You are on page 1of 16

Manajemen Risiko

Risk Management

MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT


Penerapan kerangka kerja manajemen risiko yang
The implementation of an appropriate and consistent
tepat dan konsisten dalam implementasi telah
risk management framework has successfully
mampu mendukung pertumbuhan bisnis
supported the Company’s business growth
Perusahaan secara berkelanjutan serta
continuously and increased the Company’s added
meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi
value to its stakeholders.
pemangku kepentingan.
Dalam operasional bisnisnya Perusahaan In its business operation, the Company faces various
menghadapi berbagai risiko yang dikelola secara risks that are managed comprehensively, covering
komprehensif, yang mencakup seluruh aspek risiko all aspects of risk (enterprise-wide basis). The
(enterprise wide basis). Perusahaan secara proaktif Company proactively evaluates and refines its risk
mengevaluasi dan menyempurnakan kebijakan management policies tailored to changes in
manajemen risiko yang disesuaikan dengan macroeconomic conditions, and corporate strategy
perubahan kondisi makro ekonomi, strategi and refers to the latest regulatory requirements and
Perusahaan dan mengacu kepada ketentuan best practices. Through well-planned training and
regulator terbaru serta best practices. Melalui socialization of its employees, along with good
pelatihan dan sosialisasi yang terencana kepada cooperation and coordination with related business
karyawan serta kerjasama dan koordinasi yang baik lines, the Company has successfully mitigated any
dengan lini bisnis terkait, Perusahaan berhasil negative impacts from the uncertainties of global
memitigasi dampak negatif dari ketidakpastian economic conditions as well as the political
kondisi ekonomi global maupun suasana politik atmosphere in Indonesia.
Indonesia.
Penerapan manajemen risiko menjadi tanggung
Implementation of risk management is under the
jawab bersama seluruh manajemen dan karyawan
responsibility of all management and employees of
Perusahaan. Kesadaran akan risiko (risk
the Company. Risk awareness continues to be
awareness) terus ditanamkan pada setiap
embedded at every opportunity at every level of the
kesempatan di setiap jenjang Perusahaan,
Company, thus becoming an integral part in order to
sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan
build a risk-conscious culture. For that purpose, the
dalam rangka membangun budaya sadar risiko.
Company uses the Three Lines of Defense
Untuk itu, Perusahaan menggunakan pendekatan
approach, where risk management is carried out by
Three Lines of Defense, dimana pengelolaan risiko
all work units and conducted by the Board of
dilakukan oleh semua unit kerja dan dilakukan
Commissioners and the Board of Directors. All
pengawasan oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
business units and support units serve as the First
Seluruh unit bisnis dan unit pendukung berfungsi
Line of Defense that manages the risk associated
sebagai First Line of Defense yang mengelola risiko
with the pertaining work unit (risk owner). The Risk
terkait unit kerjanya (risk owner). Divisi Manajemen
Management Division and the Legal and Compliance
Risiko dan Divisi Hukum dan Kepatuhan berfungsi
Division serve as the Second Line of Defense that
sebagai Second Line of Defense yang memantau
monitors the implementation of corporate risk
penerapan manajemen risiko secara korporasi.
management. The Internal Audit Unit (SPI) as the
Satuan Pengawasan Intern (SPI) sebagai Third Line
Third Line of Defense is responsible for providing
of Defense bertugas memberikan independent
independent assurance to the implementation of risk
assurance terhadap penerapan manajemen risiko di
management in the Company.
Perusahaan.

FOKUS MANAJEMEN RISIKO


FOCUS ON RISK MANAGEMENT
Fokus Manajemen Risiko Perusahaan ke depan
diarahkan pada pengembangan berkelanjutan dan The focus of the Company's Risk Management going
penerapan teknologi digital yang dilengkapi dengan forward is directed at the continuous development
teknologi risk analytics yang menjadi keunggulan and application of digital technology equipped with
kompetitif untuk menghasilkan insight dalam risk analytics technology which becomes a
pengambilan keputusan. Memastikan ketersediaan competitive advantage to generate insight in decision
infrastruktur manajemen risiko yang kuat dan making. Ensure the availability of a strong risk
meningkatkan kompetensi karyawan di bidang management infrastructure and improve employee
manajemen risiko untuk mendukung competence in risk management to support
Manajemen Risiko
Risk Management

manajemen risiko terintegrasi dengan Perusahaan integrated risk management with the Parent
Induk dan Perusahaan Anak. Company and Subsidiaries.

Perusahaan menjaga risk appetite dan The Company maintains its risk appetite and controls
mengendalikan pertumbuhan kredit dengan credit growth by improving credit standards and
meningkatkan standar dan dan kualitas kredit. quality. Despite facing increasingly challenging
Walaupun menghadapi kondisi perekonomian dan economic conditions and business competition, the
persaingan bisnis yang semakin menantang, Company was still able to show excellent
Perusahaan tetap dapat menunjukan kinerja yang performance with the efforts made to increase
sangat baik dengan upaya-upaya yang dilakukan customer growth, outstanding loans (OSL), as well
untuk meningkatkan pertumbuhan nasabah, as the development of new products and segments.
outstanding loan (OSL), serta pengembangan In lending, it is carried out carefully by prioritizing
produk dan segmen baru. Di dalam penyaluran customers who already have a good relationship, so
kredit dilakukan secara berhati-hati dengan that the Company can ensure its track record. The
mengutamakan nasabah yang telah memiliki Company conducts intensive supervision of the loan
hubungan baik, sehingga Perusahaan dapat portfolio and takes proactive steps to deal with
memastikan rekam jejaknya. Perusahaan problems that may arise if there are indications of a
melakukan pengawasan secara intensif terhadap decline in credit quality. The Company always
portofolio kredit dan mengambil langkah-langkah implements an early warning system in evaluating
proaktif untuk menangani masalah yang mungkin credit quality, so that it can take preventive steps
timbul apabila terdapat indikasi penurunan kualitas against problems that may arise.
kredit. Perusahaan senantiasa menerapkan sistem
deteksi dini (early warning system) dalam
mengevaluasi kualitas kredit, sehingga dapat
mengambil langkah preventif terhadap
permasalahan yang mungkin timbul.

Manajemen risiko operasional yang efektif dan Effective operational risk management and reliable
teknologi informasi yang dapat diandalkan information technology are the main keys to
merupakan kunci utama dalam mempertahankan maintaining the Company's position as a market
posisi Perusahaan sebagai market leader dalam leader in the pawnshop industry in Indonesia. The
industri gadai di Indonesia. Perusahaan secara
Company periodically reviews and updates its risk
berkala mengkaji dan melakukan pengkinian
terhadap kebijakan dan pedoman manajemen risiko, management policies and guidelines, thus enabling
sehingga memungkinkan deteksi dini terhadap risiko early detection of operational risks. In order to ensure
operasional. Guna menjamin keberlangsungan business continuity, the Company has policies and
bisnis, Perusahaan telah memiliki kebijakan dan guidelines for Business Continuity Management
pedoman Business Continuity Management System System (BCMS) which is equipped with Business
(BCMS) yang dilengkapi dengan Petunjuk
Continuity Plan Implementation Guidelines, Disaster
Pelaksanaan Business Continuity Plan, Disaster
Recovery Plan, dan Emergency Response Plan Recovery Plans, and Emergency Response Plans to
untuk memaksimalkan perlindungan kelangsungan maximize the protection of the Company's business
usaha Perusahaan. Perusahaan meningkatkan continuity. The company improves the effectiveness
efektivitas implementasi BCMS agar selalu siap of BCMS implementation so that it is always ready to
dalam menghadapi ketidakpastian, sehingga dapat face uncertainty, so as to increase stakeholder trust.
meningkatkan kepercayaan (trust) stakeholder. In order to anticipate operational disruptions and
Guna mengantisipasi gangguan operasional dan
system failures, as well as to ensure that services to
kegagalan sistem, serta untuk memastikan
pelayanan kepada nasabah tetap berjalan, customers continue to run, the Company has
Perusahaan telah mempunyai Disaster Recovery established a Disaster Recovery Center (DRC) and
Center (DRC) dan menetapkan Lokasi Alternatif has established an Alternative Head Office Location.
Kantor Pusat. Perusahaan juga melakukan langkah- The company also takes steps to increase
langkah untuk meningkatkan awareness dan awareness and provide understanding to employees
memberikan pemahaman kepada karyawan agar so that they can participate in minimizing disaster
dapat berpartisipasi dalam meminimalisir risiko
risks.
akibat bencana (disaster).
Manajemen Risiko
Risk Management

