salam dan berkata : "ulangi
kembali shalatmu karena kamu belum shalat". Kemudian laki-laki itu
berkata di pengulangan shalat yang kedua atau sesudahnya :
"Ajarilah aku wahai Rasulullah" Rasulullah menjawab : "Apabila
engkau akan menunaikan shalat maka sempurnakanlah wudlu,
menghadaplah kiblat lalu bertakbirlah (takbiratul ihram), kemudian
bacalah apa yang mudah bagimu dari ayat-ayat al-Qur'an, lalu
ruku'lah dengan thuma'ninah, lalu berdiri dengan sempurna, lalu
sujud dengan thuma'ninah, lalu duduk dengan thuma'ninah, lalu sujud
dengan thuma'ninah, kemudian bangun dan duduk dengan
thuma'ninah. Maka lakukanlah seperti itu pada setiap shalat kamu"
(HR. Imam Bukhari)
m
co
ﺎ
ﻣ:ﺎﻝ
ﻗ- ﻢ
ﻠﻪﻭﺳ
ﻴﻠ
ﻠﻰﺍﷲﻋ
ﺻ- ﺒﻲ
ﻨ
ﻟﻪﺃﻥﺍ
ﻨﺓﺭﺿﻲﺍﷲﻋ
ﺮﻳﺮ
ﺑﻲﻫ
ﺃ
ft.
i
so
(ﺬﻱ
ﻣﺮﺘ
ﻟ
ﺍﻩﺍ
ﻭﺭ) .ﺔ
ﻠﺒ
ﺮﺏﻗ
ﻐﻤﻟ
ﺍ
ﺮﻕﻭ
ﻤﺸﻟ
ﺍﻴﻦ
ﺑ
Tr
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda : "Arah antara
ca
: ﺎﻝ
ﻗ- ﻢ
ﻠﻪﻭﺳ
ﻴﻠ
ﻠﻰﺍﷲﻋ
ﺻ- ﺒﻲ
ﻨ
ﻟﺃﻥﺍ٬
ﺎﺱﺒ
ﺑﻦﻋ
ءﻋﻦﺍ
ﺎﻋﻦﻋﻄ
w
ﺔ
ﻠﺒ
ﻡﻗﺍ
ﺮﻟﺤ
ﻭﺍ٬
ﻡﺍ
ﺮﻟﺤ
ﻫﻞﺍ
ﺔﻷﻠ
ﺒ
ﺪﻗﻤﺴﺠ
ﻟﻭﺍ٬
ﺪﻤﺴﺠ
ﻟﻫﻞﺍ
ﺔﻷﻠ
ﺒ
ﻴﺖﻗ
ﺒ
ﻟﺍ
w
te
.ﺘﻲ
ﻣﺃﺎﻣﻦ
ﻬﺑ
ﺭﺎ
ﻐﻣﺎﻭ
ﻬﻗ
ﺭﺎﺭﺽﻓﻲﻣﺸ
ﺍﻷﻫﻞ
ﻷ
a
Dari 'Atho dari Ibnu 'Abbas bahwa Nabi saw bersabda : "Ka’ bah
adalah kiblat bagi orang yang shalat di masjidil haram, dan masjidil
re
Memperhatikan : 1. Pendapat Imam 'Ala al-Din al-Kasani al-Hanafi dalam Kitab Badai'
