You are on page 1of 8

Makalah

Petani Bawang Merah di Pulau Semau

Oleh:

Nama : Metri Sarlenci Pong

Nim : 2004020069

Kelas/Semester : Agribisnis II/V

Dosen PA : Ir.Leta R.Levis,M.Rur.Mnt

Minat : Manajemen Agribisnis

Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian

Universitas Nusa Cendana

Kupang

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Petani Bawang Merah dipulau Semau ini meskipun dengan sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman,sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini
menjadi lebih baik lagi.Sebagai penulis, saya mengakui bahwa masih banyak kekurangan
yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya berharap
kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki makalah
ini, Terima Kasih.

Kupang, 08 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semau merupakan sebuah pulau yang masuk dalam wilayah kabupaten Kupang,
Nusa Tenggara Timur. Pulau ini berada di bagian barat pulau Timor. Kondisi dari lahan dari
pulau ini pun dominannya adalah lahan kering, sedangkan di bagian selatan pulau ini
30%nya adalah lahan tidur. Hal ini disebabkan karena kondisi sumber air yang terbatas.
Meskipun begitu Pulau Semau ini memiliki potensi yang belum diperhatikan
oleh pemerintah. Pulau ini juga mempunyai cirri khas yaitu pertanian holtikultura. Ketika kita
berada di pulau ini maka kita akan menjumpai berbagai jenis tanaman Holtikultura, salah
satunya adalah Bawang Merah yang sudah dibudidayakan secara turun temurun di Pulau ini.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Pertanian pada tahun 2015, Pulau Semau
digadang untuk menjadi kawasan bawang merah karena kondisi lahannya yang pas untuk di
budidayakan. Untuk itu saya membuat makalah dengan judul “Petani Bawang Merah dipulau
Semau” dengan narasumber Ibu Elsi Pallo selaku salah satu pembudidaya, agar kita
mengetahui bagaimana pembudidayaan bawang merah ini dengan memanfaatkan lahan
kering.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembudidayaan Bawang Merah di Pulau Semau dengan memanfaatkan
Lahan Kering?
2. Bagaimana kebudayaan di Pulau Semau?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui pembudidayaan bawang merah di Pulau Semua dengan
memanfaatkan kondisi lahan kering.
2. Untuk mengetahui kebudayaan yang ada di Pulau semau.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembudidayaan Bawang Merah di Pulau Semau dengan memanfaatkan Lahan


Kering.

Pulau Semau merupakan pulau yang letaknya berada di bagian barat pulauTimor. Kondisi
lahan dari Pulau ini sebagian besarnya adalah Lahan Kering.Walaupun begitu ada banyak
keuntungan dari kondisi lahan tersebut dimana dengan kondisi lahan tersebut, pulau ini
memiliki ciri khas yaitu pertanian holtikultural dan salah satu tumbuhan Holtikultural yang
bisa kita dapatkan diPulau Semau ini adalah Bawang Merah. Budidaya bawang merah sendiri
sudah dilakukan secara turun temurun oleh penduduk asli disana.Budidaya Bawang Merah
sendiri lebih banyak ditemukan di DesaUitiuh Tuan (Oetefu Besar), dimana hampir semua
penduduk di desa tersebut membudidayakan Bawang Merah.Menurut hasil wawancara yang
dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2022 dengan Ibu Elsi Pallo, membudidayakan bawang
merah itu susah-susah gampang karena hasil bawang merah yang baik tergantung dari cara
membudidayakannya untuk itu Ibu Elsi memberitahu langkah-langkah menanam
bawang merah yang baik yaitu :

