You are on page 1of 13
Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang, adalah penelitian eksperimen seperti telah disebutkan di bagian depan. Disebut sebagai variabel yang akan datang, belum terjadi, tetapi sengaja didatangkan atau diadakan oleh peneliti dalam bentuk perlakuan (treatmen) yang terjadi dalam eksperimen. Ada satu ragam penelitian yang mirip dengan eksperimen yang disebut penelitian tindakan. Hal ini akan dijelaskan panjang lebar sesudah model- model eksperimen. F. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Akhir-akhir ini banyak dibicarakan orang tentang penelitian kualitatif. Sesuai kebiasaan, orang lebih menyenangi barang baru, lalu ada kecenderungan adanya “pandangan lebih” terhadap hal yang baru tersebut. Ketika penelitian kualitatif sedang diperkenalkan kira-kira tahun 1990, pandangan mata peneliti, khususnya peneliti muda, memicing ke arah itu. Sebagai efek dari pandangan tersebut terselip satu pendapat bahwa penelitian kualitatif lebih mentereng dibandingkan dengan penelitian kuantitatif yang dipandang sudah kuno. Tentu saja pandangan seperti ini tidak dapat diterima begitu saja. Suatu pendekatan atau metode ilmiah, juga yang ada dalam penelitian, tentu tidak terlepas dari kebaikan dan kelemahan, keuntungan, dan kerugian. Oleh karena itu, untuk dapat memberi pertimbangan dan keputusan mana yang lebih baik - tepatnya lebih cocok - penggunaan suatu pendekatan, terlebih dahulu perlu dipahami masing-masing pendekatan tersebut. Dalam pertumbuhan ilmu pengetahuan, suatu teori yang dipandang sudah tidak a baik dan dikalahkan oleh teori baru, maka teori yang ditumbangkantersebut pasti tidak berlaku lagi. Dengan kata lain, jika suatu teori belum tumbang, L& pasti masih memiliki keampuhan. a “Perjuangan” tumbuhnya penelitian kualitatif tidak dapat dikatakan_ ringan. Ketika beberapa ahli mencoba memperkenalkan jenis penelitian yang dimulai dari lapangan secara grounded, para peneliti kuantitatif sudah muncul terlebih dulu menentangnya dengan keras. Mereka berpendapat bahwa penelitian kualitatif yang pengumpulan ena dipandang tidak sistematis, sangat individual, kurang ilmiah, dilakukan pelacakan terhadap data yang terkumpul awe ee peristiwa yang sudah lampau) luvadiauiay Dipindai dengan CamScanner dari penelitiannya, terpaksa “tenggelam” sebentar karena publikasi. Namun, akhirnya secara berangsur-angsur nasil kualitatif semakin baik, dan sejak kira-kira tahun 1990 pendel ‘tersebut dapat diterima oleh masyarakat ilmiah. Di antara banyak model yang ada dalam penelitian kualitati dikenal di Indonesia adalah penelitian naturalistic. Penelitian kualita dilawankan dengan penelitian kuantitatif dengan alasan bahwi kegiatan ini peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkar dan dalam mbmberikan penafsiran terhadap hasilnya. Namun dem tidak berarti bahwa dalam penelitian kualitatif ini peneliti sama sekali diperbolehkan menggunakan angka. Dalam hal-hal tertentu, mis menyebutkan jumlah anggota keluarga, banyaknya biaya yang dikelt untuk belanja sehari-hari ketika menggambarkan kondisi sebuah kelug tentu saja bisa. Yang tidak tepat adalah apabila dalam mengumpull dan penafsirannya peneliti menggunakan rumus-rumus statistik. Sebaliknya dengan penelitian kuantitatif, sesuai dengan nama banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabi disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Selai yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data informasi kualitatif. Dengan gambaran ini maka tidak ada garis yat antara penelitian kuantitatif dengan penelitian yang ditinjau hany penggunaan angka-angka. Penjelasan lebih