SISTEM MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT SYSTEM

Pedoman penerapan manajemen risiko di The guidelines for implementation of risk


Perusahaan mengacu pada Peraturan Menteri management in the Company refer to Minister of
Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER- State-Owned Enterprises Regulation No. PER-
01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 jo. No. 01/MBU/2011 dated August 01, 2011 jo. No.PER-
PER-09/ MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang 09/MBU/2012 dated July 6, 2012, regarding
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik Implementation of Good Corporate Governance in
(Good Corporate Governance) pada Badan Usaha State-Owned Enterprises.
Milik Negara.
ACTIVE SUPERVISION BOARD OF
PENGAWASAN AKTIF DEWAN COMMISSIONERS AND BOARD OF
KOMISARIS DAN DIREKSI DIRECTORS
Dalam melaksanakan fungsi manajemen risiko, In implementing risk management function, the
Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung Board of Commissioners carries clear duty and
jawab yang jelas, di antaranya: responsibility, among others:
1. Menyetujui kebijakan-kebijakan yang harus 1. Approving the policies that must be approved
mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. by the Board of Commissioners.
2. Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko 2. Evaluating risk management policies and risk
dan strategi manajemen risiko. management strategies.
3. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi 3. Evaluating the accountability of the Board of
dan memberikan arahan perbaikan atas Directors and providing guidance on
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko, improvements in the implementation of risk
antara lain mengevaluasi pelaksanaan management policies, including evaluating the
manajemen risiko melalui laporan yang implementation of risk management through
disampaikan Direksi secara berkala dan reports submitted by the Board of Directors on
meminta penjelasan kepada Direksi jika dalam a regular basis and requesting an explanation
pelaksanaannya terdapat penyimpangan dari to the Board of Directors if there are any
kebijakan yang telah ditetapkan. deviations from the established policy.
4. Menyetujui transaksi yang memerlukan 4. Approving transactions that require approval
persetujuan Dewan Komisaris. from the Board of Commissioners.

Dalam melaksanakan fungsi manajemen risiko, In carrying out the risk management function, the
Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab yang Board of Directors has clear duties and
jelas, diantaranya: responsibilities, including:
1. Mengevaluasi dan menyetujui kebijakan- 1. Evaluate and approve the policies, guidelines,
kebijakan, pedoman, serta metodologi yang and methodologies used in managing the
digunakan dalam mengelola risiko Company's risks.
Perusahaan. 2. Measure the Company's risk profile and submit
2. Melakukan pengukuran profil risiko reports on the implementation of risk
Perusahaan dan menyampaikan laporan management to the Board of Commissioners
penerapan manajemen risiko kepada Dewan on a regular basis to obtain input and/or
Komisaris secara berkala untuk mendapatkan recommendations for improvement.
masukan dan/atau rekomendasi 3. Establish a clear risk management
penyempurnaan. organizational structure regarding the authority,
3. Menetapkan struktur organisasi pengelola duties, and responsibilities.
risiko yang jelas menyangkut wewenang, 4. Ensure that the Risk Management Unit has
tugas dan tanggung jawab. carried out its functions independently.
4. Memastikan bahwa Satuan Kerja Manajemen 5. Evaluate and decide on transactions and risk
Risiko telah melaksanakan fungsinya secara limits that require the approval of the Board of
independen. Directors.
5. Mengevaluasi dan memutuskan transaksi dan 6. Conducting regular risk management training
limit risiko yang memerlukan persetujuan programs which are attended by all
Direksi.
6. Mengadakan program pelatihan manajemen
risiko secara reguler yang diikuti oleh seluruh
Manajemen Risiko
Risk Management

pejabat dan/ atau karyawan Perusahaan officers and/or employees of the Company in
dalam rangka peningkatan kompetensi order to increase the competence of human
sumber daya manusia dan kesadaran di resources and awareness in the field of risk
bidang manajemen risiko. management.
7. Mengikutsertakan pejabat dan/atau karyawan 7. Involve officials and/or employees to obtain
untuk mendapatkan Sertifikasi Manajemen Risk Management Certification.
Risiko. 8. Conduct periodic reviews to ensure the
8. Melakukan kaji ulang secara berkala untuk following:
memastikan hal-hal berikut: a. The accuracy of the risk assessment
a. Keakuratan metodologi penilaian risiko; methodology;
b. Kecukupan implementasi sistem b. Adequacy of risk management information
informasi manajemen risiko; system implementation;
c. Ketepatan kebijakan, strategi dan c. The accuracy of risk management policies,
prosedur manajemen risiko, serta strategies and procedures, as well as the
penetapan limit risiko. determination of risk limits.

Dalam Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Inactive supervision, the Board of Commissioners
Direksi dalam menjalankan tugas dan tanggung and the Board of Directors in carrying out their duties
jawab pengelolaan risiko dibantu oleh komite- and responsibilities of risk management are assisted
komite, yaitu: by committees, namely:
1. Komite Pemantau Risiko (Dewan Komisaris) 1. Risk Monitoring Committee (Board of
a. Tugas dan tanggung jawab Komite Commissioners)
Pemantau Risiko; a. Duties and responsibilities of the Risk
b. Melakukan kajian sebagai masukan Monitoring Committee;
kepada Dewan Komisaris atas Laporan b. Conduct a study as input to the Board of
Profil Risiko Perusahaan yang Commissioners on the Company's Risk
disampaikan kepada Direksi; Profile Report submitted to the Board of
c. Memberikan masukan kepada Dewan Directors;
Komisaris sehubungan dengan kebijakan c. Provide input to the Board of
dan/atau keputusan bisnis yang Commissioners regarding policies and/or
menyimpang dari prosedur normal, business decisions that deviate from normal
seperti pelampauan ekspansi usaha yang procedures, such as exceeding a significant
signifikan dibandingkan dengan rencana business expansion compared to the
bisnis Perusahaan yang telah ditetapkan Company's previously determined business
sebelumnya atau pengambilan plan or taking positions/risk exposures that
posisi/eksposur risiko yang melampaui exceed the predetermined limits;
limit yang telah ditetapkan; d. Identifying matters that require the attention
d. Mengidentifikasi hal-hal yang of the Board of Commissioners;
memerlukan perhatian Dewan Komisaris; e. Carry out other tasks assigned by the Board
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan of Commissioners as long as it is within the
oleh Dewan Komisaris sepanjang masih scope of duties and obligations of the Board
dalam lingkup tugas dan kewajiban of Commissioners based on the provisions
Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan of the legislation.
peraturan perundang-undangan.