1. Memacul tanah untuk membuat bedeng. Saat membuat bedeng pastikan tanah
yang dipakai untuk membuat bedeng lebih tinggi,halini dilakukan agar air tidak
tergenang saat menyiram bawang.
2. Setelah itu tanam bibit bawang merah dengan jarak satu jengkal antara satu bibit ke
bibit yang lain.
3. Setelah ditanam, bawang harus disiram 1 kali dalam sehari.
4. Saat bawang sudah berusia dua minggu, maka harus diberikan pupukurea. Selama 3
hari setelah pupuk urea diberi, bawang harus terusdisiram setiap pagi dan sore.
Setelah 3 hari, bawang kembali disiram 1kali sehari.
5. Ketika bawang sudah berumur 1 bulan maka, bawang harus disiramobat agar buah
bawang berukuran besar.
6. Setelah disemprot obat tersebut, bawang terus disiram 2 kali semingguhingga bawang
berusia 2 bulan dan siap dipanen.
Menurut beliau bawang yang sudah siap dipanen itu saat bawang berumur 2 bulan. Bawang
Merah sendiri dipanen 1 atau 2 kali dalam setahun dan biasanya dilakukan di bulan Juni dan
September, tergantung dari iklim dan cuaca. Bibit dari bawang merah sendiri didapat dari sisa
dari hasil panen bawang merah yang memang sengaja dibiarkan hingga mengering seutuhnya
kemudian dipanen untuk dijadikan bibit bawang merah.Untuk sistem irigasinya pun baru
beberapa pembudidaya disana yangmenggunakan pipa untuk dialirkan ke masing masing
bedeng, sebagian besarnya lagi masih menggunakan cara tradisional yaitu menyiram air
langsung ke bedeng yang berisi tanaman bawang, dari air yang diambil dari sumur ataupun
mata air terdekat kemudian ditampung didalam sebuah bak sederhana yang mereka buat.
Dalam hal penyiramanpun tidak boleh sembarang menyiram karena banyak-sedikitnya air
mempengaruhi kualitas dari bawang merah tersebut hal ini bawangmerah tidak tahan dengan
genangan atau tanah yang becek. Kendala yang di hadapi adalah adanya rumput-rumput yang
tumbuh disekitaran bedeng yang mengganggu pertumbuhan bawang dan juga hama
seperti hama ulat ataupun penyakit layu, namun hal itu masih bisa dibasmi dengan cara
mencabut rumput tersebut dan pemberian pestisida hama.Sejauh ini, Lahan kering merupakan
kondisi tanah yang paling tepat untuk membudidayakan bawang merah, mengapa? Karena
bawang merah tidak tahan dengan genangan ataupun tanah yang becek. Hal itu akan
mengakibatkan penurunan kualitas pada tanaman bawang itu sendiri atau bahkan yang lebih

buruknya lagi bisa menyebabkan kegagalan panen yang akan merugikan si pembudidaya.

B. Kebudayaan yang ada di Pulau Semau

Pulau Semau adalah sebuah pulau kecil yang terletak di bagian barat pulau Timor.
pencitraan pulau ini yang selama ini di juluki sebagai pulau yang penuh dengan magic
(kekuatan gelap). Nusa Bungtilu adalah nama asli Pulau Semau. Nusa Bungtilu memiliki arti
sebagai Pulau Bunga Tiga Warna. Bunga disini bukan bunga yang biasanya kita kenal, tetapi
kapas yang dipakai untuk menenun kain adat. Adapun kain adat yang dipakai di sini adalah
kain yangdipakai untuk adat tertentu. Ketiga warna tersebut adalah warna hitam, putih dan
merah. Nusa Bungtilu bisa juga disebut sebagi cikal bakal terbentuknya tenun adat dari
beberapa suku di Nusa Tenggara Timur, di mana tiga warna yang dimaksud adalah tiga
warna kain adat dari suku Helong (penduduk asli), kemudian untuk Suku Timor, dan Suku
Rote. Untuk Suku Helong warna dominan kain adatnyaadalah warna putih (di antara warna
merah), untuk Suku Timor warna dominan kain adatnya adalah warna merah, sedangkan
untuk kain adat Rote warna dominan kain adatnya adalah hitam. Nusa Bungtilu bisa dibilang
menampung beberapa suku. tetapi sebenarnya suku asli Pulau Semau atau Nusa bungtilu
adalah Suku Helong. Sedangkan suku yang lain yang banyak juga di Pulau Semau adalah
Suku Rote.
1. Tarian dari Semau :

Mula Hai' Ngae yang merupakan tarian dari proses adat pesta panen jagung di Suku Helong,
Semau, Nusa Tenggara Timur.

2. Lagu daerah Semau :

Ida o ida da dao yang merupakan sebuah lagu untuk para perantau
yang berasal dari Nusa Bungtilu, agar tetap mengingat daerah dimana mereka berasal.

3. Bahasa Daerah :

Bahasa Helong.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan yang didapat dari hasil wawancara adalah


1. Pulau Semau adalah pulau yang memiliki potensi. Dengan lahan keringsebagai
kondisi lahan disana Pulau ini ciri khas yaitu pertanian holtikultural,dan bawang
merah adalah salah satu contoh dari tanaman holtikultural. Ada berbagai hal yang
harus perhatikan contohnya banyaknya air yang harus dipakai untuk menyiram
tanaman tersebut dan juga ada berbagai kendala yangharus diatasi seperti hama agar
hasil dari pembudidayaan bawang bias memuaskan dan menguntungkan
pembudidaya.
2. Selain kondisi alam yang berpotensi, Pulau Semau juga mempunyai budayayang
memiliki cirri khasnya sendiri.
B. Saran

Pemerintah harus memperhatikan potensi yang ada didalam pulau ini baik dari segi Sumber
Daya Alamnya atau Kebudayaannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://hortikultura.pertanian.go.id/?p=520

https://id.wikipedia.org/wiki/Semau,_Kupang

You might also like