You are on page 1of 63

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi


pada usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir
dengan konsep dasar akuntansi.

Metode dalam penelitian menggunakan pendekatan metode penelitian


deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanah Putih
Kabupaten Rokan Hilir. Populasi dalam penelitian ini toko barang harian yang
berada di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir yang berjumlah 45
toko, dengan mdetode purposive sampling, maka sampel dalam penelitian ini
berjumlah 25 toko barang harian. Jenis dan sumber data yaitu data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, kuisioner dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan memberikan penjelasan bahwa


usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir
sudah menerapkan konsep dasar pencatatan secara basis kas, hal ini diterapkan
karena pencatatan dilakukan setelah adanya penerimaan maupun pengeluaran
terhadap kas. Dalam penerapan dasar akuntansi, belum semua pemilik melakukan
konsep kelangsungan usaha. Konsep periode waktu, pemilik sudah membuat
laporan laba rugi dan sudah sepenuhnya menerapkan konsep perbandingan usaha,
karena setiap biaya yang dikeluarkan dicatat sebagai penambahan maupun
pengurangan.

Kata Kunci : Penerapan Konsep Dasar Akuntansi, Usaha Toko Barang


Harian.

i
ABSTRACT
.
This study aims to determine the suitability of the application of
accounting in the daily goods store business in Tanah Putih District, Rokan Hilir
Regency with the basic concepts of accounting.

The method in this research uses a qualitative descriptive research method


approach. This research was conducted in Tanah Putih District, Rokan Hilir
Regency. The population in this study were daily goods shops in Tanah Putih
District, Rokan Hilir Regency, totaling 45 shops. Using the purposive sampling
method, the sample in this study consisted of 25 daily goods shops. The types and
sources of data are primary data and secondary data. Collecting data using
interviews, questionnaires and documentation. Data analysis used descriptive
method.

The results of the research that has been carried out provide an
explanation that the daily goods shop business in Tanah Putih District, Rokan
Hilir Regency has applied the basic concept of recording on a cash basis, this is
applied because the recording is done after receipt or disbursement of cash. In
applying basic accounting, not all owners apply the concept of business
continuity. The concept of the time period, the owner has made a profit and loss
statement and has fully implemented the concept of business comparison, because
every expense incurred is recorded as an increase or decrease.

Keywords: Application of Basic Accounting Concepts, Daily Goods Store


Business

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan perekonomian ditandai dengan semakin berkembangnya dunia

usaha dalam segala bidang, salah satunya adalah Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM). Karena pada dasarnya UMKM adalah bagian yang sangat penting

dalam perekonomian karena memberikan kontribusi yang besar dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. UMKM mampu menyediakan

kesempatan kerja dan pendapatan yang cukup untuk masyarakat sehingga hal ini

dapat mengurangi permasalahan dalam tingginya angka pengangguran.

Saat ini perkembangan pada sektor UMKM semakin pesat memberikan

potensi yang sangat besar bagi peningkatan perekonomian pada suatu negara

dengan pengelolaan yang baik serta adanya kebijakan yang dapat memajukan

sektor UMKM sehingga memiliki peran yang sangat penting didalam memajukan

perekonomian pada suatu negara. Maka dari itu, informasi akuntansi menjadi hal

yang sangat penting dan modal dasar bagi para pelaku usaha UMKM sebagai

bahan didalam menentukan keputusan – keputusan didalam meningkatkan

pengelolaan UMKM yang semakin baik.

Pada UMKM penyajian laporan keuangan disesuaikan dengan standar yang

belaku yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah

(SAK EMKM). Dalam SAK EMKM memuat tentang prinsip-prinsip dasar hingga

penyajian laporan keuangan yang dikhususkan untuk UMKM. Dengan adanya

SAK EMKM tentunya dapat memberikan kualitas laporan keuangan yang

1
2

disajikan dapat sesuai dengan kewajaran dan mudah dipahami oleh penggunanya.

Tetapi saat ini banyak pelaku usaha UMKM belum menjalankan kegiatan usaha

sesuai dengan aturan yang berlaku salah satunya didalam menerapkan sistem

akuntansi yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Informasi akuntansi sangat bermanfaat bagi UMKM, karena merupakan

suatu alat yang dapat digunakan oleh pengguna informasi dalam mengambil

sebuah keputusan. Karena UMKM belum semuanya melakukan praktik akuntansi

dalam pelaporan keuangannya, karena berbagai macam kendala dan permasalahan

dalam penyusunan laporan keuangan usahanya. Maka IAI merancang standar

akuntansi yang secara khusus untuk pelaku usaha UMKM terutama mengenai

penyusunan laporan keuangan yang lebih akurat dan relevan yang dikenal dengan

SAK EMKM. SAK EMKM diterapkankan pada tanggal 1 Januari 2018 yang

merupakan standar akuntansi keuangan bagi Mikro Kecil dan Menengah yang

ditujukan untuk entitas usaha yang belum memenuhi persyaratan akuntansi yang

telah ditetapkan. SAK EMKM merupakan standar yang dirancang secara

sederhana dan mudah untuk diterapkan bagi pelaku UMKM karena telah

disesuaikan dengan kebutuhan usaha UMKM. Dengan diterbitkannya SAK

EMKM, diharapkan dapat memberikan dorongan bagi pelakuk UMKM untuk

memperlebar dan memperluas akses permodalan dari pemberi modal dan menjai

dasar untuk mengembangkan usaha UMKM dengan standar akuntansi yang sesuai

aturan.

Pada dasarnya UMKM merupakan bagian terpenting dalam peningkatan

perekonomian di Indonesia, karena menyediakan perluasan terhadap lapangan


3

pekerjaan yang diharapkan dapat menghasilkan output yang memiliki banyak

manfaat bagi masyarakat. Kegiatan operasional pada UMKM memiliki tiga jenis

bidang usaha yaitu usaha dalam bidang manufaktur, perdagangan dan jasa.

Adanya keragaman UMKM diharapkan dapat meningkatkan persaingan bisnis

yang lebih baik yang diharapkan dapat memberikan banyak keuntungan.

Penelitian ini dilaksanakan pada UMKM yang bergerak dalam bidang

perdagangan salah satunya adalah toko barang harian, dimana seiring dengan

perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan beragam

sehingga perubahan kebutuhan dengan menambah jenis barang dagangan yang

diperjual belikan. Usaha barang harian yang berkembang saat ini adalah usaha

kebutuhan sembako. Usaha barang harian ini tidak hanya berada di pasar,

melainkan juga berada dikedai rumahan. Usaha barang harian baik itu sebagai

usaha pokok maupun usaha kecil-kecilan untuk menambah perekonomian

keluarga, usaha ini merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh ibu rumah

tangga yang bergerak di perdagangan. Usaha ini dapat membantu meningkatkan

kebutuhan keluarga.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan

Hilir mengenai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), salah satunya adalah

usaha toko barang harian. Dalam menjalankan kegiatan usahanya tentunya

diperlukan penerapan akuntansi atas kegiatan operasional usahanya baik dalam

pencatatan mengenai pendapatan yang diterima, biaya yang dikeluarkan dan asset

yang dimiliki. Penulis melakukan survey awal terhadap 5 usaha toko barang

harian di dilaksanakan di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir.


4

Hasil survei yang penulis lakukan terhadap 5 toko barang harian dimana

pada survei pertama pada UD P. Kembar, dimana pemilik usaha dalam

pelaksanaan operasional usahanya sudah melakukan pencatatan dengan

menggunakan kecanggihan teknologi tetapi hanya sebatas laporan penjualan

semata dan tidak mencatat setiap pengeluaran yang dikeluarkan. Sehingga laporan

kas keluar tidak tercatat dengan baik, karena hanya menghitung berdasarkan

kwintansi atas pengeluaran usaha seperti pembelian stok, pembayaran listrik dan

pembayaran pembeliaan peralatan rumah secara kredit. Pemilik usaha juga

menggabung antara pengeluaran rumah tangga dengan pengeluaran usaha.

Sedangkan untuk perhitungan laba rugi, pemilik usaha menghitung dalam waktu

satu bulan.

Survei kedua dilakukan pada Toko Pak Tohang, dimana dalam kegiatan

operasionalnya, pemilik usaha sudah melakukan pencatatan atas penerimaan dan

pengeluaran kas. Untuk penerimaan kas bersumber pada penjualan, sedangkan

pengeluaran kas terdiri dari pembayaran listrik, sewa toko, pembelian stok

dagangan dan pembayaran kredit. Dalam pencatatan kas keluar, pemilik

menggabungkan pengeluaran rumah tangga sebagai pengurangan atas pendapatan

yang dihasilkan. Untuk laporan laba rugi, pemilik melakukan perhitungan dalam

waktu satu bulan.

Survei ketiga penulis melakukan di Toko Imam, dimana dalam kegiatan

usahanya pemilik usaha sudah melakukan pencatatan penerimaan kas yang

bersumber dari penjualan, sedangkan pengeluaran kas bersumber dari beban sewa

bangunan, beban listrik dan beban kebutuhan rumah tangga. Selain


5

menggabungkan beban kebutuhan rumah tangga, pemilik juga memasukkan biaya

keperluan pribadi yang akan mengurangi jumlah pendapatan yang dihasilkan.

Untuk perhitungan laba rugi, pemilik usaha melakukan perhitungan dalam waktu

satu bulan.

Survei keempat pada Toko Rifran, dimana pemilik usaha sudah melakukan

pencatatan atas penerimaan kas yang bersumber dari penjualan barang harian dan

pengeluaran kas untuk membayar beban listrik, sewa bangunan, pembelian stok

dagangan. Selain itu pemilik usaha juga menggabungkan kebutuhan pribadi

sebagai pengurangan pendapatan seperti pembayaran kredit peralatan rumah

tangga dan kebutuhan sehari – hari. Untuk perhitungan laba rugi, pemilik usaha

melakukan dalam kurun waktu satu kali dalam satu bulan.

Sedangkan survei kelima dilaksanakan pada Toko Kurnia Jaya Snack,

dimana pemilik usaha sudah mencatat penerimaan kas yang bersumber dari

penjualan dagangan. Sementara untuk pengeluaran kas, pemilik tidak melakukan

pencatatan tetapi dengan mengumpulkan kwintasi atas pembelian stok barang

dagangan dan pembayaran listrik, sewa bangunan dan kreditan peralatan. Selain

itu, pemilik usaha tidak melakukan pencatatan atas pengambilan kas untuk

keperluan pribadi. Sementara untuk perhitungan laba rugi pemilik usaha

melakukan perhitungan sebulan sekali.

