Professional Documents
Culture Documents
Penelitian 2
Penelitian 2
YENI RAHMAWATI
195310462
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada Unit USP Awang Mahmuda Mandiri di Desa
Sungai Alam Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana penerapan pengendalian intern yang efektif terhadap
pemberian kredit pada Unit USP Awang Mahmuda Mandiri. Jenis dan sumber
data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi serta dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yang dimana peneliti
membandingkan data serta informasi yang sudah diperoleh. Lalu menganalisis
dan membandingkan kesesuaiannya dengan teori yang sudah ada.
Adapun pembahasan yang ada didalam penelitian ini yaitu bagaimana Unit
USP Awang Mahmuda Mandiri melakukan prosedur pemberian kredit kepada
calon nasabah dan bagaimana Unit USP Awang Mahmuda Mandiri menganalisis
pengendalian intern terhadap pemberian kredit. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara keseluruhan
pengendalian intern terhadap pemberian kredit Unit USP Awang Mahmuda
Mandiri belum berjalan secara efektif, hal ini dilihat dari tidak dilakukannya
pengawasan atau pemantauan ketika kredit telah dicairkan, karyawan yang
kompeten, praktek yang sehat, serta pemisahan tugas dan tanggung jawab.
Kata Kunci: sistem pengendalian intern, kredit, unit usaha simpan pinjam (USP).
i
ABSTRACT
This research was conduted at the Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
Sungai Alam Village, Bengkalis District, Bengkalis Regency. This study aims to
find out how to apply effective internal control to the granting of credit at the Unit
USP Awang Mahmuda Mandiri. The types and sources of data in this study are
primary data and secondary data. Meanwhile, data collection techniques were
carried out by interviews, observation and documentation. This study uses a
descriptive analysis method in which the researcher compares the data and
information that has been obtained. Then analyze and compare its suitability with
existing theories.
The discussion in this study is how the Unit USP Awang Mahmuda
Mandiri carries out procedures for granting credit to prospective customers and
how the Unit USP Awang Mahmuda Mandiri analyzes internal control over credit
granting. Based on the research that has been done, the results obtained show
that overall internal control over the Unit USP Awang Mahmuda Mandiri lending
has not been running effectively, this can be seen from the lack of supervision or
monitoring when the credit has been disbursed, competent employees, sound
practices, as well as segregation of duties and responsibilities.
Keywords: internal control system, credit, savings and loan business unit (USP).
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini kemiskinan masih menjadi masalah yang terus muncul dan
masih belum dapat terselesaikan hingga saat ini. Salah satunya fenomena
kemiskinan di Riau yang kontras dengan kekayaan sumber daya alam yang ada,
Kondisi inilah yang membuat masyarakat Riau tidak dapat memperoleh hak
kesejahteraan rakyatnya.
ekonomi mikro melalui Dana Usaha Desa/Kelurahan yang dikelola oleh Usaha
disalurkan dan diterima oleh desa diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang
ada didesa dan mampu mengelola potensi serta mendukung fasilitas untuk
1
2
membantu suatu usaha atau masyarakat yang ekonominya masih lemah untuk
keuangan milik masyarakat kelurahan atau desa dibidang simpan pinjam untuk
hibah atau subsidi dari pemerintah berupa uang, barang dan jasa serta juga
menerima simpanan dari para anggotanya. Kemudian dana yang telah diberikan
oleh pemerintah itu dikelola dengan baik dan akan disalurkan kepada masyarakat
jumlah tabungan yang disimpan oleh masyarakat pada suatu unit usaha simpan
pinjam tersebut.
merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan perjanjian antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pemodal
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. Kredit yang akan disalurkan oleh usaha simpan
karena itu, pihak usaha simpan pinjam membutuhkan adanya pengawasan yang
3
terprogram dan terkendali terhadap penyaluran kredit yang akan diberikan kepada
masyarakat atau nasabah agar kredit tersebut tersalurkan dengan baik kepada
waktu. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian bagi pihak usaha simpan
pengendalian internal.