Shanai' fi Tartib al-Syarai' :
ﺍ
ً
ﺰﺎﺟ
ﺎﻥﻋ
ﻭﻛﺎﻝﺃ
ﺒ
ﻘﺘ
ﻠﻰﺍﻹﺳ
ًﻋﺍ
ﺭﺩﺎ
ﺎﻥﻗ
ﺎﺇﻥﻛ
ﻣﻮﺇ
ﻠﻳﺨ
ﻠﻲﻻ
ﻤﺼﻟ
ﺃﻥﺍ
ﺎﻝ
ﺎﻥﻓﻲﺣ
ﺔﺇﻥﻛ
ﻠﺒ
ﻘﻟ
ﻟﻰﺍ
ﻪﺇﻮﺟ
ﺘﻟ
ﻪﺍﻴ
ﻠ
ًﻳﺠﺐﻋ
ﺍ
ﺭﺩﺎ
ﺎﻥﻗ
ﺈﻥﻛ
ﻓ.ﻪ
ﻨﻋ
ﺘﻰ
ﺣ.ﺔ
ﺒﻌﻜ
ﻟﺔﺍ
ﻬﻧﺖﻣﻦﺟ
ﺎ
ﺔﻛﻬ
ﻨﻲﺃﻱﺟ
ﻌﺎﻳ
ﻬﻨ
ﻴﻟﻰﻋ
ﺈ
ﺔﻓﺒ
ﻌﻜﻟ
ﺓﺍﺪ
ﻫﺎﻣﺸ
:ﻟﻰ
ﺎ
ﻌﻪﺗ
ﻟﻮﻘ
ﻟ.ﺰ
ﻢﻳﺠ
ﻟﺎﻬ
ﻨﻟﻰﺷﺊﻣ
ﺇﻪﻮﺟ
ﺘﺮﻣ
ﻴﺎﻏ
ﻬﻨ
ًﻋﺎ
ﻓﺮ
ﻨﺤﺎﻥﻣ
ﻮﻛﻟ
ﻴﺠﺐ
ﻓ٬ﺎ
ﻬﻨ
ﻴﻟﻰﻋ
ﺇﻪﻮﺟ
ﻟﺍﺔ
ﻴﻟ
ﻮﻪﺗ
ﻌ ﻭ
ﻓﻲﻭﺳ
ﻫﻲ
ﺎﻭﻬ
ﺘﻬﻟﻰﺟ
ﻪﺇﻮﺟ
ﺘﻟ
ﻪﺍﻴ
ﻠ
ﺔﻳﺠﺐﻋ
ﺒﻌﻜ
ﻟًﻋﻦﺍ
ﺎ
ﺒ
ﺋﺎ
ﺎﻥﻏ
ﺇﻥﻛ
ﻭ.ﻟﻚ
ﺫ
ﺮ
ﺒﺘ
ﻌﺗ
ﻭ.ﺎ
ﻬﻨ
ﻴﻟﻰﻋ
ﻻﺇ٬
ﺎﻬ
ﻴﻠ
ﺔﻋﻟ
ﺍ
ﺪﻟ
ﺍﺕﺍ
ﺭﺎ
ﻣﺎﻷ
ﺔﺑﺑ
ﻮﻨﺼ
ﻤﻟ
ﻳﺐﺍ
ﺭﺎ
ﻤﺤﻟ
ﺍ
ﺎ
ﻨ
ﻳﺨﺎ
ﺔﻣﺸ
ﻣﺎﻮﻝﻋ
ﻮﻗﻫ
ﻭ٬ﺯﻱ
ﺍﺮﻟ
ﺍ
ﺮﺧﻲﻭ
ﻜﻟﺍ
ﺮﻛﺍﺫ
ﺬﻛ.ﻴﻦ
ﻌﻟ
ﺍﻭﻥ
ﺔﺩﻬ
ﻟﺠﺍ
.ﺮ
ﻬﻨﻟ
ﺍءﺍ
ﺭﺎﻭ
ﻤﺑ
l
"Sesungguhnya bagi orang yang shalat tidak boleh kosong/lepas,
ia
apakah ia mampu atau tidak, untuk menghadap kiblat. Apabila ia
mampu maka wajib baginya menghadap kiblat, jika ia dapat
menyaksikannya (Ka ’ba h) maka ia harus menghadap kepada 'ainul
Tr
Ka ’bahatau kepada arah dari arah kiblat. Jika ia tidak menghadap
salah satunya maka itu tidak diperbolehkan, sebagaimana firman Allah
"…dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke
2
arahnya…". Dan dalam keadaan yang memungkinkan menghadap
tepat ke 'ainul Ka
’bahmaka wajib dilakukan. Namun jika ghaib (tidak
m
dapat melihat Ka ’ba
h) maka wajib menghadap ke arah Ka ’ bah(jihatul
o !
co
Ka’ bah) …. "
e
ft.