Hasil beberapa penelitian terdahulu mengenai penerapan akuntansi sebagai

rujukan dalam penelitian ini diantaranya yang dilaksanakan oleh Diharti (2019)

menjelaskan hasil penelitian menjelaskan bahwa umumnya usaha barang harian

yang ada di Kecamatan Tanayan Raya dalam menjalankan kegiatan usahanya


6

hanya menerapkan dasar kas. selain itu usaha barang harian di Kecamatan

Tenayan Raya belum menerapkan konsep kesatuan usaha, konsep kelangsungan

usaha, konsep penandingan dan hanya menerapkan konsep dasar pencatatan dan

konsep periode waktu. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa penerapan akuntansi

pada usaha barang harian di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru belum sesuai

dengan konsep dasar akuntansi.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardhany (2020) menjelaskan

bahwa pada UMKM penerapan akuntansi yang dilakukan dengan pencatatan yang

sederhana, dan tidak membuat laporan keuangan. Selain itu melakukan pencatatan

secara sederhana mengenai kas masuk dan keluar, UMKM juga melakukan

perencanaan dan target penjualan yang diharapkan.

Sedangkan dalam penelitian Yulianti, Wardah dan Widuri (2019)

menunjukan bahwa sebagaian besar pelaku UMKM belum membuat laporan

keuangan karena keterbatasan pemahaman dan kemampuan mengenai penerapan

akuntansi, hal ini karena laporan keuangan bukan merupakan hal penting yang

harus dilakukan. Sementara beberapa UMKM sudah menerapkan akuntasi

sederhana seperti mencatat kas masuk dan keluar.

Penelitian yang dilakukan oleh Rais (2019) menjelaskan bahwa secara

sederhana UMKM sudah melakukan pencatatan penjualan, pembelian, persediaan,

kas masuk dan keluar, serta biaya operasional yang dikeluarkan. Namun akuntansi

yang diterapkan belum maksimal dari pencatatan sampai pembuatan laporan

keuangan yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya

kesadaran terhadap pentingnya penerapan akuntansi dalam kegiatan usaha,


7

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuliachtri dkk (2019) dimana

hasil penelitian menjelaskan bahwa dengan adanya pelatihan akuntansi UMKM

dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja keuangan agar berjalan

dengan baik. Maka dengan adanya penerapan sistem akuntansi diharapkan dapat

memberikan dampak yang baik dalam kemajuan UMKM dalam menjalankan

kegiatan usahanya.

Tabel 1.1
Research Gap Mengenai Penerapan Akuntansi
No Peneliti (Tahun) Hasil Penelitian
1 Diharti (2019) Hasil penelitian menjelaskan penerapan akuntansi
pada usaha barang harian belum sesuai dengan
konsep dasar akuntansi.
2 Kusumawardhany Hasil penelitian menjelaskan bahwa penerapan
(2020) akuntansi masih sederhana seperti pencatatan kas
masuk dan kas keluar
3 Yulianti, Wardah Hasil penelitian menjelaskan bahwa penerapan
dan Widuri akuntansi pada UMKM masih pencatatan secara
(2019) sederhana
4 Rais (2019) Hasil penelitian menjelaskan bahwa penerapan
akuntansi pada UMKM masih sederhana dan belum
menerapkan konsep kelangsungan usaha
5 Yuliachtri dkk Hasil penelitian menjelaskan bahwa penerapan
(2019) akuntansi pada UMKM masih sederhana
Sumber : Olahan Jurnal

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dibahas serta perbandingan

dengan penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

penelitian “ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA USAHA TOKO

BARANG HARIAN DI KECAMATAN TANAH PUTIH KEBUPATEN

ROKAN HILIR.”

1.2 Rumusan Masalah


8

Sesuai dengan penjelasan dari latar belakang permasalahan dan fenomena

yang sudah dijelaskan, maka rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana kesesuaian penerapan akuntansi pada usaha toko barang

harian di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir dengan konsep dasar

akuntansi ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Dari hasil rumusan masalah yang sudah disampaikan, tujuan dalam

penelitian ini adalah : \

Berdasarkan paparan latar belakang masalah dan fenomena serta rumusan

masalah ayng sudah dijelaskan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk

mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi pada usaha toko barang harian di

Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir dengan konsep dasar akuntansi”.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat kepada

seluruh pihak yang terlibat, adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian

ini diantaranya adalah :

a. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bahan dalam menerapkan

setiap teori yang sudah penulis pelajari terutama dalam penerapan

akuntansi pada sebuah usaha.

b. Bagi Akamdemis
9

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi sumber bacaan dan sumber

rujukan bagi peneliti – peneliti selanjutnya untuk mengembangkan judul

penelitian ini.

c. Bagi Pelaku Usaha

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bahan untuk menentukan

sebuah keputusan dalam hal memajukan usahanya untuk lebih baik

dimasa depan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penyusunan dalam skripsi ini terdiri dari 5 bab, adapun secara garis

penyusunan nya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini adalah bab pertama dalam penulisan skripsi ini yang

barisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dalam penelitian serta manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan mengenai teori yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai literatur yang melandasi setiap pembahasan

didalam skripsi ini meliputi landasan yang berhubungan dengan

penelitian ini serta hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN


10

Bab ini beriskan mengenai lokasi penelitian, jenis data dan

sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data yang

digunakan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang terdiri dari

konsep dasar pencatatan dan konsep dasar kelangsungan usaha

serta pembahasan.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian

yang telah dilakukan serta saran – saran yang disesuaikan dari

hasil penelitian.

.
BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi

Akuntansi adalah aktivitas dalam mengumpulkan, melakukan analisa,

menyajikan, melakukan klarifikasi, melakukan pencatatan, meringkas serta

melaporkan segala aktivitas/transaksi suatu badan usaha dalam bentuk

memberikan informasi mengenai keuangan. (Rudianto, 2012 : 4). Secara

keseluruhan akuntansi dapat dijelaskan bahwa akuntansi adalah aktivitas didalam

perusahaan yang mampu menghasilkan informasi akuntansi mengenai keadaan

keuangan. Pada dasarnya informasi akuntansi diperoleh melalui proses

pencatatan, melakukan penggolongan, pengindentifikasian transaksi yang telah

disusun menjadi laporan keuangan sehingga dapat digunakan untuk menentukan

keputusan bagi pihak tertentu. Dalam kehidupan sehari – hari banyak masyarakat

yang menerapkan fungsi akuntansi, hal ini dapat terbentuk dari pencatatan –

pencatatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui akuntansi dalam

setiap kebutuhannya serta fungsinya.

Menurut Weygandt, Kimmel dan Kieso (2013), akuntansi didefinisikan

secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi: (1)

pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan

tentang (2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan. Secara

umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan

laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan

11
12

kondisi perusahaan. (Warren, 2006). Menurut Warren, James dan Philip (2013)

menjelaskan akuntansi bermanfaat dalam menghasilkan laporan yang berfungsi

sebagai sumber informasi utama yang menjadi dasar dalam pengambilan

keputusan kepada setiap kepentingan.

Menurut Warren, James dan Philip (2013) memberikan penjelasan

mengenai akuntansi adalah sistem informasi yang dapat menghasilkan laporan

yang dapat digunakan oleh pihak tertentu untuk menentukan sebuah keputusan

mengenai peningkatan kondisi keuangan perusahaan. Menurut IAI (Ikatan

Akuntans Indonesia) (2016) dalam standar akuntansi laporan keuangan terdiri dari

5 item yaitu laporan neraca, laporan laba – rugi, perubahan modal, arus kas dan

catatan atas laporan keuangan. Dimana masing – masing laporan memiliki fungsi

yang berbeda – beda didalam memberikan informasi mengenai posisi keuangan

sebuah usaha. Adapun penjelasan adalah sebagai berikut :

1. Menurut Warren, James dan Philip (2013), laporan neraca adalah laporan

yang berisikan daftar aset perusahaan, kewajiban dan modal yang

digunakan.

2. Menurut James dan Philip (2013) laporan laba rugi merupakan ikhtiar dari

pendapatan dan beban yang dihasilkan perusahaan dalam periode tertentu.

Laporan ini memberikan informasi mengenai pendapatan dan beban selama

satu periode sesuai dengan konsep penandingan atau matching concept yaitu

konsep yang membandingkan pendapatan dengan beban yang dihasilkan

perusahaan. Laporan laba rugi juga memberikan informasi mengenai

kelebihan pendapatan terhadap beban yang disebut keuntungan bersih


13

maupun sebaliknya dimana beban yang lebih besar dari pendapatan maka

dinyatakan rugi bersih.

3. Menurut Warren, James dan Philips (2013) laporan perubahan modal

merupakan suatu ikhtiar mengenai perubahan pada modal pemilik yang

telah terjadi selama periode waktu tertentu. Laporan perubahan modal ini

disajikan setelah laporan laba rugi.

4. Menurut Kasmir (2012) laporan arus kas merupakan laporan yang

menjelaskan mengenai arus kas masuk dan keluar, laporan ini memberikan

informasi yang memungkinkan penggunanya dapat mengevaluasi setiap

perubahan asset perusahaan, struktur keuangan perusahaan dan kemampuan

untuk mempengaruhi jumlah serta waktu pada arus kas dalam beradaptasi

dengan perubahan keadaan serta peluang usaha. Laporan arus kas berguna

untuk menilai kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan kas

maupun setara kas serta memungkinkan penggunanya dapat

mengembangkan penilaian dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas

pada masa depan dari perusahaan.

5. Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan

pengungkapan (disclosure), baik yang bersifat keuangan maupun

nonkeuangan dari akun-akun yang dilaporkan atau peristiwa yang dihadapi

oleh peristiwa yang dapat mempengaruhi posisi dan kinerja perusahaan,

sehingga sering kali ditekankan bahwa catatan laporan keuangan merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

Catatan atas laporan keuangan mengungkapan :


14

a. Informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan – kebijakan akuntansi yang dapat dipilih serta diterapkan

terhadap kegiatan dan transaksi yang sangat penting.

b. Informasi yang akan disajikan harus sesuai dengan PSAK tetapi

tidak disajikan pada laporan laba-rugi, perubahan ekuitas, posisi

keuangan dan neraca.

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam sebuah laporan

keuangan tetapi diperoleh dalam rangka penyajian yang dilakukan

secara wajar.