jauh tentang’penelitian kua akan disampaikan dalam Bab IX, yaitu Memilih Pendekatan. Nama yang dibicarakan ini disebut “kualitatif naturalistik”” “naturalistik” menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yan; dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi alami. Pengambilan data atau penjaringan fenomena dilakukan dari yang sewajarnya ini dikenal dengan sebutan “pengambilan data se atau natural”. Dengan sifatnya ini maka dituntut keterlibatan peneliti se Jangsung di lapangan, tidak seperti penelitian kuantitatif yang d mewakilkan orang lain untuk menyebarkan atau melakukan wawé terstruktur. x : Antara penelitian kuantitatif dan kualitatif terdapat p sifatnya mendasar, meskipun beberapa -__ inidisajikan perba Dipindai dengan CamScanner Kejelasan unsur: — tujuan, pendekatan, subjek, sumber data sudah mantap, dan rinci sejak awal. Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun. Kejelasan unsur: subjek sé sumber data tidak mantap d masih fleksibel, timbul berkembangnya sambil gent). Langkah penelitian: baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai. Dapat menggunakan sampel, dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi. Tidak dapat menggunakan pen- dekatan populasi dan sampel. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting. Hasil penelitian hanya berlaku bagi set- ting yang bersangkutan. Hipotesis: (jika memang perlu): a Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian. b. Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan ---a priori. Hipotesis: a. Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, fetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung ~~~ tentatif. Hasil penelitian terbuka. Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan. Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data me- mungkinkan untuk diwakilkan. Desain: desain penelitiannya adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya. Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti. | antara kedua jenis penelitian, untuk sekadar memberikan_ bagian bape Sieh terpisah yal ng perlu, secara terpisah de Dipindai dengan CamScanner sudah ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneli merekam, maka penelitiannya bukan eksperimen. Sebaliknya ji ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja dit maka penelitiannya berbentuk eksperimen. Penelitian non-eksperimen yang banyak dilakukan ber lain: (1) penelitian deskriptif, (2) eksploratif, (3) survei, dan (4) pen, evaluasi. Penelitian eksperimen dapat berbentuk eksperimen dalam be desain, dan penelitian tindakan. Analisis data penelitian non-ekspe dapat dilakukan menggunakan rumus statistik, dapat juga hanya 5} sederhana dalam bentuk rerata, simpangan baku, tabulasi silan, disajikan dalam bentuk tabel, bagan atau grafik. Dari analisis dan tar data tersebut peneliti Tembulat interpretasi dalam bentuk naras menunjukkan kualitas dari gejala atau fenomena yang menjadi penelitian. Apakah dasar filosofis dari penelitian kualitatif itu? Sek kurangnya ada empat dasar filosofis yang berpengaruh dalam pen kualitatif, yaitu sebagai berikut: € 1. Fenomenologis, yang berpendapat bahwa kebenaran sesuatu itd diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala memancar dari objek yang diteliti. Apabila peneliti melal penangkapan secara profesional, maksimal dan bertanggung}. maka akan dapat diperoleh variasi refleksi dari objek. Bagi manusia, gejala dapat berupa mimik, pantomimik, ucapan, tingka perbuatan, dan lain-lain. Tugas peneliti adalah memberikan inten terhadap gejala tersebut. Interaksi simbolik, yang merupakan dasar kajian sosial