kegiatan atau proses yang dilakukan dalam suatu organisasi untuk melindungi
suatu perusahaan yang mengelola data informasi secara manual melalui desain
tujuan dari suatu organisasi tersebut akan tercapai. Tujuan pengendalian intern
efektif adalah menciptakan direksi dan manajemen untuk mencapai tujuan sebuah
menghindari terjadinya kredit macet. Syarat pengendalian intern yang baik adalah
memadai atas aset dan liabilitas, serta praktik yang sehat dalam menjalankan tugas
dan fungsi dari setiap organisasi, dan karyawan yang mutunya sesuai dengan
Mandiri yang beralamat di Jalan Bathin Alam Desa Sungai Alam Kecamatan
Bengkalis Kabupaten Bengkalis berdiri atas dasar surat edaran dari pemerintah,
dan dari hasil musyawarah desa serta pengeluaran SK Pengelola dari Kepala Desa
untuk Pengelola Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam Awang Mahmuda Mandiri
pada 12 Mei 2010. Dana hibah dari pemerintah sebesar Rp500.000.000 yang
salah satu peluang ekonomi di desa, dengan dibentuknya BUMDesa menjadi salah
6
satu unit usaha dibawah BUMDesa yang dapat mengelola usaha keuangan, hal ini
sesuai dengan perintah surat edaran dan peraturan Bupati Bengkalis No.71 Tahun
2017 tentang Pedoman Penyertaan Modal Desa pada Badan Usaha Milik Desa
yang berasal dari Dana Usaha Ekonomi Desa (UED) (peleburan Lembaga UED-
Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) menjadi Unit Usaha Simpan Pinjam
(USP).
Dana yang disalurkan oleh Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Awang
perkebunan, perikanan, peternakan, industri kecil maupun jasa. Akhir tahun 2020
penerima manfaat Unit USP Awang Mahmuda Mandiri sebanyak 2209 orang, dan
pada akhir tahun 2021 sebanyak 2310 orang, meningkat sebanyak 101 orang dari
tahun sebelumnya. Dalam menyalurkan dana dalam bentuk kredit, Unit USP
yang telah ditetapkan. Unit USP Awang Mahmuda Mandiri hanya memberikan
pinjaman untuk kegiatan usaha masyarakat desa yang dinilai produktif dan hanya
memberikan pinjaman kepada warga yang berasal dari Desa Sungai Alam.
harus diikuti oleh masyarakat ketika ingin melakukan peminjaman, hal ini
bertujuan untuk mengontrol kredit yang telah disalurkan kepada masyarakat. Oleh
karena itu, selama proses pemberian kredit perlu dilakukan analisis terhadap
diantaranya: profil pemanfaat dan lokasi agunan, pas foto 3x4 (menyesuaikan),
KK dan KTP, rencana usaha pemanfaat (RUP), surat penyerahan agunan, surat
kuasa pemakaian agunan (agunan pihak lain), surat kuasa jual agunan, surat
kesepakatan sanksi-sanksi yang telah ditetapkan, lembar foto usaha dan foto
agunan, surat agunan asli, fotocopy agunan dan foto yang dijadikan agunan,
proposal pinjaman yang berisi persyaratan yang telah dilampirkan oleh calon
pemanfaat. Jika proposal tersebut tidak sesuai atau tidak lengkap, staf tata usaha
pemohon atau calon pemanfaat. Dalam hal ini, calon pemanfaat harus melakukan
Jika semua persyaratan telah terpenuhi maka staf analisis kredit akan memastikan
pemeriksaan fisik kelayakan komersial dan melihat keberadaan tempat usaha dan
atau aset calon pemanfaat dari usaha lain, menilai pemahaman potensi program
dokumen apapun, namun staf analisis kredit mengisi lembar ceklis yang
berhubungan dengan ketentuan yang ada. Hal ini bertujuan untuk memastikan
bahwa persyaratan atau berkas yang diajukan sesuai dengan peminjam dan
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan Unit Usaha Simpan Pinjam Awang
Mahmuda Mandiri.
menentukan besaran jumlah pinjaman, umpan balik, dan rapat verifikasi akhir
yang dipimpin oleh ketua Unit USP Awang Mahmuda Mandiri yang dihadiri oleh
penerima manfaat.
(SP2K) yang akan ditandatangani antara peminjam dan kepala Unit USP Awang
Mahmuda Mandiri. Setelah itu staf analisis kredit akan melakukan penyiapan
Ketujuh, pada tahapan ini ketua dan kasir Unit USP Awang Mahmuda
Mahmuda Mandiri yang akan ditanda tangani oleh komisaris dan direktur
BUMDesa.
Dana), SPB (Surat Perintah Bayar), Buku Rekening Unit USP Awang Mahmuda
Kesembilan, pada tahap akhir ini bank akan menyalurkan pinjaman dari
Setelah dana dicairkan, tanggung jawab staf analisis kredit untuk mengawasi dan
memastikan bahwa dana yang telah dialokasikan digunakan sesuai dengan yang
oleh peminjam, namun Unit USP Awang Mahmuda Mandiri belum melakukan
kredit macet.