2.1.2 Tahapan Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi terdiri dari beberapa tahapan – tahapan yang harus

dilakukan, yaitu :

1. Analisa Transaksi

Pada tahapan pertama adalah melakukan analisa untuk setiap transaksi

yang sudah terjadi dalam satu periode yang akan mempengaruhi posisi

keuangan.

2. Pencatatan Transaksi

Pada tahapan kedua, melakukan pencatatan untuk setiap transaksi yang

telah dianalisa kedalam jurnal umum secara berurutan menurut tanggal dan

waktu terjadinya transaksi.


15

3. Pembuatan Buku Besar

Pada tahapan ketiga melakukan pemindahan dari jurnal umum yang sudah

dicatat kedalam buku besar sesuai dengan jenis rekening secara berurutan

4. Pembuatan Neraca Saldo

Pada tahapan keempat, membuat neraca saldo dengan memindahkan saldo

yang ada di buku besar sesuai dengan kode sebagai debet atau kredit.

5. Pembuatan Jurnal Penyesuaian

Pada tahapan selanjutnya yaitu tahapan kelima dimana setelah neraca

saldo dibuat kemudian disesuaikan dalam jurnal penyesuaian untuk

melakukan koreksi terhadap jurnal – jurnal yang belum dicatat atau adanya

hal lainnya yang perlu disesuaikan kembali.

6. Pembuatan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Pada tahapan berikutnya tahapan keenam adalah membuat neraca saldo

yang telah disesuaikan dengan memasukkan seluruh saldo yang telah

disesuaikan.

7. Pembuatan Laporan Keuangan

Selanjutnya pada tahapan ketujuh adalah membuat laporan keuangan

diantaranya laba rugi, perubahan modal, arus kas, neraca dan catatan atas

laporan keuangan.

8. Pembuatan Jurnal Pentutup

Tahap kedelapan adalah membuat jurnal penutup yang berfungsi untuk

menutup akun nominal seperti pendapatan, beban dan deviden menjadi

nol.
16

2.1.3 Sistem Akuntansi

Mulyadi (2012) Sistem akuntansi adalah “organisasi formulir, catatan, dan

laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa guna untuk menyediakan informasi

keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan”, sedangkan Mulyadi (2012), sistem adalah “suatu jaringan prosedur

yang dibuat menurut pola yant terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

perusahaan”.

Menurut Mulyadi (2012) unsur didalam sistem akuntansi diantaranya adalah

formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan. Namun secara umum,

tujuan didalam melakukan penyusunan sistem akuntansi bagi sebuah usaha adalah

untuk meningkatkan informasi yang baik dan tepat waktu secara kuantitatif dan

kualitatif dalam meningkatkan pengendalian.

Siklus akuntansi adalah proses didalam menyediakan laporan keuangan

selama kegiatan pada suatu periode tertentu, dimana proses pencatatan dalam

akuntansi sering disebut dengan pembukuan secara lengkap meliputi tahap

melakukan identifikasi, menganalisis transaksi, melakukan pencatatan kedalam

jurnal dan melakukan posting terhadap transaksi. (Bastia, 2014).

Setiap transaksi pada dasarnya melakukan pengumpulan terhadap item –

item yang sama kedalam satu tempat yang disebut dengan rekening pembukuan.

Dimana Rekening pembukuan dapat dibedakan kedalam dua katagori yaitu buku

besar dan buku pembantu. Menurut Harahap (2010) buku besar adalah kumpulan

dari rekening – rekening pembukuan yang digunakan untuk melakukan pencatatan

informasi mengenai aktiva, kewajiban, ekuitas, laba, penjualan dan beban usaha.
17

Sedangkan buku pembantu adalah suatu kelompok rekening yang mererincikan

rekening tertentu didalam buku besar untuk memberikan kemudahan dan

mempercepat penyusunan laporan.

Jurnal adalah kumpulan buku yang digunakan untuk melakukan pencatatan

terhadap transaksi yang dilakukan perusahaan secara kronologis, sedangkan

menjurnal adalah aktivitas melakukan peringkasan dan melakukan pencatatan

terhadap transaksi perusahaan berdasarkan dokumen dasar yang dimiliki.

(Rudianto, 2012).

Menurut Suhardi (2013) didalam jurnal khusus menjad 4 bagian utama yaitu

penerimaan kas, pengeluaran kas, jurnal pembelian dan penjualan. Sedangkan

Mulyadi (2012) laporan neraca adalah daftar saldo rekening pada buku besar pada

tanggal tertentu. Biasanya neraca disusun dengan tujuan utama untuk mengetahui

atau melakukan pembuktian terhadap saldo debet rekening buku sama dengan

jumlah saldo pada kredit. Sedangkan Mulyadi (2012) menjelaskan bahwa jurnal

penyesuaian merupakan jurnal untuk melakukan pencatatan yang tidak memiliki

dokumen secara khusus yang dicatat pada akhir periode dengan melakukan jurnal

penyesuaian.

Menurut Munawir (2012) laporan neraca adalah laporan yang menyesuaikan

saldo atas dasar rekening yang bersumber dari buku besar dalam laporan

keuangan. Pada dasarnya laporan keuangan merupakan tahapan yang sangat

krusial dalam sebuah sistem dalam siklus proses dalam alur akuntansi.
18

2.1.4 Konsep Dasar Pencatatan

Menurut Munawir (2012) dasar – dasar pencatatan dalam akuntansi terdiri

dari 2 macam diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dasar kas (cash bassis).

Dasar kas yaitu pancatatan penerimaan dan pengeluaran dicatat dan diakui

apabila kas sudah diterima atau dikeluarkan. Cash Basis merupakan salah

satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi, dimana pencatatan basis

kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-

benar diterima atau dikeluarkan. (Yusuf dan Nurhayati, 2017). Pada

dasarnya kas basis adalah proses dalam akuntansi yang dilakukan dengan

melakukan pencatatan atas dasar kas sudah diterima atau kas sudah

dikeluarkan dalam kegiatan operasional.

b. Dasar akrual (accrual bassis).

Accrual Basis adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan

peristiwa diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat

terjadinya transaksi tersebut tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau

dibayar. Pencatatan menggunakan metode ini mengakui beban pada saat

transaski terjadi walaupun kas belum dibayarkan. Begitu pula dengan

pendapatan. Pendapatan dicatat pada saat transaksi pendapatan terjadi

walaupun kas atas transaksi pendapatan tersebut baru diterima bulan depan.

Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa pencatatan menggunakan

accrual basis lebih mencermikan keadaan perusahaan dan lebih dapat

mengukur kinerja perusahaan. Teknik accrual basis memiliki fitur


19

pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut

memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat

pada saat terjadinya walaupun uang belum benar – benar diterima atau

dikeluarkan. (Yusuf dan Nurhayati, 2017). Dengan kata lain basis akrual

digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Jadi accrual

basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

2.1.5 Konsep Dasar Akuntansi

Sementara Munawir (2012) dalam konsep dasar akuntansi terdiri dari

beberapa penjelasan sebagai berikut :

a. Entitas Bisnis (bussines entity)

Konsep entitas bisnis secara luas menjelaskan adanya pemisahan antara

harta pemilik modal usaha dengan harta yang digunakan sebagai modal dalam

usaha, konsep ini diterapkan karena masih ada sebagian pelaku usaha tidak

menerapkan konsep ini sehingga masih menggabungkan antara harta pribadi dan

modal usaha.

Menurut Indarani dkk (2019) konsep kesatuan usaha (economic entity

concept) merupakan suatu konsep yang ideal yang dapat diterapkan pada Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Penerapan konsep kesatuan usaha ini,

UMKM dapat mengetahui setiap laba dari kegiatan operasional usaha yang

sebenarnya, karena setiap dana yang dihasilkan murni dari hasil kegiatan

operasional usahanya tanpa adanya campuran dari harta milik pribadi maupun
20

orang lain. UMKM yang tidak menerapkan konsep kesatuan dalam usaha pada

laporan keuangan dapat memberikan dampak buruk bagi kelangsungan usaha

dimana jumlah asset dan kewajiban tidak merepresentasikan keadaannya yang

sebenarnya.

b. Kelangsungan usaha (going concern)

Konsep kelangsungan usaha merupakan sebuah konsep yang

diasumsikan untuk menilai keberlangsungan usaha dalam jangka panjang,

asumsi ini menjelaskan bahwa perusahaan akan tetap berdiri dalam kurun waktu

yang lama untuk menyelesaikan setiap rencana jangka pendek serta memenuhi

setiap kewajiban.

Rayyani dkk (2021) menjelaskan prinsip going concern mengasumsikan

bahwa posisi akhir pada setiap akun dalam catatan akuntansi suatu bisnis berada

pada kondisi yang sehat dan stabil. Konsep ini juga mengasumsikan bahwa

bisnis akan terus berjalan di masa depan (pada kondisi yang bisa diduga). Istilah

going concern banyak digunakan dalam bidang audit khususnya terkait opini

auditor mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

usahanya di setiap periode. Umumnya going concern disebut juga kelangsungan

usaha, suatu prinsip dalam akuntansi yang memandang bahwa entitas bisnis

tersebut akan terus berjalan pada tahun-tahun mendatang, dan tidak ada rencana

untuk melikuidasi bisnis tersebut dalam jangka pendek.

c. Konsep Periode Waktu (Time Period Concept)

Menurut Munawir (2012) menjelaskan bahwa konsep periode waktu

yang diterapkan dalam laporan keuangan dapat menyajikan informasi –


21

informasi pada suatu waktu tertentu mengenai keadaan perusahaan, seperti

neraca yang menjelaskan mengenai nilai dari kekayaan perusahaan, hutang

perusahaan dan modal perusahaan pada waktu tertentu. Pada laporan laba/rugi

menjelaskan hasil dari pendapatan dan biaya pada periode tertentu dan laporan

arus kas menjelaskan mengenai informasi – informasi dari arus kas yang masuk

dan keluar dalam periode tertentu.