yang$ berpengaruh dan digunakan dalam penelitian kualitatif. Beberag yang terkenal antara lain John Dewey dan Blumer H. Ahli ini telah menyempurnakan pandangan interak: mele membagi tiga prinsip arti simbol yang diberikan oleh responden. prinsip atau premis dimaksud adalah sebagai berikut. a, Dasarmanusia bertindak adalah untuk memenuhi g Dalam memberikan interpretasi tindakan atau fenomena, F perlu sekali mengetahui proses atau sekuensi dari tindal Proses suatu tindakan sesgorang | pada prinsipnya mert ~ dengan orang lain. Dalam memberikan interpretasi Prosedur Penelitian Suatu P @ Dipindai dengan CamScanner lebih dulu atau bersamaan. Oleh karena itu, peneliti | ¥ memperhatikan fenomena atau gejala yang berkaitan dan mempengaruhi munculnya gejala tersebut. 3, Kebudayaan sebagai sesuatu yang merupakan hasil budi daya manusia yang mewujud dalam tingkah laku atau benda, bahasa, simbol, dan lain-lain. Kebudayaan tersebut melingkungi manusia sehingga berpengaruh terhadap perilaku dan tindakan manusia. Oleh karena itu jika peneliti ingin memperoleh data yang akurat dan rinci perlu sekali mempelajari latar belakang kebudayaan responden, dan lebih baik lagi jika sanggup meluangkan waktu hidup bersama mereka beberapa lama. 4. Antropologi yaitu dasar filosofis yang fokus pembahasannya berkaitan erat dengan kegiatan manusia, baik secara normatif maupun historis. Itulah sebabnya peneliti perlu sekali peduli terhadap tindakan manusia di masa lalu dan kelanjutannya. Untuk menghasilkan gambaran yang tepat tentang genomena antropologis peneliti menggunakan pendekatan induktif, dalam lingkup yang tidak terlalu luas, fleksibel, dan kontekstual.. Dengan demikian peneliti dapat mendeskripsikan data secara tuntas berbentuk thick description, atas dasar fenomena yang ia jumpai di lapangan. Perumpaan yang sederhana bagi data penelitian kualitatif adalah bahwa data tersebut berlapis-lapis seperti “umbi bawang”. Dalam pada itu peneliti mengupas lapisan umbi satu per satu untuk ~ ditarik sebuah interpretasi yang komprehensif dan solid. Dapatkah kita mengenali cir-ciri atau karakteristik penelitian kualitatif? Dari perbandingan singkat yang sudah disajikan, berikut ini disampaikan karakteristik penelitian kualitatif naturalistik, yaitu sebagai berikut. 1. Mempunyai sifat induktif yaitu pengembangan konsep yang didasarkar® atas data yang ada, mengikuti desain penelitian yang fleksibel sesuai dengan konteksnya. Desain dimaksud tidak kaku sifatnya sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk menyesuaikan diri dengan konteks yang ada di lapangan. Melihat setting, dan respons secara keseluruhan atau holistik. penel ti berinteraksi dengan responden dalam i, sehi ingga tidak memunculkan kondisi Dipindai dengan CamScanner Memahami responden dari titik tolak pandangan responden hal-hal yang dialami oleh peneliti tentang responden menyangkt Komponen, yaitu: (a) jati diri, (b) tindakan, (c) interaksi sosialt aspek yang berpengaruh, dan (e) interaksi,tindakan. Menekankan validitas penelitian ditekankan pada kemampuan p Dalam penelitian kualitatif peneliti dihadapkan langsung p responden maupun lingkungannya sedemikian intensif sehingga p dapat menangkap dan merefleksi dengan cermat apat yang di dan dilakukan oleh responden, Menekankan pada setting alami. Penelitian kualitatif sangat menekal pada perolehan data asli atau natural conditions. Untuk maksud it peneliti harus menjaga keaslian kondisi jangan sampai merusak mengubahnya. Itulah sebabnya pada awal-awal perkenalan det responden sebaliknya tidak mengatakan langsung apa maksud tujuan penelitiannya tetapi baru menciptakan kondisi