Berikut ini adalah tabel posisi kredit per jenis kredit yang disalurkan oleh
Tabel 1.1.
Kredit Produktif yang disalurkan Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
Periode 2020-2021
Tahun
No Jenis Kredit 2020 2021
Orang (Rp) Orang (Rp)
1 Perdagangan (D) 735 8.768.000.000 775 9.555.500.000
2 Pertanian (T) 36 352.000.000 36 352.000.000
3 Perkebunan (K) 465 6.405.500.000 488 6.851.000.000
4 Perikanan (I) 202 1.409.500.000 202 1.409.500.000
5 Peternakan (Tr) 279 3.237.500.000 301 3.652.000.000
6 Industri Kecil (Ik) 76 828.500.000 76 828.500.000
7 Jasa (J) 416 5.326.000.000 432 5.766.000.000
Jumlah 2209 26.327.000.000 2310 28.414.500.000
Sumber: Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
Dari tabel 1.1. diatas dapat kita lihat bahwa permintaan terhadap
2021. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya Unit USP Awang Mahmuda
Tabel 1.2.
Daftar Kolektibilitas Kredit Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
Periode 2020-2021
Saldo
Tunggakan Persentase
Kolektibilitas Kriteria Pinjaman
(Rp) (%)
(Rp)
Tahun 2020
I (0 bulan) A 1.986.262.000 0 0
II (1-2 bulan) B 200.925.500 17.419.944 0,48
III (3-4 bulan) C 139.752.500 39.391.389 1,08
IV (5-6 bulan) D 134.920.500 74.545.500 2,05
V ( >6 bulan) E 1.178.670.000 1.092.614.444 30,01
Jumlah 3.640.530.500 1.223.971.278 33,62
Tahun 2021
I (0 bulan) A 2.088.844.500 0 0
II (1-2 bulan) B 167.659.000 15.245.111 0,39
III (3-4 bulan) C 127.955.500 46.792.802 1,19
IV (5-6 bulan) D 177.973.000 79.514.667 2,02
V ( >6 bulan) E 1.364.897.500 1.211.466.944 30,85
Jumlah 3.927.329.500 1.353.019.524 34,45
`Sumber: Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
Tabel 1.2 tersebut merupakan tabel kolektibilitas periode 2020 dan 2021
Unit Usaha Simpan Pinjam Awang Mahmuda Mandiri. Dapat dilihat bahwa
terdapat kredit bermasalah pada saat pengembaliannya dari tahun 2020 hingga
tahun 2021. Kolektibilitas I (0 bulan) kriteria A tidak ada tunggakan yang disebut
kredit lancar, ditahun 2020 tidak ada tunggakan dengan persentase 0%, pada tahun
2021 tetap tidak ada tunggakan dengan persentase 0%. Kolektibilitas II (1-2
12
bulan) kriteria B terdapat tunggakan yang disebut kredit dalam perhatian khusus,
persentase 0,39%. Kolektibilitas III (3-4 bulan) kriteria C yang disebut kredit
kriteria E yang disebut dengan kredit macet, ditahun 2020 terdapat tunggakan
Tunggakan lebih dari 6 bulan bukan merupakan tunggakan yang jatuh tempo
intern yang dilakukan oleh pihak Unit USP Awang Mahmuda Mandiri.
13
Bengkalis”.
maka permasalahan utama dari penelitian ini adalah “Apakah pengendalian intern
terhadap pemberian kredit pada Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Awang
yang efektif dalam pemberian kredit pada Unit Usaha Simpan Pinjam (USP)
Bengkalis.
2. Bagi pihak Unit USP Awang Mahmuda Mandiri, hasil penelitian ini
3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai referensi dimasa yang akan
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
kebijakan dan prosedur yang telah dirancang untuk memberikan kepastian yang
memiliki tiga tujuan umum yaitu: keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan
kebijakan dan prosedur yang ditujukan untuk melindungi aset perusahaan dari
jaminan memadai bahwa objektivitas bisnis dapat diterima dan kejadian yang
16
17
dijalankan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
pengendalian intern merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan yang
sebagai berikut:
3. Mendorong efisiensi
ini adalah untuk memperoleh informasi keuangan dan non keuangan yang
sebuah keputusan.
lingkungan dan hak sipil, sementara yang lain terkait erat dengan
kecurangan.