ﺎﻝ
ﻢﻣﻦﻗ
ﻬﻨ
ﻤﺔ؟ﻓ
ﻬﻟﺠ
ﺍﻭﺃ
ﻴﻦﻌ
ﻟﺍﺎﻝ
ﺒ
ﻘﺘ
ﺍﺳﺋﺐ
ﺎ
ﻐﻟﺍ
ﺮﺽﺍﻫﻞﻓ
ﻮﻔ
ﻠﺘ
ﺍﺧﻭ
a
ns
w e
ﺎﻻ
ﻤﻴﻒﻟ
ﻠ
ﻜﻪﺗ
ﻧﻴﻒﻷ
ﻌﻮﺿ
ﻫـ(ﻭ
ﻫ543 ﺑﻲ )ﺕ
ﺮﻌﻟ
ﺑﻦﺍ
ﺎﻝﺍ
ﻗ.ﻭﻝ
ﺎﻷﺑ
r
:ﺭ
ﻮﻣﺃ
ﺔﺛﺜﻼ
ﻟﻴﺢ
ﻟﺼﺤ
ﺍﻮﻫ
ﻭ٬ﺔ
ﻬﻟﺠ
ﺎ
ﺑﺎﻝ
ﻢﻣﻦﻗ
ﻬﻨ
ﻭﻣ.ﻪ
ﻴﻟ
ﺇﻳﺼﻞ
.s
C
ﻴﻒ
ﻠ
ﻜﺘﻟ
ﺍﻪﺑ
ﺒﻂﺗ
ﺮﻳﺬﻱ
ﻟﺍﻜﻦ
ﻤﻤﻟ
ﺍﻪﻧ
ﺃ: ﻭﻝ
ﺍﻷ
w
ﻟﻰ
ﺎ
ﻌﻪﺗ
ﻟﻮﻘ
ﻟﺁﻥ
ﺮﻘ
ﻟﺍ
ﻪﻓﻲ
ﺭﺑﻮ
ﻣﺄﻤ
ﻟﺍﻪ
ﻧﺃ: ﻧﻲ
ﺎ
ﺜﻟ
ﺍ
w
F
PD
ﻭ
ﺮﻕﺃ
ﺭ ﺽﻣﻦﺷ
ﻨﻲﻣﻦﺍﻷ
ﻌﻳ
ﺮﺏ
ﻏ
.
ﻪ
ﻧًﺍ
ﺎ
ﻌﻢﻗﻄ
ﻠﻌ
ﺬﻱﻳ
ﻟﻳﻞﺍ
ﻮﻟﻄ
ﻟﺼﻒﺍ
ﺎ
ﺍﺑﻮ
ﺘﺠءﺍﺣ
ﺎﻤﻠ
ﻌﻟ
ﺍﻥﺍ: ﻟﺚ
ﺎ
ﺜﻟ
ﺍ
.ﻴﺖ
ﺒ
ﻟﺍﺮﺽ
ﺎﻑﻋ
ﻌﺍﺿ
"Mereka berbeda pendapat apakah wajib bagi si ghaib (orang yang
shalat dan tidak dapat melihat Ka ’bah) untuk menghadap tepat ke
bangunan Ka ’bah ('ainul Ka’ bah) atau ke arah Ka ’bah (jihatul
Ka’ bah) ? sebagian berpendapat pertama (yaitu, menghadap 'ainul
Ka’ bah). Berkata Ibnu 'Arabi (W. 543 H) : pendapat ini adalah lemah
karena membebani orang yang tidak dapat shalat dengan menghadap
Komisi Fatwa MUI
Fatwa tentang Arah Kiblat 6
tepat 'ainul Ka’ bah. Sebagian lain berpendapat cukup menghadap arah
Ka ’ba h(jihatul Ka’ bah). Pendapat terakhir inilah yang benar, dengan
tiga alasan : (1) Bahwa hal inilah yang memungkinkan bagi ketentuan
sebuah taklif (pembebanan hukum). (2) bahwa hal inilah yang
diperintahkan oleh al-Qur'an dalam ayat ﻡ ﺍﺮﻟﺤﺪﺍ ﻤﺴﺠﻟ
ﺍﺮﻬﻚ ﺷﻄ ﻮﻝﻭﺟ ﻓ
(Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram) yakni belahan
bumi di timur dan barat ﻩ ﺮﻢﺷﻄ ﻜﻫﻮﺍﻭﺟﻮﻟﻮ(ﻓPalingkanlah mukamu ke
arahnya). (3) bahwa para ulama berhujjah dengan (kebolehan) shalat
dengan shaf yang panjang, yang sangat lemah (kecil kemungkinan)
dapat menghadap tepat ke bangunan Ka ’bah('ainul Ka’ bah)."