2. Risk Management Committee (Direksi) 2. Risk Management Committee (Board of Directors)


a. Menetapkan kerangka kerja dan a. Establish a risk management framework and
metodologi manajemen risiko untuk methodology to identify, measure, and
melakukan identifikasi, pengukuran, mitigate risks and contingency plans;
dan mitigasi risiko dan contingency b. Monitoring the Risk Profile and managing all
plan; risks in order to establish risk appetite, risk
b. Memantau Profil Risiko dan tolerance, and risk limits as well as an
pengelolaan seluruh risiko dalam integrated risk management strategy;
rangka menetapkan risk appetite, risk c. Improve the implementation of risk
management periodically and incidentally as
tolerance, dan risk limit serta strategi
a follow-up to changes in internal and external
pengelolaan risiko yang terintegrasi;
conditions that affect the Company's risk
c. Melakukan penyempurnaan
profile;
penerapan manajemen risiko secara
Manajemen Risiko
Risk Management

berkala maupun insidental sebagai d. Discuss and determine strategic matters


tindak lanjut adanya perubahan within the scope of risk management
kondisi internal dan eksternal yang including risk management in subsidiary
mempengaruhi profil risiko companies;
Perusahaan; e. Determine matters related to business
d. Membahas dan menetapkan hal-hal decisions that have special conditions
strategis dalam lingkup manajemen (irregularities);
risiko termasuk manajemen risiko di f. Delegating authority to appointed officials to
perusahaan anak; carry out operational matters.
e. Menetapkan hal-hal yang terkait
dengan keputusan bisnis yang
memiliki kondisi khusus
(irregularities);
f. Mendelegasikan kewenangan kepada
pejabat yang ditunjuk untuk
melaksanakan hal-hal yang bersifat
operasional.
ADEQUACY OF POLICIES,
KECUKUPAN KEBIJAKAN, PROCEDURES, AND
PROSEDUR, DAN PENETAPAN DETERMINATION OF RISK
LIMIT MANAJEMEN RISIKO
MANAGEMENT LIMIT
Perusahaan telah memiliki kebijakan dan pedoman
The company already has risk management policies
manajemen risiko yang dalam implementasinya
and guidelines which in their implementation are
disesuaikan dengan visi, misi, dan Rencana Kerja
adjusted to the company's vision, mission, and
Anggaran Tahunan Perusahaan. Kebijakan dan
Annual Budget Work Plan. Risk management
pedoman manajemen risiko dilakukan pengkinian
policies and guidelines are updated regularly in
secara berkala yang disesuaikan dengan
accordance with the development of the Company's
perkembangan Perusahaan dinamika bisnis yang
business dynamics that occur both internally and
terjadi baik internal maupun eksternal.
externally.

Kebijakan dan pedoman dalam pengelolaan risiko


Policies and guidelines in risk management include:
mencakup:
1. Determination of eight types of risks managed by
1. Penetapan delapan jenis risiko yang dikelola
the Company;
Perusahaan;
2. Determination of the use of measurement
2. Penetapan penggunaan metode pengukuran dan
methods and risk management information
sistem informasi manajemen risiko, tingkat risiko
systems, the level of risk to be taken, tolerance
yang akan diambil, toleransi dan limit risiko, serta
and risk limits, as well as risk ratings;
peringkat risiko;
3. Use of tools in the process of identifying,
3. Penggunaan perangkat dalam melakukan proses
measuring, and analyzing risk, which consists of
identifikasi, mengukur dan menganalisis risiko
Risk and Control Self-Assessment, Key Risk
yang terdiri dari Risk and Control Self-
Indicators (KRI), and Loss Event Management
Assessment, Key Risk Indicators (KRI), dan Loss
(LEM);
Event Management (LEM);
4. Implementation of the Business Continuity
4. Implementasi Business Continuity Management
Management System (BCMS) and its supporters
System (BCMS) serta pendukungnya yang
equipped with Business Continuity Plan
dilengkapi dengan Petunjuk Pelaksanaan
Implementation Guidelines, Disaster Recovery
Business Continuity Plan, Disaster Recovery
Plans, and Emergency Response Plans, and
Plan, dan Emergency Response Plan, dan
Determination of Alternative Head Office
Penetapan Lokasi Alternatif Kantor Pusat.
Locations.
5. Kebijakan Manajemen Risiko Teknologi
5. Information Technology Risk Management Policy.
Informasi.
The company already has an adequate
Perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang
organizational structure to support the
memadai untuk mendukung penerapan manajemen
implementation of risk management and good
risiko dan pengendalian internal yang baik antara
internal control, including; Internal Control Unit, Risk
lain; Satuan Pengawasan Intern, Divisi Manajemen
Management Division, Legal and Compliance
Risiko, Divisi Hukum dan Kepatuhan, dan Komite
Division, and Risk Management Committee.
Manajemen Risiko
Risk Management

Manajemen Risiko. Adequacy of Risk Identification, Measurement,


Monitoring and Control Process and Risk
Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Management Information System. Risk exposure
Pemantauan Dan Pengendalian Risiko Serta Sistem monitoring is carried out periodically by the
Informasi Manajemen Risiko. Pemantauan eksposur Operations and Enterprise Risk Management
risiko dilakukan secara berkala oleh Divisi Division (MROK) by comparing the actual risk with
Manajemen Risiko Operasi dan Korporasi (MROK) the predetermined risk limit. Reports on risk
dengan membandingkan risiko aktual dengan limit developments, which include among others the Risk
risiko yang telah ditetapkan. Laporan mengenai Profile Report and Anti-Money Laundering and
perkembangan risiko, yang meliputi antara lain Prevention of Terrorism Financing, Suspicious
Laporan Profil Risiko dan Anti Pencucian Uang dan Financial Transaction Reports (TKM), and Cash
Pencegahan Pendanaan Terorisme, Laporan Financial Transactions (TKT) which are submitted to
Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM), dan the Board of Directors on a regular, accurate and
Transaksi Keuangan Tunai (TKT) yang disampaikan timely basis.
kepada Direksi secara rutin, akurat dan tepat waktu.

STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATIONAL STRUCTURE


MANAJEMEN RISIKO DAN OF RISK MANAGEMENT AND
PENGENDALIAN INTERNAL INTERNAL CONTROL
The organizational structure of Risk Management is
Struktur organisasi Manajemen Risiko adalah
as follows:
sebagai berikut:

STRUCTURE OF RISK
STRUKTUR PENGELOLA RISIKO MANAGEMENT

Sebagai Pemilik Risiko, pimpinan unit kerja As the Risk Owner, the Head of the Work Unit
menunjuk secara tertulis karyawan/pejabat yang appoints an employee/officer in writing, who shall
berfungsi sebagai Pelaksana Risiko dan Penyelia function as a Risk Implementer and Risk Supervisor
Risiko untuk membantu Pemilik Risiko dalam to assist Risk Owners in managing the risks in their
mengelola risiko di unit kerjanya. work units.

Struktur Pengelola Risiko di setiap unit kerja The structure of Risk Management in each work unit
sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini, is illustrated in the figure below, with the following
dengan uraian sebagai berikut: description:
Manajemen Risiko
Risk Management
Manajemen Risiko
Risk Management

Risk Appetite Risk Appetite


Perusahaan mendefinisikan risk appetite sebagai The Company defines risk appetite as the level and
tingkat dan jenis risiko yangbersedia diambil oleh type of risk that the Company is willing to take in
Perusahaan dalam rangka mencapai sasaran bisnis. order to achieve its business objectives. The risk
Risk appetite yang ditetapkan oleh Perusahaan appetite set by the Company is decided through the
diputuskan melalui Rapat Direksi dan disetujui oleh Board of Directors Meeting and approved by the
Dewan Komisaris Board of Commissioners

Risk Tolerance Risk Tolerance


Perusahaan mendefinisikan risk tolerance sebagai The Company defines risk tolerance as the
kesiapan Perusahaan menanggung dampak negatif Company's readiness to bear negative impacts after
setelah perlakuan risiko untuk mencapai sasaran risk treatment to achieve the Company's goals. The
Perusahaan. Risk tolerance yang ditetapkan oleh risk tolerance set by the Company is decided through
Perusahaan diputuskan melalui Rapat Direksi dan the Board of Directors Meeting and approved by the
disetujui oleh Dewan Komisaris Board of Commissioners.