19
5. Pemantauan (Monitoring)
korektif.
berikut:
transaksi. Oleh karena itu, harus dibuat suatu sistem dalam organisasi yang
3. Praktik yang sehat dalam menjalankan tugas dan fungsi setiap unit
jika tidak diciptakan cara untuk memastikan praktik yang sehat selama
dalam pelaksanaannya.
a. Pengertian Kredit
Menurut Karmila (2018:2), istilah kredit berasal dari bahasa latin credere
yang berarti percaya. Kepercayaan disini berarti pemberi pinjaman atau kredit
yakin kepada peminjam bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan
sesuai dengan akad. Pemberi pinjaman atau kredit disebut kreditur, sedangkan
peminjam atau penerima kredit disebut debitur. Jika kredit dikaitkan pada suatu
kegiatan usaha, maka menurut Karmila (2018:3) kredit berarti suatu untuk
memberi nilai ekonomi (economic value) bagi seseorang atau badan usaha
kreditur (bank) setelah jangka waktu tertentu yang telah disepakati kreditur dan
debitur.
Perbankan), Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
perjanjian antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pemodal untuk
23
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
b. Jenis Kredit
diperusahaan.
dihasilkan.
waktu antara satu tahun hingga tiga tahun dan biasanya digunakan
jangka waktu diatas tiga tahun atau lima tahun. Kredit jangka
dan tidak berwujud atau jaminan atas barang yang telah diberikan
oleh debitur.
a. Kredit pertanian
b. Kredit peternakan
c. Kredit industri
d. Kredit pendidikan
25
e. Kredit profesi
f. Kredit pertambangan
g. Kredit perumahan
berikut:
Dari tujuan diatas, menurut Andrianto (2020:6) kredit juga memiliki fungsi
kredit yang diberikan tidak kemacetan dalam pembayaran, dan kredit yang
dari penilaian yang telah dilakukan, maka untuk mendapatkan debitur yang layak
berikut:
1. Sifat (character), penilaian debitur dapat dilihat dari latar belakang, baik
dipercaya.
melunasi kredit.
3. Maksud dan tujuan (purpose), yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah saat
mengambil pinjaman.
membandingkan usaha nasabah dimasa yang akan datang, dengan kata lain
sebagai berikut:
1. Kepercayaan
baik dalam bentuk uang, jasa atau barang akan diterima kembali pada saat
tertentu.
2. Kesepakatan
mereka.
3. Jangka waktu
jangka waktu ini bisa jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang.
4. Risiko
kepada debitur. Jika kredit yang diberikan tidak tertagih atau macet akan
5. Balas Jasa
29
disebut bunga.
1. Pengajuan berkas-berkas
Untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap atau tidak
3. Wawancara I
4. On The Spot
hasil wawancara I.
5. Wawancara II
30
6. Keputusan Kredit
dianggap perlu.
8. Realisasi Kredit
menjaga kredit yang disalurkan, sehingga kredit yang diberikan kepada nasabah
31
tetap lancar, produktif, serta dapat dikendalikan dengan baik tanpa adanya suatu
usaha untuk menjaga kredit yang diberikan agar tetap lancar, produktif dan tidak
macet. Lancar dan produktif yang berarti kredit itu dapat ditarik kembali bersama
1. Kredit lancar
pokok atau bunga tepat pada waktunya, memiliki mutasi rekening yang
aktif, dan bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai.
pokok atau bunga yang kurang dari 90 hari, cerukan sesekali, mutasi
Kredit dikatakan kurang lancar jika pokok atau bunga jatuh tempo tidak
lebih dari 90 hari, cerukan sering terjadi, dan frekuensi mutasi rekening
relatif rendah.
32
4. Kredit diragukan
bunganya telah melampaui lebih dari 180 hari, terdapat cerukan yang
bunga dan dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit
5. Kredit macet
Dikatakan macet apabila pokok atau bunga yang telah jatuh tempo lebih
dari 270 hari, kerugian operasional ditutupi oleh pinjaman yang baru, dan
bermasalah atau macet. Pada umumnya kredit bermasalah terjadi disebabkan oleh
beberapa faktor yang dapat disebabkan oleh nasabah atau kreditur baik intern
maupun ektern. Menurut Rivai (2013:176), kredit macet adalah kesulitan nasabah
maupun pembayaran biaya bank yang ditanggung oleh nasabah debitur yang
tergolong sebagai kredit yang diragukan dan kredit macet. Upaya penyelesaian
33
awal dilakukan melalui teguran atau peringatan kepada debitur baik secara lisan
maupun tertulis.
persyaratan yang ada seperti bunga yang dijadikan sebagai utang pokok
yaitu:
dan menambah equity dengan menyetor uang tunai atau tambahan dari
pemilik.