Menurut Hery (2014:88) menjelaskan konsep periode waktu dalam

akuntansi adalah konsep yang menggunakan ukuran waktu sebagai landasan dasar

dalam melakukan penilaian kemajuan sebuah perusahaan dimasa yang akan

datang. Pada dasarnya konsep periode waktu dalam akuntansi merupakan konsep

yang digunakan untuk menyediakan setiap informasi dalam akuntansi yang

diperlukan atas dasar kesepakatan waktu yang ditetapkan, sehingga dapat

disimpulkan konsep periode waktu akan menunjukkan periode waktu dalam

melakukan penyajian informasi keuangan dalam sebuah kegiatan untuk

memberikan batasan – batasan dalam ukuran waktu tertentu untuk menyajikan

laporan keuangan yang efektif dan efisien.

d. Konsep Penandingan (matching concept)

Menurut Munawir (2012) konsep penandingan (Matching Concept)

merupakan sebuah konsep dalam akuntansi dimana semua pendapatan yang

dihasilkan harus selalu dibandingkan dengan setiap biaya – biaya yang

ditimbulkan dalam memperoleh laba bersih atas pendapatan yang dihasilkan

pada jangka periode tertentu. Dalam laporan laba rugi juga memberikan

informasi mengenai setiap kelebihan pendapatan yang dihasilkan dari biaya yang
22

dikeluarkan yang sering disebut dengan laba bersih, namun beban yang melebihi

pendapatan disebut dengan rugi bersih.

Purwitasari (2018) menjelaskan dalam akuntansi dikenal prinsip

matching concept. Dimana yang dimaksud dari prinsip ini adalah dengan

diakuinya beban bukan pada saat pengeluaran kas telah terjadi atau telah

dibayarkan. Namun, diakui ketika suatu produk atau jasa secara aktual

memberikan kontribusi terhadap pendapatan. “Pendapatan suatu periode harus

dibebani dengan biaya-biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan produk

yang menghasilkan pendapatan tersebut.

Konsep matching berimplikasi pada biaya diakui secara adil dan secara

wajar untuk mengakui pendapatan. konsep penandingan merupakan implikasi

dari adanya konsep periode akuntansi. Penandingan (matching) dilakukan untuk

menentukan laba periode tersebut, sehingga pendapatan periode tersebut

ditandingkan dengan biaya-biaya yang dianggap menciptakan pendapatan

tersebut. Maka, biaya dengan demikian merupakan upaya untuk menghasilkan

pendapatan dengan waktu sebagai takaran penandingannya.

2.1.6 SAK EMKM

2.1.6.1 Konsep Dasar SAK EMKM

SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang disusun oleh DSAK (Dewan

Standar Akuntansi Keuangan) yang merupakan sebuah organisasi dibawah

nauangan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). Harahap menjelaskan standar

akuntansi keuangan yang ada di Indonesia merupakan sebuah pedoman yang

disusun untuk dapat digunakan oleh siapapun dalam membuat dan menyusun
23

laporan keuangan secara umum sesuai dengan aturan yang berlaku (Yelitasari,

2016). Dalam standar akuntansi keuangan menjelaskan terdapat 4 faktor yang

mengatur hal pokok dalam penyusunan laporan keuangan.

1. Pengukuran atau Penilaian

Pengukuaran (measurement) atau penilaian (evaluation) adalah penentuan

jumlah rupiah (cost) suatu transaksi yang harus dicatat. Standar akuntansi

memberikan pedoman dasar-dasar pengukuran yang dapat digunakan

untuk menentukan berapa jumlah rupiah yang harus diperhitungkan dan

dicatat pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa rupiah yang harus

dilekatkan pada suatu pos laporan keuangan. Pengukuran lebih

berrhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah (cost) yang dicatat

pertama kali pada saat suatu transaksi terjadi. Penilaian lebih berhubungan

dengan masalah berapakah jumlah yang harus ditetapkan untuk tiap pos

laporan pada tanggal laporan.

2. Definisi elemen dan pos laporan keuangan

Standar akuntansi memberikan batasan (definisi) pengertian istilah atau

nama-nama yang digunakan laporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan

klasifikasi penyusunan dan kesalahan oleh pemakai. Dengan batasan

tersebut setiap transaksi akan dimasukkan ke dalam elemen dan pos yang

tepat. Elemen laporan keuangan terdiri atas aktiva (asset), utang

(liabilities), modal (capital), pendapatan (revenue), biaya (expense), rugi

(loss), dan laba (net income). Pos laporan merupakan rincian dari tiap

elemen tersebut. Batasan tersebut diperlukan laporan keuangan banyak


24

menggunakan istilah atau nama-nama yang digunakan sehari-hari yang

sudah terlanjur mempunyai arti umum. Hal ini sering menimbulkan salah

arti dipihak pemakai, karena pemakai cenderung mengartikan istilah

dengan pengertian umum yang sering kali berbeda dengan arti yang

dimaksudkan dalam laporan keuangan. Karena itu pemakai laporan

hendaknya mengartikan istilah sesuai dengan pengertian yang didefinisi

dalam prinsip akuntansi

3. Pengakuan

Pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat

atau tidak. Prinsip akuntansi mengatur tentang pengakuan ini dengan

memberikan beberapa kriteria pengakuan yaitu syarat-syarat apakah yang

harus dipenuhi agar suatu transaksi dapat diakui.

4. Pengungkapan atau penyajian

Pengungkapan bersangkutan dengan masalah bagaimana suatu informasi

keuangan disajikan dalam laporan keuangan


25

2.1.6.2 Ruang Lingkup SAK EMKM

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah atau lebih

disingkat dengan SAK EMKM) merupakan sebuah standar yang disahkan oleh

DSAK IAI yang merupakan Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Ikatan

Akuntansi Indonesia. Penerbitan SAK EMKM ini bertujuan untuk peningkatan

transparansi serta akuntabilitas dalam pelaporan keuangan entitas, serta juga

mendorong sektor UMKM untuk menjadi lebih baik.

Pada dasarnya SAK EMKM adalah sebuah standar keuangan yang

digunakan oleh setiap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk peningkatan

akuntabilitas perusahaan yang lebih signifikan. SAK EMKM merupakan definisi

dalam sebuah aturan undang – undang yang disusun dan diberlakukan, sehingga

SAK EMKM ini sudah berlaku efektif yang membuat para pelaku Usaha Mikor,

Kecil dan Menengah tidak perlu lagi membuat serta menyajikan laporan keuangan

sesuai dengan SAK ETAP. SAK EMKM disusun untuk memberikan kemudahan

bagi pelaku usaha UMKM dalam membuat dan menyajikan laporan keuangan,

SAK EMKM yang dirancang sangat sederhana.

SAK EMKM yang diterbitkan untuk mendorong dan memberikan fasilitas

bagi pelaku UMKM dalam melakukan penyusunan laporan keuangan. SAK

EMKM merupakan standar yang dapat membantu entitas mikro, kecil dan

menengah untuk dapat menerapkan informasi akuntansi yang lebih

kompreshensif, dan juga sebagai perkembangan dalam meninkatkan kompleksitas

yang berhubungan dengan konsep entitas bisnis. SAK EMKM berlaku efektif

tanggal 1 Januari 2018, namun penerapan dini dianjurkan.


26

Jenis laporan keuangan yang harus ada sesuai dengan SAK EMKM

diantaranya adalah (SAK EMKM, 2016) :

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

Laporan posisi keuangan merupakan laporan yang menyajikan setiap

informasi keuangan didalam perusahaan seperti jumlah harta yang dimiliki

perusahaan, jumlah hutang yang digunakan serta modal perusahaan untuk

setiap akhir periode. Dalam SAK EMKM tidak mengatur format atau urutan

untuk setiap pos akuntansi yang akan disajikan. Dalam penyusunan laporan

keuangan dimulai dari pembuatan jurnal umum, memposting masing –

masing jurnal kedalam buku besar serta membuat jurnal penyesuaian, yang

kamudian di susun berdasarkan aktiva, hutang dan modal.

2. Laporan laba rugi selama periode

Dalam SAK EMKM merupakan sebuah standar yang disusun untuk

memberikan syarat kepada sebuah entitas dalam membuat dan menyajikan

laporan laba rugi yang dapat menggambarkan kinerja keuangan dari sebuah

entitas didalam suatu periode. Sebuah entitas menyajikan laporan rugi yang

relevan kepada penggunanya untuk menggambarkan kinerja dari entitas

tersebut.

Pada dasarnya laporan laba rugi disusun dari perbandingan antara

setiap pendapatan yang masuk dikurangi dengan beban yang terjadi selama

satu tahun kegiatan operasional perusahaan. Apabila jumlah pendapatan

yang diterima oleh perusahaan lebih besar dari beban yang dikeluarkan

maka perusahaan tersebuh akan mendapatkan keuntungan atau laba,


27

sementara jumlah pendapatan yang diterima lebih kecil dari jumlah beban

yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian.

3. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan kuangan adalah laporan yang disusun untuk

memberikan informasi serta penjelasan yang dianggap perlu dari laporan

keuangan yang disajikan. Catatan atas laporan keuangan menyajikan

informasi secara detail mengenai laporan keuangan sehingga dapat

memberikan gambaran terhadap informasi yang disajikan dengan terperinci.

2.1.6.3 Keunggulan Penerapan SAK EMKM

SAK EMKM dalam penerapannya memiliki banyak keunggulan bagi

sebuah UMKM dalam menyajikan laporan keuangan, SAK EMKM yang

memenuhi kriteria dan dapat di implementasikan sesuai dengan aturan – aturan

yang sudah ditetapkan serta dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Adapun keunggulan dari SAK EMKM diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Pembuatan laporan keuangan harus disusun dengan jelas sesuai dengan

standar yang ditetapkan, sehingga laporan keuangan yang disajikan mudah

dipahami dengan baik oleh para penggunanya seperti pemilik maupun

orang lain yang memerlukan laporan keuangan sebagai bahan informasi

didalam melakukan dan menentukan sebuah keputusan.

b. Penyajian laporan keuangan juga ditetapkan dalam Undang – Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 yang memberikan penjelasan

mengenai penyusunan laporan keuangan yang dibuat dan disajikan untuk

memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM dalam mendapatkan


28

modal dari hibah maupun pembiayaan yang sah dan disetujui oleh

pemerintah daerah.

2.1.7 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut Tambunan (2012) menurut undang – undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memberikan

penjelasan usaha kecil adalah suatu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh perorangan ataupun badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan. Didalam undang – undang pada Bab IV

dalam pasal 6 menyebutkan bahwa kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut :

memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 sampai dengan paling banyak

Rp 500.000.000 dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

memiliki hasil penjualan lebih dari Rp 300.000.000 sampai dengan Rp

2.500.000.000.
29

2.1.8 Peran Akuntansi Bagi UMKM

Sebuah informasi keuangan merupakan hal yang memiliki peran sangat

penting dalam membantu sebuah usaha untuk mencapai keberhasilan dalam

menjalan kegiatan usahanya, termasuk bagi para pelaku usaha kecil atau UMKM.