Stress Test Stress Test


Perusahaan secara berkala dan berkelanjutan The company regularly and continuously conducts
melakukan stress test dengan berbagai skenario stress tests with various scenarios as well as
serta melakukan pendalaman terhadap faktor-faktor deepens the factors and parameters in stress testing.
dan parameter dalam stress testing. Skenario dalam Scenarios in implementing stress tests generally
pelaksanaan stress test pada umumnya consider several macroeconomic variables, such as
mempertimbangkan beberapa variabel makro economic growth, inflation rate, Bank Indonesia
ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat benchmark interest rate, exchange rate, and gold
inflasi, suku bunga acuan Bank Indonesia, nilai tukar, price. The method used in conducting stress tests,
dan harga emas. Metode yang digunakan dalam apart from using statistical models based on
melakukan stress test selain menggunakan model historical data, also allows management to provide
statistik yang berdasarkan data historis, juga the best assessment as part of the stress test
memungkinkan manajemen untuk memberikan methodology. Stress tests are conducted to estimate
penilaian terbaiknya sebagai bagian dari metodologi the impact of changes in macroeconomic factors on
stress test. Stress test dilakukan untuk the level of NPL, profit, and capital. In general, the
memperkirakan dampak perubahan faktor makro results of the stress tests carried out by the Company
ekonomi terhadap tingkat NPL, profiit, dan for market, credit, and capital risk are quite good and
permodalan. Secara umum hasil stress test yang provide an indication that the Company's NPL
telah dilakukan oleh Perusahaan untuk risiko pasar, position and capital are still adequate to anticipate
kredit, dan permodalan adalah cukup baik dan potential loss estimates.
memberikan indikasi posisi NPL dan permodalan
Perusahaan masih cukup memadai untuk
mengantisipasi estimasi potensi kerugian.

EVALUASI ATAS PENERAPAN EVALUATION ON


SISTEM MANAJEMEN RISIKO IMPLEMENTATION OF RISK
MANAGEMENT SYSTEM
Untuk memastikan penerapan Manajemen Risiko di
lingkup Perusahaan sesuai dengan standar To ensure the implementation of Risk Management
Enterprise Risk Management (ERM) ISO within the Company’s environment in accordance
31000:2009 dan perkembangan bisnis, Perusahaan with the Enterprise Risk Management (ERM) ISO
secara berkala melakukan reviu dan pengkinian 31000: 2009 and business development, the
(updating) Sistem Manajemen Risiko yang ada. Company regularly reviews and updates its existing
Pengkinian Sistem Manajemen Risiko tersebut Risk Management System. The Risk Management
meliputi Jenis Risiko, Unit Kerja Pengelola Risiko System includes the Risk Type, Risk Management
(risk owner), Daftar Risiko (Risk Register), Struktur Unit, Risk Register, Risk Management Organization
Organisasi Pengelola Risiko, Sistem Aplikasi Structure, Risk Management Application System,
Manajemen Risiko, dan Pelaporan. and Reporting.
Manajemen Risiko
Risk Management

Pada Tahun 2021, Perusahaan melakukan In 2021, the Company will measure the risk maturity
pengukuran risk maturity level/index. Pengukuran level/index. Measurement of Risk Maturity Level is
Risk Maturity Level dilakukan melalui survei kepada carried out through surveys to Risk Owners and Risk
Risk Owner dan Risk Officer di Divisi Kantor Pusat
Officers in the Head Office Division as well as
serta perwakilan dari Kantor Wilayah, Kantor Area,
dan Kantor Cabang yang ditentukan, interview representatives from designated Regional Offices,
dengan fungsi manajemen risiko dan top Area Offices, and Branch Offices, interviews with risk
management, Fungsi Internal Audit, Fungsi ESG management functions and top management,
(Environment, Social, and Good Governance) dan Internal Audit Functions, ESG (Environment, Social,
Kepatuhan, serta review terhadap dokumen terkait and Good Governance) and Compliance, as well as
manajemen risiko. Interview dan survei dilakukan a review of documents related to risk management.
secara online, karena kondisi Pembatasan Sosial
Interviews and surveys were conducted online, due
Berskala Besar (PSBB) akibat Pandemi Covid-19.
to the conditions of Large-Scale Social Restrictions
Hasil pengukuran tingkat maturitas memperoleh (PSBB) due to the Covid-19 Pandemic.
angka 3.60 dari skala 5.00 yang menunjukkan
Manajemen Risiko Perusahaan berada pada Level The result of the maturity level measurement is 3.60
Top Down. Artinya bahwa penerapan manajemen out of a scale of 5.00 which indicates that the
risiko telah terdefinisikan dan terstandarisasi secara
Company's Risk Management is at the Top Down
top down serta menjadi bagian dari kegiatan
Perusahaan. Seluruh Unit Kerja telah melakukan Level. This means that the implementation of risk
identifikasi, penilaian, pengawasan, dan pelaporan management has been defined and standardized on
profil risiko & Top Corporate Risk yang berfokus a top-down basis and has become part of the
pada 8 (delapan) jenis risiko. Laporan Profil Risiko Company's activities. All Work Units have identified,
telah dilakukan di tingkat Kantor Wilayah dan assessed, monitored, and reported risk profiles &
Korporat. Dari Aspek people, Perusahaan telah
Top Corporate Risk focusing on 8 (eight) types of
mengembangkan program peningkatan kapabilitas
SDM Manajemen Risiko melalui program pelatihan risk. The Risk Profile Report has been carried out at
rutin dan sertifikasi manajemen risiko, serta the Regional and Corporate Office levels. From the
menyusun dan menetapkan KPI Manajemen Risiko people aspect, the Company has developed a risk
di tingkat Kantor Pusat dan Wilayah. Dari aspek management HR capability improvement program
proses, Perusahaan telah menerapkan manajemen through routine training programs and risk
risiko mengacu ketentuan regulator dan best practice management certification, as well as developing and
yang terdokumentasikan dalam kebijakan dan
establishing Risk Management KPIs at the Head
pedoman serta penetapan risk appetite, tolerance,
dan limit yang dijadikan acuan dalam penilaian profil Office and Regional levels. From the process aspect,
risiko dan pengambilan keputusan. Dari aspek the Company has implemented risk management
teknologi, Perusahaan telah mengembangkan referring to regulatory provisions and best practices
beberapa sistem informasi berbasis komputer yang documented in policies and guidelines as well as the
digunakan untuk mendukung efektifitas dan efisiensi determination of risk appetite, tolerance, and limits
manajemen risiko Perusahaan. which are used as references in risk profile
assessment and decision making. From the
technology aspect, the Company has developed
several computer-based information systems that
are used to support the effectiveness and efficiency
of the Company's risk management

