You are on page 1of 4
/iKm™ \ BkkbN Yth. 1, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Seluruh indonesia 2. Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta SURAT EDARAN Nomor :48200/ KG @kdet/20 1a TENTANG PENGGERAKAN PELAYANAN KB. METODE KONTRASEPS! JANGKA PANJANG (MKJP) A. LATAR BELAKANG Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 199 tahun 2016 tentang Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2015-2019 khususnya capaian kesertaan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) periu dilakukan berbagai upaya strategis. Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesertaan KB MKJP yaitu antara lain melalui penyediaan dukungan dana penggerakan pelayanan KB MKJP yang diatur dalam Peraturan Kepala BKKBN Nomor 14 Tahun 2017 tentang Penggerakan Pelayanan KB serta Ayoman Komplikasi dan Kegagalan kontrasepsi B. MAKSUD DAN TUJUAN Untuk memberikan acuan dalam pelaksanaan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 14 Tahun 2017 tentang Penggerakan Pelayanan KB serta Ayoman Komplikasi dan Kegagalan Kontrasepsi khususnya penggerakan pelayanan KB MKJP di tingkat Propinsi, Kabupaten dan Kota dalam upaya meningkatkan kesertaan KB MKJP. C. RUANG LINGKUP, 1. Pemanfaatan biaya penggerakan pelayanan KB MKJP antara lain dapat digunakan untuk: a. Biaya operasional penggerakan pelayanan KB bagi petugas KB 1) Pemantapan KIE MKJP oleh petugas lapangan/kader. 2) Konseling, penapisan/pemantapan medis dan jasa medis oleh tenaga medis apabila tidak dilakukan klaim ke BPJS Kesehatan. 3) Pendampingan calon/peserta KB oleh petugas lapangan/kader ©, Dukungan operasional bagi calon pesertalpeserta KB: 1) Biaya pengganti tidak bekerja bagi peserta kontrasepsi mantap (MOP/MOW), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional J, Permata No. 1, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13850 PO.BOX : 296 JKT 13013 Telp.: (021) 8098018, 8009029-45-53-69-77-85 Fax. : (021) 8008554 Website: htip’/inww. bkkibn go.id 2) Bantuan Biaya Medis Habis Pakai (BMHP) bagi peserta KB untuk pelayanan KB bergerak. 2. Agar dilakukan pemilahan calon akseptor atas status kepesertaan aktif BPJS Kesehatan berdasarkan kepemilikan kartu yang dilakukan cek ulang oleh fasilitas kesehatan, 3. Biaya pelayanan KB oleh tenaga medis bagi peserta BPJS Kesehatan didorong untuk dibayarkan melalui BPJS Kesehatan "4, Dukungan operasional penggerakan pelayanan KB tidak dapat digunakan untuk biaya pelayanan KB bagi peserta BPJS Kesehatan yang dilakukan oleh tenaga medis apabila telah dilakukan klaim kepada BPJS Kesehatan 5. Dukungan operasional penggerakan pelayanan KB tidak dapat digunakan untuk biaya pelayanan KB yang dilakukan oleh tenaga medis apabila peserta membayar secara mandi 6. Setiap provinsi diwajibkan membuat panduan teknis yang mengatur tentang besaran peruntukan dana penggerakan pelayanan KB dan hal teknis yang belum diatur dalam Peraturan Kepala BKKBN nomor 14 tahun 2017 dan dalam Surat, Edaran ini 7. Dalam pengajuan pembayaran penggerakan pelayanan KB, persyaratan yang harus dilengkapi sebagai berikut a. Daftar nama peserta KB yang digerakkan oleh petugas KB per jenis metode kontrasepsi (lampiran 1), yang dilampirkan dengan. 1, Fotokopi KTP peserta KB /tanda identitas kependudukan. Fotokopi kartu peserta KB (K/I/KB). Fotokopi kartu status peserta KB (K/IVIKB). Fotokopi Informed consent pelayanan KB Fotokopi formulir F/I/KB/13 atau Register Pelayanan KB (RIIIKB/15) Surat pemnyataan dari fasilitas Kesehatan sesuai lampiran 2a dan 2b. Tanda bukti_ penerimaan biaya operasional dan dukungan operasional pelayanan KB. b. Persyaratan administrasi antara lain: 1. Surat permohonan pembayaran dana penggerakan pelayanan KB dari OPD KB untuk dana penggerakan yang dialokasikan di Perwakilan BKKBN Provinsi (lampiran 3a)/Perwakilan BKKBN Provinsi untuk dana penggerakan yang dialokasikan di Pusat (lampiran 3b); 2. Rekapitulasi peserta KB yang digerakkan oleh petugas KB secara berjenjang (lampiran 4); 3. Tanda terima pembayaran dana penggerakan pelayanan KB yang diajukan, bermaterai yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang; 4. Surat Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani oleh Kepala OPD KB Kab/Kota (lampiran 5). 8, Semua formulir harus terisi secara lengkap dan sah serta tidak ada perubahan dalam bentuk apapun. Contoh: tidak boleh ada bekas coretan dan tipe ex. 9. Pemotongan pajak harus dilakukan pada objek yang dikenokan pajak sesusl © dengan peraturan yang berlaku, DASAR 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesai Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009, Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2014 nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5614); 7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan peraturan Presiden Nomor 145 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintsh Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322) “ 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan 9 Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomar 28). 9. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nomor 273/PER/B4/2014. KETENTUAN LAIN-LAIN Dengan berlakunya Surat Edaran ini, maka: 1. Surat Kepala BKKBN Nomor 238/KB.103/E1/2014 Tentang Pelayanan KB dalam era SJSN khususnya angka 3 (tiga) "Dengan telah berlakunya JKN maka seluruh blaya pelayanan KB bagi peserta JKN dibayarkan olen BPJS dan dana penggerakan pelayanan KB tidak boleh lagi digunakan sebagai biaya pelayanan medis kecuali bagi Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum menjadi peserta JKN'" 2. Surat Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Nomor 412/KB,002/E1/2015 Tentang Penyelenggaraan_Pelayanan KB dalam Jaminan Kesehatan Nasional JKN khususnya huruf E Pembiayaan angka 4 (empat) “Biaya pengaeraken yang ada dalam DIPA BKKBN digunakan untuk penggerakan akseptor dalam pelayanan KB dan tidak diperbolehkan digunakan untuk membiayai jasa provider pelayanan KB, kecuali bagi Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum menjadi peserta BPJS Kesehatan’, dinyatakan tidak beriaku lagi Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 junt 2ai9 PELAKSANA TUGAS, LA BADAN KEPENDUDUKAN

You might also like