Pada dasarnya, informasi akuntansi menjadi hal dasar yang utama didalam

pengambilan sebuah keputusan didalam pengelolaan usahanya. SAK EMKM

yang dibuat dan disusun merupakan sebuah cerminan atau upaya yang akan

memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM didalam membuat dan

menyusun serta menyajikan laporan keuangan, sehingga dengan adanya standar

akuntansi yang baik dapat mengurangi terjadinya pro dan kontra.

2.1.9 Sistem dan Prinsip Akuntansi Untuk Usaha Kecil

Menurut SAK EMKM (2016) tujuan laporan keuangan untuk menyediakan

informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh

siapapun yang tidak berada pada posisi yang dapat meminta laporan keuangan

secara khusus didalam memenuhi kebutuhan akan informasi.


30

Salah satunya adalah perusahaan kecil memiliki pembukuan yang kurang

teratur dan tidak memiliki neraca laba rugi, sehingga dalam hal itu mereka akan

kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Dan tentunya standar

akuntansi keuangan yang dipergunakan juga sangat lemah dan tidak bisa

disamakan dengan perusahaan besar yang selayaknya telah memiliki pembukuan

yang teratur.

Sistem akuntansi tunggal (single entry system) merupakan sebuah sistem

akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan kecil yang bersifat sederhana.

Standar akuntansi keuangan yang digunakan atau yang diterapkan dalam sebuah

perusahaan kecil maupun perusahaan besar, dimana pada perusahaan kecil

penerapan standar akuntansi keuangan yang digunakan memiliki banyak

kontroversi dari berbagai pihak karena adanya kelemahan – kelemahan dari pada

perusahaan besar.

2.2 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sudah dijelaskan dan telah

pustaka yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Diduga

penerapan akuntansi pada usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kabupaten Rokan Hilir belum sesuai dengan konsep dasar akuntansi”.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Sugiyono (2013) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilaksanakan untuk

mengekspor setiap fenomema – fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan dan

bersifat deskriptif seperti pada proses langkah pekerjaan, formula tertentu dan

pengertian mengenai konsep yang beragam.

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk menelitian pada suatu kondisi objek

secara alamiah dimana seorang penelitian sebagai instrument kunci, sementara

didalam pengumpulan data menggunakan triangulasi, analisis data bersifat

induktif atau kualitatif dan hasil penelitian secara kualitatif lebih menekankan

pada makna dari pada generalisasi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan

Hilir, dimulai dari bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2022.

3.3 Objek dan Subjek Penelitiam

Objek dalam penelitian ini adalah usaha toko barang harian di Kecamatan

Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir.

Sugiyono (2013) memberikan penjelasan bahwa subyek penelitian

merupakan narasumber yang peling penting atau utama untuk mendapatkan

informasi mengenai data – data yang dibutuhkan untuk menjelaskan permasalahan

31
32

didalam sebuah penelitian. Untuk mendapatkan data primer yang digunakan

dalam penelitian ini, maka penulis menetapkan beberapa informan kunci sebagai

sumber dalam mendapatkan informasi yaitu para pemilik Toko Barang Harian di

Kecamatan Tanah Putih pada Kabupaten Rokan Hilir.

3.4 Definisi Variabel Penelitian

3.4.1 Penerapan Akuntansi Berdasarkan SAK EMKM

Jenis laporan keuangan yang harus ada sesuai dengan SAK EMKM

diantaranya adalah (SAK EMKM, 2016) :

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

Laporan posisi keuangan dapat menyajikan informasi mengenai aset,

liabilitas dan ekuitas pada akhir suatu periode didalam melakukan pelaporan

keuangan. SAK EMKM tidak menentukan format atau urutan terhadap pos

– pos yang akan disajikan. Meskipun, entitas dapat menyajikan setiap pos

aset berdasarkan urutan likuiditas dan pos liabilitas berdasarkan jatuh

tempo. Laporan posisi keuangan disusun setelah adanya jurnal umum, buku

besar dan jurnal penyesuaian. Setelah ketiga hal tersebut dihasilkan, maka

selanjutnya melakukan ketagorisasi terhadap akun – akun sesuai dengan

unsur yang ada didalam posisi keuangan. Unsur yang dihasilkan dalam

laporan posisi keuangan diantaranya adalah aktvia, kewajiban dan ekuitas.

2. Laporan laba rugi selama periode

SAK EMKM mensyaratkan entitas untuk menyajikan laporan laba

rugi yang meruakan kinerja keuangan entitas untuk suatu periode. Entitas

menyajikan pos dan bagian dari pos dalam laporan laba rugi jika penyajian
33

tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas. Laporan laba

rugi dibuat dengan memasukkan akun-akun pendapatan kemudian dikurangi

dengan beban-beban yang terjadi selama kegiatan operasi perusahaan.

Apabila pendapatan yang diterima lebih besar dari beban yang dikeluarkan

maka perusahaan akan mendapatkan laba, namun apabila beban yang

dikeluarkan lebih besar daripada pendapatan yang diterima maka

perusahaan akan mengalami kerugian.

3.4.2 Dasar Pencatatan Akuntansi

Dasar pencatatan dalam akuntansi terdiri dari 2 macam yaitu

a. Dasar kas (cash bassis).

Dasar kas yaitu pancatatan penerimaan dan pengeluaran dicatat

dan diakui apabila kas sudah diterima atau dikeluarkan. Cash Basis

merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi,

dimana pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi

terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. (Yusuf dan

Nurhayati, 2017)

b. Dasar akrual (accrual bassis).

Accrual Basis adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi

ekonomi dan peristiwa diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan

keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut tanpa memperhatikan

waktu kas diterima atau dibayar. Pencatatan menggunakan metode ini

mengakui beban pada saat transaski terjadi walaupun kas belum

dibayarkan. Begitu pula dengan pendapatan. (Yusuf dan Nurhayati,


34

2017). Jadi accrual basis adalah basis akuntansi yang mengakui

pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan

peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas

diterima atau dibayar.

3.4.3 Konsep Dasar Akuntansi

Adapun konsep dasar dalam akuntansi diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Entitas Bisnis (bussines entity)

Konsep entitas bisnis merupakan konsep yang secara umum

diartikan sebagai konsep akuntansi yang bertujuan untuk memisahkan

harta antara pemilik modal dengan harta yang digunakan sebagai modal

usaha dalam kegiatan bisnis. Dalam kegiatan usahanya, para pemilik usaha

sering menggunakan atau menggabungkan antara harta pribadi dengan

harta yang digunakan dalam usaha untuk keperluan pribadi ataupun harta

pribadi digunakan sebagai tambahan modal usaha.

2. Kelangsungan usaha (going concern)

Konsep kelansungan usaha ini merupakan sebuah konsep yang

diasumsikan sebagai sebuah konsep usaha yang digunakan untuk menilai

keberlangsungan usaha dalam kurun waktu jangka panjang. Asumsi dari

konsep ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk dapat berdiri

dalam jangka waktu yang lama terutama dalam menyelesaikan setiap

rencana – rencana jangka pendeknya.


35

3. Pengukuran dengan nilai uang (money measuring unit)

Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat

dicatat dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena

tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran fisik yang sama, maka

akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan

penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka semua

transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam

bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu.

4. Konsep periode waktu (time period concept)

Menurut Saputra (2018) didalam accounting principle boar

(APB) dalam statement nomor 4 yang menjelaskan konsep periode waktu

dimana laporan keuangan perusahaan menyajikan setiap informasi pada

periode tertentu, dimana neraca menggambarkan nilai setiap kekayaan,

hutang dan setiap modal perusahaan pada setiap periode. Laporan

laba/rugi menjelaskan setiap informasi dari hasil (pendapatan dan biaya

yang dihasilkan perusahaan) dalam setiap periode tertentu. Sementara

laporan arus kas menjelaskan informasi mengenai setiap arus kas yang

masuk dan keluar dari perusahaan pada setiap periode waktu tertentu.

5. Konsep Penandingan (matching concept)

Menurut Saputra (2018) menjelaskan konsep penandingan merupakan

konsep akuntansi yang menjelaskan mengenai setiap pendapatan yang

dihasilkan yang disbanding dengan biaya – biaya yang ditimbulkan dalam

memperoleh laba bersih dari pendapatan yang dihasilkan dengan biaya –


36

biaya yang ditimbulkan perusahaan. Laporan laba atau rugi juga menyediakan

informasi dari kelebihan pendapatan terhadap biaya – biaya yang dikelurkan

perusahaan yang disebut dengan laba bersih sedangkan kelebihan beban dari

pendapatan disebut dengan rugi bersih.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini toko barang harian yang berada di

Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir yang berjumlah 45 toko

diantaranya adalah sebagai sebagai berikut :

Tabel 3.1
Nama – Nama Toko Barang Harian di Kecamatan Tanah Putih
Kabupaten Rokan Hilir
No Nama Toko Alamat
1 U.D Dani Jl. Manggala Jontion Simp. Sintong Km 8
2 U.D Mansur Jl. Manggala Jontion Simp. Sintong Km 8
3 U.D Monang Jl. Ujung Tanjung
4 U.D P. Kembar Jl. Simp. Benar
5 Kurnia Jaya Snack Jl. Ujing Tanjung
6 Toko Egatri Jl. Ujing Tanjung
7 Toko Situmorang Jl. Ujing Tanjung
8 Toko Rohman Jl. Simp. Manggala Jontion
9 Toko Nurlela Jl. Simp. Benar
10 Toko Queen Jl. Simp. Benar
11 Toko Adi Jl. Simp. Benar
12 Sembako Habibi Jl. Simp. Benar
13 Toko Selamet Jl. Simp. Benar
14 Toko Arfi Jl. Simp. Benar
15 Toko Pak Tohang Jl. Simp. Manggala Jontion
16 Toko Mettota Jl. Simp. Manggala Jontion
17 Toko Wira Jaya Jl. Simp. Manggala Jontion
18 Toko Febri Jl. Simp. Manggala Jontion
19 Toko Rifran Jl. Manggala Jontion Simp. Dinamo Km. 9
20 Toko Imam Jl. Mutiara
21 Toko Bang Ami Jl. Tuanku Tambusai, Sedinginan
22 Toko Nurul Hidayah Jl. Tuanku Tambusai, Sedinginan
23 Toko Marina Jl. Tuanku Tambusai, Sedinginan
24 Toko Wilda Jl. Putri Hijau, Sintong
25 Toko Aqila Jl. Putri Hijau, Sintong
26 Toko M. Ridho Jl. Putri Hijau, Sintong
37