JENIS RISIKO PERUSAHAAN TYPE OF CORPORATE RISK

Dalam melakukan penilaian risiko Perusahaan In conducting a risk assessment, the Company
membagi risiko ke dalam 8 (delapan) jenis risiko, divides risk into 8 (eight) types of risk, namely:
yaitu:
1. Credit Risk
1. Risiko Kredit Credit risk is the risk that arises due to the failure of
Risiko kredit yaitu risiko yang muncul akibat the debtor and/or other parties to fulfill their
kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam obligations to the Company. Credit risk indicators are
memenuhi kewajibannya kepada Perusahaan. related to the financing distribution strategy, the
Indikator risiko kredit terkait dengan strategi
composition of the financing receivable portfolio and
penyaluran pembiayaan, komposisi portofolio
piutang pembiayaan dan tingkat konsentrasi serta the level of concentration as well as the quality of the
kualitas piutang pembiayaan dan kecukupan financing receivables, and the adequacy of the
pencadangan pembiayaan. financing reserves.
Manajemen Risiko
Risk Management

2. Risiko Operasional 2. Operational Risk


Risiko operasional adalah risiko akibat Operational risk is the risk due to inadequate and/or
ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses malfunctioning internal processes, human error,
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, system failure, and/or external events that affect the
dan/atau adanya kejadian eksternal yang Company's operations. Operational risk indicators
mempengaruhi operasional Perusahaan. Indikator are related to organizational complexity and
risiko operasional terkait dengan kompleksitas
business activities, human resources, information
organisasi dan kegiatan usaha, sumber daya
manusia, sistem informasi teknologi, risiko technology systems, fraud risk, and disruption to
kecurangan, serta gangguan terhadap bisnis dan business and organization.
organisasi.
3. Risiko Pasar 3. Market Risk
Market risk is the risk in the position of assets,
Risiko pasar adalah risiko pada posisi aset, liabilitas,
liabilities, equity, and/or off-balance sheet including
ekuitas, dan/atau rekening administratif termasuk
transaksi derivatif akibat perubahan secara derivative transactions due to changes in overall
keseluruhan dari kondisi pasar. Indikator risiko pasar market conditions. Market risk indicators consist of
terdiri atas strategi dan kebijakan bisnis serta volume business strategies and policies as well as the
dan komposisi portofolio liabilitas yang terekspos volume and composition of the liability portfolio
risiko pasar. exposed to market risk.
4. Risiko Likuiditas 4. Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko akibat Liquidity risk is the risk due to the Company's inability
ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi to meet maturing liabilities from cash flow funding
liabilitas yang jatuh tempo dari sumber pendanaan sources and/or from liquid assets that can be easily
arus kas dan/atau dari aset likuid yang dapat dengan converted into cash, without disrupting the
mudah dikonversi menjadi kas, tanpa mengganggu Company's activities and financial condition.
aktivitas dan kondisi keuangan Perusahaan.
Liquidity risk indicators are related to the composition
Indikator risiko likuiditas terkait dengan komposisi
aset dan liabilitas jangka pendek termasuk transaksi of short-term assets and liabilities including off-
rekening administratif, pengelolaan arus kas, balance-sheet transactions, cash flow management,
kerentanan pada kebutuhan pendanaan, serta akses vulnerability to funding needs, and access to funding
pada sumber pendanaan. sources.
5. Risiko Strategis 5. Strategic Risk
Strategic risk is the risk due to inaccuracy in making
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan
dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu and/or implementing a strategic decision and failure
keputusan strategis serta kegagalan dalam to anticipate changes in the business environment.
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Strategic risk indicators are related to the suitability
Indikator risiko strategis terkait dengan kesesuaian of the business strategy with the conditions of the
strategi bisnis dengan kondisi lingkungan usaha, business environment, the choice of strategy, and
pilihan strategi, serta posisi strategis perusahaan di the company's strategic position in the industry.
industri.
6. Compliance Risk
6. Risiko Kepatuhan Compliance risk is the risk that the Company does
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Perusahaan not comply with and/or does not implement the laws
tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan and regulations that apply to the Company.
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang Compliance risk indicators are related to the type and
berlaku bagi Perusahaan. Indikator risiko kepatuhan significance of the violations committed, the
terkait dengan jenis dan signifikansi pelanggaran
frequency of violations (including sanctions) or the
yang dilakukan, frekuensi pelanggaran (termasuk
sanksi) atau track record kepatuhan perusahaan, company's track record of compliance, violations of
pelanggaran terhadap ketentuan atas standar bisnis the provisions of business standards and financial
dan transaksi keuangan, serta tindak lanjut atas transactions, as well as follow-up on findings and/or
temuan dan/atau pelanggaran. violations.
7. Risiko Hukum 7. Legal Risk
Legal Risk is a risk that arises as a result of lawsuits
Risiko Hukum adalah Risiko yang timbul akibat
tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek hukum. and/or weaknesses in legal aspects. Indicators of
Indikator risiko hukum terkait dengan ketiadaan atau legal risk are related to the absence or change in
perubahan peraturan perundang-undangan, laws and regulations, weaknesses in engagements
kelemahan dalam perikatan atau kerjasama, serta or collaborations, as well as the dispute resolution
proses penyelesaian sengketa. process.
Manajemen Risiko
Risk Management

8. Risiko Reputasi 8. Reputational Risk


Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya Reputational Risk is the risk due to a decrease in the
tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang level of stakeholder trust originating from negative
bersumber dari persepsi negatif terhadap perceptions of the Company. Reputation risk
Perusahaan Indikator risiko reputasi berkaitan indicators are related to the influence of reputation,
dengan pengaruh reputasi, pemilik, dan grup, owners, and groups, violations of business ethics,
pelanggaran etika bisnis, frekuensi, materialitas, dan frequency, materiality, and exposure to negative
eksposur pemberitaan negatif, serta frekuensi dan
materialitas keluhan debitur atau konsumen. news, as well as the frequency and materiality of
complaints from debtors or consumers.