3. Pendapat Imam al-Syirazi dalam kitab al-Muhadzdzab :
ﺈﻥ
ﻓ-ﺋﻞ
ﺪﻻﻟ
ﺮﻑﺍ
ﻌﻤﻦﻳ
ﺎﻥﻣ
ﺈﻥﻛ
ﻓ
–ﺮﺕ
ﻟﻚﻧﻈ
ﻜﻦﺷﺊﻣﻦﺫ
ﻢﻳﺇﻥﻟ
ﻭ
ﺎ
ﻬﺘ
ﻓﺮﻌ
ﻟﻰﻣ
ﺇﺎ
ً
ﻘﻳ
ﺮﻪﻃ
ﻷﻥﻟ٬
ﺔﻠ
ﺒﻘ
ﻟ
ﺍﻠﺐ
ﺪﻓﻰﻃ
ﻬﺘ
ﺍﺟ-ﺔ
ﻜﺎﻋﻦﻣ
ﺒ
ﺋﺎ
ﺎﻥﻏ
ﻛ
:ﻟﻰ
ﺎ
ﻌﺎﻝ ﺍﷲ ﺗ
ﺍﻗﺬ
ﻬﻟ
ﻭ.ﺎﺡ
ﻳ
ﺮﻟﺍ
ﺎﻝ ﻭ
ﺒ
ﻟﺠﺍ
ﺮﻭﻤ
ﻘﻟ
ﺍﻤﺲ ﻭ
ﻟﺸﺎ
ﺑ
l
ia
Tr
ﺪ
ﻬﺘ
ﻪﺃﻥﻳﺠ
ﺎﻥﻟ
ﻜﻓ.
.ﺔ
ﺛﺩ
ﺎﻟﺤ
ﺍﻢﻓﻰ
ﻟﺎ
ﻌﻟ
ﺎﻛ
2
ﻪ
ﻣﺰﻟ
ﻴﻦﻷﻥﻣﻦ
ﻌﻟ
ﺍﺔﺑ
ﺎ
ﺇﺻﺎ
ﻬﺮﺿ
ﻓ" :ﻡ
ﺍﻷﺎﻝﻓﻰ
ﻗ:ﻮﻻﻥ
ﺎﻗﻬ
ﺮﺿﻓﻰﻓ
ﻭ
m
o !
co
ﻧﻲﺃﻥ
ﺰﻤﻟ
ﻪﺍﻠ
ﻘ
ﺎﻧﺮﻣ
ﻫﺎﻭﻇ.ﻜﻲ
ﻤﻟ
ﻴﻦﺍ
ﻌﻟ
ﺔﺍﺑ
ﺎ
ﻪﺇﺻ
ﻣﺰﺔﻟ
ﻠﺒ
ﻘﻟ
ﺮﺽﺍ
ﻓ
e
ft.