normal-ray Mengutamakan proses daripada hasil. Perhatian penelitian kualita lebih ditekankan pada bagaimana gejala tersebut muncul. Dengan ka Jain peneliti bukan mencari jawab atas pertanyaan “apa” tetap *mengapa”. Untuk maksud butir (5) dan (6) inilah dianjurkan kepad peneliti untuk dapat melakukan pengamatan partisipatif - ikut serte dalam kegiatan yang dilakukan oleh responden, mengikuti proses] kehidupan sehari-hari. » Menggunakan non-probabilitas sampling. Hal e peneliti tidak bermaksud menarik generalisasi atas hasil yang diperolel tetapi menelusurinya secara mendalam. Teknik sampling yal digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik-teknik yang kur disarankan dalam penelitian kuantitatif- karena kurang representatt Ada empat teknik sampling yang disarankan, yaitu: a. Accidential sampling, yaitu mengambil sampel den; pertimbangan tertentu yang tidak dirancang pertemuannya terlebil dahulu. Purposive sampling, yaitu menentukan sampel deny g pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan secara maksimal. C ‘Cluster- ~ quota sampling, yaitu memilih sejumlah respond -wilayah tertentu sampai Betas data yang diinginkan terpent - Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan t Dipindai dengan CamScanner “memberikan rekomendasi untuk apa ke-2, lalu yar 5 juga memberikan rekomendasi untuk responden ke-3, ‘dan selanjutnya. Proses bola salju ini berlangsung terus sampai fa memperoleh data yang cukup sesuai kebutuhan. Contoh: Mula-mula peneliti menjumpai beberapa orang karyawan bank untuk. diminta pendapatnya bagaimana upaya yang sebaik-baiknya terhadap nasabah yang dikategorikan sebagai mangkir membayar angsuran. Setelah wawancara berakhir, peneliti bertanya kepada para karyawan tersebut sebaiknya dari mana lagi pendapat untuk mengungkap kebekuan tersebut dapat diatasi. Mungkin sekali karyawan menunjuk beberapa orang pemimpin bank lain yang mempunyai pengalaman. Dari kelompok informan pertama dan kedua mungkin terselip rekomendasi atau usulan sebaiknya bertanya kepada sampel dari nasabah yang bermasalah. Begitulah peneliti mendatangi beberapa orang dari nasabah yang bermasalah, sehingga diperoleh sampel yang mencukupi jumlah. 8. Peneliti sebagai instrumen. Makna dari kalimat tersebut adalah bahwa peneliti tersebut: a. Memiliki daya responsif yang tinggi, yaitu mampu merespons sambil memberikan interpretasi terus-menerus pada gejala yang’dihadapi. b. Memiliki sifat adaptabel, yaitu mampu menyesuaikan diri, mengubah taktik atau strategi mengikuti kondisi lapangan yang, dihadapi. © Memiliki kemampuan untuk memandang objek penelitiannya secara holistik, mengaitkan gejala dengan konteks saat itu, mengaitkan dengan masa lalu, dan dengan kondisi lain yangrelevan. _ _ melakukan interpretasi terhadap gejala. e Memiliki kemampuan untuk melakukan klasifikasi Dipindai dengan CamScanner {. Memiliki kemampuan untuk mengékepor dal oo % 9. vie pevieniiean triangulasi, yaitu penyilangan | yang diperoleh dari sumber sehingga pada akhimya hanya da absah saja yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian. macam triangulasi dalam penelitian kualitatif, yaitu: (a) tri r = menambah atau memperkaya data sampai mantap_ sekali, liti-mengadakan pengecekan dengan peneliti lain, mencocokkan dengan teori terdahulu, dan (d) triangulasi = mengumpulkan data dengan metode lain. ). Menguntungkan diri pada teknik dasar studi lapangan. Kara diambil dari teori yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln { yang mengatakan bahwa kebenaran itu dapat diperoleh ha Japangan, yaitu merefleksikan kondisi sebenarnya yang ada di tersebut. Untuk memenuhi karakteristik