34
reconditioning, restructuring).
mempunyai niat baik atau sudah tidak mampu lagi membayar semua
utangnya.
berupa piutang tak tertagih. Tanpa melihat bagaimana kebijakan yang dipakai
penjualan secara kredit tidak dapat ditagih. Beban operasi yang dicatat dari
piutang tak tertagih disebut beban piutang tak tertagih (Warren, 2017:441).
d. Pelanggan pailit
untuk menilai, mencatat atau menghapus piutang tak tertagih yaitu metode
tak tertagih. Perusahaan kecil biasanya menggunakan metode ini dan dapat
piutang dengan baik. Jika piutang tidak dapat dipulihkan, metode langsung
mengurangi piutang.
Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar yang telah membuat
estimasi atau estimasi kerugian atas piutang yang akan diterima karena
2.2. Hipotesis
Berdasarkan dari latar belakang masalah dan telaah pustaka yang telah
pengendalian intern terhadap pemberian kredit pada Unit Usaha Simpan Pinjam
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan pada Unit USP Awang Mahmuda Mandiri ini
langsung dan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak terkait didalam
organisasi tersebut, seperti: ketua Unit USP Awang Mahmuda Mandiri dan pihak
tata usaha.
Penelitian ini dilakukan pada Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Awang
Bengkalis.
ini adalah:
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung yang ditempat
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang sudah ada dan
36
37
USP yang diperoleh dari kepala bagian tata usaha seperti struktur
teori tersebut penulis akan membandingkan dengan praktek di Unit USP Awang
Desa Sungai Alam adalah salah satu Desa dikecamatan Bengkalis yang
Ekonomi Desa ditahun 2010. Usaha Ekonomi Desa ini bergerak dibidang
Dana UED-SP merupakan dana yang berasal dari dana hibah pemerintah
sebesar Rp500.000.000 yang disalurkan secara bertahap dari tahun 2010 hingga
tahun 2018.
15/KPTS/2010 yang sekarang berganti nama menjadi Unit Usaha Simpan Pinjam
Awang Mahmuda Mandiri Desa Sungai Alam. Berdirinya Unit USP Awang
38
39
Pedoman Penyertaan Modal maka Lembaga Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam
(UED-SP) berganti nama menjadi Unit Badan Usaha Milik Desa kemudian terjadi
perubahan nama menjadi Unit Usaha Simpan Pinjam Awang Mahmuda Mandiri,
dimana peleburan ini dilakukan Desa Sungai Alam pada tahun 2017 sesuai
dengan perintah surat edaran diperaturan Bupati Bengkalis No. 71 Tahun 2017
bahwa Desa sudah harus melaksanakan ketentuan Bupati tersebut paling lama dua
masyarakat Desa Sungai Alam serta membina usaha perekonomian dan membantu
relatif kecil dari bank. Dengan kata lain, meskipun Unit USP Awang Mahmuda
karyawan atau orang yang terlibat didalam suatu organisasi. Oleh sebab itu,
dengan adanya struktur organisasi yang baik dan benar, maka pembagian tugas
atau kerja akan mudah dilaksanakan, sehingga semua yang direncanakan oleh
Gambar 4.1.
Struktur Organisasi
Unit USP Awang Mahmuda Mandiri Desa Sungai Alam
Masyarakat
tersebut dapat dilihat pembagian tugas antara masing-masing bagian atau orang
yang terlibat dalam Unit USP Awang Mahmuda Mandiri. Dengan adanya struktur
Adapun tugas dan tanggung jawab pengelola Unit USP Awang Mahmuda
tangga.
pengelolaan BUMDes.
dahulu.
umum.
m) Mewakili Unit USP Awang Mahmuda Mandiri dalam setiap hal yang
Mahmuda Mandiri.
keterlambatan pembayaran.
45
SAK kepada Ketua Unit USP, maksimal tiga hari setelah tutup buku
bulanan.
Mandiri.
Ketua unit setiap bulannya maksimal tiga hari setelah tutup buku
bulanan.
setiap bulannya.
46
kepada pihak-pihak.
bulan sekali.