RISIKO DAN PENERAPAN RISK AND IMPLEMENTATION OF


MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT
Atas proses penilaian profil risiko yaitu dengan In the risk profile assessment process, by taking into
memperhatikan hasil penilaian Risiko lnheren account the results of the Inherent Risk assessment
dengan penilaian Kualitas Penerapan Manajemen with an assessment of the Quality of Risk
Risiko (KPMR) terhadap 8 (delapan) jenis risiko Management Implementation (KPMR) on 8 (eight)
yaitu: Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko types of risk, namely: Credit Risk, Operational Risk,
Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Strategis, Risiko Market Risk, Liquidity Risk, Strategic Risk,
Kepatuhan, Risiko Hukum, dan Risiko Reputasi. Compliance Risk, Legal Risk, and Reputational Risk.
Perusahaan telah menetapkan langkah mitigasi The Company has determined mitigation measures
terhadap risiko-risiko tersebut, yaitu sebagai against these risks, which are as follows:
berikut:
1. Credit Risk
1. Risiko Kredit
Throughout 2021, Financing Risk is one of the risks
Sepanjang Tahun 2021, Risiko Pembiayaan that get extra attention and treatment, due to the
merupakan salah satu risiko yang mendapatkan Covid-19 Pandemic which has a significant impact
perhatian dan perlakuan ekstra, dikarenakan on customers who have difficulty in terms of ability to
Pandemi Covid-19 yang memberikan dampak pay, especially those engaged in the Non-
signifikan kepada nasabah yang mengalami Pledged/Micro Products sector. The increase in
kesulitan dalam hal kemampuan membayar Loans at Risk (LAR) and Non-Performing Loans
terutama yang bergerak di sektor Produk Non (NPL) on Pawn Products was caused by the
Gadai/Mikro. Peningkatan Loan at Risk (LAR) dan decreased ability and willingness of customers to
Non-Performing Loan (NPL) pada Produk Gadai repay loans and the decrease in people's purchasing
diakibatkan dari menurunnya kemampuan dan power to buy BJDPL, so retail sales were not optimal.
kemauan nasabah untuk melunasi kredit serta
penurunan daya beli masyarakat untuk membeli
BJDPL, sehingga penjualan retail belum optimal.
Sedangkan pada Produk Non Gadai diakibatkan Meanwhile, Non-Pledged Products were caused by
oleh penurunan repayment capacity (RPC) a decrease in customer repayment capacity (RPC)
nasabah akibat dampak pandemi serta penurunan due to the impact of the pandemic and a decrease in
OSL Non Gadai dikarenakan angsuran, pelunasan Non-Pledged OSL due to installments, repayments,
and slowing expansion.
dan perlambatan ekspansi.
Upaya yang telah dilakukan Perusahaan, antara Efforts have been made by the Company, among
lain dengan tetap memberikan program rollover others, by continuing to provide rollover programs to
kepada nasabah Produk Gadai dan melakukan Pawn Products customers and restructuring Non-
restrukturisasi kepada nasabah Produk Non Gadai Pawned Products customers while still prioritizing the
dengan tetap mengedepankan prinsip kehati- principle of prudence. Until the end of the fourth
hatian. Sampai dengan akhir Triwulan IV Tahun quarter of 2020, there is still the potential that
2020 masih terdapat potensi bahwa nasabah customers are still unable to pay their obligations
masih belum dapat membayar kewajibannya after a restructuring which can affect the quality of
setelah dilakukan restrukturisasi, sehingga dapat the Company's financing
mempengaruhi kualitas pembiayaan Perusahaan. .
Perusahaan tentu telah menyiapkan langkah- The company has certainly prepared mitigation
langkah mitigasi diantaranya pembentukan Divisi measures including the establishment of the RRK
RRK (Restrukturisasi & Recovery Kredit), Division (Credit Restructuring & Recovery),
meningkatkan Efektivitas restrukturisasi kredit, increasing the effectiveness of credit restructuring,
meningkatkan efektivitas penarikan dan penjualan increasing the effectiveness of withdrawals and
Manajemen Risiko
Risk Management

barang jaminan bermasalah melalui optimalisasi sales of non-performing collateral through optimizing
pendampingan proses penarikan Barang Jaminan assistance in the process of withdrawing Collateral in
bekerjasama dengan Pihak Ketiga (Retainer collaboration with Third Parties (Retainer Lawyer,
Lawyer, Kejaksaan, Kepolisian) dan meningkatkan Prosecutor's Office, Police) and increasing the
efektivitas penjualan barang jaminan bermasalah effectiveness of the sale of problematic collateralized
hasil penarikan bekerjasama dengan Pihak Ketiga goods resulting from withdrawals in collaboration
(Balai Lelang JBA, IBID), akselerasi Penyelesaian with Third Parties (JBA Auction Center, IBID),
Kredit Bermasalah yang terkendala Sistem pada accelerating the Settlement of Troubled Loans that
Produk Non Gadai, penguatan Front End Proses are constrained System for Non-Pledged Products,
Kredit melalui peningkatan kompetensi Analis strengthening the Front End of the Credit Process
Kredit (workshop, program pemagangan & through improving the competence of Credit Analysts
benchmarking pada Mantri BRI), penguatan (workshops, apprenticeship programs &
scoring kredit dengan review secara berkala benchmarking at Mantri BRI), strengthening credit
(minimal 6 bulan), dan integrasi data kredit pada scoring with periodic reviews (minimum 6 months),
PBK & SLIK OJK, serta program layanan purna and integration of credit data on PBK & SLIK OJK ,
pencairan kredit. as well as a credit disbursement service program.

Selain itu juga melalui pembentukan Portofolio


In addition, through the establishment of a Micro
Personal Mikro, optimalisasi pemberitahuan jatuh
Personal Portfolio, optimizing credit maturity
tempo kredit kepada nasabah sekaligus
notifications to customers while offering Pawn
menawarkan Ulang Gadai & Top Up dengan
Renewal & Top Up with a Pawn Product stimulus
program stimulus Produk Gadai untuk memberikan
program to provide opportunities for Customers to
kesempatan kepada Nasabah untuk memenuhi
fulfill their obligations, as well as in order to maximize
kewajibannya, serta dalam rangka
sales of BJDPL/MDPL mitigation carried out in the
memaksimalkan penjualan BJDPL/MDPL mitigasi
form of Optimization retail sales of BJDPL/MDPL to
yang dilakukan berupa Optimalisasi penjualan
become OSL again, for BJDPL/MDPL < 60 days;
retail BJDPL/MDPL untuk menjadi OSL kembali,
untuk BJDPL/ MDPL < 60 hari;
2. Operational Risk
2. Risiko Operasional
Potensi peningkatan kejadian fraud internal masih The potential for an increase in the incidence of
dapat terjadi yang diakibatkan belum efektifnya internal fraud can still occur due to the ineffective
penanganan pencegahan fraud, Pelaksanaan handling of fraud prevention, implementation of
waskat yang belum optimal, Lemahnya waskat that is not optimal, weak internal control at
pengendalian internal di UPC/S dan kurangnya risk UPC/S and lack of risk awareness on the 1st line and
awareness di 1st line dan Frekuensi audit hanya 2 audit frequency is only two times a year, does not
x dalam setahun, kurang memberi efek deterens give a deterrent effect (prevention) for the auditee.
(pencegahan) bagi auditan. Serta terganggunya As well as the disruption of Outlet Services due to
Layanan Outlet Akibat Bencana Alam (Bencana Natural Disasters (Hydrometeorological &
Hidrometeorologi & Geologi) yang diakibatkan Geological Disasters) caused by access to outlets,
akses menuju outlet, fasilitas umum, listrik, public facilities, electricity, damage, office facilities
mengalami kerusakan, Fasilitas kantor dan and IT infrastructure damaged and employees
infrastruktur TI mengalami kerusakan serta unable to work normally due to trauma, injury, and
Karyawan tidak dapat bekerja secara normal damage to their homes.
karena faktor trauma, cedera dan kerusakan
tempat tinggal.
Mitigasi yang dilakukan dalam mengendalikan Mitigation carried out in controlling risk exposure to
eksposur risiko pada Risiko Operasional di Operational Risk includes fostering employee anti-
antaranya dengan menumbuhkembangkan fraud behavior through the “Destroy Fraud” program,
perilaku anti-fraud karyawan melalui program increasing the effectiveness of Waskat Online by
“Ganyang Fraud”, peningkatan efektivitas Waskat adjusting the level of monitoring and evaluation to
Online dengan menyesuaikan jenjang monitoring Regional Leaders and Business Deputies, the rollout
dan evaluasi kepada Pemimpin Wilayah dan of the Fraud Symptoms Dashboard, and establishing
Deputi Bisnis, rollout Dashboard Fraud Symptoms, Resident Auditor assigned to branch office in charge
serta pembentukan Resident Auditor yang of carrying out audits with coverage of KCA/Rahn,
ditempatkan di kantor cabang yang bertugas Krasida/ARRUM Emas, BJDPL/MDPL, as well as
melaksanakan audit dengan cakupan KCA/Rahn, Cash and Bank.
Krasida/ARRUM Emas, BJDPL/MDPL, serta Kas
Manajemen Risiko
Risk Management