ini peneliti dituntut m kemampuan tinggi. Peneliti pemula yang belum banyak pe meneliti, dan (mungkin) pemilikan ilmu yang mendasari meneropong dan menganalisis lingkungan secara cermat, af Jebih baik menggunakan pendekatan kuantitatif yang sudah | dengan instrumen. a . Mengadakan analisis data sejak awal. Berbeda dengan analis pada penelitian kuantitatif yang dilakukan setelah semua data te peneliti kualitatif naturalistik diharapkan sejak awal peng} _sudah langsung menganalisis data dengan mengadakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. ‘Ringkasan Bab I! ‘Ada berjenisjenis penelitian, rnenurut berbagai sudut Dipindai dengan CamScanner Ditinjau dari tempatnya: Lei! perpustakaan dan penelitian | (lapangan). Ditinjau dari variabel: Rirabel yang sudah ada data atau data yang sudah ada sekarang. Di samping itu ada penelitian variabel yang ay akan datang (eksperimen). Soal-soal Apakah dalam penelitian longitudinal pengumpulan data selalu dilakukan setiap tahun? Bila tidak, berikan contoh penelitian longitudinal yang pencatatan datanya tidak tiap tahun! Dapatkah penelitian cross-sectional diterapkan dalam penelitian di perpustakaan? Beri contoh! Mungkinkah seorang ahli mengadakan penelitian untuk berbagai bidang? Jelaskan jawaban Saudara! Seorang peneliti membantu BKKBN meneliti akibat pemakaian alat kontrasepsi di suatu daerah. Tinjaulah jenis penelitian ini dari tujuan, bidang ilmu, tempat, dan hadirnya variabel. Apakah penelitian tentang keberhasilan PIN merupakan penelitian kebijakan? Jelaskan jawaban Anda! Dipindai dengan CamScanner ae BAB IX LA - MEMILIH PENDEKATAN _ Langkah 1 : ‘Memilih Masalah Ht Langkah 2 Studi Pendahuluan i Langkah 3 Merumuskan Masalah I Langkah 4 ‘Merumuskan Anggapan Dasar Langkah 4-a. Hipotesis Langkah 6-2 % Lar 6b Menentukan Variabel Menentukan Sumber Data Langkah 7 Menentukan dan Menyusun Instrumen L Langkah 8 _Mengumpulkan Data Dipindai dengan CamScanner A. Jenis-jenis Pendekatan Langkah memilih pendekatan ini sebenarnya bisa lebih tep, ditempatkan setelah pene!!!) nenentukan dengan tegas variaby penelitian. Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa antara penentua vi iabel penelitian dan pemilihan pendekatan sebenarnya dilakuka maju-mundur, bolak-balik. Variabel penelitian memang sang, menentukan bentuk atau jenis pendekatan. Namun, jelas pendekata, juga tidak dapat diabaikan peranannya dalam menentukan perincia, variabel secara teliti. Oleh karena itu, hanya karena alasan bahwa 2 ha tersebut tidak dapat dibicarakan sekaligus, dan yang satu hary mendahului yang lain, maka pembicaraan masalah pemilihar pendekatan ini penulis dahulukan. Di dalam bab terdahulu sudah disinggung berbagai jenis penelitian menurut pendekatan atau approach-nya. Secara singkat pendekatan penelitian dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangannya, walaupun sebenarnya antara jenis yang satu dengan jenis yang lain kadang-kadang saling over lapping. Jenis pendekatan menurut teknik samplingnya adalah: A. 2. Be 4. pendekatan populasi, pendekatan sampel, pendekatan kasus. Jenis pendekatan menurut timbulnya variabel adalah: pendekatan’non-eksperimen, pendekatan eksperimen. Jenis pendekatan menurut pola-pola atau sifat penelitian non- eksperimen. Sehubungan dengan pendekatan jenis ini, maka dibedakan,atas: a) b) °) d) e) penelitian kasus (case-studies), penelitian kausal komparatif, penelitian korelasi, penelitian historis, penelitian filosofis. Tiga penelitian yang pertama, dinamakan juga penelitian deskriptif. Jenis pendekatan menurut model pengembangan atau model pertumbuhan, adalah: ~ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik @ Dipindai dengan CamScanner a. “One-shot” model, yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada “suatu saat”. b. Longitudinal model, yaitu mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan dengan cara “mengikuti” perkembangan bagi individu-individu yang sama. c. Cross-sectional model, yaitu gabungan antara model a dan b, untuk memperoleh data yang lebih lengkap yang dilakukan dengan cepat, sekaligus dapat menggambarkan perkembangan individu selama dalam masa pertumbuhan karena mengalami subjek dari berbagai tingkat umur. Contoh untuk ketiga jenis pendekatan ini adalah sebagai berikut. Misalnya saja peneliti ingin mengetahui bagaimana perkembangan motorik anak. - Untuk pendekatan pertama yaitu "one shot” model seutuhnya hanya meneliti perkembangan motorik anak pada usia 1 tahun. Dikumpulkannya sekelompok anak usia 1 tahun lalu diamati kemampuan berjalannya. Penelitian dilakukan pada satu waktu terhadap satu kelompok. “One shot” artinya satu kali tembak. - Untuk pendekatan jenis kedua, yakni longitudinal model atau pendekatan memanjang menurut waktu, peneliti mengamati perkembangan motorik sekelompok anak misalnya waktu umur 7 bulan, 8 bulan, 9 bulan, 10 bulan, 11 bulan, 12 bulan, dan seterusnya. Dengan demikian penelitian dilakukan pada beberapa waktu terhadap satu kelompok. Dari pengamatan berturutan tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai perkembangan motorik anak mulai umur 7 bulan hingga.14 bulan misalnya. Kelemahan dan pendekatan ini bahwa penelitian memakan waktu lama. Kebaikannya adalah bahwa subjek-subjek yang diamati merupakan subjek yang sama, sehingga gambaran perkembangan motorik yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh faktor subjek. . Untuk pendekatan jenis ketiga, yakni cross-sectional model atau pendekatan silang, peneliti mengamati perkembangan motorik beberapa kelompok anak dari usia yang berbeda. Misalnya kelompok A adalah kelompok anak umur 7 bulan, kelompok B. adalah kelompok anak 8 bulan, kelompok C umur 9 bulan, dan seterusnya. Alasan peneliti mengambil beberapa kelompok adalah adanya 7 bulan pada bulan berikutnya akan mencapai 1b IX: Memilih Pendekatan 83 @ Dipindai dengan CamScanner 5. Jenis pendekatan menurut desain atau rancangan penelitiannya ini sebenarnya masuk dalam pendekatan eksperimen). ‘Walaupun ada beberapa jenis desain atau rancangan penelitian, secara garis besar ada tiga rancangan dasar yaitu: a. Rancangan rambang, lugas. b. Rancangan ulangan. cc. Rancangan faktorial. Sedangkan rancangan-rancangan yang lain merupakan perluasan kombinasi dari ketiga rancangan pokok tersebut. Campbell & Stanley membagi jenis-jenis desain ini berdasarkan baik buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya eksperimen. garis besar mereka mengelompokkan atas.” Pre Experimental Design (eksperimen yang belum baik). - True Experimental Design (eksperimen yang dianggap sudah baik) a. Pre Experimental Design seringkali dipandang sebagai eksperimen yz tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan st “quasi experiment” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian kz eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan —— eeoparpe yee coves chest an a sere a pera p Ada 3 jenis design yang dimasukkan ke dalam kategori pre ex; tal design, yaitu (1) One shot case study, (2) Pres test and Post T dan (3) Static Group Comparison. Berikut ini disampaikan p febih lanjut ‘masing-masing design (dalam bahasa Indo ditulis dengan “desain’), Setiap desain disertakan pula Peery e umum untuk setiap pola selalu d Dipindai dengan CamScanner

You might also like