No Nama Toko Alamat


27 Toko Raga Raka Jl. Putri Hijau, Sintong
28 Toko Agil Jl. Putri Hijau, Sintong
29 Toko Zahir Jl. Putri Hijau, Sintong
30 Toko Mega Jl. Putri Hijau, Sintong
31 Toko Nora Jl. Manggala Jontion Km. 3
32 Toko Purba Jl. Simp. Manggala Jontion
33 U.D Restu Bunda Jl. Manggala Jontion Km. 18
34 Toko Sidabutar Jl. Simp. Benar
35 Toko A Situmorang Jl. Mutiara
36 Toko Harahap Jl. Manggala Jontion Km. 20
37 Toko Dedek Jl. Manggala Jontion Km. 20 Simp. Manggala
38 Toko Dzaki Almair Jl. Manggala Jontion Km. 21
39 Toko Rahmat Jl. Manggala Jontion Km. 21
40 U.D Harapan Bunda Jl. Manggala Jontion Km. 23
41 Toko Siti Manggala Jl. Manggala Jontion Km. 24
42 Toko Mida Harahap Jl. Manggala Jontion Km. 20
43 Toko Basir Jl. Manggala Jontion Km. 22
44 Toko Toguan Jl. Manggala Jontion Km. 22
45 Toko Bagan Putra Jl. Manggala Jontion Km. 25
Sumber Data : Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir, 2022

3.5.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling,

yatu teknik pengambilan sampel berdasarkan beberapa kriteria yang digunakan

adalah sebagai berikut :

a. Toko barang harian yang berada di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten

Rokan Hilir

b. Toko barang harian yang melakukan pencatatan.

Berdasarkan kriteria penentuan sampel diatas, maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2
Data – Data Nama Toko Barang Harian yang Menjadi
Sampel dalam Penelitian
No Nama Toko Alamat
1 Toko Rohman Jl. Simp. Manggala Jontion
2 Toko Nurlela Jl. Simp. Benar
3 Toko Queen Jl. Simp. Benar
38

No Nama Toko Alamat


4 Toko Adi Jl. Simp. Benar
5 Toko Selamet Jl. Simp. Benar
6 Toko Arfi Jl. Simp. Benar
7 Toko Pak Tohang Jl. Simp. Manggala Jontion
8 Toko Mettota Jl. Simp. Manggala Jontion
9 Toko Wira Jaya Jl. Simp. Manggala Jontion
10 Toko Febri Jl. Simp. Manggala Jontion
11 Toko Bang Ami Jl. Tuanku Tambusai, Sedinginan
12 Toko Nurul Hidayah Jl. Tuanku Tambusai, Sedinginan
13 Toko Marina Jl. Tuanku Tambusai, Sedinginan
14 Toko Nora Jl. Manggala Jontion Km. 3
15 Toko Purba Jl. Simp. Manggala Jontion
16 Toko Sidabutar Jl. Simp. Benar
17 Toko A Situmorang Jl. Mutiara
18 Toko Harahap Jl. Manggala Jontion Km. 20
19 Toko Dedek Jl. Manggala Jontion Km. 20 Simp. Manggala
20 Toko Dzaki Almair Jl. Manggala Jontion Km. 21
21 Toko Rahmat Jl. Manggala Jontion Km. 21
22 Toko Siti Manggala Jl. Manggala Jontion Km. 24
23 Toko Mida Harahap Jl. Manggala Jontion Km. 20
24 Toko Basir Jl. Manggala Jontion Km. 22
25 Toko Toguan Jl. Manggala Jontion Km. 22
Sumber Data : Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir, 2022

Berdasarkan teknik penentian sampel yang dijelaskan, maka dari tabel di

atas disimpulkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah

25 toko barang harian.

3.6 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa data primer adalah sumber

data yang dikumpulkan maupun diperoleh secara langsung dari sumber

utama tanpa melalui perantara. Data primer yang digunakan dapat

dikumpulkan dengan menggunakan metode diantaranya seperti

menyebarkan kuisioner dan mengajukan pertanyaan berupa wawancara

dengan informan penelitian.


39

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan

3.7 Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Teknik pengumpulan dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan

mengumpulkan data data perusahaan seperti laporan keuangan maupun data

data penting lainnya.

2. Kuisioner

Metode kuisioner dilakukan untuk mendapatkan penilaian mengenai

penerapan sistem akuntansi pada usaha toko barang harian di Kecamatan

Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir.


40

3. Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik yang digunakan dalam mengumpulkan

data secara langsung kepada narasumber dengan mengajukan beberapa

pertanyaan mengenai permasalahan yang dijelaskan dalam sebuah

penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian menggunakan teknik analisis kualitatif dengan model

deskritif. Penelitian yang menggunakan analisis kualitatif adalah penelitian yang

memiliki ciri dimana data yang digunakan dapat dinyatakan dalam keadaan

sewajarnya. (Sugiyono, 2012). Penelitian deskriptif digunakan untuk melakukan

representasi secara objektif mengenai gejala – gejala yang terjadi didalam

penelitian dengan mendeskripsikan setiap gejala – gejala sebagai data dan fakta

sebagaimana adanya.
BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN

4.1 Identitas Responden

Berikut adalah hasil tanggapan pemilik usaha mengenai gambaran umum

usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir

sesuai dengan usia pemilik, pendidikan, lama usaha, jumlah pegawai, status

bangunan dan modal usaha yang digunakan :

Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Usia
No Usia Pemilik Frekuensi Persentase (%)
1 <25 Tahun 3 12
2 26 – 35 Tahun 4 16
3 36 – 45 Tahun 11 44
4 >46 Tahun 7 28
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel 4.1 menjelaskan bahwa mayoritas pemilik usaha toko

barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir memiiki rentang

usia antara 36 – 45 Tahun yang berjumlah 11 usaha atau sebesar 44%.

Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 SD/SMP 6 24
2 SMA 13 52
3 D3 2 8
4 S1 4 16
5 S2 0 0
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel 4.2 menjelaskan bahwa mayoritas pemilik usaha toko

barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir memiliki latar

41
42

belakang pendidikan SMA yang berjumlah 13 usaha atau sebesar 52%. Semakin

tinggi pendidikan seseorang, diharapkan dapat mempengaruhi pengetahuan

terutama didalam kegiatan usaha.

Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Lama Berusaha
No Lama Usaha Frekuensi Persentase (%)
1 <5 Tahun 4 16
2 5 – 7 Tahun 6 24
3 8 – 10 Tahun 12 48
4 >11 Tahun 3 12
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel 4.3 menjelaskan bahwa mayoritas pemilik usaha toko

barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir sudah

menjalankan usaha selama 8 – 10 Tahun yang berjumlah 12 usaha atau sebesar

48%. Hal ini menjelaskan, semakin lama usaha yang dijalankan maka hal ini

dapat membentuk pasar yang lebih luas.

Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai
No Jumlah Pegawai Frekuensi Persentase (%)
1 1 Orang 7 28
2 2 Orang 12 48
3 3 Orang 4 16
4 4 Orang 2 8
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel 4.4 menjelaskan bahwa mayoritas pemilik usaha toko

barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir memiliki jumlah

pegawai sebanyak 2 orang dengan jumlah 12 usaha atau sebesar 48%.


43

Tabel 4.5
Responden Berdasarkan Status Bangunan Usaha
No Status Bangunan Usaha Frekuensi Persentase (%)
1 Milik Sendiri 17 68
2 Sewa 8 32
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel 4.5 menjelaskan bahwa mayoritas pemilik usaha toko

barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir, memiliki

bangunan usaha dengan status milik sendiri yang berjumlah 17 usaha atau sebesar

68%. Status bangunan juga menjadi penting dalam usaha, karena dapat

mempengaruhi jumlah pengeluaran apabila bangunan dalam status sewa.

Tentunya hal ini akan berdampak terhadap kemajuan usaha.

Tabel 4.6
Responden Berdasarkan Modal Usaha
No Modal Usaha Frekuensi Persentase (%)
1 <Rp 10.000.000 4 16
2 Rp 10.000.000 – Rp 20.000.000 6 24
3 Rp 21.000.000 – Rp 40.000.000 8 32
4 Rp 41.000.000 – Rp 60.000.000 3 12
4 >Rp 60.000.000 4 16
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel 4.6 menjelaskan bahwa mayoritas pemilik usaha toko

barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir dengan modal

usaha yang digunakan antara Rp 21.000.000 – Rp 40.000.000 sebanyak 8 usaha

atau sebesar 32%. Hal ini menjelaskan bahwa modal menjadi hal yang sangat

penting dalam melakukan kegiatan usaha, dimana modal yang terbatas akan

mempengaruhi jumlah dan jenis barang yang dijual.


44

4.2 Konsep Dasar Akuntansi

4.2.1 Elemen Neraca

Tabel 4.7
Melakukan Pencatatan Penerimaan Kas
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 19 76
2 Tidak 6 24
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 19 pemilik usaha yang melakukan

pencatatan penerimaan kas atau sebesar 76%. Penerimaan kas usaha bersumber

pada penjualan barang harian setiap harinya. Dalam pelaksanaannya, beberapa

usaha melakukan pencatatan secara manual dan adapula yang melakukan

dengan sistem computer. Namun beberapa usaha yang tidak melakukan

pencatatan penerimaan kas karena semua pengeluaran menjadi satu baik

pengeluaran usaha maupun rumah tangga.

Tabel 4.8
Melakukan Pencatatan Pengeluaran Kas
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 19 76
2 Tidak 6 24
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 19 pemilik usaha atau sebesar 76%

sudah melakukan pencatatan terhadap pengeluaran usaha, seperti biaya

pembelian barang, pembayaran listrik, sewa bangunan, tenaga kerja, perbaikan

asset, pembayaran kredit dan biaya terhadap kebutuhan rumah tangga dan

kehidupan sehari – hari. Pencatatan pengeluaran usaha ini bertujuan untuk

menilai kemajuan usaha yang dijalankan.


45

Tabel 4.9
Melakukan Pemisahan Antara Pengeluaran Rumah Tangga Degan
Pengeluaran Usaha
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 19 76
2 Tidak 6 24
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 19 pemilik usaha atau sebesar 76%

yang sudah melakukan pemisahan antara pengeluaran rumah tangga dan

pengeluaran usaha. Pemisahan ini bertujuan untuk memastikan perkembangan

usaha serta memaksimalkan pendapatan usaha yang dihasilkan. Karena dengan

menggabungkan antara pengeluaran rumah tangga dengan pengeluaran usaha

maka hal ini dapat mengurangi keuntungan dari kegiatan usaha yang

dilakukan.