ﺓ
ﺎ ﺻﺤﺖ ﺻﻼ
ﻤﻴﻦﻟ
ﻌﻟ
ﻮﺍﺮ ﺽﻫ
ﻔﻟ
ﺎﻥﺍ
ﻮﻛﻪﻟ
ﻧﻷ.ﺔ
ﻬﻟﺠ
ﻮﺍﺮﺽﻫ
ﻔﻟ
ﺍ
ca t
a
ns
."ﻴﻦ
ﻌﻟ
ﺍﺮﺝﻣﻦ
ﻳﺨﻢﻣﻦ
ﻬﻴ
ﻳﻞﻷﻥﻓ
ﻮﻟﻄ
ﺍﻟﺼﻒ
ﺍ
w e
ﺮﺏ
ﻐﻤﻟ
ﺍ
ﺮﻕﻭ
ﻤﺸﻟ
ﺍﻴﻦ
ﺎﺑﻣ
":-ﻢ
ﻠﻪﻭﺳ
ﻴﻠ
ﺍﷲﻋ
ﻠﻰ ﺻ- ﺒﻲ
ﻨ
ﻟﺍﻮﻝ
ﻗ٬ﺎ
ﻨ
ﻟﻭ
ﻊ
ﻴﻤﻩﺃﻥﺟ
ﺮﻫﺎ
ﻭﻇ.ﻴﺢ
ﻳﺚﺣﺴﻦ ﺻﺤ
ﺪﺣ:ﺎﻝ
ﻗﻭ٬
ﺬﻱﻣ
ﺮﺘﻟ
ﻩﺍﺍ
ﻭﺭ."ﺔ
ﻠﺒ
ﻗ
ﺓ
ﺎ ﺻﺤﺖ ﺻﻼ
ﻤﻟ٬
ﻴﻦﻌ
ﻟﺔﺍ
ﺑﺎ
ﺮ ﺽﺇﺻ
ﻔﻟ
ﺎﻥﺍ
ﻮﻛﻪﻟ
ﻧﻭﻷ.ﺔ
ﻠﺒ
ﺎﻗﻤ
ﻬﻨﻴ
ﺎﺑﻣ
ﻳﻦ
ﺪﺎﻋ
ﺒ
ﺘﻴﻦﻣ
ﻨ
ﺛﺓﺍ
ﻭﻻ ﺻﻼ٬
ﻮﺘﻠﻰ ﺧﻂﻣﺴ
ﻳﻞ ﻋ
ﻮﻟﻄ
ﻟﺼﻒﺍ
ﻫﻞﺍ
ﺃ
ﻮﻝ
ﻊﻃﺔﻣ
ﺒﻌﻜ
ﻟﻟﻰﺍ
ﻪﺇﻮﺟ
ﺘﺯﺃﻥﻳ
ﻮﻪﻻﻳﺠ
ﻧﺈ
ﻓ٬ﺓ
ﺪﺍﺣ
ﺔﻭﻠ
ﺒ
ﺒﻼﻥﻗ
ﻘﺘ
ﻳﺴ
ﻊ
ﺘﺴﺎﻳ
ﻤﻧ
ﺇ:ﺎ
ﻨ
ﻠﻗ.ﺫﻱ
ﺎﻤﺤ
ﻟﺍﻊ
ﺘﺴﺪﻳ
ﻴﻌ
ﺒﻟ
ﺍﻊﻣ: ﻴﻞ
ﺈﻥﻗ
ﻓ.ﺎ
ﻫﺭﺪ
ﻘﺇﻻﺑ
ﻟﺼﻒ
ﺍ
.ﻪ
ﻠﺒ
ﻗﻩﻭ
ﻮﻧﺤ
:ﻴﺖ
ﺒ
ﻟﺍﺮ
ﻭﺷﻄ.ﻪﻓﻼ
ﺋﺍ
ﻮﺘ
ﺍﺳﻊ
ﺎﻣﻣ
ﺃ٬ﻟﺼﻒ
ﺍﻮﺱ
ﻘﺗﻊ
ﻣ
"Dan bagi kita adalah sabda Nabi saw : "Arah antara timur dan barat
adalah kiblat" (HR. Imam at-Tarmidzi), menurut sebuah pendapat
hadist ini adalah hasan shahih. Yang jelas bahwa arah antara keduanya
adalah kiblat karena jika yang diwajibkan adalah menghadap tepat ke
l
bangunan Ka ’bah('ainul Ka’ bah) maka tidaklah sah shalat orang
ia
dengan shaf yang panjang…"
5. Makalah Drs. KH. A. Ghazalie Masroeri tentang “
Ara
hQi bl
atdari
Tr
Indonesi
a”dan “ Pos isiAr ahBa r
atI
ndone si
a”dalam Rapat Komisi
Fatwa MUI tanggal 1 Juli 2010;
6. Pandangan dan pendapat rapat Komisi Fatwa MUI pada hari Senin
o !
m
2
tanggal 1 Februari 2010 dan 1 Juli 2010.
MEMUTUSKAN
co
e
ft.
Kedua : Rekomendasi
Bangunan masjid/mushola yang tidak tepat arah kiblatnya, perlu ditata
PD
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 18 Rajab 1431 H
01 Juli 2010 M
KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,