4.1.3. Aktivitas Unit USP Awang Mahmuda Mandiri Desa Sungai Alam
suatu lembaga yang ada didesa yang berperan sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan oleh Unit USP Awang Mahmuda mandiri
diantaranya:
usaha ekonomi produktif yang meliputi seluruh kegiatan usaha baik perorangan
dalam sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit pada Unit USP
Mandiri
melakukan analisa kredit terhadap calon nasabah atau pemanfaat yang bertujuan
untuk memastikan syarat-syarat yang diajukan sesuai atau tidak, dan diharapkan
tidak terjadi kerugian pada saat pengembalian kredit yang diberikan. Dalam
kredit apakah dapat diterima atau ditolak. Berikut prosedur pemberian kredit Unit
proposal permohonan kredit yang disediakan oleh Unit USP Awang Mahmuda
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Unit USP Awang Mahmuda
c) Dinilai layak oleh tim verifikasi Unit USP Awang Mahmuda Mandiri.
atau pemanfaat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Unit USP Awang
Rp5.000.000.
persyaratan kepada kepada tata usaha, selanjutnya tata usaha akan melakukan
belum lengkap, bagian tata usaha akan memberikan umpan balik dengan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh tata usaha, maka tata usaha memberikan
dengan semua persyaratan permohonan pengajuan kredit, hal ini selalu diterapkan
2. Penyelidikan Berkas
Pada tahap ini staf analisis kredit terlebih dahulu memeriksa keabsahan
kebenaran dan keaslian berkas yang dilampirkan oleh nasabah. Oleh karena itu,
jika terjadi kesalahan dalam evaluasi proposal pengajuan kredit yang dibuat oleh
51
mengembalikan proposal pengajuan kredit tersebut kepada bagian tata usaha. Unit
3. Penilaian Kelayakan
Dalam hal ini merujuk pada penerapan konsep 5C (character, capacity, capital,
a. Sifat (character)
Staf analisis akan menilai sifat atau karakter dari calon pemanfaat.
b. Kemampuan (capacity)
c. Modal (capital)
yang dibutuhkan untuk usaha yang akan dibiayai oleh Unit USP
d. Jaminan (collateral)
4. Wawancara I dan II
mencocokkan informasi yang diterima dari calon nasabah dengan dokumen yang
telah dilampirkan pada proposal permohonan kredit. Setelah dinilai sesuai, staf
data calon nasabah dan dokumen yang dilampirkan pada proposal permohonan
usaha, persetujuan kredit dari ahli waris, keberadaan serta kesesuaian jaminan
pinjaman, pendapatan atau penghasilan calon nasabah dan modal/aset usaha lain,
kewajiban nasabah atau utang nasabah kepada pihak lain, dan kesesuaian rencana
Selama wawancara kedua, staf analisis kredit dan staf pendukung akan
analisis kredit akan memberikan saran kepada calon nasabah tentang yang harus
5. Survey Lapangan
53
Pada tahap ini, Staf Analisis Kredit (SAK) Unit USP Awang Mahmuda
kredit kepada calon nasabah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan
bahwa proposal yang diajukan dan diserahkan kepada bagian tata usaha sudah
Setelah semua evaluasi telah dilakukan oleh staf analisis kredit selama
disajikan dalam bentuk rekomendasi yang dibuat oleh staf analisis kredit untuk
dibahas dalam rapat verifikasi besaran pinjaman. Namun jika tidak sesuai dan
tidak memenuhi syarat yang ada, staf analisis kredit akan menginformasikan
terlebih dahulu kepada Ketua Unit USP Awang Mahmuda Mandiri yang berhak
oleh Unit USP Awang Mahmuda Mandiri untuk memastikan keakuratan data
6. Keputusan Kredit
USP Awang Mahmuda Mandiri. Tujuan dari rapat verifikasi tersebut adalah untuk
diajukan oleh calon nasabah. Jika hasil rapat tersebut kredit disetujui, maka akan
54
selanjutnya.
Pada tahap ini Unit USP Awang Mahmuda Mandiri selalu menerapkan
menyetujui atau menolak pinjaman yang diajukan oleh nasabah. Tahapan ini
inilah yang memutuskan apakah permohonan kredit nasabah akan disetujui atau
ditolak.
Kredit layak atau tidaknya calon nasabah belum berjalan dengan baik,
7. Tahap Legalitas
Surat Perjanjian Pemberian Kredit (SP2K) antara nasabah dengan Unit USP
pernyataan bahwa nasabah kredit menyetujui dan bersedia untuk mematuhi semua
persyaratan, peraturan dan sanksi yang berkaitan dengan pinjaman yang diberikan
oleh Unit USP Awang Mahmuda Mandiri kepada nasabah. Setelah selesai ketua
nasabah, karena pada tahap ini nasabah penerima dana kredit dari Unit USP
ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh pihak Unit USP Awang
Mahmuda Mandiri.