Tabel 4.10
Melakukan Pencatatan Terhadap Piutang Usaha
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 25 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 25 pemilik usaha atau sebesar 100%

sudah melakukan pencatatan terhadap piutang usaha, karena hal ini harus

dilakukan untuk menghindari terjadinya kerugian. Selain itu, pencatatan

terhadap piutang juga memiliki tujuan agar pemilik usaha dapat

memaksimalkan keuntungan dari kegiatan usaha yang dilakukan. Dengan

adanya pencatatan piutang yang akurat dapat membantu pemilik usaha dalam

mengelola piutang terutama dalam memastikan pembayaran telah dilakukan


46

oleh pelanggan sehingga hal ini dapat meminimalkan kemungkinan timbulnya

piutang yang tidak tertagih.

Tabel 4.11
Melakukan Pembelian Barang Dagangan Secara Kredit
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 25 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 25 pemilik usaha atau sebesar 100%

melakukan pembelian peralatan secara kredit. Hal ini menjelaskan pembelian

peralatan secara kredit yang dilakukan oleh pemilik usaha dianggap sebagai

salah satu langkah dalam melengkap setiap peralatan yang dibutuhkan dalam

menjalankan usahanya, hal ini dilakukan oleh pemilik usaha untuk

meningkatkan kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai keuntungan

dan kemajuan usaha dimasa depan. Pembelian secara kredit dapat

menimbulkan biaya tambahan yang harus dikeluarkan secara rutin oleh pemilik

usaha setiap periode waktunya sesuai dengan kesepakatan, apabila pembayaran

terlambat dapat menimbulkan biaya lainnya yang akan menurunkan

pendapatan.

Tabel 4.12
Melakukan Pencatatan Terhadap Hutang Usaha
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 25 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 25 pemilik usaha atau sebesar 100%

sudah melakukan pencatatan terhadap hutang usaha. Pencatatan terhadap


47

hutang ini bertujuan untuk mengelola penggunaan hutang dalam usaha, karena

dengan penggunaan hutang yang besar dapat mengurangi keuntungan yang

dihasilkan. Maka dari itu pentingnya seorang pemilik usaha melakukan

pencatatan terhadap hutang yang digunakan.

Tabel 4.13
Melakukan Persediaan Barang Dagangan
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 25 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 25 pemilik usaha atau sebesar 100%

sudah menyediakan persediaan terhadap barang dagangan. Persediaan dapat

juga dikatakan sebagai jumlah atau stok produk yang dimiliki perusahaan.

Kumpulan barang ini pada akhirnya akan dijual kepada konsumen untuk

meraih keuntungan. Persediaan masuk dalam kategori aset lancar pada neraca

perusahaan. Ketika persediaan terjual, maka akan tercatat sebagai harga pokok

penjualan pada laporan laba-rugi. Secara rutin mengevaluasi persediaan adalah

kunci kesuksesan bisnis. Tidak hanya harus mengetahui jenis-jenis persedian,

tapi pemilik bisnis juga harus memahami cara mengevaluasi persediaan.

Tujuannya adalah untuk menjadi acuan dalam pembuatan keputusan bisnis.

Selain itu, pemilik bisnis juga harus memahami waktu maksimal

penyimpanan persediaan barang. Sebab, menyimpan persediaan dalam waktu

lama belum tentu menjadi hal yang baik. Semakin lama persediaan tersimpan,

artinya akan semakin banyak biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan.


48

Bahkan, jika terlalu lama disimpan, produk berpotensi menjadi usang dan

rusak.

4.2.2 Elemen Laba/Rugi

Tabel 4.14
Melakukan Pencatatan Pendapatan Terhadap Penjualan
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 19 76
2 Tidak 6 24
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 19 pemilik usaha atau sebesar 76%

sudah melakukan pencatatan terhadap pendapatan dari hasil penjualan.

Pencatatan terhadap pendapatan ini berfungsi untuk mengetahui tingkat

penjualan yang dilakukan. Dengan adanya pencatatan terhadap pendapatan hal

ini diharapkan dapat membantu pemilik didalam memaksimalkan keuntungan

yang dihasilkan.

Tabel 4.15
Melakukan Pencatatan Terhadap Pengeluaran Usaha
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 19 76
2 Tidak 6 24
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 19 pemilik usaha atau sebesar 76%

sudah melakukan pencatatan terhadap pengeluaran usaha. Pencatatan terhadap

pengeluaran usaha untuk mengetahui segala informasi dan berapa banyak

pengeluaran yang dilakukan. Dengan mencatat pengeluaran, tentunya akan

mengetahui skala pengeluaran berbanding dengan pendapatan, apakah lebih

kecil, lebih besar atau sama. Tentunya, untuk mendapatkan kondisi keuangan
49

yang sehat, seorang pemilik usaha harus mengelola pengeluaran dengan efektif

dan efsien didalam memaksimalkan keuntungan usaha.

Tabel 4.16
Jenis Pengeluaran Usaha
No Jenis Pengeluaran Ya Tidak
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(%) (%)
1 Sewa Toko 8 32 17 68
2 Listrik Usaha 25 100 0 0
3 Listrik Rumah 6 24 19 76
4 Gaji Pegawai 25 100 0 0
5 Biaya Rumah 6 24 19 76
Tangga (Listrik,
Belanja Kebutuhan
Sehari – Hari, Uang
Jajan Anak)
6 Perbaikan Aset 25 100 0 0
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas jenis biaya yang sering dikeluarkan oleh

pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan

Hilir seperti biaya sewa toko, biaya listrik usaha, adanya juga pemilik yang

menggabungkan dengan biaya listrik rumah, pembayaran gaji pegawai dan

kebutuhan rumah serta perbaikan asset yang digunakan.

Tabel 4.17
Melakukan Perhitungan Laba – Rugi Pada Usaha Yang Dijalankan
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 19 76
2 Tidak 6 24
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 19 pemilik usaha atau sebesar 76%

yang sudah melakukan perhitungan laba atau rugi didalam kegiatan usaha. Hal

ini memberikan penjelasan bahwa dalam perhitungan laba atau rugi yang
50

dilakukan oleh pemilik usaha sebagai bahan informasi dalam menentukan

keputusan mengenai kegiatan usahanya untuk masa depan yang lebih dengan

tujuan agar usaha dapat tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pada

dasarnya laporan laba / rugi yang disusun oleh pemilik usaha merupakan

gambaran dan informasi yang penting bagi pemilik usaha untuk mengelola

usahanya dengan baik dalam menghasilkan keuntungan yang ditargetkan.

Tabel 4.18
Menggunakan Pencatatan Laba/Rugi Sebagai Pedoman Dalam Mengukur
Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 19 76
2 Tidak 6 24
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 19 pemilik usaha atau sebesar 76%

menggunakan laporan laba atau rugi sebagai pedoman dalam mengukur tingkat

keberhasilkan sebuah usaha.

Hasil ini memberikan penjelasan bahwa laporan laba / rugi yang

disusun merupakan sebuah laporan yang menyajikan setiap informasi keuangan

yang digunakan sebagai dasar informasi sebelum menentukan keputusan yang

akan diambil dalam menjalankan kegiatan usahanya. Maka dari itu, semakin

besar keuntungan yang dihasilkan dalam kegiatan usahanya, tentunya dapat

menjadi bahwan pertimbangan yang dapat digunakan dalam meningkatkan

kegiatan usahanya dimasa depan.


51

4.2.3 Elemen Laporan Posisi Keuangan

Tabel 4.19
Memiliki Aset Tetap
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 25 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 25 pemilik usaha atau sebesar 100%

memiliki asset tetap didalam menjalankan kegiatan usahanya. Adapun asset

tetap yang dimiliki oleh pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah

Putih Kebupaten Rokan Hilir seperti bangunan, meja, kursi lemari, rak, kulkas

dan etalase.

Tabel 4.20
Jenis Aset Tetap yang Dimiliki
No Jenis Pengeluaran Ya Tidak
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(%) (%)
1 Bangunan 17 68 8 32
2 Meja 25 100 0 0
3 Kursi 25 100 0 0
4 Lemari / etalase 25 100 0 0
5 Kulkas 25 100 0 0
6 Rak 25 100 0 0
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana asset tetap yang pemilik usaha toko

barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir seperti

bangunan usaha dengan status kepemilikan pribadi, meja, kursi, lemari dan

etalase, kulkas dan rak yang digunakan untuk barang yang dijual.
52

Tabel 4.21
Melakukan Pembelian Peralatan Secara Kredit
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 25 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 25 pemilik usaha atau sebesar 100%

melakuakan pembelian barang secara kredit. Hal ini memberikan penjelasan

pembelian peralatan secara kredit yang dilakukan adalah hal yang diharapkan

dapat menunjang kegiatan usaha, walaupun dapat menimbulkan biaya

tambahan yang harus dikeluarkan oleh pemilik usaha,

Tabel 4.22
Melakukan Pencatatan Terhadap Hutang Pembelian
Peralatan Secara Kredit
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 25 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 25 pemilik usaha atau sebesar 100%

melakukan pencatatan terhadap pembelian barang secara kredit. Dengan

melakukan pencatatan terhadap pembelian barang secara kredit, hal ini

berfungsi memudahkan pemilik usaha untuk mengetahui jumlah hutang yang

akan dikeluarkan pada waktu yang ditetapkan sehingga dengan pencatatan

yang baik pemilik usaha dapat memaksimalkan pendapatan untuk melunasi

pembelian barang secara kredit sesuai dengan waktu yang ditetapkan.


53

Tabel 4.23
Mendapatkan Pinjaman Modal Usaha
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 18 72
2 Tidak 7 28
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 18 pemilik usaha atau sebesar 72%

mendapatan pinjaman modal usaha. Pinjaman modal yang dilakukan oleh

pemilik usaha dapat dilakukan pada berbagai sumber seperti keluarga, temanm

koperasi maupun pada perbankan yang memiliki program peminjaman modal

usaha. Pinjaman modal yang digunakan memiliki banyak keuntungan dengan

pengelolaan yang baik, karena semakin besar modal yang digunakan

diharapkan dapat menunjang kegiatan usaha.