dan Bank. Selain itu juga dengan melakukan In addition, by increasing the effectiveness of
peningkatan efektifitas penyelesaian kasus fraud resolving certain fraud cases through legal channels,
tertentu melalui saluran hukum, percepatan rotasi accelerating employee rotation, the obligation to
Karyawan, kewajiban menjalankan Cuti bagi carry out Leave for Operational Employees,
Karyawan Operasional, sosialisasi peningkatan socializing on increasing awareness of natural
kewaspadaan bencana alam (melalui Surat dan disasters (through letters and RRF), Socialization of
RRF), Sosialisasi Business Continuity Plan (BCP) the Business Continuity Plan (BCP) related to Team
yang terkait dengan Koordinasi Tim Manajemen Coordination. Regional Crisis Management, use of
Krisis Wilayah, penggunaan lokasi dan prosedur alternative locations and procedures, and
alternatif, dan persiapan karyawan pengganti, preparation of replacement employees, Provision of
Pengadaan sarana penanganan banjir (perahu flood handling facilities (inflatable boats, water
karet, mesin penyedot air, tenda, dll) pada wilayah suction machines, tents, etc.) in work unit areas that
unit kerja yang memiliki potensi terjadinya banjir, have the potential for flooding, Providing assistance
Pemberian bantuan kepada Karyawan/ to employees/communities affected by disasters,
Masyarakat terdampak bencana, serta and improve coordination with the insurance
meningkatkan koordinasi dengan pihak asuransi company for the company's losses from disasters
atas kerugian perusahan yang dialami dari that occur;
bencana yang terjadi;
3. Strategic Risk
3. Risiko Strategis
Risiko Strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan Strategic risk is the risk due to inaccuracy in making
dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu and/or implementing a strategic decision and failure
keputusan strategis serta kegagalan dalam to anticipate changes in the business environment.
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. The measurement of strategic risk is carried out
Pengukuran risiko strategi dilakukan berdasarkan based on the risk factors inherent in each level of
faktor-faktor risiko yang melekat pada setiap level business strategy, corporate level, business level,
strategi bisnis, level korporat, level bisnis, dan level and functional level based on the company's
fungsional berdasarkan kinerja perusahaan yaitu performance, namely by comparing the actual results
dengan membandingkan hasil aktual dengan with the targets that have been set. 2021 include:
target yang telah ditetapkan.Beberapa hal yang Economic conditions that have not recovered/stable
menjadi pertimbangan perusahaan dalam as a result of the Covid-19 Pandemic, increasingly
menjalankan usaha tahun 2021 diantaranya: aggressive Pawn business competition, high rates of
Kondisi perekonomian yang masih belum settlement and sales of auction items in bulk as a
pulih/stabil sebagai dampak dari Pandemi Covid- measure to reduce NPL levels, marketing, and sales
19, persaingan bisnis Gadai semakin agresif, programs are still not effective, and there is a
tingginya angka pelunasan dan penjualan barang downward trend in the number of credit customers.
lelang secara borongan sebagai langkah untuk
menurunkan tingkat NPL, masih belum efektifnya
program - program pemasaran dan penjualan, dan
terdapat tren penurunan jumlah nasabah kredit.
In facing an increasingly challenging business
Dalam menghadapi situasi bisnis yang semakin situation this year, the Company has prepared
menantang pada tahun ini, Perusahaan several steps such as:
mempersiapkan beberapa langkah seperti: a. Optimization of marketing strategies through the
a. Optimalisasi strategi pemasaran melalui 2021 Employee Get Customer, Pawn Premium,
program Employee Get Customer 2021, Gadai Gold Salary, and Digital Days programs;
Premium, Gajian Emas, dan Digital Days; b. Optimization of sales program with Welcome
b. Optimalisasi program penjualan dengan colocation phase 2, and optimization of non
Welcome colocation fase 2, dan optimalisasi KCA/Rahn products;
produk non KCA/Rahn; c. Business synergy with institutions, both
c. Sinergi bisnis dengan Lembaga baik government and private, with active programs to
Pemerintah maupun swasta dengan program pick up Arrum haj, Amanah, Grebeg Kendang
giat jemput arum haji, Amanah, grebeg 2021, and attack agents;
kendang 2021, dan serbu agen; d. Strengthening of pawn-based products with
d. Penguatan produk berbasis gadai dengan Take Customer Take Over, Daily Pawn, BJDPL to
Over Nasabah, Gadai Harian, BJDPL to Krasida, expansion of share collateral, and
Krasida, Perluasan agunan saham, dan development of services and features of pawn
pengembangan layanan dan fitur produk products;
Manajemen Risiko
Risk Management

Gadai; e. Meningkatkan peran aktif dengan membantu


e. Meningkatkan peran aktif dengan membantu Pemerintah dalam penyaluran program
Pemerintah dalam penyaluran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara bertahap;
bertahap;
4. Risiko Pasar 4. Market Risk
Pandemi COVID-19 membuat kondisi serba tidak
The COVID-19 pandemic has created uncertain
pasti sehingga mengakibatkan harga emas dunia
conditions, resulting in world gold prices
mengalami kenaikan yang sangat signifikan,
experiencing a very significant increase, but towards
namun menjelang akhir tahun terjadi sedikit
the end of the year, there was a slight decline.
penurunan.
The fluctuations in the price of gold have an impact
Fluktuasi harga emas tersebut berdampak pada on the Company's largest asset, namely outstanding
aset terbesar Perusahaan yaitu outstanding loan loans, which are mostly dominated by mortgage-
dimana sebagian besar didominasi oleh kredit based loans with collateral in the form of gold.
berbasis gadai dengan barang jaminan berupa Therefore, the Company takes mitigation steps by
emas. Sehingga Perusahaan melakukan langkah setting the metal estimation standard (STL) and gold
mitigasi dengan menetapkan standar taksiran auction base price (HDLE) using the simple moving
logam (STL) dan harga dasar lelang emas (HDLE) average (SMA) 5, 14, 30, and 60 methods by taking
menggunakan metode simple moving average into account future prices and using the
(SMA) 5, 14, 30, dan 60 dengan memperhatikan precautionary principle;
harga dimasa yang akan datang serta
menggunakan prinsip kehati-hatian;
5. Risiko Likuiditas
5. Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko akibat
ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi
Liquidity risk is the risk due to the Company's inability
liabilitas yang jatuh tempo dari sumber pendanaan
to meet maturing liabilities from cash flow funding
arus kas dan/atau dari aset likuid yang dapat
sources and/or from liquid assets that can be easily
dengan mudah dikonversi menjadi kas, tanpa
converted into cash, without disrupting the
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan
Company's activities and financial condition.
Perusahaan.
Perusahaan mengelola risiko likuiditas agar dapat
memenuhi setiap kewajiban finansial yang sudah The Company manages liquidity risk in order to fulfill
dijanjikan secara tepat waktu, dan dapat every financial obligation that has been promised in
memelihara tingkat likuiditas yang memadai. Sejak a timely manner, and can maintain an adequate level
awal Tahun 2021 Bank Indonesia telah of liquidity. Since the beginning of 2021, Bank
menurunkan suku bunga BI 7 Days Repo rate Indonesia has lowered the BI 7 Days Repo rate to
menjadi 3.5% dari sebelumnya 3,75% yang 3.5% from the previous 3.75%, which aims to restore
bertujuan sebagai pemulihan ekonomi nasional the national economy with cheaper loans both on the
dengan pinjaman yang semakin murah baik di money market and bank loans.
money market maupun pinjaman perbankan.
Perusahaan telah mempersiapkan diri dalam
The company has prepared itself to face the potential
menghadapi potensi meningkatnya eksposur risiko
for increased exposure to liquidity risk due to
likuiditas akibat kesulitan sumber pendanaan
difficulty in funding sources by increasing the bank
dengan penambahan plafon pinjaman Bank baik
loan ceiling, both conventional and sharia by issuing
konven maupun syariah dengan melakukan
bonds to increase resilience in terms of funding
penerbitan obligasi guna meningkatkan ketahanan
sources. There was a significant increase in public
dari segi sumber pendanaan. Minat masyarakat
interest in investing in equity instruments, especially
untuk berinvestasi dalam instrumen ekuitas
bonds, supported by Pegadaian's AAA rating for
terutama obligasi terjadi peningkatan yang
Medium Term Notes (MTN). In addition, the
signifikan yang didukung dengan rating Pegadaian
Company continues to carry out various risk
AAA untuk Medium Term Notes (MTN). Selain itu
mitigations, including:
Perusahaan terus melakukan berbagai mitigasi
risiko yang diantaranya:
Manajemen Risiko
Risk Management