8. Realisasi Kredit
disalurkan dari rekening Unit USP Awang Mahmuda Mandiri ke nasabah sebesar
pinjaman yang telah ditentukan. Kasir Unit USP Awang Mahmuda Mandiri wajib
Semua itu selalu dilakukan Unit USP Awang Mahmuda Mandiri untuk
setiap pemberian pinjaman kepada nasabah, dalam tahap pencairan dana kredit
yang disalurkan kepada nasabah, kasir selalu membuat kuitansi serah terima yang
9. Pemantauan/Pengawasan
sesuai dengan kesepakatan dalam proposal permohonan kredit. Unit USP Awang
apakah dana yang dicairkan sesuai atau tidak dengan permohonan kredit yang
Dalam hal ini staf analisis kredit tidak memiliki bukti atau catatan tentang
analisis tersebut, penulis mewawancarai nasabah penerima kredit dari Unit USP
Awang Mahmuda Mandiri untuk memastikan apakah staf analisis kredit benar-
dapat diketahui bahwa Unit USP Awang Mahmuda Mandiri tidak melaksanakan
Hal ini tentunya dapat mengakibatkan dana kredit yang disalurkan kepada
nasabah tidak digunakan oleh nasabah sebagaimana yang telah disepakati pada
nasabah dengan tunggakan lebih dari 6 bulan saja yang dilakukan pemantauan.
4.2.2. Analisis Sistem Pengendalian Intern Kredit pada Unit USP Awang
Mahmuda Mandiri
mampu menjalankan tugas agar dapat beroperasi secara efektif dan efisien.
tugasnya, seperti Kepala Unit USP dan juga bagian Tata Usaha memiliki
umum di daerah Desa Sungai Alam yang dimana dengan ikut andilnya dalam
Mahmuda Mandiri kurang lebih 5 tahun. Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
tentunya memiliki kriteria dalam pemilihan kasir, dan kriteria tersebut tentunya
kasir memiliki tingkat kejujuran yang tinggi dalam pekerjaannya, tanggung jawab
terakhir kepala Unit USP dan bagian kasir adalah D3, dan pendidikan terakhir
atau pengembangan bagi karyawan baru karena tidak ada pelatihan yang
material dalam proses pelaporan keuangan. Ini dapat dianggap seperti terdapatnya
memisahkan fungsi dan tanggung jawab, sehingga nantinya sistem wewenang dan
Praktek yang sehat pada Unit USP Awang Mahmuda Mandiri belum
berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
yang belum pernah melakukan perputaran jabatan, tujuan dari perputaran jabatan
perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tugas serta tanggung jawab mereka
telah dilaksanakan dengan baik. Dan di Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
memastikan pengelolaan kas dilakukan dengan baik dan benar. Karyawan juga
memiliki hak cuti, yang berguna untuk menjaga kesehatan mental bagi karyawan.
59
pengendalian.
Pada Unit USP Awang Mahmuda Mandiri sistem otorisasi berjalan dengan
baik. Sistem otorisasi Unit USP Awang Mahmuda Mandiri dapat dilihat dari tahap
proses pemberian kredit, bagian tata usaha memiliki wewenang untuk melakukan
diajukan nasabah tidak lengkap, staf tata usaha akan melakukan umpan balik
dikembalikan kepada calon penerima manfaat. Selain itu, setiap transaksi harus
bertujuan untuk memastikan bahwa tugas yang diberikan sesuai dengan tanggung
jawabnya. Pada Unit USP Awang Mahmuda Mandiri telah sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing, adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab ini
Unit USP Awang Mahmuda Mandiri, yaitu pada bagian kasir. Bagian kasir
ditugaskan untuk mencatat keluar masuknya kas, dan juga ditugaskan dalam
informasi yang handal, akurat, relevan dan tepat waktu, maka diperlukan suatu
prinsip yang mendukung komponen ini adalah prosedur pencatatan dan dokumen
yang memadai.
semua informasi atau data yang terkandung dalam formulir dicatat dengan tingkat
ketelitian dan keandalan yang tinggi sehingga menghasilkan suatu informasi yang
andal.