Tabel 4.24
Penggunaan Pinjaman
No Penggunaan Ya Tidak
Pinjaman Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(%) (%)
1 Modal Usaha 25 100 0 0
2 Pembelian 25 100 0 0
Peralatan
3 Pembayaran 19 76 6 24
Hutang
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana pinjaman modal yang digunakan

pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan

Hilir dimanfaatkan untuk modal usaha, pembelian peralatan dan ada juga untuk

membayar hutang atau tagihan – tagihan dari kegiatan usaha yang dilakukan.
54

Tabel 4.25
Melakukan Pencatatan Hutang Atas Pinjaman Yang Digunakan
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 25 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 25 100
Sumber Data Olahan 2022

Berdasarkan tabel diatas dimana 25 pemilik usaha atau sebesar 100%

sudah melakukan pencatata terhadap hutang yang digunakan. Hasil ini

menjelaskan pencatatan hutang dapat membantu pemilik usaha untuk

meningkatkan keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan operasional usahanya,

pemisahan antara hutang pinjaman sangat penting dilakukan untuk

memperkirakan keuntungan dimasa depan.

4.3 Pembahasan

Berikut adalah pembahasan mengenai konsep dasar akuntansi pada usaha

toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir berdasarkan

konsep dasar pencatatan dan akuntansi adalah sebagai berikut :

4.3.1 Konsep Dasar Pencatatan

Hasil penelitian menjelaskan, dasar pencatatan pada usaha toko

barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir menggunakan

dasar kas dan tidak menerapkan konsep dasar secara akrual. Karena pada

dasarnya pancatatan penerimaan dan pengeluaran dicatat dan diakui apabila kas

sudah diterima atau dikeluarkan, dimana pencatatan yang dilakukan oleh

pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan

Hilir menggunakan dasar pencatatan secara basis kas (cash bassis) karena

hanya mencatat transaksi, jika ada penerimaan atau pengeluaran kas.


55

4.3.2 Konsep Dasar Akuntansi

1. Entitas Bisnis (bussines entity)

Business entity secara umum dapat diartikan dengan pemisahan

harta antara pemilik modal dengan harta yang digunakan untuk bisnis.

Sebagian pelaku usaha masih tidak memperdulukan konsep ini. Para

pemilik sering menggunakan dana perusahaan untuk keperluan pribadi

maupun sebaliknya, tanpa catatan yang resmi dan jelas. Pemilik sering

berpikir bahwa hal ini tidak masalah dan menganggap ini merupakan hal

yang kecil, padahal konsep bisnis entity ini sangat penting untuk

berlangsungnya suatu usaha.

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

konsep entitas bisnis (business entity) belum sesuai dengan konsep dasar

akuntansi, seperti pada tabel 4.7 dan 4.8 dimana belum semua pemilik

usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan

Hilir, sesuai dari hasil penyebaran kuisioner ditemukan masih adanya

pemilik usaha yang belum melakukan pencatatan terhadap penerimaan dan

pengeluaran terhadap kas dalam kegiatan usaha yang berjumlah 6 pemilik

usaha (24%) sementara 19 pemilik (76%) sudah melakukan pencatatan

terhadap penerimaan maupun pengeluaran kas.

Konsep entitas pada pencatatan harus dilaksanakan sesuai dengan

laporan aliran terhadap kas baik pada saat melakukan pencatatan kas

masuk maupun aliran kas keluar yang dilakukan secara terpisah dengan
56

sumber dana yang lain. Karena jika terjadi percampuran dapat berdampak

terhadap kekacauan.

2. Kelangsungan usaha (going concern)

Sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha selalu ingin

berjalan terus – menerus, maka diperluakan pembuatan laporan atas

kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan sebuah perusahaan yang

disusun secara periodik dapat membandingkan kemajuan atau kemunduran

dari sebuah usaha yang dijalankan. Dengan membandingkan informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan secara periodik digunakan sebagai

dasar didalam menentukan kebijakan dan merancang strategi yang tepat

didalam pengembangan usaha kedepannya.

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

konsep kelangsungan usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kebupaten Rokan Hilir sudah sesuai, seperti yang dijelaskan pada tabel

4.20 dimana semua pemilik usaha sudah melakukan pencatatan terhadap

jumlah asset yang dimiliki didalam mendukung pelaksanaan operasional

usaha. Karena dengan melakukan pencatatan terhadap jumlah asset yang

dimilki didalam kegiatan usaha maka hal ini akan berdampak terhadap

kemajuan usaha dimasa depan.

3. Konsep periode waktu (time period concept)

Konsep periode waktu adalah untuk menggambarkan posisi

keuangan atau hasil usaha dan perubahannya harus dilaporkan secara

berskala. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


57

konsep periode waktu pada toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kebupaten Rokan Hilir sudah sesuai dengan konsep dasar akuntansi

karena mayoritas pemilik usaha sudah melakukan perhitungan laba atau

rugi didalam kegiatan usaha.

Hasil penelitian ini dijelaskan pada tabel 4.14 dan 4.15 dimana

mayoritas 19 pemiik usaha (76%) sudah melakukan pencatatan terhadap

pendapatan dan pengeluaran terhadap kegiatan usaha. Sementara pada

tabel 4.17 dimana 19 pemilik usaha (76%) sudah melakukan perhitungan

laba / rugi usaha, sedangkan 6 pemilik usaha (24%) belum melakukan

perhitungan laba / rugi dalam kegiatan usaha.

Dalam kegiatan bisnis, dalam melaporkan informasi keuangan

dapat dilakukan dengan cepat seperti dalam kurun waktu setengah

tahunan, triwulanan atau bahkan bulanan. Ini adalah konsep yang disebut

periodisitas, asumsi periode waktu atau periode akuntansi sederhana.

Waktu periode biasanya diidentifikasi dalam laporan keuangan. Pemilihan

waktu yang lebih tepat dimaksudkan agar dapat dimanfaatkan oleh pemilik

dalam menentukan evaluasi untuk memilih strategi yang efektif dalam

meningkat jumlah pendapatan yang akan dihasilkan diwaktu atau periode

berikutnya. Sehingga pemilik usaha dapat dengan cepat menentukan

keputusan atau kebijakan yang tepat didalam menilai kemajuan usahanya

4. Konsep Penandingan (matching concept)

Konsep penandingan sebagai suatu konsep akuntansi dimana

semua pendapatan yang dihasilkan harus dibandingkan dengan biaya-biaya


58

yang ditimbulkan untuk memperoleh laba dari pendapatan untuk jangka

waktu tertentu.

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

konsep penandingan usaha (matcing concept), sudah sepenuhnya sesuai

dengan konsep dasar akuntansi, seperti pada tabel 4.16 dimana hampir

semua pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kabupaten Rokan Hilir sudah melakukan pencatatan terhadap pengeluran

usaha seperti biaya sewa toko, biaya listrik usaha dan rumah, gaji pegawai

dan biaya rumah tangga serta perbaikan asset.

Hal ini disebabkan karena tidak semua biaya yang dikeluarkan oleh

pemilik usaha digunakan sebagai pengurangan dari pendapatan yang

dihasilkan untuk mengetahui laba / rugi yang dihasilakan selama kegiatan

usaha berjalan. Adapun biaya – biaya yang tidak dimasukkan dalam

pengurangan pendapatan seperti biaya penyusutan dan biaya perlengkapan

usaha serta biaya perbaikan peralatan. Hal ini akan berdampak terhadap

perhitungan laba atau rugi perusahaan yang belum menggambarkan nilai

yang sewajarnya laba atau rugi yang dihasilkan dalam menjalankan

kegiatan operasional usaha.


59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dimana kesesuaian

penerapan akuntansi pada usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah

Putih Kebupaten Rokan Hilir sudah sesuai dengan konsep akutansi,

adapun kesimpulan yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

1. Dasar pencatatan yang diterapkan secara kas basis karena pencatatan

dilakukan setelah adanya penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi

dalam kegiatan usaha.

2. Pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten

Rokan Hilir belum sepenuhnya menerapkan konsep entitas bisnis (business

entity), karena masih terdapat pemilik usaha yang menggabungkan antara

pengeluaran pribadi dengan pengeluaran usaha.

3. Pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten

Rokan Hilir belum semua pemilik melakukan konsep kelangsungan usaha,

karena belum melakukan pencatatan serta perhitungan terhadap penyusutan

asset tetap yang dimiliki untuk kelangsungan usaha dimasa depan.

4. Pada konsep periode waktu sudah diterapkan oleh para pemilik usaha toko

barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten Rokan Hilir, dengan

membuat laporan laba / rugi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan

dalam kegiatan usaha dengan melakukan perhitungan sesuai dengan waktu

yang ditetapkan.
60

5. Pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih Kebupaten

Rokan Hilir sudah sepenuhnya menerapkan konsep penandingan usaha

(matcing concept). Karena semua biaya yang dikeluarkan oleh pemilik

usaha sudah dicatat sebagai pengurangan dari pendapatan.

6. Penerapan akuntansi pada toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kebupaten Rokan Hilir belum menerapkan konsep dasar akuntansi dengan

baik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka saran yang

dapat penulis berikan diantaranya :

1. Disarankan kepada pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah

Putih Kebupaten Rokan Hilir agar dapat memisahkan antara pencatatan

penerimaan dan pengeluaran terhadap kas untuk mengetahui setiap aliran

kas yang masuk dan keluar untuk memudahkan pemilik usaha dalam

meningkatkan kemajuan usaha.

2. Kepada pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kebupaten Rokan Hilir sebaiknya mencatat semua asset yang dimiliki

dengan menghitung estimasi penyusutan terhadap asset dalam menunjang

kemajuan usaha dimasa depan.

3. Kepada pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kebupaten Rokan Hilir diharapkan dapat melakukan perhitungan laba

rugi, untuk dijadikan informasi didalam menilai kemajuan usaha dimasa

depan.
61

4. Kepada pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kebupaten Rokan Hilir agar dapat mencatat setiap biaya yang dikeluarkan

sebagai dasar pengurangan terhadap pendapatan yang diterima, hal ini

bertujuan untuk membandingkan antara pendapatan dan pengeluaran yang

dihasilkan sehingga pemilik usaha dapat menilai kemajuan usaha.

5. Kepada pemilik usaha toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kebupaten Rokan Hilir disarankan dapat mencatat seluruh biaya yang

dikeluarkan dalam hal memaksimalkan pencapaian pendapatan yang

dihasilkan dari kegiatan usaha.

6. Disarankan kepada pemilik toko barang harian di Kecamatan Tanah Putih

Kebupaten Rokan Hilir, seharusnya sudah merapkan akuntansi sesuai

dengan konsep dasar akuntansi.

You might also like