a. Menerbitkan pendanaan ekuitas melalui a. Issuing equity funding through sustainable


obligasi berkelanjutan; bonds;
b. Menambah komitmen Plafon Pinjaman Bank; b. Increase the commitment of the Bank Loan
c. Meminimalisir saldo kas di Outlet/Unit Kerja; Ceiling;
d. Mengoptimalkan transaksi Non Tunai di c. Minimizing cash balances at Outlets/Work Units;
Outlet/Unit Kerja; d. Optimizing Non-Cash transactions at
e. Mengelola komposisi pinjaman committed Outlets/Work Units;
dan uncommitted sesuai dengan maturitas e. Manage the composition of committed and
pinjaman; uncommitted loans in accordance with the
maturity of the loan;
6. Risiko Kepatuhan
6. Compliance Risk
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat perusahaan
tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan Compliance risk is the risk due to the company not
peraturan perundang undangan dan ketentuan complying with and/or not implementing the laws and
yang berlaku bagi perusahaan. Pengukuran risiko regulations that apply to the company. Measurement
kepatuhan dilakukan dengan mengukur potensi of compliance risk is carried out by measuring the
kerugian yang disebabkan oleh perusahaan tidak potential loss caused by the company being non-
patuh dan tidak mampu memenuhi ketentuan yang compliant and unable to comply with applicable
berlaku. Eksposur risiko kepatuhan diestimasi regulations. Compliance risk exposure is estimated
berdasarkan kemampuan perusahaan untuk based on the company's ability to comply with all
menjalankan seluruh peraturan dan ketentuan applicable internal and external rules and
yang berlaku baik internal maupun eksternal. regulations. The potential risk that arises is that the
Potensi risiko yang muncul yaitu perusahaan company gets a warning and a fine for its business
mendapatkan teguran dan denda atas kegiatan operations because it violates the provisions of the
operasional bisnis yang dijalankan karena regulator or laws and regulations.
melanggar atas ketentuan regulator atau peraturan
perundang-undangan.
Mitigasi yang dilakukan dalam mengendalikan Mitigation carried out in controlling risk exposure to
eksposur risiko pada Risiko Kepatuhan adalah Compliance Risk is proactively aligning internal
proaktif menyelaraskan kebijakan dan peraturan policies and regulations, both business and support
internal, baik bisnis maupun supporting agar sesuai to comply with regulations, implementing ongoing
dengan regulasi, melaksanakan sosialisasi socialization of governance principles, Code of
berkelanjutan mengenai prinsip-prinsip tata kelola, Conduct (CoC), and anti-bribery management
Code of Conduct (CoC) dan sistem manajemen system to all employees and stakeholders, certify
anti penyuapan kepada seluruh karyawan dan compliance for any new policies or regulations as
stakeholders, melakukan sertifikasi kepatuhan well as updating so as not to violate internal and
untuk setiap kebijakan atau peraturan baru external regulations, and actively improve the
maupun updating agar tidak melanggar ketentuan database owned to support good corporate
baik internal maupun eksternal, serta aktif governance and risk exposure to Anti-Money
memperbaiki basis data yang dimiliki untuk Laundering and Prevention of the Financing of
mendukung tata kelola perusahaan yang baik dan Terrorism (AML). -PPT);
eksposur risiko Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT);
7. Risiko Hukum 7. Legal Risk

Risiko Hukum adalah risiko yang timbul akibat Legal Risk is the risk that arises as a result of
tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek lawsuits and/or weaknesses in legal aspects. The
hukum. Risiko yang teridentifikasi seperti adanya identified risks include unresolved civil lawsuits and
gugatan perdata yang belum terselesaikan dan court decisions that are detrimental to the company.
adanya putusan pengadilan yang merugikan In controlling Legal Risk, the Company conducts
perusahaan. Dalam mengendalikan Risiko Hukum, standardization of every important process that can
Perusahaaan melakukan melakukan pembakuan result in legal consequences, identifies key cases
setiap proses penting yang dapat berakibat hukum, and focuses on handling legal cases that have high
melakukan identifikasi kasus kunci dan fokus exposure, centralizes legal case management and
terhadap penanganan kasus hukum yang reviews regulatory obligations, conducts regular
mempunyai eksposur tinggi, sentralisasi monitoring of issues legal risks, as well as improving
manajemen kasus hukum dan review atas the handling of legal cases. In addition, the Company
Manajemen Risiko
Risk Management

kewajiban regulasi, melakukan monitoring secara also conducts socialization and guidance to all
rutin atas isu-isu risiko hukum, serta peningkatan Branch Offices to avoid the recurrence of similar
penanganan kasus hukum. Selain itu Perusahaan cases, Alternative Dispute Resolution (arbitration,
juga melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada mediation, deliberation, etc.), as well as submitting
seluruh Kantor Cabang untuk menghindari appeals to a higher judicial level;
terulangnya kasus yang serupa, Alternative Dispute
Resolution (arbitrase, mediasi, musyawarah dll),
serta pengajuan banding ke tingkat peradilan yang
lebih tinggi;
8. Risiko Reputasi 8. Reputational Risk

Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya Reputational risk is the risk due to a decrease in the
tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang level of stakeholder trust originating from negative
bersumber dari persepsi negatif terhadap perceptions of the company. The main parameters
perusahaan. Parameter utama terkait risiko related to reputation risk include publications that are
reputasi meliputi publikasi yang merugikan detrimental to the Company, implementation of CSR
Perusahaan, pelaksanaan program CSR, programs, management of public relations
management public relation (respon atas (responses to negative news), and failure of
pemberitaan negatif) dan kegagalan hubungan relationships with customers.
dengan nasabah.
Mitigasi yang dilakukan dalam mengendalikan
eksposur Risiko Reputasi, adalah meningkatkan Mitigation carried out in controlling Reputation Risk
komunikasi terhadap pihak eksternal, exposure is to increase communication with external
pengendalian risiko reputasi dilakukan oleh bagian parties, control reputation risk by the public relations
hubungan masyarakat pada sekretariat department at the company secretariat, as well as
perusahaan, serta melakukan verifikasi dan verify and issue a confirmation of negative news that
menerbitkan konfirmasi atas berita negatif yang appears.
muncul.
Selain itu Perusahaan juga melaksanakan In addition, the Company also implements Corporate
program-program berbasis Corporate Social Social Responsibility (CSR)-based programs in
Responsibility (CSR) di berbagai segmen various segments of society, and actively assists the
masyarakat, aktif membantu pemerintah dalam hal government in handling Covid-19, such as providing
penanganan Covid-19, seperti memberikan medical equipment assistance and social assistance
bantuan alat kesehatan dan bantuan sosial kepada to the community, adding personnel at the call
masyarakat, menambahkan personel di call center center, especially in the service section. digital.
khususnya di bagian layanan digital.
Meningkatkan penanganan komplain dari Improve the handling of complaints from customers,
nasabah, dengan penambahan jumlah personil di by increasing the number of personnel in the call
call center khususnya di bagian layanan digital. center, especially in the digital service section.

You might also like