Pada Unit USP Awang Mahmuda Mandiri pencatatan dan dokumen yang
memadai telah berjalan dengan baik, karena sudah berdasarkan pada sistem
61
pencatatan akuntansi seperti adanya bukti transaksi, catatan jurnal dan buku besar,
5. Pemantauan (Monitoring)
Mandiri tidak dibentuk tim khusus untuk memantau atau mengawasi dana
tersebut, hanya staf analisis kredit yang ditugaskan untuk memantau apakah dana
yang disalurkan sudah sesuai atau tidaknya dengan permohonan kredit yang
pemanfaat yang telah menerima dana pinjaman kredit dari Unit USP Awang
Mahmuda Mandiri untuk mengetahui dan memastikan apakah Staf Analisis Kredit
dengan pemanfaat, diketahui bahwa Unit USP Awang Mahmuda Mandiri tidak
permohonan kredit.
62
pemantauan pada saat dana dicairkan agar dana yang sudah dicairkan tepat
sasaran dan sesuai dengan proposal yang diajukan oleh penerima manfaat. Jika
dana yang dicairkan tepat diberikan pada sasaran maka akan meminimalisir
saat dana dicairkan belum terlaksana, yang dimana hal ini dapat menimbulkan
masalah atau tunggakan pada saat pengembalian pinjaman. Karena dana yang
sebelumnya.
memanfaatkannya, serta dalam hal lain ini juga terjadi karena pemanfaat
keperluan konsumtif.
keterlambatan pada saat pembayaran kredit, disini Unit USP Awang Mahmuda
kemudian karena keluarga pemanfaat ada yang sakit sehingga membutuhkan dana
63
yang besar yang dimana pinjaman tersebut digunakan untuk biaya pengobatan,
lalu pendapatan yang semakin menurun yang menyebabkan pemasukan lebih kecil
konsumtif.
Pada tahun 2020 hingga tahun 2021 terjadi peningkatan kredit bermasalah
yang cukup tinggi pada Unit USP Awang Mahmuda Mandiri. Kredit bermasalah
yang terjadi pada Unit USP Awang Mahmuda Mandiri ini mengindikasikan
belum berjalan secara efektif. Tabel dibawah ini menunjukkan kolektibilitas kredit
Tabel 4.1.
Daftar Kolektibilitas Kredit Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
Periode 2020-2021
Saldo
Tunggakan Persentase
Kolektibilitas Kriteria Pinjaman
(Rp) (%)
(Rp)
Tahun 2020
I (0 bulan) A 1.986.262.000 0 0
II (1-2 bulan) B 200.925.500 17.419.944 0,48
III (3-4 bulan) C 139.752.500 39.391.389 1,08
IV (5-6 bulan) D 134.920.500 74.545.500 2,05
V ( >6 bulan) E 1.178.670.000 1.092.614.444 30,01
Jumlah 3.640.530.500 1.223.971.278 33,62
Tahun 2021
I (0 bulan) A 2.088.844.500 0 0
II (1-2 bulan) B 167.659.000 15.245.111 0,39
III (3-4 bulan) C 127.955.500 46.792.802 1,19
IV (5-6 bulan) D 177.973.000 79.514.667 2,02
V ( >6 bulan) E 1.364.897.500 1.211.466.944 30,85
Jumlah 3.927.329.500 1.353.019.524 34,45
Sumber: Unit USP Awang Mahmuda Mandiri
64
yang disalurkan dapat kembali dengan sesuai kesepakatan pemanfaat. Unit USP
pinjaman tersebut.
bunga.
belum berjalan secara efektif, karena masih terdapat tunggakan kredit yang terjadi
pada tahun 2020 dan tahun 2021. Hal ini dilatarbelakangi sebagian pemanfaat
yang masih belum ada rasa ingin berpartisipasi dalam menanggapi upaya yang
dilakukan oleh Unit USP Awang Mahmuda Mandiri dalam penyelesaikan kredit
bermasalah.
BAB V
lembaga milik masyarakat desa yang bergerak dibidang simpan pinjam. Dalam
pengendalian internal yang baik. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis telah
dan saran untuk mengatasi permasalahan yang ada pada Unit USP Awang
Mahmuda Mandiri.
5.1. Simpulan
tidak meningkat.
risiko pada praktek yang sehat belum dilakukan dengan baik karena
65
66
dimana setiap transaksi yang terjadi harus disetujui oleh pihak yang
yang dilakukan oleh bagian kasir. Kasir yang bertugas mencatat keluar
pengarsipan dokumen.
secara efektif.
67
5.2. Saran
Mandiri sebagai bahan masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang,
diantaranya:
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan karyawannya. Hal ini
akan datang.
68